ALLAH MEMANGGIL UMAT-NYA UNTUK MENJADI GEREJA YANG

advertisement
ALLAH MEMANGGIL UMAT-NYA UNTUK MENJADI GEREJA
YANG TEKUN BERDOA MENURUT KISAH
PARA RASUL 4: 23 – 31
Daniel Sutoyo1
Abstraksi
Doa merupakan sebuah aktivitas yang erat hubungannya dengan denyut nadi
kekristenan; sehingga muncul semacam ungkapan, bahwa doa adalah nafas
kehidupan orang percaya. Sejatinya, kegiatan doa bukanlah sebuah rutinitas
ibadah belaka, melainkan pusat kehidupan itu sendiri. Dari zaman Yesus ada di
muka bumi hingga pada pelayanan para rasul di Yerusalem bersama jemaat mulamula, doa menjadi energi dari setiap pelayanan bahkan sendi kehidupan yang
dilakukan. Artikel ini menyajikan sebuah telaah eksegetis tentang doa dalam
Kisah Para Rasul 4:23-31, yang bertujuan menunjukkan secara biblikal sifat doa
yang penting dan urgen. Pada akhirnya, gereja didorong untuk memahami esensi
doa dan mulai berdoa dengan tekun.
Kata kunci: doa, berdoa, gereja, Kisah Para Rasul, rasul
God’s Calling on His Church for Pray According to Acts 4:23-31
Abstract
Pray is an activity most related to Christian’s life; so there is a saying that
prayer is believers’ breath of life. Substantially, praying is not mere routinized of
service, but also life center. From the time of Jesus was on earth untill the
apostles’ ministry with early church in Jerusalem, pray becomes energy of every
ministry even life. This article is giving an exegetical study of pray in Acts 4:2331, which aim to show biblically character of pray, which is important and urgent.
At least, it encourages church to understand the essence of pray and begin to pray
on and on.
Keyword: prayer, pray, church, Acts, apostle
1
STTIntheos Surakarta ([email protected])
52
tahun. Membuat kue tart ulang tahun
PENDAHULUAN
Pasca modernisasi sekarang ini
membutuhkan
tepung,gula,
membuat manusia dapat melakukan
pengembang, telur, garam dan bahan-
segala sesuatu dengan cepat, praktis
bahan penyedap lainnya agar kue tart
dan simple apapun yang diinginkan.
itu menjadi lezat. Bayangkan jika kue
Demikian juga orang percaya pada
tart tanpa garam, kue itu tidak enak
saat ini, membuat waktu mereka
atau
tersita untuk kegiatan dan pekerjaan
Bagaimana
yang mereka lakukan, sehingga tidak
pengembang? Kuenya tidak akan
lagi bergairah untuk bersekutu dan
mekar, ya mungkin berisi, namun
berdoa. Beberapa orang Kristen lebih
kuenya menjadi keras, tidak lembut,
banyak menghabiskan waktu untuk
tidak menarik. Atau kue itu tanpa
bekerja, melakukan ini dan itu,
garam, kue itu hambar, tidak lezat.
sehingga tidak ada waktu lagi untuk
Apa hubungannya antara doa dengan
melakukan persekutuan maupun doa
bahan-bahan untuk membuat kue
pribadi. Terkadang mereka berdoa
tart? Bahan kue tart, antara lain;
hanya sebagai rutinitas sebagai orang
tepung adalah bahan utama kue,
Kristen saja, mereka tidak menyadari
merupakan gambaran dasar doa yaitu
akan penting berdoa sebagai wujud
mengakui kekuasaan dan kedaulatan
persekutuan
Tuhannya.
Allah. Bahan gula; mengakui bahwa
Bagaimana dengan gereja mula-mula
dalam doa Allah mempunyai rencana
yang sangat antusias untuk bersekutu
itulah
dan berdoa? Masih relevankah gaya
pengembang
hidup
gambaran
dengan
gereja
mula-mula
untuk
semangat berdoa untuk masa kini?
kue
itu
menjadi
kue
tart
manisnya
doa.
kue
dalam
pahit.
tanpa
Bahan
merupakan
berdoa
supaya
diberikan keberanian untuk bangkit
Saya pernah membaca buku
menghadapi masalah. Dan bahan
yang berjudul Menjalankan Misi
garam merupakan dampak dari doa
Bersama
Yesus
karya
Andrew
itu.
Brake2yang mengilustrasikan berdoa
Dalam Alkitab banyak contoh,
itu seperti membuat kue tart ulang
tips, cara bagaimana berdoa, seperti
ada doa Bapa Kami, Yesus berdoa
2
Andrew Brake, Menjalankan Misi
Bersama Yesus (Bandung: Kalam Hidup,
2016), 87-94.
semalam-malaman, Elia berdoa, Hana
53
berdoa, ada juga mazmur doa, dan
Ferdinand Christian Baur, dari
pribadi-pribadi yang berdoa,dan lain-
sudut pandang sepihak, berpendapat
lain. Dalam Kisah Para Rasul 4: 23 -
bahwa jemaat yang digambarkan
31 ini, hanya salah satu contoh doa
dalam
yang penuh kuasa, supaya orang-
historis, melainkan merupakan hasil
orang
bertekun
refleksi
menjadi
teolog Tubingen abad XIX yang
Kristen
berdoa,sehingga
mereka
pribadi-pribadi
yang
berdampak
Kisah
bukanlah
teologis.3
terkemuka,
Baur,
laporan
sebagai
berpendapat
bahwa
sebagai orang yang percaya, bagi
maksud teologis penulis Kisah Para
gereja, bagi masyarakat dan bagi
Rasul adalah mempersatukan para
Negara Indonesia.
rasul dengan jemaat perdana ke dalam
TEKUN BERDOA
(Refleksi Kisah Para Rasul 4:23-31)
Latar belakang Kisah Para Rasul
Kisah Para Rasul bukan saja
buku sejarah dari gereja mula-mula,
tetapi dapat dijadikan buku pedoman
bagi kehidupan Kristen dan untuk
gereja yang dipenuhi Roh Kudus.
Orang
percaya
mendambakan
seharusnya
buku
Kisah
Para
Rasul, sebagai norma atau patokan
gereja masa kini, dalam kaitannya
pelayanan dan pengalaman hidup
serta perkembangan gereja dalam
Perjanjian Baru. Kitab Kisah Para
Rasul mencatat apa yang seharusnya
gereja
perbuat
generasi
pelayanan
di
selama
Yesus
dalam
ia
setiap
melanjutkan
dalam
Pentakosta dari Roh Kudus.
kuasa
satu persekutuan orang-orang kudus.
Menurut Baur, sejarah yang tercermin
dalam Kisah Para Rasul dan dalam
diri
Paulus
berbeda.
sendiri
Pada
sama
awal
sekali
abad
XX,
pendapat Baur ini dikembangkan oleh
Heinrich
Julius
Holtzmann,4
dan
sekalipun ditentang oleh beberapa
ahli, termasuk Adolph Schlatter.5
Dalam
kurun
setengah
abad
terakhir, masalah ini masih menjadi
perdebatan hangat. Bultmann dan
para pengikutnya mengembangkan
3
Hal ini dapat dilacak dalam W. W.
Gasque, A History of the Criticism of the
Acts of the Apostles (Grand Rapids: William
B. Eerdmans, 1975) dan Werner Georg
Kümmel, The New Testament: The History
of the Investigation of Its Problems
(London: SCM, 1973); W.G. Kümmel,
Introduction to the New Testament
(London: SCM, 1975), 125-88.
4
Heinrich Julius Holtzmann, “Lehrbuch
der neutestamentlichen Theologie”
(Tubingen: Mohr, 1911).
5
Adolph Schlatter, “Neutestamentliche
Theologie” (Stuttgart: Calwer, 1922-1923).
