1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Alergi sangat umum

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Alergi sangat umum ditemukan pada masyarakat dunia
dan prevalensi alergi meningkat 30-40 persen dari total
penduduk dunia (World Allergy Organization,2011).
Salah
satu
alergen
yang
dapat
hipersensitivitas
adalah
kutu
debu
Berdasarkan
multisenter
studi
di
memicu
rumah
Eropa,
respon
tangga.
Asia,
USA,
Australia, dan Afrika bahwa kutu debu rumah merupakan
alergen indikator yang memiliki prevalensi terbesar dan
semakin meningkat beberapa dekade terakhir. Kutu debu
rumah juga merupakan salah satu aeroalergen yang paling
penting
berhubungan
dengan
penyakit
alergi
seperti
rinitis dan asma (Wayne,2010).
Di
wilayah
Asia
seperti
Singapura,
Malaysia,
Filifina dan Hong Kong klompok spesies D.pteronyssinus
yang dominan. Di Cina dan Jepang
rumah
yang
Sedangkan
lebih
di
dominan
Jakarta
adalah
spesies kutu debu
spesies
prevalensi
D.farinae.
klompok
spesies
D.farinae sebesar 39%, D.pteronyssinus sebesar 25%, dan
B.tropicalis sebesar 14% (Wayne,2010)
2
Dalam
100
kutu
debu
rumah
sudah
cukup
mensensitisasi bayi dan 500 kutu debu rumah sudah dapat
meningkatkan resiko alergi di kemudian hari (Bosquet
et.al, 2008).
Kutu debu rumah (KDR) merupakah salah satu alergen
hidup yang paling penting sebagai pencetus dermatitis
atopik (DA). Sumber KDR paling banyak adalah pada debu
tempat tidur. Sebagian besar waktu seseorang (6-8 jam
sehari) berada di tempat tidur, sehingga hal ini akan
memperbesar kesempatan seseorang penderita DA terpapar
dengan alergen KDR.
Alergi erat kaitannya dengan faktor genetik, pada
saat ini beberapa petanda pada region kromosom spesifik
telah ditemukan dan berhubungan terhadap manifestasi
alergi,
akan
bermanfaat
dalam
menentukan
tindakan
pencegahan primer, atau tindakan pengobatan yang tepat.
Dolk, dkk menyatakan bahwa atopi keluarga menentukan
besarnya resiko anak untuk menderita penyakit alergi
yang sama. Pada anak yang memiliki riwayat alergi pada
kedua orang tuanya didapatkan peningkatan lebih dari
dua
kali
seperti
lipat
rinitis
atau
sebesar
alergi,
16%.
dermatitis
Penyakit
atopi,
alergi
asma
dan
urtikaria adalah kelompok atopi yang cenderung terjadi
pada kelompok keluarga dengan kemampuan produksi IgE
3
yang berlebihan terhadap rangsangan (Harsono, 2007).
I.2. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara riwayat atopi dengan
sensitisasi kutu debu rumah
Dengan
dilakukannya
pada anak.
penelitian
ini
di
harapkan
dapat jadi pertimbangan dalam penatalaksanaan penyakit
asma terutama dalam pencegahan penyakit.
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian
ini
adalah
mengetahui
adakah
hubungan antara riwayat atopi dengan sensitisasi kutu
debu rumah pada anak.
I.4. Keaslian Penelitian
Penelitian
yang
berhubungan
dengan
masalah
ini
sebelumnya pernah diteliti oleh Harsono G, dkk (2007)
yang berjudul ” Faktor Yang Diduga Menjadi Resiko Pada
Anak
Dengan
Rinitis
Alergi
di
RSU
DR.
Cipto
Mangunkusumo Hospital Jakarta”. Metode yang digunakan
adalah
deskriptif
crossectional
berdasarkan
catatan
rekam medik seluruh pasien yang berobat ke poliklinik
4
alergi
imunologi
Mangunkusumo
anak
rumah
(RSCM)Jakarta
sakit
tahun
1997
Dr.
Cipto
sampai
dengan
tahun 2005. Faktor risiko yang dikaji dalam penelitian
ini meliputi jenis kelamin, riwayat atopi pada pasien
dan keluarga, kadar IgE serum total, jumlah eosinofil
serum total dan alergen makanan serta hirup. Salah satu
hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat atopi pada
keluarga ditemukan dengan urutan proporsi terbesar pada
ibu dan selanjutnya ayah, kakek, saudara kandung dan
nenek,
peningkatan
IgE
serum
total
ditemukan
pada
88,57%, pasien. Anak berusia 1-5 tahun paling banyak
mengalami, peningkatan IgE serum total yaitu sebesar
48,57%
dari
seluruh
pasien.
Peningkatan
jumlah
eosinofil darah juga ditemukan pada 80% pasien. Uji
kulit tusuk terhadap alergen makanan dari 25 pasien
didapatkan
hasil
positif
terbanyak
pada
udang.
Sedangkan alergen hirup yang teridentifikasi positif
pada uji kulit tusuk ditemukan terbanyak pada tungau
debu rumah.
Penelitian lain dilakukan oleh Dold dkk menyatakan
bahwa atopi orang tua menentukan besarnya risiko anak
untuk menderita penyakit alergi yang sama. Hasil yang
didapat pada anak yang orang tuanya memiliki riwayat
alergi didapatkan peningkatan lebih dari dua kali lipat
5
atau sebesar 16%.
Di Amerika Utara dilaporkan lebih
dari 50% orang yang alergi mempunyai keluarga dekat
menderita
penyakit
atopi,
sedangkan
pada
orang
yang
bebas dari penyakit atopi mempunyai riwayat keluarga
yang positif kira-kira 10%.
Penilitian
seperti
tangga
yang
hubungan
dengan
(wahyu,2013).
lain
antara
yg
pernah
sensitisasi
komorbiditas
Metode
pula
kutu
rinitis
di
di
debu
alergi
gunakan
teliti,
adalah
pada
rumah
anak
analitik
observasional serta desain cross sectional. Subjek yang
terlibat dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar
di jogja, usia 6-13 tahun. Hasil dari penelitian ini
adalah terdapat hubungan antara sensitisasi kutu debu
rumah tangga dengan komorbiditas rhinitis alergi.
Perbedaan
dengan
penelitian
ini
adalah
pada
penelitian ini berjudul hubungan riwayat atopi dengan
sensitisasi
kutu
debu
rumah
pada
anak.
Metode
yang
digunakan adalah cross sectional dengan jumlah subjek
79 orang. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi TK dan SD di Yogyakarta yang berusia
2-12 tahun.
6
Table
Peneliti
1.Daftar penelitian-penelitian sebelumnya
Sampel
Harsono dkk Pasien
(2007)
Metode
yang
berobat
Hasil

