Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
6
BAB II
BAHAN RUJUKAN
2.1
Pengertian Manajemen
Untuk menjalankan suatu organisasi secara efektif dan efisien diperlukan
suatu proses yang disebut manajemen. Manajemen berasal dari kata to manage
yang artinya mengatur beberapa atau mengelola atau mengurus. Manajemen
mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh individu-individu
yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat. Dan dengan manajemen daya guna dan hasil guna
unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan.
Di bawah ini penulis akan memaparkan beberapa definisi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu sebagai berikut:
Definisi Manajemen menurut Williams, penterjemah oleh Napitupulu (2001:6):
“Manajemen adalah menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”
Definisi manajemen menurut Terry, and Franklin (2003:1);
“Management Is a Distinct Process Consisting of Controlling,
Performed to Determine and Accomplish Stated Objectives with the Use
of Human Being and Resources”.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
“Manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari pengendalian,
dilakukan untuk menentukan dan memenuhi sasaran hasil yang dinyatakan
dengan penggunaan manusia dan sumber daya lainnya”.
6
7
Definisi Manajemen menurut Robbins, dan Coulter, alih bahasa oleh Hermaya
dan Slamet (2004:6);
“Sebagai
proses
mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan
pekerjaan
sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif
dengan dan melalui orang lain”.
Dari beberapa definisi manajemen tersebut maka dapat dijelaskan bahwa
Manajemen adalah menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, dan suatu proses
yang terdiri dari pengendalian, dilakukan untuk menentukan dan memenuhi
sasaran hasil yang dinyatakan dengan penggunaan manusia dan sumber daya
lainnya. Dan sebagai proses mengkoordinasi kegiatan-kegiatan pekerjaan tersebut
terselesaikan secara efisien dan efektif.
2.2
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah bagian dari manajemen, dan
teori-teori manajemen umum yang menjadi dasar pembahasannya. Manajemen
Sumber Daya Manusia juga suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari
hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan, dengan demikian
yang dipelajari dari Manajemen Sumber Daya Manusia adalah masalah yang
berhubungan dengan tenaga kerja manusia sehingga terwujud tujuan perusahaan,
kepuasan karyawan dan masyarakat.
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu sistem yang terdiri
dari banyak aktivitas interdependen atau disebut saling terkait satu sama lain,
aktivitas ini tidak berlangsung menurut isolasi, yang jelas setiap aktivitas
mempengaruhi Sumber Daya Manusia lainnya. Sehingga Manajemen Sumber
Daya Manusia sangat penting keberadaannya bagi perusahaan dalam mengelola,
mengatur, dan mengurus.
Manajemen Sumber Daya Manusia dapat menciptakan efisiensi,
efektivitas, dan produktivitas perusahaan melalui Sumber Daya Manusia yang
efektif mengharuskan manajer atau pimpinan dapat menemukan cara yang terbaik
8
dalam mendayagunakan orang-orang yang ada dalam lingkungan perusahaan, agar
tujuan yang diinginkan dapat dicapai.
Manajemen Sumber Daya Manusia akan dapat lebih jelas diketahui dari
beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Ivancevich (2003:24)
sebagai berikut;
“Human resource management has been defined as the function or unit
in organization that facilitates the most effective utilization of human
resources to achieve the objectives of both the organization and the
employees”.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
“Manajemen sumber daya manusia didefinisikam sebagai fungsi atau unit
di dalam organisasi yang memudahkan pemanfaatan sumber daya manusia
yang paling efektif untuk mencapai tujuan antara para karyawan dan
organisasi”.
Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Dessler (2004:23)
adalah sebagai berikut;
“Manajemen Sumber Daya Manusia adalah bagian dari tanggung
jawab setiap manajer. Garis tanggung jawab ini termasuk
menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat, dan
kemudian memberikan orientasi, melatih, dan memberikan
kompensasi untuk meningkatkan prestasi pekerjaan orang tersebut”.