54
tesis Baur dan berpendapat bahwa
sejarah
kristologi
Rasul
memberi garis besar alasannya: 1)
pra-Paulus,
pusat pewartaan Kisah Para Rasul
naturalisnya,
adalah zaman Yesus, bukan zaman
eskhatologinya serta pandangannya
gereja; 2) teologi Kisah Para Rasul
atas Taurat mencerminkan gagasan-
seharusnya
gagasan post-Paulus. Jadi, teologi
dengan
Kisah
masalah yang dihadapi Kisah Para
Kisah
mencerminkan
sedangkan
Para
teologi
teologi
Para
mencerminkan
Rasul
tidak
keadaan
jemaat
perdana, melainkan katolikisme awal
yang
bertumbuh.6
sedang
Kasemann
menandaskan
penulis
Kisah
keselamatan,
tidak
teologi
Rasul
dibandingkan
Paulus,
bukanlah
dihadapi
Paulus,
Conzelmann
karena
masalah
seperti
yang
masalah
Ernst
tertundanya parousia dan keberadaan
bahwa
gereja dalam sejarah sekular; 3) ciri
melegitimasi
khas
komposisi
historis
yang
pandangannya tentang jemaat dalam
digunakan penulis Kisah Para Rasul
hubungannya
untuk memecahkan masalah adalah
dengan
pandangan
bidat, berdasar kontinuitasnya dengan
pembagian
kerasulan awal dan kesuciannya di
dalam tiga episode: (a) zaman Israel
dunia ini. Kasemann berpendapat
(zaman PL); (b) sentral sejarah
bahwa penulis Kisah adalah pelopor
keselamatan, yaitu zaman Yesus; dan
7
katolikisme awal.
Holger
sejarah
keselamatan
(c) zaman gereja, yang merupakan
Conzelmann,
dengan
zaman
perjuangan
antara
karyanya The Theology of St. Luke
kebimbangan dan kesabaran;
(1960),
dengan
memodifikasi
penelitian
periodisasi
4)
ini,
penulis
menjelaskan
kepada
Holtzmann, Klein, Bultmann, dan
bermaksud
Kasemann, dan berpendapat bahwa
jemaat pada zamannya, bahwa bentuk
penulis
Kisah
menggambarkan
mula-mula.
6
Para
Rasul
gereja boleh saja berubah, sekalipun
keadaan
jemaat
struktur fundamentalnya harus tetap
Berdasar
pendekatan
Lht. James D.G. Dunn, Unity and
Diversity in the New
Testament(Philadelphia: Westminster, 1977),
341-67.
7
Ernst Kasemann, Essays on New
Testament Themes (London: SCM, 1960),
88-94.
dipertahankan.8
Dengan
alasan
di
atas,
Conzelmann menolak akurasi historis
Kisah Para Rasul dan menganggap
8
Holger Conzelmann, The Theology of
St. Luke (London: Faber, 1960), 14-17.
55
pemikiran penulis Kisah Para Rasul
Kisah Para Rasul berdasar tempatnya
sebagai
pemikiran
dalam kanon.13 Menurut Parsons,
Cullmann
berdasar
Paulus
penyimpangan
dan
Yohanes.
posisi
kanoniknya,
menyanggah konsepsi Conzelmann
gambaran Kisah Para Rasul mengenai
ini.9I.
kehidupan
Howard
mengembangkan
Marshall,
karya
W.M.
diterima
jemaat
perdana
dapat
sebagai
sejarah
yang
Ramsay10 dan A.N. Sherwin-White,11
memadai.14
Apa
berpendapat bahwa penulis Kisah
pendekatan
ini
Para Rasul adalah seorang sejarawan
historis, tidak dapat disangkal bahwa
teolog.12
dan
pun
bagi
manfaat
penelitian
tidak
bagaimanapun karya penulis Kisah
mengherankan jika banyak kritikus
Para Rasul ini merupakan karya
meyakini bahwa penulis Kisah Para
teologis, sebagaimana dikatakan J. C.
Rasul telah menyajikan gambaran
Beker, “Lukas adalah seorang teolog
mengenai kehidupan dan pemikiran
besar.”15 Memang, penulis Kisah Para
jemaat perdana yang dapat dipercaya.
Rasul tidak menyatakan bahwa ia
Dengan demikian, Kisah Para Rasul
menulis suatu karya teologis, namun
dapat
tulisannya
Karena
dianggap
itu,
sebagai
sumber
teologi jemaat perdana yang dapat
teologis
merupakan
dan
secara
informasi
signifikan
dipercaya.
Tanpa
pertimbangan
mengabaikan
historis,
penelitian
mutakhir berusaha memahami teologi
9
Oscar Cullmann, Salvation in History
(London: SCM, 1967).
10
William Mitchell Ramsay, berdasar
studi geografis dan arkheologis, berpendapat
bahwa sejarah Lukas luar biasa akurat. Lih.
W.M. Ramsay, The Bearing of Recent
Discovery on theTrustworthiness of the New
Testament (London: Hodder & Stoughton,
1915).
11
Adrian Nicholas Sherwin-White,
seorang sarjana klasik, berkesimpulan bahwa
konfirmasi historis Kisah sangat berlimpah.
Lih. Sherwin-White, Roman Society and
Roman Lawin the New Testament (London:
Oxford, 1963), 189-200.
12
I. Howard Marshall, Luke: Historian
and Theologian (Grand Rapids, Michigan:
Zondervan, 1970).
13
Lih. Mikeal Parsons, "Canonical
Criticism," dalam David Alan Black dan
David S. Dockery (eds.), New Testament
Criticism and Interpretation (Grand Rapids:
Zondervan, 1991). Hermeneutika kanonik
tidak menolak masalah historisitas Kisah,
tetapi menempatkan persoalan ini dalam
hubungannya dengan masalah lain; lihat juga
Parsons, “The Sense of a Beginning in Acts
1-5,” dalam Rev Exp 87 (Summer, 1990),
403-422.
14
Lih. George Eldon Ladd, A Theology
of the New Testament (Grand Rapids:
Eerdmans, 1974), 314; bdk. Donald Guthrie,
New Testament Theology (Downers Grove,
IL: InterVarsity, 1981), hlm. 42-48; lihat juga
Douglas Dockery, "Acts 6-12: The
Advancement of the Christian Mission
Beyond Jerusalem," RevExp 87 (Summer,
1990), 423-38; John Polhill, "Acts 6-12: The
Hellenist Breakthrough," RevExp 71 (1974),
475-486.
15
J. C. Beker, Paul the Apostle
(Philadelphia: Fortress, 1980), 162.
56
memberi andil terhadap pemahaman
kita atas teologi Perjanjian Baru.
16
31-32); mendorong para murid untuk
berdoa di Getsemani (Luk. 22: 40);
Lukas sebagai penulis Kisah
berdoa bagi para murid (Luk. 23: 34)
Para Rasul adalah seorang yang
dan bagi diri-Nya (Luk. 22: 41).
sangat peduli dengan perilaku doa.
Lukas juga menyatakan bahwa Yesus
Lukas mencatat tentang doa biasanya
berdoa di tempat yang sunyi (Luk. 4:
dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa
42); menyingkir ke Betsaida (Luk. 9:
penting dalam kehidupan Yesus dan
10); Ia keluar malam-malam untuk
umat-Nya. Doa yang diatkan dengan
pergi ke Bukit Zaitun (Luk. 37).
baptisan (Luk. 21); setelah hari-hari
Demikian
juga
dalam
Kitab
Yesus mengadakan mujizat (Luk.
Kisah Para Rasul, Lukas mencatat
5:15-16);
para
banyak
tentang
sebelum
berdoa.
