HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN

advertisement
HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN
PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO
PRAMBANAN KLATEN
Nur aini Rahmawati 1, Aris Budhi Arti 2
Abstak : Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kurangnya
kesadaran akan pentingnya ASI, dan semakin gencarnya iklan susu formula.
Dibandingkan dengan susu formula termahal atau yang diklaim terbaik sekalipun,
kualitas ASI takkan pernah tertandingi. Di dalam ASI banyak mengandung zatzat yang bermanfaat sekaligus sangat dibutuhkan bayi untuk proses tumbuh
kembang maupun penunjang kecerdasannya yang tak dimiliki susu formula,
sehingga Departemen Kesehatan maupun WHO (World Health Organization)
menegaskan pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi minimal 6 bulan
pertama.
Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan ketertarikan iklan susu formula
dengan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Desa Kemudo, Prambanan, Klaten.
Metode penelitian diskriptif korelasional, pendekatan waktu yang digunakan
dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah
pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang berkunjung di Posyandu Desa
Kemudo, Prambanan, Klaten pada bulan April sampai dengan Mei tahun 2009.
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
non probability sampling secara purposive sampling. Instrumen penelitian
adalah kuesioner. Analisa data chi square.
Hasil penelitian Ketertarikan iklan susu formula di Posyandu Desa Kemudo
Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten sebagian besar pada kategori baik
dengan prosentase 60 %. Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Desa Kemudo
Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten sebagian besar tidak memberikan Asi
Eksklusif dengan prosentase 76,6 %.
Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan yang bermakna antara
ketertarikan iklan susu formula dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai 2
= 10,497, p = 0,007 (p < 0,05), OR = 0,52 dan CI 95% 0.083-3.259. Nilai OR
0.52 berarti bahwa ibu yang tidak tertarik dengan iklan susu formula cenderung
0.52 kali untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.
Kata Kunci : Ketertarikan Iklan, Susu Formula, ASI Eksklusif
62
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 61-72
I.
PENDAHULUAN
Air
susu
WHO
(2000) di enam negara berkembang,
makanan yang terbaik yang dapat
resiko kematian bayi antara usia 9-12
diberikan oleh seorang ibu kepada
bulan
bayinya. Komposisi dalam ASI sesuai
tersebut tidak disusui, bayi berusia
untuk pertumbuhan dan perkembangan
dibawah dua bulan angka kematiannya
bayi pada setiap saat, ASI juga
meningkat
mengandung zat pelindung yang dapat
2008).
bayi
(ASI)
penelitian
adalah
menghindari
ibu
Berdasarkan
dari
meningkat
40%
menjadi
jika
48%
bayi
(Roesli,
berbagai
Menurut Survey Demografi dan
penyakit infeksi. Dipandang dari sudut
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
ekonomi pemberian ASI juga sangat
2002-2003,
menguntungkan baik bagi keluarga
pemberian ASI eksklusif pada bayi
maupun negara (Perinasia, 2004).
usia 2 bulan hanya mencakup 64%,
didapati
data
jumlah
Pemberian ASI eksklusif pada
pada bayi usia 2-3 bulan 46%, dan
bayi sampai usia sebulan setelah
14% pada bayi usia 4-5 bulan, yang
kelahirannya hanya 25-80%, lebih
lebih
buruk lagi di daerah kumuh perkotaan
dibawah usia 2 bulan telah diberi
(Jakarta,
dan
makanan tambahan, yang seharusnya
Semarang) pemberian itu hanya sampai
disayangkan tingkat pemberian ASI
40%, bahkan ada bayi yang baru
secara eksklusif di Tanah Air hingga
berumur dua minggu sudah diberikan
saat ini masih sangat rendah yakni
makanan
antara 39%-40% dari jumlah ibu yang
Makassar,
lain
Surabaya
(Amiruddin,
2006).
memprihatinkan
Di
13%
Klaten
bayi
Proporsi pemberian ASI pada bayi
melahirkan.
cakupan
kelompok usia 0 bulan sebesar 73,1%,
pemberian ASI pada tahun 2005 hanya
1 bulan 55,5%, 2 bulan 43%, 3 bulan
3,14%, selanjutnya pada pasca gempa
36% dan kelompok usia 4 bulan
yaitu pada juni 2006 dicanangkan
16,7%. Semakin bertambahnya usia
program Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
bayi terjadi penurunan pola pemberian
dan ASI eksklusif sehingga cakupan
ASI sebesar 1,3 kali atau sebesar
naik menjadi 21,3%, tahun 2007 naik
77,2% (Purnamawati, 2001).
menjadi 23%, dan hingga pertengahan
Nur Aini Rahmawati, Aris budhi Arti, Hubungan Ketertarikan Iklan Susu…
tahun 2008 telah
mencapai 40%
(Kedaulatan Rakyat, 2008).