Dari beberapa definisi tersebut maka dapat dijelaskan, bahwa Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah sebagai fungsi atau unit di dalam organisasi yang
memudahkan pemanfaatan sumber daya manusia yang paling efektif untuk
mencapai tujuan yaitu antara para karyawan dan organisasi, dan Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah bagian dari tanggung jawab setiap manajer,
menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat kemudian memberikan
orientasi, melatih, dan memberikan kompensasi untuk meningkatkan prestasi pada
pekerjaan orang tersebut.
9
2.2.1 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia, menurut Simamora (2004:3739), yaitu terdiri dari;
1. Tujuan kemasyarakatan/sosial, yaitu agar organisasi bertanggung
jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan
masyarakat seraya meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap
organisasi.
2. Tujuan organisasional, yaitu sasaran (target) formal organisasi yang
dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya.
3. Tujuan fungsional, yaitu tujuan untuk mempertahankan kontribusi
departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
4. Tujuan pribadi, yaitu dari setiap anggota organisasi yang hendak
dicapai melalui aktivitasnya di dalam organisasi.
2.2.2
Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia
Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia diakui sangat menentukan
bagi terwujudnya tujuan, tetapi untuk memimpin unsur manusia ini sangat sulit
dan rumit, berikut ini peranan Manajemen Sumber Daya Manusia menurut
Hasibuan (2003:14-15).
Manajemen Sumber Daya Manusia mengatur dan menetapkan program
kepegawaian yang mencakup masalah-masalah sebagai berikut:
1) Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang
efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job
description, job specification, Job requirement, dan job evaluation.
2) Menetapkan
penarikan,
seleksi,
dan
penempatan
karyawan
berdasarkan asas the right man in the right place and the right man in
the right job.
3) Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan
pemberhentian.
10
4) Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada
masa yang akan datang.
5) Memperkirakan
keadaan
perekonomian
pada
umumnya
dan
perburuhan
dan
perkembangan perusahaan pada khususnya.
6) Memonitor
dengan
cermat
undang-undang
kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
7) Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
8) Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan.
9) Mengatur mutasi karyawan baik vertical maupun horizontal.
10) Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.
2.2.3 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi-fungsi Sumber Daya Manusia menurut Suharyanto dan Hadna
(2005:73), adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Pengadaan meliputi dua fungsi utama, yaitu:
a. Fungsi Perencanaan, dimaksudkan untuk menjamin bahwa
kebutuhan tenaga kerja bagi organisasi tetap terpenuhi secara
konstan dan dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
b. Fungsi Rekrutmen, Siagian mendefinisikan rekrutmen yang dikutip
oleh Suharyanto dan Hadna sebagai proses mencari, menemukan
dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu
organisasi.
2. Fungsi Seleksi dan Penempatan
Seleksi dan penempatan adalah tahap yang menentukan diterima
tidaknya seseorang dan kemudian diangkat pada posisi tertentu sesuai
bidang keahliannya. Jadi, fungsi seleksi dan penempatan adalah tahap
berikutnya dari fungsi pengadaan.
3. Fungsi Pengembangan dan Pemeliharaan
Pengembangan dan pemeliharaan adalah usaha-usaha yang dilakukan
oleh organisasi agar pegawai dapat meningkatkan keahliannya dengan
memperhatikan kebutuhan dan kepentingannya, baik dalam rangka
11
kebutuhan pribadi maupun kebutuhan dan kepentingannya. Perhatian
terhadap kebutuhan dan kepentingan pegawai ini dapat diharapkan
akan mendorong pegawai untuk mengabdikan dirinya secara
profesional bagi tercapainya tujuan organisasi.
4. Fungsi Pemberhentian Kerja
Fungsi pemberhentian kerja yaitu dengan mengembalikan karyawan
tersebut
kepada
masyarakat.
Ketika
keputusan
pemberhentian
diberlakukan kepada seorang karyawan maka berakhir sudah hak dan
kewajiban yang selama ini dimiliki karyawan pada organisasi tersebut.
Dengan kata lain, berakhir sudah keterikatan karyawan pada organisasi
atau sebaliknya.
2.3.
Pengertian Rekrutmen
Dalam suatu organisasi kualitas sumber daya menusia tergantung pada
kualitas calon-calon pekerja atau pelamar. Dan upaya untuk menemukan caloncalon pekerja yang berkualitas dan berprestasi harus dimulai dengan rekrutmen.
