BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Tujuan Perusahaan Dewasa ini dengan

advertisement
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Tujuan Perusahaan
Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri – industri baik
manufaktur ataupun non manufaktur menuntut banyak pihak terutama pihak –
pihak yang berhubungan langsung dengan industri untuk berfikir lebih cepat
selain itu dituntut untuk menciptakan segala sesuatu harus efektif dan efisien,
sehingga target keuntungan dari suatu proses produksi dapat dicapai secara
maksimal. Perusahaan secara keseluruhan, baik skala kecil menengah maupun
besar sesungguhnya memiliki tujuan primer yang sama, yaitu menghasilkan
keuntungan atau laba, meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan,
manajemen dan karyawan, berkesinambungan, bertumbuh, dan menyediakan
produk spesifik untuk menjawab kebutuhan tertentu masyarakat. Sejalan dengan
itu, Levy dan Sarnat ( 1990:2 ) merinci tujuan perusahaan menjadi delapan
macam yaitu :
1. Memaksimalkan laba
2. Memaksimalkan penjualan
3. Mempertahankan eksistensi perusahaan
4. Mencapai tingkat laba tertentu yang memuaskan
5. Mencapai pangsa pasar tertentu
6. Meminimalkan karyawan yang meninggalkan perusahaan
7. Kedamaian internal ( adanya pertentangan diantara jajaran management )
8. Memaksimalkan kesejahteraan management
17
Tanpa
mengurangi
maksud
dan
tujuan
perusahaan
yang
telah
dikemukakan diatas pada dasarnya tujuan umum perusahaan dibagi menjadi :
1. Tujuan memaksimalkan laba
2. Tujuan memaksimalkan nilai perusahaan
Tujuan memaksimalkan keuntungan atau laba ini biasanya dihubungkan
dengan skala waktu jangka pendek, yaitu bagaimana mendayagunakan kapasitas
perusahaan yang tersedia saat ini seoptimal mungkin, diikuti dengan pengendalian
biaya seefektif mungkin, sehingga laba yang diperoleh adalah maksimal.
Disamping itu, keadaan yang dihadapi oleh pengambil keputusan atau
management tergolong kondisi yang pasti. Lain halnya dengan tujuan
maksimalisasi nilai perusahaan. Tujuan ini merupakan sasaran jangka panjang,
yaitu bagaimana memperbaiki kinerja perusahaan sehingga kinerja baik yang itu
mendorong naiknya harga saham dibursa efek dan pada akhirnya menaikkan nilai
perusahaan.
Tidak dapat diingkari bahwa tujuan menghasilkan keuntungan atau laba
adalah tujuan mendasar semua perusahaan. Bahkan kinerja manajemen selalu
diukur dari kemampuannya untuk memperoleh keuntungan atau laba. Keuntungan
atau laba usaha, selain berguna sebagai sumber internal dari kegiatan
pembentukan modal, juga merupakan sumber yang akan dipakai untuk
menetapkan deviden yang akan dibayarkan kepada pemegang saham perusahaan.
Maksimalisasi laba tersebut dapat dielaborasi secara fungsional sebagai berikut :
18
Keuntungan / laba
: Hasil penjualan – Biaya Tetap – Biaya Variabel
Misalkan P = a – bQ, maka
PQ = (a − bQ)Q
PQ = aQ − aQ 2
2.2 Investasi dan Permasalahannya
Investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana
pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil
sebagainya ) atau aktiva
( tanah, rumah, mobil dan
keuangan ( saham, obligasi, reksadana, wesel dan
sebagainya ) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di
masa yang akan datang. Investasi berbeda dengan tabungan, karena tabungan
memiliki motif konsumtif. Penyisihan sebagian pendapatan pada saat sekarang ke
dalam tabungan adalah tujuan untuk memungkinkan penabung untuk agar dapat
memanfaatkannya guna memenuhi kebutuhan konsumsinya yang lebih besar
dimasa yang akan datang. Namun demikian, baik investasi maupun tabungan,
keduanya terkait dengan mafaat yang diharapkan di masa yang akan datang.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi. Diantaranya
adalah :
1. Penyerapan tenaga kerja
2. Penigkatan out put yang dihasilkan
3. Penghematan devisa ataupun penambahan devisa, dan sebagainya
Gitman ( 2000 :332-334 ) pada dasarnya berpendapat bahwa investasi (
jangka panjang ) atau pengeluaran modal ( capital expenditure ) adalah komitmen
19
untuk mengeluarkan modal dalam jumlah tertentu pada sekarang untuk
memungkinkan perusahaan menerima manfaat diwaktu yang akan datang, dua
tahun atau lebih. Pengeluaran yang manfaatnya akan diterima dalam satu tahun
atau kurang disebut pengeluaran operasi ( operating or revenue expenditure ).
