Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran………………………………….

advertisement
Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran………………………………….Rika Destriany
ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI PEMASARAN DENGAN
VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGECER SUSU SEGAR
DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) LEMBANG
Rika Destriany*, Maman Paturochman, Achmad Firman
Universitas Padjadjaran
*Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian tentang analisis hubungan fungsi pemasaran dengan volume
penjualan pedagang pengecer susu segar telah dilakukan di Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara (KPSBU) Lembang, dari bulan Maret 2015 – April 2015. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui fungsi pemasaran pedagang pengecer susu segar, volume
penjualan pedagang pengecer susu segar dan menganalisis hubungan antara fungsi
pemasaran dengan volume penjualan pedagang pengecer susu segar. Penelitian ini
menggunakan metode survey. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja karena KPSBU
merupakan salah satu koperasi yang ada di Jawa Barat dan memiliki produksi susu yang
tinggi. Sampel yang diambil berjumlah 30 responden dari 50 pedagang pengecer dengan
metode sampel proporsional. Untuk menganalisis hubungan antara fungsi pemasaran
dengan volume penjualan pedagang pengecer susu segar menggunakan korelasi Rank
Spearman (rs). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi pemasaran yang dilakukan
pedagang pengecer susu segar termasuk dalam kategori sedang, begitu juga dengan
volume penjualan termasuk kategori sedang. Sementara, hasil uji korelasi Rank
Spearman yaitu menunjukkan hasil yang signifikan antara fungsi pemasaran dengan
volume penjualan. Adapun kekuatan hubungan kedua variabel tersebut adalah sedang
(0,436).
Kata kunci : fungsi pemasaran, volume penjualan, rank spearman
ANALYSIS OF CORELATION BETWEEN MARKETING
FUNCTION WITH SALES VOLUME OF FRESH MILK RETAILERS
AT KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) LEMBANG
ABSTRACT
Research about analysis of correlation between marketing functions with the
sales volume of fresh milk retailers was held in Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara
(KPSBU) Lembang, started from March – April 2015. This research aims to know the
marketing function of fresh milk retailers, sales volume of fresh milk retailers, and
analysis of corelation between marketing function with sales volume of fresh milk
retailers. This study used survey method. The KPSBU was selected as location sample
because of a high milk production. The selected respondents were taken 30 retailers
from 50 retailers with proportional sampling method. To analyze the corelation between
marketing function with sales wolume of fresh milk retailers using the Spearman Rank
Corelation (rs). The results of research showed that, the marketing function performed
retailers of fresh milk in medium category, as well as sales volume including medium
Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran………………………………….Rika Destriany
category. While, the spearman rank correlation test results that show significant results
between the marketing function with sales volume. The strength of the correlation
between the two variables is 0.436 (medium).
Keyword : marketing function, sales volume, spearman rank corelation
1.
PENDAHULUAN
Susu merupakan salah satu bahan pangan asal hewani yang menjadi sumber gizi
yang baik bagi manusia. Permintaan susu segar di Indonesia terus menerus meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, jumlah pendapatan penduduk dan
kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan bergizi sebagai pengaruh dari
naiknya tingkat pendidikan penduduk.
Industri susu dalam negeri sudah terbentuk menjadi suatu kesatuan yang
memiliki pola, dimana pola dalam distribusi susu melalui peternak ke koperasi lalu ke
industri pengolahan susu (IPS). Salah satu koperasi yang memproduksi susu segar
dalam negeri adalah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU).
Pemasaran menjadi bagian dari proses pertukaran dan melibatkan perpindahan
secara fisik atas hasil usaha pemasaran susu segar dari KPSBU sebagai produsen ke
konsumen serta melibatkan pedagang pengecer sebagai perantara yang memiliki peran
penting dalam rantai pemasaran. Fungsi pemasaran merupakan kegiatan utama yang
khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Fungsi pemasaran yang
dilaksanakan oleh lembaga pemasaran pada prinsipnya terdapat tiga tipe, yaitu fungsi
pertukaran (exchange function), fungsi penyediaan fisik (physical function), dan fungsi
penunjang (facilitating function).
Kegiatan penjualan harus dilakukan oleh pelaku usaha dengan cara memasarkan
produknya baik berupa barang ataupun jasa. Penjualan yang dilaksanakan oleh
pedagang pengecer sebagai pedagang perantara susu segar yang membeli produk dari
KPSBU bertujuan untuk mencapai volume penjualan yang diharapkan dapat
menguntungkan dan dapat menghasilkan laba maksimum bagi pedagang pengecer,
semakin besar jumlah penjualan maka semakin besar kemungkinan laba yang akan
dihasilkan.
