hubungan pengembangan karier perawat dengan kualitas

advertisement
HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT
DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
VENDRHA ZANI ZEGAL
201110201064
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015
I
HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT
DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Disusun Oleh:
VENDRHA ZANI ZEGAL
201110201064
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015
II
.
III
HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT
DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL
THE RELATIONSHIP BETWEEN NURSE CAREER
DEVELOPMENTS AND NURSING SERVICE
QUALITY AT WONOSARI DISTRICT
PUBLIC HOSPITAL OF
GUNUNGKIDUL1
Vendrha Zani Zegal, Syaifudin
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan
waktu cross sectional. Teknik sampling menggunakan incidental sampling sejumlah 40
orang. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data
menggunakan uji kendall tau. Penelitian menunjukkan bahwa pengembangan karier
perawat di RSUD Wonosari Gunungkidul dalam kategori baik (92,5%) dan kualitas
pelayanan keperawatan di RSUD Wonosari Gunungkidul termasuk dalam kategori baik
(55%). Hasil analisis dengan uji kendall tau diperoleh p-value 0,001 < 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengembangan karier perawat dengan
kualitas pelayanan keperawatan.
Kata kunci: pengembangan karier, kualitas pelayanan keperawatan, perawat
Abstract: The study employed the descriptive correlation with cross sectional approach.
The research samples were 40 students taken through incidental sampling technique.
The data were gathered through questionnaire. The data analysis used Kendall Tau test.
The results show that the nurse career developments at Wonosari District Hospital of
Gunungkidul Yogyakarta is in a good category (92.5%) and the nursing service quality
at Wonosari District Hospital of Gunungkidul is in a good category (55%). The
statistical test result of Kendall Tau obtained p-value of 0.001 < 0.5. The result of the
research shows that there is a relationship between nurse career development with
nursing service quality.
Keywords
: career development, nursing service quality, nurse
IV
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan yang
melakukan pelayanan dibidang kesehatan. Banyak dari masyarakat kita yang sudah
menganggap rumah sakit merupakan harapan terakhir dalam memperoleh kesehatan,
tentunya hal ini juga harus didukung dengan pemberian pelayanan kesehatan yang
berkualitas dari penyedia layanan kesehatan khususnya oleh perawat (Kuntoro, 2010).
Keperawatan merupakan sebuah profesi dan perawat sebagai tenaga profesional
yang bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan (Wijayana, 2008).
Kualitas pelayanan keperawatan adalah sikap profesional perawat yang memberikan
kenyamanan dan perlindungan bagi setiap pasien yang sedang menjalani proses
pemulihan.Penilaian baik atau buruknya terhadap kualitas pelayanan kesehatan sangat
bergantung pada perawat hal ini yang akan menjadi acuan masyarakat dalam kualitas
pelayanan disebuah rumah sakit (DepKes RI, 2009).
Tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan dalam sebuah rumah sakit dengan
mendidik perawat agar mempunyai sikap profesional dan bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya (Arwani, 2006). Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan asuhan keperawatan, menghasilkan
pendapatan institusi (Rumah Sakit), meningkatkan kepuasan dalam bekerja,
meningkatkan kepercayaan konsumen, dan untuk menjalankan kegiatan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan Pemberdayaan sumber daya manusia bisa dilakukan
dengan pembinaan karier dengan baik supaya bisa memaksimalkan pendayagunaan
tenaga perawat. Setiap orang yang bekerja menginginkan kariernya terus meningkat dari
waktu ke waktu, penghasilan bertambah, dan mendapatkan perlakuan serta penghargaan
yang layak dan adil dalam penugasan kerja. Hal ini akan menjadikan perawat berusaha
terus berprestasi, memperoleh kepuasan kerja, dan meningkatkan kualitas pelayanan
(Marquis & Houston, 2012).
