Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 PENENTUAN KISARAN HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DAN RISIKO INVESTASI REHABILITASI GAS TURBINE DI PT X 1) Eko Purwanto1) dan I Ketut Gunarta2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail: 1)[email protected] 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK PT X adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang penyediaan utility meliputi tenaga listrik, uap, nitrogen, dan demineralized water. Untuk meningkatkan pendapatannya, PT. X berencana menjual sebagian tenaga listrik yang diproduksi ke PLN dengan terlebih dahulu merehabilitasi gas turbine terpasang di fasilitas cogeneration plant yang dimilikinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kisaran harga jual tenaga listrik yang layak bagi PT X dan dapat diterima oleh PLN, dan menentukan profil risiko atas perubahan variabel kritis, yakni harga bahan bakar gas alam dan tingkat inflasi US, terhadap tingkat pengembalian investasi. Perhitungan harga jual tenaga listrik dilakukan menggunakan sebuah model keuangan yang dibangun untuk menggambarkan kondisi investasi dalam bahasa akuntansi. Dengan menggunakan model tersebut diperoleh kisaran harga yang layak sebesar 8.03-8.60 cent USD/kWh. Profil risiko pada tingkat pengembalian investasi ditentukan menggunakan model simulasi Monte Carlo. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kemungkinan investasi menjadi tidak layak disebabkan oleh fluktuasi variabel harga bahan bakar dan tingkat inflasi mencapai 72.198%. Nilai kemungkinan tersebut sangat besar sehingga PT. X harus mengkaji langkah alternatif untuk menekan risiko kegagalan atas investasi yang akan dilakukan. Kata kunci: Harga Jual Tenaga Listrik, Profil Risiko, Variabel Kritis PENDAHULUAN PT. X adalah perusahaan swasta pemasok utility yang terdiri dari tenaga listrik, thermal power berupa uap, nitrogen, dan demineralized water ke perusahaan-perusahaan di sebuah kawasan industri. Untuk memproduksi utility tersebut PT. X memiliki cogeneration plant berbahan bakar gas alam dengan peralatan utama terdiri dari satu unit Gas Turbine Generator (GTG) yang memiliki Maximum Proven Capacity (MPC) sebesar 25.6 MW listrik, dan satu unit Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan kapasitas operasi 80 ton uap per jam. Saat ini terdapat kelebihan tenaga listrik sebesar 6 MW, karena beberapa perusahaan di kawasan industri yang selama ini membeli tenaga listrik dari PT. X, membangun pembangkit listrik sendiri dengan memanfaatkan panas pada gas buang yang dihasilkan oleh proses produksinya. Berdasarkan kondisi tersebut, manajemen PT. X berencana menjual kelebihan tenaga listrik yang diproduksinya ke PLN untuk mempertahankan pendapatan perusahaan. Rencana ini juga dipengaruhi oleh PERMEN ESDM No. 03 Tahun 2015 tentang Harga Patokan Tertinggi Pembelian Tenaga Listrik untuk PLTG/PLTMG yang mencantumkan patokan harga pembelian tenaga listrik dengan nilai yang cukup tinggi yakni 8.60 cent USD/kWh. Harga tersebut semakin menarik karena menggunakan mata uang dollar Amerika Serikat (USD). PT. ISBN: 978-602-70604-2-5 A-9-1 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 X harus terlebih dahulu melakukan investasi berupa rehabilitasi GTG terpasang untuk meningkatkan kehandalan dan MPC-nya cogeneration plant menjadi 31.6 MW. Selama ini PT. X menjual tenaga listrik ke kawasan industri dengan harga jual yang dihitung menggunakan suatu formula yang mengandung variabel harga bahan bakar gas dan variabel jumlah tenaga listrik, sehingga harga yang berlaku berubah-ubah mengikuti nilai kedua variabel tersebut. Perhitungan harga tersebut tidak dapat diterapkan dalam kontrak jual beli tenaga listrik dengan PLN, karena PLN menghendaki harga tenaga listrik yang tetap dan tidak berfluktuasi terhadap variabel biaya pembangkitan. Meskipun demikian, penyesuaian harga jual tenaga listrik masih memungkinkan apabila disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang disepakati ketika melakukan negosiasi kontrak jual beli tenaga listrik dengan PLN. Harga bahan bakar gas alam dan tingkat inflasi US menjadi variabel kritis pada investasi yang dilakukan