2.
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pedagang pengecer yang membeli susu segar dari
KPSBU, Lembang.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.
Survey adalah suatu penelitian dengan cara menghimpun informasi dari sampel yang
diperoleh dari suatu populasi, dengan tujuan untuk melakukan generelisasi sejauh
populasi dari mana sampel tersebut diambil. Hasil penelitian survey dapat digeneralisasi
sejauh populasi dari mana sampel tersebut diperoleh (Paturochman, 2012).
Variabel yang Diteliti
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fungsi pemasaran, sedangkan
variabel terikat dalam penelitian ini adalah volume penjualan.
Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran………………………………….Rika Destriany
Analisis Statistik
Pengukuran untuk masing-masing indikator variabel dilakukan dengan Skala
Likert. Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur hubungan antar variabel adalah
analisis korelasi Rank Spearman dengan rumus :
=
(Siegel,1992)
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji hipotesis dua
arah, untuk melihat hubungan variabel X dan variabel Y. Untuk melihat signifikasi
korelasi, dilakukan dengan mendistribusikan rumus student t, sebagai berikut :
t = rs
(Siegel,1992)
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fungsi Pemasaran Pedagang Pengecer Susu Segar
a. Fungsi Pertukaran
Tabel 1. Tanggapan Responden Terhadap Fungsi Pertukaran
Jawaban
Fungsi
Hampir
No
Skor
Tidak
Pertukaran Selalu Sering Kadang Tidak
Pernah
Pernah
1 Melakukan
15
12
30
0
14
71
promosi
2 Memikirkan
45
12
15
8
9
89
waktu yang
tepat
3 Memikirkan
40
16
3
6
14
79
tempat yang
tepat
Jumlah
239
Persentase
53,11%
Fungsi pertama yaitu fungsi pertukaran yang terdiri atas fungsi penjualan
dan pembelian, tertera pada Tabel 1. Fungsi pertukaran yang dilakukan
responden termasuk kedalam kategori sedang dengan persentase sebesar
53,11%. Sebagian besar dari pedagang pengecer tidak melakukan kegiatan
promosi karena dianggap tidak terlalu penting. Meskipun begitu masih ada
beberapa pedagang pengecer yang melakukan kegiatan promosi dengan tujuan
agar orang-orang mengetahui bahwa dia menjual susu segar dan tertarik untuk
membelinya. Sedangkan dalam fungsi pembelian, pedagang pengecer lebih
memikirkan waktu yang tepat daripada tempat yang tepat untuk menjual
kembali susu segar yang sudah mereka beli, karena kebanyak dari mereka telah
memiliki langganan sehingga menurut mereka tidak perlu mencari tempat
berjualan yang tepat lagi.
Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran………………………………….Rika Destriany
b. Fungsi Penyediaan Fisik
Tabel 2. Tanggapan Responden Terhadap Fungsi Penyediaan Fisik
Jawaban
Fungsi
Hampir
No
Penyediaan
Tidak
Selalu Sering Kadang Tidak
Skor
Fisik
Pernah
Pernah
1 Penggunaan
105
4
6
0
6
121
alat
transportasi
2 Penggunaan
35
4
3
2
20
64
lemari
pendingin
3 Penggunaan
30
8
3
0
21
62
cool box
Jumlah
247
Persentase
54,8%
Fungsi kedua yaitu fungsi penyediaan fisik dimana dalam fungsi tersebut
terdiri dari fungsi pengangkutan dan penyimpanan, tertera pada Tabel 2. Fungsi
penyediaan fisik yang dilakukan responden termasuk kedalam kategori sedang
dengan persentase sebesar 54,89%. Menurut Swastha dan Sukotjo (1997),
pemilihan alat angkut ditujukkan untuk mempercepat distribusi barang dan juga
harus memperhatikan biaya pengangkutan, hal tersebut sesuai dengan yang
dilakukan oleh pedagang pengecer. Hampir seluruh pedagang pengecer
menggunakan kendaraan sebagai alat transportasi dalam distribusi susu segar
dan kendaraan yang banyak digunakan yaitu sepeda motor dengan alasan bahwa
penggunaan sepeda motor lebih mengirit biaya dan lebih cepat. Sedangkan
dalam fungsi penyimpanan, kebanyakan pedagang pengecer tidak menggunakan
lemari pendingin ataupun cool box dengan alasan bahwa susu tersebut langsung
dikirim ke daerah konsumen ataupun langsung diambil oleh langganan, adapun
pedagang pengecer yang berjualan menggunakan cool box dengan alasan bahwa
dia berjualan di daerah pasar sehingga penggunakan cool box sangat dibutuhkan.