Murid-murid-Nya
murid
sebelum
(Luk.6:
memilih
12);
umat-Nya
yang
dengan
akan
para perempuan bertekun berdoa
penderitaan Tuhan Yesus (Luk. 9: 18-
menantikan pencurahan Roh Kudus
22);
(Kis. 1: 12-14): murid-murid berdoa
pemberitahuan
pemuliaan
pertama
(Luk.
9:
29);
kembalinya ketujuh puluh murid
untuk
(Luk. 10: 17-21); sebelum mengajar
untuk mengganti Yudas (Kis. 1: 23-
bagaimana
berdoa
26); Murid-murid mempunyai gaya
(Luk.11:1); di Getsemani (Luk. 22:
hidup salah satu bertekun dalam doa
39-46); dan di atas kayu salib (Luk.
(Kis. 2: 42);
23: 24). Ia pernah mengundurkan diri
biasa berdoa di Bait Allah (Kis. 3: 1-
dari padang gurun (Luk. 5: 16); Ia
3); para rasul berdoa untuk untuk
berdoa sepanjang malam (Luk. 6: 12).
Petrus
Ada perumpamaan tentang berdoa,
dipenjarakan oleh Sanhedrin (Kis. 4:
yaitu teman di tengah malam (Luk.
23-31); para rasul berdoa untuk
11: 5, dst) dan janda yang gigih
menahbiskan
memohn kepada hakim (Luk. 18: 1-
terpilih (Kis. 6: 3-6); Petrus dan
8). Hanya Lukas yang mencatat
Yohanes berdoa untuk baptisan Roh
Yesus berdoa bagi Petrus (Luk. 22:
Kudus bagi orang-orang Samaria
para
murid
meminta
dan
kehendak
Tuhan
Petrus dan Yohanes
Yohanes
para
diaken
yang
yang
(Kis. 8: 14-17); umat-Nya berdoa
16
Leon Morris, New Testament
Theology(Malang: Gandum Mas, 1999), 144145.
untuk pembebasan Petrus dari penjara
57
(Kis. 12: 5, 12-17); Gereja Antiokhia
ini mencatat kesimpulan doa untuk
berdoa dan berpuasa bagi para rasul
rangkaian peristiwa-peristiwa yang
untuk menjadi misionaris (Kis. 13: 1-
ajaib. Ini jelas dimulai dalam ayat 23
3); Jemaat dan rasul-rasul berdoa dan
karena Petrus dan Yohanes secara
berpuasa
special
untukmenetapkan
para
dilepaskan
dari
penjara
penatua (Kis. 14: 23); Paulus setiap
kemudian mereka mendatangi teman-
pergi mencari rumah sembahyang
temannya.
untuk berdoa (Kis. 16:13, 16); Paulus
Dan bagian ini diikuti dengan
dan Silas berdoa di tengah malam di
ringkasan aktivitas komunal orang-
dalam penjara Filipi (Kis. 16: 25-26);
orang percaya dan pertumbuhan dan
Paulus berdoa dengan para penatua
perkembangan gereja (4:32 -35).
gereja Efesus (Kis. 20: 36-38); dan
Keistimewaan kitab Kisah Para Rasul
Murid-murid
berdoa
yang dilengkapi ringkasan secara
mendapat bisikan Roh Kudus yang
teratur dan sebagai tanda istirahat dari
melarang Paulus pergi ke Yerusalem
episode yang satu dengan episode
(Kis.21: 4-6) .
lainnya (lih. 2:42-47; 6:7; 9:31;
sedang
Konteks Kisah Para Rasul 4: 23-31
Kisah Para Rasul 4: 23-31 adalah
bagian akhir dari episode panjang
yang dimulai dari Kisah Para Rasul 3:
1.17 Orang-orang yang mengadukan
Petrus dan Yohanes karena mujizat
penyembuhan
berakibat
mereka
masuk dalam penjara. Para rasul yang
selanjutnya menghadapi Sanhedrin,
yang mengancam mereka, karena
keberanian
Yesus
mereka
yang
memberitakan
bangkit
dengan
menyatakan penyembuhan. Bagian
12:24).Oleh karena itu, ayat 31 cukup
pasti sebagai bentuk akhir dari bagian
ini.
Penuh dengan Roh Kudus dan
berani memberitakan Injil sebagai
hasil doa dalam Kisah Para Rasul 4:
23-31. Pola ini sama dengan yang
dapat kita temui pada awal hari
Pentakosta,di mana para rasul yang
berdoa, menantikan kuasa Roh yang
memberdayakan
umat-Nya
untuk
meberitakan Injil (Kis. 2:1-41). Oleh
karena kuasa Roh Kudus yang telah
membaptis dan memenuhi para rasul
adalah
kuasa
(dynamis)
untuk
17
C. K. Barrett , Concurs in The Acts of
the Apostles (Edinburgh: T & T Clark, 1994),
241.
menyembuhkan, menyatakan tanda-
58
tanda dan mujizat-mujizat akhirnya
4. Ayat 31 merupakan pernyataan
pada gilirannya para rasul dapat
dampak doa yang penuh kuasa.
kesempatan
untuk
menyampaikan
kerygmatik rasuli18
Kisah Para Rasul 4: 23-31
menguraikan tentang doa di dalam
Hakekat Doa
Fondasi Doa: Kedaulatan Allah
Doa umat Allah pada gereja
secara
mula-mula dimulai dengan kutipan
struktur yang logis dapat dipaparkan
dari Keluaran 20:11.19 Konteks dari
sebagai berikut;
kutipan
jemaat
gereja
mula-mula,
tersebut
adalah
upacara
merupakan
perjanjian antara bangsa Israel dan
pernyataan kedaulatan Allah bagi
Tuhan di Gunung Sinai mengenai
doa orang-orang percaya kepada-
pembebasan
Nya.
perbudakan di Mesir. Dalam Kisah
1. Ayat
23-24
umat-Nya
dari
2. Ayat 25-28 Allah mempunyai
Para Rasul 4: 23-31 mengandung
rencana bagi doa orang-orang
salah satu doa yang menginspiratif
percaya.
dalam Alkitab, karena pada saat itu
3. Ayat 29-30 menyatakan isi doa
orang-orang percaya dalam keadaan
supaya berani memberitakan Injil.
berbahaya. Dalam aktifitas doa ini,
Petrus dan Yohanes ditangkap setelah
penyembuhan seorang lumpuh. Para
18
Yang dimaksud dengan kerygmatik
rasuli adalah khotbah-khotbah atau pidatopidato para rasul pada gereja mula-mula yang
mencakup banyak hal, atau inti dan pokok
pemberitaan para rasul gereja mula-mula.
Kerygmatik rasuli pada umumnya dengan
sistematika, sebagai berikut: 1) Pelayanan
mujizat-mujizat Yesus, penederitaan Yesus,
kematian Yesus dan Kebangkitan Yesus,
karena Allah membuat Yesus bangkit dari
kematian. 2) Pemuliaan Yesus: Tuhan Yesus
dimuliakan, membangkitkan dia pada tangan
kanan-Nya sebagai Mesias, Raja, Juruselamat
dan Tuhan. 3) Semua yang terjadi telah
dinubuatkan oleh kitab-kitab Perjanjian
Lama, Yesus menggenapi janji Perjanjian
Lama. 4) Keselamatan: kebangkitan Yesus
yang mendatangkan keselamatan setap orang
percaya kepada-Nya, maka para rasul
mendesak orang-orang untuk bertobat dan
menerima Roh Kudus, hanya di dalam Yesus
dijanjikan pengampunan, kasih karunia,
keselamatan, hidup baru dalam nama-Nya.
rasul pasti tahu itu bukan ancaman
belaka, akan tetapi dengan mujizat
kesembuhan itu, para rasuldengan
berani memberitakan Injil. Para rasul
sudah mengalami pencurahan Roh
Kudus pada hari Pentakosta dan
menyadari kebutuhan mereka untuk
kekuasaan
ilahi.
