analisis praktik kerja industri siswa smk dalam menyesuaikan

advertisement
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang
ANALISIS PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DALAM MENYESUAIKAN
KEBUTUHAN DUNIA KERJA
Muhammad Ulinnuha Musthofa1), Hary Suswanto2), Amat Nyoto3)
1,2,3)
Pendidikan Kejuran, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
Email: 1)[email protected]
Abstrak
Tingginya presentase tingkat pengangguran terbuka di kalangan lulusan SMK menunjukkan
bahwa lulusan SMK belum mampu memenuhi tuntutan dunia kerja . Ukuran dunia kerja dalam
melihat kompetensi tenaga kerja lulusan SMK adalah dengan memperhatikan kualitas dan tingkat
produktivitas kerjanya . Oleh karena itu pendidikan di SMK memiliki tanggung jawab
menyiapkan kemampuan dan keterampilan kerja serta kesiapannya baik dari segi mental dalam
memasuki dunia kerja . Salah satu upaya pendidikan kejuruan untuk membentuk kecakapan kerja
siswa atau kesiapan kerja siswa melalui pemberian pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan
sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan nyata DUDI melalui kegiatan Praktik Kerja Industri .
Tujuan Penulisam artikel ini untuk melakukan kajian tentang SMK agar mampu mencetak lulusan
yang dapat mengikuti perkembangan yang ada di Industri. Kajian ini dibagi kedalam beberapa
bahasan diantaranya: (1) Hubungan SMK dengan Dunia Industri, (2) Praktik Kerja Industri
(Prakerin), (3) Implementasi Praktik Industri dengan Kebutuhan Dunia Kerja.
Kata kunci : praktek kerja industri, dunia kerja
Abstract
The high percentage of open unemployment rate among vocational graduates shows that SMK
graduates have not been able to meet the demands of the world of work. The size of the world of
work in viewing the competence of vocational school graduates is to pay attention to the quality
and level of work productivity. Therefore, education in vocational schools has the responsibility
to prepare skills and job skills and readiness both mentally in entering the workforce. One of the
efforts of vocational education to form students work skills or readiness of students through the
provision of knowledge, skills, and the formation of work attitude in accordance with the real
needs of DUDI through Industrial Work Practice. Purpose Writer of this article to conduct a
study of SMK in order to be able to print graduates who can keep up with developments in the
Industry. This study is divided into several subjects such as: (1) The relationship between SMK
with the Industrial World, (2) Industrial Work Practices (Prakerin), (3) Implementation of
Industrial Practices with the Needs of the World of Work.
Keywords : industrial work practice, world of work
ISSN : 2597 – 4696
Copyright © SENASIF 2017
244
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang
kerja . Dengan demikian sistem pendidikan
PENDAHULUAN
Rendahnya mutu tamatan SMK dan
kejuruan perlu dirancang sesuai dengan
makin besarnya tantangan yang dihadapi
kebutuhan Industri dan salah satu cara
bangsa Indonesia dalam persaingan global di
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
abad 21 menjadikan bangsa Indonesia harus
Indonesia
mampu mengelola dan mengembangkan
kualitas tamatan SMK yang dapat ber-
sumber daya manusianya. Rendahnya mutu
adaptasi
ini dapat dilihat dari semakin sulitnya lulusan
Industri.
SMK
untuk
sementara
memperoleh
jumlah
adalah
dengan
dengan
meningkatkan
perkembangan
dunia
pekerjaan,
Menurut Asian Development Bank
semakin
(2014) tiga faktor penting untuk memak-
lulusannya
bertambah. Banyaknya lulusan SMK yang
simalkan
tidak mendapatkan pekerjaan memperlihat-
membangun
kan ketidaksiapan lulusan memasuki dunia
fleksibel; 2) mengembangkan dan memper-
kerja . Menurut dari data terakhir Badan
barui keterampilan yang diperlukan; dan 3)
Pusat Statistik (BPS) tentang angkatan kerja
meningkatkan
pada februari 2016 dimana lulusan SMK
karena itu diperlukan suatu jembatan bagi
tercatat sebagai penyumbang terbesar angka
SMK agar dapat mengikuti perkembangan
pengangguran. Data tersebut menunjukkan
yang ada di Industri dimana siswa dapat
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) SMK
mengembangkan dan memperbarui keteram-
mencapai 1,35 juta orang atau, 9% dari total
pilan sesuai perubahan teknologi yang ada
angkatan
Tingkat
sehingga mereka mampu mening-katkan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
kemampuan kerja sesuai kebutuhan yang ada
SMK lebih tingggi dari pada lulusan SMA
di Industri
kerja
lulusan
SMK.
sumber
sistem
daya
manusia:
pendidikan
kemampuan
kerja.