United
Nations
63
semakin gencarnya iklan susu formula
dengan adanya penyebaran brosur-
International
brosur tentang iklan susu formula.
Childrens Emergency Fund (UNICEF)
Dibandingkan dengan susu formula
menyatakan 30 ribu kematian bayi di
termahal atau yang diklaim terbaik
Indonesia dan 10 juta kematian anak
sekalipun, kualitas ASI takkan pernah
balita di dunia tiap tahun bisa dicegah
tertandingi. Di dalam ASI banyak
melalui
secara
mengandung zat-zat yang bermanfaat
eksklusif selama enam bulan sejak
sekaligus sangat dibutuhkan bayi untuk
lahir
proses
pemberian
tanpa
ASI
harus
memberikan
tumbuh
kembang
maupun
makanan/minuman tambahan kepada
penunjang kecerdasannya yang tak
bayi. UNICEF menyebutkan bukti
dimiliki
ilmiah yang dikeluarkan oleh jurnal
Departemen Kesehatan maupun WHO
Paediatrics pada 2006. Terungkap data
(World
bahwa bayi yang diberi susu formula
menegaskan
memiliki
ASI eksklusif pada bayi minimal 6
dunia
kemungkinan
pada
bulan
meninggal
pertama
susu
formula,
Health
sehingga
Organization)
pentingnya
pemberian
bulan pertama (Depkes, 2004).
kelahirannya. Peluang itu 25 kali lebih
WHO / UNICEF menetapkan
tinggi daripada bayi yang disusui oleh
Global Strategy for Infant and Young
ibunya secara eksklusif. Banyaknya
Child Feeding yang di Indonesia
kasus kurang gizi pada anak-anak
ditindaklanjuti
berusia di bawah 2 tahun yang sempat
Strategi Nasional Pemberian Makanan
melanda beberapa wilayah Indonesia
Bayi dan Anak yaitu memberikan ASI
dapat
melalui
dalam 30 menit setelah kelahiran,
pemberian ASI secara eksklusif, oleh
memberikan hanya ASI saja atau ASI
karena itu sewajarnya ASI eksklusif
Eksklusif sejak lahir sampai bayi
dijadikan prioritas program di negara
berumur
berkembang ini (Nuryati, 2008).
makanan pendamping ASI (MP-ASI)
diminimalisasi
Permasalahan yang utama adalah
faktor
sosial
budaya,
kurangnya
kesadaran akan pentingnya ASI, dan
6
dengan
bulan,
Penyusunan
memberikan
yang cukup dan bermutu sejak bayi
umur
6
bulan
dan
meneruskan
64
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 61-72
pemberian ASI sampai berumur 2
tahun (Sudarsono, 2007).
Berdasarkan
Dalam penelitian ini bertujuan
untuk menemukan adanya hubungan
studi pendahuluan
ketertarikan iklan susu formula dengan
yang dilakukan pada tanggal 4 Maret
pemberian ASI Eksklusif oleh ibu
2009 di Posyandu Desa Kemudo,
menyusui.
Prambanan, Klaten didapatkan data
Populasi
adalah
keseluruhan
balita yang usia 0-5 tahun sebanyak
subyek penelitian (Arikunto, 2006).
150 orang. Hasil wawancara pada 10
Populasi pada penelitian ini adalah
ibu yang menyusui bayi usia 0-6 bulan
pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-
ada
6 bulan yang berkunjung di Posyandu
6
ibu
memberikan
bayinya
yang
susu
dan
ada
mengatakan
formula
pada
Desa Kemudo, Prambanan, Klaten
4
yang
pada bulan April sampai dengan Mei
ibu
mengatakan masih memberikan ASI
saja.
tahun 2009 sebanyak 150 responden.
