departemen keuangan republik indonesia direktorat jenderal bea

advertisement
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR : P-10/BC/2007
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN KEWAJIBAN PABEAN
ATAS SEPEDA MOTOR DAN KAPAL PESIAR TERMASUK YACHT YANG PADA
SAAT PEMASUKANNYA KE DALAM DAERAH PABEAN INDONESIA
BELUM DISELESAIKAN KEWAJIBAN PABEANNYA
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka penegakan hukum dan memberikan rasa keadilan
bagi masyarakat luas, akan dilaksanakan penindakan secara tegas sesuai
ketentuan yang berlaku terhadap barang dengan karakteristik yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi berupa sepeda motor dengan kapasitas
silinder di atas 250cc dan Kapal Pesiar termasuk Yacht yang pada saat
pemasukannya ke dalam Daerah Pabean Indonesia belum diselesaikan
kewajiban pabeannya;
b. bahwa upaya penindakan tersebut dimulai dengan pendekatan fiskal
dengan memberi kesempatan kepada para pemilik barang sebagaimana
dimaksud huruf a untuk menyelesaikan kewajiban pabean dengan cara
melunasi Bea Masuk dan Pajak dalam rangka impor;
c. bahwa berdasarkan persetujuan Presiden Republik Indonesia, Menteri
Keuangan menginstruksikan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai
untuk menyiapkan petunjuk pelaksanaan dalam rangka penyelesaian
kewajiban pabean dengan pendekatan fiskal dalam jangka waktu terbatas;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas
Sepeda Motor dan Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat
Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia Belum Diselesaikan
Kewajiban Pabeannya;
Mengingat
: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4661);
2. Keputusan Menteri Keuangan
Pemberitahuan Pabean;
Nomor
101/KMK.05/1997
tentang
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang
Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
112/KMK.03/2003;
4. Surat Menteri Keuangan Nomor S-167/MK.04/2007 tanggal 19 April 2007
perihal Pelaksanaan Penyelesaian Kewajiban Pabean dengan
Pendekatan Fiskal Atas Barang Berupa Kapal Pesiar termasuk Yacht,
Motor Besar, Jam Tangan Mewah, Perhiasan dan Barang-barang
Bermerek Terkenal Lainnya Yang Pada Saat Pemasukannya Ke Dalam
Daerah Pabean Indonesia Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya;
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN KEWAJIBAN PABEAN ATAS
SEPEDA MOTOR DAN KAPAL PESIAR TERMASUK YACHT YANG PADA
SAAT PEMASUKANNYA KE DALAM DAERAH PABEAN INDONESIA
BELUM DISELESAIKAN KEWAJIBAN PABEANNYA.
1
Pasal 1
(1)
Terhadap Sepeda Motor dengan kapasitas silinder melebihi 250cc dan
Kapal Pesiar temasuk Yacht yang pada saat pemasukannya ke dalam
Daerah Pabean Indonesia belum diselesaikan kewajiban pabeannya,
wajib diselesaikan kewajiban pabeannya.
(2)
Penyelesaian kewajiban pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan melunasi bea masuk dan pajak dalam rangka impor.
Pasal 2
(1)
Pemilik Sepeda Motor dengan kapasitas silinder melebihi 250cc dan
Kapal Pesiar temasuk Yacht atau kuasanya mengajukan permohonan
penyelesaian kewajiban pabean kepada Direktur Jenderal Bea dan
Cukai u.p. Direktur Teknis Kepabeanan sesuai contoh sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
ini dengan mendapatkan tanda terima.
(2)
Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Sepeda Motor
dengan kapasitas silinder melebihi 250cc dilampiri:
a. fotokopi identitas pemilik (KTP);
b. fotokopi NPWP;
c. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3;
d. surat pernyataan kepemilikan sesuai dengan contoh yang
ditetapkan dalam Lampiran II-a Peraturan Direktur Jenderal Bea
dan Cukai ini; dan
e. surat kuasa, apabila pengurusannya dikuasakan kepada pihak lain.
