PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : Daniel Aristo NIM : 121314008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mencurahkan Roh Kudus, yang selalu memberi perlindungan dalam setiap perjalanan hidup saya. 2. Orang tua dan kakak-kakak saya yang selalu mendoakan saya, memberi semangat dan selalu mengingatkan saya. 3. Yulita Leni yang selalu membantu, menyemangati, mengingatkan dan menemani saya. 4. Teman-teman Prodi Pendidikan Sejarah, khususnya angkatan 2012 yang selalu memberi semangat dan atas kerjasamanya selama kuliah. iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. (Amsal 17:22) Mulailah melakukan hal yang penting dan memungkinkan. Maka, segera kita akan sadar telah mampu melakukan hal yang tampaknya sangat sulit. (St. Francis Assisi) Jika kamu ingin selamat dalam pertarungan zaman sekarang, kamu harus yakin pada dirimu sendiri. (Nathan Meyer) v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 30 Desember 2016 Penulis, Daniel Aristo vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Daniel Aristo NIM : 121314008 Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016” Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 30 Desember 2016 Yang menyatakan, Daniel Aristo vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Daniel Aristo Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa setelah menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). (2) meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa setelah menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin. Metode penelitian meliputi 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar observasi siswa, (2) lembar kerja siswa, (3) kuesioner, dan (4) tes. Analisis data dengan menggunakan teknik deskriptip komparatif dan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan (1) motivasi belajar sejarah siswa, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan skor rata-rata motivasi belajar sejarah keadaan awal sebesar 64,65, pada siklus I meningkat menjadi 75,01, dan pada siklus II meningkat menjadi 79,11. (2) prestasi belajar sejarah siswa baik dari segi rata-rata maupun KKM. Dari segi rata-rata keadaan awal sebesar 75,63, pada siklus I meningkat menjadi 77,47, dan pada siklus II meningkat menjadi 85,73. Dari segi KKM, keadaan awal siswa yang mencapai KKM sebesar 63,33%, pada siklus I meningkat menjadi 90% dan pada siklus II meningkat menjadi 96,67%. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT INCREASING MOTIVATION AND ACHIEVEMENT HISTORY THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) CLASS XI IPS 1 IN SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA 2015/2016 ACADEMIC YEAR Daniel Aristo Sanata Dharma University 2016 This research aims to : (1) improve students’ learning motivation of history subject after applying Numbered Heads Together (NHT) learning model. (2) improve students’ learning achievement of history subject after applying Numbered Heads Together (NHT) learning model. This research applies Classroom Action Research (CAR) method, Kurt Lewin model. The research method consists of 4 steps, as follows : planning, action implementation, observation, and reflection. The subject of this research is 30 students of XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. The instrument in this research was (1) students’ observation sheet, (2) students’ work sheet, (3) questionnaire, and (4) test. The data was analyzed by descriptive-comparative technique and percentage. The result showed that Numbered Heads Together (NHT) can improve (1) students’ learning motivation of history subject, as it is shown by the increase of mean score of history subject learning motivation from 64.65, in the beginning becomes 75.01 in cycle I and becomes 79.11 in cycle II. (2) students’ learning achievement of history subject according to either mean score or minimum criteria (KKM). According to mean score, the score 75.63 in the beginning increases to 77.47 in cycle I and increases to 85.73 in cycle II. According to minimum criteria (KKM), 63.33% of the students have achieved minimum criteria in the beginning, it increases to 90% in cycle I and increases to 96,67% in cycle II. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas XI IPS 1 Di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan peran serta pihak-pihak yang telah memberi bantuan langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama belajar di Progam Studi Pendidikan Sejarah. 3. Ibu Dra. Theresis Sumini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan tulus meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memotivasi hingga skripsi ini dapat selesai. 4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberi dukungan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberi izin kepada saya untuk melakukan penelitian. 6. Orang tua yang selalu memberi doa, semangat dan dukungan kepada saya. 7. Kakak saya yang selalu memberi dukungan dan doa untuk saya. 8. Bapak Priyo Cahyono, S.Pd. yang selalu membantu, memberi dukungan dan doa kepada saya sehingga tugas akhir ini dapat saya selesaikan. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Ignatius Galih Prasetyo dan Mugianto yang mau berbagi ilmu dan pengalaman selama penyusunan skripsi. 10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Sejarah angkatan 2012 yang telah banyak membantu, memberi saran dalam proses penulisan skripsi ini. 11. Komunitas Pakat Dayak Sanata Dharma yang telah memberi semangat serta dukungan kepada saya. 12. Teman-teman sanggar Bukonk Betaja yang telah memberi semangat, dukungan serta doa. 13. Yulita Leni yang selalu memberi semangat, dukungan dan doa kepada saya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk mencapai hasil yang lebih baik. Yogyakarta, 30 Desember 2016 Penulis Daniel Aristo NIM xi : 121314008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. ........................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT ......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR. ........................................................................................ xvii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii DFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. .......................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 7 C. Batasan Masalah........................................................................................ .7 D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8 E. Cara Pemecahan Masalah ........................................................................... 8 F. Tujuan Penelitian. ...................................................................................... 8 G. Manfaat Penelitian. ..................................................................................... 9 1. Bagi sekolah. ........................................................................................ 9 2. Bagi Siswa............................................................................................ 9 3. Bagi Guru. ............................................................................................ 9 4. Bagi Peneliti. ........................................................................................ 9 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori. ............................................................................................ 10 1. Motivasi ............................................................................................. 10 a. Hakikat Motivasi .......................................................................... 10 b. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik .................................................. 11 c. Ciri-ciri orang Termotivasi............................................................ 12 d. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Motivasi. ............................... 13 2. Belajar ................................................................................................ 14 a. Hakikat Belajar ............................................................................. 14 b. Ciri-ciri Belajar ............................................................................. 16 3. Motivasi Belajar Sejarah ..................................................................... 18 4. Prestasi Belajar Sejarah ...................................................................... 20 5. Konsep Sejarah ................................................................................... 21 a. Hakikat Sejarah............................................................................. 21 b. Tujuan Belajar Sejarah. ................................................................. 22 6. Paradigma Pembelajaran Konstruktivisme .......................................... 24 7. Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah .................. 26 8. Model Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 28 a. Pengertian Model pembelajaran Kooperatif .................................. 28 b. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ............................................ 29 9. Model Pembelajaran Numbered Head Together .................................. 30 a. Penbgertian Pembelajaran Numbered Head Together.. .................. 30 b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together. 30 c. Kelebihan dan kekurangan Numbered Head Together ................... 32 10. Materi Pembelajaran. .......................................................................... 33 B. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 33 C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 34 D. Hipotesis .................................................................................................. 36 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian. ........................................................................................ 37 B. Setting Penelitian. .................................................................................... 38 1. Tempat Penelitian. .............................................................................. 38 2. Waktu Penelitian. ............................................................................... 38 3. Siklus PTK. ........................................................................................ 38 C. Subyek Penelitian. .................................................................................... 38 D. Obyek penelitian. ..................................................................................... 38 E. Variabel-Variabel Penelitian. .................................................................... 39 F. Definisi Operasional Variabel Penelitian. ................................................. 39 1. Belajar ............................................................................................... 39 2. Motivasi ............................................................................................. 39 3. Prestasi .............................................................................................. 39 4. Konstruktivisme ................................................................................. 40 5. Pembelajaran Kooperatif .................................................................... 40 6. Model Numbered Head Together (NHT) ............................................ 40 G. Metode dan Teknik Pengumpulan Data. ................................................... 40 1. Observasi............................................................................................ 40 2. Tes ..................................................................................................... 40 3. Wawancara ......................................................................................... 41 H. Instrumen Pengumpulan Data. .................................................................. 41 1. Alat Pengumpulan Data ...................................................................... 41 a. Observasi .................................................................................... 41 b. Tes Hasil Belajar......................................................................... 41 c. Wawancara ................................................................................. 42 2. Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 42 a. Validitas ..................................................................................... 42 b. Reliabilitas .................................................................................. 43 3. Hasil Uji Coba. ................................................................................... 43 I. Desain siklus Penelitian. ........................................................................... 45 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI J. Analisis Data. ........................................................................................... 45 1. Data kualitatif ..................................................................................... 46 2. Data Kuantitatif. ................................................................................. 47 K. Prosedur Penelitian. .................................................................................. 48 L. Indikator Keberhasilan. ............................................................................ 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................................... 53 1. Observasi Pra Siklus .............................................................................. 53 2. Siklus I................................................................................................... 60 a. Perencanaan Siklus I ........................................................................ 60 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................. 61 2) Materi Pembelajaran ................................................................... 61 3) Membuat Silabus ........................................................................ 61 4) Media Pembelajaran.................................................................... 61 5) Lembar Skala Sikap .................................................................... 62 b. Tindakan Siklus I ............................................................................. 62 1) Tindakan Pertemuan I ................................................................. 62 2) Tindakan pertemuan II ............................................................... 64 3) Tindakan Pertemuan III .............................................................. 65 c. Pengamatan atau Observasi .............................................................. 65 1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas Siklus I .................................. 65 2) Motivasi Belajar Siswa Siklus I................................................... 68 3) Prestasi Belajar Sejarah Siklus I .................................................. 71 d. Refleksi Siklus I ............................................................................... 73 3. Siklus II ................................................................................................. 74 a. Perencanaan Siklus II ....................................................................... 75 b. Tindakan Siklus II ............................................................................ 75 1) Pertemuan I................................................................................. 75 2) Pertemuan II ............................................................................... 76 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Pengamatan atau Observasi Siklus II ................................................ 77 1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas .............................................. 77 2) Motivasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II ..................................... 78 3) Prestasi Belajar Sejarah Siklus II ................................................. 80 d. Refleksi Siklus II .............................................................................. 83 B. Komparasi ................................................................................................... 84 1. Aktivitas Siswa ...................................................................................... 84 2. Motivasi Belajar Siswa .......................................................................... 88 a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I .............................................. 88 b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II ................................................. 91 3. Prestasi Siswa ........................................................................................ 94 a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I .............................................. 94 b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II ................................................. 97 C. Pembahasan ................................................................................................100 1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa .............................................................100 2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa ...............................................................101 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................105 B. Saran ........................................................................................................106 1. Bagi Peneliti Lain ................................................................................106 2. Bagi Guru Sejarah ................................................................................106 3. Bagi Siswa ...........................................................................................106 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................108 LAMPIRAN xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar I : Bagan Skema Kerangka Berpikir ............................................... 36 Gambar II : Bagan Rancangan Siklus Penelitian ............................................ 45 Gambar III : Diagram Keadaan Awal Motivsi Belajar ................................... 57 Gambar IV : Diagram Prestasi Pra Siklus........................................................ 60 Gambar V : Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus I ................................... 70 Gambar VI : Diagram Prestasi Belajar Siklus I ............................................... 73 Gambar VII : Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus II .................................. 80 Gambar VIII : Diagram Prestasi Siklus II .......................................................... 83 Gambar IX : Grafik Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I. ............................................................... 91 Gambar X : Grafik Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ............................................................ 94 Gambar XI : Grafik Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I .............................................................. 97 Gambar XII : Grafik Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ........................................................... 99 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1 : On task .............................................................................................. 46 Tabel 2 : Off task .............................................................................................. 46 Tabel 3 : Kriteria Penilaian Hasil Pengamatan Aktifitas Belajar ........................ 47 Tabel 4 : Kriteria Penilaian. .............................................................................. 48 Tabel 5 : Target Indikator Keberhasilan ............................................................ 52 Tabel 6 : Hasil Pengamatan Pra Siklus Aktivitas Siswa On task ........................ 54 Tabel 7 : Hasil Pengamatan Pra Siklus Aktivitas Siswa Off task ....................... 55 Tabel 8 : Data Keadaan Awal Motivasi Belajar ................................................. 56 Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Motivasi Belajar......................... 57 Tabel 10 : Data Keadaan Awal Prestasi Belajar .................................................. 58 Tabel 11 : Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Prestasi Belajar ......................... 59 Tabel 12 : On task Siklus I Pertemuan 1 ............................................................. 66 Tabel 13 : Off task Siklus I Pertemuan 1 ............................................................. 67 Tabel 14 : On task Siklus I Pertemuan 2 ............................................................. 67 Tabel 15 : Off task Siklus I Pertemuan 2 ............................................................. 68 Tabel 16 : Data Motivasi Belajar Siswa Siklus I ................................................. 69 Tabel 17 : Distribusi Frekuensi Keadaan Motivasi Belajar Siklus I ..................... 70 Tabel 18 : Nilai Perolehan Prestasi Pada Siklus I ................................................ 71 Tabel 19 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siklus I ................................................. 72 Tabel 20 : On task Siklus II ................................................................................ 77 Tabel 21 : Off task Siklus II ................................................................................ 78 Tabel 22 : Data Motivasi Belajar Siklus II .......................................................... 79 Tabel 23 : Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siklus II .................................. 80 Tabel 24 : Data Prestasi Belajar Siklus II ............................................................ 81 Tabel 25 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siklus II ................................................ 82 Tabel 26 : Komparasi On task, Pra Siklus dengan Siklus I .................................. 85 Tabel 27 : Komparasi Off task, Pra Siklus dengan Siklus I .................................. 86 Tabel 28 : Komparasi On task Siklus I dengan Siklus II ...................................... 87 Tabel 29 : Komparasi Off task Siklus I dengan Siklus II ..................................... 88 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 30 : Komparasi Motivasi Pra Siklus dengan Siklus I ................................. 89 Tabel 31 : Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I .... 90 Tabel 32 : Komparasi Motivasi Siklus I dengan Siklus II .................................... 92 Tabel 33 : Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ...... 93 Tabel 34 : Komparasi Prestasi Pra Siklus dengan Siklus I ................................... 95 Tabel 35 : Perbandingan Tingkat Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ........ 96 Tabel 36 : Komparasi Prestasi Siklus I dengan Siklus II ..................................... 97 Tabel 37 : Perbandingan Tingkat Prestasi Siklus I dengan Siklus II .................... 98 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1a : Surat Izin Melakukan Praktik Penelitian dari FKIP USD ............109 Lampiran 1b : Surat Izin Pemerintah Kota Yogyakarta Dinas Perizinan ............110 Lampiran 2 : Silabus .......................................................................................111 Lampiran 3a : RPP Pertemuan 1 .......................................................................113 Lampiran 3b : RPP Pertemuan 2 .......................................................................122 Lampiran 3c : RPP Pertemuan 1 Siklus II .........................................................133 Lampiran 3d : RPP Pertemuan 1 Siklus II .........................................................142 Lampiran 4a : Kisi-kisi Soal Siklus I.................................................................155 Lampiran 4b : Kisi-kisi Soal Siklus II ...............................................................158 Lampiran 5a : Soal Ujian Kompetensi Siklus I ..................................................161 Lampiran 5b : Soal Ujian Kompetensi Siklua II ................................................166 Lampiran 6 : Kisi-kisi Instrumen Motivasi ......................................................171 Lampiran 7 : Instrumen Motivasi ....................................................................172 Lampiran 8 : Daftar Hadir Siswa .....................................................................174 Lampiran 9 : Lembar Jawab Siswa ..................................................................177 Lampiran 10a : Analisis Butir Item Motivasi Pra Siklus ......................................178 Lampiran 10b : Analisis Butir Item Motivasi Siklus I..........................................179 Lampiran 10c : Analisis Butir Item Motivasi Siklus II ........................................181 Lampiran 11a : Analisis Butir Item Prestasi Siklus I ...........................................180 Lampiran 11b : Analisis Butir Item Prestasi Siklus II ..........................................182 Lampiran 12 : Foto Kegiatan Belajar Mengajar .................................................183 xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Berbicara tentang pendidikan, maka tidak akan lepas dari persoalan pembelajaran. Karena pembelajaran merupakan bagian penting dari pendidikan itu sendiri. Pembelajaran juga diartikan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini, secara implisit didalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.1 Mutu pendidikan merupakan agenda terpenting yang harus direncanakan dari sekarang sehubungan dengan tantangan dan perkembangan dunia yang menuntut penyelesaian berbagai persoalan berbasis ilmu pengetahuan. Pendidikan sebagai proses kebudayaan menghendaki agar proses belajar-mengajar tidak hanya berorientasi pada perkembangan kognitif, tetapi juga kemampuan afektif. Kurikulum pendidikan harus dapat membantu peserta didik untuk belajar “mengeluarkan dan mengembangkan (Latin: educare) daya pikir, daya rasa, daya karya, dan daya raganya dengan jenjang dan tingkat pertumbuhan peserta didik.”2 Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan tergantung seorang guru yang menjadi kreator dalam pendidikan. Pendidikan selayaknya mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga siswa mampu menghadapi dan 1 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 134. 2 TIM PGRI, Pendidikan untuk Transformasi Bangsa, Arah Baru Pendidikan untuk Perubahan Bangsa, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2014, hlm. 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 memecahkan masalah kehidupan yang dialaminya. Konsep pendidikan terasa semakin sangat penting ketika harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena seseorang dituntut untuk mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah. Seiring dengan perkembangan zaman ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan menjadi keharusan bagi seluruh bangsa. Pendidikan tidak pernah lepas dengan kegiatan belajar, proses pendidikan terutama di sekolah merupakan kegiatan pokok yang dilakukan di sekolah. Belajar merupakan proses daripada perkembangan manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitas idividu sehingga tingkahlakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar.3 Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 4 Kesulitan maupun hambatan sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran, kesulitan tersebut sering kali disebabkan kurangnya motivasi dalam belajar motivasi belajar siswa sering kali berakibat pada kurang fokusnya siswa dalam kegiatan belajar, siswa tampak acuh dan mudah putus asa ini berakibat pada prestasi belajar siswa. Disinilah peran guru dalam proses belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar kepada murid untuk mencapai tujuan belajar. Dalam proses pembelajaran perlunya iteraksi antara guru dan siswa, siswa akan sangat sulit untuk 3 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm. 120. 4 Ibid, hlm. 121. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 mengembangkan kemampuan berpikir tanpa adanya interaksi. Begitu juga dengan pembelajaran sejarah, guru mempunyai peranan yang sangat penting untuk mendorong siswa agar memiliki keinginan untuk melakukan kegiatankegiatan guna mencapai suatu tujuan hendak di capai. Tercapainya tujuan pembelajaran sejarah akan sangat sulit tanpa adanya interaksi antara guru dan siswa, interaksi diperlukan agar guru dan siswa dapat saling berbagi pengalaman maupun informasi dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran sejarah adalah proses internalisasi nilai-nilai peristiwa masa lalu, berupa asal usul, silsilah, pengalaman kolektif, dan keteladanan pelaku sejarah. Secara umum siswa beranggapan pembelajaran sejarah adalah menghafal, baik itu menghafal nama tokoh-tokoh pejuang, menghafal kronologi dan sebagainya. Disinilah banyak peserta didik kurang tertarik terhadap pelajaran sejarah yang berdampak pada motivasi belajar sejarah siswa menjadi rendah dan berdampak pada prestasi belajar siswa menjadi rendah. Motivasi belajar sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan lebih antusias dan memiliki semangat untuk belajar tanpa adanya dorongan dari orang lain dengan sendirinya siswa akan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat demi tercapainya citacita ataupun tujuan yang ingin dicapai. Dalam kegiatan pembelajaran siswa yang memiliki motivasi berusaha keras untuk belajar dan memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas demi tercapainya prestasi belajar yang memuaskan. Pemahaman sejarah perlu dimiliki setiap orang sejak dini agar mengetahui dan memahami makna dari peristiwa masa lampau sehinga dapat digunakan sebagai landasan sikap dalam menghadapi kenyataan dimasa sekarang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Pemahaman siswa dewasa ini mengenai pelajarah adalah pelajaran yang mempelajari peristiwa masa lampau, sehingga siswa menganggap pelajaran sejarah kurang menarik, kebanyakan siswa kurang meminati pelajaran sejarah karena mempelajari masa lalu. Motivasi belajar yang kurang juga menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar sejarah siswa. Hal tersebut terjadi karena kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran di tambah dengan metode dan model pembelajara yang kurang cocok menjadi faktor penyebab rendahnya motivasi siswa dalam pelajaran sejarah sehinga berdampak pada prestasi belajar sejarah siswa dengan tidak tercapainya KKM (Kriteria Ketuntasan minimal) yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Seorang guru sejarah wajib mengembangkan metode pengajaran sejarah, sebab semakin baik metode, maka semakin efektif dalam pencapaian tujuan. Keberhasilan seorang guru sejarah di dalam mendidik muridnya, bukan hanya bergantung pada kepribadiannya yang menawan dan pengajaran yang imprensif. Seorang guru sejarah memang tidak terpancang dengan satu metode, sebab seorang guru sejarah dituntut kreativitas dalam mencari atau mengembangkan alternatif-alternatif baru sesuai dengan kondisi individual guru serta lingkungan sekolah yang dimiliki. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada kelas XI IPS 1 SMA BOPRI 2 Yogyakarta motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah masih rendah. Siswa terlihat pasif dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak begitu merespon penjelasan guru dan terlihat sibuk dengan kegiatanya sendiri. Ketika guru melontarkan pertanyaan, siswa tidak ada yang merespon. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Berdasarkan data keadaan awal hasil perolehan motivasi belajar siswa rata-rata adalah 64,65 atau 26,67%. Selain itu prestasi siswa dalam pelajaran sejarah juga masih rendah dan banyak yang belum mencapai KKM. Hal ini dibuktikan dengan data nilai semester ganjil yang peneliti dapatkan dari pihak guru mata pelajaran sejarah. Dari 30 siswa hanya 19 siswa yang mencapai KKM dengan rata-rata perolehan nilai 75,63 atau 63,33%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM adalah 11 siswa atau 36,33%. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan penjelasan diatas, perlunya kreativitas seorang guru dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Peran guru dituntut agar pelajaran sejarah menjadi menarik dan dapat disenangi oleh siswa sehinga perlunya model dan metode yang dapat mengaktifkan kegiatan siswa dalam pelajaran sejarah. seorang guru sejarah wajib mengembangkan model pembelajaran sejarah, sebab semakin baik model dan metode yang digunakan, maka semakin efektif dalam mencapai tujuan, guru yang baik adalah guru yang mampu memilih metode yang paling serasi yang dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pemelajaran baik secara kelompok maupun secara individu. Senada dengan penjelasan di atas pembelajaran kooperatif mewadahi siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan yang berfokus pada pengunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama yang berarti tujuan kelompok adalah tujuan bersama. 5 Pembelajaran 5 Sugiyanto, Model-model pembelajaran Inovatif, Yuma Pustaka, Surakarta, 2009, hlm. 37. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan, maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama angota kelompoknya. 6 Dalam hal ini peneliti mencoba mengunakan model yang cocok untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa SMA BOPRI 2 Yogyakarta yaitu, Pembelajaran Kooperatif model Numbered Head Together (NHT). Kelebihan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together adalah setiap siswa mendapat kesempatan sama untuk menunjang timnya guna memperoleh nilai yang maksimal sehinga termotivasi untuk belajar. Dengan demikian setiap individu merasa mendapat tugas dan tanggung jawab sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. 7 Numbered Head Together (NHT) merupakan model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan yang lain. Dalam kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya. Dalam proses belajar berkelompok siswa menjadi selalu siap dan 6 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Rajagrafindo Persada, 2011, hlm. 20. 7 Aris Sohimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 107. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Murid yang pandai dapat mengajari murid yang kurang pandai, sehingga terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal dan tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada nomor yang membatasi. 8 Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dalam penelitian ini mengambil judul "Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas XI IPS 1 Di SMA BOPKRI 2 Yogyakata Tahun Ajaran 2015/2016". B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat permasalahan-permasalahan yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif. 1. Peserta didik menganggap pelajaran sejarah tidak menarik dan membosankan. 2. Pemilihan metode dan model pelajaran kurang sesuai. 3. Motivasi belajar sejarah siswa rendah. 4. Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. 5. Prestasi belajar sejarah siswa rendah. C. Batasan Masalah Pada batasan masalah ini penulis memfokuskan untuk meningkatkan movtivasi dan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). 8 Ibid, hlm.108. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 D. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ? 2. Apakah pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ? E. Cara Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan yang terjadi cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran ini dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, melatih kerja sama siswa, melatih antusias dan kesiapan siswa dalam proses pembelajara, siswa dapat berbagi informasi dan bertukar pendapat untuk menyelesaikan masalah dalam pelajaran. Dengan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Togethe (NHT) ini diharapkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah meningkat. F. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa pada kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta melalui penerapan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 2. Meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa pada kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta melalui pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT). G. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. 2. Bagi Siswa Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dan mempermudah siswa dalam mempelajari sejarah. 3. Bagi Guru Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Dapat menjadi alternatif bagi seorang guru sejarah untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada pelajaran sejarah. 4. Bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti, penelitian karya Ilmiah ini Dapat memberikan pengalaman dan wacana mengenai pengunaan pembelajaran kooperatif model Numbered head together (NHT) dalam proses pembelajaran sejarah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Kajian teori sangat penting untuk mendukung pelaksanaan penelitian terlebih dalam penelitian ini peneliti menggunakn beberapa variabel untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa. Berikut ini penjelasan teori-teori yang digunakan peneliti. 1. Motivasi a. Hakikat Motivasi Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti dorongan, menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab, dan daya penggerak. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan. Secara serupa Winkel (1987) mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita.9 Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari 9 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, PT Pustaka Jaya, Jakarta, 1996, hlm. 30. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas dalam hal pertumbuhan gairah, merasa senang, semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. 10 b. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Secara garis besar, motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia tanpa adanya rangsangan dari luar karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dalam realitanya lebih memiliki daya tahan yang lebih kuat dibandingkan motivasi ekstrinsik. Contoh: Misalnya orang yang gemar membaca tidak perlu ada yang mendorongnya untuk membaca motivasi intrinsik lebih memiliki inisiatif tinggi terhadap dirinya sendiri. 11 2) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsangan dari luar. Misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor ekstern lainnya yang memiliki daya 10 Ibid, hlm. 75. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (edisi revisi 2011), Rineka Cipta, Jakarta, 2011, hlm.149-150 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 dorong lainnya. Contoh guru memberi nilai atau pujian ketika siswa bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik, sehingga muncul dorongan untuk bisa menjawab pertanyaan dengan baik.12 c. Ciri-ciri Orang Termotivasi. Sardiman (1986) dikutip dalam buku Ali Imron yang berjudul “Belajar dan Pembelajaran” berpendapat bahwa beberapa ciri-ciri seseorang termotivasi antara lain; tekun dalam menghadapi tugas atau dapat pekerjaan secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama, ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah puas atas prestasi yang diperoleh. Menunjukkan minat yang besar terhadap macam-macam masalah belajar. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain dan tidak mudah bosan dengan tugas-tugas rutin. Dapat mempertahankan pedapatnya, tidak mudah melepaskan apa yang diyakini. Selalu merasa senang mencari dan memecahkan masalah yang dihadapi. 13 Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang energi, terarah, dan bertahan lama. Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dikutip dalam buku Agus Suprijono yang berjulul “Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem” dapat diklasifikasikan sebagai berikut; 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) 12 13 Ibid, hlm. 151-152. Ibid, hlm. 88. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik. 14 d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar siswa ialah, pengaruh cita-cita atau aspirasi pembelajar, semua orang memiliki atau mempunyai cita-cita atau aspirasi dalam hidupnya, termasuk dalam belajar. Oleh karena itu cita-cita dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar seseorang. Kemampuan manusia satu dengan yang lain tidaklah sama. Menuntut sesorang untuk sama tidaklah dibenarkan. Sebab, orang yang mempunyai kemampuan rendah akan sangat susah menyerupai orang yang mempunnyai kemampuan tinggi; dan sebaliknya orang yang kemampuan tinggi, akan menjadi malas jika dituntut sebagaimana mereka yang berkemampuan. Kondisi belajar sangatlah berpegaruh terhadap seseorang dalam moivasi belajarnya. Sehingga kondisi fisik, maupun psikis sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar, selain kodisi belajar kondisi lingkungan juga sangat mempengaruhi, sebab jika kondisi lingkungan yang kurang segar sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar. Sedangkan jika sebaliknya jika lingkungan segar, nyaman bersih sangat membangun motivasi belajar seseorang. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran. Ini berkaitan dengan kondisi subjek belajar, suasana belajar, bahan ajar, alat bantu ajar dan sebagainya. Unsur-unsur belajar demikian akan berimplikasi terhadap perolehan hasil belajar. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar. Peran guru sangat berpengaruh terhadap motivasi 14 Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Puataka Belajar, Yogyakarta, 2013, hlm. 163. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 belajar seorang siswa, guru yang gairahnya tinggi dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga bergairah.15 Cita-cita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Hal ini dapat diamati dari banyaknya kenyataan, bahwa motivasi seorang pembelajar menjadi begitu tinggi ketika ia sebelumnya sudah memiliki cita-cita. Implikasinya dapat terlihat dalam proses pembelajaran, misalnya seseorang yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter, maka akan terlihat motivasi yang begitu kuat untuk sungguh-sungguh belajar, bahkan untuk menguasai lebih sempurna mata pelajaran-mata pelajaran yang berhubungan dengan kepentingannya untuk menjadi dokter. Begitu juga terjadi pada cita-cita yang lainnya. Sama halnya juga dengan kemampuan pembelajar, kondisi belajar, kondisi lingkungan pembelajar, dan faktor dinamisasi juga menjadi faktor penting dalam mempengaruhi motivasi. 16 2. Belajar a. Hakikat Belajar Dalam kehidupan manusia sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri maupun didalam suatu kelompok. Dengan demikian dalam kehidupan manusia sehari-hari tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari belajar dan tanpa dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar juga tidak pernah berhenti. 17 Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai 15 Ibid, hlm. 100. Ibid, hlm. 54-55. 17 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 33. 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 18 Di kalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Namun, baik secara eksplisit maupun secara implisit pada akhirnya terdapat kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi maupun konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.19 Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Hasil belajar seseorang tidak langsung kelihatan, tanpa orang tersebut melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungannya; dalam bergaul dengan orang, dalam memegang benda dan dalam menghadapi peristiwa manusia belajar. Maka orang yang belajar dituntut aktif dan mau melibatkan diri dan selalu mudah berinteraksi. Lebih jelasnya belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.20 Sehingga belajar dapat dikatakan sebagai proses yang kompleks yang didalamnya terkandung berbagai aspek-aspek seperti; bertambahnya jumlah 18 19 20 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, PT Rajagrafindo Persada, 2008, hlm. 68. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 157. Winkel, Psikologi Pengajaran, Sketsa, Yogyakarta, 2014, hlm. 58-59. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 pengetahuan, adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, ada penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan adanya perubahan sebagai pribadi. 21 b. Ciri-ciri Belajar Setidaknya belajar memiliki ciri-ciri seperti, adanya kemampuan baru atau perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai-nilai dan sikap (afektif). Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau disimpan. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha, perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.22 Setidaknya ada delapan kecenderungan umum mengapa manusia mau belajar. Setidaknya ada kecenderungan umum mengapa manusia mau belajar seperti ada semacam dorongan rasa ingin tahu yang kuat. Dorongan ini berasal dari dalam dirinya untuk mengetahui sesuatu. Biasanya rasa ingin tahu ini diwujudkan dengan munculnya sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Ada keinginan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya. Hal kedua ini adalah faktor eksternal yang mampu mendorong manusia mau belajar. Apalagi di era global saat ini yang meniscayakan pentingnya kemampuan penguasaan terhadap Ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang sudah 21 22 Ibid, hlm. 17. Ibid, hlm 5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 diketahuinya. Hal ini biasanya dilakukan untuk menambah wawasan seseorang untuk mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Rupanya tidak semua orang begitu mudah untuk melakukan sosialisasi, apalagi beradaptasi dengan lingkungannya. Karena itu ada sebagaian orang yang khusus mau belajar karena adanya kepentingan untuk bersosialisasi, beradaptasi, meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri. Intelektualitas adalah modal penting untuk berkompetisi di zaman yang penuh kompetisi ini, selain itu ada tidak sedikit orang yang merasakan bahwa potensi dirinya belum tergali. Karena itu ia mau belajar. Selain itu ada suatu dorongan untuk mencapai cita-cita. Sebagai manusia yang membutuhkan aktualisasi diri maka cita-cita adalah hal lain yang mampu mendorong seseorang untuk belajar. Hampir bisa dipastikan tidak mungkin seseorang mau belajar tanpa ada cita-cita terlebih dahulu. Sebagian orang ada yang mau belajar hanya karena untuk mengisi waktu luang. Hal ini terjadi karena adanya waktu luang yang belum bisa dimanfaatkan dengan baik oleh orang tersebut, karena itu untuk mengisi kegiatan ia mau mengisi waktu luangnya dan digunakan untuk belajar sesuastu yang dinilainya bermanfaat.23 Dalam proses belajar banyak faktor yang dapat mempengaruhi antara lain faktor psikologis. Ada beberapa faktor psikologis dalam belajar misalnya: Faktor motivasi, konsentrasi, reaksi pemahaman, organisasi, ulangan dan ada macammacam yang lainnya misalnya perhatian, minat, fantasi, faktor ingin tahu, sifat kreatif, dan lain-lain. 24 23 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belaja dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011. hlm. 5-7. 24 Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar-mengajar, Jakarta, 1986, hlm. 55. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 3. Motivasi Belajar Sejarah Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah kegiatan yang mengubah tingkah laku melalui latihan dan pengalaman sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dari penguatan yang dilandasi untuk mencapai tujuan. Peran motivasi yang khas adalah dalam pertumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut: 1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. 2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya. 3) Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terlalu banyak bercanda gurau misalnya, maka ia akan mengubah perilakunya. 4) Membesarkan semangat belajar; sebagai ilustrasi, jika ia telah menghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia berusaha agar cepat lulus. 5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (diselaselanya adalah istirahat atau bermain) yang bersinambungan. Menurut Broun, siswa yang memiliki motivasi tinggi dapat dikenali melalui beberapa proses belajar mengajar sebagai berikut: tertarik kepada guru, dalam arti siswa tidak membenci guru atau bersikap acuh tak acuh melainkan siswa tertarik terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Siswa memiliki antusias tinggi serta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru dan ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas. Siswa selalu ingin identitas dirinya diakui orang lain, tindakan, kebiasaan moralnya selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya. 25 Motivasi belajar sangat penting bagi manusia. Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas adalah dalam hal pertumbuhan gairah, merasa senang, semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.26 Demikian halnya pada belajar sejarah, menurut Sartono Kartodirjo peranan sejarah adalah membangun kepribadian dan identitas nasional. Lewat pengajaran sejarah diharapkan mampu menanamkan kesadaran sejarah pada generasi muda. Sikap positif siswa dalam proses belajar mengajar berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa, dan motivasi siswa berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah mencakup kecakapan akademik kesadaran sejarah, dan nasionalisme.27 Singkatnya tujuan belajar sejarah adalah untuk membangun semangat kebangsaan, jiwa nasional dan memperjuangkan tujuan bersama kebangsaan. Dalam hal ini, sejarah berperan sebagai pengembangan kesadaran individual anak didik dalam membangun kehidupan diri 25 Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, jakarta, 1999, hlm.85. Ibid, hlm. 75. 27 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Ombak,Yogyakarta, 2011, hlm. 132. 26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 pribadi dan pengembangan individu sebagai anggota masyarakat dan negara bangsa.28 Maka untuk mengembangkan manusia seperti itu dengan sendirinya diperlukan sarana motivasi yang kuat sebagai faktor pengerak dari dalam diri manusia itu sendiri. Ini tidak lain adalah nilai-nilai, yang kalau dihubungkan dengan masa lampau yang telah teruji oleh zaman. 4. Prestasi Belajar Sejarah Dalam pelajaran, prestasi belajar siswa sangatlah penting utuk mengetahui seberapa berhasilnya proses pembelajaran yang dilakukan oleh para siswa. Dalam hal ini prestasi merupakan suatu hasil pencapaian yang nyata sebagai pengaruh dari hasil belajar mengajar yang dapat dilihat melalui hasil evaluasi yang dilakukan. 29 Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). 30 Pengukuran keberhasilan belajar siswa dapat dilihat melalui berbagai ranah baik yang berdimensi ranah cipta (prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi afektif) dan ranah karsa (Prestasi Psikomotorik) pada prinsipnya bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan akan batasan salah dan benar. Berbeda dengan ranah karsa (prestasi psikomotorik) mengunakan observasi yang dapat diartikan sebagai sejenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku, atau fenomena. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan 28 Kardiyat Wiharyanto, A.A Padi, dkk. Strategi Pembelajaran Sejarah, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2001, hlm. 80-82. 29 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pndidikan, IKIP, Bandung, 1986, hlm. 85. 30 Depdikud, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 14. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 lingkungannya.31 Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah dapat diartikan hasil usaha siswa dalam suatu rangkaian pembelajaran di kelas dengan memperoleh suatu prestasi atau nilai yang diperoleh dari proses perubahan tingkah laku, latihan, atau pengalaman, dari interaksi dengan lingkungan. 5. Konsep Sejarah a. Hakikat Sejarah Sejarah tidak pernah lepas dalam perjalanan hidup kita. Sejarah sering kali dipahami sebagai cerita masa lalu, dongeng, dan sebagainya. Sejarah merupakan bagian penting dalam hidup kita sehinga perlu pemahaman menganai apa itu sejarah. Untuk mendapat kejelasan tentang pengertian sejarah maka pertamatama perlu dipahami asal usul kata pengertian serta perkembangannya. Sebelumnya pengertian sejarah sebagai disiplin keilmuan berkembang di Indonesia, kata sejarah sudah lama di kenal. Kata sejarah diambil dari bahasa Arab “syajaratun” yang artinya “pohon” atau “keturunan” atau “asal usul’. Adapun istilah sejarah dalam bahasa Inggris: history, mengandung arti masa lampau umat manusia. Sedangkan istilah history berasal dari kata Yunani yaitu istoria yang berarti meneliti, menayakan, memperoleh pengetahuan, atau sifatnya mengetahui. 32 Seseorang yang mempelajari sejarah, harus memahami hubungan antara sejarah sebagai ilmu, dan sejarah sebagai pendidikan. Pada umumnya orang memakai istilah sejarah untuk menunjukkan cerita sejarah, pengetahuan sejarah, 31 Abu ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta,, Jakarta, 1991, hlm.121. 32 I G Widja, Pengantar Ilmu Sejarah, Sejarah dalam Perspektif Pendidikan, Satya Wacana, Semarang, 1988, hlm. 6. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 gambaran sejarah, yang kesemuanya itu sebenarnya adalah sejarah sebagai arti subjektif. Sejarah dalam arti subjektif merupakan suatu kostruk, ialah bagunan yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan atau unit yang mencakup fakta-fakta terangkaikan untuk menggambarkan suatu gejala sejarah, baik proses maupun struktur. Kesatuan itu menunjukkan koherensi, artinya berbagai unsur berkaitan satu sama lain dan merupakan satu kesatuan. Fungsi unsur-unsur itu saling menopang dan saling tergantung satu sama lain. Sejarah dalam arti objektif menunjukkan kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah peristiwa sejarah dalam kenyataan. Kejadian itu sekali terjadi tidak dapat diulang atau terulang lagi. 33 Memahami sejarah bukanlah sekedar mencari fakta peristiwa saja, melainkan mencari atau menemukan makna yang terkandung dalam kehidupan manusia. Mata pelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun kesadaran tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. Melatih daya kritis untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan; menumbuhkan pemahaman apresiasi dan penghargaan terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa.34 b. Tujuan Belajar Sejarah Dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan diklarifikasikan dalam beberapa ranah (domain). Menurut tasknomi ini tujuan pendidikan dibagi menjadi 33 34 Aman, loc, cit,. hlm. 13-14. Ibid, hlm. 20-21. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan ranah kognitif dimaksudkan adalah berhubungan dengan perkembangan daya pikir kritis. Tujuan pendidikan yang dikmaksudkan dengan ranah afektif adalah berhubungan dengan perkembangan karakteristik anak didik. Sedangkan tujuan ranah psikomotorik adalah pengembangan kemampuan keterampilan fisik. 35 Menurut Moh. Ali seperti dikutip dalam buku Heri Susanto yang berjudul “Seputar Pembelajaran Sejarah”, mengatakan bahwa pembelajaran sejarah nasional bertujuan untuk: 1) membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat kebangsaan; 2) membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala lapangan; 3) membangkitkan hasrat-mempelajari sejarah kebangsaan dan mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah dunia; 4) mengajarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-undang Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu sepanjang masa.36 Secara singkat tujuan pengajaran sejarah adalah untuk membangun semangat kebangsaan, jiwa nasionalis dan memperjuangkan tujuan bersama sebagai bangsa. Pengajaran sejarah berperan untuk membina rasa persatuan dan kesatua bangsa dalam semangat pluralisme dan tolerasi tinggi antara warga. Dalam hal ini sejarah berperan untuk pengembangan kesadaran individu anak didik dalam pembangunan kehidupan diri pribadi dan pengembangan individu sebagai anggota masyarakat negara bangsa.37 35 Kardiyat Wiharyanto, A.A Padi, loc. cit. hlm. 84-86. Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Isu Gagasan dan Strategi Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Banjarmasin, 2011, hlm. 57. 37 Ibid, hlm 86-87 36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 6. Paradigma Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme (contructivism) adalah suatu filsafat pengetahuan yang secara ringkas menjelaskan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi seseorang. Orang membentuk pengetahuannya lewat interaksi dengan lingkungannya.38 Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstranformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisi apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya. 39 Konstruktivisme berangapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia. Manusia mengkontruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka. Bagi konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat di transfer begitu saja dari seseorang kepada yang lain, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing orang. Tiap orang harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. 40 Menurut teori konstruktivis, prinsip yang paling penting adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus menemukan 38 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta, 2012, hlm. 85. 39 Tritanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Satuan Pendidikan( KTSP), Kencana Prenada Media, Jakarta, 2009, hlm. 28. 40 Paul Suparno, op,cit., hlm. 28-29. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 sendiri pengetahuan didalam benaknya. 41 Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkronstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses ‘mengkonstruksi’ bukan ‘menerima’ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru. 42 Tahapan pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai berikut. a) Orientasi : mengembangkan motivasi dan mengadakan observasi. b) Elisitasi : mengungkapkan ide, membangun ide baru, dan mengevaluasi ide baru. c) Restrukturisasi ide : klarifikasi ide, membangun ide baru, dan mengevaluasi ide baru. d) Penggunaan ide dalam banyak situasi. e) Review atau kajian ulang : merevisi atau mengubah ide. 41 42 Tritanto, op, cit., hlm. 28. Tritanto Ibnu Badar Al-Tabani, Mendesain model pembelajaran, inovatif, progresif, dan kontekstual. Konsep landasan, dan implementasi pada kurikulum 2013 (kurikulum tematik) integratik/KTI, Pendamedia Group,Jakarta, 2014, hlm. 29-30. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 Kelebihan pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai berikut; a) Peserta didik terlibat secara langsung dalam membangun pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan dapat mengaplikasikannya. b) Peserta didik aktif berpikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. c) Selain itu, murid terlibat secara langsung dan aktif belajar sehingga dapat mengigat konsep secara lebih lama. 43 7. Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah Pendekatan konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana siswa harus secara indvidual menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu.44 Dalam pembelajaran sejarah, konstruktivisme menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan dan pemahaman. 45 Sejarah merupakan pelajaran yang membahas peristiwa masa lalu yang terikat dengan ruang dan waktu sehingga dalam hal ini, pendekatan konstruktivisme memungkinkan peserta didik melakukan dialog kritis dengan subjek pembelajaran, menggali informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber untuk melakukan klasifikasi dan prediksi serta menganalisis masalah-masalah sejarah termasuk masalah sosial yang kontroversial yang dihadapinya. Peserta didik dapat memanfaatkan pengalaman belajar sebelumnya untuk mengonstruksi Ridwan Abdulah Sani, Inovasi Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2013.hlm. 22. Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme guru, PT Grafindo Persda, Jakarta, 2011, hlm. 201. 45 Heri Susanto, Seputar pembelajaran Sejarah, (Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2014, hlm. 94. 43 44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 pengetahuan baru, mengujicoba dan mengubahnya, serta menarik hububungan antara masa lalu dengan kenyataan sosial sehari-hari.46 Pembelajaran konstruktivisme menkankan pada proses belajar, bukan mengajar. Menurut konstruktivisme sosial, pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri dan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar. Peserta didik aktif mengonstruksi secara terus menerus sehingga terjadi perubahan konsep ilmiah. Peran guru hanya sekedar membantu menyediakan sasaran dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.47 Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Proses belajar kontruktivistik secara konseptual jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar kedalam diri siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemuktahiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi rosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari pada fakta-fakta yang terlepas-lepas. Siswa herus menemukan makna yang diciptakan dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai. Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan 46 47 Aman, loc, cit., hlm. 109. Ridwan Abdullah Sani, loc, cit., hlm. 21. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih dari suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil pengembangan, melainkan merupakan pengembangan itu sendiri, suatu pengembangan yang menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar: konsepkonsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari. 48 Jelas bahwa bagi konstruktivisme, kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, di mana pelajar membangun sendiri pengetahuannya. Pelajar mencari sendiri dari yang mereka pelajari. 8. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (kooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.49 48 49 Paul Suparno, loc, cit., hlm. 61-62. Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, hlm. 37. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara kelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompokkelompok kecil terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan kerangaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberi kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari suatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.50 Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif. Kelompok di bentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, Jika didalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan. 51 b. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif memiliki kelemahan sebagai berikut ; 1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan banyak tenaga, pemikiran dan waktu. 50 Tukiran Taniredja, dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, Alfabeta, Bandung, 2014, hlm. 56. 51 Aris Sohimin, loc, cit., hlm. 107. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. 