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).
II. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah diskriptif korelasional yaitu
suatu
metode
penelitian
yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat
gambaran
atau
diskripsi
tentang suatu keadaan secara obyektif
dengan cara mencari hubungan dua
variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat (Notoatmodjo, 2003).
Metode pendekatan waktu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
cross
sectional
yaitu
metode
pengambilan data yang di lakukan
dalam waktu yang bersama dengan
subyek yang ada (Notoatmodjo, 2003).
Teknik pengambilan sampel yang
akan digunakan dalam penelitian ini
adalah
non
probability
sampling
secara purposive sampling dimana
pengambilannya
didasarkan
pada
pertimbangan
tertentu
yaitu
disesuaikan
dengan
diharapkan
dari
tujuan
yang
penelitian
(Notoatmodjo, 2005) dengan jumlah
sampel 30 responden. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah
keseluruhan sampel yang memiliki
kriteria yang telah ditetapkan sampai
batas waktu penelitian.
Nur Aini Rahmawati, Aris budhi Arti, Hubungan Ketertarikan Iklan Susu…
Adapun kriteria inklusi sampel
65
bagaimana cara pengisian kuesioner.
dalam penelitian ini adalah sebagai
Kuesioner
berikut:
menyusui yang mempunyai bayi usia
a. Ibu menyusui yang mempunyai
0-6 bulan yang memenuhi kriteria
bayi
usia
berkunjung
0-6
di
dibagikan
pada
ibu
bulan
yang
inklusi di Posyandu Desa Kemudo,
Posyandu
Desa
Prambanan, Klaten
Kemudo, Prambanan, Klaten tahun
2009.
III. HASIL DAN BAHASAN
b. Bisa membaca dan menulis
1.
Analisa Univariat
c. Bersedia menjadi responden
Analisa univariat adalah untuk
Adapun kriteria eksklusi sampel
mengetahui
variabel
penelitian
berikut :
responden
dengan
menggunakan
a. Ibu menyusui yang mempunyai
distribusi
frekuensi.
Karakteristik
bayi yang menderita penyakit
responden
terdiri
kronis atau penyakit bawaan.
pendidikan dan pekerjaan ibu, selain
Instrument adalah alat yang akan
itu dianalisa tentang ketertarikan iklan
digunakan untuk pengumpulan data
susu formula dan pemberian ASI
(Notoatmodjo,
Eksklusif.
Untuk
mengetahui hubungan ketertarikan
iklan susu formula dengan pemberian
ASI
Eksklusif
istrument
karakteristik
dari
umur,
a. Karakteristik Responden
1) Pendidikan
yang
digunakan adalah kuesioner dengan
adalah
dalam
dalam penelitian ini adalah sebagai
2005).
ini
bebas
Tabel 4.2
Karakteristik
Responden Berdasarkan pendidikan
tipe dichotomous choice dengan cara
memilih salah satu jawaban dari dua
alternatif jawaban (ya atau tidak)
yang disediakan.
Pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan data primer
yaitu
dengan cara memberikan informed
consent dan penjelasan terlebih dahulu
No
Pendidikan
Frekuensi %
1
Rendah
6
20
2
Menengah
22
73,3
3
Tinggi
2
6,7
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer 2009
66
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 61-72
Berdasarkan
tabel
4.2
prosentase
Berdasarkan
hasil
tertinggi adalah pada ibu dengan
diketahui
pendidikan menengah yaitu 22 orang
responden tidak tertarik terhadap iklan
(73,3%) dan prosentase terkecil adalah
susu formula sebanyak 18 orang
pendidikan tinggi yaitu sebanyak 2
(60%),
orang (6,7%).
terhadap iklan susu formula sebanyak
2) Pekerjaan
12 orang (40%). Berdasarkan hal
tersebut
Tabel 4.3 Karakteristik
Responden Berdasarkan pekerjaan
bahwa
penelitian
sebagian
sedangkan
dapat
yang
besar
tertarik
disimpulkan bahwa
sebagian besar responden tidak tertarik
terhadap iklan susu formula.
