ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI PRODUK SO GOOD VERSI “CHERYBELLE” (Studi Kasus Mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor) Oleh ATTAR ASMAWAN H24080112 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 RINGKASAN ATTAR ASMAWAN, H24080112. ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI PRODUK SO GOOD VERSI “CHERYBELLE” (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan JONO M MUNANDAR Konsumsi pakan nasional terus mengalami peningkatan selama sepuluh tahun terakhir. Termasuk pertumbuhan ekonomi nasional yang meningkat selama beberapa tahun terakhir menjadi faktor utama mendorong peningkatan konsumsi daging dan telur ayam, berikut pakan unggas. PT Japfa Comfeed merupakan perusahaan pakan yang sangat terkenal memproduksi produk tersebut dengan berbagai merek seperti So Good yang telah melakukan promosi dalam bentuk iklan televisi, salah satunya iklan televisi So Good “Cherybelle”. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas iklan televisi So Good dalam mengkomunikasikan pesannya kepada konsumen menggunakan metode EPIC model. Dengan begitu perusahaan mengetahui bahwa apakah iklan tersebut menarik konsumen dan efektif untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan serta mengetahui dari aspek mana iklan tersebut yang kurang dan perlu ditingkatkan kembali. Penelitian dilakukan selama bulan Oktober 2012 dengan mengambil data primer dari kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini memakai sampel (Non Probbability Sampling) untuk mewakili seluruh populasi mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor dengan metode Quota Sampling. Pengambilan data sekunder diperoleh dari studi literatur. Kuesioner diuji melalui uji validitas dan uji reliabilitas agar bisa diandalkan menjadi instrumen penelitian. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan EPIC Model dan Regresi linier Berganda. Dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007, SPSS versi 17.0, dan Eviews. Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan So Good telah menjadi top of mind yang menunjukan bahwa brand image So Good memiliki citra di benak konsumen. Sedangkan untuk pesaingnya Fiesta menempati posisi pertama untuk kategori brand recall. Pada umumnya karakteristik mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor adalah berjenis kelamin perempuan yang bertempat tinggal di rumah sewa atau kost dimana mayoritas dari mahasiswa tersebut mempunyai total pengeluaran Rp 500.001 – Rp 1.000.000 per bulan. Waktu menonton televisi mahasiswa IPB pada umumnya hanya 1 sampai 3 jam, dan mahasiswa IPB sering menonton program televisi yang bertema hiburan disaluran televisi Trans 7. Pengukuran efektivitas iklan dengan menggunakan EPIC Model, didapatkan hasil cukup efektif dalam memperkenalkan produk kepada pemirsa. Dan hasil yang didapat dari hasil regresi linier berganda biaya iklan dan promosi berhubungan signifikan terhadap volume penjualan, dan biaya humas juga berpengaruh signifikan terhadap peningkatan volume penjualan. ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI PRODUK SO GOOD VERSI “CHERYBELLE” (Studi Kasus Mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh ATTAR ASMAWAN H24080112 \ DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Efektivitas Iklan Televisi Produk So Good Versi “Cherybelle” (Studi Kasus Mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor) : Attar Asmawan : H24080112 Menyetujui Dosen Pembimbing, Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP 196101231986011002 Mengetahui, Ketua Departemen Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP 196101231986011002 Tanggal Lulus : RIWAYAT HIDUP Attar Asmawan lahir di DKI Jakarta, Jakarta Barat pada tanggal 17 November 1990. Merupakan anak keempat dari empat bersaudara pasangan Bapak Muchtar dan Ibu A.Tjella. Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 01 Tanjung Duren Barat pada tahun 2002. Lalu, melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 89 Jakarta Barat, kemudian di tahun 2005 melanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 16 Jakarta Barat. Pada tahun 2008, diterima sebagai mahasiswa di Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Himpunan Profesi Manajemen (COM@) maupun BEM FEM. sebagai anggota Komisi Disiplin (Komdis) MPF FEM. staf Produksi, Operasi, dan Bisnis (POB) di Centre Of Managemegent (Com@). Sebagai Anggota biasa Keluarga Ekonomi Manajemen Pecinta Alam (KAREMATA). Penulis juga aktif dalam mengikuti berbagai organisasi eksternal kampus seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Penulis juga aktif dalam mengikuti seminar dan pelatihan yang diadakan oleh fakultas maupun IPB. v KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji senantiasa dipanjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi yang telah diselesaikan penulis berjudul “Analisis Efektivitas Iklan Televisi Produk So Good Versi “Cherybelle” Studi Kasus Mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor”. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun serta bermanfaat bagi penulis sangat diharapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc sebagai dosen pembimbing dan semua pihak-pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat membantu dan bermanfaat bagi semua. Bogor,11 Januari 2013 Penulis vi UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan, motivasi, doa, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc sebagai pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberi saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis. 2. Drs. Edward H Siregar, SE, MM. Dan Nurhadi Wijaya, STP, MM sebagai dosen penguji skripsi dalam sidang saya yang telah menyempatkan waktunya untuk menguji skripsi ini dan memberikan masukan-masukan yang sangat berarti untuk penyelesaian skripsi ini. 3. Kedua orang tua tercinta, Bapak dan mama, yang selalu memberikan kasih sayang dan tiada hentinya mendoakan. Ketiga kakakku tercinta Nurahmini, Nuraisyah, dan Mula Putera yang selalu memberikan motivasi. 4. Seluruh staf tata usaha Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan khususnya ibu Yeyet atas segala bantuan dalam hal administrasi, doa dan dukungannya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 5. Keluarga Besar KKNB yang telah memberikan support baik secara moral dan materil. 6. Nantia Try Priatiningrum tersayang dan tercinta yang selalu memberikan motivasi, saran, doa serta dukungan kepada penulis dari awal pembuatan hingga penyelesaian skripsi ini. 7. Sahabat-sahabat terbaik sejak TPB Mawar (Arif), Ibe (Indra), dan Julio yang selalu memberikan semangat melalui olahraga dan banyak membantu hingga skripsi ini dapat diselesaikan. 8. Teman-teman satu bimbingan, Frizky, Ardi, Putra, Sachi, Riri dan dudi atas kerja sama yang sangat membantu penulis serta dukungan selama penyusunan skripsi ini. vii 9. Teman-teman senasib dan sepenanggungan Dea, Harya, Wahyu Aidil, Wahyu Hidayat, Wahyu Fikri, Rahma, Dore, Mia dan Rangga yang telah menemani hari-hari dengan canda tawa dan terus memberikan motivasi, doa dan dukungan pada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 10. Teman – teman yang membantu menyebarkan kuesioner Kiki, Arif, Julia, Indra, Qori, Adri, Ubur, Malik, Dymas, Julio dan Ashraf. 11. Teman-teman kosan Ka leo, bang Iwan, Zevy, Qori, Anggi, Sofika, Achy, dan yang lainnya. Atas bantuan yang sangat berarti ketika penulis berada di kosan. 12. Teman-teman Manajemen 45 atas persahabatan yang telah dibangun bersama-sama sejak semester 3, sedih, canda, tawa yang akan menjadi kenangan manis di hati penulis. 13. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai pada waktunya. viii DAFTAR ISI RINGKASAN ............................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP .......................................................................................................v KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................... vii I. PENDAHULUAN ..................................................................................................1 1.1 Latar Belakang.................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................4 1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................................5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................5 II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6 2.1 Pengertian Pemasaran ......................................................................................6 2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran ...................................................................6 2.3 Strategi Pemasaran...........................................................................................7 2.4 Bauran Pemasaran ...........................................................................................8 2.5 Manajemen Periklanan.....................................................................................9 2.5.1 Manfaat Periklanan .......................................................................... 10 2.5.2 Tujuan Periklanan ............................................................................ 10 2.5 Periklanan Media Televisi .............................................................................. 11 2.6 Komunikasi Pemasaran .................................................................................. 13 2.7 Efektivitas Periklanan .................................................................................... 14 2.8 Perilaku Konsumen ........................................................................................ 15 2.9 EPIC (Empathy Persuasian Impact Communication) Model ............................. 16 2.10 Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................................... 18 2.11 Uji Asumsi Klasik ............................................................................................ 19 III. METODELOGI PENELITIAN .......................................................................... 20 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................................... 20 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 23 3.3 Pengumpulan Data ......................................................................................... 23 3.4 Metode Penarikan Sampel dan Populasi ......................................................... 23 3.5 Pengujian Kuisioner ....................................................................................... 25 ix 3.6 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................................ 27 3.6.1 Empathy Persuasion Impact Communication Model (EPIC) .......... 27 3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda ................................................ 29 3.6.3 Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 30 3.7 Penerapan Manajerial Metode Analisis Data.................................................. 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 32 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Dan Produk ..................................................... 32 4.2 Gambaran Umum Iklan So Good Versi “CheryBelle” .................................... 34 4.3 Karakteristik Responden ................................................................................34 4.5 Brand Awareness. .......................................................................................... 39 4.5.1 Top of Mind ................................................................................39 4.5.2 Brand Recall ................................................................................40 4.6 Informasi Mengenai Konsumen Daging Olahan. ............................................ 41 4.7 Analisis Efektivitas Iklan dengan EPIC Model ............................................... 44 4.7.1 Dimensi Empathy ........................................................................ 44 4.7.2 Dimensi Persuasion.................................................................... 46 4.7.3 Dimensi Impact .......................................................................... 47 4.7.4 Dimensi Communication ............................................................ 48 4.8 Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Asumsi Klasik ............................... 51 4.8.1 Uji Korelasi ................................................................................52 4.8.2 Uji T........................................................................................... 52 4.8.3 Uji F ........................................................................................... 53 4.8.4 Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 53 4.9 Implikasi Manajerial ...................................................................................... 55 4.9.1 Planning ..................................................................................... 58 4.9.2 Actuating .................................................................................... 59 4.9.3 Controlling .................................................................................59 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 60 1. Kesimpulan....................................................................................................60 2. Saran .............................................................................................................61 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 62 x DAFTAR TABEL No Halaman 1. Pangsa pasar So Good 2011-2012 ...............................................................................2 2. Laporan keuangan meliputi volume penjualan bersih, anggaran biaya iklan dan humas PT Japfa Comfeed konsolidasi PT So Good Pertriwulan. (dalam jutaan Rupiah) ..................................................................................................................................3 3. Perbedaan bauran pemasaran dengan bauran promosi. .............................................. 