BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Sistem Basis Data 2.1.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Pendekatan Sistem Basis Data
2.1.1
Pengertian Basis Data
Data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS. Data
bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan komponen mesin
dengan komponen manusia (Connolly, Begg, 2005, p20). Menurut Kadir
(1998, p8-p9), secara tradisional data diorganisasikan kedalam suatu
hirarki yang terdiri dari elemen, rekaman (record), dan berkas (file).
Basis data adalah sekumpulan data yang berhubungan secara
logis, dan deskripsi dari data tersebut, untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari sebuah organisasi atau perusahaan (Connolly dan Begg,
2005, p15).
Menurut Michael V. Mannino (2001, p7) adalah bahasa dan alat
grafik yang digunakan untuk menggambarkan entitas, relasi, integrity
constraints, dan hak pengguna.
Menurut McLeod (1998, p45), basis data adalah suatu koleksi
data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan, dan disimpan dalam
suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali.
Dua tujuan utama dari konsep basis data adalah meminimumkan
bahkan menghilangkan pengulangan data dan mencapai independensi
data. Pengulangan data (data redundancy) adalah duplikasi data dimana
7 8 data yang sama disimpan beberapa file. Independensi data adalah
kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa
membuat perubahan pada program yang memproses data. Independensi
data dicapai dengan menempatkan spesifikasi data dalam tabel dan kamus
yang terpisah secara fisik dari program.
2.1.2
Sistem Manajemen Basis Data
Menurut Connoly dan Begg (2005, p16), Database Management
System (DBMS) adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan user
untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengatur kendali
terhadap basis data.
Menurut Connoly dan Begg (2005, p16-17), fasilitas-fasilitas
yang disediakan oleh DBMS adalah sebagai berikut:
1.
Pendefinisian basis data menggunakan Data Definition Language
(DDL).
2.
Penambahan, pembaharuan, penghapusan, serta pengambilan data
dari basis data menggunakan Data Manipulation Language
(DML).
3.
Penyediaan akses yang terkontrol ke basis data seperti:
¾
Sistem keamanan (security system), mencegah pengguna
yang tidak berhak mengakses basis data
¾
Sistem kontrol akses yang bersamaan (concurrency control
system), mengijinkan akses basis data bersama.
9 ¾
Sistem integritas (integrity system), memelihara konsistensi
data yang disimpan
¾
Katalog pengguna (user-accessible catalog), berisi deskripsi
data dalam basis data
¾
Sistem kontrol perbaikan (recovery control system),
mengembalikan basis data ke kondisi konsisten sebelumnya
setelah terjadi kegagalan perangkat keras atau perangkat
lunak
Menurut Connolly dan Begg (2005, p18-21), DBMS mempunyai
beberapa komponen utama seperti:
•
Perangkat keras (Hardware)
DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras untuk
enjalankannya. Perangkat keras dapat berupa komputer pribadi,
mainframe tunggal, sampai jaringan komputer.
•
Perangkat lunak (Software)
Komponen perangkat lunak mengandung perangkat lunak DBMS
itusendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi,
termasuk perangkat lunak jaringan jika DBMS digunakan melalui
jaringan. Secara khusus, program aplikasi ditulis dalam bahasa
pemrograman generasi ketiga (3rd GL), seperti C, C++, Java, atau
menggunakan bahasa pemrograman generasi keempat (4th GL),
seperti SQL.
10 •
Data
Komponen yang paling penting dari DBMS yaitu data. Data
bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin dan
komponen manusia. Basis data terdiri dari data operasional dan
meta data, data mengenai data itu sendiri. Struktur basis data ini
disebut skema.
•
Prosedur
Prosedur menunjuk pada instruksi dan aturan yang mempengaruhi
desain dan kegunaan basis data. Pengguna sistem dan staf yang
mengatur
basis
data
membutuhkan
prosedur
yang
didokumentasikan mengenai bagaimana menggunakan atau
menjalankan sistem.
•
Pengguna
Komponen terakhir adalah pengguna yang dilibatkan dengan
sistem.
Beberapa keuntungan dan kerugian dari DBMS (Connolly dan
Begg, 2005, p26-30):
•
Keuntungan:
¾
Mengontrol duplikasi data
¾
Konsistensi data
¾
Informasi yang lebih dari sejumlah data yang sama
¾
Penggunaan data bersama
¾
Meningkatkan integritas data
11 •
¾
Meningkatkan keamanan
¾
Pelaksanaan standarisasi
¾
Skala ekonomi tertentu
¾
Kebutuhan pengguna yang kompleks dapat teratasi
¾
Meningkatkan aksesibilitas data dan responsibilitas data
¾
Meningkatkan produktivitas
¾
Meningkatkan pemeliharaan melalui data yang bebas
¾
Meningkatkan concurrency
¾
Layanan back up dan recovery semakin baik
Kerugian:
¾
Rumit
¾
Membutuhkan tempat penyimpanan yang besar di memori
¾
Biaya DBMS yang bervariasi
¾
Biaya tambahan perangkat keras
¾
Biaya konversi
¾
Kinerja aplikasi tidak berjalan cepat seperti seharusnya karena
adanya DMBS
¾
2.1.3
Kerusakan pada bagian sistem menyebabkan operasi terhenti
Structure Query Language (SQL)
Menurut Connoly dan Begg (2005, p113), Structure Query
Language (SQL) adalah sebuah contoh dari transform-oriented language,
atau sebuah bahasa yang didesain untuk menggunakan hubungan untuk
12 mentransformasikan input ke output yang dibutuhkan. SQL mempunyai
dua komponen utama yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data
Manipulation Language (DML).
2.1.3.1
Data Definition Language (DDL)
Menurut Connoly dan Begg (2005, p40), Data Definition
Language (DDL) adalah bahasa yang memungkinkan DBA atau
pengguna untuk mendeskripsikan dan memberi nama entitas,
atribut, dan hubungan yang dibutuhkan untuk aplikasi, termasuk
batasan-batasan keamanan dan integritasnya. Hasil kompilasi
dari DDL adalah seperangkat tabel yang disimpan dalam file
spesial yang dinamakan sistem katalog. Sistem katalog ini
mengintegrasikan meta-data, data yang menggambarkan objek
dalam basis data dan membuatnya menjadi lebih mudah untuk
diakses.
2.1.3.2
Data Manipulation Lanuage (DML)
Menurut Connoly dan Begg (2005, p40-41), Data
Manipulation
Language
(DML)
adalah
bahasa
yang
menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung operasi
dasar manipulasi data pada data dalam basis data. Operasi
manipulasi data biasanya seperti memasukkan data baru ke
dalam basis data (insert), memodifikasi data yang disimpan
13 dalam basis data (modification), mengambil data yang ada di
dalam basis data (retrieval), dan menghapus data dari basis data
(delete).
DML dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
•
DML prosedural adalah bahasa yang memungkinkan
pengguna untuk memberi instruksi ke sistem mengenai
data yang dibutuhkan dan cara pengambilan data.
•
DML non-prosedural adalah bahasa yang memungkinkan
pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan
daripada bagaimana data tersebut diambil.
