ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI PRODUK SO GOOD VERSI

advertisement
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI PRODUK SO
GOOD VERSI “CHERYBELLE”
(Studi Kasus Mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor)
Oleh
ATTAR ASMAWAN
H24080112
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
RINGKASAN
ATTAR ASMAWAN, H24080112. ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN
TELEVISI PRODUK SO GOOD VERSI “CHERYBELLE” (Studi Kasus
Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan JONO M
MUNANDAR
Konsumsi pakan nasional terus mengalami peningkatan selama sepuluh
tahun terakhir. Termasuk pertumbuhan ekonomi nasional yang meningkat selama
beberapa tahun terakhir menjadi faktor utama mendorong peningkatan konsumsi
daging dan telur ayam, berikut pakan unggas. PT Japfa Comfeed merupakan
perusahaan pakan yang sangat terkenal memproduksi produk tersebut dengan
berbagai merek seperti So Good yang telah melakukan promosi dalam bentuk
iklan televisi, salah satunya iklan televisi So Good “Cherybelle”.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas iklan
televisi So Good dalam mengkomunikasikan pesannya kepada konsumen
menggunakan metode EPIC model. Dengan begitu perusahaan mengetahui bahwa
apakah iklan tersebut menarik konsumen dan efektif untuk meningkatkan volume
penjualan perusahaan serta mengetahui dari aspek mana iklan tersebut yang
kurang dan perlu ditingkatkan kembali.
Penelitian dilakukan selama bulan Oktober 2012 dengan mengambil data
primer dari kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden yaitu mahasiswa
Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini memakai sampel (Non Probbability
Sampling) untuk mewakili seluruh populasi mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor
dengan metode Quota Sampling. Pengambilan data sekunder diperoleh dari studi
literatur. Kuesioner diuji melalui uji validitas dan uji reliabilitas agar bisa
diandalkan menjadi instrumen penelitian. Pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan EPIC Model dan Regresi linier Berganda. Dengan menggunakan
software Microsoft Excel 2007, SPSS versi 17.0, dan Eviews.
Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan So Good telah menjadi
top of mind yang menunjukan bahwa brand image So Good memiliki citra di
benak konsumen. Sedangkan untuk pesaingnya Fiesta menempati posisi pertama
untuk kategori brand recall. Pada umumnya karakteristik mahasiswa S1 IPB
Dramaga Bogor adalah berjenis kelamin perempuan yang bertempat tinggal di
rumah sewa atau kost dimana mayoritas dari mahasiswa tersebut mempunyai total
pengeluaran Rp 500.001 – Rp 1.000.000 per bulan. Waktu menonton televisi
mahasiswa IPB pada umumnya hanya 1 sampai 3 jam, dan mahasiswa IPB sering
menonton program televisi yang bertema hiburan disaluran televisi Trans 7.
Pengukuran efektivitas iklan dengan menggunakan EPIC Model, didapatkan
hasil cukup efektif dalam memperkenalkan produk kepada pemirsa. Dan hasil
yang didapat dari hasil regresi linier berganda biaya iklan dan promosi
berhubungan signifikan terhadap volume penjualan, dan biaya humas juga
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan volume penjualan.
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI PRODUK SO
GOOD VERSI “CHERYBELLE”
(Studi Kasus Mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ATTAR ASMAWAN
H24080112
\
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi
Nama
NIM
: Analisis Efektivitas Iklan Televisi Produk So Good Versi
“Cherybelle” (Studi Kasus Mahasiswa S1 IPB Dramaga
Bogor)
: Attar Asmawan
: H24080112
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc
NIP 196101231986011002
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc
NIP 196101231986011002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Attar Asmawan lahir di DKI Jakarta, Jakarta Barat pada tanggal 17
November 1990. Merupakan anak keempat dari empat bersaudara pasangan
Bapak Muchtar dan Ibu A.Tjella. Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar
Negeri 01 Tanjung Duren Barat pada tahun 2002. Lalu, melanjutkan pendidikan
di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 89 Jakarta Barat, kemudian di tahun
2005 melanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 16 Jakarta Barat. Pada tahun
2008, diterima sebagai mahasiswa di Departemen Manajemen, Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN).
Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di
berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Himpunan Profesi Manajemen
(COM@) maupun BEM FEM. sebagai anggota Komisi Disiplin (Komdis) MPF
FEM. staf Produksi, Operasi, dan Bisnis (POB) di Centre Of Managemegent
(Com@). Sebagai Anggota biasa Keluarga Ekonomi Manajemen Pecinta Alam
(KAREMATA). Penulis juga aktif dalam mengikuti berbagai organisasi eksternal
kampus seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Penulis juga aktif dalam
mengikuti seminar dan pelatihan yang diadakan oleh fakultas maupun IPB.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji senantiasa dipanjatkan hanya kepada Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat
penulis selesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi yang telah diselesaikan penulis berjudul “Analisis Efektivitas Iklan
Televisi Produk So Good Versi “Cherybelle” Studi Kasus Mahasiswa S1 IPB
Dramaga Bogor”. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan
saran yang membangun serta bermanfaat bagi penulis sangat diharapkan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar,
M.Sc sebagai dosen pembimbing dan semua pihak-pihak yang telah turut
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat membantu dan bermanfaat bagi semua.
Bogor,11 Januari 2013
Penulis
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam tak lupa
penulis panjatkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan, motivasi, doa, dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada :
1.
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc sebagai pembimbing skripsi yang telah
membimbing, memberi saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.
2.
Drs. Edward H Siregar, SE, MM. Dan Nurhadi Wijaya, STP, MM sebagai
dosen penguji skripsi dalam sidang saya yang telah menyempatkan waktunya
untuk menguji skripsi ini dan memberikan masukan-masukan yang sangat
berarti untuk penyelesaian skripsi ini.
3.
Kedua orang tua tercinta, Bapak dan mama, yang selalu memberikan kasih
sayang dan tiada hentinya mendoakan. Ketiga kakakku tercinta Nurahmini,
Nuraisyah, dan Mula Putera yang selalu memberikan motivasi.
4.
Seluruh staf tata usaha Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen dan khususnya ibu Yeyet atas segala bantuan dalam hal
administrasi, doa dan dukungannya hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik.
5.
Keluarga Besar KKNB yang telah memberikan support baik secara moral dan
materil.
6.
Nantia Try Priatiningrum tersayang dan tercinta yang selalu memberikan
motivasi, saran, doa serta dukungan kepada penulis dari awal pembuatan
hingga penyelesaian skripsi ini.
7.
Sahabat-sahabat terbaik sejak TPB Mawar (Arif), Ibe (Indra), dan Julio yang
selalu memberikan semangat melalui olahraga dan banyak membantu hingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
8.
Teman-teman satu bimbingan, Frizky, Ardi, Putra, Sachi, Riri dan dudi atas
kerja sama yang sangat membantu penulis serta dukungan selama
penyusunan skripsi ini.
vii
9.
Teman-teman senasib dan sepenanggungan Dea, Harya, Wahyu Aidil, Wahyu
Hidayat, Wahyu Fikri, Rahma, Dore, Mia dan Rangga yang telah menemani
hari-hari dengan canda tawa dan terus memberikan motivasi, doa dan
dukungan pada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman – teman yang membantu menyebarkan kuesioner Kiki, Arif, Julia,
Indra, Qori, Adri, Ubur, Malik, Dymas, Julio dan Ashraf.
11. Teman-teman kosan Ka leo, bang Iwan, Zevy, Qori, Anggi, Sofika, Achy,
dan yang lainnya. Atas bantuan yang sangat berarti ketika penulis berada di
kosan.
12. Teman-teman Manajemen 45 atas persahabatan yang telah dibangun
bersama-sama sejak semester 3, sedih, canda, tawa yang akan menjadi
kenangan manis di hati penulis.
13. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai pada waktunya.
viii
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................................v
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................... vii
I.
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................................5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
2.1 Pengertian Pemasaran ......................................................................................6
2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran ...................................................................6
2.3 Strategi Pemasaran...........................................................................................7
2.4 Bauran Pemasaran ...........................................................................................8
2.5 Manajemen Periklanan.....................................................................................9
2.5.1
Manfaat Periklanan .......................................................................... 10
2.5.2
Tujuan Periklanan ............................................................................ 10
2.5 Periklanan Media Televisi .............................................................................. 11
2.6 Komunikasi Pemasaran .................................................................................. 13
2.7 Efektivitas Periklanan .................................................................................... 14
2.8 Perilaku Konsumen ........................................................................................ 15
2.9 EPIC (Empathy Persuasian Impact Communication) Model ............................. 16
2.10 Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................................... 18
2.11 Uji Asumsi Klasik ............................................................................................ 19
III. METODELOGI PENELITIAN .......................................................................... 20
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................................... 20
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 23
3.3 Pengumpulan Data ......................................................................................... 23
3.4 Metode Penarikan Sampel dan Populasi ......................................................... 23
3.5 Pengujian Kuisioner ....................................................................................... 25
ix
3.6 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................................ 27
3.6.1
Empathy Persuasion Impact Communication Model (EPIC) .......... 27
3.6.2
Analisis Regresi Linier Berganda ................................................ 29
3.6.3
Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 30
3.7 Penerapan Manajerial Metode Analisis Data.................................................. 31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 32
4.1 Gambaran Umum Perusahaan Dan Produk ..................................................... 32
4.2 Gambaran Umum Iklan So Good Versi “CheryBelle” .................................... 34
4.3 Karakteristik Responden ................................................................................34
4.5 Brand Awareness. .......................................................................................... 39
4.5.1
Top of Mind ................................................................................39
4.5.2
Brand Recall ................................................................................40
4.6 Informasi Mengenai Konsumen Daging Olahan. ............................................ 41
4.7 Analisis Efektivitas Iklan dengan EPIC Model ............................................... 44
4.7.1
Dimensi Empathy ........................................................................ 44
4.7.2
Dimensi Persuasion.................................................................... 46
4.7.3
Dimensi Impact .......................................................................... 47
4.7.4
Dimensi Communication ............................................................ 48
4.8 Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Asumsi Klasik ............................... 51
4.8.1
Uji Korelasi ................................................................................52
4.8.2
Uji T........................................................................................... 52
4.8.3
Uji F ........................................................................................... 53
4.8.4
Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 53
4.9 Implikasi Manajerial ...................................................................................... 55
4.9.1
Planning ..................................................................................... 58
4.9.2
Actuating .................................................................................... 59
4.9.3
Controlling .................................................................................59
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 60
1.
Kesimpulan....................................................................................................60
2.
Saran .............................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 62
x
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Pangsa pasar So Good 2011-2012 ...............................................................................2
2. Laporan keuangan meliputi volume penjualan bersih, anggaran biaya iklan dan
humas PT Japfa Comfeed konsolidasi PT So Good Pertriwulan. (dalam jutaan Rupiah)
..................................................................................................................................3
3. Perbedaan bauran pemasaran dengan bauran promosi. .............................................. 10
4. Total pengeluaran periklanan untuk empat jaringan penyiaran teratas dan 3 Jaringan
kabel teratas, Tahun 1997 ......................................................................................... 12
5. Populasi mahasiswa strata 1 kampus Institut Pertanian Bogor. ................................. 24
6. Hasil quota sampling tiap fakultas ............................................................................ 25
7. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Usia. ............................................................. 35
8. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Tempat Tinggal ............................................. 36
9. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Total Pengeluaran Perbulan ........................... 36
10. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Waktu Menonton Televisi ........................... 37
11. Merek Top of mind ................................................................................................. 40
12. Merek Brand Recall ............................................................................................... 41
13. Jenis daging olahan yang sering dikonsumsi ........................................................... 42
14. Merek yang sering di konsumsi .............................................................................. 42
15. Jumlah responden berdasarkan total pengeluaran membeli daging olahan perbulan . 43
16. Jumlah responden berdasarkan total pengeluaran membeli daging olahan perbulan . 43
17. Jumlah responden berdasarkan mempengaruhi pembelian daging olahan ................ 44
18. Perhitungan Dimensi Empathy ................................................................................45
19. Perhitungan Dimensi Persuasion ........................................................................... 46
20. Perhitungan Dimensi Impact ................................................................................... 48
21. Perhitungan Dimensi Communication ..................................................................... 49
22. Hipotesis X1 ..........................................................................................................52
23. Hipotesis X2 ..........................................................................................................53
x
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Segmentation, Targeting (Penentuan Pasar Sasaran), Positioning, (Tjiptono 2008) ......8
2. Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................................................22
3. Rentang Skala Likert EPIC Model, (Durianto, 2003) ................................................ 28
4. Karakteristik Jenis Kelamin Responden (Data Olahan, 2012) .................................... 35
5. Program televisi yang sering ditonton oleh Mahasiswa (Data Olahan 2012) .............. 38
6. Stasiun Televisi yang Sering Di Saksikan Mahasiswa (Data Olahan 2012) ................ 38
7. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Empathy, (Data Olahan, 2012) ....... 45
8. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Persuasion (Data Olahan, 2012) ..... 47
9. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Impact (Data Olahan, 2012) ........... 48
10. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Communication (Data Olahan, 2012)
................................................................................................................................ 50
11. Gambar EPIC Model iklan So Good Versi “Cherrybelle” (Data Olahan, 2012) ....... 51
12. Standar Plot Regresi Residual (Data Olahan, 2012)................................................. 54
13. Scatter Plot (Data Olahan, 2012)............................................................................. 54
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Kuisioner Penelitian ...................................................................................... 65
2. Tampilan potongan iklan So Good Versi “CheryBelle” ................................. 69
3. Uji Realibilitas. ............................................................................................. 70
4. Uji Validitas .................................................................................................. 71
5. Uji Korelasi................................................................................................... 72
6. Uji T Dan Uji Multikolinieritas ..................................................................... 73
7. Uji F ............................................................................................................. 74
8. Jumlah besarnya R Square............................................................................. 75
9. Jumlah Mahasiswa Program Sarjana Berdasarkan Semester Tahun Akademik
per Oktober 2011/2012 ...................................................................................... 76
xii
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Konsumsi pakan nasional terus mengalami peningkatan selama
sepuluh tahun terakhir. Meskipun harga-harga komoditas global terus naik
selama beberapa tahun terakhir, permintaan pakan ternak tidak menurun.
Pertumbuhan ekonomi nasional yang meningkat selama beberapa tahun
terakhir menjadi faktor utama mendorong peningkatan konsumsi daging dan
telur ayam, berikut pakan unggas. Banyak perusahaan yang menjadi
produsen dalam bidang produk pakan tersebut.
