Respon Pemberian Jenis Pupuk Terhadap

advertisement
1
Respon Pemberian Jenis Pupuk Terhadap
Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Padi
(Oryza sativa L.) dengan Metode SRI
(System of Rice Intensification) Di Desa
Suwayuwo, Pasuruan
Rosita. E, Muryono. M, dan Kristanti I. Purwani
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. AriefRahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
Abstrak
Padi merupakan komoditas utama yang diproduksi oleh petani, sebab setengah dari penduduk dunia
menjadikan beras sebagai makanan pokok utama. Upaya peningkatan produksi beras antara lain
penggunaan metode tanam dan pemupukan yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
respon pemberian jenis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman padi (Oryza
sativa L.) varietas Ciherang dengan menggunakan metode tanam SRI (System of Rice Intensification)
dilakukan pada bulan Mei 2011 sampai Agustus 2011 di Lahan pertanian Desa Suwayuwo, Pasuruan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis pupuk yang berbeda tidak memberikan perbedaan yang
nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakkan, luas daun, berat 1000 bulir, serta
produktivitas tanaman padi yaitu berat basah tanaman dan berat kering tanaman. Namun dari hasil grafik
terlihat bahwa pemberian organik 10 ton/ha dan Anor ganik 250 ton/ha menunjukkan nilai rata-rata tertinggi
pada tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, luas daun, berat 1000 bulir serta produktivitas tanaman
padi (Oryza sativa L.).
Kata Kunci— pertumbuhan, produktivitas,pupuk organik, pupuk anorganik, SRI (System of Rice
Intensification), tanaman Padi (Oryza sativa)
Abstract
Rice is the major commodities produced by farmers, because half of the world's population makes rice
as the main staple food. Efforts to increase rice production, among others, the use of methods of planting
and proper fertilization. The purpose of this study was to determine the response of giving different types of
fertilizer on growth and productivity of rice plants (Oryza sativa L.) varieties using the method of planting
Ciherang SRI (System of Rice Intensification) was conducted in May 2011 to August 2011 in the village
farm land Suwayuwo, Pasuruan. The results showed that administration of different types of fertilizers do
not provide a noticeable difference on plant height, leaf number, number of pups, leaf area, 1000 grain
weight, and productivity of paddy crop is wet weight and dry weight of plants. However, the results chart
shows that delivery of 10 tons of organic / inorganic ha and 250 tons / ha showed the highest average
values in plant height, leaf number, number of tillers, leaf area, 1000 grain weight and productivity of rice
plants (Oryza sativa L.).
Keyword-organic — fertilizers, inorgan ic fertilizers, growth, productivity, Rice (Oryza sativa), SRI (System
of Rice Intensification).
2
I. PENDAHULUAN
Peningkatan produksi padi yang dilakukan oleh
petani seiring
dengan
laju
pertambahan
penduduk, yaitu
untuk
mengimbangi
laju
peningkatan kebutuhan beras yang diperkirakan
mencapai 41,5 juta ton sampai 65,9 juta ton gabah
kering giling (GKG) pada tahun 2025 (Tombe,
2009). Maka diperlukan perbaikan dalam hal upa ya
peningkatan produksi beras dalam ne geri antara lain
melalui pe mupukan maupun pengelolaan sistem
tanam. Pemupuka n dilakuka n dengan menggunakan
pupuk organic maupun dengan pupuk anorganik
yang mengandung Nitrogen dalam jumlah besar,
karena Nitrogen merupakan unsur utama yang
diperlukan untuk padi sawah di Indo nesia yang
menggunakan varietas unggul dan teknik bercocok
tanam intensif (Taslim,et.al.,1989). Sedangkan,
unsur K sebagai penguat dinding sel terlibat dalam
lignifikasi sklerenkim jaringa n dengan sel-sel
berdinding tebal.