Sebab
mujizat
penyembuhan yang terjadi merupakan
19
F. F. Bruce, The Acts of the Apostles:
The Greek Text with Introduction and
Commentary (Chicago: Inter-Varsity
Christian Fellowship, 1952), 126
59
Brake
menghancurkan.21 Di sini kata ini
menggambarkan bahwa pondasi doa
berarti mengangkat suara dengan
dalam
ini
segenap dan sepenuh hati. Artinya
digambarkan denga bahan kue tart
doa yang dipanjatkan bersama-sama
tepung.20
kepada Allah merupakan doa yang
menjadi
mempunyai kesatuan hati dan pikiran.
kedaulatan
Allah.
Kisah
yang
Para
pokok
Kedaulatan
Rasul
yaitu
Allah
harus
pondasi dan substansi doa umat-Nya.
Ketika teman-teman Petrus dan
Sebab Tuhan senang mendengar dan
menjawab doa yang disampaikan
Yohanes mendengar bahwa mereka
dengan
menghadapi
dalam
perpecahan dalam gereja. Jadi setelah
umat-Nya
komunitas Kristen itu mendengar
bersama-sama berseru kepada Allah,
cerita apa yang dialami oleh kedua
katanya: “Ya Tuhan, Engkaulah yang
rasul ketika di hadapan Mahkamah
menjadikan langit dan bumi, laut dan
Agama bangsa Yahudi, maka mereka
segala
(Kis.4:
berserulah atau mengangkat suara
24).Pernyataan “berserulah mereka
(bdk. Kis.1:14; 2:46; 5:12; 7:57;
bersama-sama
15:25).
kesulitan
pelayanannya,
maka
isinya…”
kepada
Allah,
katanya” (oJmoqumadon hJran fwnhn
pro~
ton
qeon
kai
eijpan
kesatuan
Mereka
hati,
berdoa
bukan
dengan
–
mengatakan “Ya Tuhan, Engkaulah
homothumadon heran phōnen pros
yang menjadikan langit dan bumi,
ton theon kai eipan) secara literal
laut dan segala isinya.” Ungkapan
berarti
mereka
“Ya Tuhan” (Despota – despota)
mengangkat suara kepada Allah dan
yang berasal dari kata despoth~
berkata. Kata “berseru” (hJran –
(despotēs)
dengan
sehati
hēran) aorist active indicative dari
aijrw
kata
(airō)
mengangkat,
yang
membawa
memindahkan,
yang
berarti
tuan,
22
Penguasa, Tuhan. Kata Yunani yang
berarti
biasa untuk Tuhan adalah kurios,
(serta),
tetapi
kata
ini
kurang
umum
mengambil,
digunakan dalam ayat 24 ini. Kata
menyingkirkan (dengan kekerasan,
despotēs, yang berarti tuan, penguasa
bahkan
atau
dengan
membunuh,
Tuhan
“sebuah
21
20
Brake, Op.cit., 88.
22
sering
despotik,
menunjukkan
yaitu
jenis
Susanto, Op.cit., II: 29.
Ibid., 190
60
kewenangan Tuhan sebagai Penguasa
kai panta ta en autois) secara literal
langit dan bumi. Namun, di sini itu
berarti
tepat
untuk
membuat langit dan bumi dan laut
mengungkapkan kontrol yang kuat
dan segala sesuatu di dalamnya.
yang diberikan oleh Allah kepada
Pernyataan tersebut merupakan bukti
umat-Nya.23Biasanya
ini
Allah yang penuh kemahakuasaan,
antara
Allah yang berdaulat, Allah yang
majikan dan budak atau pembantu,
berotoritas, Allah yang berkuasa,
yang mana majikan berkuasa penuh
Allah yang mendengar dan menjawab
terhadap hamba-hambanya (1Tim. 6:
doa,
1; 2Tim. 2:21; Tit. 2: 9; 1Ptr. 2:18).
menciptakan langit, bumi dan lautan
Lukas hanya menggunakan di sini
serta
dan Lukas 2: 29 tentang doa Simeon,
memohon supaya Allah yang sama
“Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-
menyatakan mujizat, Tuhan yang
Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
berkuasa,
sesuai dengan firman-Mu.” Kata ini
melakukan mujizat. Jawaban atas
diterjemahkan
doa-doa umat-Nya adalah kedaulatan-
digunakan
menunjukkan
kata
hubungan
dengan
“Penguasa”
Engkaulah
karena
Ia
isinya.
yang
yang
Komunitas
maka
berdoa
dapat
Nya,
Kata ini berbeda dengan kata yang
menerima apa yang didoakan, umat-
biasanya (kurios), meskipun artinya
Nya
tidaklah berbeda, hanya kata despotēs
Tentunya Tuhan akan melakukan
dapat juga berarti penguasa, pemilik,
untuk orang-orang kudus-Nya, untuk
pengatur.
mencapai
ungkapan
tetap
umat-Nya
telah
(2Ptr. 2: 1; Yud. 1: 4; Why. 6:10).
Sedangkan
sekalipun
Tuhan
telah
berdoa
tidak
kepada-Nya.
tujuan-Nya
untuk
memenuhi janji-janji-Nya dan untuk
“Engkaulah yang menjadikan langit
kebaikan
umat-Nya
serta
untuk
dan bumi, laut dan segala isinya” (su
menyatakan kemuliaan nama-Nya.
oJ poihsa~ ton oujranon kai thn
Jadi mengakui kedaulatan Allah
ghn kai thn qalasan kai panta
dalam berdoa adalah cara yang sangat
ta enj aujtoi~ - su ho poiēsas ton
efektif dan sangat bemanfaat untuk
ouranon kai tēn gēn kai tēn thalasan
mengawali doa baik berdoa secara
pribadi maupun kelompok (bersama-
23
I. Howard Marshall, The Acts of the
Apostles: An Introduction and Commentary
(Grand Rapids: Eerdmans, 1980), 105
sama).
Karena
ketika
umat-Nya
61
mengakui kedaulatan Allah dalam
yangmengacu pada kehidupan Daud
berdoa akan terjadi beberapa hal,
dengan
mengutip
24
dari
Kitab
yaitu umat-Nya akan merendahkan
Mazmur.”
diri di hadapan Allah, umat-Nya akan
hidup Daud, dalam Perjanjian Lama
menerimakehendak
rencana
dinyatakan bahwa hati Daud yang
Allah dalan hidup umat-Nya, dan
sangat dekat dengan Tuhan dan
umat-Nya akan memuji Allah apapun
hidupnya
berkenan
yang
Demikian
juga
dan
dialaminya.
Orang-orang
Kitab Mazmur dan kisah
kepada-Nya.
kehidupan
percaya yang mengalami tekanan dan
mula-mula,
kesulitan
merupakan
Perjanjian Lama (LXX) adalah Kitab
kesempatan untuk berdoa kepada
Suci yang mereka miliki saat itu. Juga
Allah sebagai Bapa dan Tuhan yang
tidak heran, jika banyak dari orang-
memegang kendali, pada saat umat-
orang Kristen awal adalah mantan
Nya
hidup
sebab
hanya
gereja
kitab
juga
merupakan
penganut Yahudi yang yakin bahwa
untuk
mengakui
Yesus adalah Mesias yang dijanjikan.
kedaulatan-Nya dalam situasi sesulit
Para rasul berkhotbah dan berdoa
apapun. Setiap orang percaya berdoa
seperti di dalam Kisah Para Rasul 3-4
dengan mulai mengakui kedaulatan
merupakan bukti bagaimana Injil
Allah, dan jika tidak mengakui atau
diberitakan
menyakini kedaulatan Allah, iman
Yahudi.
dan
khususnya dalam Kisah Para Rasul
berdoa
kesempatan
kehidupan
rohaninya
akan
Indahnya Doa: Rencana Allah
Babak berikutnya dalam Kisah
Para Rasul 4:25-28 dapat ditemukan
sebuah pernyataan mengenai berdoa
sesuai dengan rencana Allah melalui
inspirasi dari Roh Kudus dengan
Kistemaker
raja
Daud.
