program studi pendidikan sejarah jurusan

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED
HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA BOPKRI 2
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Daniel Aristo
NIM : 121314008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mencurahkan Roh Kudus,
yang selalu memberi perlindungan dalam setiap perjalanan hidup saya.
2. Orang tua dan kakak-kakak saya yang selalu mendoakan saya, memberi
semangat dan selalu mengingatkan saya.
3. Yulita Leni yang selalu membantu, menyemangati, mengingatkan dan menemani
saya.
4. Teman-teman Prodi Pendidikan Sejarah, khususnya angkatan 2012 yang selalu
memberi semangat dan atas kerjasamanya selama kuliah.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah
mengeringkan tulang.
(Amsal 17:22)
Mulailah melakukan hal yang penting dan memungkinkan. Maka, segera kita akan
sadar telah mampu melakukan hal yang tampaknya sangat sulit.
(St. Francis Assisi)
Jika kamu ingin selamat dalam pertarungan zaman sekarang, kamu harus yakin pada
dirimu sendiri.
(Nathan Meyer)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Desember 2016
Penulis,
Daniel Aristo
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Daniel Aristo
NIM
: 121314008
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED
HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA BOPKRI 2
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016”
Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, dan
mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 30 Desember 2016
Yang menyatakan,
Daniel Aristo
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED
HEAD TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA BOPKRI 2
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Daniel Aristo
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa
setelah menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). (2)
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa setelah menerapkan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT).
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas model Kurt
Lewin. Metode penelitian meliputi 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah (1) lembar observasi siswa, (2) lembar kerja siswa, (3)
kuesioner, dan (4) tes. Analisis data dengan menggunakan teknik deskriptip
komparatif dan persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan (1) motivasi
belajar sejarah siswa, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan skor rata-rata motivasi
belajar sejarah keadaan awal sebesar 64,65, pada siklus I meningkat menjadi 75,01,
dan pada siklus II meningkat menjadi 79,11. (2) prestasi belajar sejarah siswa baik
dari segi rata-rata maupun KKM. Dari segi rata-rata keadaan awal sebesar 75,63,
pada siklus I meningkat menjadi 77,47, dan pada siklus II meningkat menjadi 85,73.
Dari segi KKM, keadaan awal siswa yang mencapai KKM sebesar 63,33%, pada
siklus I meningkat menjadi 90% dan pada siklus II meningkat menjadi 96,67%.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
INCREASING MOTIVATION AND ACHIEVEMENT HISTORY THROUGH
COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE NUMBERED HEAD
TOGETHER (NHT) CLASS XI IPS 1 IN SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
2015/2016 ACADEMIC YEAR
Daniel Aristo
Sanata Dharma University
2016
This research aims to : (1) improve students’ learning motivation of history
subject after applying Numbered Heads Together (NHT) learning model. (2) improve
students’ learning achievement of history subject after applying Numbered Heads
Together (NHT) learning model.
This research applies Classroom Action Research (CAR) method, Kurt Lewin
model. The research method consists of 4 steps, as follows : planning, action
implementation, observation, and reflection. The subject of this research is 30
students of XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. The instrument in this research
was (1) students’ observation sheet, (2) students’ work sheet, (3) questionnaire, and
(4) test. The data was analyzed by descriptive-comparative technique and percentage.
The result showed that Numbered Heads Together (NHT) can improve (1)
students’ learning motivation of history subject, as it is shown by the increase of
mean score of history subject learning motivation from 64.65, in the beginning
becomes 75.01 in cycle I and becomes 79.11 in cycle II. (2) students’ learning
achievement of history subject according to either mean score or minimum criteria
(KKM). According to mean score, the score 75.63 in the beginning increases to 77.47
in cycle I and increases to 85.73 in cycle II. According to minimum criteria (KKM),
63.33% of the students have achieved minimum criteria in the beginning, it increases
to 90% in cycle I and increases to 96,67% in cycle II.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas XI IPS 1 Di SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan, dukungan dan peran serta pihak-pihak yang telah memberi bantuan
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan
kepada penulis selama belajar di Progam Studi Pendidikan Sejarah.
3. Ibu Dra. Theresis Sumini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan tulus
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memotivasi hingga
skripsi ini dapat selesai.
4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah
memberi dukungan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
5. SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberi izin kepada saya untuk
melakukan penelitian.
6. Orang tua yang selalu memberi doa, semangat dan dukungan kepada saya.
7. Kakak saya yang selalu memberi dukungan dan doa untuk saya.
8. Bapak Priyo Cahyono, S.Pd. yang selalu membantu, memberi dukungan dan doa
kepada saya sehingga tugas akhir ini dapat saya selesaikan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Ignatius Galih Prasetyo dan Mugianto yang mau berbagi ilmu dan pengalaman
selama penyusunan skripsi.
10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Sejarah angkatan 2012 yang telah banyak
membantu, memberi saran dalam proses penulisan skripsi ini.
11. Komunitas Pakat Dayak Sanata Dharma yang telah memberi semangat serta
dukungan kepada saya.
12. Teman-teman sanggar Bukonk Betaja yang telah memberi semangat, dukungan
serta doa.
13. Yulita Leni yang selalu memberi semangat, dukungan dan doa kepada saya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Penulis
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk mencapai
hasil yang lebih baik.
Yogyakarta, 30 Desember 2016
Penulis
Daniel Aristo
NIM
xi
: 121314008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN. ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR. ........................................................................................ xvii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
DFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 7
C. Batasan Masalah........................................................................................ .7
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
E. Cara Pemecahan Masalah ........................................................................... 8
F. Tujuan Penelitian. ...................................................................................... 8
G. Manfaat Penelitian. ..................................................................................... 9
1. Bagi sekolah. ........................................................................................ 9
2. Bagi Siswa............................................................................................ 9
3. Bagi Guru. ............................................................................................ 9
4. Bagi Peneliti. ........................................................................................ 9
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori. ............................................................................................ 10
1. Motivasi ............................................................................................. 10
a. Hakikat Motivasi .......................................................................... 10
b. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik .................................................. 11
c. Ciri-ciri orang Termotivasi............................................................ 12
d. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Motivasi. ............................... 13
2. Belajar ................................................................................................ 14
a. Hakikat Belajar ............................................................................. 14
b. Ciri-ciri Belajar ............................................................................. 16
3. Motivasi Belajar Sejarah ..................................................................... 18
4. Prestasi Belajar Sejarah ...................................................................... 20
5. Konsep Sejarah ................................................................................... 21
a. Hakikat Sejarah............................................................................. 21
b. Tujuan Belajar Sejarah. ................................................................. 22
6. Paradigma Pembelajaran Konstruktivisme .......................................... 24
7. Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah .................. 26
8. Model Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 28
a. Pengertian Model pembelajaran Kooperatif .................................. 28
b. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ............................................ 29
9. Model Pembelajaran Numbered Head Together .................................. 30
a. Penbgertian Pembelajaran Numbered Head Together.. .................. 30
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together. 30
c. Kelebihan dan kekurangan Numbered Head Together ................... 32
10. Materi Pembelajaran. .......................................................................... 33
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 33
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 34
D. Hipotesis .................................................................................................. 36
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian. ........................................................................................ 37
B. Setting Penelitian. .................................................................................... 38
1. Tempat Penelitian. .............................................................................. 38
2. Waktu Penelitian. ............................................................................... 38
3. Siklus PTK. ........................................................................................ 38
C. Subyek Penelitian. .................................................................................... 38
D. Obyek penelitian. ..................................................................................... 38
E. Variabel-Variabel Penelitian. .................................................................... 39
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian. ................................................. 39
1. Belajar ............................................................................................... 39
2. Motivasi ............................................................................................. 39
3. Prestasi .............................................................................................. 39
4. Konstruktivisme ................................................................................. 40
5. Pembelajaran Kooperatif .................................................................... 40
6. Model Numbered Head Together (NHT) ............................................ 40
G. Metode dan Teknik Pengumpulan Data. ................................................... 40
1. Observasi............................................................................................ 40
2. Tes ..................................................................................................... 40
3. Wawancara ......................................................................................... 41
H. Instrumen Pengumpulan Data. .................................................................. 41
1. Alat Pengumpulan Data ...................................................................... 41
a.
Observasi .................................................................................... 41
b.
Tes Hasil Belajar......................................................................... 41
c.
Wawancara ................................................................................. 42
2. Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 42
a.
Validitas ..................................................................................... 42
b.
Reliabilitas .................................................................................. 43
3. Hasil Uji Coba. ................................................................................... 43
I. Desain siklus Penelitian. ........................................................................... 45
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
J. Analisis Data. ........................................................................................... 45
1. Data kualitatif ..................................................................................... 46
2. Data Kuantitatif. ................................................................................. 47
K. Prosedur Penelitian. .................................................................................. 48
L. Indikator Keberhasilan. ............................................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................................... 53
1. Observasi Pra Siklus .............................................................................. 53
2. Siklus I................................................................................................... 60
a. Perencanaan Siklus I ........................................................................ 60
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................. 61
2) Materi Pembelajaran ................................................................... 61
3) Membuat Silabus ........................................................................ 61
4) Media Pembelajaran.................................................................... 61
5) Lembar Skala Sikap .................................................................... 62
b. Tindakan Siklus I ............................................................................. 62
1) Tindakan Pertemuan I ................................................................. 62
2) Tindakan pertemuan II ............................................................... 64
3) Tindakan Pertemuan III .............................................................. 65
c. Pengamatan atau Observasi .............................................................. 65
1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas Siklus I .................................. 65
2) Motivasi Belajar Siswa Siklus I................................................... 68
3) Prestasi Belajar Sejarah Siklus I .................................................. 71
d. Refleksi Siklus I ............................................................................... 73
3. Siklus II ................................................................................................. 74
a. Perencanaan Siklus II ....................................................................... 75
b. Tindakan Siklus II ............................................................................ 75
1) Pertemuan I................................................................................. 75
2) Pertemuan II ............................................................................... 76
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Pengamatan atau Observasi Siklus II ................................................ 77
1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas .............................................. 77
2) Motivasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II ..................................... 78
3) Prestasi Belajar Sejarah Siklus II ................................................. 80
d. Refleksi Siklus II .............................................................................. 83
B. Komparasi ................................................................................................... 84
1. Aktivitas Siswa ...................................................................................... 84
2. Motivasi Belajar Siswa .......................................................................... 88
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I .............................................. 88
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II ................................................. 91
3. Prestasi Siswa ........................................................................................ 94
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I .............................................. 94
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II ................................................. 97
C. Pembahasan ................................................................................................100
1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa .............................................................100
2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa ...............................................................101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................105
B. Saran ........................................................................................................106
1. Bagi Peneliti Lain ................................................................................106
2. Bagi Guru Sejarah ................................................................................106
3. Bagi Siswa ...........................................................................................106
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................108
LAMPIRAN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar I
: Bagan Skema Kerangka Berpikir ............................................... 36
Gambar II
: Bagan Rancangan Siklus Penelitian ............................................ 45
Gambar III
: Diagram Keadaan Awal Motivsi Belajar ................................... 57
Gambar IV
: Diagram Prestasi Pra Siklus........................................................ 60
Gambar V
: Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus I ................................... 70
Gambar VI
: Diagram Prestasi Belajar Siklus I ............................................... 73
Gambar VII
: Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus II .................................. 80
Gambar VIII : Diagram Prestasi Siklus II .......................................................... 83
Gambar IX
: Grafik Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Pra
Siklus dengan Siklus I. ............................................................... 91
Gambar X
: Grafik Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar
Siklus I dengan Siklus II ............................................................ 94
Gambar XI
: Grafik Perbandingan Prestasi Belajar Pra
Siklus dengan Siklus I .............................................................. 97
Gambar XII
: Grafik Perbandingan Prestasi Belajar
Siklus I dengan Siklus II ........................................................... 99
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: On task .............................................................................................. 46
Tabel 2
: Off task .............................................................................................. 46
Tabel 3
: Kriteria Penilaian Hasil Pengamatan Aktifitas Belajar ........................ 47
Tabel 4
: Kriteria Penilaian. .............................................................................. 48
Tabel 5
: Target Indikator Keberhasilan ............................................................ 52
Tabel 6
: Hasil Pengamatan Pra Siklus Aktivitas Siswa On task ........................ 54
Tabel 7
: Hasil Pengamatan Pra Siklus Aktivitas Siswa Off task ....................... 55
Tabel 8
: Data Keadaan Awal Motivasi Belajar ................................................. 56
Tabel 9
: Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Motivasi Belajar......................... 57
Tabel 10 : Data Keadaan Awal Prestasi Belajar .................................................. 58
Tabel 11 : Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Prestasi Belajar ......................... 59
Tabel 12 : On task Siklus I Pertemuan 1 ............................................................. 66
Tabel 13 : Off task Siklus I Pertemuan 1 ............................................................. 67
Tabel 14 : On task Siklus I Pertemuan 2 ............................................................. 67
Tabel 15 : Off task Siklus I Pertemuan 2 ............................................................. 68
Tabel 16 : Data Motivasi Belajar Siswa Siklus I ................................................. 69
Tabel 17 : Distribusi Frekuensi Keadaan Motivasi Belajar Siklus I ..................... 70
Tabel 18 : Nilai Perolehan Prestasi Pada Siklus I ................................................ 71
Tabel 19 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siklus I ................................................. 72
Tabel 20 : On task Siklus II ................................................................................ 77
Tabel 21 : Off task Siklus II ................................................................................ 78
Tabel 22 : Data Motivasi Belajar Siklus II .......................................................... 79
Tabel 23 : Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siklus II .................................. 80
Tabel 24 : Data Prestasi Belajar Siklus II ............................................................ 81
Tabel 25 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siklus II ................................................ 82
Tabel 26 : Komparasi On task, Pra Siklus dengan Siklus I .................................. 85
Tabel 27 : Komparasi Off task, Pra Siklus dengan Siklus I .................................. 86
Tabel 28 : Komparasi On task Siklus I dengan Siklus II ...................................... 87
Tabel 29 : Komparasi Off task Siklus I dengan Siklus II ..................................... 88
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 30 : Komparasi Motivasi Pra Siklus dengan Siklus I ................................. 89
Tabel 31 : Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I .... 90
Tabel 32 : Komparasi Motivasi Siklus I dengan Siklus II .................................... 92
Tabel 33 : Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ...... 93
Tabel 34 : Komparasi Prestasi Pra Siklus dengan Siklus I ................................... 95
Tabel 35 : Perbandingan Tingkat Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ........ 96
Tabel 36 : Komparasi Prestasi Siklus I dengan Siklus II ..................................... 97
Tabel 37 : Perbandingan Tingkat Prestasi Siklus I dengan Siklus II .................... 98
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1a : Surat Izin Melakukan Praktik Penelitian dari FKIP USD ............109
Lampiran 1b : Surat Izin Pemerintah Kota Yogyakarta Dinas Perizinan ............110
Lampiran 2
: Silabus .......................................................................................111
Lampiran 3a : RPP Pertemuan 1 .......................................................................113
Lampiran 3b : RPP Pertemuan 2 .......................................................................122
Lampiran 3c : RPP Pertemuan 1 Siklus II .........................................................133
Lampiran 3d : RPP Pertemuan 1 Siklus II .........................................................142
Lampiran 4a : Kisi-kisi Soal Siklus I.................................................................155
Lampiran 4b : Kisi-kisi Soal Siklus II ...............................................................158
Lampiran 5a : Soal Ujian Kompetensi Siklus I ..................................................161
Lampiran 5b : Soal Ujian Kompetensi Siklua II ................................................166
Lampiran 6
: Kisi-kisi Instrumen Motivasi ......................................................171
Lampiran 7
: Instrumen Motivasi ....................................................................172
Lampiran 8
: Daftar Hadir Siswa .....................................................................174
Lampiran 9
: Lembar Jawab Siswa ..................................................................177
Lampiran 10a : Analisis Butir Item Motivasi Pra Siklus ......................................178
Lampiran 10b : Analisis Butir Item Motivasi Siklus I..........................................179
Lampiran 10c : Analisis Butir Item Motivasi Siklus II ........................................181
Lampiran 11a : Analisis Butir Item Prestasi Siklus I ...........................................180
Lampiran 11b : Analisis Butir Item Prestasi Siklus II ..........................................182
Lampiran 12 : Foto Kegiatan Belajar Mengajar .................................................183
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan
bagian
penting
dalam
perkembangan
dan
kelangsungan hidup bangsa. Berbicara tentang pendidikan, maka tidak akan lepas
dari persoalan pembelajaran. Karena pembelajaran merupakan bagian penting
dari pendidikan itu sendiri. Pembelajaran juga diartikan sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini, secara implisit didalam pembelajaran
terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.1
Mutu pendidikan merupakan agenda terpenting yang harus direncanakan
dari sekarang sehubungan dengan tantangan dan perkembangan dunia yang
menuntut penyelesaian berbagai persoalan berbasis ilmu pengetahuan. Pendidikan
sebagai proses kebudayaan menghendaki agar proses belajar-mengajar tidak
hanya berorientasi pada perkembangan kognitif, tetapi juga kemampuan afektif.
Kurikulum pendidikan harus dapat membantu peserta didik untuk belajar
“mengeluarkan dan mengembangkan (Latin: educare) daya pikir, daya rasa, daya
karya, dan daya raganya dengan jenjang dan tingkat pertumbuhan peserta didik.”2
Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan tergantung seorang guru yang
menjadi
kreator
dalam
pendidikan.
Pendidikan
selayaknya
mampu
mengembangkan potensi siswa, sehingga siswa mampu menghadapi dan
1
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,Bumi Aksara, Jakarta, 2008,
hal. 134.
2
TIM PGRI, Pendidikan untuk Transformasi Bangsa, Arah Baru Pendidikan untuk Perubahan
Bangsa, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2014, hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memecahkan masalah kehidupan yang dialaminya. Konsep pendidikan terasa
semakin sangat penting ketika harus memasuki kehidupan di masyarakat dan
dunia kerja, karena seseorang dituntut untuk mampu menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah.
Seiring dengan perkembangan zaman ditandai dengan berkembangnya
teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan menjadi keharusan bagi seluruh
bangsa. Pendidikan tidak pernah lepas dengan kegiatan belajar, proses pendidikan
terutama di sekolah merupakan kegiatan pokok yang dilakukan di sekolah. Belajar
merupakan proses daripada perkembangan manusia. Dengan belajar, manusia
melakukan perubahan-perubahan kualitas idividu sehingga tingkahlakunya
berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari
belajar.3 Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 4
Kesulitan maupun hambatan sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran,
kesulitan tersebut sering kali disebabkan kurangnya motivasi dalam belajar
motivasi belajar siswa sering kali berakibat pada kurang fokusnya siswa dalam
kegiatan belajar, siswa tampak acuh dan mudah putus asa ini berakibat pada
prestasi belajar siswa. Disinilah peran guru dalam proses belajar-mengajar, guru
mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar
kepada murid untuk mencapai tujuan belajar. Dalam proses pembelajaran
perlunya iteraksi antara guru dan siswa, siswa akan sangat sulit untuk
3
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm.
120.
4
Ibid, hlm. 121.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengembangkan kemampuan berpikir tanpa adanya interaksi. Begitu juga
dengan pembelajaran sejarah, guru mempunyai peranan yang sangat penting
untuk mendorong siswa agar memiliki keinginan untuk melakukan kegiatankegiatan guna mencapai suatu tujuan hendak di capai. Tercapainya tujuan
pembelajaran sejarah akan sangat sulit tanpa adanya interaksi antara guru dan
siswa, interaksi diperlukan agar guru dan siswa dapat saling berbagi pengalaman
maupun informasi dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran sejarah adalah proses internalisasi nilai-nilai peristiwa masa
lalu, berupa asal usul, silsilah, pengalaman kolektif, dan keteladanan pelaku
sejarah. Secara umum siswa beranggapan pembelajaran sejarah adalah menghafal,
baik itu menghafal nama tokoh-tokoh pejuang, menghafal kronologi dan
sebagainya. Disinilah banyak peserta didik kurang tertarik terhadap pelajaran
sejarah yang berdampak pada motivasi belajar sejarah siswa menjadi rendah dan
berdampak pada prestasi belajar siswa menjadi rendah. Motivasi belajar sangatlah
penting dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan lebih antusias dan memiliki
semangat untuk belajar tanpa adanya dorongan dari orang lain dengan sendirinya
siswa akan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat demi tercapainya citacita ataupun tujuan yang ingin dicapai. Dalam kegiatan pembelajaran siswa yang
memiliki motivasi berusaha keras untuk belajar dan memiliki kepercayaan diri
dalam menyelesaikan tugas demi tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.
Pemahaman sejarah perlu dimiliki setiap orang sejak dini agar mengetahui
dan memahami makna dari peristiwa masa lampau sehinga dapat digunakan
sebagai landasan sikap dalam menghadapi kenyataan dimasa sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pemahaman siswa dewasa ini mengenai pelajarah adalah
pelajaran yang
mempelajari peristiwa masa lampau, sehingga siswa menganggap pelajaran
sejarah kurang menarik, kebanyakan siswa kurang meminati pelajaran sejarah
karena mempelajari masa lalu. Motivasi belajar yang kurang juga menjadi salah
satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar sejarah siswa. Hal tersebut terjadi
karena kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran di tambah dengan
metode dan model pembelajara yang kurang cocok menjadi faktor penyebab
rendahnya motivasi siswa dalam pelajaran sejarah sehinga berdampak pada
prestasi belajar sejarah siswa dengan tidak tercapainya KKM (Kriteria Ketuntasan
minimal) yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah.
Seorang guru sejarah wajib mengembangkan metode pengajaran sejarah,
sebab semakin baik metode, maka semakin efektif dalam pencapaian tujuan.
Keberhasilan seorang guru sejarah di dalam mendidik muridnya, bukan hanya
bergantung pada kepribadiannya yang menawan dan pengajaran yang imprensif.
Seorang guru sejarah
memang tidak terpancang dengan satu metode, sebab
seorang guru sejarah dituntut kreativitas dalam mencari atau mengembangkan
alternatif-alternatif baru sesuai dengan kondisi individual guru serta lingkungan
sekolah yang dimiliki.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada kelas XI IPS 1 SMA
BOPRI 2 Yogyakarta motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah
masih rendah. Siswa terlihat pasif dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak
begitu merespon penjelasan guru dan terlihat sibuk dengan kegiatanya sendiri.
Ketika guru melontarkan pertanyaan, siswa tidak ada yang merespon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasarkan data keadaan awal hasil perolehan motivasi belajar siswa rata-rata
adalah 64,65 atau 26,67%. Selain itu prestasi siswa dalam pelajaran sejarah juga
masih rendah dan banyak yang belum mencapai KKM. Hal ini dibuktikan dengan
data nilai semester ganjil yang peneliti dapatkan dari pihak guru mata pelajaran
sejarah. Dari 30 siswa hanya 19 siswa yang mencapai KKM dengan rata-rata
perolehan nilai 75,63 atau 63,33%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM
adalah 11 siswa atau 36,33%. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dalam
kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas, perlunya kreativitas seorang guru dalam
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Peran guru dituntut
agar pelajaran sejarah menjadi menarik dan dapat disenangi oleh siswa sehinga
perlunya model dan metode yang dapat mengaktifkan kegiatan siswa dalam
pelajaran sejarah.
seorang guru sejarah wajib
mengembangkan model
pembelajaran sejarah, sebab semakin baik model dan metode yang digunakan,
maka semakin efektif dalam mencapai tujuan, guru yang baik adalah guru yang
mampu memilih metode yang paling serasi yang dapat mengaktifkan siswa dalam
kegiatan pemelajaran baik secara kelompok maupun secara individu.
Senada dengan penjelasan di atas pembelajaran kooperatif mewadahi siswa
untuk bekerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan
pendekatan yang berfokus pada pengunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja
sama yang berarti tujuan kelompok adalah tujuan bersama. 5 Pembelajaran
5
Sugiyanto, Model-model pembelajaran Inovatif, Yuma Pustaka, Surakarta, 2009, hlm. 37.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga
dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi
siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Situasi kooperatif
merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus
merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan, maka siswa lain dalam
kelompoknya memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota kelompok bersikap
kooperatif dengan sesama angota kelompoknya. 6
Dalam hal ini peneliti mencoba mengunakan model yang cocok untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa SMA BOPRI 2 Yogyakarta
yaitu, Pembelajaran Kooperatif model Numbered Head Together (NHT).
Kelebihan pembelajaran kooperatif model Numbered Head
Together adalah
setiap siswa mendapat kesempatan sama untuk menunjang timnya guna
memperoleh nilai yang maksimal sehinga termotivasi untuk belajar. Dengan
demikian setiap individu merasa mendapat tugas dan tanggung jawab sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai. 7
Numbered Head Together (NHT) merupakan model pembelajaran
berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas
kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan yang
lain. Dalam kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan
yang lainnya. Dalam proses belajar berkelompok siswa menjadi selalu siap dan
6
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Rajagrafindo
Persada, 2011, hlm. 20.
7
Aris Sohimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media,
Yogyakarta, 2014, hlm. 107.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Murid yang pandai dapat
mengajari murid yang kurang pandai, sehingga terjadi interaksi secara intens
antarsiswa dalam menjawab soal dan tidak ada murid yang mendominasi dalam
kelompok karena ada nomor yang membatasi. 8
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dalam penelitian ini
mengambil judul "Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Siswa
Kelas XI IPS 1 Di SMA BOPKRI 2 Yogyakata Tahun Ajaran 2015/2016".
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat permasalahan-permasalahan
yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif.
1. Peserta didik menganggap pelajaran sejarah tidak menarik dan membosankan.
2. Pemilihan metode dan model pelajaran kurang sesuai.
3. Motivasi belajar sejarah siswa rendah.
4. Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran.
5. Prestasi belajar sejarah siswa rendah.
C. Batasan Masalah
Pada batasan masalah ini penulis memfokuskan untuk meningkatkan
movtivasi dan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
8
Ibid, hlm.108.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT)
dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS 1 SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta ?
2. Apakah pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT)
dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS 1 SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta ?
E. Cara Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terjadi cara pemecahan masalah yang akan
digunakan dalam PTK ini, yaitu pembelajaran kooperatif model Numbered Head
Together (NHT). Model pembelajaran ini dapat mengaktifkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, melatih kerja sama siswa, melatih antusias dan kesiapan
siswa dalam proses pembelajara, siswa dapat berbagi informasi dan bertukar
pendapat untuk menyelesaikan masalah dalam pelajaran. Dengan pembelajaran
kooperatif model Numbered Head Togethe (NHT) ini diharapkan motivasi dan
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah meningkat.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa pada kelas XI IPS 1 SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta melalui penerapan pembelajaran kooperatif model
Numbered Head Together (NHT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.
Meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa pada kelas XI IPS 1 SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta melalui pembelajaran kooperatif model Numbered
Head Together (NHT).
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.
Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi sekolah untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
sejarah.
2.
Bagi Siswa
Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dan mempermudah siswa
dalam mempelajari sejarah.
3.
Bagi Guru
Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Dapat menjadi
alternatif bagi seorang guru sejarah untuk mengatasi permasalahan yang
muncul pada pelajaran sejarah.
4.
Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti, penelitian karya Ilmiah ini Dapat memberikan
pengalaman dan wacana mengenai pengunaan pembelajaran kooperatif model
Numbered head together (NHT) dalam proses pembelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Kajian teori sangat penting untuk mendukung pelaksanaan penelitian
terlebih dalam penelitian ini peneliti menggunakn beberapa variabel untuk
meningkatkan kegiatan belajar siswa. Berikut ini penjelasan teori-teori yang
digunakan peneliti.
1. Motivasi
a. Hakikat Motivasi
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan,
pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti dorongan,
menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab, dan daya
penggerak. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu
tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang
diinginkan. Secara serupa Winkel (1987) mengemukakan bahwa motif adalah
adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula. Siswa belajar karena didorong
oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian,
kemauan, atau cita-cita.9
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari
9
Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, PT Pustaka Jaya, Jakarta, 1996, hlm. 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang dalam kegiatan belajar,
maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”,
karena umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa
untuk belajar. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual,
peranannya yang khas dalam hal pertumbuhan gairah, merasa senang, semangat
untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan belajar. 10
b. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Secara garis besar, motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia tanpa
adanya rangsangan dari luar karena dalam diri individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dalam realitanya lebih memiliki
daya tahan yang lebih kuat dibandingkan motivasi ekstrinsik. Contoh:
Misalnya orang yang gemar membaca tidak perlu ada yang mendorongnya
untuk membaca motivasi intrinsik lebih memiliki inisiatif tinggi terhadap
dirinya sendiri. 11
2) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsangan dari luar. Misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai
pada pemberian hadiah dan faktor-faktor ekstern lainnya yang memiliki daya
10
Ibid, hlm. 75.
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (edisi revisi 2011), Rineka Cipta, Jakarta, 2011,
hlm.149-150
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dorong lainnya. Contoh guru memberi nilai atau pujian ketika siswa bisa
menjawab pertanyaan guru dengan baik, sehingga muncul dorongan untuk
bisa menjawab pertanyaan dengan baik.12
c. Ciri-ciri Orang Termotivasi.
Sardiman (1986) dikutip dalam buku Ali Imron yang berjudul “Belajar dan
Pembelajaran” berpendapat bahwa beberapa ciri-ciri seseorang termotivasi antara
lain; tekun dalam menghadapi tugas atau dapat pekerjaan secara terus menerus
dalam waktu yang cukup lama, ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah
puas atas prestasi yang diperoleh. Menunjukkan minat yang besar terhadap
macam-macam masalah belajar. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung
pada orang lain dan tidak mudah bosan dengan tugas-tugas rutin. Dapat
mempertahankan pedapatnya, tidak mudah melepaskan apa yang diyakini. Selalu
merasa senang mencari dan memecahkan masalah yang dihadapi. 13
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan
kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang
energi, terarah, dan bertahan lama. Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B.
Uno dikutip dalam buku Agus Suprijono yang berjulul “Cooperatif Learning Teori
dan Aplikasi Paikem” dapat diklasifikasikan sebagai berikut; 1) Adanya hasrat dan
keinginan berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya
harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5)
12
13
Ibid, hlm. 151-152.
Ibid, hlm. 88.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, 6) adanya lingkungan belajar yang
kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik. 14
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar siswa
ialah, pengaruh cita-cita atau aspirasi pembelajar, semua orang memiliki atau
mempunyai cita-cita atau aspirasi dalam hidupnya, termasuk dalam belajar. Oleh
karena itu cita-cita dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar
seseorang. Kemampuan manusia satu dengan yang lain tidaklah sama. Menuntut
sesorang untuk sama tidaklah dibenarkan. Sebab, orang yang mempunyai
kemampuan rendah akan sangat susah menyerupai orang yang mempunnyai
kemampuan tinggi; dan sebaliknya orang yang kemampuan tinggi, akan menjadi
malas jika dituntut sebagaimana mereka yang berkemampuan.
Kondisi belajar sangatlah berpegaruh terhadap seseorang dalam moivasi
belajarnya. Sehingga kondisi fisik, maupun psikis sangat berpengaruh terhadap
motivasi belajar, selain kodisi belajar kondisi lingkungan juga sangat
mempengaruhi, sebab jika kondisi lingkungan yang kurang segar sangat
berpengaruh terhadap motivasi belajar. Sedangkan jika sebaliknya jika lingkungan
segar, nyaman bersih sangat membangun motivasi belajar seseorang. Unsur-unsur
dinamis belajar/pembelajaran. Ini berkaitan dengan kondisi subjek belajar,
suasana belajar, bahan ajar, alat bantu ajar dan sebagainya. Unsur-unsur belajar
demikian akan berimplikasi terhadap perolehan hasil belajar. Upaya guru dalam
membelajarkan pembelajar. Peran guru sangat berpengaruh terhadap motivasi
14
Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Puataka Belajar, Yogyakarta,
2013, hlm. 163.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
belajar seorang siswa, guru yang gairahnya tinggi dalam membelajarkan
pembelajar, menjadikan pembelajar juga bergairah.15
Cita-cita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.
Hal ini dapat diamati dari banyaknya kenyataan, bahwa motivasi seorang
pembelajar menjadi begitu tinggi ketika ia sebelumnya sudah memiliki cita-cita.
Implikasinya dapat terlihat dalam proses pembelajaran, misalnya seseorang yang
memiliki cita-cita menjadi seorang dokter, maka akan terlihat motivasi yang
begitu kuat untuk sungguh-sungguh belajar, bahkan untuk menguasai lebih
sempurna
mata
pelajaran-mata
pelajaran
yang
berhubungan
dengan
kepentingannya untuk menjadi dokter. Begitu juga terjadi pada cita-cita yang
lainnya. Sama halnya juga dengan kemampuan pembelajar, kondisi belajar,
kondisi lingkungan pembelajar, dan faktor dinamisasi juga menjadi faktor penting
dalam mempengaruhi motivasi. 16
2. Belajar
a. Hakikat Belajar
Dalam kehidupan manusia sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, baik
ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri maupun didalam suatu kelompok.
Dengan demikian dalam kehidupan manusia sehari-hari tidak ada ruang dan
waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari belajar dan tanpa dibatasi
usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas
belajar juga tidak pernah berhenti. 17 Secara umum belajar dapat dipahami sebagai
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
15
Ibid, hlm. 100.
Ibid, hlm. 54-55.
17
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 33.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. 18
Di kalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan
mendefinisikan makna belajar (learning). Namun, baik secara eksplisit maupun
secara implisit pada akhirnya terdapat kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi
maupun konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan
perilaku atau pribadi seorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.19
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa
yang sedang terjadi dalam diri seorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui
secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Hasil belajar seseorang tidak
langsung kelihatan, tanpa orang tersebut melakukan sesuatu yang menampakkan
kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Belajar terjadi dalam interaksi
dengan lingkungannya; dalam bergaul dengan orang, dalam memegang benda dan
dalam menghadapi peristiwa manusia belajar. Maka orang yang belajar dituntut
aktif dan mau melibatkan diri dan selalu mudah berinteraksi. Lebih jelasnya
belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat
secara relatif konstan dan berbekas.20
Sehingga belajar dapat dikatakan sebagai proses yang kompleks yang
didalamnya terkandung berbagai aspek-aspek seperti; bertambahnya jumlah
18
19
20
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, PT Rajagrafindo Persada, 2008, hlm. 68.
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 157.
Winkel, Psikologi Pengajaran, Sketsa, Yogyakarta, 2014, hlm. 58-59.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pengetahuan, adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, ada penerapan
pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan mengaitkannya dengan
realitas, dan adanya perubahan sebagai pribadi. 21
b. Ciri-ciri Belajar
Setidaknya belajar memiliki ciri-ciri seperti, adanya kemampuan baru atau
perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), maupun nilai-nilai dan sikap (afektif). Perubahan itu tidak
berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau disimpan. Perubahan itu tidak
terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha, perubahan terjadi akibat
interaksi dengan lingkungan. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh
pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau
pengaruh obat-obatan.22 Setidaknya ada delapan kecenderungan umum mengapa
manusia mau belajar.
Setidaknya ada kecenderungan umum mengapa manusia mau belajar
seperti ada semacam dorongan rasa ingin tahu yang kuat. Dorongan ini berasal
dari dalam dirinya untuk mengetahui sesuatu. Biasanya rasa ingin tahu ini
diwujudkan dengan munculnya sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Ada keinginan
untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tuntutan zaman dan
lingkungan sekitarnya. Hal kedua ini adalah faktor eksternal yang mampu
mendorong manusia mau belajar. Apalagi di era global saat ini yang
meniscayakan pentingnya kemampuan penguasaan terhadap Ilmu pengetahuan
dan teknologi. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang sudah
21
22
Ibid, hlm. 17.
Ibid, hlm 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
diketahuinya. Hal ini biasanya dilakukan untuk menambah wawasan seseorang
untuk mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Rupanya
tidak semua orang begitu mudah untuk melakukan sosialisasi, apalagi beradaptasi
dengan lingkungannya. Karena itu ada sebagaian orang yang khusus mau belajar
karena adanya kepentingan untuk bersosialisasi, beradaptasi, meningkatkan
intelektualitas dan mengembangkan potensi diri. Intelektualitas adalah modal
penting untuk berkompetisi di zaman yang penuh kompetisi ini, selain itu ada
tidak sedikit orang yang merasakan bahwa potensi dirinya belum tergali. Karena
itu ia mau belajar. Selain itu ada suatu dorongan untuk mencapai cita-cita. Sebagai
manusia yang membutuhkan aktualisasi diri maka cita-cita adalah hal lain yang
mampu mendorong seseorang untuk belajar. Hampir bisa dipastikan tidak
mungkin seseorang mau belajar tanpa ada cita-cita terlebih dahulu. Sebagian
orang ada yang mau belajar hanya karena untuk mengisi waktu luang. Hal ini
terjadi karena adanya waktu luang yang belum bisa dimanfaatkan dengan baik
oleh orang tersebut, karena itu untuk mengisi kegiatan ia mau mengisi waktu
luangnya dan digunakan untuk belajar sesuastu yang dinilainya bermanfaat.23
Dalam proses belajar banyak faktor yang dapat mempengaruhi antara lain
faktor psikologis. Ada beberapa faktor psikologis dalam belajar misalnya: Faktor
motivasi, konsentrasi, reaksi pemahaman, organisasi, ulangan dan ada macammacam yang lainnya misalnya perhatian, minat, fantasi, faktor ingin tahu, sifat
kreatif, dan lain-lain. 24
23
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belaja dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia, Bogor,
2011. hlm. 5-7.
24
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar-mengajar, Jakarta, 1986, hlm. 55.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3. Motivasi Belajar Sejarah
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar
adalah kegiatan yang mengubah tingkah laku melalui latihan dan pengalaman
sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dari penguatan yang dilandasi untuk
mencapai tujuan. Peran motivasi yang khas adalah dalam pertumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang memiliki motivasi yang
kuat akan akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut:
1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan
dengan teman sebaya.
3) Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa
dirinya belum belajar secara serius, terlalu banyak bercanda gurau misalnya,
maka ia akan mengubah perilakunya.
4) Membesarkan semangat belajar; sebagai ilustrasi, jika ia telah menghabiskan
dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia berusaha
agar cepat lulus.
5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (diselaselanya adalah istirahat atau bermain) yang bersinambungan. Menurut Broun,
siswa yang memiliki motivasi tinggi dapat dikenali melalui beberapa proses
belajar mengajar sebagai berikut: tertarik kepada guru, dalam arti siswa tidak
membenci guru atau bersikap acuh tak acuh melainkan siswa tertarik terhadap
mata pelajaran yang diajarkan. Siswa memiliki antusias tinggi serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru dan ingin selalu bergabung
dalam kelompok kelas. Siswa selalu ingin identitas dirinya diakui orang lain,
tindakan, kebiasaan moralnya selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat
pelajaran dan
mempelajarinya
kembali,
dan selalu
terkontrol oleh
lingkungannya. 25
Motivasi belajar sangat penting bagi manusia. Para ahli berpendapat bahwa
motivasi perilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan,
kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi. Motivasi belajar adalah faktor psikis
yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas adalah dalam hal
pertumbuhan gairah, merasa senang, semangat untuk belajar. Siswa yang
memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar.26
Demikian halnya pada belajar sejarah, menurut Sartono Kartodirjo peranan
sejarah adalah membangun kepribadian dan identitas nasional. Lewat pengajaran
sejarah diharapkan mampu menanamkan kesadaran sejarah pada generasi muda.
Sikap positif siswa dalam proses belajar mengajar berpengaruh terhadap motivasi
dan hasil belajar siswa, dan motivasi siswa berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah mencakup kecakapan akademik
kesadaran sejarah, dan nasionalisme.27 Singkatnya tujuan belajar sejarah adalah
untuk membangun semangat kebangsaan, jiwa nasional dan memperjuangkan
tujuan bersama kebangsaan. Dalam hal ini,
sejarah berperan sebagai
pengembangan kesadaran individual anak didik dalam membangun kehidupan diri
25
Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, jakarta, 1999, hlm.85.
Ibid, hlm. 75.
27
Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Ombak,Yogyakarta, 2011, hlm. 132.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pribadi dan pengembangan individu sebagai anggota masyarakat dan negara
bangsa.28 Maka untuk mengembangkan manusia seperti itu dengan sendirinya
diperlukan sarana motivasi yang kuat sebagai faktor pengerak dari dalam diri
manusia itu sendiri. Ini tidak lain adalah nilai-nilai, yang kalau dihubungkan
dengan masa lampau yang telah teruji oleh zaman.
4. Prestasi Belajar Sejarah
Dalam pelajaran, prestasi belajar siswa sangatlah penting utuk mengetahui
seberapa berhasilnya proses pembelajaran yang dilakukan oleh para siswa. Dalam
hal ini prestasi merupakan suatu hasil pencapaian yang nyata sebagai pengaruh
dari hasil belajar mengajar yang dapat dilihat melalui hasil evaluasi yang
dilakukan. 29 Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil
yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). 30 Pengukuran
keberhasilan belajar siswa dapat dilihat melalui berbagai ranah baik yang
berdimensi ranah cipta (prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi afektif) dan ranah
karsa (Prestasi Psikomotorik) pada prinsipnya bertujuan untuk mengungkapkan
kemampuan akan batasan salah dan benar. Berbeda dengan ranah karsa (prestasi
psikomotorik) mengunakan observasi yang dapat diartikan sebagai sejenis tes
mengenai peristiwa, tingkah laku, atau fenomena.
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
28
Kardiyat Wiharyanto, A.A Padi, dkk. Strategi Pembelajaran Sejarah, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta, 2001, hlm. 80-82.
29
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pndidikan, IKIP, Bandung, 1986, hlm. 85.
30
Depdikud, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
lingkungannya.31 Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah dapat
diartikan hasil usaha siswa dalam suatu rangkaian pembelajaran di kelas dengan
memperoleh suatu prestasi atau nilai yang diperoleh dari proses perubahan
tingkah laku, latihan, atau pengalaman, dari interaksi dengan lingkungan.
5. Konsep Sejarah
a. Hakikat Sejarah
Sejarah tidak pernah lepas dalam perjalanan hidup kita. Sejarah sering kali
dipahami sebagai cerita masa lalu, dongeng, dan sebagainya. Sejarah merupakan
bagian penting dalam hidup kita sehinga perlu pemahaman menganai apa itu
sejarah. Untuk mendapat kejelasan tentang pengertian sejarah maka pertamatama perlu dipahami asal usul kata pengertian serta perkembangannya.
Sebelumnya pengertian sejarah sebagai disiplin keilmuan berkembang di
Indonesia, kata sejarah sudah lama di kenal. Kata sejarah diambil dari bahasa
Arab “syajaratun” yang artinya “pohon” atau “keturunan” atau “asal usul’.
Adapun istilah sejarah dalam bahasa Inggris: history, mengandung arti masa
lampau umat manusia. Sedangkan istilah history berasal dari kata Yunani yaitu
istoria yang berarti meneliti, menayakan, memperoleh pengetahuan, atau sifatnya
mengetahui. 32
Seseorang yang mempelajari sejarah, harus memahami hubungan antara
sejarah sebagai ilmu, dan sejarah sebagai pendidikan. Pada umumnya orang
memakai istilah sejarah untuk menunjukkan cerita sejarah, pengetahuan sejarah,
31
Abu ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta,, Jakarta, 1991,
hlm.121.
32
I G Widja, Pengantar Ilmu Sejarah, Sejarah dalam Perspektif Pendidikan, Satya Wacana,
Semarang, 1988, hlm. 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
gambaran sejarah, yang kesemuanya itu sebenarnya adalah sejarah sebagai arti
subjektif. Sejarah dalam arti subjektif merupakan suatu kostruk, ialah bagunan
yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu
merupakan suatu kesatuan atau unit yang mencakup fakta-fakta terangkaikan
untuk menggambarkan suatu gejala sejarah, baik proses maupun struktur.
Kesatuan itu menunjukkan koherensi, artinya berbagai unsur berkaitan satu sama
lain dan merupakan satu kesatuan. Fungsi unsur-unsur itu saling menopang dan
saling tergantung satu sama lain. Sejarah dalam arti objektif menunjukkan kepada
kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah peristiwa sejarah dalam kenyataan.
Kejadian itu sekali terjadi tidak dapat diulang atau terulang lagi.
33
Memahami sejarah bukanlah sekedar mencari fakta peristiwa saja,
melainkan mencari atau menemukan makna yang terkandung dalam kehidupan
manusia. Mata pelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan untuk membangun kesadaran tentang pentingnya waktu dan tempat
yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
Melatih daya kritis untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan
pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan; menumbuhkan pemahaman
apresiasi dan penghargaan terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban
bangsa.34
b. Tujuan Belajar Sejarah
Dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan diklarifikasikan dalam
beberapa ranah (domain). Menurut tasknomi ini tujuan pendidikan dibagi menjadi
33
34
Aman, loc, cit,. hlm. 13-14.
Ibid, hlm. 20-21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan ranah kognitif dimaksudkan
adalah berhubungan dengan perkembangan daya pikir kritis. Tujuan pendidikan
yang dikmaksudkan dengan ranah afektif adalah berhubungan dengan
perkembangan karakteristik anak didik. Sedangkan tujuan ranah psikomotorik
adalah pengembangan kemampuan keterampilan fisik. 35
Menurut Moh. Ali seperti dikutip dalam buku Heri Susanto yang berjudul
“Seputar Pembelajaran Sejarah”, mengatakan bahwa pembelajaran sejarah
nasional bertujuan untuk: 1) membangkitkan, mengembangkan serta memelihara
semangat
kebangsaan;
2)
membangkitkan
hasrat
mewujudkan
cita-cita
kebangsaan dalam segala lapangan; 3) membangkitkan hasrat-mempelajari sejarah
kebangsaan dan mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah dunia; 4)
mengajarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-undang
Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu sepanjang
masa.36
Secara singkat tujuan pengajaran sejarah adalah untuk membangun
semangat kebangsaan, jiwa nasionalis dan memperjuangkan tujuan bersama
sebagai bangsa. Pengajaran sejarah berperan untuk membina rasa persatuan dan
kesatua bangsa dalam semangat pluralisme dan tolerasi tinggi antara warga.
Dalam hal ini sejarah berperan untuk pengembangan kesadaran individu anak
didik dalam pembangunan kehidupan diri pribadi dan pengembangan individu
sebagai anggota masyarakat negara bangsa.37
35
Kardiyat Wiharyanto, A.A Padi, loc. cit. hlm. 84-86.
Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Isu Gagasan dan Strategi Pembelajaran, Aswaja
Pressindo, Banjarmasin, 2011, hlm. 57.
37
Ibid, hlm 86-87
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
6. Paradigma Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisme (contructivism) adalah suatu filsafat pengetahuan yang
secara ringkas menjelaskan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi
seseorang.
Orang
membentuk
pengetahuannya
lewat
interaksi
dengan
lingkungannya.38 Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus
menemukan sendiri dan menstranformasikan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisi apabila aturan-aturan itu
tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala
sesuatu untuk dirinya. 39
Konstruktivisme berangapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi
manusia. Manusia mengkontruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka
dengan
objek,
fenomena,
pengalaman,
dan
lingkungan
mereka.
Bagi
konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat di transfer begitu saja dari seseorang
kepada yang lain, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing
orang. Tiap orang harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, pengetahuan
bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus
menerus. 40
Menurut teori konstruktivis, prinsip yang paling penting adalah guru tidak
hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus menemukan
38
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta, 2012,
hlm. 85.
39
Tritanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Satuan Pendidikan( KTSP), Kencana Prenada
Media, Jakarta, 2009, hlm. 28.
40
Paul Suparno, op,cit., hlm. 28-29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sendiri pengetahuan didalam benaknya. 41 Siswa perlu dibiasakan untuk
memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan
bergelut dengan ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan
kepada siswa. Siswa harus mengkronstruksikan pengetahuan di benak mereka
sendiri. Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan
dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila
dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar itu,
pembelajaran harus dikemas menjadi proses ‘mengkonstruksi’ bukan ‘menerima’
pengetahuan.
Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan
mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa
menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Pengetahuan tumbuh berkembang melalui
pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila
selalu diuji dengan pengalaman baru. 42
Tahapan pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai berikut.
a) Orientasi : mengembangkan motivasi dan mengadakan observasi.
b) Elisitasi : mengungkapkan ide, membangun ide baru, dan mengevaluasi ide
baru.
c) Restrukturisasi ide : klarifikasi ide, membangun ide baru, dan mengevaluasi
ide baru.
d) Penggunaan ide dalam banyak situasi.
e) Review atau kajian ulang : merevisi atau mengubah ide.
41
42
Tritanto, op, cit., hlm. 28.
Tritanto Ibnu Badar Al-Tabani, Mendesain model pembelajaran, inovatif, progresif, dan
kontekstual. Konsep landasan, dan implementasi pada kurikulum 2013 (kurikulum tematik)
integratik/KTI, Pendamedia Group,Jakarta, 2014, hlm. 29-30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kelebihan pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai berikut;
a) Peserta didik terlibat secara langsung dalam membangun pengetahuan baru,
mereka akan lebih paham dan dapat mengaplikasikannya.
b) Peserta didik aktif berpikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan
membuat keputusan.
c) Selain itu, murid terlibat secara langsung dan aktif belajar sehingga dapat
mengigat konsep secara lebih lama. 43
7. Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah
Pendekatan konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana
siswa harus secara indvidual menemukan dan mentransformasikan informasi yang
kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila
perlu.44 Dalam pembelajaran sejarah, konstruktivisme menekankan agar individu
secara aktif menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan dan
pemahaman. 45 Sejarah merupakan pelajaran yang membahas peristiwa masa lalu
yang terikat dengan ruang dan waktu sehingga dalam hal ini, pendekatan
konstruktivisme memungkinkan peserta didik melakukan dialog kritis dengan
subjek pembelajaran, menggali informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber
untuk melakukan klasifikasi dan prediksi serta menganalisis masalah-masalah
sejarah termasuk masalah sosial yang kontroversial yang dihadapinya. Peserta
didik dapat memanfaatkan pengalaman belajar sebelumnya untuk mengonstruksi
Ridwan Abdulah Sani, Inovasi Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2013.hlm. 22.
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme guru, PT Grafindo
Persda, Jakarta, 2011, hlm. 201.
45
Heri Susanto, Seputar pembelajaran Sejarah, (Isu, Gagasan dan Strategi Pembelajaran, Aswaja
Pressindo, Yogyakarta, 2014, hlm. 94.
43
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pengetahuan baru, mengujicoba dan mengubahnya, serta menarik hububungan
antara masa lalu dengan kenyataan sosial sehari-hari.46
Pembelajaran konstruktivisme menkankan pada proses belajar, bukan
mengajar. Menurut konstruktivisme sosial, pengetahuan dibangun oleh siswa
sendiri dan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan
keaktifan murid sendiri untuk menalar. Peserta didik aktif mengonstruksi secara
terus menerus sehingga terjadi perubahan konsep ilmiah. Peran guru hanya
sekedar membantu menyediakan sasaran dan situasi agar proses konstruksi
berjalan lancar.47
Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar
mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar
juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau
bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga
pengertiannya dikembangkan. Proses belajar kontruktivistik secara konseptual
jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang
berlangsung satu arah dari luar kedalam diri siswa kepada pengalamannya melalui
proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemuktahiran struktur
kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi rosesnya dari pada segi
perolehan pengetahuan dari pada fakta-fakta yang terlepas-lepas. Siswa herus
menemukan makna yang diciptakan dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan,
dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan
46
47
Aman, loc, cit., hlm. 109.
Ridwan Abdullah Sani, loc, cit., hlm. 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah. Belajar bukanlah kegiatan
mengumpulkan fakta, melainkan lebih dari suatu pengembangan pemikiran
dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil pengembangan,
melainkan merupakan pengembangan itu sendiri, suatu pengembangan yang
menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang.
Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam
keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan
(disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar. Hasil belajar
dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil
belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar: konsepkonsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang
dipelajari. 48
Jelas bahwa bagi konstruktivisme, kegiatan belajar adalah kegiatan yang
aktif, di mana pelajar membangun sendiri pengetahuannya. Pelajar mencari
sendiri dari yang mereka pelajari.
8. Model Pembelajaran Kooperatif
a.
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (kooperative Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.49
48
49
Paul Suparno, loc, cit., hlm. 61-62.
Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, hlm. 37.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
dilakukan secara kelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompokkelompok kecil terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang
difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan kerangaman
anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu
masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberi kesempatan
pada peserta didik untuk mempelajari suatu dengan baik pada waktu yang
bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama
diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.50
Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri untuk menuntaskan
materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif. Kelompok di
bentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
Jika didalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku,
budaya jenis kelamin berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri
dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula. Penghargaan lebih
diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan. 51
b. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki kelemahan sebagai berikut ;
1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu
memerlukan banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
50
Tukiran Taniredja, dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, Alfabeta, Bandung,
2014, hlm. 56.
51
Aris Sohimin, loc, cit., hlm. 107.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan
fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik
permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan, dan
4) Saat
diskusi kelas,
terkadang
didominasi
oleh seseorang,
hal
ini
mengakibatkan siswa lain menjadi pasif. 52
9. Model Pembelajaran Numbered Head Together
a. Pengertian Pembelajaran Numbered Head Together
Numbered Head Together (NHT) atau kepala bernomor adalah merupakan
jenis pembelajararan kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen
(1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
mencakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut.53
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together
Langkah 1 : Pembentukan Kelompok
Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan
3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan
nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah hal yang utama di dalam
pembelajaran Numbered Head Together, dalam tahap ini guru membagi siswa
52
53
Ibid, hlm. 17-18.
Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, hlm. 82-83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang
dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor
berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
Langkah 2 : Memberi Tugas
Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau
buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah yang
diberikan oleh guru.
Langkah 3 : Diskusi Masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS atau bahan ajar kepada
setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap
siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan
yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat
spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 4 : Memanggil Nomor Anggota atau Pemberian Jawaban
Pada kegiatan ini, guru memanggil satu nomor tertentu dengan cara acak.
kemudian siswa yang bersangkutan sesuai dengan nomor yang disebutkan oleh
guru mengacungkan tangan lalu menjawab pertanyaan atau melaporkan dan
menjelaskan hasil kerja sama mereka.
Langkah 5 : Penilaian dan Pemberian Tanggapan
Pada langkah ini, guru meminta siswa yang lain untuk memberikan
tanggapan, jawaban dan masukannya terhadap hasil jawaban siswa pada langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
4. Selanjutnya guru memanggil dan menunjuk nomor yang lain. Kegiatan ini
dilakukan berulang-ulang sampai waktu yang sudah ditentukan oleh guru.
Langkah 6 : Kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang disajikan. 54
c. Kelebihan dan Kekurangan Numbered Head Together
1) Kelebihan Pembelajaran Numbered Head Together
Adapun kelebihan pembelajaran Numbered Head Togeter yaitu, setiap
murid menjadi siap mengikuti pembelajran, siswa dapat melakukan diskusi
dengan sungguh-sungguh. siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang
pandai, sehingga terjadi interaksi antarsiswa dalam mengerjakan atau menjawab
soal dan tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok Karena ada nomor
yang membatasi. 55
2) Kekurangan Model Pembelajaran Numbered Head Together
Adapun kekurangan dari model pembelajaran Numbered Head Together
ialah, tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa yang banyak karena
membutuhkan waktu yang lama. Selain itu tidak semua anggota kelompok
dipanggil oleh guru kemungkinan waktu yang terbatas.56
Aris Sohimin, loc,cit., hlm. 107-108.
Ibid, hlm. 108-109.
56
Ibid, hlm.109.
54
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
10. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dalam penelitian ini diambil dari;
-
Standar Kompentensi :
Menganalisis sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia
dari abad ke-18 sampai dengan abad ke-20
-
Kompetensi Dasar :
3.1 Membedakan pengaruh Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, Revolusi
Industri dan Revolusi Rusia terhadap perkembangan-perkembangan nasional
Indonesia.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan ini digunakan untuk mendukung penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti. Maka dalam penelitian yang relevan ini dipilih
sesuai dengan apa yang menjadi variabel-variabel pada judul penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudho Nugroho dengan judul
peningkatan hasil belajar IPS sejarah menggunakan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri
30 Semarang tahun ajaran 2008/2009. Pembelajaran dengan mengunakan model
Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini
terlihat dari naiknya ketuntasan belajar secara klasikal dari pra siklus sebesar
65,9% menjadi 72,7% pada siklus I dan 88,6% pada siklus II. Hal ini
menunjukkan bahwa Penggunakan model pembelajaran Numbered Head Together
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(NHT) dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas VIII semester 2 SMP
Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009.57
Selain itu penelitian yang sama yang dilakukan oleh Retno Murgiyanti
dengan judul penelitian Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPS Terpadu
Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada siswa
Kelas VII E SMP Negeri 1 Sambi Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
IPS Terpadu. Hal ini dapat dilihat dari indikator motivasi belajar Siswa yang aktif
bertanya sebelum tindakan sebesar 25%, pada siklus I meningkat menjadi 40,6%
dan pada siklus II meningkat menjadi 53,1% siklus III sebesar 81,2%.58
C. Kerangka Berpikir
Pembelajara ini dibuat
untuk mengaktifkan siswa
dalam Proses
pembelajaran. Dengan aktifnya siswa dalam proses pembelajaran, siswa akan
lebih mudah dalam menerima dan memahami pelajaran yang diberikan, selain itu
siswa dilatih untuk bisa bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran. Siswa diberi
kesempatan bertukar pikiran dan berbagi pengalaman dalam proses pembelajaran.
Dengan aktifnya siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan motivasi
belajar siswa terhadap pelajaran.
Yudho Nugrogo, Peningkatan hasil belajar IPS sejarah Menggunakan Model Pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP Negeri 30 Semarang
Tahun Ajaran 2008/2009. http://lib.unnes.ac.id/2591/1/4703. pdf diakses tanggal 8 September
2016, pukul 11:12 WIB.
58
Retno Murgiyanti, Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPS Terpadu Dengan Metode
Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Sambi
Tahun Pelajaran 2012/2013. http://eprints.ums.ac.id/23149/1/2. pdf diakses tanggal 17 Oktober
2016. pukul 20:44.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model
pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab
atas tugas kelompoknya. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih aktif
dalam proses pembelajaran dan melatih kerjasama dalam mengerjakan tugas-tugas
yang telah diberikan. Dalam kelompok siswa dapat saling bekerja sama, bertukar
pikiran, dan berbagi informasi untuk menjawab tugas-tugas dan soal dalam
kelompok. Model Numbered Head Together atau pembelajaran kepala bernomor
memanfaatkan media yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Setiap
siswa yang terbagi dalam kelompok mendapat kartu bernomor yang fungsinya
untuk memberi tanggung jawab kepada siswa dan nomor tersebut akan disebut
secara acak oleh guru untuk menjawab tugas kelompoknya sehingga, siswa akan
selalu siap dalam pembelajaran. Pengunaan model Numbered Head Together
(NHT) siswa akan lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi
dan prestasi siswa akan meningkat, siswa terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih menarik dan tidak
membosankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Pembelajaran
Sejarah
Model Pembelajaran
Numbered Head
Together (NHT)
Proses Pembelajaran;
1.
2.
3.
Meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar sejarah
Siswa aktif dalam
kelas
Siswa bekerja sama
dalam anggota
kelompok untuk
memecahkan masalah
Siswa saling berbagi
informasi dalam
proses pembelajaran
Bagan I : Skema Kerangka Berpikir.
D. Hipotesis
Adapun hipotesis kerja dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melalui pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat
meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2
Yogyakarta.
2. Melalui pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau
PTK dengan model Kurt Lewin. Konsep Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt
Lewin terdiri dari empat langkah, yaitu (1) perencanaan (planning); (2) aksi atau
tindakan (acting); (3) observasi (ovserving); (4) refleksi (reflecting).59 Penelitian
Tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri. 60
Tujuan penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki kualitas
proses pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan menemukan model yang
inovatif untuk memecahkan masalah yang dialami oleh pendidik dan peseta didik.
Penelitian Tindakan Kelas ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas
proses pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki prestasi dan motivasi
belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini mempunyai manfaat yang sangat
besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Melalui Penelitian
Tindakan Kelas ini juga peneliti mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam
mengembangkan pengatahuan dan keterampilan sendiri. Disisi lain peneliti juga
berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut.
Irma Pujiati dan Nyata, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru,Praktik,
Praktis dan, Mudah,Alfabeta, Bandung, 2011, hlm.22.
60
Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Keilmuan, Erlanga, Jakarta, 2014, hlm. 19.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. Setting Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
untuk mata pelajaran sejarah di kelas XI IPS 1.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016, yaitu
pada bulan April 2016. Penentuan waktu penelitian mangacu pada kalender
akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan
proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
3.
Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil
belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran sejarah melalui
Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
C. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah untuk peningkatan motivasi dan prestasi
belajar siswa mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Nambered Head
Together (NHT) pada siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Adapun
jumlah siswa kelas XI IPS 1 adalah berjumlah 30 siswa.
D. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah model Pembelajaran Kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT), motivasi dan prestasi sejarah siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Variabel-variabel Penelitian
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel
terikat dan variabel bebas, yaitu
1.
Variabel bebas (X)
: Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT).
2.
Variabel terikat (Y)
: Motivasi dan Prestasi belajar.
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Belajar
Belajar
dapat dipahami sebagai
suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya.
2.
Motivasi
Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual,
peranannya yang khas dalam hal pertumbuhan gairah, merasa senang, semangat
untuk belajar. Atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
3. Prestasi
Prestasi belajar ialah hasil usaha, bekerja atau belajar yang menunjukkan
ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4. Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan poses pengetahuan yang dibangun secara
bertahap melalui pengalaman, kecakapan sehingga terus berkembang.
5. Pembelajaran Kooperatif
Sebuah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
6. Model Numbered Head Together
Numbered Head Tohether atau kepala bernomor
merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
dalam bentuk diskusi atau kerja kelompok.
G. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana situasi dan kondisi awal
kelas dan selama pembelajaran berlangsung terhadap metode yang digunakan,
dan keaktifan siswa sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT)
2. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman keberhasilan siswa,
baik sebelum memulai pembelajaran maupun sesudah pelajaran. Ini dilakukan
untuk mengetahui hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui, dan menggali informasi kondisi
awal siswa yang digunakan untuk menentukan model pembelajaran apa yang
cocok digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. 61
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan untuk mengumpulkan data kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan memudahkan peneliti dalam memperoleh data tersebut.62
1. Alat Pengumpulan Data
a.
Observasi
Obersevasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran di kelas. Adapun alat-alat dalam observasi adalah lembar obeservasi
aktivitas siswa di kelas serta lembar observasi skala sikap untuk mengetahui
tingkat motivasi belajar siswa.
b. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa
sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head
Together. Adapun alat-alat dalam tes hasil belajar adalah seperti soal-soal pilihan
ganda dan soal tugas diskusi di kelas.
61
62
Ibid, hlm. 125-126
Suharsimi Arikunto, Managemen Penelitian, Renika Cipta, Jakarta, hlm. 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
c.
Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan awal motivasi dan
prestasi belajar siswa. Alat dalam wawancara ini adalah lembar pertanyaan untuk
guru mata pelajaran dan peserta didik.
2. Validitas dan Reliabilitas
a.
Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keberhasilan
suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan
kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria. 63
Untuk mengetahui tingkat validitas atas uji coba instrumen maka peneliti
mengunakan rumus sebagai berikut;
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁 ∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√(𝑁(∑𝑋 2 ) − (∑𝑋)2 )𝑥(𝑁(∑𝑌 2 ) − (∑𝑌)2 )
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦
: koofisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan
N
: jumlah peserta tes
∑Y
: jumlah skor total
∑X
: Jumlah skor butir soal
2
∑X
: jumlah kuadrat skor butir soal
∑𝑋𝑌 : jumlah hasil kali skor butir soal64
Setelah dihitung dengan rumus tersebut, maka untuk mengetahui besar
taraf signifikan butir item dihitung dengan rumus 65:
Arikunto Suharsimin, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2013, hlm. 65
Daryanto, Penelitan Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah beserta contohcontohnya, Gava Media, Yogyakarta, 2011, Hlm. 187
65
Nana Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 2002, hlm. 380.
63
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
𝑡=
√𝑟 2 . (𝑛 − 1)
(1 − 𝑟 2 )
Keterangan :
t = taraf signifikan
r = korelasi skor item dengan skor total
n = jumlah butir aitem
setelah didapat taraf signifikannya, kemudian dikonsultasikan pada tabel t
signifikan.66
b. Reliabilitas
Untuk mencari rliabilitas instrumen, maka peneliti mengunakan rumus
Spearmen-Brown
yakni dengan teknik belah dua ganjil-genap dengan
mengelompokkan skor butir ganjil sebagai pembelahan pertama dan skor genap
sebagai pembelahan kedua.
Reliabilitas soal tes mengunakan rumus:
𝑟11
11
2. 𝑟 2 2
=
11
1+𝑟
22
Keterangan :
𝑟 1⁄2 1⁄2
𝑟11
= korelasi antara skor-skor setiap belahan
= koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan.
3. Hasil Uji Coba Instrumen
Berikut merupakan hasil dari pengujian instrumen penelitian di lapangan
yang dilakukan peneliti.
a. Validitas
Instrumen dinyatakan valid jika mencapai taraf signifikan 0,75 ke atas.
Bila taraf signifikan tersebut di bawah 0,75 maka instrumen dinyatakan gugur.
Berikut ini hasil pengujian validitas di lapangan.
66
Ibid, hlm. 491.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1) Motivasi
Berikut hasil pengujian instrumen di lapangan, dari 50 item yang valid
berjumlah 43 item, dan instrumen yang gugur berjumlah 7, yaitu nomor 2, 6, 12,
34, 38, 40, dan 46 pada pra siklus. Pada siklus I dari 45 item yang valid berjumlah
33 item, dan instrumen yang gugur berjumlah 12, yaitu nomor 6, 7, 8, 9, 14, 16,
18, 28, 38, 41, 42 dan 44. Sedangkan pada siklus II dari 45 item yang vali
berjumlah 42, dan instrumen yang gugur berjumlah 3, yaitu nomor 20, 22 dan 28.
2) Prestasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, dari 25 item yang valid
berjumlah 19 dan instrumen yang gugur berjumlah 6 item yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 6
dan 9 pada siklus I. Kemudian pada siklus II, dari 25 item yang valid berjumlah
16 item dan yang gugur berjumlah 9 item yaitu nomor 1, 2, 3, 6, 8, 16, 19, 24 dan
25.
b. Reliabilitas
Instrumen dinyatakan reliabel jika mencapai taraf signifikan 0,75 ke atas.
Bila taraf singnifikan instrumen tersebut di bawah 0,75 maka instrumen
dinyatakan tidak reliabel. Berikut ini merupakan hasil pengujian reliabilitas di
lapangan.
1) Motivasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, tingkat reliabilitas
instrumen adalah r= 0,743 atau ntaraf signifikansinya adalah 0,995 dari 50 item
pada pra siklus. Pada siklus I, tingkat reliabilitas instrumen adalah r= 0,587 atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
taraf singnifikansinya adalah 0,995 dari 45 item. Pada siklus II, tingkat reliabilitas
instrumen adalah r= 0,671 atau taraf signifikannya adalah 0,995 dari 45 item.
2) Prestasi
Berdasarkan hasil pengujian instrument di lapangan, tingkat reliabilitas
instrument adalah r= 0,683 atau taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 25 item
pada siklus I. Pada siklus II, tingkat reliabilitas instrument adalah r= 0,562 atau
taraf signifikansinya adalah 0,995 dari 25 item.
I. Desain Siklus Penelitian
Berikut ini merupakan desain penelitian tindakan kelas yang akan
digunakan tabel Siklus Rancangan Penelitian menurut Kurt Lewin.67
Bagan II : Rancangan Siklus Penelitian
J.
Analisis data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisis data. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi terhadap
67
Arikunto Suharsimin, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, bumi Aksara, 2006, hlm. 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. Sedangkan data kuantitatif berupa hasil
tes prestasi setiap siklus.
1.
Data Kualitatif
Data kualitatif dianalisis melalui hasil observasi dengan mendeskripsikan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Aspek-aspek yang perlu
diamati berupa kegiatan on task dan off task.
a) On Task : merupakan aktivitas yang relevan dengan kegiatan pembelajaran.
Sepeti memerhatikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
b) Off Task : merupakan perilaku yang muncul dalam kegiatan pembelajaran dan
tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.68
Tabel 1 : On task
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek yang Diamati
Siswa siap mengikuti proses pelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa mencatat hal-hal penting
Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok
Siswa bertanya kepada guru
Siswa menanggapi pertanyaan teman
Siswa berani mengemukakan pendapat
Siswa menghargai pendapat teman
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik
Tabel 2 : Off tas
No
1
2
3
4
5
Aspek yang Diamati
Siswa mengobrol di dalam kelas
Siswa banyak mengantuk
Siswa sibuk bermain handphone
Siswa keluar masuk kelas
Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru
http://eujurnal.unesa.ac.ac.id/article/19032/13/article.pdf. Tanggal akses, 18 Januari 2016, pukul
23:00 WIB.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Penilaian dilihat melalui skor pada lembar observasi aktivitas siswa pada
kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta melalui model pembelajaran
Numbered Head Together . Cara memperoleh skor sebagai berikut:
Tabel 3 : Kriteria Penilaian Hasil Pengamatan Aktifitas Belajar.
𝑁=
Kriteria Indikator
Nilai Kualitatif
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
∑ perolehan x 100
∑ total perolehan
Keterangan:
N
Ʃ skor perolehan
Ʃ skor maksimal
= nilai hasil pengamatan
= hasil perolehan dari aspek yang dinilai
= hasil akhir skor kriteria maksimal dengan jumlah
aspek yang diamati
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif digunakan untuk membandingkan setiap siklus dimana
setiap siklus yang telah dilakukan akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.
Dalam menganalisis tiap siklus yang dilakukan oleh peneliti didasari pada kondisi
awal sebelum dilakukannya tindakan penelitian. Setelah diketahui kondisi awal
maka barulah peneliti melanjutkan ke siklus 1. Selanjutnya membandingkan
antara kondisi awal dengan siklus 1. Setelah dilakukan perbandingan dan belum
ada menunjukkan tingkat perubahan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan
siklus 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pedoman untuk menganalisis data penelitian sebagai berikut;
Tabel 4 : Kriteria Penilaian
Kategori
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Cara memperoleh skor sebagai berikut;
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
∑ perolehan x 100
∑ total perolehan
Keterangan:
N
Ʃ skor perolehan
Ʃ skor maksimal
= nilai hasil pengamatan
= hasil perolehan dari aspek yang dinilai
= hasil akhir skor kriteria maksimal dengan jumlah
aspek yang diamati
K. Prosedur Penelitian
Dalam proses Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan melalui dua
siklus. Adapun prosedur pelaksanaannya diuraikan sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Permintaan Izin
Permintaan izin kepada kepala sekolah dan kepada guru sejarah kelas XI
IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, dan pihak Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
b. Obsevasi
Observasi dilakukan di kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta,
dengan jumlah 30 siswa yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
sebelum dilakukan penelitian dan mengetahui model pembelajaran serta media
yang digunakan oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas
sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together.
c. Menyusun Silabus
Silabus dibuat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran,
seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan sistem penilaian. Artinya silabus rnerupakan sumber pokok dalam
penyusunan rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun satu
kompetensi dasar.
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan Pembelajaran disusun dan disesuaikan dalam dua
siklus penelitian.
e. Menyiapkan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan instrumen yaitu soal tes, lembar
pengamatan siswa.
1. Rencana Tindakan.
a. Siklus 1
1) Perencanaan
a) Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
saat pelaksanaan. Hal tersebut seperti: Pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang akan digunakan sebagai skenario pembelajaran sejarah
dengan tipe Numbered Head Together (NHT).
b) Pembuatan materi pembelajaran sejarah yang akan digunakan
pelaksanaan proses pembelajaran.
saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
c) Pembuatan soal tes yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar
sejarah siswa.
d) Pembuatan lembar observasi yang akan digunakan untuk
mengamati
peningkatan motivasi belajar siswa.
e) Pembuatan angket yang akan digunakan untuk mengetahui
peningkatan
motivasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan di dalam kelas sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah disiapkan. Guru akan mempraktikan tipe Numbered Head Together
(NHT) pada saat proses pembelajaran sejarah.
Langkah-langkahnya sebagai
berikut;
a) Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mendapat
nomor
b) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawabannya dengan baik.
d) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil keluar
dari kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka.
e) Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru menunjukkan nomor
lain.
f) Kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4. Pengamatan
Observasi dilakukan melalui pengamatan selama proses
pembelajaran
berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan dan melakukan pencatatan dalam
lembar observasi. Pengamatan dilakukan dengan melihat berbagai tindakan yang
muncul selama pembelajaran dan mencerminkan aspek motivasi belajar sejarah
siswa.
5. Refleksi
Proses refleksi dilakukan dengan diskusi bersama guru mata pelajaran
sejarah mengenai lembar observasi yang dibuat selama pembelajaran. Dari lembar
observasi tersebut, dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran,
kemudian dilakukan identifikasi permasalahan yang muncul serta kekurangan
dalam pengimplementasian tipe selama proses pembelajaran, dan selanjutnya
disusun pemecahan atas masalah-masalah yang muncul tersebut.
b. Siklus 2
Pada siklus II ini kegiatannya hampir sama dengan siklus I, tetapi tindakan
pada siklus II diperbaiki berdasarkan hasil refleksi pada akhir siklus I. Kegiatan
yang dilakukan pada siklus II bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I agar mencapai indikator keberhasilan.
1) Perencanaan
Peneliti membuat perencanaan berdasarkan hasil refleksi pada siklus
pertama dan merupakan rencana tindakan selanjutnya pada siklus kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2) Pelaksanaan
Guru mengimplementasikan pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
3) Pengamatan
Tim peneliti yaitu guru dan kolaborator, melakukan pengamatan terhadap
aktivitas pembelajaran model Numbered Head Together (NHT).
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua. Kemudian
melihat apakah ada peningkatan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan
siklus I.
L. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
tingkat keberhasilan yang dicapai dengan membendingkan target awal dari
penelitian tersebut.
Tabel 5 : Target Indikator Keberhasilan
No
1
2
Variabel
Motivasi
Prestasi
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
26,67%
63,33%
65%
80%
75%
85%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta yang beralamat di Jl. Jend. Sudirman No.87, Terban, Gondokusuman,
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Penelitian ini
dilakukan dengan dua siklus. Sebelum melakukan kegiatan penelitian, peneliti
melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi awal siswa di
kelas. Penelitian tindakan kelas ini mulai dilakukan pada tanggal 14 April-12 Mei
2016 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta pada siswa kelas XI IPS 1.
1. Observasi Pra Siklus
Observasi pra siklus dilakukan pada tanggal 14 April 2016 di kelas XI IPS
1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada mata pelajaran sejarah. Observasi pra siklus
dilakukan pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan guru mata pelajaran
sejarah Bapak Priyo Cahyono, S.Pd.
Sebelum masuk pada kegiatan pembelajaran peneliti diperkenalkan oleh
guru mata pelajaran sejarah, setelah itu guru mata pelajaran menyerahkan jam
pelajaran untuk melakukan observasi pra siklus oleh peneliti.
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru meminta salah satu siswa
untuk meminjamkan buku paket di perpustakaan. Ketika pelajaran dimulai guru
memulainya dengan kegiatan apersepsi sebelum masuk pada materi pembelajaran
terlihat siswa begitu kurang mengikuti proses pembelajaran, situasi kelas sangat
ramai dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Saat guru melontarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pertanyaan kepada siswa hanya beberapa siswa saja yang berani mengemukakkan
jawabannya.
Kegiatan belajar selanjutnya guru membentuk kelompok-kelompok untuk
mendiskusikan materi yang sedang dipelajari. Dalam kegiatan diskusi kelompok
banyak dari siswa yang mengobrol dengan teman satu kelompok. Ketika jam
diskusi yang ditentukan selesai, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya dan meminta perwakilan untuk mempresentasikan hasilnya. Dalam
hal ini, terlihat siswa tidak mau untuk maju ke depan untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya siswa saling tunjuk pada teman kelompoknya untuk maju
di depan kelas. Dalam kegiatan pembelajaran juga siswa sangat sedikit yang mau
memperhatikan ataupun bertanya.
Berikut adalah tabel hasil observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pada tanggal 14 April 2016 di kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
Tabel 6 : Hasil Pengamatan Pra Siklus Aktivitas Siswa On Task
No
Aspek yang Diamati
Jumlah
%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Siswa siap mengikuti proses pelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa mencatat hal-hal penting
Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok
Siswa bertanya kepada guru
Siswa menanggapi pertanyaan teman
Siswa berani mengemukakan pendapat
Siswa menghargai pendapat teman
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik
15
17
0
5
0
0
2
8
2
50
56,66
0
16,66
0
0
6,66
26,66
6,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 7 : Hasil Pengamatan Pra Siklus Aktivitas Siswa Off Task
No
1
2
3
4
5
Aspek yang Diamati
Siswa mengobrol di dalam kelas
Siswa banyak yang mengantuk
Siswa sibuk bermain handphone
Siswa keluar masuk kelas
Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru
Jumlah
20
4
8
4
13
%
66,66
13,33
26,66
13,33
43,33
Berdasarkan observasi pra siklus di atas, menunjukkan siswa aktif bekerja
sama dalam kelompok sebanyak 5 siswa dengan jumlah 16,66%. Siswa bertanya
kepada guru 0%. Siswa menanggapi jawaban teman 0%. Siswa mengobrol di
dalam kelas sebanyak 20 atau 66,66%. Siswa kurang memperhatikan penjelasan
guru sebanyak 13 siswa atau 43,33%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan
siswa masih sangat pasif dalam kegiatan pmbelajaran di kelas.
Selain observasi pra siklus peneliti juga melakukan pengamatan terhadap
motivasi siswa kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran sejarah. Pengamatan motivasi
ini dilakukan dengan memberi tes skala sikap pada siswa dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat motivasi belajar sejarah siswa pada kelas XI IPS
1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Berikut ini merupakan tabel kondisi awal
motivasi belajar siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 8 : Data Keadaan Awal Motivasi Belajar
No
1 DY
2 FCH
3 UDP
4 DPI
5 AP
6 AK
7 FS
8 FMR
9 GEDL
10 JRP
11 EGP
12 KILP
13 MMS
14 NAD
15 PK
16 RV
17 WR
18 AJP
19 ARW
20 AP
21 AN
22 CBAK
23 EDSS
24 END. BR. S
25 NN
26 RIM
27 SB
28 TH
29 AGNW
30 WRS
Rata-rata
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Nama
Skor
56,8
78,8
56
57,6
59,2
63,6
84
58,8
86
80
59,6
58
81,6
62,8
57,6
58,4
61,6
79,6
52
62,8
62,8
58,4
81,6
63,2
64,4
70
58,4
58,4
55,6
52
64,65
86
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi belajar sejarah siswa
dapat dilihat menggunakan skala kriteria penilaian berikut ini.
Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Motivasi Belajar
No
1
2
3
4
5
Skala
Motivasi
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Frekuensi
(%)
0
6
2
9
13
30
0
20
6.67
30
43.33
100
Rata-rata
64,65
Berdasarkan data di atas, motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1
masih sangat rendah. Berdasarkan data yang diperoleh menyebutkan bahwa siswa
mendapatkan nilai sangat tinggi adalah 0%. Siswa dengan motivasi belajar tinggi
adalah 20%, dan 6,67% siswa memiliki motivasi cukup berjumlah 30% sedangkan
siswa yang memperoleh motivasi belajar sangat rendah berjumlah 43,33%.
Berikut ini merupakan diagram persentasi keadaan awal motivasi belajar siswa.
0%
SANGAT TINGGI
20%
TINGGI
43%
7%
CUKUP
RENDAH
30%
SANGAT RENDAH
Gambar III : Diagram Keadaan Awal Motivasi Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Selain melihat motivasi belajar sejarah siswa peneliti juga melihat keadaan
awal prestasi belajar sejarah siswa. Untuk melihat prestasi awal peneliti
mengambil nilai akhir semester satu yang diperoleh dari guru mata pelajaran
sejarah. Berikut tabel keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
Tabel 10 : Data Keaadaan Awal Prestasi Belajar
No
DY
1
FCH
2
UDP
3
DPI
4
AP
5
AK
6
FS
7
FMR
8
GEDL
9
10 JRP
11 EGP
12 KILP
13 MMS
14 NAD
15 PK
16 RV
17 WR
18 AJP
19 ARW
20 AP
21 AN
22 CBAK
23 EDSS
24 END. BR. S
25 NN
26 RIM
27 SB
28 TH
29 AGNW
30 WRS
Jumlah
Persentase
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Nama
KKM
Nilai
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
85
78
70
75
77
65
72
70
70
70
78
70
76
79
70
78
80
75
79
70
81
75
81
87
75
82
77
74
80
70
2269
87
65
75.63
Keterangan
T
TT






























