1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Atletik merupakan salah satu mata pelajaran pendidkan jasmani yang
wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, sesuai dengan SK Mendikbud No.
0413/U/87.
Adapun tujuan pembelajaran atletik di sekolah dimaksudkan untuk
membantu siswa memperbaiki kualitas kesehatan dan kebugaran jasmani
melalui pemahaman, pengembangan sikap positif, serta kemampuan gerak
dasar atletik. Dalam kegiatan pembelajaran, rata-rata para guru pendidikan
jasmani
dalam
menyampaikan
materi
cenderung
menekankan
pengembangan kemampuan individual, sementara ada cara lain yang dapat
disampaikan kepada para siswa. Dimana hasilnya tidak hanya berkembang
secara individu akan tetapi memiliki dampak yang lebih luas dan positif,
yaitu dengan peran kelompok.
Dengan diwajibkannya cabang olahraga atletik diberikan di sekolahsekolah dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, sudah selayaknya
membawa angin segar bagi guru pendidikan jasmani untuk meningkatkan
motivasi dan meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Namun kenyataannya di lapangan, masih banyak siswa yang belum
meminati pelajaran atletik bahkan cenderung kurang menyukainya. Hal ini
merupakan suatu tantangan bagi para guru pendidikan jasmani agar
pembelajaran atletik merupakan pelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Karena disamping keterampilan yang ingin dicapai, justru tujuan utama dari
pembelajaran pendidikan jasmani seperti, meningkatkan kesegaran jasmani,
meningkatkan pengalaman dan pengayaan gerak-gerak dasar umum maupun
Fakhri Fauzi Nugraha, 2014
SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK
NOMOR LARI JARAK PENDEK
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
kemampuan motorik siswa sebagai dasar-dasar gerak cabang olahraga
lainnya.
Secara umum ruang lingkup pembelajaran atletik di sekolah-sekolah
meliputi nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Pembagian kelompok
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nomor jalan meliputi: jalan 5 km, 10 km, 20 km dan 50 km
2. Nomor lari dibagi lagi kedalam :
a. Lari jarak pendek meliputi : 100 m, 200m, 400 m
b. Lari jarak menengah meliputi : 800 m dan 1500 m
c. Lari jarak jauh meliputi : 5000 m , 10.000 m, marathon
d. Lari estafet meliputi : 4 x 100 m, 4 x 400 m
e. Lari rintangan meliputi : lari gawang 100 m, 110 m, 400 m dan 3000
m halang rintang
3. Nomor lompat meliputi:
a. Lompat jauh gaya jongkok, melayang dan gaya berjalan di udara.
b. Lompat tinggi gaya guling perut, guling sisi dan flop.
c. Lompat jangkit
d. Lompat tinggi galah
4. Nomor lempar terdiri dari:
a. Tolak peluru gaya menyamping, belakang dan memutar.
b. Lempar cakram
c. Lempar lembing dan
d. Lontar martil.
Hampir sebagian besar dari nomor-nomor atletik tersebut diprogramkan
di dalam kurikulum pendidikan jasmani mulai jenjang Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama hingga tingkat SLTA/SMA. Pendekatan
pembelajaran merupakan hal yang akan ditempuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran untuk suatu satuan instruksional
Fakhri Fauzi Nugraha, 2014
SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK
NOMOR LARI JARAK PENDEK
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
tertentu. Menurut Arief S. Sadiman yang dikutip oleh Rudi (2006, hlm.
106) bahwa :
Pembelajaran tidak hanya konteks guru-murid di kelas formal, akan tetapi
juga meliputi kegiatan belajar dan mengajar yang tidak dihadiri oleh guru
secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar
siswa melalui usaha-usaha yang terencana dan memanipulasi sumbersumber belajar agar terjadi proses belajar.