Di Indonesia, perawat merupakan komposisi tenaga kesehatan terbesar dan belum
merata. Proporsi tenaga keperawatan Indonesia adalah 51,22% (165,937) dari tenaga
kesehatan (323,942). Tenaga keperawatan yang bekerja di puskesmas sebesar 36,41%
(56,727). Tenaga kesehatan atau perawat yang bekerja di RS sebesar 64,96% (109,210)
dari semua tenaga kesehatan yang bekerja di RS (168,126) (DepKes, 2007).
Banyaknya keluhan warga masyarakat terhadap pelayanan yang merugikan pasien
diberikan oleh RSUD Wonosari membuat anggota DPRD Gunungkidul memberikan
tanggapan keras kepada pihak rumah sakit tersebut. Manajemen rumah sakit sudah
seharusnya berbenah dan melakukan perbaikan baik dari segi pelayanan maupun segi
sumber daya manusia (Susmayanti, 2014).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 6 januari 2014 di bangsal Mawar,
Bakung, dan Anggrek dengan 7 orang pasien dengan rata-rata mondok 5-9 hari. Hampir
semua pasien yang diwawancarai mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan perawat
1
sudah baik, ramah, dan cepat ketika dimintai tolong, namun pasien juga mengatakan
perawat sering tergesa-gesa dalam melakukan tindakan, kadang tidak menjelaskan
prosedur sebelum melakukan tindakan, dan kurang hati-hati dalam melaukan tindakan.
Serta berdasarkan hasil temuan dari data rekam medis pasien masih kurang lengkap.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahuinya hubungan pengembangan karier
perawat dengan kualitas pelayanan keperawatan di RSUD Wonosari Gunugkidul.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini bersifat studi korelasi merupakan penelitian atau penelaahan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok subjek
dengan pendekatan cross sectional yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali
pengumpulan data pada saat tertentu sekaligus dapat menggambarkan perkembangan
individu dari berbagai faktor.
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang diteliti yang
meliputi karakter atau sifat dari suatu subjek, populasi pada penelitian ini adalah 104
perawat yang berada di RSUD Wonosari Gunungkidul. Sedangkan sampel pada
penelitian ini sebanyak 40 perawat pelaksana di ruang rawat inap bangsal Anggrek,
Bakung, dan Mawar. Dengan menggunakan metode non probability sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi
setiap unsur populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental
sampling yakni teknik penentuan sampel berdasarkan secara kebetulan ditemui dan
cocok sebagai sumber data yang ada di ruang rawat inap.
Bentuk instrumen yang digunakan adalah kuesioner sebagai alat pengumpul data
untuk kedua variabel. Skala data yang digunakan untuk kedua variabel adalah skala
likert-like. Kuesioner untuk kualitas pelayanan keperawatan disusun sendiri oleh peneliti
yang disesuaikan dengan standar kualitas pelayanan keperawatan dengan menggunakan
skala likert-like yaitu selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang diberi
skor 2 dan tidak pernah diberi skor 1.