19
11
63.33 % 36.67 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Berdasarkan data di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas
XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta sebelum diterapkan model pembelajaran
model Numbered Head Together (NHT) menunjukkan siswa yang mencapai
KKM adalah 19 siswa atau 63,33%. Sedangkan siswa yang masih dibawah KKM
berjumlah 11 siswa atau 36,67%. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan
masih banyak siswa yang belum mencapai KKM sehingga perlu adanya
perbaikan.
Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 11 : Distribusi Frekuensi Keadaan Awa Prestasi Belajar.
NO
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Skala prestasi
Frekuensi
(%)
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
0
7
22
1
0
30
0
23,33
73,33
3,33
0
100%
Ratarata
75,63
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, menunjukkan siswa prestasi
belajar rendah berjumlah 3,33%. Sedangkan siswa dengan prestasi tinggi
berjumlah 23,33%, siswa berprestasi cukup berjumlah 73,33% dan siswa
memperoleh prestasi sangat tinggi dan sangat rendah berjumlah 0%. Berikut ini
merupakan diagram prestasi pra siklus siswa kelas XI IPS 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
0%
0%
4%
23%
73%
SANGAT
TINGGI
TINGGI
CUKUP
RENDAH
SANGAT
RENDAH
Gambar IV : Diagram Prestasi Pra siklus.
2. Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan sebanyak tiga pertemuan, pertemuan pertama
dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 dan 25 April 2016 pada jam
07.00-08.30 digunakan untuk mengajar. Sedangkan untuk pertemuan ketiga
digunakan untuk tes guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam
materi yang sudah diberikan. Pada pertemuan pertama materi yang digunakan
adalah “Revolusi Amerika” pada pertemuan ini siswa yang hadir 26 siswa dari
30. Sedangkan pada pertemuan kedua materi yang dibahas “Revolusi Perancis”
pada pertemuan ini ada 26 siswa yang hadir dan 4 siswa yang tidak hadir. Pada
siklus pertama dimulai, peneliti mulai menerapkan model pembelajaran
Numbered Head Together. Berikut ini langkah-langkah yang dilaksanakan pada
siklus pertama, yaitu:
a. Perencanaan Siklus I
Kegiatan pada siklus pertama ini peneliti menyiapkan semua perangkat
pembelajaran yang meliputi, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), silabus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
meteri pembelajaran, media pembelajaran, lembar instrumen aktivitas siswa,
lembar kerja siswa. Berikut ini penjelasan mengenai berbagai persiapan pada
tahap perencanaan tindakan siklus I.
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pada tahap pembuatan RPP peneliti melakukan konsultasi dengan dosen
pembimbing. Selain konsultasi dengan dosen pembimbing peneliti berkoordinasi
dengan guru mata pelajaran untuk membahas tindakan ataupun skenario
pembelajaran dan berbagai persiapan pembelajaran. RPP dibuat sesuai dengan
model yang digunakan yaitu model Numbered Head Together. Dalam
perencanaan siklus I ini peneliti membuat dua RPP untuk pertemuan pertama dan
kedua.
2) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang digunakan pada siklus I ini adalah tentang
pengaruh Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, revolusi industri dan Revolusi
Rusia terhadap perkembangan-perkembangan nasional Indonesia.
3) Membuat Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Pada tahap
pembuatan peneliti berkoordinasi dengan guru mata pelajaran dan konsultasi
dengan dosen pembimbing.
4) Media Pembelajaran
Dalam proses pembuatan materi pembelajaran media pembelajaran yang
digunakan adalah model pembelajaran Numbered Head Together dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
kartu bernomor. Setiap siswa akan diberikan nomor gunanya untuk memanggil
siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Selain itu peneliti
menggunakan media pembelajaran berupa power point guna mempermudah
penyampaian materi kepada siswa.
5) Lembar Skala Sikap
Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya melihat prestasinya saja tetapi
juga melihat motivasi belajar sejarah siswa. Dalam tahap ini peneliti membuat
sejumlah pertanyaan yang berjumlah 40 pertanyaan yang diberikan pada siklus
pertama.
b. Tindakan Siklus I
Pada siklus pertama ini, tindakan yang dilakukan mengacu pada RPP yang
menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Pada siklus
pertama dilaksanakan sebanyak tiga kali. Untuk pertemuan pertama dan kedua
digunakan untuk materi sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk tes guna
mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang sudah diberikan oleh guru.
Berikut ini merupakan uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus
pertama.
1) Tindakan Pertemuan I
Pertemuan pertama ini dilakukan pada hari Senin tanggal 18 April 2016,
jam pelajaran 1-2 (07.00-08.30 WIB). Pada tahap ini peneliti menggunakan
metode Numbered Head Together (NHT) dalam proses pembelajaran. Materi
pembelajaran yang dibahas adalah “Revolusi Amerika”. Berikut ini langkah
pembelajaran yang dilakukan pada siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
a) Pendahuluan / Kegiatan Awal (20 menit)

Memberi salam, menayakan kabar siswa, dilanjutkan mengabsen siswa

Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya “Revolusi Amerika”.

Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar tentang
situasi proses terjadinya “Revolusi Amerika”.
b) Kegiatan inti (60 menit)
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat materi yang akan
dibahas tentang revolusi Amerika. Kemudian siswa dibagi dalam 6 kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Setelah semua siswa berada dalam
kelompoknya masing-masing, guru memberikan kartu bernomor kepada semua
siswa. Kemudian guru memberikan soal-soal yang harus didiskusikan oleh setiap
kelompok. Setelah selesai berdiskusi, guru memanggil nomor secara acak. Siswa
yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya, guru kembali memanggil
nomor-nomor yang telah dibagikan kepada setiap siswa lalu maju dan
mempresentasikan hasil diskusinya begitu seterusnya. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada siswa yang maju di depan kelas
dan kelompok menjawab pertanyaan temanya yang bertanya.
c) Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari semua pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Guru dan siswa mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil mengenai
terjadinya “Revolusi Amerika”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64

Guru memberi tugas lanjutan.
2) Tindakan Pertemuan II
Pertemuan kedua ini dilakukan pada hari Senin tanggal 25 April 2016,
dengan jam pelajaran ke 1-2 (07.00-08.30 WIB). Pada pertemuan ini tindakan
yang dilakukan hampir sama dengan pertemuan pertama. Materi yang digunakan
pada pertemuan kedua ini adalah “Revolusi Perancis”.
a) Pendahuluan / Kegiatan Awal (20 menit)

Memberi salam, menayakan kabar siswa, dilanjutkan mengabsen siswa.

Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya “Revolusi Perancis”.

Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar tentang
situasi proses terjadinya “Revolusi Perancis”.
b) Kegiatan Inti (60 menit)
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat materi yang akan
dibahas tentang revolusi Perancis. Kemudian siswa dibagi dalam 6 kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Setelah semua siswa berada dalam
kelompoknya masing-masing, guru memberikan kartu bernomor kepada semua
siswa. Kemudian guru memberikan soal-soal yang harus didiskusikan oleh setiap
kelompok. Setelah selesai berdiskusi, guru memanggil nomor secara acak. Siswa
yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya, guru kembali memanggil
nomor-nomor yang telah dibagikan kepada setiap siswa lalu maju dan
mempresentasikan hasil diskusinya begitu seterusnya. Kemudian guru memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada siswa yang maju di depan kelas
dan kelompok menjawab pertanyaan temanya yang bertanya.
c) Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari semua pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Guru dan siswa mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil mengenai
terjadinya “Revolusi Perancis”.

Guru memberi tugas lanjutan
3) Tindakan Pertemuan III
Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 28 April 2016
pada jam pelajaran ke 1-2 (07.00-08-30 WIB). Pertemuan ketiga ini digunakan
untuk tes untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa pada materi yang sudah
diberikan.
c. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran yang berlangsung di
kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) dengan menggunakan pedoman lembar observasi yang telah
disiapkan. Selain itu pengamatan juga dilakukan terhadap prestasi dan motivasi
belajar siswa.
1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas Siklus I
Aktivitas kegiatan siswa diukur sesuai indikator yang terdapat pada RPP
pada kegiatan diskusi siswa di dalam kelas. Berikut ini merupakan data aktivitas
siswa pada pertemuan pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 12 : On Task Siklus I Pertemuan 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek yang Diamati
Siswa siap mengikuti proses pelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa mencatat hal-hal penting
Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok
Siswa bertanya kepada guru
Siswa menanggapi pertanyaan teman
Siswa berani mengemukakan pendapat
Siswa menghargai pendapat teman
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik
Jumlah
Siswa
19
15
3
5
2
1
2
4
1
(%)
63,33
50
10
16,66
6.66
3.33
6.66
13,33
3.33
Berdasarkan data di atas, pada tabel on task siklus I pertemuan pertama
terjadi sedikit peningkatan walaupun tidak begitu signifikan. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan siswa siap mengikuti proses pelajaran 63,33%. Siswa
memperhatikan penjelasan guru berjumlah 50%. Siswa yang aktif bekerja sama
dalam kelompok berjumlah 16,66%. Pada pertemuan pertama dari semua
indikator masih sangat rendah, dalam data tersebut indikator masih sangat rendah
terlihat pada siswa bertanya pada guru hanya 2 orang siswa dengan jumlah 6,66%,
siswa berani mengemukakkan pendapat 2 orang siswa dengan jumlah 6,66%.
Sedangkan siswa menanggapi pertanyaan teman 1 orang siswa dengan jumlah
3,33% hal ini menunjukkan dari semua indikator kegiatan siswa masih sangat
rendah, siswa masih belum berperan aktif dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 13 : Off Task Siklus I Pertemuan 1
No
1
2
3
4
5
Aspek yang Diamati
Siswa mengobrol di dalam kelas
Siswa banyak yang mengantuk
Siswa sibuk bermain handphone
Siswa keluar masuk kelas
Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru
Jumlah
Siswa
15
3
6
3
15
(%)
50
10
20
10
50
Berdasarkan data off task siswa mengobrol di dalam kelas berjumlah
50%. Siswa bermain handphone 20%. Siswa kurang memperhatikan penjelasan
guru berjumlah 50%. Pada pertemuan pertama dari beberapa indikator masih
banyak siswa belum mengikuti pelajaran dengan baik, siswa masih sibuk dengan
dirinya sendiri.
Tabel 14 : On Task Siklus I Pertemuan 2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek yang Diamati
Siswa siap mengikuti proses pelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa mencatat hal-hal penting
Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok
Siswa bertanya kepada guru
Siswa menanggapi pertanyaan teman
Siswa berani mengemukakan pendapat
Siswa menghargai pendapat teman
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik
Jumlah
Siswa
25
19
8
15
6
7
14
22
3
(%)
83,33
63,33
26,66
50
20
23,33
46,66
73,33
10
Berdasarkan data aktivitas siswa pada siklus I pada pertemuan kedua,
siswa siap mengikuti pembelajaran 83,33%. Siswa aktif bekerja sama aktif
bekerja sama dalam kelompok 50%. Siswa menanggapi pertanyaan teman
23,33%. Siswa berani mengemukakan pendapat 46,66%. Siswa menghargai
pendapat teman 73,33% sedangkan siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
baik 10%. Jika dilihat dari hasil data on task aktivitas siswa pada pertemuan kedua
ini mulai mengalami peningkatan siswa mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran
di kelas siswa sudah mulai mau bekerjasama dalam kelompok, siswa sudah mulai
berani mengemukakkan pendapat dan menanggapi pertanyaan teman.
Tabel 15 : Off Task Siklus I Pertemuan 2
No
1
2
3
4
5
Aspek yang Diamati
Siswa mengobrol di dalam kelas
Siswa banyak yang mengantuk
Siswa sibuk bermain handphone
Siswa keluar masuk kelas
Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru
Jumlah
Siswa
7
1
4
1
11
(%)
23,33
3,33
13,33
3,33
36,66
Berdasarkan data Off task pada pertemuan kedua siklus I, menunjukkan
terjadi penurunan aktifitas negatif siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa
masih mengobrol di dalam kelas berjumlah 23,33%. Siswa yang mengantuk
3,33%. Siswa sibuk bermain handphone 13,33%. Siswa keluar masuk kelas
3,33%, dan siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru 36,66%.
Berdasarkan temuan hasil data aktivitas siswa menunjukkan bahwa masih terdapat
beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa mengobrol di
kelas, sibuk bermain hanpone dan siswa masih kurang memperhatikan penjelasan
guru masih sangat tinggi.
2) Motivasi Belajar Siswa Siklus I
Motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh berdasarkan hasil skala
sikap yang dikerjakan oleh siswa. Berikut ini merupakan data motivasi belajar
siswa pada siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 16 : Data Motivasi Belajar Siswa Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
DY
FCH
UDP
DPI
AP
AK
FS
FMR
GEDL
JRP
EGP
KILP
MMS
NAD
PK
RV
WR
AJP
ARW
AP
AN
CBAK
EDSS
END. BR. S
NN
RIM
SB
TH
AGNW
WRS
Rata-rata
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Skor
67,2
72,4
78
78
75,6
66,8
76,4
71,6
75,2
74,4
74,8
68,8
74,8
72,4
80
77,6
77,6
78
73,6
78,8
78
77,6
74,8
77,6
80,4
68,8
78,4
70,8
79,6
72,4
75,01
80,4
66,8
Untuk melihat tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat dilihat
menggunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 17 : Distribusi Frekuensi Keadaan Motivasi Belajar Siklus I
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Skala
Motivasi
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
Frekuensi
(%)
0
3
23
4
0
30
0
10.00
76.7
13.33
0
100%
Ratarata
75,01
Berdasarkan data di atas, motivasi belajar siswa mulai mengalami
peningkatan dengan rata-rat skor 75,01. Pada skor dengan kriteria
motivasi
belajar siswa tinggi 10%, kemudian motivasi siswa dengan kriteria cukup
berjumlah 76,7 sedangkan motivasi belajar dengan kriteria rendah 13,33%, dan
motivasi dengan kriteria sangat rendah 0%. Sehingga terdapat perubahan motivasi
belajar siswa pada siklus I yang mengalami peningkatan. Berikut ini merupakan
merupakan diagram motivasi belajar siswa siklus I.
0% 0%
13%
10%
SANGAT TINGGI
TINGGI
CUKUP
77%
RENDAH
Gambar V : Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3) Prestasi Belajar Sejarah Siklus I
Prestasi belajar siswa diukur melalui hasil tes penelitian proses dan hasil
penelitian produk. Hasil penilaian proses yaitu berupa hasil penilaian terhadap
tugas-tugas kelompok dan pengamatan keterampilan kooperatif siswa dalam
diskusi. Sedangkan hasil penilaian produk adalah berupa hasil tes.
Prestasi belajar siklus I yang dilakukan dapat dilihat pada data sebagai berikut:
Tabel 18 : Nilai Perolehan Prestasi Pada Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
DY
FCH
UDP
DPI
AP
AK
FS
FMR
GEDL
JRP
EGP
KILP
MMS
NAD
PK
RV
WR
AJP
ARW
AP
AN
CBAK
EDSS
END. BR. S
NN
RIM
SB
TH
AGNW
WRS
Jumlah
Persentase
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
KKM
Nilai
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
90
84
76
76
76
80
48
76
76
76
76
78
76
78
84
64
80
82
82
76
84
80
40
94
76
90
84
84
78
80
2324
94
40
77,47
Keterangan
T
TT






























27
3
90%
10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan data tabel di atas, siswa yang mencapai nilai KKM berjumlah
27 siswa atau 90%. Sedangkan siswa yang belum mencapai nilai KKM berjumlah
3 siswa atau 10,0%. Dan nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I adalah 77,47.
Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus I terdapat peningkatan terhadap
prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1.
Berikut ini merupakan tabel kriteria prestasi belajar siswa pada siklus I.
Tabel 19 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siklus I
No
Kriteria
1
2
3
4
5
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Skala
Prestasi
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
Frekuensi
(%)
Ratarata
3
11
13
1
2
30
10.00
36.67
43.33
3.33
6.67
100 %
77.47
Berdasarkan data di atas, terjadi peningkatan dengan perolehan rata-rata
skor 77,47. Pada kriteria sangat tinggi skor yang diperoleh 10%, sedangkan
36,67% siswa memperoleh nilai tinggi, 43,33% siswa memperoleh nilai dengan
kriteria cukup. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai rendah 3,33%, dan siswa
memperoleh nilai dengan kriteria sangat rendah 6,67%. Untuk melihat tinggi atau
rendahnya prestasi belajar siswa dapat dilihat melalui diagram berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3% 7%
10%
SANGAT TINGGI
43%
37%
TINGGI
CUKUP
Gambar VI : Diagram Prestasi Belajar Siklus I
d. Refleksi Siklus I
Refleksi pada siklus I tujuannya adalah meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1. Dalam proses belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together, pada siklus I cukup
berhasil meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa bila dibandingkan
dengan Pra siklus, hal ini dapat dilihat peningkatan yang terjadi setelah
dingunakannya model pembelajaran Numbered Head Togother dari 30 siswa yang
mengikuti tes 27 siswa mencapai KKM atau (90%), sedangkan yang belum
mencapai KKM berjumlah 3 siswa atau (10%) dengan rata-rata 77,47. Meskipun
telah terjadi penigkatan pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan maupun
hambatan-hambatan yang dialami peneliti maupun siswa. Dalam proses belajar
mengajar peneliti masih kurang mampu mengelola kelas dengan baik, peneliti
masih belum mampu mengendalikan aktivitas siswa di kelas. Siswa masih terlihat
bebas keluar masuk kelas dan situasi kelas masih terlihat sangat ramai. Dalam
diskusi kelompok, siswa masih kurang aktif, siswa masih belum berani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mengemukakan pendapat, siswa masih terlihat malas untuk bertanya maupun
mengemukakkan pendapatnya sehingga peneliti harus melontarkan beberapa
pertanyaan kepada siswa. Keadaan kelas yang ramai juga menghambat
penyampaian materi dari guru sehingga guru harus berulang kali menegur maupun
mencari perhatian siswa dengan memberi beberapa apresisasi atau beberapa
pertanyaan agar siswa mau memperhatikan penjelasan guru.
Jadi untuk melakukan perbaikan pada siklus I, pada siklus II untuk
meningkatkan antusias siswa peneliti memberi skor dalam setiap siswa yang
berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu hal yang perlu
diperbaiki oleh peneliti adalah pengelolaan kelas, karena pentingnya konsentrasi
dalam proses pembelajaran. Dalam siklus selanjutnya untuk meningkatkan
keaktifan, maupun kendala lainnya ini mengacu pada hasil refleksi siklus I.
Diharapkan pada siklus II dapat lebih meningkatkan Motivasi dan prestasi belajar
siswa.
3. Siklus II
Penelitian pada siklus II dilakukan dengan dua pertemuan. Pada pertemuan
pertama dilakukan pada hari senin tanggal 9 Mei 2016, dengan jumlah siswa yang
hadir 28 siswa dari 30 siswa kelas XI IPS 1. Pertemuan kedua pada hari Kamis
tanggal 12 Mei 2016, pada pertemuan kedua ini digunakan untuk tes mengukur
sejauh mana siswa memahami materi yang telah dipelajari. Siswa yang hadir pada
pertemuan kedua ini berjumlah 30 siswa. Berikut ini merupakan langkah-langkah
pembelajaran model Numbered Head Together pada siklus II:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a. Perencanaan Siklus II
Penerapan siklus II disesuaikan dengan refleksi pada siklus I sehingga
dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus II. Perencanaan pada siklus II hampir
sama dengan yang dilakukan pada siklus I yaitu menyusun Rencana Pelaksanaa
Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi, menyiapkan media pembelajaran, dan
skala sikap motivasi.
b. Tindakan Siklus II
Pada dasarnya tindakan yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama
dengan siklus I. akan tetapi pada siklus kedua ini hanya ada 2 kali pertemuan,
pertemuan pertama digunakan untuk menjelaskan materi dan pertemuan kedua
digunakan untuk tes.
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama pada siklus kedua ini dilakukan pada hari Senin
tanggal 9 Mei 2016 pada jam pelajaran 1-2 (07.00-08.30 WIB) pada pertemuan
pertama ini materi yang digunakan adalah “Revolusi Rusia”.
a) Pendahuluan / Kegiatan Awal (20 menit)

Memberi salam, menanyakan kabar siswa, dilanjutkan
mengabsen siswa.

Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya “Revolusi
Rusia”.

Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses
belajar tentang situasi proses terjadinya “Revolusi Rusia”.
b) Kegiatan Inti (60 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat materi yang akan
dibahas tentang revolusi Rusia. Kemudian siswa dibagi dalam 6 kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Setelah semua siswa berada dalam kelompoknya
masing-masing, guru memberikan kartu bernomor kepada semua siswa.
Kemudian guru memberikan soal-soal yang harus didiskusikan oleh setiap
kelompok. Setelah selesai berdiskusi, guru memanggil nomor secara acak. Siswa
yang nomornya disebut mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya, guru kembali memanggil
nomor-nomor yang telah dibagikan kepada setiap siswa lalu maju dan
mempresentasikan hasil diskusinya begitu seterusnya. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada siswa yang maju di depan kelas
dan kelompok menjawab pertanyaan temannya yang bertanya.
c) Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari semua pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Guru dan siswa mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil mengenai
terjadinya Revolusi Rusia.

Guru memberi tugas lanjutan
2) Pertemuan II
Pertemuan kedua ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 pada
jam pelajaran ke 1-2 (07.00-08-30 WIB). Pertemuan kedua ini digunakan untuk
tes untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa pada materi yang sudah
diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
c. Pengamatan atau Observasi Siklus II
Observasi yang dilakukan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan penerapan
pada siklus I. Pada siklus II sama halnya dengan siklus I, pengamatan juga
dilakukan terhadap prestasi belajar dan motivasi belajar siswa. Berikut merupakan
data hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas:
1) Aktivitas Kegiatan Siswa di Kelas
Pada siklus II, pengamatan aktivitas siswa di kelas sama halnya dengan
yang dilakukan pada siklus I dan sesuai dengan indikator yang ada pada RPP pada
kegiatan aktivitas siswa di kelas.
Tabel 20 : On Task Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek Yang Diamati
Siswa siap mengikuti proses pelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa mencatat hal-hal penting
Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok
Siswa bertanya kepada guru
Siswa menanggapi pertanyaan teman
Siswa berani mengemukakan pendapat
Siswa menghargai pendapat teman
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik
Jumlah
Siswa
30
28
20
28
13
7
15
30
11
(%)
100
93,33
66,66
93,33
43,33
23,33
50
100
36,66
Berdasarkan data On task aktifitas siswa pada siklus II, siswa siap
mengikuti proses pembelajaran berjumlah 100%. Siswa aktif bekerja sama dalam
kelompok 93,33%. Siswa menanggapi pertanyaan teman 23,33%. Siswa berani
mengemukakan pendapat 50%. Siswa menghargai pendapat teman 100%. Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
menjawab pertanyaan guru dengan baik 36,66%. Pada siklus II aktivitas siswa
sangat meningkat siswa sangat aktif
bekerja sama dalam kelompok, siap
mengikuti proses pelajaran dan menghargai pendapat teman hingga berani
mengemukakan pendapat. Serupa dengan siklus I Selain melihat keaktifan siswa
dalam kelas maupun dalam kelompok, peneliti juga melihat kegitan negatif yang
siswa lakukan di dalam kelas, berikut ini merupakan tabel data kegiatan Off Task
siswa pada pertemuan I pada siklus I.
Tabel 21 : Off Task Siklus II
No
1
2
3
4
5
Aspek yang Diamati
Siswa mengobrol di dalam kelas
Siswa banyak yang mengantuk
Siswa sibuk bermain handphone
Siswa keluar masuk kelas
Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru
Jumlah
Siswa
5
0
3
1
2
(%)
16,66
0
10
3,33
6,66
Berdasarkan data Off task aktivitas siswa pada siklus II, terjadi penurunan
ditujukkan dengan siswa yang mengobrol menurun menjadi 16,66%. Siswa
mengantuk 0%. Siswa bermain handphone 10%. Siswa keluar masuk kelas 3,33%
dan siswa kurang memperhatikan penjelasan guru 6,66%. Pada siklus II aktivitas
Off task siswa mengalami penurunan siswa sudah mengikuti proses pembelajaran
dan lebih aktif.
2) Motivasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
Motivasi belajar siswa pada siklus II dinilai mengunakan skala sikap yang
dikerjakan oleh siswa di kelas. Di bawah ini merupakan data hasil motivasi
belajar siswa, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 22 : Data Motivasi Belajar Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
DY
FCH
UDP
DPI
AP
AK
FS
FMR
GEDL
JRP
EGP
KILP
MMS
NAD
PK
RV
WR
AJP
ARW
AP
AN
CBAK
EDSS
END. BR. S
NN
RIM
SB
TH
AGNW
WRS
Rata-Rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Skor
76.8
76
82
82
74.4
78.4
78.8
77.6
79.2
78.8
79.2
79.6
77.6
77.6
81.6
78
81.2
81.6
80.8
79.2
80
82
82
80.8
88.4
76
75.2
76.8
75.2
76.4
79,11
88,4
74,4
Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa dapat
menggunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 23 : Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siklus II
No
1
2
3
4
5
Skala
Motivasi
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Frekuensi
(%)
0
15
15
0
0
30
0
50
50
0
0
100
Ratarata
79,11
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
meningkat, ditunjukka dengan data siswa dengan kriteria tinggi berjumlah 50%,
dan motivasi belajar dengan kriteria cukup berjumlah 50%, Sedangkan siswa
dengan kriteria Rendah dan sangat rendah berjumlah 0%. Maka dapat
disimpulkan motvasi belajar sejarah pada siswa mengalami peningkatan. Berikut
ini diagram motivasi belajar siswa pada siklus II.
0%
0%
0%
SANGAT TINGGI
50%
50%
TINGGI
CUKUP
RENDAH
Gambar VII : Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus II
3) Prestasi Belajar Sejarah Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pada siklus II prestasi belajar siswa diukur melalui hasil tes penilaian
proses dan hasil penilaian produk. Hasil penilaian proses yaitu berupa hasil
penilaian terhadap tugas-tugas kelompok dan pengamatan keterampilan kooperatif
siswa dalam diskusi. Sedangkan hasil penilaian produk adalah berupa hasil tes.
Prestasi belajar siklus II yang dilakukan dapat dilihat pada data sebagai berikut:
Tabel 24 : Data Prestasi Belajar Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
DY
FCH
UDP
DPI
AP
AK
FS
FMR
GEDL
JRP
EGP
KILP
MMS
NAD
PK
RV
WR
AJP
ARW
AP
AN
CBAK
EDSS
END. BR. S
NN
RIM
SB
TH
AGNW
WRS
Jumlah
KKM
Nilai
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
90
88
72
84
84
84
82
88
94
80
86
94
90
80
90
88
78
90
90
84
84
86
84
90
88
88
84
92
80
80
2572
Keterangan
T
TT






























29
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Persentase
96,67% 3,33 %
Nilai Tertinggi
94
Nilai Terendah
72
Rata-rata
85.73
Berdasarkan data tabel di atas, siswa yang mencapai nilai KKM berjumlah
29 siswa atau 96,67%. Sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM berjumlah 1
siswa atau 33,3%. Kemudian rata-rata yang dicapai tes siklus II adalah 85,73.
Maka dapat disimpulkan pada siklus II mengalami peningkatan terhadap prestasi
belajar siswa. Berikut ini merupakan tabel skala penilaian prestasi belajar siswa
pada siklus II.
Tabel 25 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siklus II
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Skala
Prestasi
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
Frekuensi
(%)
Ratarata
9
19
2
0
0
30
30
63.33
6.67
0
0
100%
85,73
Berdasarkan data tabel skala penilaian di atas menunjukkan terjadinya
peningkatan. Siswa memperoleh kriteria sangat tinggi berjumlah 30%. Siswa
dengan kriteria tinggi berjumlah 63,33%. Siswa dengan kriteria cukup 6,67%,
sedangkan siswa memperoleh kriteria rendah maupun sangat rendah berjumlah
0%. Maka pada siklus II telah mengalami peningkatan yang sangat siknifikan.
Berikut ini diagram prestasi belajar siswa siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
0%
0%
7%
30%
63%
SANGAT TINGGI
TINGGI
CUKUP
RENDAH
SANGAT RENDAH
Gambar VIII : Diagram Prestasi Siklus II
d. Refleksi Siklus II
Refleksi Pada tahap siklus II tidak lepas dari hasil refleksi pada siklus I.
Pada siklus II motivasi dan prestasi belajar siswa lebih meningkat bila
dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus kedua ini pelaksanaannya dianggap
telah mencapai target yang ditentukan oleh peneliti. Selain peningkatan motivasi
dan prestasi, juga terjadi peningkatan pada keaktifan siswa ketika pembelajaran di
kelas. Siswa dapat bekerjasama dengan baik di kelas. Siswa lebih aktif bertanya
kepada guru.
Peningkatan yang dialami siswa tidak lepas dari keterlibatan guru maupun
sesama peneliti yang memberi masukan agar model yang digunakan dapat
berjalan dengan baik. Situasi kelas juga semakin kondusif, tidak ada lagi siswa
yang keluar masuk kelas. siswa bergitu bersemangat berdiskusi dalam kelompok
dan hasilnya juga begitu memuaskan. Pada siklus II siswa yang mencapai KKM
semakin meningkat berdasarkan data yang diperoleh 29 siswa mencapai KKM
atau 96,67%, sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM berjumlah 1 siswa atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3,33% dengan rata-rata perolehan 85,73. Sehingga dapat disimpulkan, penerapan
model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2
Yogyakarta.
B. Komparasi
Komparasi merupakan perbandingan untuk mengetahui peningkatan
aktivitas belajar siswa, motivasi dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togehter
(NHT).Untuk melihat apakah ada peningkatan pada keadaan awal, siklus I dan
siklus II maka diperlukannya perbandingan tiap siklusnya. Berikut ini penjelasan
mengenai komparasi aktivitas belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1.
1. Aktivitas Siswa
Penilaian aktivitas siswa sesuai dengan yang digunakan peneliti pada
Rencana Pelakasaan Pembelajaran (RPP). Aspek-aspek yang dinilai pada aktivitas
siswa sesuai dengan model yang digunakan yaitu pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heat Together (NHT). Berikut ini tabel aktivitas siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 26 : Komparasi On Task, Pra Siklus dengan Siklus I.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek yang Diamati
Siswa siap mengikuti
pelajaran
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa mencatat hal-hal
penting
Siswa aktif bekerjasama
dalam kelompok
Siswa bertanya kepada guru
Siswa menanggapi
pertanyaan
Siswa berani
mengemukakan pendapat
Siswa menghargai pendapat
teman
Siswa menjawab pertanyaan
guru dengan baik
Pra Siklus
Juml
%
Siklus I
Juml
%
Selh
Ket
N
15
50
22
73,33
7
Naik
17
56,66
17
56,66
0
-
0
0
11
18,33
11
Naik
5
16,66
10
33,33
5
Naik
0
0
4
13,33
4
Naik
0
0
4
13,33
4
Naik
2
6,66
8
26,66
6
Naik
8
26,66
13
43,33
5
Naik
2
6,66
2
6,66
0
-
T
Berdasarkan data di atas, setelah diterapkannya model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) terjadi peningkatan pada setiap aspek yang
diamati. Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I yang dominan siswa siap
mengikuti pelajaran pada keadaan awal berjumlah 15 siswa atau 50% kemudian
meningkat pada siklus I setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) menjadi berjumlah 22 siswa atau 73,33%. Siswa
menghargai pendapat teman pada keadaan awal berjumlah 8 siswa atau 26,66%
sedangkan pada siklus I berjumlah 13 siswa atau 43,33%. Siswa aktif bekerja
sama dalam kelompok pada pra siklus berjumlah 5 siswa atau 16,66% sedangkan
pada siklus I naik menjadi 10 siswa atau 33,33%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 27 : Komparasi Off Task, Pra Siklus dengan Siklus I
No
Aspek yang Diamati
1
Siswa mengobrol di dalam
kelas
Siswa banyak yang
mengantuk
Siswa sibuk bermain
handphone
Siswa keluar masuk kelas
Siswa kurang
memperhatikan penjelasan
guru
2
3
4
5
Pra Siklus
Juml
%
20
66,66
4
13,33
8
4
26,66
13,33
13
43,33
Siklus I
Juml
%
Selisih
Keterangan
N
T
11
36,66
-9
Turun
2
6,66
-2
Turun
5
16,66
-3
Turun
2
6,66
-2
Turun
13
43,33
0
-
Berdasarkan data tabel di atas, setelah diterapkannya model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) pada siklus I mengalami penurunan kegiatan
negatif siswa. Penurunan yang terjadi pada aktivitas off task siswa pada pra siklus
pada aspek siswa mengobrol di dalam kelas berjumlah 20 siswa atau 66,66%,
pada siklus I setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) terjadi penurunan menjadi 11 siswa atau 36,66%. Kemudian
siswa yang mengantuk pada pra siklus berjumlah 4 siswa atau 13,33%, pada
siklus I berkurang menjadi 2 siswa atau 6,66%. Siswa sibuk bermain handphone
pada pra siklus berjumlah 8 siswa atau 26,66%, kemudian pada siklus I menurun
menjadi 5 siswa atau 16,66%. Siswa keluar masuk kelas 4 siswa atau 13,33%,
kemudian pada siklus I menurun menjadi 2 siswa atau 6,66%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 28 : Komparasi On Task Siklus I dengan Siklus II.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek yang Diamati
Siswa siap mengikuti
pelajaran
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa mencatat hal-hal
penting
Siswa aktif bekerjasama
dalam kelompok
Siswa bertanya kepada
guru
Siswa menanggapi
pertanyaan
Siswa berani
mengemukakan pendapat
Siswa menghargai
pendapat teman
Siswa menjawab
pertanyaan guru dengan
baik
Siklus I
Juml
%
Siklus II
Juml
%
Selisih
Keterangan
N
T
22
73,33
30
100
8
Naik
17
56,66
28
93,33
11
Naik
11
18,33
20
66,66
9
Naik
10
33,33
28
93,33
18
Naik
4
13,33
13
43,33
9
Naik
4
13,33
7
23,33
3
Naik
8
26,66
15
50
7
Naik
13
43,33
30
100
17
Naik
2
6,66
11
36,66
9
Naik
Berdasarkan data di atas, terjadi peningkatan setiap siklusnya, aktivitas
siswa pada siklus I pada aspek siswa siap menikuti pembelajaran berjumlah 22
atau 73,33%, meningkat pada siklus II menjadi 30 siswa atau 100%. Kemudian
aspek siswa memperhatikan penjelasan guru berjumlah 17 siswa atau 56,66%,
meningkat pada siklus II menjadi 28 siswa atau 93,33%. Aspek siswa mencatat
hal-hal penting berjumlah 11 atau 18,33%, pada siklus II naik menjadi 20 siswa
atau 66,66%. Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok berjumlah 10 atau
33,33%, pada siklus II naik menjadi 28 atau 93,33%. Siswa bertanya kepada guru
berjumlah 4 atau 13,33%, pada siklus II naik menjadi 13 atau 43,33%. Siswa
berani mengemukakkan pendapat 8 siswa atau 26,66%, pada siklus II naik
menjadi 30 siswa atau 100%, dan siswa menjawab pwetanyaan guru dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pada siklus I berjumlah 2 siswa atau 6,66%, pada siklus II naik menjadi 11 siswa
atau 36,66%.
Tabel 29 : Komparasi Off Task Siklus I dengan Siklus II.
No
1
2
3
4
5
Aspek yang Diamati
Siswa mengobrol didalam
kelas
Siswa banyak mengantuk
Siswa sibuk bermain
handphone
Siswa keluar masuk kelas
Siswa kurang
memperhatikan penjelasan
guru
Siklus I
Juml
%
Siklus II
Juml
%
Selisih
Keterangan
N
T
11
36,66
5
16,66
-6
Turun
2
6,66
0
0
-
Turun
5
16,66
3
10
-2
Turun
2
6,66
1
3,33
-1
Turun
13
43,33
2
6,66
-11
Turun
Berdasarkan data aktivitas Off task siswa di atas, terjadi penurunan
terhadap aktifitas negatif Siswa. Data yang sangat dominan terjadinya penurunan
terdapat aspek siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pada siklus I
berjumlah 13 atau 43,33%, pada siklus II menurun menjadi 2 siswa atau 6,66%.
2. Motivasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar sejarah siswa sebelum dan
sesudah penerapan model Numbered Head Together (NHT) perlu dianalisis
dengan menggunakan analisis komparatif atau dibandingkan pada setiap
siklusnya.
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I
Komparasi hasil penelitian pra siklus dengan siklus I digunakan untuk
melihat peningkatan belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT). Komparasi motivasi siswa pra siklus dengan
siklus I dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 30 : Komparasi Motivasi Pra Siklus dengan Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
17
28
29
30
Nama
DY
FCH
UDP
DPI
AP
AK
FS
FMR
GEDL
JRP
EGP
KILP
MMS
NAD
PK
RV
WR
AJP
ARW
AP
AN
CBAK
EDSS
END. BR. S
NN
RIM
SB
TH
AGNW
WRS
Tertinggi
Terendah
Rata-rata
Total
Persentase
Pra
Siklus
Siklus
I
56.8
78.8
56
57.6
59.2
63.6
84
58.8
86
80
59.6
58
81.6
62.8
57.6
58.4
61.6
79.6
52
62.8
62.8
58.4
81.6
63.2
64.4
70
58.4
58.4
55.6
52
86
52
64,65
1939,6
67.2
72.4
78
78
75.6
66.8
76.4
71.6
75.2
74.4
74.8
68.8
74.8
72.4
80
77.6
77.6
78
73.6
78.8
78
77.6
74.8
77.6
80.4
68.8
78.4
70.8
79.6
72.4
80,4
66,8
75,01
2250,4
Selisih
10,4
-6,4
22
20,4
16,4
3,2
-7,6
12,8
-10,8
-5,6
15,2
10,8
-6,8
9,6
22,4
19,2
16
-1,6
21,6
16
15,2
19,2
-6,8
14,4
16
-1,2
20
12,4
24
20,4
Keterangan
N
T






























22
73,33
8
26,67
%
10,4
6,4
22
20,4
16,4
3,2
7,6
12,8
10,8
5,6
15,2
10,8
6,8
9,6
22,4
19,2
16
1,6
21,6
16
15,2
19,2
6,8
14,4
16
1,2
20
12,4
24
20,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Berdasarkan data tabel di atas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
motivasi belajar siswa setelah dilakukannya tindakan siklus I dengan
menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Sebelum
diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), pada pra
siklus perolehan nilai rata-ratanya adalah 64,65, sedangkan setelah dilakukannya
tindakan siklus I dengan diterapkanya model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) nilai rata-rata yang diperoleh adalah 75,01. Nilai tertinggi pada
Pra Siklus berjumlah 86, pada siklus I nilai tertinggi adalah 80,4. Nilai terendah
pada pra siklus adalah 52, sedangkan pada siklus I adalah 66,8. Perbandingan
antara pra siklus dengan siklus I siswa yang mengalami kenaikan adalah 22 siswa
atau 73,33% dan siswa yang mengalami penurunan 8 siswa atau 26,67%. Berikut
ini merupakan tabel perbandingan keadaan pra siklus dengan siklus I.
Tabel 31 : Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I.
No
Kriteria
1
2
3
4
5
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Skala
Motivasi
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
Pra Siklus
RataF
%
rata
0
0
6
20
64,65
2
6.67
9
30.00
13
43.33
30
100
Sklus I
F
%
0
3
23
4
0
30
0
10,00
76,7
13,33
0
100
Ratarata
75,01
Berdasarkan data tabel di atas, menunjukkan terjadinya peningkatan. Pada
pra siklus rata-rata skor yang diperoleh adalah 64,65 sedangkan pada siklus I
meningkat dengan skor rata-rata adalah 75,01 setelah diterapkannya model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Pada skor dengan kriteria paling
tinggi pada pra siklus maupun siklus I tidak terjadi perubahan dengan jumlah 0%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Pada pra siklus skor dengan kriteria tinggi sebesar 20%, dan pada siklus I
mengalami penurunan menjadi 10%. Pada pra siklus skor dengan kriteria cukup
seberar 6,67%, dan pada siklus I meningkat menjadi 76,7%. Pada pra siklus skor
dengan kriteria rendah berjumlah 30,00% dan pada siklus I menurun menjadi
13,33% dan pada pra siklus perolehan skor dengan kriteria sangat rendah
berjumlah 43,33, pada siklus I mengalami penurunan menjadi 0% siswa yang
mendapat skor sangat rendah. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar
siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini.
90
80
70
60
Sangat Tinggi
50
Tinggi
40
Cukup
30
Rendah
20
Sedah Redah
10
0
F
%
Pra Siklus
F
%
Siklus I
Gambar XI: Grafik Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar siswa Pra Siklus
dengan Siklus I
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II
Komparasi hasil penelitian siklus I dengan siklus II digunakan untuk
mengetahui peningkatan pada motivasi belajar sejarah siswa ketika diterapkannya
model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut merupakan hasil
komparasi motivasi belajar siswa siklus I dengan siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 32 : Komparasi Motivasi Siklus I dengan Siklus II
No
Nama
1
DY
2
FCH
3
UDP
4
DPI
5
AP
6
AK
7
FS
8
FMR
9
GEDL
10 JRP
11 EGP
12 KILP
13 MMS
14 NAD
15 PK
16 RV
17 WR
18 AJP
19 ARW
20 AP
21 AN
22 CBAK
23 EDSS
24 END. BR. S
25 NN
26 RIM
27 SB
28 TH
29 AGNW
30 WRS
Tertinggi
Terendah
Rata-rata
Total
Siklus
I
67.2
72.4
78
78
75.6
66.8
76.4
71.6
75.2
74.4
74.8
68.8
74.8
72.4
80
77.6
77.6
78
73.6
78.8
78
77.6
74.8
77.6
80.4
68.8
78.4
70.8
79.6
72.4
80,4
66,8
75,01
2250,4
Siklus
II
76.8
76
82
82
74.4
78.4
78.8
77.6
79.2
78.8
79.2
79.6
77.6
77.6
81.6
78
81.2
81.6
80.8
79.2
80
82
82
80.8
88.4
76
75.2
76.8
75.2
76.4
88,4
74,4
79,11
2373,2
Selisih
9,6
3,6
4
4
-1,2
11,6
2,4
6
4
4,4
4,4
10,8
2,8
5,2
1,6
0,4
3,6
3,6
7,2
0,4
2
4,4
7,2
3,2
8
7,2
-3,2
6
-4,4
4
Keterangan
N
T






























27
%
9,6
3,6
4
4
1,2
11,6
2,4
6
4
4,4
4,4
10,8
2,8
5,2
1,6
0,4
3,6
3,6
7,2
0,4
2
4,4
7,2
3,2
8
7,2
3,2
6
4,4
4
3
Berdasarkan data tabel komparasi di atas menunjukkan bahwa setelah
menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus I
dan Siklus II mengalami peningkatan. Dari data yang diperoleh menunjukkan
peningkata hanya beberapa siswa yang mengalami penurunan. Pada siklus I ratarata yang diperoleh 75,01, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
dengan rata-rata yang diperoleh adalah 79,11. Skor tertinggi pada siklus I adalah
80,4, pada siklus II meningkat menjadi dengan skor tertinggi 88,4. Skor terendah
pada siklus I adalah 66,8, pada siklus II meningkat dengan skor terendah 74,4.
Berikut ini merupakan tabel perbandingan motivasi siklus I dengan siklus II.
Tabel 33 : Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II.
No
Kriteria
1
2
3
4
5
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Jumlah
Skala
Motivasi
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
Siklus I
F
%
0
3
23
4
0
30
0
10,00
76,7
13,33
0
100
Siklus II
Ratarata
75,01
F
%
0
15
15
0
0
30
0
50
50
0
0
100
Ratarata
79,11
Berdasarkan data perbandingan siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan
dengan perolehan rata-rata siklus I adalah 75,01 sedangkan pada siklus II skor
rata-rata meningkat menjadi 79,11. Pada skor dengan kriteria sangat tinggi pada
siklus I maupun siklus II tidak ada perubahan atau 0%. Skor dengan kriteria tinggi
pada siklus sebesar 10,00%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 50%.
Skor dengan kriteria cukup pada siklus I sebesar 76,7%, sedangkan pada siklus II
menurun menjadi 50%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
120
100
80
Sangat rendah
60
Rendah
Cukup
40
Tinggi
20
Sangat tinggi
0
F
%
Siklus I
F
%
Siklus II
Gambar X : Grafik Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I
dengan Siklus II
3. Prestasi Siswa
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar sejarah siswa sebelum dan
sesudah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) perlu
dianalisis menggunakan analisis komparatif atau perbandingan pada setiap
siklusnya.
a. Komparasi Prestasi Pra Siklus dengan Siklus I
Komparasi hasil penelitian pra siklus dengan siklus I digunakan untuk
melihat peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran Numbered head Together (NHT). Komparasi prestasi siswa pra
siklus dan sesudah siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 34 : Komparasi Prestasi Pra Siklus dengan Siklus I
No
Nama
1 DY
2 FCH
3 UDP
4 DPI
5 AP
6 AK
7 FS
8 FMR
9 GEDL
10 JRP
11 EGP
12 KILP
13 MMS
14 NAD
15 PK
16 RV
17 WR
18 AJP
19 ARW
20 AP
21 AN
22 CBAK
23 EDSS
24 END. BR. S
25 NN
26 RIM
27 SB
28 TH
29 AGNW
30 WRS
Tertinggi
Terendah
Rata-rata
Total
KKM
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
Pra
Siklus
Siklus
1
85
78
70
75
77
65
72
70
70
70
78
70
76
79
70
78
80
75
79
70
81
75
81
87
75
82
77
74
80
70
87.0
65
75.63
2269
90
84
76
76
76
80
48
76
76
76
76
78
76
78
84
64
80
82
82
76
84
80
40
94
76
90
84
84
78
80
94
40
77.47
2324
Selisih
5
6
6
1
-1
15
-24
6
6
6
-2
8
0
-1
14
-14
0
7
3
6
3
5
-41
7
1
8
7
10
-2
10
Keterangan
N
T




























23
%
5
6
6
1
1
15
24
6
6
6
2
8
0
1
14
14
0
7
3
6
3
5
41
7
1
8
7
10
2
10
7
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan prstasi
siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Numbebered Head Together
(NHT). Hal ini dapat ditunjukkan pada pra siklus rata-rata skor adalah 75,63,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
sedangkan pada siklus I setelah diterapkannya pembelajaran model Numbered
Head Together (NHT) rata-rata perolehan meningkat menjadi 77,47. Sebelum
dilakukan tindakan, nilai tertinggi siswa adalah 87,0, sedangkan pada siklus I nilai
tertinggi yang diperoleh siswa meningkat menjadi 94,0. Nilai terendah yang
diperoleh sebelum dilakukanya tindakan adalah 65, sedangkan nilai teredah
sesudah dilakukan siklus I menjadi 40,0. Perbandingan antara Pra siklus dan I
yang mengalami kenaikan nilai 2 siswa atau 96,7% dan yang mengalami
penurunan ada 1 siswa atau 3,3%.
Tabel 35 : Perbandingan Tingkat Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II.
No
Kriteria
Skala
Prestasi
1
2
3
4
5
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
Jumlah
Pra Siklus
RataF
%
rata
0
0
7
23,33
22 73,33 75,63
1
3,33
0
0,0
F
%
Ratarata
3
11
13
1
2
10,00
36,67
43,33
3,33
6,67
77,47
30
30
100
100
Siklus I
Berdasarkan tabel di atas, peningkatan pada kriteria sanggat tinggi
persentase mencapai 10% sedangkan pada pra siklus hanya 0%. Perubahan yang
mencolok juga terlihat pada tabel dengan kriteria tinggi dimana pada siklus I
mencapai 36,67% sedangkan pada pra siklus hanya 23,33%. Pada kriteria cukup
terjadi penurunan dimana pada siklus memperoleh 73,33% sedangkan pada siklus
I hanya pemperoleh 43,33%. Pada kriteria rendah tidak terjadi peningkatan pra
siklus maupun siklus I sama-sama memproleh 3,33%. Untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar pada pra siklus dan siklus II dapat dilihat pada grafik
di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
120
100
80
Sangat rendah
60
Rendah
40
Cukup
Tinggi
20
Sangat tinggi
0
F
%
F
Pra Siklus
%
Siklus I
Gambar XI : Grafik Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I.
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II
Komparasi hasil penelitian siklus I dengan siklus II digunakan untuk
mengetahui peningkatan pada prestasi belajar sejarah siswa ketika diterapkannya
model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut merupakan hasil
komparasi motivasi belajar siswa siklus I dengan siklus II.
Tabel 36 : Komparasi Prestasi Siklus I dengan Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Nama
DY
FCH
UDP
DPI
AP
AK
FS
FMR
GEDL
JRP
EGP
KILP
MMS
NAD
PK
RV
KKM
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
Siklus
I
90
84
76
76
76
80
48
76
76
76
76
78
76
78
84
64
Siklus
II
Selisih
90
88
72
84
84
84
82
88
94
80
86
94
90
80
90
88
0
4
-4
8
8
4
34
12
18
10
10
16
12
2
6
24
Keterangan
N
T
















%
0
4
4
8
8
4
34
12
18
10
10
16
12
2
6
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
17 WR
18 AJP
19 ARW
20 AP
21 AN
22 CBAK
23 EDSS
24 END. BR. S
25 NN
26 RIM
27 SB
28 TH
29 AGNW
30 WRS
Tertinggi
Terendah
Rata-rata
Total
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
78
90
90
84
84
86
84
90
88
88
84
92
80
80
94,00 94,00
40 72,00
77,47 85.73
2324 2572
80
82
82
76
84
80
40
94
76
90
84
84
78
80
-2
8
8
8
6
46
-4
12
-2
8
2
-