3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan 4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa lain menjadi pasif. 52 9. Model Pembelajaran Numbered Head Together a. Pengertian Pembelajaran Numbered Head Together Numbered Head Together (NHT) atau kepala bernomor adalah merupakan jenis pembelajararan kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang mencakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.53 b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together Langkah 1 : Pembentukan Kelompok Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah hal yang utama di dalam pembelajaran Numbered Head Together, dalam tahap ini guru membagi siswa 52 53 Ibid, hlm. 17-18. Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, hlm. 82-83. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Langkah 2 : Memberi Tugas Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Langkah 3 : Diskusi Masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS atau bahan ajar kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. Langkah 4 : Memanggil Nomor Anggota atau Pemberian Jawaban Pada kegiatan ini, guru memanggil satu nomor tertentu dengan cara acak. kemudian siswa yang bersangkutan sesuai dengan nomor yang disebutkan oleh guru mengacungkan tangan lalu menjawab pertanyaan atau melaporkan dan menjelaskan hasil kerja sama mereka. Langkah 5 : Penilaian dan Pemberian Tanggapan Pada langkah ini, guru meminta siswa yang lain untuk memberikan tanggapan, jawaban dan masukannya terhadap hasil jawaban siswa pada langkah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 4. Selanjutnya guru memanggil dan menunjuk nomor yang lain. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang sampai waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Langkah 6 : Kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. 54 c. Kelebihan dan Kekurangan Numbered Head Together 1) Kelebihan Pembelajaran Numbered Head Together Adapun kelebihan pembelajaran Numbered Head Togeter yaitu, setiap murid menjadi siap mengikuti pembelajran, siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai, sehingga terjadi interaksi antarsiswa dalam mengerjakan atau menjawab soal dan tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok Karena ada nomor yang membatasi. 55 2) Kekurangan Model Pembelajaran Numbered Head Together Adapun kekurangan dari model pembelajaran Numbered Head Together ialah, tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama. Selain itu tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru kemungkinan waktu yang terbatas.56 Aris Sohimin, loc,cit., hlm. 107-108. Ibid, hlm. 108-109. 56 Ibid, hlm.109. 54 55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 10. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dalam penelitian ini diambil dari; - Standar Kompentensi : Menganalisis sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari abad ke-18 sampai dengan abad ke-20 - Kompetensi Dasar : 3.1 Membedakan pengaruh Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, Revolusi Industri dan Revolusi Rusia terhadap perkembangan-perkembangan nasional Indonesia. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan ini digunakan untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Maka dalam penelitian yang relevan ini dipilih sesuai dengan apa yang menjadi variabel-variabel pada judul penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudho Nugroho dengan judul peningkatan hasil belajar IPS sejarah menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009. Pembelajaran dengan mengunakan model Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini terlihat dari naiknya ketuntasan belajar secara klasikal dari pra siklus sebesar 65,9% menjadi 72,7% pada siklus I dan 88,6% pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa Penggunakan model pembelajaran Numbered Head Together PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009.57 Selain itu penelitian yang sama yang dilakukan oleh Retno Murgiyanti dengan judul penelitian Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPS Terpadu Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Sambi Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Terpadu. Hal ini dapat dilihat dari indikator motivasi belajar Siswa yang aktif bertanya sebelum tindakan sebesar 25%, pada siklus I meningkat menjadi 40,6% dan pada siklus II meningkat menjadi 53,1% siklus III sebesar 81,2%.58 C. Kerangka Berpikir Pembelajara ini dibuat untuk mengaktifkan siswa dalam Proses pembelajaran. Dengan aktifnya siswa dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih mudah dalam menerima dan memahami pelajaran yang diberikan, selain itu siswa dilatih untuk bisa bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran. Siswa diberi kesempatan bertukar pikiran dan berbagi pengalaman dalam proses pembelajaran. Dengan aktifnya siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran. Yudho Nugrogo, Peningkatan hasil belajar IPS sejarah Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009. http://lib.unnes.ac.id/2591/1/4703. pdf diakses tanggal 8 September 2016, pukul 11:12 WIB. 58 Retno Murgiyanti, Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPS Terpadu Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Sambi Tahun Pelajaran 2012/2013. http://eprints.ums.ac.id/23149/1/2. pdf diakses tanggal 17 Oktober 2016. pukul 20:44. 57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan melatih kerjasama dalam mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan. Dalam kelompok siswa dapat saling bekerja sama, bertukar pikiran, dan berbagi informasi untuk menjawab tugas-tugas dan soal dalam kelompok. Model Numbered Head Together atau pembelajaran kepala bernomor memanfaatkan media yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Setiap siswa yang terbagi dalam kelompok mendapat kartu bernomor yang fungsinya untuk memberi tanggung jawab kepada siswa dan nomor tersebut akan disebut secara acak oleh guru untuk menjawab tugas kelompoknya sehingga, siswa akan selalu siap dalam pembelajaran. Pengunaan model Numbered Head Together (NHT) siswa akan lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi dan prestasi siswa akan meningkat, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Pembelajaran Sejarah Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Proses Pembelajaran; 1. 2. 3. Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah Siswa aktif dalam kelas Siswa bekerja sama dalam anggota kelompok untuk memecahkan masalah Siswa saling berbagi informasi dalam proses pembelajaran Bagan I : Skema Kerangka Berpikir. D. Hipotesis Adapun hipotesis kerja dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melalui pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. 2. Melalui pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK dengan model Kurt Lewin. Konsep Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin terdiri dari empat langkah, yaitu (1) perencanaan (planning); (2) aksi atau tindakan (acting); (3) observasi (ovserving); (4) refleksi (reflecting).59 Penelitian Tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri. 60 Tujuan penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan menemukan model yang inovatif untuk memecahkan masalah yang dialami oleh pendidik dan peseta didik. Penelitian Tindakan Kelas ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki prestasi dan motivasi belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini mempunyai manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Melalui Penelitian Tindakan Kelas ini juga peneliti mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengatahuan dan keterampilan sendiri. Disisi lain peneliti juga berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut. Irma Pujiati dan Nyata, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru,Praktik, Praktis dan, Mudah,Alfabeta, Bandung, 2011, hlm.22. 60 Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidikan dan Keilmuan, Erlanga, Jakarta, 2014, hlm. 19. 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta untuk mata pelajaran sejarah di kelas XI IPS 1. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016, yaitu pada bulan April 2016. Penentuan waktu penelitian mangacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. 3. Siklus PTK PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran sejarah melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). C. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah untuk peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Nambered Head Together (NHT) pada siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Adapun jumlah siswa kelas XI IPS 1 adalah berjumlah 30 siswa. D. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), motivasi dan prestasi sejarah siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 E. Variabel-variabel Penelitian Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas, yaitu 1. Variabel bebas (X) : Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). 2. Variabel terikat (Y) : Motivasi dan Prestasi belajar. F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Belajar Belajar dapat dipahami sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. 2. Motivasi Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas dalam hal pertumbuhan gairah, merasa senang, semangat untuk belajar. Atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. 3. Prestasi Prestasi belajar ialah hasil usaha, bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 4. Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan poses pengetahuan yang dibangun secara bertahap melalui pengalaman, kecakapan sehingga terus berkembang. 5. Pembelajaran Kooperatif Sebuah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. 6. Model Numbered Head Together Numbered Head Tohether atau kepala bernomor merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dalam bentuk diskusi atau kerja kelompok. G. Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana situasi dan kondisi awal kelas dan selama pembelajaran berlangsung terhadap metode yang digunakan, dan keaktifan siswa sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) 2. Tes Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman keberhasilan siswa, baik sebelum memulai pembelajaran maupun sesudah pelajaran. Ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 3. Wawancara Wawancara digunakan untuk mengetahui, dan menggali informasi kondisi awal siswa yang digunakan untuk menentukan model pembelajaran apa yang cocok digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. 61 H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan untuk mengumpulkan data kegiatan tersebut menjadi sistematis dan memudahkan peneliti dalam memperoleh data tersebut.62 1. Alat Pengumpulan Data a. Observasi Obersevasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Adapun alat-alat dalam observasi adalah lembar obeservasi aktivitas siswa di kelas serta lembar observasi skala sikap untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. b. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together. Adapun alat-alat dalam tes hasil belajar adalah seperti soal-soal pilihan ganda dan soal tugas diskusi di kelas. 61 62 Ibid, hlm. 125-126 Suharsimi Arikunto, Managemen Penelitian, Renika Cipta, Jakarta, hlm. 100. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 c. Wawancara Wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan awal motivasi dan prestasi belajar siswa. Alat dalam wawancara ini adalah lembar pertanyaan untuk guru mata pelajaran dan peserta didik. 2. Validitas dan Reliabilitas a. Validitas Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keberhasilan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria. 63 Untuk mengetahui tingkat validitas atas uji coba instrumen maka peneliti mengunakan rumus sebagai berikut; 𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌) √(𝑁(∑𝑋 2 ) − (∑𝑋)2 )𝑥(𝑁(∑𝑌 2 ) − (∑𝑌)2 ) Keterangan : 𝑟𝑥𝑦 : koofisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan N : jumlah peserta tes ∑Y : jumlah skor total ∑X : Jumlah skor butir soal 2 ∑X : jumlah kuadrat skor butir soal ∑𝑋𝑌 : jumlah hasil kali skor butir soal64 Setelah dihitung dengan rumus tersebut, maka untuk mengetahui besar taraf signifikan butir item dihitung dengan rumus 65: Arikunto Suharsimin, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2013, hlm. 65 Daryanto, Penelitan Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah beserta contohcontohnya, Gava Media, Yogyakarta, 2011, Hlm. 187 65 Nana Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 2002, hlm. 380. 63 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 𝑡= √𝑟 2 . (𝑛 − 1) (1 − 𝑟 2 ) Keterangan : t = taraf signifikan r = korelasi skor item dengan skor total n = jumlah butir aitem setelah didapat taraf signifikannya, kemudian dikonsultasikan pada tabel t signifikan.66 b. Reliabilitas Untuk mencari rliabilitas instrumen, maka peneliti mengunakan rumus Spearmen-Brown yakni dengan teknik belah dua ganjil-genap dengan mengelompokkan skor butir ganjil sebagai pembelahan pertama dan skor genap sebagai pembelahan kedua. Reliabilitas soal tes mengunakan rumus: 𝑟11 11 2. 𝑟 2 2 = 11 1+𝑟 22 Keterangan : 𝑟 1⁄2 1⁄2 𝑟11 = korelasi antara skor-skor setiap belahan = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan. 3. Hasil Uji Coba Instrumen Berikut merupakan hasil dari pengujian instrumen penelitian di lapangan yang dilakukan peneliti. a. Validitas Instrumen dinyatakan valid jika mencapai taraf signifikan 0,75 ke atas. Bila taraf signifikan tersebut di bawah 0,75 maka instrumen dinyatakan gugur. Berikut ini hasil pengujian validitas di lapangan. 66 Ibid, hlm. 491. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 1) Motivasi Berikut hasil pengujian instrumen di lapangan, dari 50 item yang valid berjumlah 43 item, dan instrumen yang gugur berjumlah 7, yaitu nomor 2, 6, 12, 34, 38, 40, dan 46 pada pra siklus. Pada siklus I dari 45 item yang valid berjumlah 33 item, dan instrumen yang gugur berjumlah 12, yaitu nomor 6, 7, 8, 9, 14, 16, 18, 28, 38, 41, 42 dan 44. Sedangkan pada siklus II dari 45 item yang vali berjumlah 42, dan instrumen yang gugur berjumlah 3, yaitu nomor 20, 22 dan 28. 2) Prestasi Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, dari 25 item yang valid berjumlah 19 dan instrumen yang gugur berjumlah 6 item yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 6 dan 9 pada siklus I. Kemudian pada siklus II, dari 25 item yang valid berjumlah 16 item dan yang gugur berjumlah 9 item yaitu nomor 1, 2, 3, 6, 8, 16, 19, 24 dan 25. b. Reliabilitas Instrumen dinyatakan reliabel jika mencapai taraf signifikan 0,75 ke atas. Bila taraf singnifikan instrumen tersebut di bawah 0,75 maka instrumen dinyatakan tidak reliabel. Berikut ini merupakan hasil pengujian reliabilitas di lapangan. 1) Motivasi Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, tingkat reliabilitas instrumen adalah r= 0,743 atau ntaraf signifikansinya adalah 0,995 dari 50 item pada pra siklus. Pada siklus I, tingkat reliabilitas instrumen adalah r= 0,587 atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 taraf singnifikansinya adalah 0,995 dari 45 item. Pada siklus II, tingkat reliabilitas instrumen adalah r= 0,671 atau taraf signifikannya adalah 0,995 dari 45 item. 2) Prestasi Berdasarkan hasil pengujian instrument di lapangan, tingkat reliabilitas instrument adalah r= 0,683 atau taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 25 item pada siklus I. Pada siklus II, tingkat reliabilitas instrument adalah r= 0,562 atau taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 25 item. I. Desain Siklus Penelitian Berikut ini merupakan desain penelitian tindakan kelas yang akan digunakan tabel Siklus Rancangan Penelitian menurut Kurt Lewin.67 Bagan II : Rancangan Siklus Penelitian J. Analisis data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi terhadap 67 Arikunto Suharsimin, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, bumi Aksara, 2006, hlm. 16. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. Sedangkan data kuantitatif berupa hasil tes prestasi setiap siklus. 1. Data Kualitatif Data kualitatif dianalisis melalui hasil observasi dengan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Aspek-aspek yang perlu diamati berupa kegiatan on task dan off task. a) On Task : merupakan aktivitas yang relevan dengan kegiatan pembelajaran. Sepeti memerhatikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. b) Off Task : merupakan perilaku yang muncul dalam kegiatan pembelajaran dan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.68 Tabel 1 : On task No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aspek yang Diamati Siswa siap mengikuti proses pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mencatat hal-hal penting Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok Siswa bertanya kepada guru Siswa menanggapi pertanyaan teman Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa menghargai pendapat teman Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik Tabel 2 : Off tas No 1 2 3 4 5 Aspek yang Diamati Siswa mengobrol di dalam kelas Siswa banyak mengantuk Siswa sibuk bermain handphone Siswa keluar masuk kelas Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru http://eujurnal.unesa.ac.ac.id/article/19032/13/article.pdf. Tanggal akses, 18 Januari 2016, pukul 23:00 WIB. 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 Penilaian dilihat melalui skor pada lembar observasi aktivitas siswa pada kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta melalui model pembelajaran Numbered Head Together . Cara memperoleh skor sebagai berikut: Tabel 3 : Kriteria Penilaian Hasil Pengamatan Aktifitas Belajar. 𝑁= Kriteria Indikator Nilai Kualitatif 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah ∑ perolehan x 100 ∑ total perolehan Keterangan: N Ʃ skor perolehan Ʃ skor maksimal = nilai hasil pengamatan = hasil perolehan dari aspek yang dinilai = hasil akhir skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati 2. Data Kuantitatif Data kuantitatif digunakan untuk membandingkan setiap siklus dimana setiap siklus yang telah dilakukan akan dibandingkan satu dengan yang lainnya. Dalam menganalisis tiap siklus yang dilakukan oleh peneliti didasari pada kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan penelitian. Setelah diketahui kondisi awal maka barulah peneliti melanjutkan ke siklus 1. Selanjutnya membandingkan antara kondisi awal dengan siklus 1. Setelah dilakukan perbandingan dan belum ada menunjukkan tingkat perubahan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan siklus 2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Pedoman untuk menganalisis data penelitian sebagai berikut; Tabel 4 : Kriteria Penilaian Kategori 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Cara memperoleh skor sebagai berikut; 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = ∑ perolehan x 100 ∑ total perolehan Keterangan: N Ʃ skor perolehan Ʃ skor maksimal = nilai hasil pengamatan = hasil perolehan dari aspek yang dinilai = hasil akhir skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati K. Prosedur Penelitian Dalam proses Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan melalui dua siklus. Adapun prosedur pelaksanaannya diuraikan sebagai berikut: 1. Persiapan a. Permintaan Izin Permintaan izin kepada kepala sekolah dan kepada guru sejarah kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, dan pihak Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. b. Obsevasi Observasi dilakukan di kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, dengan jumlah 30 siswa yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 sebelum dilakukan penelitian dan mengetahui model pembelajaran serta media yang digunakan oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together. c. Menyusun Silabus Silabus dibuat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Artinya silabus rnerupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar. d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan Pembelajaran disusun dan disesuaikan dalam dua siklus penelitian. e. Menyiapkan Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan instrumen yaitu soal tes, lembar pengamatan siswa. 1. Rencana Tindakan. a. Siklus 1 1) Perencanaan a) Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat pelaksanaan. Hal tersebut seperti: Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan digunakan sebagai skenario pembelajaran sejarah dengan tipe Numbered Head Together (NHT). b) Pembuatan materi pembelajaran sejarah yang akan digunakan pelaksanaan proses pembelajaran. saat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 c) Pembuatan soal tes yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar sejarah siswa. d) Pembuatan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati peningkatan motivasi belajar siswa. e) Pembuatan angket yang akan digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan di dalam kelas sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Guru akan mempraktikan tipe Numbered Head Together (NHT) pada saat proses pembelajaran sejarah. Langkah-langkahnya sebagai berikut; a) Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor b) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawabannya dengan baik. d) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka. e) Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru menunjukkan nomor lain. f) Kesimpulan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 4. Pengamatan Observasi dilakukan melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan dan melakukan pencatatan dalam lembar observasi. Pengamatan dilakukan dengan melihat berbagai tindakan yang muncul selama pembelajaran dan mencerminkan aspek motivasi belajar sejarah siswa. 5. Refleksi Proses refleksi dilakukan dengan diskusi bersama guru mata pelajaran sejarah mengenai lembar observasi yang dibuat selama pembelajaran. Dari lembar observasi tersebut, dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, kemudian dilakukan identifikasi permasalahan yang muncul serta kekurangan dalam pengimplementasian tipe selama proses pembelajaran, dan selanjutnya disusun pemecahan atas masalah-masalah yang muncul tersebut. b. Siklus 2 Pada siklus II ini kegiatannya hampir sama dengan siklus I, tetapi tindakan pada siklus II diperbaiki berdasarkan hasil refleksi pada akhir siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus I agar mencapai indikator keberhasilan. 1) Perencanaan Peneliti membuat perencanaan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan merupakan rencana tindakan selanjutnya pada siklus kedua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 2) Pelaksanaan Guru mengimplementasikan pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3) Pengamatan Tim peneliti yaitu guru dan kolaborator, melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran model Numbered Head Together (NHT). 4) Refleksi Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua. Kemudian melihat apakah ada peningkatan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan siklus I. L. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan yang dicapai dengan membendingkan target awal dari penelitian tersebut. Tabel 5 : Target Indikator Keberhasilan No 1 2 Variabel Motivasi Prestasi Pra Siklus Siklus I Siklus II 26,67% 63,33% 65% 80% 75% 85% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang beralamat di Jl. Jend. Sudirman No.87, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Sebelum melakukan kegiatan penelitian, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi awal siswa di kelas. Penelitian tindakan kelas ini mulai dilakukan pada tanggal 14 April-12 Mei 2016 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta pada siswa kelas XI IPS 1. 1. Observasi Pra Siklus Observasi pra siklus dilakukan pada tanggal 14 April 2016 di kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada mata pelajaran sejarah. Observasi pra siklus dilakukan pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan guru mata pelajaran sejarah Bapak Priyo Cahyono, S.Pd. Sebelum masuk pada kegiatan pembelajaran peneliti diperkenalkan oleh guru mata pelajaran sejarah, setelah itu guru mata pelajaran menyerahkan jam pelajaran untuk melakukan observasi pra siklus oleh peneliti. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru meminta salah satu siswa untuk meminjamkan buku paket di perpustakaan. Ketika pelajaran dimulai guru memulainya dengan kegiatan apersepsi sebelum masuk pada materi pembelajaran terlihat siswa begitu kurang mengikuti proses pembelajaran, situasi kelas sangat ramai dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Saat guru melontarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 pertanyaan kepada siswa hanya beberapa siswa saja yang berani mengemukakkan jawabannya. Kegiatan belajar selanjutnya guru membentuk kelompok-kelompok untuk mendiskusikan materi yang sedang dipelajari. Dalam kegiatan diskusi kelompok banyak dari siswa yang mengobrol dengan teman satu kelompok. Ketika jam diskusi yang ditentukan selesai, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan meminta perwakilan untuk mempresentasikan hasilnya. Dalam hal ini, terlihat siswa tidak mau untuk maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya siswa saling tunjuk pada teman kelompoknya untuk maju di depan kelas. Dalam kegiatan pembelajaran juga siswa sangat sedikit yang mau memperhatikan ataupun bertanya. Berikut adalah tabel hasil observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tanggal 14 April 2016 di kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Tabel 6 : Hasil Pengamatan Pra Siklus Aktivitas Siswa On Task No Aspek yang Diamati Jumlah % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Siswa siap mengikuti proses pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mencatat hal-hal penting Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok Siswa bertanya kepada guru Siswa menanggapi pertanyaan teman Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa menghargai pendapat teman Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik 15 17 0 5 0 0 2 8 2 50 56,66 0 16,66 0 0 6,66 26,66 6,66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Tabel 7 : Hasil Pengamatan Pra Siklus Aktivitas Siswa Off Task No 1 2 3 4 5 Aspek yang Diamati Siswa mengobrol di dalam kelas Siswa banyak yang mengantuk Siswa sibuk bermain handphone Siswa keluar masuk kelas Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru Jumlah 20 4 8 4 13 % 66,66 13,33 26,66 13,33 43,33 Berdasarkan observasi pra siklus di atas, menunjukkan siswa aktif bekerja sama dalam kelompok sebanyak 5 siswa dengan jumlah 16,66%. Siswa bertanya kepada guru 0%. Siswa menanggapi jawaban teman 0%. Siswa mengobrol di dalam kelas sebanyak 20 atau 66,66%. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 13 siswa atau 43,33%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan siswa masih sangat pasif dalam kegiatan pmbelajaran di kelas. Selain observasi pra siklus peneliti juga melakukan pengamatan terhadap motivasi siswa kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran sejarah. Pengamatan motivasi ini dilakukan dengan memberi tes skala sikap pada siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat motivasi belajar sejarah siswa pada kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Berikut ini merupakan tabel kondisi awal motivasi belajar siswa: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Tabel 8 : Data Keadaan Awal Motivasi Belajar No 1 DY 2 FCH 3 UDP 4 DPI 5 AP 6 AK 7 FS 8 FMR 9 GEDL 10 JRP 11 EGP 12 KILP 13 MMS 14 NAD 15 PK 16 RV 17 WR 18 AJP 19 ARW 20 AP 21 AN 22 CBAK 23 EDSS 24 END. BR. S 25 NN 26 RIM 27 SB 28 TH 29 AGNW 30 WRS Rata-rata Skor Tertinggi Skor Terendah Nama Skor 56,8 78,8 56 57,6 59,2 63,6 84 58,8 86 80 59,6 58 81,6 62,8 57,6 58,4 61,6 79,6 52 62,8 62,8 58,4 81,6 63,2 64,4 70 58,4 58,4 55,6 52 64,65 86 52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi belajar sejarah siswa dapat dilihat menggunakan skala kriteria penilaian berikut ini. Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Motivasi Belajar No 1 2 3 4 5 Skala Motivasi 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah Frekuensi (%) 0 6 2 9 13 30 0 20 6.67 30 43.33 100 Rata-rata 64,65 Berdasarkan data di atas, motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 masih sangat rendah. Berdasarkan data yang diperoleh menyebutkan bahwa siswa mendapatkan nilai sangat tinggi adalah 0%. Siswa dengan motivasi belajar tinggi adalah 20%, dan 6,67% siswa memiliki motivasi cukup berjumlah 30% sedangkan siswa yang memperoleh motivasi belajar sangat rendah berjumlah 43,33%. Berikut ini merupakan diagram persentasi keadaan awal motivasi belajar siswa. 0% SANGAT TINGGI 20% TINGGI 43% 7% CUKUP RENDAH 30% SANGAT RENDAH Gambar III : Diagram Keadaan Awal Motivasi Belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Selain melihat motivasi belajar sejarah siswa peneliti juga melihat keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa. Untuk melihat prestasi awal peneliti mengambil nilai akhir semester satu yang diperoleh dari guru mata pelajaran sejarah. Berikut tabel keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Tabel 10 : Data Keaadaan Awal Prestasi Belajar No DY 1 FCH 2 UDP 3 DPI 4 AP 5 AK 6 FS 7 FMR 8 GEDL 9 10 JRP 11 EGP 12 KILP 13 MMS 14 NAD 15 PK 16 RV 17 WR 18 AJP 19 ARW 20 AP 21 AN 22 CBAK 23 EDSS 24 END. BR. S 25 NN 26 RIM 27 SB 28 TH 29 AGNW 30 WRS Jumlah Persentase Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Nama KKM Nilai 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 85 78 70 75 77 65 72 70 70 70 78 70 76 79 70 78 80 75 79 70 81 75 81 87 75 82 77 74 80 70 2269 87 65 75.63 Keterangan T TT 19 11 63.33 % 36.67 % PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Berdasarkan data di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta sebelum diterapkan model pembelajaran model Numbered Head Together (NHT) menunjukkan siswa yang mencapai KKM adalah 19 siswa atau 63,33%. Sedangkan siswa yang masih dibawah KKM berjumlah 11 siswa atau 36,67%. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan masih banyak siswa yang belum mencapai KKM sehingga perlu adanya perbaikan. Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 11 : Distribusi Frekuensi Keadaan Awa Prestasi Belajar. NO 1 2 3 4 5 Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah Skala prestasi Frekuensi (%) 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 0 7 22 1 0 30 0 23,33 73,33 3,33 0 100% Ratarata 75,63 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, menunjukkan siswa prestasi belajar rendah berjumlah 3,33%. Sedangkan siswa dengan prestasi tinggi berjumlah 23,33%, siswa berprestasi cukup berjumlah 73,33% dan siswa memperoleh prestasi sangat tinggi dan sangat rendah berjumlah 0%. Berikut ini merupakan diagram prestasi pra siklus siswa kelas XI IPS 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 0% 0% 4% 23% 73% SANGAT TINGGI TINGGI CUKUP RENDAH SANGAT RENDAH Gambar IV : Diagram Prestasi Pra siklus. 2. Siklus I Siklus pertama dilaksanakan sebanyak tiga pertemuan, pertemuan pertama dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 dan 25 April 2016 pada jam 07.00-08.30 digunakan untuk mengajar. Sedangkan untuk pertemuan ketiga digunakan untuk tes guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam materi yang sudah diberikan. Pada pertemuan pertama materi yang digunakan adalah “Revolusi Amerika” pada pertemuan ini siswa yang hadir 26 siswa dari 30. Sedangkan pada pertemuan kedua materi yang dibahas “Revolusi Perancis” pada pertemuan ini ada 26 siswa yang hadir dan 4 siswa yang tidak hadir. Pada siklus pertama dimulai, peneliti mulai menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together. Berikut ini langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus pertama, yaitu: a. Perencanaan Siklus I Kegiatan pada siklus pertama ini peneliti menyiapkan semua perangkat pembelajaran yang meliputi, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), silabus, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 meteri pembelajaran, media pembelajaran, lembar instrumen aktivitas siswa, lembar kerja siswa. Berikut ini penjelasan mengenai berbagai persiapan pada tahap perencanaan tindakan siklus I. 