BUKU AJAR PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS ASUHAN

advertisement
BUKU AJAR
ASUHAN
KEBIDANAN
III
MASA
NIFAS
DWI SULISTYO
RATNANINGDIYAH,
S.ST.Keb
BAB IV
PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Periode pasca partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.
Periode ini biasanya disebut puerpurium atau trimester ke 4 kehamilan.
Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal
dimana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak faktor,
termasuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan BBL, dan
perawatan serta dorongan semangat yang diberikan tenaga
kesehatan
profesional ikut membentuk respon ibu terhadap bayinya selama masa ini.
Untuk memberi perawatan yang menguntungkan ibu, bayi dan
keluarganya, seorang perawat harus memanfaatkan pengetahuannya
tentang anaotmi dan fisiologi ibu pada periode pemulihan, karakteristik
fisik, dan perilaku BBL, dan respon keluarga terhadap kelahiran seorang
anak
.2. Tujuan Penulisan
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menguraikan
proses laktasi dan menyusui yang meliputi :
A. Involusi Rahim
B. Involusi Tempat Placenta
C. Perubahan Pada Serviks Dan Vagina
D. Dinding Perut dan Peritonium
E. Laktasi
F. Lochea
G. Suhu Badan
H. Sistem Perkemihan dan Buang Air Besar
I. Sistem Muskulosceletal
J. Sistem Kardiovaskuler
K. Perubahan sistem endokrin
MATERI
A. Involusi Rahim
Setelah placenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena
kontraksi dan relaksi otot-otot. Fundus uteri 3 jari bawah pusat, selama 2
hari berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang, tetapi sesudah 2 hari
uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke –10 tidak teraba lagi
dari luar. Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil,
karena cytoplasmanya yang berlebihan dibuang. Involusi disebabkan oleh
proses autolisis, zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan dibuang
dengan air kencing.
B. Involusi Tempat Placenta
Setelah persalinan tempat placenta merupakan tempat dengan
permukaan besar, tidak rata dan kira- kira sebesar telapak tangan. Pada
permulaan nifas placenta mengandung pembuluh darah besar yang
tersumbat oleh trombus. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan
menjadi parut. Tetapi luka bekas placenta tidak meninggalkan parut. Hal ini
disebabkan karena
luka dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan
endometrium baru ditambah permukaan luka.
C. Perubahan Pembuluh Darah
Dalam kehamilan, uterus banyak pembuluh-pembuluh darah yang
besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang
banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas. Pada minggu-minggu
terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan
darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma
akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas
sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak
15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari
pertama masa post partum. Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai
25.000 hingga 30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut
mengalami persalinan lama.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat
bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume
darah yang berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi
dari wanita tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah
dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat memasuki persalinan awal, maka
pasien dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang
lebih sama dengan kehilangan darah 500 ml darah.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan
dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum dan
akan normaldalam 4-5 minggu postpartum. Jumlah kehilangan darah selama masa
persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama post partum berkisar 500800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar 500 ml.
Dalam keadaan tidak hamil maka 70% dari berat badan adalah air.
· 5% diantaranya adalah cairan intravaskular.
· 70% adalah cairan intraseluler dan
· Sisanya adalah cairan interstisial
Dalam kehamilan, cairan intraseluler tidak berubah namun terjadi
peningkatan volume darah dan cairan interstitsiil.
Peningkatan volume plasma lebih besar dibandingkan peningkatan sel darah
merah sehingga terjadi anemia dan peningkatan kadar protein sehingga kekentalan
(viskositas) darah menurun.