Kegiatan rekrutmen ini merupakan suatu hal penting dalam pengadaan tenaga
kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, sehingga dapat mencapai
tujuannya semaksimal mungkin. Proses rekrutmen berlangsung dimulai dari saat
mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar. Jika proses rekrutmen
dilaksanakan dengan tepat dan baik, maka hasilnya adalah adanya sekelompok
pelamar yang dapat memenuhi persyaratan.
Agar lebih jelas lagi dibawah ini penulis akan memaparkan beberapa
definisi rekrutmen, yaitu:
Definisi Rekrutmen menurut Byars, and Rue (2000:150) adalah sebagai
berikut;
“Recruiting is Process of seeking and attracting a pool of people from
which qualified candidates for job vancancies be chosen”.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
“Perekrutan adalah proses mencari dan menarik dari sekelompok orang
calon yang berkualitas dipilih untuk lowongan pekerjaan”.
12
Definisi Rekrutmen menurut Ivancevich (2003:210) adalah sebagai
berikut;
“Recruiting is the set of activities an organization uses to attrac job
candidates who have the abilities and attitudes needed to help the
organization achieve its objectives”.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
“Perekrutan adalah satuan aktivitas suatu organisasi menggunakan untuk
menarik calon kandidat pekerja siapa yang mempunyai kemampuan dan
sikap diperlukan untuk membantu organisasi mencapai sasaran hasilnya”.
Dari beberapa definisi tersebut maka dapat dijelaskan bahwa rekrutmen
adalah proses mencari dan menarik dari sekelompok orang calon yang berkualitas
dipilih untuk lowongan pekerjaan, dan satuan aktivitas suatu organisasi
menggunakan untuk menarik calon kandidat pekerja yang mempunyai
kemampuan dan sikap diperlukan untuk membantu organisasi mencapai sasaran
hasilnya.
2.3.1 Maksud dan tujuan Rekrutmen
Maksud dari rekrutmen adalah untuk mendapatkan persediaan sebanyak
mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan
yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pekerja yang dianggap
memenuhi standar kualifikasi organisasi”. Menurut Gomes (2002:105).
Sedangkan tujuan dari rekrutmen adalah serangkaian kegiatan yang
dimulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga kerja dan
membuka
lowongan
sampai
mendapatkan
calon
karyawan
yang
diinginkan/kualified sesuai dengan jabatan atau lowongan yang ada”. Menurut
Rivai (2004:160).
Dengan demikian maksud dan tujuan rekrutmen adalah menerima pelamar
sebanyak-banyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari
berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjaring calon karyawan dengan
kualitas tertinggi dari yang terbaik.
13
2.3.2 Tahap-Tahap dalam Proses Rekrutmen
Proses rekrutmen sangat penting karena kualitas sumber daya manusia
organisasi tergantung pada kualitas penarikannya, melalui perencanaan sumber
daya manusia dapat diketahui kesenjangan antara kebutuhan atau permintaan
tenaga kerja dengan ketersediaan tenaga kerja baik dari segi jumlah maupun mutu
atau kualifikasi. Adapun tahapan-tahapan dari proses rekrutmen, yaitu sebagai
berikut;
Penentuan Dasar Rekrutmen
Penentuan Sumber-Sumber Penarikan
Metode-Metode Penarikan
Kendala-Kendala Penarikan
Umumnya proses rekrutmen ini pada setiap perusahaan berbeda-beda
sesuai dengan prosedur pada tiap-tiap perusahaan dalam pelaksanaan rekrutmen,
kebijakan yang diambil oleh suatu perusahaan dapat berpengaruh langsung pada
pelaksanaan rekrutmen tenaga kerja. Hasibuan (2001:41).