Dalam zaman modern tentu produk-produk berbagai aspek menjadi
sangat maju dan berkembang, dimana hal-hal yang dianggap tidak penting
pun ikut berkembang. Disisi lain perkembangan ini bisa negatif dan bisa
positif. Tentunya masyarakat dunia mengharapkan perkembangan itu positif
serta mendukung aktivitas yang dikerjakan. Selain perkembangan teknologi
khususnya
masyarakat
indonesia,
dimana
teknologi
yang
bersifat
memanjakan penggunanya untuk pekerjaan juga mendukung untuk
membantu efektivitas dan efisiensi aktivitas. Pada umumnya perusahaan
besar ataupun perusahaan kecil sangat mengandalkan teknologi tersebut,
Sebagai contoh anak perusahaan dari PT japfa Santori Indonesia yang
dahulu bernama PT Japfa Osi Food Industries yaitu PT So Good Food
memakai teknologi mereka untuk mengolah daging ayam menjadi makanan
olahan yaitu seperti chicken Nugget dan sosis. Dimana Perusahaan yang
bergerak dibidang peternakan ini sementara menjadi market leader
dibidangnya.
Sebagai langkah untuk memperluas strategi integrasinya, pada tahun
2000 perseroan melakukan ekspansi usaha ke industri hilir dengan
memproduksi produk bahan makanan bagi konsumen, dan membuat
produk-produk daging olahan yang bernilai tambah, dengan merek So
Good. Makanan beku olahan hasil PT Japfa Comfeed Indonesia yang sudah
cukup dikenal masyarakat diantaraya Sozzis (siap makan), Holanda (kue
2
kering) dan Greenfields (susu instant siap minum). Pangsa pasar untuk
bidang olahan daging ini memang sangat besar, untuk perusahaan yang
mempunyai slogan “So Good Is Very Good” PT.So Good sangat jeli melihat
peluang tersebut dimana persaingan di bidangnya semakin bertambah.
Banyak sekali pesaing-pesaing yang di hadapi contohnya Pada tahun 20112012 merek-merek yang menjadi pesaing So Good yaitu Fiesta, Champ,
Bellfoods dan lain-lain belum mampu menandingi pangsa pasar yang di
ungguli oleh So Good. Seperti termuat di Tabel 1.
Tabel 1. Pangsa Pasar So Good 2011-2012
Merek
2011
2012
So Good
39,5%
59,9%
Fiesta
25%
10,7%
Champ
23%
7,9%
Bellfoods
1,8%
4,5%
Nuggetku
1,4%
-
222
1%
-
So Nice
-
5,1%
Sumber: http://www.topbrand-award.com, (2012)
Banyak promosi yang dilakukan PT So Good, Salah satunya promosi
yang dilakukan adalah dengan promosi periklanan. Promosi itu dipilih
karena persaingan yang begitu ketat sehingga So Good perlu memberikan
informasi yang lebih lengkap dan intens kepada masyarakat akibat dari
jumlah produk yang ditawarkan di pasar semakin banyak serta daya beli
konsumen meningkat serta salah satu aspek untuk merawat loyalitas kepada
konsumen. Dalam bauran promosi dikenal dengan BTL (Below The Line)
dan ATL (Above The Line). Below The Line ( BTL) adalah segala aktifitas
marketing atau promosi yang dilakukan di tingkat retail atau konsumen
dengan salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen supaya aware
dengan produknya. semua aktifitas ini biasanya dilakukan oleh kantor
perwakilan di daerah yang menjadi area pemasarannya. Pada intinya
aktifitas BTL selalu bertujuan untuk mendukung dan memfollow up aktifitas
ATL. Above The Line ( ATL ) adalah aktifitas marketing atau promosi yang
3
biasanya dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya membentuk brand
Awareness yang diinginkan.
Salah satu bentuk media iklan untuk melakukan promosi yang
digunakan oleh So good adalah melalui media televisi. membuat pesan iklan
yang komunikatif bukanlah pekerjaan yang mudah. Memang banyak iklan
yang sukses dalam artian sangat disukai oleh konsumen dan pada akhirnya
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. Tetapi banyak
juga iklan yang gagal menembus benak konsumen. Perlu tindakan kreatif
bahkan komunikatif untuk dapat menghasilkan iklan yang mendapatkan
hati konsumen. Bahkan untuk membuat iklan memakan biaya begitu banyak
khususnya lewat media televisi yang pada dasarnya mempunyai pembiayaan
paling besar dari media-media yang lainnya. Belum lagi biaya produksi
termasuk
pembuatan
film
yang
terkadang
melibatkan
artis
bisa
menghabiskan milyaran rupiah. Berikut data penjualan bersih pertahun serta
biaya belanja iklan pertahun PT.Japfa Comfeed konsolidasi PT So Good.
Berikut laporan keuangan yang meliputi volume penjualan bersih, biaya
iklan, dan biaya humas di Tabel 2.
Tabel 2. Laporan keuangan meliputi volume penjualan bersih,
anggaran biaya iklan dan humas PT Japfa Comfeed
konsolidasi PT So Good pertriwulan. (dalam jutaan Rupiah)
Triwulan Penjualan Bersih
Iklan
Humas
31-3-07
1.681.594
32.434
1.985
30-6-07
3.679.343
71.478
3.170
31-9-07
5.639.118
108.753
3.509
31-3-08
2.333.713
28.721
603
30-6-08
5.081.610
62.924
1.637
30-9-08
8.332.188
97.434
2.868
31-3-09
3.068.189
45.278
664
30-6-09
735.020
2.526
2.896
30-9-09
9.914.831
138.130
4.070
31-3-11
3.788.315
67.177
1.659
30-6-11
7.818.430
115.628
2.843
31-3-12
4.032.150
1.632
1.577
30-6-12
8.463.953
4.285
6.203
Sumber : BEI (Bursa Efek Indonesia), (2012)
Berdasarkan Tabel 2 terlihat perusahaan sangat banyak mengeluarkan
biaya iklan untuk mempromosikan produknya demi mendapatkan targetnya.
4
Termasuk biaya iklan melalui media televisi. Maka dari itu penayangan
iklan pada media televisi yang langsung ditujukan kepada konsumen akhir
membutuhkan perhatian yang cukup besar sehingga efektif dan dapat
mencapai tujuan komunikasi pemasaran serta menarik untuk diteliti.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, perumusan masalah yang
didapat adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana karakterisitik konsumen daging olahan merek So Good.
2.
Bagaimana posisi brand awareness merek So Good dalam benak
mahasiswa di kampus S1 IPB Dramaga Bogor?
3.
Bagaimana efektivitas iklan televisi produk So Good mampu
mengkomunikasikan pesan secara efektif kepada konsumen dengan
menggunakan EPIC model?
4.
Bagaimana hubungan antara biaya iklan dan biaya hubungan
masyarakat terhadap volume penjualan?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1.
Mengidentifikasi karakterisitik konsumen daging olahan merek So
Good.
2.
Mengetahui posisi brand awareness merek So Good dalam benak
mahasiswa di kampus S1 IPB Dramaga, Bogor.
3.
Mengetahui
efektivitas
iklan
televisi
So
Good
dalam
mengkomunikasikan pesannya kepada konsumen menggunakan
metode EPIC model.
4.
Mengetahui hubungan antara biaya iklan dan biaya hubungan
masyarakat terhadap volume penjualan.
5
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.
Perusahaan, untuk mengetahui seberapa efektif penayangan iklan
televisi yang telah dilakukan. Perusahaan juga dapat mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen, sehingga
penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam membuat strategi
pemasaran.
2.
Kalangan akademis, sebagai data dasar bagi para peneliti dalam
bidang tertentu.
3.
Masyarakat, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
efektivitas.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada menganalisis
efektivitas iklan televisi produk So Good dan hubungan antara biaya
promosi iklan dan humas terhadap volume penjualan. Ruang lingkup
penelitian ini mencakup pada area kampus IPB Dramaga Bogor karena
keterbatasan waktu dan biaya serta kemudahan dalam pengambilan sampel
serta untuk mengetahui merek daging olahan yang sering dikonsumsi oleh
mahasiswa.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Pemasaran
Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manuisa dan masyarakat. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika
dalam Kotler (2008), Pemasaran
seperangkat
proses
untuk
adalah satu fungsi organisasi dan
menciptakan,
mengkomunikasikan,
dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan
dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
Dimana peran pemasaran adalah untuk menyerahkan standar hidup yang
lebih tinggi. Menurut Kotler (2008), Pemasaran suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut
Theodore Levitt Dalam Kotler (2008), perbedaan konsep penjualan dan
pemasaran yaitu penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sementara
pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian
pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai,
sementara pemasaran mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan
pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan kelompok barang
yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan dan akhirnya
mengkonsumisnya.
2.2
Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan
pemasaran, begitu juga dengan pengertiannya adalah penggabungan dari
dua kata tersebut. Menurut Assauri (2007) bahwa manajemen pemasaran
merupakan
pengendalian
kegiatan penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan
program-program
yang
dibuat
untuk
membentuk,
membangun, dan memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran
pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka
7
panjangpengertian manajemen pemasaran adalah Analisis lain menyebutkan
bahwa menurut American Marketing Association dalam kotler (1993),
Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penentuan harga, promosi dan distribusi ide-ide, barang-barang,
dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan
organisasi.
2.3
Strategi Pemasaran
Semua perusahaan kecil ataupun besar mempunyai strategi pemasaran
macam-macam. Mengingat pentingnya perusahaan membuat strategi
pemasaran, maka pemasar harus lebih kreatif untuk menarik konsumen agar
pembeli produk mereka. Menurut Kotler dalam Tjiptono (2008)
Inti
pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok, yaitu
(Segmenting, Targeting, Positioning).
Langkah yang pertama yaitu segmentasi, yakni mengidentifikasi dan
membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin
membutuhkan produk dan atau bauran pemasaran tersendiri serta
mengembangkan bentuk segmen yang menguntungkan. Langkah kedua
yaitu penentuan pasar sasaran atau targeting, yakni tindakan memilih satu
atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau dilayani. Dan langkah yang
ketiga
adalah
positioining,
yaitu
tindakan
membangun
dan
mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dari produk di dalam
pasar. Pada (Gambar 1)
8
Segmentasi Pasar
Positioning
1. Mengidentifikasi
variabel segmentasi
dan segmentasi pasar
2. Mengembangkan
bentuk segmen yang
menguntukan
3. Mengidentifikasi konsep
positioning yang memungkinkan
bagi masing-masing segmen
sasaran.
4. Memilih, mengembangkan, dan
mengkomunikasikan konsep
positioning yang di pilih.
Penentuan Pasar Sasaran
5. Mengevaluasi daya tarik masingmasing segmen
6. Memilih segmen-segmen sasaran.
Gambar 1. Segmentation, Targeting, Positioning, (Tjiptono 2008)
2.4
Bauran Pemasaran
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup,
berkembang, dan mampu bersaing. Maka setiap perusahaan selalu
menerapkan dan menetapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan
pemasarannya. Dalam strategi pemasaran ini, terdapat strategi Acuan atau
Bauran pemasaran marketing mix yang menetapkan komposisi terbaik dari
keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran
pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
Menurut Morissan (2010) Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran
dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati
secara cermat kebutuhan dan keinginan konsumen yang dilanjutkan dengan
mengembangkan suatu produk (Product) yang memuaskan kebutuhan
konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga (Price) tertentu
serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (Place) yang
menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu
program promosi (Promotion) atau komunikasi guna menciptakan
9
kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan.
Menurut Assauri (2007) ada empat unsur strategi Bauran Pemasaran yaitu:
1.
Strategi produk.
Menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang
dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumen dan sekaligus dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, mealu
penngkatan penjualan dan peningkatan share pasar.
2.
Strategi Harga.
yaitu penetapan harga dengan tujuan memperoleh laba yang
maksimum, mendapatkan share pasar tertentu, memerah pasar
(market skimming), mencapai tingkat hasil penerimaan penjualan
maksimum pada waktu itu, mencapai keuntungan yang ditargetkan
dan mempromosikan produk.
3.
Saluran Distiribusi.
Yaitu perusahaan menentukan penyaluran produknya
melalui
pedagang besar atau distibutor, yang menyalurkannya ke pedagang
menengah atau subdsitributor dan meneruskannya ke pengecer
(retailer), yang menjual produk itu kepada pemakai atau konsumen
Strategi Promosi.
4.
Saluran Promosi.
Adalah kombinasi dari unsur-unsur acuan atau bauran promosi
(Promotional mix), yang terdiri dari Advertising, Personal Selling,
Promo Penjualan (Sales Promotion), dan Publisitas (Publicity).
2.5
Manajemen Periklanan
Menurut Lee dan Johnson (2007) Periklanan yaitu komunikasi
komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya
yang di transmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal
seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang, atau
kendaraan umum. Menurut Kasali (2007) iklan di definisikan sebagai pesan
yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat
suatu media. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan
bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix).
10
Berikut perbedaan bauran pemasaran jasa dan bauran promosi yang termuat
di Tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan Bauran Pemasaran dengan Bauran Promosi.
Bauran Pemasaran
Bauran Promosi
Produk
Iklan
Harga
Promosi Penjualan
Promosi
Acara dan Pengalaman
Saluran Distribusi
Hubungan Masyarakat
Karyawan Perusahaan
Pemasaran Langsung
Proses Produksi
Pemasaran Interaktif
Tingkat Servis
Penjualan Personal
Pemasaran dari mulut ke mulut
Sumber: Kotler (2008) dan Arief (2007)
2.5.1 Manfaat Periklanan
Menurut Kasali (2007) ada tiga manfaat iklan bagi masyarakat yaitu:
1.
Iklan memperluas alternatif pilihan bagi konsumen. Dengan adanya
iklan, konsumen dapat mengetahui adanya beragam produk, yang
pada gilirannya menumbulkan adanya pilihan.
2.
Iklan
membantu
produsen
menimbulkan
kepercayaan
bagi
konsumennya. Sering dikatakan “tak kenal maka tak sayang”. Iklaniklan yang secara gagah tampil di hadapan masyarakat dengan ukuran
besar dan logo yang cantik menimbulkan kepercayaan yang tinggi
bahwa perusahaan yang membuatknya bonafid dan produknya
bermutu.
3.
Iklan membuat orang kenal, ingat, dan percaya.
2.5.2 Tujuan Periklanan
Menurut Durianto dkk (2003) tujuan periklanan sebagai berikut:
1.
Create Awareness:
benak konsumen.
menciptakan kesadaran pada suatu merek di
11
2.
Communicate
information
about
atributes
and
benefits:
mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengeni atribut dan
manfaat suatu merek.
3.
Develop or change an image or personality: mengembangkan atau
mengubah citra atau personalitas sebuah merek.
4.
Associate a brand with feelings and emotions: mengasosiasikan suatu
merek dengan perasaan serta emosi.
5.
Create group norms: Menciptakan norma-norma kelompok.
6.
Precipitate behavior (mengendapkan perilaku): perilaku konsumen
dapat dibentuk lewat iklan.
7.
Mengarahkan
konsumen
untuk
membeli
produknya
dan
mempertahankan Market Power perusahaan.
8.
Menarik calon konsumen menjadi konsumen yang loyal dalam jangka
waktu tertentu.
9.
Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat
menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang.
