PERANCANGAN SISTEM KENDALI OTOMATIS PADA LANTAI

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERANCANGAN SISTEM KENDALI OTOMATIS
PADA LANTAI GETAR BERBASIS MIKROKONTROLLER
AVR ATMEGA32
(Studi Kasus Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan
Ergonomi)
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
ARLI KURNIAWAN
I 1308507
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
to user
2011
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
: Arli Kurniawan
Nim
: I 1308507
Judul tugas akhir
: Perancangan Sistem Kendali Otomatis Pada Lantai Getar
Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega32 (Studi Kasus
Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi).
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak
mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang
lain. Jika terbukti bahwa Tugas Akhir yang saya susun
mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan
batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan
sendirinya dibatalkan atau dicabut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian
hari
terbukti
melakukan
kebohongan
maka
saya
sanggup
menanggung segala konsekuensinya.
Surakarta, 11 Januari 2011
Arli Kurniawan
I 1308507
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
: Arli Kurniawan
Nim
: I 1308507
Judul tugas akhir
: Perancangan Sistem Kendali Otomatis Pada Lantai Getar
Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega32 (Studi Kasus
Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi).
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat
lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing I dan
Pembimbing II. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian
dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk
publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat
nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian
dari publikasi karya ilmiah
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surakarta, 11 Januari 2011
Arli Kurniawan
I 1308507
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Dalam pelaksanaan maupun penyusunan laporan skripsi ini, penulis telah
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan yang
sangat baik ini, dengan segenap kerendahan hati dan rasa yang setulus-tulusnya,
ucapan terima kasih penulis haturkan kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan rezekinya serta nikmat yang
lainnya. Anugerah mu begitu besar ya Allah.
2. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan doa, kasih sayang, limpahan
semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
3. Ir. Noegroho Djarwanti, M.T. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ir. Lobes Herdiman, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
5. Taufiq Rochman, STP, MT, selaku Ketua Program S-1 Non Reguler Jurusan
Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Ir. Lobes Herdiman, M.T, selaku Dosen Pembimbing I dan
Il-
ham Priadytama, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya, dan sabar dalam memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
7. Rahmaniyah Dwi Astuti, ST, MT, selaku dosen penguji skripsi I dan Taufiq
Rochman, STP, MT, selaku dosen penguji skripsi II yang telah memberikan
masukan dan perbaikan terhadap skripsi ini.
8. Dosen-dosen Teknik Industri yang memberikan ilmu dan nilai yang obyektif
selama ini.
9. Para staf dan karyawan Jurusan Teknik Industri, atas segala kesabaran dan
pengertiannya dalam memberikan bantuan dan fasilitas demi kelancaran
penyelesaian skripsi ini.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Kak fahri-mbak yun dan andi yang selama ini selalu memberikan dukungan
sebagai penambah semangat.
11. Sari Anggraini yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus dan warna
dalam hidupku baik suka maupun duka, selalu bersedia menjadi wadah
curahan hati dan selalu memotifasi untuk lebih baik lagi. Sementara hanya ini
yang dapat ay berikan untuk kebahagian bun.
12. Rekan 1 tim lantai getar ananditya putra mega yang selalu sabar menghadapi
sikap keras penulis dan selalu memberikan masukan yang terbaik.
13. Teman-teman Transfer Teknik Industri angkatan ’08, terima kasih atas
semangat, kekompakan serta bantuan kalian selama ini. Semoga persahabatan
kita akan terus terjaga.
14. Teman-teman kos Indonesia 8, Kontrakan dan Kos Colega terima kasih atas
bantuannya slama ini, serta masukan yang bermanfaat bagi penelitian.
15. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas
segala bimbingan, bantuan, kritik, dan saran dalam penyusunan tugas akhir
ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa maupun
siapa saja yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati dan
terbuka sangat mengharapkan berbagai masukan maupun kritikan dari pembaca.
Surakarta, 27 Januari 2011
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Arli Kurniawan, NIM: I 1308507. PERANCANGAN SISTEM KENDALI
OTOMATIS
PADA
LANTAI
GETAR
BERBASIS
MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA32 (STUDI KASUS DI
LAORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI).
Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas
Sebelas Maret, Januari 2011.
Kendali otomatis tidak hanya digunakan pada bidang industri, sistem
kendali otomatis dapat juga diterapkan dalam bidang ergonomi. Lantai getar yang
mensimulasikan kondisi lantai pabrik, yang menggunakan mesin dengan kapasitas
besar memiliki permasalahan dalam proses pengoperasianya. Sistem kendali
diterapkan pada lantai getar bertujuan guna memaksimalkan kinerja lantai getar
agar lebih efektif.
Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode FAST
(Framework for the Application of the System Technique), sebuah pendekatan
sistematis dasar dalam desain rekayasa. Metode ini diawali dengan investigasi
awal yang ada dilapangan kemudian menganalisa masalah yang terdapat
dilapangan, menganalisa keputusan yang diambil berdasarkan penyelesaian yang
dipilih, mewujudkan penyelesaian menjadi spesifikasi rancangan, pengujian dan
proses penerapan sistem, pengoperasian sistem dan sistem pendukung.
Hasil rancangan sistem kendali lantai getar dengan menggunakan
mikrokontroller AVR ATMega32 sebagi chip pengendali yang diterapkan
menghasilkan sistem pengendalian yang efektif. Sistem kendali mengendalikan
logika arah pergerakan lantai getar, logika motor sentrallock yang mengunci
pergerakan lantai getar dan timer otomatis yang mengatur waktu proses lantai
getar.
Kata kunci: Sistem kendali otomatis, lantai getar, FAST, Mikrokontroler
ATMega32.
xx + 88 halaman; 46 gambar; 12 tabel; 3 lampiran;
Daftar pustaka: 21 (1985-2010).
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Arli Kurniawan, NIM: I 1308507. THE DESIGN OF AUTOMATIC
CONTROL SYSTEM IN THE VIBRATION FLOOR BASED ON
MICROCONTROLLER AVR ATMega32 (A CASE STUDY IN THE
WORK SYSTEM DESIGN AND ERGONOMIC LABORATORY).
Surakarta: Industrial Engineering Department, faculty of Engineering,
Sebelas Maret University, Januari 2011
The applicationof an automatic control system isvery wide now adays
and even it has reached the ergonomic area. One of its application in ergonomic is
controlling a vibration floor,. A device to simulate the condition on production
floor with has vibration disturbance. The purpose of this study an is to optimize
the work of vibration floor device to be more effective, by utilizing an aoutomatic
control system.
The methodology that is used in this plan is FAST method (Framework
for the Application of the System Technique). FAST method is a basic systematic
approach for design. The method is started by investigating the field, analyzing
the problem, analyzing the decision based on the selected solution, realizing the
selected solution to be design specification, testing and implementing the system,
operating the system and implementing the support system.
The result of this design is an Automatic control system of floor
vibration that is using microcontroller AVR ATMega32 as a control chips to
produce an effective control system. This system controls the logic direction of
floor vibration movement. The logic of central lock motor is used to lock the
movement of floor vibration. Further, the automatic timer that is used to controls
the time of the process in the floor vibration.
Keywords: Automatic control system, vibration floor, FAST, Microcontroller
ATMega32.
xvi + 88 page; 46 drawing; 12 table; 3 attachments;
References: 21 (1985-2010)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR VALIDASI ..........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH......................iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILM.....................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
ABSTRAK...........................................................................................................vii
ABSTRACT........................................................................................................viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................I-1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... I-3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... I-3
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... I-3
1.5 Batasan Masalah ............................................................................I-3
1.6 Asumsi ...........................................................................................I-4
1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Applikasi Mikrokontroler ............................................................ II-1
2.2 Mikrokontroler ............................................................................ II-1
2.3 Mikrokontroler ATMega32 .................................................... .... II-2
2.3.1 Konfigurasi Pin ATMega32 ...............................................II-3
2.3.2 Peta Memory ATMega32................................................... II-4
2.3.3 Status Register.....................................................................II-6
2.4 Rangkaian Sistem ................................................................... .... II-7
2.5 Pemograman Bascom.............................................................. .... II-9
commitAVR
to user
2.5.1 Pengenalan Bascom
..................................................II-9
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5.2 Karakter Dalam BASCOM .............................................. II-11
2.5.3 Tipe Data ..........................................................................II-11
2.5.4 Program Simulasi..............................................................II-12
2.5.5 Kontrol Proram ................................................................ II-14
2.5.6 ISP Flash Programer 3.7 .................................................. II-16
2.6 LCD (Liquid Crystal Display)............................................... .... II-17
2.7 Keypad 4x4............................................................................ .... II-21
2.8 Arus Searah (AC)....................................................................... II-23
2.8.1 Arus Listrik ...................................................................... II-23
2.8.2 Rangkaian Arus Searah ....................................................II-24
2.8.3 Resistensi dan Konduktansi ............................................. II-24
2.8.4 Tegangan Listrik .............................................................. II-25
2.8.5 Hukum OHM ................................................................... II-26
2.8.6 Relay ................................................................................ II-26
2.8.7 Kontaktor ......................................................................... II-29
2.9 Motor Induksi (AC) Tiga Fase................................................. .... II-30
2.9.1 Hubungan Bintang (Y,wye) ............................................. II-32
2.9.2 Hubungan Segitiga ...........................................................II-33
2.10 Metde FAST .............................................................................. II-34
2.10.1 Preliminary Investigation Phase ....................................II-34
2.10.2 Problem Analysis Phase ................................................ II-35
2.10.3 Requirement Analysis Phase ..........................................II-35
2.10.4 Decision Analysis Phase ................................................ II-36
2.10.5 Desain Phase ................................................................. II-37
2.10.6 Construction Phase ........................................................ II-37
2.10.8 Implementation Phase ....................................................II-38
2.10.9 Operation and Support Stage Phase ..............................II-38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Identifikasi Masalah ................................................................... III-3
3.1.1 Studi pustaka .................................................................... III-3
3.1.2 Studi lapangan .................................................................. III-3
3.2 Framework for the application
systems techniques ................... III-4
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.2.1 Preliminary Investigation.................................................. III-4
3.2.2 Problem Analysis...............................................................III-4
3.2.3 Requirement Analysis……………………………………..............III-5
3.2.4 Decision Analysis.................................................................III-5
3.2.5 Design..................................................................................III-6
3.2.6 Construction.........................................................................III-7
3.2.5 Implementation, operation and support stage.....................III-7
3.5 Analisis Interpretasi hasil........................................................ ... III-5
3.6 Kesimpulan dan Saran............................................................ .... III-6
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data...................................................................... IV-1
4.1.1 Preliminary Investigation.................................................. IV-1
4.1.2 Problem analysis...................................................................IV-2
4.2 Pengolahan Data..........................................................................IV-2
4.2.1 Requirements analysis.......................................................IV-3
4.2.2 Decision Analysis.............................................................. IV-4
4.2.3 Proses perancangan............................................................IV-5
4.2.4 Pembangunan sistem kendali...........................................IV-23
4.2.5 Implementation, operation and support stage.............IV-25
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
5.1 Analisis Hasil Penelitian...............................................................V-1
5.1.1 Analisis Sistem Aplikasi..................................................... V-1
5.1.1 Validasi Sistem Aplikasi................................................V-2
5.2 Iterpretasi Hasil.............................................................................V-3
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan..................................................................................VI-1
6.2 Saran............................................................................................VI-1
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Fungsi icon pada interface BASCOM AVR.................................II-10
Tabel 2.2 Tabel Karakter-karakter spesial pada BASCOM………………………II-11
Tabel 2.3 Tabel Tipe data BASCOM......................................................................II-12
Tabel 2.4 Tabel Susunan kaki LCD........................................................................II-18
Tabel 4.1 Tabel Macam dan jenis komponen……………………………………IV - 6
Tabel 4.6 Tabel data modul……………………………………………………. IV - 13
Tabel 4.7 Tabel data exam……………………………………………………. ...IV - 13
Tabel 4.8 Tabel data film .....................................................................................IV - 14
Tabel 4.9 Tabel data history…………………………………………………………....IV - 14
Tabel 4.10 Tabel data ujian ..................................................................................IV - 14
Tabel 4.11 Tabel data scoreexam .........................................................................IV - 14
Tabel 4.12 Tabel data nilai ...................................................................................IV - 14
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 IC mikrokontroller dan pin-pin........................................................II-4
Gambar 2.2 Skema Memori Data AVR ATMega32...........................................II-5
Gambar 2.3 Skema Memori Program AVR ATMega32.....................................II-6
Gambar 2.4 Status Register ATMega32..............................................................II-6
Gambar 2.5 Gambar 2.5 Rangkaian Sistem Mikrokontroler...............................II-8
Gambar 2.6 Interface BASCOM AVR. ............................................................II-10
Gambar 2.7 Tampilan listing BASCOM AVR..................................................II-13
Gambar 2.8 Tampilan Simulasi Hardware........................................................II-13
Gambar 2.9 Software SPI..................................................................................II-17
Gambar 2.10 Susunan alamat pada LCD. .........................................................II-18
Gambar 2.11 Susunan kaki LCD.......................................................................II-19
Gambar 2.12 DDRAM M1632..........................................................................II-20
Gambar 2.13 Karakter.......................................................................................II-21
Gambar 2.14 Bentuk fisik keypad 4x4..............................................................II-22
Gambar 2.15 Matriks keypad 4x4.....................................................................II-22
Gambar 2.16 Rangkaian arus.............................................................................II-24
Gambar 2.17 Hubungan arus, tegangan dan hambatan.....................................II-26
Gambar 2.18 Relay............................................................................................II-27
Gambar 2.19 Jenis-jenis kontak.........................................................................II-27
Gambar 2.20 Bentuk fisik kontak diam dan kontak bergerak...........................II-28
Gambar 2.21 Simbol dan bentuk fisik relay......................................................II-28
Gambar 2.22 Kontaktor ................................................................................... II-30
Gambar 2.23 Rangkaian ekivalen satu fasa motor induksi................................II-32
Gambar 2.24 Hubungan bintang (Y, wye) ........................................................II-32
Gambar 2.25 Hubungan segitiga.......................................................................II-33
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian..................................................................III-1
Gambar 4.1 Diagram Blog Sistem Kendali......................................................IV-5
Gambar 4.2 Rangkaian mikrokontroler ATMega32........................................IV-7
Gambar 4.3 PCB rangkaian mikrokontroler ATMega32.................................IV-8
Gambar 4.4 Interface LCD dengan Mikrokontroler ATMega32.....................IV-8
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.5 Bentuk fisik keypad 4x4............................................................IV-9
Gambar 4.6 Rangkaian dasar keypad……………………………………....IV-9
Gambar 4.7 Rangkaian kendali motor sentrallock………………………….IV-10
Gambar 4.8 PCB rangkaian kendali motor sentrallock…………………......IV-11
Gambar 4.9 AVR simulasiI……………………………………………........V-13
Gambar 4.10 Display LCDI…………………………………………………..V-13
Gambar 4.11 Flowchart Program mikrokontroler…………………………….IV-19
Gambar 4.5 Bentuk fisik keypad 4x4............................................................IV-9
Gambar 4.6 Rangkaian dasar keypad............................................................IV-9
Gambar 4.7 Rangkaian kendali motor sentrallock.......................................IV-10
Gambar 4.8 PCB Rangkaian kendali motor sentrallock...............................IV-11
Gambar 4.9 AVR simulasi...........................................................................IV-13
Gambar 4.10Display LCD............................................................................IV-13
Gambar 4.11Flowchart Program moikrokontroler........................................IV-19
Gambar 4.12 AVRdude GUI versi 1.3...........................................................IV-25
Gambar 5.1 Sistem Kendali………….............................................................V-4
commit
to user
DAFTAR
LAMPIRAN
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1Standar operasional lantai getar...............................................
L-1
Lampiran 2Datashet mikrokontroler AVR ATMega32..............................
L-2
Lampiran 3Listing program........................................................................
L-2
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Arli Kurniawan, NIM: I 1308507. PERANCANGAN SISTEM KENDALI
OTOMATIS
PADA
LANTAI
GETAR
BERBASIS
MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA32 (STUDI KASUS DI
LAORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI).
Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas
Sebelas Maret, Januari 2011.
Kendali otomatis tidak hanya digunakan pada bidang industri, sistem
kendali otomatis dapat juga diterapkan dalam bidang ergonomi. Lantai getar yang
mensimulasikan kondisi lantai pabrik, yang menggunakan mesin dengan kapasitas
besar memiliki permasalahan dalam proses pengoperasianya. Sistem kendali
diterapkan pada lantai getar bertujuan guna memaksimalkan kinerja lantai getar
agar lebih efektif.
Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode FAST
(Framework for the Application of the System Technique), sebuah pendekatan
sistematis dasar dalam desain rekayasa. Metode ini diawali dengan investigasi
awal yang ada dilapangan kemudian menganalisa masalah yang terdapat
dilapangan, menganalisa keputusan yang diambil berdasarkan penyelesaian yang
dipilih, mewujudkan penyelesaian menjadi spesifikasi rancangan, pengujian dan
proses penerapan sistem, pengoperasian sistem dan sistem pendukung.
Hasil rancangan sistem kendali lantai getar dengan menggunakan
mikrokontroller AVR ATMega32 sebagi chip pengendali yang diterapkan
menghasilkan sistem pengendalian yang efektif. Sistem kendali mengendalikan
logika arah pergerakan lantai getar, logika motor sentrallock yang mengunci
pergerakan lantai getar dan timer otomatis yang mengatur waktu proses lantai
getar.
Kata kunci: Sistem kendali otomatis, lantai getar, FAST, Mikrokontroler
ATMega32
xx + 148 halaman; 82 gambar; 35 tabel; 3 lampiran;
Daftar pustaka: 24 (1985-2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Arli Kurniawan, NIM: I 1308507. THE DESIGN OF AUTOMATIC
CONTROL SYSTEM IN THE VIBRATION FLOOR BASED ON
MICROCONTROLLER AVR ATMega32 (A CASE STUDY IN THE
WORK SYSTEM DESIGN AND ERGONOMIC LABORATORY).
Surakarta: Industrial Engineering Department, faculty of Engineering,
Sebelas Maret University, Januari 2011
The applicationof an automatic control system isvery wide now adays
and even it has reached the ergonomic area. One of its application in ergonomic is
controlling a vibration floor,. A device to simulate the condition on production
floor with has vibration disturbance. The purpose of this study an is to optimize
the work of vibration floor device to be more effective, by utilizing an aoutomatic
control system.