Dari definisi di atas yang terpenting yaitu interaksi yang terjadi antara
guru dan siswa itu harus seimbang, yakni adanya komunikasi yang selaras
diantara keduanya, baik langsung maupun tidak langsung sebagai mana
dikemukakan oleh Susiliana (2006, hlm. 126) yang memaparkan bahwa
“tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai oleh
kegiatan pembelajaran.” Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan antara
dalam upaya mencapai tujuan-tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya,
yakni tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. Dimulai dari
tujuan pembelajaran (umum dan khusus), tujuan-tujuan itu bertingkat,
berakumulasi dan bersinergi untuk menuju tujuan yang lebih tinggi
tingkatannya, yakni membangun manusia (siswa) yang sesuai dengan yang
dicita-citakan.
Aspek jasmani manusia dapat dilihat secara jelas atau kongkrit, tetapi
aspek jiwa tidak dapat diamati secara langsung. Salah satu aspek jiwa adalah
minat yang juga memiliki peranan dalam diri seseorang untuk melakukan
sesuatu kegiatan. Siswa tidak akan melakukan suatu kegiatan secara
sungguh-sungguh terhadap suatu bidang pelajaran tanpa minat terhadap
bidang pelajaran tersebut. Dengan kata lain untuk dapat melakukan suatu
kegiatan harus ada rasa minat terlebih dahulu dalam diri seseorang terutama
siswa. Disamping itu minat siswa sangat diperlukan untuk menunjang
jalannya proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Karena apabila minat
siswa pada suatu aktivitas khususnya dalam materi pelajaran baik, maka
materi yang diberikan akan lebih mudah dipahami dan semua tujuan
Fakhri Fauzi Nugraha, 2014
SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK
NOMOR LARI JARAK PENDEK
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
pembelajaran akan tercapai dengan lebih mudah. Dalam hal ini apabila
minat siswa dan siswi terhadap materi pelajaran atletik bisa terdeteksi, maka
akan mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah.
Banyak hal yang menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap materi
pembelajaran aktivitas atletik, diantaranya kurang menariknya penyajian
aktivitas cabang olahraga ini oleh para tenaga pendidik atau pengajar di
sekolah. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya memberikan
kebebasan kepada setiap anak didiknya untuk mengekspresikan apa yang
ada dalam pemikiran mereka. Sebaiknya guru juga memberikan kebebasan
sesuai dengan sifat alami anak sehingga dalam mengembangkan
kreatifitasnya, siswa tidak merasa berbeda dengan gurunya. Dikalangan para
siswa, ada kesan bahwa pembelajaran atletik hanya merupakan seperangkat
gerak monoton dan tak bervariasi. Isinya meliputi gerak lari, lempar dan
lompat yang di anggap kurang menuntut keterampilan yang tinggi namun
melelahkan. Unsur keriangan dan kegembiraan tidak terungkap dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar atletik.
Model pendeketan bermain bisa diterapkan pada pembelajaran atletik,
agar siswa merasa senang dalam melaksanakan dan mengikuti pembelajaran
aktivitas atletik. Misalnya dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari
jarak pendek, guru dapat memberikan beberapa permainan yang mendekati
ke arah materi sehingga murid tidak merasa bosan dan akan senang dalam
melaksanakannya, dengan disisipkannya materi permainan diharapkan juga
antusiasme siswa menjadi meningkat dan teralihkan rasa lelah yang
dialaminya. Sehingga secara tidak langsung gerak dasar dominan dan teknik
dasar dari materi pembelajaran aktivitas atletik bisa meraka lakukan dengan
gembira dan tanpa paksaan dari guru.
Pendekatan bermain itu sendiri adalah salah satu bentuk dari sebuah
pembelajaran jasmani yang dapat diberikan diberbagai jenjang pendidikan.
Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan,
harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus
Fakhri Fauzi Nugraha, 2014
SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK
NOMOR LARI JARAK PENDEK
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang
pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka. Model pembelajaran dengan
pendekatan bermain sangat disenangi oleh siswa karena dalam proses
pembelajaran siswa akan merasa senang dan gembira, seperti yang
dikemukakan oleh Fraliantina (2012, hlm. 16) bawa “erat kaitannya dengan
perkembangan imajenasi perilaku yang sedang bermain, karena melalui daya
imajenasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh lebih meriah.”
Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan, guru Pendidikan Jasmani
sebaiknya memberikan penjelasan mengenai peraturan dan hal apa saja yang
harus mereka lakukan terlebih dahulu agar siswa dapat berimajenasi tentang
permainan yang akan dilakukannya, permainan yang diberikan dapat berupa
permainan tradisional ataupun jenis permainan olahraga seperti sepak bola,
voli, basket yang kesemuanya disesuaikan dengan materi yang ada dalam
kurikulum seperti dikemukakan oleh Syaiful, dkk. (2006, hlm. 82-84) bahwa
“pendekatan memiliki kedudukan, (a) sebagai alat motivasi ektrinsik dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM), (b) menyiasati perbedaan individual anak
didik, dan (c) untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Makin tepat pendekatan yang digunakan oleh guru pendidikan jasmani
dalam mengajar diharapkan makin efektif dan efisien dalam pencapain
tujuan pembelajaran. Tentunya faktor-faktor lain pun harus diperhatikan
juga seperti, faktor guru, faktor siswa, faktor situasi (lingkungan belajar),
media, dan lain-lain. Sehubungan dengan pendekatan terdapat salah satu
tokoh yang dianggap paling berjasa dia adalah Plato seorang filsuf Yunani.
Ia dianggap sebagai orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya
nilai praktis dari bermain. Menurut Plato anak-anak akan lebih mudah
mempelajari
Aritmatika
dengan
cara
permainan.
Sedangkan
yang
dikemukakan Sidoyo (2000, hlm. 1) mengemukakan bahwa “bermain adalah
suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang
menghasilkan
pengertian
atau
memberikan
informasi,
kesenangan maupun mengembangkan imajenasi anak”.
Fakhri Fauzi Nugraha, 2014
SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK
NOMOR LARI JARAK PENDEK
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikan
6
Dengan bermain anak bisa mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya, anak-anak akan lebih senang dan menjadikan si-anak atau siswa
menjadi lebih aktif. Sebagaimana dikemukakan oleh Mayke (dalam Sudono,
2003, hlm. 3) bahwa “belajar dengan bermain akan memberikan kesempatan
kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri,
bereksplorasi serta mempraktikkannya.” Pendekatan bermain merupakan
bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Senada
dengan yang dikemukakan oleh Wahjoedi (1999, hlm. 121 ) bahwa
“pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk
atau situasi permainan”.
Berdasarkan studi pendahuluan, terdapat perbedaan minat pada siswa dan
siswi kelas XI SMA Negri 9 Tangerang terhadap materi pembelajaran
aktivitas atletik nomor lari jarak pendek di SMA Negri tersebut. Minat yang
lebih besar ditunjukan pada materi pembelajaran olahraga permainan seperti
sepak bola dan juga volliy, sedangkan dalam pembelajaran atletik mereka
menunjukan respon yang kurang serius bahkan ada diantaranya dengan
berbagai dalih berusaha untuk tidak mengikuti materi pembelajaran.
Berdasarkan kecendrungan prilaku siswa, kemungkinan faktor penerapan
model pembelajaran merupakan salah satu fakor penyebab kurangnya
keaktifan siswa dan siswi dalam mengikuti pembelajaran aktivitas atletik
nomor lari jarak pendek. Atas dasar hal di atas, peneliti berusaha untuk
menyusun skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Bermain Untuk
Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Aktivitas Atletik Nomor
Lari Jarak Pendek”.
B. Identifikasi Masalah
Pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan pendekatan
bermain merupakan pembelajaran yang jarang diterapkan di sekolah-sekolah
terutama di SMA Negri 9 Tangerang. Pendekatan aktivitas pembelajaran
yang umumnya digunakan adalah dengan menggunakan metode komando.
