pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini tibalah pada saat di mana hampir seluruh dimensi kehidupan
dituntut menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang serba cepat. Hal ini
merupakan dampak dari adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin berkembang. Di dalam dunia ekonomi dan bisnis adanya kondisi
pergeseran pasar yang semakin terpecah menyebabkan sebuah perusahaan tidak
hanya cukup mengonsentrasikan diri pada kegiatan peningkatan efisiensi
produksi, kinerja terunggul atau penawaran fitur yang inovatif saja melainkan
bagaimana cara perusahaan dapat berinteraksi dan berhubungan dengan
pelanggan melalui teknologi informasi yang mumpuni menjadi tantangan baru
bagi perusahaan untuk menentukan siklus hidup perusahaan kedepannya.
Penerapan customer relationship management atau manajemen hubungan
pelanggan perlu diterapkan pada sebuah perusahaan sebagai sarana perusahaan
dapat berinteraksi dan membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Diharapkan dengan penerapan CRM, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan
dan harapan pelanggan terhadap produk atau jasa layanan yang akan diberikan
perusahaan kepada pelanggan. Dengan penerapan customer relationship
management perusahaan akan lebih mudah menciptakan kepuasaan hingga
mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan, yang pada akhirnya
akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
Pada penelitian ini, peneliti ingin mendeskripsikan mengenai salah satu
perusahaan BUMN di Indonesia dalam mempertahankan loyalitas pelanggannya.
PT Telkom Tbk atau biasa dikenal dengan Telkom, adalah salah satu perusahaan
yang bergerak pada bisnis pelayanan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Dari
beberapa jasa layanan telekomunikasi yang dikembangkan oleh Telkom satu
diantaranya adalah layanan Telkom Flexi atau sering dikenal dengan Flexi. Flexi
1
merupakan salah satu produk telekomunikasi Fixed Wireless Acces (FWA) milik
Telkom yang berbasis teknologi CDMA (Code Division Multiple Acces).
Telkom Flexi adalah telepon bergerak terbatas dalam satu area code yang
memiliki fitur limited mobility. Telkom Flexi merupakan jaringan akses nirkabel
terbesar di Indonesia yang hanya membebankan pelanggan dengan dasar tarif
secara umum lebih rendah daripada tarif layanan operator GSM (Global System
for Mobile Communication). Seiring persaingan antar operator telekomunikasi
yang semakin terbuka, adanya perubahan pola perilaku masyarakat dalam
mengakses media komunikasi serta meningkatnya penggunaan perangkat ponsel
cerdas yang disertai perkembangan aplikasi berbasis internet yang semakin
canggih, menyebabkan pertumbuhan bisnis Telkom Flexi perlu ditingkatkan.
Hal ini dikarenakan teknologi CDMA yang digunakan sebagai basis layanan
Flexi semakin tidak dapat dikembangkan.
Maka, Telkom menghentikan layanan CDMA Flexi dan melakukan
upgrade ke layanan GSM Telkomsel. Setelah resmi dikeluarkannya kebijakan
pemerintah mengenai penataan frekwensi jaringan bergerak seluler, yakni PM
No.30 Tahun 2014 dan KM No.934 Tahun 2014 tentang Penataan Pita
Frekwensi dan Pengalihan Izin Penggunaan Frekwensi 800 Mhz, Telkom pun
mulai melakukan upgrade layanan Flexi ke Telkomsel. Alasan dipilihnya
Telkomsel dikarenakan Telkomsel merupakan adalah salah satu anak perusahaan
PT Telkom Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 65%, hal ini dimaksudkan
agar memudahkan dalam pengalihan jalur lini bisnis perusahaan. Upgrade
layanan Flexi ke Telkomsel tersebut tengah berlangsung sejak bulan Oktober
2014 hingga bulan Juni 2015 di seluruh wilayah Telkom di Indonesia. Seluruh
pelanggan Flexi melakukan upgrade layanan ke Telkomsel secara bertahap di
setiap plasa Telkom terdekat.
Demi mencegah larinya pelanggan ke pesaing lain dan membantu proses
upgrade layanan, penerapan customer relationship management dimanfaatkan
untuk mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Maka, peneliti
tertarik untuk meneliti “Bagaimana penerapan dan pengelolaan customer
relationship
management
PT
Telkom
Tbk
Witel
Yogyakarta
dalam
2
mempertahankan loyalitas pelanggannya terkait upgrade layanan Flexi ke
Telkomsel?”
B. Rumusan Masalah
Dari penjabaran latar belakang dan gambaran fenomena yang telah
dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini
adalah:
“Bagaimana penerapan dan pengelolaan customer relationship management PT
Telkom Tbk Witel Yogyakarta dalam mempertahankan loyalitas pelanggannya
terkait upgrade layanan Flexi ke Telkomsel?”
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan customer relationship management yang
diterapkan oleh Telkom khususnya wilayah Telkom Yogyakarta dalam
mempertahankan loyalitas pelanggan terkait upgrade layanan Flexi ke
Telkomsel.
2. Untuk mengetahui kegunaaan komunikasi pemasaran dalam penerapan
dan
pengelolaan
customer
relationship
management
dalam
mempertahankan loyalitas pelanggan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis: Dapat menjadi wacana tambahan dan acuan dalam dunia
akademis yang dijadikan sebagai referensi pembelajaran ilmu pengetahuan
di
bidang
komunikasi
pemasaran
terkait
customer
relationship
management yang diterapkan oleh suatu perusahaan serta efektifitasnya
kepada pelanggan.
2. Manfaat praktis: Dapat memberikan masukan yang berarti bagi perusahaan
untuk menentukan strategi yang tepat dalam penerapan strategi customer
relations secara efektif, serta bagi pembaca dan masyarakat penelitian ini
3
diharapkan dapat menambah pemahaman serta wawasan tentang
pentingnya strategi customer relationhip management sebagai strategi
suatu perusahaan dalam berinteraksi dan mengidentifikasi pelanggan.
E. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana costumer relationship
management akan mempengaruhi loyalitas pelanggan. Costumer relationship
management tersebut akan digunakan untuk menciptakan dan mempertahankan
hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan
pelanggan. Sehingga akan tercipta hubungan bisnis yang erat dan terbuka serta
terjalin komunikasi dua arah diantara keduanya. Dengan demikian loyalitas
pelanggan dan kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan dapat dipertahankan. Berikut merupakan paparan kerangka
pemikiran yang akan diuraikan lebih lanjut oleh peneliti untuk mengkaji
costumer relationship management dalam mempertahankan loyalitas pelanggan.
Kerangka pemikiran tersebut akan digunakan sebagai panduan untuk
menganalisis upgrade layanan Flexi ke Telkomsel PT Telkom Tbk Witel
Yogyakarta.
1. Berorientasi Pelanggan
Perusahaan dapat dikatakan telah berorientasi kepada pelanggan jika
strategi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya telah didasarkan
pada pemahaman mengenai kebutuhan pelanggan. Strategi perusahaan yang
berorientasi pelanggan sengaja dibentuk untuk memberikan kemudahan bagi
pelanggan, memiliki fokus pemenuhan maupun keinginan pelanggan,
mendesain dan mengarahkan semua potensi yang ada untuk melayani
pelanggan. Perusahaan akan berusaha bergerak proaktif untuk menanggapi
keluhan maupun respon pelanggan. Perusahaan yang berorientasi pada
pelanggan akan memanfaatkan informasi mengenai pelanggan untuk dapat
menciptakan nilai yang tertinggi bagi pelanggan. Strategi tersebut akan
dilengkapi dengan suatu metode evaluasi pengukuran hasil yang bertujuan
4
untuk mengukur tingkat keberhasilan dari hasil penerapan strategi tersebut
Chen dan Popovich (2003).
Menurut Buttle (2004) perusahaan yang mengutamakan pelanggan seperti
itu senantiasa belajar tanpa lelah menyesuaikan langkah-langkah mereka
dengan tuntutan pelanggan dan situasi persaingan bisnis. Untuk itu diperlukan
suatu cara yang tepat supaya perusahaan dapat mengidentifikasi dan
berhubungan dengan pelanggan, sehingga mampu melayani mereka dengan
lebih cepat dan tepat. Demi menghasilkan hubungan yang bersinergi diantara
perusahaan dengan pelanggan maka perusahaan perlu berinteraksi dengan
lebih dekat dan personal dengan pelanggan melalui berbagai saluran yang
tersedia.
2. Customer Relationship Management
2.1 Pengertian dan Konsep Dasar Customer Relationship Management
Menurut Payne, Adrian dan Frow (2005) customer relationship
management atau manajemen hubungan pelanggan adalah suatu pendekatan
strategis yang berfokus pada usaha untuk meningkatkan nilai bagi
stakeholder melalui pengembangan hubungan dengan key customer dan
costumer segment. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009) manajemen
hubungan pelanggan merupakan proses pengelolaan informasi tentang
pelanggan dan custumer touch point secara cermat untuk memaksimalkan
loyalitas pelanggan. Swift (2000) beranggapan bahwa manajemen hubungan
pelanggan sebagai pendekatan untuk memahami dan mempengaruhi
perilaku pelanggan melalui serangkaian aktifitas komunikasi untuk
meningkatkan kesetiaan dan profitabilitas pelanggan.
Sedangkan Buttle (2004) menjelaskan lebih rinci mengenai customer
relationship management atau manajemen hubungan pelanggan yakni
sebuah strategi inti dalam bisnis yang mengintegrasi proses-proses dan
fungsi-ungsi internal dengan semua jaringan eksternal untuk menciptakan
serta mewujudkan nilai bagi para pelanggan sasaran secara profitabel. CRM
didukung oleh data pelanggan yang berkualitas dan teknologi informasi. Di
5
dalam kultur yang berorientasi pada pelanggan, semua sumber daya akan
dialokasikan untuk mendukung semua langkah yang dapat meningkatkan
nilai perusahaan di mata pelanggan, termasuk sistem ganjaran (reward
sistem) yang dapat meningkatkan perilaku positif para karyawan yang
bermuara pada kepuasan pelanggan, serta peningkatan sistem pengumpulan,
penyebarluasan, dan aplikasi informasi tentang pelanggan guna menunjang
berbagai aktivitas perusahaan dalam kondisi pasar yang bergerak dinamis
dan dapat berubah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa costumer relationship management
merupakan sebuah pendekatan strategis perusahaan berupa sebuah kegiatan
yang berfokus pada usaha menjalin interaksi atau pengembangan hubungan
dengan key costumer dan costumer segment. Pendekatan strategis
perusaahaan tersebut terdiri dari sistem pengumpulan, penyebarluasan
hingga pengoperasian aplikasi informasi pelanggan yang telah diproses oleh
perusahaan. Semua sumber daya perusahaan baik fungsi internal maupun
eksternal akan dialokasikan guna mendukung langkah dalam menciptakan
kepuasan pelanggan, sehingga perusahaan dapat meningkatkan atau
mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Diharapkan
dengan
adanya
costumer
relationship
management
tersebut
dapat
menunjang berbagai aktivitas bisnis perusahaan dalam menghadapi kondisi
pasar yang bergerak dinamis dan dapat berubah–ubah.