PT. X, karena fluktuasinya di luar kendali perusahaan. Oleh karena PT. X harus memperhitungkan risiko yang diakibatkan fluktuasi kedua variabel tersebut terhadap kelayakan investasi yang akan dilakukan. Mengacu ke PERMEN ESDM No. 03 Tahun 2015, harga bahan bakar gas ditentukan dengan menggunakan prinsip passthrough, yakni harga bahan bakar gas ditentukan sesuai hasil negosiasi antara PLN sebagai pembeli tenaga listrik dengan perusahaan penyedia bahan bakar gas tersebut, bukan dengan distributor bahan bakar gas maupun dengan PT. X sebagai penyedia tenaga listrik. Hal ini menimbulkan risiko yang harus diperhitungkan oleh PT. X terkait kenaikan biaya energi yang disebabkan oleh fluktuasi harga bahan bakar gas alam tersebut. Tingkat inflasi merupakan variabel yang mempengaruhi eskalasi biaya operasi dan pemeliharaan. Seperti halnya pada variabel harga bahan bakar, terdapat risiko yang harus diperhitungkan oleh PT. X terkait kenaikan biaya operasi dan pemeliharaan yang disebabkan oleh fluktuasi tingkat inflasi tersebut. Risiko yang disebabkan oleh perubahan tingkat inflasi merupakan salah satu risiko finansial pada proyek atau investasi infrastruktur (Platon, Constantinescu, 2014). Pada penelitian ini digunakan tingkat inflasi Amerika Serikat (US) karena semua biaya investasi, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan, dan harga jual tenaga listrik menggunakan mata uang USD. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk menentukan kisaran harga jual tenaga listrik per kWh yang layak bagi PT. X dan dapat diterima oleh PLN. Batas bawah dari kisaran harga tersebut ditentukan sedemikian rupa sehingga tingkat pengembalian investasi yang diperoleh PT. X sama dengan biaya modalnya, sedangkan batas atasnya adalah patokan harga pembelian tenaga listrik sebagaimana tercantum di PERMEN ESDM No. 03 Tahun 2015. Kisaran harga tersebut akan menjadi acuan bagi PT. X ketika melakukan negosiasi dengan PLN di awal kontrak jual beli, sekaligus sebagai dasar PT. X untuk menentukan klausul eskalasi harga jual diusulkan ke PLN dalam rentang waktu tertentu. Selain itu, penelitian dilakukan untuk menentukan profil risiko atas variabel-variabel kritis yang mempengaruhi tingkat pengembalian investasi. Profil risiko tersebut menjadi acuan bagi PT. X untuk menentukan langkah mitigasinya agar tingkat pengembalian investasi rehabilitasi GTG sesuai dengan yang diharapkan. METODE Penelitian ini dilakukan secara garis besar terdiri atas tiga tahap, yaitu penelitian pendahuluan, pengolahan data menggunakan model keuangan, serta pengolahan data dengan model simulasi Monte Carlo. Simulasi Monte Carlo melibatkan penggunaan distribusi peluang dan bilangan acak dalam perhitungannya (Gunarta, 2006). Tahap penelitian pendahuluan dilakukan dengan identifikasi fakta-fakta di lapangan terkait dengan bisnis penyediaan tenaga listrik, permasalahan, serta pengumpulan data relevan PT X. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara diskusi dengan pihak PT X, mengumpulkan data biaya ISBN: 978-602-70604-2-5 A-9-2 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 investasi dan operasional dari departemen terkait di PT. X, dan meninjau penelitian terdahulu yang relevan. Tahap Pengolahan Data Menggunakan Model Keuangan Pada tahap ini dilakukan penyusunan model keuangan untuk mendapatkan gambaran kondisi investasi selama masa investasi dalam bahasa akuntansi. Dengan menggunakan model keuangan tersebut dapat dihitung kisaran harga jual tenaga listrik yang layak beserta parameter kelayakan investasinya, dan sensitivitas variabel terkait biaya pembangkitan terhadap tingkat pengembalian. Terdapat dua model keuangan yang disusun yakni model keuangan sebelum pelaksanaan investasi atau model kondisi saat ini, selanjutnya disebut sebagai Model Skenario 1, dan model keuangan setelah pelaksanaan investasi rehabilitasi GTG, selanjutnya disebut sebagai Model Skenario 2. Setiap model keuangan tersebut terdiri dari proyeksi rugi laba, proyeksi arus kas, neraca, dan valuasi. Data yang diolah menggunakan model keuangan adalah: Data biaya investasi GTG. Data biaya operasi dan pemeliharaan cogeneration plant. Data biaya energi atau biaya bahan