Dan hara P (phosphat)
merupakan penyusun esensial dari Ade nosine
Trifosfat (ATP), nukleotida, asam-asam nukleat dan
fosfolipid. Upaya yang dapa t dilakukan dengan
mengkombinasikan pupuk organic dan pupuk
anorganik. Rujuka n (Kasno, 2007) melaporkan
penerapan pe mupuka n berimbang selain dapat
meningkatkan produksi pertanian, juga dapat
meminimalkan pencemaran dan menjaga kelestarian
lingkungan.
Pemupukan
berimbang
berarti
penambahan hara agar semua kandungan hara yang
terkandung dalam tanah terserap dengan baik oleh
tanaman.
Selain pemupukan, faktor lain yang berpengaruh
terhadap produktifitas padi sawah adalah dengan
menggunakan metode pengolahan yang tepat. Salah
satu metode pengolahan tersebut adalah SRI
(System of Rice Intensification) yaitu sebuah metode
untuk meningkatkan produktivitas budida ya padi
sawah dengan mengubah pengelolaan tanaman,
tanah, air, dan unsure hara.Bertujuan untuk
menjadikan tanah lebih produktif, dan akar tanaman
lebih mendukung pertumbuhan dan meningkatkan
banyaknya serta keragaman organism tanah. Uji
coba SRI pertama dilakukan di Kabupaten Pasuruan
yang merupakan pusat pengembangan dan
pengajaran SRI (Richardson, 2010). Kabupaten
Pasur uan yang memiliki wilayah seluas 147.401,
50% dari luasan tersebut digunakan sebagai luas
area tanam padi yaitu 87.153 ha dengan hasil
produksi rata-rata per tahunnya adalah sekitar
550.222,17 ton merupakan salah satu wilayah
penghasil padi nasional [6].
II. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan pada
lahan padi sawah di Desa Suwayuwo, Kecamatan
Sukorejo, Pasuruan. Sistem pengelolaan dengan
menggunakan metode SRI (System of Rice
Intensification) dengan 3 perlakuan pupuk yaitu
organik 10 ton/ha (D1), organik 10 ton/ha ditambah
anorganik 250 kg/ha (D2), dan Anor ganik 300
kg/ha. Masing- masing pe rlakuan pupuk diulang tiga
kali, sehingga terdapat 9 petak lahan de ngan ukuran
masing- masing sebesar 36 m2 (6 m x 6 m).
B. Sistem Pengelolaan SRI (System of Rice
Intensification)
Sistem pengelolaan SRI diawali dengan
pemilihan benih yang baik yaitu dengan
memasukkan benih padi kedalam air yang berisi
garam. Benih yang baik yaitu benih padi yang
tenggelam dalam air garam tersebut. Selanjutnya,
pisahkan benih yang baik dan bilas dengan air dan
rendam dengan ekstrak daun paitan (Tithonia
diversifolia) selama 48 jam. Kemudian benih
ditiriskan kedalam wadah yang telah dilapisi dan
ditutup dengan daun pisang selama 24 jam.
Selanjutnya, benih disemai di atas nare yang berisi
tanah, pasir, dan organik de ngan pe rba ndingan 1:1:1
dan ditumbuhkan selama5-12 hari setelah semai
sampai berdaun dua helai. Bibit siap ditanam pada
lahan yang telah olah dengan jarak tanam 25x25 cm
dan ditanam tunggal perlubang tanaman dengan
kedalaman 1-1,5 cm dan posisi akar seperti huruf L
dengan ko ndisi tana h tidak tergenang air (Uphoff,
2001).
Pemupukan organik dilakukan setelah pengolahan
tanah, seda ngka n aplika si pupuk anorganik
dilakukan sebanyak tiga kali. Takaran pupuk
anorganik mengikuti rekomendasi dari Dinas
Pertanian Pasuruan yaitu Urea 250 kg/ha, SP-36 50
kg/ha, Phonska 100 kg/ha, dan ZA 50 kg/ha.