2.2 Proses
Penyusunan
dan
Komponen
Customer
Relationship
Management
CRM memiliki sebuah proses atau alur yang saling terkait terdiri dari
proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Rababah dan Ibrahim
(2011) mengemukakan salah satu model proses penyusunan CRM yakni
sebagai berikut:
6
Gambar 1.1: Model Proses
Customer Relationship Management
Mengembangkan customer strategy :
 Target market
 Segmentasi
 Perbedaan strategi untuk masingmasing target pelanggan
Menentukan tujuan hubungan
pelanggan :
 Kepuasan
 Loyalitas
 Nilai Pelanggan
Mengukur efektifitas program :
 Mengukur pencapaian tujuan
 Mengukur kontribusi program pada
strategi pelanggan
 Melihat peningkatan data mengenai
pelanggan
 Melihat potensi untuk
mengembangkan program
Melakukan esekusi program CRM :
 Berdasarkan strategi yang digunakan
 Fokus pada tujuan hubungan
pelanggan
 Membangun data pelanggan
Menghitung kemampuan perusahaan :
 Sejauh mana orientasi perusahaan
terhadap pelanggan
 Kesiapan anggaran
 Ketersediaan data
Penyesuaian perusahaan dengan
tujuan hubungan pelanggan :
 Menentukan program
manajemen hubungan
pelanggan
Sumber : Rababah dan Ibrahim (2011)
Dalam bagan tersebut proses penyusunan rencana penerapan CRM
berpedoman pada bagaimana strategi perusahaan berpijak dan menempatkan
hubungan pelanggan. Perusahaan akan mengawali proses tersebut dengan
menentukan target pasar maupun segmen pelanggan yang akan dibidik,
kemudian setelah target pelanggan ditentukan perusahaan akan menentukan
tujuan penerapan CRM yang disesuaikan dan diperhitungkan dengan
kemampuan perusahaan seperti diantaranya adalah ketersediaan data
maupun anggaran perusahaan. Pengelolaan informasi mengenai data
pelanggan yang tersimpan dalam database akan dimanfaatkan untuk dasar
penyusunan hingga pengelolaan esekusi program CRM. Untuk mengukur
tingkat keberhasilan pelaksanaan program CRM, maka dilakukan proses
evaluasi dengan cara membandingkan antara pencapaian hasil dengan
tujuan awal yang telah ditetapkan sebelumnya.
7
2.3 Tahapan Utama dari Rantai Nilai CRM
a. Analisis portofolio pelanggan. Tahap ini melibatkan analisis terhadap
basis data informasi pelanggan secara aktual dan potensial untuk
mengidentifikasi pelanggan mana yang ingin dilayani di masa datang.
Dengan adanya analisis portofolio pelanggan, perusahaan akan dengan
mudah mengetahui prospek mana yang dapat dikategorikan sebagai hot
prospek untuk ditawari berbagai produk perusahaan. Tujuan dari
analisis ini adalah untuk memisahkan antara pelanggan potensial
dengan pelanggan yang masih manjadi sub-sub bagian sehingga
proposisi nilai dari CRM akan dapat dikembangkan untuk masingmasing kelompok tersebut.
b. Keintiman pelanggan. Pada tahap ini dikenali dan akan teridentifikasi
kolom informasi pelanggan yang digunakan pada catatan pelanggan
seperti kontak pelanggan, identitas, riwayat, tuntutan, harapan, dan
pilihan pelanggan. Pada tahapan ini data pelanggan akan dikembangkan
untuk fungsi CRM selanjutnya. Fungsi-fungsi CRM tersebut dapat
digolongkan menjadi CRM analitis dan operasional. Data pelanggan
dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan strategis seperti
pelanggan mana yang harus dilayani dan menjawab saat atau waktu
yang tepat untuk berkomunikasi dengan pelanggan.
c. Pengembangan jaringan yakni untuk mengidentifikasi, menjelaskan dan
mengelola hubungan dengan anggota jaringan dalam perusahaan. Hal
ini termasuk organisasi–organisasi dan orang–orang yang berkontribusi
pada penciptaan dan penyampaian maupun penyebaran proposisi nilai
untuk pelanggan terpilih. Jaringan dapat mencakup anggota dari luar
seperti supplier, mitra dan pemilik /investor, dan juga pihak internal
yang terpenting yaitu pegawai. Pada tahapan pengembangan jaringan
para aktor terkait di dalam jaringan bisnis tersebut melakukan
8
koordinasi dan mengatur bagaimana strategi dalam menjalankan
aktivitas tersebut.
d. Pengembangan proposisi nilai. Tahap ini melibatkan pengidentifikasian
sumber-sumber nilai bagi pelanggan, penciptaan suatu proposisi dan
pengalaman yang memenuhi kebutuhan, harapan, dan pilihan mereka.
Pada tahapan ini perusahaan akan menawarkan peningkatan nilai
kepada pelanggan dengan menyampaikan solusi yang terbaik bagi
permasalahan pelanggan. Penggunaan internet dan database pelanggan
akan dapat disesuaikan untuk strategi komunikasi pemasaran yang
tepat. Strategi komunikasi pemasaran tersebut akan digunakan untuk
menyampaikan nilai kepada pelanggan dengan tingkat segmen tertentu
melalui media tertentu.
e. Mengelola siklus hidup pelanggan. Siklus hidup pelanggan adalah
perjalanan pelanggan dari status „suspek‟ menjadi „pendukung‟.
Pengelolaaan siklus hidup membutuhkan perhatian pada proses dan
struktur. Proses tersebut berkaitan dengan bagaimana perusahan mulai
mengerjakan proses-proses penting dari penguasaan, perawatan dan
pengembangan pelanggan, serta bagaimana perusahaan mengukur
kinerja dari implementasi CRM-nya, sedangkan struktur berkaitan
dengan bagaimana perusahaan akan mengorganisasi dirinya untuk
mengelola hubungan pelanggan. Pada tahapan ini perusahaan akan
menggunakan
strategi
alternatif
untuk
dapat
mempertahankan
pelanggan. Sebuah strategi perawatan pelanggan akan digunakan
sebagai upaya perusahaan dalam membentuk komitmen pelanggan. Ada
empat bentuk strategi perawatan pelanggan yang digunakan antara lain:
memenuhi dan melampaui harapan pelanggan, mencari cara untuk
menambah nilai, membina ikatan dengan pelanggan, dan menciptakan
komitmen emosional. Sebagai tambahan terhadap perawatan pelanggan
9
pengembangan pelanggan ditujukan untuk menambah nilai pelanggan
dengan menjual penawaran tambahan atau pengganti kepada pelanggan.
Kelima tahap utama dari rantai nilai CRM tersebut akan mewakili fase
tataran CRM seperti CRM strategis, CRM analitis dan CRM operasional.