Menurut,
mencatat
bahwa
“kehidupan pada awal kekristenan
memiliki
Doa-doa
komunitas
dalam
Alkitab
mengajarkan kita bagaimana berdoa
kehilangan substansinya.
perantaraan
kepada
kecenderungan
pada masa sekarang ini.
Pernyataan “dan oleh Roh Kudus
dengan perantaraan hamba-Mu Daud”
(dia pneumato~ aJgiou stomato~
Dauid paido~ sou – dia pneumatos
hagiou stomatos Dauid paidos sou)
secara literal melalui Roh Kudus
dengan mulut Daud hamba-Mu. Ayat
ini merupakan kutipan dari Mazmur
24
Simon J. Kistemaker, Acts (NTC:
Grand Rapids: Baker Academic, 1990), 166
62
2:1-3 (yang dikutip dari Septuaginta),
pemberitaan
ini menyatakan bahwa peristiwa-
waktunya.
Injil,
Berdasarkan
peristiwa yang dialami oleh orang-
sudah
ayat
datang
25b-27
orang percaya telah dinubuatkan oleh
menunjukkan
para penulis Perjanjian Lama. Ini
yang melawan Yesus yang diurapi.
membuktikan
bahwa
Kelompok-kelompok itu antara lain:
mengacu
nubuatan
pada
Mazmur
beberapa
kelompok
Pertama; bangsa-bangsa. Kata
Mesias.
(ejqnh
Dengan demikian, hal itu jelas-jelas
“bangsa-bangsa”
dipahami oleh orang-orang Yahudi.
berasal dari kata ejqno~ (ethnos) yang
Dalam
biasanya menunjuk bangsa-bangsa
Mazmur
gambaran
bahwa
2
merupakan
bangsa-bangsa
kafir,
atau
–
bangsa-bangsa
ethnē)
bukan
Yahudi. Bangsa-bangsa non Yahudi
melawan Tuhan dan Mesias.
Ini adalah deklarasi para rasul,
ini
yang
akan
menjadi
sasaran
yang
pmberitaan Injil. Bangsa-bangsa ini
khusyuk, bahwa Allah sendiri telah
menjadi rusuh (TL = huru-hara; BIS
berbicara melalui Roh Kudus dengan
= marah; Drewes25 menerjemahkan =
perantaraan mulut Daud. Pernyataan
gusar). Kata “rusuh” (ejfruaxan –
ini adalah bagian isi kedua dari doa
ephruaksan) berbentuk aorist active
mereka,
indicative
yang
dipakai
dalam
indahnya
doa
berdoa
dalam
dari
kata
fruassw
persekutuan Kristen. Pada bagian
(phruassō) yang berarti berdengus
pertama, mereka mengakui kekuasaan
karena marah. Kata ini hanya ada di
atau
untuk
sini saja dalam Perjanjian Baru. Kata
memerintah, bertindak dan menjawab
ini dapat diungkapkan dalam bentuk
doa umat-Nya. Doa mereka mengutip
kiasan “terbakar hati mereka” atau
nubuatan
“wajah
kedaulatan
dalam
Allah
Mazmur
Daud,
mereka
menjadi
merah
peristiwa yang dialami oleh para rasul
membara.”
juga telah dinubuatkan. Sekalipun
melawan Mesias dengan marah yang
telah diramalkan mereka berdoa naik
dalam.
banding kepada Allah, supaya Allah
melindungi
mereka.
Bangsa-bangsa
kafir
Kedua; suku-suku bangsa. Kata
Nubuatan
“suku-suku bangsa” sebenarnya sama
tentang datangnya masa kesulitan dan
dengan bangsa-bangsa di atasnya,
perlawanan yang menghalang-halangi
25
B. F. Drewes, Kisah ParaRasul,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014), 91.
63
tetapi kata yang dipakai adalah kata
th~ gh~ - parestēsan hoi basileis tēs
laoi
diterjemahkan
gēs) secara literal berarti raja-raja di
(masyarakat),
bumi telah datang. Kata “siap-siap”
lebih
tepat
bangsa-bangsa
lain
kemungkinan
bangsa
Yahudi
(paresthsan
–
parestēsan)
tercakup di dalamnya. Sedangkan
berbentuk aorist active indicative dari
ungkapan “mereka-reka perkara yang
kata paristanw (paristanō) yang
(ejmelethsan
kena
–
berarti menempatkan di samping,
emeletēsan kena) berbentuk aorist
menyuruh berdiri di samping, sudah
active indicative dari kata meletaw
tiba, datang, menyiapkan diri untuk
(meletaō)
berarti
bertempur. Yang dimaksud raja-raja
mereka-reka,
dunia bukan berarti raja-raja yang
melakukan. Kata ini hanya muncul di
menguasai dunia ini atau memerintah
dalam ayat ini dan dalam 1 Timotius
seluruh dunia ini, tetapi istilah dunia
4:
diterjemahkan
(th~ gh~ - tēs gēs) hanya sebagai
“perhatikanlah.” Kata “sia-sia” yang
tempat mereka menjadi raja atau raja-
digunakan di sini kena (kena) yang
raja yang memerintah Negara-negara
berasal dari kata keno~ (kenos) yang
yang
berarti kosong, hampa, sia-sia, bodoh.
merupakan kutipan Mazmur 2:1-3
Di
yang
sia-sia”
yang
memperhatikan,
15
sini
yang
berarti
bahwa
mereka
ada
di
mana
dunia.
Ayat
pemazmur
ini
telah
menyusun rencana yang ternyata
menetapkan lebih khusus raja dan
menjadi sia-sia atau tidak efektif,
penguasa
kosong dan hampa. Mereka berusaha
Mesias. Para penguasa itu telah nyata
untuk melawan Mesias, perbuatan itu
menjadi lawan bangsa Yahudi. Dan
menjadi sia-sia.
kelak akan lebih banyak lagi para
Mereka berencana
yang
akan
menentang
melakukan sesuatu yang tidak mampu
penguasa
mereka lakukan, yaitu menentang
penyebaran
Injil
Tuhan. Usaha mereka sia-sia karena
bangsa.
Gereja
mereka tidak cukup kuat untuk
mempunyai anggapan bahwa musuh-
melawan Allah.
musuh
Ketiga;
raja-raja
yang
di
menentang
kepada
dalam
bangsa-
mula-mula
Mazmur
2
dunia.
diidentifikasikan dengam kelompok
Pernyataan “raja-raja dunia bersiap-
orang atau pribadi yang menentang
siap” (paresthsan oiJ basilei~
Yesus seperti bangsa Yahudi, bangsa
64
Romawi,
Herodes,
Kaisar
atau
Pilatus.
melawan Yesus juga menjadi pokok
doa para rasul.
Keempat; para pembesar. Kata
Keenam;
Pontius
Pilatus.
“para pembesar” (oiJ ajrconte~ - hoi
Kemungkinan yang disebut dengan
archontes) secara literal berarti para
Pontius Pilatus di sini adalah orang
penguasa, atau anggota Sanhedrin.