Peneliti melakukan uji validitas kuesioner kualitas pelayanan keperawatan dan
pengembangan karier perawat pada 20 orang perawat di bangsal Cempaka dan Melati
RSUD Wonosari Gunungkidul, dengan nilai kesalahan 5 % dengan taraf signifikan
0,444. Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner yang dilakukan di bangsal Cempaka dan
bangsal Melati RSUD Wonosari dengan jumlah responden 20 orang perawat yaitu nilai
rhitungļ‚³ 0,444. Kuesioner kualitas pelayanan keperawatan terdiri dari 30 item
pernyataan terdapat 21 item yang dinyatakan valid dan lainnya dinyatakan tidak valid
yaitu pada komponen reliability item pernyataan 3, 5, 8, komponen responsiveness
nomor 11, 16, komponen assurance nomor 18, 21, komponen empathy nomor22, 24
dinyatakan gugur karena nilai r hitung < 0,444. Sedangkan kuesioner untuk
pengembangan karier perawat terdiri dari 15 item pernyataan yang dinyatakan valid
semua. Hasil analisis uji reliabilitas instrumen diperoleh r Alpha untuk instrumen
kualitas pelayanan keperawatan sebesar 0,892, sedangkan instrumen pengembangan
2
karier perawat nilai r Alpha sebesar 0,867. Karena r Alpha dari kedua instrumen tersebut
lebih besar dari r tabel (0,600) yang menunjukkan bahwa kedua instrumen tersebut
dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Hasil Penelitian
di RSUD Wonosari Gunungkidul
No Karakteristik Responden
Frekuensi (F)
Persentase (%)
1
Jenis Kelamin
Laki-laki
7
17.5 %
Perempuan
33
82.5 %
Jumlah
40
100.0 %
2
Usia
20-25 tahun
2
5%
26-35 tahun
25
62,5 %
>35 tahun
13
32,5%
Jumlah
40
100 %
3
Pendidikan
D3
39
97,5 %
S1
1
2,5 %
Jumlah
40
100%
4
Status Kepegawaian
Kontrak
1
2,5 %
Tetap
39
97,5 %
Jumlah
40
100%
5
Masa Kerja
1-2 tahun
3-5 tahun
8
20 %
>5 tahun
32
80 %
Jumlah
40
100 %
Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 33 orang (82,5%). Karakteristik
responden berdasarkan usia terbanyak adalah 26-35 tahun dengan jumlah 25 orang
(62,5%). Karakteristik responden berdasarkan latar belakang pendidikan terbanyak
adalah D3 dengan jumlah 39 orang (97,5%). Karakteristik responden berdasarkan status
kepegawaian terbanyak adalah pegawai tetap dengan jumlah 39 orang (97,5%).
Karakteristik responden berdasarkan masa kerja terbanyak adala >5 tahun dengan
jumlah 32 orang (80%).
3
2. Pengembangan Karier Perawat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengembangan Karier Perawat
di RSUD Wonosari Gunungkidul
Pengembangan Karier Perawat
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Baik
22
55%
Cukup
18
45%
Kurang
0
0
Jumlah
40
100%
Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 2, distribusi frekuensi pengembangan karier perawat di
RSUD Wonosari, menunjukkan bahwa pengembangan karier perawat dalam kategori
baik dengan jumlah 22 orang (55%).
3. Kualitas Pelayanan Keperawatan
Tabel 3. Frekuensi Kualitas Pelayanan Keperawatan
di RSUD Wonosari Gunungkidul
Kualitas Pelayanan Keperawatan
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Baik
37
92,5%
Cukup
3
7,5%
Kurang
0
0
Jumlah
40
100%
Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 3, distribusi frekuensi kualitas pelayanan keperawatan di
RSUD Wonosari, menunjukkan bahwa pengembangan karier perawat dalam kategori
baik dengan jumlah 37 orang (92,5%).
4. Tabulasi Silang Karakteristik Responden dengan Pengembangan Karier
Perawat
Tabel 4. Tabulasi Silang Karakteristik Responden dengan Pengembangan Karier
Perawat di RSUD Wonosari Gunungkidul
4
Karakteristik
Kurang
1. Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
2. Usia
20-25 tahun
26-35 tahun
>35 tahun
Jumlah
3. Pendidikan
D3
S1
Jumlah
4. Status
Kepegawaian
Kontrak
Tetap
Jumlah
5. Masa Kerja
1-2 tahun
3-5 tahun
>5 tahun
Jumlah
Data Primer 2015
Pengembangan Karier
% Cukup %
Baik %
Total
%
-
3
15
18
7,5%
37,5%
45%
4
18
22
10%
45%
55%
7
33
40
17,5%
82,5%
100%
-
1
9
8
18
2,5%
22,5%
20%
45%
1
16
5
22
2,5%
40%
12,5%
55%
2
25
13
40
5%
62,5%
32,5%
100%
-
18
18
45%
45%
21
1
22
52,5%
2,5%
55%
39
1
40
97,5%
2,5%
100%
-
1
17
18
2,5%
42,5%
45%
22
22
55%
55%
1
39
40
2,5%
97,5%
100%
-
3
15
18
7,5%
37,5%
45%
5
17
22
12,5%
42,5%
55%
8
32
40
20%
80%
100%
Bedasarkan tabel 4, pengembangan karier perawat berada dalam kategori baik
dengan jenis kelamin perempuan dengan jumlah 18 orang (45%). Berdasarkan usia,
pengembangan karier perawat berada dalam kategori baik pada kelompok umur 2535 tahun sebanyak 16 orang (40%). Berdasarkan pendidikan, pengembangan karier
perawat dalam kategori baik pada pendidikan D3 dengan jumlah 21 orang (52,5%).