Aplikasi pupuk awal pada 7-15 HST yaitu 30%
3
pupuk Urea da n SP-36, sedangkan aplikasi pupuk
kedua pada 25-30 HST yaitu 40% pupuk Urea dan
Phonska, dan aplikasi pupuk ketiga pada 40-45 HST
yaitu 30% pupuk Urea dan ZA. Aplikasi pupuk
Anorganik diberikan saat lahan dikondisikan kering
selama 2-3 hari sebelum pemupukan, dan dilakukan
penggenangan sampai macak- macak kembali 3 hari
setelah pemupuka n.
Pengendalian gulma dengan cara mencabut
tanaman gulma dilakukan dua kali yaitu sebelum
aplikasi pupuk yang kedua dan ketiga supaya tidak
terjadi kompetisi antara gulma dengan tanaman
padi dalam menyerap unsur hara. Sedangkan untuk
pengendalian hama dan penyakit tanaman padi yaitu
dengan aplikasi pestisida nabati dari daun
tembakau.
C. Pengukuran Variabel Respon Tanaman dan
Analisa Sifat Fisik-Kimia Tanah
Pengukuran variabel tanaman padi (Oryza sativa)
terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah
anakan dilakukan tiap 10 HST (hari setelah tanam),
sedangkan luas daun, berat 1000 bulir, dan
produktivitas tanaman yaitu berat basah tanaman
dan berat kering tanaman dilakukan pada saat
panen. Analisa sifak fisik da n kimia tanah dilakukan
di Laboratorium analisa tanah Jurusan Ilmu Tanah
dan Hara Universitas Brawijaya, Malang.
III. HASIL DAN DISKUSI
A. Faktor Lingkungan dan Lokasi Penelitian
Pertumbuhan adalah suatu proses yang dilakukan
oleh tanaman hidup pada lingkungan tertentu dan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Devlin,1977).
Penelitian ini untuk mengetahui respon tanaman
padi dengan pemberian organik, dan pupuk
anorganik dengan metode tanam SRI (System of
Rice Intensification) pada Desa Suwayuwo,
Pasur uan. Parameter f serta faktor kimia lingkungan
yang meliputi C-Organik, bahan organik, nitrogen,
fosfat, dan kalium. Setiap parameter diukur pada
masing- masing petak perlakuan dalam tiga periode
yaitu pada 0 HST (Hari Setelah Tanam), 50 HST,
dan 100 HST (pasca panen). Hasil pengukuran
parameter kimia tanah dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut:
Tabe l 1
Pengamatan Parameter Kimia pada petak perlakuan
a
CO-C-Organik,bBO-Bahan Organik,cN-Nitrogen,
d
P-Phospat,eK-Kalium,fD1-Organik 10 ton/ha, gD2Organik 10 ton/ha+Anorganik 250 kg/ha, h D3Anorganik 300 kg/ha
Perlakuan
Ulanga
Parameter
n (HST) D1
D2
D3
0
1,86
CO (%)
50
2,2
1,8
1,72
100
1,78
1,48
1,67
0
0,04
N (%)
50
0,25
0,2
0,22
100
0,22
0,19
0,21
0
3,22
BO (%)
50
3,8
3,11
3,24
100
3,07
2,55
2,98
0
37,25
P (mg/kg)
50
44,64
42,67
42,46
100
27,37
24,39
28,59
0
0,17
K
50
0,4
0,33
0,44
(me/100gr)
100
0,11
0,19
0,19
Hasil pengukuran kandungan bahan organik dan
Corganik tanah cenderung mengalami penurunan
pada 100 HST baik pada perlakuan D1, D2, maupun
D3, hal tersebut disebabkan karena prosen
dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme
membebaskan CO 2 ke udara, disertai produksi
energi. CO 2 yang dihasilkandari proses oksidasi,
akan dibebaskan keudara, kemudian digunakan
kembali oleh tanaman dalam proses fotosintesis,
menghasilkan energy dan oksigen yang dibebaskan
ke uda ra (Oktavia,2006).