Romawi, dari golongan penunggang
Yang dimaksud di sini adalah para
kuda, atau kelas menengah bagian
imam
atas. Nama depannya tidak dikenal,
anggota
kepala
yang
yang
merupakan
terkemuka
dalam
tetapi nama Pontius memberi kesan
Sanhedrin atau Mahkamah Agama
bahwa
Yahudi.
sedangkan nama keluarganya, Pilatus,
Pemimpin-pemimpin
ini
ia
keturunan
Samnit,
mempunyai kekuasaan dalam bidang
nampaknya
politik
leluhurnya militer. Sedangkan Filo
Kelima;
bahwa
Yang
tidak berkata sesuatu yang baik
dimaksud dengan Herodes di sini
tentang Pilatus. Dalam De Legatione
adalah raja yang dikenal sebagai
ad Gaium 301 ia menggambarkan
Agripa (bdk. Kis. 21:1). Ia adalah
Pilatus bertabiat kasar dan keras
anak dari Aristobulus dan cucu dari
kepala, dan berwatak pendendam dan
Herodes Agung. Setelah ayahnya
pemarah. Ia menceritakan tentang
menjalani hukuman mati pada tahun
suap,
7 sM, ia dibesarkan di Roma, erat
kedengkian, pembunuhan keji tanpa
berhubungan dengan keluarga kaisar.
pengadilan, kekurangajaran beruntun
Pada tahun 23 M ia mempunyai
dan paling menyakitkan hati sehingga
hutang,
orang Yahudi mengutukinya.26
sehingga
Herodes.
mengacu
sedemikian
ia
harus
besarnya
tindakan
didorong
oleh
meninggalkan
Umat Allah dalam Kisah Para
Roma. Untuk suatu kurun waktu
Rasul melihat apa yang mereka alami
tertentu ia menerima perlindungan di
sebagai bagian rencana Allah yang
Tiberias dari pamannya, Antipas,
telah dinubuatkan dalam Perjanjian
berkat
Lama. Maka di dalam doa mereka
bantuan
kakaknya
yang
perempuan, Herodias, yang baru saja
dinikahi
Antipas.
Herodes
yang
26
D. H. Weaton, “Pilatus” dalam J. D.
Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF), 1995, II:266-267
65
menyebutkan
bahwa
orang-orang
yang penuh harapan” (Yer. 29:11).
yang berniat jahat telah berkumpul
Seringkali
untuk menentang kebenaran yang dari
mengapa Allah mengerjakan atau
Allah dan Yesus yang telah diurapi.
membiarkan berbagai kejadian terjadi
Apa yang mereka alami merupakan
padanya dan situasi-siatuasi tertentu
bagian dari rencana Allah karena
menimpa umat-Nya. Namun ketika
itulah
untuk
umat-Nya mengakui bahwa tangan
memberi luluasa kuasa dan rencana
Tuhanaktif berkerja, iman kita akan
Allah menjadi nyata. Kelompok-
dikuatkan
kelompok
ditambah-tambahkan.
mereka
kerjakan
jahat
menentang
bersekongkol
dan
melawan
Yesus
Jika
karena Allah mengijinkan. Semua ini
dalam
adalah bagian dari rencana Allah.
memiliki
umat-Nya
dan
bertanya
sukacita
umat-Nya
imannya
rencana
akan
mengakui
di
bahwa
Allah
dalam
segala
Paulus telah menyatakan dalam
sesuatu terjadi terhadap hidup kita,
Roma 8: 28; “Kita tahu sekarang,
semua itu akan membuat indah hidup
bahwa Allah turut bekerja dalam
kita. Hanya Roh Kuduslah yang dapat
segala sesuatu untuk mendatangkan
menganugerahkan
kebaikan
yang
keindahan dalam hidup kita. Doa
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang demikian adalah kepuasan di
yang
tengah-tengah
bagi
mereka
terpanggil
sesuai
rencana
Allah.”
sebagai
umat-Nya
dengan
Sekalipun
tidak
kita
melihat
sukacita
kesulitan.
dan
Brake
menyatakan bahwa sukacita dalam
kesulitan
bukan
berarti
kita
rencana-Nya, namun Allah memunyai
menikmati penderitaan dan cobaan
rencana yang baik bagi umat-Nya.
dengan sadis, tetapi kita tahu bahwa
Demikian
menyatakan;
Allah memiliki rencana dalam segala
mengetahui
penderitaan tersebut dan kita bias
rancangan-rancangan apa yang ada
terus bersukacita karena mengetahui
pada-Ku
Allah berencana untuk kita.27
“Sebab
Yeremia
Aku
ini
mengenai
kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan
kecelakaan,
untuk
memberikan kepadamu hari depan
27
Brake, Op.cit., 91.
66
Kristen menyadari adanya ancaman-
Isi Doa: Keberanian
Memberitakan Injil
ancaman
dari
para
anggota
Bagian ketiga dari doa yang
Mahkamah agama bangsa Yahudi,
penuh dengan kuasa adalah isi atau
yang kemungkinan akan menganiaya
materi doa jelas, supaya doa menjadi
atau membunuh para rasul yang
efektif. Yang dimaksud dengan isi
memberitakan
doa di sini adalah pokok doa yang
“lihatlah
berkaitan
mengancam kami” bukan berarti
dengan
keadaan
yang
Injil.
Ungkapan
bagaimana
mereka
dihadapi khususnya melaksanakan
mereka
kehendak
menghilangkan penganiayaan, akan
Tuhan
yaitu
untuk
meminta
supaya
Allah
memberitakan injil dengan berani.
tetapi
Dalam ayat 29-30; “Dan sekarang, ya
memberikan
Tuhan, lihatlah bagaimana mereka
keberanian untuk memberitakan Injil.
mengancam kami dan berikanlah
Para rasul tidak meminta agar Allah
kepada hamba-hamba-Mu keberanian
menurunkan api dan belerang dari
untuk
langit untuk menghancurkan musuh-
memberitakan
Ulurkanlah
firman-Mu.
tangan-Mu
untuk
musuh
memohon
supaya
kepada
mereka
Allah
mereka
(Luk.
9:51-56),
menyembuhkan orang, dan adakanlah
melainkan mereka meminta kuasa
tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh
dari Allah untuk memberitakan Injil
nama
dengan
Yesus,
Hamba-Mu
yang
kudus.” isi doa mereka antara lain:
Pertama;lihatlah
bagaimana
kelompok-kelompok
jahat
mengamcam.Ungkapan
“bagaimana
menyatakan
peyembuhan
orang sakit dan menyatakan tandatanda dan mujizat-mujizat (Mat. 5:1012, 43-48).
Kedua;berikanlah … keberanian
mereka mengancam kami” (evpi taj~
untuk
avpeilaj~ auvtw/n – epi tas apeilas
“berikanlah” (do.j – dos) berbentuk
auton) secara literal berarti pada
aorist active imperative dari kata
ancaman-ancaman mereka. Ancaman-
di,dwmi
ancaman
memberikan,
mereka
adalah
tidak
memberitakan
(didōmi)
Injil.
yang
Kata
berarti
mengijinkan,
mengijinkan memberitakan Injil. Para
mempercayakan. Ungkapan ini lebih
rasul tidak mendapat kebebasan untuk
merupakan sebuah permohnan doa
memberitakan
minta
Injil.
Komunitas
untuk
dapat
melakukan
67
sesuatu, bukan sekedar meminta ijin.
dengan permohonan doa di dalam
Permintaan para anggota komunitas
ayat 29, yaitu “lihatlah bagaimana
Kristen supaya Allah memberikan
mereka
keberanian untuk memberitakan Injil.
“berikanlah
Ungkapan
untuk
memberitakan
(meta.