2.1.4
Fourth Generation Language
Menurut Connoly dan Begg (2005, p42-43), dibandingkan dengan
th
th
3 GL yang prosedural, 4 GL adalah non-prosedural yaitu pengguna
lebih ditekankan pada pendefinisian apa yang akan dikerjakan, daripada
th
bagaimana mengerjakannya. 4 GL meliputi:
a. Forms generators
Merupakan fasilitas interaktif untuk membuat form input data
dan tampilannya. Mendefinisikan desain tampilan, informasi apa yang
akan disajikan, komponen warna pada layar dan karakteristik lainnya.
14 b. Report generators
Membuat laporan yang datanya diambil dari basis data.
Memungkinkan pengguna untuk mengambil data yang diperlukan
untuk laporan. Lebih menekankan kepada rancangan output, yaitu
bagaimana suatu laporan akan disajikan.
c. Graphics generators
Digunakan untuk mengambil data dari basis data, dan
menampilkannya dalam bentuk grafik, seperti bar chart, pie chart,
dll.
d. Application generators
Fasilitas untuk menghasilkan program yang berhubungan
dengan data, menentukan bagaimana menampilkan fungsi-fungsi.
2.1.5
Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
Untuk merancang aplikasi sistem basis data diperlukan tahapantahapan terstruktur yang harus diikuti yang dinamakan dengan Siklus
Hidup Aplikasi Basis Data (Database Application Lifecycle). Tahapantahapan terebut terlihat pada gambar 2.1.
15 Gambar 2.1 Database Application Lifecycle (Connolly dan Begg, 2005, p284)
16 2.1.5.1
Perencanaan Basis Data
Merupakan aktivitas manajemen yang memungkinkan
tahapan dari siklus hidup aplikasi basis data direalisasikan seefektif dan seefisien mungkin (Connolly dan Begg, 2005, p285).
Tahap pertama yang penting saat perencanaan basis data adalah
mendefinisikan mission statement untuk proyek basis data.
Mission statement mendefinisikan tujuan dari aplikasi basis
data. Setelah mission statement didefinisikan, tahap selanjutnya
adalah identifikasikan mission objective. Setiap mission
objective mengidentifikasikan tugas yang harus didukung basis
data.
2.1.5.2
Definisi Sistem
Menjelaskan batasan-batasan dan cakupan dari aplikasi
basis data dan sudut pandang pengguna yang utama (Connolly
dan Begg, 2005, p286). Aplikasi basis data mempunyai satu
atau lebih pandangan pengguna. Mengidentifikasikan sudut
pandang
pengguna
adalah
aspek
yang
penting
untuk
pengembangan aplikasi basis data karena ini membantu untuk
memastikan bahwa tidak ada pengguna utama dari basis data
yang terlupa ketika mengembangkan kebutuhan untuk aplikasi
yang baru.
17 2.1.5.3
Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis
Merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi
mengenai bagian organisasi yang didukung oleh aplikasi basis
data, dan menggunakan informasi tersebut untuk identifikasi
kebutuhan pengguna akan sistem yang baru (Connolly dan
Begg, 2005, p288).
Menurut Connolly dan Begg (2005, p317-320) Ada
beberapa teknik untuk mengumpulkan informasi yang disebut
teknik penemuan fakta, yaitu:
•
Mempelajari dokumentasi
Mempelajari dokumen agar mengetahui desain sistem
sebelumnya atau hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah
yang dihadapi
•
Wawancara
Mengumpulkan informasi dari individu – individu melalui
interaksi tatap muka
•
Observasi
Ikut berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang
melakukan aktivitas untuk mempelajari sistem
•
Penelitian
Salah satu teknik yang berguna dalam meneliti masalah dan
aplikasi. Jurnal pertukaran data di komputer, buku-buku
referensi, dan internet adalah sumber yang bagus
18 •
Kuesioner
Dokumen
bertujuan
khusus
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan informasi dan pendapat dari sejumlah besar
responden
2.1.5.4
Perancangan Basis Data
Merupakan suatu proses pembuatan sebuah desain basis
data yang akan mendukung tujuan dan operasi suatu perusahaan
(Connolly dan Begg, 2005, p291).
Tiga fase desain basis data yaitu (Connolly dan Begg,
2005, p293-295):
¾ Conceptual database design
Suatu proses pembentukan model dari informasi yang
digunakan dalam perusahaan, bebas dari keseluruhan
aspek fisik. Model data dibangun dengan menggunakan
informasi dalam spesifikasi kebutuhan user. Model data
konseptual merupakan sumber informasi untuk fase desain
logikal
¾ Logical database design
Suatu proses pembentukan model dari informasi yang
digunakan dalam perusahaan berdasarkan model data
tertentu, tetapi bebas dari DBMS tertentu dan aspek fisik
lainnya. Model data konseptual yang telah dibuat
19 sebelumnya, diperbaiki dan dipetakan ke dalam model
data logikal.
¾ Physical database design
Suatu proses yang menghasilkan deskripsi implementasi
basis data pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan
struktur penyimpanan dan metode akses yang digunakan
untuk mencapai akses yang efisien terhadap data. Dapat
dikatakan juga, desain fisikal merupakan cara pembuatan
menuju sistem DBMS tertentu.
2.1.5.5
Pemilihan DBMS
Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi
basis data (Connolly dan Begg, 2005, p295).
Dalam pemilihan produk DBMS, ada kesempatan untuk
memastikan bahwa proses yang terpilih direncanakan dengan
baik, dan sistem memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Tahap-tahap utama untuk memilih DBMS (Connolly dan
Begg, 2005, p296):
¾ Definisikan batas waktu studi referensi
¾ Daftar dua atau tiga produk
¾ Evaluasi produk
¾ Rekomendasi pilihan dan hasilkan laporan
20 2.1.5.6
Perancangan Aplikasi
Perancangan user interface dan program-program
aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data
(Connolly dan Begg, 2005, p299).
Desain basis data dan aplikasi merupakan aktivitas
paralel yang meliputi dua aktivitas penting, yaitu (Connolly dan
Begg, 2005, p300-303):
¾
Transaction design
Transaksi adalah satu atau serangkaian aksi yang
dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi,
yang mengakses atau mengubah isi dari basis data.
Kegunaan dari desain transaksi adalah untuk menetapkan
dan keterangan karakteristik high-level dari suatu transaksi
yang dibutuhkan pada basis data. Tiga tipe transaksi:
– Retrieval transaction, yaitu pemanggilan data untuk
ditampilkan di layar atau menghasilkan suatu laporan
– Update transaction, yaitu penambahan record baru,
menghapus record lama, atau memodifikasi record
yang sudah ada di basis data
– Mixed
transaction,
perubahan data.
meliputi
pemanggilan
dan
21 ¾
User interface design
Beberapa aturan pokok dalam pembuatan user
interface seperti:
– Pemberian nama form yang cukup jelas
– Instruksi yang mudah dipahami
– Field yang saling berhubungan ditempatkan pada form
yang sama dan urutan yang logis
– Tampilan form atau laporan menarik dan konsisten
– Penggunaan label yang familiar
– Istilah dan singkatan harus konsisten
– Penggunaan warna yang konsisten
– Jumlah tempat yang disediakan untuk entry data harus
diketahui oleh pengguna
– Pergerakan kursor yang mudah
– Pengguna dapat dengan mudah melakukan perubahan
pada nilai field
– Pesan kesalahan untuk nilai yang tidak diterima
– Field pilihan ditandai dengan jelas
– Keterangan mengenai field harus dapat dilihat
– Indikator yang menjelaskan bahwa suatu proses telah
selesai dilaksanakan
22 2.1.5.7
Prototipe
Membuat model kerja suatu aplikasi basis data
(Connolly dan Begg, 2005, p304).