The methodology that is used in this plan is FAST method (Framework
for the Application of the System Technique). FAST method is a basic systematic
approach for design. The method is started by investigating the field, analyzing
the problem, analyzing the decision based on the selected solution, realizing the
selected solution to be design specification, testing and implementing the system,
operating the system and implementing the support system.
The result of this design is an Automatic control system of floor
vibration that is using microcontroller AVR ATMega32 as a control chips to
produce an effective control system. This system controls the logic direction of
floor vibration movement. The logic of central lock motor is used to lock the
movement of floor vibration. Further, the automatic timer that is used to controls
the time of the process in the floor vibration.
Keywords: Automatic control system, vibration floor, FAST, Microcontroller
ATMega32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan di uraikan mengenai latar belakang masalah dari
penelitian, perumusan masalah yang di angkat dalam penelitian ini, tujuan,
manfaat, batasan masalah dan asumsi dari penelitian yang di lakukan serta
sistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian.
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia industri baik dalam teknologi mesin ataupun
peralatan semakin diperlukan kinerja yang optimum untuk meningkatkan
kuantitas maupun kualitas produk. Salah satu cara mencapai hal tersebut adalah
dengan memanfaatkan sistem kendali otomatis yang saat ini komponenkomponennya telah banyak tersedia di pasaran. Komponen sistem kendali
otomatis adalah prosesor yang berupa chip. Perkembangan industri mendorong
diciptakannya sebuah chip yang dinamakan mikrokontroler yang dapat
menyederhanakan suatu rangkaian kendali kompleks dalam sebuah komponen
yang kecil. Karena memiliki bentuk yang kecil dan pembuatan program yang
sederhana, mikrokontroler menjadi pilihan untuk berbagai aplikasi, tidak hanya
didunia industri, melainkan hingga dunia kesehatan dan ergonomi.
Salah satu instrumen dalam bidang ergonomi yang dapat dioptimumkan
kinerjanya dengan sistem kendali otomatis adalah lantai getar. Di Universitas
Sebelas Maret tepatnya di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
terdapat alat lantai getar yang menggunakan dua buah motor penggetar tiga fasa
dengan kekuatan maksimum 150kg. Lantai getar ini merupakan suatu prototipe
untuk mensimulasikan getaran yang terjadi pada lantai kerja seperti pada lantai
produksi pabrik yang menggunakan mesin dengan kapasitas besar dan
menghasilkan getaran besar. Untuk dapat mensimulasikan kondisi sebenarnya,
lantai getar harus dapat menghasilkan tiga modus arah gerakan getaran yaitu
horizontal, vertical dan mix (vertical dan horizontal). Selain itu untuk
meningkatkan fleksibilitas pengoperasian, lantai getar ini juga memerlukan
commit to user
sebuah timer otomatis untuk mengendalikan waktu operasi alat secara otomatis.
I-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mengacu pada banyaknya variable yang dikendalikan baik dari modus arah
gerakan getaran, kecepatan putaran motor, maupun pengendalian waktu operasi,
sistem kendali otomatis akan lebih efektif dibandingkan sistem kendali manual.
Pengendalian secara otomatis memerlukan sebuah rangkaian terpadu yang
melaksanakan fungsi ribuan transistor, diode dan resistor sebagai pusat
pengendali. Rangkaian terpadu tersebut dinamakan mikroprosesor
yang
kemudian dikembangkan oleh beberapa vendor menjadi sebuah chip yang
diberinama mikrokontroler (Tokheim, 1990). Pilihan mikrokontroler dewasa ini
sangat bervariasi. Diantara sejumlah pilihan tersebut tipe AVR dari Atmel
merupakan jenis mikrokontroler yang murah dan handal. AVR tersedia dalam
variasi produk yang luas untuk berbagai keperluan. AVR merupakan
mikrokontroler CMOS 32-bit yang hampir kesemua instruksi dikerjakan dalam
satu siklus clock. Bahkan diantaranya telah memiliki ADC (analog to digital
convereter) internal. Berdasarkan
kemampuannya, AVR merupakan sebuah
peluang yang menarik untuk dimanfaatkan sebagai komponen pengendali utama
motor induksi tiga fasa lantai getar yang dikembangkan.
Sebelum dapat digunakan sebagai kendali, mikrokontroler harus melewati
3 tahapan yaitu pembuatan hardware, perancangan software dan pengisian
software kedalam mikrokontroler. Ada beberapa pilihan bahasa pemograman
untuk mikrokontroler diantaranya bahasa tingkat tinggi BASCOM (basic
compiller), bahasa tingkat menengah (bahasa C++) dan bahasa tingkat rendah
(bahasa assembler). Ketiga jenis bahasa pemograman tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. BASCOM sendiri memiliki kelebihan yaitu
tampilan pada bascom lebih sederhana sehingga memudahkan programmer dalam
membuat logika program yang diperlukan dan ditulis menggunakan bahasa
manusia yang lebih mudah di mengerti dan tidak bergantung pada mesin.
Sedangkan penggunaan bahasa assembler dan bahasa C++ memerlukan ketelitian
dari programmer karena bahasa ditulis dengan sandi yang hanya di mengerti oleh
mesin (Iswanto, 2009).
Berdasarkan permasalahan di atas diperlukan perancangan sistem kendali
otomatis yang bertujuan mempermudah dalam pengaturan kecepatan putaran
motor, modus arah pergerakan dari
getaran
dan lama pengoperasian alat lantai
commit
to user
I-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
getar menggunakan mikrokontroler AVR. Dengan adanya rancangan sistem
kendali otomatis tersebut diharapkan pengoperasian lantai getar dapat menjadi
lebih efisien dan akurat.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dirumuskan
pokok permasalahan dari penelitian ini yaitu bagaimana merancang sistem kendali
lantai getar dengan mikrokontroller AVR yang meliputi pengendalian arah
gerakan, frekuensi getaran dan timer otomatis.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai adalah merancang sistem kendali otomatis
lantai getar, yaitu:
1. Merancang modul sistem kendali untuk mengatur frekuensi getaran.
2. Merancang modul sistem kendali untuk mengatur arah gerakan dari getaran.
3. Merancang modul sistem kendali untuk mengatur timer otomatis
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat perancangan alat kendali kecepatan motor induksi tiga fasa, yaitu:
1. Menghasilkan sistem kendali yang dapat mengendalikan pergerakan lantai
getar.
2. Menghasilkan arah gerakan lantai getar yaitu horisontal, vertikal dan mix
(horisontal dan vertikal).
1.5 BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam membahas perancangan modul pengendali
menggunakan mikrokontroler AVR pada alat simulasi lantai getar, sebagai
berikut:
1. Mikrokontroler AVR yang digunakan adalah tipe ATMega.
2. Bahasa pemograman yang digunakan adalah bahasa basic.
3. Metode yang digunakan adalah metode FAST (Framework for the
commit to user
application of system technique)
I-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.6 ASUMSI PENELITIAN
Asumsi yang digunakan dalam membahas perancangan modul pengendali
menggunakan mikrokontroler AVR pada alat simulasi lantai getar, sebagai
berikut:
1. Frekuensi getaran pada lantai getar sama dengan frekuensi inputan motor
vibrator.
2. Dua motor vibrator memiliki karakteristik yang sama dalam menghasilkan
getaran.
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang
diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya.
Penjelasan mengenai sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan
laporan tugas akhir.
Bab I
: Pendahuluan
Pendahuluan meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan pustaka
Mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait langsung dengan
penelitian yang dilakukan dari buku, jurnal penelitian, sumber literatur
lain.
Bab III : Metodologi Penelitian
Uraian langkah penelitian yang dilakukan dan juga digunakan sebagai
gambaran kerangka berpikir penulis dalam melakukan penelitian dari
awal sampai penelitian selesai.
Bab IV : Pengumpulan dan pengolahan data
Data atau informasi yang diperlukan dalam menganalisis permasalahan
yang ada serta pengolahan data dengan menggunakan metode yang
dikembangkan pada bab sebelumnya.
Bab V : Analisis dan interpretasi hasil
commit to user
I-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penjelasan dari keluaran yang diperoleh pada tahapan pengumpulan dan
pengolahan data interpretasi hasil.
Bab VI : Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang diperoleh dari analisis pemecahan masalah maupun
hasil pengumpulan data serta saran-saran perbaikan atas permasalahan
yang dibahas.
.
commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan teori-teori yang diperlukan dalam mendukung
perancangan, sehingga pelaksanaan pembuatan alat dilakukan secara teoritis.
2.1 APLIKASI MIKROKONTROLER
Mikrokontroler merupakan salah satu perkembangan teknologi yang
mengintegrasikan sebuah sistem komputer kedalam sebuah chip tunggal (single
chip), sehingga teknologi ini mampu berfungsi seperti sebuah sistem komputer,
salah satunya adalah proses pengendalian. Aplikasi dari sistem pengontrolan ini
dapat kita lihat dari perancangan sistem kunci pintu digital dengan sistem
keamanan berbasis sms. Sistem ini menggunakan password sebagai keyword
untuk membuka kunci. Cara kerja dari sistem ini adalah pemilik dapat mengunci
ataupun membuka pintu dari jarak jauh hanya dengan mengirimkan sms, sehingga
pemilik akan lebih mudah karena tidak perlu datang untuk mengunci
(dewapur.wordpress.com, 2008).
2.2 MIKROKONTROLER
Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya
mikroprosesor sebagai otak computer (Iswanto, 2008). Mikrokontroler memiliki
nilai tambah karena didalamnya sudah terdapat memori dan sistem input/output
dalam suatu kemasan IC. Atmel adalah perusahaan pembuat chip yang terkenal
dalam teknologi pembuatan flash memory dan EEPROM. Setelah Atmel
meletakkan flash PROM di mikrokontroler seri AT89C sebagai anggota baru dari
jenis mikrokontroler MCS51, MCS1 semakin di nikmati, menyusul keberhasilan
Atmel tersebut, Atmel merancang mikrokontroler baru yang dikategorikan
sebagai jenis mikrokontroler AVR. AVR atau sebuah kependekan dari Alf and
Vegard’s Risc Processor merupakan chip mikrokontroler yang diproduksi oleh
Atmel dikelompokkan ke dalam 4 kelas ATtiny,ATMega,AT90Sxx, AT86RFxx.
Perbedaan yang terdapat pada masing-masing kelas adalah kapasitas
commit
to user
memori, peripheral, dan fungsinya.
Dalam
hal arsitektur maupun instruksinya,
II-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hampir tidak ada perbedaan sama sekali. Mikrokontroler AVR dirancang sebagai
sebuah mesin RISC (Reduce Intruction Set Computer) yang hampir semua
instruksinya selesai di kerjakan dalam satu siklus mesin, dilengkapi dengan
32 buah register serbaguna yang kesemuanya dapat berfungsi sebagai akumulator
(Iswanto, 2008).
2.3 MIKROKONTROLER ATMega32
Mikrokontroler adalah sebuah chip, kata mikro berarti bahwa objek
tersebut berukuran kecil, sedangkan controller dalam bahasa inggris berarti alat
tersebut dapat digunakan untuk pengendali objek proses maupun kejadian.
Mikrokontroler mempunyai kemiripan dengan mikroprosesor dalam sebuah
komputer. Keduanya memiliki central processing unit (CPU). CPU mengeksekusi
instruksi logika, matematika, dan fungsi-fungsi data dari sebuah komputer.
Membuat sebuah komputer yang lengkap, sebuah mikroprosesor memerlukan
memori untuk menyimpan data dan program, serta antarmuka input output.
Sebaliknya, mikrokontroler adalah komputer sebuah chip, karena dalam satu chip
selain berisikan CPU telah dilengkapi memori dan antarmuka I/O.
AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) merupakan seri mikrokontroler
CMOS 32-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set
Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR
mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode
compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog
timer, dan mode power saving. Beberapa diantaranya mempunyai ADC dan PWM
internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang
mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan
hubungan serial SPI (Sulhan, 2006).
ATmega32 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit daya-rendah berbasis
arsitektur RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu
siklus clock, ATmega32 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz
membuat disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya dengan kecepatan
proses. Pada mikrokontroler dengan teknologi RISC semua instruksi dikemas
dalam kode 16 bit (16 bits words)commit
dan sebagian
to userbesar instruksi dieksekusi dalam 1
II-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
clock, sedangkan pada teknologi CISC seperti yang diterapkan pada
mikrokontroler MCS-51, untuk menjalankan sebuah instruksi diperlukan waktu
sebanyak 12 siklus clock. Secara garis besar, arsitektur mikrokontroler
ATMEGA32, yaitu:
1. 32 saluran I/O (Port A, Port B, Port C, dan Port D).
2. 10 bit 8 Channel ADC (Analog to Digital Converter).
3. 4 channel PWM.
4. 6 Sleep Modes : Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down,
Standby and Extended Standby.
5. 3 buah timer/counter.
6. Analog comparator.
7. Watchdog timer dengan osilator internal.
8. 512 byte SRAM.
9. 512 byte EEPROM.
10. 8 kb Flash memory dengan kemampuan Read While Write.
11. Unit interupsi (internal & eksternal).
12. Port antarmuka SPI32 “memory map”.
13. Port
USART
untuk komunikasi
serial
dengan kecepatan
optimum
2,5Mbps.
14. 4.5 sampai 5.5V operation, 0 sampai 16MH.
2.3.1
Konfigurasi Pin ATMEGA32
Konfigurasi pin ATMega32 dapat dilihat pada gambar 2.1. Dari gambar
tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega32, sebagai
berikut:
1. VCC = pin masukan catu daya.
2.
GND = pin ground.
3. Port A (PA0 – PA7) = pin I/O (bidirectional), pin ADC.
4. Port B (PB0 – PB7) = pin I/O (bidirectional), pin timer/counter, analog
comparator, SPI.
5. Port C (PC0 – PC7) = pin I/O (bidirectional), TWI, analog comparator,
Timer Oscilator.
commit to user
II-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Port D (PD0 – PD7) = pin I/O (bidirectional), analog comparator, interupsi
eksternal, USART.
7. RESET = pin untuk me-reset mikrokontroler.
8. XTAL1 & XTAL2 = pin untuk clock eksternal.
9. AVCC = pin input tegangan ADC.
10. AREF = pin input tegangan referensi ADC.
Gambar 2.1 IC mikrokontroler dan pin-pin
Sumber: Atmel, 2009
2.3.2
Peta Memory ATMega32
ATMega32 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori
program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian yaitu 32 buah
register umum, 64 buah register I/O, dan 512 byte SRAM internal. Register untuk
keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah yaitu $00 sampai
$1F. Sementara itu register khusus untuk menangani I/O dan kontrol terhadap
mikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya yaitu mulai dari $20 sampai
$5F. Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur
fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontroler seperti kontrol register,
timer/counter, fungsi I/O, dan sebagainya. Register khusus alamat memori secara
lengkap dapat dilihat pada gambar 2.2. Alamat memori berikutnya digunakan
untuk SRAM 512 byte, yaitu padacommit
lokasi $60
sampai dengan $25F.
to user
II-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.2 Skema memori data AVR ATMega32
Sumber: Iswanto, 2008
Memori program yang terletak pada flash perom tersusun dalam word atau 2 byte
karena setiap instruksi memiliki lebar 16-bit atau 32bit. AVR ATMega32
memiliki 4KByte x 16 Bit flash perom dengan alamat mulai dari $000 sampai
$FFF. AVR tersebut memiliki 12 bit program counter (PC) sehingga mampu
mengalamati isi flash.
commit to user
II-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.3 Skema memori program AVR ATMega32
Sumber: Iswanto, 2008
Selain itu AVR Atmega32 juga memilki memori data berupa EEPROM 8-bit
sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF (Iswanto,
2008).
2.3.3
Status Register
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap
operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan
bagian dari inti CPU mikrokontroler.
Gambar 2.4 Status register ATMega32
Sumber : Iswanto, 2008
Status register ATMega32 dapat dilihat pada gambar 2.4. Dari gambar
tersebut dapat dijelaskan register dari ATMega32, sebagai berikut:
1. Bit7 --> I (global Iinterrupt enable), Bit harus di set untuk mengenable semua
commit to user
jenis interupsi.
II-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bit6 --> T (bit copy storage), Instruksi BLD dan BST menggunakan bit T
sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register
GPR dapat disalin ke bit T menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit T
dapat disalin kembali kesuatu bit dalam register GPR dengan menggunakan
instruksi BLD.
3. Bi5 --> H (half cary flag).
4. Bit4 --> S (sign bit) merupakan hasil operasi EOR antara flag -N (negatif) dan
flag V (komplemen dua overflow).
5. Bit3 --> V (two's component overflow flag) bit ini berfungsi untuk mendukung
operasi matematis.
6. Bit2 --> N (negative flag) flag N akan menjadi set, jika suatu operasi
matematis menghasilkan bilangan negatif.
7. Bit1 --> Z (zero flag) bit ini akan menjadi set apabila hasil operasi matematis
menghasilkan bilangan 0.
8. Bit0 --> C (cary flag) bit ini akan menjadi set apabila suatu operasi
menghasilkan carry.
2.4 RANGKAIAN SISTEM
Pengendali yang dirancang adalah menggunakan mikrokontroler dan
bekerja dalam ragam single chip operation (mode operasi keping tunggal) yang
tidak memerlukan memori luar karena ROM untuk menyimpan sandi sumber
masih mampu untuk menampung program PWM serta penggunaan RAM yang
masih bias ditampung oleh RAM dalam dan tidak memerlukan komponen
tambahan seperti PPI, karena penggunaan port mikrokontroler hanya 4 port yaitu
keluaran sinyal penggerak, masukan keypad, keluaran penampil, pin RS dan pin
enable dari LCD penampil.
Kristal yang digunakan untuk pengoperasikan mikrokontroler adalah 8
MHz. Port yang digunakan pada sistem, yaitu Port C (PC0..PC3), Port D
(PD0..PD6), Port B (PB0..PB7) dan Port A (PA0..PA1).
commit to user
II-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
II-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5 PEMOGRAMAN BASCOM
Sebelum dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, pengembangan sebuah
mikrokontroler harus melewati 3 tahapan yaitu pembuatan hardware untuk
aplikasi, perancangan software aplikasi menggunakan bahasa pemrograman dan
pengisian software aplikasi yang sudah dibuat ke dalam mikrokontroler.