Analisis portofolio pelanggan (customer portofolio anlysis-CPA) dan
keintiman pelanggan (customer intimacy-CI) merupakan bagian dari tataran
CRM analitis. CPA melibatkan penggunaan data pelanggan dan pasar untuk
memutuskan pelanggan mana yang akan dilayani, sedangakan CI
melibatkan pemahaman pelanggan dan kebutuhannya. Pengembangan
jaringan dan pengembangan proposisi difokuskan pada pembangunan atau
penguasaaan sumber daya untuk menciptakan dan menyampaikan nilai
kepada pelanggan. Dalam hal ini, pengelolaan siklus hidup pelanggan
adalah penerapan CRM dengan menguasi dan mempertahankan pelanggan,
sekaligus mengembangkan nilainya Buttle (2004).
Tahapan tersebut dilakukan secara berulang dan reflektif. Berulangulang artinya dilakukan secara terus-menerus karena hal tersebut bukanlah
proses sekali jadi yang membawa kepada sebuah strategi yang dapat
diterapkan selamanya, sedangkan bersifat reflektif artinya bahwa ada saling
ketergantungan maju dan mundur diantara kelima tahap tersebut. Sebagai
contoh jika analisis tahap pertama (analisis portofolio pelanggan) mengarah
pada sebuah keputusan tentang pelanggan mana yang akan dilayani oleh
perusahaan, keputusan tersebut secara otomatis akan menentukan komposisi
nilai pada tahap keempat. Jika perusahaan tidak memiliki kompetensi untuk
menyampaikan proposisi nilai yang diinginkan oleh pelanggan (baik secara
sendirian atau secara kemitraan dengan organisasi lain) maka perusahaan
tersebut perlu mengulas kembali keputusan target pasarnya. Pada setiap
tahapan di dalam nilai rantai CRM diperlukan beberapa peralatan dan proses
sebagai faktor pendukung tahapan-tahapan tersebut Buttle (2004).
10
2.4 Faktor Pendukung Rantai CRM
Menurut Buttle (2004) faktor tersebut antara lain adalah pimpinan,
budaya, data dan teknologi informasi (IT), SDM, dan proses. Faktor-faktor
tersebut akan mempengaruhi masing-masing tahapan nilai rantai CRM.
a. Pimpinan, diperlukan untuk membimbing perusahaan di masa
mendatang dan menetapkan orientasi (pasar) pelanggan, penjualan
produk, atau orientasi produksi. Pimpinan akan memutuskan dan
mengarahkan bagaimana proyek tersebut dapat berjalan dengan
optimal, serta membantu dalam memprioritaskan proyek CRM, dimana
sebuah perusahaan yang akan terlibat dalam suatu proyek berskala
besar secara bersamaan juga menjalankan bisnis sehari–hari. Dalam
pelaksanaan program CRM pimpinan akan memberikan pengawasan
terhadap jalannya program, perkembangan seluruh proyek, ketepatan
waktu, dan kontribusi dari komponen tersebut.
b. Budaya dan organisasi, pada dasarnya merupakan sebuah nilai yang
melekat pada setiap individu dalam memahami fungsi organisasi yang
akan mencerminkan sikap yang akan ditonjolkan ketika menjalankan
bisnis. Nilai-nilai tersebut akan dipegang kuat dan diungkapkan berupa
segala tindakan dalam menjalankan bisnis baik berupa norma, simbol,
ritual maupun sistem formal organisasi tersebut. Budaya organisasi
akan membawa dampak bagaimana pelaku bisnis dan perusahaan akan
mengarahkan atau memperlakukan pelanggan. Bahkan ketika perilaku
pelaku bisnis bertatap muka langsung dengan pelanggan dalam aktivitas
seperti
pemasaran,
penjualan,
maupun
pelayanan
yang
akan
memberikan dampak yang sangat besar terhadap pemahaman pelanggan
tentang kepuasan dan nilai yang ingin dibentuk oleh perusahaan
terhadap pelanggan bahkan terhadap niat pembelian pelanggan di masa
mendatang.
11
c. Data dan teknologi informasi, penggunaan CRM yang efektif dalam
sebuah organisasi membutuhkan kesiapan teknologi CRM pendukung
yang sesuai. Kondisi utama selanjutnya yang mendukung penerapan
CRM adalah data dan teknologi. Peran akan pentingnya data pelanggan
yang berkualitas, penguasaan dalam penyimpanan, peningkatan,
perawatan, pendistribusian, dan penggunaan informasi pelanggan
merupakan elemen yang sangat penting bagi strategi CRM. Persyaratan
data untuk strategi CRM ditentukan oleh keputusan dan kegiatan yang
dibuat dan dilakukan dalam kelima tahapan utama rantai nilai CRM.
Tugas pada tahapan analisis potofolio pelanggan merupakan salah satu
tahapan dalam menganalisis pelanggan-pelanggan yang akan dilayani di
masa depan. Pada tahap keintiman dengan pelanggan data tentang
pelanggan yang telah dipilih akan membantu perusahaan untuk
membangun hubungan yang lebih erat dan lebih lama dengan
perusahaan. Selanjutnya data pelanggan diperlukan untuk keberhasilan
pengembangan proposisi nilai untuk pelanggan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Prosisisi nilai tersebut merupakan penawaran yang
diberikan oleh perusahaan dengan mitra jaringan yang akan berupaya
untuk
memenangkan
dan
mempertahankan
pelanggan
terpilih.
Sedangkan pada siklus hidup pelanggan akan melibatkan manajemen
untuk mengelola pelanggan pada perpindahan nilai, mengembangkan
dan
menerapkan
rencana
perawatan
pelanggan
dan
berusaha
memenangkan kembali pelanggan yang bernilai jika pelanggan
berpindah ke suplier lain. Data pelanggan memungkinkan tugas-tugas
tersebut dilakukan, di mana data informasi pelanggan tersebut akan
bermanfaat untuk dikembangkan pada sebuah penguassaan pelanggan
yang cerdas. Teknologi informasi manajemen hubungan pelanggan
membentuk sebuah fondasi di mana rantai nilai pelanggan yang sedang
dibangun dan mencakup sebuah arsitektur berkinerja tinggi melalui
banyak
jalur
komunikasi
untuk
meningkatkan
nilai
dan
mempertahankan pelanggan.
