BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis pembentukan portofolio optimal menggunakan
model indeks tunggal pada perusahaan-perusahaan di BEI periode 2012-2015, dari 16
perusahaan sampel yang ada, terdapat 7 saham perusahaan yang termasuk kriteria
kandidat portofolio dengan proksi return IHSG dan 8 saham perusahaan yang
termasuk kriteria kandidat portofolio dengan proksi return Indeks LQ45.
Saham-saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dengan proksi return
IHSG adalah LPKR, KLBF, CPIN, INTP, ICBP, INDF, dan ITMG dengan proporsi
masing-masing saham berturut-turut 27,32%, 20,48%, 20,22%, 13,87%, 13,53%,
9,38%, -4.79%. Saham-saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dengan
proksi return Indeks LQ45 adalah: LPKR, KLBF, CPIN, INTP, ICBP, INDF, SMGR,
dan ITMG dengan proporsi masing-masing saham berturut-turut 27,06%, 22,15%,
20,20%, 15,50%, 13,59%, 12,83%, -5,50%, -5,82%.
Portofolio optimal JII yang dibentuk dengan menggunakan Proksi Return IHSG
maupun Indeks LQ45 mengindikasikan bahwa investor harus mengalokasikan dana
terbesarnya pada Saham LPKR.
Setelah dilakukan analisis selama periode 2012 – 2015 dengan menggunakan
independent sample t test, penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan
kinerja portofolio JII yang siginifikan antara portofolio optimal JII yang dibentuk
dengan menggunakan proksi Return Indeks LQ45 dengan portofolio optimal JII yang
dibentuk dengan menggunakan proksi Return IHSG.
40
5.2 Diskusi
Sepanjang periode pengamatan, rata-rata return yang dihasilkan oleh portofolio
optimal JII yang dibentuk dengan menggunakan Proksi Return Indeks LQ 45
menunjukkan besarnya nilai mean 0,61%. Angka tersebut menunjukkan bahwa
Indeks LQ 45 outperform terhadap IHSG yang menghasilkan rata-rata return sebesar
0,58%. Risiko yang dihasilkan kedua indeks ini juga berbeda. Indeks LQ 45 yang
menghasilkan return yang lebih baik dari IHSG memiliki risiko lebih kecil yang
ditunjukkan dengan angka standar deviasinya sebesar 2,90%.
Namun dengan menggunakan independent sample t test, hasil penelitian
memperlihatkan tidak terdapat perbedaan kinerja portofolio JII yang siginifikan
antara kandidat portofolio dengan proksi return IHSG dan proksi return Indeks LQ45.
Hal ini disebabkan karena kedua kandidat portofolio hanya dibedakan oleh Saham
SMGR, dan kedua portofolio mengindikasikan bahwa investor harus mengalokasikan
dana terbesarnya pada Saham LPKR.
Penelitian ini membuktikan bahwa Indeks LQ45 sudah mewakili indeks pasar
keseluruhan, sehingga untuk membentuk portofolio optimal, cukup menggunakan
Indeks LQ45 sebagai proksi return pasar.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi diatas, dikemukakan saran sebagai
berikut:

Pada penelitian diatas, perhitungan return belum termasuk dividen yield.
Sebaiknya return saham dihitung secara total dengan mempertimbangkan
dividen yield, agar lebih mencerminkan return saham yang sebenarnya.
41

Sebaiknya penentuan risk free rate tidak menggunakan acuan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), karena pada dasarnya investasi syariah tidak
diperkenankan adanya riba.

IHSG dan Indeks LQ45 yang digunakan sebagai proksi return pasar tidak
menimbulkan perbedaan kinerja yang signifikan dalam pembentukan
portofolio optimal, penelitian selanjutnya dapat mempergunakan indeks pasar
yang lain atau dengan membentuk sendiri indeks pasar tersebut.

Sampel
dipilih
tanpa
memperhatikan
sektor
industrinya,
sehingga
kemungkinan mempengaruhi hasil penelitian. Berikutnya dapat dilakukan
penelitian dengan perluasan sampel, sehingga dapat diketahui pengaruh sektor
industri terhadap penelitian.

Investor sebaiknya melakukan evaluasi secara continue terhadap portofolio
optimal yang telah dibentuk, sehingga investor bisa segera bertindak jika
terjadi perubahan yang dapat mempengaruhi investasi.
42
Download