( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net TATANAMA, KONFIGURASI DAN REAKSI-REAKSI ALKENA Oleh: C. Budimarwanti Pendahuluan Selain senyawa hidrokarbon jenuh dijumpai juga senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua dengan rumus molekul CnH2n, disebut alkena, sedangkan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap 3 dengan rumus CnH2n-2 disebut alkuna. Contoh alkena untuk n=2 adalah C2H4 dengan struktur sebagai berikut: Dalam suatu senyawa alkena ikatan rangkap dua dapat berjumlah lebih dari satu dengan posisi yang berbeda-beda, seperti contoh berikut: Alkena dapat diperoleh dari bahan alam. Contoh etilena di atas merupakan hormon tumbuhan yang mempercepat pematangan buah. Senyawa a-pinena merupakan komponen terbesar dari minyak terpentin. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net A. Tatanama Alkena dan Alkuna Penamaan senyawa hidrokarbon tidak jenuh dibagi dalam dua golongan, yaitu nama umum dan nama IUPAC. Untuk tatanama umum senyawa diberi nama dengan mengganti akhiran ana dari rantai alkana dengan ilena. Nama alkana Nama alkena Dalam tatanama IUPAC, alkena diberi nama dengan mengganti akhiran ana dari alkana dengan ena. Apabila terdapat dua ikatan rangkap dua disebut dengan diena, sedangkan bila terdapat tiga ikatan rangkap tiga disebut triena. Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan nomor terkecil dalam rantai tersebut. Contoh: B. Konfigurasi Alkena 1. Sistem Cis-Trans Sistem cis-trans adalah cara yang paling umum digunakan untuk menunjukkan konfigurasi alkena. Dengan sistem ini tidak lagi dijumpai keraguan isomer manakah yang diberi nama cis-2-butena dan manakah trans-3-heksena. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Sistem cis-trans seringkali membingungkan. Sebagai contoh adalah senyawa berikut: 2. Sistem E-Z Sistem E-Z menggunakan seperangkat aturan untuk menetapkan prioritas gugus-gugus yang terikat pada atom-atom karbon ikatan rangkap. Dengan menggunakan aturan ini dapat ditentukan yang manakah dari masing-masing gugus pada setiap atom karbon ikatan rangkap yang memiliki prioritas lebih tinggi. Jika gugus-gugus yang memiliki prioritas lebih tinggi terletak pada sisi yang sama terhadap ikatan rangkap, maka di depan nama tersebut diberi huruf Z (singkatan dari kata Jerman Zusammen, yang berarti bersma). Jika gugus-gugus yang memiliki prioritas lebih tinggi terletak pada sisi yang berlawanan terhadap ikatan rangkap, maka diberi huruf E (singkatan dari kata Entgegen, yang berarti berlawanan). Secara sederhana, ketentuan tersebut dapat dinyatakan dengan: ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Penentuan prioritas ditetapkan dengan aturan Cahn-Ingold-Prelog: 1. Setiap atom yang berikatan langsung dengan atom-atom karbon ikatan rangkap ditentukan prioritasnya berdasarkan nomor atomnya, dengan ketentuan bahwa nomor atom yang lebih tinggi mempunyai prioritas yang lebih tinggi pula. Contoh: (1) -H (6) (7) (8) -CH3 -NH2 -OH (16) -SH (17) (35) (55) -Cl -Br -I prioritas meningkat 2. Jika prioritas tidak dapat ditentukan berdasarkan perbedaan nomor atom (karena atom-atom yang diikat sama), maka yang digunakan sebagai dasar adalah atom yang terikat berikutnya sampai diperoleh perbedaan prioritas. Contoh berikut ditunjukkan nomor atom dari atom yang dijadikan dasar penentuan prioritas. (1) -CH2-H (6) -CH2-CH3 (7) -CH2-NH2 (8) -CH2-OH (17) -CH2-Cl prioritas meningkat 3. Dalam hal terdapat ikatan rangkap dua, maka atom-atom yang berikatan rangkap tersebut dianggap mengikat dua atom sejenis dengan ikatan tunggal. Dengan kata lain, atom-atom yang berikatan rangkap diduakalikan. Contoh: ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Gugus karboksil mempunyai prioritas yang lebih tinggi daripada gugus aldehida. Gugus vinil (-CH=CH2) mempunyai prioritas lebih tinggi daripada gugus isopropil (-CH(CH3)2). ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Sebagai contoh nama senyawa-sen yawa dengan sistem E-Z a d a l a h sebagai berikut: C. Sifat-sifat Fisika Alkena Alkena adalah senyawa nonpolar. Gaya tarik antar molekul terjadi oleh gaya dispersi. Secara umum sifat-sifat fisika alkena mirip dengan sifat-sifat fisika alkana. Alkena yang terdiri dari dua, tiga, atau empat atom karbon berwujud gas pada temperatur kamar. Alkena yang terdiri dari lima atau lebih atom karbon berupa cairan tidak berwarna dengan massa jenis lebih kecil daripada air. Alkena tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkena lain, pelarut-pelarut organik nonpolar, dan etanol. D. Reaksi-reaksi Alkena 1. Reaksi adisi a) Reaksi adisi hidrogen halida (hidrohalogenasi) Asam-asam halogen jika mengadisi alkena akan membentuk senyawa haloalkana. Reaksi ini dapat berlangsung tanpa pelarut atau dengan pelarut polar seperti asam asetat. Contoh: Reaksi tersebut mengikuti kaidah Markovnikov, yang menyatakan bahwa jika H-X mengadisi pada alkena maka atom H akan diikat oleh atom karbon ikatan rangkap yang mengikat atom hidrogen lebih banyak. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net b) Reaksi adisi air (hidrasi) Dengan pengaruh katalis asam (H2SO4), air dapat mengadisi alkena dan menghasilkan alkohol. Reaksi ini disebut hidrasi alkena. Adisi alkena ini juga mengikuti kaedah Markonikov. Contoh: c) Reaksi adisi brom dan klor (brominasi dan klorinasi) Pada temperatur kamar brom dan klor dapat mengadisi alkena dan menghasilkan senyawa dibromida dan diklorida. Reaksi ini juga dapat terjadi tanpa pelarut atau menggunakan pelarut inert seperti karbon tetraklorida. Contoh: d) Reaksi adisi hidrogen (hidrogenasi) Alkena dapat diadisi oleh hidrogen dengan bantuan katalis logam-logam transisi (Pt, Pd, dan Ni). Contoh: e) Reaksi adisi diborana (hidroborasi) Senyawa diborana (BH3)2 adalah bentuk dimer dari borana (BH3). Diborana dapat mengadisi alkena dengan cepat dalam pelarut eter pada suhu kamar. Adisi ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net diborana pada alkena terminal (alkena dengan ikatan rangkap pada ujung rantai) menghasilkan trialkilborana. Contoh: Reaksi propena dengan diborana akan menghasilkan tri-n-propilborana, dengan reaksi sebagai berikut: Selanjutnya senyawa tri-n-propilborana dapat diubah menjadi alkohol dengan cara mereaksikan dengan hidrogen peroksida dalam suasana alkalis. f) Reaksi adisi ozon (ozonolisis) Jika ozon mengadisi alkena maka akan terbentuk zat dengan struktur siklik, yaitu molozonida, yang segera berubah menjadi ozonida. Apabila ozonida dihidrolisis maka akan terjadi reaksi pemaksapisahan (cleavage). Dalam bentuk yang disederhanakan reaksi ozonolisis dapat dituliskan sebagai berikut: Contoh: ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net 2. Reaksi oksidasi Alkena dapat dioksidasi oleh kalium permanganat menghasilkan glikol, yaitu senyawa yang mempunyai dua gugus hidroksil yang terikat pada dua atom karbon yang berdampingan. Untuk memperoleh glikol dengan rendemen tinggi maka kondisi reaksi harus dikendalikan. Biasanya reaksi dilakukan dalam suasana basa dan temperatur rendah (dingin). Contoh: Jika alkena direaksikan dengan asam peroksi, maka ikatan rangkap alkena akan diubah menjadi epoksida. Asam peroksi yang lazim digunakan antara lain asam peroksibenzoat (C6H5COOOH) Contoh: 2. Reaksi polimerisasi Polimerisasi merupakan reaksi penggabungan sejumlah molekul monomer menghasilkan polimer yang massa molekul relatifnya lebih besar. Polimerisasi dalam alkena sering disebut dengan polimerisasi adisi, yang ditandai dengan tidak adanya produk lain selain polimer. Contoh: ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net E. Alkadiena Alkadiena adalah hidrokarbon alifatik yang memiliki dua buah ikatan rangkap karbon-karbon. Berdasarkan susunan ikatan rangkapnya, alkadiena dibedakan menjadi tiga, masing-masing adalah: 1. Alkadiena terkonjugasi, yaitu alkadiena yang kedua ikatan rangkapnya dipisahkan oleh sebuah ikatan tunggal. 2. Alkadiena terisolasi, yaitu alkadiena yang kedua ikatan rangkapnya dipisahkan oleh dua atau lebih ikatan tunggal. 3. Alkadiena terkumulasi, yaitu alkadiena yang kedua ikatan rangkapnya berdampingan. F. Soal-soal 1. Apakah nama senyawa-senyawa berikut menurut sistem IUPAC: 2. Tuliskan rumus struktur untuk: a. 2,4-dimetil-3-heksena c. 3-etil-1-heksena b. 2,4,4-trimetil-2-pentena d. 3-bromo-2-pentena 3. Bagaimanakah rumus struktur untuk: a. trans-2-metil-3-heksena c. (Z)-3,4-dimetil-2-pentena ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net b. cis-2-pentena d. (E)-2-kloro-2-pentena 4. Berilah penandaan E/Z dari senyawa-senyawa berikut: 5. Tuliskan produk utama dari reaksi-reaksi berikut: DAFTAR PUSTAKA Allinger, Norman L. et.al. 1976. Organic Chemistry. Second edition. New York:Worth Publishers Inc. Fessenden, Fessenden. 1992. Kimia Organik. (Terjemahan Aloysius Hadyana Pudjaatmaka). Edisi ketiga. Jakarta:Penerbit Erlangga ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Pine, Stanley H. et. Al. 1980. Organic Chemistry. Fourth edition. McGraw-Hill