PERUBAHAN VASKULAR LOKAL
Perubahan lokal terlihat jelas pada tungkai bawah dan akibat tekanan yang
ditimbulkan oleh uterus terhadap vena pelvik. Oleh karena 1/3 darah dalam
sirkulasi berada dalam tungkai bawah maka peningkatan tekanan terhadap vena
akan menyebabkan varises dan edema vulva dan tungkai. Keadaan ini lebih sering
terjadi pada siang hari akibat sering berdiri. Keadaan ini cenderung untuk
reversibel saat malam dimana pasien berada dalam keadaan berbaring : edema
akan direabsorbsi – venous return meningkat dan output ginjal meningkat
sehingga terjadi nocturnal diuresis. Bila pasien dalam keadaan telentang, tekanan
uterus terhadap vena akan juga meningkat sehingga aliran balik ke jantung
menurun dan terjadi penurunan cardiac output.
Suatu contoh ekstrim terjadi saat uterus menekan vena cava dan
menurunkan CO sehingga pasien terengah-engah dan dapat menjadi tidak
sadarkan diri. Dapat terjadi sensasi nause dan gejala muntah. Gejala ini – SUPINE
HYPOTENSIVE SYNDROME harus senantiasa diingat saat melakukan
pemeriksaan kehamilan pada pasien hamil lanjut.
Perubahan nilai hasil pemeriksaan darah seperti nilai haemoglobin
merupakan akibat dari kebutuhan kehamilan yang dipengaruhi oleh peningkatan
volume plasma.
Terjadi peningkatan eritrosit sebesar 18% dan terjadi peningkatan volume
plasma sebesar 45%. Dengan demikian maka terjadi penurunan hitungeritrosit per
mililiter dari 4.5 juta menjadi 3.8 juta. Dengan semakin bertambahnya usia
kehamilan, volume plasma semakin menurun dan hitung eritrosit menjadi sedikit
meningkat sehingga kadar hematokrit selama kehamilan menurun namun sedikit
meningkat menjelang aterm.
Packed Cell Volume (% ase )
Non – pregnant
40 – 42
Minggu ke 20
39
Minggu ke 30
38
Minggu ke 40
40
Perubahan kadar haemoglobin paralel dengan yang terjadi pada eritrosit.
Mean Cell Haemoglobin Concentration pada keadaan non pregnant adalah 34%
yang berarti bahwa setiap 100 ml eritrosit mengandung 34 g haemoglobin. Nilai
ini selama kehamilan tidak berubah dengan demikian maka nilai volume eritrosit
total dan haemoglobin total meningkat selama kehamilan
Peningkatan volume plasma menyebabkan penurunan kadar haemoglobin.
Selama masa kehamilan kadar haemoglobin turun sampai minggu ke 36.
Penurunan ini mulai terlihat pada minggu ke 12 dan nilai minimum terlihat pada
minggu ke 32.
Terlihat dari data diatas bahwa tidak ada satu nilai normal yang dapat
ditemukan selama kehamilan. Fakta ini penting dalam menegakkan diagnosa
anemia dalam kehamilan. Pada minggu ke 30, kadar haemoglobin sebesar 105g/l
adalah normal, namun nilai tersebut pada minggu ke 20 meunjukkan adanya
anemia.
Ø Zat besi
Dengan peningkatan jumlah eritrosit, kebutuhan akan zat besi dalam proses
produksi hemoglobin meningkat. Bila suplemen zat besi tidak diberikan,
kemungkinan akan terjadi anemia defisiensi zat besi.
Kebutuhan zat besi pada paruh kedua kehamilan kira-kira 6–7 mg/hari. Bila
suplemen zat besi tidak tersedia, janin akan menggunakan cadangan zat besi
maternal. Sehingga anemia pada neonatus jarang terjadi ; akan tetapi defisiensi zat
besi berat pada ibu dapat menyebabkan persalinan preterm, abortus, dan janin
mati.
Ø LEUKOSIT
Terjadi kenaikan kadar leukosit selama kehamilan dari 7.109 / l dalam
keadaan tidak hamil menjadi 10.5.109 / l. Peningkatan ini hampir semuanya
disebabkan oleh peningkatan sel PMN – polimorfonuclear. Pada saat inpartu,
jumlah sel darah putih ininakan menjadi semakin meningkat lagi.