No
Pekerjaan
Frekuensi %
1
Bekerja
7
2
Tidak bekerja 23
76,7
Jumlah
100
c. Pemberian ASI Eksklusif
23,3
30
Tabel
4.5
Distribusi
Frekuensi
Pemberian ASI Eksklusif
No Pemberian
ASI
Eksklusif
Frekuensi
%
besar ibu adalah tidak bekerja atau ibu
1
Benar
7
23,3
rumah tangga sebanyak 23 orang
2
Tidak
Benar
2
76,7
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer 2009
Dalam penelitian ini sebagian
(76,7%) dan ibu yang bekerja sebanyak
7 orang (23,3%).
b. Ketertarikan Iklan Susu Formula
Tabel
4.4
Distribusi
Frekuensi
Ketertarikan
Iklan Susu
Formula
Frekuensi
Dari tabel 4.5 dapat diketahui
bahwa sebagian besar ibu memberikan
Ketertarikan Iklan Susu Formula
No
Sumber : Data Primer 2009
%
ASI Eksklusif dengan tidak benar yaitu
sebanyak 23 orang (76,7%) dan yang
1
Tertarik
12
40
memberian
2
Tidak tertarik
18
60
benar hanya 7 orang (23,3%).
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer 2008
ASI
Eksklusif
dengan
Nur Aini Rahmawati, Aris budhi Arti, Hubungan Ketertarikan Iklan Susu…
2.
67
Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa untuk mengetahui hubungan dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat yaitu hubungan ketertarikan iklan susu
formula dengan pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.6.
Hubungan Ketertarikan Iklan Susu Formula dengan
Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI
Eksklusif
Ketertarikan
ASI
Eksklusif
Tidak ASI
Eksklusif
Tertarik
2 (6,7%)
10 (33,3%)
Tidak tertarik
5 (16,7%)
13(43,3%)
CI 95%
2
p
10.497
OR
0.007
0.52
Lower
Upper
0.083
3.259
n = 30 signifikansi < 0,05
Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui bahwa ada hubungan yang
bermakna antara ketertarikan iklan
B. Bahasan
1.
Karakteristik Responden
Berdasarkan
hasil
penelitian
besar
responden
susu formula dengan pemberian ASI
bahwa
Eksklusif dengan nilai 2 = 10,497, p =
adalah berpendidikan menengah yaitu
0,007 (p < 0,05), OR = 0,52 dan CI
sebanyak
95% 0.083-3.259. Nilai OR 0.52
Pendidikan
berarti bahwa ibu yang tidak tertarik
perubahan
terhadap iklan susu formula cenderung
seseorang atau kelompok dalam usaha
0.52 kali untuk memberikan ASI
mendewasakan manusia melalui upaya
Eksklusif pada bayinya. Dari hasil
pengajaran
penelitian ini dapat diambil kesimpulan
perbuatan, cara mendidik. Ibu yang
bahwa semakin tidak tertarik seseorang
berpendidikan
terhadap iklan susu formula maka
menerima suatu ide baru dibandingkan
pemberian
dengan ibu yang berpendidikan rendah
ASI
Eksklusif
terlaksana dengan benar.
akan
sehingga
sebagian
22
responden
adalah
sikap
dan
suatu
dan
proses
tata
latihan,
tinggi
promosi
(73,3%).
proses
lebih
dan
laku
mudah
informasi
68
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 61-72
tentang ASI Eksklusif dengan mudah
komunikasi para ibu yang sedang
dapat
menyusui. Responden tertarik dengan
diterima
dan
dilaksanakan
(Kurniadi, 2006).
Pekerjaan
iklan
responden
sebagian
susu
formula
dikarenakan
sebagian responden belum mengetahui
besar adalah tidak bekerja (ibu rumah
tentang
tangga) sebanyak 23 orang (76,7%).
Menurut
Pekerjaan dalam arti luas adalah
pengetahuan tentang ASI sebagian
aktivitas
dilakukan
besar diperoleh dari pengalaman yang
manusia, sedangkan definisi pekerjaan
berasal dari berbagai sumber seperti
dalam arti sempit adalah usaha yang
media elektronik dan media cetak.
digunakan untuk melaksanakan tugas
Pengetahuan
atau kerja yang menghasilkan uang
keyakinan tertentu seingga seseorang
bagi seseorang (Wikipedia Indonesia,
berperilaku
2006).
(Notoatmodjo, 2003).
2.