Tujuan utama dari pembuatan prototyping adalah
mengidentifikasi fitur dari sistem yang berjalan baik dengan
baik atau belum cukup baik, memberikan perbaikan atau
penambahan fitur baru, memperjelas kebutuhan pengguna, dan
mengevaluasi kelayakan dari desain sistem secara khusus.
Ada dua macam strategi prototyping (Connolly dan
Begg, 2005, p304):
¾ Requirements prototyping
Menggunakan
prototipe
untuk
menentukan
kebutuhan dari aplikasi basis data yang diinginkan dan
ketika kebutuhan itu terpenuhi maka prototipe akan
dibuang.
¾ Evolutionary prototyping
Digunakan
dengan
tujuan
yang
sama.
Perbedaannya, prototipe tidak dibuang tetapi dengan
pengembangan lanjutan menjadi aplikasi basis data yang
digunakan.
23 2.1.5.8
Implementasi
Merupakan realisasi fisik dari basis data dan desain
aplikasi (Connolly dan Begg, 2005, p304).
Implementasi basis data diselesaikan menggunakan Data
Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau
Graphical
User
Interface
GUI).
Program
aplikasi
diimplementasikan menggunakan Third atau Fourth Generation
Language. Bagian dari program aplikasi adalah transaksi basis
data, yang diimplementasikan dengan Data Manipulation
Language (DML) dari target DBMS. Keamanan dan kontrol
integritas untuk aplikasi juga diimplementasikan.
2.1.5.9
Konversi Data
Pemindahan data yang ada ke dalam basis data baru dan
mengkonversikan aplikasi yang ada agar dapat digunakan pada
basis data yang baru (Connolly dan Begg, 2005, p305). Tahapan
ini dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan
sistem yang lama.
2.1.5.10 Pengujian
Suatu proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan
untuk menemukan kesalahan (Connolly dan Begg, 2005, p305).
Dengan desain basis data, pengguna dari sistem baru harus
24 dilibatkan dalam proses pengujian. Setelah pengujian selesai,
sistem aplikasi siap untuk diserahkan pada pengguna.
2.1.5.11 Perawatan operasional
Suatu proses pengawasan dan pemeliharaan sistem
setelah instalasi (Connolly dan Begg, 2005, p306), meliputi:
¾ Pengawasan kinerja sistem, jika kinerja menurun maka
memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang basis data
¾ Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basis data (jika
dibutuhkan). Penggabungan kebutuhan baru ke dalam
aplikasi basis data
2.1.6
Entity Relationship Modeling
Menurut Connoly dan Begg (2005, p342), Entity-Relationship
Modeling (ER Modeling) adalah pendekatan top-down pada perancangan
basis data, yang dimulai dengan identifikasi data yang penting, disebut
juga entitas, dan hubungan antar entitas yang harus direpresentasikan
model.
2.1.6.1
Entity types
Entity types adalah kumpulan dari obyek-obyek dengan
properti yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan yang
mempunyai eksistensi yang independen (Connolly dan Begg,
25 2005, p343).
Menurut Connoly dan Begg (2005, p354-355), tipe
entitas dibedakan menjadi 2 yaitu tipe entitas kuat dan tipe
entitas
lemah.
Tipe
entitas
kuat
yaitu
entitas
yang
keberadaannya tidak bergantung pada entitas lain. Sedangkan
tipe entitas lemah yaitu entitas yang keberadaanya bergantung
pada entitas lain.
2.1.6.2
Relationship types
Relationship types adalah kumpulan keterhubungan yang
mempunyai arti (meaningful assocations) antara tipe entitas
yang ada (Connolly dan Begg, 2005, p346).
Derajat tipe hubungan (degree of relationship type) yaitu
jumlah entitas yang berpartisipasi dalam suatu hubungan.
Derajat tipe hubungan terdiri dari (Connolly dan Begg, 2005,
p347-349):
¾ Binary relationship merupakan keterhubungan antar dua
tipe entitas
¾ Ternary relationship merupakan keterhubungan antar tiga
tipe entitas
¾ Quaternary relationship merupakan keterhubungan antar
empat tipe entitas
¾ Unary relationship merupakan keterhubungan antar satu
26 tipe entitas dimana tipe entitas tersebut berpartisipasi lebih
dari satu kali dengan peran yang berbeda. Kadang disebut
juga recursive relationship
2.1.6.3
Attributes
Attributes adalah properti dari sebuah entitas atau tipe
relasi (Connolly dan Begg, 2005, p350).
Macam-macam atribut menurut Connolly dan Begg
(2005, p351-352) yaitu:
¾ Simple and composite attribute
Simple attribute yaitu atribut yang terdiri dari satu
komponen tunggal dengan keberadaan yang independen
dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
lagi. Sedangkan composite attribute yaitu atribut yang
terdiri dari beberapa komponen, dimana masing-masing
komponen memiliki keberadaan yang independen
¾ Single-valued and multi-valued attribute
Single-valued attribute yaitu atribut yang mempunyai nilai
tunggal untuk setiap kejadian. Sedangkan multi-valued
attribute yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai
untuk setiap kejadian
27 ¾ Derived attribute
Derived attribute yaitu atribut yang memiliki nilai yang
dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya, dan
tidak harus berasal dari satu entitas
2.1.6.4
Keys
Menurut Connolly dan Begg (2005, p352-353), ada tiga
jenis kunci yaitu:
¾ Candidate key yaitu jumlah minimal atribut-atribut yang
secara unik mengidentifikasikan setiap kejadian dari tipe
entitas
¾ Primary key yaitu kunci kandidat yang dipilih untuk
mengidentifikasikan setiap kejadian dari suatu tipe entitas
secara unik
¾ Composite key yaitu kunci kandidat yang terdiri dari dua
atau lebih atribut
2.1.6.5
Structural Constraint
Menurut Connoly dan Begg (2005, p356), batasan utama
pada relationship disebut multiplicity, yaitu jumlah (atau range)
dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas yang
terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan
melalui suatu relasi.
28 Relasi yang paling umum adalah binary relationship.
Macam-macam binary relationship yaitu one-to-one (1:1), oneto-many (1:*), atau many-to-many (*:*).