Ø TROMBOSIT
Pada kehamilan terjadi thromobositopoeisis akibat kebutuhan yang
meningkat.
Kadar prostacyclin (PGI2) sebuah “platelet aggregation inhibitor” dan
Thromboxane (A2) sebuah perangsang aggregasi platelet dan vasokonstriktor
meningkat selama kehamilan.
Nilai rata – rata selama awal kehamilan adalah 275.000 / mm3 sampai
260.000 / mm3 pada minggu ke 35. Mean Platelet Size sedikit meningkat dan life
span trombosit lebih singkat.
D. Perubahan Pada Serviks Dan Vagina
Beberapa hari setelah persalinan, ostium eksternum dapat dilalui oleh
2 jari. Pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam
persalinan. Pada serviks terbentuk sel-sel otot baru hipersalifasi ini dan
karena
terakhir retraksi dari servik robekan serviks menjadi sembuh.
Walaupun begitu setelah involusi selesai ostium eksternum tidak serupa
dengan keadaannya sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih
besar dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya,
terutama pada pinggir sampingnya. Vagina
yang sangat regang waktu
persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukurannya
yang normal pada
minggu ke-3 pada masa nifas rugae mulai tampak kembali.
E. Dinding Perut dan Peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama.
Tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
F. Laktasi
Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobi yang terletak terpisah satu
sama yang lain oleh jaringan lemas. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang
terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan air susu. Tiap lobus
mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu. Saluran ini disebut
duktus laktiferus yang memusat menuju puting susu dimana masing-masing
bermuara. Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan. Pada waktu itu buah dada belum mengandung
susu melainkan colostrum yang dikeluarkan dengan memijat areola mamae.
G. Lochea
Pengertian
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas.
1. Macam-macam Lochia :
a. Lochia Rubra ( Cruenta ) : Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban , sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium,
selama 2 hari post partum
b. Lochia Sanguinolenta : Berwarna kecoklatan berisi darah dan
lendir, hari 3-7 post partum.
c. Lochia Serosa : Berwarna kuning, cairan tidak darah lagi, pada hari
ke 7-14 post partum
d. Lochia Alba : Cairan putih, setelah 2 minggu
e. Lochia Purulenta : Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
f. Lochiastasis
:
Lochia
tidak
lancar
keluarnya.
( Mochtar, Rustam, 1998 : 116 )
H. Suhu Badan
Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5°C dari keadaan
normal. Tetapi tidak lebih dari 39°C sesudah 12 jam pertama setelah
melahirkan. Umumnya suhu badan kembali normal. Bila lebih dari 38°C
kemungkinan ada infeksi.
I. Nadi
Nadi umumnya 60-80 x/menit dan segera setelah partus dapat terjadi
takikardi.
Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada
perdarahan berlebihan/penyakit jantung. Pada nifas umumnya denyut nadi
lebih labil dibanding suhu badan.
J. Sistem Perkemihan dan Buang Air Besar
Miksi harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Bila kandung kemih
dapat dilakukan kateterisasi. Untuk
mengistirahatkan otot-otot kandung
kencing sehingga kelancaran kedua sistem tersebut berlangsung dengan baik
BAB harus dilakukan setelah 2 hari PP.
K. Sistem Muskulosceletal
a.
Terjadi penurunan tonus otot secara bertahap
b.
Kelahiran bayi sering menimbulkan trauma musculo pubococygeal
dan sfingter mayor pubis.
c.
Pada 24 jam PP terjadi nyeri, lemah pada kaki  ketegangan otot dan
penggunaan tenaga.
L. Sistem Kardiovaskuler
a. Secara bertahap akan kembali normal  cardiac output 2-9 hari akan
kembali seperti sebelum hamil.
b. Setelah satu minggu post partum volume darah akan kembali stabil.