2.5
Periklanan Media Televisi
Menurut Kottler dan Armstrong (2008), menyeleksi media iklan ada
langkah-langkah utamanya (advertising media), (1) memutuskan jangkau,
frekuensi, dan dampak, (2) memilih jenis media utama, (3) menyeleksi
wahana media tertentu, (4) memutuskan penetapan waktu media.
Menurut Roman (2005), Media televisi sebagai gabungan dari media
dengar dan gambar yang bisa bersifat politis bisa informatif, hiburan dan
pendidikan. Pola menonton televisi juga berubah. Siaran televisi tetap
menjadi media massa yang hebat dengan jangkauan yang luas meskipun
beberapa saluran televisi utama sudah kehilangan pemirsa yang pindah ke
saluran televisi lain selama beberapa dekade. Namun, pemirsa cenderung
menonton televisi lebih lama daripada sebelumnya (rata-rata empat jam
sehari). Televisi juga tersedia di berbagai tempat, di lift, kantor, ruang
tunggu dokter gigi, bandara dan pesawat, dan stadion olahraga di seluruh
dunia. Berikut total pengeluaran periklanan empat jaringan teratas dan tiga
jaringan tiga jaringan kabel teratas pada Tabel 4.
12
Tabel 4. Total pengeluaran periklanan untuk empat jaringan penyiaran
teratas dan 3 jaringan kabel teratas, tahun 1997
Jaringan Penyiaran
Biaya Periklanan ($ Juta)
NBC
5,230
ABC
4,109
CBS
3,099
Fox
2,368
Total
14,806
Jaringan Kabel
Biaya Periklanan ($ Juta)
ESPN
0,696
Nickelodeon
0,494
TBS
0,470
Total
1,660
Sumber : Shimp (2003)
Menurut Tabel 4 diatas, menunjukkan bahwa jaringan kabel lebih
murah dibandingkan dengan jaringan penyiaran, hal ini disebabkan karena
jaringan kabel mempunyai biaya langganan khusus untuk pemakainya
sehingga untuk biaya periklanan di jaringan kabel lebih murah. Hal ini juga
menunjukkan bahwa begitu mahalnya untuk memasukkan iklan di televisi
khususnya televisi swasta, maka sangat disayangkan jika iklan televisi
membutuhkan biaya yang mahal namun tidak efektif untuk meningkatkan
penjualan. Menurut Kotler & Armstrong (2008), anggaran periklanan yaitu
uang dan sumber daya yang dialokasikan untuk program periklanan suatu
produk atau perusahaan. Terdapat kelebihan dari periklanan melalui media
televisi, menurut Kotler & Armstrong (2008), yaitu sebagai liputan
pemasaran massal yang baik, biaya rendah per tayang, menggabungkan
pandangan, suara, dan gerakan, menarik terhadap indera. Adapun
kekurangannya yaitu biaya absolut tinggi, kerumunan tinggi, tayangan
hanya sekilas, selektivitas pemirsa kurang.
Terdapat kelebihan dari periklanan melalui media televisi menurut
Kasali (2007) sebagai berikut:
13
1.
Efisiensi Biaya
Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling
efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu
keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran
yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur
2.
Dampak yang kuat
Keunggulan yang lainnya adalah kemampuannya menimbulkan
dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus
dua indera penglihatan dan pendengaran.
3.
Pengaruh yang kuat
Televisi mempunyai pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi
persepsi khalayak sasaran.
Adapun kelemahan dari periklanan melalui media televisi menurut
Kasali (2007) sebagai berikut :
1.
Biaya yang besar
Kelemahan yang paling serius dalam beriklan di televisi adalah biaya
absolut yang sangat ekstrem untuk memproduksi dan menyiarkan
siaran komersial.
2.
Khalayak yang tidak selektif
Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau
sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak
selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah.
3.
Kesulitan teknis
Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan-iklan yang
telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi
menjelang jam-jam penyiarannya.
2.6
Komunikasi Pemasaran
Dalam pemasaran, komunikasi menjadi aspek yang sangat penting
untuk mengimplementasikan strategi tujuan komunikasi, agar konsumen
mengetahui dengan jelas apa yang ingin diberitahukan untuk mendapatkan
pengaruh positif dari produsen. Menurut Morissan (2010), komuikasi
pemasaran terpadu merupakan upaya untuk menjadikan seluruh kegiatan
14
pemasaran dan promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image
yang bersifat satu dan konsisten bagi konsumen. Menurut Asosiasi Biro
Iklan Amerika dalam Morissan (2010), definisi komunikasi pemasaran
terpadu adalah suatu konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang
mengakui nilai tambah dari satu rencana komprehensif yang mengevaluasi
peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi (misalnya iklan umum,
promosi penjualan) dan menggabungkan berbagai disiplin tersebut guna
memberikan kejelasan, konsistensi, serta dampak komunikasi yang
maksimal.
2.7
Efektivitas Periklanan
Aktivitas periklanan berkorelasi erat dengan biaya yang sangat
besar, karenanya efektivitas periklanan perlu perhatian yang serius. Strategi
dan program yang handal diperlukan untuk mencapai dampak iklan yang
diinginkan, untuk memahami dampak ini diperlukan teknik pengukuran
untuk memantau efektivitas iklan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Menurut Robbins dan Coulter (2005), efektifitas berarti menyelesaikan
kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai.
Menurut
Kotler dan Armstrong (2008), mengukur efisiensi dan efektivitas iklan
adalah isu nomor satu di pikiran pengiklan saat ini. Dari survei diketahui
61,5 persen responden berpendapat bahwa penting bagi mereka untuk
mendefinisikan, mengukur, dan mengambil tindakan di bidang akuntabilitas
iklan. Menurut Durianto (2003) dikenal tiga kriteria untuk mengukur
efektifitas iklan, yaitu (1) penjualan, (2) pengingatan, (3) persuasi. Bila
pesan suatu iklan dapat terpatri secara mendalam dalam benak konsumen,
dan konsumen mencermatinya dengan sudut pandang yang benar, maka dari
sudut mekanisme pasar, maka iklan tersebut efektif. Namun menurut Roman
(2003), iklan televisi akan lebih efektif jika memenuhi kriteria seperti
berikut:
1.
Gambar harus menceritakan kisah.
Artinya dalam mengiklankan suatu produk dengan media televisi
aspek visual menjadi sangat penting. Gambar-gambar dalam iklan
15
tersebut akan terekam dalam benak konsumen dan menceritakan kisah
produk tersebut.
2.
Mendapatkan perhatian pemirsa.
Lima sampai sepuluh detik pertama dari sebuah iklan merupakan saat
penting karena menjadi penentu keberhasilan iklan menangkap
perhatian pemirsa atau tidak.
3.
Berpikir fokus.
Sebuah iklan yang bagus berpusat tajam pada satu ide, yaitu
keuntungan utama konsumen. Mengkomunikasikan satu ide dan
alasan mempercayainya.
4.
Antisipasi ide untuk merek.
Dilihat sebagai peniru oleh kompetitor lain adalah hal sangat buruk,
maka perlu dibuat antisipasi ide agar tidak dilihat sebagai peniru.
5.
Pastikan iklan tetap “lekat”
Daya ingat sangat penting terutama jika produk tersebut produk
kebutuhan sehari-hari, seperti sabun atau pasta gigi. Pesan melalui
percakapan orang di depan kamera membutuhkan daya ingat yang
lebih tinggi daripada pesan yang diucapkan secara jelas (voice-over
announcer).
6.
Refleksikan kepribadian merek.
Menjaga kepribadian merek membutuhkan dedikasi dan konsistensi.
Slogan menjadi suatu yang sangat penting untuk mendapatkan
kredibilitas produk atau merek.
7.
Kurang itu lebih.
Jangan memasukkan semua kata yang sudah dibuat dalam iklan,
karena akan mengubur pesannya. Berpikir dengan matang untuk
membuat suatu kata atau kalimat agar konsumen mengingatnya lebih
mudah.
2.8
Perilaku Konsumen
Secara umum perusahaan hanya melihat peningkatan laporan
keuangan dari data kuantitatif dari sisi perusahaan tersebut, tanpa
memperhatikan efek sosial perilaku konsumen. Bila perusahaan kecil
16
ataupun besar memperhatikan aspek perilaku konsumen, maka perusahaan
berpeluang mendapatkan loyalitas pelanggan yang begitu banyak. Menurut
Sumarwan (2002), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan,
serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum
membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa
setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Menurut
Setiadi (2003) perilaku konsumen diartikan sebagai tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan
ini.
2.9
EPIC (Empathy Persuasian Impact Communication) Model
Efektifitas iklan dapat diukur dengan menggunakan EPIC model.
Menurut Durianto (2003), mencakup empat dimensi kritis, yaitu: empati,
perssuasi , dampak , dan komunikasi (Empathy, persuasion, impact, and
communication) EPIC.
1.
Dimensi empati
Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai
suatu iklan danmenggambarkan bagaimana konsumen melihat
hubungan antara suatu iklan dengan pribadi mereka. Empati
(Empathy) merupakan keadaan mental yang membuat seseorang
menidentifikasikan dirinya atau erasa dirinya pada keadaan perasaan
atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati
melibatkan afeksi (affect) dan kognisi (cognition) konsumen.
2.
Dimensi persuasi
Dimensi Persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu
iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek,
sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak
iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh
gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik
suatu merek. Persuasi (persuasion) adalah perubahan kepercayaan,
sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi
promosi. Komunikasi promosi, seperti periklanan, yang dapat
17
mempengaruhi konsumen dapat menggunakan dua proses kognitif,
yaitu jalur sentral dan jalur periferal menuju persuasi.
3.
Dimensi dampak (Impact)
Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat
menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa, dan
apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang
disampaikan. Dampak yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah
pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen
melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk
dan atau proses pemilihan. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan
produk (levels of product knowlede) yang berbeda-beda, yang dapat
digunakanuntuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan
pembelian. Konsumen dapat memiliki empat tingkat penegetahuan
produk, yaitu kelas produk, Bentuk produk, merek, dan model.
4.
Dimensi komunikasi
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan
konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan,
pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan
tersebut.
Perspektif
pemrosesan
kognitif
adalah
inti
untuk
mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan
permasalahan komunikasi. Proses dimulai ketika sumber komunikasi
promosi menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan,
kemudian meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol
yang paling tepat ( menggunakan kata, gambar, atau tindankan ).
Kemudian, pesan ditransimisikan ke sebuah penerima melalui
berbagai media, seperti pertunjukkan televisi, penawaran via pos,
billboard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring ke
suuatu promosi, harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya.
Kemudian, konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke toko
atau melakukan pembelian
18
2.10 Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiyono (2009), terdapat perbedaan yang mendasar antara
analisis korelasi dan regresi. Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah
dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang
bersifat simetris, kausal dan reciprocal, sedangkan analisis regresi
digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel
dependen, bila nilai variabel independen di manipulasi atau dirubah atau
dinaik turunkan.
Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan
apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui
peningkatan variabel independen atau tidak. Sebagai contoh, naiknya
jumlah penjualan dapat dilakukan melalui jumlah iklan atau tidak.
Menurut Supangat (2007) persamaan garis regresi adalah merupakan
model hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu antara variabel
bergantung (dependent variable) sedangkan yang di maksud dengan garis
regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis
yang ditarik di antara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga
dapat digunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan
besar variabel yang lain, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui
macam korelasinya (positif atau negatifnya). Apabila dua variabel x dan y
mempunyai hubungan atau korelasi, maka perubahan nilai variabel diartikan
sebagai variabel yang satu memengaruhi variabel lainya.
Analisis Regresi dan korelasi digunakan untuk mempelajari hubungan
antara dua variabel atau lebih, dengan maksud bahwa dari hubungan
tersebut dapat memperkirakan (memprediksi) besarnya dampak kuantitatif
yang terjadi dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya.
Perbedaan antara analisis regresi linier sederhana dengan regresi linier
berganda terdapat di variabel independent. Yaitu variabel bebas tidak
terikat, dimana regresi berganda mempunyai variabel independent lebih dari
satu dan satu variabel terikat, sedangkan analisis linier sederhana hanya
mempunyai satu variabel bebas dan satu variabel terikat.
19
2.11 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini bermaksud untuk mengetahui apakah ada
kesalahan dalam menganalisis regresi linier berganda dalam kasus tersebut
ada
beberapa
yang
perlu
dianalisis
yaitu
uji
normalitas,
uji
heteroskedastisitas, uji multikolinieritas, dan uji otokorelasi. Berikut
penjelasan untuk uji tersebut.
a.
Uji Normalitas
Menurut Furqon (2011), distribusi normal berbentuk sebuah lonceng
(bell-shape), Oleh karena itu distribusi normal sering disebut sebagai
bell-shape distribution. Distribusi normal adalah suatu model
matematik yang didefinisikan frekuensi relatif skor x terntentu pada
suatu distribusi normal.
b.
Uji Heteroskedastisitas atau Homoskedastisitas
Menurut Gujarati (2006), bersifat homoskedastis artinya semua
mempunyai varians yang sama sedangkan bersifat heteroskedastis
artinya semua mempunyai varians yang tak sama.
c.
Uji Multikolinieritas
Menurut Gujarati (2006), multikolineritas artinya adanya hubungan
linear yang benar-benar pasti di antara variabel-variabel penjelas X
yang tercakup dalam regresi berganda atau terjadi hubungan linear
sempurna tunggal antar variabel indenpen. Menurut Kusrini (2010),
salah satu cara mendeteksi terjadi multikolinieritas dengan melihat
Variance Inflation Factor (VIF) yang sebagai contoh, terdapat satu
variabel respons Ydan p buah variabel penjelas, maka di regresikan
setiap variabel penjelas dengan variabel penjelas lainnya sehingga akan
memperoleh koefisien determinasi .
d. Uji Otokorelasi
Menurut Setiawan dan Kusrini (2010), Otokorelasi artinya komponen
error berkorelasi berdasarkan urutan waktu (pada data berkala) atau
urutan ruang (pada data tampang lintang), atau korelasi oada dirinya
sendiri
20
III.
3.1
METODELOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian
Makanan cepat saji menjadi idaman masyarakat selama ini, karena
kesibukan sehari-hari mereka yang sangat padat jadwalnya. masyarakat
dunia mengharapkan perkembangan itu positif dan mendukung aktivitas
yang dikerjakan. Khususnya perkembangan teknologi dalam masyarakat
indonesia, sangat mengandalkan teknologi yang selama ini memanjakan
penggunanya untuk pekerjaan mereka dan mendukung untuk membantu
efektivitas dan efisiensi aktivitas.