Bahasa pemrograman yang digunakan berupa bahasa pemrograman
tingkat rendah (Assembly Language), menengah (bahasa C) maupun bahasa
tingkat tinggi seperti Pascal dan BASIC. Software pemrograman (compiler) yang
digunakan adalah BASCOM AVR yang merupakan sebuah compiler BASIC.
BASCOM (basic compiler) sendiri memiliki beberapa jenis berdasarkan seri
mikrokontroler yang digunakan. BASCOM dikembangkan oleh MCS Electronics,
dan merupakan BASIC compiler. Program yang dibuat dalam bahasa BASIC,
akan dikompilasi menjadi machine code, untuk kemudian dimasukkan ke dalam
mikrokontroler melalui sebuah programmer. Saat ini sesuai dengan referensi dari
situs web MCS electronics, BASCOM baru mendukung mikrokontroler keluarga
MCS51 (BASCOM-8051) dan keluarga AVR (BASCOM-AVR), keduanya
produk dari Atmel Corp. Chip kelas AT89S51/52 dengan harga sangat terjangkau
dan diprogram secara ISP (in-system programming). BASIC adalah bahasa
interpreter artinya diterjemahkan ke dalam machine code saat program
dieksekusi. Positifnya memberikan perintah pada command line dan langsung
melihat hasilnya. Negatif-nya lambat. Namun cepat atau lambat tergantung pada
keperluan. Bila jeda yang terjadi masih dalam batas yang dapat diterima, berarti
kelambatan yang terjadi dapat diabaikan (Iswanto, 2008).
2.5.1
Pengenalan BASCOM AVR
Bascom memiliki tampilan yang sama dengan bahasa program lainya,
hanya saja yang membedakan tampilan pada Bascom lebih sederhana. Dapat
dilihat pada gambar 2.6 yang merupakan tampilan dari Bascom.
commit to user
II-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.6 Interface BASCOM AVR
Sumber: Iswanto, 2008
Pada setiap icon yang ada pada interface diatas memiliki fungsi masingmasing. Adapun fungsi dari tiap-tiap icon dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Fungsi icon pada interface BASCOM AVR
Icon
Nama
File New
Open File
File Save
Save as
Fungsi
Membuat file baru
Untuk membuka file
Untuk menyimpan file
Menyimpan file dengan nama lain.
Shortcut
Ctrl+N
Ctrl+O
Ctrl+S
-
Print
Print preview
Syntax check
Program compile
Untuk mencetak dokumen
melihat tampilan sebelum dicetak.
Untuk memeriksa kesalahan bahasa.
mengkompile program yang dibuat.
Ctrl+P
Ctrl+F7
F7
Show result
Simulate
menampilkan hasil kompilasi program.
mencimulasikan program yang dibuat.
Ctrl+W
F2
Sumber: Iswanto, 2008
2.5.2 Karakter Dalam BASCOM
commit to user
II-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Program BASCOM karakter dasarnya terdiri atas karakter alphabet (A-Z
dan a-z), karakter numeric (0-9) dan karakter spesial seperti yang ditunjukkan
pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Karakter-karakter spesial pada BASCOM
Karakter
Nama
‘
*
+
,
.
/
:
“
;
<
=
>
\
Blank atau spasi
Apostrophe
Asteriks atau simbol perkalian
Simbol Pertambahan (Plus Sign)
Comma
Simbol Pengurangan (Minus Sign)
Period (decimal point)
Slash (division symbol) will be handled as \
Colon
Double Quotation mark
Semicolon
Less than
Equal sign (assignment symbol or relation operator)
Greater than
Backslash (integer/word division symbol)
Sumber: Iswanto, 2008
2.5.3
Tipe Data
Setiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang menunjukkan
daya
tampungnya.
Hal
ini
berhubungan
dengan
penggunaan
memori
mikrokontroler. Dapat dilihat pada tabel 2.3 yang menjelaskan ukuran dan range
dari tiap tipe data BASCOM.
Tabel 2. 3 Tipe data BASCOM
Tipe Data
Bit
Byte
Interger
Word
Long
Ukuran (byte)
Range
1/8
0-1
1
0 sampai 255
2
-32,768 sampai 32,767
2
0 sampai 65535
commit
to
user
4
-2147483648
sampai 2147483647
II-11
perpustakaan.uns.ac.id
Single
String
digilib.uns.ac.id
4
Hingga 254 byte
-
Sumber: Iswanto, 2008
Variabel dalam sebuah program berfungsi sebagai tempat penyimpanan
data atau penampung data sementara, misalnya menampung hasil perhitungan,
menampung data hasil pembacaan register. Variabel merupakan pointer yang
menunjuk pada alamat memori fisik di mikrokontroler. BASCOM ada beberapa
aturan dalam penamaan sebuah variabel, yaitu:
1. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter.
2. Karakter bisa berupa angka atau huruf.
3. Nama variabel harus dimulai dengan huruf.
4. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunakan oleh BASCOM
sebagai perintah, pernyataan, internal register dan nama operator (AND, OR,
DIM).
2.5.4
Program Simulasi
BASCOM AVR menyediakan pilihan yang dapat mensimulasikan
program. Sehingga setelah membuat suatu program, dapat diperiksa terlebih
dahulu apakah program yang dibuat sudah benar atau masih salah sebelum
didownload ke mikrokontroler. Adapun bentuk tampilan simulasinya dapat dilihat
pada gambar 2.7.
commit to user
II-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.7 Tampilan listing BASCOM AVR
Sumber: Iswanto, 2008
Tekan tombol
maka tekan tombol
untuk memulai simulasi dan memberhentikan simulasi
. Selain itu untuk dapat melihat perubahan data pada setiap
port atau ketika memberikan input pin-pin tertentu dari mikrokontroler, maka
gunakan tombol
maka muncul tampilan simulasi hardware. Adapun bentuk
tampilannya dapat dilihat pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Tampilan simulasi hardware
Sumber: Iswanto, 2008
commit to user
II-13
perpustakaan.uns.ac.id
2.5.5
digilib.uns.ac.id
Kontrol Program
Keunggulan sebuah program terletak pada kontrol program tersebut.
Kontrol program merupakan kunci dari keandalan program yang dibuat termasuk
pada rule evaluation pada logika samar. Kontrol program dapat mengendalikan
alur dari sebuah program dan menentukan apa yang harus dilakukan oleh sebuah
program ketika menemukan suatu kondisi tertentu. Kontrol program ini meliputi
kontrol pertimbangan kondisi dan keputusan, kontrol pengulangan serta kontrol
alternatif. BASCOM menyediakan beberapa kontrol program yang digunakan
untuk menguji sebuah kondisi, perulangan dan pertimbangan sebuah keputusan.
Beberapa kontrol program yang sering digunakan dalam pemograman
dengan menggunakan bahasa BASCOM, yaitu:
1.IF… THEN
Dengan pernyataan ini kita dapat menguji sebuah kondisi tertentu dan
kemudian menentukan tindakan yang sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
Sintak penulisannya adalah:
IF <Syarat Kondisi> THEN <Pernyataan>
Sintak di atas digunakan jika hanya ada satu kondisi yang diuji dan hanya
melakukan satu tindakan. Jika melakukan lebih dari satu tindakan maka
sintaknya harus ditulis, sebagai berikut:
IF <Syarat kondisi> THEN
<Pernyataan ke-1>
<Pernyataan ke-2>
<Pernyataan ke-n>
END IF
2.SELECT… CASE
Perintah ini akan mengeksekusi beberapa blok pernyataan tergantung dari nilai
variabelnya. Perintah ini mirip dengan perintah IF... THEN, namun perintah
ini memiliki kelebihan yaitu kemudahan pada penulisannya. Sintak, sebagai
berikut:
SELECT CASE Variabel
commit to user
II-14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
CASE test1 : statement
CASE test2 : statement
CASE ELSE : statement
END SELECT
3.WHILE… WEND
Perintah ini mengeksekusi sebuah pernyataan secara berulang ketika masih
menemukan kondisi yang sama. Perintah ini akan berhenti jika ada perubahan
kondisi dan melakukan perintah selanjutnya. Sintak, sebagai berikut:
WHILE <Syarat kondisi>
<Pernyataan>
WEND
4.DO… LOOP
Perintah Do... Loop digunakan mengulangi sebuah blok pernyataan terus
menerus. Membatasi pengulangannya dapat ditambahkan sebuah syarat kondisi
agar perulangan berhenti dan perintahnya menjadi Do... loop Until. Sintak
penggunaan perintah ini, sebagai berikut:
DO
<Blok pernyataan>
LOOP
Yang menggunakan perintah Do Loop Until
DO
<Blok pernyataan>
LOOP UNTIL <syarat kondisi>
5.FOR… NEXT
Perintah ini digunakan mengeksekusi sebuah blok pernyataan secara berulang.
Perintah ini hampir sama dengan perintah Do... Loop, namun pada perintah
For... Next ini nilai awal dan akhir perulangan serta tingkat kenaikan atau
turunnya dapat ditentukan. Penggunaannya, sebagai berikut:
For var = start To/Downto end [Step value]
commit to user
<Blok pernyataan>
II-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Next
Menaikan nilai perulangan gunakan To dan menurunkan gunakan Downto.
Tingkat kenaikan merupakan pilihan, jadi dapat digunakan ataupun tidak. Jika
nilai kenaikan tidak ditentukan maka secara otomatis BASCOM akan
menentukan nilainya yaitu 1.
6.EXIT
Perintah ini digunakan untuk keluar secara langsung dari blok program For...
Next, Do... Loop, Sub... Endsub, While... Wend. Sintak penulisannya,
sebagai berikut:
Exit [Do] [For] [While] [Sub]Sintak selanjutnya setelah EXIT
bisa bermacam-macam tergantung perintah exit itu berada dalam perintah apa.
Jika dalam perintah Do... Loop maka sintaknya menjadi Exit Do.
7.GOSUB
Dengan perintah GOSUB program melompat ke sebuah label dan menjalankan
program yang ada dalam rutin tersebut sampai menemui perintah return.
Perintah return akan mengembalikan program ke titik setelah perintah Gosub.
8.GOTO
Perintah GOTO digunakan melakukan percabangan, perbedaannya dengan
GOSUB ialah Perintah GOTO tidak memerlukan perintah return sehingga
programnya tidak akan kembali lagi ke titik dimana perintah GOTO itu
berada. Berikut ini adalah sintak perintah GOTO:
GOTO label
Label:
Panjang label optimum ialah 32 karakter.
2.5.6
ISP Flash Programer 3.7
ISP Programmer merupakan program yang digunakan menuliskan
program ke dalam mikrokontroler ATMega8535. Pertama mikrokontroler
dihubungkan dengan kabel downloader
commit todengan
user port paralel pada komputer,
II-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemudian nyalakan catu daya mikrokontroler. Lalu tekan tombol OpenFile untuk
membuka file yang akan didownload pada mikrokontroler. Setelah itu tekan
tombol program tunggu sampai 100%, setelah 100% maka program sudah ditulis
pada mikrokontroler, dan mikrokontroler siap untuk digunakan. Adapun
tampilannya dapat dilihat pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Software SPI
Sumber: Iswanto, 2008
2.6 LCD (LIQUID CRYSTAL DISPLAY)
LCD adalah suatu display dari bahan cairan kristal yang pengoperasiannya
menganut sistem dotmatrix. LCD banyak diaplikasikan untuk alat-alat elektronika
seperti
kalkulator,
laptop,
handphone.
Komunikasi
data
yang
dipakai
menggunakan mode teks, artinya semua informasi yang dikomunikasikan
memakai kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange).
Huruf dan angka yang akan ditampilkan dalam bentuk kode ASCII, kode ini
diterima dan diolah oleh mikroprosesor LCD menjadi titik-titik pada dot matrix
yang terbaca sebagai huruf dan angka. Tugas mikrokontroler hanyalah mengirim
kode-kode ASCII untuk ditampilkan. LCD yang paling sering digunakan untuk
operasi standar mempunyai ukuran
lebartodisplay
commit
user 2 baris 16 kolom atau disebut
II-17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai LCD Character 16x2. LCD ini mempunyai 16 buah pin konektor, yang
secara umum tiap pinnya didefinisikan seperti pada tabel 2.4.
Gambar 2.10 Susunan alamat pada LCD
Sumber: Delta-Elektronik.com
Pin-pin yang terdapat pada LCD 2x16 memiliki fungsi masing-masing,
dapat dilihat pada tabel 2.4 susunan dari kaki-kaki LCD.
Tabel 2.4 Susunan kaki LCD
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama Pin
VCC
GND
VEE
RS
R/W
E
D4
D5
D6
D7
Anode
Katode
Deskripsi
+5 V
0V
Tegangan Kotras LCD
Registe Slect, 0 = input instruksi, 1 = input data
1 = Read, 0 = Write
Enable Clock
Data Bus 4
Data Bus 5
Data Bus 6
Data Bus 7
Teganan Positif backlight
Tegangan Negatif backlight
Port
VCC
GND
PD7
PD5
PD6
PD4
PD5
PD6
PD7
Sumber: Iswanto.com
LCD 2x16 tersusun oleh 2 baris dan 6 kolom alamat yang nantinya akan
membentuk karakter. Dapat dilihat pada gambar 2.11 yang memperlihatkan
susunan alamat pada LCD 2x16.
commit to user
II-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.11 Susunan alamat pada LCD
Sumber: Iswanto.com
Alamat awal karakter 00H dan alamat akhir 39H. Jadi, alamat awal di
baris kedua dimulai dari 40H. Jika Anda ingin meletakkan suatu karakter pada
baris ke-2 kolom pertama, maka harus di set pada alamat 40H. Jadi, meskipun
LCD yang digunakan 2x16 atau 2x24, atau bahkan 2x40, maka penulisan
programnya sama saja.
Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW: Jalur EN
dinamakan enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa sedang
mengirimkan sebuah data. Mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN
harus dibuat logika low “0” dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW.
Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika “1” dan tunggu untuk
sejumlah waktu tertentu (sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut) dan
berikutnya set EN ke logika low “0” lagi. Jalur RS adalah jalur register select.
Ketika RS berlogika low “0”, data dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi
khusus (seperti clear screen, posisi kursor). Ketika RS berlogika high “1”, data
yang dikirim adalah data text yang akan ditampilkan pada display LCD. Selain
menampilkan karakter atau angka sesuai keyboard, LCD juga mampu
menampilkan karakter khusus lainnya (Iswanto, 2008).
DDRAM merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada.
Contoh, untuk karakter ‘A’ atau 41H yang ditulis pada alamat 00, maka karakter
tersebut akan tampil pada baris pertama dan kolom pertama dari LCD. Apabila
karakter tersebut ditulis di alamat 40, maka karakter tersebut tampil pada baris
kedua kolom pertama dari LCD (www.Delta-Elektronik.com).
commit to user
II-19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.12 DDRAM M1632
Sumber: Delta-Elektronik.com, 2010
CGRAM merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter
di mana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Namun memori
ini akan hilang saat powersupply tidak aktif, sehingga pola karakter akan hilang.
CGROM merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter
di mana pola tersebut sudah ditentukan secara permanen dari HD44780, sehingga
pengguna tidak dapat mengubah lagi. Namun ROM bersifat permanen, maka pola
karakter tersebut tidak akan hilang walaupun powersupply tidak aktif. Pada saat
HD44780 menampilkan data 41H yang tersimpan pada DDRAM, maka HD44780
mengambil data di alamat 41H (0100 0001) yang ada pada CGROM yaitu pola
karakter A.
commit to user
II-20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.13 Karakter
Sumber: Newtec.com, 2010
2.7 KEYPAD 4x4
Keypad diperlukan untuk berinteraksi dengan sistem pada saat dilakukan
penyetingan set-point suatu kontrol umpan balik pada saat program masih
berjalan. Sebenarnya tiap program memiliki cara yang berbeda untuk berinteraksi
dengan sistem. Bahkan untuk keypad secara hardware tiap pemograman dapat
berbeda. Hal ini lebih dikarenakan keperluan yang berbeda. Keypad 4x4 lebih
sering digunakan oleh pemogram. Selain hardwarenya mudah, softwarenya juga
tidak sulit. Pada dasarnya keypad 4x4 adalah 16 push-button yang di rangkai
secara matriks (Iswanto, 2008).
commit to user
II-21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.14 Bentuk fisik keypad 4x4
Sumber: Iswanto, 2008
Gambar 2.15 Matriks keypad 4x4
Sumber: Iswanto, 2008
Gambar 2.15 menjelaskan tentang keypad matriks yang terdiri dari 4
kolom dan 4 baris yang disebut juga dengan keypad 4 x 4. penggunaan keypad
matriks memungkinkan jumlah input sampai 2 x lipat dari input sesungguhnya.
Contoh hanya memiliki alokasi 8 port input mikrokontroler, sehingga
menggunakan keypad matriks dapat mengkombinasikan logika input hingga
mencapai 16 input hanya dengan menggunakan 8 bit mikrokontroler. Caranya
dengan membagi port tersebut menjadi 4 baris dan 4 kolom(4x4) seperti gambar
2.15 penggunaannya, sebagai berikut:
1. Jadikan port kolom sebagai sumber input tegangan.
2. Port baris berguna menscan tombol mana saja yang ditekan, gunakan perintah
dari mikrokontroler untuk melakukan scanning ini.
Ketika SW13 ditekan maka arus mengalir dari kolom1 ke baris 4 dengan
begitu mikrokontroler dapat mengetahui tombol tersebut aktif sedangkan tombol
lain mati. Teknik ini memudahkan para praktisi elektronika untuk menentukan
tombol mana yang ditekan dan prosedur program mana yang digunakan sebagai
konsekuensi penekanan tombol bersangkutan.
2.8 ARUS SEARAH (AC)
commit to user
II-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ada 2 macam arus listrik yaitu arus searah (dc: direct current) dan arus
bolakbalik (ac: alternating current). Arus searah apabila elektro berpindah dalam
arah yang tetap tidak berubah-ubah dan diberi tanda, sedangkan apabila pada saat
elektron berpindah terjadi perubahan yang bolak-balik saat tertentu ke atas atau ke
kiri, kemudian ke bawah atau ke kanan kembali ke atas atau ke kiri lagi dan
seterusnya dinamakan arus bolak-balik.
2.8.1Arus Listrik
Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus-menerus pada
konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah
elektronnya tidak sama. Arus listrik ini diberi notasi I dalam satuan ampere (A),
diambil dari nama Andre Marie Ampere (1775 – 1836) menyatakan bahwa :
“Satuan ampere adalah jumlah muatan listrik dari 6,24 x 1018 elektron yang
mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu detik”. 1 A arus adalah
mengalirnya elektron sebanyak 628x10 atau sama dengan 1 Coulumb per detik
16
meliwati suatu penampang konduktor.