3.
utama
yang
Ketertarikan Iklan Susu Formula
Ketertarikan responden terhadap
manfaat
ASI
Eksklusif.
Notoatmodjo
dapat
(2003),
membentuk
sesuai
keyakinan
Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian
ASI
eksklusif
di
iklan susu formula sebagian besar
Posyandu Desa Kemudo Prambanan
adalah tidak tertarik sebanyak 18 orang
Klaten termasuk kurang dari target
(60%), dikarenakan sebagian besar
karena dari 30 responden hanya 7
responden
orang saja yang memberikan ASI
menengah.
mempunyai
pendidikan
Pendidikan
dapat
Eksklusif.
Hal
ini
dikarenakan
mempengaruhi perubahan sikap dan
sebagian responden bekerja di luar
tata laku seseorang atau kelompok
rumah
dalam usaha mendewasakan seseorang.
memberikan
Menurut
iklan
bayinya. Dan didukung pula dengan
dapat mempengaruhi pola dan perilaku
pengetahuan responden yang kurang
antar pribadi dan kelompok. Pengaruh
baik tentang ASI eksklusif.
Sumartono
(2002),
itu bisa positif dan bisa negatif. Iklan
sehingga
ASI
Menurut
tidak
dapat
Eksklusif
pada
Perinasia
ASI
Eksklusif
(2004),
susu formula yang bagus dapat dengan
pemberian
adalah
mudah beredar di kalangan jaringan
memberikan hanya ASI saja segera
Nur Aini Rahmawati, Aris budhi Arti, Hubungan Ketertarikan Iklan Susu…
69
setelah bayi lahir sampai berusia 6
baik. Hasil penelitian sesuai dengan
bulan tanpa makanan atau minuman
penelitian Setyaningsih (2006), bahwa
lain.
ada
ASI
adalah
air
susu
yang
hubungan
antara
susu
pemberian
ASI
dikeluarkan oleh payudara ibu dan
formula
merupakan makanan terbaik untuk
eksklusif bahwa ibu yang membaca
bayi, mengandung zat-zat gizi yang
iklan susu formula cenderung untuk
dibutuhkan bayi dalam jumlah yang
tidak memberikan ASI Eksklusif.
cukup dan seimbang dalam susunan
yang
diperlukan
untuk
menjamin
dengan
iklan
Menurut Nagib (1998), perilaku
ibu
menyusui
berkaitan
pertumbuhan dan perkembangan bayi
pengetahuan
yang
terhadap pemberian ASI Eksklusif.
optimal
pada
bulan-bulan
dan
pada
dengan
prinsipnya
pertama kehidupannya.
Dengan
meningkatnya
4.
Hubungan Ketertarikan Iklan Susu
tentang
ASI
Formula dengan Pemberian ASI
perilaku terhadap menyusui sehingga
Eksklusif
akan
hasil
penelitian
diketahui bahwa ada hubungan yang
bermakna antara ketertarikan iklan
susu formula dengan pemberian ASI
eksklusif dengan nilai 2 = 10,497, p =
0,007 (p < 0,05), OR = 0,52 dan CI
95% 0.083-3.259. Nilai OR 0.52
berarti bahwa ibu yang tidak tertarik
dengan iklan susu formula cenderung
0.52 kali untuk memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya. Dari hasil
penelitian ini dapat diambil kesimpulan
bahwa semakin tidak tertarik terhadap
iklan susu formula maka pemberian
ASI Eksklusif akan terlaksana dengan
menimbulkan
mengakibatkan
menyusui
Berdasarkan
dapat
pengetahuan
bayi
berdasarkan
tindakan
yang
dilakukan
pengetahuan
yang
dimiliki. Ibu dengan pendidikan tinggi
akan tertarik terhadap iklan susu
formula. Menurut Kurniadi (2002), ibu
yang berpendidikan tinggi lebih mudah
dan dapat menerima suatu ide baru
dibandingkan
dengan
ibu
dengan
pendidikan rendah sehingga promosi
dan informasi tentang ASI Eksklusif
dengan mudah dapat diterima dan
dilaksanakan.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa pengaruh ketertarikan iklan
susu formula dengan pemberian ASI
Eksklusif
hanya
0,52
dikarenakan
70
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 61-72
masih
banyak
faktor
mempengaruhi
Eksklusif
pemberian
yaitu
pendidikan
pengetahuan,
pekerjaan
yang
Disamping
ASI
Eksklusif
ibu,
pengetahuan, pendidikan dan pekerjaan
dan
ibu.