Multiplicity dibentuk dari dua macam batasan pada
relationship yaitu (Connolly dan Begg, 2005, p363):
¾ Cardinality, menjelaskan jumlah maksimum dari kejadian
relasi yang mungkin untuk entitas yang berpartisipasi di
dalam relasi tersebut
¾ Participation, menetapkan apakah seluruh atau hanya
sebagian entitas yang berpartisipasi dalam suatu relasi
2.1.7
Metodologi Perancangan Basis data
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p438),
metodologi
perancangan basis data merupakan pendekatan terstruktur yang
menggunakan bantuan prosedur, teknik, tools, dan dokumentasi untuk
mendukung dan memfasilitasi proses perancangan basis data. Metodologi
perancangan basis data terbagi atas 3 tahap perancangan, yaitu
perancangan konseptual, perancangan logikal, dan perancangan fisikal
basis data. Meskipun langkah-langkah dalam metodologi digambarkan
secara proses yang berurutan, harus ditekankan bahwa tidak berarti
metodologi
tersebut
harus
dibuat
secara
berurutan.
Seringkali
pengetahuan yang didapat pada suatu tahap mempengaruhi keputusan
yang telah diambil dalam tahap sebelumnya.
29 2.1.7.1
Perancangan Konseptual (Conceptual Database Design)
Perancangan konseptual merupakan proses membangun
model data yang digunakan oleh suatu organisasi, bebas dari
segala pertimbangan fisik.
Langkah 1 Membangun Model Data Konseptual
Langkah pertama dalam merancang basis data konseptual
adalah membangun model data konseptual dari persyaratanpersyaratan yang diberikan perusahaan. Data model konseptual
mencakup:
¾ entitas (Entity)
¾ hubungan (Relationship)
¾ atribut dan domain atribut
¾ primary key dan alternate key
¾ batasan integritas (Integrity constraints)
Model data konseptual didukung dokumentasi dan kamus
data, yang dihasilkan melalui pengembangan model konseptual.
Langkah-langkah dalam membangun model data konseptual yaitu
(Connolly dan Begg, 2005, p1326-1328):
Langkah 1.1 Identifikasi entitas
Langkah
pertama
dalam
membangun
model
data
30 konseptual local adalah menentukan obyek-obyek utama yang
diperlukan pengguna. Salah satu cara untuk mengidentifikasi
entitas
adalah
dengan
memeriksa
spesifikasi
persyaratan
pengguna. Dari spesifikasi tersebut, kita mengidentifikasi kata
benda atau frase kata benda yang disebut didalamnya. Kita juga
perlu memperhatikan obyek-obyek utama, misalnya orang,
tempat, atau konsep. Setelah entitas-entitas ditemukan, dilakukan
dokumentasi entitas.
Langkah 1.2 Identifikasi hubungan (relationship)
Dalam
tahap
ini
dilakukan
identifikasi
hubungan-
hubungan (relationships) yang penting antara entitas-entitas yang
telah ditemukan pada tahap sebelumnya. Entity-Relationship
Modeling
digunakan
hubungannya.
Dalam
untuk
menggambarkan
tahap
ini
juga
entitas
ditentukan
dan
batasan
multiplicity (multiplicity constraints) dari relationship tersebut
dan pengecekan adanya fan atau chasm traps dalam model
tersebut. Setelah itu, dilakukan dokumentasi relationship.
¾ Fan traps terjadi dimana model yang merepresentasikan
suatu
hubungan
antar
entitas,
tetapi
alur
relasinya
memperlihatkan ambiguitas
¾ Chasm traps terjadi dimana model menggambarkan keadaan
dari hubungan antar entitas yang satu dengan yang lain,
31 tetapi tidak ada hubungan antar kedua entitas yang utama
Langkah 1.3 Identifikasi dan hubungkan atribut-atribut
dengan entitas atau hubungan (relationship)
Menghubungkan
atribut-atribut
dengan
entitas
atau
relationship yang tepat. Dalam langkah ini juga dilakukan
identifikasi composite attributes,
single-valued/ multi-valued
attributes, dan derived attributes. Jenis-jenis atribut tersebut telah
dijelaskan di poin 2.1.6.3. Setelah itu, dilakukan dokumentasi
atribut.
Langkah 1.4 Menentukan domain atribut
Menentukan domain atribut dalam model data konseptual.
Domain adalah sekumpulan nilai-nilai dari satu atau lebih atribut
yang menggambarkan nilainya. Sebagai contoh nilai yang
mungkin untuk atribut Jenis Kelamin dari entitas Karyawan
adalah ’M’ atau ’F’, domain dari atribut ini adalah single
character string yang berisi nilai ’M’ atau ’F’. Setelah itu,
dilakukan dokumentasi domain atribut.
Langkah 1.5 Menentukan atribut candidate, primary, dan
alternate keys
Identifikasi candidate key untuk tiap-tiap entitas dan, jika
32 ada lebih dari satu candidate key, pilih satu untuk menjadi
primary key. Pengertian candidate key dan primary key telah
dibahas di poin 2.1.6.4. Dokumentasikan primary dan alternate
key untuk entitas-entitas yang merupakan strong entities.
Langkah 1.6 Mempertimbangkan
penggunaan
Enhanced
Modeling Concepts (langkah opsional)
Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan lebih
lanjut (Enhanced Modeling Concepts) seperti specialization/
generalization, aggregation, dan composition.
¾ Spesialisasi digunakan dengan mengidentifikasikan entitasentitas subclass dari sebuah entitas superclass
¾ Generalisasi yaitu mencari persamaan-persamaan fitur dan
entitas-entitas untuk menentukan entitas superclass
¾ Agregasi digunakan untuk merepresentasikan hubungan
”has-a” atau ”is-part-of” dari tipe-tipe entitas yang ada,
dimana salah satu akan berperan sebagai ”whole” dan yang
lainnya akan berperan sebagai ”the part”.
¾ Komposisi
digunakan
untuk
merepresentasikan
penggabungan antara tipe-tipe entitas yang memiliki
kepemilikan yang kuat dan hubungan yang penting antara
33 ”whole” dan ”part”.
Langkah 1.7 Memeriksa model akan adanya redundansi
Memeriksa
keberadaan
redundansi
dalam
model.
Dilakukan pemeriksaan secara spesifik terhadap hubungan one to
one, menghilangkan hubungan (relationship) yang redundan, dan
mempertimbangkan penggunaan dimensi waktu.
Langkah 1.8 Validasi model konseptual terhadap transaksi
pengguna
Memastikan model konseptual telah mendukung transaksitransaksi yang dibutuhkan. Dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu:
¾ Mendeskripsikan transaksi secara detail
Dengan pendekatan ini berarti akan diperiksa semua
informasi
(entitas,
relationship,
dan
atribut)
yang
dibutuhkan oleh setiap transaksi apakah telah disediakan
dalam model, dengan mendokumentasikan setiap kebutuhan
transaksi.
¾ Menggunakan jalur transaksi (transaction pathways)
Pendekatan ini untuk validasi model data terhadap transaksi
yang dibutuhkan termasuk representasi diagram jalur yang
34 digunakan oleh setiap transaksi langsung pada diagram ER.
Langkah 1.9 Review model data konseptual dengan pengguna
Mengadakan
review model data konseptual dengan
pengguna sistem untuk memastikan model data tersebut secara
tepat menggambarkan transaksi dan kebutuhan data secara nyata
dalam perusahaan.