-2
8
8
8
0
6
46
4
12
2
0
8
2
0



-


-
-
Berdasarkan data tabel diatas, menunjukkan bahwa ada peningkatan
prestasi belajar siswa setelah dilakukannya siklus II. Hal ini terlihat rata-rata
perolehan pada siklus I berjumlah 77,47, sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 85,73. Nilai tertinggi pada siklus I dan II memperoleh skor yang sama
dengan jumlah 94,00. Nilai terendah yang diperoleh pada siklus I adalah 40
sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 72,00. Perbandingan antara siklus I
dan II yang mengalami kenaikan nilai 29 siswa atau 96,7% dan yang mengalami
penurunan ada 1 siswa atau 3,3%.
Tabel 37 : Perbandingan Tingkat Prestasi Siklus I dengan Siklus II
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Jumlah
Skala
Prestasi
90-100
80-89
70-79
60-65
<59
Siklus I
F
%
3
11
13
1
2
30
10,00
36,67
43,33
3,33
6,67
100
Siklus II
Ratatara
77,47
F
%
9
19
2
0
0
30
30
63,33
6,67
0
0
100
Ratarata
85,73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Berdasarkan tabel di atas, pada kriteria prestasi belajar sangat tinggi pada
siklus II memperoleh 30% sedangkan pada siklus I hanya 10% peningkatan yang
cukup signifikan. Kemudian pada kriteria prestasi tinggi pada siklus I
memperoleh 36,67% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 63,33%. Pada
kriteria cukup pada siklus I memperoleh 43,33% dan pada siklus II menurun
dengan memperoleh 6,67%. Sedangkan prestasi rendah pada siklus I memperoleh
3,33% sedangkan pada siklus II 0%. Pada kriteria prestasi sangat rendah pada
siklus I memperoleh 6,67%, sedangkan pada siklus II memperoleh 0%. Untuk
melihat peningkatan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada grafik berikut.
120
100
80
Sangat rendah
60
Rendah
40
Cukup
Tinggi
20
Sangat tinggi
0
F
%
Siklus I
F
%
Siklus II
Gambar XII : Grafik Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II
Berdasarkan analisis data
di atas, dapat disimpulkan telah terjadi
peningkatan prestasi belajar siswa pada tiap siklusnya. Ini ditunjukkan dengan
adanya peningkatan pada rata-rata nilai yang diperoleh siswa XI IPS 1 SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta. Rata-rata nilai awal siswa adalah 75,63. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
peneliti menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada
siklus I meningkat menjadi 77,47 dan pada siklus II menjadi 85,73.
C. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 pada bulan April sampai Mei 2016,
memperoleh hasil berupa data motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran sejarah. Tujuan penelitian ini tidak hanya melihat sejauh
mana motivasi belajar siswa tetapi tujuan utama penelitian ini adalah untuk
melihat peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head Together (NHT).
1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini tidak hanya melihat prestasi belajar
siswa saja, peneliti juga melihat motivasi belajar siswa pada pelajaran sejarah.
Berdasarkan obsevasi peneliti pada kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta,
keadaan awal sebelum diterapkannya model pembelajaran Numbered Head
Together motivasi belajar sejarah siswa masih rendah. Hal ini disebabkan siswa
lebih berpusat kepada guru saja sehingga mengakibatkan kurang adanya
komunikasi yang intens antara guru terhadap siswa maupun sebaliknya begitu
juga komunikasi antar sesama siswa kurang terlihat terhadap proses pembelajaran.
Pada keadaan awal motivasi belajar sejarah siswa sesuai hasil data yang diperoleh
rata-rata skor motivasi siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 adalah 64,45.
Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus, motivasi belajar siswa masih
rendah sehingga dengan rata-rata perolehan skor 64,65, sehingga peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
kemudian menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together pada siklus
I dan mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata skor motivasi belajar siswa
kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 adalah 75,01. Meskipun dalam pelaksanaannya
belum maksimal hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran
berkelompok, sehingga diperlunya waktu untuk menyesuaikan diri dengan model
pembelajaran Numberd Head Together yang peneliti terapkan di kelas.
Berdasarkan uraian diatas pada siklus I penerapan model Numbered Head
Together belum berjalan dengan maksimal maka kemudian peneliti melanjutkan
pada siklus II, dari data yang peneliti peroleh terjadi peningkatan dengan rata-rata
skor 79,11. Pelaksanaan pada siklus II menunjukkan adanya perubahan-perubahan
kearah yang lebih baik, siswa lebih berperan aktif dalam kelompok, siswa lebih
berani mengemukakkan pendapat, siswa menjadi lebih siap saat akan diminta
menjawab pertanyaan, siswa lebih percaya diri jika diminta untuk maju menjawab
hasil kerja kelompoknya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan Model
Pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa pada kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti di SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta pada kelas XI IPS 1 tahun ajaran 2015/2016, memperoleh
hasil berupa data prestasi pada pelajaran sejarah. penelitian ini selain melihat
peningkatan motivasi belajar sejarah siswa juga melihat peningkatan prestasi
belajar sejarah siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model
Numbered Head Together.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Berdasarkan data nilai smester satu yang peneliti dapatkan dari guru mata
pelajaran sejarah siswa masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai
ketuntasan. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan sebelum diterapkanya model
Numbered Head Together, siswa yang mencapai KKM adalah 19 atau 66,67 %,
sedangkan yang belum mencapai KKM adalah 11 siswa atau 33,33 %. Dengan
rata-rata perolehan skor siswa berjumlah 75,63.
Berdasarkan data tersebut masih banyak siswa yang belum mencapai
KKM sehingga perlunya perbaikan maka pada siklus I peneliti menerapkan model
Numbered Head Together untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa.
Berdasarkan hasil tes yang peneliti berikan terjadi peningkatan prestasi belajar
sejarah siswa nilai rata-rata pada siklus I adalah 77,47 atau 90% dengan nilai
terendah adalah 40 dan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 94. Pada siklus I
siswa yang tidak mencapai KKM berkurang menjadi 3 orang. Penerapan model
pembelajaran Numbered Head Together cukup berhasil meskipun masih kurang
maksimal
dalam
implementasinya
dikarenakan
peneliti
belum
mampu
memaksimalkan waktu dengan baik, selain itu siswa juga belum terbiasa dengan
pembelajaran berkelompok, sehingga perlunya waktu untuk menyesuaikan diri
dengan model pembelajaran Numberd Head Together yang peneliti terapkan di
kelas.
Berdasarkan uraian diatas penerapan model Numbered Head Together
masih belum berjalan dengan maksimal, maka peneliti melanjutkan pada siklus II
untuk memperbaiki prestasi siswa karena masih ada beberapa siswa yang belum
mencapai KKM. Pada siklus II berdasarkan data yang diperoleh terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
peningkatan, peningkatan ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa adalah 85,73 atau 96,67% dan skor tertinggi yang diperoleh siswa setelah
dilaksanakan siklus II adalah 94, dan skor terendah 72.
Berdasarkan data-data di atas menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti telah memperoleh keberhasilan.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa model Numbered Head Together bisa
dijadikan sebagai salah satu model yang bisa mengaktifkan siswa di kelas.
Dengan diterapkan model pembelajaran Numbered head Together siswa menjadi
lebih punya rasa tanggung jawab akan tugas yang diberikan, dalam penerapan
model Numbered Head Together siswa selalu siap untuk menjawab soal yang
diberikan karena setiap siswa mendapatkan masing-masing nomor yang bisa saja
akan disebutkan untuk mempertanggungjawabkan hasil tugasnya. model
Numbered Head Together terbukti mampu mengaktifkan siswa di kelas ketika
mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, siswa lebih aktif dalam kelompok,
kepercayaan diri siswa ketika menjawab tugas semakin tinggi. Model
pembelajaran Numbered Head Together pada penelitian ini berhasil mengaktifkan
siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Hal ini menandakan bahwa siswa
sudah mampu beelajar secara mandiri tanpa ada dominasi dari guru.
Keberhasilan peneliti mengunakan model Numbered Head Together dalam
kegiatan belajar mengajar ini ditandai dengan meningkatnya motivasi dan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Siswa semakin tertarik mengikuti
pelajaran sejarah, dan siswa semakin termotivasi dalam proses pembelajaran hal
tersebut terlihat ketika siswa bekerjasama dalam kelompok, disisi lain tingginya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran berdampak baik terhadap prestasi
belajar sejarah siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered
Head
Together
dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa siswa kelas XI IPS 1
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Dengan itu setiap siklus baik siklus I dan Siklus II
telah mencapai target keberhasilan sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan ke
siklus yang selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengunakan pembelajaran
kooperatif model Numbered Head Together yang dilakukan di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta secara umum menunjukkan peningkatan motivasi dan prestasi belajar
sejarah siswa pada kelas XI IPS 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dengan menerapkan model
Numbered Head Together dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penerapan model pembelajaran Numbered
Head Together dapat
meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa pada kelas XI IPS 1 SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta. Hal tersebut didukung dengan data hasil tes siswa
pada setiap siklusnya. Pada keadaan awal atau pra siklus skor rata-rata
motivasi belajar sejarah siswa adalah 64,65 . Kemudian setelah
diterapkannya model pembelajaran Numbered head Together skor ratarata pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 75,01 atau 10,36% dari
keadaan awal. Pada siklus II motivasi belajar siswa semakin meningkat
dengan perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 79,11 atau 3,9% dari siklus
pertama.
2. Penerapan
model
pembelajaran
Numbered
Head
Togeter
dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa pada kelas XI IPS 1 SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta. Hal ini didukung dengan data hasil tes siswa
setiap siklusnya. Pada keadaan awal skor rata-rata prestasi belajar sejarah
siswa adalah 75,63. Kemudian setelah diterapkannya model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Numbered Head Together skor rata-rata prestasi pada siklus I mengalami
peningkatan menjadi 77,47 atau 1,84% dari keadaan awal. Kemudian pada
siklus II meningkat kembali dengan skor rata-rata siswa adalah 85,73 atau
8,26% dari siklus pertama. Dalam hal pencapaian KKM Pada keadaan
awal terdapat 19
siswa atau 63,33% yang mencapai KKM. Setelah
diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together, jumlah
siswa yang mencapai KKM pada siklus I menjadi 90%, sedangkan pada
siklus II meningkat menjadi 96,67%.
B. Saran
1.
Bagi Guru Sejarah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebaga acuan bagi guru untuk
menentukan model pembelajaran yang dapat menarik dan dapat mengaktifkan
siswa dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Bagi Penelitian Lain
Penerapan model Numbered Head Together (NHT) bagi peneliti lain
dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa.
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK)
yang
dilakukan
dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together telah
memperoleh keberhasilan pada tiap siklusnya.
3. Bagi Siswa
Siswa perlu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar tidak harus
bergantung kepada teman atau siswa lain. Walaupun pada penerapan model
Numberd Head Together siswa diminta untuk selalu berdiskusi akan tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
siswa dituntut untuk memberikan informasi pengetahuan yang dimilikinya
pada sesama teman kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin Makmun. 1986. Psikologi Pndidikan. Bandung: IKIP.
___________. 2002. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran
Modul, PT Bandung: Remaja Rosdakarya.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Agus
Suprijono. 2013. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ali Imron.1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Pustaka Jaya.
__________. 2002. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Al-Tabani Bandar Ibnu Tritanto. 2014 Mendesain model pembelajaran, inovatif,
progresif, dan kontekstual Konsep landasan, dan implementasi
pada kurikulum 2013 ( kurikulum tematik integratif/TIK ). Jakarta:
Prendamedia Group.
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Arikunto Suharsimin. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: bumi Aksara.
__________.2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aris Sohimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Ar-Ruzz
Media.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Daryanto. 2011. Penelitan Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah
beserta contoh-contohnya. Yogyakarta: Gava Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Depdikud. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati Mahmud. 1990.
Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan.
Yogyakarta: BPFE.
Dimyati dan mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2011. Teori Belaja dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Hamzah B. Uno. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Heri Susanto. 2011. Seputar Pembelajaran Sejarah, Isu Gagasan dan Strategi
Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Pressindo.
___________. 2014. Seputar pembelajaran Sejarah, (Isu, Gagasan dan Strategi
Pembelajaran, Aswaja. Yogyakarta: Pressido.
I G Widja. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah, Sejarah dalam Perspektif Pendidikan.
Semarang: Satya Wacana.
Irma Pujiati dan Nyata. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan
Profesi Guru, Praktik, Praktis dan, Mudah. Bandung: Alfabeta.
Kardiyat Wiharyanto, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:
Sanata Dharma.
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. PT Rajagrafindo Persada.
Nana Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Ridwan Abdulah Sani. 2013. Inovsi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
guru. Jakarta: PT Grafindo Persda.
Saur Tampubolon. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Pendidikan dan Keilmuan. Jakarta: Erlanga.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ghalia
Indonesia.
Sugiyanto. 2009. Model-model pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
____________.2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: bumi Aksara.
____________. Managemen Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
____________. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto, Suharjono, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas (edisi
revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suparno, Paul. 2012. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar, (edisi revisi 2011). Jakarta:
Rineka Cipta.
TIM PGRI. 2014. Pendidikan untuk Transformasi Bangsa, Arah Baru Pendidikan
untuk Perubahan Bangsa. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Tritanto Ibnu BadarAl-Tabani. 2014. Mendesain model pembelajaran, inovatif,
progresif, dan kontekstual. Konsep landasan, dan implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
pada kurikulum 2013 (kurikulum tematik) integratik/KTI. Jakarta:
Pendamedia Group.
Tritanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif Konsep, Landasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum Satuan Pendidikan( KTSP).
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Tukiran Taniredja, dkk. 2014. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.
Bandung: Alfabeta.
Winkel. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.
Sumber Internet:
Yudho Nugrogo. Peningkatan hasil belajar IPS sejarah Menggunakan Model
Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas
VIII Semester 2 SMP Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran
2008/2009. http://lib.unnes.ac.id/2591/1/4703.pdf, diakses pada
tanggal 8 September 2016, Pukul 11:12.
Retno Murgiyanti. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPS Terpadu Dengan
Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada
Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Sambi Tahun Pelajaran
2012/2013. http://eprints.ums.ac.id/23149/1/2. pdf, diakses panggal
17 Oktober 2016. pukul 20 : 44.
http://eujurnal.unesa.ac.ac.id/article/19032/13/article.pdf. Tanggal akses, 18
Januari 2016, pukul 23:00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 1a
Surat Izin Melakukan Praktik Penelitian dari FKIP USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 1b
Surat Izin Penelitian Pemerinta Kota Yogyakarta Dinas Perizinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 3a
RPP Pertemuan 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Waktu
: SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
: Sejarah
: XI IPS I / II
: 2 x 45 menit
I. Standar Kompetensi
Menganalisis sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari
abad ke-18 sampai dengan abad ke-20.
II. Kompetensi Dasar
3.1 Membedakan pengaruh Revolusi Amerika Revolusi Prancis, revolusi
industri dan
Revolusi Rusia terhadap perkembangan-perkembangan
nasional Indonesia.
IV. Indikator
1. Kognitif:
a. Produk
-
Menjelaskan keadaan awal Amerika sebelum terjadinya revolusi Amerika
(perang Kemerdekaan, 1775-1783).
-
Menjelaskan latar belakang terjadinya Revolusi Amerika.
-
Menjelakan proses terjadinya revolusi Amerika.
b. Proses
-
Mengidentifikasi proses terjadinya Revolusi Amerika (perang kemerdekaan,
1775-1783)
2. Afektif:
a. Karakter
-
Menunjukkan sikap kerjasama dalam dalam menyelesaikan tugas kelompok
-
Menunjukkan sikap rela berkorban terhadap sesama
-
Menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas
-
Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
b. keterampilan sosial
-
berani menunjukkan sikap toleransi, peduli, dan menghargai pendapat orang
lain.
V. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan keadaan awal sebelum terjadinya Revolusi
Amerika (perang kemerdekaan, 1775-1783)
2. Siswa mampu menjelaskan latar belakang terjadinya Revolusi Amerika
(perang kemerdekaan, 1775-1783)
3. Siswa mampu menjelaskan proses terjadinya revolusi Amerika (perang
kemerdekaan, 1775-1783)
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)
Metode
: Ceramah, diskusi, Presentasi, dan tanya jawab.
VII. Kegiatan pembelajaran

Pendahuluan
a) Apersepsi : Memberi salam, dilanjutkan mengabsen siswa
b) Motivasi : Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya
Revolusi Amerika,
c) Orientasi : Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai
dari proses
belajar tentang situasi proses terjadinya
20 menit
Revolusi Amerika.
 Kegiatan Inti :
Eksplorasi
 Guru mengonfirmasikan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT.
 Guru
membagi para siswa menjadi beberapa kelompok
yang berangotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor
kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok
yang berbeda.
 Guru memberikan tugas yang harus didiskusikan kelompok
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
mengenai keadaan awal Amerika sebelum terjadinya
revolusi Amerika (perang Kemerdekaan, 1775-1783), latar
belakang terjadinya Revolusi Amerika, proses terjadinya
revolusi Amerika
Elaborasi
 Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar. Tiap angota
kelompok dapat mengerjakan / mengetaui jawaban dengan
baik.
Konfirmasi
 Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Setiap
perwakilan diminta untuk mempersentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
 Kelompok lain memberi tangapan terhadap hasil diskusi
melalui tanya jawab, kemudian guru mnunjukan nomor lain.
 Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari
semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
10 menit
disajikan.

Guru dan siswi mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil
mengenai terjadinya Revolusi Amerika.

Tugas lanjutan
VIII. Sumber dan media Pembelajaran
a. Sumber Belajar
-
Alfian Magdalena.dkk. 2006. Sejarah untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratam
-
Adisusilo Sutarjo. 2015. Revolusi Eropa Menjadi Modern. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma Anggota APPTI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
-
Adisusilo Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat Dari yang Klasik Sampai
yang Modern.
b. Alat, media pembelajaran
-
Power point
-
Buku paket
-
laptop
IX. Penilaian pembelajaran
a. Penilaian sikap
-
Observasi
b. Penilaian pengatahuan
-
Penguasaan
-
Tanya jawab
-
Observasi terhadap kegiatan diskusi
 Penilaian Kognitif
N
O
1
2
3
4
Nama siswa
Keterangan;
Nilai tertinggi tiap kolom,
Nilai tertinggi = 50
Nilai rendah = 0
𝑵=
∑perolehan
X 100
Skor maksimal
Keterangan :
N = Nilai tes
∑ = Jumlah soal-jumlah salah
Aspek yang Diamati
Ketengkapan
Keteladanan yang
jawaban
dapat diambil
Jumlah
skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
 Penilaian Afektif diskusi pembelajaran kooperatif tipe NHT
No
Aspek yang diamati
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Siswa siap mengikuti proses pelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa mencatat hal-hal penting
Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok
Siswa bertanya kepada guru
Siswa menangapi pertanyaan teman
Siswa berani mengemukakan pendapat
Siswa menghargai pendapat teman
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik
Yogyakarta, _ April 2016
Daniel Aristo
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
REVOLUSI AMERIKA
Sebelum tahun1492, Benua Amerika adalah sebuah wilayah luas yang
dihuni oleh kelompok penduduk berkulit merah,berambut hitam lurus dan
berperawakan tega,yang dikenal sebagai Suku Indian.Mereka hidup dalam
kelompok suku, dan beberapa diantaranya telah menghasilkan peradaban tingkat
tinggi,misalnya Suku Maya, Suku Astec, Suku Inca, dan Suku Cibcha. Setelah
Collombus menginjakkan kakinya pertama kali di Kepulauan Bahama,Cuba dan
Santo Domingo pada tahun 1492,wajah Amerika berubah.Amerika menjadi
sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa seperti Portugal, Spanyol, Inggris,
Belanda, Jerman, Perancis dan Italia. Portugal dan Spanyolbanyak melakukan
aneksasi wilayah di Amerika selatan (Amerika Latin). Sedangkan Inggris,
Perancis, Jerman dan Belanda berubutan wilayah Amerika Tengah. Inggris yang
pada akhirnya menjadi penguasa di wilayah Amerika Tengah bagian utara, pada
awalnya berseteru dengan Belanda dan Perancis.Tahun 1674, Inggris berhasil
merebut Nieu Amsterdam, daerah yang semula milik Belanda di Amerika Utara,
dan mengganti namanya menjadi New York. Tahun 1763-1763, Inggris terlibat
perang 7 tahun dengan Perancis. Pada bagian akhir perang, Inggris memenangkan
pertempuran dan memaksa Perancis keluar dari Amerika. Jadilah Inggris berkuasa
di Amerika.
A. Latar Belakang Revolusi Amerika
Pada dasarnya, sebagian besar rakyat Amerika berasal dari wilayah Inggris.
Mereka merasa menjadi bagian dari Kerajaan Inggris Raya di seberang lautan
(kolonial Inggris). Namun dalam perkembanganya, sering
timbul bentrokan
antara penduduk koloni dengan Inggris, yang bahkan mengarah pada terjadinya
perang. Penduduk di daerah koloni merasa”dianak-tirikan” oleh pemerintah
Inggris.
1. Paham Kebebasan Politik
Salah satu pemicu kedatangan imigran Inggris ke Amerika adalah karena
pertentangan masalah agama. Sejak diperintah Henry VII Tudor, Inggris
menyatakan diri sebagai Negara penganut Anglikan. Sebagai akibat dari kebijakan
tersebut, pemerintah banyak melakukan pengejaran terhadap penganut agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
diluar Anglikan. Perlakuan yang dianggap tidak adil tersebut menyebabkan
banyak penganut Puritan dan Presbyterian pergi ke benua baru untuk
mendapatkan kebebasan beragama. Disamping 87 masalah agama, para imigran
yang datang ke Amerika pada umumnya juga mendapat tekanan social,ekonomi
dan politik.
2. Paham Kebebasan Perdagangan
Pemerintah mengeluarkan kebijakan terhadap orang-orang koloni, bahwa
mereka hanya boleh membeli barang dagangan dari Inggris dan menjual hasil
perkebunannya kepada Inggris. Jiwa bebas rakyat koloni memberontak. Sekalipun
nenek moyang mereka adalah orang Inggris, namun dalam hal perdagangan
mereka menginginkan kebebasan.
3. Pajak yang Menekan Rakyat
Perang 7 tahun antara Inggris-Perancis (1756-1763) memakan biaya yang
cukup besar, disamping tenaga yang tidak sedikit jumlahnya. Akibat perang
tersebut, Inggris menderita banyak kerugian. Guna menutup kerugian tersebut
Inggris memberlakukan pajak yang berat,yang ketentuannya dituangkan dalam
Revenue Act dan Billeting Act 1764. Kebijakan Inggris tersebut ditentang oleh
rakyat koloni dibawah pimpinan Samuel adam. Mereka memiliki semboyan”No
Taxation Without Represention”. Tidak ada pajak tanpa ada perwakilan. Artinya
rakyat koloni ingin diakui sebagai yang ikut menentukan kebijakan di perlemen.
B. Meletusnya Revolusi Amerika
1. The Boston Tea Party
Kasus belli yang memicu pertentangan Inggris-Amerika adalah peristiwa
Boston Tea party.Pada awalnya,Inggris mengirim teh ke Amerika dan menurut
penduduk membayar pajak. Hal tersebut ditentang rakyat koloni, karena dianggap
bertentangan dengan semangat kebebasan dalam perdagangan. Masyarakat koloni
menyamar sebagai suku Indian Mohawk dan melemparkan teh tersebut ke laut,
ketika kapal Inggris berlabuh di Teluk Boston pada tahun 1773. Peristiwa ini
menyulut kemarahan Inggris sehingga terjadi pengejaran dan penyerangan
penduduk Boston. Inggris bertekad untuk menundukkan Messachusetts. Namun
12 negara bagian yang lain menyatakan mendukung Messachusetts. Ketiga belas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
koloni tersebut kemudian mengadakan Konggres Kontinental untuk menghadapi
Inggris. Dalam Konggres tersebut diputuskan untuk mengadakan tuntutan
kebijakan agar terjadi pemulihan hubungan baik antara pihak koloni dengan
negeri induk. Permintaan tersebut ditolak Inggris. Hal tersebut meyakinkan pihak
koloni bahwa jalan damai untuk menuntut haknya sebagai orang Inggris tidak
mungkin akan tercapai. Tahun 1775, diadakan Konggres Kontinental II di
Philadhepia, yang menghasilkan keputusan kesepakatan 13 Negara bagian sepakat
memerdekakan diri.
2. Revolusi Berkobar
Pada awalnya,perang yang dilakukan rakyat koloni hanyalah merupakan
upaya untuk mementang kebijakan Inggris yang semena-mena. Namun pada
perkembangannya,
mereka
tergerak untuk mendapatkan kebebasan dan
kemerdekaan. Melalui tulisan yang berjudul Common Sense (Pikiran Sehat) tahun
1776, Thomas Paine berusaha menyadarkan rakyat Amerika untuk berjuang
melawan Inggris untuk mencapai kemerdekaan.
Tulisan Thomas Paine
menyadarkan rakyat Amerika untuk menuntut kebebasan sebagai orang Amerika.
Tanggal 4 juli 1776, dicanangkanlah Declaration of Independence, sebagai upaya
memisahkan diri dari negeri induk, Inggris. Naskah pernyataan kemerdekaan
Amerika serikat disusun 5 orang yakni: Thomas Jefferson, Benjamin Franklin,
Robert livingstone dan John Adam, 13 negara bagian menandatangani deklarasi
tersebut. Hari penandatanganan tersebut menjadi tonggak kemerdekaan Amerika.
Setelah itu Konggres menyepakati adanya Article of Confederation, sehingga
terbentuklah United States of America (USA/Amerika Serikat). Dikeluarkanya
pernyataan kemerdekaan Amerika,bukan berarti perjuangan Amerika usai.
Revolusi masih terus berkobar. Perjuangan rakyat Amerika terhadap Inggris
ditempuh melalui 12 jalur , jalur konfrontasi dan diplomasi. Jalur konfrontasi
dipimpin oleh George Washington. Tahun 1783, Inggris dipimpin Cornwallis
menyerah kepada George Washington dan Laffayette di York Town.
Jalur diplomasi dipimpin oleh Benjamin Franklin.Franklin dikirim ke
Eropa untuk meyakinkan kemerdekaan Amerika. Diplomasi tersebut menuai hasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Tahun 1778, Perancis mengakui kemerdekaan Amerika. Inggris akhirnya
mengakui kemerdekaan Amerika Serikat pada tahun 1783.
Revolusi Amerika berpengaruh besar terhadap Revolusi Perancis dan pergolakan
lain di Amerika Latin. Nilai-nilai Revolusi yang mempengaruhi revolusi ditempat
lain antara lain:
1. Nilai penghargaan hak azasi manusia
Dalam Declaration of Independence disebutkan bahwa semua orang
diciptakan sama, dan Tuhan telah menganugerahkan hak yang
dipisahkan, diantaranya hak hidup, kebebasan
tidak dapat
dan hak meraih kebahagiaan.
Human Right yang dimasukkan dalam UUD tahun 1778 menjadi Bill of Right
Human Right ini mempengaruhi revolusi Perancis melalui pernyataan dewan
nasional mengenai pernyataan Hak Asasi Manusia dan warga (Declaration des
Droits de I’home et du Citoyen).
2. Pengaruh Revolusi Amerika bagi Indonesia
Pengaruh Revolusi Amerika terekspor ke Eropa dan mempengaruhi
Revolusi Perancis.Pada akhirnya pengaruh tersebut sampai ke Indonesia dan
mempengaruhi strategi perjuangan kemerdekaan Indonesia.Penjajahan Belanda
yang telah ratusan tahun menyebabkan penderitaan panjang bagi Bangsa
Indonesia.Munculnya kaum terpelajar menyadarkan Para pejuang akan harga diri
bangsa.Kaum terpelajar berkeyakinan bahwa harkat martabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 3b
RPP Pertemuan 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Waktu
: SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
: Sejarah
: XI IPS I/ II
: 2 x 45 menit
I. Standar Kompetensi
Menganalisis sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari
abad ke-18 sampai dengan abad ke-20.
II. Kompetensi Dasar
a. Membedakan pengaruh Revolusi Amerika Revolusi Prancis, revolusi industri
dan
Revolusi Rusia terhadap perkembangan-perkembangan nasional
Indonesia.
III. Indikator
1. Kognitif:
a. Produk
-
Menjelaskan keadaan awal Eopa sebelum terjadinya revolusi Perancis.
-
Menjelaskan absolutisme di Perancis.
-
Menjelaskan latar belakang terjadinya Revolusi Perancis.
-
Menjelakan proses terjadinya revolusi Perancis dan akibat revolusi Perancis.
b. Proses
-
Mengidentifikasi proses terjadinya Revolusi Perancis
3. Afektif:
a. Karakter
-
Menunjukkan sikap kerjasama dalam dalam menyelesaikan tugas kelompok .
-
Menunjukkan sikap rela berkorban terhadap sesama.
-
menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
-
menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
b. Keterampilan Sosial
-
berani menunjukkan sikap toleransi, peduli, dan menghargai pendapat orang
lain.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan keadaan awal Eopa sebelum terjadinya revolusi
Perancis.
2. Siswa mampu menjelaskan absolutisme di Perancis.
3. Siswa mampu menjelakan latar belakang terjadinya Revolusi Perancis.
4. Siswa mampu menjelakan proses terjadinya revolusi Perancis dan akibat
revolusi Perancis.
V. Model dan Metode Pembelajaran
Model
: Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)
Metode
: Ceramah, diskusi, Presentasi, dan tanya jawab.
VI. Kegiatan pembelajaran
VI.
Pendahuluan
d) Apersepsi : Memberi salam, dilanjutkan mengabsen
siswa
e) Motivasi
: Guru menjelaskan gambaran proses
terjadinya Revolusi Perancis
f) Orientasi : Guru
menyampaikan tujuan yang ingin
dicapai dari proses
20 menit
belajar tentang situasi proses
terjadinya Revolusi Perancis
 Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
a. Guru memberikan pengantar tentang materi situasi
Revolusi Perancis.
b. Guru
mengonfirmasikan
model
pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
c. Guru
membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok yang berangotakan 3-5 orang siswa. Guru
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok
dan nama kelompok yang berbeda.
d. Guru memberikan tugas yang harus didiskusikan
kelompok
mengenai
keadaan awal Eopa sebelum
terjadinya revolusi Perancis, absolutisme di Perancis,
latar belakang terjadinya Revolusi Perancis, proses
terjadinya revolusi Perancis dan
akibat revolusi
Perancis
 Elaborasi
Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas. Setiap perwakilan diminta
untuk mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas
Kelompok lain memberi tangapan terhadap hasil diskusi
melalui tanya jawab.
 Konfirmasi
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari
semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
 Penutup
Guru dan siswi mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil
mengenai terjadinya Revolusi Perancis.
10 menit
VII. Sumber dan Media Pembelajaran
c.
-
Sumber Belajar
Alfian Magdalena.dkk. 2006. Sejarah untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
-
Adisusilo Sutarjo. 2015. Revolusi Eropa Menjadi Modern. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma Anggota APPTI.
-
Adisusilo Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat Dari yang Klasik Sampai
yang Modern.
VIII. Penilaian
 Jenis tagihan
: Tes (ranah Kognitif) dan Non Tes (ranah Afektif)
 Instrumen
: Tes tertulis dan Lembar diskusi
Penilaian Kognitif
𝑵=
∑perolehan
X 100
Skor maksimal
Keterangan :
N = Nilai tes
∑ = Jumlah soal-jumlah salah
Penilaian Afektif
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek yang diamati
Siswa siap mengikuti proses pelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa mencatat hal-hal penting
Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok
Siswa bertanya kepada guru
Siswa menangapi pertanyaan teman
Siswa berani mengemukakan pendapat
Siswa menghargai pendapat teman
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran
REVOLUS PERANCIS
Revolusi Perancis adalah masa dalam sejarah Perancis antara tahun 1789
dan 1799 di mana golongan demokrat dan pendukung republikanisme
menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa Gereja Katolik Roma
menjalani restrukturisasi yang radikal. Meski Perancis kemudian akan berganti
sistem antara republik, kekaisaran, dan monarki selama 75 tahun setelah Republik
Pertama Perancis jatuh dalam kudeta yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte,
revolusi ini dengan jelas mengakhiri ancient regime (Rezim Lama; merujuk
kepada kekuasaan dinasti seperti Valois dan Bourbon) dan menjadi lebih penting
daripada revolusi-revolusi berikutnya yang terjadi di Perancis.
A. Keadaan Eropa sebelum terjadinya Revolusi
Pada abad ke 17, Niccolo Macchiavelli dalam bukunya,Il Principe
meletakkan landasan-landasan monarki absolute yang kemudian mempengaruhi
raja-raja di Eropa untuk membentuk kekuasaan yang mutlak..Buku Il Principe itu
sendiri menjelaskan bahwa kekuasaan raja tak terbatas terhadap segala sesuatu
yang mencakup negara,harta dan rakyat yang ada di wilayahnya kekuasaannya.
Berikut keadaan kerajaan-kerajaan Eropa pada masa itu;
1. Kaisar Frederick II (1740-1786) dari Prusia
Ia becita-cita menjadikan Prusia sebagai negara terkuat di Jerman dengan
menjalankan Politik Druch Blut Und Eisen (Darah Dan Besi),lalu membangun
industri secara besar-besaran dengan sistem militer yang kuat.
2. Tsar Peter Yang Agung (1689-1727) dari Rusia
Ia mendatangkan teknisi-teknisi handal dari luar negeri untukk membangun
industi dan armada perangnya dalam rangka menjalankan Politik Air Hangat
terhadap Turki.Ia juga dikenal sebagai pendiri kota St.Peterburg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
3. Raja Charles I (1625-1649) dari Inggris
Terjadi pertentangan antara kaum Parlemen dengan Raja yang menyulut
Perang Saudara dengan kronologis sebagai berikut:
 Perang Parlemen (Oliver Cromwell) melawan Raja Charles I (1642-1649)
 Cromwell menang dan Raja Charles I dihukum mati.
 Monarki dibubarkan dan Inggris menjadi Republik
 Cromwell menjadi kepala negara dengan gelar Lord Protectorat.
 Cromwell meninggal,terjadi pemberontakan kaum royalis lalu kerajaan di
pulihkan,charles II naik tahta.
 Kekuasaan parlemen semakin kuat dengan memaksa penandatanganan Bills
Of Right (1689),yaitu piagam pengakuan HAM dan pembatasan kekuasaan
raja.
Praktek Absolutisme di Prancis
 Di mulai pada masa Cardinal Richeliu dari golongan gereja (1642-1643) yang
menjadi Perdana Menteri pada masa Louis XIII (1610-1643)
 Dilanjutkan oleh Cardinal Mazarin (1643-1661)
 Metode perdagangan merkantilisme yang dipelopori oleh Jean Baptist Colbert
menjadikan Prancis makmur sehingga mampu membangun kekuatan militer
yang kuat.
 Lalu pada masa Louis XIV dilakukan beberapa tindakan yang mengarah pada
pembentukan Negara yang absolut
a. Mengalahkan kaum Huguenots (Protestan Prancis)
b. Membubarkan dan menghapus sistem Parlemen
Louis XIV berhasil menjadikan Prancis sebagai monarki absolut yang paling
berhasil di Eropa dengan ciri-ciri:
 Memerintah tanpa Undang-Undang
 Memerintah tanpa Dewan Legislatif
 Memerintah tanpa kepastian hukum
 Memerintah tanpa anggaran belanja
 Memerintah tanpa di batasi hukum
Louis XIV menunjukkan bahwa seolah-olah kekuasaan raja berasal dari Tuhan
(Les droit divin) sehingga tidak dapat diganggu gugat.Ia terkenal dengan
semboyannya Le etate c’es moi (Negara adalah saya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Penentang Absolutisme
Tindakan raja,kaum bangsawan dan kaum gereja yang semena-mena
membuat rakyat menderita sehingga menimbulkan pemikir-pemikir yang
mempunyai gagasan yang menentang absolutism
a. John Locke (1632-1704)
Menganjurkan dibentuknya sebuah konstitusi dengan menjadikan HAM
sebagai prioritas,pemikiran ini kemudian menjadi landasan konstitusi kemedekaan
Amerika Serikat.
b. Montesquieu (1689-1755)
Dalam bukunya L'Esprit de Lois (The Spirits Of Law) ia menyebutkan
bahwa negara ideal adalah negara yang menjalankan pemisahan kekuasaan yang
dikenal dengan Trias Politic
c. Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
Mengemukakan Teori du Contract Social (Perjanjian Masyarakat) dimana
disebutkan bahwa manusia memiliki kesamaan derajat dan kemerdekaan berasal
dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemikir-pemikir ini mempengaruhi pola
pikir golongan-golongan yang tertindas oleh kaum borjuis yang nantinya akan
melahirkan Revolusi Perancis.
Sebab-sebab terjadinya Revolusi
Banyak faktor yang menyebabkan Revolusi Perancisi. Salah satu di
antaranya adalah karena sikap orde lama yang terlalu kaku dalam menghadapi
dunia yang berubah. Penyebab lainnya adalah karena ambisi yang berkembang
dan dipengaruhi oleh Ide Pencerahan (Aufklarung) dari kaum terpelajar, kaum
petani, para buruh, dan individu dari semua kelas yang merasa disakiti. Sementara
revolusi berlangsung dan kekuasaan beralih dari monarki ke badan legislatif,
kepentingan-kepentingan yang berbenturan dari kelompok-kelompok yang semula
bersekutu ini kemudian menjadi sumber konflik dan pertumpahan darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
1. Sebab Khusus
a) Dalam Perang Kemedekaan Amerika Serikat (1780),Prancis yang merupakan
musuh bebuyutan dari Inggris mengirimkan pasukan untuk membantu
Amerika di bawah pimpinan Jenderal Marquis de Lafayette,sekembalinya dari
Amerika,tentara-tentara tersebut membawa pengaruh euphoria kebebasan di
Prancis.
b) Pemborosan uang negara untuk mengadakan pesta-pesta mewah di Istana
Versailles oleh Permaisuri Marie Antoi
2. Sebab Umum
a. Utang negara menumpuk sehingga untuk membayar utang tersebut,rakyat di
bebani pajak yang sangat tinggi.
b. Kerugian karena kalah dalam “Perang Tujuh Tahun” terhadap Inggris.
c. Raja bertindak sewenang-wenang karena dapat melakukan penangkapan tanpa
pengadilan terhadap siapa saja yang dicurigai.
d. Rakyat wajib membayar tunjangan kepada Kaum Gereja, Bangsawan dan
Raja.
Revolusi Perancis
A. Etats Generaux (1789-1792)
Aktivitas proto-revolusioner dimulai ketika raja Perancis Louis XVI
(memerintah 1774-1792) menghadapi krisis dana kerajaan. Keluarga raja
Perancis, yang secara keuangan sama dengan negara Perancis, memiliki utang
yang besar. Selama pemerintahan Louis XV (1715-1774) dan Louis XVI sejumlah
menteri, termasuk Turgot (Pengawas Keuangan Umum 1774-1776) dan Jacques
Necker (Direktur-Jenderal Keuangan 1777-1781), mengusulkan sistem perpajakan
Perancis yang lebih seragam, namun gagal. Langkah-langkah itu mendapatkan
tantangan terus-menerus dari parlement (pengadilan hukum), yang didominasi
oleh "Para Bangsawan", yang menganggap diri mereka sebagai pengawal nasional
melawan pemerintahan yang sewenang-wenang, dan juga dari fraksi-fraksi
pengadilan. Akibatnya, kedua menteri itu akhirnya diberhentikan. Akhirnya dalam
kebuntuan tersebut raja memanggil Etats General untuk bersidang setelah
dibubarkan sekian
lama
pada
tahun 1614,namun tidak
juga
berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
menyelesaikan anggaran belanja.Akhirnya pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat yang
terdiri dari kaum buruh dan petani yang marah menyerang Penjara Bastille yang
merupakan lambang kekaisaran absolute.Keadaan Negara menjadi darurat lalu
kaum Revolusioner bergerak cepat menuju istana dan berhasil menangkap Louis
XVI dan merebut kekuasaan dari tangan monarki.Setelah itu di bentuk lah Dewan
Revolusi yang mengambil langkah-langkah sebagai berikut;
1. Kendali pemerintahan dipegang oleh Dewan Revolusi pimpinan Jendral
Lafayette
2. Membentuk Tentara Revolusi
3. Membentuk Dewan Legislatif
4. Menetapkan bendera resmi yaitu “Bendera Tiga Warna” sebagai lambang
Liberte,Egalite dan Fraternite.
5. Menetapkan Lagu Kebangsaan yaitu “La Marseillas”.
6. Menghapus hak-hak istimewa kaum bangsawan dan gerejawan
Konstitusi berhasil di bentuk pada tahun 1891 sehingga Prancis berbentuk
monarki konstitusional,namun karena khawatir pengaruh revolusi menjalar ke
negara-negara Eropa lainnya,Austria dan Prusia berusaha melakukan invasi
terhadap
Prancis
untuk
menyelamatkan
Louis
XVI
dan
merestorasi
monarki.Namun rencana itu gagal.ketika Louis XVI tertangkap oleh tentara
revolusi ketika akan melarikan diri dan di
hukum mati karena dianggap
mengkhianati Konstitusi Negara yang baru terbentuk.Peristiwa ini terjadi pada
tahun 1792. Republik Perancis (1792-1804)
1. Pemerintahan Teror/Reign of Terror (1793-1794)
Robespierre dari partai Jacobin diangkat sebagai kepala pemerintahan
sementara.Menyikapi keselamatan Republik yang menerima ancaman dari dalam
(Kaum Bangsawan/Muscadine) dan luar negeri (Austria dan Prusia-ingat bahwa
Marie Antoinette adalah anak dari Kaisar Franz Joseph dari Austria),Robespierre
menjalankan pemerintaha dengan tangan besi.Ia menangkap dan menghukum
mati orang-orang yang di curigai dengan guillotine.Dalam waktu setahun sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
40.000 orang yang menjadi korban pisau jagal tersebut.Pada akhirnya terjadi
pemberontakan terhadap Robespierre lalu ia di tangkap dan dihukum mati .
2. Dewan Directoire (1795-1799)
Dipimpin oleh Paul Francois Nicolas Jean Barras yang beranggotakan 5
orang. Pada masa ini terjadi Peristiwa 13 Vendemiaire dimana Kaum Bangsawan
berusaha menyerang Paris namun berhasil ditumpas oleh Jenderal Napoleon
Bonaparte yang masih berusia 26 tahun. Karena jasa-jasanya itu Napoleon
diangkat sebagai pemimpin Ekspedisi Italia untuk mengusir Austria dari sana.Lalu
ia berangkat ke Mesir untuk melumpuhkan armada Inggris yang menuju
India.Sepulangnya dari luar negeri Napoleon dielu-elukan oleh masyarakat
sehingga Directoire merasa terancam lalu mereka bermaksud menyingkirkan
Napoleon namun rencana ini gagal dan Directoire dibubarkan oleh Napoleon yang
kemudian diangkat menjadi Konsul.
3. Konsulat (1799-1802)
Dewan yang beranggotakan beberapa pemimpin terkemuka diantaranya
Napoleon Bonaparte dan Abbe Sieyes.Pada masa ini Code Napoleon mulai
digunakan dimana nantinya akan menjadi cikal bakal hukum sipil modern.
4. Kekaisaran (1804-1814)
Pada suatu kudeta,Konsulat dibubarkan oleh Napoleon Bonaparte dan ia
mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar Perancis hingga kekalahannya dalam
perang di Rusia (1812) dan Leipzig (1813).Lalu ia mengundurkan diri dari posisi
Kaisar dan di buang ke Pulau Elba.
5. Restorasi Kerajaan Bourbon (1814-1815)
Kerajaan Prancis dipulihkan sebagai
kerajaan Monarki Konstitusional
dengan Rajanya Louis ke XVIII yang merupakan paman dari Louis XVI.
6. Kekaisaran 100 hari Napoleon (1815)
Napoleon Bonaparte melarikan diri dari Pulau Elba lalu di sambut oleh
rakyat yang setia kepadanya dan dapat merebut kekuasaan dengan mudah.Namun
dapat dikalahkan oleh Duke Of Wellington dari Inggris dan Gebhart Lebrecht
Von Blucher dari Prusia pada Pertempuran Waterloo di Belgia.Ia mengundurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
diri dan dibuang ke Pulau St.Helena di Afrika Barat hingga akhir hayatnya
(1821).Sepeninggal Napoleon,Louis XVIII kembali memegang kekuasaan.
C. Akibat Revolusi Bagi Negara Prancis
Dalam Bidang Politik:
 Konstitusi menjadi kekuasaan tertinggi
 Lahirnya konsep Negara Republik di Eropa
 Berkembangnya paham demokrasi modern
 Nasionalisme muncul
 Aksi revolusioner untuk menggulingkan absolutisme raja
Dalam Bidang Ekonomi:
 Sistem pajak feodal dihapuskan
 Sistem monopoli dihapuskan
 Lahirnya industri besar sosial:
 Penghapusan feodalisme secara bertahap
 Susunan masyrakat baru
 Pendidikan merata bagi setiap golongan
 Lahirnya Code Napoleon sebagai cikal bakal hukum modern
D. Akibat Bagi Dunia Internasional
Dalam Bidang Politik:
 Tersebarnya paham Liberalisme
 Meluasnya paham demokrasi
 Meluasnya paham Nasionalisme
 Berkembangnya gerakan Revolusioner
Dalam Bidang Ekonomi:
 Industri timbul di Eropa
 Perdagangan beralih dari daerah pantai menuju ke pedalaman
 Inggris kehilangan pasar di Eropa karena Napoleon menjalankan stategi
politik Kontinental
Dalam Bidang Sosial:
 Penghapusan feodalisme
 Pendidikan secara merata
 Pengakuan terhadap HAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 3c
RPP Pertemuan 1 Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Waktu
: SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
: Sejarah
: XI IPS I/ II
: 2 x 45 menit
I. Standar Kompetensi
Menganalisis sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari
abad ke-18 sampai dengan abad ke-20.
II. Kompetensi Dasar
-Membedakan pengaruh Revolusi Amerika Revolusi Prancis, revolusi industri dan
Revolusi Rusia terhadap perkembangan-perkembangan nasional Indonesia.
III. Indikator
1. Kognitif:
a. Produk
-
Menjelaskan lahirnnya revolusi Industri
-
Menjelaskan tahap revolusi Industri
-
Menjelaskan dampak Revolusi Indistri
b. Proses
-
Mengidentifikasi proses terjadinya Revolusi Perancis
2. Afektif:
a. Karakter
-
Menunjukkan sikap kerjasama dalam dalam menyelesaikan tugas kelompok
-
Menunjukkan sikap rela berkorban terhadap sesama
-
menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas
-
menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan soal
IV. Keterampilan Sosial
-
berani menunjukkan sikap toleransi, peduli, dan menghargai pendapat orang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
V. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan lahirnya revolusi Industri
2. Siswa mampu menjelaskan tahapan revolusi Industri
3. Siswa mampu menjelakan dampak revolusi Industri
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model
: Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)
Metode : Ceramah, diskusi, Presentasi, dan tanya jawab.
Kegiatan pembelajaran