Fakhri Fauzi Nugraha, 2014
SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK
NOMOR LARI JARAK PENDEK
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, ada berbagai permasalahan
yang muncul pada saat melakukan pembelajaran Pendidikan Jasmani di
sekolah, terutama di SMA Negri 9 Tangerang. Permasalah yang ada dalam
proses pembelajaran itu masih kurangnya minat siswa dalam mengikuti
proses belajar pendidikan jasmani, terutama pada saat materi pembelajaran
aktivitas atletik nomor lari jarak pendek. Hal ini dikarenakan masih adanya
perasaan malas dan juga enggan untuk malakukan perintah yang telah
diberikan oleh guru karena materi yang diberikan dianggap kurang menarik
dan terlalu membosankan.
Dari berbagai identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka perlu
adanya serangkaian pembaruan isi materi dan bahan pengajaran, seperti
adanya penambahan pendekatan bermain yang diterapkan sebelum
pembelajaran inti dilaksanakan oleh para siswa dan siswi pada saat praktik
di lapangan, yang dipercaya dapat membuat siswa menjadi aktif dalam
mengikuti pembelajaran karena berunsur gembira.
C. Rumusan Masalah
Aktivitas belajar siswa SMA Negri 9 Tangerang dalam mengikuti proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani, khususnya materi atletik nomor lari jarak
pendek sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya adalah
pendekatan bermain. Pendekatan bermain yang diberikan merupakan salah
satu pendekatan yang dapat digunakan agar siswa lebih aktif selama proses
pembelajaran pendidikan jasmani, yang akan berpengaruh terhadap
keterampilan dan minat siswa.
Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah yang penulis kemukakan
di atas, maka permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah :
“Apakah penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan minat siswa
dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek ?”
D. Cara Pemecahan Masalah
Fakhri Fauzi Nugraha, 2014
SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK
NOMOR LARI JARAK PENDEK
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Berdasarkan rumusan masalah di atas, masalah kurangnya minat siswa
dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek pada siswa
SMA Negri 9 Tangerang kelas XI akan dipecahkan melalui penerapan
pendekatan bermain dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
Penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran akan disesuaikan
dengan karakteristik dan kemampuan siswa, penerapan pendekatan bermain
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
pendekatan
bermain
untuk
meningkatkan minat siswa.
E. Tujuan Penelitian
Setiap peneliti harus mempunyai tujuan dan tujuan yang akan dicapai
harus berkaitan erat dengan masalah yang dipilih. Berdasarkan rumusan
masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk
mengetahui apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan minat siswa
dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.”
F. Batasan Masalah
Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan agar
masalah yang dibahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya,
maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut:
1. Menyadari atas keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan
penulis maka penelitian ini hanya mencakup pada penerapan pendekatan
bermain untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas
atletik nomor lari jarak pendek.
2. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negri 9 Tangerang
3. Sampel dalam penelitian ini adalah 36 siswa kelas XI SMA Negri 9
Tangerang
Fakhri Fauzi Nugraha, 2014
SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK
NOMOR LARI JARAK PENDEK
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
4. Penelitian dalam sekripsi ini dilakukan di SMA Negri 9 Tangerang, yang
berlokasi di Jl. H. Jali No. 9 Kelurahan Kunciran Kecamatan Pinang
5. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
6. Intrumen penelitian ini adalah tes pengukuran menggunakan angket
G. Manfaat Penelitian
1. Guru : Sebagai bahan masukan dan informasi yang dibutuhkan oleh guru
untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani,
sehingga dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Jasmani dapat
diterapkan beberapa pendekatan sehingga siswa tidak merasakan jenuh
dan bosan.
2. Siswa : Dapat merasa senang selama proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan siswa dapat menguasai dan mengembangkan keterampilan
atletik, khususnya nomer lari jarak pendek.
3. Bagi lembaga sekolah : Dapat lebih memaksimalkan manfaat dari materi
pembelajaran khususnya atletik sehingga kebutuhan belajar siswa dapat
dipenuhi serta tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
Fakhri Fauzi Nugraha, 2014
SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK
NOMOR LARI JARAK PENDEK
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download