BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.11. Metode pembelajaran Direct Learning Dalam proses pembelajaran terdapat serangkaian kegiatan pembelajaran yang bertujuan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, proses merupakan factor penting untuk memperoleh hasil yang baik dan memuaskan. Komponen dalam proses pembelajaran yaitu : 1. Guru 2. Siswa 3. Lingkungan 4. Sarana dan prasarana 5. Lokasi 6. Silabus System pembelajaran Matematika saat ini menekankan pada pemahaman dan pola latihan pengejaran dan ketrampilan dengan tujuan agar siswa dapat menerapkan matematika pada berbagai situasi dan permasalahan. Hal ini merupakan dampak dari penurunan kemampuan siswa dalam menglkasifikasi ketrampilan dalam menyelesaikan masalah beragam. Apabila dicermati, pembelajaran yang terjadi di sekolah pada umumnya dikelola secara klasik, guru memberi perlakuan yang sama pada semua siswa. System pembelajaran klasik merupakan pembelajaran ini yang paling mudah dilaksanakan. Pada pembelajaran klasik, merupakan pembelajaran yang penting disenangi oleh guru karena pembelajaran ini yang paling mudah dilaksanakan. Pada pembelajaran klasik, umumnya komunikasi berjalan satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Kenyataannya hanya sedikit siswa berhasil dengan system pembelajaran klasik. Pengetahuan yang bersifat informatif dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkanaan dengan 4 pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratifyang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan Tanya jawab) berhubungan erat dengan metode pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus tetap menjamin keterlibatan siswa. Jadi, lingkungan belajar harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa. Sintaksnya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing refleksi, latihan mandiri dan evaluasi. Ciri-ciri pembelajaran langsung 1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar 2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur krgiatan belajar 3. System pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlansung dan berhasilnya pembelajaran. 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Direct Learning Model pembelajaran Direct Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep perubahan perilaku dengan mengutamakan pada penguasaan konsep perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan cirri-ciri sebagai berikut : 1) Transformasi dan ketrampilan secara langsung 2) Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu 3) Materi pembelajaran yang telah terstruktur 4) Lingkungan belajar yang telah terstruktur 5) Distruktur oleh guru Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru sebaiknya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan dan sebagainya. Informasi yang 5 disampaikan dapat berupa pengetahuan, prosdural (tyaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, pinsif atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain, bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa. 2.1.1.2 Tahapan Model Pembelajaran Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung sebagai berikut : a. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan. b. Mereview pengetahuan dan ketrampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dikuasai siswa. c. Menyampaikan materi pelajaran Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemonstrasikan konsep dan sebagainya. d. Melaksanakan bimbingan Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih ketrampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok. f. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan review terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulanh ketrampilan jika diperlukan. g. Memberikan latihan mandiri. 6 Dalam tahap ini guru dapat memberikan tugas-tugas mandirikepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari. 2.1.1.3 Situasi Yang Memungkinkan Penerapan Metode Pembelajaran Langsung. Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran: a. Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan bias memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsepkonsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut. b. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu ketrampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti. c. Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai ketrampilanketrampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (Problem Solving). d. Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pendekatan intelektual misalnya menunjukkan bahwa suatu argument harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis. e. Ketika subyek pembelajaran akan diajarkan cocok untuk mempresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan. f. Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topic. g. Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik. h. Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan kelompok atau independen. i. Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur. j. Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa 7 2.1.1.4 Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung a) Kelebihan Model Pembelajaran Langsung 1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan focus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. 2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil 3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitankesulitan yang mungin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan. 4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan factual yang sangat terstruktur. 5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan ketrampilan-ketrampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah. 6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa. 7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan antusiasme siswa. 8. Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak memiliki ketrampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi. 9. Secara umum,ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stress bagi siswa.para siswa yang pemalu ,tidak percaya diri,dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpatisipasi dan dipermalukan . 10. Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam studi tertentu . guru dapat menunjukan 8 bagaimana suatu permasalahan dapat didekati ,bagai mana informasi dianalisis ,dan bagai mana pengetahuan dihasilkan . 11. Pengajaran yang ekplisit membekali siswa dengan” cara-cara disipliner dalam memendang dunia (dan) dengan menggunakan pensektifpensektif alternative”yang menyadarkan siswa akan kertebatasan penspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari 12. Maple pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya unamah) dan mengamati (misalnya demotrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini . 13. Cerama dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahun yang tidak tersedia secara langsung bagi siswa , termasuk contoh –contoh yangrelevn dan hasil –hasil penelitian terkini . 14. Model pembelajaran langsung (terutama demokrsi) dapat memberisiswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat diantara teori ( yang seharusnya terjadi ) dan obesrvasi (kenyataan yang merekal lihat) . 15. Demokrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas bukan teknik-teknik dalam menghasilkanya.hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau ketrampilan dalam melakukan tugas tersebut. 16. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif. 17. Model pembelajaran langsung bergantung kepada kemampuan ufleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya. b) Keterbatasnan Model Pembelajaran Langsung 1. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk menganalisakan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki 9 memiliki ketrampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkan kepada siswa. 2. Dalam model pembelajaran langsung sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa. 3. Karena siswa memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan ketrampilan social dan interpersonal mereka. 4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini tergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, pengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan teralihkan perhatiannya dan pembelajaran mereka akan terhambat. 5. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat terstruktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negative terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa. 6. Model pembelajarn langsung bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikasi buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menyampaikan banyak perilaku komunikasi positif. 7. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat member siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan. 8. Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun oleh siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini. 10 9. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat isi materi yang disampaikan. 10. Jika sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan member tahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri. 11. Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham. 2.2.2 Hasil Belajar 2.1 Pengertian Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh 11 guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. 2.2 Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Evaluasi dapat berupa tes dan non tes adapun keduanya diuraikan secara terperinci seperti berikut : a. Evaluasi Tes Ada dua macam teknik yang dapat digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes meliputi tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Tes lisan dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan di kelas yang dilakukan pada saat pembelajaran di kelas berlangsung atau di akhir pembelajaran. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan tertulis, baik pertanyaan maupun jawabannya. Sedangkan tes perbuatan atau tes unjuk kerja adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan atau tindakan. Evaluasi dengan menggunakan teknik tes bertujuan untuk mengetahui: a) Tingkat kemampuan awal siswa b) Hasil belajar siswa c) Perkembangan prestasi siswa d) Keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Tes lisan dilakukan melalui pertanyaan lisan untuk mengetahui daya serap siswa. Tujuan tes lisan ini terutama untuk menilai: a) Kemampuan memecahkan masalah b) Proses berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat c) Kemampuan menggunakan bahasa lisan 12 d) Kemampuan mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang dikemukakan. Tes tertulis dapat berbentuk uraian (essay) atau soal bentuk obyektif (objective tes). Tes uraian merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Cara-cara penyusunan tes esai yang dimaksud: a) Guru hendaknya memfokuskan pertanyaan esai pada materi pembelajaran yang tidak dapat diungkap dengan bentuk tes lain misalnya tes objektif b) Guru kendaknya memformulasikan item pertanyaan yang mengungkap perilaku spesifik yang diperoleh dari pengalaman hasil belajar. c) Item-item pertanyaan tes esai sebaiknya jelas dan tidak menimbulkan kebingungan sehingga siswa dapat menjawabnya dengan tidak ragu-ragu d) Sertakan petunjuk waktu pengerjaan untuk setiap pertanyaan, agar para siswa dapat memperhitungkan kecepatan berpikir, menulis dan menuangkan ide sesuai dengan waktu yang disediakan. e) Ketika mengontruksi sejumlah pertanyaan essai, para guru hendaknya menghindari penggunaan pertanyaan pilihan. Misalnya pilih empat soal dari lima pertanyaan yang tersedia. Menurut Sukardi (2008) kelebihan dan kelemahan tes esai, kelebihannya yaitu: a) Mengukur proses mental siswa dalam menuangkan ide ke dalam jawaban item secara tepat 13 b) Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa mereka sendiri. c) Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan menyatakan pemikiran siswa secara aktif. d) Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat mereka sendiri. e) Mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas Kelemahan: a) Dalam memeriksa jawaban pertanyaan tes esai, ada kecenderungan pengaruh subjektif yang selalu muncul dalam pribadi seorang guru. b) Pertanyaan esai yang disusun oleh seorang guru atau evaluator cenderung kurang bisa mencakup seluruh materi yang telah diberikan c) Bentuk pertanyaan yang memiliki arti ganda, sering membuat kesulitan pada siswa sehingga memunculkan unsur-unsur menerka dan menjawab dengan ragu-ragu. d) Tes objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan. 2.2.1 Bentuk soal benar-salah Bentuk soal benar salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan. Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah. Kelebihan betul salah yaitu; a) Item tes betul salah memiliki karakteristik menguntungkan, yaitu mudah dan cepat dalam menilai 14 yang b) Untuk item betul salah yang dikonstruksi secara cermat, membawa implikasi kepada peserta didik, yaitu waktu mengerjakan soal lebih cepat diselesaikan c) Seperti bentuk tes objektif lainnya, item tes benar salah hasil akhir penilaian dapat objektif Kelemahan betul salah; a) Mengonstruksi item tes betul salah pada umumnya diperlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan pembuatan tes essai b) Penggunaan pertanyaan alternatif lebih memungkinkan peserta didik mengira-ngira jawaban. 2.2.2 Bentuk soal pilihan ganda atau pilihan jamak (multiple choice) Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Kelebihan bentuk soal pilihan ganda yaitu; a) Tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa b) Item tes pilihan ganda yang dikonstruksi dengan intensif dapat mencakup hampir seluruh bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas. c) Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi. Kelemahan bentuk soal pilihan ganda yaitu; a) Mengonstruksi item tes betul salah pada umumnya diperlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan pembuatan tes essai b) Penggunaan pertanyaan alternative lebih memungkinkan peserta didik mengira-ngira jawaban. b. Teknik Non Tes Teknik tes bukanlah satu-satunya teknik untuk melakukan evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik lainnya yang dapat 15 digunakan, yaitu teknik non tes. Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan melalui: 1) Pengamatan atau observasi Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Alat yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala penilaian. 2) Wawancara Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilasanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. 3) Angket Angket adalah wawancara yang dilakukan secara tertulis. Angket dapat digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada orang tua mereka. 4) Skala Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, dan lain-lain yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. 16 2.2.3 Hasil Penelitian Yang Relevan Peneliti menemukan sebuah literatur yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Dengan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1”. Hasil penelitian : rendahnya hasil belajar siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar disebabkan siswa kurang bisa mengaitkan materi yang telah diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Kendala lain yang dihadapi siswa adalah masih banyak siswa yang sulit membedakan suku sejenis dan tidak sejenis, makna koefisien, sehingga tidak mampu menyelesaikan operasi bentuk aljabar dengan baik. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa dan mendorong ide kreatif siswa. Salah satu bentuk pengembangan model pembelajaran matematika adalah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Menurut Erman Suherman untuk melaksanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual ada beberapa model pembelajaran yang bisa diterapkan salah satunya adalah model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction). Oleh karena itu penelitian ini menggabungkan antara pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, mengetahui ketuntasan belajar siswa dan untuk mengetahui respon siswa pada mata materi penghitungan bentuk aljabar pada saat menggunakan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Malang dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes dan angket. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran 17 langsung dengan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan penghitungan bentuk aljabar, diperoleh kesimpulan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung baik dengan rata-rata prosentase sebesar 75,69%. Selain itu dari 37 siswa yang mengikuti tes lima diantaranya tidak tuntas belajarnya sedangkan 32 siswa lainnya tuntas belajarnya, hal ini berarti pembelajaran yang dilakukan telah mencapai ketuntasan klasikal atau sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu 65%. Sedangakan respon siswa sangat baik terhadap implementasi model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata respon positif/setuju yaitu 77,7% dan sesuai dengan kriteria yaitu 80% P 100%. 2.3 Kerangka Berfikir Keberhasilan pembelajaran merupakan hal utama yang di dambakan dalam pelaksanaan pendidikan. Agar pembelajaran berhasil guru harus membimbing siswa sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan pengetahuannya bidang studi yang dipelajarinya. Untuk mencapai keberhasilan, guru harus dapat memilih metode pembeljaran yang tepat untuk dapat diterapkan dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan oleh guru sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep Matematika dan sekaligus dapat meningkatkan aktivitas siswa serta member iklim yang kondusif dalam perkembangan daya nalar dan kreatifitas siswa adalah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif. Dengan model pembelajaran kooperatif ini siswa dapat termotivasi untuk belajar menyampaikan pendapat dan bersosialisasi dengan teman. Guru di sini hanya sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Direct Learning adalah tipe pembelajaran kooperatif yang merupakan struktur sederhana dan terdiri atas 4 tahap yangb digunakan untuk mereview 18 Dengan pembelajaran Hasil belajar fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa. PBM Dengan Hasil metode Direct belajar Learning meningkat 2.4. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai : “ penggunaan metode pembelajaran Direct Learning” kepada siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika pokok bahasan “ bilangan bulat” kelas V SDN 03 Karangbener Bae Kudus Semester 1 tahun ajaran 2012-2013 19