BAB I PENDAHULUAN A. Rasionalisasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, menjelaskan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, masih dijumpai beberapa masalah sebagai berikut. 1. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak. 2. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. 3. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum. 5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. 6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. 7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala. 8. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir. 1 Kurikulum 2006 (KTSP) dikembangkan menjadi Kurikulum 2013 dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan yaitu tantangan abad ke 21 yang ditandai dengan abad ilmu pengetahuan,knowlwdge-based society dan kompetensi masa depan. Agar pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik, perlu disusun dokumen I, sebagai pedoman implementasi kurikulum 2013 yang tahun ajaran 2014/2015 untuk kelas I, II, IV dan V. 1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan menyesuaikan dan perkembangan tekhnologi jaman. akan selalu Kemajuan berkembang teknologi dengan informasi dan komunikasi yang berkembang pesat. Dunia pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Pendidikan yang terus berkembang secara dinamis diharapkan mampu mencetak generasi yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan dua strategi utama, yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah. Efektifitas pembelajaran dicapai melalui tiga tahap, yaitu: a) Efektifitas interaksi, akan tercipta dengan adanya harmonisasi iklim akademi dan budaya sekolah. Efektifitas interaksi dapat terjaga apabila kesinambungan manajemen dan kepemimpinan pada satuan pendidikan b) Efektifitas pemahaman, menjadi bagian penting dalam pencapaian efektifitas pembelajaran. Efektifitas tersebut dapat dicapai apabila pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal siswa melalui observasi, asosiasi, bertanya, menyimpulkan dan mengkomunikasikan c) Efektivitas penyerapan, dapat tercipta manakala adanya kesinambungan pembelajaran horizonta dan vertikal Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan yaitu tantangan abad ke- 21 yang ditandai dengan abad ilmu pengetahuan, knowledge-based society, dan 2 kompetensi masa depan. Agar pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik, maka peran strategis guru tidak bisa dipungkiri lagi. Mengingat guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, memfasilitasi, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada satuan pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan guru yang sangat professional dalam mengemban amanah mulia tersebut. Lebih jauh lagi, pendidikan dasar menentukan calon peserta didik dalam pembentukan nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mengantisipasi berbagai macam tantangan yang muncul di masa mendatang. Pelaksanaan kurikulum di Sekolah Dasar Kaliwining 04 masih menggunakan dua muatan yaitu untuk kelas I, II, IV, V menggunakan Kurikulum 2013, sedangkan kelas III dan VI menggunakan Kurikulum 2006. Direncanakan Tahun Pelajaran 2015/2016 seluruh kelas menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Kaliwining 04 dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh satu tim penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah dibawah koordinasi dan supervisi Pengawas TK/SD Kecamatan Rambipuji, serta dengan bimbingan dari berbagai nara sumber yang sengaja didatangkan oleh Kepala UPT Pendidikan di Kecamatan Rambipuji. Sehingga melalui kurikulum sekolah diharapkan peserta didik memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. 2. Dasar Hukum Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional b) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Praturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan c) Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan d) Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah e) Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. 3 f) Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah g) Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan h) Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan struktur Kurikulum Sekolah SD/MI i) Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. j) Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah k) Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstakurikuler Wajib. l) Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrash Ibtidaiyah m) Peraturan Gubernur No.19 Tahun 2014 tentang Bahasa Daerah Sebagai Muatan Lokal Wajib di sekolah/madrasah 3. Tujuan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam rangka menciptakan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing secara internasional diperlukan sistem kurikulum yang memadai. Oleh karena itu kurikulum tingkat satuan pendidikan ini disusun untuk menjadi acuan guru dalam menyelengarakan kegiatan belajar mengajarnya (semua mapel yang diajarkan sesuai dengan standar kurikulum nasional sekolah dasar dan pengembangan sesuai dengan potensi di Sekolah Dasar Negeri Kaliwining 04 Rambipuji. Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk dapat: 1) Belajar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME; 2) Belajar memahami dan menghayati; 3) Belajar melaksanakan dan berbuat secara efektif; 4) Belajar hidup bersama dan berguna untuk orang lain; 5) Belajar untuk kebutuhan; 6) Belajar untuk membangun dan menemukan jatidiri melalui proses kegiatan belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan 4 B. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pengembangan Kurikulum 2013 Sekolah Dasar Negeri Kaliwining 04 Rambipuji tetap mengacu pada Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, dan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan, yang menuntut setiap sekolah melakukan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Prinsip pengembangan Kurikulum 2013 SDN Kaliwining 04 Rambipuji meliputi : 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. 2. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 3. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan. 5 C. Acuan Konseptual Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum ini disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia. 2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan interumat dan antarumat beragama. 3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI. 4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik. 5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu. 6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, 6 berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara. 7. Tuntutan Dunia Kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 8. Perkembangan Ipteks Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks. 9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan. 10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional. 11. Dinamika Perkembangan Global Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri 7 dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain. 12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. 13. Karakteristik Satuan Pendidikan Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan. 8