12
d. SDM, merupakan elemen yang paling penting dalam kinerja strategi
CRM. Hal ini dikarenakan keterampilan dan pengetahuan serta sikap
seseorang dalam pelaku organisasi yang menjalankan bisnis sangat
menentukan tingkat keberhasilan strategi CRM. SDM diperlukan untuk
menegembangkan strategi CRM, memilh solusi dan mengoperasikan
teknologi informasi sebagai alat pendukung strategi CRM, SDM lintas
fungsi akan saling berkooordinasi satu sama lain untuk menjalankan
CRM. Dalam pembuatan dan penyimpanan database pelanggan SDM
diperlukan dalam mengidentifikasi serta menganalisis informasi
pelanggan kedalam sebuah data yang tersusun rapi dan sistematis. SDM
akan mendesain perencanaan proses pemasaran, penjualan hingga
pelayanan serta memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
kepuasaan dan perawatan pelanggan ketika mereka berinteraksi dengan
pelanggan.
e. Proses, merupakan kondisi pendukung keempat bagi penyampaian
CRM. Proses merupakan segala sesuatu yang dilakukan oleh
perusahaan. Dari perspektif CRM proses perlu dirancang dan
dioperasikan sehingga mereka berkontribusi bagi penciptaan nilai atau
setidaknya tidak merusak nilai yang telah diciptakan bagi pelanggan.
Proses dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yakni vertikal dan
horizontal baik front-office dan back-office serta primer dan sekunder.
Proses vertikal adalah proses yang seluruhnya terletak di dalam fungsi
bisnis, sebagai contoh proses penguasaan pelanggan berada di
seluruhnya di departemen pemasaran. Proses horizontal bersifat lintas
fungsional seperti proses pengembangan produk baru meliputi
kelompok
penjualan,
pemasaran,
keuangan,
penelitian,
dan
pengembangan. Proses front-office atau front-stage adalah prosesproses yang berhadapan dengan pelanggan, contohnya proses
manajemen keluhan. Proses back-office atau back-stage adalah proses
pengadaan. Banyak proses yang menggunakan front-office dan back-
13
office, contohnya proses pemenuhan pesanan. Bagian pelayanan
pemesanan dari proses tersebut ada pada front-office serta bagian
penjadwalan produksi ada pada back- office. Terdapat perbedaan antara
proses primer dan sekunder. Proses primer memberikan dampak yang
besar pada biaya dan pendapatan perusahaan sedangkan untuk proses
sekunder
adalah
sebaliknya.
CRM
strategis
bertujuan
untuk
membangun sebuah organisasi yang dirancang untuk menciptakan dan
menyampaikan nilai kepada pelanggan secara konsisten dan lebih baik
daripada pesaing. Peran utama dari CRM operasional adalah
otomatisasi proses penjualan, pemasaran dan pelayanan perusahaan.
Sedangkan CRM analitis menerapkan proses termasuk proses
manajemen kampanye. Dengan demikian, identifikasi proses-proses
kunci untuk perspektif CRM ini sangat penting sehingga mereka
berkontribusi kepada tujuan CRM. Tujuan tersebut dapat mencakup
kepuasaan pelanggan, perawatan pelanggan, pengurangan biaya
pelayanan, kepemilikan produk pelanggan, efektivitas kampanye
pemasaran, dan efisiensi satuan penjualan.
3. Loyalitas
Menurut Buttle (2004) perilaku pelanggan yang loyal (behavioral loyalty)
diukur berdasarkan perilaku daya beli pelanggan yang ditunjukkan dengan
tingginya frekwensi pelanggan datang ke sebuah toko atau membeli suatu
produk. Sementara itu sikap loyal (attitudinal loyalty) diukur dengan
mengacu kepada komponen–komponen sikap seperti keyakinan, perasaan dan
hendak untuk melakukan pembelian. Pelanggan yang lebih menyukai salah
satu supplier, melibatkan diri dengan bisnis supplier itu serta berkomitmen
untuk berbelanja disana dikategorikan sebagai pelanggan yang bersikap loyal.
Secara konseptual loyalitas pelanggan menurut Oliver (1999) adalah
komitmen yang dipegang teguh oleh pelanggan untuk melakukan pembelian
ulang secara konsisten meskipun terjadi perubahan situasi pasar yang
berpotensi menyebabkan perubahan perilaku pembelian. Dalam konsep
14
tersebut dijelaskan bahwa ketika seorang pelanggan telah mencapai pada titik
kesetiaan berarti pelanggan tersebut tidak akan mudah berganti ke merek lain
karena pengaruh di sekitarnya. Bahkan pelanggan yang loyal akan
mereferensikan perusahaan dan produknya kepada orang-orang disekitarnya.
Seperti yang disampaikan oleh Rousan (2010) yang menyatakan bahwa
loyalitas pelanggan tercapai ketika seorang pelanggan akan kembali atau akan
terus memilih produk yang sama atau produk dari perusahaan yang sama dan
membuat referensi tentang produk tersebut kepada orang lain dengan
membentuk word of mouth dan publisitas positif tentang perusahaan dan
produknya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan adalah sebuah perilaku
pelanggan yang telah memutuskan untuk berkomitmen melakukan pembelian
sebuah produk secara berulang dan konsisten. Komitmen tersebut ditandai
dengan sikap percaya dan tidak mudah berganti ke merek lain meskipun
terjadi perubahan situasi pasar yang menyebabkan perubahan perilaku
pembelian. Titik loyalitas pelanggan berada pada saat pelanggan telah
membuat referensi tentang produk maupun jasa tersebut kepada orang lain
dengan membentuk word of mouth dan publisitas positif tentang perusahaan
dan produknya.