Berdasarkan status kepegawaian, pengembangan karier perawat berada dalam
kategori baik pada status pegawai tetap dengan jumlah 22 orang (55%). Berdasarkan
masa kerja, pengembangan karier perawat berada dalam kategori baik pada masa
kerja > 5 tahun dengan jumlah 17 orang (42,5%).
5. Tabulasi Silang Karakteristik Responden Dengan Kualitas Pelayanan
Keperawatan
Tabel 5. Tabulasi Silang Karakteristik Responden dengan Pengembangan Karier
Perawat di RSUD Wonosari Gunungkidul
5
Karakteristik
Kurang
1. Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
2. Usia
20-25 tahun
26-35 tahun
>35 tahun
Jumlah
3. Pendidikan
D3
S1
Jumlah
4. Status
Kepegawaian
Kontrak
Tetap
Jumlah
5. Masa Kerja
1-2 tahun
3-5 tahun
>5 tahun
Jumlah
Data Primer 2015
Kualitas Pelayanan Keperawatan
% Cukup %
Baik
%
Total
%
-
1
2
3
2,5%
5%
7,5%
6
31
37
15%
77,5%
92,5%
7
33
40
17,5%
82,5%
100%
-
2
1
3
5%
2,5%
7,5%
2
23
12
37
5%
57,5%
30%
92,5%
2
25
13
40
5%
62,5%
32,5%
100%
-
3
3
7,5%
7,5%
36
1
37
90%
2,5%
92,5%
39
1
40
97,5%
2,5%
100%
-
3
3
7,5%
7,5%
1
36
37
2,5%
90%
92,5%
1
39
40
2,5%
97,5%
100%
-
2
1
3
5%
2,5%
7,5%
6
31
37
15%
77,5%
92,5%
8
32
40
20%
80%
100%
Bedasarkan tabel 5, kualitas pelayanan keperawatan berada dalam kategori baik
pada jenis kelamin perempuan dengan jumlah 31 orang (77,5%). Berdasarkan usia,
kualitas pelayanan keperawatan berada dalam kategori baik pada kelompok umur
26-35 tahun sebanyak 23 orang (57,5%). Berdasarkan pendidikan, kualitas
pelayanan keperawatan dalam kategori baik pada pendidikan D3 dengan jumlah 36
orang (90%). Berdasarkan status kepegawaian, kualitas pelayanan keperawatan
berada dalam kategori baik pada status pegawai tetap dengan jumlah 36 orang
(90%). Berdasarkan masa kerja, kualitas pelayanan keperawatan berada dalam
kategori baik pada masa kerja >5 tahun dengan jumlah 31 orang (77,5%).