Lebih lanjut Fitzgerald (1978:6) menyatakan bahwa investasi adalah aktivitas
yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber ( dana ) yang dipakai
untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang dan dengan modal itu akan
dihasilkan produk baru di masa yang akan datang.
Dengan makna sama, Van Horne ( 1981:106 ) dan J.J. Clark dkk ( 1979:3
) menyatakan bahwa investasi adalah kegiatan yang memanfaatkan pengeluaran
kas pada saat sekarang untuk mengadakan barang modal guna menghasilkan
penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang untuk waktu dua tahun
atau lebih.
Memperhatikan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang
dengan tujuan untuk menghasilan keluaran barang atau jasa agar dapat diperoleh
manfaat yang lebih besar ditahun yang akan datang, selama dua tahun atau lebih.
Oleh karena itu investasi berkaitan dengan pengeluaran dana pada saat
sekarang dan manfaatnya baru akan diterima pada masa yang akan datang, maka
invesatasi berhadapan dengan resiko , setidak-tidaknya mengenai
1. Resiko Riil dari uang yang akan diterima dimasa yang akan datang
tersebut
20
2. Resiko mengenai ketidakpastian menerima uang dalam jumlah yang sesuai
dengan yang diperkirakan akan diterima di masa yang akan datang
tersebut
Sehubungan dengan adanya perjalanan waktu dan perubahan indikasi
ekonomi makro seperti inflasi, perubahan nilai tukar, tingkat bunga dan
kebijaksanaan perpajakan, maka nilai nyata uang juga akan mengalami
penyusutan. Apa yang hari ini dapat dibeli dengan uang tertentu ( misalnya Rp.
1000 ) di tahun mendatang barang itu tidak mungkin lagi dibeli dengan harga Rp.
1000 dan mungkin naik menjadi Rp. 1.250 atau menjadi Rp. 1.500 . Kenyataan
seperti itu menyebabkan timbulnya nilai sekarang ( present value ) dari uang atau
investasi. Secara sederhana terdapat pernyataan dalam kehidupan sehari hari
bahwa lebih baik memiliki uang Rp. 1 hari ini daripada Rp. 1 di tahun yang akan
datang.
Semakin jauh jarak antara waktu pengeluaran investasi dengan waktu
pemulihan investasi, resiko ketidak pastian juga semakin besar. Resiko ketidak
pastian terhadap arus uang diakumulasi pada sebuah besaran yang dikenal sebagai
faktor diskon ( discount factor ). Faktor diskon dalam praktik diterima sebagai
tingkat biaya modal yang diperhitungkan atas investasi yang bersangkutan.
Misalnya berapakah nilai sekarang dari uang sebesar Rp. 1.000.000 yang akan
diterima
pada lima tahun yang akan datang jika
diperhitungkan adalah 18 % ?
PVt = At (1 + r ) −t
atau
faktor diskon
yang
21
PVt =
At
(1 + r ) t
dimana
PV
: nilai sekarang dari arus kas ( present value )
At
: arus kas periode ke-t
r
: tingkat diskon atau tingkat bunga yang diperhitungkan
t
: periode waktu 0,1,2,3 …., n
Dengan demikian , maka :
1.000.000
(1 + 0.18) 5
1.000.000
PV =
= Rp.437.108,78
2,28776
PV =
Dengan menabung Rp. 437.108.78 pada saat sekarang dengan tingkat bunga 18
%, maka pada akhir tahun ke-5 dana intu menjadi Rp. 1.000.000
FVt = At (1 + r ) t
dimana :
FV
: nilai akan datang ( future value )
A
: arus kas
r
: tingkat bunga atas diskon
t
: periode waktu 1,2,3, ……, n
22
untuk contoh diatas diperoleh :
FV5 = 437.108,78 x ( 1,78 )5
FV5 = Rp. 1.000.000,00
Dalam hal ini, dipakai asumsi bahwa pendapatan bunga dari arus kas itu
sejak ditabung sampai akhir masa yang ditentukan tidak pernah ditarik sehingga
berlangsung proses bunga majemuk atau bunga berbunga.
Dilihat dari kondisi yang akan dihadapi investor, maka kondisi itu dapat
dibedakan menjadi
1. Kondisi pasti ( certainty condition )
2. Kondisi tidak pasti ( uncertainty condition )
Sejalan dengan rumusan orientasi tujuan yang telah ditetapkan oleh management,
seluruh fungsi perusahaan, meliputi fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi
keuangan, serta fungsi administrasi dan sumber daya manusia dikoordinasikan
sedemikian rupa sehingga fungsi-fungsi itu bekerja sebagai sebuah sistem.