10 4. Total pengeluaran periklanan untuk empat jaringan penyiaran teratas dan 3 Jaringan kabel teratas, Tahun 1997 ......................................................................................... 12 5. Populasi mahasiswa strata 1 kampus Institut Pertanian Bogor. ................................. 24 6. Hasil quota sampling tiap fakultas ............................................................................ 25 7. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Usia. ............................................................. 35 8. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Tempat Tinggal ............................................. 36 9. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Total Pengeluaran Perbulan ........................... 36 10. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Waktu Menonton Televisi ........................... 37 11. Merek Top of mind ................................................................................................. 40 12. Merek Brand Recall ............................................................................................... 41 13. Jenis daging olahan yang sering dikonsumsi ........................................................... 42 14. Merek yang sering di konsumsi .............................................................................. 42 15. Jumlah responden berdasarkan total pengeluaran membeli daging olahan perbulan . 43 16. Jumlah responden berdasarkan total pengeluaran membeli daging olahan perbulan . 43 17. Jumlah responden berdasarkan mempengaruhi pembelian daging olahan ................ 44 18. Perhitungan Dimensi Empathy ................................................................................45 19. Perhitungan Dimensi Persuasion ........................................................................... 46 20. Perhitungan Dimensi Impact ................................................................................... 48 21. Perhitungan Dimensi Communication ..................................................................... 49 22. Hipotesis X1 ..........................................................................................................52 23. Hipotesis X2 ..........................................................................................................53 x DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Segmentation, Targeting (Penentuan Pasar Sasaran), Positioning, (Tjiptono 2008) ......8 2. Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................................................22 3. Rentang Skala Likert EPIC Model, (Durianto, 2003) ................................................ 28 4. Karakteristik Jenis Kelamin Responden (Data Olahan, 2012) .................................... 35 5. Program televisi yang sering ditonton oleh Mahasiswa (Data Olahan 2012) .............. 38 6. Stasiun Televisi yang Sering Di Saksikan Mahasiswa (Data Olahan 2012) ................ 38 7. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Empathy, (Data Olahan, 2012) ....... 45 8. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Persuasion (Data Olahan, 2012) ..... 47 9. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Impact (Data Olahan, 2012) ........... 48 10. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Communication (Data Olahan, 2012) ................................................................................................................................ 50 11. Gambar EPIC Model iklan So Good Versi “Cherrybelle” (Data Olahan, 2012) ....... 51 12. Standar Plot Regresi Residual (Data Olahan, 2012)................................................. 54 13. Scatter Plot (Data Olahan, 2012)............................................................................. 54 xi DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Kuisioner Penelitian ...................................................................................... 65 2. Tampilan potongan iklan So Good Versi “CheryBelle” ................................. 69 3. Uji Realibilitas. ............................................................................................. 70 4. Uji Validitas .................................................................................................. 71 5. Uji Korelasi................................................................................................... 72 6. Uji T Dan Uji Multikolinieritas ..................................................................... 73 7. Uji F ............................................................................................................. 74 8. Jumlah besarnya R Square............................................................................. 75 9. Jumlah Mahasiswa Program Sarjana Berdasarkan Semester Tahun Akademik per Oktober 2011/2012 ...................................................................................... 76 xii I. 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Konsumsi pakan nasional terus mengalami peningkatan selama sepuluh tahun terakhir. Meskipun harga-harga komoditas global terus naik selama beberapa tahun terakhir, permintaan pakan ternak tidak menurun. Pertumbuhan ekonomi nasional yang meningkat selama beberapa tahun terakhir menjadi faktor utama mendorong peningkatan konsumsi daging dan telur ayam, berikut pakan unggas. Banyak perusahaan yang menjadi produsen dalam bidang produk pakan tersebut. Dalam zaman modern tentu produk-produk berbagai aspek menjadi sangat maju dan berkembang, dimana hal-hal yang dianggap tidak penting pun ikut berkembang. Disisi lain perkembangan ini bisa negatif dan bisa positif. Tentunya masyarakat dunia mengharapkan perkembangan itu positif serta mendukung aktivitas yang dikerjakan. Selain perkembangan teknologi khususnya masyarakat indonesia, dimana teknologi yang bersifat memanjakan penggunanya untuk pekerjaan juga mendukung untuk membantu efektivitas dan efisiensi aktivitas. Pada umumnya perusahaan besar ataupun perusahaan kecil sangat mengandalkan teknologi tersebut, Sebagai contoh anak perusahaan dari PT japfa Santori Indonesia yang dahulu bernama PT Japfa Osi Food Industries yaitu PT So Good Food memakai teknologi mereka untuk mengolah daging ayam menjadi makanan olahan yaitu seperti chicken Nugget dan sosis. Dimana Perusahaan yang bergerak dibidang peternakan ini sementara menjadi market leader dibidangnya. Sebagai langkah untuk memperluas strategi integrasinya, pada tahun 2000 perseroan melakukan ekspansi usaha ke industri hilir dengan memproduksi produk bahan makanan bagi konsumen, dan membuat produk-produk daging olahan yang bernilai tambah, dengan merek So Good. Makanan beku olahan hasil PT Japfa Comfeed Indonesia yang sudah cukup dikenal masyarakat diantaraya Sozzis (siap makan), Holanda (kue 2 kering) dan Greenfields (susu instant siap minum). Pangsa pasar untuk bidang olahan daging ini memang sangat besar, untuk perusahaan yang mempunyai slogan “So Good Is Very Good” PT.So Good sangat jeli melihat peluang tersebut dimana persaingan di bidangnya semakin bertambah. Banyak sekali pesaing-pesaing yang di hadapi contohnya Pada tahun 20112012 merek-merek yang menjadi pesaing So Good yaitu Fiesta, Champ, Bellfoods dan lain-lain belum mampu menandingi pangsa pasar yang di ungguli oleh So Good. Seperti termuat di Tabel 1. Tabel 1. Pangsa Pasar So Good 2011-2012 Merek 2011 2012 So Good 39,5% 59,9% Fiesta 25% 10,7% Champ 23% 7,9% Bellfoods 1,8% 4,5% Nuggetku 1,4% - 222 1% - So Nice - 5,1% Sumber: http://www.topbrand-award.com, (2012) Banyak promosi yang dilakukan PT So Good, Salah satunya promosi yang dilakukan adalah dengan promosi periklanan. Promosi itu dipilih karena persaingan yang begitu ketat sehingga So Good perlu memberikan informasi yang lebih lengkap dan intens kepada masyarakat akibat dari jumlah produk yang ditawarkan di pasar semakin banyak serta daya beli konsumen meningkat serta salah satu aspek untuk merawat loyalitas kepada konsumen. Dalam bauran promosi dikenal dengan BTL (Below The Line) dan ATL (Above The Line). Below The Line ( BTL) adalah segala aktifitas marketing atau promosi yang dilakukan di tingkat retail atau konsumen dengan salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen supaya aware dengan produknya. semua aktifitas ini biasanya dilakukan oleh kantor perwakilan di daerah yang menjadi area pemasarannya. Pada intinya aktifitas BTL selalu bertujuan untuk mendukung dan memfollow up aktifitas ATL. Above The Line ( ATL ) adalah aktifitas marketing atau promosi yang 3 biasanya dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya membentuk brand Awareness yang diinginkan. Salah satu bentuk media iklan untuk melakukan promosi yang digunakan oleh So good adalah melalui media televisi. membuat pesan iklan yang komunikatif bukanlah pekerjaan yang mudah. Memang banyak iklan yang sukses dalam artian sangat disukai oleh konsumen dan pada akhirnya mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. Tetapi banyak juga iklan yang gagal menembus benak konsumen. Perlu tindakan kreatif bahkan komunikatif untuk dapat menghasilkan iklan yang mendapatkan hati konsumen. Bahkan untuk membuat iklan memakan biaya begitu banyak khususnya lewat media televisi yang pada dasarnya mempunyai pembiayaan paling besar dari media-media yang lainnya. Belum lagi biaya produksi termasuk pembuatan film yang terkadang melibatkan artis bisa menghabiskan milyaran rupiah. Berikut data penjualan bersih pertahun serta biaya belanja iklan pertahun PT.Japfa Comfeed konsolidasi PT So Good. Berikut laporan keuangan yang meliputi volume penjualan bersih, biaya iklan, dan biaya humas di Tabel 2. Tabel 2. Laporan keuangan meliputi volume penjualan bersih, anggaran biaya iklan dan humas PT Japfa Comfeed konsolidasi PT So Good pertriwulan. (dalam jutaan Rupiah) Triwulan Penjualan Bersih Iklan Humas 31-3-07 1.681.594 32.434 1.985 30-6-07 3.679.343 71.478 3.170 31-9-07 5.639.118 108.753 3.509 31-3-08 2.333.713 28.721 603 30-6-08 5.081.610 62.924 1.637 30-9-08 8.332.188 97.434 2.868 31-3-09 3.068.189 45.278 664 30-6-09 735.020 2.526 2.896 30-9-09 9.914.831 138.130 4.070 31-3-11 3.788.315 67.177 1.659 30-6-11 7.818.430 115.628 2.843 31-3-12 4.032.150 1.632 1.577 30-6-12 8.463.953 4.285 6.203 Sumber : BEI (Bursa Efek Indonesia), (2012) Berdasarkan Tabel 2 terlihat perusahaan sangat banyak mengeluarkan biaya iklan untuk mempromosikan produknya demi mendapatkan targetnya. 4 Termasuk biaya iklan melalui media televisi. Maka dari itu penayangan iklan pada media televisi yang langsung ditujukan kepada konsumen akhir membutuhkan perhatian yang cukup besar sehingga efektif dan dapat mencapai tujuan komunikasi pemasaran serta menarik untuk diteliti. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, perumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakterisitik konsumen daging olahan merek So Good. 2. Bagaimana posisi brand awareness merek So Good dalam benak mahasiswa di kampus S1 IPB Dramaga Bogor? 3. Bagaimana efektivitas iklan televisi produk So Good mampu mengkomunikasikan pesan secara efektif kepada konsumen dengan menggunakan EPIC model? 4. Bagaimana hubungan antara biaya iklan dan biaya hubungan masyarakat terhadap volume penjualan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi karakterisitik konsumen daging olahan merek So Good. 2. Mengetahui posisi brand awareness merek So Good dalam benak mahasiswa di kampus S1 IPB Dramaga, Bogor. 3. Mengetahui efektivitas iklan televisi So Good dalam mengkomunikasikan pesannya kepada konsumen menggunakan metode EPIC model. 4. Mengetahui hubungan antara biaya iklan dan biaya hubungan masyarakat terhadap volume penjualan. 5 1.4 Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Perusahaan, untuk mengetahui seberapa efektif penayangan iklan televisi yang telah dilakukan. Perusahaan juga dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen, sehingga penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam membuat strategi pemasaran. 2. Kalangan akademis, sebagai data dasar bagi para peneliti dalam bidang tertentu. 3. Masyarakat, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai efektivitas. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada menganalisis efektivitas iklan televisi produk So Good dan hubungan antara biaya promosi iklan dan humas terhadap volume penjualan. Ruang lingkup penelitian ini mencakup pada area kampus IPB Dramaga Bogor karena keterbatasan waktu dan biaya serta kemudahan dalam pengambilan sampel serta untuk mengetahui merek daging olahan yang sering dikonsumsi oleh mahasiswa. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manuisa dan masyarakat. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler (2008), Pemasaran seperangkat proses untuk adalah satu fungsi organisasi dan menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Dimana peran pemasaran adalah untuk menyerahkan standar hidup yang lebih tinggi. Menurut Kotler (2008), Pemasaran suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Theodore Levitt Dalam Kotler (2008), perbedaan konsep penjualan dan pemasaran yaitu penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sementara pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai, sementara pemasaran mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan dan akhirnya mengkonsumisnya. 2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran, begitu juga dengan pengertiannya adalah penggabungan dari dua kata tersebut. Menurut Assauri (2007) bahwa manajemen pemasaran merupakan pengendalian kegiatan penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan program-program yang dibuat untuk membentuk, membangun, dan memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka 7 panjangpengertian manajemen pemasaran adalah Analisis lain menyebutkan bahwa menurut American Marketing Association dalam kotler (1993), Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan distribusi ide-ide, barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan organisasi. 