2.3.3 Alasan-alasan Dasar Rekrutmen
Ada beberapa alasan yang mendorong suatu organisasi melakukan
rekrutmen pegawai, menurut Gomes (2002:105); “Rekrutmen dilaksanakan dalam
suatu organisasi karena kemungkinan adanya lowongan (vacancy) dengan
beraneka ragam alasan”, antara lain:
•
Berdirinya organisasi baru;
•
Adanya perluasan kegiatan organisasi;
•
Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru;
•
Adanya pekerja yang pindah ke organisasi lain;
14
•
Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak
dengan hormat sebagai tindakan punitif;
2.3.4
•
Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia yang pensiun;
•
Adanya pekerja yang meninggal dunia;
Persyaratan Rekrutmen
Dalam
pelaksanaan
rekrutmen,
sebelumnya
perusahaan
harus
memperhatikan persyaratannya, agar pelaksanaannya mencapai tujuan dengan
maksimal. Berikut ini berbagai persyaratan rekrutmen menurut Mc Kenna dan
Beech (2000:120), yaitu terdiri dari:
Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan ini dilakukan melalui proses analisis untuk mencari
hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang sekarang kosong.
Pendekatan ini sangat berguna dalam mendeskripsikan tugas-tugas
yang terdapat posisi yang kosong, dan menyoroti hubungan pelaporan
(pada atasan) dan bentuk hubungan lainnya (misalnya dengan rekan
sekerja). Dalam analisis pekerjaan juga terdapat kebiasaan untuk
meminta pegawai (job-holder) membuat catatan kerja harian sehingga
akan tersedia catatan tentang bagaimana para pekerja menggunakan
waktu kerja mereka. Pada saat melakukan analisis pekerjaan,
seseorang harus benar-benar memperhatikan kesesuaian pekerjaan
dipandang dari sudut kebutuhan organisasi sekarang dan yang akan
datang. Analisis pekerjaan memberikan informasi dasar yang
selanjutnya akan digunakan dalam merumuskan deskripsi pekerjaan
dan spesifikasi pekerjaan, misalnya, informasi mengenai tugas-tugas
yang dilakukan dan keahlian-keahlian dan atribut-atribut yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang baik.
Deskripsi pekerjaan
Deskripsi pekerjaan terdiri-dari pokok pekerjaan, tugas-tugas yang ada
didalamnya, tanggung jawab dan kondisi-kondisi. Deskripsi pekerjaan
15
merupakan dasar utama bagi sejumlah praktek sumber daya manusia
yang disusun dari seleksi yang akan berguna bagi pelatihan. Deskripsi
pekerjaan
tradisional
sekarang
menghadapi
tantangan
dengan
ditemukannya deskripsi pekerjaan yang fleksibel. Deskripsi pekerjaan
yang fleksibel normalnya berisi garis besar sifat tugas-tugas, dan
menyebutkan “Kompetensi” dan keahlian yang diperlukan oleh jobholder; tetapi deskripsi pekerjaan yang fleksibel ini tidak menyatakan
secara pasti sifat pertanggungjawaban mereka. Alasan adanya sifat
pertanggungjawaban pekerjaan yang bersifat open-ended ini adalah
untuk memberikan fleksibilitas jika suatu ketika tekanan atau arah
yang diambil organisasi berubah. Dengan melakukan pendekatan ini
diharapkan individu atau organisasi akan memanfaatkan fleksibilitas
dalam beradaptasi dengan situasi dan persyaratan kerja yang baru.
Kekakuan yang dipaksakan melalui penentuan sekumpulan tugas dan
tanggung jawab juga dihilangkan.
Spesifikasi pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan
informasi yang terdapat pada deskripsi pekerjaan untuk membantu
menggambarkan tipe seseorang yang sekiranya mampu menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan dalam pekerjaan dengan sukses.
Pendekatan tradisional untuk membantu praktek tersebut dalam
menyesuaikan
pelamar-pelamar
dengan
pekerjaan
perlu
memperhatikan tujuh poin perencanaan Rodger (1952), yaitu:
1. Fisik (kesehatan, penampilan);
2. Pencapaian tertentu (pendidikan, kualifikasi, pengalaman);
3. Pengetahuan umum (kemampuan intelektual);
4. Bakat khusus (keterampilan tangan, keahlian berhitung atau
komunikasi);
5. Hobi (kebudayaan, olahraga, dst.);
6. Karakter (ramah, dapat diandalkan, meyakinkan);
16
7. Keadaan tertentu (siap untuk kerja di mana saja, melakukan
perjalanan-perjalanan, dsb.).