Mereka bekerja sebagai sebuah team yang padu dan sinergis sehingga pada
akhirnya tujuan perusahaan atau organisasi dapat diwujudkan seoptimal mungkin.
2.3 Tahap Penilaian Alternatif Invetasi
Sebuah rencana investasi seharusnya diwakili dengan suatu evaluasi
kelayakan terhadap rencana investasi tersebut. Sekalipun terdapat bukti bahwa ada
pengusaha yang berhasil melaksanakan proyek secara menguntungkan tanpa
didahului evaluasi kelayakan dan pengusaha lainnya justru gagal mengoperasikan
23
proyek yang sebelumnya sudah diadakan evaluasi kelayakan oleh sebuah tim yang
handal, evaluasi dimaksud tetap penting artinya.
Pada umunya penilaian atau studi dari kelayakan suatu investasi akan
menyangkut tiga aspek yaitu :
1. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri ( sering juga
disebut sebagai manfaat financial ). Yang berarti apakah proyek atau
investasi tersebut dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan
dengan resiko dari proyek atau investasi tersebut.
2. Manfaat ekonomis proyek atau investasi tersebut bagi negara tempat
proyek atau investasi tersebut ( sering juga disebut sebagai manfaat
ekonomi nasional) yang menunjukkan manfaat proyek atau investasi
tersebut bagi ekonomi makro suatu negara tersebut.
3. Manfaat sosial proyek atau investasi tersebut bagi masyarakat sekitar
proyek atau investasi tersebut.
Dari sudut pandang perspektif rasional-objektif, tidakkah patut melakukan
sesuatu
yang mempunyai resiko yang besar berdasarkan persepsi untung
untungan. Invesatsi yang memiliki resiko besar seharusnya didahului oleh suatu
studi kelayakan. Siklus evaluasi kelayakan rencana investasi dapat dilukiskan
sebagai berikut :
24
1.
2.
Ide Proyek
Hasil Survey Pasar
Pemerintah
Studi Regional
Studi Sektoral
Identifikasi
Potensi Regioanal
Evaluasi Pasca
Pelaksanaan
Identifikasi
Rencana Investasi
Studi
Pendahuluan
Pelaksanaan
Proyek
Evaluasi
Rencana
Pendanaan Proyek
Laporan Studi
Akhir
Gambar 2.1 Struktur Evaluasi Kelayakan Investasi
Unsur yang meliputi :
1. Gagasan Investasi yang diperoleh dari hasil survey pasar, informasi dari
pemerintah ( RAPBN ) dan rencana pembangunan dari BAPPENAS dan
hasil penelitian lembaga pendidikan tinggi.
2. Dilanjutkan dengan studi regional dan sektoral guna menemukan
spesifikasi kebutuhan pasar, termasuk jenis kebutuhan dan volumenya.
3. Menemukan potensi pendukung ditiap wilayah alternatif, dilengkapi
identifikasi cara menempatkan dan biaya perolehannya.
25
4. Jika data sudah berhasil diperoleh, tim perlu menyusun studi kelayakan
pendahuluan ( prefeasibility study ). Laporan studi ini diperlukan untuk
menjadi bahan diskusi lintas fungsi.
5. Menyusun revisi laopran studi kelayakan untuk kemudian dimajukan
dalam rapat tim lengkap dan lintas fungsi. Selanjutnya dihasilkan laporan
studi kelayakan final.
6. Laporan final secara fungsional dipakai untuk menyusun rencana
pendanaan, rencana pembangunan, dan rencana perekrutan tenaga kerja.
Selanjutnya Siklus Perencanaan Proyek Investasi oleh Levy dan Sarnat (1990;25 )
1. Perencanaan
Temukan Obyek
Investasi
2. Pelaksanaan
Membiayai
Pelaksanaan Proyek
3. Pengendalian
Feedback
Bandingkan Anggaran
Rumuskan
Estimasi
Pendahuluan
Revisi atas
Estimasi
Evaluasi
Aspek Ekonomi
Pengoperasian
1. Produksi
2. Pemasaran
3. Pembiayaan
4. Kalkulasi Biaya
Feedback
Bandingkan Anggaran
Audit
Pasca Operasi
Lengkapi dengan
Aspek Lain
Revisi Prosedur
Perencanaan
Laporan Studi
Kelayakan
Rencana
Anggaran Proyek
Gambar 2.2 Siklus Perencanaan Proyek Investasi
26
2.4 Kegunaan Studi Kelayakan Investasi
Pada umumnya, proyek investasi memanfaatkan dana yang tidak kecil
jumlahnya. Pengeluaran dana dilakukan pada saat sekarang, sedang manfaatnya
baru akan diterima di masa-masa yang akan datang. Masa mendatang itu
mengandung resiko ketidakpastian. Semakin jauh jarak antara waktu pelaksanaan
investasi dan waktu pemulihan investasi, akan semakin besar pula resiko yang
dihadapi. Berbagai perubahan dapat terjadi dan perubahan dimaksud mungkin saja
besar pengaruhnya atas operasi proyek, seperti inflasi, perubahan nilai tukan mata
valuta asing, persaingan global, kebijakan pemerintah dan perubahan citra
konsumen. Di lain pihak, dana memiliki beberapa alternatif penggunaan, seperti
investasi di pasar modal, valuta asing, deposito, atau membeli aktiva riil.
