TINDAKAN SOSIAL DALAM MEMAKAI JILBAB DIKALANGAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG NURPADILAH 080569201003 SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2013 ABSTRACT The use of the hijab are often found among the community. Likewise, within the Faculty of Social and Political Science University of maritime Raja Ali Haji (Fisip Umrah) Tanjungpinang initially not many students are wearing hijab. But now a growing number of college students found that wearing hijab. Of these students have a reason and its own views or perspectives in responding. This study discusses the social action among students wearing headscarves Fisip Tanjungpinang Umrah. The purpose of this research is to menegtahui why students Fisip Umrah wear hijab and how social action affecting students in headscarves. The theory used in this research is the theory of Social Action Max webber. This theory states that human action has a subjective meaning for the actors who are divided into four types, namely, Action-Oriented Rational Its Value (Zwerk Rational), Action-Oriented Goals (Werktrational Action), Affective Measures (Affektual Action), and Traditional Measures (Traditional Action) . The method used is descriptive pictures to explain in detail to reveal the carefully about social action in wearing hijab among students Fisip Tanjunginang Umrah. Data was collected by observation, interviews using an interview guide (interview guide) and documentation. The results of the descriptive analysis has been done of the study of social action shows that there are several reasons that affect students in wearing the veil and every student has more than one reason, and each student varies in response. From the analysis concluded that the act of cursing the veil is more dominating factor is the social action based on the traditional action in action wearing the hijab is influenced by Malay culture that has the same values with the religious teachings of Islam as a modest dress is recommended. And students also have an awareness of the veil is obligatory for Muslim women to perform. Seen from the Tanjungpinang the Malay culture is an area that is identical to the teachings of Islam, so that the students wearing headscarves were dominated by environmental factors Tanjungpinang who has a habit of wearing the hijab according to the teachings of Islam. Keywords: Social Action, Wearing Hijab PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab banyak digunakan oleh mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maririm Raja Ali Haji (FISIP UMRAH) Tanjungpinang, dengan berbagai bentuk dan warna jilbab yang digunakannya. Pada saat ini dapat dengan mudah kita temui mahasiswa yang memakai jilbab dalam aktivitas mereka di kampus dengan berbagai bentuk jilbab yang digunakannya seperti pasmina, jilbab segi empat, segi tiga dan jilbab langsung. Bentuk penggunaan jilbab semakin bervariasi dilingkungan mahasiswa, sesuai dengan perkembangan terkini dan terkesan tidak ketinggalan zaman serta menjadi busana yang up to date dikalangan mahasiswa. Bervariasi yang dimaksud adalah semakin beranekaragamnya cara berjilbab yang tidak hanya terbatas pada satu gaya, melainkan sudah beraneka ragam gaya dalam berjilbab sesuai apa yang dipahaminya. Bentuk jilbab seperti jilbab pasmina, jilbab segi empat, jilbab langsung dan segi tiga yang di kreasikan sesuai keinginan pemakainya. Awalnya penggunaan jilbab belum banyak, kini semakin banyak dijumpai mahasiswa memakai jilbab dan dari yang awalnya tidak berjilbab menjadi berjilbab. Semakin bertambahnya penggunaan jilbab di FISIP UMRAH merupakan suatu perubahan yang diakibatkan dari perubahan dalam berbusana serta didukung oleh informasi dari media massa seperti Televisi, Internet, dan majalah yang mudah di dapat oleh mahasiswa. Media massa dalam hal ini juga berperan penting mempengaruhi mahasiswa dalam tindakannya memaki jilbab. Karena media massa memberikan informasi-informasi mengenai seputar jilbab masa kini yang telah menjadi salah satu busana yang bisa menunjang penampilan. Disamping itu, media massa menawarkan informasi beragam bentuk jilbab yang terkesan anggun dalam memakainya. Salah satunya internet yang