Ungkapan ini merupakan gaya bahasa
parrhsi,aj pa,shj lalei/n to.n lo,gon
antropomorfisme, yaitu menyatakan
sou – meta parrēsias pasēs lalein ton
Allah
logon sou) secara literal berarti
berkuasa,
dengan
keberanian
melihat bahwa Engkau sungguh-
firman-Mu.Mungkin
sunggu berkuasa untuk mengadakan
anggapan para rasul penganiayaan
penyembuhan orang yang sakit dan
yang mereka alami bukan sebagai
tanda-tanda serta mujizat-mujizat
“keberanian
memberitakan
firman-Mu”
segala
mengatakan
mengancam
kami”
keberanian
dapat
dan
untuk
firman-Mu.”
tangan-Nya
biarkanlah
yang
orang-orang
penghambat dalam pemberitaan Injil,
Keempat; adakanlah tanda-tanda
tetapi yang menghambat pemberitaan
dan mujizat-mujizat.Pernyataan “dan
Injil
adakanlah tanda-tanda dan mujizat-
adalah
ketakutan
dan
ketidakberanian.
shmei/a
mujizat” (ai.
kai.
te,rata
tangan-Mu
gi,nesqai – ai sēmeia kai terata
untuk menyembuhkan orang sakit.
ginesthai) secara literal berarti dan
Ungkapan “ulurkanlah tangan-Mu”
tanda-tanda
(evn tw/| th.n cei/ra, ÎsouÐ evktei,nein se
keajaiban. Istilah shmei/a (sēmeia) dan
eivj i;asin – en tō(i) tēn cheira [sou]
kata te,rata (terata) sebenarany kedua
ekteinein se eis iasain) secara literal
istilah yang tidak berbeda maknanya.
berarti
Kedua
Ketiga;ulurkanlah
dengan
tangan-Mu
yang
ajaib
istilah
dan
ini
keajaiban-
kemungkinan
berkuasa Engkau mengulurkan. Kata
dipakai
“ulurkanlah” (evktei,nein – ekteinein)
menegaskan atau saling melengkapi
berbentuk present active infinitive
(penjelasan dapat dilihat dalam Kis.
kataevktei,nw
2: 19, 43).Kata sēmeion berarti
yang
berasal
(ekteinō)
dari
berarti
mengulurkan,
melabuhkan (sauh). Teks Yunani ayat
bersama-sama
distinguishing
miracle.28Di
mark,
dalam
untuk
sign;
Septuaginta
ini masih merupakan bagian dari ayat
29. Ungkapan ini masih berkaitan
28
Horst Balz and Gerhard Schneinder
(ed), Exegetical Dictionary Of The New
68
(LXX) kata sēmeion hampir selalu
Dalam Perjanjian Baru istilah-
ditransliterasikan dari bahasa Ibrani
istilah tersebut di atas biasanya
‘et (Aram ‘at – bdk. Kel. 7: 3; Ul. 4:
dihubungkan dengan penyembuhan,
32; 6: 22). Sedangkan dalam Injil-
pengusiran setan, pembebasan dan
injil dan Kisah Para Rasul kata
sebagainya
sēmeion yang berarti tanda; tanda
mujizat-mujizat
(peringatan); tanda (ajaib); tanda
dihubungkan dengan pekerjaan Roh
(heran); tanda (hebat); tanda (yang
Kudus
mengerikan).29
Kudus. Jadi yang dimaksud dengan
Kata “mujizat-mujizat” (te,rata)
atau
dan
tanda-tanda
tanda-tanda
lebih
khusus
karunia-karunia
dan
dan
Roh
mujizat-mujizat
yang berarsal dari kata tera~ (teras)
adalah suatu peristiwa yang terjadi
yang
wonder,
adanya manifestasi Allah oleh Roh
miraculous, sign, portent.30 Dalam
Kudus yang melalui Allah sendiri,
Septuagenta kata tera~ diterjemahkan
para rasul-Nya maupun gereja-Nya.
berarti
miracle,
dari bahasa Ibrani mopet (bdk Kel. 7:
Masa kini kita harus mendoakan
3 otot umpetim). Susanto mengartikan
agar para pemberita Injil, misionaris
tera~
keajaiban;
dan orang-orang percaya dengan
mijizat.31Selain istilah-istilah yang
berani untuk memberitakan Injil.
ada di atas Richardson menambahkan
Seperti Paulus meminta jemaat di
bahwa
mujizat-
Efesus supaya mendoakannya untuk
mujizat di dalamnya adalah kuasa
berani membuka mulut menyatakan
kata
rahasia Injil. “juga untuk aku, supaya
kata
adalah
tanda-tanda
yang
dan
digunakan,
energi
(ejnergia = energeia) yang berarti
kepadaku,
kekuatan, kuasa yang hebat (bia=
mulutku,
bia), kekuatan secara khusus fisik
yang benar, agar dengan keberanian
(ijscu~ = ischus), kekuatan kuasa
aku memberitakan rahasia Injil” (Ef.
yang dinyatakan (krato~ = kratos)
6:
dan otoritas, kebebasan bertindak
bergumul
yang dinyatakan.
Kolose. “Salam dari Epafras kepada
19).
jika
aku
membuka
dikaruniakan
perkataan
Demikian
juga
Epafras
derdoa
untuk
jemaat
kamu; ia seorang dari antaramu,
Testament, 3 jilid (Grand Rapids: Wm B.
Eerdmans Publishing Co, 1994) III : 238
29
Susanto, Op.cit., II: 704.
30
Balz and Zchneider, Op. Cit, III: 350
31
Susanto, Op. Cit,. 704
hamba Kristus Yesus, yang selalu
bergumul dalam doanya untuk kamu,
69
supaya kamu berdiri teguh, sebagai
berarti lalu setelah mereka berdoa.
orang-orang yang dewasa dan yang
Kata
berkeyakinan penuh dengan segala
berbentuk aorist passive participle
hal yang dikehendaki Allah” (Kol. 4:
dari kata de,omai (deomai) yang berarti
12). Dan Paulus juga meminta agar
meminta, berdoa. Dalam teks Yunani
jemaat Kolose untuk mendoakan
menunjukkan bahwa setelah mereka
supaya berani memberitakan Injil.
berdoa
“Berdoa jugalah untuk kami, supaya
Goyangan pada tempat mereka bukan
Allah
pada saat berdoa, tetapi setelah
membuka
pintu
untuk
dehqe,ntwn
baru
terjadi
pemberitaan kami, sehingga kami
berdoa.Sedangkan
dapat
“goyanglah
berbicara
Kristus,
yang
tentang
rahasia
karenanya
(deēthentōn)
goyangan.
ungkapan
tempat
mereka
aku
berkumpul itu” (evsaleu,qh o` to,poj evn
dipenjarakan. Dengan demikian aku
w-| h=san sunhgme,noi – esaleuthē hō(i)
dapat menyatakannya, sebagaimana
topos en ho(i) ēsan sunēngmenoi)
seharusnya” (Kol. 4:3-4). Sebaliknya
secara literal berarti tempat dimana
sekarang ini, kita sering mendengar
mereka berkumpul digoyang. Kata
orang-orang Kristen berdoa meminta
“goyanglah” (evsaleu,qh – esaleuthē)
keselamatan, memohon kelepasan,
berbentuk aoris passive indicative
meminta
dari kata saleu,w
kenyamanan,
meminta
keadaan yang baik, meminta berkat-
berarti
berkat
menggoncangkan,
jasmani.
melakukannya
Mereka
dengan
melupakan
(saleuō) yang
menggoyangkan,
menghasut.
Terjemahan
yang
bagian yang penting, yaitu meminta
digoyangkan
(pasif),
keberanian untuk memberitakan Injil.
tempat mereka berkumpul di sini
menunjukkan
Dampak Doa
Bagian yang keempat dari doa
yang penuh kuasa adalah dampak
yang luar biasa dari doa yang
dilakukan dengan tekun.Pernyataan
“dan ketika mereka sedang berdoa”
(kai.
dehqe,ntwn
deēthentōn
autōn)
auvtw/n
secara
–
kai
bahwa
lebih
tepat
digoyangkan
Allah
itu
menjawab doa mereka. Kemungkinan
goyangannya itu merupakan bukti
Roh Kudus turun menjamah mereka,
dengan tujuan Roh Kudus tersebut
memberikan
keberanian
untuk
memberitakan Injil.
literal
70
Dampak berikutnya adalah “dan
mereka semua penuh dengan Roh
Kudus” (kai. evplh,sqhsan a[pantej tou/
budaya
atau
etnis
atau
karena
hambatan geografis.