Sangat rasional jika alternatif penggunaan dana itu dievaluasi dengan
cermat dan teliti sehingga penggunaan yang dipilih benar benar akan memberikan
manfaat ekonomi yang maksimal. Wajar pula jika , menurut evaluasi, pendapatan
yang diterima dari deposito atau membeli sekuritas di pasar modal dan
membatalkan rencana proyek komersial. Hal itu dikarenakan seorang investor
yang rasional harus memilih alternatif yang memberikan hasil yang terbaik,
sehingga dapat diketahui fungsi primer dari studi kelayakan adalah :
1. Memandu pemilik dana ( calon investor )
untuk mengoptimalkan
penggunaan dana yang dimilikinya.
2. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan pada saat yang sama
memperbesar perluang keberhasilan investasi yang bersangkutan.
27
3. Alternatif investasi teridentifikasi secara obyektif dan teruji secara
kuantitatif
sehingga manager puncak mudah mengambil keputusan
investasi yang obyektif
4. Aspek terkait terungkap secara keseluruhan dan lengkap sehingga
penerimaan dan atau penolakan terhadap alternatif investasi didasarkan
atas pertimbangan terhadap semua aspek proyek dan bukan hanya aspek
finasial saja.
Selanjutnya, dijumpai pula beberapa manfaat sekunder dari studi kelayakan
proyek, yaitu :
1. Dana investor tersalur ke proyek yang paling menguntungkan sehingga
turut membantu meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya
2. Investasi berlangsung pada semua sektor
yang keluarannya sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Di satu sisi, keluaran investasi memiliki
pasar
yang efektif dan pada saat yang sama, masyarakat menerima
barang-barang kebutuhan yang diperlukan dunia usaha.
3. Dana akan tersalurkan ke sektor yang hemat devisa karena proyek
memakai bahan baku yang disediakan di dalam negeri.
2.5 Aspek Dalam Studi Kelayakan Investasi
Studi kelayakan atas rencan investasi harus dilakukan untuk semua aspek
yang terkait sehingga keputusan investasi yang dibuat didukung oleh kelayakan
dari semua aspek yang terkait dimaksud, dan tidak hanya karena kelayakan aspek
finasialnya saja. Pendekatan itu lazim disebut pendekatan Holisik ( Heuristic
28
Approach ). Tuntutan untuk melakukan evaluasi secara holistik menjadi semakin
terasa, terutama sejak dimasukinya era implementasi manajement kontemporer di
dunia bisnis, seperti management strategis dan total quality management ( TQM ).
Aspek yang harus dicakup oleh suatu studi kelayakan menyangkut :
1. Aspek Finansial
Studi mengenai aspek finansial merupakan aspek kunci dari suatu studi
kelayakan. Dikatakan demikian , karena sekalipun aspek ini tergolong
layak, jika studi aspek finansial memberikan hasil yang tidak layak, maka
usulan proyek akan ditolak karena tidak akan memberikan manfaat
ekonomi. Studi aspek finansial ini paling tidak mencakup :
a. Kajian terhadap jumlah dana yang diperlukan, baik untuk
keperluan investasi awal maupun untuk kebutuhan modal kerja.
b. Kajian terhadap sumber dana, sekaligus perhitungan
mengenai
biaya atas modal yang direncanakan ditarik, termasuk rancangan
terhadap struktur modal yang tergolong layak.
c. Proyeksi arus kas yang memuat rincian prospek arus kas masuk
dan prospek arus kas keluar. Proyeksi arus kas tersebut berguna
sebagai landasan untuk melakukan analisa kelayakan finansial
dengan menggunakan
berbagai metode, seperti Pay Back
Methode, Net Present Value ( NPV ), Profitabilitas Index ( PI ),
Internal Rate of Return ( IRR ), Average Rate of Return ( ARR )
dan Benefit –Cost Ratio ( BEA )
29
d. Penyusunan laporan keuangan proforma, dilengkapi dengan analisa
sumber dan penggunaan dana serta analisa titik impas ( break even
analisys atau BEA )
e. Kajian terhadap pengaruh indikator ekonomi makro terhadap
kelayakan keuangan proyek, baik terhadap arus kas masuk dan arus
kas keluar, meliputi tingkat bunga, inflasi, perubahan nilai tukar
rupiah, dan berbagai
kebijakan ekonomi makro pemerintah
lainnya.