Untuk melaksanakan tujuh poin perencanaan tersebut, terlebih dahulu
harus dilakukan karakter yang dipentingkan dan diperlukan pada setiap poin
diatas kriteria dan persyaratan kepribadian yang dibatasi, seperti harus
mempunyai karakter yang menyenangkan, dapat menyebabkan elemen menjadi
bias dalam proses, dan cenderung harus diperhatikan dengan hati-hati.
Fraser (1958) mengemukakan system penilaian lima tingkat terhadap
spesifikasi seseorang, yang dikutip oleh Mckenna (2000:122) yaitu:
1. Pengaruhnya terhadap yang lain (melalui fisik, penampilan, cara
berekspresi).
2. Kualifikasi yang dimiliki (pendidikan, pelatihan, pengalaman).
3. Bakat pembawaan (kecepatan memahami sesuatu, keinginan untuk
belajar).
4. Motivasi (penyusunan sasaran dan penentuan bagaimana cara
mencapainya).
5. Penyesuaian (tetap stabil dalam menghadapi tekanan, berhubungan
baik dengan yang lain).
Kenyataan utama yang harus diperhatikan adalah bahwa penyiapan
spesifikasi pekerjaan merupakan langkah yang sangat kritis dalam proses
rekrutmen karena seleksi memberi tahu kita mengenai bagaimana tipe orang yang
diperlukan untuk mengisi posisi yang lowong. Spesifikasi pekerjaan memberikan
tanda pada kualitas yang diinginkan dan kualifikasi penting yang tidak diperlukan
organisasi.
2.3.5
Sumber-Sumber Rekrutmen
Sumber-sumber Rekrutmen menurut Rivai (2004:162):
a. Dari sumber internal perusahaan, yakni SDM yang ditarik (diterima)
adalah berasal dari perusahaan/lembaga itu sendiri. Dengan cara ini
17
perusahaan mencari karyawan yang ada di dalam lingkungan sendiri
untuk ditempatkan pada posisi tertentu.
•
Keuntungan merekrut dari perusahaan
-
Tidak terlalu mahal
-
Dapat memelihara loyalitas dan mendorong usaha yang lebih
besar antara para karyawan perusahaan
•
Sudah terbiasa dengan suasana perusahaan sendiri
Kelemahan merekrut dari dalam perusahaan
-
Pembatasan terhadap bakat-bakat
-
Mengurangi peluang
-
Dapat meningkatkan perasaan puas diri.
Perekrutan dalam perusahaan dapat dilakukan melalui:
1) Penawaran terbuka untuk satu jabatan (job posting programs).
Rekrutmen terbuka ini merupakan sistem mencari pekerja yang
berkemampuan tinggi untuk mengisi jabatan yang kosong dengan
memberikan kesempatan pada semua karyawan yang berminat.
Semua karyawan yang berminat untuk mengisi jabatan itu
menyampaikan permohonan untuk mengisi seleksi intern.
2) Perbantuan pekerja (departing employees). Rekrutmen ini dapat
dilakukan melalui perbantuan pekerja untuk satu jabatan dari unit
kerja lain (pekerjaan yang sudah ada). Kemudian setelah selang
beberapa waktu lamanya, apabila pekerja yang diperbantukan
tersebut merupakan calon yang tepat, maka dapat diangkat untuk
mengisi jabatan yang kosong tersebut.
b. Dari sumber eksternal di dalam negeri perekrutan melalui:
1) Walk-in, dan Write-ins (Pelamar yang datang dan menulis lamaran
sendiri), walk-ins yaitu seseorang datang ke departemen SDM
untuk mengetahui lowongan pekerjaan yang sedang dicari,
sedangkan write-ins, yaitu pelamar menulis blanko pertanyaan
yang disediakan oleh perusahaan.
18
2) Rekomendasi dari karyawan (teman, anggota keluarga karyawan
perusahaan itu sendiri, atau karyawan-karyawan perusahaan lain).