melalui jejaring sosial seperti Facebook, twitter ataupun melalui youtube yang bisa mengajarkan mahasiswa dalam caracara memakai jilbab. Ketertarikan mahasiswa dalam memakai jilbab juga didukung oleh banyaknya bentuk jilbab yang tersedia dipasaran atau mall yang bisa didapat secara langsung. Selain itu dilihat dari wilayah FISIP UMRAH yang berada di Tanjungpinang yang merupakan wilayah berbudaya melayu Islam, tidak menutup kemungkinan menjadi faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab, karena budaya melayu yang memiliki nilai-nilai yang sama dalam ajaran Islam yang mengharuskan setiap perempuan memakai salah satu penutup aurat yang dulunya disebut selendang. Dengan perkembangan zaman, selendang tidak lagi digunakan oleh masyarakat melayu melainkan memakai jilbab, walaupun masi ada segelintir yang memakainya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan sejarah kerajan melayu yang terletak dipulau penyengat yaitu sebuah mesjid yang melambangkan pada masa kerajaan melayu memeluk agama Islam. serta diperkuat dengan adanya Gurindam pasal satu sampai dua belas yang memiliki makna tentang ajaran-ajaran agama Islam yang harus dijadikan panutan dalam kehidupan sehari-hari. Dari hal tersebut, membuktikan mahasiswa FISIP UMRAH tidak lepas dari kebudayaan melayu yang identik dengan ajaran agama Islam yaitu salah satunya adanya kesopanan dalam berbusana. Dari tabel dibawah ini, dapat dilihat jumlah mahasiswa keseluruhan di FISIP UMRAH yang terdaftar setiap tahunnya yang dibedakan setiap program studi yang merupakan mahasiswa yang berasal dari daerah tempatan dan dari luar daerah adalah sebagai berikut : TABEL. 1 Jumlah mahasiswa/tahun Tahun Program studi Sosiologi Administrasi Ilmu Negara Pemerintahan Jumlah 2008 56 58 74 188 2009 43 70 50 163 2010 171 269 313 753 2011 153 218 256 627 Jumlah 423 615 693 1.731 Sumber : FISIP UMRAH Dari tabel diatas menunjukkan jumlah mahasiswa keseluruhan di FISIP UMRAH yang berjumlah 1.731 mahasiswa yang setiap tahunnya memiliki jumlah yang berbeda-beda karena dikaitkan dengan penerimaan mahasiswa tiap tahunnya. Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini tidak mengupas fenomena jilbab dari sudut pandang keagamaan, namun penelitian ini hanya mengupas mengenai fenomena tindakan mahasiswa dalam memakai jilbab di FISIP UMRAH. Hal inilah yang menjadi ketertarikan untuk menelitian lebih lanjut tentang “Tindakan Sosial Dalam Memakai Jilbab Dikalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang” PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang diatas dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan yaitu : 1. Bagaimana tindakan sosial yang berorientasi nilai mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab? 2. Bagaimana tindakan sosial yang berorientasi tujuan mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab ? 3. Bagaimana tindakan afektif mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab ? 4. Bagaimana tindakana tradisional mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab ? TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN Dalam penelitian ini dirumuskan tujuan dan kegunaan penelitian : 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah : 1) Untuk mengetahui bagaimana tindakan sosial yang berorientasi nilai mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab 2) Untuk mengetahui bagaimana tindakan sosial yang berorientasi tujuan mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab. 3) Untuk mengetahui bagaimana mahasiswa dalam memakai jilbab. tindakan afektif mempengaruhi 4) Untuk mengetahui bagaimana tindakana tradisional mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab 2. Kegunaan Penelitian 1) Secara Teoritis Secara teoritis diharapkan dapat menjadi referensi maupun acuan informasi dalam penelitian-penelitian berikutnya dengan permasalahan penelitian yang sama serta menjadi referensi pustaka bagi pemenuhan kebutuhan penelitian lanjutan. 2) Secara Praktis Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta dapat membantu sebagai bahan informasi mengenai tindakan sosial dalam memakai jilbab dikalangan mahasiswa FISIP UMRAH Tanjungpinang. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang dapat diamati. (Moleong, 2007: 4) Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pada pendekatan deskriptif peneliti menjelaskan gambaran-gambaran yang terperinci mengenai tindakan sosial dalam memakai jilbab dikalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji. 2. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maririm Raja Ali Haji Tanjungpinang pada program studi Sosiologi, Administrasi Negara, dan Ilmu Pemerintahan. Alasan pengambilan lokasi yaitu dilihat semakin bertambahnya dan berkembangnya pemakaian jilbab di FISIP UMRAH itu sendiri. 3. Populasi dan Sampel Sesuai dengan jenis penelitian bahwa penelitian kualitatif tidak menggunakan pendekatan populasi dan sampel tapi yang digunakan adalah dengan pendekatan secara intensif ke informan. Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu pemilihan informan yang ada dalam posisi terbaik dalam memberi informasi yang dibutuhkan. Pemilihan informan berdasarkan penilaian atau karakteristik yang diperoleh data sesuai dengan maksud penelitian. (Silalahi, 2010:272) Dalam penelitian ini informan berjumlah 18 mahasiswa pengguna jilbab yang menjadi informan kunci dari semua program studi yaitu Sosiologi, Ilmu Pemerintahan, dan Administrasi Negara yang merupakan subjek yang menjadi sumber peneliti dalam mendapatkan informasi sebagai data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan penelitian yaitu tindakan sosial dalam memakai jilbab dikalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. Dari 18 informan yang diperoleh sudah mencukupi untuk mengetahui tindakan sosial dalam memakai jilbab oleh mahasiswa di FISIP UMRAH yang mana informasi yang didapat dari informan dalam penelitian ini, serta diperkuat dari hasil pengamatan/observasi dan dokumentasi. KERANGKA TEORI Menurut Max Weber, tindakan sosial ialah perilaku manusia yang mempunyai makna subjektif bagi pelakunya dan diarahkan kepada orang lain. Bagi weber tindakan manusia pada dasarnya bermakna, melibatkan penafsiran, berfikir dan kesengajaan. Misalnya sebagian dari kita heran dan tidak habis pikir kenapa ada orang yang bersedia membeli perangko kuno dengan harga jutaan atau bahkan miliaran rupiah. Kita akan mengatakan bahwa tindakan orang yang membeli perangko itu adalah tidak rasional. Tetapi jika berpikir lebih mendalam dan tahu alasan subkektif mereka hingga bersedia mengeluarkan uang begitu banyak untuk sebuah perangko kuno, kita akan dapat mengerti. Weber mengatakan bahwa metode yang bisa digunakan untuk memahami arti-arti subjektif tindakan sosial seseorang adalah dengan verstehen. Istilah ini tidak hanya sekedar merupakan intropeksi yang cuma bisa digunakan untuk memahami arti subjektif tindakan diri sendiri, bukan tindakan subjektif orang lain. Yang dimaksud Max Weber dengan verstehen adalah kemampuan untuk berempati atau kemampuan untuk menempatkan diri dalam rangka berpikir orang lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi serta tujuan-tujuannya mau dilihat menurut perspektif itu. (Narwoko, dkk., 2004: 18) Weber juga mengatakan bahwa tindakan sosial adalah tindakan yang disengaja, disengaja bagi orang lain dan bagi sang aktor sendiri, yang pikiranpikirannya aktif saling menafsirkan perilaku orang lainnya, berkomunikasi satu sama lain, dan mengendalikan perilaku dirinya masing-masing sesuai dengan maksud komunikasinya. (Mulyana, 2001:61) Menurut Max Weber (Jones, 2009:115) ada empat tipe tindakan, yang dibedakan dalam konteks motif para pelakunya yaitu: 1. Tindakan sosial yang berorientasi nilai (Zwerk Rational) Tindakan jenis ini adalah bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sedangkan tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. Contoh tindakan jenis ini adalah perilaku ibadah. 2. Tindakan sosial yang berorientasi tujuan atau penggunaan rasionalitas instrumental (Werktrational Action) Tindakan ini dilakukan dengan memperhitungkan atau mempertimbangkan kesesuaian antara cara yang digunakan dengan tujuan yang akan dicapai. Artinya tindakan sosial itu sudah dipertimbangkan masak-masak tujuan dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 3. Tindakan Afektif (Affectual Action) Tindakan ini dilakukan seseorang berdasarkan perasaan yang dimilikinya, biasanya timbul secara spontan begitu mengalami suatu kejadian. Tindakan sosial ini sebagian besar tindakannya dikuasai oleh perasaan (afektif) ataupun emosi, tanpa melakukan pertimbangan yang matang. 