2.3 Strategi Pemasaran Semua perusahaan kecil ataupun besar mempunyai strategi pemasaran macam-macam. Mengingat pentingnya perusahaan membuat strategi pemasaran, maka pemasar harus lebih kreatif untuk menarik konsumen agar pembeli produk mereka. Menurut Kotler dalam Tjiptono (2008) Inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok, yaitu (Segmenting, Targeting, Positioning). Langkah yang pertama yaitu segmentasi, yakni mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin membutuhkan produk dan atau bauran pemasaran tersendiri serta mengembangkan bentuk segmen yang menguntungkan. Langkah kedua yaitu penentuan pasar sasaran atau targeting, yakni tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau dilayani. Dan langkah yang ketiga adalah positioining, yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dari produk di dalam pasar. Pada (Gambar 1) 8 Segmentasi Pasar Positioning 1. Mengidentifikasi variabel segmentasi dan segmentasi pasar 2. Mengembangkan bentuk segmen yang menguntukan 3. Mengidentifikasi konsep positioning yang memungkinkan bagi masing-masing segmen sasaran. 4. Memilih, mengembangkan, dan mengkomunikasikan konsep positioning yang di pilih. Penentuan Pasar Sasaran 5. Mengevaluasi daya tarik masingmasing segmen 6. Memilih segmen-segmen sasaran. Gambar 1. Segmentation, Targeting, Positioning, (Tjiptono 2008) 2.4 Bauran Pemasaran Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing. Maka setiap perusahaan selalu menerapkan dan menetapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Dalam strategi pemasaran ini, terdapat strategi Acuan atau Bauran pemasaran marketing mix yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Menurut Morissan (2010) Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk (Product) yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga (Price) tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (Place) yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi (Promotion) atau komunikasi guna menciptakan 9 kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan. Menurut Assauri (2007) ada empat unsur strategi Bauran Pemasaran yaitu: 1. Strategi produk. Menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumen dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, mealu penngkatan penjualan dan peningkatan share pasar. 2. Strategi Harga. yaitu penetapan harga dengan tujuan memperoleh laba yang maksimum, mendapatkan share pasar tertentu, memerah pasar (market skimming), mencapai tingkat hasil penerimaan penjualan maksimum pada waktu itu, mencapai keuntungan yang ditargetkan dan mempromosikan produk. 3. Saluran Distiribusi. Yaitu perusahaan menentukan penyaluran produknya melalui pedagang besar atau distibutor, yang menyalurkannya ke pedagang menengah atau subdsitributor dan meneruskannya ke pengecer (retailer), yang menjual produk itu kepada pemakai atau konsumen Strategi Promosi. 4. Saluran Promosi. Adalah kombinasi dari unsur-unsur acuan atau bauran promosi (Promotional mix), yang terdiri dari Advertising, Personal Selling, Promo Penjualan (Sales Promotion), dan Publisitas (Publicity). 2.5 Manajemen Periklanan Menurut Lee dan Johnson (2007) Periklanan yaitu komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang di transmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Menurut Kasali (2007) iklan di definisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). 10 Berikut perbedaan bauran pemasaran jasa dan bauran promosi yang termuat di Tabel 3. Tabel 3. Perbedaan Bauran Pemasaran dengan Bauran Promosi. Bauran Pemasaran Bauran Promosi Produk Iklan Harga Promosi Penjualan Promosi Acara dan Pengalaman Saluran Distribusi Hubungan Masyarakat Karyawan Perusahaan Pemasaran Langsung Proses Produksi Pemasaran Interaktif Tingkat Servis Penjualan Personal Pemasaran dari mulut ke mulut Sumber: Kotler (2008) dan Arief (2007) 2.5.1 Manfaat Periklanan Menurut Kasali (2007) ada tiga manfaat iklan bagi masyarakat yaitu: 1. Iklan memperluas alternatif pilihan bagi konsumen. Dengan adanya iklan, konsumen dapat mengetahui adanya beragam produk, yang pada gilirannya menumbulkan adanya pilihan. 2. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya. Sering dikatakan “tak kenal maka tak sayang”. Iklaniklan yang secara gagah tampil di hadapan masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang cantik menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan yang membuatknya bonafid dan produknya bermutu. 3. Iklan membuat orang kenal, ingat, dan percaya. 2.5.2 Tujuan Periklanan Menurut Durianto dkk (2003) tujuan periklanan sebagai berikut: 1. Create Awareness: benak konsumen. menciptakan kesadaran pada suatu merek di 11 2. Communicate information about atributes and benefits: mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengeni atribut dan manfaat suatu merek. 3. Develop or change an image or personality: mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah merek. 4. Associate a brand with feelings and emotions: mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi. 5. Create group norms: Menciptakan norma-norma kelompok. 6. Precipitate behavior (mengendapkan perilaku): perilaku konsumen dapat dibentuk lewat iklan. 7. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan Market Power perusahaan. 8. Menarik calon konsumen menjadi konsumen yang loyal dalam jangka waktu tertentu. 9. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang. 2.5 Periklanan Media Televisi Menurut Kottler dan Armstrong (2008), menyeleksi media iklan ada langkah-langkah utamanya (advertising media), (1) memutuskan jangkau, frekuensi, dan dampak, (2) memilih jenis media utama, (3) menyeleksi wahana media tertentu, (4) memutuskan penetapan waktu media. Menurut Roman (2005), Media televisi sebagai gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis bisa informatif, hiburan dan pendidikan. Pola menonton televisi juga berubah. Siaran televisi tetap menjadi media massa yang hebat dengan jangkauan yang luas meskipun beberapa saluran televisi utama sudah kehilangan pemirsa yang pindah ke saluran televisi lain selama beberapa dekade. Namun, pemirsa cenderung menonton televisi lebih lama daripada sebelumnya (rata-rata empat jam sehari). Televisi juga tersedia di berbagai tempat, di lift, kantor, ruang tunggu dokter gigi, bandara dan pesawat, dan stadion olahraga di seluruh dunia. Berikut total pengeluaran periklanan empat jaringan teratas dan tiga jaringan tiga jaringan kabel teratas pada Tabel 4. 12 Tabel 4. Total pengeluaran periklanan untuk empat jaringan penyiaran teratas dan 3 jaringan kabel teratas, tahun 1997 Jaringan Penyiaran Biaya Periklanan ($ Juta) NBC 5,230 ABC 4,109 CBS 3,099 Fox 2,368 Total 14,806 Jaringan Kabel Biaya Periklanan ($ Juta) ESPN 0,696 Nickelodeon 0,494 TBS 0,470 Total 1,660 Sumber : Shimp (2003) Menurut Tabel 4 diatas, menunjukkan bahwa jaringan kabel lebih murah dibandingkan dengan jaringan penyiaran, hal ini disebabkan karena jaringan kabel mempunyai biaya langganan khusus untuk pemakainya sehingga untuk biaya periklanan di jaringan kabel lebih murah. Hal ini juga menunjukkan bahwa begitu mahalnya untuk memasukkan iklan di televisi khususnya televisi swasta, maka sangat disayangkan jika iklan televisi membutuhkan biaya yang mahal namun tidak efektif untuk meningkatkan penjualan. Menurut Kotler & Armstrong (2008), anggaran periklanan yaitu uang dan sumber daya yang dialokasikan untuk program periklanan suatu produk atau perusahaan. Terdapat kelebihan dari periklanan melalui media televisi, menurut Kotler & Armstrong (2008), yaitu sebagai liputan pemasaran massal yang baik, biaya rendah per tayang, menggabungkan pandangan, suara, dan gerakan, menarik terhadap indera. Adapun kekurangannya yaitu biaya absolut tinggi, kerumunan tinggi, tayangan hanya sekilas, selektivitas pemirsa kurang. Terdapat kelebihan dari periklanan melalui media televisi menurut Kasali (2007) sebagai berikut: 13 1. Efisiensi Biaya Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur 2. Dampak yang kuat Keunggulan yang lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera penglihatan dan pendengaran. 3. Pengaruh yang kuat Televisi mempunyai pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Adapun kelemahan dari periklanan melalui media televisi menurut Kasali (2007) sebagai berikut : 1. Biaya yang besar Kelemahan yang paling serius dalam beriklan di televisi adalah biaya absolut yang sangat ekstrem untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial. 2. Khalayak yang tidak selektif Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. 3. Kesulitan teknis Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan-iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya. 2.6 Komunikasi Pemasaran Dalam pemasaran, komunikasi menjadi aspek yang sangat penting untuk mengimplementasikan strategi tujuan komunikasi, agar konsumen mengetahui dengan jelas apa yang ingin diberitahukan untuk mendapatkan pengaruh positif dari produsen. Menurut Morissan (2010), komuikasi pemasaran terpadu merupakan upaya untuk menjadikan seluruh kegiatan 14 pemasaran dan promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image yang bersifat satu dan konsisten bagi konsumen. Menurut Asosiasi Biro Iklan Amerika dalam Morissan (2010), definisi komunikasi pemasaran terpadu adalah suatu konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah dari satu rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi (misalnya iklan umum, promosi penjualan) dan menggabungkan berbagai disiplin tersebut guna memberikan kejelasan, konsistensi, serta dampak komunikasi yang maksimal. 2.7 Efektivitas Periklanan Aktivitas periklanan berkorelasi erat dengan biaya yang sangat besar, karenanya efektivitas periklanan perlu perhatian yang serius. Strategi dan program yang handal diperlukan untuk mencapai dampak iklan yang diinginkan, untuk memahami dampak ini diperlukan teknik pengukuran untuk memantau efektivitas iklan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Robbins dan Coulter (2005), efektifitas berarti menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai. Menurut Kotler dan Armstrong (2008), mengukur efisiensi dan efektivitas iklan adalah isu nomor satu di pikiran pengiklan saat ini. Dari survei diketahui 61,5 persen responden berpendapat bahwa penting bagi mereka untuk mendefinisikan, mengukur, dan mengambil tindakan di bidang akuntabilitas iklan. Menurut Durianto (2003) dikenal tiga kriteria untuk mengukur efektifitas iklan, yaitu (1) penjualan, (2) pengingatan, (3) persuasi. Bila pesan suatu iklan dapat terpatri secara mendalam dalam benak konsumen, dan konsumen mencermatinya dengan sudut pandang yang benar, maka dari sudut mekanisme pasar, maka iklan tersebut efektif. Namun menurut Roman (2003), iklan televisi akan lebih efektif jika memenuhi kriteria seperti berikut: 1. Gambar harus menceritakan kisah. Artinya dalam mengiklankan suatu produk dengan media televisi aspek visual menjadi sangat penting. Gambar-gambar dalam iklan 15 tersebut akan terekam dalam benak konsumen dan menceritakan kisah produk tersebut. 2. Mendapatkan perhatian pemirsa. Lima sampai sepuluh detik pertama dari sebuah iklan merupakan saat penting karena menjadi penentu keberhasilan iklan menangkap perhatian pemirsa atau tidak. 3. Berpikir fokus. Sebuah iklan yang bagus berpusat tajam pada satu ide, yaitu keuntungan utama konsumen. Mengkomunikasikan satu ide dan alasan mempercayainya. 4. Antisipasi ide untuk merek. Dilihat sebagai peniru oleh kompetitor lain adalah hal sangat buruk, maka perlu dibuat antisipasi ide agar tidak dilihat sebagai peniru. 5. Pastikan iklan tetap “lekat” Daya ingat sangat penting terutama jika produk tersebut produk kebutuhan sehari-hari, seperti sabun atau pasta gigi. Pesan melalui percakapan orang di depan kamera membutuhkan daya ingat yang lebih tinggi daripada pesan yang diucapkan secara jelas (voice-over announcer). 6. Refleksikan kepribadian merek. Menjaga kepribadian merek membutuhkan dedikasi dan konsistensi. Slogan menjadi suatu yang sangat penting untuk mendapatkan kredibilitas produk atau merek. 7. Kurang itu lebih. Jangan memasukkan semua kata yang sudah dibuat dalam iklan, karena akan mengubur pesannya. Berpikir dengan matang untuk membuat suatu kata atau kalimat agar konsumen mengingatnya lebih mudah. 2.8 Perilaku Konsumen Secara umum perusahaan hanya melihat peningkatan laporan keuangan dari data kuantitatif dari sisi perusahaan tersebut, tanpa memperhatikan efek sosial perilaku konsumen. Bila perusahaan kecil 16 ataupun besar memperhatikan aspek perilaku konsumen, maka perusahaan berpeluang mendapatkan loyalitas pelanggan yang begitu banyak. Menurut Sumarwan (2002), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Menurut Setiadi (2003) perilaku konsumen diartikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. 2.9 EPIC (Empathy Persuasian Impact Communication) Model Efektifitas iklan dapat diukur dengan menggunakan EPIC model. Menurut Durianto (2003), mencakup empat dimensi kritis, yaitu: empati, perssuasi , dampak , dan komunikasi (Empathy, persuasion, impact, and communication) EPIC. 1. Dimensi empati Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu iklan danmenggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu iklan dengan pribadi mereka. Empati (Empathy) merupakan keadaan mental yang membuat seseorang menidentifikasikan dirinya atau erasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati melibatkan afeksi (affect) dan kognisi (cognition) konsumen. 2. Dimensi persuasi Dimensi Persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Persuasi (persuasion) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Komunikasi promosi, seperti periklanan, yang dapat 17 mempengaruhi konsumen dapat menggunakan dua proses kognitif, yaitu jalur sentral dan jalur periferal menuju persuasi. 