6. Hubungan Pengembangan Karier Perawat dengan Kualitas Pelayanan
Keperawatan
Tabel 6. Hubungan Pengembangan Karier Perawat dengan Kualitas Pelayanan
Keperawatan di RSUD Wonosari Gunungkidul
6
Pengembangan
Kualitas Pelayanan Keperawatan
Karier Perawat Kurang % Cukup
%
Baik
%
Total
%
Baik
23
57,5%35
23
57,5%
Cukup
3
7,5%
14
%
17
42,5%
Kurang
Jumlah
3
7,5%
37
92,5%
40
100%
r=0,386
p = 0,001
α = 0,05
n = 40
Data Primer 2015
Berdasarkan data pada tabel 6, hubungan pengembangan karier perawat dengan
dengan kualitas pelayanan keperawatan di RSUD Wonosari, dalam kategori baik
dengan jumlah 23 orang (57,5%). Berdasarkan uji analisis Kendall Tau didapatkan
bahwa nilai significancy p sebesar 0,001 karena nilai p <0,05 maka Ha diterima dan
Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengembangan karier
perawat dengan kualitas pelayanan keperawatan di RSUD Wonosari Gunungkidul
tahun 2015. Analisis koefesien kontingensi pada korelasi antara pengembangan
karier perawat dengan kualitas pelayanan keperawatan di RSUD Wonosari
Gunungkidul menunjukkan angka sebesar 0,386 yang memiliki arah hubungan
positif, artinya semakin tinggi pengembangan karier perawat maka semakin baik
kualitas pelayanan yang diberikan.
PEMBAHASAN
1. Pengembangan Karier Perawat
Berdasarkan tabel 2 dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
atau sebesar 55% perawat di RSUD Wonosari Gunungkidul mempunyai
pengembangan karier yang baik dan sisanya sebesar 45% memiliki tingkat
pengembangan karier cukup. Pengembangan karier perawat meliputi 1).Promosi,
sebanyak 34 orang (85,5%) menyatakan tidak setuju apabila promosi tidak berhasil
memberikan motivasi kepada perawat untuk bekerja dengan baik, 2).Pendidikan,
ditunjukkan dengan jawaban tertinggi sangat setuju yaitu 30 orang (75%) bahwa
perawat yang telah mengikuti pendidikan formal berhasil meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan, 3).Pelatihan, ditunjukkan dengan jawaban tertinggi adalah
sebanyak 27 orang (67,5%) menyatakan tidak setuju mengenai pelatihan tidak
berhasil meningkatkan kualitas kerja seorang perawat dalam memberikan pelayanan
kepada pasien.
Pengembangan karier merupakan suatu proses peningkatan kemampuan diri
(Siagian, 2009). Pengembangan karier bisa dikatakan sebagai sebuah proses
identifikasi terhadap kemampuan karyawan yang mendorong pertumbuhan sikap
profesional sehingga semakin berkembangnya karyawan yang potensial.
7
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui kegiatan promosi yang
merupakan suatu bentuk pengakuan dan kepercayaan terhadap kemampuan serta
kecakapan karyawan untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi. bentuk
penghargaan terhadap kontribusi seorang perawat, promosi bisa dijadikan sebagai
suatu proses menjaga persaingan sekaligus cara terbaik dalam menjaga motivasi
perawat.
Pendidikan menjadi salah satu acuan organisasi/manajemen dalam
meningkatkan karier seorang perawat, artinya semakin tinggi latar belakang
pendidikan maka semakin besar pula harapan peningkatan kariernya (Sitohang,
2006). Oleh sebab itu untuk bisa mengembangkan karier menjadi lebih baik, maka
perlu pendidikan secara berkelanjutan baik pendidikan formal dan pendidikan tidak
formal. Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan seseorang perlu dilakukan pelatihan.
Sebuah fasilitas yang diperoleh seorang karyawan dari perusahaan untuk dapat
membantu meningkatkan kualitas dan karier karyawan. Pengembangan karier sangat
bermanfaat bagi kedua belah pihak baik untuk sebuah organisasi maupun bagi tenaga
kerja (perawat). Pengembangan karier sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak
baik untuk sebuah organisasi maupun bagi tenaga kerja (perawat). Bagi tenaga kerja
selain sebagai metode untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian pelatihan bisa
mendorong pertumbuhan kematangan mental pribadi. Bagi organisasi selain
memudahkan dalam mencapai tujuan, pengembangan karier bisa dijadikan sebagai
proses seleksi terhadap potensi potensi perawat untuk dikembangkan.