……………………. …………………………persamaan 2.1
dengan; i = Arus listrik (A)
q = Muatan listrik (C)
t = Lamanya waktu (detik)
Muatan listrik dengan notasi Q dalam satuan Coulomb, yang diambil dari
nama Charless Aaugusti de Coulomb (1736 – 1806) menyatakan bahwa : Satu
Coulomb adalah jumlah muatan listrik yang melalui suatu titik sebesar satu
ampere selama satu detik (www.bops.pln-jawa-bali.co.id).
2.8.2Rangkaian Arus Searah
Pada suatu rangkaian akan mengalir arus gambar, apabila dipenuhi syaratsyarat yaitu adanya sumber tegangan,
adanya alat penghubung dan
beban. Tiga syarat tersebut dapat dilihat pada gambar 2.16.
commit to user
II-23
adanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.16 Rangkaian arus
Sumber: PLN.co.id, 2008
Pada kondisi saklar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui
beban. Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan
Ampere meter akan menunjuk. Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu
rangkaian harus tertutup.
2.8.31Resistansi Dan Konduktansi
Gaya gerak listrik (ggl) pada suatu rangkaian tertutup akan menekan
elektronelektro bebas dari atomnya dan membuatnya bergerak sepanjang
penghantar. Jalan elektron di dalam penghantar amat berliku-liku di antara
berjuta-juta atom dan saling bertumbukan satu dengan yang lainnya termasuk juga
dengan atom. Rintangan yang terdapat di dalam penghantar ini disebut tahanan
atau resistansi dari penghantar tersebut. Besar kecilnya tahanan tersebut diukur
dengan suatu alat ukur ohm meter dalam satuan ohm, disingkat dengan ? yang
diambil dari huruf besar Yunani omega, sebagai penghargaan kepada seorang ahli
fisika Jerman bernama George Simon Ohm. Satu ohm adalah tahanan satu kolam
air raksa yang panjangnya 1,063 m dengan penampang 1mm2 pada suhu 0O
celcius.
Penghantar yang mempunyai tahanan yang kecil amat mudah dialiri arus
listrik, artinya daya kemampuan menghantarkan arus listriknya besar. Besarnya
daya kemampuan untuk menghantarkan arus ini dinamakan daya antar arus atau
konduktansi. Jadi penghantar yang mempunyai tahanan kecil berarti mempunyai
daya-antar arus kecil. Satuan untuk daya-antar arus adalah siemens atau mho
(kebalikan ohm). Tahanan atau resistansi diberi simbol R, sedangkan daya antar
atau konduktansi diberi simbol G. Berdasarkan keterangan di atas, maka tahanan
itu kebalikan dari daya-antar arus. Jika tahanan suatu kawat besarnya 5 ohm,
commit
to user
maka daya-antar arus listriknya 1/5
siemens.
Penghantar listrik seperti tembaga,
II-24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
alumunium, dan perak mempunyai tahanan yang kecil atau mempunyai daya-antar
yang besar dan mudah dilalui arus listrik, sedangkan penyekat listrik seperti
porselin, karet, dan mika mempunyai tahanan yang besar sekali atau daya-antar
yang kecil, sehingga sulit dialiri arus listrik (www.bops.pln-jawa-bali.co.id).
2.8.4 Tegangan Listrik
Tegangan listrik dapat dimisalkan dengan tekanan air di dalam menara air.
Di atas menara itu air disimpan dalam bak air dan dihubungkan dengan pipa
melalui suatu keran pembuka dan penutup. Apabila makin tinggi penempatan bak
air makin besar tekanannya, begitu pula bila makin rendah posisi bak air makin
rendah pula tekanan air tersebut. Menurut teori elektron, jika sebuah benda
bermuatan positif kalau benda tersebut kehilangan elektron dan jika bermuatan
negatif kalau benda tersebut kelebihan elektron. Dalam keadaan perbedaan
muatan inilah timbul tenaga atau energi potensial yang berada di antara bendabenda tersebut. Tenaga potensial tersebut dapat menunjukkan kemampuan untuk
melaksanakan kerja, sehingga bila sepotong kawat penghantar dihubungkan di
antara kedua benda yang berbeda muatan tersebut akan menyebabkan terjadinya
perpindahan energi di antara benda-benda itu. Peralihan energi ini akan
berlangsung terus menerus selama ada perbedaan tegangan. Terjadinya beda
tegangan disebabkan karena setiap muatan mempunyai tenaga potensial untuk
menggerakan suatu muatan lain dengan cara menarik (untuk muatan yang tidak
sama atau tidak sejenis) atau menolak (untuk muatan yang sama atau sejenis).
Beda tegangan dapat juga dihasilkan dengan memberikan tekanan listrik
dari suatu pembangkit listrik kepada salah satu penghantar. Baterai atau generator
dapat bertindak sebagai pompa listrik untuk menghasilkan tegangan di antra dua
titik. Satuan untuk mengukur tegangan ini adalah volt (ditulis dengan notasi huruf
V), yang diambil dari nama seorang sarjana Italia Alessandro Volta (1775–1827).
Beda tegangan di antara dua terminal dapat berubah-ubah, mulai dari seperjuta
volt sampai beberapa juta volt. Beda tegangan di antara terminal-terminal pada
PLN ada yang 110 volt, 220 volt, 380 volt, 20 kVolt, 150 kvolt, 500 kvolt. Beda
tegangan diantara terminal aki adalah 6 volt, 12 volt, 24 volt, sedangkan beda
tegangan pada terminal baterai umumnya
1,5user
volt (Fitzgerald, 1985).
commit to
II-25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.8.5Hukum Ohm
Hubungan antara arus listrik, tegangan listrik dan hambatan listrik dalam
suatu rangkaian listrik dinyatakan dalam hukum Ohm. Nama Ohm ini diambil dari
seorang ahli fisika dan matematika Jermal bernama George Simon Ohm
(1787-1854) dengan percobaan tentang listrik, yaitu:
1. Bila hambatan tetap, maka arus pada setiap rangkaian adalah berbanding
langsung dengan tegangannya. Bila tegangan bertambah, maka aruspun
bertambah begitu pula bila arus berkurang, maka aruspun semakin kecil.
2. Bila tegangan tetap, arus dalam rangkaian menjadi berbanding terbalik
terhadap rangkaian itu, sehingga bila hambatan bertambah maka arus akan
berkurang dan sebaliknya bila hambatan berkurang maka arus akan semakin
besar.
Gambar 2.17 Hubungan arus, tegangan dan hambatan
Sumber: ictsleman.com
2.8.6
Relay
Relay adalah saklar yang dikendalikan secara elektronik (electronically
switch). Arus listrik yang mengalir pada kumparan relay akan menciptakan medan
magnet yang kemudian akan menarik lengan relay dan mengubah posisi saklar,
yang sebelumnya terbuka menjadi terhubung. Relay memiliki tiga jenis kontak :
COMMON = kutub acuan, NC (Normally Close) = kutub yang dalam keadaan
awal terhubung pada COMMON, dan NO (Normally Open) = kutub yang pada
awalnya terbuka dan akan terhubung dengan COMMON saat kumparan relay
diberi arus listrik (KF ibrahim, 1986).
commit to user
II-26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.18 Relay
Sumber: andreasviklund, 2010
Gambar 2.19 Jenis-jenis kontak
Sumber: andreasviklund, 2010
Kontak Normally Open (NO), saat coil dalam kondisi tidak energized
kontak dalam posisi terbuka (open, OFF) dan saat coil diberikan arus listrik dan 1
maka kontak dalam posisi menutup ON. Kontak Normally Close (NC), kebalikan
dari kontak NO saat coil dalam kondisi tidak energized kontak dalam posisi
tertutup (close, ON) dan saat coil diberikan arus listrik dan energized maka kontak
dalam posisi membuka OFF. Kontak Single pole double trough, memiliki satu
kontak utama dan dua kontak cabang, saat coil tidak energized kontak utama
terhubung dengan cabang atas, dan saat coil energized justru kontak utama
terhubung dengan kontak cabang bawah.
commit to user
II-27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.20 Bentuk fisik kontak diam dan kontak bergerak
Sumber: andreasviklund, 2010
Gambar 2.21 Simbol dan bentuk fisik relay
Sumber: andreasviklund, 2010
Komponen relay bekerja secara elektromagnetis, ketika coil K terminal A1
dan A2 diberikan arus listrik angker akan menjadi magnet dan menarik lidah
kontak yang ditahan oleh pegas, kontak utama 1 terhubung dengan kontak cabang
4. Ketika arus listrik putus (unenergized), elektromagnetiknya hilang dan kontak
akan kembali posisi awal Gambar 2.25 bentuk fisik kontak diam dan kontak
bergerak karena ditarik oleh tekanan pegas, kontak utama 1 terhubung kembali
dengan kontak cabang 2. Relay menggunakan tegangan DC 12 V, 24 V, 48 V, dan
AC 220 V.
2.8.7
Kontaktor
Motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan
momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan loncatan bunga api pada alat
penghubungnya. Selain itu, dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan
beberapa alat otomatis paling mudah dengan menggunakan alat penghubung
saklar magnet yang dikenal dengan
kontaktor.
Kontaktor magnet adalah suatu alat
commit
to user
II-28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan
antara sumber arus dengan muatan. Bila inti coil pada kontaktor diberikan arus,
maka coil menjadi magnet dan menarik kontak sehingga arus mengalir.
Kontaktor magnet atau saklar magnet ialah saklar yang bekerja
berdasarkan kemagnetan. Artinya saklar ini bekerja jika ada gaya kemagnetan.
Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor
harus mampu mengalirkan arus dan memutuskan arus dalam keadaan kerja
normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak
terjadi. Sebuah kontaktor dapat memiliki coil yang bekerja pada tengangan DC
atau AC. Pada tengangan AC, tegangan minimal adalah 85% tegangan kerja,
apabila kurang maka kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya. Pada
kontaktor terdapat beberapa kontak yaitu kontak normal membuka (Normally
Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak NO
berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila
kontaktor bekerja kontak itu menutup atau menghubung. Kontak NC berarti saat
kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor
bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan.
Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO
menutup.
commit to user
II-29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.22 Kontaktor
Sumber: Budipurwa, 2009
Pada gambar 2.26 kontak 3 dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1 dan 2
adalah NO. Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap diam. Tetapi apabila
arus dialirkan dengan menutup switch maka kontak 3 dan 4 akan menjai NO
sedangkan kontak 1 dan 2 menjadi NC. Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk
kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama tendiri dari kontak NO dan kontak
bantu terdiri dan kontak NO dan NC. Konstruksi dari kontak utama berbeda
dengan kontak bantu, yang kontak utamanya mempunyai luas permukaan yang
luas dan tebal. Kontak bantu luas permukaannya kecil dan tipis.
Kotaktor pada umumnya memiliki kontak utama untuk aliran 3 fasa. Dan
juga memiliki beberapa kontak bantu untuk berbagai keperluan. Kontak utama
digunakan mengalirkan arus utama yaitu arus yang diperlukan untuk beban,
misalnya motor listrik, pesawat pemanas. Sedangkan, kontak bantu digunakan
mengalirkan arus bantu yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet, alat
bantu rangkaian, lampu indicator (Budipurwa, 2009).
2.9 MOTOR INDUKSI (AC) TIGA FASA
Prinsip kerja motor induksi tiga fasa berdasarkan induksi elektromagnetis.
Jika kumparan stator diberi tegangan sinusoida tiga fasa maka arus akan mengalir
yang memiliki beda fasa 120° tiap fasanya pada kumparan tersebut dan
menimbulkan medan magnet putar dengan kecepatan putar sinkron. Hubungan
antara kecepatan medan magnet putar (rpm) dengan frekuensi tegangan stator
dapat dirumuskan.
........................................................................persamaan 2.2
dengan; ns
sf
= Kecepatan medan magnet putar stator (rpm)
commit
to user
= frekuensi tegangan
stator
II-30
perpustakaan.uns.ac.id
P
digilib.uns.ac.id
= Jumlah kutub motor induksi
Garis gaya fluks stator tersebut berputar memotong penghantar rotor
sehingga pada penghantar tersebut timbul GGL atau tegangan induksi. Arus yang
mengalir pada penghantar rotor tersebut berada dalam medan putar stator
sehingga menghasilkan gaya-gaya yang berpasangan dan berlawanan arah. Gayagaya itu akan menimbulkan torsi yang cenderung memutar rotor sehingga rotor
akan berputar dengan kecepatan nr. Perbedaan putaran relatif antara rotor dan
stator disebut Slip. Slip yang timbul karena perbedaan kecepatan medan putar
stator dengan kecepatan putaran rotor dapat dinyatakan dengan persamaan
(Yusivar, 2008).
……………………………………..………… persamaan 2.3
dengan; S = Slip
ns = Kecepatan medan putar stator
n r = Kecepatan putar rotor
Pada saat rotor diam maka frekuensi rotor (fr) sama dengan frekuensi
stator (fs). Pada saat rotor berputar maka frekuensi rotor dipengaruhi oleh slip
dengan persamaan.
Suatu motor induksi tiga fasa dapat diwakili oleh suatu rangkaian ekivalen satu
fasa seperti ditunjukkan pada gambar 2.18.
Gambar 2.23 Rangkaian ekivalen satu fasa motor induksi
Sumber: Yusivar, 2008
commit to user
II-31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada sistem tenaga listrik 3 fasa, idealnya daya listrik yang dibangkitkan,
disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkit =
P pemakaian, dan tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri
dari tegangan 1-fasa yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi
antara 1-fasa dengan yang lainnya mempunyai beda fasa sebesar 120° listrik.
Secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dihubungkan secara bintang
(Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).
2.9.1Hubungan Bintang (Y, wye)
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fasa dihubungkan
menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua
terminal dari tiga terminal a–b–c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang
berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadap titik netral. Tegangan Va, Vb dan
Vc disebut tegangan “fasa” atau Vf.
Gambar 2.24 Hubungan bintang (Y, wye)
Sumber: Dunia listrik.com, 2010
Adanya titik netral maka besaran tegangan fasa dihitung terhadap titik
netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fasa yang seimbang dengan
magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fasa).
Vline = akar 3 Vfasa = 1,73Vfasa
Sedangkan arus yang mengalir pada semua fasa mempunyai nilai yang sama,
ILine = Ifasa
Ia = Ib = Ic
commit to user
II-32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.9.2Hubungan Segitiga
Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fasa saling dihubungkan
sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fasa.
Gambar 2.25 Hubungan segitiga
Sumber: Dunia listrik.com, 2010
Tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar
fasa, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude
yang sama, maka:
Vline = Vfasa
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus
tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum Kirchoff, sehingga:
Iline = akar 3 Ifasa = 1,73Ifasa
2.10 METODE FAST (FRAMEWORK FOR THE APPLICATION OF SYSTEM
TECHNIQUE)
Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Dalam
menganalisis data dan mendesain sistem informasi, digunakan metodologi FAST
(Framework for the Application of System Thinking) yang merupakan kerangka
yang fleksibel untuk menyediakan tipe-tipe berbeda proyek dan strategi (Whitten,
dkk. 2003). Metode ini merupakan suatu proses standar atau metodologi yang
digunakan untuk mengembangkan dan memelihara seluruh bagian sistem
commit to user
informasi. Metodologi FAST mendukung bagian pengembangan sistem dan
II-33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
operasi serta langkah-langkah pendukungnya. Metodologi FAST merupakan
metodologi yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan proyek dan keperluan
analis, hasil akhir dari metodologi pengembangan adalah untuk menyelesaikan
masalah, peluang dan petunjuk untuk memulai sebuah proyek desain sistem.
Tahap-tahap tersebut adalah pemeriksaan pendahuluan, analisa masalah, analisa
keperluan, analisa keputusan, desain, pembangunan dan penerapan, pengoperasian
dan sistem pendukung. Tahap yang digunakan metode FAST.
2.10.1 Preliminary Investigation Phase
Tahap Preliminary Investigation Phase merupakan tahap awal dari
pengembangan sistem. Tahap ini berisikan investigasi awal ketika ingin
merancang sebuah sistem, seperti wawancara, tinjauan langsung dan mempelajari
dokumen perusahaan. Tujuan dari tahap ini adalah menjawab pertanyaan
mengenai apakah proyek ini cukup berharga untuk diperhatikan. Untuk menjawab
pertanyaan ini perlu didefinisikan terlebih dahulu masalah, kesempata, dan resikoresiko dalam melanjutkan proyek. Kerangka kerja PIECES dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan ini namun hasilnya bukanlah penyelesaian permasalahan
melainkan kategori masalah (dengan asumsi bahwa proyek ini berharga untuk
diperhatikan) menetapkan rincian proyek yang akan menetapkan lingkup,
keperluan dan hambatan proyek, anggota proyek, biaya, dan jadwal.
Lingkup masalah yang ditetapkan dari tahap ini menyatakan seberapa
besar proyek ini akan dilaksanakan. Dengan adanya lingkup seperti ini maka
analis dapat menentukan tim proyek, estimasi biaya, dan menyiapkan jadwal
untuk tahap selanjutnya. Kemudian ditentukan oleh sistem apakah menyetujui
lingkup seperti ini dengan biaya dan jadwal yang telah dirancang atau lingkup
yang ada perlu diperkecil lagi. Output dari tahap ini adalah project charter.
2.10.2 Problem Analysis Phase
Problem Analysis ialah menganalisa masalah yang terdapat di lapangan.
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap pertama. Pada tahap ini dilakukan
analisis terhadap sistem yang telah ada saat itu. Tahap ini memberikan
pemahaman yang lebih dalam bagi
timtoproyek
commit
user mengenai permasalahan yang
II-34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dihadapi. Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah keuntungan
yang diperoleh setelah pemecahan masalah lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan. Input utama dari tahap ini adalah project charter dari tahap
sebelumnya. Informasi yang digunakan dalam memperlajari permasalahan yang
dihadapi adalah fakta yang terdapat dalam sistem, masalah, akibat, penyebab dari
permasalahan, dan spesialis IT yang merancang sistem yang telah ada. Output
yang dihasilkan adalah system improvement objectives yang menyatakan kriteria
bisnis yang akan digunakan untuk mengevaluasi sistem. Kadang dilakukan
representasi pada tahap ini, pada akhir tahap, pemillik sistem kembali akan
memutuskan salah satu dari 3 alternatif, sebagai berikut:
1. Membatalkan proyek jika masalah tidak cukup berharga untuk dipecahkan.
2. Menyetujui kelanjutan proyek.
3. Memperkecil atau memperbesar lingkup dan menyetujui kelanjutan tahap
berikutnya.