(3)
Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Kapal Pesiar
temasuk Yacht dilampiri:
a. identitas pemilik kapal (KTP / Paspor);
b. fotokopi NPWP;
c. identitas kapal antara lain nama kapal, builder certificate, dan bill of
sale yang telah dilegalisasi oleh notaris;
d. perizinan yang telah diperoleh dari intansi terkait seperti surat izin
berlayar dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
e. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3;
f. surat pernyataan kepemilikan sesuai dengan contoh yang
ditetapkan dalam Lampiran II-b Peraturan Direktur Jenderal Bea
dan Cukai ini; dan
g. surat kuasa, apabila pengurusannya dikuasakan kepada pihak lain.
Pasal 3
(1)
Sebelum mengajukan permohonan penyelesaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), pemilik Sepeda Motor dengan
kapasitas silinder melebihi 250cc dan Kapal Pesiar temasuk Yacht atau
kuasanya mengajukan permohonan pemeriksaan fisik barang kepada:
a. Direktur Teknis Kepabeanan; atau
b. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang terdekat dengan
lokasi barang.
(2)
Hasil pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sesuai contoh yang
ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Bea dan
Cukai ini.
2
Pasal 4
(1)
Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) diproses
sepanjang telah diterima pada tanggal 1 Juni 2007 sampai dengan 31
Desember 2007.
(2)
Terhadap Sepeda Motor dengan kapasitas silinder melebihi 250cc dan
Kapal Pesiar temasuk Yacht yang tidak diajukan permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) sampai dengan tanggal
31 Desember 2007 dilakukan penindakan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
Pasal 5
(1)
Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang
pemberian izin penyelesaian kewajiban pabean yang ditandatangani
oleh Direktur Teknis Kepabeanan atas nama Direktur Jenderal Bea dan
Cukai sesuai contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.
(2)
Dalam Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ditetapkan klasifikasi, pembebanan impor, dan nilai pabean serta
besarnya bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang wajib dilunasi.
(3)
Penetapan nilai pabean dilakukan dengan menggunakan database
harga pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, nilai jual kendaraan
bermotor yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri, atau
data harga lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan.
(4)
Klasifikasi dan pembebanan impor ditetapkan berdasarkan Buku Tarif
Bea Masuk Indonesia yang berlaku pada saat penetapan.
Pasal 6
Pemilik atau kuasanya mengajukan Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
secara manual disertai bukti pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka
impor ke Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) yang ditunjuk, yaitu:
a.
untuk Sepeda Motor dengan kapasitas silinder melebihi 250cc ke KPBC
Medan, KPBC Batam, KPBC Pekan Baru, KPBC Jakarta, KPBC
Bandung, KPBC Tanjung Emas, KPBC Tanjung Perak, KPBC Ngurah
Rai, KPBC Balikpapan, atau KPBC Makassar; dan
b.
untuk Kapal Pesiar termasuk Yacht ke KPBC Belawan, KPBC Batam,
KPBC Tanjung Priok I, KPBC Tanjung Emas, KPBC Tanjung Perak,
KPBC Benoa, KPBC Balikpapan, KPBC Bitung, atau KPBC Makassar.
Pasal 7
(1)
Pelunasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor dilakukan melalui
bank devisa persepsi/pos persepsi.
(2)
Pelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama
60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1).
(3)
Apabila sampai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bea masuk dan pajak dalam
rangka impor yang terutang belum dilunasi, dikenakan bunga sebesar
2% (dua persen) dari bea masuk dan pajak dalam rangka impor setiap
bulan, bagian bulan dihitung satu bulan, dengan pelunasan paling
lambat pada tanggal 30 April 2008.