4. Tindakan Tradisional (Traditional Action) Tindakan ini dilakukan atas dasar kebiasaan, adat istiadat yang turun temurun. Tindakan ini biasa dilakukan pada masyarakat yang hukum adat masih kental, sehingga dalam melakukan tindakan ini tanpa mengkritisi dan memikirkan terlebih dulu. Dari ke empat jenis tindakan sosial yang di utarakan Max Weber, yang ingin disampaikannya adalah bahwa tindakan sosial apapun wujudnya hanya dapat dimengerti menurut arti sabjektif dan pola-pola motivasional yang berkaitan dengan itu. Untuk mengetahui arti subjektif dan motivasi individu yang bertindak, yang diperlukan adalah kemampuan untuk berempati pada peranan orang lain. (Narwoko, dkk., 2004: 19) Sejak kecil manusia sudah melakukan tindakan sosial, misalnya memberi sesuatu kepada teman bermain. Semakin dewasa kebutuhan manusia semakin beragam, sehingga tindakan sosialnya juga semakin beragam. Tindakan sosial manusia diperoleh melalui proses pengalaman dan proses belajar dari orang lain sehingga manusia akan melakukan tindakan yang sama apabila tindakan sosial sebelumnya dianggap baik. Tindakan sosial yang dianggap baik dan bermanfaat bagi orang lain atau sekelompoknya lama-kelamaan akan dianggap sebagai suatu yang dianggap sebagai suatu kebiasaan yang dilakukan bersama oleh seluruh anggota kelompok. Tindakan ini telah menjadi adat-istiadat yang memiliki nilainilai dalam masyarakat. Menurut Theodorson (1979) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak yang dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai relatif sangat kuat. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai pedoman bertindak dan sekaligus sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri. Disisi lain, Pepper mengemukakan batasan nilai mengacu pada berbagai hal, seperti minat, kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, atau daya tarik yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi seleksinya. Sedangkan pengertian nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik dan buruk. (Basrowi, 2005: 80) Notonegoro menyebutkan (Waridah Q, dkk., 2004:85) contoh nilai yang ada dalam masyarakat seperti nilai yang bersumber dari keyakinan atau kepercayaan manusia yang merupakan nilai kebutuhan kerohanian yang tinggi dan mutlak (relegius/agama) dan nilai yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan, bersumber dari kehendak atau kemauan (moral). PEMBAHASAN Dalam penelitian ini terdapat 18 mahasiswa yang memakai jilbab yang menjadi informan yang diwawancarai secara mendalam dengan pertanyaan yang sama, yang akan di analisis pada setiap indikator-indikator dibawah ini : 1. Tindakan sosial yang berorientasi nilai Mahasiswa dalam memakai jilbab dengan beragam bentuk dan gaya memiliki pengaruh nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang menjadi pedomannya. Setiap individu terikat pada nilai atau seperangkat nilai yang menjadi pedoman tindakan mereka dimana nilai-nilai itu sendiri pada dasarnya sudah ada. Individu hanya memperhitungkan cara untuk menjalankannya (Santosa, 2011: 212) Nilai-nilai dalam tindakan memakai jilbab menjadi pedoman dalam tindakan mahasiswa. Nilai tersebut mengarahkan perilaku dan pertimbangan setiap mahasiswa yang akhirnya diambil suatu keputusan. Keputusan nilai itu dapat menyatakan religius atau tidak religius, baik atau buruk dari tindakan tersebut. Nilai itu sendiri berfungsi sebagai alasan atau motivasi dalam tindakannya. Dari pengamatan yang dilakukan peneliti, tindakan memakai jilbab oleh mahasiswa dikarenakan mahasiswa memiliki kepercayaan dan bersumber dari kehendak mahasiswa itu sendiri. Pada pembahasan ini, untuk mendapatkan informasi yang jelas maka diberikan wawancara kepada informan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang memakai jilbab, yang dapat dibahas dalam beberapa sub sebagai berikut : a) Nilai Agama Agama secara umum berperan mengatur kehidupan manusia. Pada agama Islam, jilbab merupakan salah satu aturan yang wajib dilaksanakan yang memiliki