2. Kualitas Pelayanan Keperawatan
Berdasarkan tabel 3 Pada ditemukan bahwa sebagian besar atau 92,5% perawat
di RSUD Wonosari Gunungkidul memiliki kualitas pelayanan baik dan sisanya 7,5%
memiliki kualitas pelayanan keperawatan cukup. Meliputi: 1).Reliability, sebanyak
33 orang (82,5%) menyatakan tidak pernah bersikap acuh setiap melakukan tindakan
keperawatan, 2).Responsiveness, yang ditunjukkan dengan jawaban tertinggi adalah
selalu sebanyak 33 orang (82,5%) dengan pernyataan memantau keadaan pasien
secara rutin, 3).Assurance, yang ditunjukkan dengan jawaban terbanyak adalah
selalu 34 orang (85%) dalam menjawab setiap pertanyaan klien dengan ramah dan
seksama, 4).Empathy, jawaban yang terbanyak adalah tidak pernah 34 orang (85%)
dengan pernyataan tindakan keperawatan yang dilakukan kurang sesuai dengan
standar, 5).Tangible, ditunjukkan dengan jawaban tertinggi yaitu selalu sebanyak 31
orang (77,5%) dengan alasan selalu menjaga kebersihan seragam yang dikenakan.
Menurut Parasuraman (2001, dalam Nursalam, 2014) inti dari konsep kualitas
pelayanan keperawatan adalah daya tanggap perawat (responsiveness), mampu
memberikan jaminan (assurance), menunjukkan bukti fisik (tangible) yang dapat
dilihatnya, menurut empati (empathy) dari perawat yang memberikan pelayanan
8
sesuai dengan keandalannya (reliability) dalam menjalankan tugas pelayanan
keperawatan.
Kualitas pelayanan merupakan sikap profesional perawat yang memberikan
perasaan nyaman, sebuah kompensasi sebagai pemberi layanan yang menimbulkan
perasaan puas pada diri pasien sebagai wujud dari kepedulian perawat dalam
memberikan pelayanan yang prima pada pasien. Peneliti menilai bahwa kualitas
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dipengaruhi oleh perilaku
perawat yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam keperawatan di rumah
sakit. Kualitas pelayanan keperawatan yang baik ditentukan oleh kompetensi dari
perawat di rumah sakit tersebut kompetensi adalah kualitas pribadi atau kemampuan
dalam melaksanakan tugas. Pengetahuan dan keterampilan perawat sangat
ditentukan oleh tingkat pendidikan perawat yang bisa mempengaruhi seseorang
dalam berperilaku dan mengambil sebuah tindakan pada kasus ini adalah dalam
memberikan pelayanan. Perawat dengan tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai
kualitas pelayanan yang lebih baik karena semakin tinggi tingkat pendidikannya
maka kemampuan secara kognitif dan keterampilan akan meningkat (Notoadmojo,
2012).
Sikap dan keterampilan perawat juga dipengaruhi oleh masa kerjanya, menurut
Farida (2011) menyatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja semakin terampil
dan semakin cepat dia dalam menyelesaikan tugas tersebut. Teori ini juga diperkuat
oleh Cronenwett dkk. (2007) dalam risetnya mengemukakan bahwa sikap perawat
lebih banyak terbentuk berdasarkan pengalaman kerja, perawat senior lebih terampil
dalam menangani pasien dan berpengalaman terhadap berbagai tipe kepribadian
pasien dibandingkan dengan perawat junior.
3. Hubungan Pengembangan Karier Perawat dengan Kualitas Pelayanan
Keperawatan
Berdasarkan uji analisis Kendall Tau didapatkan bahwa nilai significancy
sebesar 0,001 karena nilai p <0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan pengembangan karier perawat dengan kualitas
pelayanan keperawatan di RSUD Wonosari Gunungkidul tahun 2015. Adanya
hubungan pada kedua variabel tersebut menjelaskan bahwa pengembangan karier
yang baik akan memberikan pengaruh atau dampak pada kualitas pelayanan
keperawatan yang baik, sedangkan pengembangan karier yang kurang maka akan
berdampak pada buruknya kualitas pelayanan keperawatan.