2.1.7.2
Perancangan Logikal (Logical Database Design)
Perancangan logikal merupakan proses membangun
model data yang digunakan oleh suatu organisasi berdasarkan
model data spesifik, namun bebas dari penggunaan DBMS
tertentu dan segala pertimbangan fisik.
Langkah 2 Membangun dan validasi model data logikal
Dalam tahap perancangan logikal, dilakukan pembuatan
model data logikal dari model data konseptual dan validasi
model data logical untuk memastikan kebenaran strukturnya
(menggunakan teknik normalisasi) dan untuk memastikan
terpenuhinya dukungan model logikal atas transaksi-transaksi
yang berhubungan (Connolly dan Begg, 2005, p462).
Langkah-langkah
dalam
membangun
dan
memvalidasikan model data logikal yaitu (Connolly dan Begg,
35 2005, p1328-1330):
Langkah 2.1 Menurunkan relasi untuk model data logikal
Membuat relasi dari model data konseptual, untuk
merepresentasikan entitas, relationships, dan atribut yang telah
ditentukan. Tabel di bawah ini menunjukkan bagaimana
memetakan entitas, hubungan (relationships), dan atribut sebuah
relasi. Dokumentasikan relasi, atribut foreign key, primary key
baru atau alternate key baru yang muncul dari proses penurunan
relasi.
Tabel 2.1 Pemetaan entitas, hubungan, dan atribut sebuah relasi
Entitas / Relationship / Atribut
Pemetan relasi
Strong entity
Membuat
semua
relasi
yang
menyertakan semua atribut simple
Membuat relasi yang menyertakan
Weak entity
semua simple atribut (primary key
masih harus ditentukan setelah relasi
dengan tiap-tiap owner entity telah
dipetakan)
1: * (one to many) binary
Menyertakan primary key entitas
relationship
pada sisi ‘one’ sebagai foreign key
36 pada relasi yang menggambarkan
entitas pada sisi ‘many’. Semua
atribut relasi juga disertakan pada
entitas sisi ‘many’.
1: 1 (one to one) binary relationship Mengkombinasikan entitas menjadi
a. Kewajiban partisipasi di dua sisi
satu relasi
Menyertakan primary key entitas
b. Kewajiban partisipasi di satu sisi
pada sisi ‘opsional’ sebagai foreign
key pada relasi yang menggambarkan
entitas pada sisi ‘mandatory’.
c. Pilihan partisipasi di dua sisi
Berubah-ubah tergantung informasi
lebih lanjut mengenai partisipasi
entitas
Superclass / subclass relationship
Lihat tabel 2.2
*: * (many to many) binary
Membuat
relationship, complex relationship
menggambarkan
relasi
menyertakan
untuk
dan
relationship
atribut
relationship
tersebut. Sertakan duplikat primary
key
dari
entities
masing-masing
untuk
berperan
owner
sebagai
foreign key di dalam relasi baru.
Atribut multi-valued
Membuat
relasi
yang
37 menggambarkan atribut multi-valued
dan menyertakan duplikat
primary
key dari owner entity ke dalam relasi
baru sebagai foreign key.
Tabel 2.2 Representasi dari superclass / subclass relationship
berdasar pada partisipasi dan disjoint constraint
Batasan Partisipasi
Disjoint Constraints
Pemetaan relasi
Mandatory
And
Relasi tunggal (dengan satu
atau
untuk
lebih
diskriminator
membedakan
tipe
relasi)
Optional
Dua relasi: satu relasi untuk
And
superclass dan satu relasi
untuk
semua
subclass
(dengan satu atau lebih
diskriminator
untuk
membedakan tipe relasi)
Mandatory
Banyak relasi: satu relasi
Or
untuk tiap-tiap kombinasi
superclass/ subclass
38 Optional
Banyak relasi: satu relasi
Or
untuk superclass dan satu
untuk tiap subclass.
Langkah 2.2 Validasikan relasi menggunakan normalisasi
Validasikan relasi pada model data logikal menggunakan
teknik normalisasi. Teknik normalisasi akan dibahas lebih lanjut
pada poin 2.1.8. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan
tiap-tiap relasi setidaknya berada dalam bentuk 3NF (Third
Normal Form).
Langkah 2.3
Validasikan relasi terhadap transaksi
pengguna
Pastikan relasi-relasi dalam model data logikal telah
mendukung transaksi-transaksi yang diperlukan. Pada tahap ini,
akan dilakukan pengecekan terhadap relasi yang sudah
terbentuk sebelumnya (langkah 1.8), apakah sudah dapat
memproses transaksi tersebut dan pastikan tidak ada kesalahan
pada saat membuat relasi.
Langkah 2.4 Memeriksa integrity constraints
Menentukan integrity constraints, di mana mencakup
39 pemeriksaan kelengkapan:
¾ Data yang dibutuhkan
Beberapa atribut harus mempunyai nilai yang valid, atau
dengan kata lain tidak boleh null.
¾ Batasan domain atribut
Setiap atribut mempunyai domain, yaitu kumpulan dari
nilai-nilai yang memenuhi persyaratan (langkah 1.4).
¾ Multiplicity
Merupakan
batasan
jumlah
yang
ditempatkan
pada
hubungan antar data di dalam basis data (langkah 1.2)
¾ Integritas entitas (entity integrity)
Primary key dari sebuah entitas tidak boleh bernilai null
(langkah 1.5).
¾ Referential integrity
Sebuah foreign key menghubungkan setiap tuple pada relasi
child ke tuple pada relasi parent yang mengandung
candidate key yang mempunyai nilai yang sama.
¾ Batasan umum (general constraints)
Batasan yang berasal dari persyaratan-persyaratan bisnis
perusahaan. Kemudian dokumentasikan semua integrity
constraints.
40 Langkah 2.5 Review model data logikal dengan pengguna
Pastikan user menyetujui model data logikal merupakan
representasi nyata terhadap persyaratan data perusahaan.
Langkah 2.6 Gabungkan model data logikal menjadi model
data global
Metodologi
perancangan
logikal
memudahkan
perancangan basis data yang sederhana maupun basis data
kompleks. Untuk membuat basis data dengan multiple user
view, digunakan pendekatan integrasi view. Pada tahap ini,
model data-model data ini digabungkan menjadi satu. Kegiatankegiatan yang biasanya dilaksanakan dalam langkah ini antara
lain:
¾ Review nama dan isi entitas/relasi dan candidate keys
mereka.
¾ Review nama dan isi dari relationships/foreign keys.
¾ Menggabungkan entitas/relasi model data lokal.
¾ Menyertakan (tanpa menggabungkan) entitas/relasi yang
unik dari masing-masing model data lokal.
¾ Menggabungkan relationships/foreign keys dari model data
lokal.
¾ Menyertakan (tanpa menggabungkan) relationships/foreign
keys yang unik dari masing-masing model data lokal.
41 ¾ Memeriksa adanya entitas / relasi dan relationships/foreign
keys yang hilang.
¾ Memeriksa foreign keys.
¾ Memeriksa batasan integritas (integrity constraints).
¾ Menggambar diagram ER global.