Pendahuluan
20 menit
g) Apersepsi : Memberi salam, dilanjutkan
mengabsen siswa
h) Motivasi : Guru menjelaskan gambaran proses
terjadinya Revolusi Industri
i) Orientasi : Guru menyampaikan tujuan yang
ingin dicapai dari proses belajar tentang situasi
proses terjadinya Revolusi Industri
 Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
e. Guru memberikan pengantar tentang materi
situasi Revolusi Industri.
f. Guru mengonfirmasikan model pembelajaran
60 menit
kooperatif tipe NHT.
g. Guru membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok yang berangotakan 3-5 orang siswa.
Guru memberi nomor kepada setiap siswa
dalam kelompok dan nama kelompok yang
berbeda.
h.
Guru
memberikan
didiskusikan kelompok
tugas
yang
harus
mengenai
latar
belakang lahirnya revolusi Industri, tahap-tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
revolusi Industri, dampak revolusi Industri.
 Elaborasi
Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di
kelas.
Setiap
perwakilan
diminta
untuk
mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas
Kelompok lain memberi tangapan terhadap hasil
diskusi melalui tanya jawab.
 Konfirmasi
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir
dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan
materi yang disajikan.
 Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban
terakhir dari semua pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang disajikan.

Guru dan siswi mengambil nilai-nilai yang dapat di
10 menit
ambil mengenai terjadinya Revolusi Amerika.

Tugas lanjutan
10 e
n
i
t
VII.
Sumber dan Media Pembelajaran
a) Sumber Belajar
-
Alfian Magdalena.dkk. 2006. Sejarah untuk SMA dan MA kelas XI.
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratam
-
Adisusilo Sutarjo. 2015. Revolusi Eropa Menjadi Modern. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma Anggota APPTI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
-
Adisusilo Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat Dari yang Klasik Sampai
yang Modern.
b) Penilaian
 Jenis tagihan
: Tes (ranah Kognitif) dan Non Tes (ranah Afektif)
 Instrumen
: Tes tertulis dan Lembar diskusi
Penilaian Kognitif
𝑵=
∑perolehan
X 100
Skor maksimal
Keterangan :
N = Nilai tes
∑ = Jumlah soal-jumlah salah
Penilaian Afektif
Aspek yang diamati
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Siswa siap mengikuti proses pelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa mencatat hal-hal penting
Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok
Siswa bertanya kepada guru
Siswa menangapi pertanyaan teman
Siswa berani mengemukakan pendapat
Siswa menghargai pendapat teman
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik
Yogyakarta, _ April 2016
Praktiakan
Daniel Aristo
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran
Revolusi Industri
Revolusi Industri adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk menamai
perubahan dan perkembangan pesat yang awalnya terjadi di Inggris setelah
ditemukannya mesin uap. Revolusi ini mengubah cara hidup banyak orang,
terutama yang tinggal di perkotaan dan wilayah-wilayah industri. Kemajuan
teknologi mengakibatkan tenaga untuk menggerakkan mesin yang semula masih
menggunakan tangan menjadi penggunaan mesin yang digerakkan oleh tenaga
uap.
A. Lahirnya Revolusi Industri
Revolusi Industri terjadi pada pertengahan abad ke-18. Awalnya didahului
oleh revolusi agraria. Ada dua tahap revolusi agraria. Revolusi Agraria I adalah
tahapan terjadinya perubahan penggunaan tanah yang semula hanya untuk
pertanian menjadi usaha pertanian, perkebunan, dan peternakan yang terpadu.
Revolusi Agraria II mengubah cara mengerjakan tanah yang semula tradisional
dengan penggunaan mesin-mesin atau mekanisasi. Revolusi Industri terjadi di
Inggris karena sebab-sebab berikut.
1. Inggris memiliki cukup bahan dasar untuk industri, seperti wol, batu bara, dan
kapasyang diperoleh dari tanah jajahan.
2. Bangsa Inggris rajin mengadakan penyelidikan terhadap ilmu alam sehingga
banyakpenemuan baru. Hal ini didukung dengan didirikannya lembaga ilmiah
Royal Society for Improving Natural Knowledge pada tahun 1662.
3. Adanya kemajuan pesat dalam pelayaran yang membawa kemajuan
perdagangan Inggris.
4. Inggris memiliki cukup modal untuk memajukan industrinya.
5. Inggris memiliki kongsi dagang EIC yang merupakan alat kemajuan bagi
perdagangan negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
B. Tahap Revolusi Industri
Revolusi Industri terdiri dari tiga tahap.

Revolusi Industri I ditandai dengan masih dipergunakannya teknik kuno, yaitu
penggunaanuap untuk menggerakkan mesin yang berbahan bakar kayu atau
batu bara. Revolusi tahap pertama terjadi di Inggris pada abad ke-18.

Revolusi Industri II ditandai dengan penggunaan teknik baru berupa mesin
bermotoryang berbahan bakar listrik atau bensin. Revolusi tahap kedua ini
terjadi di Amerika Serikat dan Jerman pada abad ke-19.

Revolusi Industri III ditandai dengan penggunaan teknik kimia-hayati
berbahan bakaratom atau nuklir. Revolusi tahap ketiga ini terjadi di Amerika
Serikat dan Uni Soviet pada abad ke-20. Revolusi Industri mendorong
peningkatan penggunan mesin-mesin sehingga terjadi efisiensi dalam produksi
batu bara, besi, dan baja. Perkembangan ini ditunjang oleh adanya
pembangunan jalan kereta api, alat transportasi, dan pengembangan sistem
perbankan serta perkreditan.
C. Dampak-dampak revolusi industri
1. Bidang ekonomi. Dampak Revolusi Industri dalam bidang ekonomi adalah
munculnya pabrik-pabrik, lahirnya pengusaha kaya, biaya produksi rendah
sehingga harga barang semakin rendah, upah buruh menjadi rendah,
perdagangan dunia semakin maju, tumbuhnya kapitalisme industri yang
berpusat pada perseorangan, dan matinya industri rumah tangga.
2. Bidang politik . Dampak Revolusi Industri dalam bidang politik sebagai
berikut. 1) Munculnya kaum borjuis sebab kemajuan industri melahirkan
orang-orang kaya baru yang merupakan penguasa industri. 2) Tumbuhnya
demokrasi dan nasionalisme. 3) Munculnya imperialisme modern, yaitu upaya
mengembangkan imperialisme yang berlandaskan kekuatan ekonomi, mencari
tanah jajahan, bahan mentah serta mengembangkan pasar bagi industrinya. 4)
Berkembangnya liberalisme yang awalnya hanya berkembang di Inggris
ketika berlangsung Revolusi Agraria dan Revolusi Industri. Dalam
menentukan kebijakan politik dan ekonomi, partai liberal sangat berpengaruh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
3. Bidang sosial. Akibat berkembangnya industri, pusat pekerjaan berpindah ke
kota. Terjadilah urbanisasi besar-besaran ke kota. Para buruh tani pergi ke
kota untuk menjadi buruh pabrik. Kota-kota besar pun menjadi padat dan
semakin sesak. Para buruh hidup berjejal-jejal di tempat tinggal yang kumuh
dan kotor. Tidak hanya itu, dalam pekerjaan, mereka menjadi objek pemerasan
majikan. Buruh bekerja rata-rata 12 jam dalam sehari, namun tetap miskin.
Kemiskinan
berakibat
langsung
pada
meningkatnya
kejahatan
dan
ketergantungan pada minuman keras. Dampak lain adalah pengangguran,
wanita dan anak ikut bekerja, dan kurangnya jaminan kesejahteraan.
D. Revolusi Sosial
Dampak negatif Revolusi Industri mendorong lahirnya Revolusi Sosial.
Revolusi sosial adalah usaha untuk mengubah hidup rakyat dari tidak layak
menjadi layak. Kotakota industri di Inggris, seperti Liverpool, Manchester, dan
Birmingham penuh sesak dengan perkampungan kumuh para buruh yang kurang
terjamin kehidupannya sebab upah mereka murah. Untuk memperbaiki nasib
mereka, pemerintah dan parlemen Inggris mengeluarkan kebijakan-kebijakan
berikut.
1. Catholic Emancipation Bill (1829), berisi ketentuan bahwa kaum Protestan
dan Katolik mempunyai hak yang sama untuk menjadi anggota parlemen dan
pegawai negeri.
2. Reform Bill (1832), berisi ketentuan bahwa perwakilan di parlemen sesuai
dengan jumlah penduduk, hak pilih ditentukan berdasar atas pembayaran
pajak, serta daerah kosong harus dihapuskan perwakilannya.
3. Abolition Bill (1833), berisi ketentuan penghapusan perbudakan di Inggris dan
koloninya.
4. Factory Act (1833), berisi ketentuan bahwa anak-anak yang berumur di bawah
sembilan tahun tidak boleh bekerja sebagai buruh perusahaan, mereka hanya
boleh bekerja selama sembilan jam dan mendapat pendidikan selama dua jam
dari majikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
5. Poor Law (1834), berisi ketentuan tentang pendirian rumah kerja bagi
pengemis dan penganggur, rumah perawatan bagi orang cacat, dan pemberian
bantuan bagi mereka yang tidak bekerja karena lanjut usia.
6. Corn Law (1815 – 1846), berisi ketentuan tentang larangan impor gandum
dari luar negeri. Selama melalui proses Revolusi Sosial, kaum buruh semakin
sadar bahwa nasib mereka di tangan mereka sendiri dan harus diperjuangkan
sendiri. Sebagai wadah perjuangan tersebut, mereka mendirikan serikat
pekerja. Pada tahun 1851, muncul serikat pekerja yang sudah tersusun baik,
yaitu The Amalgamated Society of Engineers (Persatuan Insinyur). Kelompok
ini meninggalkan cara agitasi dan menggunakan cara collective bargaining,
yaitu membuat perjanjian kerja yang berlaku untuk semua buruh melalui jalan
perundingan dengan majikan. Sejak berdirinya serikat pekerja, kondisi
kehidupan buruh mulai dapat terjamin.
E. Pengaruh Revolusi Industri di Indonesia
Telah disebutkan sebelumnya bahwa Revolusi Industri menimbulkan
adanya imperialisme modern yang bertujuan mencari bahan mentah, tenaga kerja
murah, dan pasar bagi hasil-hasil produksi. Perdagangan bebas melahirkan konsep
liberalisme. Hal ini mengimbas pada negara-negara koloni, seperti juga wilayahwilayah di Asia yang menjadi jajahan bangsa Eropa. Termasuk Indonesia.
Ketika Thomas Stamford Raffles, gubernur jenderal dari Inggris, berkuasa di
Indonesia (1811 – 1816), ia berupaya memperkenalkan prinsip-prinsip liberalisme
di Indonesia. Kebijakan yang diberlakukannya, antara lain, memperkenalkan
sistem ekonomi uang, memberlakukan pajak sewa tanah untuk memberi kepastian
siapa pemilik tanah, menghapus penyerahan wajib, menghapus kerja rodi, serta
menghapus perbudakan. Ketika Inggris menyerahkan Indonesia ke tangan
Belanda, dibuat
perjanjian bahwa Belanda akan tetap memberlakukan
perdagangan bebas. Oleh karena itu, banyak perusahaan Inggris yang berdiri di
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Pengaruh Revolusi Industri juga sampai ke negeri Belanda dan memengaruhi
sikap terhadap tanah jajahan. Politik imperialisme Belanda yang awalnya
menggunakan caracara kuno, yaitu pemerasan, kekerasan, dan eksploitasi
kekayaan Indonesia di kemudian hari mendapat protes dari kaum humanis
Belanda yang berpaham liberal. Muncullah politik Etis di Indonesia. Keuntungan
yang diperoleh bangsa Indonesia dari perubahan sikap Belanda tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Politik Etis memberi kesempatan pada bangsa Indonesia untuk memperoleh
edukasiatau pendidikan sehingga dapat membawa pemikiran yang lebih maju.
2. Politik Kolonial Liberal memberi angin kebebasan bagi bangsa Indonesia
untuSkberhubungan langsung dengan bangsa-bangsa asing lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 3d
RPP Pertemuan 1 siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Waktu
: SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
: Sejarah
: XI IPS I/ II
: 2 x 45 menit
I. Standar Kompetensi
Menganalisis sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari
abad ke-18 sampai dengan abad ke-20.
II. Kompetensi Dasar
-
Membedakan pengaruh Revolusi Amerika Revolusi Prancis, revolusi industri
dan Revolusi Rusia terhadap perkembangan-perkembangan nasional
Indonesia.
III. Indikator
1. Kognitif:
a) Produk
-
Menjelaskan latar belakang revolusi Rusia.
-
Menjelaskan jalanya Revolusi Rusia
-
Menjelaskan sebab terjadinya perang saudara di Rusia
-
Menjelaskan kebijakan awal setelah revolusi Rusia
b) Proses
-
Mengidentifikasi proses Revolusi Rusia 1917.
IV. Afektif:
a) Karakter
-
Menunjukkan sikap kerjasama dalam dalam menyelesaikan tugas kelompok
-
Menunjukkan sikap rela berkorban terhadap sesama
-
menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas
-
menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
b) keterampilan sosial
-
berani menunjukkan sikap toleransi, peduli, dan menghargai pendapat orang
lain.
V. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan latar belakang revolusi Rusia.
2. Siswa dapat menjelaskan jalanya Revolusi Rusia
3. Siswa dapat menjelaskan sebab terjadinya perang saudara.
4. Siswa dapat menjelaskan kebijakan awal setelah revolusia
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model
: Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)
Metode : Ceramah, diskusi, Presentasi, dan tanya jawab.
Kegiatan pembelajaran