1)
yang
Oleh
dan SMP yang masih dibawah 9%, hal ini
Dunia Usaha dan Dunia Industri
sangat memprihatinkan mengingat SMK
(DUDI) merupakan salah satu elemen yang
seharusnya mencetak lulusan yang siap kerja
penting dalam dunia ketenagakerjaan. Hal ini
dibanding lulusan menengah lainnya.
tidak bisa dipungkiri karena dunia usaha
Tingginya
presentase
tingkat
industri merupakan salah satu penyerap
pengang-guran terbuka di kalangan lulusan
tenaga kerja yang cukup dominan sehingga
SMK menunjukkan bahwa lulusan SMK
perlu adanya penyesuaian antara DUDI
belum mampu memenuhi tuntutan dunia
dengan dunia pendidikan sebagai sumber
ISSN : 2597 – 4696
Copyright © SENASIF 2017
245
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang
penghasil tenaga kerja. Menurut Djojonegoro
Semakin berkembangnya teknologi baru
(1998) ukuran Dunia kerja dalam melihat
dalam
kompetensi tenaga kerja lulusan SMK adalah
pekerja yang memiliki kemampuan teknologi
dengan memperhatikan kualitas dan tingkat
sangat penting. Sumbangan pekerja teknis
produktivitas kerjanya melalui dua ukuran
akan semakin meningkat, secara perlahan
dasar yaitu accepted (baik) dan rejected
menggantikan pekerja tradisional (Suryadi &
(ditolak) .Kualitas kerja ini tidak lain dapat
Budimansyah, 2004). Kemampuan meng-
tercermin
profesionalitas
atasi ketidakpastian (uncertainty) merupakan
tenaga kerjanya yakni sesuatu yang tertanam
kunci untuk bertahan di duni kerja Hal ini
dalam diri seseorang yang mempengaruhi
dikarenakan
perilakunya
memiliki
melalui
sikap
diantara-nya
peduli
kepada
dunia
industri, maka
kebutuhan
pengetahuan
yang
spesifik
kecenderungan
cepat
menjadi
mutu, mampu bekerja cepat, tepat, dan
usang (obsolete), di sisi lain keterampilan
efisien, serta menghargai waktu dan menjaga
umum yang bisa digunakan untuk mengatasi
reputasi.
masalah dalam konteks professional dan
Pembelajaran di pendidikan kejuruan
ketidakpastian pasar kerja.
secara spesifik harus bisa menanamkan
Berdasarkan uraian diatas tentang
kualitas kerja SDM yang telah ditetapkan
kondisi
oleh industri agar tidak terjadi kesenjangan
kebutuhan dunia kerja maka diperlukanlah
antara kualitas lulusan dengan kebutuhan
kajian tentang bagaimana SMK agar mampu
industri . SDM yang dibutuhkan sekarang
mencetak lulusan yang dapat mengikuti
oleh dunia usaha/industri dan produksi
perkembangan yang ada di Industri. Kajian
adalah tenaga kerja yang dapat menghadapi
ini
tantangan
karena
diantaranya: (1) Hubungan SMK dengan
perkembangan teknologi industri menuntut
Duni Industri, (2) Praktik Kerja Industri
peningkatan
(Prakerin), (3) Analisis Implementasi Praktik
perubahan
teknologi,
penguasaan
pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilan sumberdaya
lulusan
dibagi
SMK
kedalam
serta
beberapa
gambaran
bahasan
Industri dengan Kebutuhan Dunia Kerja.
manusianya (Tuloli, 2006).
Berkembangnya
pendayagunaan
tekno-logi juga mengakibatkan perubahan
kompo-sisi angkatan kerja menurut jenis
jabatan dan tingkatan keahlian pekerja.
ISSN : 2597 – 4696
Copyright © SENASIF 2017
246
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang
PEMBAHASAN
menunjukkan
bahwa
tanggapan
dunia
Hubungan Sekolah Menegah Kejuruan
industri dalam rangka program link and
dengan Dunia Industri
match pada pelaksanaan pendidikan adalah
pendidikan
cukup positif dan cenderung bersedia terlibat
kejuruan sering dicermati orang melalui mutu
langsung. Namun, kesediaan dunia industri
lulusannya dan seberapa banyak lulusan
dalam melakukan evaluasi dan pemasaran
tersebut diserap oleh dunia usaha dan
lulusan cenderung kurang, karena mereka
industri.