2. Aspek Ekonomi dan Sosial
Studi aspek ekonomi
dan social ini bertujuan untuk mengemukakan
pengaruh positif proyek terhadap perekonomian dan masyarakat sekitar
proyek. Pengaruh terhadap perekonomian perlu dilihat dari sisi lokal,
regional, dan nasional. Kajian paling tidak harus mengemukakan hal-hal
berikut
a. Pengaruh proyek
terhadap penerimaan Negara ( antara lain
mencakup pajak pertambahan nilai ( PPN ), pajak penghasilan (
PPh ), pajak impor, dan pajak ekspor )
b. Kontribusi proyek terhadap penerimaan pajak daerah dan retribusi
daerah.
c. Kontribusi proyek terhadap penghematan devisa impor serta
peningkatan penerimaan devisa hasil ekspor.
30
d. Jasa-jasa umum yang dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat,
seperti sarana jalan, tenaga listrik, sarana pemeliharaan kesehatan,
saran olah raga, sarana pelatihan dan pendidikan .
e. Kontribusi proyek terhadap perluasan kesempatan kerja dan alih
teknologi, serta pembinaan usaha kecil dalam bentuk perusahaan
mitra binaan.
f. Kontribusi proyek terhadap proyek lainnya dalam pola hubungan
input-output,
serta
manfaat
proyek
untuk
mengurangi
ketergantungan kepada impor.
3. Aspek Pasar dan Pemasaran
Studi aspek pasar dan pemasaran penting artinya dalam studi
kelayakan karena studi itu akan merinci potensi penerimaan ( arus kas
masuk ) selama usia ekonomi proyek. Di samping itu, studi pasar akan
memberikan gambaran mengenai intensitas persaingan, informasi tentang
kebutuhan dan keinginan konsumen, pendapatan rata rata calon konsumen.
4. Apek Teknis dan Produksi
Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat
strategis, sebab berkaitan dengan kapasitas proyek, lokasi, tata letak alat
produksi, bentuk bangunan ( bertingkat atau tidak ), kajian atas bahan dan
sumbernya, desain produk , dan analisis biaya produksi.
31
a. Berapa besar kapasitas mesin pabrik atau peralatan produksi yang
harus diadakan, dengan memperhatikan
b. Pemodal perusahaan, jumlah , dan kemampuan pasokannya
c. Studi alternatif lokasi dan usulan lokasi yang representatif . Usulan
pemilihan lokasi sebaiknya dilengkapi dengan pertimbangan teknis
lokasi
d. Desain produk, baik desain teknis maupun fungsionalnya. Desain
teknis diperlukan oleh pekerja sebagai pedoman pengerjaan.
e. Desain arus pengerjaan
( Assembling or Flow Process Chart )
yang berguna sebagai pedoman penetapan tata letak pabrik .
f. Suku cadang
g. Studi dampak Lingkungan ( Amdal ). Amdal adalah studi yang
harus dibuat sebagai kelengkapan dari evaluasi pendirian sebuah
pabrik, amdal akan menjadi pedoman, bagaimana limbah ditangani
sehingga tidak merusak lingkungan.
5. Apek Hukum
Studi aspek hukum harus mampu menjelaskan berbagai hal yang
berkaitan dengan masalah ligalitas, kesepakatan, hubungan industrial,
perizinan, status perusahaan, dan desain mengenai hak dan kewajiban
pendiri , pemegang saham, tim management, dan karyawan.
32
6. Aspek Organisasi dan Management
Studi mengenai aspek organisasi dan managemen penting artinya
terutama dengan :
a. Perumusan organisasi dan uraian tugas dan tata kerja selama
selama proyek dalam fase pembangunan.
b. Perumusan organisasi, uraian tugas dan tata kerja seta hak dan
kewajiban setiap individu organisasi setalah proyek selesai dan
memasuki fase operasi komersial.
2.6 Menghitung Kebutuhan Dana Investasi
2.6.1 Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Kebutuhan Dana
Besarnya dana yang diperlukan untuk membiayai suatu rencana invesatsi
sangat tergantung pada jenis proyek dan skala proyek. Proyek berskala tentu
memerlukan tentu memerlukan dana yang besar, dan proyek berskala kecil sudah
barang tentu juga hanya memerlukan dana investasi yang relatif kecil jumlahnya.
