GOLONGAN DAN TATANAMA SENYAWA ORGANIK Zainal 1 Hidrokarbon Penggolongan Hidrokarbon Hidrokarbon alifatik/hidrokarbon rantai terbuka/hidrokarbon asiklik Hidrokarbon siklik 2 Alkana- tatanama IUPAC Alkana : hidrokarbon alifatik yg masing-masing atom C-nya terikat pada 4 atom lain. Alkana = parafin = hidrokarbon jenuh Rumus Umum CnH2n+2 Sikloalkana :hidrokarbon alisiklik jenuh 3 Jumlah isomer meningkat dgn bertambahnya jumlah atom karbon Pemberian tatanama diatur oleh IUPAC (International Union of Puree and Applied Chemistry) 4 Pedoman Tatanama (1) Runtutan atom C bersinambungan terpanjang dalam molekul merupakan dasar nama induk untuk hidrokarbon alifatik Akhiran –ana diberikan pada kata dasar untuk melengkapi nama induk suatu alkana Awalan pertama siklo ditempatkan langsung di depan nama induknya untuk menunjukkan bahwa bangunnya siklik 5 Pedoman Tatanama (2) Awalan kedua digunakan untuk menujukkan bagun gugus rantai cabang yg dirangkaikan pada rantai induknya. Rantai cabang diberi nama dengan nama dasar yg tepat dan diberi akhiran –il Tempat terangkainya gugus ratai cabang ditunjukkan dengan memberi nomor rantai induknya dari satu ujung sedemikian sehingga atom yang terhubungkan dengan substituen itu diberi angka terendah yang mungkin. 6 Pedoman Tatanama (3) Angka tersebut langsung mngawali nama gugus substituen yang berlaku untuknya. Perhatikan perjanjian bahwa angka dipisahkan dari kata dengan menggunakan tanda hubung dan kata dituliskan tanpa jarak diantara suku bagiannya. 7 Pedoman Tatanama (4) Gugus rantai samping ganda diberi nama dengan awalan nama bilangan Yunani yang sesuai yaitu di- untuk dua, triuntuk tiga, dan seterusnya dan penulisan angka dipisahkan yang satu dengan yang lainnya dengan koma. Apabila dua atau lebih gugus substituen yang berbeda dirangkaikan pada rantai induknya, nama dari gugus itu disusun menurut abjad di dalam nama senyawanya. 8 9 10 Alkena Alkena dan sikloalkena : hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua karbonkarbon. Alkena = olefin = senyawa tidak jenuh 11 Tatanama alkena (1) Runtutan atom karbon bersinambungan terpanjang yang mengandung ikatan rangkap dua merupakan dasar bagi nama induk suatu alkena. Kedudukan ikatan rangkap dua ditunjukkan dengan memberi nomor pada rantai induknya, dimulai dari ujung yang akan memberikan angka terendah yang mungkin pada ikatan rangkap itu. 12 Tatanama alkena (2) Nama induk memberikan patokan untuk penomoran ataom dalam sistem IUPAC, sekalipun gugus substituen harus mendapat angka yang tinggi. Pada senyawa sikloalkena, penomoran dimulai pada atom karbon pada ikatan rangkapnya dan berjalan mengelilingi lingkar sehingga mencakup kedua atom dari ikatan rangkap itu dalam runtutan angka 13 Tatanama alkena (3) Jika rantai cabang mempunyai ikatan rangkap dua karbon-karbon, maka nama substituennya berakiran –enil. Rantai samping diberi nomor, dimulai dari titik tambat pada rantai induknya. Tiga gugus rantai tak jenuh dapat tetap menggunakan nama umum: Vinil, alil, dan Isopropil 14 Tatanama alkena (4) Hidrokarbon tdk jenuh dengan dua ikatan rangkap dua disebut diena; tiga ikatan rangkap dua disebut triena, dst. Diena yang dua ikatan rangkap duanya dipisahkan oleh satu ikatan tunggal dikenal dengan diena terkonjugasi. Diena atau poliena yang ikatan rangkap duanya dipisahkan lebih dari satu ikatan tunggal berada dalam keadaan tidak terkonjugasi dan merupakan alkena biasa 15 Tatanama alkena (5) Senyawa dgn atom karbon tunggal yang dirangkaikan pada dua atom karbon lain oleh ikatan rangkap disebut alena. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan poliena yang nyata-nyata berbeda dari alkena biasa, dan umumnya digolongkan sebagai arena. 16 17 Tatanama alkena (6) Senyawa aromatik diberi nama seperti turunan benzena atau bangun induk yang berkaitan. Apabila ada dua substituen yg dirangkaikan pd lingkar benzena, kedudukannya ditunjukkan dengan penomoran, atau secara lebih umum dengan memberi awalan orto (), meta (m), atau para (p). 18 Tatanama alkena (7) Gugus substituen yang diturunkan dari benzena dengan membayangkan satu atom hidrogen dihilangkan (C6H5-) disebut fenil, bukan benzil. 19 20 Alkuna Alkuna : hidrokarbon tidak jenuh yg memiliki satu atau lebih ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Adisi hidrogen pada alkuna menghasilkan alkena dan alkana. 21 Tatanama alkuna (1) Rantaio karbon bersinambungan terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga merupakan dasar bagi nama induk alkuna. Jika ikatan rangkap dua maupun ikatan rangkap tiga yang terdapat pada rantai induk, maka akhiranya menjadi –enuna. 22 Tatanama alkuna (2) Penomoran dilakukan sedemikian sehingga pada ikatan rangkap dua dan tiga diberikan angka terendah yang mungkin, terlepas dari apakah –ena atau –una mempunyai angka yang lebih rendah. Apabila masing-masing golongan itu diberi angka yang sama, maka –ena yg didahulukan untuk mendpt angka yg lbh rendah. 23 24