Pasar yang sangat besar di dunia peternakan membuat produsen untuk
memasarkan produk mereka lebih gencar agar lebih dikenal dan pembelian
produknya lebih laris. Sampai saat ini Market Leader dalam pasar produk
daging olahan ini adalah So Good yang di produksi oleh PT Japfa Santori
Indonesia. Dimana So Good melakukan inovasi secara terus menerus seperti
contoh So Good adalah produk pionir yang memasukkan tambahan nutrisi
Omega-3 untuk produksi Chicken Nugget. Nutrisi ini baik untuk
perkembangan otak yang kedua So Good adalah
produk pionir dalam
menciptakan produk daging olahan dengan bentuk unik dan menarik
khususnya untuk anak-anak. Dimana para pesaing So Good harus lebih
kreatif lagi untuk merebut pasar mereka.
Banyak strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan So Good,
salah satunya promosi dalam bidang periklanan, periklanan yang dimaksud
banyak jenis, mulai dari media cetak, televisi, internet dan lainnya. Tujuan
periklanan ini bermaksud memberikan pengaruh positif kepada konsumen
untuk membeli produk mereka tawarkan yang pada akhirya dikonsumsi.
Perusahaan yang memiliki slogan “So Good Is Very Good” ini tidak jarang
melakukan promosi melalui media televisi, dimana So Good memberikan
kesan positif dengan kalimat “Sehat, praktis, tinggal lep” untuk menarik
konsumen mereka. Menurut Data Nielsen (2008) keefektifan periklanan di
media televisi memakan biaya yang sangat besar dan efektif untuk strategi
21
pemasaran. Sangat menarik untuk diteliti tentang periklanan televisi So
Good karena biaya yang dipakai oleh perusahaan untuk promosi atau
periklanan sangat besar, maka bila ditelaah lebih dalam lagi apakah iklan
televisi yang di pakai dengan dana yang begitu besar begitu efektif, dimana
para pesaingnya sangat susah untuk mengejar pasarnya. Bila itu tidak benar
maka bisa menjadi rekomendasi untuk perusahaan.
Penelitian ini menggunakan dua alat analisis, yaitu Emphaty,
Persuasion, Impact, and communications (EPIC), digunakan untuk
mengetahui efektifitas iklan televisi So Good. Kedua yaitu menggunakan
analisis Regresi Linier berganda untuk mengetahui apakah biaya promosi
dan iklan berpengaruh terhadap volume penjualan. Untuk lebih detilnya,
berikut gambar kerangka pemikiran pada Gambar 1.
22
Visi Dan Misi Perusahaan
Pengenalan Produk So Good
Strategi Pemasaran
Perencanaan Pemasaran
Karakteristik
Responden
Perencanaan
Anggaran Promosi
Analisis
Deskriptif
Hubungan Biaya Iklan dan
Promosi Terhadap volume
penjualan
Promosi
Periklanan
Iklan Televisi
Efektivitas
Periklanan
Kondisi
Karakteristik
Konsumen
Analisis Regresi
Linier Berganda
Empathy,
Persuation, Impact,
Communication
(EPIC)
Rekomendasi Kebijakan Bagi
Perusahaan
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
23
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus Institut Pertanian Bogor Darmaga
yang respondennya merupakan mahasiswa Strata-1 IPB. Pemilihan lokasi
penelitian ini ditentukan dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012.
3.3
Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari dari hasil penyebaran kuisioner kepada
Mahasiswa IPB Strata-1. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi
literatur dari berbagai sumber seperti buku, internet, majalah, skripsi-skripsi
terdahulu yang digunakan untuk membantu dan mendukung data primer
yang didapatkan.
3.4
Metode Penarikan Sampel dan Populasi
Pengambilan sampel untuk penelitian ini yaitu berdasarkan mahasiswa
IPB S-1 (Strata 1) yang mengkonsumsi produk So Good, Hakekat dari
sampling adalah mengukur karakter asli (true character) dari populasi
melalui anggota (elemen, kasus atau unit) populasi yang diambil dari
populasi tersebut berdasarkan suatu teknik pengambilan sampel tertentu.
Adapun populasi adalah keseluruhan kasus atau elemen yang memenuhi
kriteria tertentu, dan dapat berupa orang, tindakan sosial, kejadian, tempat,
waktu atau sesuatu. Penelitian ini menggunakan metode non probbability
sampling meliputi sampling quota dimana mahasiswa semester 3 (tiga)
hingga semester 9 (sembilan) menjadi sampling penelitian ini.
Dengan menggunakan rumus slovin penentuan jumlah sampel dapat
dirumuskan sebagai berikut :
n=
N
................................................................................................. (1)
1  Ne 2
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan, disebut juga
24
dengan nilai kritis. Dalam penelitian ini nilai kritisnya adalah sebesar
10 % atau 0.1.
Informasi yang didapatkan untuk populasi mahasiswa S-1 IPB
Dramaga Bogor yang aktif berdasarkan data AJMP adalah sebesar 12714
mahasiswa per Oktober 2012. Maka dengan nilai e 10% maka didapatkan
nilai:
Tabel 5. Populasi mahasiswa strata 1 kampus Institut Pertanian Bogor.
Fakultas
Pria Perempuan Jumlah
Pertanian
659 962
1621
Kedokteran Hewan
290 381
671
Perikanan dan Ilmu Kelautan
648 713
1361
Peternakan
316 394
710
Kehutanan
690 785
1475
Teknologi Pertanian
859 703
1562
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1088 1463
2551
Ekonomi dan Manajemen
561 1128
1689
Ekologi Manusia
227 847
1074
5338 7376
12714
Jumlah
Sumber: Direktorat AJMP-IPB 30 Oktober 2011
n
12714
 99,22  100
1  12714(0,1) 2
Jumlah responden yang diambil minimal 100 orang dan kuesioner
diisi sendiri oleh responden dengan pengawasan peneliti dan apabila ada
yang kurang mengerti, responden langsung dapat bertanya kepada peneliti.
Dan berikut adalah pembagian quota untuk penyebaran kuesioner tiap
fakultas agar tiap-tiap responden terwakili.
FAPERTA
:
FKH
:
FPIK
:
FAPET
:
FAHUTAN
:
FATETA
:
25
FMIPA
:
FEM
:
FEMA
:
Berdasarkan hasil perhitungan quota sampling maka didapat jumlah
mahasiswa yang akan dijadikan responden untuk tiap fakultas.Hasil dapat
dilihat pada tabel.
Tabel 6. Hasil quota sampling tiap fakultas
Fakultas
Pertanian
Kedokteran Hewan
Perikanan dan Ilmu kelautan
Peternakan
Kehutanan
Teknologi Pertanian
Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam
Ekonomi dan Manajemen
Ekologi Manusia
Jumlah
Sumber: Data Olahan, (2012)
3.5
Jumlah Responden
13
5
11
6
12
12
20
13
8
100
Pengujian Kuisioner
Peneliti menggunakan uji validitas dan uji reabilitas untuk menguji
kuisioner terlebih dahulu agar kuisioner akurat dan layak untuk disebar
kepada responden. Uji reabilitas dilakukan agar semua pertanyaan sesuai
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Sedangkan uji validitas
dilakukan untuk melihat hubungan diantara masing-masing pertanyaan,
sehingga memiliki keterkaitan antara masing-masing pertanyaan. Pengujian
dan pengolahan data kuisioner dilakukan dengan bantuan program
Statistical Product and Service Solution (SPSS), EViews 7dan Ms. Excel
2007.
a.
Pengujian validitas
Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini
angket memenuhi persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan
korelasi Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien
korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan
26
nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien
korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya bisa
menggunakan uji t atau membandingkannya dengan r tabel. Bila t
hitung
> dari t tabel atau r hitung > dari r tabel, maka nomor
pertanyaan tersebut valid. Bila menggunakan program komputer,
asalkan r yang diperoleh diikuti harga p < 0,05 berarti nomor
pertanyaan itu valid.
rxy =
n (∑ xy) – (∑x∑y)
.................... (2)
√(n∑x2-(∑x)2 – (n∑y2-(∑y)2)
Dimana :
rxy
x
y
n
: korelasi antara x dan y
: skor pernyataan
: skor total
: jumlah responden
Uji validitas dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada 30
orang pertama ( n= 30). Suatu skala pengukuran disebut valid jika
memiliki nilai r-hitung yang merupakan nilai dari corrected ItemTotal Correlation > dari r-tabel.
b.
Pengujian Reliabilitas
Kuesioner yang reliable adalah kuisioner yang apabila dicoba
berulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang
sama. Setelah dilakukan uji validitas, dilakukan uji reliabilitas pada
instrument pertanyaan dalam kuesioner. Pengujian reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan teknik Cronbach’a Alpha.
r11
=
(1 –
) ................................................. (3)
Dimana :
r11
k
∑
: reabilitas instrumen
: banyaknya pertanyaan
: ragam total
: jumlah ragam butir
27
Rumus mencari ragam :
= ∑X2 –
.......................................................................... (4)
n
Dimana :
: Ragam
: Jumlah responden
: Nilai skor yang dipilih
n
X
Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden dimana
reliabilitas variabel dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach’s
Alpha lebih dari 0,60.
3.6
Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini, melibatkan pengolahan dan analisis data yang
meliputi Empathy Persuasion Impact Communication Model (EPIC),
analisis Regresi Linier Berganda dan penerapan manajerial metode analisis
data, berikut penjelasan dari alat-alat analisis yang digunakan.
3.6.1 Empathy Persuasion Impact Communication Model (EPIC)
Efektivitas iklan dengan menggunakan EPIC model, mencakup empat
dimensi kritis, yaitu: empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (Empathy,
Persuasion, Impact, and Communication – EPIC ). Untuk mengevaluasi
efektivitas iklan dengan EPIC model digunakan Analisis Tabulasi
Sederhana dan Penghitungan Rata – rata terbobot, sebagai berikut.
a.
Analisis Tabulasi Sederhana
Dalam analisis rabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah
ke bentuk persentase.
............................................................................. (5)
Di mana :
P =Persentase responden yang memilih kategori tertentu
fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
∑fi = Banyaknya jumlah responden
28
b.
Skor Rata-rata
Setiap Jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan,
diberikan bobot. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh
hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total
frekuensi.
Rumus:
...................................................................................... (6)
Di mana :
X = Rata – rata berbobot
fi = frekuensi
wi = bobot
Setelah
itu,
digunakan
rentang
skala
penilaian
untuk
menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai
skor setiap variabel. Bobot alternatif jawab yang terbentuk dari teknik
skala peringkat terdiri dari kisaran antara 0 hingga 6 yang
menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif.
Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus, sebagai berikut:
.............................................................................. (7)
Di mana:
R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil
M
= banyaknya kategori bobot
c.
Skala Likert
Rentang skala Likert yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1
sampai 5 dan diberi bobot, maka rentang skala yang didapat adalah
seperti di Gambar 3.
STE
1
TE
1,8
CE
2,6
E
3,4
SE
4,2
5
Gambar 3. Rentang Skala Likert EPIC Model, (Durianto, 2003)
29
Keterangan :
STE
TE
CE
E
SE
3.6.2
= Sangat Tidak Efektif
= Tidak Efektif
= Cukup Efektif
= Efektif
= Sangat Efektif
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh
perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen di
manipulasi atau dinaik-turunkan. Manfaat dari hasil analisis regresi
adalah untuk membuat apakah naik dan menurunnya variabel dependen
dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak.
Dalam penelitian ini variabel independen adalah jumlah biaya promosi
(iklan) dan biaya humas serta variabel dependennya adalah jumlah
penjualan.
Kuatnya hubungan antar variabel yang dihasilkan dari analisi
korelasi dapat diketahui berdasarkan besar kecilnya koefisien korelasi
yang harganya antara minus satu (-1) sampai dengan plus satu (+1).
Koefisien korelasi yang mendekati minus 1 atau plus 1, berarti
hubungan variabel tersebut sempurna negatif atau sempurna positif
(Sugiono, 2009)
Regresi linier berganda didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal lebih dari satu variabel independen dengan satu variabel
dependen persamaan umum regresi linier berganda adalah:
........................................................................ (8)
Dimana :
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
b = Harga Y ketika harga X = 0
b1 = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen.
X1 = Subyek pada variabel independen pertama yang mempunyai nilai
tertentu
X2 = Subyek Pada variabel independen kedua yang mempunyai nilai
tertentu
30
Salah satu asumsi dari analisis regresi berganda adalah liniaritas.
Maksudnya apakah garis regresi antara X1, X2, dan Y membentuk garis
linear atau tidak. Kalau tidak linier maka analisis regresi tidak dapat
dilanjutkan. Untuk itu sebelum memberikan contoh berikut akan
terlebih dahulu diuji linearitas regresi.
3.6.3
Uji Asumsi Klasik
Berikut metode yang digunakan untuk uji asumsi klasik dalam
penelitian ini.
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas untuk penelitian ini menggunakan metode Gambar
probabilitas normal dimana kertas distribusi normal, yakni kertas
yang digarisi khusus untuk menggambar grafik. Pada sumbu X
menggambarkan nilai variabel yang diamati dan pada sumbu
vertikal menunjukkan nilai harapan dari variabel ini bila
distribusinya normal. Maka bila plot mendekati garis linier maka
asumsi normalitas terpenuhi. Dalam kasus ini menggunakan
software SPSS.
b.
Uji Heteroskedastis
Uji ini menggunakan metode Grafik dimana untuk metode ini plot
akan menggambarkan pola tertentu yang bisa menyimpulkan pola
tersebut homoskedastis atau heteroskedastis.
c.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas memakai Variance Inflation Factor (VIF),
terdapat satu variabel respons Y dan p buah variabel penjelas, maka
kita regresikan setiap variabel penjelas dengan variabel penjelas
lainnya sehingga akan memperoleh koefisien determinasi dengan
rumus:
.............................................................................. (9)
Dimana:
VIF = Variance Inflation Factor
R = Koefisien determinasi dalam regresi
31
d.
Uji Otokorelasi
Dalam penelitian ini untuk uji otokorelasi menggunakan uji Durbin
Watson
...................................................(10)
Dimana:
d
3.7
= Uji Durbin Watson
= Ukuran sampel
Penerapan Manajerial Metode Analisis Data
Penggunaan EPIC model adalah alat analisis untuk mengetahui
efektifitas iklan televisi So Good tersebut, selain menggunakan EPIC model,
alat analisis lain yang digunakan yaitu analisis Regresi Linier dimana untuk
mengetahui korelasi antara variabel independen (biaya promosi) dengan
variabel dependen (jumlah penjualan) sehingga mendapatkan korelasinya.
Penggunaan kedua alat analisis tersebut akan di terapkan di penelitian
tersebut.
32
IV.
4.1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan Dan Produk
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk , didirikan pada tanggal 18
Januari 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory, Sebagai langkah
untuk memperluas strategi integrasinya, pada tahun 2000 Perseroan
melakukan ekspansi usaha ke industri hilir dengan memproduksi produk
bahan makanan bagi konsumen, dan membuat produk-produk daging
olahan yang bernilai tambah dengan merek So Good.