3
(4)
Terhadap Sepeda Motor dengan kapasitas silinder melebihi 250cc dan
Kapal Pesiar temasuk Yacht yang telah diterbitkan Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
yang tidak dilunasi sampai dengan tanggal 30 April 2008, maka
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai yang bersangkutan
dinyatakan tidak berlaku dan penyelesaian lebih lanjut dilakukan dengan
penindakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 8
(1)
Terhadap Sepeda Motor dengan kapasitas silinder melebihi 250cc yang
telah diselesaikan kewajiban pabeannya, diterbitkan Formulir A oleh
Kepala KPBC tempat pengajuan PIB atau pejabat yang ditunjuknya.
(2)
Pendistribusian Formulir A dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
Pasal 9
Tatacara penyelesaian kewajiban pabean atas Sepeda Motor dengan
kapasitas silinder melebihi 250cc dan Kapal Pesiar temasuk Yacht adalah
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Bea
dan Cukai ini.
Pasal 10
Terhadap Sepeda Motor dengan kapasitas silinder melebihi 250cc yang
merupakan hasil rakitan dari beberapa spare part produsen yang berbeda
(modifikasi/customize) harus mendapatkan rekomendasi dari Departemen
Perindustrian tentang identifikasi sepeda motor yang bersangkutan.
Pasal 11
(1)
Kepala KPBC tempat penyelesaian kewajiban pabean melaporkan
realisasi penyelesaian kewajiban pabean kepada Direktur Teknis
Kepabeanan setiap bulan.
(2)
Direktur Teknis Kepabeanan melaporkan
kewajiban pabean kepada Direktur Jenderal.
realisasi
penyelesaian
Pasal 12
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku sejak tanggal 1
Juni 2007 sampai dengan 30 April 2008.
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Mei 2007
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nofrial
NIP 060040274
4
Lampiran I-a
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:
P-10/BC/2007
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor
dan Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat
Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia
Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya
Contoh Permohonan Untuk Penyelesaian Sepeda Motor
Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.p. Direktur Teknis Kepabeanan
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Jalan Ahmad Yani, Jakarta Timur
Sehubungan dengan sepeda motor yang saya miliki belum memenuhi kewajiban
pabean pada saat pemasukannya, dengan ini saya mengajukan permohonan izin
penyelesaian kewajiban pabean atas sepeda motor tersebut dengan data:
Merek dan Tipe
Tahun Pembuatan
Nomor Mesin
Nomor Rangka
Kapasitas Silinder
Negara Asal
Warna
1.
2.
3.
4.
5.
:
:
:
:
:
:
:
Sebagai bahan pemrosesan, bersama ini saya lampirkan:
fotokopi identitas pemilik (KTP);
fotokopi NPWP;
Berita Acara Pemeriksaan (BAP);
surat pernyataan kepemilikan; dan
surat kuasa, apabila pengurusannya dikuasakan kepada pihak lain.
Untuk pengajuan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) akan saya lakukan di Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC): *)
1.
2.
3.
KPBC Medan
KPBC Batam
KPBC Pekan Baru
4.
5.
6.
7.
KPBC Jakarta
KPBC Bandung
KPBC Tanjung Emas
KPBC Tanjung Perak
8. KPBC Ngurah Rai
9. KPBC Balikpapan
10. KPBC Makassar
Demikian permohonan ini saya buat dengan data yang sebenarnya dan saya akan
segera menyelesaikan kewajiban pabean sesuai ketentuan yang berlaku.
................., ........................... 2007
Hormat saya,
..................