¾ Update dokumentasi. Validasikan relasi yang dibentuk
model data logikal global menggunakan teknik normalisasi
dan pastikan mereka mendukung transaksi yang dibutuhkan.
Langkah 2.7 Memeriksa perkembangan di masa depan
Menentukan apakah perubahan yang penting dapat
muncul di masa mendatang, dan menilai apakah model data
logikal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
2.1.7.3
Perancangan Fisikal (Physical Database Design)
Perancangan
fisik
basis
data
merupakan
proses
menghasilkan deskripsi implementasi basis data pada secondary
storage. Deskripsi yang dihasilkan meliputi relasi utama,
organisasi file, dan index yang digunakan untuk mencapai akses
yang efisien terhadap data, segala batasan integritas dan aturan
keamanan yang digunakan (Connolly dan Begg, 2005, p496).
Langkah-langkah pada metodologi perancangan basis
data fisikal yaitu (Connolly dan Begg, 2005, p1330-1331):
42 Langkah 3 Menerjemahkan model data logikal untuk
DBMS yang digunakan
Menghasilkan skema relasi basis data dari model data
logikal, yang dapat diimplementasikan pada DBMS yang akan
digunakan.
Langkah 3.1 Merancang relasi dasar
Menentukan bagaimana representasi relasi dasar
yang telah diidentifikasi pada model data logikal global,
agar dapat diimplementasikan pada DBMS tujuan.
Informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari kamus
data dan definisi dari relasi dideskripsikan menggunakan
Database Design Language (DBDL). Dokumentasikan
rancangan relasi dasar.
Langkah 3.2 Merancang representasi derived data
Menentukan bagaimana representasi data turunan
yang ada pada model data logikal global, agar dapat
diimplementasikan pada DBMS tujuan. Atribut yang mana
nilainya didapatkan dari mengkaji nilai atribut lain
dinamakan
derived
atau
calculated
attributes.
Contohnya jumlah karyawan yang bekerja pada suatu
43 cabang perusahaan atau total gaji semua karyawan.
Dokumentasikan rancangan data turunan.
Langkah 3.3 Merancang general constraints
Merancang batasan-batasan umum untuk DBMS
yang akan digunakan. Dokumentasi rancangan batasanbatasan umum tersebut.
Langkah 4 Merancang index dan organisasi file
Menentukan
organisasi
file
yang
optimal
untuk
menyimpan relasi-relasi dasar dan index yang diperlukan untuk
mencapai kinerja (performance) yang diharapkan, atau dengan
kata lain, bagaimana relasi dan entitas akan disimpan dalam
secondary storage.
Langkah 4.1 Menganalisis transaksi
Memahami fungsionalitas transaksi yang akan
mempengaruhi basis data dan menganalisis transaksitransaksi yang penting. Dalam menganalisis transaksi,
maka harus diperhatikan beberapa kriteria performa,
seperti:
¾ Transaksi yang akan berjalan secara terus-menerus dan
yang akan mempengaruhi secara signifikan pada
44 performa.
¾ Transaksi yang penting bagi operasi bisnis
¾ Waktu selama sehari/ seminggu ketika akan terjadi
permintaan yang tinggi dibuat dalam basis data
(disebut peak load).
Langkah 4.2 Memilih organisasi file
Tujuan langkah ini adalah menentukan organisasi
file yang efisien untuk tiap-tiap relasi dasar jika
diperbolehkan oleh DBMS yang akan digunakan. Dalam
banyak kasus, DBMS relasional memberikan sedikit atau
tidak ada pilihan untuk memilih organisasi file.
Langkah 4.3 Memilih index
Menentukan apakah menggunakan index akan
meningkatkan kinerja sistem.
Langkah 4.4
Memperkirakan kebutuhan kapasitas
disk
Memperkirakan jumlah ruang disk
(disk space)
yang diperlukan basis data. Estimasi pemakaian disk
tergantung pada DBMS dan perangkat keras yang
digunakan untuk mendukung basis data.
45 Langkah 5 Merancang view pengguna
Merancang view pengguna yang telah diidentifikasi
selama pengumpulan persyaratan dan tahap analisis Daur
Hidup Pengembangan Sistem Basis data Relasional
(System
Development
Life
Cycle).
Dokumentasikan
rancangan view pengguna.
Langkah 6 Merancang mekanisme keamanan
Merancang mekanisme keamanan untuk sistem
basis data, sesuai yang dibutuhkan pengguna. DBMS
relational menyediakan dua macam keamanan basis data
yaitu keamanan sistem mencakup akses dan penggunaan
basis data pada level sistem, seperti username dan
password, dan keamanan data mencakup akses dan
penggunaan objek basis data (seperti relasi dan view) dan
aksi yang dapat dimiliki pengguna terhadap objek.
Dokumentasikan rancangan mekanisme keamanan.
Langkah
7
Mempertimbangkan
adanya
kontrol
redundansi (controlled redundancy)
Menentukan apakah adanya redundansi dalam
lingkungan
terkontrol
dengan
melonggarkan
aturan
normalisasi akan meningkatkan kinerja sistem. Misalnya,
46 mempertimbangkan duplikasi atribut atau join relasi
bersama. Dokumentasi adanya redundansi.
Langkah 8
Mengawasi
dan
melakukan setting
terhadap sistem operasi
Mengawasi sistem operasi dan meningkatkan
kinerja
sistem
dalam
membenarkan
keputusan
perancangan yang kurang tepat atau dalam mengatasi
kemungkinan adanya perubahan.
2.1.8
Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2005, p388), normalisasi adalah
suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan hubungan dengan properti
yang dikehendaki, yang memenuhi kebutuhan data dari perusahaan.
Ada beberapa tahapan dalam normalisasi yaitu (Connolly dan
Begg, 2005, p403-410):
a. Bentuk normal pertama (First Normal Form/ 1NF)
Sebuah relasi dimana setiap baris dan kolom hanya berisi
satu nilai. Untuk mengubah bentuk tidak normal menjadi 1NF,
identifikasikan dan pindahkan grup yang berulang dari dalam tabel.
Grup yang berulang itu adalah sebuah atribut atau sekelompok
atribut. Ada dua pendekatan yang umum untuk memindahkan grup
yang berulang dari tabel yang tidak normal yaitu:
47 ¾ Pendekatan pertama, pindahkan grup yang berulang dengan
memasukkan data yang cocok ke dalam kolom yang kosong dari
baris yang berisi data yang berulang.
¾ Pendekatan kedua, pindahkan grup yang berulang dengan
menempatkan data yang berulang, dengan meniru atribut kunci
yang
asli,
dalam
relasi
yang
terpisah.
Primary
key
diidentifikasikan untuk sebuah relasi yang baru.
b. Bentuk normal kedua (Second Normal Form/ 2NF)
Sebuah relasi yang ada pada 1NF, dan setiap atribut yang
bukan primary key ketergantungan fungsional secara penuh pada
primary key. Ketergantungan fungsional secara penuh adalah suatu
kondisi bila A dan B merupakan atribut dari sebuah relasi, B
dikatakan ketergantungan fungsional secara penuh terhadap A jika
B ketergantungan fungsional pada A dan bukan pada subset mana
pun dari A.