3. Dimensi dampak (Impact) Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa, dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk (levels of product knowlede) yang berbeda-beda, yang dapat digunakanuntuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian. Konsumen dapat memiliki empat tingkat penegetahuan produk, yaitu kelas produk, Bentuk produk, merek, dan model. 4. Dimensi komunikasi Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan permasalahan komunikasi. Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan, kemudian meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol yang paling tepat ( menggunakan kata, gambar, atau tindankan ). Kemudian, pesan ditransimisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media, seperti pertunjukkan televisi, penawaran via pos, billboard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring ke suuatu promosi, harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya. Kemudian, konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke toko atau melakukan pembelian 18 2.10 Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sugiyono (2009), terdapat perbedaan yang mendasar antara analisis korelasi dan regresi. Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat simetris, kausal dan reciprocal, sedangkan analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen di manipulasi atau dirubah atau dinaik turunkan. Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak. Sebagai contoh, naiknya jumlah penjualan dapat dilakukan melalui jumlah iklan atau tidak. Menurut Supangat (2007) persamaan garis regresi adalah merupakan model hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu antara variabel bergantung (dependent variable) sedangkan yang di maksud dengan garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik di antara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan besar variabel yang lain, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya). Apabila dua variabel x dan y mempunyai hubungan atau korelasi, maka perubahan nilai variabel diartikan sebagai variabel yang satu memengaruhi variabel lainya. Analisis Regresi dan korelasi digunakan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel atau lebih, dengan maksud bahwa dari hubungan tersebut dapat memperkirakan (memprediksi) besarnya dampak kuantitatif yang terjadi dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Perbedaan antara analisis regresi linier sederhana dengan regresi linier berganda terdapat di variabel independent. Yaitu variabel bebas tidak terikat, dimana regresi berganda mempunyai variabel independent lebih dari satu dan satu variabel terikat, sedangkan analisis linier sederhana hanya mempunyai satu variabel bebas dan satu variabel terikat. 19 2.11 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik ini bermaksud untuk mengetahui apakah ada kesalahan dalam menganalisis regresi linier berganda dalam kasus tersebut ada beberapa yang perlu dianalisis yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas, dan uji otokorelasi. Berikut penjelasan untuk uji tersebut. a. Uji Normalitas Menurut Furqon (2011), distribusi normal berbentuk sebuah lonceng (bell-shape), Oleh karena itu distribusi normal sering disebut sebagai bell-shape distribution. Distribusi normal adalah suatu model matematik yang didefinisikan frekuensi relatif skor x terntentu pada suatu distribusi normal. b. Uji Heteroskedastisitas atau Homoskedastisitas Menurut Gujarati (2006), bersifat homoskedastis artinya semua mempunyai varians yang sama sedangkan bersifat heteroskedastis artinya semua mempunyai varians yang tak sama. c. Uji Multikolinieritas Menurut Gujarati (2006), multikolineritas artinya adanya hubungan linear yang benar-benar pasti di antara variabel-variabel penjelas X yang tercakup dalam regresi berganda atau terjadi hubungan linear sempurna tunggal antar variabel indenpen. Menurut Kusrini (2010), salah satu cara mendeteksi terjadi multikolinieritas dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) yang sebagai contoh, terdapat satu variabel respons Ydan p buah variabel penjelas, maka di regresikan setiap variabel penjelas dengan variabel penjelas lainnya sehingga akan memperoleh koefisien determinasi . d. Uji Otokorelasi Menurut Setiawan dan Kusrini (2010), Otokorelasi artinya komponen error berkorelasi berdasarkan urutan waktu (pada data berkala) atau urutan ruang (pada data tampang lintang), atau korelasi oada dirinya sendiri 20 III. 3.1 METODELOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Makanan cepat saji menjadi idaman masyarakat selama ini, karena kesibukan sehari-hari mereka yang sangat padat jadwalnya. masyarakat dunia mengharapkan perkembangan itu positif dan mendukung aktivitas yang dikerjakan. Khususnya perkembangan teknologi dalam masyarakat indonesia, sangat mengandalkan teknologi yang selama ini memanjakan penggunanya untuk pekerjaan mereka dan mendukung untuk membantu efektivitas dan efisiensi aktivitas. Pasar yang sangat besar di dunia peternakan membuat produsen untuk memasarkan produk mereka lebih gencar agar lebih dikenal dan pembelian produknya lebih laris. Sampai saat ini Market Leader dalam pasar produk daging olahan ini adalah So Good yang di produksi oleh PT Japfa Santori Indonesia. Dimana So Good melakukan inovasi secara terus menerus seperti contoh So Good adalah produk pionir yang memasukkan tambahan nutrisi Omega-3 untuk produksi Chicken Nugget. Nutrisi ini baik untuk perkembangan otak yang kedua So Good adalah produk pionir dalam menciptakan produk daging olahan dengan bentuk unik dan menarik khususnya untuk anak-anak. Dimana para pesaing So Good harus lebih kreatif lagi untuk merebut pasar mereka. Banyak strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan So Good, salah satunya promosi dalam bidang periklanan, periklanan yang dimaksud banyak jenis, mulai dari media cetak, televisi, internet dan lainnya. Tujuan periklanan ini bermaksud memberikan pengaruh positif kepada konsumen untuk membeli produk mereka tawarkan yang pada akhirya dikonsumsi. Perusahaan yang memiliki slogan “So Good Is Very Good” ini tidak jarang melakukan promosi melalui media televisi, dimana So Good memberikan kesan positif dengan kalimat “Sehat, praktis, tinggal lep” untuk menarik konsumen mereka. Menurut Data Nielsen (2008) keefektifan periklanan di media televisi memakan biaya yang sangat besar dan efektif untuk strategi 21 pemasaran. Sangat menarik untuk diteliti tentang periklanan televisi So Good karena biaya yang dipakai oleh perusahaan untuk promosi atau periklanan sangat besar, maka bila ditelaah lebih dalam lagi apakah iklan televisi yang di pakai dengan dana yang begitu besar begitu efektif, dimana para pesaingnya sangat susah untuk mengejar pasarnya. Bila itu tidak benar maka bisa menjadi rekomendasi untuk perusahaan. Penelitian ini menggunakan dua alat analisis, yaitu Emphaty, Persuasion, Impact, and communications (EPIC), digunakan untuk mengetahui efektifitas iklan televisi So Good. Kedua yaitu menggunakan analisis Regresi Linier berganda untuk mengetahui apakah biaya promosi dan iklan berpengaruh terhadap volume penjualan. Untuk lebih detilnya, berikut gambar kerangka pemikiran pada Gambar 1. 22 Visi Dan Misi Perusahaan Pengenalan Produk So Good Strategi Pemasaran Perencanaan Pemasaran Karakteristik Responden Perencanaan Anggaran Promosi Analisis Deskriptif Hubungan Biaya Iklan dan Promosi Terhadap volume penjualan Promosi Periklanan Iklan Televisi Efektivitas Periklanan Kondisi Karakteristik Konsumen Analisis Regresi Linier Berganda Empathy, Persuation, Impact, Communication (EPIC) Rekomendasi Kebijakan Bagi Perusahaan Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian 23 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampus Institut Pertanian Bogor Darmaga yang respondennya merupakan mahasiswa Strata-1 IPB. Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012. 3.3 Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari dari hasil penyebaran kuisioner kepada Mahasiswa IPB Strata-1. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur dari berbagai sumber seperti buku, internet, majalah, skripsi-skripsi terdahulu yang digunakan untuk membantu dan mendukung data primer yang didapatkan. 3.4 Metode Penarikan Sampel dan Populasi Pengambilan sampel untuk penelitian ini yaitu berdasarkan mahasiswa IPB S-1 (Strata 1) yang mengkonsumsi produk So Good, Hakekat dari sampling adalah mengukur karakter asli (true character) dari populasi melalui anggota (elemen, kasus atau unit) populasi yang diambil dari populasi tersebut berdasarkan suatu teknik pengambilan sampel tertentu. Adapun populasi adalah keseluruhan kasus atau elemen yang memenuhi kriteria tertentu, dan dapat berupa orang, tindakan sosial, kejadian, tempat, waktu atau sesuatu. Penelitian ini menggunakan metode non probbability sampling meliputi sampling quota dimana mahasiswa semester 3 (tiga) hingga semester 9 (sembilan) menjadi sampling penelitian ini. Dengan menggunakan rumus slovin penentuan jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut : n= N ................................................................................................. (1) 1 Ne 2 Dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan, disebut juga 24 dengan nilai kritis. Dalam penelitian ini nilai kritisnya adalah sebesar 10 % atau 0.1. Informasi yang didapatkan untuk populasi mahasiswa S-1 IPB Dramaga Bogor yang aktif berdasarkan data AJMP adalah sebesar 12714 mahasiswa per Oktober 2012. Maka dengan nilai e 10% maka didapatkan nilai: Tabel 5. Populasi mahasiswa strata 1 kampus Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pria Perempuan Jumlah Pertanian 659 962 1621 Kedokteran Hewan 290 381 671 Perikanan dan Ilmu Kelautan 648 713 1361 Peternakan 316 394 710 Kehutanan 690 785 1475 Teknologi Pertanian 859 703 1562 Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1088 1463 2551 Ekonomi dan Manajemen 561 1128 1689 Ekologi Manusia 227 847 1074 5338 7376 12714 Jumlah Sumber: Direktorat AJMP-IPB 30 Oktober 2011 n 12714 99,22 100 1 12714(0,1) 2 Jumlah responden yang diambil minimal 100 orang dan kuesioner diisi sendiri oleh responden dengan pengawasan peneliti dan apabila ada yang kurang mengerti, responden langsung dapat bertanya kepada peneliti. Dan berikut adalah pembagian quota untuk penyebaran kuesioner tiap fakultas agar tiap-tiap responden terwakili. FAPERTA : FKH : FPIK : FAPET : FAHUTAN : FATETA : 25 FMIPA : FEM : FEMA : Berdasarkan hasil perhitungan quota sampling maka didapat jumlah mahasiswa yang akan dijadikan responden untuk tiap fakultas.Hasil dapat dilihat pada tabel. Tabel 6. Hasil quota sampling tiap fakultas Fakultas Pertanian Kedokteran Hewan Perikanan dan Ilmu kelautan Peternakan Kehutanan Teknologi Pertanian Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Ekonomi dan Manajemen Ekologi Manusia Jumlah Sumber: Data Olahan, (2012) 3.5 Jumlah Responden 13 5 11 6 12 12 20 13 8 100 Pengujian Kuisioner Peneliti menggunakan uji validitas dan uji reabilitas untuk menguji kuisioner terlebih dahulu agar kuisioner akurat dan layak untuk disebar kepada responden. Uji reabilitas dilakukan agar semua pertanyaan sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Sedangkan uji validitas dilakukan untuk melihat hubungan diantara masing-masing pertanyaan, sehingga memiliki keterkaitan antara masing-masing pertanyaan. Pengujian dan pengolahan data kuisioner dilakukan dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS), EViews 7dan Ms. Excel 2007. a. Pengujian validitas Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini angket memenuhi persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan korelasi Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan 26 nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya bisa menggunakan uji t atau membandingkannya dengan r tabel. Bila t hitung > dari t tabel atau r hitung > dari r tabel, maka nomor pertanyaan tersebut valid. Bila menggunakan program komputer, asalkan r yang diperoleh diikuti harga p < 0,05 berarti nomor pertanyaan itu valid. rxy = n (∑ xy) – (∑x∑y) .................... (2) √(n∑x2-(∑x)2 – (n∑y2-(∑y)2) Dimana : rxy x y n : korelasi antara x dan y : skor pernyataan : skor total : jumlah responden Uji validitas dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada 30 orang pertama ( n= 30). Suatu skala pengukuran disebut valid jika memiliki nilai r-hitung yang merupakan nilai dari corrected ItemTotal Correlation > dari r-tabel. b. Pengujian Reliabilitas Kuesioner yang reliable adalah kuisioner yang apabila dicoba berulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Setelah dilakukan uji validitas, dilakukan uji reliabilitas pada instrument pertanyaan dalam kuesioner. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Cronbach’a Alpha. r11 = (1 – ) ................................................. (3) Dimana : r11 k ∑ : reabilitas instrumen : banyaknya pertanyaan : ragam total : jumlah ragam butir 27 Rumus mencari ragam : = ∑X2 – .......................................................................... (4) n Dimana : : Ragam : Jumlah responden : Nilai skor yang dipilih n X Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden dimana reliabilitas variabel dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60. 3.6 Pengolahan dan Analisis Data Dalam penelitian ini, melibatkan pengolahan dan analisis data yang meliputi Empathy Persuasion Impact Communication Model (EPIC), analisis Regresi Linier Berganda dan penerapan manajerial metode analisis data, berikut penjelasan dari alat-alat analisis yang digunakan. 