ke Deskriptif
poliklinik alergi imunologi crossectional
anak rumah sakit Dr. Cipto
paling banyak
adalah tungau debu rumah

Mangunkusumo (1997-2005)
Alergen hirup
Jenis kelamin laki-laki lebih
banyak terpapar
Wahyu
hubungan antara sensitisasi kutu debu analitik observasional Subjek adalah anak sekolah dasar di jogja, usia 6-
(2013)
rumah tangga dengan komorbiditas serta
rinitis alergi pada anak
desain
sectional
cross 13 tahun.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan
antara sensitisasi kutu debu rumah tangga dengan
komorbiditas rhinitis alergi.
7
I.5. MANFAAT PENELITIAN
I.5.1. Bagi peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah
pengetahuan tentang riwayat atopi dengan sensitisasi
kutu debu rumah pada anak.
I.5.2. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan
terutama yang berhubungan dengan alergi pada anak.
I.5.3. Bagi masyarakat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
masukkan yang positif bagi masyarakat dalam mencegah
dan
menanggulangi
dapat
menambah
penyakit
alergi
pengetahuan
pada
anak,
masyarakat
serta
tentang
pentingnya kebersihan di rumah.
I.5.4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan,
acuan
dan
tentang alergi pada anak.
data
pengembangan
penelitian
Download