menganggap
Kualitas
lembaga
Keberhasilan
penyelenggaraan
tidak
memiliki
keahlian
dibidang tersebut.
pendidikan kejuruan dapat dilihat dari tingkat
mutu dan relevansi yaitu jumlah penyerapan
Kendala yang sering didapati oleh
lulusan dan kesesuaian bidang. (Depdiknas,
industri di lapangan, yaitu: ketidaksesuaian
Renstra 2010 – 2014, 83-85). Mutu lulusan
antara latar belakang disiplin ilmu siswa
tersebut dapat dilihat dari kemampuan dan
dengan dunia usaha tujuan bekerja dan
keterampilan kerja, kesiapannya, baik dari
adanya poses penyesuaian diri oleh siswa
segi mental, dalam memasuki dunia kerja.
pada tahap awal, (Surunuddin, 1997). Siswa
Kualitas lembaga pendidikan itu sendiri
masih
dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang
kompleksitas masalah yang ada di industri.
dapat diterima dan bekerja di dunia industri,
Sementara dunia kerja atau industri kurang
serta waktu yang relatif pendek mendapatkan
optimal
pekerjaan. Dengan demikian peran Sekolah
tamatan SMK, dunia industri lebih berminat
Menengah Kejuruan sangat penting dalam
mengunakan
menyiapkan kemampuan dan keterampilan
mempunyai pengalaman kerja yang bagus,
kerja, kesiapannya, baik dari segi mental,
sehingga tenaga kerja lulusan SMK tidak
dalam memasuki dunia kerja.
terpakai dan menganggur. Hal ini yang
dianggap
dalam
kurang
menyerap
tenaga
kerja
memahami
tenaga
yang
kerja
sudah
memicu terjadinya ketimpangan antara dunia
Salah satu permasalahan pokok yang
menjadi penyebab Dunia Industri memiliki
industri dengan dunia pendidikan
ketidakpercayaan terhadap SMK, dimana
Praktik Industri di Sekolah Menengah
SMK kurang maksimal dalam melakukan
Kejuruan
proses pendidikan terhadap siswa sehingga
menghasilkan
tamatan
dengan
Pendidikan
kualitas
menengah
kejuruan
merupakan salah satu bentuk pendidikan
rendah. Hasil penelitian Sunaryo (1996),
ISSN : 2597 – 4696
Copyright © SENASIF 2017
247
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang
yang
diselenggarakan
untuk
(Mohammad Ali, 2009:315). Menurut Oemar
menghasilkan manusia yang berkualitas.
Hamalik praktik industri atau dibeberapa
Berdasarkan Undang - Undang Sistem
sekolah disebut dengan On The Job Training
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
(OJT) merupakan modal pelatihan yang di
pasal 15 dijelaskan bahwa “ Pendidikan
selenggarakan di lapangan, bertujuan untuk
kejuruan merupakan pendidikan menengah
memberikan kecakapan yang diperlukan
yang mempersiapkan siswa terutama untuk
dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan
bekerja dalam bidang tertentu”. Dengan
tuntutan
demikian
(2007:21).
lulusan
pemerintah
pendidikan
kejuruan
diharapkan dapat memasuki lapangan kerja,
kemampuan
Berdasarkan
bagi
pekerjaan
beberapa
pengertian
bekerja di industri/perusahaan dan mengem-
Prakerin diatas, dapat disimpulkan Prakerin
bangkan sikap profesional sesuai dengan
merupakan
salah
bidangnya
pendidikan
kejuruan
masing-masing.
Salah
satu
satu
bentuk
untuk
upaya
membentuk
inovasinya adalah pelaksanaan Praktik Kerja
kecakapan kerja siswa atau kesiapan kerja
Industri yang merupakan program SMK
siswa
dimana siswa melakukan Praktik kerja
keterampilan, dan pembentukan sikap kerja
(magang) di perusahaan atau industri yang
yang sesuai dengan kebutuhan nyata DUDI
merupakan bagian integral
.Hasil dari pelaksanaan praktik industri ini
dari
proses
pendidikan dan pelatihan di SMK.