Produk-produk So Good sudah mendapatkan penghargaan yang
banyak seperti the most valuable brand in Indonesia pada periode 20052008. PT So Good Food adalah perusahaan terdepan penghasil produk
berbasis protein hewani di Indonesia. Produk-produk PT So Good Food
saat ini dikenal luas sebagai produk berbasis protein hewani dengan
jaminan kualitas dan kelezatan rasa yang prima. Produk daging olahan
dengan merek So Good dan So Nice, serta susu segar alami Real Good
telah menjadi pilihan terpercaya bagi keluarga Indonesia. Ini merupakan
bukti keberhasilan komitmen So Good Food untuk menjadi mitra dalam
membangun keluarga Indonesia yang sehat dan bahagia.
So Good adalah nama dagang untuk semua produk daging olahan
yang diproduksi oleh PT Japfa Santori Indonesia--sebelumnya bernama PT
Japfa Osi Food Industries. So Good diluncurkan pertama kali pada 1999.
Produk perdananya berupa chicken stick dengan memakai nama dagang
Tasty Tenders, kemudian berkembang memproduksi chicken nugget
dengan nama dagang Family's Choice. Tahun 2000, nama dagang
Family’s Choice berubah menjadi So Good hingga saat ini. Sesuai dengan
slogannya “So Good is Very Good”, merek So Good adalah jaminan bagi
konsumen yang menginginkan produk-produk daging olahan berkualitas
tinggi.
Perusahaan ini mempunyai visi Konsolidasi posisi sebagai
perusahaan makanan berprotein dan bergizi terkemuka di Indonesia,
dengan pertumbuhan bisnis yang meluas hingga regional Asia. Dengan
33
misi menjadi produsen makanan berprotein dan bergizi yang terpercaya
dan dapat diandalkan bagi konsumen di Indonesia.
Merek So Good juga merupakan produk yang banyak dipakai
sebagai suplier para perusahaan besar seperti hoka-hoka bento dan yang
lainnya. Berikut produk-produk So Good yang ada dan sudah di produksi:
1.
Chicken Nugget dan Chicken Stick, produk andalan dan yang
pertama dalam daging olahan yang diproduksiny,
merupakan
produk daging olahan yang diproses dengan menggiling daging
terlebih dahulu.
2.
Whole Muscle Chicken yaitu produk dengan menggunakan daging
ayam utuh atau tanpa digiling terlebih dahulu. Seperti Katsu dan
Karaage.
3.
Whole Muscle Seafood yaitu produk dengan menggunakan daging
udang utuh atau tanpa digiling terlebih dahulu. Seperti Ebi Panko,
Ebi Katsu, Shumai, dan Golden Money Bag.
4.
Bone-in yaitu produk olahan ayam potong yang tidak dihilangkan
tulangnya. Seperti Fried Chicken, Chicken Wing, Spicy Chicken.
5.
Meat
Balls
yaitu
macam-macam
bakso
dengan
berbagai
varian,seperti Bakso Sapi, Ikan, Udang, dan Ayam.
6.
Pangsit udang Kuah dari Seafood.
7.
Sausage dengan varian Ayam dan Sapi.
8.
Shelf Stable Product yaitu produk yang tahan disimpan lama di suhu
ruang. Seperti Sozzis & So Nice Siap Makan (25oC).
Produk-produk tersebut disebut Frozen Product kecuali Shelf Stable
Yang termasuk dalam kategori ini adalah semua produk yang harus
disimpan dalam lemari pembeku (freezer) dengan suhu -18 derajat Celcius
agar tetap segar untuk dikonsumsi dan sudah tersebar luas ke seluruh
Indonesia bahkan sudah mengekspor ke beberapa negara. Untuk harga So
Good menargetkan pasar menengah kebawah dimana harga berkisar Rp
2.000 hingga Rp 26.000 dengan berbagai jenis dan rasa.
34
Produk So Good mempunyai Phylosphy sebagai berikut1:
4.2
1.
Selalu bicara berdasarkan data
2.
Orisinal, kreatif, dan berpikiran terbuka
3.
Gigih dalam memberikan yang terbaik kepada pelanggan
4.
Optimis dan pantang menyerah
5.
Orientasi kebersamaan
6.
Disiplin dan integritas
Gambaran Umum Iklan So Good Versi “CheryBelle”
Banyak iklan televisi yang dikeluarkan oleh So Good salah satunya
adalah versi “CheryBelle” yang dikeluarkan pada bulan agustus tahun
2012. Secara singkat, iklan televisi tersebut memperlihatkan bintang tamu
atau model yang sangat terkenal pada jamannya yaitu “CheryBelle”.
Model CheryBelle menyanyikan lagu Beautiful versi So Good yang diubah
liriknya melalui visual CheryBelle yang sedang memakan produk-produk
dari So Good. Terlihat pada iklan, para model tersebut memperlihatkan
wajah yang senang sehabis makan makanan produk olahan So Good
sambil menari dan menyanyi, iklan So Good tersebut mengkomunikasikan
produknya sebagai produk yang lezat dan enak. Dan pada terakhir iklan
tersebut keluar slogan So Good “Is Very Good”. Berikut beberapa
potongan iklan Iklan So Good Versi “CheryBelle” di Lampiran 8.
4.3
Karakteristik Responden
Responden yang terlibat dalam penelitian ini lebih dari 100 orang
mahasiswa. Informasi karakteristik responden diperoleh berdasarkan
kuesioner yang disebar sebanyak 100 orang mahasiswa S1 IPB yang
pernah melihat iklan So Good versi “Cherybelle” responden tidak harus
membeli atau memiliki produk tersebut.
Setelah disebar kuesioner, didapatkan persentase karakteristik
responden mahasiswa S1 IPB berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak
48 persen dan untuk perempuan sebanyak 52%. Perempuan lebih banyak
1
http://sogood.cda-interactive.com [pada tanggal 22 Oktober 2012]
35
mengambil peran sebagai responden karena populasi mahasiswa S1 IPB
mayoritas perempuan yang dapat dilihat pada Gambar 4.
laki-laki
perempuan
48%
52%
Gambar 4. Karakteristik Jenis Kelamin Responden (Data Olahan, 2012)
Berdasarkan kuesioner yang sudah disebar, didapatkan hasil
perhitungan usia, yaitu berusia 18 tahun (4%), berusia 19 tahun (10%),
sebanyak 17% berusia 20 tahun, berusia 21 tahun (29%), dan berusia 22
tahun (40%). hal ini dikarenakan oleh penyebaran kuesioner terhadap
mahasiswa yang rata-rata berkisar 18 tahun - 22 tahun, seperti termuat
dalam Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Usia.
Usia
Persentase
18 tahun
4
19 tahun
10
20 tahun
17
21 tahun
29
22 tahun
40
Jumlah
100
Sumber: Data Olahan, (2012)
Berikut karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal yang
sudah di sebarkan kuesioner secara merata pada mahasiswa S1 IPB
Dramaga Bogor. Mayoritas bertempat tinggal di rumah sewa atau kost
dengan persentase (71%), bertempat tinggal di rumah orang tua (22%),
36
bertempat tinggal rumah keluarga (4%), bertempat tinggal di rumah sendiri
(2%), dan bertempat tinggal di asrama (1%) yang terdapat pada Tabel 8
Tabel 8. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Tempat Tinggal
Tempat Tinggal
Persentase
Rumah Sendiri
2
Rumah Keluarga
4
Rumah Orang Tua
22
Rumah Sewa (kost)
71
Asrama
1
Total
100
Sumber: Data Olahan, (2012)
Karakteristik total pengeluaran perbulan responden mahasiswa
terbagi menjadi lima kelas , yaitu pengeluaran kurang dari Rp. 500.000,
Rp. 500.001- Rp 1.000.000, Rp. 1.000.001- Rp. 1.500.000, Rp. 1.500.001Rp.2.000.000, dan lebih dari Rp. 2.000.000 (Tabel 9). Mayoritas
responden mempunyai pengeluaran perbulan di selang Rp 500.001- Rp
1.000.000 dengan persentase sebesar (58%). Secara umum mahasiswa S1
IPB adalah dari kalangan menengah kebawah. Seperti termuat pada Tabel
9.
Tabel 9. Karakteristik mahasiswa berdasarkan total pengeluaran
perbulan
Total Pengeluaran
Persentase
< Rp 500.000
16
Rp 500.001-Rp 1.000.000
58
Rp 1.000.001-Rp 1.500.000
21
Rp 1.500.001-Rp 2.000.000
3
>Rp 2.000.000
2
Jumlah
100
Sumber: Data Olahan, (2012)
37
Berdasarkan hasil survey (Tabel 10), waktu menonton televisi
dibagi menjadi empat selang yaitu kurang dari 1 jam, 1-3 jam, 4-5 jam,
dan lebih dari 6 jam. Dimana (47%) mahasiswa menonton 1 sampai 3
jam, sedangkan (26%) kurang dari 1 jam, (19%) menonton 4 sampai 5
jam, dan (8%) menonton selama lebih dari 6 jam. Hal ini disebabkan
karena para mahasiswa lebih sibuk dengan aktivitas di kampus, maka tidak
ada waktu untuk menonton televisi lebih lama. Berikut hasil Tabel 10
Tabel 10. Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Waktu Menonton
Televisi
Waktu Menonton Televisi
Persentase
< 1 jam
26
1-3 jam
47
4-5 jam
19
> 6 jam
8
Jumlah
100
Sumber: Data Olahan, (2012)
Dari hasil survey, ternyata mahasiswa lebih sering menonton
program hiburan. Dapat dilihat pada Gambar 5, sebesar (68%) mahasiswa
lebih sering menyaksikan program hiburan, kemudian diikuti dengan
menyaksikan berita, olahraga, sinetron dan program anak-anak. Hal ini
disebabkan karena mahasiswa membutuhkan acara hiburan untuk
menghilangkan kepenatan ketika lelah beraktifitas dalam maupun luar
kampus. Hal ini juga bisa menjadi bahan pertimbangan kepada pihak
manajemen mempromosikan produknya melalui iklan media televisi
diantara acara hiburan yang terbukti lebih diperhatikan oleh mahasiswa
dibandingkan acara yang lainnya.
38
80
70
60
50
40
30
20
10
0
berita
hiburan
olahraga
sinetron
program anakanak
Gambar 5. Program televisi yang sering ditonton oleh Mahasiswa (Data
Olahan 2012)
Pada Gambar 6, terdapat diagram yang menunjukkan stasiun televisi
apa yang paling sering disaksikan oleh konsumen. Sebesar 45 responden
paling sering menyaksikan Trans 7, dan diikuti oleh Trans TV dengan 21
responden. Hal ini disebabkan karena acara-acara yang mereka sukai ada
di
stasiun
televisi
tersebut.
Oleh
karena
itu,
produsen
bisa
mempertimbangkan bahwa pemilihan stasiun televisi sangat berpengaruh
dalam menempatkan promosi periklanan mereka agar lebih efektif. Berikut
hasil dari Gambar 6.
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Gambar 6. Stasiun Televisi yang Sering Di Saksikan Mahasiswa (Data
Olahan 2012)
39
4.4
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan kepada 30 orang
mahasiswa, diperoleh hasil bahwa kuesioner sudah valid sehingga layak
untuk disebarkan kepada mahasiswa sebagai responden. Uji validitas dan
reliabilitas menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan software
SPSS 17.0. Nilai r-tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.361
dengan angka kritis sebesar 5 persen dan derajat kebebasan (df) yaitu n-2.
Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan teknik
Cronbach dengan hasil reliabilitas kuesioner baik yaitu memiliki nilai
Cronbach’s Alpha 0.896 > 0.6. Kuesioner tersebut telah menunjukan hasil
yang relatif konsinten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.
Selanjutnya kuesioner diberikan kepada 100 responden, Responden
terdiri dari mahasiswa S1 IPB dari semester 3 hingga semester 9 yang
pernah menyaksikan iklan daging olahan So Good versi “Cherybelle”.
4.5
Brand Awareness.
Brand awareness yaitu merek-merek yang berhasil diingat dan
berada dibenak konsumen sehingga produsen mengetahui seberapa jauh
konsumen yang loyal dan produsen mengetahui konsumen mana yang
berhasil dipengaruhi oleh bermacam strategi pemasaran. Brand Awareness
terbagi atas dua jenis yaitu top of mind dan brand recall.
4.5.1
Top of Mind
Setelah dilakukan perhitungan total hasil yang sudah didapatkan
maka hasil analisis top of mind artinya merek yang pertama kali diingat
oleh mahasiswa atau responden. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
merek daging olahan yang menempati top of mind adalah So Good dengan
persentase (42%), diikuti oleh Fiesta sebesar (26%), Berikut hasil
selengkapnya pada Tabel 11.
40
Tabel 11. Merek Top of mind
No
Merek
Jumlah
Persentase
1
So Good
42
42
2
Fiesta
26
26
3
So Nice
15
15
4
Sozzis
8
8
5
Champ
6
6
6
Bellfood
2
2
7
Bernardi
1
1
100
100
Jumlah
Sumber: Data Olahan, (2012)
Terlihat dari Tabel 11, bahwa merek So Good sudah memiliki
pangsa pikiran dominan konsumen dibanding merek yang lainnya.
4.5.2
Brand Recall
Brand Recall bertujuan untuk mengetahui apakah merek untuk
mengetahui hal ini yang diingat setelah merek top of mind, maka
responden dipersilakan menjawab lebih dari satu merek yang mereka
ketahui. Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh bahwa merek daging
olahan Fiesta menempati posisi pertama pada Brand Recall dengan jumlah
57 (22.18%). Serta berikutnya diikuti oleh So Good dengan jumlah 52
(21.01%). Berikut hasil selengkapnya di Tabel 12.
41
Tabel 12. Merek Brand Recall
No
Merek
Jumlah
Persentase
1
Fiesta
57
22.18
2
So Good
54
21.01
3
So Nice
44
17.12
4
Champ
34
13.23
5
Bellfood
20
7.78
6
Sozzis
12
4.67
7
Delfarm
10
3.89
8
Farmhouse
9
3.50
9
Kimbo
6
2.33
10
Fida
3
1.17
11
Five Star
2
0.78
12
Bernardi
1
0.39
13
Chimory
1
0.39
14
Kingsley
1
0.39
15
Kornetku
1
0.39
16
Pronazz
1
0.39
17
Villabeef
1
0.39
257
100
Jumlah
Sumber: Data Olahan, (2012)
4.6
Informasi Mengenai Konsumen Daging Olahan.
Beberapa jenis daging olahan seperti chiken nugget, sosis, bakso
instan dan smoked beef sering dikonsumsi oleh konsumen, termasuk
mahasiswa S1 IPB. Menurut survey menunjukkan bahwa chicken nugget
menempati posisi pertama dengan jumlah (63%) untuk daging olahan yang
sering dikonsumsi, diikuti oleh bakso instan dengan jumlah (26%),
kemudian sosis dengan (8%), dan smoked beef dengan (3%). Berikut
Selengkapnya di Tabel 3
42
Tabel 13. Jenis Daging Olahan Yang Sering Dikonsumsi
No
Jenis Daging Olahan
Jumlah
Persentase
1
Chicken Nugget
63
63
2
Bakso Instan
26
26
3
Sosis
8
8
4
Smoked Beef
3
3
100
100
Jumlah
Sumber: Data Olahan, (2012)
Selanjutnya adalah merek daging olahan yang sering dikonsumsi
oleh mahasiswa, yang diisikan dalam Tabel 14.