3.1 Tahap Pembentukan Loyalitas Konsumen
Gambar 1.2: Faktor Pembentukan Loyalitas Pelanggan
Perceived Quality
Perceived Value
Product Atribut
Costumer Relationship
Costumer
Satisfaction
Costumer
Retention
Costumer
Loyalty
Trustworthi-ness
Sumber : Bagram dan Khan (2012)
15
Bagan di atas menggambarkan bahwa loyalitas pelanggan terbentuk
melalui beberapa tahapan. Untuk mencapai pelanggan yang loyal,
perusahaan perlu memberikan nilai yang dalam bagan di atas dikatakan
sebagai perceived value.1 Nilai tersebut akan berdampak pada tingkat
kepuasan pelanggan. Menurut Kotler dan Keller (2009) tingkat kepuasan ini
bisa dilihat salah satunya dengan mengukur seberapa besar keinginan
pelanggan untuk merekomendasikan produk kepada teman atau orang-orang
di sekitarnya. Sedangkan ingatan pelanggan terhadap perusahaan dan
produknya dibentuk oleh atribut produk dan kedekatan hubungan antara
perusahaan dengan pelanggan dan keterpercayaan perusahaan di mata
pelanggan. Terlihat bahwa hubungan pelanggan menjadi salah satu faktor
yang nantinya akan berujung pada loyalitas pelanggan. Sedangkan menurut
Cheng dan Yeung (2008) memaparkan model lain mengenai hubungan
antara loyalitas pelanggan dengan faktor lain yang mempengaruhinya
sebagai berikut:
Gambar 1.3: Hubungan Antara Loyalitas Pelanggan dengan Berbagai Faktor yang
Mempengaruhi
Service Quality
Corporate Image
Customer Loyalty
Costumer Satisfaction
Switching Cost
Price Perception
Sumber: Cheng dan Yeung (2008)
1
Costumer Perceived Value (CPV) adalah perbandingan antara semua keuntungan yang
dirasakan pelanggan dengan semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapat keuntungan tersebut.
(Kotler dan Keller, 2009:60)
16
Dalam model tersebut perubahan harga dan persepsi mengenai harga
serta
citra
perusahaan
menjadi
faktor
yang turut
mempengaruhi
terbentuknya loyalitas pelanggan disamping kualitas layanan dan kepuasan
terhadap layanan perusahaan. Griffin (2002) dalam Hurriyati (2010)
membagi tahapan pembentukan loyalitas sebagai berikut:
a. Suspects, meliputi semua orang yang akan membeli barang atau jasa
perusahaan tetapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan barang
atau jasa yang ditawarkan.
b. Prospects, adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan produk atau
jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya.
c. Disqualified
prospect,
yaitu
prospect
yang
telah
mengetahui
keberadaan atau jasa tertentu, tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan
barang atau jasa tersebut.
d. First time customer, yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama
kalinya.
e. Repeat customer, yaitu pelanggan yang telah melakukan pembelian
suatu produk dua kali atau lebih.
f. Clients, clients membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan di
mana barang tersebut adalah barang yang mereka butuhkan.
g. Advocate seperti halnya clients, advocate juga membeli barang atau jasa
yang ditawarkan dan yang mereka butuhkan, serta melakukan
pembelian secara teratur. Selain itu mereka mendorong temantemannya untuk membeli barang atau menggunakan jasa perusahaan
tersebut.
Sedangkan menurut Buttle (2004) ada beberapa perusahaan yang
menggunakan model Dwyer atau tangga nilai (value ladder atau value
staircase) dalam upaya mereka menempatkan kesetiaan pelanggan dalam
berbisnis dengan mereka. Tangga nilai yang menggambarkan riwayat
pelanggan tersebut adalah sebagai berikut:
17
a. Suspect, apakah pelanggan itu cocok dengan profil target market?
b. Prospect, pelanggan sesuai dengan profil yang dimaksud dan
perusahaan melakukan langkah-langkah pendekatan awal.
c. Pelanggan perdana, pelanggan yang melakukan pembelian pertama.
d. Pelanggan ulang, pelanggan yang melakukan pembelian tambahan.
e. Pelanggan mayoritas, pelanggan memilih perusahaan sebagai supplier
pilihan mereka.
f. Pelanggan setia, pelanggan yang tak berpindah ke supplier lain dan
menunjukkan sikap amat positif kepada perusahaan.
g. Pendukung, pelanggan yang mendatangkan pemasukan tambahan
berkat referensi lisan mereka yang mendatangkan pelanggan- pelanggan
baru lainnya.
F. Kerangka Konsep
Dengan pemaparan kerangka pemikiran diatas peneliti akan memilih
konsep kunci untuk menyusun kerangka konsep yang sesuai untuk menganalisis
permasalahan pokok pada penelitian. Kerangka konsep ini akan digunakan
sebagai panduan dalam menyusun pembahasan dan analisis data hingga
kesimpulan penelitian. Kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
18
Gambar 1.4: Bagan Kerangka Konsep Penelitian
PT TELKOM Tbk
Witel YOGYAKARTA
Menentukan tujuan hubungan pelanggan:
 Loyalitas
Mengembangkan strategi pelanggan:
 Target Market
Berorientasi
Pelanggan
Menghitung kemampuan perusahaan :
Mengukur efektifitas program
:
 Mengukur pencapaian
tujuan
 Mengukur kontribusi
program pada strategi
pelanggan
 Melihat peningkatan data
mengenai pelanggan
 Sejauh mana orientasi perusahaan terhadap pelanggan
 Ketersediaan Data
 Kesiapan Anggaran

Pengukuran tahapan pembentukan loyalitas :
Tahapan esekusi program CRM :
Model Dwyer atau tangga nilai pelanggan
setia (value ladder atau value staircase)





Analisis Portofolio
Keintiman Pelanggan
Pengembangan Jaringan
Pengembangan Proporsi Nilai
Mengelola siklus pelanggan
Sumber: Diolah dari Berbagai Referensi Terkait Obyek Penelitian
Penelitian ini dibangun melalui konsep yang dimulai dengan adanya
penurunan permintaan pasar terhadap produk Telkom Flexi yang berimbas pada
siklus hidup bisnis Flexi sebagai layanan operator berbasis CDMA. Telkom
Flexi dinyatakan semakin kalah bersaing dengan kompetitor lain yang memiliki
kualitas fitur layanan yang jauh lebih baik. Dengan demikian demi
meningkatkan kualitas layanan akses infomasi dan komunikasi pelanggannya,
Telkom pun mulai menghentikan layanan Flexi dan segera melakukan upgrade
layanan Flexi menjadi Telkomsel.