)
* Pilih salah satu
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nofrial
NIP 060040274
5
Lampiran I-b
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:
P-10/BC/2007
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor
dan Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat
Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia
Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya
Contoh Permohonan Untuk Penyelesaian Kapal Pesiar / Yacht
Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.p. Direktur Teknis Kepabeanan
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Jalan Ahmad Yani, Jakarta Timur
Sehubungan dengan kapal pesiar / yacht yang saya miliki belum memenuhi
kewajiban pabean pada saat pemasukannya, dengan ini saya mengajukan permohonan izin
penyelesaian kewajiban pabean dengan data:
1. Identitas Pemilik :
a. Nama
b. Alamat
c. Kewarganegaraan
d. Pekerjaan
e. Nomor KTP/Paspor
:
:
:
:
:
2. Identitas Kapal :
a. Nama Kapal
:
b. Bendera
:
c. Negara Asal
:
d. Tahun Pembuatan
:
e. Ukuran (panjang, lebar, dalam):
f. Gross Tonage/Net Tonage
:
g. Kapasitas Penumpang
:
h. Bukti kepemilikan
: Akte jual-beli / Akte Hibah / Akte Waris *)
i. Tempat Sandar / Dermaga
:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
fotokopi identitas pemilik (KTP / Paspor);
fotokopi NPWP;
fotokopi identitas kapal antara lain nama kapal, builder certificate, bill of sale;
fotokopi perizinan yang telah diperoleh dari intansi terkait;
Berita Acara Pemeriksaan (BAP);
surat pernyataan kepemilikan;
surat kuasa, apabila pengurusannya dikuasakan kepada pihak lain.
Untuk pengajuan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) akan saya lakukan di Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC): *)
1.
2.
3.
KPBC Belawan
KPBC Batam
KPBC Tanjung Priok I
4.
5.
6.
KPBC Tanjung Emas
KPBC Tanjung Perak
KPBC Benoa
7.
8.
9.
KPBC Balikpapan
KPBC Bitung
KPBC Makassar
Demikian permohonan ini saya buat dengan data yang sebenarnya dan saya akan
segera menyelesaikan kewajiban pabean sesuai ketentuan yang berlaku.
................., ........................... 2007
Hormat saya,
..................
*) Pilih salah satu
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana
Nofrial
NIP 060040274
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
6
Lampiran II-a
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:
P-10/BC/2007
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor
dan Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat
Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia
Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya
Contoh Surat Pernyataan Untuk Sepeda Motor
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:
Alamat
:
No. Identitas
:
dengan ini menyatakan:
1. Sepeda Motor dengan data:
Merek dan Tipe
:
Tahun Pembuatan :
Nomor Mesin
:
Nomor Rangka
:
Kapasitas silinder
:
Warna
:
adalah benar dan sah milik saya.
2. Tidak akan melakukan perubahan merek/tipe dan tahun pembuatan atas kendaraan
bermotor tersebut di atas.
3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia
bertanggung jawab di depan hukum atas pernyataan saya ini.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan.
..............., ............................. 2007
Yang menyatakan,
meterai 6000
...........................
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nofrial
NIP 060040274
7
Lampiran II-b
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:
P-10/BC/2007
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor
dan Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat
Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia
Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya
Contoh Surat Pernyataan Untuk Kapal Pesiar / Yacht
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:
Alamat
:
No. Identitas
:
dengan ini menyatakan:
1. Kapal Pesiar / Yacht dengan data:
Nama Kapal
Bendera
Negara Asal
Tahun Pembuatan
Ukuran
Tempat Sandar / Dermaga
:
:
:
:
:
:
adalah benar dan sah milik saya.
2. Tidak akan melakukan perubahan data atas Kapal Pesiar / Yacht tersebut di atas.
3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia
bertanggung jawab di depan hukum atas pernyataan saya ini.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan.
..............., ............................. 2007
Yang menyatakan,
meterai 6000
...........................
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nofrial
NIP 060040274
8
Lampiran III-a
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:
P-10/BC/2007
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor
dan Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat
Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia
Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya
Contoh Berita Acara Pemeriksaan Untuk Sepeda Motor
KOP SURAT KPBC
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
NOMOR:
Berdasarkan Surat Tugas ………… (diisi nama jabatan penanda tangan surat tugas)
nomor : ………… (diisi nomor surat tugas) tanggal ………… (diisi tanggal surat tugas), kami
yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama / NIP
Pangkat / Gol.