Menurut
Siman
dan
melalui
diharapkan
pemberian
dapat
pengetahuan,
mempersiapkan
dan
Darmawati
mengarahkan tamatan Pendidikan kejuruan
(2006: 145) Prakerin meliputi pekerjaan
menjadi tenaga yang siap dilatih dan dilatih
nyata di lini produksi bukan simulasi, yang
kembali (trainable and retrainable), dalam
sinkron
dengan
bidang
arti selalu siap dan mampu menyesuaikan
dimiliki
siswa,
yang
keahlian
terkait
yang
dengan
penerapan
atau
pengembangan
teknologi,
ilmu
pengetahuan yang didapatkannya di sekolah,
pengetahuan
dan
seni
dan
dan mengacu pada kompetensi yang sesuai
keterampilan
yang diperolehnya
dengan standar profesi tertentu di Dunia
kebutuhan dan tuntutan pekerjaan yang
Usaha Dunia Industri (DUDI). Pendidikan
dilakukannya, yang dapat berubah atau
kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan
berkembang dari waktu kewaktu.
dengan
untuk membentuk kebiasaan kerja dan
kebiasaan
dalam
pekerjaannya
nanti
ISSN : 2597 – 4696
Copyright © SENASIF 2017
248
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang
Implementasi Praktik Industri dengan
keterampilan, dan pembentukan sikap kerja
Kebutuhan Dunia Kerja
yang sesuai dengan kebutuhan nyata DUDI
Di Indonesia dunia pendidikan yang
Tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan
DUDI
pendidikan
merupakan
kejuruan.
Hal
dipersiapkan mengarah orientasinya lebih
tantangan
ini
pada penyediaan tenaga kerja industri dan
telah
diungkapkan oleh Wardiman (1998) bahwa
ahli
salah satu karakteristik pendidikan kejuruan
pembangunan era industrialisasi. Sumber-
adalah
daya
mempersiapkan
siswa
untuk
teknologi,
yang
sebagai
menopang
bagian
dari
dilaksanakan-nya
sehingga
industrialisasi di Indonesia tidak lain adalah
seharusnya pendidikan kejuruan didasarkan
tenaga yang dihasilkan oleh dunia pendidikan
atas “demand driven” yakni permintaan
kejuruan,
dunia
dan
pengembangan sumber daya manusia harus
dinamika tempat kerja serta tantangan di
mulai dari pembenahan system pendidikan
dunia kerja yang menuntut kompetensi kerja
yang mengarah pada penyediaan tenaga yang
yang
digunakan dalam industri (Soetopo, 2005) .
memasuki
lapangan
kerja.
tinggi,
kerja,
Kemajuan
teknologi
mengharuskan
institusi
oleh
sebab
itu
kebijakan
pendidikan kejuruan untuk mengantisipasi
Pelatihan langsung bagi siswa di
dan menghadapi perubahan tersebut dengan
dunia industri melalui konsep Prakerin
menyiapkan
merupakan
mengoptimalkan
lulusan
yang
potensi
mampu
dirinya
cara
mengembangkan
dan
memperbarui kompetensi yang diperoleh
untuk
memiliki kompetensi yang diharapkan dunia
selama
kegiatan
pembelajaran
kerja. Untuk mendapatkan kompetensi yang
diperoleh link and match antara pendidikan
sesuai dengan dunia kerja maka siswa perlu
di SMK dengan di Industri. Rhodes & Shiel
diberikan pengalaman belajar di dunia kerja
(2007)
nyata melalui Praktik Kerja Industri atau
mempersiapkan dirinya untuk melaksanakan
Prakerin .
prakerin melalui peningkatan pemahaman
menekan-kan
perlunya
sehingga
siswa
dari
lingkungan kerja, pemahaman bidang ilmu,
pengembangan kapasitas kerjasama dengan
dan keterampilan menggunakan peralatan
lembaga mitra kerjasama untuk membentuk
yang ada di industri.
Prakerin
Merupakan
bagian
Salah satu permasalahan pokok yang
kecakapan kerja siswa atau kesiapan kerja
siswa
melalui
pemberian
menjadi penyebab Dunia Industri memiliki
pengetahuan,
ketidakpercayaan terhadap SMK, dimana
ISSN : 2597 – 4696
Copyright © SENASIF 2017
249
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang
SMK kurang maksimal dalam melakukan
tuntutan dunia kerja. Yang pertama Guru
proses pendidikan terhadap siswa sehingga
sebagai manager yang baik, artinya guru
menghasilkan
kualitas
menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
rendah, dengan kata lain belum sesuai
mampu membimbing kegiatannya sendiri,
dengan
Dalam
mengarahkan siswa dalam membangun self
penelitian Wayong (2010) ada beberapa hal
control dan self activity melalui proses
yang harus dilakukan sekolah agar Praktik
pembelajaran.
tamatan
kebutuhan
dengan
pasar
kerja.