Dihubungkan dengan jenis penggunaan dana, maka dana yang diperlukan
dibedakan menjadi :
a. Dana invesatasi awal atau investasi inisial
b. Dana modal kerja
Investasi Inisial adalah dana investasi yang diperlukan untuk mengadakan
barang modal ( mesin pabrik, bangunan pabrik dan gudang, bangunan kantor dan
perumahan untuk tenaga kerja langsung ), tanah lokasi, pemasangan, produksi
percobaan, serta pengadaan alat-alat kantor ( mesin kantor dan mebel, jasa jasa
33
umum ( listrik, air, telepon ), serta sarana pendukung lainnya ( jalanan proyek,
kendaraan bermotor, rumah dinas, dan fasilitas lainnya ).
Modal kerja ( working capital ) adalah dana yang diperlukan untuk
membiayai aktivitas operasi sesudah proyek memasuki fase operasi komersial.
Memperhatikan uraian di atas, maka sebuah proyek memerlukan dua macam
pengeluaran, yaitu :
a.
Pengeluaran modal ( capital expenditure ), yaitu pengeluaran
untuk investasi inisial
b.
Pengeluaran operasi untuk pendapatan ( operating or
revenue expenditure ), yaitu modal kerja yang dibutuhkan
untuk membiayai operasi sesudah memasuki fase operasi
komersial.
Upaya yang harus dilakukan tidak lain adalah menghitung jumlah
kebutuhan dana untuk mengadakan setiap elemen investasi yang ada pada setiap
golongan pengeluaran, baik untik pengeluaran investasi inisial maupun untuk
pengeluaran modal kerja. Sejalan dengan itu, secara sederhana, jumlah dana yang
diperlukan untuk membiayai sebuah rencana investasi inisial dapat dihitung
melalui mengidentifikasikan dana untuk keperluan berikut :
1. Luas tanah lokasi yang harus diadakan,
2. Harga tanah untuk lokasi tersebut, dibeli atau disewa
3. Biaya pematangan tanah lokasi( pengurukan, pengukuran, dan
pemagaran )
4. Biaya perijinan mengenai lokasi
34
5. Biaya untuk bangunan gedung pabrik, gudang, kantor,
perumahan karyawan.
6. Mesin dan peralatan produksi yang harus diadakan. Jenis,
kapasitas, jumlah, dan level teknologi , menjadi indikator
harga.
7. Biaya instalasi jasa-jasa umum, meliputi listrik, air, dan telepon
8. Mesin kantor dan mebel
9. Biaya pembuatan jalanan, baik jalan di dalam lokasi pabrik.
10. Biaya izin yang berhubungan dengan bisnis yang akan
dijalankan
11. Biaya konsultasi dan hak paten
12. Kendaraan bermotor yang harus disediakan
Untuk menghitung kebutuhan akan modal kerja ( working capital ),
analisis proyek perlu melakukan kalkulasi atas
1. Volume dan nilai target pengadaan bahan baku dan bahan
penolong per tahun
2. Perkuraan biaya tenaga kerja langsung per tahun
3. Perkiraan biaya energi dan biaya jasa pihak ketiga per tahun
4. Proyeksi biaya gaji dan biaya umum pertahun
5. Biaya tunai lainnya pertahun
6. Taksiran kas minimum yang disyaratkan selalu ada
7. Biaya pemasaran
35
8. Target volume dan nilai penjualan yang dianggarkan per tahun
Menghitung tingkat perputaran modal :
Perputaran.Modal =
Perkiraan.Perjualan.Tahunan
Kebutuhan.Modal.Kerja.Rata − Rata
2.6.2 Kebutuhan Dana Investasi Inisial
Dalam usaha untuk mempermudah penghitungan jumlah dana yang
diperlukan untuk melaksanakan investasi inisial, terlebih dahulu perlu
mendefinisikan semua elemen investasi yang memerlukan dana. Sesudah itu rinci
indikator yang menjadi pemicu besarnya dana yang diperlukan, kemudian jadwal
waktu pengadaan atau pembangunannya.
Secara garis besar, proses penghitungan kebutuhan dana investasi tersebut
dilakukan dengan menggunakan lembar kerja ( work Sheet )
2.6.3 Menghitung Kebutuhan Modal Kerja
Untuk menghitung jumlah dana modal kerja yang dibutuhkan, harus
dilakukan pendefinisian semua elemen operasi yang memerlukan biaya lebih dulu,
mulai sejak pengadaan bahan baku dan bahan penolong, pengolahan, sampai
selesai dioleh, dan selanjutnya siap diserahkan kepada pelanggan.