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan Sulung
(2013) yang meneliti tentang Pengembangan Karir Perawat terhadap Mutu
Pelayanan Keperawatan Profesional di Ruang Anak RSUP. Dr. M. Djamil Padang
Menyatakan bahwa pendidikan (p = 0,039) dan pengembangan karier perawat (p =
0,000) mempunyai pengaruh terhadap mutu/kualitas pelayanan keperawatan
sehingga hal ini mampu meningkatkan kompetensi dan kinerja perawat dalam
menunjang kualitas pelayanan keperawatan. Penelitian ini juga didukung oleh
9
penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014) yang menyatakan adanya hubungan
antara kualitas pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien, artinya
bahwa faktor lain yang menentukan kualitas pelayanan keperawatan adalah penilaian
dari pasien tentang kinerja yang diberikan oleh seorang perawat yang merupakan
sebuah bentuk pengakuan terhadap pelayanan yang diterima.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD Wonosari Gunungkidul
tentang hubungan pengembangan karier perawat dengan kualitas pelayanan
keperawatan. Sebanyak 22 orang (55%) perawat di RSUD Wonosari Gunungkidul
tahun 2015 menyatakan pengembangan karier perawat dalam kategori baik, sedangkan
sebanyak 37 orang (92,5%) di RSUD Wonosari Gunungkidul tahun 2015 menyatakan
kualitas pelayanan keperawatan dalam kategori baik dan berdasarkan uji hubungan
signifikan antara pengembangan karier perawat dengan kualitas pelayanan keperawatan
di RSUD Wonosari Gunungkidul dengan nilai p < 0,05 sebesar 0,001.
SARAN
1. Bagi ilmu pengetahuan keperawatan
Hasil penelitian ini sekiranya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dan
kajian pada bidang ilmu keperawatan, khususnya dibidang manajemen keperawatan
terkait dengan pengembangan karier perawat dengan kualitas pelayanan
keperawatan.
2. Bagi RSUD Wonosari
Diharapkan bagi Direktur RSUD Wonosari tetap menjaga kualitas pelayanan
keperawatan yang diberikan terutama dalam hal pengembangan karier perawat guna
menjaga kinerja dan motivasi kerja perawat pelaksana.
3. Bagi perawat
Diharapkan perawat untuk terus meningkatkan kemampuan dan mengembangkan
potensi yang dimiliki dalam menunjang pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dengan menambah pengetahuan terbaru.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini agar dapat menjadi sumber informasi dan bahan kajian untuk
menambah wawasan dan pengembangan penelitian
10
DAFTAR PUSTAKA
Arwani, H.S. Manajemen Bangsal
Keperawatan. EGC. 2006. Jakarta
Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Dewi. U. (2014). “Hubungan kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien
rawat inap di bangsa penyakit dalam dan bedah di RS DR. Soetarto”. KTI tidak
dipublikasikan. Yogyakarta: Stikes ‘Aisiyah Yogyakarta
Farida. (2011). Kepemimpinan Efektif dan Motivasi Kerja dalam Penerapan
Komunikasi TerapeutikPerawat. Jurnal Ners, 6(1):31-41.
Hasibuan, S.P. 2005. Manajemen Sumber
Aksara, Jakarta
Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi
Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Marquis dan Huston (2012). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan
Aplikasi. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta. Edisi 4. EGC.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Purwanto, M. 2007. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Wijayana, M. 2008. Membangun Pribadi Perawat,
(Online),
http://www.52.
11.148.220/ppko/file/membangun%2 0pribadi%caring%20perawat,
diakses tanggal 13 Oktober 2014).
Wijono, D. 2006. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Aplikasi. Surabaya. Airlangga University Press.
11
Teori,
Strategi
dan
Download