Dan dampak yang doa yang
a`gi,ou pneu,matoj – kai eplēsthesan
dahsyat
hapantes tou hagiou pneumatos)
memberitakan firman Allah dengan
secara literal berarti mereka semua
berani” (kai. evla,loun to.n lo,gon tou/
dipenuhi oleh Roh Kudus. Kata
qeou/ meta. parrhsi,aj – kai elaloun ton
“penuh” (evplh,sqhsan – eplēsthesan)
logon tou theou meta parrēsias)
berbentuk aorist passive indicative
secara hurufiah berarti lalu merekan
berasal dari kata pi,mplhmi (pimplēmi)
mengatakan firman Allah dengan
yang berarti memenuhi (lih. Kis. 2:4;
berani.
Kata
3: 10; 4: 8, 31; 5: 17; 9: 17; 13: 9; 19:
(evla,loun
–
29). Artinya Roh Kudus yang berasal
imperfect active indicative dari kata
dari Allah hadir memenuhi mereka,
lale,w (laleō) yang berarti berbicara,
Roh Kudus menguasai mereka. Istilah
mengatakan.
ini merupakan kesukaan Lukas untuk
mereka
menyatakan bahwa Alla memberikan
mengatakan firman Allah. Istilah
Roh Kudus yang dijanjikan itu untuk
mulai berbicara di sini merupakan
memampukan orang-orang percaya
suatu
untuk melakukan tugas khusus. Di
kegiatan
sini Roh Kudus diberikan untuk
pengajaran Kristen. Sedangkan kata
menguasai
“firman Allah” (lo,gon tou/ qeou –
para
rasul
untuk
adalah
mulai
istilah
berbentuk
berbicara,
untuk
pemberitaan
berani. Jadi peristiwa kepenuhan Roh
persamaan
Kudus di sini adalah untuk tugas
dalam
khusus
kemungkinan
untuk
“memberitakan”
Maksudnya
logon
keberanian
mereka
elaloun)
memberitakan firman Allah dengan
yaitu
“lalu
tou
theou)
dengan
ayat
adalah
mulai
melakukan
Injil
atau
mempunyai
firman
Allah
yang
berarti
menunjuk
pada
29,
memberitakan Injil. Perhatikan juga
pengertian yang khusus yaitu berita
bahwa bahasa lidah tidak disebutkan
dari Allah, pesan yang berasal dari
dalam
Allah.
fenomena
ini.
Lukas
menyebutkan bahasa Roh di dalam
Jadi jawaban Allah atas doa
Kisah Para Rasul ketika dikaitkan
komunitas Kristen mula-mula, yang
dengan konteks pekabaran Injil lintas
mana Allah dengan menggoyangkan
71
tempat mereka berdoa sebagai tanda
mengalami ancaman penganiayaan,
kehadiran Allah (Luk. 21:26; Kis.
mereka bersatu berdoa dengan tekun.
16:26; Ibr. 12:26-27; Mzm. 114:7;
Allah mendengar dan mengabulkan
Yes. 6:4; Yeh. 38:19; Yoel 3:16; Am.
doa mereka. Mereka berdoa dengan
9:5; Hag. 2:7), dan mereka dipenuh
mengandalkan
(pasif)
Kudus.
mengakui segala yang terjadi adalah
Kepenuhan Roh Kudus atas mereka
rencana Allah, mereka berdoa dengan
merupakan kuasa yang memberikan
jelas isi doanya serta berdoa dalam
keberanian
kuasa
dengan
Roh
mereka
untuk
Roh
kedaulatan
Kudus,
maka
Allah,
Allah
walaupun
menjawab doa mereka.Jika Allah
mendapat perlawanan dari orang-
pada saat itu bisa melakukan hal itu,
orang yang tidak senang dengan
sekarangpun Allah yang sama dapat
perkembangan Injil. Peristiwa ini
melakukannya bagi umat-Nya.Gereja
bukan baptisan Roh Kudus ulang,
masa kita juga harus berdoa seperti
akan tetapi Roh Kudus memenuhi
gereja
kembali guna memperlengkapi para
memanggil gereja-Nya untuk menjadi
rasul untuk melayani.
pendoa-pendoa
memberitakan
Injil,
Seharusnya kita sebagai orangorang
percaya
kepada
Allah
bertekun
yang
berdoa
mempunyai
mula-mula,
khususnya
(umat-Nya)
berdoa
karena
yang
tekun,
supaya
mempunyai
Allah
gereja
keberaian
untuk memberitakan Injil kepada
kedaulatan, karena Allah mempunyai
segala
rencana, Allah mempunyai kehendak
Allah dengan sikap yang sama seperti
yang baik, Allah ingin mengerjakan
yang ada pada gereja mula-mula.Ada
perkara-perkara besar. Allah kita
seseorang mengatakan: Sorrow looks
adalah
bekerja dan
back, worry looks around, faith looks
berkarya dalam dan melalui gereja-
up (kesedihan melihat kebelakang,
Nya atau umat-Nya.
kekuatiran
yang masih
melihat
Berdoalahkepada
ke
sekeliling,
iman melihat ke atas). Mari kita
PENUTUP
Ketika
bangsa.
orang-orang
percaya
berdoa!
dalam Kisah Para Rasul sedang
72
DAFTAR PUSTAKA
Balz, Horst and Schneinder, Gerhard
(ed).Exegetical Dictionary
Of The New Testament, 3
vol. (Grand Rapids: Wm B.
Eerdmans Publishing Co,
1994.
Barrett, C. K.The Acts of the
Apostles The International
Critical Commentary.
Edinburgh: T & T Clark,
1994.
Brake, Andrew. Menjalankan Misi
Bersama Yesus Bandung:
Kalam Hidup, 2016
Bruce, F. F. The Acts of the
Apostles: The Greek Text
with Introduction and
Commentary. Grand Rapids,
MI: Eerdmans, 1975.
Drewes, B. F., Kisah Para
RasulJakarta: BPK Gunung
Mulia, 2014.
Fitzmyer, Joseph A.The Acts of the
Apostles Anchor BibleNew
York: Doubleday, 1998.
Kistemaker, Simon J. Acts Grand
Rapids: Baker Academic,
1990.
Ladd, George Eldon. A Theology of
the New Testament Grand
Rapids: Eerdmans, 1974
Marshall, I. Howard.The Acts of the
Apostles: An Introduction
and Commentary Grand
Rapids: Eerdmans, 1980.
_________. Luke: Historian and
Theologian Grand Rapids,
Michigan: Zondervan, 1970.
Morris, Leon.New Testament
Theology,Malang: Gandum
Mas, 1999.
Newman, Barclay M. dan Nida,
Eugene A.Pedoman
Pebafsiran Alkitab Kisah
Para Rasul Jakarta: Yayasan
Karunia Bakti Budaya
Indonesia, 2006.
Susanto, Hasan.Perjanjian Baru
Interlinear Yunani –
Indonesia Konkordansi
Perjanjian Baru, 2
jilidJakarta: Lembaga Alkitab
Indonesia, 2003.
Weaton, D. H. “Pilatus” dalam J. D.
Douglas,Ensiklopedi Alkitab
Masa KiniJakarta: Yayasan
Komunikasi Bina
Kasih/OMF), 1995, II:266267
73
Download