Rujuka n (Sirappadan,2007) menjelaskan bahwa
pupuk organik memiliki peran yang cukup besar
da lam meningkatkan kandungan bahan organik
tanah terutama C-organik tanah, Kandungan ba han
organik dan karbon yang tinggi merupakan sumber
energi bagi organisme tanah. Dengan demikian
lahan yang ka ya aka n ba han or ganik sangat
mendukung pertumbuhan dan perkembangan
berbagai jenis organisme tanah (Iindriyati,
et.al.,2008). Berkurangnya unsur hara seperti
nitrogen, fosfor, dan kalium pada tanah salah
satunya disebabkan oleh penyerapan unsur hara
4
oleh tanaman. Selain itu, pengurangan unsur hara
pada 120 HST dapat disebabkan oleh penguapan,
pencucian oleh air serta pe lind ian unsur hara yang
tergelontor ke dalam tanah (Oktavia,2006). Selain
faktor kimia, faktor fisika tanah yang diukur yaitu
pasir 24%, debu 44%, dan liat 32% yang tergolong
jenis tanah lempung berliat dengan pH sebesar 6,4
tergolong netral,
B. Hasil Parameter Pengukuran Tanaman Padi
Pengamatan pengukuran terdiri dari parameter
tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, luas
daun, berat 1000 bulir dan produktivitas yang akan
dibahas satu persatu. Hasil pengamatan pengukuran
tinggi tanaman menunjukkan bahwa hasil uji
dengan Anova didapatka n P-value > 0,05 yang
berarti perlakuan jenis pupuk yang berbeda tidak
memberikan respon berbeda nyata. Namun respon
pertumbuhan tertinggi pada perlakuan D2 yaitu
dengan rata-rata 101,33 cm dan pertumbuhan
terenda h pada perlakuan D3 yaitu rata-rata 94,13
cm. Pengamatan tiinggi tanaman dapat dilihat pada
gambar 1.
Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Padi Tiap
perlakuan pada pengamatan 10 HST sampai dengan
100 HST
Hasil pengamatan parameter jumlah daun dengan
perhitungan uji Anova didapatkan P-value >0,05
yang berarti perlakuan pupuk yang diberikan tidak
memberikan perbedaan yang nyata terhadap jumlah
daun. Pengukuran jumlah daun tertinggi pada
perlakuan D2 sebanyak 89 daun, dan terendah pada
perlakuan D1 sebanyak 82 daun dapat dilihat pada
gambar 2.
Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Padi tiap
Perlakuan pada Pengamatan 10 HST sampai dengan
100 HST
Rujuka n (Supramudho,2008) menjelaskan bahwa
pupuk organik dan anorganik dapat menambah
unsur hara dalam tanah yang akan meningkatkan
pertumbuhan tanaman secara optimal. Semakin
tinggi jumlah pupuk yang diberikan maka
kandungan uns ur hara yang diterima oleh tana man
akan semakin tinggi. Unsur N berfungsi untuk
meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman
terutama bagian daun. Dari hasil fotosintesis
tersebut tanaman dapat menambah jumlah sel
maupun ukuran sel yang mengakibatka n
pertambahan tinggi batang pada tanaman padi.
Berbeda halnya dengan aplikasi pupuk Anorganik
sesuai
de ngan
rujuka n
(Stevenson,1999)menyebutkan ba hwa dua per tiga
bagian N yang ditambahkan melalui pupuk tidak
dapat diserap oleh tanaman pada masa- masa
pertumbuhan, atau telah terjadi kehilangan setengah
dari pupuk yang diterapkan. Kehilangan tersebut
dapat terjadi melalui berbagai hal seperti tercuci
(larut bersama air tanah ke lapisan yang lebih
dalam), terlarut, dan hilang bersama aliran air
irigasi, serta hilang dalam be ntuk gas (N 2 , N2 O)
melalui penguapan. Nitrogen dalam sistem tanam
pengelolaan padi lebih muda h tercuci dikarenakan
penggenangan air yang secara terus menerus.