Untuk mempermudah usaha usaha pendefinisian elemen yang menjadi
pemicu biaya ( cost driver), sebaiknya dianalisis melalui sebauh diagram alir
proses ( processing flow diagram )
36
2.6.4 Sumber Dana dan Struktur Modal
Secara umum dan dapat dipenuhi melalui tiga sumber lazim, yaitu
a. Dana sendiri dari pengusaha ( investor, self financing )
b. Dana sendiri dan dana pinjaman investasi ( leverage financing )
c. Dana sendiri dan pinjaman atau kerja sama asing ( joint venture )
Di dunia nyata, permodalan pada umumnya dipenuhi dengan cara yang
kedua, yaitu leverage financing. Kebijakan pendanaan demikian membawa
konsekuensi terhadap struktur modal proyek atau perusahaan, dan selanjutnya
berdampak pada biaya modal dan nilai perusahaan. Contoh :
a. Dana investasi awal ……………………….Rp. 1.795.000.000
b. Dana modal kerja ………………………… Rp. 49.800.000.000
Jumlah kebutuhan dana …………………………..Rp. 51.595.000.000
2.6.5 Peralatan Analisa Kelayakan Investasi
Peralatan analisis kelayakan investasi
pada dasarnya dapat dibedakan
dalam dua golongan besar, yaitu :
1. Metode Konvensional
2. Metode Analisis Riset Operasional
Metode analisis kelayakan konvensional adalah metode analisis yang
selama ini dibekalkan sebagai peralatan dari Capital Budgeting, yaitu metode
pemulihan investasi ( Playback Method ), metode tingkat balikan akunting ratarata ( Average Accounting Rate of Return atau AARR ) metode nilai sekarang
37
(Present Value Method), indek kemampulabaan (profitability index), dan metode
tingkat balik internal ( internal rate of return atau IRR ).
Metode analisis riset operasional yang lazim adalah peralatan analisis
kelayakan yang berorientasi pada kelayakan sistem acuan optimalisasi. Metode
analisis yang lazim dipakai meskipun baru pada tahap pengenalan adalah teori
antrian ( waiting line models ), simulasi Monte Carlo ( Monte Carlo Simulation ),
metode titik impas ( Break Event Point Method ), program Linear ( Linear
Programing ).
2.7 Alat Analisa Pemulihan Invesatsi
2.7.1 Metode Pemulihan Investasi
Metode pemulihan investasi ( Payback Method ) adalah metode analisa
kelayakan investasi yang berusaha untuk menilai persoalan kelayakan menurut
jangka waktu pemulihan modal yang diinvestasikan, biasanya dinyatakan dalam
satuan tahun, untuk mengembalikan seluruh modal. Masa pemulihan modal ini
dihitung dengan mempergunakan dua macam acuan, yaitu
1. Metode arus komulatif
2. Metode arus rata-rata
Metode arus komulatif dipakai sebagai alat penilaian kelayakan jika arus
kas proyek tidak seragam, atau berbeda dari tahun ke tahun selama usia ekonomis
proyek. Sedang metode ekonomi arus rata-rata dipakai jika arus kas proyek
seragam, atau sama besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek.
38
Karakteristik metode ini adalah :
1. Kriteria kelayakan
a. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang layak jika masa
pemulihan modal lebih pendek daripada usia ekonomis
proyek
b. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika
masa pemulihan lebih lama daripada usia ekonomis proyek
yang bersangkutan.
Berdasarkan kriteria di atas, untuk golongan (a) proyek sedang
golongan (b) tidak diterima
2. Kelebihannya
a. Model mudah menggunakannya dan menghitungnya
b. Sangat berguna untuk memilih proyek yang didasarkan atas
masa pemulihan modal yang tercepat
c. Informasi masa pemuliahan modal dapat dipakai sebagai
alat predikasi resiko ketidakpastian di masa mendatang,
dimana proyek yang memiliki masa pemulihan modal yang
lebih singkat diidentifikasi sebagai proyek yang memiliki
masa pemulihan modal yang relatif lama akan memiliki
pula resiko mendatang yang lebih besar.
d. Masa pemulihan modal dapat dipakai sebagai alat untuk
menghitung tingkat balikan proyek ( internal rate of return
atau IRR )
39
3. Kekurangannya “
a. Mengabaikan nilai waktu dari uang atau investasi
b. Mengabaikan arus kas sesudah periode pemulihan modal
dicapai.
c. Mengabaikan nilai sisa proyek
2.7.2 Metode Tingkat Laba Akunting Rata-Rata
Metode tingkat laba akunting rata-rata ( average rate of return ) adalah
metode yang dipakai untuk menilai kelayakan investasi berdasarkan tingkat
balikan akunting investasi. Metode ini mempergunakan laba akuntansi sebagai
dasar perhitungan kelayakan dan hal ini membedakannya dengan metode lainnya
yang menggunakan arus kas sebagai dasar analisis kelayakan. John J. Clark et.al (
1979 ) merinci jenis analisis ini dalam empat metode :
a. Annual Return on Investment =
Annual income
x100
Original.Investment
b. Annual return of average investement =
Annual Income
x100
Original.Investement
c.