Pendahuluan
Apersepsi : Memberi salam, dilanjutkan mengabsen siswa
Motivasi : Guru menjelaskan gambaran proses terjadinya
Revolusi Rusia.
Orientasi : Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari
proses belajar tentang situasi proses terjadinya Revolusi Rusia.
20 menit
 Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
a. Guru memberikan pengantar tentang materi situasi
Revolusi Rusia.
b. Guru
mengonfirmasikan
model
pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
c. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok
yang berangotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi
nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama
kelompok yang berbeda.
d. Guru memberikan tugas yang harus didiskusikan
kelompok
mengenai
Menjelaskan
latar
belakang
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
revolusi Rusia, jalanya Revolusi, sebab terjadinya
perang saudara, kebijakan awal setelah revolusi.
 Elaborasi
Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas. Setiap perwakilan diminta untuk
mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas Kelompok lain
memberi tangapan terhadap hasil diskusi melalui tanya jawab.
 Konfirmasi
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban terakhir dari
semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
 Penutup
Guru dan siswi mengambil nilai-nilai yang dapat di ambil
mengenai terjadinya Revolusi Rusia.
10 menit
Sumber dan Media Pembelajaran
a) Sumber belajar
-
Alfian Magdalena.dkk. 2006. Sejarah untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratam
-
Adisusilo Sutarjo. 2015. Revolusi Eropa Menjadi Modern. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma Anggota APPTI.
-
Adisusilo Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat Dari yang Klasik Sampai
yang Modern.
b) Penilaian
 Jenis tagihan : Tes (ranah Kognitif) dan Non Tes (ranah Afektif)
 Instrumen : Tes tertulis dan Lembar diskusi
Penilaian Kognitif
𝑵=
∑perolehan
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Keterangan :
N = Nilai tes
∑ = Jumlah soal-jumlah salah
Penilaian Afektif
Aspek yang diamati
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Siswa siap mengikuti proses pelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa mencatat hal-hal penting
Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok
Siswa bertanya kepada guru
Siswa menangapi pertanyaan teman
Siswa berani mengemukakan pendapat
Siswa menghargai pendapat teman
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik
Yogyakarta, _ April 2016
Praktiakan
Daniel Aristo
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran
Revolusi Rusia
Revolusi Rusia pada permulaan abad ke-19, keadaan Rusia masih
terbelakang dibandingkan negaranegara Eropa lainnya. Masyarakat Rusia pada
masa itu terbagi atas dua golongan, yaitu tuan tanah (bangsawan) dan petani
(rakyat jelata). Rusia saat itu adalah negara agraris. Sebagian besar penduduknya
merupakan petani miskin yang harus tunduk kepada tuan tanah, bahkan menjadi
budak dari tuan tanah. Status petani sebagai budak tuan tanah ini diatur dalam
Undang-Undang Perbudakan Rusia yang disahkan oleh Tsar Alexis I pada tahun
1646. Perbudakan dihapuskan pada tahun 1861 dengan dikeluarkannya UndangUndang Emansipasi (Emancipation Edict) oleh Tsar Alexander II. Isi undangundang tersebut sebagai berikut.
1. Perbudakan dihapuskan.
2. Petani bekas budak mendapat tanah sebagai miliknya.
3. Negara membayar uang kerugian kepada tuan-tuan tanah pemilik budak.
Meski telah dikeluarkan undang-undang tersebut, kondisi kehidupan
petani belum mengalami kemajuan sebab kepala mir (kepala desa) lama kelamaan
bertindak seperti tuan tanah dan memperkaya diri sendiri. Pada tahun 1906 (masa
pemerintahan Tsar Nicholas II), sistem mir dihapuskan oleh Menteri Stolypin.
Tanah diberikan kepada pemilik sehingga dari pekerjaannya seorang petani dapat
memperoleh hasil. Menjelang terjadinya revolusi, muncul dua aliran kaum
terpelajar di Rusia, yaitu aliran Slavia dan aliran Barat. Aliran Slavia ingin
membangun Rusia atas dasar kultur Slavia di mana negara dianggap sebagai
badan moral. Aliran ini kemudian menjadi pendekar paham autokrasi, ortodoks,
nasionalisme dan memunculkan gerakan Pan Slavisme. Adapun aliran Barat ingin
membangun Rusia berdasarkan konsepsi Barat di mana negara dianggap sebagai
badan politik belaka yang digunakan untuk mencapai kesejahteraan rakyat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
A. Latar belakang Revolusi Rusia
Sejak kekalahannya dalam perang melawan Jepang pada tahun 1905,
bayangan revolusi selalu tampak di Rusia. Berbagai gerakan rakyat menentang
pemerintah ditindas dengan kekerasan senjata. Gerakan tersebut bersifat sporadis
dan seberapa pun usaha pemerintah untuk menindasnya, gerakan-gerakan serupa
selalu muncul. Akhirnya, revolusi sungguh-sungguh terjadi di tengah Perang
Dunia ketika Rusia mengalami kekalahankekalahan besar. Sebab-sebab terjadinya
revolusi sebagai berikut.
1. Pemerintahan Tsar Nicholas II yang reaksioner Ketika negara-negara lain
mulai mengakui hak-hak politik bagi warga negaranya, Tsar Nicholas II masih
enggan melakukan hal yang sama. Ia memang mengizinkan dibentuknya
Duma (daerah perwakilan rakyat Rusia), namun keberadaannya hanya
sandiwara belaka. Pemilihan anggota Duma dilakukan dengan pura-pura
karena
pada
praktiknya,
anggota
Duma
adalah
orang-orang
yang
propemerintahan Tsar. Hasil-hasil rapat dan rekomendasi Duma kepada Tsar
tidak pernah dihiraukan.
2. Susunan pemerintahan Tsar yang buruk. Pemerintahan pada masa Tsar
Nicholas II tidak disusun secara rasional, melainkan atas dasar favoritisme.
Tsar tidak memilih orang-orang yang cakap untuk pemerintahannya, orangorang yang dipilihnya untuk jabatan-jabatan pemerintahan hanyalah orangorang yang disukainya. Dalam hal ini, Nicholas II sangat dipengaruhi oleh
istrinya, Tsarrina Alexandra. Alexandra sendiri sangat dipengaruhi oleh
seorang biarawan yang menyebut dirinya sebagai utusan Tuhan, Grigori
Rasputin. Alexandra dan Rasputin adalah orang-orang yang sangat kolot dan
benci terhadap segala macam paham baru.
3. Perbedaan sosial yang mencolok mata. Kondisi kehidupan antara kedua
golongan masyarakat di Rusia pada masa itu sangat jauh perbedaannya. Tsar
dan para bangsawan hidup mewah dan kaya raya, sementara rakyat, terutama
petani dan buruh, sangat miskin dan sengsara. Bangsawan juga memiliki
berbagai macam hak yang tidak dimiliki rakyat, bahkan banyak hak rakyat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
yang diabaikan. Sekalipun perbudakan telah dihapuskan, para bangsawan
tetap memperlakukan rakyat biasa seperti budak dalam kehidupan sehari-hari.
4. Persoalan tanah. Perubahan kebijakan agraria oleh Menteri Stolypin pada
tahun 1906 hanya menghasilkan perubahan tanah-tanah mir menjadi milik
perseorangan anggota mir. Di luar mir, masih banyak tanah berukuran luas
yang menjadi milik para tuan tanah, baik bangsawan maupun para kulak
(petani-petani besar). Tanah-tanah ini dikerjakan oleh para petani kecil (buruh
tani). Para buruh tani ini lalu berusaha menuntut tanah yang seharusnya
menjadi miliknya.
5. Adanya aliran-aliran yang menentang Tsar. Dalam revolusi pada tahun 1905,
aliran-aliran yang menentang Tsar dapat ditindas, tetapi tidak lenyap. Mereka
melakukan gerakan bawah tanah dan mengumpulkan kekuatan sambil
menunggu kesempatan untuk kembali muncul. Aliran-aliran tersebut sebagai
berikut. 1)Kaum liberal yang disebut Kadet (Konstitusional Demokrat). Aliran
ini menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang berundang-undang dasar.
2)Kaum sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta
pemerintahan yang modern dan demokratis. Kaum sosialis merupakan anasir
yang revolusioner dan terbagi lagi atas dua aliran: Mensheviks (moderat atau
sosial demokrat) dan Bolsheviks (radikal, kemudian berkembang menjadi
partai komunis). Golongan Mensheviks dipimpin oleh Georgi Plekhanou yang
kemudian digantikan oleh Kerensky. Adapun golongan Bolsheviks dipimpin
oleh Lenin dan Trotsky.
6. Kekalahan perang. Ketika melibatkan diri dalam Perang Dunia I, sebenarnya
Rusia tidak mempunyai tujuan perang yang tertentu. Rusia ikut perang karena
terikat dan terseret oleh perjanjian-perjanjiannya dengan negara-negara lain,
terutama yang tergabung dalam Triple Entente. Keikutsertaan Rusia dalam
Perang Dunia I mendapat sambutan dingin dari rakyatnya. Peperangan yang
tidak didukung oleh rakyat tentu menghasilkan kekalahan. Kekalahankekalahan besar Rusia (pertempuran di Tannenberg dan di sekitar danaudanau wilayah Masuri) semakin mengecewakan hati dan melenyapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
kepercayaan rakyat kepada Tsar. Rakyat mulai jemu pada peperangan dan
menginginkan kedamaian.
7. Ancaman bahaya kelaparan. Lima belas juta warga Rusia dimobilisasi untuk
perang. Kesejahteraan mereka harus dijamin penuh oleh negara. Sementara,
banyaknya orang yang dikirim ke medan perang berakibat kurangnya tenaga
kerja, baik dalam bidang industri maupun pertanian. Macetnya industri dan
pertanian ini menimbulkan bahaya kelaparan sebab kurangnya bahan
makanan. Perekonomian negara pun menjadi kacau balau.
B. Jalannya revolusi
Revolusi Rusia yang berlangsung pada tahun 1917 terbagi dalam dua fase.
1. Revolusi Februari 1917
Revolusi ini dimotori oleh orang-orang Kadet, Mensheviks, dan
Bolsheviks. Tujuannya adalah untuk menggulingkan Tsar. Revolusi dimulai di
Petrograd (sekarang Leningrad) berupa demonstrasi yang menuntut turunnya
Tsar, diikuti oleh pemogokan di perusahaan-perusahaan. Tentara yang
diperintahkan menembaki para pemogok dan demonstran berbalik menembaki
opsir-opsirnya sendiri. Revolusi berdarah pun meletus. Tsar ditawan dan dipaksa
turun takhta.
Usai revolusi, pemerintahan sementera dibentuk. Kaum Kadet memegang
pimpinan. Akan tetapi, kaum Kadet tidak mengadakan perubahan-perubahan yang
sesuai seperti tuntutan rakyat. Alasannya adalah kekhawatiran bahwa perubahanperubahan itu hanya akan menambah kacau keadaan. Kaum Mensheviks dipimpin
Karensky
lalu
menggulingkan
kaum
Kadet
dan
memegang
pimpinan
pemerintahan. Program kaum Mensheviks adalah, pertama-tama, menjunjung
kembali kehormatan Rusia yang telah merosot karena kekalahan-kekalahan dalam
perang, dan kemudian baru mengadakan perombakan atas sistem pemerintahan
dalam negeri. Bentuk negara diubah menjadi republik, kemudian diadakan
serangan besar-besaran terhadap Jerman. Sayangnya, serangan tersebut gagal
sama sekali. Rakyat yang jenuh pada peperangan kehilangan kepercayaan pada
pemerintahan Mensheviks. Memanfaatkan keadaan ini, kaum Bolsheviks tampil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
ke muka dan memberi janji-janji kedamaian serta pembagian bahan makanan dan
tanah kepada rakyat.
2. Revolusi Oktober 1917 (Revolusi Komunis)
Pada tanggal 10 April 1917, Lenin kembali ke Rusia dari perantauannya
ke Jerman, Prancis, Inggris, Austria, dan Swiss sejak tahun 1907. Pada tahun yang
sama, Leon Trotsky (Bronstein) tiba di Rusia dari Amerika. Kedua orang ini lalu
menjadi motor penggerak kaum Bolsheviks yang berpaham komunis di Rusia.
Ketika kaum Kadet dan Mensheviks bergulat dengan revolusi cara mereka,
gerakan bawah tanah kaum Bolsheviks secara diam-diam mempersiapkan
revolusinya sendiri. Mereka membentuk pemerintahan sendiri, tentara sendiri
(yang disebut Pasukan Merah), dan menyebarkan propaganda antipemerintah
borjuis. Pada saat pemerintahan Mensheviks kehilangan kepercayaan rakyat,
kaum Bolsheviks memanfaatkannya dengan segera merangkul rakyat. Mereka
menganjurkan para petani agar membagi-bagikan tanah dan menganjurkan para
buruh untuk menyita pabrik-pabrik. Pendekatan ini mendapat dukungan dan
simpati dari rakyat. Dimulailah revolusi kedua ala Bolsheviks.
Revolusi kedua ini dimulai dari Petrograd lagi. Tentara dan angkatan laut
di Petrograd memihak Lenin, disusul dukungan dari tentara-tentara Difron. Pada
tanggal 25 Oktober 1917, pemerintahan Mensheviks digulingkan dan kaum
Bolsheviks mengambil alih kekuasaan pemerintahan. Setelah itu, segera diadakan
perubahanperubahan besar. 1)Diadakan perundingan perdamaian dengan Jerman
yang melahirkan perjanjian perdamaian Brest Litovsk (1918). 2) Segala utang
piutang pemerintah Tsar dihapuskan dan bank dimonopoli negara. 3) Tanah
dibagi-bagikan kepada petani dan buruh menyita pabrik-pabrik. 4) Bahan
makanan dikerahkan dan dibagi-bagikan kepada rakyat. Revolusi yang kedua ini
berjalan dan berhasil dengan baik, sehingga kaum Bolsheviks mendapat
kedudukan yang kuat.
3. Intervensi negara-negara asing (1918)
Setelah kaum Bolsheviks memegang pemerintahan Rusia, para pengikut
Tsar yang masih setia berusaha melakukan pemberontakan. Mereka menyebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
dirinya kaum Rusia Putih (lawan dari kaum Bolsheviks yang disebut kaum Rusia
Merah/Komunis). Mereka dipimpin oleh Jenderal Denikin dan Wrangel. Sekutu
(Inggris, Amerika Serikat, Prancis, dan lain-lain) segera memihak kaum Rusia
Putih, tidak semata-mata karena mereka antikomunis, melainkan juga dikarenakan
adanya kekhawatiran menghadapi penghentian perang antara Rusia dan Jerman.
Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis menyerbu Rusia dari arah timur
(Vladivostok), utara (Murmansk), barat (Estonia dan Turki), dan selatan (Laut
Kaspia). Akan tetapi karena front-front negera-negara pengintervensi ini
terpisahpisah jauh dan kurang sekali adanya koordinasi antara front-front tersebut,
intervensi ini gagal. Kaum Rusia Putih rontok dan lebur. Sekeluarnya dari perang
saudara antara Rusia Putih dan Rusia Merah, kaum Bolsheviks menjadi semakin
kuat dan bersatu.
4. Akibat-akibat Revolusi Komunis 1917
Revolusi yang dilakukan kaum Bolsheviks membawa akibat sebagai
berikut. Dihapuskannya pemerintahan Tsar yang kolot untuk selamanya.
Pemerintahan diubahdengan sistem satu partai (pemerintahan dipegang oleh satu
partai). Cobalah bandingkan dengan sistem satu partai di Jerman (Hitler dengan
NAZI-nya) dan di Italia (Mussolini dengan fasismenya).
Timbulnya demokrasi Soviet sebagai lawan dari demokrasi liberal. Demokrasi
liberalatau parlementer dianggap Lenin kurang demokratis sebab biasanya
parlemen diduduki oleh orang-orang dari kelas menengah ke atas, sementara
rakyat jelata tidak tahu apaapa. Lenin lebih suka membentuk dewan-dewan rakyat
(Soviet) yang mewakili suara masyarakat terbawah. Dewan-dewan rakyat ini
kemudian akan memilih di antara mereka untuk menjadi wakil dalam dewan
rakyat yang lebih tinggi. Mekanisme yang sama berlanjut hingga ke tingkat paling
tinggi.
Modernisasi Rusia maju dengan pesat, terutama dalam bidang industri dan
pertanian.Dalam kurun waktu lebih kurang empat puluh tahun, Rusia mulai dapat
menyamai negara-negara industri lainnya di Eropa Barat dan Amerika. Meluasnya
komunisme di seluruh dunia. Hingga kini komunisme menjadi faktorkekuatan
politik dunia yang perlu diperhitungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153