Namun, pada pengelolaan SRI (System of Rice
Intensification) faktor pencucian tersebut telah
diminimalisir yaitu dengan pe nggenangan air secara
macak- macak (tinggi air < 5 cm) yang dilakukan
secara periodik (Suiatna,2008).
Hasil pengamatan parameter jumlah anakan
dengan perhitungan Anova didapatkan P- value
>.0,05 artinya perlakuan pupuk yang diberikan
tidak berbeda nyata terhadap jumlah anakan.
Pengukuran jumlah anakan rata-rata tertinggi yaitu
5
pada perlakuan D2 sebanyak 33,8 anakan dan
terendah pada D1 sebesar 28,8 anakan. Hasil
pengamatan dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Grafik Junlah Anakan Tanaman Padi
tiap perlakuan pada pengamatan 10 HST sampai
dengan 100 HST
Hasil pengamatan parameter luas daun dengan
perhitungan Anova didapatkan P-value >.0,05
artinya perlakua n pupuk yang dibe rika n tidak
berbeda nyata terhadap ukuran daun. Pengukuran
luas daun rata-rata tertinggi yaitu pada perlakuan
D2 sebanyak 31,3 cm2 da n terendah pada D1
sebesar 30,17 cm2 . Hasil pengamatan dapat dilihat
pada gambar 4.
dengan perhitungan Anova didapatkan P- value
>.0,05 artinya perlakuan pupuk yang diberikan
tidak berbeda nyata terhadap berat 1000 bulir.
Pengukuran berat 1000 bulir rata-rata tertinggi yaitu
pada perlakuan D2 sebanyak 29,7 gr dan terendah
pada D3 sebesar 26,7 gr. Hasil pengamatan dapat
dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Grafik Berat 1000 bulir Tanaman Padi
pada saat Panen (100 HST)
Hasil pengamatan parameter produktivitas dengan
perhitungan Anova didapatkan P-value >.0,05
artinya perlakua n pupuk yang dibe rika n tidak
berbeda nyata terhadap produktivitas. Pengukuran
produktivitas rata-rata tertinggi yaitu pada
perlakuan D2 sebanyak 3,283 kg dan terendah pada
D3 sebesar 26,7 kg. Hasil pengamatan dapat dilihat
pada gambar 6.
Gambar 4. Grafik Ukuran Daun Tanaman Padi
pada saat Panen(100 HST)
Tanaman membutuhka n unsur hara unt uk
melakukan proses-proses metabolisme, terutama
pada fase vegetatif. Unsur-unsur hara yang terserap
dapat digunakan tanaman untuk mendorong
pembelahan sel dan pembentukan sel-sel baru guna
untuk membe ntuk organ tana man seperti da un,
anakan, dan akar yang lebih baik sehingga dapat
memperlancar
proses
fotosintesis
(Rizqiani,et.al.,2007). Aktivitas fotosintesis yang
tinggi
mengakibatkan
tingginya
kecepatan
pertumbuhan tanaman (Boyer,1976).
Hasil pengamatan parameter berat 1000 bulir
Gambar 6. Grafik Produktivitas Tanaman Padi 100
HST (saat panen)
IV. KESIMPULAN
Perlakuan pe mbe rian pupuk yang berbeda jenis
tidak memberikan pengaruh beda (P-value >0,05)
terhadap parameter pertumbuhan antara lain tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, luas daun,
berat 1000 bulir, dan produktivitas tanaman padi.
6
Namun dari grafik terlihat bahwa perlakuan organik
10 ton/ha dengan Anor ganik 250 kg/ha (D2)
memberikan rata-rata tertinggi terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, luas daun,
berat 1000 bulir, dan produktivitas tanaman.