3.6.1 Empathy Persuasion Impact Communication Model (EPIC) Efektivitas iklan dengan menggunakan EPIC model, mencakup empat dimensi kritis, yaitu: empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (Empathy, Persuasion, Impact, and Communication – EPIC ). Untuk mengevaluasi efektivitas iklan dengan EPIC model digunakan Analisis Tabulasi Sederhana dan Penghitungan Rata – rata terbobot, sebagai berikut. a. Analisis Tabulasi Sederhana Dalam analisis rabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase. ............................................................................. (5) Di mana : P =Persentase responden yang memilih kategori tertentu fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑fi = Banyaknya jumlah responden 28 b. Skor Rata-rata Setiap Jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi. Rumus: ...................................................................................... (6) Di mana : X = Rata – rata berbobot fi = frekuensi wi = bobot Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawab yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 0 hingga 6 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus, sebagai berikut: .............................................................................. (7) Di mana: R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot c. Skala Likert Rentang skala Likert yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1 sampai 5 dan diberi bobot, maka rentang skala yang didapat adalah seperti di Gambar 3. STE 1 TE 1,8 CE 2,6 E 3,4 SE 4,2 5 Gambar 3. Rentang Skala Likert EPIC Model, (Durianto, 2003) 29 Keterangan : STE TE CE E SE 3.6.2 = Sangat Tidak Efektif = Tidak Efektif = Cukup Efektif = Efektif = Sangat Efektif Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen di manipulasi atau dinaik-turunkan. Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak. Dalam penelitian ini variabel independen adalah jumlah biaya promosi (iklan) dan biaya humas serta variabel dependennya adalah jumlah penjualan. Kuatnya hubungan antar variabel yang dihasilkan dari analisi korelasi dapat diketahui berdasarkan besar kecilnya koefisien korelasi yang harganya antara minus satu (-1) sampai dengan plus satu (+1). Koefisien korelasi yang mendekati minus 1 atau plus 1, berarti hubungan variabel tersebut sempurna negatif atau sempurna positif (Sugiono, 2009) Regresi linier berganda didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal lebih dari satu variabel independen dengan satu variabel dependen persamaan umum regresi linier berganda adalah: ........................................................................ (8) Dimana : Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. b = Harga Y ketika harga X = 0 b1 = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. X1 = Subyek pada variabel independen pertama yang mempunyai nilai tertentu X2 = Subyek Pada variabel independen kedua yang mempunyai nilai tertentu 30 Salah satu asumsi dari analisis regresi berganda adalah liniaritas. Maksudnya apakah garis regresi antara X1, X2, dan Y membentuk garis linear atau tidak. Kalau tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Untuk itu sebelum memberikan contoh berikut akan terlebih dahulu diuji linearitas regresi. 3.6.3 Uji Asumsi Klasik Berikut metode yang digunakan untuk uji asumsi klasik dalam penelitian ini. a. Uji Normalitas Uji normalitas untuk penelitian ini menggunakan metode Gambar probabilitas normal dimana kertas distribusi normal, yakni kertas yang digarisi khusus untuk menggambar grafik. Pada sumbu X menggambarkan nilai variabel yang diamati dan pada sumbu vertikal menunjukkan nilai harapan dari variabel ini bila distribusinya normal. Maka bila plot mendekati garis linier maka asumsi normalitas terpenuhi. Dalam kasus ini menggunakan software SPSS. b. Uji Heteroskedastis Uji ini menggunakan metode Grafik dimana untuk metode ini plot akan menggambarkan pola tertentu yang bisa menyimpulkan pola tersebut homoskedastis atau heteroskedastis. c. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas memakai Variance Inflation Factor (VIF), terdapat satu variabel respons Y dan p buah variabel penjelas, maka kita regresikan setiap variabel penjelas dengan variabel penjelas lainnya sehingga akan memperoleh koefisien determinasi dengan rumus: .............................................................................. (9) Dimana: VIF = Variance Inflation Factor R = Koefisien determinasi dalam regresi 31 d. Uji Otokorelasi Dalam penelitian ini untuk uji otokorelasi menggunakan uji Durbin Watson ...................................................(10) Dimana: d 3.7 = Uji Durbin Watson = Ukuran sampel Penerapan Manajerial Metode Analisis Data Penggunaan EPIC model adalah alat analisis untuk mengetahui efektifitas iklan televisi So Good tersebut, selain menggunakan EPIC model, alat analisis lain yang digunakan yaitu analisis Regresi Linier dimana untuk mengetahui korelasi antara variabel independen (biaya promosi) dengan variabel dependen (jumlah penjualan) sehingga mendapatkan korelasinya. Penggunaan kedua alat analisis tersebut akan di terapkan di penelitian tersebut. 32 IV. 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Dan Produk PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk , didirikan pada tanggal 18 Januari 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory, Sebagai langkah untuk memperluas strategi integrasinya, pada tahun 2000 Perseroan melakukan ekspansi usaha ke industri hilir dengan memproduksi produk bahan makanan bagi konsumen, dan membuat produk-produk daging olahan yang bernilai tambah dengan merek So Good. Produk-produk So Good sudah mendapatkan penghargaan yang banyak seperti the most valuable brand in Indonesia pada periode 20052008. PT So Good Food adalah perusahaan terdepan penghasil produk berbasis protein hewani di Indonesia. Produk-produk PT So Good Food saat ini dikenal luas sebagai produk berbasis protein hewani dengan jaminan kualitas dan kelezatan rasa yang prima. Produk daging olahan dengan merek So Good dan So Nice, serta susu segar alami Real Good telah menjadi pilihan terpercaya bagi keluarga Indonesia. Ini merupakan bukti keberhasilan komitmen So Good Food untuk menjadi mitra dalam membangun keluarga Indonesia yang sehat dan bahagia. So Good adalah nama dagang untuk semua produk daging olahan yang diproduksi oleh PT Japfa Santori Indonesia--sebelumnya bernama PT Japfa Osi Food Industries. So Good diluncurkan pertama kali pada 1999. Produk perdananya berupa chicken stick dengan memakai nama dagang Tasty Tenders, kemudian berkembang memproduksi chicken nugget dengan nama dagang Family's Choice. Tahun 2000, nama dagang Family’s Choice berubah menjadi So Good hingga saat ini. Sesuai dengan slogannya “So Good is Very Good”, merek So Good adalah jaminan bagi konsumen yang menginginkan produk-produk daging olahan berkualitas tinggi. Perusahaan ini mempunyai visi Konsolidasi posisi sebagai perusahaan makanan berprotein dan bergizi terkemuka di Indonesia, dengan pertumbuhan bisnis yang meluas hingga regional Asia. Dengan 33 misi menjadi produsen makanan berprotein dan bergizi yang terpercaya dan dapat diandalkan bagi konsumen di Indonesia. Merek So Good juga merupakan produk yang banyak dipakai sebagai suplier para perusahaan besar seperti hoka-hoka bento dan yang lainnya. Berikut produk-produk So Good yang ada dan sudah di produksi: 1. Chicken Nugget dan Chicken Stick, produk andalan dan yang pertama dalam daging olahan yang diproduksiny, merupakan produk daging olahan yang diproses dengan menggiling daging terlebih dahulu. 2. Whole Muscle Chicken yaitu produk dengan menggunakan daging ayam utuh atau tanpa digiling terlebih dahulu. Seperti Katsu dan Karaage. 3. Whole Muscle Seafood yaitu produk dengan menggunakan daging udang utuh atau tanpa digiling terlebih dahulu. Seperti Ebi Panko, Ebi Katsu, Shumai, dan Golden Money Bag. 4. Bone-in yaitu produk olahan ayam potong yang tidak dihilangkan tulangnya. Seperti Fried Chicken, Chicken Wing, Spicy Chicken. 5. Meat Balls yaitu macam-macam bakso dengan berbagai varian,seperti Bakso Sapi, Ikan, Udang, dan Ayam. 6. Pangsit udang Kuah dari Seafood. 7. Sausage dengan varian Ayam dan Sapi. 8. Shelf Stable Product yaitu produk yang tahan disimpan lama di suhu ruang. Seperti Sozzis & So Nice Siap Makan (25oC). Produk-produk tersebut disebut Frozen Product kecuali Shelf Stable Yang termasuk dalam kategori ini adalah semua produk yang harus disimpan dalam lemari pembeku (freezer) dengan suhu -18 derajat Celcius agar tetap segar untuk dikonsumsi dan sudah tersebar luas ke seluruh Indonesia bahkan sudah mengekspor ke beberapa negara. Untuk harga So Good menargetkan pasar menengah kebawah dimana harga berkisar Rp 2.000 hingga Rp 26.000 dengan berbagai jenis dan rasa. 34 Produk So Good mempunyai Phylosphy sebagai berikut1: 4.2 1. Selalu bicara berdasarkan data 2. Orisinal, kreatif, dan berpikiran terbuka 3. Gigih dalam memberikan yang terbaik kepada pelanggan 4. Optimis dan pantang menyerah 5. Orientasi kebersamaan 6. Disiplin dan integritas Gambaran Umum Iklan So Good Versi “CheryBelle” Banyak iklan televisi yang dikeluarkan oleh So Good salah satunya adalah versi “CheryBelle” yang dikeluarkan pada bulan agustus tahun 2012. Secara singkat, iklan televisi tersebut memperlihatkan bintang tamu atau model yang sangat terkenal pada jamannya yaitu “CheryBelle”. Model CheryBelle menyanyikan lagu Beautiful versi So Good yang diubah liriknya melalui visual CheryBelle yang sedang memakan produk-produk dari So Good. Terlihat pada iklan, para model tersebut memperlihatkan wajah yang senang sehabis makan makanan produk olahan So Good sambil menari dan menyanyi, iklan So Good tersebut mengkomunikasikan produknya sebagai produk yang lezat dan enak. Dan pada terakhir iklan tersebut keluar slogan So Good “Is Very Good”. Berikut beberapa potongan iklan Iklan So Good Versi “CheryBelle” di Lampiran 8. 4.3 Karakteristik Responden Responden yang terlibat dalam penelitian ini lebih dari 100 orang mahasiswa. Informasi karakteristik responden diperoleh berdasarkan kuesioner yang disebar sebanyak 100 orang mahasiswa S1 IPB yang pernah melihat iklan So Good versi “Cherybelle” responden tidak harus membeli atau memiliki produk tersebut. Setelah disebar kuesioner, didapatkan persentase karakteristik responden mahasiswa S1 IPB berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 48 persen dan untuk perempuan sebanyak 52%. Perempuan lebih banyak 1 http://sogood.cda-interactive.com [pada tanggal 22 Oktober 2012] 35 mengambil peran sebagai responden karena populasi mahasiswa S1 IPB mayoritas perempuan yang dapat dilihat pada Gambar 4. laki-laki perempuan 48% 52% Gambar 4. Karakteristik Jenis Kelamin Responden (Data Olahan, 2012) Berdasarkan kuesioner yang sudah disebar, didapatkan hasil perhitungan usia, yaitu berusia 18 tahun (4%), berusia 19 tahun (10%), sebanyak 17% berusia 20 tahun, berusia 21 tahun (29%), dan berusia 22 tahun (40%). hal ini dikarenakan oleh penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa yang rata-rata berkisar 18 tahun - 22 tahun, seperti termuat dalam Tabel 7. Tabel 7. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Usia. Usia Persentase 18 tahun 4 19 tahun 10 20 tahun 17 21 tahun 29 22 tahun 40 Jumlah 100 Sumber: Data Olahan, (2012) Berikut karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal yang sudah di sebarkan kuesioner secara merata pada mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor. Mayoritas bertempat tinggal di rumah sewa atau kost dengan persentase (71%), bertempat tinggal di rumah orang tua (22%), 36 bertempat tinggal rumah keluarga (4%), bertempat tinggal di rumah sendiri (2%), dan bertempat tinggal di asrama (1%) yang terdapat pada Tabel 8 Tabel 8. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Tempat Tinggal Tempat Tinggal Persentase Rumah Sendiri 2 Rumah Keluarga 4 Rumah Orang Tua 22 Rumah Sewa (kost) 71 Asrama 1 Total 100 Sumber: Data Olahan, (2012) Karakteristik total pengeluaran perbulan responden mahasiswa terbagi menjadi lima kelas , yaitu pengeluaran kurang dari Rp. 500.000, Rp. 500.001- Rp 1.000.000, Rp. 1.000.001- Rp. 1.500.000, Rp. 1.500.001Rp.2.000.000, dan lebih dari Rp. 2.000.000 (Tabel 9). Mayoritas responden mempunyai pengeluaran perbulan di selang Rp 500.001- Rp 1.000.000 dengan persentase sebesar (58%). Secara umum mahasiswa S1 IPB adalah dari kalangan menengah kebawah. Seperti termuat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik mahasiswa berdasarkan total pengeluaran perbulan Total Pengeluaran Persentase < Rp 500.000 16 Rp 500.001-Rp 1.000.000 58 Rp 1.000.001-Rp 1.500.000 21 Rp 1.500.001-Rp 2.000.000 3 >Rp 2.000.000 2 Jumlah 100 Sumber: Data Olahan, (2012) 37 Berdasarkan hasil survey (Tabel 10), waktu menonton televisi dibagi menjadi empat selang yaitu kurang dari 1 jam, 1-3 jam, 4-5 jam, dan lebih dari 6 jam. Dimana (47%) mahasiswa menonton 1 sampai 3 jam, sedangkan (26%) kurang dari 1 jam, (19%) menonton 4 sampai 5 jam, dan (8%) menonton selama lebih dari 6 jam. Hal ini disebabkan karena para mahasiswa lebih sibuk dengan aktivitas di kampus, maka tidak ada waktu untuk menonton televisi lebih lama. Berikut hasil Tabel 10 Tabel 10. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Waktu Menonton Televisi Waktu Menonton Televisi Persentase < 1 jam 26 1-3 jam 47 4-5 jam 19 > 6 jam 8 Jumlah 100 Sumber: Data Olahan, (2012) Dari hasil survey, ternyata mahasiswa lebih sering menonton program hiburan. Dapat dilihat pada Gambar 5, sebesar (68%) mahasiswa lebih sering menyaksikan program hiburan, kemudian diikuti dengan menyaksikan berita, olahraga, sinetron dan program anak-anak. Hal ini disebabkan karena mahasiswa membutuhkan acara hiburan untuk menghilangkan kepenatan ketika lelah beraktifitas dalam maupun luar kampus. Hal ini juga bisa menjadi bahan pertimbangan kepada pihak manajemen mempromosikan produknya melalui iklan media televisi diantara acara hiburan yang terbukti lebih diperhatikan oleh mahasiswa dibandingkan acara yang lainnya. 38 80 70 60 50 40 30 20 10 0 berita hiburan olahraga sinetron program anakanak Gambar 5. Program televisi yang sering ditonton oleh Mahasiswa (Data Olahan 2012) Pada Gambar 6, terdapat diagram yang menunjukkan stasiun televisi apa yang paling sering disaksikan oleh konsumen. Sebesar 45 responden paling sering menyaksikan Trans 7, dan diikuti oleh Trans TV dengan 21 responden. Hal ini disebabkan karena acara-acara yang mereka sukai ada di stasiun televisi tersebut. Oleh karena itu, produsen bisa mempertimbangkan bahwa pemilihan stasiun televisi sangat berpengaruh dalam menempatkan promosi periklanan mereka agar lebih efektif. Berikut hasil dari Gambar 6. 