Jabatan
:
:
:
2. Nama/NIP
Pangkat / Gol.
Jabatan
:
:
:
pada hari ini ………. tanggal ………………..(dalam huruf), di lokasi ……………………………
(diisi lokasi pemeriksaan fisik barang secara detail), telah melaksanakan tugas pemeriksaan
fisik atas Sepeda Motor dengan hasil sebagai berikut.
Merek
Tipe
Tahun Pembuatan
Nomor Rangka
Nomor Mesin
Kapasitas Silinder
Warna
:
:
:
:
:
:
:
Hasil cek fisik:
TEMPELKAN HASIL CEK FISIK NOMOR MESIN DI SINI
TEMPELKAN HASIL CEK FISIK NOMOR RANGKA DI SINI
Foto barang terlampir.
Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
.................., ....................2007
Pemeriksa I,
Pemeriksa II,
Nama :
NIP
:
Nama :
NIP
:
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana
Nofrial
NIP 060040274
Mengetahui,
Pemilik/kuasanya
Nama :
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
9
Lampiran III-b
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:
P-10/BC/2007
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor
dan Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat
Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia
Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya
Contoh Berita Acara Pemeriksaan Untuk Kapal Pesiar / Yacht
KOP SURAT KPBC
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
Berdasarkan Surat Tugas …………(diisi nama jabatan penanda tangan surat tugas)
nomor : ……diisi nomor surat tugas tanggal …………(diisi tanggal surat tugas), kami yang
bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama / NIP
Pangkat / Gol.
Jabatan
:
:
:
2. Nama/NIP
Pangkat / Gol.
Jabatan
:
:
:
pada hari ini ………. tanggal ………. (dalam huruf), di lokasi …………………………… (diisi
lokasi pemeriksaan fisik barang secara detail), telah melaksanakan tugas pemeriksaan fisik
atas kapal pesiar / yacht dengan hasil sebagai berikut.
Jumlah barang
Nama barang
Merk
Tipe/Model
Ukuran
Hull Material
Kapasitas penumpang
Tonage
Mesin
Tahun pembuatan
Negara asal
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
angka (huruf ) unit;
diisi kapal pesiar (yacht)
diisi merk / nama kapal pesiar
diisi tipe atau model
diisi panjang, lebar dan tinggi;
diisi fiberglass, kayu, aluminium atau lainnya;
diisi jumlah kapasitas penumpang;
diisi kapasitas gross weight / net weight
diisi merk, tipe, kapasitas dan spesifikasi mesin lengkap
diisi angka dan huruf
diisi nama negara pembuat barang;
Foto barang (dari beberapa sisi eksterior dan interior) terlampir.
Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
.................., ....................2007
Pemeriksa I,
Pemeriksa II,
Nama :
NIP
:
Nama :
NIP
:
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana
Mengetahui,
Pemilik/kuasanya
Nama :
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nofrial
NIP 060040274
10
Lampiran IV-a
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:
P-10/BC/2007
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor
dan Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat
Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia
Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya
Contoh Keputusan Direktur Jenderal untuk Sepeda Motor
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR: KEP-
/BC.2/MB/200..
TENTANG
PEMBERIAN IZIN PENYELESAIAN KEWAJIBAN PABEAN ATAS SEPEDA MOTOR
KEPADA ......................
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Membaca
: Surat permohonan Sdr. ....................... tanggal ...........
Menimbang : a. bahwa kendaraan Sepeda Motor sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini belum diselesaikan
kewajiban pabeannya pada saat dimasukkan ke dalam Daerah Pabean
Indonesia;
b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas status sepeda motor
dimaksud, kewajiban pabean yang terutang wajib dipenuhi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
tentang Pemberian Izin Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda
Motor Kepada ................;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4661);
2. Surat Menteri Keuangan Nomor S-167/MK.04/2007 tanggal 19 April
2007;
3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: ..... tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor dan
Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat Pemasukannya Ke Dalam
Daerah Pabean Indonesia Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Pemberitan Izin
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor Kepada ................