pendapatan. Menurut Lestari (2002)
bahwa
pengetahuan
hubungan
yang
mempunyai
pemberian
didukung
ASI
dengan
IV. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
dengan
Berdasarkan analisis data dari
pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif.
hasil penelitian ini dapat disimpulkan
Hal ini didukung dengan pendapat
sebagai berikut :
Roesli (2000) yang mengatakan bahwa
1. Ketertarikan iklan susu formula di
adanya perbedaan pengetahuan ibu
Posyandu Desa Kemudo Kecamatan
tentang
Prambanan
ASI
signifikan
itu
akan
mempengaruhi
Kabupaten
Klaten
perbedaan lamanya memberikan ASI
sebagian besar pada kategori tidak
Eksklusif, tingkat
tertarik dengan prosentase 60 %.
sangat
pengetahuan ini
dipengaruhi
oleh
pandangan-pandangan
adanya
masyarakat
2. Pemberian
ASI
Eksklusif
di
Posyandu Desa Kemudo Kecamatan
tentang ASI Eksklusif yang belum
Prambanan
tentu benar.
sebagian besar tidak memberikan
Menurut Wikipedia (2006), ibu
yang bekerja sambil menyusui akan
lebih cepat menghentikan pemberian
Kabupaten
Klaten
ASI Eksklusif dengan prosentase
76,6 %.
3. Ada
hubungan
yang
ASI Eksklusif daripada ibu yang tidak
antara
bekerja, disamping itu keluarga dengan
formula dengan pemberian ASI
pendapatan
rendah
cenderung
lebih
memberikan
ketertarikan
bermakna
iklan
susu
atau
kurang
Eksklusif dengan nilai 2 = 10,497,
lama
dalam
p = 0,007 (p < 0,05), OR = 0,52 dan
Eksklusif
CI 95% 0.083-3.259. Nilai OR 0.52
ASI
(Notoatmodjo, 2003).
berarti bahwa ibu yang tidak tertarik
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dengan
iklan
susu
formula
disimpulkan bahwa pemberian ASI
cenderung
eksklusif
memberikan ASI Eksklusif pada
ketertarikan
berhubungan
iklan
susu
dengan
formula.
bayinya.
0.52
kali
untuk
Nur Aini Rahmawati, Aris budhi Arti, Hubungan Ketertarikan Iklan Susu…
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dalam penelitian ini saran yang
diberikan antara lain :
1.
Bagi Orang Tua
a. Bagi
orang
tua
yang
mempunyai pengetahuan baik dapat
mempertahankan pengetahuan tentang
ASI eksklusif bagi anaknya terutama
usia 0-6 bulan.
b. Bagi orang tua yang sudah
memberikan ASI eksklusif untuk dapat
memperhatikan
pemberian
ASI
eksklusif sehingga kebutuhan bayi
dapat tercukupi dan sesuai.
2.
Bagi Posyandu Desa Kemudo
Kecamatan Prambanan Kabupaten
Klaten
Agar tenaga kesehatan yang ada
dapat berkoordinasi dengan Puskesmas
untuk
tetap
mempertahankan
meningkatkan
pelayanan
dan
kesehatan
bagi ibu dan balita khususnya dalam
mensukseskan program ASI Eksklusif.
3.
Bagi peneliti selanjutnya
Hendaknya
penelitian
dapat
tentang
melakukan
pemberian
ASI
eksklusif dengan mengambil variabel
yang
lain
71
sehingga
akan
mendukung hasil penelitian.
lebih
Amiruddin,
R.
2006.
Susu
FormulaBayi.
www.duniabunda.com/index2.ph
p?option=com.content&dopdf=1&id=44 26 Januari 2009
jam 15.20 WIB.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian
Pendekatan Praktek. Edisi V.
Rineka Cipta. Jakarta.
_______. 2006. Prosedur Penelitian
Pendekatan Praktek. Edisi VI.
Rineka Cipta. Jakarta.
Baskoro, A. 2008. Panduan Praktis
Ibu Menyusui. Banyu Media.