Normalisasi dari 1NF ke 2NF dengan menghilangkan
ketergantungan parsial. Jika ketergantungan parsial eksis, maka
pindahkan atribut yang bergantung secara fungsional dari relasi
dengan memindahkan ke relasi yang baru beserta dengan salinan
determinan.
48 c. Bentuk normal ketiga (Third Normal Form/ 3NF)
Sebuah relasi yang ada pada 1NF dan 2NF, dan tidak ada
atribut bukan primary key bergantung secara transitif pada primary
key. Ketergantungan transitif adalah suatu kondisi dimana A, B, dan
C merupakan atribut dari sebuah relasi, maka jika A → B dan B →
C, maka C ketergantungan transitif pada A melalui B.
Normalisai dari 2NF ke 3NF dengan menghilangkan
ketergantungan transitif. Jika ketergantungan transitif eksis, maka
pindahkan atribut yang bergantung secara transitif dari relasi
dengan memindahkan atribut ke relasi yang baru beserta dengan
salinan determinan.
2.2
Sistem Berbasis Web
2.2.1
Internet
Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang
mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang
membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan
komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon,
radio link, satelit dan lainnya.
Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini
digunakan protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol)
bertugas memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar,
sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu
49 komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute
terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat
di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data.
Dengan memanfaatkan internet, pemakaian komputer di seluruh
dunia dimungkinkan untuk saling berkomunikasi dan pemakaian bersama
informasi dengan cara saling kirim e-mail, menghubungkan ke komputer
lain, mengirim dan menerima file, membahas topik tertentu pada
newsgroup dan lain-lain.
2.2.2
Web
World Wide Web ("WWW", atau singkatnya "Web") adalah suatu
ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna diidentifikasi
oleh pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URI).
WWW sering dianggap sama dengan Internet secara keseluruhan,
walaupun sebenarnya ia hanyalah bagian daripadanya.
Hiperteks dilihat dengan sebuah program bernama penjelajah web
yang mengambil informasi (disebut "dokumen" atau "halaman web") dari
peladen web (server web) dan menampilkannya, biasanya di sebuah
tampilan komputer. Kita lalu dapat mengikuti pranala di setiap halaman
untuk pindah ke dokumen lain atau bahkan mengirim informasi kembali
kepada peladen untuk berinteraksi dengannya. Ini disebut "surfing" atau
"berselancar" dalam bahasa Indonesia. Halaman web biasanya diatur
dalam koleksi material yang berkaitan yang disebut "situs web".
50 2.2.3
Arsitektur Sistem Berbasis Web
Two tiers adalah suatu arsitektur web dimana client
melakukan request data langsung ke web server, dan web server
merespon ke client. Model komputasi yang terdiri atas 2 tingkatan.
Dimana tingkatan pertama (Tier-1) adalah komputer server sebagai
pelayan atas permintaan dan pemrosesan data. Sedangkan tingkat kedua
(Tier-2) adalah komputer yang berada di client untuk menjalankan
aplikasi yang ada pada client.
Three tiers adalah suatu arsitektur web dimana client melakukan
request data kepada web server, kemudian web server meneruskan ke
database server. Dari database server merespon ke web server dan dari
web server merespon data yang diminta oleh client. Merupakan model
arsitektur aplikasi yang bertingkat, yang terdiri dari 3 tingkat. Dimana
pada tingkat pertama dan tingkat kedua adalah server yang berada di
pusat pemrosesan data. Server pada tingkat pertama adalah sebagai
database server yang terhubung dengan tingkat kedua. sedangkan tingkat
kedua adalah penghubung antara tingkat pertama dengan tingkat ketiga,
artinya dari tingkat ketiga untuk terhubung ke tingkat pertama harus
melalui tingkat kedua terlebih dahulu. Untuk tingkat kedua ini misalnya
adalah application server. Sedangkan tingkat ketiga adalah komputer
yang ada di client atau user.
51 2.2.4
Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)
IMK adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan,
evaluasi dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan
oleh manusia, serta studi fenomena–fenomena besar yang berhubungan
dengannya ( Schneiderman, 1998, p8 ).
Menurut Schneiderman (1998, p74–75), Delapan aturan emas dalam
perancangan user interface adalah sebagai berikut:
1. Berusaha untuk konsisten.
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang
digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.
2. Memungkinkan frequent users menggunakan shortcut
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan
kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi,
perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.
3. Memberikan umpan balik yang informatif.
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem
umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu
penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika
tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya
lebih substansial.
52 4. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir).
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan
bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan
meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat
mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.
5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan
yang
sederhana.
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat
melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat
mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme
yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.
6. Mengijinkan pembalikan aksi (undo) dengan mudah.
Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga
pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang
belum biasa digunakan.
7. Mendukung pusat kendali internal (internal locus of control).
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon
tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa
53 sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan
rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.
8. Mengurangi beban ingatan jangka panjang.
Keterbatasan
ingatan
manusia
membutuhkan
tampilan
yang
sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan,
serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan
urutan tindakan.
2.2.5
Personal Home Page (PHP)
PHP merupakan gabungan dari beberapa fitur-fitur terbaik dari
bahasa pemrograman yang modern untuk membuat sesuatu yang unik dan
pendekatan untuk membuat web aplikasi yang baru.
PHP adalah singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor,
merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan
diproses di server dan kemudian hasilnya dikirim ke klien, tempat
pemakai browser. PHP dirancang untuk membentuk web dinamis, artinya
dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini.
Keunggulan dari PHP :
ƒ
Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang
tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.
54 ƒ
Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan
configurasi yang relatif mudah.
ƒ
Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya
milis - milis dan developer yang siap membantu dalam
pengembangan.
ƒ
PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di
berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat
dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat
menjalankan perintah-perintah sistem.
2.2.6
Javascript
Javascript adalah salah satu bahasa pemrograman yang
dikembangkan oleh Netscape untuk dipakai pada pembuatan halaman
web yang dinamis dan interaktif. Javascript merupakan bahasa
pemrograman yang dibuat untuk memudahkan bagi setiap orang untuk
mempelajari bahasa Java. Bahasa pemograman javascript dibuat secara
khusus untuk membuat suatu halaman web yang interaktif maupun
dinamis. Jika java merupakan bahasa pemograman dan HTML (Hyper
Text Markup Language) merupakan bahasa kode maka javascript hibrid
yang menjadi perpaduan antara bahasa java dengan HTML.
55 2.2.7
MySQL
MySQL adalah Relational Database Management System
(RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL
(General
Public
License).
Dimana
setiap
orang
bebas
untuk
menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang
bersifat closed source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan
turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL
(Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian
database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data,
yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah
secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat
diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses perintahperintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program
aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih
unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini
terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query
MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih
cepat dibandingkan Interbase.
56 2.3
Terminologi dalam Bidang Kepegawaian
2.3.1
Kepegawaian
Sistem kepegawaian adalah suatu sistem atau cara pengelolaan
dalam bidang kepegawaian menyangkut semua aspek yang ada dalam
sistem kepegawaian mulai dari cara penerimaan, pengangkatan, kenaikan
golongan, penggajian pegawai dan sebagainya.(Wursanto, 1987, p34).