PERTAMA
: Memberikan izin kepada Sdr. .................... untuk menyelesaikan kewajiban
pabean atas Sepeda Motor dengan data:
Merek dan Tipe
:
Tahun Pembuatan :
Nomor Mesin
:
Nomor Rangka
:
Kapasitas silinder :
Warna
:
11
KEDUA
: Izin Penyelesaian kewajiban pabean sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA diberikan dengan ketentuan melunasi bea masuk dan pajak
dalam rangka impor dengan pos tarif ....... dan nilai pabean CIF Rp. .... (......
dalam huruf .....), yakni:
a. bea masuk dengan tarif pembebanan ..%, sebesar Rp. ...;
b. Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif pembebanan 10%, sebesar Rp. ...;
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif pembebanan ..%,
sebesar Rp. ...;
d. Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor dengan tarif pembebanan ..%,
sebesar Rp. ....
KETIGA
: (1) Yang berkepentingan diwajibkan untuk menyelesaikan kewajiban pabean
dengan mengajukan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai ............ disertai bukti pembayaran bea masuk
dan pajak dalam rangka impor;
(2) Penyelesaian kewajiban pabean sebagaimana dimaksud pada butir (1)
dilakukan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari terhitung sejak
tanggal Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini;
(3) Apabila sampai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan sebagaimana
dimaksud pada butir (2), bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang
terutang belum dibayar, maka dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen)
dari bea masuk dan pajak dalam rangka impor setiap bulan, dihitung
sejak tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayarannya, dan
bagian bulan dihitung satu bulan;
(4) Apabila sampai dengan tanggal 30 April 2008 tidak dilakukan pelunasan
atas bea masuk dan pajak dalam rangka impor, maka Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai ini dinyatakan tidak berlaku.
KEEMPAT
: Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan/kekurangan dalam
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
KELIMA
: Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Salinan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini disampaikan kepada:
Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ……….
Asli Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada:
Sdr. ..........
dengan alamat ………….
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ………….
a.n. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Direktur Teknis Kepabeanan
…………………
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana
Nofrial
NIP 060040274
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
12
Lampiran IV-b
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:
P-10/BC/2007
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor
dan Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat
Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia
Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya
Contoh Keputusan Direktur Jenderal untuk Kapal Pesiar / Yacht
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR:
/BC.2/KAPAL/200..
TENTANG
PEMBERIAN IZIN PENYELESAIAN KEWAJIBAN PABEAN ATAS KAPAL PESIAR / YACHT
KEPADA ......................
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Membaca
: Surat permohonan Sdr. ....................... tanggal ...........
Menimbang : a. bahwa kapal pesiar atau yacht sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini belum diselesaikan kewajiban
pabeannya pada saat dimasukkan ke dalam Daerah Pabean Indonesia;
b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas status kapal pesiar /
yacht, kewajiban pabean yang terutang wajib dipenuhi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal tentang Pemberian
Izin Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Kapal Pesiar / Yacht Kepada
................;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4661);
2. Surat Menteri Keuangan Nomor S-167/MK.04/2007 tanggal 19 April
2007;
3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: ..... tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor dan
Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat Pemasukannya Ke Dalam
Daerah Pabean Indonesia Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Pemberitan Izin
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Kapal Pesiar / Yacht Kepada
................