Demi meningkatkan nilai kepada pelanggan diperlukan penerapan CRM
yang memiliki pendekatan strategis terhadap upaya pengembangan hubungan
dengan key customer dan costumer segment, Payne dan Frow (2005). Penerapan
CRM tersebut akan digunakan sebagai sebuah pendekatan dalam memahami dan
mempengaruhi perilaku pelanggan melalui serangkaian aktivitas komunikasi
untuk meningkatkan kesetiaan maupun profitabilitas pelanggan, Swift (2000).
Penerapan CRM akan digunakan oleh perusahaan guna membantu dalam
19
mengidentifikasi pelanggan dengan tepat. Tahapan utama dari rantai nilai CRM
tersebut terdiri dari:
1. Analisis Portofolio Pelanggan
Pengumpulan profil target pelanggan yang tersimpan dalam database akan
dianalisis sebagai basis informasi pelanggan secara aktual. Pada analisis
portofolio pelanggan ada beberapa ranah (kolom) informasi penting mengenai
pelanggan yang terdiri dari: data pelanggan, riwayat pemakaian pelanggan
maupun sejarah transaksi pelanggan terhadap perusahaaan akan dianalisis
untuk menentukan pelanggan potensial.
2. Keintiman Pelanggan
Pada tahapan keintiman pelanggan ini perusahaan akan mengenali target
pelanggan yang perusahaan inginkan. Data pelanggan seperti identitas,
riwayat dan kontak pelanggan akan terhubung secara on line melalui contact
management yang memudahkan perusahaan menghubungi pelanggan yang
bersangkutan. Tak hanya itu, pelanggan akan lebih mudah berkomunikasi
dengan perusahaan untuk memperoleh informasi mengenai produk atau jasa
yang akan ditawarkan perusahaan.
3. Tahap Pengembangan Jaringan
Pada tahapan ini perusahaan akan mengidentifikasi, menjelaskan, dan
mengelola hubungan antara pelanggan dengan anggota jaringan dalam
perusahaan. Hal ini termasuk organisasi-organisasi dan orang-orang yang
berkontribusi pada penciptaan nilai untuk pelanggan. Jaringan dapat
mencakup anggota dari luar seperti mitra dan petugas CSR. Data pelanggan
yang telah teridentifikasi tersebut akan dikelola lebih lanjut guna melakukan
tahapan pengembangan proposisi nilai.
4. Tahap Pengembangan Proposisi Nilai
Setelah informasi pelanggan teridentifikasi selanjutnya perusahaan akan
mengembangkan nilai pelanggan. Pada tahapan ini perusahaan akan berusaha
membuka ruang interaksi dengan pelanggan melalui beberapa saluran media
20
komunikasi, selanjutnya pelanggan akan di proses untuk melaksanakan
upgrade layanan Flexi ke Telkomsel.
5. Mengelola Siklus Hidup Pelanggan
Tahapan terakhir dari proses CRM ini adalah pengelolaan siklus hidup
pelanggan, yakni tahapan di mana perusahaan mengupayakan pelanggan
menjadi lebih loyal terhadap perusahaan dengan cara memberikan tambahan
benefit atau keuntungan sebagai penghargaan bagi pelanggan yang
menunjukkan loyalitasnya terhadap perusahaan. upaya tersebut dimaksudkan
agar perusahaan dapat memenangkan loyalitas pelanggan sehingga pelanggan
dapat dipertahankan.
Tahapan-tahapan tersebut akan digunakan untuk menjadi dasar penerapan
customer relationship management baik dalam tataran analitis sebagai
pengembangan data pelanggan maupun CRM operasional yang akan diarahkan
pada tujuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Di
mana loyalitas tersebut didahului oleh pembentukan kepuasan pelanggan
terhadap perusahaan beserta produknya, Bagram dan Khan (2012). Sedangkan
menurut Kotler dan Keller (2009) tingkat kepuasan tersebut dapat dilihat dengan
mengukur seberapa besar keinginan pelanggan untuk tetap menggunakan produk
dan tidak berpindah ke merek lain serta bersedia merekomendasikan produk
kepada orang lain yang ada di sekitarnya. Dengan demikian setelah customer
relationship management diterapkan, perusahaan akan dapat mengukur sejauh
mana tingkatan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan sesuai dengan tangga
nilai menurut Buttle (2004).
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan metode penelitian Studi
Kasus (Case Study). Metode penelitian ini adalah bagian dari metode
kualitatif yang hendak menganalisis suatu kasus tertentu secara lebih
21
mendalam dengan melibatkan beberapa sumber informasi terkait. Studi kasus
merupakan sebuah metode penelitian yang memusatkan pada sebuah kasus
tunggal secara intensif dan rinci. Dalam penelitian kualitatif studi kasus
dipandang dapat mengumpulkan informasi yang memadai tentang fakta atau
keterangan dari seseorang/ kelompok/ organisasi yang sengaja diteliti. Pada
penelitian ini hanya melibatkan satu kasus tunggal dan satu lingkungan saja
dan dalam periode tertentu.
2. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah penerapan dan pengelolaan customer
relationship management yang diterapkan oleh Witel Yogyakarta, kantor
pusat Kota Baru dalam mempertahankan loyalitas pelanggan Flexi terkait
upgrade layanan Flexi ke Telkomsel. Fenomena ini mencangkup proses
penyusunan, pelaksanaan hingga evaluasi.
