Boks 3 : Potensi Pengembangan Industri Kecil Pakan Ikan Tingginya kebutuhan pakan ikan merupakan peluang berkembangnya home industri pakan ikan (pellet) di Riau Produksi perikanan, khususnya budidaya ikan air tawar, di provinsi Riau berkembang sangat pesat. Hal ini seiring dengan meningkatnya populasi masyarakat dan kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein yang mampu meningkatkan kecerdasan otak. Budidaya perikanan air tawar di Riau yang didominasi oleh perikanan budidaya kolam dan keramba mencapai lebih dari 30 ribu ton dengan ikan jenis patin dan nila sebagai produk unggulan. Potensi ikan semakin besar ditopang oleh luasnya lahan perikanan budidaya air tawar di Riau, berupa sungai, waduk untuk budidaya keramba dan lahan sela bagi pembuatan tambak. Berkembangnya perikanan air tawar perlu didukung oleh tersedianya bahan baku pakan ikan, atau biasa disebut dengan pellet, yang memadai. Lebih dari separo biaya yang dikeluarkan bagi produksi ikan air tawar adalah berupa pengadaan pellet. Hanya saja, saat ini kebutuhan pellet di Riau masih dipasok dari industri pengolah pakan ikan skala besar. Kondisi ini kurang menguntungkan bagi peternak ikan skala kecil mengingat lemahnya bargaining harga sehingga biaya yang harus ditanggung peternak ikan sangat besar dan pada akhirnya berimbas pada rendahnya keuntungan yang diterima oleh peternak ikan. Tingginya kebutuhan pellet telah mengakibatkan terjadinya asymmetric price, yaitu mudahnya harga pellet naik namun sulit untuk turun. Situasi ini diperparah dengan relatif tersebarnya area perikanan darat di Riau yang berakibat pada tingginya biaya pengangkutan pellet dari penjual ke lokasi perikanan. Hal ini seyogyanya memberikan inspirasi peluang bagi usaha produksi pellet, termasuk bagi usaha dalam skala menengah-kecil atau home industry. Ide dasar produksi pellet skala menengah-kecil adalah upaya peternak untuk memperkecil ketergantungan pasokan pellet dari luar. Pada dasarnya, kebutuhan pellet bagi peternak ikan adalah tersedianya pakan ikan dalam jumlah cukup, tepat waktu, dan bergizi sehingga pertumbuhan ikan optimal. Bagi peternak ikan yang dapat memenuhi kebutuhan pelletnya sendiri akan dapat memberikan keuntungan maksimum melalui minimalisasi biaya produksi pellet dan keterkinian penyediaan pakan ikan. 1 Adapun mekanisme memproduksi pellet relatif tidak rumit dan bahan bakunya dapat dipenuhi dari sekitar daerah Riau, terutama tepung jagung dan tepung ikan. Upaya produksi pellet dilakukan dengan teknik produksi sederhana. Teknik ini dapat dilakukan oleh peternak ikan sendiri dengan permodalan yang relative terjangkau. Bahkan, pengalaman beberapa peternak ikan yang sudah memproduksi pellet sendiri menunjukkan mereka mampu menjual hasil pellet tersebut ke peternak ikan di sekitarnya dengan harga yang lebih kompetitif dan kualitas pellet yang bersaing. Terkait dengan usaha produksi pellet teknik sederhana ini Bank Indonesia telah mendorong pengembangannya melalui fasilitasi simulasi model kredit (lending model) mengingat usaha home industry pellet ini feasible untuk dibiayai oleh perbankan. Aspek utama dalam membuka usaha pellet sederhana berupa tersedianya mesin pembuat pellet dengan penggerak diesel atau penggerak listrik. Dalam kaitannya dengan kelebihan tiap-tiap jenis mesin, maka mesin berpenggerak diesel mampu memproduksi pellet dalam jumlah besar, sedangkan keunggulan mesin listrik berupa hemat konsumsi bahan bakar. Dari sisi kualitas, pellet yang dihasilkan memiliki nilai gizi tinggi dan tingkat kecernaan bagi ikan baik. Peternak ikan air tawar yang telah terjun dalam usaha produksi pellet telah menuai hasil yang signifikan baik dari sisi kecukupan pakan sendiri maupun keuntungan finansial berupa penjualan pellet ke peternak lain. Home industry pellet telah berkembang di kabupaten Kampar yang notabene sebagai sentra pembudidayaan air tawar di provinsi Riau. Peranan Pemerintah Daerah dalam mendorong peningkatan usaha perikanan budidaya air tawar menuju minapolitan diharapkan dapat terus dilakukan, termasuk perhatian dan pembinaan kepada home industry pellet. 2