PERTAMA
: Memberikan izin kepada Sdr. .................... untuk menyelesaikan kewajiban
pabean atas Kapal Pesiar / Yacht dengan data:
Nama Kapal
Bendera
Negara Asal
Tahun Pembuatan
Ukuran
Tempat Sandar / Dermaga
:
:
:
:
:
:
13
KEDUA
: Izin Penyelesaian kewajiban pabean sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA diberikan dengan ketentuan melunasi bea masuk dan pajak
dalam rangka impor dengan pos tarif ....... dan nilai pabean CIF Rp. .... (......
dalam huruf .....), yakni:
a. bea masuk dengan tarif pembebanan ..%, sebesar Rp. ...;
b. Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif pembebanan 10%, sebesar Rp. ...;
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif pembebanan ..%,
sebesar Rp. ...;
d. Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor dengan tarif pembebanan ..%,
sebesar Rp. ....
KETIGA
: (1) Yang berkepentingan diwajibkan untuk menyelesaikan kewajiban pabean
dengan mengajukan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai ............ disertai bukti pembayaran bea masuk
dan pajak dalam rangka impor;
(2) Penyelesaian kewajiban pabean sebagaimana dimaksud pada butir (1)
dilakukan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari terhitung sejak
tanggal Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini;
(3) Apabila sampai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan sebagaimana
dimaksud pada butir (2), bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang
terutang belum dibayar, maka dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen)
dari bea masuk dan pajak dalam rangka impor setiap bulan, dihitung
sejak tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayarannya, dan
bagian bulan dihitung satu bulan;
(4) Apabila sampai dengan tanggal 30 April 2008 tidak dilakukan pelunasan
atas bea masuk dan pajak dalam rangka impor, maka Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai ini dinyatakan tidak berlaku.
KEEMPAT
: Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan/kekurangan dalam
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
KELIMA
: Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Salinan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini disampaikan kepada:
Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ……….
Asli Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada:
Sdr. ..........
dengan alamat ………….
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ………….
a.n. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Direktur Teknis Kepabeanan
…………………
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nofrial
NIP 060040274
14
Lampiran V-a
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:
P-10/BC/2007
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor
dan Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat
Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia
Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya
TATACARA PENYELESAIAN KEWAJIBAN PABEAN
ATAS SEPEDA MOTOR DENGAN KAPASITAS SILINDER MELEBIHI 250CC
1. Pemilik atau kuasanya mengajukan permohonan pemeriksaan fisik barang kepada
Direktur Teknis Kepabeanan atau Kepala KPBC dimana lokasi barang berada;
2. Direktur Teknis Kepabeanan atau Kepala KPBC dimana lokasi barang berada menunjuk
pegawai untuk melakukan pemeriksaan fisik;
3. Pegawai yang ditunjuk melakukan pemeriksaan fisik barang dan membuat Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) sesuai contoh yang ditetapkan serta menyerahkan BAP kepada
Pemilik atau kuasanya;
4. Pemilik atau kuasanya mengajukan permohonan penyelesaian Sepeda motor kepada
Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Teknis Kepabeanan sesuai contoh yang
ditetapkan dengan dilampiri dokumen yang dipersyaratkan.
5. Pejabat yang menerima permohonan memberikan tanda terima kepada pemohon.
6. Direktur Teknis Kepabeanan melakukan penelitian atas kelengkapan permohonan yang
bersangkutan:
a. Dalam hal permohonan telah lengkap menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Bea
dan Cukai tentang Pemberian Izin Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas sepeda
motor dengan mencantumkan penetapan klasifikasi, pembebanan impor, dan nilai
pabean serta besarnya bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang wajib
dilunasi;
b. Dalam hal permohonan tidak lengkap, permohonan ditolak dengan menyampaikan
alasan penolakan.
7. Staf Tata Usaha Direktorat Teknis Kepabeanan mengadministrasikan Keputusan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai dimaksud dan mendistribusikannya kepada pemohon
dan Kepala KPBC yang ditunjuk.
8. Pemilik atau kuasanya:
a. membuat PIB dengan mencantumkan nomor dan tanggal Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai dalam kolom 19 (Skep fasilitas);
b. melunasi bea masuk dan pajak dalam rangka impor melalui Bank Devisa
Persepsi/Pos Persepsi dengan menerima Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak
dalam rangka impor (SSPCP);
c. mengajukan PIB secara manual disertai SSPCP ke KPBC yang ditunjuk.