c. Fungsi Penunjang
Tabel 3. Tanggapan Responden Terhadap Fungsi Penunjang
Jawaban
Hampir
No Fungsi Penunjang
Tidak
Selalu Sering Kadang Tidak
Pernah
Pernah
1 Mendapatkan
15
0
3
2
25
modal dari
investor
2 Cara agar susu
110
28
0
2
0
habis terjual
3 Cara agar susu
85
44
3
0
1
tidak tumpah
4 Cara agar susu
90
24
6
2
3
tidak basi saat
dijual
Skor
45
140
133
125
Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran………………………………….Rika Destriany
5
Menjual
susu
140
0
6
0
0
146
berdasarkan
kapasitas
6 Mencari tempat
5
20
6
2
21
54
yang tepat untuk
berjualan
7 Mencari
10
20
15
0
18
63
informasi harga
jual
8 Mencari
5
4
12
6
21
48
informasi
mengenai pesaing
Jumlah
754
Persentase
62,83%
Fungsi terakhir adalah fungsi penunjang dimana dalam fungsi ini terdiri
atas fungsi pembelanjaan, penanggungan risiko, grading dan informasi pasar,
tertera pada Tabel 3. Fungsi penunjang yang dilakukan responden termasuk
kedalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 62,83%. Fungsi
pembelanjaan yang dilakukan oleh sebagian besar pedagang pengecer yaitu
tidak pernah mendapatkan modal dari investor dikarenakan modal yang
dibutuhkan tidak terlalu banyak namun ada beberapa pengecer yang
mendapatkan modal dari salah satu Bank dengan alasan agar bisnis yang ia
jalankan terus berkembang juga untuk menyicil kendaraan yang ia gunakan
untuk distribusi susu segar. Fungsi penanggungan risiko yang dilakukan oleh
pedagang pengecer sudah cukup baik karena mereka sudah dapat menangani
agar susu yang mereka beli dapat habis terjual, tidak tumpah saat dibawa dan
tidak basi saat dijual yaitu dengan cara membeli susu sesuai dengan pesanan dan
kondisi, menggunakan wadah seperti kantong, juga mempercepat pengiriman
dan menggunakan cool box agar susu tidak cepat basi.
Pedagang pengecer juga melakukan grading dengan menjual susu segar
berdasarkan kemasan yaitu 1 liter atau 2 liter sesuai dengan permintaan dari
konsumen juga untuk memudahkan saat diangkut ke daerah konsumen, dan
fungsi informasi pasar yang lebih banyak dilakukan oleh pedagang pengecer
yaitu mengenai informasi harga yang ditujukan untuk menyesuaikan harga jual
dengan pedagang lain, meskipun begitu menurut sebagian besar pedagang
pengecer bahwa informasi mengenai tempat yang cocok untuk berjualan susu
segar dan informasi pesaing tidaklah terlalu penting.
d. Fungsi Pemasaran Seluruh Responden
Tabel 4. Fungsi Pemasaran Seluruh Responden
No
Fungsi Pemasaran
Skor
1
Fungsi Pertukaran
239
2
Fungsi Penyediaan Fisik
247
3
Fungsi Penunjang
754
Jumlah
1240
Persentase
59%
Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa tanggapan seluruh responden
terhadap variabel bebas atau fungsi pemasaran yang terdiri dari fungsi
Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran………………………………….Rika Destriany
pertukaran, penyediaan fisik dan penunjang, termasuk kedalam kategori sedang
dengan persentase sebesar 59%. Hal tersebut menunjukkan bahwa para
pedagang pengecer telah melakukan fungsi pemasaran dengan cukup baik
walaupun belum seluruhnya dijalankan. Fungsi pemasaran yang paling banyak
dilakukan yaitu pada fungsi penunjang dimana fungsi tersebut termasuk ke
dalam kategori tinggi, sedangkan fungsi pertukaran dan fungsi penyediaan fisik
keduanya termasuk dalam kategori sedang.
Volume Penjualan Pedagang Pengecer Susu Segar
Tabel 5. Tanggapan Responden Terhadap Volume Penjualan Susu Segar
Jawaban
NO
Pertanyaan
Sangat
Banyak Sedang Sedikit
Banyak
Volume
Penjualan
12
9
10
Skor
66
(44%)
Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa tanggapan seluruh responden
terhadap volume penjualan yang dilakukan termasuk kedalam kategori sedang
dengan persentase sebesar 44% atau dapat dikatakan volume penjualan susu
segar yang dilakukan oleh responden yaitu sebanyak 1368 liter. Kategori sangat
sedikit tersebut berkisar antara (8 – 30,40 liter), sedikit (30,41 – 52,80 liter),
sedang (52,81 – 75,20 liter), banyak (75,21 – 97,60 liter), dan sangat banyak
(97,61 – 120 liter).