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Gambar 6. Stasiun Televisi yang Sering Di Saksikan Mahasiswa (Data Olahan 2012) 39 4.4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Berdasarkan uji validitas yang dilakukan kepada 30 orang mahasiswa, diperoleh hasil bahwa kuesioner sudah valid sehingga layak untuk disebarkan kepada mahasiswa sebagai responden. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan software SPSS 17.0. Nilai r-tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.361 dengan angka kritis sebesar 5 persen dan derajat kebebasan (df) yaitu n-2. Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan teknik Cronbach dengan hasil reliabilitas kuesioner baik yaitu memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0.896 > 0.6. Kuesioner tersebut telah menunjukan hasil yang relatif konsinten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Selanjutnya kuesioner diberikan kepada 100 responden, Responden terdiri dari mahasiswa S1 IPB dari semester 3 hingga semester 9 yang pernah menyaksikan iklan daging olahan So Good versi “Cherybelle”. 4.5 Brand Awareness. Brand awareness yaitu merek-merek yang berhasil diingat dan berada dibenak konsumen sehingga produsen mengetahui seberapa jauh konsumen yang loyal dan produsen mengetahui konsumen mana yang berhasil dipengaruhi oleh bermacam strategi pemasaran. Brand Awareness terbagi atas dua jenis yaitu top of mind dan brand recall. 4.5.1 Top of Mind Setelah dilakukan perhitungan total hasil yang sudah didapatkan maka hasil analisis top of mind artinya merek yang pertama kali diingat oleh mahasiswa atau responden. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa merek daging olahan yang menempati top of mind adalah So Good dengan persentase (42%), diikuti oleh Fiesta sebesar (26%), Berikut hasil selengkapnya pada Tabel 11. 40 Tabel 11. Merek Top of mind No Merek Jumlah Persentase 1 So Good 42 42 2 Fiesta 26 26 3 So Nice 15 15 4 Sozzis 8 8 5 Champ 6 6 6 Bellfood 2 2 7 Bernardi 1 1 100 100 Jumlah Sumber: Data Olahan, (2012) Terlihat dari Tabel 11, bahwa merek So Good sudah memiliki pangsa pikiran dominan konsumen dibanding merek yang lainnya. 4.5.2 Brand Recall Brand Recall bertujuan untuk mengetahui apakah merek untuk mengetahui hal ini yang diingat setelah merek top of mind, maka responden dipersilakan menjawab lebih dari satu merek yang mereka ketahui. Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh bahwa merek daging olahan Fiesta menempati posisi pertama pada Brand Recall dengan jumlah 57 (22.18%). Serta berikutnya diikuti oleh So Good dengan jumlah 52 (21.01%). Berikut hasil selengkapnya di Tabel 12. 41 Tabel 12. Merek Brand Recall No Merek Jumlah Persentase 1 Fiesta 57 22.18 2 So Good 54 21.01 3 So Nice 44 17.12 4 Champ 34 13.23 5 Bellfood 20 7.78 6 Sozzis 12 4.67 7 Delfarm 10 3.89 8 Farmhouse 9 3.50 9 Kimbo 6 2.33 10 Fida 3 1.17 11 Five Star 2 0.78 12 Bernardi 1 0.39 13 Chimory 1 0.39 14 Kingsley 1 0.39 15 Kornetku 1 0.39 16 Pronazz 1 0.39 17 Villabeef 1 0.39 257 100 Jumlah Sumber: Data Olahan, (2012) 4.6 Informasi Mengenai Konsumen Daging Olahan. Beberapa jenis daging olahan seperti chiken nugget, sosis, bakso instan dan smoked beef sering dikonsumsi oleh konsumen, termasuk mahasiswa S1 IPB. Menurut survey menunjukkan bahwa chicken nugget menempati posisi pertama dengan jumlah (63%) untuk daging olahan yang sering dikonsumsi, diikuti oleh bakso instan dengan jumlah (26%), kemudian sosis dengan (8%), dan smoked beef dengan (3%). Berikut Selengkapnya di Tabel 3 42 Tabel 13. Jenis Daging Olahan Yang Sering Dikonsumsi No Jenis Daging Olahan Jumlah Persentase 1 Chicken Nugget 63 63 2 Bakso Instan 26 26 3 Sosis 8 8 4 Smoked Beef 3 3 100 100 Jumlah Sumber: Data Olahan, (2012) Selanjutnya adalah merek daging olahan yang sering dikonsumsi oleh mahasiswa, yang diisikan dalam Tabel 14. Tabel 14. Merek Yang Sering Di Konsumsi No Merek Jumlah Persentase 1 So Good 50 50 2 Fiesta 30 30 3 Champ 11 11 4 Bellfood 3 3 5 Sozzis 3 3 6 So Nice 2 2 7 Farmhouse 1 1 100 100 Jumlah Sumber: Data Olahan, (2012) Berdasarkan Tabel 15, menunjukkan bahwa responden paling banyak membeli daging olahan di supermarket dengan persentase sebesar (55%). Membeli produk daging olahan di supermarket, hal ini disebabkan karena supermarket yang berada disekitar tempat tinggal responden cukup banyak dan jarak yang cukup terjangkau. Bahkan harganya tidak jauh beda dengan pasar tradisional. persentase responden yang membeli di pasar tradisional hanya sebesar (2%). Berikut hasil selengkapnya di (Tabel 15). 43 Tabel 15. Jumlah Responden Berdasarkan Total Pengeluaran Membeli Daging Olahan Perbulan Tempat Membeli Daging Olahan Persentase Warung 8 Pasar Tradisional 2 Minimarket 33 Warteg 1 Supermarket 55 Toko Daging 1 Total 100 Sumber: Data Olahan, (2012) Besar total pengeluaran membeli daging olahan responden terdapat di Tabel 16. Hasil survey membuktikan responden bahwa hampir semua mahasiswa pernah membeli daging olahan tersebut. Berikut total pengeluaran membeli daging olahan yang dibagi menjadi 6 kelas, sebesar (69%) mempunyai pengeluaran perbulannya kurang dari Rp 50.000. hal ini membuktikan bahwa responden membeli daging olahan yang menjadi makanan yang layak untuk dikonsumsi. Berikut selengkapnya di Tabel 16. Tabel 16. Jumlah Responden Berdasarkan Total Pengeluaran Membeli Daging Olahan Perbulan Pengeluaran Membeli Daging Persentase Olahan Per Bulan < Rp 50.000 69 Rp 50.001-Rp 100.000 24 Rp 100.001-Rp 150.000 6 Rp 150.001-Rp 200.000 1 >Rp 200.000 0 Jumlah 100 Sumber: Data Olahan, (2012) 44 Berdasarkan Tabel 17, menunjukkan bahwa televisi sangat mempengaruhi responden dalam pembelian daging olahan dengan persentase (79%). Hal ini disebabkan media televisi sampai saat ini adalah media yang sangat efektif untuk mempromosikan produk termasuk daging olahan meskipun biaya cukup mahal. Oleh karena itu efektivitas iklan dalam televisi sangat menarik untuk diteliti. Berikut hasil selengkapnya di Tabel 17. Tabel 17. Jumlah Responden Berdasarkan Mempengaruhi Pembelian Daging Olahan Yang Mempengaruhi Dalam Persentase Pembelian Daging Olahan Televisi 79 Teman 4 Anggota Keluarga 12 Internet 3 Pacar 2 Jumlah 100 Sumber: Data Olahan, (2012) 4.7 Analisis Efektivitas Iklan dengan EPIC Model Banyak metode untuk mengukur efektivitas suatu iklan salah satunya yaitu dengan EPIC Model, model ini bertujuan untuk mengetahui dampak komunikasi iklan tersebut kepada konsumen yaitu dalam mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen. Ada empat dimensi dalam metode tersebut yang dapat di baca di sub bab 2.9. 4.7.1 Dimensi Empathy Dimensi empathy yaitu memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik iklan So Good tersebut, bagaimana konsumen melihat hubungan suatu iklan dengan pribadi mereka. Berikut pertanyaan yang diajukan kepada responden dimensi empathy. 45 1. Apakah menurut anda iklan televisi So Good versi “Cherybelle” telah berjalan dengan baik. 2. Anda menyukai iklan So Good versi “Cherybelle” di televisi. 3. Setujukah anda iklan televisi So Good versi “Cherybelle” mempunyai daya tarik yang tinggi. Tabel 18 untuk menunjukkan hasil perhitungan dimensi empathy iklan tersebut. Tabel 18. Perhitungan Dimensi Empathy Atribut Bobot P1 P2 P3 Sangat Tidak Setuju 1 2 7 3 Tidak Setuju 2 15 31 26 Netral 3 40 29 31 Setuju 4 40 30 33 Sangat Setuju 5 3 3 7 100 100 100 Total Mahasiswa Sumber: Data Olahan, (2012) ̅ = 3.27 ̅ = 2.91 ̅ = 3.15 Selanjutnya menghitung skor rata-rata dimensi empathy : ̅ = 3.11 Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata empathy, skor empathy dimasukan ke dalam skala pada Gambar 7. STE 1 TE 1,8 CE 2,6 E 3,4 SE 4,2 Gambar 7. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Empathy, (Data Olahan, 2012) 5 46 Hasil analisis dimensi empathy pada iklan So Good versi “Cherybelle” menunjukan bahwa iklan tersebut termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal ini berarti iklan tersebut dapat memberikan informasi dan pesan yang cukup menarik sehingga disukai oleh konsumen. 4.7.2 Dimensi Persuasion Pertanyaan pada dimensi persuasion (persuasi) memberikan informasi apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek. Dimensi persuasion diwakili oleh beberapa pertanyaan yaitu: 1. Setujukah anda iklan televisi So Good versi “Cherybelle” berhasil meyakinkan anda untuk membeli dan mengkonsumsi produk So Good daripada produk pesaingnya. 2. Setelah melihat Iklan Televisi So Good Versi “Cherybelle” mendorong anda untuk mengajak teman anda untuk membeli produk tersebut. Berikut tabel 19 menunjukan hasil perhitungan dimensi persuasion terhadap iklan : Tabel 19. Perhitungan Dimensi Persuasion Atribut Bobot P1 P2 Sangat Tidak Setuju 1 7 9 Tidak Setuju 2 37 41 Netral 3 33 35 Setuju 4 22 14 Sangat Setuju 5 1 1 100 100 Total Mahasiswa Sumber: Data Olahan, (2012) ̅ = 2.73 ̅ = 2.57 Selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata dimensi persuasion : ̅ = 2.65 47 Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dimensi persuasion, skor persuasion dimasukan ke dalam skala pada Gambar 8. STE 1 TE 1,8 CE 2,6 3,4 E 4,2 SE 5 Gambar 8. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Persuasion (Data Olahan, 2012) Hasil analisis dimensi persuasion pada iklan So Good versi “Cherybelle” menunjukan bahwa iklan tersebut termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal ini menunjukan bahwa iklan tersebut cukup dapat meningkatkan dan menguatkan karakter dalam benak konsumen, serta memiliki dampak keinginan konsumen untuk membeli produk tersebut walaupun belum maksimal. 4.7.3 Dimensi Impact Pertanyaan dimensi impact untuk menunjukkan apakah merek daging olahan So Good terlihat menonjol dibanding merek lain dan apakah iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Berikut beberapa pertanyaan dimensi impactyang diajukan untuk responden diwakili oleh beberapa pertanyaan yaitu: 1. Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” telah berhasil menarik perhatian anda. 2. Anda mengetahui dan mengenal produk So Good dari adanya iklan televisi So Good versi “Cherybelle”. 3. Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” lebih kreatif daripada iklan televisi para produk pesaingnya. Tabel 20 menunjukan hasil perhitungan dimensi impact terhadap iklan : 48 Tabel 20. Perhitungan Dimensi Impact Atribut Bobot P1 P2 P3 Sangat Tidak Setuju 1 6 21 6 Tidak Setuju 2 42 28 32 Netral 3 28 17 47 Setuju 4 22 28 15 Sangat Setuju 5 2 6 0 100 100 100 Total Mahasiswa Sumber: Data Olahan, (2012) ̅ = 2.72 ̅ = 2.70 ̅ = 2.71 Selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata dimensi impact : ̅ = 2.71 Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dimensi impact, skor impact dimasukan ke dalam skala pada Gambar 9. STE 1 TE 1,8 CE 2,6 E 3,4 SE 4,2 5 Gambar 9. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Impact (Data Olahan, 2012) Hasil analisis dimensi impact pada iklan daging olahan So Good versi “Cherybelle” menunjukan bahwa iklan tersebut termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal ini berarti iklan So Good versi “Cherybelle” terlihat cukup menonjol dibanding merek lain pada kategori yang sama dan iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. 4.7.4 Dimensi Communication Pertanyaan pada dimensi komunikasi (communication) memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama 49 yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan pesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Berikut pertanyaan yang berkaitan dengan dimensi communication: 1. Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” menyampaikan pesan dengan jelas 2. Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” lebih menonjol daripada iklan televisi para produk pesaingnya 3. Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” memaparkan fungsi, manfaat, dan alasan harus memilih produk So Good daripada produk lain. 4. Slogan So Good cocok dan sesuai dengan produk yang ditawarkan serta mendukung pemasaran produk tersebut. Tabel 21 menunjukan hasil perhitungan dimensi communication terhadap iklan: Tabel 21. Perhitungan Dimensi Communication Atribut Bobot P1 P2 P3 P4 Sangat Tidak Setuju 1 1 4 10 1 Tidak Setuju 2 17 28 20 13 Netral 3 43 40 48 28 Setuju 4 38 24 22 51 Sangat Setuju 5 1 4 0 7 100 100 100 100 Total Mahasiswa Sumber: Data Olahan, (2012) ̅ = 3.21 ̅ = 2.96 ̅ = 2.82 ̅ = 3.50 Selanjutnya communication : adalah menghitung skor rata-rata dimensi 50 ̅ = 3.12 Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dimensi communication, skor communication dimasukan ke dalam skala pada Gambar 10. STE 1 Gambar TE 1,8 10. CE 2,6 E 3,4 SE 4,2 5 Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Communication (Data Olahan, 2012) Dimensi Hasil analisis dimensi communication pada iklan So Good versi “Cherybelle” menunjukan bahwa iklan tersebut termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal ini berarti bahwa iklan So Good versi “Cherybelle” kurang dapat membuat konsumen mengingat pesan utama yang disampaikan serta meningkatkan pemahaman konsumen dan juga mengingat pesan yang disampaikan. Berikutnya hasil dari masing-masing dimensi EPIC di rata-ratakan menjadi EPIC rate, sebagai berikut : ̅ EPIC rate ̅ ̅ ̅ = = = 2.90 Hasil akhir dari EPIC rate adalah 2.90 yang termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal ini memperlihartkan bahwa kinerja iklan So Good versi “Cherybelle” belum maksimal. Grafik hasil analisis efektivitas iklan So Good versi “Cherybelle” dengan metode EPIC Model disajikan pada Gambar 11. 51 Empati 5,0 4,2 2,71 = cukup efektif 3,4 3,11 = cukup efektif 2,6 1,8 Dampak Persuasi 5,0 4,2 3,4 2,6 1,8 1,8 2,6 3,4 4,2 5,0 1,8 2,6 3,12 = cukup efektif 2,65 = cukup efektif 3,4 4,2 5,0 Komunikasi Gambar 11. Gambar EPIC Model iklan So Good Versi “Cherrybelle” (Data Olahan, 2012) Dengan hasil cukup efektifnya iklan daging olahan So Good versi “Cherybelle”, tentu akan berpengaruh terhadap penjulan produk itu sendiri, hal ini dapat di lihat pada laporan keuangan per triwulan PT. Japfa Comfeed Tbk bahwa mempunyai grafik penjualan yang naik turun serta promosi dan iklan yang naik turun juga sehingga bisa dilihat apakah iklan berpengaruh dengan penjualan perusahaan tersebut. 