M. Perubahan sistem endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem
endokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain:
1. Hormon plasenta.
2. Hormon pituitary.
3. Hipotalamik pituitary ovarium.
4. Hormon oksitosin.
5. Hormon estrogen dan progesteron.
1. Hormon plasenta.
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi
oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca
persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen)
menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai
onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
2. Hormon pituitary.
Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon
prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam
pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH
meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH
tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
3. Hipotalamik pituitary ovarium.
Hipotalamik
pituitary
ovarium
akan
mempengaruhi
lamanya
mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang
tidak menyusui. Pada wanita manyusui mendapatkan menstruasi pada 6
minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu
pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan
mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca
melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.
4. Hormon oksitosin.
Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang,
bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga
persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan
bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga
dapat membantu involusi uteri.
5. Hormon estrogen dan progesteron.
Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon
estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat
meningkatkan
volume
darah.
Sedangkan
hormon
progesteron
mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan
peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih,
ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta
vagina.
RANGKUMAN
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar
fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak
15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari
pertama masa post partum. Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai
25.000 hingga 30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut
mengalami persalinan lama.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat
bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume
darah yang berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi
dari wanita tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah
dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat memasuki persalinan awal, maka
pasien dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang
lebih sama dengan kehilangan darah 500 ml darah.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan
dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum dan
akan normal dalam 4-5 minggu post partum. Jumlah kehilangan darah selama
masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama post partum berkisar
500-800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar 500 ml.
A. SOAL PILIHAN GANDA
1.
Involusio uteri berlangsung kira-kira selama …
A. 2 jam
B. 6-8 jam
C. 6 hari
D. 2 minggu
E. 6 minggu
2.
Sedangkan hormone yang mempengaruhi dalam proses pengeluaran
ASI disebut…
A. Prolaktin
B. Progesterone
C. Estrogen
D. Tiroksin
E. Oksitosin
3.
Penurunan tekanan darah kurang lebih 20 mm Hg dari tekanan sistolik
yang terjadi pada ibu post partum saat berubah posisi disebut
..................
A. Hipotensi post partum
B. Hipotensi nocturnal
C. Hipotensi fisiologis
D. Ostostatik hipotensi
E. Hipotensi patologis
4.
Darah berwarna kecoklatan dan berlendir, yang keluar hari 3-7 post
partum. Adalah...
A. Lochea rubra
B. Lochea sanguilenta
C. Lochea serosa
D. Lochea Alba
E. Perdarahan post partum
B. SOAL KASUS
1. Ny Deni , Umur 25 tahun , mengatakan 6 jam yang lalu
melahirkan anak pertama secara normal dengan berat 3000 gram,
,saat ini mengeluh lelah , perut mules dan belum BAK dan masih
pasif. HAsil pemeriksaan didapatkan TD : 110/70 mm/ Hg , nadi
96 x/ mnt , Suhu 37 ˚C, pernapasan 24 x/ mnt.
Keluhan perut mules yang dialami oleh Ny Deni, sering disebut
dengan ....
A. Lochia
B. Involusi
C. kontraksi
D. After pains
E.
Sub involusi
2. Ny Ema umur 25 tahun P1A0 2 hari postpartum, saat ini merasa
belum dapat merawat bayinya dan merasa tidak mampu dalam
merawat bayinya.
Tinggi fundus uteri NY Erna saat ini adalah ….
A. Tidak teraba
B. Setinggi pusat
C. 2 jari bawah pusat
D. 2 jari diatas pusat
E.
Pertengahan pusat dan simfisis
LATIHAN
Bobak, I.M , Lowdermilk, D.L et.all. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Jakarta: EGC.
Medika (hlm Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra
Cendikia. (hlm: 82-84).
Kuliahbidan.
2008.
Perubahan
dalam
Masa
Nifas.
kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/
diunduh 6 Feb 2010, 02:25 PM.
scribd.com/doc/17226035/Post-Partum-Oke diunduh 8 Feb 2010, 11:46 PM.
scribd.com/doc/24817163/Postpartum-Normal diunduh 12 Feb 2010,
04:46 PM.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba: 60).
Download