Volume penjualan adalah barang yang terjual dalam bentuk uang untuk
jangka waktu tertentu dan didalamnya mempunyai strategi pelayanan yang baik
(Kotler, 2002). Strategi pelayanan yang dimaksud adalah kegiatan yang telah
dilakukan oleh pedagang pengecer guna memperlancar proses penyampaian
barang berupa susu segar dan kegiatan tersebut dinamakan fungsi pemasaran.
Pelaksanaan kegiatan fungsi pemasaran seharusnya dijalankan dengan sebaik
mungkin agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Pakpahan (2013), bahwa volume penjualan memiliki arti penting yaitu
besarnya kegiatan - kegiatan yang dilakukan secara efektif oleh penjual
untuk mendorong agar konsumen melakukan pembelian dan tujuan dari volume
penjualan ini adalah untuk memperkirakan besarnya keuntungan yang diterima
dengan menjual produk kepada konsumen serta biaya yang sudah dikeluarkan.
Dengan begitu berarti apabila kegiatan-kegiatan fungsi pemasaran sudah
dilakukan secara efektif maka akan meningkatkan volume penjualan.
1
20
Sangat
Sedikit
15
Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran dengan Volume Penjualan Pedagang
Pengecer Susu Segar
Tabel 6. Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Terdapat
hubungan
signifikan antara fungsi
pemasaran dengan volume
penjualan
Rs
t hitung
t
tabel
0,436
2,563
2,048
Signifikasi
ɑ 5%
0,05
Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran………………………………….Rika Destriany
Berdasarkan Tabel 6, diperoleh hasil berupa angka koefisien korelasi (rs)
sebesar 0,436, t hitung sebesar 2,563 dan t tabel (dua arah) 0,05 = 2,048. Hal
tersebut berarti pada taraf signifikasi 0,05, maka H1 yang menyatakan bahwa
“terdapat hubungan signifikan antara fungsi pemasaran dengan volume
penjualan susu segar yang dilakukan pedagang pengecer yang membeli produk
dari KPSBU” dinyatakan diterima. Nilai rank spearman (rs) sebesar 0,436 ini,
menurut Sugiyono (2013) berarti termasuk dalam kategori sedang. Hubungan
yang terjadi bersifat positif artinya dengan meningkatnya fungsi pemasaran
maka akan berhubungan dengan meningkatnya volume penjualan susu segar
yang dilakukan oleh pedagang pengecer yang membeli produk dari KPSBU,
begitu juga sebaliknya.
4.
KESIMPULAN
Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengecer susu segar yang
membeli produk dari KPSBU, terdiri dari tiga fungsi dimana dalam fungsi pertukaran
masih banyak pengecer yang tidak melakukan kegiatan promosi, dalam fungsi
penyediaan fisik kebanyakan pengecer tidak melakukan penyimpanan dengan baik,
dalam fungsi penunjang pedagang pengecer sudah mampu menanggulangi risiko
kerugian yang akan timbul, sehingga dalam fungsi pemasaran termasuk kedalam
kategori sedang dengan presentase 59%. Volume penjualan yang dilakukan oleh seluruh
pedagang pengecer susu segar yang membeli produk dari KPSBU, yaitu sebanyak 1368
liter dan termasuk kedalam kategori sedang dengan presentase 44%. Terdapat hubungan
yang signifikan antara fungsi pemasaran dengan volume penjualan yang dilakukan oleh
pedagang pengecer susu segar yang membeli produk dari KPSBU dengan keeratan
hubungan sedang (0,436).
5.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran (edisi millennium 1). PT Prenhallindo. Jakarta.
Pakpahan,
E.
2013.
Pengertian
volume
penjualan.
Tersedia
http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2009/11/pengertianvolume-penjualan.html
di:
Paturochman, M. 2012. Penentuan Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel (Untuk
Penelitian Sosial Ekonomi). Unpad Press. Bandung.
Siegel, S. 1992. Statistika Nonparametrik. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). CV Alfabeta. Bandung
Swastha, B dan Ibnu Sukotjo. 1997. Pengantar Bisnis Modern (Edisi Ketiga). Liberty.
Yogyakarta.
Download