4.8 Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Asumsi Klasik Berdasarkan hasil regresi linier majemuk yang didapat bahwa korelasi antara penjualan (Y) dengan variabel biaya iklan (X1) menunjukkan nilai yang signifikan yang artinya berpengaruh, dan adapun variabel humas (X2) berpengaruh signifikan juga terhadap penjualan. Berikut hasil regresi linier berganda yang didapat memakai software SPSS. 52 4.8.1 Uji Korelasi Korelasi menyatakan hubungan linier antara variabel independen dengan variabel dependen. Korelasi antara X1 dengan Y Nilai korelasi antara X1 dan Y sebesar 0.624 dengan probabilitas 0.023 < alpha 5% artinya hubungan linier antara X1 dan Y positif dan signifikan, jika X1 naik maka Y akan naik. Korelasi antara X2 dengan Y Nilai korelasi antara X2 dan Y sebesar 0.630 dengan probabilitas 0.021 < alpha 5% artinya hubungan linier antara X2 dan Y positif dan signifikan, jika X2 naik maka Y akan naik. Hasil selengkapnya berada di Lampiran 5. 4.8.2 Uji T Uji T ini berfungsi untuk melihat korelasi atau pengaruh variabel bebas yaitu Biaya iklan X1 terhadap variabel terikat yaitu Volume Penjualan Y pada suatu tingkat kepercayaan tertentu. Dan pengaruh variabel bebas Biaya humas X2 terhadap variabel terikat volume penjualan Y.Uji T ini dilakukan dengan melihat nilai sig. (signifikansi). Bisa dilihat di Lampiran 6. Berdasarkan hasil output SPSS pada Lampiran 6 persamaan untuk hasil regresi linier berganda tersebut menjadi: Y = 235183,3 + 34,091 X1 + 1040,186 X2.............................................. (9) Adapun menurut hasil yang didapat, bahwa X1 berpengaruh signifikan terhadap Y yang artinya Biaya iklan berpengaruh terhadap volume penjualan. Begitu juga dengan X2 berpengaruh signifikan terhadap Y yang artinya biaya humas berpengaruh terhadap nilai volume penjualan. Berikut Tabel 22 untuk hipotesis X1 Tabel 22. Hipotesis X1 H0 β1 = X1 berpengaruh signifikan terhadap Y H1 β1 = X1 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y Sumber: Data Olahan, (2012) Berdasarkan hasil output pada Lampiran 6 bahwa nilai probabilitas (0.014) kurang dari alpha 5 persen maka H0 diterima artinya X1 53 berpengaruh signifikan terhadap Y. Nilai koefisien sebesar 34,091 persen, artinya kenaikan 1 juta X1 mampu meningkatkan Y sebesar 34,091 juta dengan asumsi faktor lain tetap. Berikut Tabel 23 untuik hipoteses X2 Tabel 23. Hipotesis X2 H0 β1 = X2 berpengaruh signifikan terhadap Y H1 β1 = X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y Sumber: Data Olahan, (2012) Nilai probabilitas (0.013) kurang dari 5 persen maka terima H0 artinya X2 berpengaruh signifikan terhadap Y. Nilai koefisien sebesar 1040,186, artinya kenaikan 1 juta X2 mampu meningkatkan Y sebesar 1040,186 juta dengan asumsi faktor lain tetap. 4.8.3 Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas yaitu, Variabel biaya iklan X1, variabel biaya humas X2 secara bersamasama terhadap variabel terikat yaitu volume penjualan Y pada tingkat kepercayaan tertentu. Berdasarkan tabel ANOVA dari Lampiran 7. Nilai probabilitas (0.003) kurang dari alpha 5 persen maka artinya model signifikan, dimana minimal ada satu peubah X yaitu biaya iklan X1 dan biaya Humas X2 yang berpengaruh nyata terhadap volume penjualan Y dengan nilai statistik F yaitu 10,645. 4.8.4 Uji Asumsi Klasik Dalam setiap kasus regresi linier berganda tentu mempunyai kesalahan-kesalahan yang tak dapat dihindari. Ada empat masalah dalam ekonometri regresi berganda yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas atau homoskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinieritas. Berikut hasil dan penjelasan. 1) Uji Normalitas Adapun hasil dari SPSS untuk uji Normalitas di Gambar 12 berikut: 54 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Y 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Gambar 12. Standar Plot Regresi Residual (Data Olahan, 2012) Berdasarkan hasil gambar 12 tersebut Plot mengikuti garis linier sehingga asumsi normalitas terpenuhi. Uji Heteroskedastisitas Berikut gambar 13 untuk menjelaskan apakah terjadi Scatterplot heteroskedastisitas atau homokedastisitas: Dependent Variable: Y 2 Regression Standardized Predicted Value 2) 1 0 -1 -2 -1 0 1 2 Regression Studentized Residual Gambar 13. Scatter Plot (Data Olahan, 2012) Menurut gambar 13 menunjukkan bahwa Sebaran data acak dan tidak membentuk Homoskedastisitas. suatu pola artinya termasuk pola 55 3) Uji Multikoliniertias Berdasarkan hasil dari Lampiran 6 menunjukkan Variance Inflation Factors (VIF) bernilai 1,025 dimana nilai tersebut kurang dari < 10 artinya tidak ada multikolinieritas. 4) Uji Otokorelasi Berikut hasil otokorelasi menggunakan uji Durbin Watson yang berada di Lampiran 8, hasil uji Durbin Watson yang didapatkan adalah 1.099 menunjukkan bahwa hasil tersebut berada diselang durbin watson undecision namun ada kemungkinan untuk tidak terjadi otokorelasi. 4.9 Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan karakterisitik konsumen, efektivitas iklan televisi So Good, dan hubungan biaya promosi iklan terhadap volume penjualan So Good. Karakterisik konsumen berdasarkan hasil analisis deskriptif mayoritas perempuan dengan usia 22 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa IPB mayoritas perempuan lebih konsumtif untuk membelanjakan uangnya dan memiliki rasa keingintahuan untuk mencoba produk-produk baru khususnya merek So Good. Konsumen mengharapkan So Good untuk memperbanyak jenis daging olahan yang diproduksi agar lebih banyak variasi untuk memilih. Menurut survey yang didapat bahwa karakteristik konsumen untuk tempat tinggal mahasiswa melalui analisis deskriptif mayoritas konsumen bertempat tinggal di rumah sewa atau kost, dengan total pengeluaran Rp 500.001 – Rp 1.000.000. hal ini menunjukkan bahwa konsumen termasuk ke dalam kelompok ekoonomi menengah ke bawah. Oleh karena itu, pihak perusahaan harus lebih memperhatikan harga untuk produk So Good apakah akan diturunkan atau tetap namun dengan bonus yang bermacam-macam. Hasil analisis deskriptif durasi menonton televisi menunjukkan bahwa konsumen mahasiswa antara 1 sampai 3 jam dan sering menonton acara hiburan serta menonton saluran televisi Trans 7. Hal ini 56 membuktikan bahwa konsumen jarang menonton televisi dimana mahasiswa sebagai konsumen sibuk dengan aktivitas di kampusnya yang berbagai macam dan disibukkan oleh banyak tugas dari mata kuliahnya. Oleh karena itu perusahaan lebih baik memilih saluran televisi dengan persentase lebih banyak d Trans 7 karena akan lebih efektif serta membuat jadwal dengan lebih terperinci menayangkan iklan tersebut seperti memilih jadwal menayangkan iklan disaat pada malam hari sesudah pulang aktivitas atau pagi harisebelum beraktivitas. Hasil dari Brand Awareness dengan melakukan analisis deskriptif didapatkan bahwa So Good menempati posisi pertama top of mind, hasil brand recall didapatkan fiesta menempati posisi pertama. Hal ini membuktikan bahwa So Good sudah mendapati perhatian di benak konsumen, persepsi konsumen menunjukkan bahwa slogan yang mudah diingat yaitu´’So Good Is Very Good” dengan begitu So Good sudah mendapatkan perhatian dari konsumen. Namun perlu di perhatikan bahwa pasar daging olahan yang besar dengan begitu banyak pesaingnya seperti Fiesta akan mudah merebut pasar So Good. Oleh karena itu So Good perlu mengevaluasi iklan terdahulunya yang belum efektif dan cukup efektif dengan merubah konsep-konsep iklansekarang agar lebih menarik yang pada akhirnya akan meningkatkan volume penjualan dan perlu diingat bahwa perusahaan tidak harus mengandalkan promosi hanya melalui periklanan televisi namun dengan hubungan masyarakat, direct selling, dan bonus-bonus yang beragam untuk lebih menarik banyak konsumen. Hasil penelitian dapat dikaitkan dengan bauran pemasaran yaitu produk, harga, tempat distribusi dan promosi. Dari aspek produk So Good perlu menambahkan jenis-jenis daging olahan yang lain, volume yang beragam, dan kemasan yang menarik. Dari aspek rasa konsumen sudah menyukai produk-produk dari So Good hanya saja harus mempertahankan image tersebut karena itu menjadi kekuatan merek So Good atau menambahkan rasa daging olahan yang lainnya seperti sosis rasa daging bebek dan menambahkan volume produknya yang awalnya 57 delapan belas butir chicken nugget dalam satu kemasan diubah menjadi tiga butir chicken nugget dalam satu kemasan. Analisis dari aspek harga didapatkan bahwa mahasiswa atau konsumen yang mengkonsumsi daging olahan mempunyai pengeluaran Rp 500.000-Rp 1.000.000 per bulan yang artinya mahasiswa IPB adalah kalangan menengah kebawah. Oleh karena itu perusahaan harus melihat peluang ini dengan cara memberi bonus di setiap pembeliannya agar harga yang diberikan perusahaan tidak dinilai sangat mahal dan perusahaan harus menambahkan volume produknya karena mahasiswa suka membeli dalam jumlah yang banyak namun harga yang lebih murah dibandingkan harga perbutirnya. Selanjutnya dari aspek saluran distribusi didapatkan hasil bahwa konsumen lebih banyak membeli di supermarket, minimarket, dan diwarung. Oleh karena itu perusahaan harus lebih banyak menyuplai ke tempat seperti supermarket, minimarket, dan diwarung. Hasil sama juga menyebutkan bahwa hanya beberapa konsumen yang membeli produk dagin olahan di pasar tradisional. Artinya perusahaan harus membatasi suplai ke pasar tradisional namun dengan memperbanyak suplai ke supermarket tersebut. Hasil analisis dari aspek promosi didapatkan bahwa hasil efektivitas iklan televisi So Good versi “Cherybelle” dinilai cukup efektif oleh konsumen, hal ini membuktikan iklan tersebut belum menarik bagi konsumen. Namun dari hasil analisis regresi linier berganda dari variabel pengeluaran biaya belanja promosi iklan didapatkan hasil berpengaruh terhadap peningkatan penjualan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus lebih kreatif dalam mengkonsepkan iklan televisinya seperti memperlihatkan kelezatan produknya dengan model komedian contohnya ”Sule” memakai wajah gembira setelah memakan produk tersebut, setalah itu Sule bersemangat kembali menyelesaikan aktivitasnya lalu model yang lain ikut untuk menirukan gaya Sule. Namun perlu diingat bahwa perusahaan tidak harus mempromosikan hanya melalui periklanan tetapi bisa melalui hubungan masyarakat, direct 58 selling, marketing event, dan spanduk-spanduk di jalan raya, contohnya melalui event PRJ (Pekan Raya Jakarta) dan event produk best brand award di JCC (Jakarta Convention Centre) Persusahaan harus meningkatkan volume penjualan dan laba secara keseluruhan, khususnya melalui kebijakan pemasaran, yang seharusnya dilakukan oleh PT.Japfa Comfeed adalah lebih memperhatikan tingkat kepuasan konsumen dengan cara meningkatkan kepercayaan terhadap merek tersebut melalui iklan-iklan di televisi yang lebih efektif, sehingga promosi yang dilakukan melalui media televisi tersebut bisa berpengaruh terhadap peningkatan penjualan perusahaan. Berdasarkan penelitian bahwa iklan tersebut telah mendapatkan 50 persen perhatian konsumen artinya sebagian dari responden yang diteliti sering konsumsi merek So Good. Apabila perusahaan tidak meningkatkan dan lebih berkerja keras mendapatkan 50 persennya yang lain maka cepat atau lambat merekmerek pesaingnya akan merebut pangsa pasar tersebut salah satunya dengan cara lebih kreatif membuat iklan agar bisa menarik konsumen. Selain itu perusahaan perlu juga memperhatikan dalam aspek implikasi yaitu planning (perencanaan), Actuating (pelaksanaan), controlling (pengendalian) sebagai berikut: 4.9.1 Planning 1. Menentukan intensitas penayangan iklan, pemilihan stasiun televisi untuk mempromosikan produk melalui iklan media televisi, serta menambahkan variasi jenis daging olahan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen agar meningkatkan penjualan. 2. Meningkatkan pembelian nyata konsumen setelah melihat iklan televisi dengan memperhatikan aspek penayangan iklan yang dapat membentuk persepsi dan kesan yang positif dan tepat kepada konsumen dengan menonjolkan keunggulankeunggulan produk yang menunjukkan karakteristik produk. 3. Melihat banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk iklan televisi, produk So Good harus melakukan promosi 59 iklannya melalui media yang lainnya seperti Hubungan masyarakat atau Direct Selling. 4.9.2 Actuating 1. Meningkatkan lagi pengenalan slogan So Good dalam iklan agar konsumen lebih melihat produk tersebut lebih menonjol daripada pesaingnya untuk melakukan pembelian nyata. 2. Iklan tersebut harus lebih menginformasikan produk secara lengkap seperti rasa yang enak, harga dan jenis daging olahan yang diproduksi. 4.9.3 Controlling 1. lebih memperjelas target pasar yang dituju agar fokus untuk mendapatkan kepercayaan konsumen. 2. melakukan pengendalian secara efektif terhadap promosi iklan agar biaya yang sudah dikeluarkan dengan cukup banyak bisa lebih tepat sasaran. 3. Membuat survey kebutuhan konsumen dipasar daging olahan. 60 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Informasi keragaman karakteristik konsumen di kampus S1 IPB Dramaga sangat beragam yaitu mayoritas berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di rumah sewa / kost, berusia 22 tahun, rata-rata durasi menonton televisi antara 1 sampai 3 jam, sering menonton acara menonton hiburan saluran Trans 7. So Good telah menjadi top of mind pada benak konsumen dengan persentase (42%), untuk brand recall, So Good menjadi yang kedua dengan persentase (57%) setelah merek Fiesta. Hal ini membuktikan bahwa So Good memiliki posisi puncak pikiran dan benak konsumen. Dengan demikian, So Good cukup dikenal masyarakat sehingga hal ini menjadi peluang bagi PT. Japfa Comfeed untuk meningkatkan pangsa pasar di Indonesia. Pengukuran efektivitas iklan dengan menggunakan EPIC Model menunjukan bahwa iklan So Good dinilai cukup efektif dengan hasil EPIC rate 2.90, dimana dari skala likert terdapat di selang cukup efektif. Hasil tersebut menunjukan bahwa kinerja manajemen perusahaan untuk membuat iklan tersebut belum optimal maka membuat iklan yang lebih menarik lagi dengan cara membuat iklan yang lebih ceria dengan memakai baju yang lebih cerah pada modelnya. Hubungan antara biaya promosi dan iklan terhadap penjualan berpengaruh signifikan yaitu dengan nilai probabilitas (0,023). Begitu juga dengan biaya humas, berpengaruh signifikan terhadap penjualan yaitu dengan nilai probabilitas (0,021). Artinya perusahaan perlu memperhatikan biaya iklan dan promosi agar dipertimbangkan kembali untuk meningkatkan volume penjualan. 