bakar Data historis harga bahan bakar gas alam Data historis Indeks Harga Saham Gabungan Data historis tingkat inflasi US Perhitungan biaya modal perusahaan yang merepresentasikan tingkat pengembalian minimal yang layak atas sebuah investasi dilakukan dengan menggunakan metode CAPM: ] (1) dengan E(Ri)= tingkat pengembalian minimal yang diharapkan, Rf= tingkat pengembalian investasi bebas risiko, β= ukuran risiko investasi pada portofolio tertentu, E(R M)= tingkat pengembalian pasar yang merupakan tingkat pengembalian investasi portofolio saham-saham yang diperdagangkan di pasar saham. Tingkat pengembalian investasi portofolio saham-saham yang diperdagangkan di pasar saham dihitungan menggunakan pada metode geometric average (Damodaran, 2004a): 1 IHSG N N 1 E ( RMN ) (2) IHSG0 dengan E(RMN)= tingkat pengembalian pasar pada akhir tahun ke-N, IHSGN= IHSG pada akhir tahun ke-N, IHSG0= IHSG pada akhir tahun ke-0, N= jumlah periode tahun ke-0 sampai dengan ke-N. Perhitungan terminal value investasi di akhir masa investasi dilakukan dengan metode stable growth (Damodaran, 2004b): (3) dengan CFt+1= Arus kas pada tahun ke - t+1, r= discount rate, g= laju pertumbuhan arus kas. Tahap Pengolahan Data Menggunakan Model Simulasi Monte Carlo Pada tahap ini dilakukan simulasi Monte Carlo untuk menentukan profil risiko atas variabel-variabel kritis yang mempengaruhi tingkat pengembalian investasi yang akan dilakukan PT. X. Profil risiko ditentukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Menentukan parameter output (certain parameter), yakni tingkat pengembalian (IRR). 2. Menentukan variable input (uncertain variables), yakni harga bahan bakar gas alam dan tingkat inflasi US. 3. Melakukan uji distribusi data historis menggunakan Program Minitab. ISBN: 978-602-70604-2-5 A-9-3 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 4. Melakukan simulasi Monte Carlo dengan menggunakan Program Crystal Ball. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan model keuangan adalah sebagai berikut: 1. Harga jual tenaga listrik minimal adalah 8.03 cent USD/kWh. Dengan harga minimal tersebut diperoleh tingkat pengembalian investasi yang sama dengan biaya modal, yakni sebesar 15.12%. Parameter kelayakan yang lain adalah nilai NPV sebesar USD 5,193.00, dan payback period selama 9.08 tahun. Dengan demikian kisaran harga jual tenaga listrik yang layak bagi PT. X dan dapat diterima oleh PLN adalah 8.03-8.60 cent USD/kWh. Gambar 1 menunjukkan tingkat pengembalian (IRR) yang diperoleh atas investasi rehabilitasi GTG pada beberapa variasi harga jual tenaga listrik. Gambar 1. Grafik Pengaruh Harga Jual Tenaga Listrik Terhadap IRR 2. Hasil analisa sensitivitas menunjukkan variabel-variabel biaya pembangkitan terhadap tingkat pengembalian investasi ditunjukkan Gambar 2. Perubahan pada setiap variabel tersebut berdampak langsung pada arus kas yang direncanakan, sehingga analisis sensitivitas harus mencakup variabel-variabel tersebut (Radulovic et al, 2012). Untuk persentase kenaikan yang sama, urutan pengaruh setiap variabel terhadap tingkat pengembalian investasi dimulai dari variabel yang paling berpengaruh adalah sebagai berikut: jam operasi, biaya operasi dan pemeliharaan variabel, harga jual satuan tenaga listrik (per kWh), biaya operasi dan pemeliharaan tetap, harga satuan bahan bakar gas alam (per MMBtu), biaya investasi awal, tingkat inflasi US. 3. Harga bahan bakar gas alam dan tingkat inflasi US bukan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat pengembalian investasi, namun pengaruh kedua variabel tersebut terhadap eskalasi biaya pokok pembangkitan tenaga listrik tidak dapat diabaikan karena fluktuasi nilainya tidak dapat dikendalikan perusahaan. Hasil analisa sensitivitas variabel harga bahan bakar gas alam dan tingkat inflasi US terhadap tingkat pengembalian investasi ditunjukkan Tabel 1. Dari tabel tersebut dapat diketahui batas nilai kedua variabel yang menyebabkan tingkat pengembalian investasi menjadi tidak layak, yaitu kombinasi nilai kedua variabel yang menghasilkan nilai IRR dengan huruf merah. Batas ISBN: 978-602-70604-2-5 A-9-4 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 nilai tersebut