Para
karyawan
perusahaan
dari
perusahaan
lain
bisa
merekomendasikan pencari pekerjaan kepada departemen SDM.
3) Pengiklanan (Suratkabar, Majalah, Televisi, Radio dan Media
lainnya). Pengiklanan sebagai suatu metode efektif yang cukup
untuk penarikan.
4) Agen-agen keamanan tenaga kerja negara. Melalui cara ini
perekrutan untuk posisi tertentu cukup efektif, terutama untuk jenis
pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu dan langka, terutama
yang berkaitan dengan pekerjaan yang berisiko tinggi dan pelamar
memerlukan keahlian tertentu yang sangat spesifik.
5) Agen-agen penempatan tenaga kerja. Agen penempatan biasanya
menyediakan pelayanan informasi pekerjaan melalui papan-papan
pengumuman, penerbitan-penerbitan secara periodik, web site, email yang berisi daftar lowongan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi tertentu berdasarkan pasar kerja.
6) Lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan yang menggunakan
tenaga kerja khusus yang menghasilkan SDM yang berkualitas dan
siap kerja.
7) Departemen tenaga kerja selalu menampung SDM yang mencari
pekerjaan dan menyalurkan ke perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan.
8) Tenaga-tenaga
professional
mencari
perusahaan.
Cara
ini
dilakukan biasanya hanya untuk menarik para pelamar yang
professional untuk jabatan-jabatan eksekutif atau pekerjaan khusus
yang memerlukan kemampuan tinggi.
9) Organisasi-organisasi profesi/keahlian. Organisasi ini terdiri dari
kumpulan tenaga-tenaga professional, seperti insinyur, akuntan,
pelatih, konsultan dan profesional lainnya.
19
10) Asosiasi-asosiasi pekerja. Biasanya serikat buruh memiliki data
tentang
daftar
orang-orang
yang
memiliki
keterampilan-
keterampilan tertentu yang dapat diandalkan.
11) Operasi-operasi militer. Banyak tenaga-tenaga terlatih yang berasal
dari dinas militer yang telah habis masa tugasnya dan menjadi
veteran. Mereka biasanya memiliki keterampilan yang dapat
diandalkan dalam bidang-bidang tertentu, seperti mekanik, pilot,
atau bidang pengamanan.
12) Program pelatihan kerja yang diselenggarakan pihak swasta
biasanya juga sebagai lembaga yang secara khusus menyediakan
jasa pelatihan tertentu.
13) Pekerja-pekerja sewaan. Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
SDM jangka pendek, perusahaan bisa menarik karyawan honorer
yang dibayar secara harian atau per-jam.
14) Open house. Orang di sekitar perusahaan diundang untuk
mengunjungi
memperoleh
dan
melihat
fasilitas-fasilitas
penjelasan-penjelasan,
dan
perusahaan,
mungkin
menonton
pemutaran film mengenai perusahaan. Dengan cara ini, orangorang diharapkan tertarik untuk bekerja di perusahaan. Metode ini
terutama
berguna
untuk
menarik
para
karyawan
dengan
keterampilan yang langka yang sumber suplainya terbatas.
2.3.6
Kendala-Kendala Rekrutmen
Karena berharap mendapatkan calon tenaga kerja yang bermutu dan
memenuhi syarat, maka dalam proses rekrutmen ada beberapa kendala yang
dihadapi oleh penyelenggara, menurut Rivai (2004:167-169) antara lain:
a) Faktor-faktor organisasional yang meliputi kebijakan promosi dari
dalam, yaitu apabila terjadi kekosongan jabatan, maka akan diisi oleh
karyawan yang ada di dalam, kebijakan tentang imbalan yang meliputi
gaji/upah
dan
tunjangan-tunjangan,
kebijakan
tentang
status
kepegawaian dan rencana SDM. Dalam merumuskan kebijakan
20
perusahaan tentang system imbalan maka ada empat hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
1. Kepentingan para anggota organisasi sesuai dengan kesepakatan
2. Kemampuan perusahaan
3. Keharusan mentaati peraturan
4. Penyeimbangan lokasi
b) Kebiasaan pencari tenaga kerja yang harus mampu bertindak dan
berpikir.