2.10.3 Requirement Analysis Phase
Requirement Analysis ialah melakukan analisa terhadap keperluan
perusahaan. Pada tahap ini dilakukan bila
manajemen menyetujui untuk
melanjutkan proyek. Pekerjaan pada tahap ini adalah mendefinisikan apa saja
yang perlu dilakukan oleh sistem, apa yang diperlukan dan diinginkan oleh
pengguna dari sistem baru. Tahap ini memerlukan perhatian yang besar karena
jika terjadi kesalahan dalam menerjemahkan keperluan dan keinginan pengguna
sistem maka dapat mengakibatkan adanya rasa tidak puas pada sistem final dan
perlu diadakan modifikasi yang tentunya akan kembali mengeluarkan biaya.
Input dari tahap ini adalah system improvement objectives yang dihasilkan
pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, tim mengumpulkan dan mendiskusikan
keperluan dan prioritas berdasarkan informasi yang diperoleh dari kuesioner,
wawancara, dan rapat-rapat. Tantangannya adalah untuk memvalidasi semua
keperluan informasi.
Output yang dihasilkan dari tahap ini adalah business requirement
statement. Tahap ini pun merupakan tahap yang penting karena dapat
menimbulkan ketidakpuasan daricommit
pengguna
sistem yang merasa keperluannya
to user
II-35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak terpenuhi. Tim proyek harus dapat membedakan antara apa yang diperlukan
oleh pengguna dan bagaiman sebaiknya sistem yang baru bekerja.
2.10.4 Decision Analysis Phase
Decision Analysis ialah melakukan analisa terhadap keputusan yang akan
diambil berdasarkan penyelesaian yang ditawarkan. Dalam analisis keputusan,
umumnya terdapat berbagai alternatif untuk mendesain sistem informasi yang
baru. Beberapa pertanyaan yang dapat membantu dalam proses analisis
keputusan, sebagai berikut:
1.
Berapa banyak sistem akan dikomputerisasi.
2.
Apakah kita sebaiknya membeli software atau mengembangkannya sendiri.
3.
Apakah kita sebaiknya mendesain sistem untuk jaringan internal atau berbasis
web.
4.
Teknologi informasi apa yang dapat digunakan dalam apilkasi ini.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengidentifikasi kandidat-kandidat
penyelesaian, menganalisis fisibilitas kandidat tersebut, dan merekomendasikan
kandidat yang dipilih.
Tim proyek biasa akan mencari penyelesaian yang paling fisibel, yaitu
penyelesaian yang menghasilkan kombinasi terbaik dari kriteria. Output dari tahap
ini adalah proposal sistem yang telah disetujui. Beberapa alternatif keputusan
yang dihasilkan dalam tahap ini, yaitu:
1.
Menyetujui
dan
mendanai
proposal
sistem
untuk
didesain
dan
dikonstruksikan.
2.
Menyetujui dan mendanai salah satu dari alternatif penyelesaian.
3.
Menolak semua kandidat penyelesaian dan membatalkan proyek atau
mengirimkannya kembali untuk rekomendasi yang baru.
4.
Menyetujui versi lingkup yang diperkecil dari penyelesaian yang diajukan.
2.10.5 Desain Phase
Setelah diperoleh proposal sistem yang disetujui, maka dapat mulai
dilakukan proses desain dari sistem target. Tujuan dari tahap ini adalah
mentransformasikan business requirement
statement menjadi spesifikasi desain
commit to user
II-36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proses construksi. Dengan kata lain, tahap desain menyatakan bagaimana
teknologi akan digunakan dalam sistem yang baru. Tahap ini memerlukan ide dan
opini dari pengguna, vendor, dan spesialis IT. Pada akhir tahap ini masih terdapat
beberapa alternatif keputusan mengenai proyek walaupun pembatalan proyek
jarang dilakukan pada tahap ini (kecuali benar-benar over budget atau sangat
terlambat dari jadwal). Perubahan lingkup menjadi lebih kecil masih dapat terjadi.
Selain itu, mungkin juga terjadi perubahaan ulang jadwal untuk menghasilkan
penyelesaian yang lebih lengkap.
2.10.6 Construction Phase
Construction Phase ialah tahapan melaksanakan pengujian pada
komponen sistem secara individu dan sistem secara keseluruhan. Tujuan dari
tahap ini, adalah:
1.
Membangun dan menguji sistem yang memenuhi business requirement dan
spesifikasi desain.
2.
Mengimplementasikan penghubung antara sitem baru dan sistem lama,
termasuk instalasi dari software yang dibeli atau disewa.
Pada tahap ini dilakukan konstruksi basis data, program aplikasi, dan penghubung
antara sistem dan pengguna. Beberapa dari komponen ini telah ada sebelumnya.
Setelah dilakukan pengujian, maka sistem dapat mulai diimplementasikan.
2.10.7 Implementation Phase
Implementation ialah menerapkan
hasil rancangan yang
disusun
sedemikian rupa ke dalam sistem perusahaan untuk mendapatkan kondisi yang
sesuai dengan keperluan perusahaan. Input dari tahap ini adalah sistem fungsional
dari tahap konstruksi. Analis harus mampu menyediakan transisi yang sederhana
dari sistem lama ke sistem baru dan membantu pengguna menghadapi masalah
utama saat mulai menggunakan sistem baru. Selain itu, analis harus melatih
pengguna, menuliskan cara penggunaan manual, menginput file dan basis data,
dan melakukan tes akhir. Pengguna
sistem
akan memberikan feedback bagi tim
commit
to user
II-37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proyek sebagai masalah baru dan isu baru. Output adalah sistem operasional yang
memasuki tahap operasi dan pendukung dalam siklus hidup perusahaan.
2.10.8 Operation and Support Stage Phase
Sistem pendukung teknis berkelanjutan bagi para pengguna, seperti
keperluan maintenance untuk memperbaiki kesalahan, penghilangan, dan
keperluan-keperluan baru. Aktivitas dalam sistem pendukung, adalah:
1.
Assisting users, tidak peduli seberapa baiknya pelatihan yang diberikan pada
pengguna, pasti tetap ada keperluan asistensi bagi para pengguna terutama
saat muncul masalah baru, muncul tambahan pengguna.
2.
Fixing software, defects, memperbaiki kesalahan-kesalahan yang muncul saat
operasional maupun pengujian.
3.
Recovering system, kegagalan sistem dapat menyebabkan terjadinya
kehilangan atau ‘crash’ data yang memerlukan perbaikan pada sistemnya
seperti pemasukan ulang file basis data dan merestart ulang sistem.
4.
Adapting the system to new requirements, keperluan yang selalu berkembang
menimbulkan keperluan akan perbaikan berkelanjutan dalam sistem informasi
agar sistem yang ada dapat terus mengikuti perubahan yang terjadi.
Untuk melaksanakan aktivitas ini diperlukan feedback dari pengguna dan
permasalah yang mengindikasikan waktu yang tepat untuk melaksanakan
perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.
2.11 PENELITIAN SEBELUMNYA
Beberapa perancangan yang menggunakan mikrokontroler telah di
lakukan oleh peneliti terdahulu. Hasil perancangan Andi Setiawan (2008),
Universitas Diponogoro tentang rancang bangun otomatisasi pengukuran
kecepatan kendaraan bermotor mengunakan Borland Delphi dan mikrokontroler
ATMega 8535. Perancangan memanfaatkan mikrokontroler ATMega8535 sebagai
pengendali Interfacing antara modul pengukur kecepatan kendaraan bermotor
dengan computer menggunakan port serial (COM 1).
commit to user
II-38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wirawan Aditya (2007), Universitas Islam Indonesia tentang pengendali
motor stepper via usb interface berbasis mikrokontroler ATMega 8535.
Perancangan ini menggunakan mikrokontroler sebagai interface computer melalui
antarmuka USB dengan motor stepper menggunakan komunikasi RS232 sebagai
sarana teknologi dan RS485 dirancang agar peralatan-peralatan komunikasi dapat
berkomunikasi pada serial dalam satu jaringan multidrop atau kemampuan untuk
menghubungkan banyak peralatan dalam satu jaringan dengan sistem komunikasi
searah half duplex (komunikasi 2 arah secara bergantian). Komunikasi RS232
atau serial merupakan komunikasi yang digunakan pada peralatan elektronika
berbasis mikrokontroler dengan PC.
Andry Setyo A dan Bambang Sutopo (2007), Universitas Gadjah Mada
tentang kendali kecepatan motor dc berdasarkan perubahan jarak mengunakan
pengendali logika fuzzi berbasis mikrokontroler at89c51. Dalam perancangan ini
Sistem mikrokontroler bekerja dengan ragam operasi keping tunggal sehingga
tidak diperlukan memori eksternal. Siklus mesin mikrokontroler diatur
menggunakan kristal 12 MHz sehingga kecepatan siklus mesin menjadi 12
MHz/12 = 1 MHz, yang artinya periode detak waktunya 1 mikrodetik.
Mikrokontroler bertugas mengatur operasi perangkat keras lain, meliputi
pengukur jarak dan penguat motor. P1.5 terhubung ke kaki reset bagian pengirim
untuk mengatur pemancaran sinyal. Kaki INT0 terhubung ke keluaran sistem
penerima sehingga informasi diterimanya sinyal pantul diperoleh. P3.6 terhubung
ke pin enable penguat L293D untuk mengatur aktivasi penguat. P2.6 dan P2.7
terhubung ke masukan 1 dan 2 penguat sebagai masukan H-brigde yang
menggerakkan motor.
Yunia Dwie Nurcahyanie (2009), Institut Teknologi Surabaya tentang
pengembangan perancangan produk meja computer modular untuk mendukung
green life-cycle engineering. Dalam perancangan ini metode FAST digunakan
untuk Analisis Struktur Modular berdasarkan Fungsi Menggunakan Metode FAST
dan Penelusuran fungsi Meja Komputer Modular menggunakan metode FAST.
Etty Mardiyanti (2009), Universitas Diponogoro tentang sistem informasi
obat untuk mendukung monitoring distribusi obat pada pasien rawat inap.
Pengembangan sistem berdasarkan
langkah-langkah
FAST (Framework for the
commit
to user
II-39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
application of systems techniques ). Desain penelitian ini adalah one group pre
test post test. Subjek penelitian adalah direktur, kepala instalasi farmasi, kepala
bidang penunjang, dan petugas instalasi farmasi.
commit to user
II-40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian ini merupakan proses yang terkait satu sama lain
secara sistematis yang menunjukkan bahwa hasil dari tiap tahapan dapat menjadi
masukan pada tahap berikutnya.
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan dan Manfaat
Studi Pustaka
Studi Lapangan
Preliminary Investigation
(Investigasi awal untuk
merancang sebuah sistem )
Problem analysis
(Menganalisa masalah yang
terdapat di lapangan)
Requirement Analysis
(Menganalisa kebutuhan
perusahaan)
D ecision Analysis
(Menganalisa keputusan yang
akan diambil berdasarkan solusi)
A
commit to user
Gambar 3.1 Metodologi penelitian
III-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A
D esign
(Mentransformasikan requrement
menjadi spesifikasi perancangan)
Perancangan Program
1.Algoritma LCD
2.Algoritma keluaran kendali motor sentrallock
3.Algoritma keluaran kendali relay 220V 5A
Perancangan Hardware :
1. rangkaian sistem kendali mikrokontroler
2. rangkaian sistem kendali motor vibrator
Contruction
(Proses pengujian pada setiap
komponen dan secara keseluruhan)
Verifikasi Hardware
DownloadingProgram
Validasi
Implementation, Operation and support stage
(Proses penerapan sistem, pengoperasian sistem
dan sistem pendukung SOP)
Analisis dan interpretasi hasil
Kesimpulan dan saran
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian (lanjutan)
Penelitian yang dikembangkan dalam tugas akhir ini dilakukan
berdasarkan tahapan yang diterapkan menggunakan metode FAST (Framework
for the Application of System Techniques)
commit toseperti
user yang ditunjukkan pada gambar
3.1. Proses perancangan merupakan salah satu bentuk khusus dari beberapa
III-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
alternatif pemecahan masalah yang ada. Di bawah ini dijelaskan mengenai hal
yang dilakukan dalam tahap pendefinisian awal hingga tahapan akhir dari desain.
3.1 IDENTIFIKASI MASALAH
Pada tahap ini masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang belum
dapat dijawab. Oleh karna itu dilakukan studi pendahuluan tentang latar belakang
perlunya sistem kendali pada lantai getar. Penjelasan latar belakang telah
diuraikan pada bab 1.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalahnya adalah
bagaimana merancang sistem kendali pada lantai getar, agar diperoleh spesifikasi
ukuran dimensi alat yang dapat dioperasikan dilingkungan Laboratorium
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3.1.1Studi Pustaka
Sebelum perancangan dimulai, diperlukan hal apa saja yang dapat
mendukung perancangan sistem kendali. Mengidentifikasi hal-hal tersebut
dilakukan studi pustaka dan studi lapangan. Pada tahap ini studi pustaka dilakukan
untuk memperoleh informasi pendukung yang diperlukan dalam penyusunan
laporan penelitian, yakni mempelajari literatur, buku, internet, jurnal, dan
penelitian yang berkaitan. Teori yang harus dikuasai dalam studi pustaka ini yaitu
teknik dasar kelistrikan, karakteristik mikrokontroler, elektronika digital dan
pembuatan program basic compiller (BASCOM).
3.1.2Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan
untuk perancangan sistem kendali lantai getar. Informasi ini berupa data kualitatif
dan data kuantitatif yang digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Pada tahap
ini dilakukan pengumpulan data yang digunakan perancangan sistem kendali
otomatis pada lantai getar. Data yang dikumpulkan yang didapatkan langsung dari
studi lapangan pada penelitian ini adalah identifikasi keperluan sistem kendali,
keperluan perancangan sistem kendali lantai getar, dan rancangan sistem kendali
commit to user
lantai getar. Data mengenai studi lapangan yang didapatkan, sebagai berikut:
III-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Identifikasi keperluan sistem kendali otomatis.
Identifikasi alat dilakukan dengan melakukan pengamatan alat lantai getar
yang sudah ada. Pengamatan dilakukan melalui proses wawancara dengan
ketua Jurusan Teknik Industri,
asisten Laboratorium Perancangan Sistem
Kerja dan Ergonomi dan pengamatan langsung di Laboratorium Ergonomi
Universitas Islam Indonesia.
2. Keperluan perancangan sistem kendali lantai getar.
Analisa keperluan perancangan sistem kendali lantai getar dilakukan setelah
melakukan pengamatan lantai getar yang sudah ada dan dari hasil wawancara.
Dari analisis tersebut, selanjutnya diidentifikasi kerperluan yang digunakan
sebagai acuan dalam perancangan sistem kendali otomatis. Menggunakan
acuan ini, diharapkan sistem kendali yang dirancang memenuhi keperluan
kekurangan atau kelemahan dari sistem kendali lantai getar yang ada sekarang
ini.
3. Rancangan sistem kendali lantai getar.
Tahapan perancangan sistem kendali otomatis menyesuaikan dengan
rancangan mekanisme lantai getar yang telah ditentukan. Perancangan sistem
kendali meliputi dimensi alat dan spesifikasi alat.
3.2 FRAMEWORK FOR THE APPLICATION SYSTEMS TECHNIQUES
(FAST)
Tahapan Framework for the Application System Techniques (FAST)
masing-masing memerlukan input, baik yang berupa data observasi maupun hasil
pengolahan data tahapan sebelumnya. Semua input dan output yang dihasilkan
menimbulkan hubungan atau keterkaitan yang berujung pada hasil rancangan
sistem kendali.
3.2.1
Preliminary Investigation
Tahap pertama yang dilakukan adalah preliminary invertigation, dimana
pada tahap ini merupakan tahap awal dari pengembangan sistem yang di buat.
Pada tahap ini investigasi awal yang
dilakukan
commit
to user dengan proses wawancara dan
tinjauan langsung. Proses wawancara dilakukan dengan mewawancarai ketua
III-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret dan perancang lantai getar.
tinjauan langsung pada lantai getar yang terdapat pada Universitas Islam
Indonesia. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui masalah, peluang dan tujuan
pengguna, mengetahui ruang lingkup yang dikerjakan, mengetahui kelayakan
perencanaan proyek. Pada dasarnya tahap ini adalah tahap awal yang dilakukan
pada laporan penelitian ini yang meliputi latar belakang, perumusan masalah,
penentuan tujuan dan manfaat, studi pusataka, studi lapangan dan identifikasi
masalah.
3.2.2
Problem Analysis
Pada tahap ini dijelaskan analisa masalah yang ada dilapangan. Tahap ini
merupakan pengembangan dari tahap pertama yang bertujuan memberikan
pemahaman yang lebih dalam bagi perancang mengenai permasalah yang
dihadapi. Informasi yang digunakan dalam mempelajari permasalahan yang
dihadapi adalah fakta yang terdapat dalam sistem mekanik lantai getar, masalah,
akibat, penyebab dari permasalahan.
3.2.3
Requirement Analysis
Tahap ini dilakukan bila pengguna menyetujui untuk melanjutkan proyek.
Pekerjaan pada tahap ini adalah mendefinisikan hal-hal yang perlu dilakukan oleh
sistem, apa yang diperlukan dan diinginkan oleh pengguna pada sistem. Input dari
tahap ini adalah sistem improvement objective yang dihasilkan pada tahap
sebelumnya yang kemudian perancang mengumpulkan dan mendiskusikan
keperluan dan prioritas berdasarkan informasi yang diperoleh dari proses
wawancara. Pada tahap ini ditunjukan rekapitulasi hasil wawancara yang telah
dilakukan dengan permasalahan yang dibahas pada tahap problem analysis.