Pemerintahan Lenin (1917 – 1924)
Selama masa pemerintahan Lenin, terjadi hal-hal sebagai berikut.
1. Pembentukan komintern (Komunis Internasional)
Pada tahun 1919 dibentuk Komintern yang bertugas memimpin partaipartai komunis di seluruh dunia. Komintern dilebur pada tahun 1947 karena
berbau imperialisme Rusia dan digantikan oleh Cominform (Communist
Information) yang merupakan pusat propaganda komunisme di seluruh dunia.
2. Pembentukan Uni Soviet
Sebelum tahun 1922, Rusia terdiri dari beberapa negara kecil yang bersatu
di bawah bendera Federasi Republik-Republik Soviet Sosialis Rusia (FRSSR).
Pada tahun 1922, federasi ini diubah menjadi uni dan disebut Uni RepublikRepublik Soviet atau Union of Soviet Socialist Republics (USSR). Kekuasaan
pemerintahan terpusat pada pemerintahan pusat.
3. Sistem perekonomian komunis
Ketika Lenin memegang pemerintahan, Rusia hendak disusun menjadi
seratus persen komunis. Semua hasil produksi, baik industri maupun pertanian,
harus diserahkan kepada negara. Nantinya negara yang akan membagi-bagikannya
dengan adil. Akan tetapi, para petani kaya (kulak) menolak menyerahkan segala
hasil buminya kepada negara. Para petani juga tidak mau menanam lebih dari apa
yang mereka butuhkan untuk hidup sebab sebanyak apa pun mereka menanam,
hasil yang mereka dapatkan sama saja. Akibatnya, pertanian menjadi kacau dan
bahaya kelaparan mengancam.
Pada tahun 1921, Lenin mengubah kebijakan ekonominya dan
menggantinya dengan NEP (New Economical Policy) di mana hasil bumi boleh
dijual dengam bebas. Namun, untuk menyaingi sistem pertanian bebas yang
dipraktikkan para kulak, diadakan pula pertanian kolektif (kolkhoz) dan pertanian
negara (sovkhoz) untuk menyaingi pertanian bebas dari para kulak. NEP ini
terbukti berjalan dengan baik. Para kulak makin terdesak dan semakin banyak
petani yang menggabungkan diri dalam kolkhoz. Lenin meninggal dunia pada
tahun 1924. Jenazahnya dimakamkan di dekat Kremlin dalam sebuah musoleum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
(makam yang indah) di mana setiap tahun rakyat Rusia dapat melihat wajah
“Bapak Komunisme Rusia”.
4. Keadaan dalam negeri usai pemerintahan Lenin
Dua orang calon pengganti Lenin, Stalin dan Trotsky memiliki
pemahaman
yang
berbeda
mengenai
komunisme.
Trotsky
bermaksud
mengobarkan revolusi dunia untuk menciptakan masyarakat komunis di seluruh
dunia. Baginya, kaum buruh lebih penting daripada kaum lainnya. Adapun Stalin
berkehendak untuk memperkukuh dahulu komunisme di Rusia sebelum
meluaskan paham tersebut ke seluruh dunia. Baginya, buruh dan kaum tani sama
pentingnya. Stalin mengizinkan kaum komunis menggunakan modal asing dan
ahli-ahli ilmu pengetahuan dari negara-negara kapitalis untuk mencapai
tujuannya. Salah satu contoh adalah dibuatnya perjanjian Prancis – Rusia pada
tahun 1923. Kebijakan Stalin memperoleh dukungan luas, sehingga ia dipilih
menjadi pemimpin Uni Soviet menggantikan Lenin. Trotsky dibuang ke luar
Rusia dan kemudian dibunuh di Meksiko (1940). Stalin meneruskan politik
ekonomi Lenin sampai tahun 1927. Kemudian, ia menyusun Rencana Lima Tahun
untuk mengembangkan perekonomian Rusia.
Rencana Lima Tahun yang pertama (1927 – 1932) adalah industrialisasi
Rusia secara besar-besaran dan modernisasi pertanian. Rencana ini berjalan baik,
disusul dengan ditiadakannya kulak dan mengubah seluruh sistem pertanian
menjadi kolkhoz dan sovkhoz. Rencana Lima Tahun yang kedua (1932 – 1937)
dibuat untuk menyempurnakan yang pertama. Pemerintahan Stalin merupakan
pemerintahan yang otoriter. Ia bercita-cita menjadi penguasa mutlak. Rasa rendah
diri menyebabkan Stalin selalu curiga kepada siapa pun. Stalin dapat berkuasa
mutlak di Rusia karena sifatnya yang licik, penuh tipu daya, dan tega
mempecundangi lawan-lawan politiknya. Ia meninggal pada tanggal 16 Maret
1953. Ia tidak menunjuk pengganti, sehingga timbullah persaingan antara Nikita
Khrushchev dan Leonid Brezhnev. Khrushchev keluar sebagai pemenang, namun
digulingkan pada tahun 1964. Salah satu peristiwa mencolok selama karir
Khrushchev adalah kritiknya yang menyerang Stalin dalam pidato yang
disampaikannya pada Kongres Partai Komunis ke20 di tahun 1956. Pidatonya ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
tidak diterbitkan di Uni Soviet sehingga disebut “pidato rahasia”. Kritik tersebut
diikuti kampanye anti-Stalin, pencabutan gambar-gambar dan patung Stalin, serta
dikeluarkannya jenazah Stalin dari dalam musoleum di Lapangan Merah untuk
dimakamkan di pemakaman umum. Konstitusi Stalin 1936 digantinya dengan
konstitusi baru (1977). Isinya yang pokok adalah rakyat boleh menyuarakan
pendapatnya secara bebas.
5. Dampak Revolusi Rusia
Revolusi Rusia yang dimenangkan oleh kaum komunis radikal (Bolshevik)
berdampak pada meluasnya paham komunisme di dunia. Negara-negara dunia
ketiga yang pada saat itu masih dijajah bangsa lain dengan segera mengadopsinya.
Juga negara-negara yang baru terbentuk dan negara-negara yang rakyatnya telah
bosan hidup dalam kekangan feodalisme penguasa. Paham baru ini pun dengan
segera menjalar ke Indonesia yang pada saat itu tengah menghidupkan organisasiorganisasi pergerakan ke arah kemerdekaan.
Organisasiorganisasi
yang
menganutnya juga bersikap radikal (nonkooperatif) terhadap Belanda, bahkan di
kemudian hari jelas-jelas melakukan pemberontakan. Contohnya adalah ISDV
yang setelah Indonesia merdeka mengubah nama menjadi PKI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 5a
Soal Uji Kopetensi Siklus I
ULANGAN HARIAN
SIKLUS I
Nama Sekolah
kelas/Program
Mata Pelajaran
Hari, Tanggal
Waktu
: SMA BOPRI 2 Yogyakarta
: XI IPS 1
: Sejarah
: Kamis, 28 April 2016
: 90 menit
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Isilah Identitas anda dengan lengkap !
Ulangan bersifat Close Book !
Gunakan alat tulis yang bertinta hitam !
Bacala setiap butir soal dengan teliti !
Kerjakan soal yang menurut anda mudah terlebih dahulu
Utamakan kejujuran dan ketenangan dalam mengerjakan soal !
A. Pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk nomor
1-25 !
1. Revolusi Amerika dikenal sebagai ….
A. The Boston Tea Party
D. Boston Sugar
Party
B. Perang kemerdekaan Amerika
E. Boston ofee Party
C. Perang melawan Inggris
2. Keberanian rakyat Amerika menentang Inggris tidak lepas dari pengaruh pers.
Melalui sebuah artikel yang ditulis Thomas Paine pada tahun 1776, rakyat
Amerika tergerak untuk merdeka. Artikel tersebut berjudul ....
A. No Tax Without Representatoin
D. Common Sence
B. Declaration of Human Right
E. National Assembly
C. Declaration of Independence
3. Meletusnya revolusi Amerika dipicu oleh peristiwa . . . . .
A. Boston Sugar Party
D. Boston Massacre
B. Boston Port Bill
E. Boston Tea Party
C. Boston Cofee Paty
4. Bukti kongkrit bahwa Amerika Serikat telah merdeka ialah ditandataganinnya
….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
A. No Tax Without Representatoin
D. Common Sence
B. Declaration of Human Right
E. National Assembly
C. Declaration of Independence
5. Perang antara Inggris dan Perancis diakhiri dengan perjanjian ….
A. Perjanjian Versailess
D. Perjanjian Swiss
B. Perjanjian Paris
E. Perjanjian Massachuset
C. Perjanjian Roterdam
6. Alasan Perancis mau membantu revolsi Amerika ialah ….
A. Amerika merupakan Bagian dari Perancis
B. Koloni-koloni Amerika sebagian besar orang Perancis
C. Rasa dendam Akibat kekalahan perang 7 tahun Perancis oleh Inggris,
D. Karena Amerika membutuhkan bantuan untuk mengalahkan Inggris
E. Agar Amerika utara mau bergabung dengan Perancis
7. Naskah pernyataan kemerdekaan Amerika Serikat disusun oleh ....
A. Thomas Jefferson
D. John Adam
B. Samuel Adam
E. Thomas Paine
C. George Washington
8. Proklamasi Amerika yg berjudul Declaration of Independence terjadi pada….
A. 4 juni 1776
C. 4 juni 1778
B. 4 juli 1776
E. 14 juli 1776
C. 4 juni 1778
9. Perjanjian paris ditandatangi pada ….
A. 1763
D. 1663
B. 1736
E. 1793
C. 1673
10. Pada masa perang kemerdekaan di amerika, terjadi pertempuran pertama yang
berlangsung di Lexington kemudian di boston, pada saat itu inggris meminta
bantuan kepada….
A. Uni soviet
D. Brazil
B. Kanada
E. Paraguay
C. Uruguay
11. Salah satu dampak revolusi Amerika bagi negara Indonesia adalah ....
A. Menyadarkan kaum-kaum terpelajar yang berkeyakinan untuk kebebasan
dan hak meraih kemerdekaan .
B. Penjajahan bangsa barat hingga beratusratus tahun lamanya.
C. Eksploitasi sumber daya alam dan manusia sebagai penopang peperangan
melawan sekutu
D. Kesengsaraan bangsa indonesia akibat bertambahnya negara barat yang
merdeka
E. Berdirinya Indische Sociaal Democratische Vereniging
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
12. Salah satu revolusi di dunia yang mempengaruhi timbulnya revolusi Perancis
adalah revolusi ...
A. Bolsyevik
D. Borjuis
B. Industri
E. Rusia
C. Amerika
13. Berikut merupakan faktor-faktor terjadinya revolusi Perancis, kecuali....
D. Ketidak puasan rakyat terhadap pemerintahan absolut
E. Kondisi keuangan kerajaan yang buruk
F. Pengaruh perang kemerdekaan Amerika
G. Kepemimpinan Raja Louis XVI yang lemah
H. Kehidupan Tsar dan bangsawan yang bermewah-mewahan
14. Revolusi perancis meletus pada masa pemerintahan raja...
A. Louis XIII
D. Louis XVI
B. Louis XIV
E. Napoleon Bonaparte
C. Louis V
15. Pemerintahan Absolutisme Perancis sudah tampak pada masa pemerintahan
….
A. Louis XIII.
D. Louis XVI
B. Louis XII
E. Louis V
C. Louis XIV
16. Meletusnya revolusi Perancis ditandai dengan. . . .
A. Penyerangan istana Versailles
B. Penyerangan penjara Bastile
C. Demokrasi besar-besaran
D. Eksekusi Raja Louis XVI
E. Penyerangan terhadap Raja Louis XVI
17. Semboyan revolui Perancis adalah ….
A. Gospel, Gold, Glory
D. Liberty, Egality,Fraternity
B. Vini, Vidi, Vici
E. Etats C’est Moi
C. Momento Mori
18. Berikut merupakan ciri-ciri pemerintahan yang absolut, kecuali…
A. Pemerintahan berjalan tanpa Undang-Undang
B. Pemerintah berjalan tanpa dewan eksekutif
C. Pemerintah berjalan tanpa kepastian hukum
D. Pemerintahan berjalan tanpa anggaran belanja yang pasti
E. Pemerintah berjalan tanpa dibatasi oleh kekuasaan apapun
19. UUD Perancis disahkan pada ….
A. 14 Juni 1709
D. 14 juni 1709
B. 14 juni 1789
E. 14 juli 1790
C. 14 JULI 1790
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
20. Salah satu factor penyebab meletusnya revolusi Perancis adalah munculnya
paham Romantisme yang berarti ….
A. Paham atau semangat kecintaan terhadap bangsa dan tanah air
B. Paham yang mengagungkan kebebasan individu
C. Paham yang menjunjung tinggi perasaan dan menghargai naluri manusia
D. Paham yang menganggap bahwa pikiran dan akal sehat merupakan satusatunya dasar untuk memecahkan problem dan mengutamakan akal
daripada emosi.
E. Paham yang memandang sikap baru manusia yang otonom terhadap dunia
atau alam sekitarnya
21. Salah satu factor penyebab meletusnya revolusi Perancis adalah munculnya
paham Rasionalisme yang berarti ….
A. Paham atau semangat kecintaan terhadap bangsa dan tanah air
B. Paham yang mengagungkan kebebasan individu
C. Paham yang menjunjung tinggi perasaan dan menghargai naluri manusia
D. Paham yang menganggap bahwa pikiran dan akal sehat merupakan satusatunya dasar untuk memecahkan problem dan mengutamakan akal
daripada emosi.
E. Paham yang memandang sikap baru manusia yang otonom terhadap dunia
atau alam sekitarnya
22. Salan satu pimpinan rakyat yang terkenal dalam Dewan Konstituante
adalah….
A. Mirabeau (bangsawan)
D. elompok Jakobin
B. J. J Rouseaud.
E. Kelompok Gironding
C. George Washington
23. Revolusi Perancis dipelopori oleh ….
A. Kaum nasionalis
B. Kaum bangsawan
C. Kaum agama
D. Kelompok Jakobin penghimpun kaum buruh, petani kecil penduduk
pingiran yang berhaluan radikal, keras dan ekstrim
E. J.J Rouseau dengan paham Romantisme
24. Berikut merupakan dampak Revolusi Perancis kecuali ….
A. Berkembangnya Feodalisme
D. Menyebarnya Paham Liberalisme
B. Munculnya ide Pemerintahan Republik
E. Munculnya paham
Nasionalisme
C. Berkembangnya Paham Demokratis
25. Tokoh penyebar terbesar paham liberalisme adalah ….
A. J. J Rouseau
D. Thomas Jefferson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
B. John Adam
Bonaparte
C. Thomas Paine
E. Napoleon
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I
Jawaban PG
1. B
11. A
21. D
2. D
12. C
22. A
3. E
13. E
23. A
4. C
14. D
24. A
5. B
15. A
25. E
6. C
16. B
7. A
17. D
8. B
18. E
9. A
19. C
10. B
20. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 5b
Soal Uji Kopetensi Siklus II
ULANGAN HARIAN
SIKLUS 2
Nama Sekolah
kelas/Program
Mata Pelajaran
Hari, Tanggal
Waktu
: SMA BOPRI 2 Yogyakarta
: XI IPS 1
: Sejarah
: Kamis, 12 Mei 2016
: 90 menit
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Isilah Identitas anda dengan lengkap !
Ulangan bersifat Close Book !
Gunakan alat tulis yang bertinta hitam !
Bacala setiap butir soal dengan teliti !
Kerjakan soal yang menurut anda mudah terlebih dahulu
Utamakan kejujuran dan ketenangan dalam mengerjakan soal !
B. Pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk nomor
1-25 !
1. Berikut merupakan latar belakang penyebab terjadinya revolusi Rusia,
kecuali....
A. Pemerintahan Tsar Nikolas II yang tidak disukai oleh rakyat
B. Duma (parlemen) yang tidak berfungsi dengan baik
C. Adanya perbedaan kehidupan yang mencolok antara bangsawan dan
rakyat
D. Penghargaan tuan tanah terhadap buruh sangat rendah
E. Kemenangan Rusia dalam perang Rusia-Jepang
2. Program partai Sosialis Demokrat yang dipimpin oleh George Plekhanov
kecuali ….
A. Persamaan dalam hukum
B. Kemerdekaan pers
C. Membatasi kehidupan politik
D. Kebebasan berkumpul serta perbaikan nasib buruh dan petani
E. Kebebasan berbicara
3. Golongan Mensyewik (social-demokrat) dipimpin oleh ….
A. Tsar Nicholas II
D. Karl Marx
B. Vladimir Ulynov (Lenin)
E. Mancheviks
C. George Plekhanov
4. Perhatikan pernyataan berikut ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
1. Tanah dibagi-bagikan kepada para petani
2. Buruh menyita pabrik-pabrik
3. Pemerintah membagi bahan-bahan makanan
4. Melakukan penyerangan terhadap Jerman
5. Melipatgandakan utang piutang dari pemerintahan Tsar
Yang termasuk usaha perubahan pada pemerintahan Lenin adalah ….
A. 1, 2, 3
D. 2, 3, 5
B. 1, 2, 4
E. 3, 4, 5
C. 2, 3, 4
5. Yang merupakan pemimpin kelompok berhaluan radikal revolusioner
adalah….
A. Tsar Nicolas
D.Vladimri Ulyanov(Lenin)
B. Karl Marx
E. George Plekhanov
C. J.J Reuseau
6. Berkembangnya industri di Rusia adalah berkat jasa dari ….
A. Tsar Nicholas I
D. Lenin
B. Sergey Witte
E. Stalin
C. George Plekhanov
7. Revolusi Rusia terjadi pada tahun….
A. 1717
D.1791
B. 1917
E. 1907
C. 1971
8. Salah satu dampak dari Revolusi Rusia bagi Indonesia adalah ….
A. Munculnya paham liberalisme
B. Adanya kesadaran akan hak asasi manusia
C. Munculnya paham komunisme
D. Munculnya paham demokrasi
E. Munculnya paham nasionalisme
9. Runtuhnya komunisme di Rusia akibat dari politik glasnost dan perestroika
dari ….
A. Mikhail Gorbachev
D. Lenin
B. Sergei Witte
E. Stalin
C. Yuri Gagarin
10. Revolusi Februari 1917 berhasil menggulingkan pemerintahan Tsar Nicolas II.
Peristiwa tersebut memunculkan pemimpin baru Rusia, yaitu ….
A. Karensky
D. Vladimir Lenin
B. George Pleknanov
E. Joseph Stalin
C. Plekhanou
11. Negara tempat lahir revolusi Industri adalah....
A. Amerika
D. Jerman
B. Rusia
E. Perancis
C. Inggris
12. Faktor pendorong lahirnya revolusi Industri adalah ....
A. Perang salib yang mendorong perkembangan perdagangan
B. Inggris memiliki banyak pedagang dan pemodal besar
C. Inggris memiliki banyak jajahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
D. Banyak cendikiawan yang berdatangan ke Inggris untuk penelitian
E. Inggris kaya akan sumber daya alam
13. Raja bertindak absolut sehingga semua permintaan dituruti Salah satu
penemuan baru di bidang teknologi yang mendorong lahirnya revolusi
industri di Inggris adalah penemuan mesin uap. Penemu alat tersebut adalah....
A. Thomas Neucomen
D. James Watt
B. Thomas Alva Edison
E. Marconi
C. Edmund Cartwright
14. Yang dimaksud dengan Gilda adalah ....
A. Persekutuan industri manufaktur
B. Perlindungan usaha dagang
C. Persekutuan industri rumah tangga
D. Perlindungan industri rumah tangga
E. Persekutuan industri individual
15. Tujuan berdirinya Hansa adalaah ....
A. Melindungi persaingan dagang antar anggota
B. Melindungi usaha dan perdagangan bersama
C. Melindungi keamanan pekerja pabrik
D. Mendapatkan pengakuan pemerintah
E. Menghindari intervensi negara lain
16. Dibawah ini yang merupakan ciri-ciri industri manufaktur adalah ....
A. Tempat kerja terpisah dari rumah
B. Tempat pemasaran terpisah dari rumah
C. Tempat kerja dihalaman belakang rumah
D. Tempat kerja dibangun di industrial estate
E. Pengusaha memiliki modal yang sangat besar
17. Perkembangan era revolusi industri dapat diruntut melalui tiga tahap
perkembangan, yakni....
A. Industri hulu, industri hilir, industri kota
B. Industri kecil, industri sedang, industry besar
C. Industri domestik, industri asing, industri dunia
D. Industri hulu, industri manufaktur, industri rumahan
E. Industri domestik, industri manufaktur, industri fabrikan
18. Salah satu dampak revolusi industri bidang ekonomi adalah ….
A. Terjadinya urbanisasi besar-besaran
B. Kota industry penuh dengan buruh
C. Perkembangan pahan liberalism
D. Munculnya pertentangan majikan-buruh
E. Berkembangnya paham imperalisme
19. Berikut merupakan dampak revolusi industri di bidang ekonomi, kecuali ....
A. Upah buruh murah
B. Harga barang murah
C. Pelayaran dan perdagangan dunia maju
D. Muncul pertentangan kaum buruh dengan borjuis
E. Carnival of Crime
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
20. Akibat dari revolusi industri adalah timbulnya kesenjangan antara golongan
pemilik modal dengan buruh. Kaum pemilik modal semakin kaya dan buruh
semakin miskin, hal tersebut mendorong lahirnya paham ....
A. Komunisme
D. Sosialisme
B. Egalitariansme
E. Liberalisme
C. Utopisme
21. Carnival of Crime adalah dampak negatif revolusi industri di bidang ....
A. Sosial
D. Budaya
B. Politik
E. Ideologi
C. Ekonomi
22. Salah satu dampak di bidang sosial revolusi industri bagi Indonesia adalah ....
A. Dihapuskannya sistem sewa tanah
B. Dihapuskannya kerja rodi
C. Monopoli garam dan minuman keras
D. Munculnya distrik
E. Kebebasan menanam tanaman ekspor
23. Penerapan sistem sewa tanah yang dilakukan Raffles dari dampak revolusi
industri merupakan dampak dibidang ....
A. Ekonomi
D. Politik
B. Sosial
E. Ideologi
C. Budaya
24. Salah satu pengaruh revolusi industri di indonesia adalah berkembangnya
liberalisme. Tujuan utama penerapan liberalisme adalah....
A. Menyejahterakan masyarakat dan meningkatkan daya beli
B. Menghilangkan bentuk-bentuk feodal dalam masyarakat
C. Membuktikan bahwa Inggris adalah penjajahyang baik
D. Membuat barang-barang ekspor perkebunan berkembang
E. Memudahkan pengawasan daerah oleh pemerintahan pusat
25. Berikut ini merupakan dampak revolusi industri di Indonesia dalam bidang
politik, kecuali….
A. Munculnya distrik-distrik
B. Sistem feodal digantikan pemerintahan kolonial
C. Munculnya monopoli pemerintahan
D. Bupati diangkat sebagai pegawai dibawah pemerintahan pusat
E. Sistem turun-temurun dihapuskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II
1.E
11. C
21.A
2.C
12. A
22.B
3.C
13. D
23.A
4.A
14. C
24.A
5.D
15. B
25.C
6.A
16. C
7.B
17. E
8.C
18. D
9.A
19. E
10.A
20. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 6
Kisi-kisi Instrumen Motivasi
KISI-KISI MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA
Komponen Sikap
No
1.
Variabel
Indikator
Kognitif
Afektif
Konatif
Total
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
1
2
3
4
5
6
6
Perhatian
7
8
9
10
11
12
6
Inisiatif
13
14
15
16
17
18
6
Komitmen
19
20
21
22
23
24
6
Kepuasan
25
26
27
28
29
30
6
5
5
5
5
5
5
30
Prosentase
Motivasi
merupakan
Antusias
penggerakkan (daya
dorong suatu
keinginan)
seseorang (peserta
didik) untuk
melakukan sesuatu,
dalam hal ini adalah
belajar. Sehingga
membuat peserta
didik menjadi
mempuanyai
keingin untuk
belajar.
TOTAL
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 7
Instrumen Motivasi
ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH
Nama
: ………………………………………………………………
No Absen
: ………………………………………………………………
Kelas/Semester: ……………………………………………............................
Asal Sekolah : ………………………………………………………………
Petunjuk Pengisian Angket
1. Bacalah baik-baik setiap butir pertanyaan dan seluruh alternatif jawaban
2. Pertimbangkanlah jawaban yang anda anggap sesuai dengan sikap anda
3. Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang anda pilih
4. Angket yang anda kerjakan ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai pada
raport dan dijamin kerahasiaan jawaban anda.
Keterangan :
SS
S
R
TS
STS
: Sangat setuju
: Setuju
: Ragu-ragu
: Tidak Setuju
: Sangat Tidak Setuju
Contoh pengerjaan:
No
1
No
Pernyataan
Saya sangat tertarik dengan Mata Pelajaran Sejarah
Pernyataan
1
Saya sangat tertarik membaca buku-buku sejarah
2
Saya sering menggangu teman ketika pelajaran sejarah
3
Membaca buku pelajaran sejarah mudah untuk saya
pahami
Ketika ulangan saya tidak pernah mendapat nilai yang
bagus
Saya tertarik membaca komik tentang sejarah
4
5
SS
√
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
6
Membaca buku pelajaran sejarah membuat saya bosan
7
Saya selalu ingin membaca koran bertemakan sejarah
8
Saya lebih tertarik membaca buku-buku katalog fashion
dari pada artikel sejarah
Saya selalu mencatat penjelasan guru di kelas
9
10
11
12
Saya lebih baik diam mendengarkan dari pada mencatat
penjelasan guru
Saya punya inisiatif meringkas buku sejarah
19
Saya lebih tertarik mencoret-coret buku paket pelajaran
sejarah daripada mencatat hal-hal penting pelajaran
sejarah
Saya selalu membuat catatan tentang peristiwa penting
dalam sejarah
Saya selalu kesulitan menyusun karya ilmiah
bertemakan sejarah
Saya terdorong membeli buku-buku sejarah untuk
menambah pengetahuan
Saya sulit memahami arti penting penulisan buku-buku
sejarah.
Saya selalu membuat laporan perjalanan ke tempat
wisata sejarah
Saya mudah bosan menulis peristiwa-peristiwa tentang
sejarah
Saya tertarik menonton film yang berjudul “Soekarno”
20
Saya lebih tertarik menonton anime
21
Saya selalu menonton film-film bertemakan sejarah
22
23
Saya lebih puas menonton sinetron dari pada film
sejarah
Bagi saya film sejarah dapat memberikan ispirasi
24
Bagi saya film sejarah membosankan
25
Saya lebih puas mendengarkan penjelasan guru dari
pada penjelasan teman
Bagi saya penjelasan guru tentang sejarah
membosankan
Saya selalu ingin tahu cerita-cerita mengenai sejarah
13
14
15
16
17
18
26
27
28
29
30
31
Saya lebih tertarik mendengarkan cerita-cerita
menghibur
Saya selalu mendengarkan teman berbicara di depan
kelas
Saya sering berbicara dengan teman ketika pelajaran
sejarah berlangsung
Saya pernah mengunjungi Candi Prambanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
32
33
34
45
46
Saya tidak banyak mengetahu tempat bersejarah di
Yogya
Saya tertarik mengunjungi berbagai tempat bersejarah
di daerah saya
Mengunjungi objek wisata sejarah membuang-buang
waktu saya.
Saya selalu tertarik mengunjungi pameran sejarah
47
Saya lebih tertarik menonton ke bioskop dari pada
pameran sejarah
Saya selalu berusaha mengikuti seminar tentang sejarah
38
Seminar sejarah hanya membuang-buang waktu saja.
39
Saya punya inisiatif untuk menambah pengetahuan
dengan mengunjungi museum sejarah
Pergi ke museum hanya membuang waktu
40
41
42
43
44
45
46
Saya terdorong membuat mading tentang sejarah di
sekolah
Saya lebih tertarik membuat mading olah raga
khususnya sepak bola dibandingkan membuat mading
tentang sejarah
Saya terdorong membuat video dokumenter sejarah
Saya lebih tertarik berfoto selfie di tempat-tempat
sejarah
Saya pernah membuat kliping tentang sejarah
47
Saya lebih tertarik membuat kliping artis-artis idola
daripada kliping tentang sejarah
Saya pernah menulis artikel tentang sejarah
48
Bagi saya menulis artikel sejarah sangat menyulitkan
49
Saya sangat bersemangat membuat puisi tentang
sejarah
Bagi saya menulis puisi romantic lebih menyenangkan
dari pada puisi sejarah
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 8
Daftar Hadir siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 9
Lembar Jawab Siswa
Nama
:
No. Absen :
Kelas
:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
Nilai
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 10a
Analisis Butir Item Motivasi Pra Siklus.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
1
2
3
DY
2
2
2
FCH
4
4
3
UDP
2
4
2
DPI
1
4
2
AP
3
2
3
AK
3
5
2
FS
3
4
5
FMR
2
3
3
GEDL
2
2
2
JRP
3
4
4
EGP
2
4
3
KILP
2
3
3
MMS
4
4
4
NAD
3
5
3
PK
3
2
3
RV
1
5
2
WR
3
5
3
AJP
3
2
3
ARW
2
3
2
AP
2
4
2
AN
2
5
1
CBAK
2
4
2
EDSS
3
4
3
END. BR. S 1
4
2
NN
3
4
3
RIM
1
2
3
SB
3
5
3
TH
3
4
3
AGNW
4
2
2
WRS
3
3
2
r
0.300 -0.014 0.540
t
1.662052 -0.07292 3.39162
Sig
0.90
* 0.995
4
2
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
3
4
5
4
3
3
4
4
2
4
4
5
3
4
5
4
3
0.250
1.3679
0.90
5
2
4
3
2
2
3
5
2
2
4
3
2
4
2
3
2
2
5
2
1
1
2
3
1
3
1
3
3
3
2
0.530
3.3111
0.99
6
2
2
3
5
3
4
4
4
4
4
4
2
2
4
4
5
2
3
3
4
4
4
4
4
2
3
3
4
2
3
0.021
0.11086
*
7
3
4
2
3
1
3
3
2
4
5
3
2
4
2
5
2
2
3
2
5
3
4
5
2
5
3
3
4
2
3
0.450
2.6699
0.99
8 9
3 2
4 4
4 2
4 2
2 2
4 2
4 5
4 2
2 5
4 4
2 2
4 2
5 5
3 3
1 4
5 2
2 2
5 3
4 2
4 3
5 3
2 4
4 5
4 2
1 1
4 3
3 1
2 4
4 2
2 3
0.273 0.711
1.5045 5.3451
0.90 0.995
10
3
5
3
1
2
4
4
3
5
5
2
3
5
2
2
2
4
4
3
2
4
2
4
2
3
2
2
2
2
2
0.749
5.9766
0.99
11
3
5
3
3
3
4
5
3
5
4
3
3
4
2
4
2
2
4
2
3
3
2
5
3
3
5
3
2
2
4
0.743
5.87162
0.99
12
4
5
3
5
5
5
4
4
4
5
5
4
2
4
4
4
5
4
4
5
5
2
4
5
5
4
4
5
5
4
-0.102
-0.5427
*
13
3
5
3
3
4
2
5
2
4
4
5
2
5
3
4
2
3
5
2
3
3
4
5
3
4
2
2
3
5
2
0.594
3.9081
0.99
14
3
4
3
3
3
2
4
3
4
5
2
3
5
2
2
4
5
4
3
2
2
2
4
4
4
4
3
2
2
3
0.616
4.138
0.995
15
3
5
2
1
4
4
3
2
5
4
3
2
2
2
4
2
2
5
2
2
3
4
3
2
3
2
3
3
4
4
0.355
2.0111
0.975
16
3
4
3
2
3
3
4
4
5
5
3
4
3
3
2
4
3
4
3
4
2
2
4
4
4
3
3
2
2
3
0.596
3.9257
0.995
17
2
5
3
3
2
2
5
2
5
4
4
2
4
3
3
2
2
5
3
3
3
2
3
4
5
5
3
3
2
3
0.695
5.1129
0.995
SKOR PERNYATAAN MOTIVASI PRA SIKLUS
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
2
3
1
3
4
2
3
2
3 2 2
4
5
4
5
4
5
4
5
5 5 5
3
2
4
2
5
2
5
3
3 2 3
2
3
1
2
4
1
5
1
5 2 2
4
3
4
4
4
2
4
3
4 3 2
4
2
5
4
5
2
4
2
4 3 2
4
5
4
3
4
5
4
5
4 5 4
4
2
4
2
4
2
4
2
4 2 4
5
5
4
5
5
5
5
5
5 5 5
3
2
3
4
5
4
5
4
3 4 5
3
2
4
3
2
2
3
1
4 3 2
4
2
4
2
4
2
4
2
4 2 4
4
5
4
5
4
5
4
5
4 3 4
4
2
4
3
4
2
4
2
4 2 4
2
2
4
4
2
2
2
2
2 2 2
4
2
4
2
4
2
4
2
4 2 2
3
1
5
1
5
1
5
3
5 5 4
4
4
4
3
4
4
4
4
3 4 3
3
2
1
2
4
1
4
1
4 2 3
2
3
3
3
3
2
4
1
4 2 3
5
1
5
3
5
1
1
1
5 1 5
2
4
2
4
3
4
3
2
4 2 2
4
5
4
5
4
5
4
5
4 5 4
4
2
3
2
5
2
4
2
4 2 3
2
5
1
3
5
2
3
3
4 3 2
3
3
5
1
5
1
3
2
3 1 1
3
2
4
3
4
1
4
2
4 2 2
2
2
3
2
2
2
3
2
2 2 3
3
4
2
4
5
2
4
2
2 2 2
2
2
3
2
2
2
3
2
3 2 2
0.511 0.653 0.340 0.544 0.296 0.825 0.268 0.854 0.246 0.735 0.575
3.14503 4.56455 1.91521 3.43103 1.63982 7.7251 1.4722 8.70152 1.3427 5.728 3.7215
0.99 0.995 0.95 0.995 0.95 0.995 0.90 0.995 0.90 0.995 0.99
29
3
4
2
3
2
2
3
2
5
4
2
2
5
4
3
2
1
4
4
5
5
4
5
4
3
4
2
4
2
2
0.555
3.5301
0.995
30
3
3
3
3
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
2
3
5
3
3
4
5
4
4
4
4
5
4
4
2
3
0.346
1.9496
0.95
31
2
4
1
1
2
1
5
2
5
4
1
2
5
1
1
1
1
3
1
2
1
2
5
1
1
4
1
2
2
2
0.859
8.8802
0.995
32
4
3
3
5
4
2
4
4
5
5
5
4
4
2
3
5
5
3
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
2
2
0.168
0.9019
0.80
33 34 35
2 4 2
4 3 4
1 4 2
1 5 2
2 4 2
2 5 3
5 4 5
2 4 2
2 5 5
4 5 4
2 5 3
2 4 2
5 4 5
3 5 1
2 4 3
1 5 2
2 4 2
5 4 5
2 4 3
1 4 4
1 5 2
2 4 2
3 4 5
1 4 4
2 5 3
4 5 3
2 4 3
1 4 4
2 2 4
2 4 3
0.735 0.114 0.731
5.7442 0.6046 5.66427
0.995
* 0.995
36
4
3
3
4
2
2
4
4
5
5
2
4
4
3
2
3
2
3
1
3
4
4
4
3
1
5
3
3
2
1
0.529
3.2943
0.995
37
3
4
3
2
4
3
3
3
4
4
4
3
5
3
4
3
3
4
3
3
3
2
5
3
5
5
3
3
4
4
0.485
2.93188
0.995
38
4
3
3
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
4
0.101
0.5374
*
39
1
4
2
1
1
1
5
2
4
4
4
2
2
3
2
2
2
4
2
2
1
2
5
2
3
5
3
2
2
4
0.628
4.273
0.995
40
4
3
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
4
5
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
5
3
0.066
0.3494
*
41
3
4
3
3
2
3
5
2
5
4
3
2
5
3
4
2
3
5
2
3
3
2
3
3
3
5
4
3
2
2
0.771
6.41167
0.995
42
4
3
3
4
3
3
4
3
3
5
3
3
4
4
4
4
5
5
1
4
4
4
4
4
5
5
1
4
2
2
0.403
2.33
0.99
43
3
4
2
3
3
4
3
3
4
4
4
3
5
3
3
2
2
4
3
2
3
2
5
2
4
5
3
2
4
2
0.612
4.0958
0.995
44
2
3
3
4
2
2
4
2
5
3
2
2
4
2
2
2
1
5
2
5
1
4
4
5
1
5
2
4
2
2
0.532
3.322
0.995
45
3
3
1
1
1
1
5
2
5
4
1
2
3
2
2
2
1
4
2
2
2
2
5
1
1
5
3
2
2
3
0.718
5.45176
0.995
46
4
3
3
5
3
5
4
4
4
3
3
4
3
5
2
5
4
4
3
4
5
4
4
5
5
5
3
4
2
3
0.080
0.4248
*
47
4
3
2
1
2
2
3
2
5
2
1
2
4
3
2
2
2
5
3
4
2
2
2
3
4
1
3
1
2
2
0.439
2.5836
0.99
48
2
3
3
3
4
4
4
3
5
3
4
3
3
5
3
3
2
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
5
2
0.248
1.35334
0.90
49
3
3
4
4
3
3
5
2
4
3
3
2
4
3
4
3
4
5
3
2
2
2
3
4
3
5
3
3
4
2
0.431
2.53053
0.99
50
3
4
3
4
4
5
5
4
4
4
3
4
3
5
5
3
5
4
1
4
5
4
3
5
2
5
2
2
2
2
0.319
1.77834
0.96
Jlm
138
197
140
144
148
159
210
147
215
200
149
145
204
157
144
146
154
199
130
157
157
146
204
158
161
175
146
146
139
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 10b
Analisis Butir Item Motivasi Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
1
DY
1
FCH
2
UDP
2
DPI
5
AP
4
AK
3
FS
3
FMR
3
GEDL
5
JRP
3
EGP
5
KILP
3
MMS
4
NAD
5
PK
5
RV
5
WR
5
AJP
5
ARW
5
AP
4
AN
5
CBAK
4
EDSS
5
END. BR. S 5
NN
5
RIM
4
SB
4
TH
4
AGNW
5
WRS
5
r
0.51779
t
3.20266
Sig
0.995
2 3
4 5
3 4
5 4
4 5
5 4
4 3
4 5
4 5
5 3
3 4
5 5
3 4
3 4
5 5
5 5
3 4
5 4
5 5
5 5
3 5
5 5
5 5
5 4
5 5
4 4
3 5
5 5
3 3
5 5
5 5
0.38542 0.2676
2.21018 1.4698
0.975 0.90
4 5
5 5
5 4
5 4
4 5
5 4
4 3
4 3
4 3
5 4
4 4
5 4
5 4
5 4
5 5
5 4
4 5
4 4
5 5
5 5
4 5
5 4
4 3
4 3
5 5
5 4
4 4
5 5
4 5
5 5
5 5
0.126 0.15006
0.6722 0.80313
0.75 0.80
6
7 8 9
10
5
5 5 5
5
5
4 3 4
4
5
4 5 4
5
4
5 4 5
5
5
4 4 4
4
4
5 3 4
5
4
5 4 3
4
4
5 4 3
4
3
4 5 4
5
3
4 5 4
5
5
5 4 5
4
5
2 4 4
2
3
4 5 4
3
5
5 5 5
5
5
4 5 4
5
4
4 4 5
3
4
5 4 4
4
4
4 4 5
4
4
4 5 5
2
4
4 4 5
5
4
3 4 4
4
4
5 5 5
5
3
3 3 3
4
5
4 4 4
4
4
5 4 4
34
5
5 5 5
5
5
5 4 5
5
4
5 4 5
4
5
5 5 4
4
5
5 5 5
4
-0.1069 -0.0324 0.0676 -0.06189 0.278499
-0.56892 -0.1715 0.3586 -0.32811 1.534386
*
* *
* 0.95
11
12 13
5
5
5
5
4
3
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
3
4
5
4
3
5
4
5
4
5
4
4
5
4
5
5
2
2
4
2
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
3
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
5
3
4
5
5
4
5
5
4
5
3
4
5
0.11216 0.1915698 0.2405
0.59727 1.0328208 1.311
0.80 0.80 0.90
14 15
5
2
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
2
5
3
4
5
4
5
4
4
2
3
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
3
4
3
4
4
5
5
3
4
4
3
2
3
4
5
5
5
4
3
-0.02339 0.385002
-0.12381 2.207394
* 0.975
16 17 18
2
2
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
2
3
4
5
4
3
2
5
5
5
5
4
3
5
4
3
4
5
5
5
3
5
5
4
3
4
3
4
3
4
4
5
3
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
2
4
5
5
5
5
2
3
5
4
3
5
5
4
3
4
3
3
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
0.07195 0.17222 -0.0614
0.38173 0.925126 -0.32549
* 0.80
*
19
2
5
5
5
3
4
3
2
4
4
3
1
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
3
4
5
5
5
3
0.43846
2.58148
0.99
SKOR PERNYATAAN MOTIVASI SIKLUS I
20 21 22 23 24 25 26
3 2
3
2
2
2 2
4 3
4
3
4
5 4
5 5
4
3
3
4 5
5 5
5
5
4
4 4
4 5
5
5
5
6 5
3 2
1
2
3
4 5
4 5
4
4
4
4 4
3 4
3
2
3
4 5
3 3
5
5
5
4 3
3 4
3
4
3
4 3
5 3
4
5
4
5 4
5 2
5
2
5
2 4
5 4
5
4
5
4 4
4 3
4
5
4
3 4
3 4
4
4
4
4 4
5 2
5
5
4
5 4
4 4
4
3
4
4 4
4 4
3
3
5
4 4
4 4
5
5
5
5 5
3 4
4
4
4
4 4
4 5
5
5
5
5 4
4 5
5
5
5
5 4
5 4
5
4
4
4 5
3 4
3
4
3
4 3
3 3
3
5
5
5 5
3 3
4
3
4
3 4
2 5
4
5
4
3 5
4 5
4
5
4
3 2
4 4
4
5
4
4 4
4 5
4
3
4
5 4
0.0462 0.49067 0.28576 0.5835 0.33534 0.45325 0.2341
0.2445 2.97977 1.57787 3.80188 1.88353 2.69063 1.2744
0.60 0.995 0.95 0.995 0.90 0.995 0.90
27
3
3
4
4
4
4
5
4
4
4
5
2
4
5
5
5
3
4
5
4
5
5
5
4
5
4
3
3
5
3
0.467
2.797
0.99
28 29 30 31
3
3
3 4
4
5
4 3
3
3
4 5
3
2
2 4
3
3
5 3
5
4
5 3
4
4
5 5
5
4
3 4
3
4
4 4
5
4
5 5
4
5
4 5
5
4
5 5
4
4
4 4
4
3
4 5
4
5
4 5
5
5
5 5
3
4
4 4
4
4
3 4
5
5
5 5
4
4
5 5
5
5
5 4
4
5
5 5
5
5
5 5
4
4
4 4
5
5
5 5
4
5
3 2
4
5
4 3
4
3
4 5
4
5
4 5
4
5
4 3
-0.1348 0.19517 0.12461 0.36048
-0.7201 1.05301 0.66455 2.04496
* 0.80 0.75 0.975
32
3
4
6
3
3
4
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
4
5
5
4
5
4
5
2
3
5
5
4
4
0.09137
0.48549
0.75
33
4
5
4
3
4
3
5
4
5
5
5
4
4
4
5
4
4
5
5
5
4
3
3
5
2
3
3
5
5
3
0.0914
0.4855
0.75
34
3
4
3
3
4
4
5
3
5
5
3
4
4
3
5
4
5
5
5
5
4
2
4
5
4
4
4
5
2
4
0.0595
0.3154
0.60
35
3
3
5
3
4
3
5
3
5
5
2
4
4
2
5
4
4
4
3
5
4
3
5
5
2
4
5
3
4
3
0.34477
1.94349
0.975
36
5
4
5
4
5
3
5
3
5
5
3
4
4
3
5
4
4
4
2
4
4
4
4
5
3
3
5
3
5
3
0.3854
2.2097
0.975
37
5
5
5
4
5
3
5
4
3
5
3
4
2
2
3
4
4
4
2
4
4
5
5
5
4
3
5
3
5
5
0.23419
1.27466
0.90
38 39
5 5
5 5
5 5
4 4
5 5
3 4
5 5
5 4
4 4
5 5
3 4
4 4
4 5
4 3
5 4
4 5
4 4
3 5
3 2
4 4
4 4
4 3
4 4
5 5
3 3
3 3
5 5
3 3
2 5
4 3
0.0444 0.21337
0.2353 1.15567
* 0.80
40
5
4
3
4
5
4
5
5
4
4
5
4
5
2
5
5
5
5
3
4
5
4
4
4
3
3
4
3
4
4
0.1668
0.90
0.80
41
5
1
3
5
5
5
4
5
4
3
4
5
5
3
5
5
5
5
2
5
4
5
4
4
3
5
5
3
5
3
0.09421
0.50072
*
42 43 44 45
5 5
5
2
5 4
5
2
5 6
3
3
5 5
5
5
4 5
2
1
4 5
4
3
3 5
5
5
5 3
4
5
4 4
5
5
3 4
4
4
3 2
3
5
5 5
5
5
5 5
5
5
4 3
2
3
4 4
4
5
4 4
5
4
5 5
5
5
4 5
5
5
3 4
2
3
5 5
5
5
3 3
4
4
4 4
4
5
4 4
4
5
4 4
4
5
3 3
3
4
3 4
3
4
5 5
5
5
3 3
4
3
4 4
4
5
3 3
4
3
0.011 0.0606 0.07339 0.44488
0.0583 0.3214 0.38938 2.6285
* 0.60
* 0.99
Jlm
168
181
195
195
189
167
191
179
188
186
187
172
187
181
200
194
194
195
184
197
195
194
187
194
201
172
196
177
199
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Lampiran 10 c
Analisis Butir Item Motivasi Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
1
2
3
DY
5
3
5
FCH
5
4
5
UDP
4
4
4
DPI
5
4
5
AP
3
3
3
AK
5
5
5
FS
5
4
5
FMR
5
5
4
GEDL
4
4
5
JRP
5
4
4
EGP
4
4
5
KILP
5
4
5
MMS
4
5
4
NAD
5
5
4
PK
5
5
4
RV
4
4
4
WR
4
4
5
AJP
5
4
5
ARW
3
5
5
AP
4
5
5
AN
4
4
5
CBAK
5
5
5
EDSS
4
5
5
END. BR. S 4
5
5
NN
5
5
5
RIM
5
5
3
SB
4
5
5
TH
2
3
4
AGNW
4
5
4
WRS
5
5
4
r
0.197 0.2038 0.4762
t
1.06324 1.1013 2.8657
Sig
0.80 0.80 0.995
4
5
4
4
5
3
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
3
5
5
0.1222
0.6518
0.75
5
5
3
4
5
3
4
3
5
5
4
5
4
3
5
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
4
4
4
4
4
0.4654
2.7822
0.995
6
5
4
4
4
3
4
4
5
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
5
3
5
4
5
5
0.0892
0.4739
0.70
7 8
9 10
5 3
4
4
5 4
3
4
5 5
5
5
4 4
5
5
3 3
4
3
5 5
5
5
3 4
3
5
4 4
4
5
5 4
5
4
5 5
5
4
4 4
4
4
5 4
5
5
5 5
5
5
5 5
3
3
4 5
5
5
4 3
4
5
4 4
5
4
5 4
4
4
5 4
5
4
5 4
4
5
5 4
5
4
5 4
5
4
5 4
5
4
4 4
4
5
5 5
5
5
3 4
5
5
4 5
4
5
4 4
5
5
4 3
4
5
5 5
5
3
0.345 0.296 0.4011 0.183
1.946 1.6398 2.3173 0.985
0.95 0.95 0.99 0.80
11
4
5
5
5
4
3
3
5
4
4
4
5
5
3
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
0.375
2.142
0.95
12
4
4
5
5
5
3
5
5
4
5
3
4
3
5
4
4
5
5
5
4
4
4
4
5
5
3
3
5
3
5
0.346
1.95
0.95
13
3
4
5
5
4
3
3
4
5
4
5
4
4
3
4
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
3
4
5
4
4
0.476
2.866
0.995
14
4
4
5
5
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
5
4
5
5
4
3
5
5
3
0.5202
3.223
0.995
15
4
4
4
4
4
3
3
5
4
3
3
3
4
5
4
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
5
4
2
5
4
0.209
1.133
0.90
16
4
4
4
4
5
3
5
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
5
5
4
5
5
5
0.059
0.313
0.60
17
4
4
4
4
4
4
5
5
5
3
3
3
3
3
4
4
5
5
5
4
4
5
5
4
5
4
3
5
5
4
0.321
1.792
0.95
18
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
2
4
5
4
4
5
5
3
4
3
4
5
0.116
0.616
0.75
19
5
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
3
3
3
5
3
4
4
4
4
4
4
5
4
5
3
5
5
4
4
0.221
1.197
0.90
SKOR PERNYATAAN MOTIVASI SIKLUS II
20 21 22 23 24 25 26
4 5
4
5 4
4
4
4 4
4
5 4
5
4
4 4
4
4 4
4
5
5 5
5
5 5
5
5
5 4
5
4 5
4
5
5 5
5
5 5
5
5
4 5
4
5 4
5
4
4 5
4
5 4
5
4
4 4
4
4 4
4
5
5 3
5
5 5
4
5
5 5
5
5 5
4
4
5 4
5
4 5
4
5
5 3
5
4 4
3
4
5 3
5
3 5
5
5
5 4
5
4 5
4
5
3 3
4
2 5
5
5
4 5
5
5 4
5
5
4 4
5
4 5
4
5
4 4
4
5 5
5
5
4 4
4
4 4
4
4
5 4
4
4 4
4
5
4 5
4
4 4
5
4
5 5
5
5 5
5
5
5 4
5
4 5
4
5
4 5
4
5 4
5
5
4 5
5
4 3
3
4
4 5
4
5 4
5
4
5 5
5
5 5
5
5
4 3
4
5 4
5
4
3 4
5
4 5
4
3
0.082 0.231 -0.04014 0.071 0.0941 0.153 0.4617
0.435 1.259 -0.21256 0.378 0.5003 0.818 2.754
* 0.90
* 0.60 0.70 0.80 0.995
27 28 29
4
4 4
5
4 3
4
4 5
5
4 4
4
5 4
5
5 5
5
4 5
5
4 5
4
5 5
4
5 5
4
3 4
4
4 5
5
4 5
5
4 5
4
5 4
2
5 5
5
4 5
4
5 5
5
4 5
4
5 5
4
4 4
4
4 5
4
4 4
4
5 4
5
5 5
5
5 4
5
5 5
5
5 5
4
4 4
4
5 4
0.004 -0.059 0.252
0.0214 -0.31 1.376
0.60
* 0.80
30
4
4
5
4
5
5
4
3
4
5
4
5
5
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
5
5
3
5
4
5
3
0.2039
1.1022
0.80
31
4
5
5
4
4
5
5
4
5
4
3
5
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
3
5
4
5
4
0.21
1.11
0.80
32
4
4
5
4
5
5
4
3
5
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
0.163
0.872
0.80
33
5
5
5
4
4
2
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
5
5
4
5
5
4
4
4
4
0.27
1.48
0.90
34
4
4
5
5
5
4
4
3
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
0.256
1.401
0.90
35
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
2
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
4
0.11
0.584
0.75
36
4
4
5
5
5
4
4
3
5
4
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
3
3
5
4
5
0.3871
2.2218
0.975
37
5
5
5
4
4
3
5
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
5
4
4
5
5
3
2
4
4
0.274
1.51
0.95
38
4
4
4
5
5
4
5
3
4
4
5
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
3
4
3
0.2967
1.6442
0.95
39
5
5
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
0.161
0.865
0.80
40
4
5
5
5
5
5
5
3
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
5
0.1597
0.8561
0.80
41
4
4
5
5
4
4
5
5
4
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
5
3
5
5
4
0.3711
2.1149
0.975
42
4
4
5
4
5
5
5
3
4
4
5
5
4
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
5
4
3
0.206
1.115
0.80
43
4
4
4
5
4
2
5
5
4
3
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
3
4
4
4
0.41
2.35
0.99
44
5
4
5
4
5
5
5
3
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
3
5
0.244
1.331
0.90
45
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
2
3
4
0.393
2.263
0.975
Jlm
192
190
205
205
186
196
197
194
198
197
198
199
194
194
204
195
203
204
202
198
200
205
205
202
221
190
188
192
188
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 11a
Analisis Butir Item Prestasi Siklus I
ANALISIS BUTIR SOAL SIKLUS I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
NAMA
DY
FCH
UDP
DPI
AP
AK
FS
FMR
GEDL
JRP
EGP
KILP
MMS
NAD
PK
RV
WR
AJP
ARW
AP
AN
CBAK
EDSS
END. BR. S
NN
RIM
SB
TH
AGNW
WRS
r
t
Sig
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
-0.015
-0.08
2
3
4
5
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0.055 -0.135 -0.1352 -0.281
0.291 -0.722 -0.7222 -1.547
*
*
*
* 0.90
NOMOR ITEM
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
-0.135 -0.135 0.1247 -0.012 0.417 0.743 0.244 0.3847 0.432 0.2707 0.5177 0.6851 0.48325 0.59 0.4987 0.8089 0.4608 0.1669 0.60305 0.6851
-0.722 -0.722 0.6649 -0.064 2.429 5.881 1.331 2.2053 2.537 1.4882 3.202 4.9761 2.92083 3.869 3.0443 7.2802 2.7476 0.8955 4.00031 4.9761
* 0.80 0.75
* 0.99 0,99
0.9 0.975 0.99
0.90
0.995 0.995
0.99
0.995 0.995 0.995 0.995
0.80
0.99
0.995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lampiran 11b
Analisis Butir Item Prestasi Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
NAMA
DY
FCH
UDP
DPI
AP
AK
FS
FMR
GEDL
JRP
EGP
KILP
MMS
NAD
PK
RV
WR
AJP
ARW
AP
AN
CBAK
EDSS
END. BR. S
NN
RIM
SB
TH
AGNW
WRS
r
t
Sig
ANALISIS BUTIR SOAL SIKLUS II
NOMOR ITEM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
-0.24 -0.24 -0.33 0.138 0.108 0.073 -0.33 -0.06 0.434 0.5656 0.36 0.29 0.5228 0.437 0.574 0.057 0.21
-1.28 -1.28 -1.86 0.735 0.572 0.389 -1.86 -0.34 2.551 3.6293 2.04 1.6 3.2449 2.569 3.707 0.303 1.16
*
*
* 0.75 0,57
* 0.90
* 0.975 0.995 0.975 0.90 0.995 0.99 0.995
* 0.90
18
19
20
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0.45 0.009 0.196
2.68 0.045 1.057
0.99
* 0.80
21
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0.26
1.44
0.90
22
23
24
25
Jlm
0
1
0
1
20
1
1
1
1
20
0
0
0
1
16
1
1
1
1
17
1
1
1
1
17
0
1
1
1
17
0
1
1
1
17
1
1
1
1
23
1
1
1
1
22
1
1
1
1
23
1
1
1
1
18
1
1
1
1
22
1
1
1
1
20
1
1
1
1
22
1
1
1
1
20
1
1
1
1
19
1
1
1
1
19
1
1
1
1
20
1
1
1
1
20
1
1
1
1
22
1
1
1
1
21
1
1
1
1
18
1
1
1
1
17
1
1
1
1
20
1
1
1
1
19
0
1
0
0
19
1
1
1
1
19
1
1
1
1
21
1
1
1
1
17
0
1
0
1
21
0.3085 0.337 0.11 0.051
1.7162 1.896 0.57 0.27
0,95 0.975
*
*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
FOTO KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Download