Tabel 14. Merek Yang Sering Di Konsumsi
No
Merek
Jumlah
Persentase
1
So Good
50
50
2
Fiesta
30
30
3
Champ
11
11
4
Bellfood
3
3
5
Sozzis
3
3
6
So Nice
2
2
7
Farmhouse
1
1
100
100
Jumlah
Sumber: Data Olahan, (2012)
Berdasarkan Tabel 15, menunjukkan bahwa responden paling
banyak membeli daging olahan di supermarket dengan persentase sebesar
(55%). Membeli produk daging olahan di supermarket, hal ini disebabkan
karena supermarket yang berada disekitar tempat tinggal responden cukup
banyak dan jarak yang cukup terjangkau. Bahkan harganya tidak jauh beda
dengan pasar tradisional. persentase responden yang membeli di pasar
tradisional hanya sebesar (2%). Berikut hasil selengkapnya di (Tabel 15).
43
Tabel 15. Jumlah Responden Berdasarkan Total Pengeluaran
Membeli Daging Olahan Perbulan
Tempat Membeli Daging Olahan
Persentase
Warung
8
Pasar Tradisional
2
Minimarket
33
Warteg
1
Supermarket
55
Toko Daging
1
Total
100
Sumber: Data Olahan, (2012)
Besar total pengeluaran membeli daging olahan responden terdapat
di Tabel 16. Hasil survey membuktikan responden bahwa hampir semua
mahasiswa pernah membeli daging olahan tersebut. Berikut total
pengeluaran membeli daging olahan yang dibagi menjadi 6 kelas, sebesar
(69%) mempunyai pengeluaran perbulannya kurang dari Rp 50.000. hal ini
membuktikan bahwa responden membeli daging olahan yang menjadi
makanan yang layak untuk dikonsumsi. Berikut selengkapnya di Tabel 16.
Tabel 16. Jumlah Responden Berdasarkan Total Pengeluaran
Membeli Daging Olahan Perbulan
Pengeluaran Membeli Daging
Persentase
Olahan Per Bulan
< Rp 50.000
69
Rp 50.001-Rp 100.000
24
Rp 100.001-Rp 150.000
6
Rp 150.001-Rp 200.000
1
>Rp 200.000
0
Jumlah
100
Sumber: Data Olahan, (2012)
44
Berdasarkan Tabel 17, menunjukkan bahwa televisi sangat
mempengaruhi responden dalam pembelian daging olahan dengan
persentase (79%). Hal ini disebabkan media televisi sampai saat ini adalah
media yang sangat efektif untuk mempromosikan produk termasuk daging
olahan meskipun biaya cukup mahal. Oleh karena itu efektivitas iklan
dalam televisi sangat menarik untuk diteliti. Berikut hasil selengkapnya di
Tabel 17.
Tabel 17. Jumlah Responden Berdasarkan Mempengaruhi Pembelian
Daging Olahan
Yang Mempengaruhi Dalam
Persentase
Pembelian Daging Olahan
Televisi
79
Teman
4
Anggota Keluarga
12
Internet
3
Pacar
2
Jumlah
100
Sumber: Data Olahan, (2012)
4.7
Analisis Efektivitas Iklan dengan EPIC Model
Banyak metode untuk mengukur efektivitas suatu iklan salah satunya
yaitu dengan EPIC Model, model ini bertujuan untuk mengetahui dampak
komunikasi iklan tersebut kepada konsumen yaitu dalam mempengaruhi
keputusan pembelian oleh konsumen. Ada empat dimensi dalam metode
tersebut yang dapat di baca di sub bab 2.9.
4.7.1
Dimensi Empathy
Dimensi empathy yaitu memberikan informasi yang berharga tentang
daya tarik iklan So Good tersebut, bagaimana konsumen melihat hubungan
suatu iklan dengan pribadi mereka. Berikut pertanyaan yang diajukan
kepada responden dimensi empathy.
45
1.
Apakah menurut anda iklan televisi So Good versi “Cherybelle”
telah berjalan dengan baik.
2.
Anda menyukai iklan So Good versi “Cherybelle” di televisi.
3.
Setujukah anda iklan televisi So Good versi “Cherybelle”
mempunyai daya tarik yang tinggi.
Tabel 18 untuk menunjukkan hasil perhitungan dimensi empathy
iklan tersebut.
Tabel 18. Perhitungan Dimensi Empathy
Atribut
Bobot
P1
P2
P3
Sangat Tidak Setuju
1
2
7
3
Tidak Setuju
2
15
31
26
Netral
3
40
29
31
Setuju
4
40
30
33
Sangat Setuju
5
3
3
7
100
100
100
Total Mahasiswa
Sumber: Data Olahan, (2012)
̅
= 3.27
̅
= 2.91
̅
= 3.15
Selanjutnya menghitung skor rata-rata dimensi empathy :
̅
= 3.11
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata empathy, skor empathy
dimasukan ke dalam skala pada Gambar 7.
STE
1
TE
1,8
CE
2,6
E
3,4
SE
4,2
Gambar 7. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Empathy,
(Data Olahan, 2012)
5
46
Hasil analisis dimensi empathy pada iklan So Good versi
“Cherybelle” menunjukan bahwa iklan tersebut termasuk dalam kategori
cukup efektif. Hal ini berarti iklan tersebut dapat memberikan informasi
dan pesan yang cukup menarik sehingga disukai oleh konsumen.
4.7.2 Dimensi Persuasion
Pertanyaan pada dimensi persuasion (persuasi)
memberikan
informasi apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau
penguatan karakter suatu merek. Dimensi persuasion diwakili oleh
beberapa pertanyaan yaitu:
1.
Setujukah anda iklan televisi So Good versi “Cherybelle” berhasil
meyakinkan anda untuk membeli dan mengkonsumsi produk So
Good daripada produk pesaingnya.
2.
Setelah melihat Iklan Televisi So Good Versi “Cherybelle”
mendorong anda untuk mengajak teman anda untuk membeli produk
tersebut.
Berikut tabel 19 menunjukan hasil perhitungan dimensi persuasion
terhadap iklan :
Tabel 19. Perhitungan Dimensi Persuasion
Atribut
Bobot
P1
P2
Sangat Tidak Setuju
1
7
9
Tidak Setuju
2
37
41
Netral
3
33
35
Setuju
4
22
14
Sangat Setuju
5
1
1
100
100
Total Mahasiswa
Sumber: Data Olahan, (2012)
̅
= 2.73
̅
= 2.57
Selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata dimensi persuasion :
̅
= 2.65
47
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dimensi persuasion, skor
persuasion dimasukan ke dalam skala pada Gambar 8.
STE
1
TE
1,8
CE
2,6
3,4
E
4,2
SE
5
Gambar 8. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Persuasion
(Data Olahan, 2012)
Hasil analisis dimensi persuasion pada iklan So Good versi
“Cherybelle” menunjukan bahwa iklan tersebut termasuk dalam kategori
cukup efektif. Hal ini menunjukan bahwa iklan tersebut cukup dapat
meningkatkan dan menguatkan karakter dalam benak konsumen, serta
memiliki dampak keinginan konsumen untuk membeli produk tersebut
walaupun belum maksimal.
4.7.3 Dimensi Impact
Pertanyaan dimensi impact
untuk menunjukkan apakah merek
daging olahan So Good terlihat
menonjol dibanding merek lain dan
apakah iklan mampu
melibatkan konsumen dalam pesan yang
disampaikan. Berikut beberapa pertanyaan dimensi impactyang diajukan
untuk responden diwakili oleh beberapa pertanyaan yaitu:
1.
Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” telah berhasil menarik
perhatian anda.
2.
Anda mengetahui dan mengenal produk So Good dari adanya iklan
televisi So Good versi “Cherybelle”.
3.
Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” lebih kreatif daripada iklan
televisi para produk pesaingnya.
Tabel 20 menunjukan hasil perhitungan dimensi impact terhadap
iklan :
48
Tabel 20. Perhitungan Dimensi Impact
Atribut
Bobot
P1
P2
P3
Sangat Tidak Setuju
1
6
21
6
Tidak Setuju
2
42
28
32
Netral
3
28
17
47
Setuju
4
22
28
15
Sangat Setuju
5
2
6
0
100
100
100
Total Mahasiswa
Sumber: Data Olahan, (2012)
̅
= 2.72
̅
= 2.70
̅
= 2.71
Selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata dimensi impact :
̅
= 2.71
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dimensi impact, skor impact
dimasukan ke dalam skala pada Gambar 9.
STE
1
TE
1,8
CE
2,6
E
3,4
SE
4,2
5
Gambar 9. Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis Dimensi Impact (Data
Olahan, 2012)
Hasil analisis dimensi impact pada iklan daging olahan So Good
versi “Cherybelle” menunjukan bahwa iklan tersebut termasuk dalam
kategori cukup efektif. Hal ini berarti iklan So Good versi “Cherybelle”
terlihat cukup menonjol dibanding merek lain pada kategori yang sama
dan iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan.
4.7.4 Dimensi Communication
Pertanyaan pada dimensi komunikasi (communication) memberikan
informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama
49
yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan pesan yang
ditinggalkan pesan tersebut. Berikut pertanyaan yang berkaitan dengan
dimensi communication:
1.
Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” menyampaikan pesan
dengan jelas
2.
Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” lebih menonjol daripada
iklan televisi para produk pesaingnya
3.
Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” memaparkan fungsi,
manfaat, dan alasan harus memilih produk So Good daripada produk
lain.
4.
Slogan So Good cocok dan sesuai dengan produk yang ditawarkan
serta mendukung pemasaran produk tersebut.
Tabel 21 menunjukan hasil perhitungan dimensi communication
terhadap iklan:
Tabel 21. Perhitungan Dimensi Communication
Atribut
Bobot
P1
P2
P3
P4
Sangat Tidak Setuju
1
1
4
10
1
Tidak Setuju
2
17
28
20
13
Netral
3
43
40
48
28
Setuju
4
38
24
22
51
Sangat Setuju
5
1
4
0
7
100
100
100
100
Total Mahasiswa
Sumber: Data Olahan, (2012)
̅
= 3.21
̅
= 2.96
̅
= 2.82
̅
= 3.50
Selanjutnya
communication :
adalah
menghitung
skor
rata-rata
dimensi
50
̅
= 3.12
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dimensi communication,
skor communication dimasukan ke dalam skala pada Gambar 10.
STE
1
Gambar
TE
1,8
10.
CE
2,6
E
3,4
SE
4,2
5
Posisi Keputusan Berdasarkan Analisis
Communication (Data Olahan, 2012)
Dimensi
Hasil analisis dimensi communication pada iklan So Good versi
“Cherybelle” menunjukan bahwa iklan tersebut termasuk dalam kategori
cukup efektif. Hal ini berarti bahwa iklan So Good versi “Cherybelle”
kurang dapat membuat konsumen mengingat pesan utama yang
disampaikan serta meningkatkan pemahaman konsumen dan juga
mengingat pesan yang disampaikan.
Berikutnya hasil dari masing-masing dimensi EPIC di rata-ratakan
menjadi EPIC rate, sebagai berikut :
̅
EPIC rate
̅
̅
̅
=
=
= 2.90
Hasil akhir dari EPIC rate adalah 2.90 yang termasuk dalam kategori
cukup efektif. Hal ini memperlihartkan bahwa kinerja iklan So Good versi
“Cherybelle” belum maksimal. Grafik hasil analisis efektivitas iklan So
Good versi “Cherybelle” dengan metode EPIC Model disajikan pada
Gambar 11.
51
Empati
5,0
4,2
2,71 = cukup
efektif
3,4
3,11 = cukup
efektif
2,6
1,8
Dampak
Persuasi
5,0 4,2 3,4 2,6 1,8
1,8 2,6 3,4 4,2 5,0
1,8
2,6
3,12 = cukup
efektif
2,65 = cukup
efektif
3,4
4,2
5,0
Komunikasi
Gambar 11. Gambar EPIC Model iklan So Good Versi “Cherrybelle”
(Data Olahan, 2012)
Dengan hasil cukup efektifnya iklan daging olahan So Good versi
“Cherybelle”, tentu akan berpengaruh terhadap penjulan produk itu
sendiri, hal ini dapat di lihat pada laporan keuangan per triwulan PT. Japfa
Comfeed Tbk bahwa mempunyai grafik penjualan yang naik turun serta
promosi dan iklan yang naik turun juga sehingga bisa dilihat apakah iklan
berpengaruh dengan penjualan perusahaan tersebut.
4.8
Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil regresi linier majemuk yang didapat bahwa
korelasi antara penjualan (Y) dengan variabel biaya iklan (X1)
menunjukkan nilai yang signifikan yang artinya berpengaruh, dan adapun
variabel humas (X2) berpengaruh signifikan juga terhadap penjualan.
Berikut hasil regresi linier berganda yang didapat memakai software SPSS.
52
4.8.1 Uji Korelasi
Korelasi menyatakan hubungan linier antara variabel independen
dengan variabel dependen. Korelasi antara X1 dengan Y Nilai korelasi
antara X1 dan Y sebesar 0.624 dengan probabilitas 0.023 < alpha 5%
artinya hubungan linier antara X1 dan Y positif dan signifikan, jika X1
naik maka Y akan naik. Korelasi antara X2 dengan Y Nilai korelasi antara
X2 dan Y sebesar 0.630 dengan probabilitas 0.021 < alpha 5% artinya
hubungan linier antara X2 dan Y positif dan signifikan, jika X2 naik maka
Y akan naik. Hasil selengkapnya berada di Lampiran 5.
4.8.2 Uji T
Uji T ini berfungsi untuk melihat korelasi atau pengaruh variabel
bebas yaitu Biaya iklan X1 terhadap variabel terikat yaitu Volume
Penjualan Y pada suatu tingkat kepercayaan tertentu. Dan pengaruh
variabel bebas Biaya humas X2 terhadap variabel terikat volume penjualan
Y.Uji T ini dilakukan dengan melihat nilai sig. (signifikansi). Bisa dilihat
di Lampiran 6.