3.2.4
Decision Analysis
Dicision analysis adalah melakukan analisis terhadap keputusan yang akan
diambil berdasarkan penyelesaian yang ditawarkan. Analisis keputusan terdapat
berbagai alternatif untuk mendesain sistem kendali. Alternatif yang diajukan
mengenai penggunaan mikrokontroler,
display
dan motor penggetar.
commit
to user
III-5
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.5
digilib.uns.ac.id
Desain
Setelah didapatkan persetujuan dari customer dan pengguna, maka mulai
dilakukan proses desain dari sistem kendali. Tujuan dari tahap ini adalah
mentransformasikan business requirement statement menjadi spesifikasi desain
untuk proses konstruksi. Pada tahap ini diperrlukan ide dan opini dari pengguna
dan customer. Desain sistem kendali terdiri dari dua bagian yaitu desain hardware
dan desain program. Hardware dalam hal ini merupakan rangkaian sistem kendali
yang mengendalikan komponen penggerak dan pengaturan pada lantai getar,
sedangkan program berfungsi sebagai logika sistem kendali dalam melakukan
kendali.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan alat, bahan dan data yang
digunakan untuk perancangan modul sistem kendali pengubah kecepatan putaran
motor induksi tiga fasa pada lantai getar yang dijelaskan, sebagai berikut:
1. Perancangan hardware.
Langkah pertama yang dilakukan dalam perancangan hardware untuk sistem
kendali pengubah kecepatan ini adalah menentukan komponen elektro dan
elektronika yang digunakan baik yang berupa mikrokontroler hingga
komponen lain seperti kontaktor, inverter dan relay, mendesain layout
elektronika inti dan pendukung dalam satu papan PCB, dan merangkai semua
komponen yang diperlukan di atas papan PCB. Mendesain rangkaian logika
pengatur arah putaran motor.
2. Perancangan program.
Perancangan program dilakukan dengan mengunakan bahasa BASCOM untuk
memprogram mikrokontroller agar menampilkan menu pada LCD yang dapat
membantu operator dalam mengatur mekanisme gerakan yang menghasilkan
gerakan horisontal, vertikal dan mix (horisontal dan vertikal) yang mana semua
input di lakukan dengan keypad 4x4. Program ini yang nantinya
mengsingkronisasikan komponen elektronika
yang dipergunakan sesuai
dengan keperluan dalam mengatur kecepatan motor.
commit to user
III-6
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.6
digilib.uns.ac.id
Pembangunan Sistem Kendali (Contruction)
Tahap pembangunan adalah tahap melaksanakan pengujian pada setiap
komponen sistem secara individu dan sistem secara keseluruhan. Tujuan dari
tahap ini adalah membangun dan menguji sistem kendali yang memenuhi
permintaan dan spesifikasi dari desain yang dibuat, mengimplementasikan
penghubung antara komponen pengendali dan sistem mekanik lantai getar.
Penjelasan mengenai hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini, sebagai berikut:
1. Verifikasi hardware.
Pada tahap ini dilakukan pengecekan pada seluruh komponen elektro dan
elektronika yang dirangkai. Hal ini diperlukan mengurangi kesalahan fungsi
dalam rangkaian serta penempatan komponen elektronika.
2. Downloading.
Pada tahap ini adalah tahap pemindahan program dari bahasa BASCOM ke
bahasa Assembler hingga
diakusisi perintah dalam mikrokontroler. Dalam
bentuk bahasa Assembler program di download kedalam mikrokontroler agar
berfungsi sebagai pusat data dan perintah untuk medapat mengubah kecepatan
dan gerak motor.
3. Assembling.
Pada tahap ini adalah tahap penyatuan dari hardware kendalinya dan
komponen yang dikendalikan hal ini meliputi penyatuan keypad, LCD, dan
output dari mikrokontroler.
4. Validasi.
Untuk validasi berupa troubleshoting hardware dan program secara
keseluruhan baik berupa fungsi komponen, perintah dalam mikrokontroler, dan
hasil yang sesuai dengan arah putaran dan kecepatan motor yang diinginkan.
3.2.7
commit
to user Stage
Implementation, Operation
and Support
III-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tahap implementation adalah tahap penerapan hasil dari perancangan
sistem kendali yang di buat ke dalam sistem Laboratorium Perancangan Sistem
Kerja dan Ergonomi untuk mendapatkan kondisi yang sesuai keperluan
laboratorium, input dari tahap ini adalah sistem fungsional dari tahap konstruksi.
Perancang mampu membantu menjelaskan tentang cara penggunanaan dan
melakukan tes akhir.
Tahap operation and support stage adalah tahap dimana perancang
membangun sistem pendukung
teknis bagi para pengguna, seperti keperluan
maintenance dan kesalahan dalam pengoperasian. Aktifitas yang dilakukan
daalam sistem pendukung adalah assisting users, fixing software.
3.3 TAHAP ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Pada tahap ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil terhadap alat yang
dirancang agar dapat ditarik kesimpulan dan penyelesaian masalah dan analisis
yang dilakukan adalah hasil dari kecepatan motor, arah gerakannya dan arah
putaran motor.
3.4 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan analisis maka ditarik kesimpulan dari hasil perancangan
kendali pengubah kecepatan pada system kendali otomatis pada lantai getar
berbasis mikrokontroller AVR ATMega32 dengan memperhatikan tujuan yang
dicapai dari penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.
commit to user
III-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini membahas proses pengumpulan data dan proses pengolahan data
sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang dicapai dari penelitian ini.
Bagian pertama membahas proses pengumpulan data. Bagian kedua membahas
proses pengolahan data. Keduanya dilakukan sebagai dasar dalam memberikan
analisis terhadap penyelesaian permasalahan yang dihadapi.
4.1 PENGUMPULAN DATA
Tahap pengumpulan data ini dilakukan guna mendapatkan data awal untuk
penentuan komponen elektrik yang menjadi dasar dalam merancang sistem
kendali kecepatan putaran motor induksi tiga fasa dan pengaturan mekanisme
pergerakan lantai getar. Penyelesaian masalah dilakukan dengan mengunakan
metode FAST (framework for the application of systems techniques). Sama
dengan metode komersil lainnya, metode FAST mengandung fasa pengembangan.
Output dari metodologi pengembangan adalah penyelesaian penyelesaian yang
dapat membantu menyelesaikan masalah, peluang.
Pada tahap-tahap pengumpulan data lebih lengkap dapat dilihat pada subbab selanjutnya. Metode untuk mendapatkan data awal dilakukan dengan
investigasi awal (preliminary investigation) dengan cara wawancara dan tinjauan
langsung di Laboratorium Ergonomi Universitas Islam Indonesia, menganalisis
masalah yang terdapat di lapangan (problem analysis).
4.1.1
Preliminary Investigation
Infestigasi awal merupakan pekerjaan yang mengacu pada hasil dalam
perencanaan produk yang menghasilkan produk atau alat lengkap dengan analisa
produk. Prinsip dasar pengadaan alat adalah semakin diperlukan efisisensi dan
akurasi dalam mengoperasikan alat atau mesin sehingga dapat mempermudah
kerja operator dan mengurangi dampak kesalahan manusia.
Informasi tentang sistem kendali yang sesuai dengan pergerakan
commit to user
mekanisme lantai getar diperoleh dari wawancara dengan pengguna sistem
IV-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kendali pengguna yang dimaksud dalam hal ini adalah perancang mekanisme
lantai getar. Lantai getar memerlukan kendali pengubah frekuensi putaran motor
agar motor dapat menghasilkan getaran yang berbeda, otomasi yang diperlukan
adalah pengendalian timer pengoperasian lantai getar dan mekanisme pergerakan
lantai getar. Mengacu pada prinsip dasar pengadaan alat diatas, maka diterapkan
sistem kendali pada mekanisme lantai getar fokus pada pengatur kecepatan motor
penggetar dan mekanisme gerakan.
4.1.2
Problem Analysis
Problem analysis dilakukan dengan mengidentifikasi masalah mengenai
rancangan sistem kendali lantai getar. Identifikasi dilakukan dengan melihat
komponen yang dikendalikan. Komponen yang dikendalikan adalah motor
sentrallock dan motor penggetar. Motor sentrallock digunakan untuk mengunci
pergerakan mekanisme lantai getar khususnya untuk modus pergerakan
horisontal, dari wawancara yang dilakukan dengan pengguna didapatkan masalah
bahwa pengguna menginginkan pada saat awal lantai getar beroperasi motor
sentrallock mengunci, hal ini berkaitan dengan mekanisme lantai getar yang
menggunakan pegas. Kemudian dalam menentukan modus gerakan lantai getar
pengguna menginginkan sistem otomatis dalam menentukan hal tersebut. Selain
mengendalikan motor sentrallock, pengguna juga menginginkan kendali dapat
mengatur kecepatan putar dan arah putaran dari motor penggetar yang dapat
difariasikan kanan dan kiri.
4.2 PENGOLAHAN DATA
Tahap pengolahan data merupakan kelanjutan dari tahap pengumpulan
data. Pada tahap pengumpulan data lebih lengkap dapat dilihat pada sub-bab
selanjutnya. Melakukan analisa terhadap keperluan (requirement analysis),
melakukan analisa terhadap keputusan yang diambil berdasarkan penyelsaian
yang ditawarkan (decision analysis), proses desain dari sistem (design),
melaksanakan pengujian pada komponen sistem secara individu dan sistem secara
keseluruhan (construction), menerapkan hasil rancangan yang disusun sedemikian
commit to user
IV-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rupa ke dalam sistem (implementation) dan pendukung teknis berkelanjutan bagi
para pengguna.
4.2.1
Requirement Analysis
Pekerjaan pada tahap ini adalah mendefinisikan apa saja yang perlu
dilakukan oleh sistem, apa yang diperlukan dan diinginkan oleh costumer dari
sistem baru. Tahap ini memerlukan perhatian yang besar karena jika terjadi
kesalahan dalam menerjemahkan keperluan dan keinginan pengguna sistem maka
dapat mengakibatkan adanya rasa tidak puas pada sistem final dan perlu diadakan
modifikasi yang tentunya akan kembali mengeluarkan biaya. Pada tahap ini
pengumpulan informasi tentang apa saja yang diperlukan oleh sistem kendali
dilakukan melalui proses wawancara.
Fungsi sistem kendali adalah mengendalikan putaran motor penggerak dan
pergerakan mekanisme lantai getar agar dihasilkan getaran yang sesuai. Selain itu
penerapan sistem kendali pada lantai getar agar didapatkan efisiensi dan ketepatan
agar dampak kesalahan manusia dapat dikurangi.
Faktor-faktor yang menyusun dalam ketersediaan perancangan sistem
kendali pengubah kecepatan motor. Faktor tersebut adalah pengendali dan
rangkaian elektris dapat diuraikan, sebagai berikut:
1. Pengendali.
Pengendali
pada
mikrokontroler
perancangan
dan
inverter
ini
yang
menggunakan
memiliki
dua
fungsi
kendali
yaitu
masing-masing.
Mikrokontroler berfungsi sebagai rangkaian pengatur perwaktuan dan
mekanisme pergerakan getaran lantai getar horisontal, vertikal dan mix
(horisontal dan vertikal). Mikrokontroler berkerja dengan baik jika
mendapatkan tegangan 3-6 volt dan arus sekitar 2 ampere. Pengatur kecepatan
motor digunakan inverter 3 fasa yang mengubah masukan listrik PLN 1 fasa
menjadi 3 fasa dengan tegangan tetap 220volt dan mengatur frekuensi masukan
untuk mengubah kecepatan motor induksi 3 fasa.
2. Rangkaian pendukung.
Merupakan rangkaian untuk mendukung kerja sistem kendali sehingga bekerja
dengan baik. Rangkaian pendukung
dapat berkerja dengan baik jika
commit toini
user
IV-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dirangkai sesuai dengan datasheet dari masing-masing komponen elektro dan
elektronika.
4.2.2
Decision Analysis
Pada tahap ini terdapat beberapa penyelesaian alternatif yang akan dipilih
untuk memenuhi keperluan sistem dimana tahap ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kandidat penyelesaian sesuai kelayakan, merekomendasikan
sebagai kandidat sistem yang akan di kembangkan. Alternatif pemilihan
penyelesaian yang ada pada perancangan sistem kendali, yaitu:
1. Pemilihan model sistem kendali yang sesuai dengan mekanisme lantai getar.
2. Pemilihan display.
Alternatif keperluan dari perangkat display sebagai penampil informasi dan
monitoring terdiri dari lampu LED, LCD touchscreen dan LCD 16x2.
Pemilihan display untuk mendukung monitoring pengendalian yaitu LCD
16x2, dengan pertimbangan ketersedian komponen, mampu menampilkan
informasi secara detail dan harga yang murah.
3. Pemilihan motor penggetar.
Alternatif penentuan motor penggetar lantai getar terdiri dari motor DC 12volt,
motor AC induksi dan motor vibrator. Pemilihan motor penggetar untuk
mendukung kinerja dari lantai getar adalah motor vibrator dengan
pertimbangan beban unbalance yang sudah ada sehingga tidak diperlukan lagi
perhitungan beban unbalance, dimensi motor dan electrikal motor.
4. Pemilihan chip pengendali.
Alternatif penentuan chip pengendali terdirii dari mikrokontroler AT89S51,
ATMega8535, ATMega32, ATMega64. Pemilihan chip pengendali sebagai
chip yang mengendalikan input dan output adalah ATMega32 dengan
pertimbangan kapasitas memori internal yang besar, karaktersitik chip yang
mudah dipahami dan tersedia banyak dipasaran.
commit to user
IV-4
perpustakaan.uns.ac.id
4.2.3
digilib.uns.ac.id
Proses Perancangan (Design)
Tahap-tahap dalam perancangan sistem kendali otomatis lantai getar untuk
mendukung kinerja lantai getar adalah perancangan hardware dan perancangan
software. Tahapan tersebut, yaitu:
1. Perancangan Hardware
Perancangan hardware meliputi perancangan sistem elektrik pengendali
kecepatan motor vibrator dan sistem elektronika pengendali sentrallock, kendali
waktu, kendali arah putaran motor vibrator dan kendali input output.
LCD 16x2
Motor DC
(centrallock)
Powe Supply
2 - 6 volt
Mikrokontroller
ATMega 32
Relay
220 v 5A
Keypad
4x4
Motor induksi
3 fase
Kontaktor
Inverter
(1 fasa ke 3
fasa)
Sensor
limitswicth
Listrik PLN
1 fase 220 volt
Gambar 4.1 Diagram blog sistem kendali
Perancangan sistem kendali dapat dilihat pada gambar 4.1 diagram blog
sistem kendali yang menjelaskan fungsi dari setiap sistem. Mikrokontroler
berfungsi mengendalikan input dari keypad, sensor limitswitch, output rangkaian
relay, motor sentrallock dan LCD. Inverter berfungsi mengendalikan frekuensi
guna mengubah kecepatan putar motor penggetar yang berefek pada getaran lantai
getar.
Jenis komponen yang digunakan dalam perancangan sistem kendali
pengubah kecepatan pada sistem kendali otomatis pada lantai getar berbasis
to user
mikrokontroler ATMega32 dapat commit
dilihat pada
tabel 4.1.
IV-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1 Jenis komponen
No
Bahan yang diperlukan
Ukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Mikrokontroller
LCD
Keypad
IC 7805
Relay
Ouptocopler
PCB
Box plastik
Kabel 3 phase
Motor Vibrator 3 Phase
Inverter
Kabel 3 phase
Kontaktor + Overload relay
MCB
Push button
Box
Motor sentrallock
ATMega32
16x2
4x4
12 volt 10 ampere
20x20cm
18x11cm
10m
ø 94 mm, panjang 211 mm, tinggi 136 mm
2 hp, 1 to 3 phase
ø 10 mm
Mitsubshi (SN-10)
6A
(40 x 30 x 15) cm
-
Jumlah Satuan
1
1
1
1
7
4
2
1
10
2
1
10
4
1
4
1
4
pcs
pcs
pcs
pcs
pcs
pcs
pcs
pcs
m
pcs
pcs
m
pcs
pcs
pcs
pcs
pcs
Komponen pada tabel 4.1 merupakan komponen penyusun dari rangkaian
elektro dan elektronika.. Komponen tersebut kemudian melalui proses
perangkaian agar didapatkan rangkaian pendukung dari system kendali lantai
getar, sebagai berikut:
a. Rangkaian Mikrokontroler ATMega 32
Pengendali yang dirancang adalah menggunakan mikrokontroler dan
bekerja dalam ragam single chip operation (mode operasi keping tunggal) yang
tidak memerlukan memori luar karena ROM untuk menyimpan sandi sumber
masih mampu untuk menampung program serta penggunaan RAM yang masih
ditampung oleh RAM dalam dan tidak memerlukan komponen tambahan seperti
PPI, karena penggunaan port mikrokontroler hanya 4 port yaitu keluaran sinyal
penggerak, masukan keypad, keluaran penampil, pin RS dan pin enable dari LCD
penampil. Kristal yang digunakan untuk pengoperasikan mikrokontroler adalah 8
MHz. Port yang digunakan pada sistem, yaitu Port C (PC0..PC7) digunakan
sebagai masukan keypad, Port D (PD0..PD6) digunakan mengambil masukan
dari sensor, dan Port B (PB0..PB7)
digunakan
commit
to usermenampilkan data imformasi pada
IV-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lcd, Port A (PA0..PA1) digunakan untuk output guna mengatur relay 1 dan 2. Port
pada mikrokontroler dalam rangkaian ini dihubungkan dengan header doublé 8
pin sebagai komponen komunikasi mikrokontroler terhadap hardware input dan
output yang digunakan.
Gambar 4.2 Rangkaian mikrokontroler ATMega32
Gambar 4.3 PCB commit
rangkaian
mikrokontroler ATMega32
to user
IV-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penggunaan IC 7805 pada rangkaian mikrokontroler bertujuan mengatur
supply listrik yang diperlukan mikrokontroler untuk operasi baca dan tulis.
Operasi baca dan tulis akan optimum dilakukan jika supply listrik mencapai
5-7volt DC, apabila supply listrik kurang dari 7volt maka opersi baca dan tulis
mikrokontroler kurang optimum, begitu sebaliknya apabila supply listrik yang
diterima lebih dari 7 volt komponen mikrokontroler akan mengalami kerusakan.
b. Display
Sebagai penampil data dalam perancangan ini adalah M1632 LCD yang
mempunyai konfigurasi 2 baris dan 16 kolom karakter berfungsi sebagai penampil
data imformasi yang di tuliskan. Dengan adanya konfigurasi 2 baris dan 16
kolom, tampilan pada LCD dapat menampung 32 karakter. Namun, jumlah
karakter yang diketik tidak hanya mencapai 32, pada karakter ke 33, M1632 LCD
akan terhapus dan karakter ke 33 akan tampil pada kolom pertama baris pertama
kembali.