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pada tahap pembuatan RPP peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing. Selain konsultasi dengan dosen pembimbing peneliti berkoordinasi dengan guru mata pelajaran untuk membahas tindakan ataupun skenario pembelajaran dan berbagai persiapan pembelajaran. RPP dibuat sesuai dengan model yang digunakan yaitu model Numbered Head Together. Dalam perencanaan siklus I ini peneliti membuat dua RPP untuk pertemuan pertama dan kedua. 2) Materi Pembelajaran Materi pembelajaran yang digunakan pada siklus I ini adalah tentang pengaruh Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, revolusi industri dan Revolusi Rusia terhadap perkembangan-perkembangan nasional Indonesia. 3) Membuat Silabus Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Pada tahap pembuatan peneliti berkoordinasi dengan guru mata pelajaran dan konsultasi dengan dosen pembimbing. 4) Media Pembelajaran Dalam proses pembuatan materi pembelajaran media pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Numbered Head Together dalam bentuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 kartu bernomor. Setiap siswa akan diberikan nomor gunanya untuk memanggil siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Selain itu peneliti menggunakan media pembelajaran berupa power point guna mempermudah penyampaian materi kepada siswa. 5) Lembar Skala Sikap Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya melihat prestasinya saja tetapi juga melihat motivasi belajar sejarah siswa. Dalam tahap ini peneliti membuat sejumlah pertanyaan yang berjumlah 40 pertanyaan yang diberikan pada siklus pertama. b. Tindakan Siklus I Pada siklus pertama ini, tindakan yang dilakukan mengacu pada RPP yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Pada siklus pertama dilaksanakan sebanyak tiga kali. Untuk pertemuan pertama dan kedua digunakan untuk materi sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk tes guna mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang sudah diberikan oleh guru. Berikut ini merupakan uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus pertama. 1) Tindakan Pertemuan I Pertemuan pertama ini dilakukan pada hari Senin tanggal 18 April 2016, jam pelajaran 1-2 (07.00-08.30 WIB). Pada tahap ini peneliti menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran yang dibahas adalah “Revolusi Amerika”. Berikut ini langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 a) Pendahuluan / Kegiatan Awal (20 menit) Memberi salam, menayakan kabar siswa, dilanjutkan mengabsen siswa Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya “Revolusi Amerika”. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar tentang situasi proses terjadinya “Revolusi Amerika”. b) Kegiatan inti (60 menit) Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dibahas tentang revolusi Amerika. Kemudian siswa dibagi dalam 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Setelah semua siswa berada dalam kelompoknya masing-masing, guru memberikan kartu bernomor kepada semua siswa. Kemudian guru memberikan soal-soal yang harus didiskusikan oleh setiap kelompok. Setelah selesai berdiskusi, guru memanggil nomor secara acak. Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya, guru kembali memanggil nomor-nomor yang telah dibagikan kepada setiap siswa lalu maju dan mempresentasikan hasil diskusinya begitu seterusnya. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada siswa yang maju di depan kelas dan kelompok menjawab pertanyaan temanya yang bertanya. c) Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Guru dan siswa mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil mengenai terjadinya “Revolusi Amerika”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Guru memberi tugas lanjutan. 2) Tindakan Pertemuan II Pertemuan kedua ini dilakukan pada hari Senin tanggal 25 April 2016, dengan jam pelajaran ke 1-2 (07.00-08.30 WIB). Pada pertemuan ini tindakan yang dilakukan hampir sama dengan pertemuan pertama. Materi yang digunakan pada pertemuan kedua ini adalah “Revolusi Perancis”. a) Pendahuluan / Kegiatan Awal (20 menit) Memberi salam, menayakan kabar siswa, dilanjutkan mengabsen siswa. Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya “Revolusi Perancis”. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar tentang situasi proses terjadinya “Revolusi Perancis”. b) Kegiatan Inti (60 menit) Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dibahas tentang revolusi Perancis. Kemudian siswa dibagi dalam 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Setelah semua siswa berada dalam kelompoknya masing-masing, guru memberikan kartu bernomor kepada semua siswa. Kemudian guru memberikan soal-soal yang harus didiskusikan oleh setiap kelompok. Setelah selesai berdiskusi, guru memanggil nomor secara acak. Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya, guru kembali memanggil nomor-nomor yang telah dibagikan kepada setiap siswa lalu maju dan mempresentasikan hasil diskusinya begitu seterusnya. Kemudian guru memberi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada siswa yang maju di depan kelas dan kelompok menjawab pertanyaan temanya yang bertanya. c) Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Guru dan siswa mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil mengenai terjadinya “Revolusi Perancis”. Guru memberi tugas lanjutan 3) Tindakan Pertemuan III Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 28 April 2016 pada jam pelajaran ke 1-2 (07.00-08-30 WIB). Pertemuan ketiga ini digunakan untuk tes untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa pada materi yang sudah diberikan. c. Pengamatan atau Observasi Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran yang berlangsung di kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan menggunakan pedoman lembar observasi yang telah disiapkan. Selain itu pengamatan juga dilakukan terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa. 1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas Siklus I Aktivitas kegiatan siswa diukur sesuai indikator yang terdapat pada RPP pada kegiatan diskusi siswa di dalam kelas. Berikut ini merupakan data aktivitas siswa pada pertemuan pertama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 Tabel 12 : On Task Siklus I Pertemuan 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aspek yang Diamati Siswa siap mengikuti proses pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mencatat hal-hal penting Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok Siswa bertanya kepada guru Siswa menanggapi pertanyaan teman Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa menghargai pendapat teman Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik Jumlah Siswa 19 15 3 5 2 1 2 4 1 (%) 63,33 50 10 16,66 6.66 3.33 6.66 13,33 3.33 Berdasarkan data di atas, pada tabel on task siklus I pertemuan pertama terjadi sedikit peningkatan walaupun tidak begitu signifikan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan siswa siap mengikuti proses pelajaran 63,33%. Siswa memperhatikan penjelasan guru berjumlah 50%. Siswa yang aktif bekerja sama dalam kelompok berjumlah 16,66%. Pada pertemuan pertama dari semua indikator masih sangat rendah, dalam data tersebut indikator masih sangat rendah terlihat pada siswa bertanya pada guru hanya 2 orang siswa dengan jumlah 6,66%, siswa berani mengemukakkan pendapat 2 orang siswa dengan jumlah 6,66%. Sedangkan siswa menanggapi pertanyaan teman 1 orang siswa dengan jumlah 3,33% hal ini menunjukkan dari semua indikator kegiatan siswa masih sangat rendah, siswa masih belum berperan aktif dalam proses pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Tabel 13 : Off Task Siklus I Pertemuan 1 No 1 2 3 4 5 Aspek yang Diamati Siswa mengobrol di dalam kelas Siswa banyak yang mengantuk Siswa sibuk bermain handphone Siswa keluar masuk kelas Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru Jumlah Siswa 15 3 6 3 15 (%) 50 10 20 10 50 Berdasarkan data off task siswa mengobrol di dalam kelas berjumlah 50%. Siswa bermain handphone 20%. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru berjumlah 50%. Pada pertemuan pertama dari beberapa indikator masih banyak siswa belum mengikuti pelajaran dengan baik, siswa masih sibuk dengan dirinya sendiri. Tabel 14 : On Task Siklus I Pertemuan 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aspek yang Diamati Siswa siap mengikuti proses pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mencatat hal-hal penting Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok Siswa bertanya kepada guru Siswa menanggapi pertanyaan teman Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa menghargai pendapat teman Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik Jumlah Siswa 25 19 8 15 6 7 14 22 3 (%) 83,33 63,33 26,66 50 20 23,33 46,66 73,33 10 Berdasarkan data aktivitas siswa pada siklus I pada pertemuan kedua, siswa siap mengikuti pembelajaran 83,33%. Siswa aktif bekerja sama aktif bekerja sama dalam kelompok 50%. Siswa menanggapi pertanyaan teman 23,33%. Siswa berani mengemukakan pendapat 46,66%. Siswa menghargai pendapat teman 73,33% sedangkan siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 baik 10%. Jika dilihat dari hasil data on task aktivitas siswa pada pertemuan kedua ini mulai mengalami peningkatan siswa mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa sudah mulai mau bekerjasama dalam kelompok, siswa sudah mulai berani mengemukakkan pendapat dan menanggapi pertanyaan teman. Tabel 15 : Off Task Siklus I Pertemuan 2 No 1 2 3 4 5 Aspek yang Diamati Siswa mengobrol di dalam kelas Siswa banyak yang mengantuk Siswa sibuk bermain handphone Siswa keluar masuk kelas Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru Jumlah Siswa 7 1 4 1 11 (%) 23,33 3,33 13,33 3,33 36,66 Berdasarkan data Off task pada pertemuan kedua siklus I, menunjukkan terjadi penurunan aktifitas negatif siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa masih mengobrol di dalam kelas berjumlah 23,33%. Siswa yang mengantuk 3,33%. Siswa sibuk bermain handphone 13,33%. Siswa keluar masuk kelas 3,33%, dan siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru 36,66%. Berdasarkan temuan hasil data aktivitas siswa menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa mengobrol di kelas, sibuk bermain hanpone dan siswa masih kurang memperhatikan penjelasan guru masih sangat tinggi. 2) Motivasi Belajar Siswa Siklus I Motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh berdasarkan hasil skala sikap yang dikerjakan oleh siswa. Berikut ini merupakan data motivasi belajar siswa pada siklus I. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Tabel 16 : Data Motivasi Belajar Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama DY FCH UDP DPI AP AK FS FMR GEDL JRP EGP KILP MMS NAD PK RV WR AJP ARW AP AN CBAK EDSS END. BR. S NN RIM SB TH AGNW WRS Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Skor 67,2 72,4 78 78 75,6 66,8 76,4 71,6 75,2 74,4 74,8 68,8 74,8 72,4 80 77,6 77,6 78 73,6 78,8 78 77,6 74,8 77,6 80,4 68,8 78,4 70,8 79,6 72,4 75,01 80,4 66,8 Untuk melihat tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat dilihat menggunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Tabel 17 : Distribusi Frekuensi Keadaan Motivasi Belajar Siklus I No 1 2 3 4 5 Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah Skala Motivasi 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 Frekuensi (%) 0 3 23 4 0 30 0 10.00 76.7 13.33 0 100% Ratarata 75,01 Berdasarkan data di atas, motivasi belajar siswa mulai mengalami peningkatan dengan rata-rat skor 75,01. Pada skor dengan kriteria motivasi belajar siswa tinggi 10%, kemudian motivasi siswa dengan kriteria cukup berjumlah 76,7 sedangkan motivasi belajar dengan kriteria rendah 13,33%, dan motivasi dengan kriteria sangat rendah 0%. Sehingga terdapat perubahan motivasi belajar siswa pada siklus I yang mengalami peningkatan. Berikut ini merupakan merupakan diagram motivasi belajar siswa siklus I. 0% 0% 13% 10% SANGAT TINGGI TINGGI CUKUP 77% RENDAH Gambar V : Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus I. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 3) Prestasi Belajar Sejarah Siklus I Prestasi belajar siswa diukur melalui hasil tes penelitian proses dan hasil penelitian produk. Hasil penilaian proses yaitu berupa hasil penilaian terhadap tugas-tugas kelompok dan pengamatan keterampilan kooperatif siswa dalam diskusi. Sedangkan hasil penilaian produk adalah berupa hasil tes. Prestasi belajar siklus I yang dilakukan dapat dilihat pada data sebagai berikut: Tabel 18 : Nilai Perolehan Prestasi Pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama DY FCH UDP DPI AP AK FS FMR GEDL JRP EGP KILP MMS NAD PK RV WR AJP ARW AP AN CBAK EDSS END. BR. S NN RIM SB TH AGNW WRS Jumlah Persentase Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata KKM Nilai 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 90 84 76 76 76 80 48 76 76 76 76 78 76 78 84 64 80 82 82 76 84 80 40 94 76 90 84 84 78 80 2324 94 40 77,47 Keterangan T TT 27 3 90% 10% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Berdasarkan data tabel di atas, siswa yang mencapai nilai KKM berjumlah 27 siswa atau 90%. Sedangkan siswa yang belum mencapai nilai KKM berjumlah 3 siswa atau 10,0%. Dan nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I adalah 77,47. Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus I terdapat peningkatan terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1. Berikut ini merupakan tabel kriteria prestasi belajar siswa pada siklus I. Tabel 19 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siklus I No Kriteria 1 2 3 4 5 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah Skala Prestasi 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 Frekuensi (%) Ratarata 3 11 13 1 2 30 10.00 36.67 43.33 3.33 6.67 100 % 77.47 Berdasarkan data di atas, terjadi peningkatan dengan perolehan rata-rata skor 77,47. Pada kriteria sangat tinggi skor yang diperoleh 10%, sedangkan 36,67% siswa memperoleh nilai tinggi, 43,33% siswa memperoleh nilai dengan kriteria cukup. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai rendah 3,33%, dan siswa memperoleh nilai dengan kriteria sangat rendah 6,67%. Untuk melihat tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa dapat dilihat melalui diagram berikut ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 3% 7% 10% SANGAT TINGGI 43% 37% TINGGI CUKUP Gambar VI : Diagram Prestasi Belajar Siklus I d. Refleksi Siklus I Refleksi pada siklus I tujuannya adalah meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1. Dalam proses belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together, pada siklus I cukup berhasil meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa bila dibandingkan dengan Pra siklus, hal ini dapat dilihat peningkatan yang terjadi setelah dingunakannya model pembelajaran Numbered Head Togother dari 30 siswa yang mengikuti tes 27 siswa mencapai KKM atau (90%), sedangkan yang belum mencapai KKM berjumlah 3 siswa atau (10%) dengan rata-rata 77,47. Meskipun telah terjadi penigkatan pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan maupun hambatan-hambatan yang dialami peneliti maupun siswa. Dalam proses belajar mengajar peneliti masih kurang mampu mengelola kelas dengan baik, peneliti masih belum mampu mengendalikan aktivitas siswa di kelas. Siswa masih terlihat bebas keluar masuk kelas dan situasi kelas masih terlihat sangat ramai. Dalam diskusi kelompok, siswa masih kurang aktif, siswa masih belum berani PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 mengemukakan pendapat, siswa masih terlihat malas untuk bertanya maupun mengemukakkan pendapatnya sehingga peneliti harus melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa. Keadaan kelas yang ramai juga menghambat penyampaian materi dari guru sehingga guru harus berulang kali menegur maupun mencari perhatian siswa dengan memberi beberapa apresisasi atau beberapa pertanyaan agar siswa mau memperhatikan penjelasan guru. Jadi untuk melakukan perbaikan pada siklus I, pada siklus II untuk meningkatkan antusias siswa peneliti memberi skor dalam setiap siswa yang berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu hal yang perlu diperbaiki oleh peneliti adalah pengelolaan kelas, karena pentingnya konsentrasi dalam proses pembelajaran. Dalam siklus selanjutnya untuk meningkatkan keaktifan, maupun kendala lainnya ini mengacu pada hasil refleksi siklus I. Diharapkan pada siklus II dapat lebih meningkatkan Motivasi dan prestasi belajar siswa. 3. Siklus II Penelitian pada siklus II dilakukan dengan dua pertemuan. Pada pertemuan pertama dilakukan pada hari senin tanggal 9 Mei 2016, dengan jumlah siswa yang hadir 28 siswa dari 30 siswa kelas XI IPS 1. Pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016, pada pertemuan kedua ini digunakan untuk tes mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang telah dipelajari. Siswa yang hadir pada pertemuan kedua ini berjumlah 30 siswa. Berikut ini merupakan langkah-langkah pembelajaran model Numbered Head Together pada siklus II: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 a. Perencanaan Siklus II Penerapan siklus II disesuaikan dengan refleksi pada siklus I sehingga dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus II. Perencanaan pada siklus II hampir sama dengan yang dilakukan pada siklus I yaitu menyusun Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi, menyiapkan media pembelajaran, dan skala sikap motivasi. b. Tindakan Siklus II Pada dasarnya tindakan yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I. akan tetapi pada siklus kedua ini hanya ada 2 kali pertemuan, pertemuan pertama digunakan untuk menjelaskan materi dan pertemuan kedua digunakan untuk tes. 1) Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus kedua ini dilakukan pada hari Senin tanggal 9 Mei 2016 pada jam pelajaran 1-2 (07.00-08.30 WIB) pada pertemuan pertama ini materi yang digunakan adalah “Revolusi Rusia”. a) Pendahuluan / Kegiatan Awal (20 menit) Memberi salam, menanyakan kabar siswa, dilanjutkan mengabsen siswa. Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya “Revolusi Rusia”. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar tentang situasi proses terjadinya “Revolusi Rusia”. b) Kegiatan Inti (60 menit) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dibahas tentang revolusi Rusia. Kemudian siswa dibagi dalam 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Setelah semua siswa berada dalam kelompoknya masing-masing, guru memberikan kartu bernomor kepada semua siswa. Kemudian guru memberikan soal-soal yang harus didiskusikan oleh setiap kelompok. Setelah selesai berdiskusi, guru memanggil nomor secara acak. Siswa yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya, guru kembali memanggil nomor-nomor yang telah dibagikan kepada setiap siswa lalu maju dan mempresentasikan hasil diskusinya begitu seterusnya. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada siswa yang maju di depan kelas dan kelompok menjawab pertanyaan temannya yang bertanya. c) Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Guru dan siswa mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil mengenai terjadinya Revolusi Rusia. Guru memberi tugas lanjutan 2) Pertemuan II Pertemuan kedua ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 pada jam pelajaran ke 1-2 (07.00-08-30 WIB). Pertemuan kedua ini digunakan untuk tes untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa pada materi yang sudah diberikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 c. Pengamatan atau Observasi Siklus II Observasi yang dilakukan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan penerapan pada siklus I. Pada siklus II sama halnya dengan siklus I, pengamatan juga dilakukan terhadap prestasi belajar dan motivasi belajar siswa. Berikut merupakan data hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas: 1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas Pada siklus II, pengamatan aktivitas siswa di kelas sama halnya dengan yang dilakukan pada siklus I dan sesuai dengan indikator yang ada pada RPP pada kegiatan aktivitas siswa di kelas. Tabel 20 : On Task Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aspek Yang Diamati Siswa siap mengikuti proses pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mencatat hal-hal penting Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok Siswa bertanya kepada guru Siswa menanggapi pertanyaan teman Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa menghargai pendapat teman Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik Jumlah Siswa 30 28 20 28 13 7 15 30 11 (%) 100 93,33 66,66 93,33 43,33 23,33 50 100 36,66 Berdasarkan data On task aktifitas siswa pada siklus II, siswa siap mengikuti proses pembelajaran berjumlah 100%. Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok 93,33%. Siswa menanggapi pertanyaan teman 23,33%. Siswa berani mengemukakan pendapat 50%. Siswa menghargai pendapat teman 100%. Siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 menjawab pertanyaan guru dengan baik 36,66%. Pada siklus II aktivitas siswa sangat meningkat siswa sangat aktif bekerja sama dalam kelompok, siap mengikuti proses pelajaran dan menghargai pendapat teman hingga berani mengemukakan pendapat. Serupa dengan siklus I Selain melihat keaktifan siswa dalam kelas maupun dalam kelompok, peneliti juga melihat kegitan negatif yang siswa lakukan di dalam kelas, berikut ini merupakan tabel data kegiatan Off Task siswa pada pertemuan I pada siklus I. Tabel 21 : Off Task Siklus II No 1 2 3 4 5 Aspek yang Diamati Siswa mengobrol di dalam kelas Siswa banyak yang mengantuk Siswa sibuk bermain handphone Siswa keluar masuk kelas Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru Jumlah Siswa 5 0 3 1 2 (%) 16,66 0 10 3,33 6,66 Berdasarkan data Off task aktivitas siswa pada siklus II, terjadi penurunan ditujukkan dengan siswa yang mengobrol menurun menjadi 16,66%. Siswa mengantuk 0%. Siswa bermain handphone 10%. Siswa keluar masuk kelas 3,33% dan siswa kurang memperhatikan penjelasan guru 6,66%. Pada siklus II aktivitas Off task siswa mengalami penurunan siswa sudah mengikuti proses pembelajaran dan lebih aktif. 2) Motivasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II Motivasi belajar siswa pada siklus II dinilai mengunakan skala sikap yang dikerjakan oleh siswa di kelas. Di bawah ini merupakan data hasil motivasi belajar siswa, sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 Tabel 22 : Data Motivasi Belajar Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama DY FCH UDP DPI AP AK FS FMR GEDL JRP EGP KILP MMS NAD PK RV WR AJP ARW AP AN CBAK EDSS END. BR. S NN RIM SB TH AGNW WRS Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Skor 76.8 76 82 82 74.4 78.4 78.8 77.6 79.2 78.8 79.2 79.6 77.6 77.6 81.6 78 81.2 81.6 80.8 79.2 80 82 82 80.8 88.4 76 75.2 76.8 75.2 76.4 79,11 88,4 74,4 Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat menggunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Tabel 23 : Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siklus II No 1 2 3 4 5 Skala Motivasi 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah Frekuensi (%) 0 15 15 0 0 30 0 50 50 0 0 100 Ratarata 79,11 Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat, ditunjukka dengan data siswa dengan kriteria tinggi berjumlah 50%, dan motivasi belajar dengan kriteria cukup berjumlah 50%, Sedangkan siswa dengan kriteria Rendah dan sangat rendah berjumlah 0%. Maka dapat disimpulkan motvasi belajar sejarah pada siswa mengalami peningkatan. Berikut ini diagram motivasi belajar siswa pada siklus II. 0% 0% 0% SANGAT TINGGI 50% 50% TINGGI CUKUP RENDAH Gambar VII : Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus II 3) Prestasi Belajar Sejarah Siklus II PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Pada siklus II prestasi belajar siswa diukur melalui hasil tes penilaian proses dan hasil penilaian produk. Hasil penilaian proses yaitu berupa hasil penilaian terhadap tugas-tugas kelompok dan pengamatan keterampilan kooperatif siswa dalam diskusi. Sedangkan hasil penilaian produk adalah berupa hasil tes. Prestasi belajar siklus II yang dilakukan dapat dilihat pada data sebagai berikut: Tabel 24 : Data Prestasi Belajar Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama DY FCH UDP DPI AP AK FS FMR GEDL JRP EGP KILP MMS NAD PK RV WR AJP ARW AP AN CBAK EDSS END. BR. S NN RIM SB TH AGNW WRS Jumlah KKM Nilai 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 90 88 72 84 84 84 82 88 94 80 86 94 90 80 90 88 78 90 90 84 84 86 84 90 88 88 84 92 80 80 2572 Keterangan T TT 29 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Persentase 96,67% 3,33 % Nilai Tertinggi 94 Nilai Terendah 72 Rata-rata 85.73 Berdasarkan data tabel di atas, siswa yang mencapai nilai KKM berjumlah 29 siswa atau 96,67%. Sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM berjumlah 1 siswa atau 33,3%. Kemudian rata-rata yang dicapai tes siklus II adalah 85,73. Maka dapat disimpulkan pada siklus II mengalami peningkatan terhadap prestasi belajar siswa. Berikut ini merupakan tabel skala penilaian prestasi belajar siswa pada siklus II. Tabel 25 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siklus II No 1 2 3 4 5 Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah Skala Prestasi 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 Frekuensi (%) Ratarata 9 19 2 0 0 30 30 63.33 6.67 0 0 100% 85,73 Berdasarkan data tabel skala penilaian di atas menunjukkan terjadinya peningkatan. Siswa memperoleh kriteria sangat tinggi berjumlah 30%. Siswa dengan kriteria tinggi berjumlah 63,33%. Siswa dengan kriteria cukup 6,67%, sedangkan siswa memperoleh kriteria rendah maupun sangat rendah berjumlah 0%. Maka pada siklus II telah mengalami peningkatan yang sangat siknifikan. Berikut ini diagram prestasi belajar siswa siklus II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 0% 0% 7% 30% 63% SANGAT TINGGI TINGGI CUKUP RENDAH SANGAT RENDAH Gambar VIII : Diagram Prestasi Siklus II d. Refleksi Siklus II Refleksi Pada tahap siklus II tidak lepas dari hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II motivasi dan prestasi belajar siswa lebih meningkat bila dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus kedua ini pelaksanaannya dianggap telah mencapai target yang ditentukan oleh peneliti. Selain peningkatan motivasi dan prestasi, juga terjadi peningkatan pada keaktifan siswa ketika pembelajaran di kelas. Siswa dapat bekerjasama dengan baik di kelas. Siswa lebih aktif bertanya kepada guru. Peningkatan yang dialami siswa tidak lepas dari keterlibatan guru maupun sesama peneliti yang memberi masukan agar model yang digunakan dapat berjalan dengan baik. Situasi kelas juga semakin kondusif, tidak ada lagi siswa yang keluar masuk kelas. siswa bergitu bersemangat berdiskusi dalam kelompok dan hasilnya juga begitu memuaskan. Pada siklus II siswa yang mencapai KKM semakin meningkat berdasarkan data yang diperoleh 29 siswa mencapai KKM atau 96,67%, sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM berjumlah 1 siswa atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 3,33% dengan rata-rata perolehan 85,73. Sehingga dapat disimpulkan, penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. B. Komparasi Komparasi merupakan perbandingan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa, motivasi dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togehter (NHT).Untuk melihat apakah ada peningkatan pada keadaan awal, siklus I dan siklus II maka diperlukannya perbandingan tiap siklusnya. Berikut ini penjelasan mengenai komparasi aktivitas belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1. 1. Aktivitas Siswa Penilaian aktivitas siswa sesuai dengan yang digunakan peneliti pada Rencana Pelakasaan Pembelajaran (RPP). Aspek-aspek yang dinilai pada aktivitas siswa sesuai dengan model yang digunakan yaitu pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heat Together (NHT). Berikut ini tabel aktivitas siswa: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Tabel 26 : Komparasi On Task, Pra Siklus dengan Siklus I. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aspek yang Diamati Siswa siap mengikuti pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mencatat hal-hal penting Siswa aktif bekerjasama dalam kelompok Siswa bertanya kepada guru Siswa menanggapi pertanyaan Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa menghargai pendapat teman Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik Pra Siklus Juml % Siklus I Juml % Selh Ket N 15 50 22 73,33 7 Naik 17 56,66 17 56,66 0 - 0 0 11 18,33 11 Naik 5 16,66 10 33,33 5 Naik 0 0 4 13,33 4 Naik 0 0 4 13,33 4 Naik 2 6,66 8 26,66 6 Naik 8 26,66 13 43,33 5 Naik 2 6,66 2 6,66 0 - T Berdasarkan data di atas, setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terjadi peningkatan pada setiap aspek yang diamati. Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I yang dominan siswa siap mengikuti pelajaran pada keadaan awal berjumlah 15 siswa atau 50% kemudian meningkat pada siklus I setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) menjadi berjumlah 22 siswa atau 73,33%. Siswa menghargai pendapat teman pada keadaan awal berjumlah 8 siswa atau 26,66% sedangkan pada siklus I berjumlah 13 siswa atau 43,33%. Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok pada pra siklus berjumlah 5 siswa atau 16,66% sedangkan pada siklus I naik menjadi 10 siswa atau 33,33%. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 Tabel 27 : Komparasi Off Task, Pra Siklus dengan Siklus I No Aspek yang Diamati 1 Siswa mengobrol di dalam kelas Siswa banyak yang mengantuk Siswa sibuk bermain handphone Siswa keluar masuk kelas Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru 2 3 4 5 Pra Siklus Juml % 20 66,66 4 13,33 8 4 26,66 13,33 13 43,33 Siklus I Juml % Selisih Keterangan N T 11 36,66 -9 Turun 2 6,66 -2 Turun 5 16,66 -3 Turun 2 6,66 -2 Turun 13 43,33 0 - Berdasarkan data tabel di atas, setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus I mengalami penurunan kegiatan negatif siswa. Penurunan yang terjadi pada aktivitas off task siswa pada pra siklus pada aspek siswa mengobrol di dalam kelas berjumlah 20 siswa atau 66,66%, pada siklus I setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terjadi penurunan menjadi 11 siswa atau 36,66%. Kemudian siswa yang mengantuk pada pra siklus berjumlah 4 siswa atau 13,33%, pada siklus I berkurang menjadi 2 siswa atau 6,66%. Siswa sibuk bermain handphone pada pra siklus berjumlah 8 siswa atau 26,66%, kemudian pada siklus I menurun menjadi 5 siswa atau 16,66%. Siswa keluar masuk kelas 4 siswa atau 13,33%, kemudian pada siklus I menurun menjadi 2 siswa atau 6,66%. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Tabel 28 : Komparasi On Task Siklus I dengan Siklus II. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aspek yang Diamati Siswa siap mengikuti pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mencatat hal-hal penting Siswa aktif bekerjasama dalam kelompok Siswa bertanya kepada guru Siswa menanggapi pertanyaan Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa menghargai pendapat teman Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik Siklus I Juml % Siklus II Juml % Selisih Keterangan N T 22 73,33 30 100 8 Naik 17 56,66 28 93,33 11 Naik 11 18,33 20 66,66 9 Naik 10 33,33 28 93,33 18 Naik 4 13,33 13 43,33 9 Naik 4 13,33 7 23,33 3 Naik 8 26,66 15 50 7 Naik 13 43,33 30 100 17 Naik 2 6,66 11 36,66 9 Naik Berdasarkan data di atas, terjadi peningkatan setiap siklusnya, aktivitas siswa pada siklus I pada aspek siswa siap menikuti pembelajaran berjumlah 22 atau 73,33%, meningkat pada siklus II menjadi 30 siswa atau 100%. Kemudian aspek siswa memperhatikan penjelasan guru berjumlah 17 siswa atau 56,66%, meningkat pada siklus II menjadi 28 siswa atau 93,33%. Aspek siswa mencatat hal-hal penting berjumlah 11 atau 18,33%, pada siklus II naik menjadi 20 siswa atau 66,66%. Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok berjumlah 10 atau 33,33%, pada siklus II naik menjadi 28 atau 93,33%. Siswa bertanya kepada guru berjumlah 4 atau 13,33%, pada siklus II naik menjadi 13 atau 43,33%. Siswa berani mengemukakkan pendapat 8 siswa atau 26,66%, pada siklus II naik menjadi 30 siswa atau 100%, dan siswa menjawab pwetanyaan guru dengan baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 pada siklus I berjumlah 2 siswa atau 6,66%, pada siklus II naik menjadi 11 siswa atau 36,66%. Tabel 29 : Komparasi Off Task Siklus I dengan Siklus II. No 1 2 3 4 5 Aspek yang Diamati Siswa mengobrol didalam kelas Siswa banyak mengantuk Siswa sibuk bermain handphone Siswa keluar masuk kelas Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru Siklus I Juml % Siklus II Juml % Selisih Keterangan N T 11 36,66 5 16,66 -6 Turun 2 6,66 0 0 - Turun 5 16,66 3 10 -2 Turun 2 6,66 1 3,33 -1 Turun 13 43,33 2 6,66 -11 Turun Berdasarkan data aktivitas Off task siswa di atas, terjadi penurunan terhadap aktifitas negatif Siswa. Data yang sangat dominan terjadinya penurunan terdapat aspek siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pada siklus I berjumlah 13 atau 43,33%, pada siklus II menurun menjadi 2 siswa atau 6,66%. 2. Motivasi Belajar Siswa Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar sejarah siswa sebelum dan sesudah penerapan model Numbered Head Together (NHT) perlu dianalisis dengan menggunakan analisis komparatif atau dibandingkan pada setiap siklusnya. a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I Komparasi hasil penelitian pra siklus dengan siklus I digunakan untuk melihat peningkatan belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Komparasi motivasi siswa pra siklus dengan siklus I dapat dilihat melalui tabel berikut ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 Tabel 30 : Komparasi Motivasi Pra Siklus dengan Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 17 28 29 30 Nama DY FCH UDP DPI AP AK FS FMR GEDL JRP EGP KILP MMS NAD PK RV WR AJP ARW AP AN CBAK EDSS END. BR. S NN RIM SB TH AGNW WRS Tertinggi Terendah Rata-rata Total Persentase Pra Siklus Siklus I 56.8 78.8 56 57.6 59.2 63.6 84 58.8 86 80 59.6 58 81.6 62.8 57.6 58.4 61.6 79.6 52 62.8 62.8 58.4 81.6 63.2 64.4 70 58.4 58.4 55.6 52 86 52 64,65 1939,6 67.2 72.4 78 78 75.6 66.8 76.4 71.6 75.2 74.4 74.8 68.8 74.8 72.4 80 77.6 77.6 78 73.6 78.8 78 77.6 74.8 77.6 80.4 68.8 78.4 70.8 79.6 72.4 80,4 66,8 75,01 2250,4 Selisih 10,4 -6,4 22 20,4 16,4 3,2 -7,6 12,8 -10,8 -5,6 15,2 10,8 -6,8 9,6 22,4 19,2 16 -1,6 21,6 16 15,2 19,2 -6,8 14,4 16 -1,2 20 12,4 24 20,4 Keterangan N T 22 73,33 8 26,67 % 10,4 6,4 22 20,4 16,4 3,2 7,6 12,8 10,8 5,6 15,2 10,8 6,8 9,6 22,4 19,2 16 1,6 21,6 16 15,2 19,2 6,8 14,4 16 1,2 20 12,4 24 20,4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 Berdasarkan data tabel di atas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa setelah dilakukannya tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Sebelum diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), pada pra siklus perolehan nilai rata-ratanya adalah 64,65, sedangkan setelah dilakukannya tindakan siklus I dengan diterapkanya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) nilai rata-rata yang diperoleh adalah 75,01. Nilai tertinggi pada Pra Siklus berjumlah 86, pada siklus I nilai tertinggi adalah 80,4. Nilai terendah pada pra siklus adalah 52, sedangkan pada siklus I adalah 66,8. Perbandingan antara pra siklus dengan siklus I siswa yang mengalami kenaikan adalah 22 siswa atau 73,33% dan siswa yang mengalami penurunan 8 siswa atau 26,67%. Berikut ini merupakan tabel perbandingan keadaan pra siklus dengan siklus I. Tabel 31 : Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I. No Kriteria 1 2 3 4 5 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah Skala Motivasi 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 Pra Siklus RataF % rata 0 0 6 20 64,65 2 6.67 9 30.00 13 43.33 30 100 Sklus I F % 0 3 23 4 0 30 0 10,00 76,7 13,33 0 100 Ratarata 75,01 Berdasarkan data tabel di atas, menunjukkan terjadinya peningkatan. Pada pra siklus rata-rata skor yang diperoleh adalah 64,65 sedangkan pada siklus I meningkat dengan skor rata-rata adalah 75,01 setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Pada skor dengan kriteria paling tinggi pada pra siklus maupun siklus I tidak terjadi perubahan dengan jumlah 0%. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 Pada pra siklus skor dengan kriteria tinggi sebesar 20%, dan pada siklus I mengalami penurunan menjadi 10%. Pada pra siklus skor dengan kriteria cukup seberar 6,67%, dan pada siklus I meningkat menjadi 76,7%. Pada pra siklus skor dengan kriteria rendah berjumlah 30,00% dan pada siklus I menurun menjadi 13,33% dan pada pra siklus perolehan skor dengan kriteria sangat rendah berjumlah 43,33, pada siklus I mengalami penurunan menjadi 0% siswa yang mendapat skor sangat rendah. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini. 90 80 70 60 Sangat Tinggi 50 Tinggi 40 Cukup 30 Rendah 20 Sedah Redah 10 0 F % Pra Siklus F % Siklus I Gambar XI: Grafik Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar siswa Pra Siklus dengan Siklus I b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II Komparasi hasil penelitian siklus I dengan siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan pada motivasi belajar sejarah siswa ketika diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut merupakan hasil komparasi motivasi belajar siswa siklus I dengan siklus II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 Tabel 32 : Komparasi Motivasi Siklus I dengan Siklus II No Nama 1 DY 2 FCH 3 UDP 4 DPI 5 AP 6 AK 7 FS 8 FMR 9 GEDL 10 JRP 11 EGP 12 KILP 13 MMS 14 NAD 15 PK 16 RV 17 WR 18 AJP 19 ARW 20 AP 21 AN 22 CBAK 23 EDSS 24 END. BR. S 25 NN 26 RIM 27 SB 28 TH 29 AGNW 30 WRS Tertinggi Terendah Rata-rata Total Siklus I 67.2 72.4 78 78 75.6 66.8 76.4 71.6 75.2 74.4 74.8 68.8 74.8 72.4 80 77.6 77.6 78 73.6 78.8 78 77.6 74.8 77.6 80.4 68.8 78.4 70.8 79.6 72.4 80,4 66,8 75,01 2250,4 Siklus II 76.8 76 82 82 74.4 78.4 78.8 77.6 79.2 78.8 79.2 79.6 77.6 77.6 81.6 78 81.2 81.6 80.8 79.2 80 82 82 80.8 88.4 76 75.2 76.8 75.2 76.4 88,4 74,4 79,11 2373,2 Selisih 9,6 3,6 4 4 -1,2 11,6 2,4 6 4 4,4 4,4 10,8 2,8 5,2 1,6 0,4 3,6 3,6 7,2 0,4 2 4,4 7,2 3,2 8 7,2 -3,2 6 -4,4 4 Keterangan N T 27 % 9,6 3,6 4 4 1,2 11,6 2,4 6 4 4,4 4,4 10,8 2,8 5,2 1,6 0,4 3,6 3,6 7,2 0,4 2 4,4 7,2 3,2 8 7,2 3,2 6 4,4 4 3 Berdasarkan data tabel komparasi di atas menunjukkan bahwa setelah menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan. Dari data yang diperoleh menunjukkan peningkata hanya beberapa siswa yang mengalami penurunan. Pada siklus I ratarata yang diperoleh 75,01, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 dengan rata-rata yang diperoleh adalah 79,11. Skor tertinggi pada siklus I adalah 80,4, pada siklus II meningkat menjadi dengan skor tertinggi 88,4. Skor terendah pada siklus I adalah 66,8, pada siklus II meningkat dengan skor terendah 74,4. Berikut ini merupakan tabel perbandingan motivasi siklus I dengan siklus II. Tabel 33 : Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II. No Kriteria 1 2 3 4 5 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Jumlah Skala Motivasi 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 Siklus I F % 0 3 23 4 0 30 0 10,00 76,7 13,33 0 100 Siklus II Ratarata 75,01 F % 0 15 15 0 0 30 0 50 50 0 0 100 Ratarata 79,11 Berdasarkan data perbandingan siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan dengan perolehan rata-rata siklus I adalah 75,01 sedangkan pada siklus II skor rata-rata meningkat menjadi 79,11. Pada skor dengan kriteria sangat tinggi pada siklus I maupun siklus II tidak ada perubahan atau 0%. Skor dengan kriteria tinggi pada siklus sebesar 10,00%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 50%. Skor dengan kriteria cukup pada siklus I sebesar 76,7%, sedangkan pada siklus II menurun menjadi 50%. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 120 100 80 Sangat rendah 60 Rendah Cukup 40 Tinggi 20 Sangat tinggi 0 F % Siklus I F % Siklus II Gambar X : Grafik Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II 3. Prestasi Siswa Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar sejarah siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) perlu dianalisis menggunakan analisis komparatif atau perbandingan pada setiap siklusnya. a. Komparasi Prestasi Pra Siklus dengan Siklus I Komparasi hasil penelitian pra siklus dengan siklus I digunakan untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered head Together (NHT). Komparasi prestasi siswa pra siklus dan sesudah siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 Tabel 34 : Komparasi Prestasi Pra Siklus dengan Siklus I No Nama 1 DY 2 FCH 3 UDP 4 DPI 5 AP 6 AK 7 FS 8 FMR 9 GEDL 10 JRP 11 EGP 12 KILP 13 MMS 14 NAD 15 PK 16 RV 17 WR 18 AJP 19 ARW 20 AP 21 AN 22 CBAK 23 EDSS 24 END. BR. S 25 NN 26 RIM 27 SB 28 TH 29 AGNW 30 WRS Tertinggi Terendah Rata-rata Total KKM 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 Pra Siklus Siklus 1 85 78 70 75 77 65 72 70 70 70 78 70 76 79 70 78 80 75 79 70 81 75 81 87 75 82 77 74 80 70 87.0 65 75.63 2269 90 84 76 76 76 80 48 76 76 76 76 78 76 78 84 64 80 82 82 76 84 80 40 94 76 90 84 84 78 80 94 40 77.47 2324 Selisih 5 6 6 1 -1 15 -24 6 6 6 -2 8 0 -1 14 -14 0 7 3 6 3 5 -41 7 1 8 7 10 -2 10 Keterangan N T 23 % 5 6 6 1 1 15 24 6 6 6 2 8 0 1 14 14 0 7 3 6 3 5 41 7 1 8 7 10 2 10 7 Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan prstasi siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Numbebered Head Together (NHT). Hal ini dapat ditunjukkan pada pra siklus rata-rata skor adalah 75,63, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 sedangkan pada siklus I setelah diterapkannya pembelajaran model Numbered Head Together (NHT) rata-rata perolehan meningkat menjadi 77,47. Sebelum dilakukan tindakan, nilai tertinggi siswa adalah 87,0, sedangkan pada siklus I nilai tertinggi yang diperoleh siswa meningkat menjadi 94,0. Nilai terendah yang diperoleh sebelum dilakukanya tindakan adalah 65, sedangkan nilai teredah sesudah dilakukan siklus I menjadi 40,0. Perbandingan antara Pra siklus dan I yang mengalami kenaikan nilai 2 siswa atau 96,7% dan yang mengalami penurunan ada 1 siswa atau 3,3%. Tabel 35 : Perbandingan Tingkat Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II. No Kriteria Skala Prestasi 1 2 3 4 5 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 Jumlah Pra Siklus RataF % rata 0 0 7 23,33 22 73,33 75,63 1 3,33 0 0,0 F % Ratarata 3 11 13 1 2 10,00 36,67 43,33 3,33 6,67 77,47 30 30 100 100 Siklus I Berdasarkan tabel di atas, peningkatan pada kriteria sanggat tinggi persentase mencapai 10% sedangkan pada pra siklus hanya 0%. Perubahan yang mencolok juga terlihat pada tabel dengan kriteria tinggi dimana pada siklus I mencapai 36,67% sedangkan pada pra siklus hanya 23,33%. Pada kriteria cukup terjadi penurunan dimana pada siklus memperoleh 73,33% sedangkan pada siklus I hanya pemperoleh 43,33%. Pada kriteria rendah tidak terjadi peningkatan pra siklus maupun siklus I sama-sama memproleh 3,33%. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar pada pra siklus dan siklus II dapat dilihat pada grafik di bawah ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 120 100 80 Sangat rendah 60 Rendah 40 Cukup Tinggi 20 Sangat tinggi 0 F % F Pra Siklus % Siklus I Gambar XI : Grafik Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I. b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II Komparasi hasil penelitian siklus I dengan siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan pada prestasi belajar sejarah siswa ketika diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut merupakan hasil komparasi motivasi belajar siswa siklus I dengan siklus II. Tabel 36 : Komparasi Prestasi Siklus I dengan Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama DY FCH UDP DPI AP AK FS FMR GEDL JRP EGP KILP MMS NAD PK RV KKM 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 Siklus I 90 84 76 76 76 80 48 76 76 76 76 78 76 78 84 64 Siklus II Selisih 90 88 72 84 84 84 82 88 94 80 86 94 90 80 90 88 0 4 -4 8 8 4 34 12 18 10 10 16 12 2 6 24 Keterangan N T % 0 4 4 8 8 4 34 12 18 10 10 16 12 2 6 24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 17 WR 18 AJP 19 ARW 20 AP 21 AN 22 CBAK 23 EDSS 24 END. BR. S 25 NN 26 RIM 27 SB 28 TH 29 AGNW 30 WRS Tertinggi Terendah Rata-rata Total 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 78 90 90 84 84 86 84 90 88 88 84 92 80 80 94,00 94,00 40 72,00 77,47 85.73 2324 2572 80 82 82 76 84 80 40 94 76 90 84 84 78 80 -2 8 8 8 6 46 -4 12 -2 8 2 - -2 8 8 8 0 6 46 4 12 2 0 8 2 0 - - - Berdasarkan data tabel diatas, menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilakukannya siklus II. Hal ini terlihat rata-rata perolehan pada siklus I berjumlah 77,47, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 85,73. Nilai tertinggi pada siklus I dan II memperoleh skor yang sama dengan jumlah 94,00. Nilai terendah yang diperoleh pada siklus I adalah 40 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 72,00. Perbandingan antara siklus I dan II yang mengalami kenaikan nilai 29 siswa atau 96,7% dan yang mengalami penurunan ada 1 siswa atau 3,3%. Tabel 37 : Perbandingan Tingkat Prestasi Siklus I dengan Siklus II No 1 2 3 4 5 Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Jumlah Skala Prestasi 90-100 80-89 70-79 60-65 <59 Siklus I F % 3 11 13 1 2 30 10,00 36,67 43,33 3,33 6,67 100 Siklus II Ratatara 77,47 F % 9 19 2 0 0 30 30 63,33 6,67 0 0 100 Ratarata 85,73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 Berdasarkan tabel di atas, pada kriteria prestasi belajar sangat tinggi pada siklus II memperoleh 30% sedangkan pada siklus I hanya 10% peningkatan yang cukup signifikan. Kemudian pada kriteria prestasi tinggi pada siklus I memperoleh 36,67% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 63,33%. Pada kriteria cukup pada siklus I memperoleh 43,33% dan pada siklus II menurun dengan memperoleh 6,67%. Sedangkan prestasi rendah pada siklus I memperoleh 3,33% sedangkan pada siklus II 0%. Pada kriteria prestasi sangat rendah pada siklus I memperoleh 6,67%, sedangkan pada siklus II memperoleh 0%. Untuk melihat peningkatan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut. 120 100 80 Sangat rendah 60 Rendah 40 Cukup Tinggi 20 Sangat tinggi 0 F % Siklus I F % Siklus II Gambar XII : Grafik Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II Berdasarkan analisis data di atas, dapat disimpulkan telah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada tiap siklusnya. Ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada rata-rata nilai yang diperoleh siswa XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Rata-rata nilai awal siswa adalah 75,63. Kemudian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 peneliti menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus I meningkat menjadi 77,47 dan pada siklus II menjadi 85,73. C. Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 pada bulan April sampai Mei 2016, memperoleh hasil berupa data motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Tujuan penelitian ini tidak hanya melihat sejauh mana motivasi belajar siswa tetapi tujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). 1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini tidak hanya melihat prestasi belajar siswa saja, peneliti juga melihat motivasi belajar siswa pada pelajaran sejarah. Berdasarkan obsevasi peneliti pada kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, keadaan awal sebelum diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together motivasi belajar sejarah siswa masih rendah. Hal ini disebabkan siswa lebih berpusat kepada guru saja sehingga mengakibatkan kurang adanya komunikasi yang intens antara guru terhadap siswa maupun sebaliknya begitu juga komunikasi antar sesama siswa kurang terlihat terhadap proses pembelajaran. Pada keadaan awal motivasi belajar sejarah siswa sesuai hasil data yang diperoleh rata-rata skor motivasi siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 adalah 64,45. Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus, motivasi belajar siswa masih rendah sehingga dengan rata-rata perolehan skor 64,65, sehingga peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 kemudian menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together pada siklus I dan mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata skor motivasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 adalah 75,01. Meskipun dalam pelaksanaannya belum maksimal hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran berkelompok, sehingga diperlunya waktu untuk menyesuaikan diri dengan model pembelajaran Numberd Head Together yang peneliti terapkan di kelas. Berdasarkan uraian diatas pada siklus I penerapan model Numbered Head Together belum berjalan dengan maksimal maka kemudian peneliti melanjutkan pada siklus II, dari data yang peneliti peroleh terjadi peningkatan dengan rata-rata skor 79,11. Pelaksanaan pada siklus II menunjukkan adanya perubahan-perubahan kearah yang lebih baik, siswa lebih berperan aktif dalam kelompok, siswa lebih berani mengemukakkan pendapat, siswa menjadi lebih siap saat akan diminta menjawab pertanyaan, siswa lebih percaya diri jika diminta untuk maju menjawab hasil kerja kelompoknya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. 2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada kelas XI IPS 1 tahun ajaran 2015/2016, memperoleh hasil berupa data prestasi pada pelajaran sejarah. penelitian ini selain melihat peningkatan motivasi belajar sejarah siswa juga melihat peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Berdasarkan data nilai smester satu yang peneliti dapatkan dari guru mata pelajaran sejarah siswa masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan sebelum diterapkanya model Numbered Head Together, siswa yang mencapai KKM adalah 19 atau 66,67 %, sedangkan yang belum mencapai KKM adalah 11 siswa atau 33,33 %. Dengan rata-rata perolehan skor siswa berjumlah 75,63. Berdasarkan data tersebut masih banyak siswa yang belum mencapai KKM sehingga perlunya perbaikan maka pada siklus I peneliti menerapkan model Numbered Head Together untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Berdasarkan hasil tes yang peneliti berikan terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa nilai rata-rata pada siklus I adalah 77,47 atau 90% dengan nilai terendah adalah 40 dan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 94. Pada siklus I siswa yang tidak mencapai KKM berkurang menjadi 3 orang. Penerapan model pembelajaran Numbered Head Together cukup berhasil meskipun masih kurang maksimal dalam implementasinya dikarenakan peneliti belum mampu memaksimalkan waktu dengan baik, selain itu siswa juga belum terbiasa dengan pembelajaran berkelompok, sehingga perlunya waktu untuk menyesuaikan diri dengan model pembelajaran Numberd Head Together yang peneliti terapkan di kelas. Berdasarkan uraian diatas penerapan model Numbered Head Together masih belum berjalan dengan maksimal, maka peneliti melanjutkan pada siklus II untuk memperbaiki prestasi siswa karena masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM. Pada siklus II berdasarkan data yang diperoleh terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 peningkatan, peningkatan ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 85,73 atau 96,67% dan skor tertinggi yang diperoleh siswa setelah dilaksanakan siklus II adalah 94, dan skor terendah 72. Berdasarkan data-data di atas menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti telah memperoleh keberhasilan. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa model Numbered Head Together bisa dijadikan sebagai salah satu model yang bisa mengaktifkan siswa di kelas. Dengan diterapkan model pembelajaran Numbered head Together siswa menjadi lebih punya rasa tanggung jawab akan tugas yang diberikan, dalam penerapan model Numbered Head Together siswa selalu siap untuk menjawab soal yang diberikan karena setiap siswa mendapatkan masing-masing nomor yang bisa saja akan disebutkan untuk mempertanggungjawabkan hasil tugasnya. model Numbered Head Together terbukti mampu mengaktifkan siswa di kelas ketika mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, siswa lebih aktif dalam kelompok, kepercayaan diri siswa ketika menjawab tugas semakin tinggi. Model pembelajaran Numbered Head Together pada penelitian ini berhasil mengaktifkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah mampu beelajar secara mandiri tanpa ada dominasi dari guru. Keberhasilan peneliti mengunakan model Numbered Head Together dalam kegiatan belajar mengajar ini ditandai dengan meningkatnya motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Siswa semakin tertarik mengikuti pelajaran sejarah, dan siswa semakin termotivasi dalam proses pembelajaran hal tersebut terlihat ketika siswa bekerjasama dalam kelompok, disisi lain tingginya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 partisipasi siswa dalam proses pembelajaran berdampak baik terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Dengan itu setiap siklus baik siklus I dan Siklus II telah mencapai target keberhasilan sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus yang selanjutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengunakan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together yang dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta secara umum menunjukkan peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa pada kelas XI IPS 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dengan menerapkan model Numbered Head Together dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Penerapan model pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa pada kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Hal tersebut didukung dengan data hasil tes siswa pada setiap siklusnya. Pada keadaan awal atau pra siklus skor rata-rata motivasi belajar sejarah siswa adalah 64,65 . Kemudian setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered head Together skor ratarata pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 75,01 atau 10,36% dari keadaan awal. Pada siklus II motivasi belajar siswa semakin meningkat dengan perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 79,11 atau 3,9% dari siklus pertama. 2. Penerapan model pembelajaran Numbered Head Togeter dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa pada kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Hal ini didukung dengan data hasil tes siswa setiap siklusnya. Pada keadaan awal skor rata-rata prestasi belajar sejarah siswa adalah 75,63. Kemudian setelah diterapkannya model pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 Numbered Head Together skor rata-rata prestasi pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 77,47 atau 1,84% dari keadaan awal. Kemudian pada siklus II meningkat kembali dengan skor rata-rata siswa adalah 85,73 atau 8,26% dari siklus pertama. Dalam hal pencapaian KKM Pada keadaan awal terdapat 19 siswa atau 63,33% yang mencapai KKM. Setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together, jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I menjadi 90%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 96,67%. B. Saran 1. Bagi Guru Sejarah Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebaga acuan bagi guru untuk menentukan model pembelajaran yang dapat menarik dan dapat mengaktifkan siswa dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Bagi Penelitian Lain Penerapan model Numbered Head Together (NHT) bagi peneliti lain dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together telah memperoleh keberhasilan pada tiap siklusnya. 3. Bagi Siswa Siswa perlu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar tidak harus bergantung kepada teman atau siswa lain. Walaupun pada penerapan model Numberd Head Together siswa diminta untuk selalu berdiskusi akan tetapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 siswa dituntut untuk memberikan informasi pengetahuan yang dimilikinya pada sesama teman kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsudin Makmun. 1986. Psikologi Pndidikan. Bandung: IKIP. ___________. 2002. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, PT Bandung: Remaja Rosdakarya. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Agus Suprijono. 2013. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Ali Imron.1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Pustaka Jaya. __________. 2002. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Al-Tabani Bandar Ibnu Tritanto. 2014 Mendesain model pembelajaran, inovatif, progresif, dan kontekstual Konsep landasan, dan implementasi pada kurikulum 2013 ( kurikulum tematik integratif/TIK ). Jakarta: Prendamedia Group. Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Arikunto Suharsimin. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: bumi Aksara. __________.2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aris Sohimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Ar-Ruzz Media. Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Daryanto. 2011. Penelitan Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah beserta contoh-contohnya. Yogyakarta: Gava Media. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 Depdikud. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati Mahmud. 1990. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta: BPFE. Dimyati dan mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2011. Teori Belaja dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Hamzah B. Uno. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Heri Susanto. 2011. Seputar Pembelajaran Sejarah, Isu Gagasan dan Strategi Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Pressindo. ___________. 2014. Seputar pembelajaran Sejarah, (Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran, Aswaja. Yogyakarta: Pressido. I G Widja. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah, Sejarah dalam Perspektif Pendidikan. Semarang: Satya Wacana. Irma Pujiati dan Nyata. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru, Praktik, Praktis dan, Mudah. Bandung: Alfabeta. Kardiyat Wiharyanto, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Sanata Dharma. Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. PT Rajagrafindo Persada. Nana Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 Ridwan Abdulah Sani. 2013. Inovsi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme guru. Jakarta: PT Grafindo Persda. Saur Tampubolon. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidikan dan Keilmuan. Jakarta: Erlanga. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia. Sugiyanto. 2009. Model-model pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. ____________.2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: bumi Aksara. ____________. Managemen Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. ____________. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto, Suharjono, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas (edisi revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara. Suparno, Paul. 2012. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar, (edisi revisi 2011). Jakarta: Rineka Cipta. TIM PGRI. 2014. Pendidikan untuk Transformasi Bangsa, Arah Baru Pendidikan untuk Perubahan Bangsa. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara Tritanto Ibnu BadarAl-Tabani. 2014. Mendesain model pembelajaran, inovatif, progresif, dan kontekstual. Konsep landasan, dan implementasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 pada kurikulum 2013 (kurikulum tematik) integratik/KTI. Jakarta: Pendamedia Group. Tritanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Satuan Pendidikan( KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media. Tukiran Taniredja, dkk. 2014. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta. Winkel. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa. Sumber Internet: Yudho Nugrogo. Peningkatan hasil belajar IPS sejarah Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009. http://lib.unnes.ac.id/2591/1/4703.pdf, diakses pada tanggal 8 September 2016, Pukul 11:12. Retno Murgiyanti. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPS Terpadu Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Sambi Tahun Pelajaran 2012/2013. http://eprints.ums.ac.id/23149/1/2. pdf, diakses panggal 17 Oktober 2016. pukul 20 : 44. http://eujurnal.unesa.ac.ac.id/article/19032/13/article.pdf. Tanggal akses, 18 Januari 2016, pukul 23:00 WIB. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 Lampiran 1a Surat Izin Melakukan Praktik Penelitian dari FKIP USD PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 Lampiran 1b Surat Izin Penelitian Pemerinta Kota Yogyakarta Dinas Perizinan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 Lampiran 3a RPP Pertemuan 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Waktu : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta : Sejarah : XI IPS I / II : 2 x 45 menit I. Standar Kompetensi Menganalisis sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari abad ke-18 sampai dengan abad ke-20. II. Kompetensi Dasar 3.1 Membedakan pengaruh Revolusi Amerika Revolusi Prancis, revolusi industri dan Revolusi Rusia terhadap perkembangan-perkembangan nasional Indonesia. IV. Indikator 1. Kognitif: a. Produk - Menjelaskan keadaan awal Amerika sebelum terjadinya revolusi Amerika (perang Kemerdekaan, 1775-1783). - Menjelaskan latar belakang terjadinya Revolusi Amerika. - Menjelakan proses terjadinya revolusi Amerika. b. Proses - Mengidentifikasi proses terjadinya Revolusi Amerika (perang kemerdekaan, 1775-1783) 2. Afektif: a. Karakter - Menunjukkan sikap kerjasama dalam dalam menyelesaikan tugas kelompok - Menunjukkan sikap rela berkorban terhadap sesama - Menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas - Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan soal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 b. keterampilan sosial - berani menunjukkan sikap toleransi, peduli, dan menghargai pendapat orang lain. V. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan keadaan awal sebelum terjadinya Revolusi Amerika (perang kemerdekaan, 1775-1783) 2. Siswa mampu menjelaskan latar belakang terjadinya Revolusi Amerika (perang kemerdekaan, 1775-1783) 3. Siswa mampu menjelaskan proses terjadinya revolusi Amerika (perang kemerdekaan, 1775-1783) VI. Model dan Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) Metode : Ceramah, diskusi, Presentasi, dan tanya jawab. VII. Kegiatan pembelajaran Pendahuluan a) Apersepsi : Memberi salam, dilanjutkan mengabsen siswa b) Motivasi : Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya Revolusi Amerika, c) Orientasi : Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar tentang situasi proses terjadinya 20 menit Revolusi Amerika. Kegiatan Inti : Eksplorasi Guru mengonfirmasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang berangotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Guru memberikan tugas yang harus didiskusikan kelompok 60 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 mengenai keadaan awal Amerika sebelum terjadinya revolusi Amerika (perang Kemerdekaan, 1775-1783), latar belakang terjadinya Revolusi Amerika, proses terjadinya revolusi Amerika Elaborasi Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar. Tiap angota kelompok dapat mengerjakan / mengetaui jawaban dengan baik. Konfirmasi Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Setiap perwakilan diminta untuk mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas. Kelompok lain memberi tangapan terhadap hasil diskusi melalui tanya jawab, kemudian guru mnunjukan nomor lain. Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang 10 menit disajikan. Guru dan siswi mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil mengenai terjadinya Revolusi Amerika. Tugas lanjutan VIII. Sumber dan media Pembelajaran a. Sumber Belajar - Alfian Magdalena.dkk. 2006. Sejarah untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratam - Adisusilo Sutarjo. 2015. Revolusi Eropa Menjadi Modern. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Anggota APPTI. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 - Adisusilo Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat Dari yang Klasik Sampai yang Modern. b. Alat, media pembelajaran - Power point - Buku paket - laptop IX. Penilaian pembelajaran a. Penilaian sikap - Observasi b. Penilaian pengatahuan - Penguasaan - Tanya jawab - Observasi terhadap kegiatan diskusi Penilaian Kognitif N O 1 2 3 4 Nama siswa Keterangan; Nilai tertinggi tiap kolom, Nilai tertinggi = 50 Nilai rendah = 0 𝑵= ∑perolehan X 100 Skor maksimal Keterangan : N = Nilai tes ∑ = Jumlah soal-jumlah salah Aspek yang Diamati Ketengkapan Keteladanan yang jawaban dapat diambil Jumlah skor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 Penilaian Afektif diskusi pembelajaran kooperatif tipe NHT No Aspek yang diamati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Siswa siap mengikuti proses pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mencatat hal-hal penting Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok Siswa bertanya kepada guru Siswa menangapi pertanyaan teman Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa menghargai pendapat teman Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik Yogyakarta, _ April 2016 Daniel Aristo Jumlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 REVOLUSI AMERIKA Sebelum tahun1492, Benua Amerika adalah sebuah wilayah luas yang dihuni oleh kelompok penduduk berkulit merah,berambut hitam lurus dan berperawakan tega,yang dikenal sebagai Suku Indian.Mereka hidup dalam kelompok suku, dan beberapa diantaranya telah menghasilkan peradaban tingkat tinggi,misalnya Suku Maya, Suku Astec, Suku Inca, dan Suku Cibcha. Setelah Collombus menginjakkan kakinya pertama kali di Kepulauan Bahama,Cuba dan Santo Domingo pada tahun 1492,wajah Amerika berubah.Amerika menjadi sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa seperti Portugal, Spanyol, Inggris, Belanda, Jerman, Perancis dan Italia. Portugal dan Spanyolbanyak melakukan aneksasi wilayah di Amerika selatan (Amerika Latin). Sedangkan Inggris, Perancis, Jerman dan Belanda berubutan wilayah Amerika Tengah. Inggris yang pada akhirnya menjadi penguasa di wilayah Amerika Tengah bagian utara, pada awalnya berseteru dengan Belanda dan Perancis.Tahun 1674, Inggris berhasil merebut Nieu Amsterdam, daerah yang semula milik Belanda di Amerika Utara, dan mengganti namanya menjadi New York. Tahun 1763-1763, Inggris terlibat perang 7 tahun dengan Perancis. Pada bagian akhir perang, Inggris memenangkan pertempuran dan memaksa Perancis keluar dari Amerika. Jadilah Inggris berkuasa di Amerika. A. Latar Belakang Revolusi Amerika Pada dasarnya, sebagian besar rakyat Amerika berasal dari wilayah Inggris. Mereka merasa menjadi bagian dari Kerajaan Inggris Raya di seberang lautan (kolonial Inggris). Namun dalam perkembanganya, sering timbul bentrokan antara penduduk koloni dengan Inggris, yang bahkan mengarah pada terjadinya perang. Penduduk di daerah koloni merasa”dianak-tirikan” oleh pemerintah Inggris. 1. Paham Kebebasan Politik Salah satu pemicu kedatangan imigran Inggris ke Amerika adalah karena pertentangan masalah agama. Sejak diperintah Henry VII Tudor, Inggris menyatakan diri sebagai Negara penganut Anglikan. Sebagai akibat dari kebijakan tersebut, pemerintah banyak melakukan pengejaran terhadap penganut agama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 diluar Anglikan. Perlakuan yang dianggap tidak adil tersebut menyebabkan banyak penganut Puritan dan Presbyterian pergi ke benua baru untuk mendapatkan kebebasan beragama. Disamping 87 masalah agama, para imigran yang datang ke Amerika pada umumnya juga mendapat tekanan social,ekonomi dan politik. 2. Paham Kebebasan Perdagangan Pemerintah mengeluarkan kebijakan terhadap orang-orang koloni, bahwa mereka hanya boleh membeli barang dagangan dari Inggris dan menjual hasil perkebunannya kepada Inggris. Jiwa bebas rakyat koloni memberontak. Sekalipun nenek moyang mereka adalah orang Inggris, namun dalam hal perdagangan mereka menginginkan kebebasan. 3. Pajak yang Menekan Rakyat Perang 7 tahun antara Inggris-Perancis (1756-1763) memakan biaya yang cukup besar, disamping tenaga yang tidak sedikit jumlahnya. Akibat perang tersebut, Inggris menderita banyak kerugian. Guna menutup kerugian tersebut Inggris memberlakukan pajak yang berat,yang ketentuannya dituangkan dalam Revenue Act dan Billeting Act 1764. Kebijakan Inggris tersebut ditentang oleh rakyat koloni dibawah pimpinan Samuel adam. Mereka memiliki semboyan”No Taxation Without Represention”. Tidak ada pajak tanpa ada perwakilan. Artinya rakyat koloni ingin diakui sebagai yang ikut menentukan kebijakan di perlemen. B. Meletusnya Revolusi Amerika 1. The Boston Tea Party Kasus belli yang memicu pertentangan Inggris-Amerika adalah peristiwa Boston Tea party.Pada awalnya,Inggris mengirim teh ke Amerika dan menurut penduduk membayar pajak. Hal tersebut ditentang rakyat koloni, karena dianggap bertentangan dengan semangat kebebasan dalam perdagangan. Masyarakat koloni menyamar sebagai suku Indian Mohawk dan melemparkan teh tersebut ke laut, ketika kapal Inggris berlabuh di Teluk Boston pada tahun 1773. Peristiwa ini menyulut kemarahan Inggris sehingga terjadi pengejaran dan penyerangan penduduk Boston. Inggris bertekad untuk menundukkan Messachusetts. Namun 12 negara bagian yang lain menyatakan mendukung Messachusetts. Ketiga belas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 koloni tersebut kemudian mengadakan Konggres Kontinental untuk menghadapi Inggris. Dalam Konggres tersebut diputuskan untuk mengadakan tuntutan kebijakan agar terjadi pemulihan hubungan baik antara pihak koloni dengan negeri induk. Permintaan tersebut ditolak Inggris. Hal tersebut meyakinkan pihak koloni bahwa jalan damai untuk menuntut haknya sebagai orang Inggris tidak mungkin akan tercapai. Tahun 1775, diadakan Konggres Kontinental II di Philadhepia, yang menghasilkan keputusan kesepakatan 13 Negara bagian sepakat memerdekakan diri. 2. Revolusi Berkobar Pada awalnya,perang yang dilakukan rakyat koloni hanyalah merupakan upaya untuk mementang kebijakan Inggris yang semena-mena. Namun pada perkembangannya, mereka tergerak untuk mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan. Melalui tulisan yang berjudul Common Sense (Pikiran Sehat) tahun 1776, Thomas Paine berusaha menyadarkan rakyat Amerika untuk berjuang melawan Inggris untuk mencapai kemerdekaan. Tulisan Thomas Paine menyadarkan rakyat Amerika untuk menuntut kebebasan sebagai orang Amerika. Tanggal 4 juli 1776, dicanangkanlah Declaration of Independence, sebagai upaya memisahkan diri dari negeri induk, Inggris. Naskah pernyataan kemerdekaan Amerika serikat disusun 5 orang yakni: Thomas Jefferson, Benjamin Franklin, Robert livingstone dan John Adam, 13 negara bagian menandatangani deklarasi tersebut. Hari penandatanganan tersebut menjadi tonggak kemerdekaan Amerika. Setelah itu Konggres menyepakati adanya Article of Confederation, sehingga terbentuklah United States of America (USA/Amerika Serikat). Dikeluarkanya pernyataan kemerdekaan Amerika,bukan berarti perjuangan Amerika usai. Revolusi masih terus berkobar. Perjuangan rakyat Amerika terhadap Inggris ditempuh melalui 12 jalur , jalur konfrontasi dan diplomasi. Jalur konfrontasi dipimpin oleh George Washington. Tahun 1783, Inggris dipimpin Cornwallis menyerah kepada George Washington dan Laffayette di York Town. Jalur diplomasi dipimpin oleh Benjamin Franklin.Franklin dikirim ke Eropa untuk meyakinkan kemerdekaan Amerika. Diplomasi tersebut menuai hasil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 Tahun 1778, Perancis mengakui kemerdekaan Amerika. Inggris akhirnya mengakui kemerdekaan Amerika Serikat pada tahun 1783. Revolusi Amerika berpengaruh besar terhadap Revolusi Perancis dan pergolakan lain di Amerika Latin. Nilai-nilai Revolusi yang mempengaruhi revolusi ditempat lain antara lain: 1. Nilai penghargaan hak azasi manusia Dalam Declaration of Independence disebutkan bahwa semua orang diciptakan sama, dan Tuhan telah menganugerahkan hak yang dipisahkan, diantaranya hak hidup, kebebasan tidak dapat dan hak meraih kebahagiaan. Human Right yang dimasukkan dalam UUD tahun 1778 menjadi Bill of Right Human Right ini mempengaruhi revolusi Perancis melalui pernyataan dewan nasional mengenai pernyataan Hak Asasi Manusia dan warga (Declaration des Droits de I’home et du Citoyen). 2. Pengaruh Revolusi Amerika bagi Indonesia Pengaruh Revolusi Amerika terekspor ke Eropa dan mempengaruhi Revolusi Perancis.Pada akhirnya pengaruh tersebut sampai ke Indonesia dan mempengaruhi strategi perjuangan kemerdekaan Indonesia.Penjajahan Belanda yang telah ratusan tahun menyebabkan penderitaan panjang bagi Bangsa Indonesia.Munculnya kaum terpelajar menyadarkan Para pejuang akan harga diri bangsa.Kaum terpelajar berkeyakinan bahwa harkat martabat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 Lampiran 3b RPP Pertemuan 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Waktu : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta : Sejarah : XI IPS I/ II : 2 x 45 menit I. Standar Kompetensi Menganalisis sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari abad ke-18 sampai dengan abad ke-20. II. Kompetensi Dasar a. Membedakan pengaruh Revolusi Amerika Revolusi Prancis, revolusi industri dan Revolusi Rusia terhadap perkembangan-perkembangan nasional Indonesia. III. Indikator 1. Kognitif: a. Produk - Menjelaskan keadaan awal Eopa sebelum terjadinya revolusi Perancis. - Menjelaskan absolutisme di Perancis. - Menjelaskan latar belakang terjadinya Revolusi Perancis. - Menjelakan proses terjadinya revolusi Perancis dan akibat revolusi Perancis. b. Proses - Mengidentifikasi proses terjadinya Revolusi Perancis 3. Afektif: a. Karakter - Menunjukkan sikap kerjasama dalam dalam menyelesaikan tugas kelompok . - Menunjukkan sikap rela berkorban terhadap sesama. - menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas. - menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan soal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 b. Keterampilan Sosial - berani menunjukkan sikap toleransi, peduli, dan menghargai pendapat orang lain. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan keadaan awal Eopa sebelum terjadinya revolusi Perancis. 2. Siswa mampu menjelaskan absolutisme di Perancis. 3. Siswa mampu menjelakan latar belakang terjadinya Revolusi Perancis. 4. Siswa mampu menjelakan proses terjadinya revolusi Perancis dan akibat revolusi Perancis. V. Model dan Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) Metode : Ceramah, diskusi, Presentasi, dan tanya jawab. VI. Kegiatan pembelajaran VI. Pendahuluan d) Apersepsi : Memberi salam, dilanjutkan mengabsen siswa e) Motivasi : Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya Revolusi Perancis f) Orientasi : Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses 20 menit belajar tentang situasi proses terjadinya Revolusi Perancis Kegiatan Inti : Eksplorasi a. Guru memberikan pengantar tentang materi situasi Revolusi Perancis. b. Guru mengonfirmasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. c. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang berangotakan 3-5 orang siswa. Guru 60 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. d. Guru memberikan tugas yang harus didiskusikan kelompok mengenai keadaan awal Eopa sebelum terjadinya revolusi Perancis, absolutisme di Perancis, latar belakang terjadinya Revolusi Perancis, proses terjadinya revolusi Perancis dan akibat revolusi Perancis Elaborasi Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Setiap perwakilan diminta untuk mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas Kelompok lain memberi tangapan terhadap hasil diskusi melalui tanya jawab. Konfirmasi Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Penutup Guru dan siswi mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil mengenai terjadinya Revolusi Perancis. 10 menit VII. Sumber dan Media Pembelajaran c. - Sumber Belajar Alfian Magdalena.dkk. 2006. Sejarah untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 - Adisusilo Sutarjo. 2015. Revolusi Eropa Menjadi Modern. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Anggota APPTI. - Adisusilo Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat Dari yang Klasik Sampai yang Modern. VIII. Penilaian Jenis tagihan : Tes (ranah Kognitif) dan Non Tes (ranah Afektif) Instrumen : Tes tertulis dan Lembar diskusi Penilaian Kognitif 𝑵= ∑perolehan X 100 Skor maksimal Keterangan : N = Nilai tes ∑ = Jumlah soal-jumlah salah Penilaian Afektif No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aspek yang diamati Siswa siap mengikuti proses pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mencatat hal-hal penting Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok Siswa bertanya kepada guru Siswa menangapi pertanyaan teman Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa menghargai pendapat teman Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik Jumlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 Lampiran REVOLUS PERANCIS Revolusi Perancis adalah masa dalam sejarah Perancis antara tahun 1789 dan 1799 di mana golongan demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa Gereja Katolik Roma menjalani restrukturisasi yang radikal. Meski Perancis kemudian akan berganti sistem antara republik, kekaisaran, dan monarki selama 75 tahun setelah Republik Pertama Perancis jatuh dalam kudeta yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte, revolusi ini dengan jelas mengakhiri ancient regime (Rezim Lama; merujuk kepada kekuasaan dinasti seperti Valois dan Bourbon) dan menjadi lebih penting daripada revolusi-revolusi berikutnya yang terjadi di Perancis. A. Keadaan Eropa sebelum terjadinya Revolusi Pada abad ke 17, Niccolo Macchiavelli dalam bukunya,Il Principe meletakkan landasan-landasan monarki absolute yang kemudian mempengaruhi raja-raja di Eropa untuk membentuk kekuasaan yang mutlak..Buku Il Principe itu sendiri menjelaskan bahwa kekuasaan raja tak terbatas terhadap segala sesuatu yang mencakup negara,harta dan rakyat yang ada di wilayahnya kekuasaannya. Berikut keadaan kerajaan-kerajaan Eropa pada masa itu; 1. Kaisar Frederick II (1740-1786) dari Prusia Ia becita-cita menjadikan Prusia sebagai negara terkuat di Jerman dengan menjalankan Politik Druch Blut Und Eisen (Darah Dan Besi),lalu membangun industri secara besar-besaran dengan sistem militer yang kuat. 2. Tsar Peter Yang Agung (1689-1727) dari Rusia Ia mendatangkan teknisi-teknisi handal dari luar negeri untukk membangun industi dan armada perangnya dalam rangka menjalankan Politik Air Hangat terhadap Turki.Ia juga dikenal sebagai pendiri kota St.Peterburg. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 3. Raja Charles I (1625-1649) dari Inggris Terjadi pertentangan antara kaum Parlemen dengan Raja yang menyulut Perang Saudara dengan kronologis sebagai berikut: Perang Parlemen (Oliver Cromwell) melawan Raja Charles I (1642-1649) Cromwell menang dan Raja Charles I dihukum mati. Monarki dibubarkan dan Inggris menjadi Republik Cromwell menjadi kepala negara dengan gelar Lord Protectorat. Cromwell meninggal,terjadi pemberontakan kaum royalis lalu kerajaan di pulihkan,charles II naik tahta. Kekuasaan parlemen semakin kuat dengan memaksa penandatanganan Bills Of Right (1689),yaitu piagam pengakuan HAM dan pembatasan kekuasaan raja. Praktek Absolutisme di Prancis Di mulai pada masa Cardinal Richeliu dari golongan gereja (1642-1643) yang menjadi Perdana Menteri pada masa Louis XIII (1610-1643) Dilanjutkan oleh Cardinal Mazarin (1643-1661) Metode perdagangan merkantilisme yang dipelopori oleh Jean Baptist Colbert menjadikan Prancis makmur sehingga mampu membangun kekuatan militer yang kuat. Lalu pada masa Louis XIV dilakukan beberapa tindakan yang mengarah pada pembentukan Negara yang absolut a. Mengalahkan kaum Huguenots (Protestan Prancis) b. Membubarkan dan menghapus sistem Parlemen Louis XIV berhasil menjadikan Prancis sebagai monarki absolut yang paling berhasil di Eropa dengan ciri-ciri: Memerintah tanpa Undang-Undang Memerintah tanpa Dewan Legislatif Memerintah tanpa kepastian hukum Memerintah tanpa anggaran belanja Memerintah tanpa di batasi hukum Louis XIV menunjukkan bahwa seolah-olah kekuasaan raja berasal dari Tuhan (Les droit divin) sehingga tidak dapat diganggu gugat.Ia terkenal dengan semboyannya Le etate c’es moi (Negara adalah saya). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 Penentang Absolutisme Tindakan raja,kaum bangsawan dan kaum gereja yang semena-mena membuat rakyat menderita sehingga menimbulkan pemikir-pemikir yang mempunyai gagasan yang menentang absolutism a. John Locke (1632-1704) Menganjurkan dibentuknya sebuah konstitusi dengan menjadikan HAM sebagai prioritas,pemikiran ini kemudian menjadi landasan konstitusi kemedekaan Amerika Serikat. b. Montesquieu (1689-1755) Dalam bukunya L'Esprit de Lois (The Spirits Of Law) ia menyebutkan bahwa negara ideal adalah negara yang menjalankan pemisahan kekuasaan yang dikenal dengan Trias Politic c. Jean Jacques Rousseau (1712-1778) Mengemukakan Teori du Contract Social (Perjanjian Masyarakat) dimana disebutkan bahwa manusia memiliki kesamaan derajat dan kemerdekaan berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemikir-pemikir ini mempengaruhi pola pikir golongan-golongan yang tertindas oleh kaum borjuis yang nantinya akan melahirkan Revolusi Perancis. Sebab-sebab terjadinya Revolusi Banyak faktor yang menyebabkan Revolusi Perancisi. Salah satu di antaranya adalah karena sikap orde lama yang terlalu kaku dalam menghadapi dunia yang berubah. Penyebab lainnya adalah karena ambisi yang berkembang dan dipengaruhi oleh Ide Pencerahan (Aufklarung) dari kaum terpelajar, kaum petani, para buruh, dan individu dari semua kelas yang merasa disakiti. Sementara revolusi berlangsung dan kekuasaan beralih dari monarki ke badan legislatif, kepentingan-kepentingan yang berbenturan dari kelompok-kelompok yang semula bersekutu ini kemudian menjadi sumber konflik dan pertumpahan darah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 1. Sebab Khusus a) Dalam Perang Kemedekaan Amerika Serikat (1780),Prancis yang merupakan musuh bebuyutan dari Inggris mengirimkan pasukan untuk membantu Amerika di bawah pimpinan Jenderal Marquis de Lafayette,sekembalinya dari Amerika,tentara-tentara tersebut membawa pengaruh euphoria kebebasan di Prancis. b) Pemborosan uang negara untuk mengadakan pesta-pesta mewah di Istana Versailles oleh Permaisuri Marie Antoi 2. Sebab Umum a. Utang negara menumpuk sehingga untuk membayar utang tersebut,rakyat di bebani pajak yang sangat tinggi. b. Kerugian karena kalah dalam “Perang Tujuh Tahun” terhadap Inggris. c. Raja bertindak sewenang-wenang karena dapat melakukan penangkapan tanpa pengadilan terhadap siapa saja yang dicurigai. d. Rakyat wajib membayar tunjangan kepada Kaum Gereja, Bangsawan dan Raja. Revolusi Perancis A. Etats Generaux (1789-1792) Aktivitas proto-revolusioner dimulai ketika raja Perancis Louis XVI (memerintah 1774-1792) menghadapi krisis dana kerajaan. Keluarga raja Perancis, yang secara keuangan sama dengan negara Perancis, memiliki utang yang besar. Selama pemerintahan Louis XV (1715-1774) dan Louis XVI sejumlah menteri, termasuk Turgot (Pengawas Keuangan Umum 1774-1776) dan Jacques Necker (Direktur-Jenderal Keuangan 1777-1781), mengusulkan sistem perpajakan Perancis yang lebih seragam, namun gagal. Langkah-langkah itu mendapatkan tantangan terus-menerus dari parlement (pengadilan hukum), yang didominasi oleh "Para Bangsawan", yang menganggap diri mereka sebagai pengawal nasional melawan pemerintahan yang sewenang-wenang, dan juga dari fraksi-fraksi pengadilan. Akibatnya, kedua menteri itu akhirnya diberhentikan. Akhirnya dalam kebuntuan tersebut raja memanggil Etats General untuk bersidang setelah dibubarkan sekian lama pada tahun 1614,namun tidak juga berhasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 menyelesaikan anggaran belanja.Akhirnya pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat yang terdiri dari kaum buruh dan petani yang marah menyerang Penjara Bastille yang merupakan lambang kekaisaran absolute.Keadaan Negara menjadi darurat lalu kaum Revolusioner bergerak cepat menuju istana dan berhasil menangkap Louis XVI dan merebut kekuasaan dari tangan monarki.Setelah itu di bentuk lah Dewan Revolusi yang mengambil langkah-langkah sebagai berikut; 1. Kendali pemerintahan dipegang oleh Dewan Revolusi pimpinan Jendral Lafayette 2. Membentuk Tentara Revolusi 3. Membentuk Dewan Legislatif 4. Menetapkan bendera resmi yaitu “Bendera Tiga Warna” sebagai lambang Liberte,Egalite dan Fraternite. 5. Menetapkan Lagu Kebangsaan yaitu “La Marseillas”. 6. Menghapus hak-hak istimewa kaum bangsawan dan gerejawan Konstitusi berhasil di bentuk pada tahun 1891 sehingga Prancis berbentuk monarki konstitusional,namun karena khawatir pengaruh revolusi menjalar ke negara-negara Eropa lainnya,Austria dan Prusia berusaha melakukan invasi terhadap Prancis untuk menyelamatkan Louis XVI dan merestorasi monarki.Namun rencana itu gagal.ketika Louis XVI tertangkap oleh tentara revolusi ketika akan melarikan diri dan di hukum mati karena dianggap mengkhianati Konstitusi Negara yang baru terbentuk.Peristiwa ini terjadi pada tahun 1792. Republik Perancis (1792-1804) 1. Pemerintahan Teror/Reign of Terror (1793-1794) Robespierre dari partai Jacobin diangkat sebagai kepala pemerintahan sementara.Menyikapi keselamatan Republik yang menerima ancaman dari dalam (Kaum Bangsawan/Muscadine) dan luar negeri (Austria dan Prusia-ingat bahwa Marie Antoinette adalah anak dari Kaisar Franz Joseph dari Austria),Robespierre menjalankan pemerintaha dengan tangan besi.Ia menangkap dan menghukum mati orang-orang yang di curigai dengan guillotine.Dalam waktu setahun sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 40.000 orang yang menjadi korban pisau jagal tersebut.Pada akhirnya terjadi pemberontakan terhadap Robespierre lalu ia di tangkap dan dihukum mati . 2. Dewan Directoire (1795-1799) Dipimpin oleh Paul Francois Nicolas Jean Barras yang beranggotakan 5 orang. Pada masa ini terjadi Peristiwa 13 Vendemiaire dimana Kaum Bangsawan berusaha menyerang Paris namun berhasil ditumpas oleh Jenderal Napoleon Bonaparte yang masih berusia 26 tahun. Karena jasa-jasanya itu Napoleon diangkat sebagai pemimpin Ekspedisi Italia untuk mengusir Austria dari sana.Lalu ia berangkat ke Mesir untuk melumpuhkan armada Inggris yang menuju India.Sepulangnya dari luar negeri Napoleon dielu-elukan oleh masyarakat sehingga Directoire merasa terancam lalu mereka bermaksud menyingkirkan Napoleon namun rencana ini gagal dan Directoire dibubarkan oleh Napoleon yang kemudian diangkat menjadi Konsul. 3. Konsulat (1799-1802) Dewan yang beranggotakan beberapa pemimpin terkemuka diantaranya Napoleon Bonaparte dan Abbe Sieyes.Pada masa ini Code Napoleon mulai digunakan dimana nantinya akan menjadi cikal bakal hukum sipil modern. 4. Kekaisaran (1804-1814) Pada suatu kudeta,Konsulat dibubarkan oleh Napoleon Bonaparte dan ia mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar Perancis hingga kekalahannya dalam perang di Rusia (1812) dan Leipzig (1813).Lalu ia mengundurkan diri dari posisi Kaisar dan di buang ke Pulau Elba. 5. Restorasi Kerajaan Bourbon (1814-1815) Kerajaan Prancis dipulihkan sebagai kerajaan Monarki Konstitusional dengan Rajanya Louis ke XVIII yang merupakan paman dari Louis XVI. 6. Kekaisaran 100 hari Napoleon (1815) Napoleon Bonaparte melarikan diri dari Pulau Elba lalu di sambut oleh rakyat yang setia kepadanya dan dapat merebut kekuasaan dengan mudah.Namun dapat dikalahkan oleh Duke Of Wellington dari Inggris dan Gebhart Lebrecht Von Blucher dari Prusia pada Pertempuran Waterloo di Belgia.Ia mengundurkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 diri dan dibuang ke Pulau St.Helena di Afrika Barat hingga akhir hayatnya (1821).Sepeninggal Napoleon,Louis XVIII kembali memegang kekuasaan. C. Akibat Revolusi Bagi Negara Prancis Dalam Bidang Politik: Konstitusi menjadi kekuasaan tertinggi Lahirnya konsep Negara Republik di Eropa Berkembangnya paham demokrasi modern Nasionalisme muncul Aksi revolusioner untuk menggulingkan absolutisme raja Dalam Bidang Ekonomi: Sistem pajak feodal dihapuskan Sistem monopoli dihapuskan Lahirnya industri besar sosial: Penghapusan feodalisme secara bertahap Susunan masyrakat baru Pendidikan merata bagi setiap golongan Lahirnya Code Napoleon sebagai cikal bakal hukum modern D. Akibat Bagi Dunia Internasional Dalam Bidang Politik: Tersebarnya paham Liberalisme Meluasnya paham demokrasi Meluasnya paham Nasionalisme Berkembangnya gerakan Revolusioner Dalam Bidang Ekonomi: Industri timbul di Eropa Perdagangan beralih dari daerah pantai menuju ke pedalaman Inggris kehilangan pasar di Eropa karena Napoleon menjalankan stategi politik Kontinental Dalam Bidang Sosial: Penghapusan feodalisme Pendidikan secara merata Pengakuan terhadap HAM PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 Lampiran 3c RPP Pertemuan 1 Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Waktu : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta : Sejarah : XI IPS I/ II : 2 x 45 menit I. Standar Kompetensi Menganalisis sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari abad ke-18 sampai dengan abad ke-20. II. Kompetensi Dasar -Membedakan pengaruh Revolusi Amerika Revolusi Prancis, revolusi industri dan Revolusi Rusia terhadap perkembangan-perkembangan nasional Indonesia. III. Indikator 1. Kognitif: a. Produk - Menjelaskan lahirnnya revolusi Industri - Menjelaskan tahap revolusi Industri - Menjelaskan dampak Revolusi Indistri b. Proses - Mengidentifikasi proses terjadinya Revolusi Perancis 2. Afektif: a. Karakter - Menunjukkan sikap kerjasama dalam dalam menyelesaikan tugas kelompok - Menunjukkan sikap rela berkorban terhadap sesama - menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas - menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan soal IV. Keterampilan Sosial - berani menunjukkan sikap toleransi, peduli, dan menghargai pendapat orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 V. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan lahirnya revolusi Industri 2. Siswa mampu menjelaskan tahapan revolusi Industri 3. Siswa mampu menjelakan dampak revolusi Industri VI. Model dan Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) Metode : Ceramah, diskusi, Presentasi, dan tanya jawab. Kegiatan pembelajaran Pendahuluan 20 menit g) Apersepsi : Memberi salam, dilanjutkan mengabsen siswa h) Motivasi : Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya Revolusi Industri i) Orientasi : Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar tentang situasi proses terjadinya Revolusi Industri Kegiatan Inti : Eksplorasi e. Guru memberikan pengantar tentang materi situasi Revolusi Industri. f. Guru mengonfirmasikan model pembelajaran 60 menit kooperatif tipe NHT. g. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang berangotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. h. Guru memberikan didiskusikan kelompok tugas yang harus mengenai latar belakang lahirnya revolusi Industri, tahap-tahap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 revolusi Industri, dampak revolusi Industri. Elaborasi Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Setiap perwakilan diminta untuk mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas Kelompok lain memberi tangapan terhadap hasil diskusi melalui tanya jawab. Konfirmasi Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Guru dan siswi mengambil nilai-nilai yang dapat di 10 menit ambil mengenai terjadinya Revolusi Amerika. Tugas lanjutan 10 e n i t VII. Sumber dan Media Pembelajaran a) Sumber Belajar - Alfian Magdalena.dkk. 2006. Sejarah untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratam - Adisusilo Sutarjo. 2015. Revolusi Eropa Menjadi Modern. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Anggota APPTI. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 - Adisusilo Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat Dari yang Klasik Sampai yang Modern. b) Penilaian Jenis tagihan : Tes (ranah Kognitif) dan Non Tes (ranah Afektif) Instrumen : Tes tertulis dan Lembar diskusi Penilaian Kognitif 𝑵= ∑perolehan X 100 Skor maksimal Keterangan : N = Nilai tes ∑ = Jumlah soal-jumlah salah Penilaian Afektif Aspek yang diamati No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Siswa siap mengikuti proses pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mencatat hal-hal penting Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok Siswa bertanya kepada guru Siswa menangapi pertanyaan teman Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa menghargai pendapat teman Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik Yogyakarta, _ April 2016 Praktiakan Daniel Aristo Jumlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 Lampiran Revolusi Industri Revolusi Industri adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk menamai perubahan dan perkembangan pesat yang awalnya terjadi di Inggris setelah ditemukannya mesin uap. Revolusi ini mengubah cara hidup banyak orang, terutama yang tinggal di perkotaan dan wilayah-wilayah industri. Kemajuan teknologi mengakibatkan tenaga untuk menggerakkan mesin yang semula masih menggunakan tangan menjadi penggunaan mesin yang digerakkan oleh tenaga uap. A. Lahirnya Revolusi Industri Revolusi Industri terjadi pada pertengahan abad ke-18. Awalnya didahului oleh revolusi agraria. Ada dua tahap revolusi agraria. Revolusi Agraria I adalah tahapan terjadinya perubahan penggunaan tanah yang semula hanya untuk pertanian menjadi usaha pertanian, perkebunan, dan peternakan yang terpadu. Revolusi Agraria II mengubah cara mengerjakan tanah yang semula tradisional dengan penggunaan mesin-mesin atau mekanisasi. Revolusi Industri terjadi di Inggris karena sebab-sebab berikut. 1. Inggris memiliki cukup bahan dasar untuk industri, seperti wol, batu bara, dan kapasyang diperoleh dari tanah jajahan. 2. Bangsa Inggris rajin mengadakan penyelidikan terhadap ilmu alam sehingga banyakpenemuan baru. Hal ini didukung dengan didirikannya lembaga ilmiah Royal Society for Improving Natural Knowledge pada tahun 1662. 3. Adanya kemajuan pesat dalam pelayaran yang membawa kemajuan perdagangan Inggris. 