61 2. Saran Biaya iklan dan promosi terbukti berhubungan dengan volume penjualan, artinya perusahaan bisa memaksimalkan promosi produk melalui media televisi untuk meningkatkan volume penjualan namun diusahakan untuk meminimalisir keluarnya biaya. Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” terbukti dinilai cukup efektif maka perusahaan perlu mengkaji ulang untuk lebih menarik lagi untuk iklan tersebut, atau perusahaan perlu membuat iklan yang lebih efektif dengan mengkonsepkan iklan tersebut dengan lebih menarik untuk meningkatkan volume penjualan dengan cara mencari model yang lebih tenar untuk iklan televisi agar lebih menarik perhatian konsumen atau membuat iklan lebih ceria dengan memakai baju yang lebih cerah pada modelnya. Mempertahankan menjadi merek top of mind di pasar daging olahan dengan dominasi 50 persen, atau merebut pangsa pasar pesaingnya agar konsumen mempercayai kualitas merek tersebut. 62 DAFTAR PUSTAKA Arief. (2007), Pemasaran Jasa Dan Kualitas Pelayanan, Malang (ID), Bayumedia Publishing: Assauri, S. (2007), Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep Dan Strategi, Jakarta (ID) RajaGrafindo Persada. Direktorat AJMP-IPB (2011), Bogor (ID) Populasi Mahasiswa Strata 1 Kampus Institut Pertanian Bogor. Durianto, dkk, (2003). Invasi Pasar Dengan Iklan yang Efektif Strategi, Program, dan Teknik Pengukuran, Jakarta (ID), Gramedia Pustaka Utama. Furqon. (2011). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Gujarati, D, N, (2006). Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi Ketiga, Jilid Kedua, Jakarta (ID), Erlangga. Kasali, R. (2007), Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pusat Antar Universitas dan Grafiti, Depok (ID), Bidang Ilmu Universitas Indonesia. Kotler, P, (1993). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian, Edisi Tujuh, Volume satu, Jakarta (ID), Fakulas Ekonomi Universitas Indonesia. Kotler, P. Dan G. Armstrong, (2008), Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi Kedua Belas Jilid Dua, Jakarta (ID), Erlangga. (Terjemahan). Kotler, P. Dan K. L. Keller, (2008), Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jakarta (ID), Index, (Terjemahan). Kotler, P. Dan K. L. Keller, (2008), Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas, Jakarta (ID) Erlangga. (Terjemahan). Lee, M. Dan Johnson, C. (2007), Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Globa, Cetakan kedua, Jakarta (ID) Kencana Prenada Media Group. (Terjemahan). Morissan, M.A (2010), Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta (ID), Kencana Prenada Media Group. Robbins, S, P. Dan Coulter, M. (2005). Manajemen, Edisi kedelapan, Jilid satu, Jakarta (ID), Indeks (Terjamahan) Roman, K, dkk. (2005). How to Advertise: Membangun Merek dan Bisnis Dalam Dunia Pemasaran Baru, Third Edition, Jakarta (ID), Elex Media Komputindo (Terjemahan). 63 Setiadi, N, J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep Dan Impliokasi Untuk Strategi Dan penelitian Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Jakarta (ID), Kencana Prenada Media Group. Setiawan. Dan Kusrini, D, E. (2010). Ekonometrika, Jogyakarta (ID), Andi. Shimp, T, A. (2003), Periklanan Promosi, Edisi Kelima, Jilid Pertama, Jakarta (ID), Erlangga, (Terjemahan). Sugiyono, (2009), Statistika Untuk Penelitian, Bandung (ID), Alfabeta. Sumarwan, U. (2002), Perilaku Konsumen-Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Bogor (ID), Ghalia Indonesia. Supangat, A. (2007). Statistika: Dalam kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparamterik. Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Jakarta (ID), Kencana Prenada Media Group. Tjiptono, F. (2008), Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga, Yogyakarta (ID), Andi. Walpole, R, E. (1992), Pengantar Statistika, Edisi ketiga, Jakarta (ID), Gramedia Pustaka Utama. (Terjemahan) 64 LAMPIRAN 65 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini merupakan instrument dalam penelitian berjudul “ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI PRODUK SO GOOD VERSI “CHERYBELLE” (Studi Kasus Mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor)” guna penyelesaian tugas akhir pada DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR, yang dilakukan oleh : Nama : Attar Asmawan NRP : H24080112 Saya mengharapkan ketersediaan Saudara untuk meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner ini secara benar. Informasi yang diterima dalam kuisioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas bantuan dan kerja sama Saudara. Identitas Responden Nama : Fakultas/Departemen : No. HP : Petunjuk Pengisian : Pilih jawaban yang paling sesuai dan beri tanda (x) pada jawaban yang disediakan, Selamat Mengisi. I. BRAND AWARENESS 1. Merek daging olahan (Chicken nugget, sosis, bakso instan, smoked beef) apa yang paling anda ingat? (satu merek saja) ...... 2. Selain Merek daging olahan diatas merek apa lagi yang paling anda ingat? a. ........ d. ..... b. ........ e. ..... c. ........ f. ..... 3. Apakah anda mengenal produk daging olahan merek So Good? a. Ya, saya telah mencantumkannya dalam jawaban saya di atas b. Ya, tetapi saya belum mencantumkannya jawaban saya di atas c. Tidak 66 Lampiran 1. Lanjutan kuisioner penelitian II. INFORMASI MENGENAI KONSUMEN DAGING OLAHAN (Petunjuk: pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda) 1. 2. 3. 4. 5. Jenis produk daging olahan apakah yang paling suka anda konsumsi? (jika tidak pernah lanjut ke pertanyaan nomor 6) a. Chicken Nugget b. Bakso Instan c. Sosis d. Smoked Beef e. Lainnya, sebutkan.... Di mana biasanya Anda Membeli produk daging olahan tersebut? a. Di Warung d. Di Toko daging b. Di Supermarket e. Di Minimarket c. Di Pasar Tradisional f. Pusat Perbelanjaan (mall) f. Lainnya, sebutkan............. Merek daging olahan apa yang anda paling sering konsumsi? (jika tidak pernah lanjut ke pertanyaan selanjutnya) a. So Good d. Champ b. Fiesta e. Lainnya, sebutkan……. c. Delfarm Berapa pengeluaran perbulan anda untuk membeli daging olahan? a. <Rp. 50.000 d. Rp. 150.001 – Rp. 200.000 b. Rp. 50.001 – Rp. 100.000 e. >Rp. 200.000 c. Rp. 100.001 – Rp. 150.000 Darimana Anda Mengetahui dan mempengaruhi anda dalam pembelian daging olahan? a. Koran e. Internet b. Televisi f. majalah c. Teman g. Billboard d. Anggota Keluarga h. Lainnya, Sebutkan.......... III. SCREENING 1. Apakah Anda pernah melihat Iklan So Good versi “Cherrybelle” di televisi? a. Ya b. Tidak (jika menjawab tidak, berhenti sampai di sini. Terima Kasih) IV. KARAKTERISTIK RESPONDEN (Petunjuk: pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda) 1. Apakah jenis kelamin anda? a. Laki-laki b, Perempuan 2. Berapa usia anda saat ini? a. 18 tahun d. 21 tahun b. 19 tahun e. 22 tahun c. 20 tahun f. Lainnya, sebutkan........ 67 Lampiran 1. Lanjutan kuisioner penelitian 3. Dimana tempat tinggal anda saat ini? a. Rumah Sendiri b. Rumah Keluarga c. Rumah Orang tua d. Rumah sewa (kost) e. lainnya, sebutkan...... 4. Berapakah pengeluaran Anda setiap bulan? a. <Rp. 500.000 d.Rp.1.500.001-Rp.2.000.000 b. Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000 e. >Rp. 2.000.000 c. Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000 5. Berapa lamakah Anda menonton televisi dalam sehari ? a. < 1 jam b. 1-3 jam c. 4-5 jam d. > 6 jam 6. Program TV apa yang sering Anda saksikan ? a. Berita d. Sinetron b. Hiburan (music, infotaiment, kuliner, travelling, talk show) c. Olahraga e. Program anak-anak f. Lainnya, sebutkan....... 7. Stasiun TV apa yang paling sering Anda saksikan ? a. Trans 7 f. Indosiar b. RCTI g. MNC TV c. Trans Tv h. SCTV d. ANTV i. Metro TV e. TV One j. Global TV k. Lainnya, Sebutkan.... V. EFEKTIVITAS IKLAN Petunjuk : Isilah/berilah tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan Anda berdasarkan keterangan pilihan berikut : 1 = Sangat Tidak Setuju 4 = Setuju 2 = Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 3 = Ragu-ragu No. 1. 2. 3. Pertanyaan 1 Variabel Emphaty Apakah menurut anda iklan televisi So Good Versi “CheryBelle” telah berjalan dengan baik? Anda Menyukai iklan So Good Versi “CheryBelle” di televisio Setujukah anda iklan televisi So Good Versi “CherbbyBelle” mempunyai daya tarik yang tinggi? 2 3 4 5 68 Lampiran 1. Lanjutan Kuisioner Penelitian No. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Pertanyaan Variabel Persuasi Setujukah anda iklan televisi So Good Versi “CheryBelle” berhasil meyakinkan anda untuk membeli dan mengkonsumsi produk So Good daripada produk pesaingnya Setelah melihat Iklan Televisi So Good Versi “Cherybelle” mendorong anda untuk mengajak teman anda untuk membeli produk tersebut Variabel Impact iklan televisi So Good Versi “CheryBelle” telah berhasil menarik perhatian anda Anda mengetahui dan mengenal produk So Good dari adanya iklan televisi So Good Versi “CheryBelle” iklan televisi So Good Versi “CheryBelle” lebih kreatif daripada iklan televisi para produk pesaingnya Variabel Komunikasi iklan televisi So Good Versi “CheryBelle” menyampaikan pesan dengan jelas iklan televisi So Good Versi “CheryBelle” lebih menonjol daripada iklan televisi para produk pesaingnya iklan televisi So Good Versi “CheryBelle” memaparkan fungsi, manfaat, dan alasan harus memilih produk So Good daripada produk lain Slogan So Good cocok dan sesuai dengan produk yang ditawarkan serta mendukung pemasaran produk tersebut TERIMA KASIH 1 2 3 4 5 69 Lampiran 2. Tampilan potongan iklan So Good Versi “CheryBelle” 70 Lampiran 3. Uji Realibilitas. Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total % 30 100.0 0 .0 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .885 12 71 Lampiran 4. Uji Validitas Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation Alpha if Item Deleted P1 33.10 48.093 .562 .877 P2 33.63 45.482 .716 .868 P3 33.27 44.340 .744 .865 P4 33.73 47.375 .683 .871 P5 34.17 48.557 .630 .874 P6 33.80 46.441 .616 .874 P7 33.33 41.126 .679 .874 P8 33.83 47.868 .642 .873 P9 33.43 50.116 .472 .881 P10 33.47 50.671 .376 .886 P11 33.57 51.426 .369 .886 P12 32.90 48.162 .600 .875 72 Lampiran 5. Uji Korelasi Correlations Y Y X1 .624* .630* .023 .021 13 13 13 Pearson Correlation .624* 1 .156 Sig. (2-tailed) .023 Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N X1 N X2 X2 .610 13 13 13 Pearson Correlation .630* .156 1 Sig. (2-tailed) .021 .610 13 13 N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 13 73 Lampiran 6. Uji T Dan Uji Multikolinieritas Coeffici entsa Model 1 (Constant) X1 X2 Unstandardized Coef f icients B Std. Error 235183,3 1149192 34,091 11,450 1040,186 344,926 a. Dependent Variable: Y Standardized Coef f icients Beta ,539 ,546 t ,205 2,977 3,016 Sig. ,842 ,014 ,013 Collinearity Statistics Tolerance VIF ,976 ,976 1,025 1,025 74 Lampiran 7. Uji F ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 6.790E13 2 3.395E13 Residual 3.189E13 10 3.189E12 Total 9.979E13 12 a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y F 10.645 Sig. .003a 75 Lampiran 8. Jumlah besarnya R Square. b Model Summary Change Statistics Std. Error Mod R el R 1 .825 Adjusted Square R Square a .680 Variable: Y Estimate .616 1.786E12 a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent of the R Square F Change Change .680 10.645 df1 df2 2 10 Sig. F Durbin- Change Watson .003 1.099 76 Lampiran 9. Jumlah Mahasiswa Program Sarjana Berdasarkan Semester Tahun Akademik per Oktober 2011/2012 NO 1 2 3 4 1 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 Fakultas / Departemen A. PERTANIAN Jumlah Mahasiswa L P L+P Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan 123 212 Agronomi dan Hortikultura 301 351 Proteksi Tanaman 114 218 Arsitektur Landskap 121 181 Sub Total (Faperta) 659 962 B. KEDOKTERAN HEWAN Kedokteran Hewan 290 381 Sub Total (FKH) 290 381 C. PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN Budidaya Perairan 162 156 Manajemen Sumberdaya Perairan 87 167 Teknologi Hasil Perairan 97 193 Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan 131 85 Ilmu dan Teknologi Kelautan 171 112 Sub Total (FPIK) 648 713 D. PETERNAKAN Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan 192 154 Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan 124 240 Sub Total (Fapet) 316 394 E. KEHUTANAN Manajemen Hutan 236 224 Hasil Hutan 147 155 Konservasi Sumberdaya Hutan & Ekowisata 190 243 Silvikultur 117 163 Sub Total (Fahutan) 690 785 335 652 332 302 1621 671 671 318 254 290 216 283 1361 346 364 710 460 302 433 280 1475 77 Lanjutan Lampiran 8. 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 1 2 3 F. TEKNOLOGI PERTANAIN Teknik Pertanian 334 Ilmu dan Teknologi Pangan 161 Teknologi Industri Pertanian 233 Teknik Sipil dan Lingkungan 131 Sub Total (Fateta) 859 G. MATEMATIKA DAN IPA Statistik 111 Geofisika dan Meteorologi 117 Biologi 100 Kimia 134 Matematika 137 Ilmu Komputer 249 Fisika 123 Biokimia 117 Sub Total (FMIPA) 1088 H. EKONOMI DAN MANAJEMEN Ilmu Ekonomi 100 Manajemen 132 Agribisnis 173 Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan 111 Ekonomi Syariah 45 Sub Total (FEM) 561 I. EKOLOGI MANUSIA Gizi Masyarakat 122 Ilmu Keluarga dan Konsumen 20 Komunikasi & Pengemb. Masyarakat 85 Sub Total (FEMA) 227 Total 117 274 222 90 703 451 435 455 221 1562 196 111 309 233 178 129 116 191 1463 307 228 409 367 315 378 239 308 2551 262 253 262 277 74 1128 362 385 435 388 119 1689 298 206 343 847 420 226 428 1074 5338 7376 12714