Gambar 4.4 Interface LCD dengan mikrokontroler ATMega32
Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW: Jalur EN
dinamakan enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa sedang
mengirimkan sebuah data. Mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN
harus dibuat logika low “0” dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW.
Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika “1” dan tunggu untuk
sejumlah waktu tertentu (sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut) dan
berikutnya set EN ke logika lowcommit
“0” lagi.
Jalur RS adalah jalur register select.
to user
IV-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ketika RS berlogika low “0”, data dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi
khusus (seperti clear screen, posisi kursor). Ketika RS berlogika high “1”, data
yang dikirim adalah data text yang akan ditampilkan pada display LCD. Selain
menampilkan karakter atau angka sesuai keyboard.
c. Input
Matrik Keypad 4×4 merupakan susunan 16 tombol membentuk keypad
sebagai sarana masukkan atau input mikrokontroler, jumlah tombol pada keypad
4x4 ada 16, keypad hanya memerlukan 8 port, seperti terlihat dalam gambar 4.6
bentuk fisik keypad 4x4.
Gambar 4.5 Bentuk fisik keypad 4x4
Gambar 4.6 Rangkaian dasar keypad
Gambar 4.7 rangkaian dasar keypad menjelaskan tentang keypad matriks
yang terdiri dari 4 kolom dan 4 baris. Penggunaan keypad matriks memungkinkan
jumlah input sampai 2 x lipat dari input sesungguhnya. Keypad 4x4 hanya
commit to user sehingga menggunakan keypad
memiliki alokasi 8 port input mikrokontroler,
IV-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
matriks dapat mengkombinasikan logika input hingga mencapai 16 input hanya
dengan menggunakan 8 bit mikrokontroler. Ketika tombol CAN ditekan maka
arus mengalir dari kolom1 ke baris 4 dengan begitu mikrokontroler dapat
mengetahui tombol tersebut aktif sedangkan tombol lain mati.
d. Kendali Motor Centrallock
Kendali motor centralock menggunakan kemampuan mikrokontroler
sebagai pengganti saklar mengunakan relay 12volt yang mengaktifkan logika
aktif high dan aktif low.
commit to user
IV-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.7 Rangkaian kendali motor sentrallock
commit to user
IV-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.8 PCB rangkaian kendali motor sentrallock
Rangkaian kendali menggunakan 4 relay 12volt yang terhubung dengan
mikrokontroler. Mikrokontroler mengaktifkan relay dengan memberikan logika
aktif high 1 untuk mengaktifkan relay agar kontak pada relay memberikan
tegangan masukan pada motor sedangkan aktif low 0 mengaktifkan kontak yang
memutus tegangan.
e. Rangkaian Kendali Motor Vibrator
Getaran yang diperoleh pada lantai getar dihasilkan dari perputaran motor
vibrator yang di kedua sisi motornya memiliki beban unbalance. Motor vibrator
ini bergerak karena adanya tegangan listrik yang diberikan, motor vibrator
membutuhkan tegangan listrik 3 fasa sedangkan listrik yang tersedia di
Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 1 fasa. Digunakan
inverter yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai converter listrik 1 fasa menjadi
3 fasa dan juga mengubah frekuensi tagangan masukan agar kecapatan motor
dapat di ubah-ubah.
Inverter VF-NC3 adalah inverter buatan Toshiba yang dapat digunakan
pada listrik 1 fasa dengan tegangan 220volt. Inverter ini membutuhkan rangkaian
logika kendali agar dapat berfungsi, kendali menggunakan 4 buah kontaktor
SN-10 yang memiliki 4 NC dan 4 NO, rangkaian kendali dapat dilihat pada
gambar 4.8 rangkaian kendali motor vibrator.
2. Perancangan Logika Program
Sistem kendali lantai getar memanfaatkan kehandalan mikrokontroler
sebagai chip cerdas yang mampu mengendalikan input dan output. Mikrokontroler
dapat berfungsi setelah melewati beberapa tahap yaitu tahap pembuatan hardware
dan software. Dalam hal ini pembuatan software mikrokontroler menggunakan
salah satu bahasa pemograman mikrokontroler tingkat tinggi yaitu BASCOM
(Basic Compiler).
Program dibuat melalui beberapa tahap, tahap ini dilakukan untuk menguji
apakah program dan hardware dapat berkomunikasi dengan benar. Tahapan
commit to user
IV-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut dibagi mejadi 3 bagian yaitu melakukan tes komponen display, input dan
output, sebagai berikut:
a. Program baca LCD
Display yang digunakan adalah LCD 16x2 yang mempunyai 16 baris dan
2 kolom yang dapat diisi sebanyak 32 karakter dimana setiap kolom memiliki
16 karakter. Agar LCD dapat dikenali mikrokontroler maka terlebih dahulu
dilakukan inisialisasi pada program yang dibuat. Pin kaki yang digunakan pada
mikrokontroler adalah port b yang dituliskan pada listing program, sebagai
berkut:
$regfile = "32def.dat"
$crystal = 8000000
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.2 , Db5 = Portb.3 , Db6 = Portb.4 , Db7 =
Portb.5 , E = Portb.1 , Rs = Portb.0
Config Lcd = 16 * 2
Cursor Off
Cls
Upperline : Lcd " SIMULASI
"
Lowerline : Lcd " LANTAI GETAR "
Waitms 500
Cls
end
tampilan yang dihasilkan adalah berupa karakter yang bertuliskan ‘simulasi lantai’
getar yang tampil dengan durasi 500 ms, dapat dilihat pada gambar 4.10 AVR
simulasi.
commit to user
IV-13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.9 AVR simulasi
Pada baris pertama yang dimulai pada kolom 5 sampai dengan kolom 12
berisikan karakter yang bertuliskan “simulasi”. Sedangkan pada baris kedua yang
dimulai pada kolom 3 sampai kolom 14 berisikan karakter yang bertuliskan “
lantai getar”, lama tampilan pada lcd di atur selama 500ms yang kemudian LCD
kembali dalam keadaan kosong. Setelah program di compile dan tidak terjadi
kesalahan pada listing proggramnya, kemudian program di tuliskan kedalam
mikrokontroler menggunakan AVRDude GUI, setelah penulisan selesai tampilan
pada display LCD dapat dilihat pada gambar 4.11 Display LCD.
Gambar 4.10 Display LCD
b. Program Baca Keypad
Keypad 4x4 memiliki 16 tombol yang mempunyai fungsi masing-masing,
keypad ini meiliki 8 pin komunikasi
commit dimana
to user 4 pin C dan 4 pin
IV-14
R yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dihubungkan dengan mikrokontroler menggunakan port c atau port input. agar
fungsi dari 16 tombol tersebut dapat digunakan, maka diperlukan konfigurasi
keypad yang dituliskan pada listing program, sebagai berikut:
$regfile = "8535def.dat"
$crystal = 8000000
Declare Sub Baca_tombol
Config lcdpin = Pin , Db4 = Portb.2 , Db5 = Portb.3 , Db6 = Portb.4 , Db7 = Portb.5
, E = Portb.1 , Rs = Portb.0
'LCD
Config lcd = 16 * 2
Config Kbd = Portc
Const Cancel = 10
Const Enter = 11
Const Correct = 12
Const Menu = 13
Const Up = 14
Const Down = 15
Dim Data_tombol As Byte
Cursor Off
Cls
Do
Baca_tombol
Upperline : Lcd Data_tombol ; " "
Loop
Sub Baca_tombol
Data_tombol = Getkbd()
Select Case Data_tombol
Case 0 : Data_tombol = 1
Case 1 : Data_tombol = 4
Case 2 : Data_tombol = 7
Case 3 : Data_tombol = Cancel
commit to user
Case 4 : Data_tombol = 2
IV-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Case 5 : Data_tombol = 5
Case 6 : Data_tombol = 8
Case 7 : Data_tombol = 0
Case 8 : Data_tombol = 3
Case 9 : Data_tombol = 6
Case 10 : Data_tombol = 9
Case 11 : Data_tombol = Enter
Case 12 : Data_tombol = Correct
Case 13 : Data_tombol = Menu
Case 14 : Data_tombol = Up
Case 15 : Data_tombol = Down
End Select
End Sub
Komunikasi keypad dengan mikrokontroler menggunakan port c yang dituliskan
pada program Config Kbd = Portc. Kemudian inisialisasi keypad sesuai dengan
rangkaian dasar dari keypad dilakukan pada listing program terakhir case 0
sampai dengan case 15. Dalam program baca keypad ini digunakan LCD yang
menampilkan angka 16 sebagai imformasi apabila seluruh tombol keypad telah
terkomunikasi dengan mikrokontroler yang menyatakan 16 tombol telah terbaca.
c. Program Test Relay
Sistem kendali yang dibuat menggunakan relay sebagai kendali dari motor
sentrallock dan kendali putaran motor vibrator. Relay yang digunakan adalah
relay 12 volt DC 10A karena arus yang diperlukan oleh kendali putaran motor
tidak sampai 2A maka relay tersebut dapat digunakan. Ada dua rangkaian relay
yang memiliki fungsi tersendiri, rangkaian pertama yang menggunakan tiga relay
dan rangkaian kedua menggunakan 4 relay yang difungsikan sebagai kendali
sentralock dan rangkaian kendali motor penggetar. Port pada mikrokontroler
yang digunakan adalah port a yang dituliskan pada program ‘Config Porta =
Output’ sebagai output dari mikrokontroler. Dalam penulisan program dilakukan
inisialisasi relay 1 dan relay 2 dengan
menuliskan.
commit
to user
IV-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
$regfile = "8535def.dat"
$crystal = 8000000
Declare Sub Baca_tombol
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.2 , Db5 = Portb.3 , Db6 = Portb.4 ,
Db7 = Portb.5 , E = Portb.1 , Rs = Portb.0
'LCD
Config Lcd = 16 * 2
Config Kbd = Portc
Config Porta = Output
Relay1 Alias Porta.0
Relay2 Alias Porta.1
Control Alias Porta.2
Ctrl_m1a Alias Porta.3
Ctrl_m1b Alias Porta.4
Port 0 sampai port 4 digunakan sebagai port output guna mengaktifkan
rangkaian relay 1 dan relay 2 yang output mengaktifkan menu motor 1a dan menu
motor 1b. Kemudahan dalam memilih relay yang diaktifkan, ditambahkan juga
karakter tulisan yang memudahkan operator dalam menentukan relay mana yang
di coba. Kemudahan tersebut dituliskan dalam program, sebagai berikut:
Menu_relay1:
Do
Upperline : Lcd "
test
"
Lowerline : Lcd "< relay1 >"
Baca_tombol
If Data_tombol = Enter Then
Relay1 = Not Relay1
Waitms 200
End If
(Relay1 Alias Porta.0)
commit to user
IV-17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
If Data_tombol = Up Then Goto Menu_motor1b
If Data_tombol = Down Then Goto Menu_relay2
Loop
Menu_relay2:
Do
Upperline : Lcd "
test
"
Lowerline : Lcd "< relay2 >"
Baca_tombol
If Data_tombol = Enter Then
Relay2 = Not Relay2
(Relay2 Alias Porta.1)
Waitms 200
End If
If Data_tombol = Up Then Goto Menu_relay1
If Data_tombol = Down Then Goto Menu_control
Loop
Menu_control:
Do
Upperline : Lcd "
test
"
Lowerline : Lcd "< control >"
Baca_tombol
If Data_tombol = Enter Then
Control = Not Control
(Control Alias Porta.2)
Waitms 200
End If
If Data_tombol = Up Then Goto Menu_relay2
If Data_tombol = Down Then Goto Menu_motor1a
Loop
commit to user
IV-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menu_motor1a:
Do
Upperline : Lcd "
test
"
Lowerline : Lcd "< motor1a >"
Baca_tombol
If Data_tombol = Enter Then
Ctrl_m1a = Not Ctrl_m1a
(Ctrl_m1a Alias Porta.3)
Waitms 200
End If
If Data_tombol = Up Then Goto Menu_control
If Data_tombol = Down Then Goto Menu_motor1b
Loop
Menu_motor1b:
Do
Upperline : Lcd "
test
"
Lowerline : Lcd "< motor1b >"
Baca_tombol
If Data_tombol = Enter Then
Ctrl_m1b = Not Ctrl_m1b
(Ctrl_m1b Alias Porta.4)
Waitms 200
End If
If Data_tombol = Up Then Goto Menu_motor1a
If Data_tombol = Down Then Goto Menu_relay1
Loop
Pada menu relay 1 dan menu relay 2 dituliskan logika mengaktifkan relay
yang mengendalikan motor penggetar, logika ini menggunakan fungsi dari tombol
enter pada keypad yang memberikan perintah pada port a sebagi output untuk
mengaktifkan relay selama 200ms yang dituliskan, sebagai berikut:
commit to user
If Data_tombol = Enter Then
IV-19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Relay1 = Not Relay1
Waitms 200
End If
Untuk menu relay 2, menu kontrol, motor 1a dan motor 1b logika yang digunakan
sama. Setelah program di compile dan tidak ditemukan kesalahan, kemudian
program dituliskan kedalam mikrokontroler. Setelah dilakukan penulisan
kemudian sistem dijalankan dan dilihat hasilnya dan didapatkan hasil yang sesuai
dengan yang diinginkan.
d. Program tama
Program utama merupakan program gabungan dari semua hasil tes
program yang dilakukan. Program utama diawali dengan penambahan inisialisasi
port input yang digunakan sebagai inputan dari sensor limitswitch yang terpasang
pada mekanisme lantai getar, sensor ini berfungsi memberikan informasi modus
gerakan yaitu vertikal, horisontal dan mix (V+H). Algoritma dari program utama
dapat dilihat pada gambar 4.2 flowchart program mikrokontroler.
commit to user
IV-20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MULAI
Inisialisasi
hardware
Menampilkan
Tulisan
Pembuka
Atur
frekuensi
tidak
Tekan tombol
“enter”
Ya
Atur modus
gerak
tidak
Ada Inputan
limitswitch ??
Ya
Menampilkan
modus yang
dipilih
vertikal
horisontal
MIX (Vertikal
+ Horisontal)
A
Gambar 4.11 Flowchart program mikrokontroler
commit to user
IV-21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A
Atur arah
putaran motor
tidak
Tombol 1
(kanan)
Tobol 2
(kiri)
Ada tombol
yang
ditekan??
Ya
Atur waktu
tidak
Tekan enter
ya
Menampilkan
informasi
tidak
Modus peregrakan
Arah putaran
waktu
Tekan enter
Ya
SELESAI
Gambar 4.11 Lanjutan Flowchart program mikrokontroler
commit to user
IV-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Program dimulai dengan melakukan inisialisasi deklarasi register
mikrokontroler, konfigurasi input output dan deklarasi variabel yang digunakan
dalam memprogram mikrokontroler. Proses penulisan inisialisasi, sebagai berikut:
$regfile = "32def.dat"……………..(inisialisasi mikrokontroler yang digunakan)
$crystal = 8000000…………………..(inisialisai cristal)
Declare Sub Baca_tombol
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portb.2 , Db5 = Portb.3 , Db6 = Portb.4 , Db7 =
Portb.5 , E = Portb.1 , Rs = Portb.0
'LCD
Config Lcd = 16 * 2…………………………………………………………(inisialisasi port LCD)
Config Kbd = Portc…………………………………………………………….(alamat port keypad)
Config Porta = Output
Config Portd = Input…………………………………………(alamat port input dan output)
Relay1 Alias Porta.0
Relay2 Alias Porta.1……………………………………(alamat port output relay 1 dan2)
Control Alias Porta.2
Ctrl_m1a Alias Porta.3
Ctrl_m1b Alias Porta.4………………………………………..…….(alamat port kontrol)
Sw_h Alias Pind.5
Sw_v Alias Pind.6
Sw_m Alias Pind.7………………………………………………(pin input sensor limitswitch)
Const Cancel = 10
Const Enter = 11
Const Correct = 12
Const Menu = 13
Const Up = 14
Const Down = 15
Const Vert = 1
Const Hor = 2
commit to user
IV-23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Const Mix = 3……………………………………………...(konfigurasi tombol pada keypad)
Const Kanan = 1
Const Kiri = 2
Ctrl_m1a = 1
Ctrl_m1b = 1
Porta.5 = 1
Porta.6 = 1
Portd = 255
Dim Data_tombol As Byte , X As Byte , Y As Word , Modus As Byte , Arah_motor
As Byte
Dim Menit As Byte , Detik As Byte
Dim Menit_puluhan As Byte , Menit_satuan As Byte
Dim Detik_puluhan As Byte , Detik_satuan As Byte……………(deklarasi variable)
Setelah inisialisasi dilakukan program dilanjutkan dengan menampilkan
tulisan pembuka yang menampilkan informasi tempat penggunaan lantai getar.