3. Waktu dan Tempat
a. Waktu
Pelaksanaan waktu penelitian ini adalah Bulan Juni 2015. Pada waktu
tersebut adalah waktu dimana proses upgrade layanan Flexi ke
Telkomsel masih berlangsung, dan pada Bulan Juni 2015 tersebut
adalah Bulan berakhirnya masa upgrade Flexi ke Telkomsel. Sehingga
peneliti mendapatkan data mengenai proses evaluasi berjalannya
upgrade layanan.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Jl. Yos Sudarso No. 09, Kota Baru
Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Telp. (0274) 577111
4. Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan dua sumber data yakni data
primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diambil dari proses
penyusunan customer relationship management Telkom Witel Yogyakarta
22
terkait upgrade layanan Flexi ke Telkomsel seperti wawancara mendalam dan
observasi langsung, sedangkan sekunder adalah data tambahan untuk
mendukung penelitian yakni aktivitas pengelolaan customer relationship
management berupa dokumen maupun data sekunder lainnya. Sumber data
tersebut antara lain adalah:
a. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Peneliti
akan
melakukan
wawancara
kepada
pihak
informan
menggunakan interview guide yang telah disusun oleh peneliti.
Informan yang akan dipilih oleh peneliti adalah informan yang dinilai
memiliki kredibilitas terhadap informasi maupun data valid terkait
obyek penelitian. Informan dipilih melalui teknik purpose sampling,
yakni peneliti memilih informan secara cermat hingga relevan.
Informan tersebut antara lain adalah pihak internal Telkom Witel
Yogyakarta terkait pelaksanaan CRM tersebut dan pihak yang terkait
langsung dalam penanganan pelaksanaan customer relationship
management.
b. Dokumen
Dokumen
yang akan digunakan oleh peneliti adalah dokumen yan
memiliki hubungan langsung dengan proses penyusunan program
pengelolaan obyek penelitian antara lain berupa fakta yang tersimpan
dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata,
jurnal kegiatan, buku-buku, literatur, dan website, maupun sumber lain
yang relevan dengan masalah yang diteliti.
c. Observasi
Obsevasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengamati secara
langsung proses upgrade layanan Flexi ke Telkomsel di plasa Telkom
Witel Yogyakarta. Dengan mengamati langsung proses tersebut secara
lebih detail maka diharapkan peneliti dapat menyaksikan sendiri
23
interaksi antara Telkom Witel Yogyakarta dengan pelanggan yang
melakukan upgrade layanan.
5. Validitas Data
Guna menjamin keabsahan data yang diperoleh maka peneliti akan
menggunakan teknik triangulasi data yang memanfaatkan sesuatu diluar data
tersebut sebagai pembanding Moloeng (2001). Didalam pengecekan kembali
hasil data terhadap derajat kepercayaan, maka peneliti akan membandingkan
data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan hasil pengamatan langsung
di lapangan. Selanjutnya peneliti akan membandingkan saran maupun kritik
materi yang didapat dari hasil studi pustaka, teori maupun pendapat
akademisi.
6. Teknik Analisis Data untuk Penelitian Studi Kasus
Proses analisis data dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
tahapan analisis data interaktif Miles dan Huberman yang menekankan pada
tiga komponen yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan,
Pawito (2007). Setelah semua data yang dibutuhkan oleh peneliti terkumpul
peneliti akan menggunakan teknik analisis kronologis, dimana peneliti akan
melakukan pemetaan suatu fenomena berdasarkan urutan proses terjadinya.
Proses tersebut akan dipetakan kemudian dibandingkan dengan proses
berdasarkan kerangka teoritis yang disusun, Yin (2006). Teknik analisis ini
akan digunakan dalam memetakan proses kronologis pengelolaan customer
relationship management PT Telkom Tbk Witel Yogyakarta yang kemudian
akan dibandingkan dengan proses customer relationship management atau
manajemen hubungan pelanggan secara teoritis menurut Rababah dan
Ibrahim (2011). Untuk mendapatkan paparan analisis secara umum mengenai
kronologis proses perencanaan, esekusi hingga evaluasi program CRM maka
dalam penelitian ini akan dilanjutkan dengan teknik penjodohan pola.
Teknik penjodohan pola ini akan digunakan guna mencocokan data yang
ditemukan secara empiris dalam penelitian, dengan pola yang telah diprediksi
secara teoritis, Yin (2006). Dengan demikian peneliti akan lebih mudah
24
memetakan kronologis secara lebih mendalam tahapan dalam pengelolaan
program CRM Telkom Witel Yogyakarta. Diharapkan dengan menggunakan
teknik-teknik tersebut peneliti dapat menghasilkan peta pengelolaan CRM
yang mendalam dan menyeluruh mengenai pemaparan tahapan-tahapan
CRM, yang di mulai dari tahap pengembangan strategi pelanggan,
menentukan tujuan hubungan pelanggan, analisis orientasi perusahaan kepada
pelanggan, menentukan program CRM, tahapan esekusi program CRM,
pengukuran tahapan pembentukan loyalitas hingga mengukur evaluasi
efektifitas CRM dalam mempertahankan loyalitas pelanggan.
Tabel 1.1 Tabel Tahapan Analisis Data Penelitian
No
1.
Tahapan
Sumber Data yang Dibutuhkan
Klasifikasi Data
Data
hasil
observasi
Output
wawancara, Kelompok data berdasarkan tahapan
langsung,
dan pengelolaan program CRM mulai
analisis dokumen.
dari
proses
pelaksanaan,
perencanaan,
hingga
metode
evaluasi yang digunakan oleh PT
Telkom Tbk Witel Yogyakarta.
2.
Imprestasi Data
Data
telah
berdasarkan
dikelompokkan Deskripsi
tahapan relasi
pengelolaan program CRM.
3.
Komparasi
untuk
komperhensif
antar
data
tentang
yang
telah
digabungkan dan dianalisis.
Data Deskripsi komprehensif antar Data dinyatakan valid.
Uji data.
Validitas dengan
Triangulasi Data
4.
Perumusan Hasil Data valid hasil uji triangulasi.
Temuan
berbentuk
paparan
Analisis
deskriptif hasil dari analisis yang
terstruktur dan teruji valid.
25
Download