BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertunjukan Tayub dikenali masyarakat sudah sangat lama. Seorang peneliti asal Amerika, Clifford Geertz dalam bukunya The Religion of Java mendeskripsikan pertunjukan tayub di sebuah desa di Kediri pada tahun 1960-an.1 Sebelum riset yang dilakukan Clifford Geertz, Thomas Stamford Raffles dalam bukunya History of Java yang terbit pada tahun 1817 telah menyebutkan tayuban sebagai kesenian yang digemari oleh masyarakat Jawa. Telah dilakukan riset-riset mengenai tayub. Agus Cahyono melakukan penelitian mengenai pewarisan tradisi tayub di Kabupaten Blora pada tahun 2006.2 Dalam penelitiannya, terungkap bahwa para pelaku tayub telah mewariskan nilai-nilai, baik pengetahuan, sikap dan ketrampila kepada generasi berikutnya sehingga kesenian ini bisa tetap eksis. Selain Agus Cahyono, dilakukan penelitian tayub oleh Endang Ratih, Malarsih dan Wahyu Lestari tentang citra wanita dalam pertunjukan tayub.3 Dalam penelitian mereka, kedudukan perempuan dalam pertunjukan tayub adalah utama bahkan menjadi daya tarik paling utama. Perempuan dijadikan obyek pemuas laki-laki. Dalam penelitian mereka, 1 Clifford Geertz, The Religion of Java (Chicago: University of Chicago, 1976), 200. Agus Cahyono, “Pola Pewarisan Nilai-nilai Kesenian Tayub” dalam Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni (Vol. VII No. 1, Januari-April 2006, Unnes Semarang), 21-33. 3 Endang Ratih E.W., Malarsih, dan Wahyu Lestari, “Citra Wanita dalam Pertunjukan Kesenian Tayub” dalam Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni (Vol. VI No. 2/MeiAgustus 2005, Unnes Semarang), 57-65. 2 5 pemerintah khususnya Kabupaten Blora memberikan kebijakan dalam Peraturan Daerah tentang aturan dan etika pertunjukan tayub. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa belum tergambarkan bagaimana pertunjukan tayub itu dikelola. Penelitian tayub telah dilakukan secara komprehensif oleh Sri Rochana Widyastutieningrum. Penelitian desertasi ini telah diterbitkan dalam sebuah buku yang berjudul “Tayub di Blora Jawa Tengah, Pertunjukan Ritual Kerakyatan” pada tahun 2007.4 Dalam buku ini dipaparkan secara komprehensif perkembangan Tayub, sistem produksi dan secara khusus memaparkan peran dari penari tayub yang disebut joged. Dalam pemaparan tentang sistem produksi tayub dijelaskan mengenai elemen-elemen pertunjukan, baik personil, cara kerja hingga keuangan. Cerita tentang tayub juga menjadi tema sentral dalam sebuah novel yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, Ronggeng Dukuh Paruk oleh Achmad Tohari.5 Umumnya setiap pertunjukan dikelola oleh sebuah organisasi atau kelompok yang mengatur kapan dan di mana dilakukan pertunjukan. Untuk itu organisasi ini membutuhkan pengetahuan manajemen dalam menjalankan kegiatannya. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Manajemen PPM bahwa organisasi seni membutuhkan pengetahuan manajemen yang beragam yang menyesuaikan dengan 4 Sri Rochana Widyastutieningrum, Tayub di Blora Jawa Tengah Pertunjukan Ritual Kerakyatan (Surakarta: Pascasarjana ISI Surakarta, 2007). 5 Achmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk (Jakarta: PT Gramedia, 1982). 6 lingkup kerjaan seninya.6 Organisasi yang kegiatan seninya lebih bervariatif maka akan membutuhkan pengetahuan manajemen yang mencakup semua fungsi manajemen. Berdasarkan pandangan tersebut, untuk kepentingan manajemen sebuah organisasi seni dibutuhkan pengetahuan aspek fungsional manajemen, yang meliputi manajemen produksi, pemasaran , sumber daya manusia dan keuangan.7 Aspek Fungsional Manajemen 1. Manajemen Produksi 2. Pemasaran 3. Sumber Daya Manusia 4. Keuangan Gambar 2.1. Aspek Fungsional Manajemen Manajemen produksi merupakan salah satu fungsi manajemen dalam memproduksi sebuah produk. Produk dalam organisasi seni adalah kebentukan dari kesenian tersebut. Pertunjukan memiliki dimensi bentuk, ruang dan waktu.8 Dimensi bentuk adalah bentuk keseniannya. Dimensi ruang adalah konteks saat kesenian itu berada. Dimensi waktu adalah waktu atau durasi pertunjukan sedang berlangsung. Bila yang dimaksud adalah pertunjukan tayub, maka dimensi bentuk adalah tarian dari penari perempuan dengan pasangan yaitu laki-laki yang adalah bagian dari penonton. Dimensi ruang adalah ketika pertunjukan itu dilakukan terjadi dalam konteks saat itu. Dimensi waktu terjadi saat tarian itu sedang 6 Achsan Permas, Chrysanti Hasibuan-Sedyono, L.H. Pranoto dan Triono Saputro, 7. ____________, 8. 8 Timbul Haryono, Seni Pertunjukan Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni (Surakarta: ISI Press Solo, 2008:110). 7 7 berlangsung, sehingga bila tidak hadir saat pertunjukan maka tidak dapat tertangkap momentumnya. Dalam hal ini, waktu merupakan aspek penting dalam sebuah pertunjukan. Produksi selain menjadi bentuk pertunjukan, persiapan seperti latihan dan mengatur waktu menjadi bagian dari manajemen. Persiapan menyangkut latihan bersama dan mandiri bagi anggota organisasi. Selain itu persiapan sebelum pementasan seperti berbusana dan tata rias merupakan bagian dari manajemen produksi. Aspek pemasaran menyangkut distribusi dari pertunjukan tayub. Kesenian tayub biasanya diundang dalam hajatan bagi oleh individu atau oleh instansi. Dalam hal ini pihak ketua organisasi dan anggotanya menjadi orang penting karena melalui mereka, biasanya ada tawaran pentas. Penelitian akan menjawab siapa saja yang berperan dalam pemasaran pertunjukan ini. Aspek sumber daya manusia menunjukan pengorganisasian atau struktur dan pembagian tugas dari orang-orang dalam organisasi tersebut. Selama ini pertunjukan tayub dikelola secara sederhana oleh pengelolanya. Aspek keuangan menjadikan sebuah organisasi bisa berjalan. Melalui penelitian aspek keuangan akan dideskripsikan bagaimana mengelola sumber dana dan menggunakan dana tersebut. Melalui penelitian akan dipaparkan bagaimana mendapatkan sumber dana. Apakah sumber dana merupakan modal organisasi atau melakukan pinjaman modal? Penggunaan dana secara prinsip digunakan untuk operasional kegiatan dan untuk kas organisasi. 8 Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan seluruh aspek pengelolaan pertunjukan dalam rangka melihat kontribusi pertunjukan ini bagi masyarakat pendukungnya. 9