sebagai acuan PT. X dalam menyusun klausul penyesuaian harga jual tenaga listrik. Gambar 2. Sensitivitas IRR Atas Variabel Biaya Operasi dan Harga Listrik Tabel 1. Sensitivitas Harga Bahan Bakar Gas dan Tingkat Inflasi US Terhadap IRR Pengolahan data menggunakan model simulasi Monte Carlo didahului dengan uji distribusi data historis harga bahan bakar gas alam dan tingkat inflasi menggunakan Program Minitab. Hasil uji distribusi tersebut seperti pada Tabel 2. ISBN: 978-602-70604-2-5 A-9-5 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 Tabel 2. Hasil Uji Distribusi Data Historis Desciptive Statistics N Mean Standard Deviation Minimum Maximum Goodness of Fit Test Distribution AD P Data Harga Bahan Bakar Gas Alam Data Tingkat Inflasi US 64 6.119 0.95 4.47 7.94 32 2.85 1.137 -0.4 5.4 Lognormal 0.703 0.063 Normal 0.291 0.587 Data hasil uji distribusi digunakan sebagai input model simulasi Monte Carlo menggunakan Program Crystal Ball yang hasilnya seperti pada Gambar 3. Luasan area berwarna biru merupakan nilai kemungkinan (probabillity) tingkat pengembalian investasi kurang dari biaya modal sebesar 15.12% atau investasi dikategorikan tidak layak. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa kemungkinan investasi menjadi tidak layak karena adanya fluktuasi harga bahan bakar gas alam dan tingkat inflasi US mencapai 72.198%. Gambar 3. Grafik Kemungkinan IRR Akibat Kombinasi Fluktuasi Harga Bahan Bakar Gas Alam dan Tingkat Inflasi US Nilai kemungkinan kegagalan investasi tersebut sangat besar sehingga PT. X harus mengkaji beberapa alternatif untuk menekan risiko kegagalan investasi rehabilitasi GTG: Mengurangi biaya investasi dengan mengurangi lingkup pekerjaan rehabilitasi yang tidak major. Mengurangi biaya operasi dan pemeliharaan dengan melakukan outsourcing yang berupa maintenance contract agreement dengan service company tertentu. Menyiapkan klausul penyesuaian harga jual tenaga listrik terkait dengan fluktuasi harga bahan bakar gas alam dan tingkat inflasi US. ISBN: 978-602-70604-2-5 A-9-6 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kisaran harga jual tenaga listrik yang layak adalah 8.03-8.60 cent USD/kWh. Dengan harga jual tersebut investasi GTG menghasilkan tingkat pengembalian yang tidak lebih rendah dibandingkan dengan biaya modal perusahaan sebesar 15.12%. 2. Kemungkinan kegagalan investasi rehabilitasi GTG karena kombinasi fluktuasi variabel harga bahan bakar gas alam dan tingkat inflasi US adalah sangat besar yakni 72.198%. PT. X harus mengkaji beberapa langkah alternatif untuk menekan risiko kegagalan investasi tersebut. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Dengan mempertimbangkan risiko kegagalan investasi yang besar di bisnis penyediaan listrik ini maka perlu diidentifikasi profil risiko tingkat pengembalian investasi atas fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap USD. Hal ini untuk mengantisipasi perubahan kebijakan pemerintah yang mengharuskan transaksi jual beli tenaga listrik menggunakan mata uang Rupiah. 2. Selain itu juga diperlukan suatu kajian strategi mitigasi risiko atas fluktuasi variabelvariabel kritis yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan penyedia tenaga listrik. DAFTAR PUSTAKA Damodaran, Aswath (2004a), Applied Corporate Finance, 4th Edition, Wiley. Damodaran, Aswath (2004b), Investment Valuation: Tools and Techiques for Determining the Value of Any Asset, 3rd Edition, Wiley. Gunarta, I.K. (2006), “Analisis Risiko Nilai Tukar dan Struktur Modal Menggunakan Simulasi Monte Carlo”, Majalah Ekonomi dan Komputer No. 3 Tahun XIV-2006. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 03 Tahun 2015, Prosedur Pembelian Tenaga Listrik dan Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik dari PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara, PLTG/PLTMG, Dan PLTA Oleh PT PT PLN (Persero) Melalui Pemilihan dan Penunjukan Langsung. Platon, V., Constantinescu, A. (2014), “Monte Carlo Method in Risk Analysis for Investment Projects”, Procedia Economics and Finance, 15, 393-400. Radulovic, D., Skok, S., Kirincic, V. (2012), “Cogeneration - Investment Dilema”, Energy, 48, 177-187. ISBN: 978-602-70604-2-5 A-9-7