c) Kondisi eksternal (lingkungan yang harus diperhitungkan) yang
meliputi :
1. Tingkat pengangguran
2. Kedudukan perusahaan pencari tenaga kerja baru vis a vis
organisasi lain yang bergerak dibidang kegiatan yang sama
3. Langka-tidaknya keahlian atau keterampilan tertentu
4. Proyeksi angkatan kerja pada umumnya
5. Peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan
6. Praktik rekrutmen oleh organisasi lain
7. Kendala terakhir yang harus dipertimbangkan oleh pencari tenaga
kerja yaitu tuntutan tugas yang kelak akan dikerjakan oleh para
pekerja baru tersebut.
Selain kendala yang dihadapi tersebut ada beberapa tantangan yang
berhubungan dengan rekrutmen, yaitu:
a) Para rekruter menghadapi permasalahan dalam menarik pelamar,
b) Sumber atau channel transisional perekrutan tidak memadai seperti
yang terjadi pada tahun 1900-an,
c) Departemen SDM harus terus menemukan kebutuhan pelanggannya,
manajer operasi yang memiliki pekerjaan harus diisi,
d) Kompetisi SDM menyebabkan para manajer menerima calon yang
belum kualified sehingga perlu latihan-latihan pengembangan yang
lebih intensif.
21
Namun dari beberapa kelemahan/ batasan dan tantangan diatas maka yang
sering timbul, adalah:
a) Rencana SDM dan strategi, yaitu berupa arahan perusahaan dan saran
tipe tugas dan pekerjaan yang perlu ditangani. Rencana SDM yang
meliputi pekerjaan harus diisi dengan merekrut dari luar dan diisi
secara internal. Penempatan internal lebih murah meskipun hasil yang
diperoleh terbatas.
b) Kesempatan kerja yang sama, yang menolak adanya diskriminasi
dalam semua pekerjaan meliputi rekrutmen, seperti yang terjadi di
perusahaan yang dimiliki oleh etnis tertentu hanya merekrut dari
lembaga atau sekolah
tertentu sehingga menimbulkan protes
masyarakat karena merasa ada diskriminasi. Jika ketidakseimbangan
itu terjadi diantara para pemerotes seperti konsentrasi hanya pada satu
tipe pekerja, maka sebagian besar pekerja merespon dengan rencana
bagi yang afirmatif dengan menggunakan rekrutmen.
c) Kebiasaan rekruter yang mengarah pada keputusan membatasi
konsumsi waktu.
d) Persyaratan pekerja adalah keterampilan meliputi:
1. Membuat surat lamaran untuk para pelamar
2. Mengembangkan lamaran alternatif
3. Merekrut melalui organisasi perusahaan dan mengembangkan
hubungan dengan koordinator siswa yang tidak bisa pada sekolah,
college dan universitas umum dan khusus/swasta.
4. Mengumumkan komitmen pegawai
5. Mengakomodasi karyawan yang tidak mampu, sehingga karyawan
menjadi produktif.
6. Memelihara lingkungan organisasi untuk semua pegawai tanpa ada
kesulitan.
e) Harga pelamar dalam proses rekrutmen harus dievaluasi agar efektif
dan efisien.
22
f) Insentif akan menjadi hambatan jika para karyawan menggunakannya
atau merupakan respon terhadap batasan lain yang dihadapi oleh
rekruter.
g) Kebijakan
perusahaan
digunakan
untuk
memperoleh
manfaat
informasi dan ekonomi. Tujuan lain kebijakan perusahaan terdiri atas:
1. Kebijakan kompensasi perusahaan, biasanya menuntut tingkat
kompensasi untuk pekerjaan yang berbeda sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan
2. Kebijakan status karyawan baik yang bersifat part time atau
temporary
3. Kebijakan pengakuan internasional, yaitu kebijakan menuntut
bahwa pekerja asing bila dilakukan sama dengan pekerja lokal
4. Kebijakan pindah, sehingga membatasi rekruter dalam hal mencari
karyawan dari dalam sebelum mendapat dari luar.
Download