Berdasarkan hasil output SPSS pada Lampiran 6 persamaan untuk
hasil regresi linier berganda tersebut menjadi:
Y = 235183,3 + 34,091 X1 + 1040,186 X2.............................................. (9)
Adapun menurut hasil yang didapat, bahwa X1 berpengaruh
signifikan terhadap Y yang artinya Biaya iklan berpengaruh terhadap
volume penjualan. Begitu juga dengan X2
berpengaruh signifikan
terhadap Y yang artinya biaya humas berpengaruh terhadap nilai volume
penjualan. Berikut Tabel 22 untuk hipotesis X1
Tabel 22. Hipotesis X1
H0 β1 = X1 berpengaruh signifikan terhadap Y
H1
β1 = X1 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y
Sumber: Data Olahan, (2012)
Berdasarkan hasil output pada Lampiran 6 bahwa nilai probabilitas
(0.014) kurang dari alpha 5 persen maka H0 diterima artinya X1
53
berpengaruh signifikan terhadap Y. Nilai koefisien sebesar 34,091 persen,
artinya kenaikan 1 juta X1 mampu meningkatkan Y sebesar 34,091 juta
dengan asumsi faktor lain tetap. Berikut Tabel 23 untuik hipoteses X2
Tabel 23. Hipotesis X2
H0 β1 = X2 berpengaruh signifikan terhadap Y
H1
β1 = X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y
Sumber: Data Olahan, (2012)
Nilai probabilitas (0.013) kurang dari 5 persen maka terima H0
artinya X2 berpengaruh signifikan terhadap Y. Nilai koefisien sebesar
1040,186, artinya kenaikan 1 juta X2 mampu meningkatkan Y sebesar
1040,186 juta dengan asumsi faktor lain tetap.
4.8.3 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas
yaitu, Variabel biaya iklan X1, variabel biaya humas X2 secara bersamasama terhadap variabel terikat yaitu volume penjualan Y pada tingkat
kepercayaan tertentu. Berdasarkan tabel ANOVA dari Lampiran 7. Nilai
probabilitas (0.003) kurang dari
alpha 5 persen maka artinya model
signifikan, dimana minimal ada satu peubah X yaitu biaya iklan X1 dan
biaya Humas X2 yang berpengaruh nyata terhadap volume penjualan Y
dengan nilai statistik F yaitu 10,645.
4.8.4 Uji Asumsi Klasik
Dalam setiap kasus regresi linier berganda tentu mempunyai
kesalahan-kesalahan yang tak dapat dihindari. Ada empat masalah dalam
ekonometri regresi berganda yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas
atau homoskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinieritas. Berikut
hasil dan penjelasan.
1)
Uji Normalitas
Adapun hasil dari SPSS untuk uji Normalitas di Gambar 12 berikut:
54
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 12. Standar Plot Regresi Residual (Data Olahan, 2012)
Berdasarkan hasil gambar 12 tersebut Plot mengikuti garis linier
sehingga asumsi normalitas terpenuhi.
Uji Heteroskedastisitas
Berikut
gambar
13
untuk
menjelaskan
apakah
terjadi
Scatterplot
heteroskedastisitas atau homokedastisitas:
Dependent Variable: Y
2
Regression Standardized Predicted
Value
2)
1
0
-1
-2
-1
0
1
2
Regression Studentized Residual
Gambar 13. Scatter Plot (Data Olahan, 2012)
Menurut gambar 13 menunjukkan bahwa Sebaran data acak dan
tidak
membentuk
Homoskedastisitas.
suatu
pola
artinya
termasuk
pola
55
3)
Uji Multikoliniertias
Berdasarkan hasil dari Lampiran 6 menunjukkan Variance Inflation
Factors (VIF) bernilai 1,025 dimana nilai tersebut kurang dari < 10
artinya tidak ada multikolinieritas.
4)
Uji Otokorelasi
Berikut hasil otokorelasi menggunakan uji Durbin Watson yang
berada di Lampiran 8, hasil uji Durbin Watson yang didapatkan
adalah 1.099 menunjukkan bahwa hasil tersebut berada diselang
durbin watson undecision namun ada kemungkinan untuk tidak
terjadi otokorelasi.
4.9
Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan
karakterisitik konsumen, efektivitas iklan televisi So Good, dan
hubungan biaya promosi iklan terhadap volume penjualan So Good.
Karakterisik konsumen berdasarkan hasil analisis deskriptif mayoritas
perempuan dengan usia 22 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
mahasiswa
IPB
mayoritas
perempuan
lebih
konsumtif
untuk
membelanjakan uangnya dan memiliki rasa keingintahuan untuk
mencoba produk-produk baru khususnya merek So Good. Konsumen
mengharapkan So Good untuk memperbanyak jenis daging olahan yang
diproduksi agar lebih banyak variasi untuk memilih.
Menurut survey yang didapat bahwa karakteristik konsumen untuk
tempat tinggal mahasiswa melalui analisis deskriptif mayoritas konsumen
bertempat tinggal di rumah sewa atau kost, dengan total pengeluaran Rp
500.001 – Rp 1.000.000. hal ini menunjukkan bahwa konsumen termasuk
ke dalam kelompok ekoonomi menengah ke bawah. Oleh karena itu,
pihak perusahaan harus lebih memperhatikan harga untuk produk So
Good apakah akan diturunkan atau tetap namun dengan bonus yang
bermacam-macam.
Hasil analisis deskriptif durasi menonton televisi menunjukkan
bahwa konsumen mahasiswa antara 1 sampai 3 jam dan sering menonton
acara hiburan serta menonton saluran televisi Trans 7. Hal ini
56
membuktikan bahwa konsumen jarang menonton televisi dimana
mahasiswa sebagai konsumen sibuk dengan aktivitas di kampusnya yang
berbagai macam dan disibukkan oleh banyak tugas dari mata kuliahnya.
Oleh karena itu perusahaan lebih baik memilih saluran televisi dengan
persentase lebih banyak d Trans 7 karena akan lebih efektif serta
membuat jadwal dengan lebih terperinci menayangkan iklan tersebut
seperti memilih jadwal menayangkan iklan disaat pada malam hari
sesudah pulang aktivitas atau pagi harisebelum beraktivitas.
Hasil dari Brand Awareness dengan melakukan analisis deskriptif
didapatkan bahwa So Good menempati posisi pertama top of mind, hasil
brand recall didapatkan fiesta menempati posisi pertama. Hal ini
membuktikan bahwa So Good sudah mendapati perhatian di benak
konsumen, persepsi konsumen menunjukkan bahwa slogan yang mudah
diingat yaitu´’So Good Is Very Good” dengan begitu So Good sudah
mendapatkan perhatian dari konsumen. Namun perlu di perhatikan
bahwa pasar daging olahan yang besar dengan begitu banyak pesaingnya
seperti Fiesta akan mudah merebut pasar So Good. Oleh karena itu So
Good perlu mengevaluasi iklan terdahulunya yang belum efektif dan
cukup efektif dengan merubah konsep-konsep iklansekarang agar lebih
menarik yang pada akhirnya akan meningkatkan volume penjualan dan
perlu diingat bahwa perusahaan tidak harus mengandalkan promosi
hanya melalui periklanan televisi namun dengan hubungan masyarakat,
direct selling, dan bonus-bonus yang beragam untuk lebih menarik
banyak konsumen.
Hasil penelitian dapat dikaitkan dengan bauran pemasaran yaitu
produk, harga, tempat distribusi dan promosi. Dari aspek produk So
Good perlu menambahkan jenis-jenis daging olahan yang lain, volume
yang beragam, dan kemasan yang menarik. Dari aspek rasa konsumen
sudah menyukai produk-produk dari So Good hanya saja harus
mempertahankan image tersebut karena itu menjadi kekuatan merek So
Good atau menambahkan rasa daging olahan yang lainnya seperti sosis
rasa daging bebek dan menambahkan volume produknya yang awalnya
57
delapan belas butir chicken nugget dalam satu kemasan diubah menjadi
tiga butir chicken nugget dalam satu kemasan.
Analisis dari aspek harga didapatkan bahwa mahasiswa atau
konsumen yang mengkonsumsi daging olahan mempunyai pengeluaran
Rp 500.000-Rp 1.000.000 per bulan yang artinya mahasiswa IPB adalah
kalangan menengah kebawah. Oleh karena itu perusahaan harus melihat
peluang ini dengan cara memberi bonus di setiap pembeliannya agar
harga yang diberikan perusahaan tidak dinilai sangat mahal
dan
perusahaan harus menambahkan volume produknya karena mahasiswa
suka membeli dalam jumlah yang banyak namun harga yang lebih murah
dibandingkan harga perbutirnya.
Selanjutnya dari aspek saluran distribusi didapatkan hasil bahwa
konsumen lebih banyak membeli di supermarket, minimarket, dan
diwarung. Oleh karena itu perusahaan harus lebih banyak menyuplai ke
tempat seperti supermarket, minimarket, dan diwarung. Hasil sama juga
menyebutkan bahwa hanya beberapa konsumen yang membeli produk
dagin olahan di pasar tradisional. Artinya perusahaan harus membatasi
suplai ke pasar tradisional namun dengan memperbanyak suplai ke
supermarket tersebut.
Hasil analisis dari aspek promosi didapatkan bahwa hasil
efektivitas iklan televisi So Good versi “Cherybelle” dinilai cukup efektif
oleh konsumen, hal ini membuktikan iklan tersebut belum menarik bagi
konsumen. Namun dari hasil analisis regresi linier berganda dari variabel
pengeluaran biaya belanja promosi iklan didapatkan hasil berpengaruh
terhadap peningkatan penjualan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan
harus lebih kreatif dalam mengkonsepkan iklan televisinya seperti
memperlihatkan
kelezatan
produknya
dengan
model
komedian
contohnya ”Sule” memakai wajah gembira setelah memakan produk
tersebut,
setalah
itu
Sule
bersemangat
kembali
menyelesaikan
aktivitasnya lalu model yang lain ikut untuk menirukan gaya Sule.
Namun perlu diingat bahwa perusahaan tidak harus mempromosikan
hanya melalui periklanan tetapi bisa melalui hubungan masyarakat, direct
58
selling, marketing event, dan spanduk-spanduk di jalan raya, contohnya
melalui event PRJ (Pekan Raya Jakarta) dan event produk best brand
award di JCC (Jakarta Convention Centre)
Persusahaan harus meningkatkan volume penjualan dan laba secara
keseluruhan, khususnya melalui kebijakan pemasaran, yang seharusnya
dilakukan oleh PT.Japfa Comfeed adalah lebih memperhatikan tingkat
kepuasan konsumen dengan cara meningkatkan kepercayaan terhadap
merek tersebut melalui iklan-iklan di televisi yang lebih efektif, sehingga
promosi yang dilakukan melalui media televisi tersebut bisa berpengaruh
terhadap peningkatan penjualan perusahaan. Berdasarkan penelitian
bahwa iklan tersebut telah mendapatkan 50 persen perhatian konsumen
artinya sebagian dari responden yang diteliti sering konsumsi merek So
Good. Apabila perusahaan tidak meningkatkan dan lebih berkerja keras
mendapatkan 50 persennya yang lain maka cepat atau lambat merekmerek pesaingnya akan merebut pangsa pasar tersebut salah satunya
dengan cara lebih kreatif membuat iklan agar bisa menarik konsumen.
Selain itu perusahaan perlu juga memperhatikan dalam aspek
implikasi yaitu planning (perencanaan), Actuating (pelaksanaan),
controlling (pengendalian) sebagai berikut:
4.9.1 Planning
1.
Menentukan intensitas penayangan iklan, pemilihan stasiun
televisi untuk mempromosikan produk melalui iklan media
televisi, serta menambahkan variasi jenis daging olahan untuk
mendapatkan kepercayaan konsumen agar meningkatkan
penjualan.
2.
Meningkatkan pembelian nyata konsumen setelah melihat
iklan televisi dengan memperhatikan aspek penayangan iklan
yang dapat membentuk persepsi dan kesan yang positif dan
tepat kepada konsumen dengan menonjolkan keunggulankeunggulan produk yang menunjukkan karakteristik produk.
3.
Melihat banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk iklan televisi, produk So Good harus melakukan promosi
59
iklannya melalui media yang lainnya seperti Hubungan
masyarakat atau Direct Selling.
4.9.2 Actuating
1. Meningkatkan lagi pengenalan slogan So Good dalam iklan
agar konsumen lebih melihat produk tersebut lebih menonjol
daripada pesaingnya untuk melakukan pembelian nyata.
2. Iklan tersebut harus lebih menginformasikan produk secara
lengkap seperti rasa yang enak, harga dan jenis daging olahan
yang diproduksi.
4.9.3 Controlling
1. lebih memperjelas target pasar yang dituju agar fokus untuk
mendapatkan kepercayaan konsumen.
2. melakukan pengendalian secara efektif terhadap promosi iklan
agar biaya yang sudah dikeluarkan dengan cukup banyak bisa
lebih tepat sasaran.
3. Membuat survey kebutuhan konsumen dipasar daging olahan.
60
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
Informasi keragaman karakteristik konsumen di kampus S1 IPB Dramaga
sangat beragam yaitu mayoritas berjenis kelamin perempuan, bertempat
tinggal di rumah sewa / kost, berusia 22 tahun, rata-rata durasi menonton
televisi antara 1 sampai 3 jam, sering menonton acara menonton hiburan
saluran Trans 7.
So Good telah menjadi top of mind pada benak konsumen dengan
persentase (42%), untuk brand recall, So Good menjadi yang kedua dengan
persentase (57%) setelah merek Fiesta. Hal ini membuktikan bahwa So
Good memiliki posisi puncak pikiran dan benak konsumen. Dengan
demikian, So Good cukup dikenal masyarakat sehingga hal ini menjadi
peluang bagi PT. Japfa Comfeed untuk meningkatkan pangsa pasar di
Indonesia.
Pengukuran efektivitas iklan dengan menggunakan EPIC Model
menunjukan bahwa iklan So Good dinilai cukup efektif dengan hasil EPIC
rate 2.90, dimana dari skala likert terdapat di selang cukup efektif. Hasil
tersebut menunjukan bahwa kinerja manajemen perusahaan untuk membuat
iklan tersebut belum optimal maka membuat iklan yang lebih menarik lagi
dengan cara membuat iklan yang lebih ceria dengan memakai baju yang
lebih cerah pada modelnya.
Hubungan antara biaya promosi dan iklan terhadap penjualan
berpengaruh signifikan yaitu dengan nilai probabilitas (0,023). Begitu juga
dengan biaya humas, berpengaruh signifikan terhadap penjualan yaitu
dengan nilai probabilitas (0,021). Artinya perusahaan perlu memperhatikan
biaya iklan dan promosi agar dipertimbangkan kembali untuk meningkatkan
volume penjualan.
61
2.
Saran
Biaya iklan dan promosi terbukti berhubungan dengan volume
penjualan, artinya perusahaan bisa memaksimalkan promosi produk melalui
media televisi untuk meningkatkan volume penjualan namun diusahakan
untuk meminimalisir keluarnya biaya.
Iklan televisi So Good versi “Cherybelle” terbukti dinilai cukup
efektif maka perusahaan perlu mengkaji ulang untuk lebih menarik lagi
untuk iklan tersebut, atau perusahaan perlu membuat iklan yang lebih efektif
dengan mengkonsepkan iklan tersebut dengan lebih menarik untuk
meningkatkan volume penjualan dengan cara mencari model yang lebih
tenar untuk iklan televisi agar lebih menarik perhatian konsumen atau
membuat iklan lebih ceria dengan memakai baju yang lebih cerah pada
modelnya.