2.3.2
Penerimaan Pegawai
Maksud penerimaan pegawai (Faustino, 1995, p276) adalah untuk
mendapat persediaan sebanyak mungkin calon pelamar sehingga
organisasi mempunyai pilihan yang lebih banyak untuk menetapkan
calon pekerja.
Alasan dasar penerimaan pegawai:
a. Berdirinya organisasi baru
b. Adanya perluasaan kegiatan organisasi
c. Terciptanya pekerjaan dan kegiatan baru
d. Adanya pekerja yang pindah ke organisasi lain
e. Adanya pekerja yang berhenti baik dengan hormat ataupun tidak
hormat
f. Adanya pekerja yang memasuki usia pension.
g. Adanya pekerja yang meninggal dunia
57 2.3.3
Penggajian
Gaji adalah balas jasa yang dibayarkan secara periodik kepada
pegawai serta mempunyai jaminan yang pasti.
Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian
dengan pedoman atas perjanjian yang disepakati. Upah insentif adalah
tambahan atas balas jasa yang diberikan kepada pegawai atas dasar
prestasi kerjanya. Ada pula kompensasi tambahan berupa tunjangan
hari raya, uang pensiun, pakaian dinas, kafetaria, mushola, olah raga,
darmawisata, dan lain sebagainya. Kompensasi dibagi menjadi dua yaitu:
kompensasi langsung berupa gaji, upah insentif, dan tidak langsung.
Tujuan pemberian kompensasi:
a. Dengan pemberian kompensasi maka terjalin ikatan kerja sama
formal antara majikan dan pegawai
b. Sebagai balas jasa pegawai untuk memenuhi kebutuhan fisik,
status, dan sosial pegawai
c. Untuk pengadaan pegawai yang lebih efektif
d. Sebagai motivasi kerja untuk pegawai
e. Untuk meningkatkan disiplin pegawai
f. Menghindari pengaruh serikat buruh
58 2.3.4
Cuti
Jenis cuti yang merupakan hak dari setiap karyawan yaitu:
¾ Cuti tahunan
¾ Ijin kepentingan keluarga.
¾ Cuti melahirkan.
¾ Cuti diluar tanggungan perusahaan
2.3.5
Absensi
Menurut Jean dan Mary (1985,p14),banyak perusahaan khawatir
melihat angka absent yang tinggi. Dalam hal ini harus diadakan catatan
sederhana, beberapa catatan perorangan. Ini akan menujukkan luasnya
persoalan,
alasan-alasannya
(misalnya
sakit
tanpa
keterangan),
pengaruhnya pada bagian atau pada kategori karyawan (misalnya
golongan wanita yang sudah menikah).
Menurut Bennet(1983,p104) masalah yang cukup merugikan
perusahaan adalah kemangkiran baik yang sah (dengan alasan) maupun
yang tidak sah (tanpa alasan).
2.3.6
Promosi dan Mutasi
2.3.6.1 Promosi
Promosi (Faustino, 1995, p206) berarti perpindahan dari
jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan tanggung
jawab yang
lebih tinggi. Biasanya perpindahan ini disertai
59 dengan peningkatan gaji/upah lainnya, walaupun tidak selalu
demikian. Pedoman yang digunakan untuk promosi pegawai
adalah pengalaman, kecakapan, dan kombinasi
Adapun syarat–syarat
promosi
kejujuran, disiplin, prestasi
keduanya.
adalah sebagai berikut:
kerja, kerja
sama, kecakapan,
loyalitas, kepemimpinan, komunikatif, dan pendidikan.
Tujuan promosi:
1. Memberikan pengakuan terhadap hasil kerja pegawai yang
berprestasi kerja tinggi
2. Untuk menimbulkan kebanggaan,
status
sosial
yang
lebih tinggi dan gaji yang lebih besar
3. Merangsang pegawai agar lebih bergairah dalam bekerja
4. Menjamin stabilitas pegawai dengan dasar dan waktu
yang tepat serta penilaian yang jujur
5. Untuk menimbulkan lowongan berantai
6. Memberi
pegawai
kesempatan
mengembangkan
kreativitas demi keuntungan perusahaan
7. Sebagai daya dorong dan pemicu kerja yang lebih baik
untuk pegawai lain
8. Mengisi jabatan yang ditinggalkan karena pejabatnya
berhenti
9. penarikan pelamar
60 2.3.6.2
Mutasi
Salah satu tindak lanjut yang dilakukan atas hasil penilaian
prestasi pegawai adalah mutasi pegawai. Mutasi adalah suatu
perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik
secara horizontal maupun vertical dalam suatu organisasi.
Tujuan mutasi (Faustino, 1995, p197) adalah:
a. Meningkatkan produktivitas pegawai
b. Menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan
komposisi pekerjaan atau jabatan
c. Memperluas pengetahuan pegawai
d. Memeberikan perangsangan agar pegawai dapat
e. meningkatkan karier
f. Menghilangkan rasa bosan terhadap pekerjaan
g. Melaksanakan hukuman atas pelanggaran pegawai
h. Memberikan imbalan terhadap pekerjaan pegawai
i. Sebagai alat pendorong agar semangat kerja meningkat
j. Menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai
k. Mengatasi perselisihan sesama pegawai.
l. Sebagai tindakan pengamanan yang lebih baik
2.3.7
Penilaian Prestasi kerja
Penilaian prestasi (Malayu, 1997, p203) adalah kegiatan manajer
untuk mengevaluasi
perilaku dan prestasi
kerja
pegawai, serta
61 menetapkan
menilai
kebijaksanaan selanjutnya.
Penilaian
perilaku yaitu
kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerjasama, loyalitas,
dedikasi dan partisipasi karyawan.
Tujuan dan kegunaan penilaian prestasi karyawan:
a. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan
untuk promosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa
b. Untuk mengukur prestasi pegawai, yaitu: sejauh mana pegawai
sukses dalam pekerjaannya
c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas kerja di dalam
perusahaan
d. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan efektivitas
jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan,
kondisi kerja dan peralatan kerja
e. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi
pegawai yang berada dalam organisasi
f. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai sehingga
akan dapat dicapai hasil kerja yang baik.
g. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan atasan untuk
memperhatikan pegawai untuk mengetahui minat bawahan
h. Sebagai alat untuk melihat kekurangan atau kelemahan di masa
lampau sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
pegawai selanjutnya
62 2.3.8
Pemutusan Kerja
Pemutusan kerja (Edwin B. Flippo,1995, p298) adalah pemutusan
hubungan kerja seorang
pemutusan kerja ini
pegawai
berarti
dengan perusahaan. Dengan
berakhirnya keterikatan kerja pegawai
terhadap perusahaan tersebut. Alasan pemutusan kerja meliputi:
1. Undang-undang
2. Keinginan perusahaan
3. Keinginan pegawai
4. Pensiun
5. Kontrak kerja berakhir
6. Kesehatan pegawai
7. Meninggal dunia
8. Perusahaan dilikuidasi.
Download