4. Inggris memiliki cukup modal untuk memajukan industrinya. 5. Inggris memiliki kongsi dagang EIC yang merupakan alat kemajuan bagi perdagangan negara. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 B. Tahap Revolusi Industri Revolusi Industri terdiri dari tiga tahap. Revolusi Industri I ditandai dengan masih dipergunakannya teknik kuno, yaitu penggunaanuap untuk menggerakkan mesin yang berbahan bakar kayu atau batu bara. Revolusi tahap pertama terjadi di Inggris pada abad ke-18. Revolusi Industri II ditandai dengan penggunaan teknik baru berupa mesin bermotoryang berbahan bakar listrik atau bensin. Revolusi tahap kedua ini terjadi di Amerika Serikat dan Jerman pada abad ke-19. Revolusi Industri III ditandai dengan penggunaan teknik kimia-hayati berbahan bakaratom atau nuklir. Revolusi tahap ketiga ini terjadi di Amerika Serikat dan Uni Soviet pada abad ke-20. Revolusi Industri mendorong peningkatan penggunan mesin-mesin sehingga terjadi efisiensi dalam produksi batu bara, besi, dan baja. Perkembangan ini ditunjang oleh adanya pembangunan jalan kereta api, alat transportasi, dan pengembangan sistem perbankan serta perkreditan. C. Dampak-dampak revolusi industri 1. Bidang ekonomi. Dampak Revolusi Industri dalam bidang ekonomi adalah munculnya pabrik-pabrik, lahirnya pengusaha kaya, biaya produksi rendah sehingga harga barang semakin rendah, upah buruh menjadi rendah, perdagangan dunia semakin maju, tumbuhnya kapitalisme industri yang berpusat pada perseorangan, dan matinya industri rumah tangga. 2. Bidang politik . Dampak Revolusi Industri dalam bidang politik sebagai berikut. 1) Munculnya kaum borjuis sebab kemajuan industri melahirkan orang-orang kaya baru yang merupakan penguasa industri. 2) Tumbuhnya demokrasi dan nasionalisme. 3) Munculnya imperialisme modern, yaitu upaya mengembangkan imperialisme yang berlandaskan kekuatan ekonomi, mencari tanah jajahan, bahan mentah serta mengembangkan pasar bagi industrinya. 4) Berkembangnya liberalisme yang awalnya hanya berkembang di Inggris ketika berlangsung Revolusi Agraria dan Revolusi Industri. Dalam menentukan kebijakan politik dan ekonomi, partai liberal sangat berpengaruh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 3. Bidang sosial. Akibat berkembangnya industri, pusat pekerjaan berpindah ke kota. Terjadilah urbanisasi besar-besaran ke kota. Para buruh tani pergi ke kota untuk menjadi buruh pabrik. Kota-kota besar pun menjadi padat dan semakin sesak. Para buruh hidup berjejal-jejal di tempat tinggal yang kumuh dan kotor. Tidak hanya itu, dalam pekerjaan, mereka menjadi objek pemerasan majikan. Buruh bekerja rata-rata 12 jam dalam sehari, namun tetap miskin. Kemiskinan berakibat langsung pada meningkatnya kejahatan dan ketergantungan pada minuman keras. Dampak lain adalah pengangguran, wanita dan anak ikut bekerja, dan kurangnya jaminan kesejahteraan. D. Revolusi Sosial Dampak negatif Revolusi Industri mendorong lahirnya Revolusi Sosial. Revolusi sosial adalah usaha untuk mengubah hidup rakyat dari tidak layak menjadi layak. Kotakota industri di Inggris, seperti Liverpool, Manchester, dan Birmingham penuh sesak dengan perkampungan kumuh para buruh yang kurang terjamin kehidupannya sebab upah mereka murah. Untuk memperbaiki nasib mereka, pemerintah dan parlemen Inggris mengeluarkan kebijakan-kebijakan berikut. 1. Catholic Emancipation Bill (1829), berisi ketentuan bahwa kaum Protestan dan Katolik mempunyai hak yang sama untuk menjadi anggota parlemen dan pegawai negeri. 2. Reform Bill (1832), berisi ketentuan bahwa perwakilan di parlemen sesuai dengan jumlah penduduk, hak pilih ditentukan berdasar atas pembayaran pajak, serta daerah kosong harus dihapuskan perwakilannya. 3. Abolition Bill (1833), berisi ketentuan penghapusan perbudakan di Inggris dan koloninya. 4. Factory Act (1833), berisi ketentuan bahwa anak-anak yang berumur di bawah sembilan tahun tidak boleh bekerja sebagai buruh perusahaan, mereka hanya boleh bekerja selama sembilan jam dan mendapat pendidikan selama dua jam dari majikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 5. Poor Law (1834), berisi ketentuan tentang pendirian rumah kerja bagi pengemis dan penganggur, rumah perawatan bagi orang cacat, dan pemberian bantuan bagi mereka yang tidak bekerja karena lanjut usia. 6. Corn Law (1815 – 1846), berisi ketentuan tentang larangan impor gandum dari luar negeri. Selama melalui proses Revolusi Sosial, kaum buruh semakin sadar bahwa nasib mereka di tangan mereka sendiri dan harus diperjuangkan sendiri. Sebagai wadah perjuangan tersebut, mereka mendirikan serikat pekerja. Pada tahun 1851, muncul serikat pekerja yang sudah tersusun baik, yaitu The Amalgamated Society of Engineers (Persatuan Insinyur). Kelompok ini meninggalkan cara agitasi dan menggunakan cara collective bargaining, yaitu membuat perjanjian kerja yang berlaku untuk semua buruh melalui jalan perundingan dengan majikan. Sejak berdirinya serikat pekerja, kondisi kehidupan buruh mulai dapat terjamin. E. Pengaruh Revolusi Industri di Indonesia Telah disebutkan sebelumnya bahwa Revolusi Industri menimbulkan adanya imperialisme modern yang bertujuan mencari bahan mentah, tenaga kerja murah, dan pasar bagi hasil-hasil produksi. Perdagangan bebas melahirkan konsep liberalisme. Hal ini mengimbas pada negara-negara koloni, seperti juga wilayahwilayah di Asia yang menjadi jajahan bangsa Eropa. Termasuk Indonesia. Ketika Thomas Stamford Raffles, gubernur jenderal dari Inggris, berkuasa di Indonesia (1811 – 1816), ia berupaya memperkenalkan prinsip-prinsip liberalisme di Indonesia. Kebijakan yang diberlakukannya, antara lain, memperkenalkan sistem ekonomi uang, memberlakukan pajak sewa tanah untuk memberi kepastian siapa pemilik tanah, menghapus penyerahan wajib, menghapus kerja rodi, serta menghapus perbudakan. Ketika Inggris menyerahkan Indonesia ke tangan Belanda, dibuat perjanjian bahwa Belanda akan tetap memberlakukan perdagangan bebas. Oleh karena itu, banyak perusahaan Inggris yang berdiri di Indonesia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 Pengaruh Revolusi Industri juga sampai ke negeri Belanda dan memengaruhi sikap terhadap tanah jajahan. Politik imperialisme Belanda yang awalnya menggunakan caracara kuno, yaitu pemerasan, kekerasan, dan eksploitasi kekayaan Indonesia di kemudian hari mendapat protes dari kaum humanis Belanda yang berpaham liberal. Muncullah politik Etis di Indonesia. Keuntungan yang diperoleh bangsa Indonesia dari perubahan sikap Belanda tersebut adalah sebagai berikut. 1. Politik Etis memberi kesempatan pada bangsa Indonesia untuk memperoleh edukasiatau pendidikan sehingga dapat membawa pemikiran yang lebih maju. 2. Politik Kolonial Liberal memberi angin kebebasan bagi bangsa Indonesia untuSkberhubungan langsung dengan bangsa-bangsa asing lainnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 Lampiran 3d RPP Pertemuan 1 siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Waktu : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta : Sejarah : XI IPS I/ II : 2 x 45 menit I. Standar Kompetensi Menganalisis sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari abad ke-18 sampai dengan abad ke-20. II. Kompetensi Dasar - Membedakan pengaruh Revolusi Amerika Revolusi Prancis, revolusi industri dan Revolusi Rusia terhadap perkembangan-perkembangan nasional Indonesia. III. Indikator 1. Kognitif: a) Produk - Menjelaskan latar belakang revolusi Rusia. - Menjelaskan jalanya Revolusi Rusia - Menjelaskan sebab terjadinya perang saudara di Rusia - Menjelaskan kebijakan awal setelah revolusi Rusia b) Proses - Mengidentifikasi proses Revolusi Rusia 1917. IV. Afektif: a) Karakter - Menunjukkan sikap kerjasama dalam dalam menyelesaikan tugas kelompok - Menunjukkan sikap rela berkorban terhadap sesama - menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas - menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan soal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144 b) keterampilan sosial - berani menunjukkan sikap toleransi, peduli, dan menghargai pendapat orang lain. V. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan latar belakang revolusi Rusia. 2. Siswa dapat menjelaskan jalanya Revolusi Rusia 3. Siswa dapat menjelaskan sebab terjadinya perang saudara. 4. Siswa dapat menjelaskan kebijakan awal setelah revolusia VI. Model dan Metode Pembelajaran Model : Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) Metode : Ceramah, diskusi, Presentasi, dan tanya jawab. Kegiatan pembelajaran Pendahuluan Apersepsi : Memberi salam, dilanjutkan mengabsen siswa Motivasi : Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya Revolusi Rusia. Orientasi : Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar tentang situasi proses terjadinya Revolusi Rusia. 20 menit Kegiatan Inti : Eksplorasi a. Guru memberikan pengantar tentang materi situasi Revolusi Rusia. b. Guru mengonfirmasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. c. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang berangotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. d. Guru memberikan tugas yang harus didiskusikan kelompok mengenai Menjelaskan latar belakang 60 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145 revolusi Rusia, jalanya Revolusi, sebab terjadinya perang saudara, kebijakan awal setelah revolusi. Elaborasi Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Setiap perwakilan diminta untuk mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas Kelompok lain memberi tangapan terhadap hasil diskusi melalui tanya jawab. Konfirmasi Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Penutup Guru dan siswi mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil mengenai terjadinya Revolusi Rusia. 10 menit Sumber dan Media Pembelajaran a) Sumber belajar - Alfian Magdalena.dkk. 2006. Sejarah untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratam - Adisusilo Sutarjo. 2015. Revolusi Eropa Menjadi Modern. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Anggota APPTI. - Adisusilo Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat Dari yang Klasik Sampai yang Modern. b) Penilaian Jenis tagihan : Tes (ranah Kognitif) dan Non Tes (ranah Afektif) Instrumen : Tes tertulis dan Lembar diskusi Penilaian Kognitif 𝑵= ∑perolehan X 100 Skor maksimal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146 Keterangan : N = Nilai tes ∑ = Jumlah soal-jumlah salah Penilaian Afektif Aspek yang diamati No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Siswa siap mengikuti proses pelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mencatat hal-hal penting Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok Siswa bertanya kepada guru Siswa menangapi pertanyaan teman Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa menghargai pendapat teman Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik Yogyakarta, _ April 2016 Praktiakan Daniel Aristo Jumlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 Lampiran Revolusi Rusia Revolusi Rusia pada permulaan abad ke-19, keadaan Rusia masih terbelakang dibandingkan negaranegara Eropa lainnya. Masyarakat Rusia pada masa itu terbagi atas dua golongan, yaitu tuan tanah (bangsawan) dan petani (rakyat jelata). Rusia saat itu adalah negara agraris. Sebagian besar penduduknya merupakan petani miskin yang harus tunduk kepada tuan tanah, bahkan menjadi budak dari tuan tanah. Status petani sebagai budak tuan tanah ini diatur dalam Undang-Undang Perbudakan Rusia yang disahkan oleh Tsar Alexis I pada tahun 1646. Perbudakan dihapuskan pada tahun 1861 dengan dikeluarkannya UndangUndang Emansipasi (Emancipation Edict) oleh Tsar Alexander II. Isi undangundang tersebut sebagai berikut. 1. Perbudakan dihapuskan. 2. Petani bekas budak mendapat tanah sebagai miliknya. 3. Negara membayar uang kerugian kepada tuan-tuan tanah pemilik budak. Meski telah dikeluarkan undang-undang tersebut, kondisi kehidupan petani belum mengalami kemajuan sebab kepala mir (kepala desa) lama kelamaan bertindak seperti tuan tanah dan memperkaya diri sendiri. Pada tahun 1906 (masa pemerintahan Tsar Nicholas II), sistem mir dihapuskan oleh Menteri Stolypin. Tanah diberikan kepada pemilik sehingga dari pekerjaannya seorang petani dapat memperoleh hasil. Menjelang terjadinya revolusi, muncul dua aliran kaum terpelajar di Rusia, yaitu aliran Slavia dan aliran Barat. Aliran Slavia ingin membangun Rusia atas dasar kultur Slavia di mana negara dianggap sebagai badan moral. Aliran ini kemudian menjadi pendekar paham autokrasi, ortodoks, nasionalisme dan memunculkan gerakan Pan Slavisme. Adapun aliran Barat ingin membangun Rusia berdasarkan konsepsi Barat di mana negara dianggap sebagai badan politik belaka yang digunakan untuk mencapai kesejahteraan rakyat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 A. Latar belakang Revolusi Rusia Sejak kekalahannya dalam perang melawan Jepang pada tahun 1905, bayangan revolusi selalu tampak di Rusia. Berbagai gerakan rakyat menentang pemerintah ditindas dengan kekerasan senjata. Gerakan tersebut bersifat sporadis dan seberapa pun usaha pemerintah untuk menindasnya, gerakan-gerakan serupa selalu muncul. Akhirnya, revolusi sungguh-sungguh terjadi di tengah Perang Dunia ketika Rusia mengalami kekalahankekalahan besar. Sebab-sebab terjadinya revolusi sebagai berikut. 1. Pemerintahan Tsar Nicholas II yang reaksioner Ketika negara-negara lain mulai mengakui hak-hak politik bagi warga negaranya, Tsar Nicholas II masih enggan melakukan hal yang sama. Ia memang mengizinkan dibentuknya Duma (daerah perwakilan rakyat Rusia), namun keberadaannya hanya sandiwara belaka. Pemilihan anggota Duma dilakukan dengan pura-pura karena pada praktiknya, anggota Duma adalah orang-orang yang propemerintahan Tsar. Hasil-hasil rapat dan rekomendasi Duma kepada Tsar tidak pernah dihiraukan. 2. Susunan pemerintahan Tsar yang buruk. Pemerintahan pada masa Tsar Nicholas II tidak disusun secara rasional, melainkan atas dasar favoritisme. Tsar tidak memilih orang-orang yang cakap untuk pemerintahannya, orangorang yang dipilihnya untuk jabatan-jabatan pemerintahan hanyalah orangorang yang disukainya. Dalam hal ini, Nicholas II sangat dipengaruhi oleh istrinya, Tsarrina Alexandra. Alexandra sendiri sangat dipengaruhi oleh seorang biarawan yang menyebut dirinya sebagai utusan Tuhan, Grigori Rasputin. Alexandra dan Rasputin adalah orang-orang yang sangat kolot dan benci terhadap segala macam paham baru. 3. Perbedaan sosial yang mencolok mata. Kondisi kehidupan antara kedua golongan masyarakat di Rusia pada masa itu sangat jauh perbedaannya. Tsar dan para bangsawan hidup mewah dan kaya raya, sementara rakyat, terutama petani dan buruh, sangat miskin dan sengsara. Bangsawan juga memiliki berbagai macam hak yang tidak dimiliki rakyat, bahkan banyak hak rakyat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 yang diabaikan. Sekalipun perbudakan telah dihapuskan, para bangsawan tetap memperlakukan rakyat biasa seperti budak dalam kehidupan sehari-hari. 4. Persoalan tanah. Perubahan kebijakan agraria oleh Menteri Stolypin pada tahun 1906 hanya menghasilkan perubahan tanah-tanah mir menjadi milik perseorangan anggota mir. Di luar mir, masih banyak tanah berukuran luas yang menjadi milik para tuan tanah, baik bangsawan maupun para kulak (petani-petani besar). Tanah-tanah ini dikerjakan oleh para petani kecil (buruh tani). Para buruh tani ini lalu berusaha menuntut tanah yang seharusnya menjadi miliknya. 5. Adanya aliran-aliran yang menentang Tsar. Dalam revolusi pada tahun 1905, aliran-aliran yang menentang Tsar dapat ditindas, tetapi tidak lenyap. Mereka melakukan gerakan bawah tanah dan mengumpulkan kekuatan sambil menunggu kesempatan untuk kembali muncul. Aliran-aliran tersebut sebagai berikut. 1)Kaum liberal yang disebut Kadet (Konstitusional Demokrat). Aliran ini menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang berundang-undang dasar. 2)Kaum sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta pemerintahan yang modern dan demokratis. Kaum sosialis merupakan anasir yang revolusioner dan terbagi lagi atas dua aliran: Mensheviks (moderat atau sosial demokrat) dan Bolsheviks (radikal, kemudian berkembang menjadi partai komunis). Golongan Mensheviks dipimpin oleh Georgi Plekhanou yang kemudian digantikan oleh Kerensky. Adapun golongan Bolsheviks dipimpin oleh Lenin dan Trotsky. 6. Kekalahan perang. Ketika melibatkan diri dalam Perang Dunia I, sebenarnya Rusia tidak mempunyai tujuan perang yang tertentu. Rusia ikut perang karena terikat dan terseret oleh perjanjian-perjanjiannya dengan negara-negara lain, terutama yang tergabung dalam Triple Entente. Keikutsertaan Rusia dalam Perang Dunia I mendapat sambutan dingin dari rakyatnya. Peperangan yang tidak didukung oleh rakyat tentu menghasilkan kekalahan. Kekalahankekalahan besar Rusia (pertempuran di Tannenberg dan di sekitar danaudanau wilayah Masuri) semakin mengecewakan hati dan melenyapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150 kepercayaan rakyat kepada Tsar. Rakyat mulai jemu pada peperangan dan menginginkan kedamaian. 7. Ancaman bahaya kelaparan. Lima belas juta warga Rusia dimobilisasi untuk perang. Kesejahteraan mereka harus dijamin penuh oleh negara. Sementara, banyaknya orang yang dikirim ke medan perang berakibat kurangnya tenaga kerja, baik dalam bidang industri maupun pertanian. Macetnya industri dan pertanian ini menimbulkan bahaya kelaparan sebab kurangnya bahan makanan. Perekonomian negara pun menjadi kacau balau. B. Jalannya revolusi Revolusi Rusia yang berlangsung pada tahun 1917 terbagi dalam dua fase. 1. Revolusi Februari 1917 Revolusi ini dimotori oleh orang-orang Kadet, Mensheviks, dan Bolsheviks. Tujuannya adalah untuk menggulingkan Tsar. Revolusi dimulai di Petrograd (sekarang Leningrad) berupa demonstrasi yang menuntut turunnya Tsar, diikuti oleh pemogokan di perusahaan-perusahaan. Tentara yang diperintahkan menembaki para pemogok dan demonstran berbalik menembaki opsir-opsirnya sendiri. Revolusi berdarah pun meletus. Tsar ditawan dan dipaksa turun takhta. Usai revolusi, pemerintahan sementera dibentuk. Kaum Kadet memegang pimpinan. Akan tetapi, kaum Kadet tidak mengadakan perubahan-perubahan yang sesuai seperti tuntutan rakyat. Alasannya adalah kekhawatiran bahwa perubahanperubahan itu hanya akan menambah kacau keadaan. Kaum Mensheviks dipimpin Karensky lalu menggulingkan kaum Kadet dan memegang pimpinan pemerintahan. Program kaum Mensheviks adalah, pertama-tama, menjunjung kembali kehormatan Rusia yang telah merosot karena kekalahan-kekalahan dalam perang, dan kemudian baru mengadakan perombakan atas sistem pemerintahan dalam negeri. Bentuk negara diubah menjadi republik, kemudian diadakan serangan besar-besaran terhadap Jerman. Sayangnya, serangan tersebut gagal sama sekali. Rakyat yang jenuh pada peperangan kehilangan kepercayaan pada pemerintahan Mensheviks. Memanfaatkan keadaan ini, kaum Bolsheviks tampil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151 ke muka dan memberi janji-janji kedamaian serta pembagian bahan makanan dan tanah kepada rakyat. 2. Revolusi Oktober 1917 (Revolusi Komunis) Pada tanggal 10 April 1917, Lenin kembali ke Rusia dari perantauannya ke Jerman, Prancis, Inggris, Austria, dan Swiss sejak tahun 1907. Pada tahun yang sama, Leon Trotsky (Bronstein) tiba di Rusia dari Amerika. Kedua orang ini lalu menjadi motor penggerak kaum Bolsheviks yang berpaham komunis di Rusia. Ketika kaum Kadet dan Mensheviks bergulat dengan revolusi cara mereka, gerakan bawah tanah kaum Bolsheviks secara diam-diam mempersiapkan revolusinya sendiri. Mereka membentuk pemerintahan sendiri, tentara sendiri (yang disebut Pasukan Merah), dan menyebarkan propaganda antipemerintah borjuis. Pada saat pemerintahan Mensheviks kehilangan kepercayaan rakyat, kaum Bolsheviks memanfaatkannya dengan segera merangkul rakyat. Mereka menganjurkan para petani agar membagi-bagikan tanah dan menganjurkan para buruh untuk menyita pabrik-pabrik. Pendekatan ini mendapat dukungan dan simpati dari rakyat. Dimulailah revolusi kedua ala Bolsheviks. Revolusi kedua ini dimulai dari Petrograd lagi. Tentara dan angkatan laut di Petrograd memihak Lenin, disusul dukungan dari tentara-tentara Difron. Pada tanggal 25 Oktober 1917, pemerintahan Mensheviks digulingkan dan kaum Bolsheviks mengambil alih kekuasaan pemerintahan. Setelah itu, segera diadakan perubahanperubahan besar. 1)Diadakan perundingan perdamaian dengan Jerman yang melahirkan perjanjian perdamaian Brest Litovsk (1918). 2) Segala utang piutang pemerintah Tsar dihapuskan dan bank dimonopoli negara. 3) Tanah dibagi-bagikan kepada petani dan buruh menyita pabrik-pabrik. 4) Bahan makanan dikerahkan dan dibagi-bagikan kepada rakyat. Revolusi yang kedua ini berjalan dan berhasil dengan baik, sehingga kaum Bolsheviks mendapat kedudukan yang kuat. 3. Intervensi negara-negara asing (1918) Setelah kaum Bolsheviks memegang pemerintahan Rusia, para pengikut Tsar yang masih setia berusaha melakukan pemberontakan. Mereka menyebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152 dirinya kaum Rusia Putih (lawan dari kaum Bolsheviks yang disebut kaum Rusia Merah/Komunis). Mereka dipimpin oleh Jenderal Denikin dan Wrangel. Sekutu (Inggris, Amerika Serikat, Prancis, dan lain-lain) segera memihak kaum Rusia Putih, tidak semata-mata karena mereka antikomunis, melainkan juga dikarenakan adanya kekhawatiran menghadapi penghentian perang antara Rusia dan Jerman. Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis menyerbu Rusia dari arah timur (Vladivostok), utara (Murmansk), barat (Estonia dan Turki), dan selatan (Laut Kaspia). Akan tetapi karena front-front negera-negara pengintervensi ini terpisahpisah jauh dan kurang sekali adanya koordinasi antara front-front tersebut, intervensi ini gagal. Kaum Rusia Putih rontok dan lebur. Sekeluarnya dari perang saudara antara Rusia Putih dan Rusia Merah, kaum Bolsheviks menjadi semakin kuat dan bersatu. 4. Akibat-akibat Revolusi Komunis 1917 Revolusi yang dilakukan kaum Bolsheviks membawa akibat sebagai berikut. Dihapuskannya pemerintahan Tsar yang kolot untuk selamanya. Pemerintahan diubahdengan sistem satu partai (pemerintahan dipegang oleh satu partai). Cobalah bandingkan dengan sistem satu partai di Jerman (Hitler dengan NAZI-nya) dan di Italia (Mussolini dengan fasismenya). Timbulnya demokrasi Soviet sebagai lawan dari demokrasi liberal. Demokrasi liberalatau parlementer dianggap Lenin kurang demokratis sebab biasanya parlemen diduduki oleh orang-orang dari kelas menengah ke atas, sementara rakyat jelata tidak tahu apaapa. Lenin lebih suka membentuk dewan-dewan rakyat (Soviet) yang mewakili suara masyarakat terbawah. Dewan-dewan rakyat ini kemudian akan memilih di antara mereka untuk menjadi wakil dalam dewan rakyat yang lebih tinggi. Mekanisme yang sama berlanjut hingga ke tingkat paling tinggi. Modernisasi Rusia maju dengan pesat, terutama dalam bidang industri dan pertanian.Dalam kurun waktu lebih kurang empat puluh tahun, Rusia mulai dapat menyamai negara-negara industri lainnya di Eropa Barat dan Amerika. Meluasnya komunisme di seluruh dunia. Hingga kini komunisme menjadi faktorkekuatan politik dunia yang perlu diperhitungkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153 Pemerintahan Lenin (1917 – 1924) Selama masa pemerintahan Lenin, terjadi hal-hal sebagai berikut. 1. Pembentukan komintern (Komunis Internasional) Pada tahun 1919 dibentuk Komintern yang bertugas memimpin partaipartai komunis di seluruh dunia. Komintern dilebur pada tahun 1947 karena berbau imperialisme Rusia dan digantikan oleh Cominform (Communist Information) yang merupakan pusat propaganda komunisme di seluruh dunia. 2. Pembentukan Uni Soviet Sebelum tahun 1922, Rusia terdiri dari beberapa negara kecil yang bersatu di bawah bendera Federasi Republik-Republik Soviet Sosialis Rusia (FRSSR). Pada tahun 1922, federasi ini diubah menjadi uni dan disebut Uni RepublikRepublik Soviet atau Union of Soviet Socialist Republics (USSR). Kekuasaan pemerintahan terpusat pada pemerintahan pusat. 3. Sistem perekonomian komunis Ketika Lenin memegang pemerintahan, Rusia hendak disusun menjadi seratus persen komunis. Semua hasil produksi, baik industri maupun pertanian, harus diserahkan kepada negara. Nantinya negara yang akan membagi-bagikannya dengan adil. Akan tetapi, para petani kaya (kulak) menolak menyerahkan segala hasil buminya kepada negara. Para petani juga tidak mau menanam lebih dari apa yang mereka butuhkan untuk hidup sebab sebanyak apa pun mereka menanam, hasil yang mereka dapatkan sama saja. Akibatnya, pertanian menjadi kacau dan bahaya kelaparan mengancam. Pada tahun 1921, Lenin mengubah kebijakan ekonominya dan menggantinya dengan NEP (New Economical Policy) di mana hasil bumi boleh dijual dengam bebas. Namun, untuk menyaingi sistem pertanian bebas yang dipraktikkan para kulak, diadakan pula pertanian kolektif (kolkhoz) dan pertanian negara (sovkhoz) untuk menyaingi pertanian bebas dari para kulak. NEP ini terbukti berjalan dengan baik. Para kulak makin terdesak dan semakin banyak petani yang menggabungkan diri dalam kolkhoz. Lenin meninggal dunia pada tahun 1924. Jenazahnya dimakamkan di dekat Kremlin dalam sebuah musoleum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154 (makam yang indah) di mana setiap tahun rakyat Rusia dapat melihat wajah “Bapak Komunisme Rusia”. 4. Keadaan dalam negeri usai pemerintahan Lenin Dua orang calon pengganti Lenin, Stalin dan Trotsky memiliki pemahaman yang berbeda mengenai komunisme. Trotsky bermaksud mengobarkan revolusi dunia untuk menciptakan masyarakat komunis di seluruh dunia. Baginya, kaum buruh lebih penting daripada kaum lainnya. Adapun Stalin berkehendak untuk memperkukuh dahulu komunisme di Rusia sebelum meluaskan paham tersebut ke seluruh dunia. Baginya, buruh dan kaum tani sama pentingnya. Stalin mengizinkan kaum komunis menggunakan modal asing dan ahli-ahli ilmu pengetahuan dari negara-negara kapitalis untuk mencapai tujuannya. Salah satu contoh adalah dibuatnya perjanjian Prancis – Rusia pada tahun 1923. Kebijakan Stalin memperoleh dukungan luas, sehingga ia dipilih menjadi pemimpin Uni Soviet menggantikan Lenin. Trotsky dibuang ke luar Rusia dan kemudian dibunuh di Meksiko (1940). Stalin meneruskan politik ekonomi Lenin sampai tahun 1927. Kemudian, ia menyusun Rencana Lima Tahun untuk mengembangkan perekonomian Rusia. Rencana Lima Tahun yang pertama (1927 – 1932) adalah industrialisasi Rusia secara besar-besaran dan modernisasi pertanian. Rencana ini berjalan baik, disusul dengan ditiadakannya kulak dan mengubah seluruh sistem pertanian menjadi kolkhoz dan sovkhoz. Rencana Lima Tahun yang kedua (1932 – 1937) dibuat untuk menyempurnakan yang pertama. Pemerintahan Stalin merupakan pemerintahan yang otoriter. Ia bercita-cita menjadi penguasa mutlak. Rasa rendah diri menyebabkan Stalin selalu curiga kepada siapa pun. Stalin dapat berkuasa mutlak di Rusia karena sifatnya yang licik, penuh tipu daya, dan tega mempecundangi lawan-lawan politiknya. Ia meninggal pada tanggal 16 Maret 1953. Ia tidak menunjuk pengganti, sehingga timbullah persaingan antara Nikita Khrushchev dan Leonid Brezhnev. Khrushchev keluar sebagai pemenang, namun digulingkan pada tahun 1964. Salah satu peristiwa mencolok selama karir Khrushchev adalah kritiknya yang menyerang Stalin dalam pidato yang disampaikannya pada Kongres Partai Komunis ke20 di tahun 1956. Pidatonya ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155 tidak diterbitkan di Uni Soviet sehingga disebut “pidato rahasia”. Kritik tersebut diikuti kampanye anti-Stalin, pencabutan gambar-gambar dan patung Stalin, serta dikeluarkannya jenazah Stalin dari dalam musoleum di Lapangan Merah untuk dimakamkan di pemakaman umum. Konstitusi Stalin 1936 digantinya dengan konstitusi baru (1977). Isinya yang pokok adalah rakyat boleh menyuarakan pendapatnya secara bebas. 5. Dampak Revolusi Rusia Revolusi Rusia yang dimenangkan oleh kaum komunis radikal (Bolshevik) berdampak pada meluasnya paham komunisme di dunia. Negara-negara dunia ketiga yang pada saat itu masih dijajah bangsa lain dengan segera mengadopsinya. Juga negara-negara yang baru terbentuk dan negara-negara yang rakyatnya telah bosan hidup dalam kekangan feodalisme penguasa. Paham baru ini pun dengan segera menjalar ke Indonesia yang pada saat itu tengah menghidupkan organisasiorganisasi pergerakan ke arah kemerdekaan. Organisasiorganisasi yang menganutnya juga bersikap radikal (nonkooperatif) terhadap Belanda, bahkan di kemudian hari jelas-jelas melakukan pemberontakan. Contohnya adalah ISDV yang setelah Indonesia merdeka mengubah nama menjadi PKI. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156 Lampiran 5a Soal Uji Kopetensi Siklus I ULANGAN HARIAN SIKLUS I Nama Sekolah kelas/Program Mata Pelajaran Hari, Tanggal Waktu : SMA BOPRI 2 Yogyakarta : XI IPS 1 : Sejarah : Kamis, 28 April 2016 : 90 menit Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Isilah Identitas anda dengan lengkap ! Ulangan bersifat Close Book ! Gunakan alat tulis yang bertinta hitam ! Bacala setiap butir soal dengan teliti ! Kerjakan soal yang menurut anda mudah terlebih dahulu Utamakan kejujuran dan ketenangan dalam mengerjakan soal ! A. Pilihan ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk nomor 1-25 ! 1. Revolusi Amerika dikenal sebagai …. A. The Boston Tea Party D. Boston Sugar Party B. Perang kemerdekaan Amerika E. Boston ofee Party C. Perang melawan Inggris 2. Keberanian rakyat Amerika menentang Inggris tidak lepas dari pengaruh pers. Melalui sebuah artikel yang ditulis Thomas Paine pada tahun 1776, rakyat Amerika tergerak untuk merdeka. Artikel tersebut berjudul .... A. No Tax Without Representatoin D. Common Sence B. Declaration of Human Right E. National Assembly C. Declaration of Independence 3. Meletusnya revolusi Amerika dipicu oleh peristiwa . . . . . A. Boston Sugar Party D. Boston Massacre B. Boston Port Bill E. Boston Tea Party C. Boston Cofee Paty 4. Bukti kongkrit bahwa Amerika Serikat telah merdeka ialah ditandataganinnya …. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157 A. No Tax Without Representatoin D. Common Sence B. Declaration of Human Right E. National Assembly C. Declaration of Independence 5. Perang antara Inggris dan Perancis diakhiri dengan perjanjian …. A. Perjanjian Versailess D. Perjanjian Swiss B. Perjanjian Paris E. Perjanjian Massachuset C. Perjanjian Roterdam 6. Alasan Perancis mau membantu revolsi Amerika ialah …. A. Amerika merupakan Bagian dari Perancis B. Koloni-koloni Amerika sebagian besar orang Perancis C. Rasa dendam Akibat kekalahan perang 7 tahun Perancis oleh Inggris, D. Karena Amerika membutuhkan bantuan untuk mengalahkan Inggris E. Agar Amerika utara mau bergabung dengan Perancis 7. Naskah pernyataan kemerdekaan Amerika Serikat disusun oleh .... A. Thomas Jefferson D. John Adam B. Samuel Adam E. Thomas Paine C. George Washington 8. Proklamasi Amerika yg berjudul Declaration of Independence terjadi pada…. A. 4 juni 1776 C. 4 juni 1778 B. 4 juli 1776 E. 14 juli 1776 C. 4 juni 1778 9. Perjanjian paris ditandatangi pada …. A. 1763 D. 1663 B. 1736 E. 1793 C. 1673 10. Pada masa perang kemerdekaan di amerika, terjadi pertempuran pertama yang berlangsung di Lexington kemudian di boston, pada saat itu inggris meminta bantuan kepada…. A. Uni soviet D. Brazil B. Kanada E. Paraguay C. Uruguay 11. Salah satu dampak revolusi Amerika bagi negara Indonesia adalah .... A. Menyadarkan kaum-kaum terpelajar yang berkeyakinan untuk kebebasan dan hak meraih kemerdekaan . B. Penjajahan bangsa barat hingga beratusratus tahun lamanya. C. Eksploitasi sumber daya alam dan manusia sebagai penopang peperangan melawan sekutu D. Kesengsaraan bangsa indonesia akibat bertambahnya negara barat yang merdeka E. Berdirinya Indische Sociaal Democratische Vereniging PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158 12. Salah satu revolusi di dunia yang mempengaruhi timbulnya revolusi Perancis adalah revolusi ... A. Bolsyevik D. Borjuis B. Industri E. Rusia C. Amerika 13. Berikut merupakan faktor-faktor terjadinya revolusi Perancis, kecuali.... D. Ketidak puasan rakyat terhadap pemerintahan absolut E. Kondisi keuangan kerajaan yang buruk F. Pengaruh perang kemerdekaan Amerika G. Kepemimpinan Raja Louis XVI yang lemah H. Kehidupan Tsar dan bangsawan yang bermewah-mewahan 14. Revolusi perancis meletus pada masa pemerintahan raja... A. Louis XIII D. Louis XVI B. Louis XIV E. Napoleon Bonaparte C. Louis V 15. Pemerintahan Absolutisme Perancis sudah tampak pada masa pemerintahan …. A. Louis XIII. D. Louis XVI B. Louis XII E. Louis V C. Louis XIV 16. Meletusnya revolusi Perancis ditandai dengan. . . . A. Penyerangan istana Versailles B. Penyerangan penjara Bastile C. Demokrasi besar-besaran D. Eksekusi Raja Louis XVI E. Penyerangan terhadap Raja Louis XVI 17. Semboyan revolui Perancis adalah …. A. Gospel, Gold, Glory D. Liberty, Egality,Fraternity B. Vini, Vidi, Vici E. Etats C’est Moi C. Momento Mori 18. Berikut merupakan ciri-ciri pemerintahan yang absolut, kecuali… A. Pemerintahan berjalan tanpa Undang-Undang B. Pemerintah berjalan tanpa dewan eksekutif C. Pemerintah berjalan tanpa kepastian hukum D. Pemerintahan berjalan tanpa anggaran belanja yang pasti E. Pemerintah berjalan tanpa dibatasi oleh kekuasaan apapun 19. UUD Perancis disahkan pada …. A. 14 Juni 1709 D. 14 juni 1709 B. 14 juni 1789 E. 14 juli 1790 C. 14 JULI 1790 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159 20. Salah satu factor penyebab meletusnya revolusi Perancis adalah munculnya paham Romantisme yang berarti …. A. Paham atau semangat kecintaan terhadap bangsa dan tanah air B. Paham yang mengagungkan kebebasan individu C. Paham yang menjunjung tinggi perasaan dan menghargai naluri manusia D. Paham yang menganggap bahwa pikiran dan akal sehat merupakan satusatunya dasar untuk memecahkan problem dan mengutamakan akal daripada emosi. E. Paham yang memandang sikap baru manusia yang otonom terhadap dunia atau alam sekitarnya 21. Salah satu factor penyebab meletusnya revolusi Perancis adalah munculnya paham Rasionalisme yang berarti …. A. Paham atau semangat kecintaan terhadap bangsa dan tanah air B. Paham yang mengagungkan kebebasan individu C. Paham yang menjunjung tinggi perasaan dan menghargai naluri manusia D. Paham yang menganggap bahwa pikiran dan akal sehat merupakan satusatunya dasar untuk memecahkan problem dan mengutamakan akal daripada emosi. E. Paham yang memandang sikap baru manusia yang otonom terhadap dunia atau alam sekitarnya 22. Salan satu pimpinan rakyat yang terkenal dalam Dewan Konstituante adalah…. A. Mirabeau (bangsawan) D. elompok Jakobin B. J. J Rouseaud. E. Kelompok Gironding C. George Washington 23. Revolusi Perancis dipelopori oleh …. A. Kaum nasionalis B. Kaum bangsawan C. Kaum agama D. Kelompok Jakobin penghimpun kaum buruh, petani kecil penduduk pingiran yang berhaluan radikal, keras dan ekstrim E. J.J Rouseau dengan paham Romantisme 24. Berikut merupakan dampak Revolusi Perancis kecuali …. A. Berkembangnya Feodalisme D. Menyebarnya Paham Liberalisme B. Munculnya ide Pemerintahan Republik E. Munculnya paham Nasionalisme C. Berkembangnya Paham Demokratis 25. Tokoh penyebar terbesar paham liberalisme adalah …. A. J. J Rouseau D. Thomas Jefferson PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160 B. John Adam Bonaparte C. Thomas Paine E. Napoleon KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I Jawaban PG 1. B 11. A 21. D 2. D 12. C 22. A 3. E 13. E 23. A 4. C 14. D 24. A 5. B 15. A 25. E 6. C 16. B 7. A 17. D 8. B 18. E 9. A 19. C 10. B 20. C PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161 Lampiran 5b Soal Uji Kopetensi Siklus II ULANGAN HARIAN SIKLUS 2 Nama Sekolah kelas/Program Mata Pelajaran Hari, Tanggal Waktu : SMA BOPRI 2 Yogyakarta : XI IPS 1 : Sejarah : Kamis, 12 Mei 2016 : 90 menit Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Isilah Identitas anda dengan lengkap ! Ulangan bersifat Close Book ! Gunakan alat tulis yang bertinta hitam ! Bacala setiap butir soal dengan teliti ! Kerjakan soal yang menurut anda mudah terlebih dahulu Utamakan kejujuran dan ketenangan dalam mengerjakan soal ! B. Pilihan ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk nomor 1-25 ! 1. Berikut merupakan latar belakang penyebab terjadinya revolusi Rusia, kecuali.... A. Pemerintahan Tsar Nikolas II yang tidak disukai oleh rakyat B. Duma (parlemen) yang tidak berfungsi dengan baik C. Adanya perbedaan kehidupan yang mencolok antara bangsawan dan rakyat D. Penghargaan tuan tanah terhadap buruh sangat rendah E. Kemenangan Rusia dalam perang Rusia-Jepang 2. Program partai Sosialis Demokrat yang dipimpin oleh George Plekhanov kecuali …. A. Persamaan dalam hukum B. Kemerdekaan pers C. Membatasi kehidupan politik D. Kebebasan berkumpul serta perbaikan nasib buruh dan petani E. Kebebasan berbicara 3. Golongan Mensyewik (social-demokrat) dipimpin oleh …. A. Tsar Nicholas II D. Karl Marx B. Vladimir Ulynov (Lenin) E. Mancheviks C. George Plekhanov 4. Perhatikan pernyataan berikut ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162 1. Tanah dibagi-bagikan kepada para petani 2. Buruh menyita pabrik-pabrik 3. Pemerintah membagi bahan-bahan makanan 4. Melakukan penyerangan terhadap Jerman 5. Melipatgandakan utang piutang dari pemerintahan Tsar Yang termasuk usaha perubahan pada pemerintahan Lenin adalah …. A. 1, 2, 3 D. 2, 3, 5 B. 1, 2, 4 E. 3, 4, 5 C. 2, 3, 4 5. Yang merupakan pemimpin kelompok berhaluan radikal revolusioner adalah…. A. Tsar Nicolas D.Vladimri Ulyanov(Lenin) B. Karl Marx E. George Plekhanov C. J.J Reuseau 6. Berkembangnya industri di Rusia adalah berkat jasa dari …. A. Tsar Nicholas I D. Lenin B. Sergey Witte E. Stalin C. George Plekhanov 7. Revolusi Rusia terjadi pada tahun…. A. 1717 D.1791 B. 1917 E. 1907 C. 1971 8. Salah satu dampak dari Revolusi Rusia bagi Indonesia adalah …. A. Munculnya paham liberalisme B. Adanya kesadaran akan hak asasi manusia C. Munculnya paham komunisme D. Munculnya paham demokrasi E. Munculnya paham nasionalisme 9. Runtuhnya komunisme di Rusia akibat dari politik glasnost dan perestroika dari …. A. Mikhail Gorbachev D. Lenin B. Sergei Witte E. Stalin C. Yuri Gagarin 10. Revolusi Februari 1917 berhasil menggulingkan pemerintahan Tsar Nicolas II. Peristiwa tersebut memunculkan pemimpin baru Rusia, yaitu …. A. Karensky D. Vladimir Lenin B. George Pleknanov E. Joseph Stalin C. Plekhanou 11. Negara tempat lahir revolusi Industri adalah.... A. Amerika D. Jerman B. Rusia E. Perancis C. Inggris 12. Faktor pendorong lahirnya revolusi Industri adalah .... A. Perang salib yang mendorong perkembangan perdagangan B. Inggris memiliki banyak pedagang dan pemodal besar C. Inggris memiliki banyak jajahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163 D. Banyak cendikiawan yang berdatangan ke Inggris untuk penelitian E. Inggris kaya akan sumber daya alam 13. Raja bertindak absolut sehingga semua permintaan dituruti Salah satu penemuan baru di bidang teknologi yang mendorong lahirnya revolusi industri di Inggris adalah penemuan mesin uap. Penemu alat tersebut adalah.... A. Thomas Neucomen D. James Watt B. Thomas Alva Edison E. Marconi C. Edmund Cartwright 14. Yang dimaksud dengan Gilda adalah .... A. Persekutuan industri manufaktur B. Perlindungan usaha dagang C. Persekutuan industri rumah tangga D. Perlindungan industri rumah tangga E. Persekutuan industri individual 15. Tujuan berdirinya Hansa adalaah .... A. Melindungi persaingan dagang antar anggota B. Melindungi usaha dan perdagangan bersama C. Melindungi keamanan pekerja pabrik D. Mendapatkan pengakuan pemerintah E. Menghindari intervensi negara lain 16. Dibawah ini yang merupakan ciri-ciri industri manufaktur adalah .... A. Tempat kerja terpisah dari rumah B. Tempat pemasaran terpisah dari rumah C. Tempat kerja dihalaman belakang rumah D. Tempat kerja dibangun di industrial estate E. Pengusaha memiliki modal yang sangat besar 17. Perkembangan era revolusi industri dapat diruntut melalui tiga tahap perkembangan, yakni.... A. Industri hulu, industri hilir, industri kota B. Industri kecil, industri sedang, industry besar C. Industri domestik, industri asing, industri dunia D. Industri hulu, industri manufaktur, industri rumahan E. Industri domestik, industri manufaktur, industri fabrikan 18. Salah satu dampak revolusi industri bidang ekonomi adalah …. A. Terjadinya urbanisasi besar-besaran B. Kota industry penuh dengan buruh C. Perkembangan pahan liberalism D. Munculnya pertentangan majikan-buruh E. Berkembangnya paham imperalisme 19. Berikut merupakan dampak revolusi industri di bidang ekonomi, kecuali .... A. Upah buruh murah B. Harga barang murah C. Pelayaran dan perdagangan dunia maju D. Muncul pertentangan kaum buruh dengan borjuis E. Carnival of Crime PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164 20. Akibat dari revolusi industri adalah timbulnya kesenjangan antara golongan pemilik modal dengan buruh. Kaum pemilik modal semakin kaya dan buruh semakin miskin, hal tersebut mendorong lahirnya paham .... A. Komunisme D. Sosialisme B. Egalitariansme E. Liberalisme C. Utopisme 21. Carnival of Crime adalah dampak negatif revolusi industri di bidang .... A. Sosial D. Budaya B. Politik E. Ideologi C. Ekonomi 22. Salah satu dampak di bidang sosial revolusi industri bagi Indonesia adalah .... A. Dihapuskannya sistem sewa tanah B. Dihapuskannya kerja rodi C. Monopoli garam dan minuman keras D. Munculnya distrik E. Kebebasan menanam tanaman ekspor 23. Penerapan sistem sewa tanah yang dilakukan Raffles dari dampak revolusi industri merupakan dampak dibidang .... A. Ekonomi D. Politik B. Sosial E. Ideologi C. Budaya 24. Salah satu pengaruh revolusi industri di indonesia adalah berkembangnya liberalisme. Tujuan utama penerapan liberalisme adalah.... A. Menyejahterakan masyarakat dan meningkatkan daya beli B. Menghilangkan bentuk-bentuk feodal dalam masyarakat C. Membuktikan bahwa Inggris adalah penjajahyang baik D. Membuat barang-barang ekspor perkebunan berkembang E. Memudahkan pengawasan daerah oleh pemerintahan pusat 25. Berikut ini merupakan dampak revolusi industri di Indonesia dalam bidang politik, kecuali…. A. Munculnya distrik-distrik B. Sistem feodal digantikan pemerintahan kolonial C. Munculnya monopoli pemerintahan D. Bupati diangkat sebagai pegawai dibawah pemerintahan pusat E. Sistem turun-temurun dihapuskan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165 KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II 1.E 11. C 21.A 2.C 12. A 22.B 3.C 13. D 23.A 4.A 14. C 24.A 5.D 15. B 25.C 6.A 16. C 7.B 17. E 8.C 18. D 9.A 19. E 10.A 20. D PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166 Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Motivasi KISI-KISI MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA Komponen Sikap No 1. Variabel Indikator Kognitif Afektif Konatif Total (+) (-) (+) (-) (+) (-) 1 2 3 4 5 6 6 Perhatian 7 8 9 10 11 12 6 Inisiatif 13 14 15 16 17 18 6 Komitmen 19 20 21 22 23 24 6 Kepuasan 25 26 27 28 29 30 6 5 5 5 5 5 5 30 Prosentase Motivasi merupakan Antusias penggerakkan (daya dorong suatu keinginan) seseorang (peserta didik) untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah belajar. Sehingga membuat peserta didik menjadi mempuanyai keingin untuk belajar. TOTAL 100% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167 Lampiran 7 Instrumen Motivasi ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH Nama : ……………………………………………………………… No Absen : ……………………………………………………………… Kelas/Semester: ……………………………………………............................ Asal Sekolah : ……………………………………………………………… Petunjuk Pengisian Angket 1. Bacalah baik-baik setiap butir pertanyaan dan seluruh alternatif jawaban 2. Pertimbangkanlah jawaban yang anda anggap sesuai dengan sikap anda 3. Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang anda pilih 4. Angket yang anda kerjakan ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai pada raport dan dijamin kerahasiaan jawaban anda. Keterangan : SS S R TS STS : Sangat setuju : Setuju : Ragu-ragu : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju Contoh pengerjaan: No 1 No Pernyataan Saya sangat tertarik dengan Mata Pelajaran Sejarah Pernyataan 1 Saya sangat tertarik membaca buku-buku sejarah 2 Saya sering menggangu teman ketika pelajaran sejarah 3 Membaca buku pelajaran sejarah mudah untuk saya pahami Ketika ulangan saya tidak pernah mendapat nilai yang bagus Saya tertarik membaca komik tentang sejarah 4 5 SS √ S R TS STS SS S R TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168 6 Membaca buku pelajaran sejarah membuat saya bosan 7 Saya selalu ingin membaca koran bertemakan sejarah 8 Saya lebih tertarik membaca buku-buku katalog fashion dari pada artikel sejarah Saya selalu mencatat penjelasan guru di kelas 9 10 11 12 Saya lebih baik diam mendengarkan dari pada mencatat penjelasan guru Saya punya inisiatif meringkas buku sejarah 19 Saya lebih tertarik mencoret-coret buku paket pelajaran sejarah daripada mencatat hal-hal penting pelajaran sejarah Saya selalu membuat catatan tentang peristiwa penting dalam sejarah Saya selalu kesulitan menyusun karya ilmiah bertemakan sejarah Saya terdorong membeli buku-buku sejarah untuk menambah pengetahuan Saya sulit memahami arti penting penulisan buku-buku sejarah. Saya selalu membuat laporan perjalanan ke tempat wisata sejarah Saya mudah bosan menulis peristiwa-peristiwa tentang sejarah Saya tertarik menonton film yang berjudul “Soekarno” 20 Saya lebih tertarik menonton anime 21 Saya selalu menonton film-film bertemakan sejarah 22 23 Saya lebih puas menonton sinetron dari pada film sejarah Bagi saya film sejarah dapat memberikan ispirasi 24 Bagi saya film sejarah membosankan 25 Saya lebih puas mendengarkan penjelasan guru dari pada penjelasan teman Bagi saya penjelasan guru tentang sejarah membosankan Saya selalu ingin tahu cerita-cerita mengenai sejarah 13 14 15 16 17 18 26 27 28 29 30 31 Saya lebih tertarik mendengarkan cerita-cerita menghibur Saya selalu mendengarkan teman berbicara di depan kelas Saya sering berbicara dengan teman ketika pelajaran sejarah berlangsung Saya pernah mengunjungi Candi Prambanan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169 32 33 34 45 46 Saya tidak banyak mengetahu tempat bersejarah di Yogya Saya tertarik mengunjungi berbagai tempat bersejarah di daerah saya Mengunjungi objek wisata sejarah membuang-buang waktu saya. Saya selalu tertarik mengunjungi pameran sejarah 47 Saya lebih tertarik menonton ke bioskop dari pada pameran sejarah Saya selalu berusaha mengikuti seminar tentang sejarah 38 Seminar sejarah hanya membuang-buang waktu saja. 39 Saya punya inisiatif untuk menambah pengetahuan dengan mengunjungi museum sejarah Pergi ke museum hanya membuang waktu 40 41 42 43 44 45 46 Saya terdorong membuat mading tentang sejarah di sekolah Saya lebih tertarik membuat mading olah raga khususnya sepak bola dibandingkan membuat mading tentang sejarah Saya terdorong membuat video dokumenter sejarah Saya lebih tertarik berfoto selfie di tempat-tempat sejarah Saya pernah membuat kliping tentang sejarah 47 Saya lebih tertarik membuat kliping artis-artis idola daripada kliping tentang sejarah Saya pernah menulis artikel tentang sejarah 48 Bagi saya menulis artikel sejarah sangat menyulitkan 49 Saya sangat bersemangat membuat puisi tentang sejarah Bagi saya menulis puisi romantic lebih menyenangkan dari pada puisi sejarah 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170 Lampiran 8 Daftar Hadir siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172 Lampiran 9 Lembar Jawab Siswa Nama : No. Absen : Kelas : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A Nilai B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173 Lampiran 10a Analisis Butir Item Motivasi Pra Siklus. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama 1 2 3 DY 2 2 2 FCH 4 4 3 UDP 2 4 2 DPI 1 4 2 AP 3 2 3 AK 3 5 2 FS 3 4 5 FMR 2 3 3 GEDL 2 2 2 JRP 3 4 4 EGP 2 4 3 KILP 2 3 3 MMS 4 4 4 NAD 3 5 3 PK 3 2 3 RV 1 5 2 WR 3 5 3 AJP 3 2 3 ARW 2 3 2 AP 2 4 2 AN 2 5 1 CBAK 2 4 2 EDSS 3 4 3 END. BR. S 1 4 2 NN 3 4 3 RIM 1 2 3 SB 3 5 3 TH 3 4 3 AGNW 4 2 2 WRS 3 3 2 r 0.300 -0.014 0.540 t 1.662052 -0.07292 3.39162 Sig 0.90 * 0.995 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 3 3 4 4 2 4 4 5 3 4 5 4 3 0.250 1.3679 0.90 5 2 4 3 2 2 3 5 2 2 4 3 2 4 2 3 2 2 5 2 1 1 2 3 1 3 1 3 3 3 2 0.530 3.3111 0.99 6 2 2 3 5 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 5 2 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 0.021 0.11086 * 7 3 4 2 3 1 3 3 2 4 5 3 2 4 2 5 2 2 3 2 5 3 4 5 2 5 3 3 4 2 3 0.450 2.6699 0.99 8 9 3 2 4 4 4 2 4 2 2 2 4 2 4 5 4 2 2 5 4 4 2 2 4 2 5 5 3 3 1 4 5 2 2 2 5 3 4 2 4 3 5 3 2 4 4 5 4 2 1 1 4 3 3 1 2 4 4 2 2 3 0.273 0.711 1.5045 5.3451 0.90 0.995 10 3 5 3 1 2 4 4 3 5 5 2 3 5 2 2 2 4 4 3 2 4 2 4 2 3 2 2 2 2 2 0.749 5.9766 0.99 11 3 5 3 3 3 4 5 3 5 4 3 3 4 2 4 2 2 4 2 3 3 2 5 3 3 5 3 2 2 4 0.743 5.87162 0.99 12 4 5 3 5 5 5 4 4 4 5 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 5 2 4 5 5 4 4 5 5 4 -0.102 -0.5427 * 13 3 5 3 3 4 2 5 2 4 4 5 2 5 3 4 2 3 5 2 3 3 4 5 3 4 2 2 3 5 2 0.594 3.9081 0.99 14 3 4 3 3 3 2 4 3 4 5 2 3 5 2 2 4 5 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 2 2 3 0.616 4.138 0.995 15 3 5 2 1 4 4 3 2 5 4 3 2 2 2 4 2 2 5 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 4 4 0.355 2.0111 0.975 16 3 4 3 2 3 3 4 4 5 5 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 2 2 4 4 4 3 3 2 2 3 0.596 3.9257 0.995 17 2 5 3 3 2 2 5 2 5 4 4 2 4 3 3 2 2 5 3 3 3 2 3 4 5 5 3 3 2 3 0.695 5.1129 0.995 SKOR PERNYATAAN MOTIVASI PRA SIKLUS 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 2 3 1 3 4 2 3 2 3 2 2 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 3 2 4 2 5 2 5 3 3 2 3 2 3 1 2 4 1 5 1 5 2 2 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 2 4 2 5 4 5 2 4 2 4 3 2 4 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 3 4 5 4 5 4 3 4 5 3 2 4 3 2 2 3 1 4 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 4 2 4 3 4 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 2 3 1 5 1 5 1 5 3 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 1 2 4 1 4 1 4 2 3 2 3 3 3 3 2 4 1 4 2 3 5 1 5 3 5 1 1 1 5 1 5 2 4 2 4 3 4 3 2 4 2 2 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 2 3 2 5 2 4 2 4 2 3 2 5 1 3 5 2 3 3 4 3 2 3 3 5 1 5 1 3 2 3 1 1 3 2 4 3 4 1 4 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 4 2 4 5 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 0.511 0.653 0.340 0.544 0.296 0.825 0.268 0.854 0.246 0.735 0.575 3.14503 4.56455 1.91521 3.43103 1.63982 7.7251 1.4722 8.70152 1.3427 5.728 3.7215 0.99 0.995 0.95 0.995 0.95 0.995 0.90 0.995 0.90 0.995 0.99 29 3 4 2 3 2 2 3 2 5 4 2 2 5 4 3 2 1 4 4 5 5 4 5 4 3 4 2 4 2 2 0.555 3.5301 0.995 30 3 3 3 3 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 2 3 5 3 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 2 3 0.346 1.9496 0.95 31 2 4 1 1 2 1 5 2 5 4 1 2 5 1 1 1 1 3 1 2 1 2 5 1 1 4 1 2 2 2 0.859 8.8802 0.995 32 4 3 3 5 4 2 4 4 5 5 5 4 4 2 3 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 2 2 0.168 0.9019 0.80 33 34 35 2 4 2 4 3 4 1 4 2 1 5 2 2 4 2 2 5 3 5 4 5 2 4 2 2 5 5 4 5 4 2 5 3 2 4 2 5 4 5 3 5 1 2 4 3 1 5 2 2 4 2 5 4 5 2 4 3 1 4 4 1 5 2 2 4 2 3 4 5 1 4 4 2 5 3 4 5 3 2 4 3 1 4 4 2 2 4 2 4 3 0.735 0.114 0.731 5.7442 0.6046 5.66427 0.995 * 0.995 36 4 3 3 4 2 2 4 4 5 5 2 4 4 3 2 3 2 3 1 3 4 4 4 3 1 5 3 3 2 1 0.529 3.2943 0.995 37 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 3 3 3 2 5 3 5 5 3 3 4 4 0.485 2.93188 0.995 38 4 3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 0.101 0.5374 * 39 1 4 2 1 1 1 5 2 4 4 4 2 2 3 2 2 2 4 2 2 1 2 5 2 3 5 3 2 2 4 0.628 4.273 0.995 40 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 0.066 0.3494 * 41 3 4 3 3 2 3 5 2 5 4 3 2 5 3 4 2 3 5 2 3 3 2 3 3 3 5 4 3 2 2 0.771 6.41167 0.995 42 4 3 3 4 3 3 4 3 3 5 3 3 4 4 4 4 5 5 1 4 4 4 4 4 5 5 1 4 2 2 0.403 2.33 0.99 43 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 5 3 3 2 2 4 3 2 3 2 5 2 4 5 3 2 4 2 0.612 4.0958 0.995 44 2 3 3 4 2 2 4 2 5 3 2 2 4 2 2 2 1 5 2 5 1 4 4 5 1 5 2 4 2 2 0.532 3.322 0.995 45 3 3 1 1 1 1 5 2 5 4 1 2 3 2 2 2 1 4 2 2 2 2 5 1 1 5 3 2 2 3 0.718 5.45176 0.995 46 4 3 3 5 3 5 4 4 4 3 3 4 3 5 2 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 3 4 2 3 0.080 0.4248 * 47 4 3 2 1 2 2 3 2 5 2 1 2 4 3 2 2 2 5 3 4 2 2 2 3 4 1 3 1 2 2 0.439 2.5836 0.99 48 2 3 3 3 4 4 4 3 5 3 4 3 3 5 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 5 2 0.248 1.35334 0.90 49 3 3 4 4 3 3 5 2 4 3 3 2 4 3 4 3 4 5 3 2 2 2 3 4 3 5 3 3 4 2 0.431 2.53053 0.99 50 3 4 3 4 4 5 5 4 4 4 3 4 3 5 5 3 5 4 1 4 5 4 3 5 2 5 2 2 2 2 0.319 1.77834 0.96 Jlm 138 197 140 144 148 159 210 147 215 200 149 145 204 157 144 146 154 199 130 157 157 146 204 158 161 175 146 146 139 130 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174 Lampiran 10b Analisis Butir Item Motivasi Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama 1 DY 1 FCH 2 UDP 2 DPI 5 AP 4 AK 3 FS 3 FMR 3 GEDL 5 JRP 3 EGP 5 KILP 3 MMS 4 NAD 5 PK 5 RV 5 WR 5 AJP 5 ARW 5 AP 4 AN 5 CBAK 4 EDSS 5 END. BR. S 5 NN 5 RIM 4 SB 4 TH 4 AGNW 5 WRS 5 r 0.51779 t 3.20266 Sig 0.995 2 3 4 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 3 3 4 5 5 3 4 3 4 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 3 5 5 5 3 3 5 5 5 5 0.38542 0.2676 2.21018 1.4698 0.975 0.90 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 0.126 0.15006 0.6722 0.80313 0.75 0.80 6 7 8 9 10 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 5 4 5 3 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 2 4 4 2 3 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 2 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 34 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 -0.1069 -0.0324 0.0676 -0.06189 0.278499 -0.56892 -0.1715 0.3586 -0.32811 1.534386 * * * * 0.95 11 12 13 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 3 4 5 4 3 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 2 2 4 2 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 5 0.11216 0.1915698 0.2405 0.59727 1.0328208 1.311 0.80 0.80 0.90 14 15 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 2 5 3 4 5 4 5 4 4 2 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 3 4 4 5 5 3 4 4 3 2 3 4 5 5 5 4 3 -0.02339 0.385002 -0.12381 2.207394 * 0.975 16 17 18 2 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 2 3 4 5 4 3 2 5 5 5 5 4 3 5 4 3 4 5 5 5 3 5 5 4 3 4 3 4 3 4 4 5 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 2 3 5 4 3 5 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 0.07195 0.17222 -0.0614 0.38173 0.925126 -0.32549 * 0.80 * 19 2 5 5 5 3 4 3 2 4 4 3 1 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 5 3 0.43846 2.58148 0.99 SKOR PERNYATAAN MOTIVASI SIKLUS I 20 21 22 23 24 25 26 3 2 3 2 2 2 2 4 3 4 3 4 5 4 5 5 4 3 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 6 5 3 2 1 2 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 5 3 3 5 5 5 4 3 3 4 3 4 3 4 3 5 3 4 5 4 5 4 5 2 5 2 5 2 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 2 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 5 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 2 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 4 3 2 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 0.0462 0.49067 0.28576 0.5835 0.33534 0.45325 0.2341 0.2445 2.97977 1.57787 3.80188 1.88353 2.69063 1.2744 0.60 0.995 0.95 0.995 0.90 0.995 0.90 27 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 2 4 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 5 4 3 3 5 3 0.467 2.797 0.99 28 29 30 31 3 3 3 4 4 5 4 3 3 3 4 5 3 2 2 4 3 3 5 3 5 4 5 3 4 4 5 5 5 4 3 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 3 2 4 5 4 3 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 -0.1348 0.19517 0.12461 0.36048 -0.7201 1.05301 0.66455 2.04496 * 0.80 0.75 0.975 32 3 4 6 3 3 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 2 3 5 5 4 4 0.09137 0.48549 0.75 33 4 5 4 3 4 3 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 3 3 5 2 3 3 5 5 3 0.0914 0.4855 0.75 34 3 4 3 3 4 4 5 3 5 5 3 4 4 3 5 4 5 5 5 5 4 2 4 5 4 4 4 5 2 4 0.0595 0.3154 0.60 35 3 3 5 3 4 3 5 3 5 5 2 4 4 2 5 4 4 4 3 5 4 3 5 5 2 4 5 3 4 3 0.34477 1.94349 0.975 36 5 4 5 4 5 3 5 3 5 5 3 4 4 3 5 4 4 4 2 4 4 4 4 5 3 3 5 3 5 3 0.3854 2.2097 0.975 37 5 5 5 4 5 3 5 4 3 5 3 4 2 2 3 4 4 4 2 4 4 5 5 5 4 3 5 3 5 5 0.23419 1.27466 0.90 38 39 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 3 5 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 3 3 3 3 5 5 3 3 2 5 4 3 0.0444 0.21337 0.2353 1.15567 * 0.80 40 5 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 2 5 5 5 5 3 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 0.1668 0.90 0.80 41 5 1 3 5 5 5 4 5 4 3 4 5 5 3 5 5 5 5 2 5 4 5 4 4 3 5 5 3 5 3 0.09421 0.50072 * 42 43 44 45 5 5 5 2 5 4 5 2 5 6 3 3 5 5 5 5 4 5 2 1 4 5 4 3 3 5 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 3 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 2 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 2 3 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 3 3 3 4 3 4 3 4 5 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 5 3 3 4 3 0.011 0.0606 0.07339 0.44488 0.0583 0.3214 0.38938 2.6285 * 0.60 * 0.99 Jlm 168 181 195 195 189 167 191 179 188 186 187 172 187 181 200 194 194 195 184 197 195 194 187 194 201 172 196 177 199 181 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175 Lampiran 10 c Analisis Butir Item Motivasi Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama 1 2 3 DY 5 3 5 FCH 5 4 5 UDP 4 4 4 DPI 5 4 5 AP 3 3 3 AK 5 5 5 FS 5 4 5 FMR 5 5 4 GEDL 4 4 5 JRP 5 4 4 EGP 4 4 5 KILP 5 4 5 MMS 4 5 4 NAD 5 5 4 PK 5 5 4 RV 4 4 4 WR 4 4 5 AJP 5 4 5 ARW 3 5 5 AP 4 5 5 AN 4 4 5 CBAK 5 5 5 EDSS 4 5 5 END. BR. S 4 5 5 NN 5 5 5 RIM 5 5 3 SB 4 5 5 TH 2 3 4 AGNW 4 5 4 WRS 5 5 4 r 0.197 0.2038 0.4762 t 1.06324 1.1013 2.8657 Sig 0.80 0.80 0.995 4 5 4 4 5 3 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 0.1222 0.6518 0.75 5 5 3 4 5 3 4 3 5 5 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 0.4654 2.7822 0.995 6 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5 0.0892 0.4739 0.70 7 8 9 10 5 3 4 4 5 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5 3 3 4 3 5 5 5 5 3 4 3 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 3 4 5 5 5 5 3 0.345 0.296 0.4011 0.183 1.946 1.6398 2.3173 0.985 0.95 0.95 0.99 0.80 11 4 5 5 5 4 3 3 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 0.375 2.142 0.95 12 4 4 5 5 5 3 5 5 4 5 3 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 3 5 3 5 0.346 1.95 0.95 13 3 4 5 5 4 3 3 4 5 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 3 4 5 4 4 0.476 2.866 0.995 14 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 3 5 5 3 0.5202 3.223 0.995 15 4 4 4 4 4 3 3 5 4 3 3 3 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 2 5 4 0.209 1.133 0.90 16 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 0.059 0.313 0.60 17 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 3 5 5 4 0.321 1.792 0.95 18 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 2 4 5 4 4 5 5 3 4 3 4 5 0.116 0.616 0.75 19 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 3 3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 5 5 4 4 0.221 1.197 0.90 SKOR PERNYATAAN MOTIVASI SIKLUS II 20 21 22 23 24 25 26 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 3 5 4 4 3 4 5 3 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 3 4 2 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 3 3 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 3 0.082 0.231 -0.04014 0.071 0.0941 0.153 0.4617 0.435 1.259 -0.21256 0.378 0.5003 0.818 2.754 * 0.90 * 0.60 0.70 0.80 0.995 27 28 29 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 2 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 0.004 -0.059 0.252 0.0214 -0.31 1.376 0.60 * 0.80 30 4 4 5 4 5 5 4 3 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 3 5 4 5 3 0.2039 1.1022 0.80 31 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 4 5 4 0.21 1.11 0.80 32 4 4 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 0.163 0.872 0.80 33 5 5 5 4 4 2 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 0.27 1.48 0.90 34 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 0.256 1.401 0.90 35 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 0.11 0.584 0.75 36 4 4 5 5 5 4 4 3 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 3 5 4 5 0.3871 2.2218 0.975 37 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 3 2 4 4 0.274 1.51 0.95 38 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 3 0.2967 1.6442 0.95 39 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 0.161 0.865 0.80 40 4 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 0.1597 0.8561 0.80 41 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 0.3711 2.1149 0.975 42 4 4 5 4 5 5 5 3 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 3 0.206 1.115 0.80 43 4 4 4 5 4 2 5 5 4 3 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4 0.41 2.35 0.99 44 5 4 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 0.244 1.331 0.90 45 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 2 3 4 0.393 2.263 0.975 Jlm 192 190 205 205 186 196 197 194 198 197 198 199 194 194 204 195 203 204 202 198 200 205 205 202 221 190 188 192 188 191 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176 Lampiran 11a Analisis Butir Item Prestasi Siklus I ANALISIS BUTIR SOAL SIKLUS I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 NAMA DY FCH UDP DPI AP AK FS FMR GEDL JRP EGP KILP MMS NAD PK RV WR AJP ARW AP AN CBAK EDSS END. BR. S NN RIM SB TH AGNW WRS r t Sig 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 -0.015 -0.08 2 3 4 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.055 -0.135 -0.1352 -0.281 0.291 -0.722 -0.7222 -1.547 * * * * 0.90 NOMOR ITEM 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 -0.135 -0.135 0.1247 -0.012 0.417 0.743 0.244 0.3847 0.432 0.2707 0.5177 0.6851 0.48325 0.59 0.4987 0.8089 0.4608 0.1669 0.60305 0.6851 -0.722 -0.722 0.6649 -0.064 2.429 5.881 1.331 2.2053 2.537 1.4882 3.202 4.9761 2.92083 3.869 3.0443 7.2802 2.7476 0.8955 4.00031 4.9761 * 0.80 0.75 * 0.99 0,99 0.9 0.975 0.99 0.90 0.995 0.995 0.99 0.995 0.995 0.995 0.995 0.80 0.99 0.995 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177 Lampiran 11b Analisis Butir Item Prestasi Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 NAMA DY FCH UDP DPI AP AK FS FMR GEDL JRP EGP KILP MMS NAD PK RV WR AJP ARW AP AN CBAK EDSS END. BR. S NN RIM SB TH AGNW WRS r t Sig ANALISIS BUTIR SOAL SIKLUS II NOMOR ITEM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 -0.24 -0.24 -0.33 0.138 0.108 0.073 -0.33 -0.06 0.434 0.5656 0.36 0.29 0.5228 0.437 0.574 0.057 0.21 -1.28 -1.28 -1.86 0.735 0.572 0.389 -1.86 -0.34 2.551 3.6293 2.04 1.6 3.2449 2.569 3.707 0.303 1.16 * * * 0.75 0,57 * 0.90 * 0.975 0.995 0.975 0.90 0.995 0.99 0.995 * 0.90 18 19 20 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0.45 0.009 0.196 2.68 0.045 1.057 0.99 * 0.80 21 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.26 1.44 0.90 22 23 24 25 Jlm 0 1 0 1 20 1 1 1 1 20 0 0 0 1 16 1 1 1 1 17 1 1 1 1 17 0 1 1 1 17 0 1 1 1 17 1 1 1 1 23 1 1 1 1 22 1 1 1 1 23 1 1 1 1 18 1 1 1 1 22 1 1 1 1 20 1 1 1 1 22 1 1 1 1 20 1 1 1 1 19 1 1 1 1 19 1 1 1 1 20 1 1 1 1 20 1 1 1 1 22 1 1 1 1 21 1 1 1 1 18 1 1 1 1 17 1 1 1 1 20 1 1 1 1 19 0 1 0 0 19 1 1 1 1 19 1 1 1 1 21 1 1 1 1 17 0 1 0 1 21 0.3085 0.337 0.11 0.051 1.7162 1.896 0.57 0.27 0,95 0.975 * * PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178 FOTO KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179