Rizqiani, F.N., et.al. 2007. “Pengaruh Dosis dan
Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis
(Phaseolus vulgaris L.) pada Dataran Rendah”.
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol. 7 No.
1. :42-53
DAFTAR PUSTAKA
Agus, et. al. 2004. Tanah Sawah dan Tekhnologi
Pengelolaannya.Puslitba ngtanak: Bogor : 17-42
Setyorini, D. 2005. “Pupuk Organik Tingkatkan
Produksi Pertanian”. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Vol.27, No.6
:Bogor.
Anonim. 2009. Potensi Hidrografi Terhadap Sektor
Pertanian. Tersedia http://www.dispertakabpasuruan.com
Boyer, J.S. 1976. Water Production in Dry Regions.
I. Background Principles. Leonard-Hill :
Londo n 86-112
Devlin, R. 1977. Plant Physiology. 3rd ed. D. Van
Nostrand Co. : New York : 146-168
Iindriyati dan L. Wibowo, 2008.“ Keanekaragaman
dan kemelimpahan collembolan serta arthropoda
tanah di lahan sawah organic dan ko nvensional
pada masabera,” Jurnal HPT Tropika.,
Vol.8,No.2 : 110-116
Kasno, A. 2007. “Produksi Padidan Serapan Hara
N, P, dan K Lahan Sawah dengan Pupuk
Majemuk” Jurnal Akta Agrosia Edisi khusus
No.2, hlm:181-188.Balai Penelitian tanah:
Bogor
Makarim, A. K. 2005. “Pemupukan Berimbang
Pada Tanaman Pangan: Khususnya Padi
Sawah”. Seminar Rutin Puslitbang Tanaman
Pangan: Bogor
Oktavia,D. 2006. “Perubahan Karbon Organik dan
Nitrogen Total Tanah Akibat Perlakuan Pupuk
Organik
pada
Budida ya
Sayuran
Organik,”Skripsi, Departemen Kimia FMIPA,
IPB, Bogor, I ndo nesia
Richardson, M. 2010. “SRIDIJAWA: Salah Satu
Penyelidikan Mengenai Keadaan System Rice
Intensification
(SRI)
di
JawaTimur,”
Dipresentasikan di Australian Consortium for
In-Count ry Indo nesian Studies (ACICIS)
Angkatan ke-30 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Muhammadiyah Malang,
Indo nesia
Sirappadan N.Razak, 2007. “Kajian Penggunaan
Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Assesment
Of Inorganic Fertilizer’s Effect On Growth and
Yield Of Rice),”JurnalAgrivigor, Vol. 6,No. 3
219-225
Stevenson, F. J. and Cole, M.A. 1999. “The
Phosphor us Cycle. In ‘Cycles of Soil Carbo n,
Nitrogen, Phosphorus, Sulfur, Micronutrients’.”
Pp 279-329. John Willey and Sons: New York.
Suiatna, Utju R. 2008.Pola Tanam Padi SRI
(System of Rice Intensification), Produktivitas
Tinggi.. Ganesha Entrepreneur Club : Bandung
15-30
Supramudho, N.G. 2008 “Efisiensi Serapan N serta
Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada
Berbagai Imbangan Pupuk Kandang Puyuh dan
Pupuk Anorganik di Lahan Sawah Palur
Suko harjo”.
Skripsi.
Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret : Surakarta
Taslim, H. et.al. 1989. Pemupukan Padi Sawah.
Dalam Padi Buku 2. Puslitbangan: Bogor
Tombe. (2009), “Teknologi Aplikasi Mikroba pada
Tanaman” Available http://www.google/sekilas
pupuk hayati.html
Uphoff, N. 2001”Opportunities for raising yields by
changing management practices: the system of
rice intensi
fication in Madagascar ”. In: Uphoff,
N.
(Ed.),
“Agroecological
innovations.
Increasing food production with participatory
development”. Earthscan Publications Ltd.,
Londo n, Sterlin, VA , pp. 145–
Download