fungsi untuk menutup aurat kaum muslimah. Aurat wanita dalam agama Islam merupakan bagian-bagian tubuh yang harus ditutupi seperti rambut, leher, dan betis. Fungsi menutup aurat ini untuk menjaganya dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti gangguan laki-laki yang bukan muhrim. Hal tersebut merupakan nilai-nilai dalam agama islam. Berdasarkan hasil penelitian, setiap mahasiswa yang menjadi informan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang memakai jilbab memiliki beragam bentuk dan gaya jilbab yang digunakannya. Serta memiliki beragam tujuan dan alasan dalam memakai jilbab tersebut. Seperti adanya kepercayaan dalam memakai jilbab yang pada dasarnya merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh wanita muslimah yang memiliki fungsi penutup aurat. Dari keperecayaan ini, mahasiswa melakukan sebuah keputusan dengan mempertimbangkan atau memperhitngkan cara yang akan dilakukan sedangkan tujuannya sudah ada dalam aturan agama. Informasi tentang tindakan memakai jilbab oleh mahasiswa berdasarkan nilai agama yaitu nilai yang bersumber dari keyakinan atau kepercayaannya, sesuai dengan kepercayaan dalam aturan agama Islam. dalam hal ini mahasiswa memiliki kepercayaan bahwa memakai jilbab merupakan sebuah kewajiban bagi muslimah. b) Nilai Moral Disetiap masyarakat yang terus berkembang, nilai akan senangtiasa ikut berubah. Sejakberbagai siaran dan tayangan televisi swasta mulai dikenal, dengan perlahan-lahan terlihat bahwa didalam masyarakat itu mulai terjadi pergeseran nilai, misalnya nilai tentang kesopanan. Tayangan-tayangan yang sering memperlihatkan cara berpakaian relatif terbuka, sedikit banyak menyebabkan batas-batas toleransi masyarakat terpengaruh menjadi ikut longgar. Ataupun sebaliknya, tayangan-tayangan yang memperlihatkan cara berpakaian yang tertutup dengan beragam gaya yang dipertontonkan, juga sedikit banyak masyarakat terpengaruh untuk mengikutinya. Sejalan dengan itu, kebiasaan dan tata kelakuan masyarakat ikut berubah seiring dengan berubahnya nilai-nilai yang diyakini masyarakat itu. (Narwoko, dkk., 2004: 55-56) Berbicara nilai agama tidak akan lepas dari nilai moral. Jilbab merupakan suatu kewajiban bagi muslimah. Namun jilbab memiliki nilai baik dan buruk bagi yang menjalankannya. Nilai jilbab akan menjadi nilai baik apabila yang memandangnya menilai adanya kesopanan dan keindahan dalam memakai jilbab, sedangkan jilbab akan menjadi nilai buruk apabila yang memakai jilbab tidak menampakkan kesopanan bagi pemakainya. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, salah satu alasan dalam tindakan memakai jilbab oleh mahasiswa dikarenakan adanya nilai moral yang berkenaan dengan kebaikan dan kesopanan dalam memakainya yang bersumber dari keinginan mahasiswa itu sendiri. Ketika peneliti menanyakan kepada informan FN, IT, UM, JW, SL dan SS maka terdapat persamaan dalam salah satu alasan memakai jilbab yaitu adanya cerminan kebaikan dan kesopanan atau disebut dengan nilai moral. 2. Tindakan Sosial yang Berorientasi tujuan Tingkat rasionalitas yang paling tinggi ini, meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Individu memiliki macam-macam tujuan yang ingin dicapainya. Individu lalu menilai alat yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan yang dipilihnya. (Johnson, 2005: 220) Dari pengamatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dalam pemakaian jilbab mahasiswa memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang dimaksud seperti ingin tampil cantik yaitu mengikuti perkembangan fhasion, dalam hal ini adalah jilbab yang saat ini banyak dipakai oleh masyarakat secara umum yang memiliki banyak variasi agar terlihat cantik dan gaya serta mahasiswa ingin menepati janji yaitu memiliki niat akan memakai jilbab jika tujuan lainnya tercapai seperti lulus sekolah atau mendapatkan nilai yang baik. a) Ingin Tampil Cantik Setiap wanita ingin tampil cantik dan menarik. Ada banyak alasan, mulai ingin meningkatkan percaya diri, ingin dikagumi orang lain, atau ingin membahagiakan pasangan. Serta menjaga penampilan merupakan faktor penting bagi seorang wanita agar tampil cantik dan butuh keberanian untuk selalu merubah penampilan sesuai dengan selera