Mempertahankan menjadi merek top of mind di pasar daging olahan
dengan dominasi 50 persen, atau merebut pangsa pasar pesaingnya agar
konsumen mempercayai kualitas merek tersebut.
62
DAFTAR PUSTAKA
Arief. (2007), Pemasaran Jasa Dan Kualitas Pelayanan, Malang (ID), Bayumedia
Publishing:
Assauri, S. (2007), Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep Dan Strategi, Jakarta
(ID) RajaGrafindo Persada.
Direktorat AJMP-IPB (2011), Bogor (ID) Populasi Mahasiswa Strata 1 Kampus
Institut Pertanian Bogor.
Durianto, dkk, (2003). Invasi Pasar Dengan Iklan yang Efektif Strategi, Program,
dan Teknik Pengukuran, Jakarta (ID), Gramedia Pustaka Utama.
Furqon. (2011). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.
Gujarati, D, N, (2006). Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi Ketiga, Jilid Kedua,
Jakarta (ID), Erlangga.
Kasali, R. (2007), Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia,
Pusat Antar Universitas dan Grafiti, Depok (ID), Bidang Ilmu Universitas
Indonesia.
Kotler, P, (1993). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi
Dan Pengendalian, Edisi Tujuh, Volume satu, Jakarta (ID), Fakulas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Kotler, P. Dan G. Armstrong, (2008), Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi Kedua
Belas Jilid Dua, Jakarta (ID), Erlangga. (Terjemahan).
Kotler, P. Dan K. L. Keller, (2008), Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas,
Jakarta (ID), Index, (Terjemahan).
Kotler, P. Dan K. L. Keller, (2008), Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas,
Jakarta (ID) Erlangga. (Terjemahan).
Lee, M. Dan Johnson, C. (2007), Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam
Perspektif Globa, Cetakan kedua, Jakarta (ID) Kencana Prenada Media
Group. (Terjemahan).
Morissan, M.A (2010), Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta (ID),
Kencana Prenada Media Group.
Robbins, S, P. Dan Coulter, M. (2005). Manajemen, Edisi kedelapan, Jilid satu,
Jakarta (ID), Indeks (Terjamahan)
Roman, K, dkk. (2005). How to Advertise: Membangun Merek dan Bisnis Dalam
Dunia Pemasaran Baru, Third Edition, Jakarta (ID), Elex Media
Komputindo (Terjemahan).
63
Setiadi, N, J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep Dan Impliokasi Untuk Strategi
Dan penelitian Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Jakarta (ID),
Kencana Prenada Media Group.
Setiawan. Dan Kusrini, D, E. (2010). Ekonometrika, Jogyakarta (ID), Andi.
Shimp, T, A. (2003), Periklanan Promosi, Edisi Kelima, Jilid Pertama, Jakarta
(ID), Erlangga, (Terjemahan).
Sugiyono, (2009), Statistika Untuk Penelitian, Bandung (ID), Alfabeta.
Sumarwan, U. (2002), Perilaku Konsumen-Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran, Bogor (ID), Ghalia Indonesia.
Supangat, A. (2007). Statistika: Dalam kajian Deskriptif, Inferensi, dan
Nonparamterik. Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Jakarta (ID), Kencana
Prenada Media Group.
Tjiptono, F. (2008), Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga, Yogyakarta (ID), Andi.
Walpole, R, E. (1992), Pengantar Statistika, Edisi ketiga, Jakarta (ID), Gramedia
Pustaka Utama. (Terjemahan)
64
LAMPIRAN
65
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
Kuisioner ini merupakan instrument dalam penelitian berjudul “ANALISIS
EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI PRODUK SO GOOD VERSI
“CHERYBELLE” (Studi Kasus Mahasiswa S1 IPB Dramaga Bogor)” guna
penyelesaian tugas akhir pada DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS
EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR, yang
dilakukan oleh :
Nama : Attar Asmawan
NRP : H24080112
Saya mengharapkan ketersediaan Saudara untuk meluangkan waktu untuk
mengisi kuisioner ini secara benar. Informasi yang diterima dalam kuisioner ini
bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih
atas bantuan dan kerja sama Saudara.
Identitas Responden
Nama
:
Fakultas/Departemen :
No. HP
:
Petunjuk Pengisian : Pilih jawaban yang paling sesuai dan beri tanda (x)
pada jawaban yang disediakan, Selamat Mengisi.
I. BRAND AWARENESS
1. Merek daging olahan (Chicken nugget, sosis, bakso instan, smoked beef)
apa yang paling anda ingat?
(satu merek saja) ......
2. Selain Merek daging olahan diatas merek apa lagi yang paling anda ingat?
a. ........
d.
.....
b. ........
e.
.....
c. ........
f.
.....
3. Apakah anda mengenal produk daging olahan merek So Good?
a. Ya, saya telah mencantumkannya dalam jawaban saya di atas
b. Ya, tetapi saya belum mencantumkannya jawaban saya di atas
c. Tidak
66
Lampiran 1. Lanjutan kuisioner penelitian
II. INFORMASI MENGENAI KONSUMEN DAGING OLAHAN
(Petunjuk: pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
Anda)
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis produk daging olahan apakah yang paling suka anda konsumsi?
(jika tidak pernah lanjut ke pertanyaan nomor 6)
a. Chicken Nugget
b. Bakso Instan
c. Sosis
d. Smoked Beef
e. Lainnya, sebutkan....
Di mana biasanya Anda Membeli produk daging olahan tersebut?
a. Di Warung
d. Di Toko daging
b. Di Supermarket
e. Di Minimarket
c. Di Pasar Tradisional
f. Pusat Perbelanjaan (mall)
f. Lainnya, sebutkan.............
Merek daging olahan apa yang anda paling sering konsumsi?
(jika tidak pernah lanjut ke pertanyaan selanjutnya)
a. So Good
d. Champ
b. Fiesta
e. Lainnya, sebutkan…….
c. Delfarm
Berapa pengeluaran perbulan anda untuk membeli daging olahan?
a. <Rp. 50.000
d. Rp. 150.001 – Rp. 200.000
b. Rp. 50.001 – Rp. 100.000
e. >Rp. 200.000
c. Rp. 100.001 – Rp. 150.000
Darimana Anda Mengetahui dan mempengaruhi anda dalam pembelian
daging olahan?
a. Koran
e. Internet
b. Televisi
f. majalah
c. Teman
g. Billboard
d. Anggota Keluarga
h. Lainnya, Sebutkan..........
III. SCREENING
1. Apakah Anda pernah melihat Iklan So Good versi “Cherrybelle” di
televisi?
a. Ya
b. Tidak
(jika menjawab tidak, berhenti sampai di sini. Terima Kasih)
IV. KARAKTERISTIK RESPONDEN
(Petunjuk: pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
Anda)
1. Apakah jenis kelamin anda?
a. Laki-laki
b, Perempuan
2. Berapa usia anda saat ini?
a. 18 tahun
d. 21 tahun
b. 19 tahun
e. 22 tahun
c. 20 tahun
f. Lainnya, sebutkan........
67
Lampiran 1. Lanjutan kuisioner penelitian
3.
Dimana tempat tinggal anda saat ini?
a. Rumah Sendiri
b. Rumah Keluarga
c. Rumah Orang tua
d. Rumah sewa (kost)
e. lainnya, sebutkan......
4. Berapakah pengeluaran Anda setiap bulan?
a. <Rp. 500.000
d.Rp.1.500.001-Rp.2.000.000
b. Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000
e. >Rp. 2.000.000
c. Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000
5. Berapa lamakah Anda menonton televisi dalam sehari ?
a. < 1 jam
b. 1-3 jam
c. 4-5 jam
d. > 6 jam
6. Program TV apa yang sering Anda saksikan ?
a. Berita
d. Sinetron
b. Hiburan (music, infotaiment, kuliner, travelling, talk show)
c. Olahraga
e. Program anak-anak
f. Lainnya, sebutkan.......
7. Stasiun TV apa yang paling sering Anda saksikan ?
a. Trans 7
f. Indosiar
b. RCTI
g. MNC TV
c. Trans Tv
h. SCTV
d. ANTV
i. Metro TV
e. TV One
j. Global TV
k. Lainnya, Sebutkan....
V. EFEKTIVITAS IKLAN
Petunjuk : Isilah/berilah tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan
pilihan Anda berdasarkan keterangan pilihan berikut :
1 = Sangat Tidak Setuju
4 = Setuju
2 = Tidak Setuju
5 = Sangat Setuju
3 = Ragu-ragu
No.
1.
2.
3.
Pertanyaan
1
Variabel Emphaty
Apakah menurut anda iklan televisi
So Good Versi “CheryBelle” telah
berjalan dengan baik?
Anda Menyukai iklan So Good Versi
“CheryBelle” di televisio
Setujukah anda iklan televisi So
Good Versi “CherbbyBelle”
mempunyai daya tarik yang tinggi?
2
3
4
5
68
Lampiran 1. Lanjutan Kuisioner Penelitian
No.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pertanyaan
Variabel Persuasi
Setujukah anda iklan televisi So
Good Versi “CheryBelle” berhasil
meyakinkan anda untuk membeli dan
mengkonsumsi produk So Good
daripada produk pesaingnya
Setelah melihat Iklan Televisi So
Good Versi “Cherybelle” mendorong
anda untuk mengajak teman anda
untuk membeli produk tersebut
Variabel Impact
iklan televisi So Good Versi
“CheryBelle” telah berhasil menarik
perhatian anda
Anda mengetahui dan mengenal
produk So Good dari adanya iklan
televisi So Good Versi “CheryBelle”
iklan televisi So Good Versi
“CheryBelle” lebih kreatif daripada
iklan televisi para produk pesaingnya
Variabel Komunikasi
iklan televisi So Good Versi
“CheryBelle” menyampaikan pesan
dengan jelas
iklan televisi So Good Versi
“CheryBelle” lebih menonjol
daripada iklan televisi para produk
pesaingnya
iklan televisi So Good Versi
“CheryBelle” memaparkan fungsi,
manfaat, dan alasan harus memilih
produk So Good daripada produk
lain
Slogan So Good cocok dan sesuai
dengan produk yang ditawarkan serta
mendukung pemasaran produk
tersebut
TERIMA KASIH
1
2
3
4
5
69
Lampiran 2. Tampilan potongan iklan So Good Versi “CheryBelle”
70
Lampiran 3. Uji Realibilitas.
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.885
12
71
Lampiran 4. Uji Validitas
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
P1
33.10
48.093
.562
.877
P2
33.63
45.482
.716
.868
P3
33.27
44.340
.744
.865
P4
33.73
47.375
.683
.871
P5
34.17
48.557
.630
.874
P6
33.80
46.441
.616
.874
P7
33.33
41.126
.679
.874
P8
33.83
47.868
.642
.873
P9
33.43
50.116
.472
.881
P10
33.47
50.671
.376
.886
P11
33.57
51.426
.369
.886
P12
32.90
48.162
.600
.875
72
Lampiran 5. Uji Korelasi
Correlations
Y
Y
X1
.624*
.630*
.023
.021
13
13
13
Pearson Correlation
.624*
1
.156
Sig. (2-tailed)
.023
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
X1
N
X2
X2
.610
13
13
13
Pearson Correlation
.630*
.156
1
Sig. (2-tailed)
.021
.610
13
13
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
13
73
Lampiran 6. Uji T Dan Uji Multikolinieritas
Coeffici entsa
Model
1
(Constant)
X1
X2
Unstandardized
Coef f icients
B
Std. Error
235183,3
1149192
34,091
11,450
1040,186
344,926
a. Dependent Variable: Y
Standardized
Coef f icients
Beta
,539
,546
t
,205
2,977
3,016
Sig.
,842
,014
,013
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,976
,976
1,025
1,025
74
Lampiran 7. Uji F
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
6.790E13
2
3.395E13
Residual
3.189E13
10
3.189E12
Total
9.979E13
12
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
F
10.645
Sig.
.003a
75
Lampiran 8. Jumlah besarnya R Square.
b
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Mod
R
el
R
1
.825
Adjusted
Square R Square
a
.680
Variable: Y
Estimate
.616 1.786E12
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent
of the
R Square
F
Change Change
.680 10.645
df1
df2
2
10
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.003
1.099
76
Lampiran 9. Jumlah Mahasiswa Program Sarjana Berdasarkan Semester
Tahun Akademik per Oktober 2011/2012
NO
1
2
3
4
1
1
2
3
4
5
1
2
1
2
3
4
Fakultas / Departemen
A. PERTANIAN
Jumlah Mahasiswa
L
P
L+P
Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
123 212
Agronomi dan Hortikultura
301 351
Proteksi Tanaman
114 218
Arsitektur Landskap
121 181
Sub Total (Faperta)
659 962
B. KEDOKTERAN HEWAN
Kedokteran Hewan
290 381
Sub Total (FKH)
290 381
C. PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
Budidaya Perairan
162 156
Manajemen Sumberdaya Perairan
87 167
Teknologi Hasil Perairan
97 193
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
131 85
Ilmu dan Teknologi Kelautan
171 112
Sub Total (FPIK)
648 713
D. PETERNAKAN
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
192 154
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
124 240
Sub Total (Fapet)
316 394
E. KEHUTANAN
Manajemen Hutan
236 224
Hasil Hutan
147 155
Konservasi Sumberdaya Hutan &
Ekowisata
190 243
Silvikultur
117 163
Sub Total (Fahutan)
690 785
335
652
332
302
1621
671
671
318
254
290
216
283
1361
346
364
710
460
302
433
280
1475
77
Lanjutan Lampiran 8.
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
1
2
3
F. TEKNOLOGI PERTANAIN
Teknik Pertanian
334
Ilmu dan Teknologi Pangan
161
Teknologi Industri Pertanian
233
Teknik Sipil dan Lingkungan
131
Sub Total (Fateta)
859
G. MATEMATIKA DAN IPA
Statistik
111
Geofisika dan Meteorologi
117
Biologi
100
Kimia
134
Matematika
137
Ilmu Komputer
249
Fisika
123
Biokimia
117
Sub Total (FMIPA)
1088
H. EKONOMI DAN MANAJEMEN
Ilmu Ekonomi
100
Manajemen
132
Agribisnis
173
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
111
Ekonomi Syariah
45
Sub Total (FEM)
561
I. EKOLOGI MANUSIA
Gizi Masyarakat
122
Ilmu Keluarga dan Konsumen
20
Komunikasi & Pengemb. Masyarakat
85
Sub Total (FEMA)
227
Total
117
274
222
90
703
451
435
455
221
1562
196
111
309
233
178
129
116
191
1463
307
228
409
367
315
378
239
308
2551
262
253
262
277
74
1128
362
385
435
388
119
1689
298
206
343
847
420
226
428
1074
5338 7376
12714
Download