Industri relevan dan sesuai kebutuhan pasar
Yang kedua Guru sebagai mediator
kerja, diantaranya 1) Memahami budaya
yang terampil mempergunakan pengetahuan
kerja industri yang dikemas dalam pola
tentang bagaimana orang berinteraksi dan
pembelajaran,
sekolah
berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat
dengan program keahlian yang ada pada
menciptakan secara maksimal kualitas ling-
dunia kerja (industri), 3) Melakukan promosi
kungan yang interaktif. Yang ketiga Guru
dengan menyebarkan brosur ke dunia kerja
sebagai Evaluator juga dimaksudkan untuk
yang berisikan kompetensi-kompetensi yang
menilai seluruh kegiatan siswa dalam belajar
dimiliki siswa, 4) Mengundang industri dan
termasuk proses kerja dan hasil yang dicapai
lembaga yang terkait dalam temu wicara
oleh siswa, baik secara teori maupun praktek.
untuk
Dengan demikian guru kejuruan berperan
2)
Mengenalkan
menginformasikan
program
dan
sebagai jembatan untuk pelaksanaan prakerin
dalam
dan recruitment. Dari hasil penelitian diatas
mengoptimalkan potensi dirinya agar nanti-
menujukkan.
nya lulusan mememiliki ketrampilan sesuai
Disamping itu kesiapan sekolah juga
usaha
mempersiapkan
siswa
yang diharapkan oleh Industri /Perusahaan
terlihat dari sumber daya manusia yang
pemesan.
dimiliki terutama pada ketersediaan guru
pembimbing yang berpengalaman. Peran
guru
di
sini
penting
dalam
Berdasarkan pembahasan yang telah
latihan
untuk
diuraikan dapat disimpulkan bahwa terdapat
membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan
beberapa komponen yang harus dimiliki
dalam
SMK agar praktik Industri relevan dan sesuai
membangun
sangat
KESIMPULAN
pengalaman
pekerjaannya.
Maeliah
(2010)
menjabarkan beberapa peran guru dalam
kebutuhan
dunia
kerja
diantaranya:
1)
menyiapkan kompetensi kerja siswa sesuai
kesiapan sekolah terutama dalam menerapISSN : 2597 – 4696
Copyright © SENASIF 2017
250
Seminar Nasional Sistem Informasi 2017, 14 September 2017
Fakultas Teknologi Informasi – UNMER Malang
Rhodes, G. & Shiel, G. 2007. “Meeting the
Needs of the Workplace and the
Learner
Through
Work-Based
Learning”. Journal of Work- place
Learning, 19(3), 173-187
Soetopo Hendayat, 2005. Pendidikan dan
Pembelajaran Teori, Permasalahan
dan Peraktek. Penerbit Universitas
Muhamadyah Malang.
Tuloli
Nani,
2006.
Issu
Strategis
Pengembangan
Pendidikan
Teknologi
Kejuruan,
Makalah
disampaikan
pada
Konvensi
Nasional III APTEKINDO, dan
TEMU KARYA XIV di Gorontalo.
Wardiman D. 1998. Pengembangan Sumber
Daya Manusia melalui Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta:
Jayakarta.
Wayong, Aaltje D. Ch.. 2010. Relevansi
Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
pada Sekolah Kejuruan dengan
Kebutuhan Dunia Kerja . Dosen
Fakultas Teknik UNIMA
kan pola pembelajaran yang menanamkan
budaya kerja industri , mengenalkan sekolah
dengan program keahlian yang ada pada
dunia kerja (industri), melakukan komunikasi dengan dunia kerja terkait kompetensi
siswa
serta
menginformasikan
program
pelaksanaan prakerin dan recruitment; (2)
peran guru dalam menyiapkan kompetensi
kerja
siswa
meliputi
kemampuan
guru
sebagai manager dalam membangun self
control dan self activity siswa , sebagai
mediator yang terampil menciptakan secara
maksimal kualitas lingkungan yang interaktif , sebagai Evaluator siswa dalam belajar
termasuk proses kerja dan hasil yang dicapai.
REFERENSI
Ariff, M. dan H.Hill. 1985. Export Oriented
Industrialization:
The
ASEAN
Experience. Allen dan Unwin,
Sydney
Asian Development Bank, 2014. Sustainable
Vocational
Training
Toward
Industrial Upgrading and Economic
Transformation:
A
Knowledge
Sharing Experience. Mandaluyong
City, Philippines:
Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan
Sumberdaya
Manusia
melalui
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset.
Maeliah, Mally.2010 Peran Guru dalam
Menyiapkan Kompetensi
Kerja
Siswa Sesuai Tuntutan Dunia Kerja
di Industri Busana . Universitas
Pendidikan
Indonesia
(UPI)
Bandung
ISSN : 2597 – 4696
Copyright © SENASIF 2017
251
Download