9. KPBC yang ditunjuk:
a. melakukan penelitian terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian PIB beserta
SSPCP;
b. memberikan nomor dan tanggal pendaftaran PIB, dengan tidak:
1) menetapkan jalur pengeluaran barang;
2) melakukan penetapan tarif dan nilai pabean;
3) menerbitkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).
c. menerbitkan Formulir A dan mendistribusikannya sesuai ketentuan yang berlaku.
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nofrial
NIP 060040274
15
Lampiran V-b
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor:
P-10/BC/2007
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Sepeda Motor
dan Kapal Pesiar termasuk Yacht Yang Pada Saat
Pemasukannya Ke Dalam Daerah Pabean Indonesia
Belum Diselesaikan Kewajiban Pabeannya
TATACARA PENYELESAIAN KEWAJIBAN PABEAN
ATAS KAPAL PESIAR / YACHT
1. Pemilik atau kuasanya mengajukan permohonan pemeriksaan fisik barang kepada
Kepala KPBC dimana lokasi barang berada;
2. Kepala KPBC dimana lokasi barang berada menunjuk pegawai untuk melakukan
pemeriksaan fisik;
3. Pegawai yang ditunjuk melakukan pemeriksaan fisik barang dan membuat Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) sesuai contoh yang ditetapkan serta menyerahkan BAP kepada
Pemilik atau kuasanya;
4. Pemilik atau kuasanya mengajukan permohonan penyelesaian Kapal Pesiar / Yacht
kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Teknis Kepabeanan sesuai contoh
yang ditetapkan dengan dilampiri dokumen yang dipersyaratkan.
5. Pejabat yang menerima permohonan memberikan tanda terima kepada pemohon.
6. Direktur Teknis Kepabeanan melakukan penelitian atas kelengkapan permohonan yang
bersangkutan:
a. dalam hal permohonan telah lengkap, menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Bea
dan Cukai tentang Pemberian Izin Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Kapal
Pesiar / Yacht dengan mencantumkan penetapan klasifikasi, pembebanan impor,
dan nilai pabean serta besarnya bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang
wajib dilunasi;
b. dalam hal permohonan tidak lengkap, permohonan ditolak dengan menyampaikan
alasan penolakan.
7. Staf Tata Usaha Direktorat Teknis Kepabeanan mengadministrasikan Keputusan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai dimaksud dan mendistribusikannya kepada pemohon
dan Kepala KPBC yang ditunjuk.
8. Pemilik atau kuasanya:
a. membuat PIB dengan mencantumkan nomor dan tanggal Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai dalam kolom 19 (Skep fasilitas);
b. melunasi bea masuk dan pajak dalam rangka impor melalui Bank Devisa
Persepsi/Pos Persepsi dengan menerima SSPCP;
c. mengajukan PIB secara manual disertai SSPCP ke KPBC yang ditunjuk.
9. KPBC yang ditunjuk:
a. melakukan penelitian terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian PIB beserta
SSPCP;
b. memberikan nomor dan tanggal pendaftaran PIB, dengan tidak:
1) menetapkan jalur pengeluaran barang;
2) melakukan penetapan tarif dan nilai pabean;
3) menerbitkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).
c. menerbitkan Formulir A dan mendistribusikan sesuai peruntukannya.
10. Berdasarkan PIB beserta SSPCP, KPBC yang mengawasi lokasi Kapal Pesiar / Yacht:
a. melakukan pembukaan segel terhadap Kapal Pesiar / Yacht yang masih dalam
keadaan disegel.
b. mengembalikan jaminan apabila pemilik menyerahkan jaminan sebelum dilakukan
penyelesaian kewajiban pabean.
SALINAN sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana
Nofrial
NIP 060040274
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
ttd.
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
16
Download