Berikutnya dilakukan proses pengaturan frekuensi dengan mengatur frekuensi
pada inverter, setelah proses pengaturan frekuensi kemudian proses dilanjutkan
dengan mengatur gerak dari lantai getar, proses ini membutuhkan interface
dengan sensor limitswicth yang berada pada mekanisme lantai getar. Sensor
memberikan input dengan logika low (0). Pnulisan program, sebagai berikut:
Pengaturan_modus:
Upperline : Lcd "2.Atur Modus "
Lowerline : Lcd " Gerak Mekanik "
Do
Baca_tombol
If Data_tombol = Cancel Then Goto Menu_utama
If Sw_v = 0 Then……………………………………………………………….…(pin input vertikal)
Cls
Upperline : Lcd "Vertikal"
commit to user
IV-24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Modus = Vert
Exit Do
End If
If Sw_h = 0 Then………………………………………………………….…(pin input horisontal)
Cls
Upperline : Lcd "Horisontal"
Modus = Hor
Exit Do
End If
If Sw_m = 0 Then………………………………………………………….…(pin input mix (V+H)
Cls
Upperline : Lcd "Mix (V+H)"
Modus = Mix
Exit Do
End If
Loop
Modus gerak lantai getar telah ditentukan, proses selajutnya dengan
memilih arah putaran motor penggetar yaitu kanan atau kiri. Penulisan program,
sebagai berikut:
Atur_arah_motor:
Lowerline : Lcd "(1)Kanan (2)Kiri"
Do
Baca_tombol
If Data_tombol = 1 Then
Arah_motor = Kanan
Lowerline : Lcd "(1)Kanan
"
Wait 1
Exit Do
End If
If Data_tombol = 2 Then
Arah_motor = Kiri
commit to user
IV-25
perpustakaan.uns.ac.id
Lowerline : Lcd "
digilib.uns.ac.id
(2)Kiri"
Wait 1
Exit Do
End If
Sistem kendali yang dirancang memanfaatkan fasilitas timer yang ada pada
mikrokontroler. Timer digunakan untuk mengatur lama waktu proses lantai getar
beroperasi yang waktunya di tentukan oleh operator. Progam timer dituliskan,
sebagai berikut:
Atur_waktu:
Upperline : Lcd "3.Atur Waktu"
X=6
Locate 2 , X : Lcd "00:00"
Cursor Blink
Do
Locate 2 , X
Baca_tombol
If Data_tombol = Cancel Then Goto Atur_arah_motor
If Data_tombol = Down Then
Naikkan_x1:
Incr X
If X = 8 Then X = 9
If X = 11 Then X = 6
End If
If Data_tombol = Up Then
Decr X
If X = 5 Then X = 10
If X = 8 Then X = 7
End If
If Data_tombol >= 0 And Data_tombol <= 9 Then
Select Case X
Case 6 : Lcd Data_tombol
commit to user
Menit_puluhan = Data_tombol
IV-26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Case 7 : Lcd Data_tombol
Menit_satuan = Data_tombol
Case 9 : If Data_tombol >= 0 And Data_tombol <= 5 Then
Lcd Data_tombol
Detik_puluhan = Data_tombol
End If
Case 10 : Lcd Data_tombol
Detik_satuan = Data_tombol
End
Pada baris pertama program atur waktu dituliskan logika tampilan pada LCD yang
dituliskan sebagai berikut:
Upperline : Lcd "3.Atur Waktu"
X=6
Locate 2 , X : Lcd "00:00"
Baris pertama LCD dituliskan 3.atur waktu dan pada baris ke 2 LCD
dituliskan “00:00” dan cursor berkedip. Listing program lengkap dapat dilihat
pada lampiran.
4.2.4
Pembangunan Sistem Kendali (Construction)
Proses pembangunan adalah proses menyatukan setiap rangkaian dengan
modul minimum mikrokontroler ATMega32 dalam hal ini rangkaian yang
dimaksud adalah rangkaian keypad, LCD, motor DC sentrallock dan rangkaian
logika relay untuk mengaktifkan
motor induksi tiga fasa. Sesuai datashet
mikrokontroler yang memiliki 40 pin yang terbagi dalam 32 pin input/output, pin
supply dan pin reset, penentuan pin yang digunakan untuk hardware pendukung
seperti keypad, LCD dan rangkaian relay disesuaikan dengan keperluannya.
Dalam perancangan ini digunakan keypad 4x4 yang meiliki 8 pin output
yang dihubungkan pada port c mikrokontroler. Berbeda dengan
LCD yang
memiliki 6 pin yang terdiri dari 1 pin VCC, 1 pin GND, dan 4 pin data. LCD
menggunakan supply listrik dan berkomunikasi dengan mikrokontroler melalui
port b pada mikrokontroler. Rangkaian relay menggunakan port output
commit to user
IV-27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mikrokontroler yaitu port a sedangkan sensor limitswitch menggunakan port d
sebagai port input. Tahap penyatuan hardware dan software, sebagai berikut:
1. Verifikasi Hardware
Verifikasi hardware dimaksudkan guna melihat apakah output dari
hardware yang dirancang sesuai dengan output yang diinginkan. Verifikasi
hardware meliputi rangkaian minimum, output display dan input keypad. Pada
rangkaian minimum diletakkan chip mikrokontroler yang dalam perancangan ini
digunakan sebagi otak kendali dari input keypad dan output LCD, relay untuk
mengatur logika motor sentrallock dan pengganti saklar.
Keypad 4x4 dalam perancangan ini digunakan sebagai komponen nafigasi
operator dalam menetukan model gerakan dan waktu proses gerakan. Port
mikrokontroler yang digunakan sebagai input adalah port D7 – D0. Keluaran dari
keypad akan ditampilkan pada LCD yang fungsinya mempermudah operator
dalam menentukan model gerakan dan mengatur pewaktuan.
Input dari keypad kemudian diproses mikrokontroler untuk mengaktifkan
logika relay yang mengatur pergerakan motor sentrallock guna mengunci
mekanisme lantai getar agar didapatkan gerakan yang dinginkan yaitu horisontal,
vertikal dan mix (horisontal dan vertikal).
2. Downloading Program
Setelah tahap perancangan software dilakukan, kemudian program di
compile dan tidak terjadi kesalahan. Tahap selanjutnya adalah menuliskan
program kedalam memori mikrokontroler atau sering disebut downloading.
Downloading program dimaksudkan untuk mengisi mikrokontroler dengan
program yang telah dibuat sebelumnya agar mikro berfungsi sesuai dengan yang
diharapkan. Pada tahap ini digunakan software AVRdude GUI versi 1.3 yang
terhubung dengan hardware downloader yang selanjutnya dihubungkan dengan
rangkaian minimum mikrokontroler.
commit to user
IV-28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.12 AVRdude GUI versi 1.3
proses penulisan (writing) selalu diikuti dengan proses verifikasi. Jika selama
proses penulisan terjadi mismatch atau kesalahan penulisan data, maka pada akhir
proses dituliskan verifying error atau mismatch. Namun jika proses berjalan
sempurna, pada bagian akhir dituliskan avrdude.exe done! Thank you.
3. Validasi
Setelah proses assembling dilakukan, hal berikut yang dilakukan adalah
proses validasi. Dalam proses validasi ini dilihat apakah semua rangkaian kendali
baik itu kendali input ataupun output berkerja sesuai dengan yang diharapkan.
Kendali input yaitu keypad dan sensor limitswitch, keypad dalam sistem kendali
berfungsi sebagai tombol navigasi operator dalam mengatur modus pergerakan
dan timer sedangkan sensor limitswicth berfungsi sebagai informasi posisi motor
vibrator pada lantai getar.
Terdapat tiga kendali output yaitu rangkaian LCD, rangkaian relay 1 dan
relay 2. LCD berfungsi sebagai display yang menampilkan informasi dalam
operator mengatur pergerakan lantai getar, sedangkan rangkaian relay 1 dan 2
digunakan untuk mengaktifkan motor sentrallock, modus pergerakan kanan atau
kiri dan motor vibrator yang terletak pada lantai getar.
commit to user
IV-29
perpustakaan.uns.ac.id
Keseluruhan
digilib.uns.ac.id
rangkaian
kemudian
dihubungkan
dengan
rangkaian
minimum sistem mikrokontroler dan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Untuk
keypad dan sensor berkerja sesuai fungsinya sebagai input, LCD dapat
menampilkan karakter tulisan yang telah dibuat di program, sedangkan rangkain
relay 1 dan relay 2 sesuai dengan logika program yang dibuat. Relay 1 berfungsi
mengaktifkan motor vibrator dan mengatur modus gerakan pada inverter, relay 2
berfungsi mengatifkan 4 buah motor sentrallock secara bersamaan dan fungsi
timer pada mikrokontroler berfungsi secara baik.
4.2.5
Implementation, Operation and Support Stage
Hasil rancangan yang telah disusun sedemikian rupa ke dalam sistem
Laboratorium Perancaangan Sistem Kerja dan Ergonomi Teknik Industri UNS
untuk mendapatkan kondisi yang sesuai dengan keperluan customer dan
pengguna. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melakukan pelatihan
kepada penguna sistem kendali yang mengacu pada standar operasai (SOP) dari
sistem kendali dan pembuatan buku manual dari penguanaan sistem kendali lantai
getar. buku manual dan SOP dari sistem kendali dapat dilhat pada lampiran.
Sistem pendukung yang bertujuan untuk mendukung teknis kelanjutan
bagi pengguna, seperti keperluan maintenance untuk memperbaiki kesalahan dan
perawatan. Dalam sistem kendali ini perawatan yang perlu dilkukan adalah pada
sistem pengkabelan yang biasanya mengalami kerusakan baik itu diakibatkan
kondisi kabel yang rapuh atau karena gangguan hewan pengerat seperti tikus.
commit to user
IV-30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan
dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Analisis yang
dibahas dalam penelitian ini terdiri dari kelebihan dan kelemahan sistem aplikasi
dan hasil pengujian dari sistem aplikasi yang telah dibuat.
5.1 ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pada sub bab ini diuraikan mengenai analisis sistem aplikasi dan validasi
sitem aplikasi.
5.1.1
ANALISIS SISTEM APLIKASI
Sistem
kendali
lantai
getar
merupakan
suatu
sistem
kendali
mengintegrasikan mikrokontroler dengan beberapa komponen lantai getar yang
memerlukan kendali otomatis, pengendalian yang dilakukan antara lain mampu
mengatur kecepatan putar motor, pengaturan sistem pergerakan lantai getar dan
aplikasi timer. Kelebihan yang lain adalah catatan informasi tentang aktivitas
yang dilakukan lantai getar seperti modus gerakan, arah putaran motor dan waktu
proses dari lantai getar yang bertujuan untuk mengetahui kegiatan apa saja yang
dilakukan setiap pengoperasian lantai getar, sehingga dapat menghindari
kesalahan operator dalam menjalankan mekanisme lantai getar. Sistem kendali
dapat menunjang pelaksanaan praktikum perancangan system kerja dan ergonomi
terlebih pada saat praktikum dilakukan diruang iklim.
Hasil dari perancangan yang telah dilakukan dengan berdasarkan
kebutuhan yang diperlukan pada lantai getar didapatkan kendali yang mampu
memberikan kendali optimum dalam pengoperasian lantai getar. Pencapaian dari
rancangan sistem kendali yang telah diterapkan pada lantai getar telah memenuhi
kebutuhan yang diharapkan oleh pengguna, kendali dapat mengatur kecepatan
putaran motor yang memiliki range dari 0-50 hertz yang dapat diubah ketika
lantai getar dioperasikan. Sistem kendali juga mampu mengatur logika modus
commit to user
pergerakan lantai getar yang diharapkan
yaitu horisontal, vertikal dan mix.
V-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengoperasian lantai getar semakin efisien karena pada kendali diterapkan timer
otomatis yang memberikan kemudahan pada operator dalam hal ini adalah asisten
praktikum ergonomi dalam menentukan lama waktu proses lantai getar secara
akurat.
Sebagai sistem kendali lantai getar, sistem kendali masih memiliki
beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut diantaranya adalah pengaturan
kecepatan putar motor penggetar dilakukan sepenuhnya oleh inverter yang belum
terintegrasi
dengan
mikrokontroler.
Mikrokontroler
dapat
dioptimumkan
kemampuannya dalam mengatur kecepatan putaran motor dengan memanfaatkan
fitur yang
ada yaitu PWM (pulse witdh modulation), keuntungan dari
penggunanaan PWM sistem kendali menjadi lebih otomatis dan biaya lebih
murah.
Pengaturan kecepatan putar motor memanfaatkan fitur pada inverter yang
mengubah frekuensi tegangan masukan menjadi lebih besar pada frekuensi
keluarannya. Kendala dalam hal ini adalah penggunaan motor penggetar yang
memliki tegangan 3 fasa AC sehingga tidak memungkinkan mikrokontroler dalam
mengatur frekuensi masukan motor. Kelemahan lainnya adalah kendali masih
memerlukan bantuan operator dalam mengatur modus gerakan lantai getar,
pengaturan modus gerakan lantai getar masih dilakukan operator dengan
mengubah mekanisme posisi motor pada lantai getar yang kemudian jika telah
didapatkan posisi yang sesuai operator mengunci mekanisme yang telah
terhubung dengan sensor limitswitch yang berfungsi memberikan informasi
kepada mikrokontroler tentang modus yang dipilih dan akan ditampilkan pada
layar LCD.
5.1.2
Validasi Sistem Aplikasi
Dalam mengukur kemampuan suatu sistem ataupun program aplikasi
dapat dilakukan dengan validasi. Validasi diartikan apakah program aplikasi yang
dirancang benar-benar dapat digunakan dengan baik oleh penggunanya. Validasi
harus memberikan kepastian bahwa program aplikasi atau sistem kendali tidak
menyimpang dari tujuannya. Dengan melakukan pengumpulan data pada saat
commit to user
V-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengujian, dapat memberikan indikasi yang baik mengenai reliabilitas sistem
kendali dan menunjukkan kualitas program aplikasi secara keseluruhan.
Proses validasi dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode testing.
Testing merupakan proses mengeksekusi program secara intensif untuk
menemukan
kesalahan-kesalahan.
Dengan
pengkodean
yang
baik
akan
meminimalkan kesalahan yang ada. Bagian program yang diuji diantaranya
adalah interface beserta komponennya. Interface diuji coba untuk menjamin
informasi yang masuk atau yang ke luar dari unit program telah tepat atau sesuai
dengan yang diharapkan.
Pengujian sistem kendali merupakan pengujian pada setiap rangkaian dan
program-program penyusunnya, antara lain rangkaian mikrokontroler, rangkaian
relay, rangkaian kendali motor penggetar, komunikasi LCD, komunikasi keypad,
program baca LCD, program baca keypad, program kendali relay dan program
untuk sensor limitswitch. Pengujian dilakukan dengan cara memastikan kebenaran
atau mencoba menjalankan semua komponen penyusun program.
5.2 INTERPRETASI HASIL
Hasil dari perancangan sistem kendali lantai getar yang mengintergrasikan
kendali dengan sistem mekanik lantai getar agar didapatkan getaran, modus
gerakan dan kendali otomatis yang akurat dan efisien. Sistem kendali dalam hal
ini mengendalikan beberapa komponen yang diletakkan pada sistem mekanik
lantai getar, komponen tersebut berupa motor penggetar, motor sentrallock dan
sensor limitswitch. Motor penggetar yang digunakan memiliki spesifikasi yaitu
berat beban maksimum 150kg, tegangan 220volt 3 fasa dengan arus 2 ampere,
melihat input listrik pada Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
menggunakan tegangan listrik PLN 220volt 1 fasa maka digunakan inverter yang
memiliki kemampuan mengubah inputan listrik dari PLN yang semula 1 fasa
menjadi tegangan 3 fasa. Inverter tidak hanya mengubah tegangan, inverter dalam
hal ini digunakan sebagai pengatur kecepatan putar motor penggetar yang
memiliki range 0 sampai 50 hertz.
Pergerakan yang dihasilkan lantai getar bergantung pada pengaturan motor
sentrallock yang mengunci sistem
pergerakan
agar didapatkan pergerakan
commit
to user
V-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
horisontal, vertikal dan mix. Spesifikasi dari motor sentrallock yang digunakan
adalah inputan motor 12 volt DC dengan arus 2 ampere, motor sentrallock
berkerja ketika mikrokontroler memberikan logika high yang memicu
terhubungnya motor dengan power supply 12 volt. Kendali yang digunakan untuk
motor sentrallock adalah rangkaian relay yang berfungsi mengatur kapan motor
bergerak maju dan kapan bergerak mundur. Dalam hal ini relay mengubah arus
positif dan negatif.
Sensor yang digunakan untuk mengetahui informasi tentang modus
pergerakan yang dilakukan adalah sensor limitswicth yang terpasang pada
mekanisme pengaturan motor vibrator yang terdapat pada lantai getar. Sensor ini
bekerja ketika besi penunjuk arah putaran menekan besi pada sensor sehingga
sensor terhubung dan memberikan logika input high dan di artikan oleh
mikrokontroler sebagai perintah untuk menampilkan informasi pada LCD. Sensor
yang digunakan berjumlah 28 buah. Bentuk fisik dari keseluruhan sistem kendali
yang akan diterapkan pada lantai getar dapat dilihat pada gambar 51.
Gambar 5.1 Sistem kendali
Sebelum sistem kendali dan lantai getar diterapkan pada Laboratorium
Analisis Perancangan Kerja, terlebih dahulu dilakukan pengetesan. Sistem kendali
sendiri mengalami tes pada setiap komponenya, komponen yang di tes meliputi
rangkaian mikrokontroler dan relay,
commitrangkaian
to user kendali motor penggetar dan
V-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
output dari kendali yaitu motor penggetar dan motor sentrallock. Hasil dari tes
yang dilakukan sistem kendali telah memenuhi tuntutan dari pengguna lantai
getar. Lantai getar bekerja optimum, pengaturan modus pergerakan, kecepatan
motor dan timer otomatis berfungsi sesuai dengan kebutuhan pengguna, sehingga
sistem kendali lantai getar dapat diterapkan pada Laboratorium Analisis
Perancangan Kerja Teknik Industri UNS. Agar pengguna dalam hal ini asisten
prakikum tidak kebingungan dalam pengoperasian maka sistem kendali
dilengkapi dengan buku panduan pengunaan sistem kendali yang telah
disesuaikan dan dilengkapi dengan standar operasi sistem kendali yang mencakup
hal apa saja yang harus diperhatikan pengguna sebelum dan sesudah
menggunakan lantai getar.
commit to user
V-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Perancangan system kendali lantai getar merupakan usaha penelitian yang
dilakukan untuk membantu memecahkan masalah pengendalian lantai getar.
Ikhtisar hasil penelitian terangkum dalam kesimpulan serta masukan perbaikan
untuk penelitian selanjutnya tertuang dalam saran penelitian.
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem yang dilakukan, maka
kesimpulannya, yaitu :
1. Sistem kendali lantai getar yang dirancang mampu mengatur frekuensi motor
sehingga didapatkan variasi kecepatan putaran motor, sistem kendali mampu
mengatur modus pergerakan lantai getar yaitu vertikal, horisontal, dan mix
sehingga tidak terjadi kesalahan pada proses penentuan arah gerakan getaran
lantai getar dan sistem kendali mampu mengatur timer untuk mengendalikan
lama waktu proses operasi lantai getar.
2. Validasi internal dan external yang dilakukan telah membuktikan bahwa
sistem kendali dapat mengendalikan variabel baik dari modus arah gerakan
getaran, kecepatan putaran motor, maupun mengendalikan waktu operasi
secara akurat.
6.2 SARAN
Saran yang diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian
selanjutnya, sebagai berikut:
1. Sistem pengaturan posisi motor penggetar dapat dilakukan secara otomatis
tanpa harus dilakukan secara manual agar didapatkan efisiensi yang lebih
baik.
2. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengintegrasian sistem kendali
3 fasa AC dengan memanfaatkan fitur
pendukung lainya.
commit to user
VI-1
mikrokontroler dan rangkaian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-2
Download