yang diinginkan. Salah satu busana yang dipilih adalah jilbab yang dijadikan icon penampilan yang selalu terbaru yang mengkomunikasikan identitas yang dimiliki perempuan muslim. Bentuk dan gaya jilbab bergerak sangat cepat sesuai pasar atau momen yang sedang hangat diperbincangkan. Momen menjelang lebaran menjadi bukti bagaimana bentuk dan gaya jilbab diciptakan dengan berbagai kreasi, pernak- pernik asesoris dan bahan yang digunakan yang menunjang penampilan agar tampil cantik dengan jilbab. Cantik tidak hanya sekedar menjadi standar untuk menilai penampilan fisik, namun dalam perkembangannya cantik berkembang menjadi sebuah obsession yang dialami sebagian besar wanita, khususnya mahasiswa. b) Menepati Janji Tindakan yang didasarkan pada perhitungan penggunaan cara yang efektif untukmencapai tujuan merupakan tindakan yang berorientasi tujuan (Z weckrationalitat) yang dikemukakan oleh Max Webber yang merupakan salah satu tipe-tipe tindakan sosial. Individu dilihat sebagai memiliki macam-macam tujuan yang diinginkannya. Individu itu lalu menilai alat yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan yang dipilihnya. (Santosa, 2011: 212) Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, selain memiliki tujuan ingin mempercantik diri, tindakan mahasiswa memakai jilbab juga memiliki tujuan menepati janji yang pernah di ucapkan. Janji tersebut merupakan dorongan mahasiswa untuk memakai jilbab. Janji yang dimaksud adalah janji akan memakai jilbab apabila lulus sekolah waktu menempuh pendidikan SMP/SMA atau mendapatkan nilai baik. Dengan memakai jilbab merupakan cara yang efektif bagi mahasiswa untuk mencapai tujuannya yaitu menepati janjinya. 3. Tindakan efektif Tindakan ini di tandai oleh dominasi perasaan atau emosi atau tanpa perencanaan sadar. Setiap individu dipengaruhi oleh tekanan lewat seperangkat aturan-aturan untuk berperasaan yang memaksa mereka bagaimana mesti berperasaan dalam situasi-situasi tertentu. Sehingga individu tersebut bertindak sesuai dengan aturan-aturan dengan melakukan kerja emosi yang melibatkan energi psikis atau fisik dalam mengelola perasaan mereka agar sesuai dengan aturanaturan. (Santosa, 2011: 104) Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan penenliti, terdapat aturan-aturan yang mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab, diantaranya: a. Suatu aturan dari dosen Pada saat matakuliah tertentu, ada aturan bahwa mahasiswa dianjurkan memakai jilbab. Ketika mahasiswa bertindak sesuai dengan aturan tersebut, mahasiswa bertindak secara spontanitas tanpa direncanakan secara matang. Dalam hal ini mahasiswa memakai jilbab adanya rasa terpaksa karena situasi dan kondisi. b. Suatu aturan dari sekolah Selain itu dalam tindakan memakai jilbab juga disebabkan oleh aturan sebelumnya yang dipatuhi sehingga menjadi kebiasaan dirinya dan adanya rasa kenyamanan, sehingga mahasiswa tersebut tidak melepas jilbabnya hingga menjadi mahasiswa. Seperti aturan disekolah yang menganjurkan memakai jilbab. c. Suatu aturan dari tempat kerja Mahasiswa dalam memakai jilbab juga disebabkan karena adanya aturan di tempat kerja. Aturan-aturan tersebut berkaitan erat dengan tindakan yang diambil oleh mahasiswa yang besangkutan. Aturan-aturan itu menjadi dorongan mahasiswa mengambil sikap dan berwujud memakai jilbab walaupun tidak melalui pertimbangan-pertimbangan yang matang, apakah nantinya tindakan tersebut baik atau tidak baginya. 4. Tindakan tradisional Tradisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebiasaaan yang selalu dilakukan oleh anggota keluarganya dan nilai-nilai budaya setempat yaitu budaya melayu, yang juga menjadi pengaruh dalam memakai jilbab. Pengaruh tersebut menjadi pendorong bagi mahasiswa dalam tindakannya memakai jilbab. kebiasaan atau tradisi yang sudah lama dijadikan sebagai kerangka acuannya yang diterima begitu saja tanpa persoalan. Tradisi dialami oleh setiap anggota dalam keluarga melalui proses sosialisasi. (Johnson, 2005 : 221) Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa mahasiswa dalam pemakaian jilbab sangat erat kaitannya dengan budaya melayu setempat yang memiliki nilai-nilai ajaran agama Islam, yaitu salah satunya ajaran untuk menutup