Average. Re turn.On. Average.Investment =
Total .Income − Original .Investment
Original .Investemt
2
d.
Average Book Return On Investment =
Total Investment - Original Investment
x100
Weight. Average.Investment
40
⎡ n
⎤
⎢ ∑ BV ⎥
⎥
dimana Weight. Average.Investment = ⎢ I =1
⎢ n ⎥
⎢⎣
⎥⎦
dengan n
= jumlah periode atau tahun
BVi = book value, nilai buku tahun k-1
I
= 1,2, …….
2.7.3 Metode Nilai Sekarang
Metode
ini
adalah
metode
penilaian
kelayakan
investasi
yang
menyelaraskan nilai akan datang arus kas menjadi nilai sekarang dengan melalui
pemotongan arus kas dengan memakai faktor pengurang ( diskon ) pada tingkat
biaya modal tertentu yang diperhitungkan.
PVt = At (1 + i ) −t
PVt = nilai sekarang dari arus kas periode ke-t
At = arus kas nominal pada periode ke-t
i
= tingkat bunga yang diperhitungkan
t
= periode 1,2,3 ……..
Sedangkan nilai sekarang total adalah :
n
TPV = ∑
i =1
At
(1 + i ) t
TPV = tingkat sekarang total
At
= nilai sekarang arus kas A setiap periode ke-t
(1 + i ) t
41
Apabila arus kas tahunan itu seragam, atau sama besarnya dari periode ke
periode sampai akhir usia proyek, maka nilai sekarang tersebut dapat dihitung
denan menggunakan faktor pengurang komulatif
TPV = A(1 − (1 + i ) − n )
TPV = nilai sekarang arus kas total
A
= arus kas tahunan yang sama besarnya
i
= tingkat bunga
Selanjutnya , nilai sekarang bersih ( Net Present value ) adalah
NPV = − I 0 + TPV
NPV = net present value ( nilai sekarang bersih )
-I0
= nilai sekarang investasi inisial ( investasi periode awal )
TPV
= nilai sekarang total
Karakteristik metode ini adalah
a. Kriteria kelayakan
1. Proyek layak jika NPV bertanda positif ( >0 )
2. Proyek tidak layak jika NPV bertanda negative ( < 0 )
42
b. Kelebihannya
1. Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau arus kas
2. Memperhitungkan arus kas selama usia proyek
3. Memperhitungkan nilai uang sisa proyek
c. Kekurangannya
1. Lebih sulit memakainnya dibandingkan dengan metode
pertama dan kedua
2. Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang
relevan selam usia proyek.
3. Jika memiliki nilai investasi inisial yang berbeda, serta usia
ekonomis yang berbeda juga, maka NPV yang lebih besar
belum menjamin sebagai proyek yang baik
4. Derajad kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas,
melainkan juga dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis
proyek.
2.7.4 Profitabilty Index Methode
Metode ini adalah metode penilaian kelayakan investasi yang mengukur
tingkat kelayakan incvestasi berdasarkan rasio antara nilai sekerang arus kas
masuk total ( TPV ) dengan nilai sekarang investasi inisial ( Io )
43
PI =
dimana PI
TPV
I0
= indeks kemampulabaan
TPV = nilai sekarang arus masuk total
I0
= nilai sekarang pengeluaran investasi inisial
Karakteristik metode ini adalah
1. Kriteria proyek
a.
Proyek
dikategorikan
sebagai
proyek
yang
layak
dipertimbangkan jika PI lebih besar daripada 1 ( PI > 1 )
b.
Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika
PI lebih kecil dari pada 1 ( PI < 1 )
2. Kelebihannya
a. Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau arus kas
b. Mempertimbangkan seluruh arus kas selama usia ekonomis
proyek
c. Memperhitungkan nilai sisa proyek
d. Menyajikan data surplus/deficit arus kas terhadap nilai
investasi inisial. Jika hasil bagi NPV dengan Io positif,
maka dinilai surplus dan sebaliknya.
3. Kekurangannya
Metode ini harus didahului dengan aplikasi metode NPV
sehingga pemakainya memerlukan perhitungan ganda.
44
2.7.5 Pemecahan Dengan Pay Back Method
Untuk mempertajam pengertiannya maka disajikan dalam model :
T=
I0
A
dimana
T
= periode pemulihan modal
I0
= investasi inisial
A
= arus kas tahunan yang seragam
Download