Yogyakarta.
Departemaen Pendidikan Nasional.
2003. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi Ketiga. Balai
Pustaka. Jakarta.
Depkes
RI.
2004.
Kebijakan
Departemen Kesehatan Tentang
Peningkatan Pemberian ASI
Pekerja
Wanita.
http://www.depkes.go.id/index.p
hp?option. 20 Januari 2009. jam
16.00 WIB.
Fathia. 2008. Teknik Menjadwal
Menyusui.
http://cyberwoman.cbn.net.id./cb
prtl/cyberwoman/detail.aspx?x=
Mother+And+Baby&y=cyberwo
man%7CO%7CO%7C8%7 15
Maret 2009 jam 10.40 WIB.
Indriarti, MT. 2009. ASI, Susu
Formula, dan Makanan Bayi.
Arcan. Jakarta.
Kedaulatan Rakyat. 2008. Cakupan
Pemberian
ASI
Eksklusif.
http://www.kedaulatanrakyat.co.i
d. 15 Januari 2009. jam 20.00
WIB.
72
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 61-72
Klein, S. 2008. Panduan Merawat Bayi
dan
Balita.
Diva
Press.
Yogyakarta.
______. 2001. Mengenal ASI Eksklusif.
PT
Pustaka
Pembangunan
Swadaya Nusantara. Jakarta.
Kurniadi. 2006. Dorong ASI Ekslusif.
Avaible
From
http//www.Kompas.co.id.
27
Januari 2009 jam 10.20 WIB.
______. 2008. Mengenal ASI Eksklusif.
PT
Pustaka
Pembangunan
Swadaya Nusantara. Jakarta.
Lestari, 2006. Hubungan Pengetahuan
ASI Eksklusif dengan Status Gizi
Balita. KTI. Klaten
Nagib, 1998. Hubungan Perilaku
dengan Pengetahuan, Tesis.
Jakarta
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi
Revisi. Rineka Cipta. Jakarta.
______________. 2003. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi
Revisi. Rineka
Cipta. Jakarta.
______________. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi
Revisi. Rineka Cipta. Jakarta.
Nuryati, S. 2008. Susu Formula dan
Angka
Kematian
Bayi.
http://asiku.wordpress.com/2008/
03/06/susu formula-dan-angkakematian-bayi/ 6 Maret 2008 jam
20.15 WIB.
Perinasia. 2004. Bahan Bacaan
Manajemen Laktasi. Perinasia.
Jakarta.
Purnamawati,
2001.
Hubungan
Pengetahuan dengan Pemberian
ASI Eksklusif. KTI. Klaten
Purwanti. 2004. Konsep Penerapan
ASI Eksklusif. EGC. Jakarta.
Roesli, U. 2000. Mengenal ASI
Eksklusif.
PT
Pustaka
Pembangunan
Swadaya
Nusantara. Jakarta.
Rosita, S. 2008. ASI Untuk Kecerdasan
Bayi.
Edisi
I.
Ayyana.
Yogyakarta.
Russel, J. Thomas dan W. Ronald
Lare.
2002.
Tata
Cara
Periklanan
Kleppner.
PT
Gramedia. Jakarta.
Soenanto.
2008. Petunjuk Tentang
Susu Komposisi Susu Formula
yang
Baik
Bagi
Bayi.
http://id.answers.yahoo.com/ques
tion/index?qid. 6 Maret 2009.
jam 21.00 WIB.
Sudarsono, A. 2007. Susu Formula VS
ASI.
http://Ilmuwan.wordpress.com/2
007/03/03/susu-formula-vs-asi. 3
Maret 2009 jam 11.10 WIB.
Sunartyo, N. 2005. Panduan Merawat
Bayi dan Balita. Diva Press.
Yogyakarta.
Sumartono,
2002.
Pengetahuan,
http://www.indomedia.com
diakses 13 Maret 2009 Jam 10.00
WIB
Suradi, Ruslina. 2008. Manfaat ASI
dan Menyusui. FKUI. Jakarta.
Wikipedia Indonesia. 2006. Perayaan
Hari Ibu di Era IMD dan ASI
Eksklusif.
http://www.wikipedia.org/wiki/h
ariibu. 15 Januari 2009. jam
18.30 WIB.
Download