aurat atau berbusana yang sopan santun PENUTUP Kesimpulan : Berdasarkan analisa penelitian yang telah dilakukan, maka selanjutnya hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dalam memakai jilbab dipengaruhi oleh faktor tindakan sosial yang terbagi menjadi empat bagian yaitu tindakan berorientasi nilai, tindakan berorientasi tujuan, tindakan afektif dan tindakan tradisional. Namun yang lebih mendominasi adalah faktor tindakan sosial yang berdasarkan tindakan tradisional yaitu tindakan dalam memakai jilbab dipengaruhi oleh budaya melayu yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan ajaran agama Islam seperti dianjurkan berbusana yang sopan. Serta mahasiswa juga memiliki kesadaran akan jilbab yang merupakan kewajiban bagi muslimah yang harus dilaksanakan. Selain itu media massa berperan sebagai pendukung dalam memberikan informasi-informasi yang selalu terbaru tentang jilbab yang memiliki bentuk, warna, dan mode yang berbeda-beda sehingga terlihat lebih anggun dengan gaya yang up to date. Saran : Untuk menindak lanjuti kesimpulan yang yang telah dikemukakan, maka disampaikan beberapa saran diantaranya : 1. Sebaiknya mahasiswa memegang teguh dan kesadaran penuh terhadap nilai agama sebagai landasan dalam memakai jilbab. Karena jilbab bukan hanya sekedar busana pelengkap, namun jilbab memiliki makna dan fungsi bahwa jilbab merupakan salah satu penutup aurat yang dikemukakan dalam ajaran agama Islam. 2. Sebaiknya informasi yang didapat mahasiswa dari media massa disaring dan disesuaikan dengan kepribadian masing-masing dan kebudayaan lokal. Karena informasi-informasi yang disampaikan secara terbuka tersebut jangan sampai merusak tatanan sosial lainnya, seperti merusak hubungan dengan anggota keluarga yang tidak mampu memenuhi keinginan untuk mengikuti apa yang ditawarkan oleh media massa tersebut. 3. Sebaiknya penelitian ini dijadikan tema lanjutan yang dapat direkomendasikan untuk penelitian berikutnya, terkait jilbab yang menjadi tren dikalangan mahasiswa, yaitu mengenai suatu pengaruh yang melatarbelakangi mengapa mahasiswa mengikuti tren jilbab tersebut yang banyak di paparkan melewati media massa. DAFTAR PUSTAKA Afra, Afifah. 2008. Panduan amal wanita salihah. Surakarta: Penerbit Indiva Media Kreasi. Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu sosial dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arifin, Anwar. 2010. Opini Publik. Depok: Gramata Publishing. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Basrowi, 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia. Cabin, Philippe dan Jean Francois Dortier. 2008. Sosiologi sejarah dan berbagai pemikirannya.Yogyakarta: Kreasi wacana. Ali, eko M. 2009. Gurindam Abad 21. Bangka: Penerbit Bangka Pelanduk Publisher Hardisurya, Irma. 2011. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hartomo dan Arnicun Aziz. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Jones, Pip. 2010. Pengantar Teori-Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Johnson, Doyle Paul. 2005. Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Gramedia Maryati, Kun. 2001. Sosiologi. Jakarta: Esis Erlangga Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Narwoko, J Dwi dan Bagong Suyanto. 2011. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana prenada Media Group. Nazsir, Nasrullah. 2008. Sosiologi kajian lengkap konsep dan teori sosiologi sebagai ilmu sosial. Bandung: widya padjadjaran. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2008. Teori sosiologi modern. Jakarta: Kencana Prenada Media group. Santosa, iman. 2011. Sosiologi The key concepts. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Setiadi, Elly M, dkk. 2005. Ilmu Sosial dan Budaya dasar. Bandung: Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refila Aditama Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2011. Metode penelitian sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi menyelami fenomena sosial di masyarakat. Bandung: PT. stia purna inves Waridah, Siti, dkk. 2004. Sosiologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Situs web : Www. Eprints.ums.ac.id. Di akses 17 Januari 2012, 08.00 Wib. Www.Persma.com. Di akses 17 Januari 2012, 08.15 Wib.