bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih atau
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (UU RI No 5 Tahun
1984).
Berdasarkan besar kecilnya modal, industri dapat dibedakan menjadi 2
jenis; (1) Industri Padat Modal, merupakan industri yang dibangun dengan modal
yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya; (2)
Industri Padat Karya, merupakan industri yang lebih dititik beratkan pada
sejumlah
besar
tenaga
kerja
atau pekerja
dalam
pembangunan
serta
pengoperasiannya.
Industri Jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat
mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan.
Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri
transportasi, industri seni dan hiburan.
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata (Yoeti,1997). Wisata merupakan suatu kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
Sedangkan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
Kepariwisataan memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh
faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh
permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor
ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya,
fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta informasi dan promosi.
1
Usaha pariwisata atau sering juga disebut sebagai fasilitas wisata atau
sarana wisata (superstructure), salah satunya adalah penyediaan akomodasi. Yang
dimaksud penyediaan akomodasi adalah usaha yang menyediakan pelayanan
penginapan dan dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lain. Usaha
penyediaan akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi
perkemahan, persinggahan, caravan, dan akomodasi lain yang digunakan untuk
tujuan pariwisata.
Berkembangnya industri pariwisata dalam suatu daerah tidak saja
menarik minat masyarakat sekitar tetapi juga memicu banyaknya wisatawan
domestik maupun mancanegara untuk berkunjung, maka diperlukan juga suatu
penyedia akomodasi berupa hotel untuk menunjang industri pariwisata.
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan
usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia
makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu
diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel
tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang
dimiliki hotel itu. Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa definisi
hotel seperti tersebut di bawah ini:
a) Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia
makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang
dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km
94/HK103/MPPT 1987).
b) Bangunan yang dikelola secara
komersil dengan
memberikan
fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai
berikut :
1) Jasa penginapan
2) Pelayanan makanan dan minuman
3) Pelayanan barang bawaan
4) Pencucian pakaian
2
5) Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada
di dalamnya (Endar Sri, 1996).
c) Sarana
tempat
tinggal
umum
untuk
wisatawan
dengan
memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman
serta akomodasi dengan syarat pembayaran (Lawson, 1976).
Hotel di Indonesia menurut penggolongan kelasnya terbagi menjadi 2
jenis; Hotel Melati dan Hotel Bintang. Kriteria penggolongannya didasarkan pada
2 aspek yang terdiri dari persyaratan dasar yang meliputi ; 1. Izin Usaha Hotel; 2.
IMB; 3. Izin undang-undang gangguan; 4. Izin AMDAL; dan persyaratan teknis
operasional yang meliputi;1. Sertifikat hasil pemeriksaan fasilitas berupa
sertifikat kelaikan listrik, boiler, alat pemadam, sertifikat laik sehat hotel serta
sertifikat pemeriksaaan kualitas air (PHRI, dalam Pedoman Penggolongan Kelas
Hotel 2012).
Hotel bintang di Indonesia dikenal sebagai bangunan penginapan yang
cukup mahal, dan hotel melati yang tarifnya cukup terjangkau namun hanya
menyediakan tempat menginap dan sarapan pagi, serta guest house baik yang
dikelola sebagai usaha swasta (seperti halnya hotel melati) ataupun mess yang
dikelola oleh perusahaan-perusahaan sebagai tempat menginap bagi para tamu
yang ada kaitannya dengan kegiatan atau urusan perusahaan.
Berkembangnya industri hotel tidak terlepas dari banyaknya wisatawan
yang berkunjung, ketatnya persaingan penginapan membuat sebagian kalangan
pengusaha hotel mulai memutar otak, mulai dari promosi dengan paket tour
wisata, sampai dengan promosi antar-jemput airport gratis. Berbagai hal telah
dilakukan pengusaha hotel untuk menarik wisatawan, salah satunya yang banyak
berkembang dalam industri hotel yaitu alternatif penginapan dengan biaya murah
(low budget) tanpa mengurangi pelayanan inti sebagai penyedia akomodasi
wisatawan.
Industri hotel Melati bertujuan untuk memberikan alternatif liburan
dengan biaya yang murah kepada wisatawan yang menginginkan liburan dengan
3
biaya yang terjangkau.
Yogyakarta disamping dikenal sebagai sebutan kota perjuangan, pusat
kebudayaan dan pusat pendidikan juga dikenal dengan kekayaan potensi pesona
alam dan budayanya sampai sekarang dan masih tetap merupakan daerah tujuan
wisata yang terkenal di Indonesia dan Mancanegara. Daerah Yogyakarta yang
relatif aman dan nyaman dengan keramah-tamahan masyarakatnya, menjadikan
Yogyakarta banyak diminati orang/wisatawan untuk berkunjung ke daerah
Yogyakarta. Tidak mengherankan bahwa jika setiap tahunnya jumlah kunjungan
wisatawan baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara
(wisnus) yang datang ke Yogyakarta terus meningkat. Hal ini menunjukkan
semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat/wisatawan dari luar Yogyakarta
terhadap situasi dan kondisi Yogyakarta (Statistik kepariwisataan Yogyakarta,
2012).
Permasalahan serius yang dihadapi oleh para pengusaha hotel Melati
yaitu dengan menjamurnya penginapan Indekos mewah yang dapat menjadi
pesaing bagi berkembangnya industri hotel Melati di daerah Yogyakarta. Indekos
mewah akhir-akhir ini menjadi tren terbaru dalam gaya hidup warga kota,
paradigma Indekos sebagai tempat hunian murah bagi mahasiswa kini tidak
berlaku lagi di Indekos kelas atas. Indekos mewah dari segi pelayanan akomodasi
jauh berbeda dengan hotel pada umumnya akan tetapi dari segi biaya, harga sewa
Indekos mewah cukup bersaing dengan hotel Melati. Indekos mewah tidak dapat
digolongkan sebagai akomodasi pariwisata, sebab lokasi Indekos mewah yang
tidak berada di jalan utama dan cenderung berada di tengah-tengah komplek
pemukiman warga. Perizinan Indekos mewah juga tidak menggunakan izin
sebagai akomodasi hotel, dengan demikian Indekos mewah tidak menyalahi
peraturan daerah (perda) Yogyakarta yang membatasi jumlah hotel di Yogyakarta
(Ganish Wardhani, PHRI, 2013).
4
1.2
RUMUSAN MASALAH
Dari beberapa uraian diatas muncul pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana pola persebaran spasial lokasi hotel Melati (low budget) di
kota Yogyakarta?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penulis melakukan sebuah
penelitian yang berjudul:
“Aplikasi
Sistem
Informasi
Geografi
Untuk
Pemetaan
Persebaran Hotel Melati (Low Budget) di Kota Yogyakarta”
1.3
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui pola persebaran spasial hotel Melati (low budget) di kota
Yogyakarta.
2. Mengetahui keterkaitan antara lokasi hotel Melati dengan tempat wisata di
kota Yogyakarta.
1.4
MANFAAT
1. Sebagai acuan wisatawan Domestik dan Mancanegara;
2. Studi terapan untuk menerapkan berbagai macam ilmu yang telah didapat
selama kegiatan perkuliahan yang berhubungan dengan pengolahan data
digital pada pembuatan peta persebaran.
5
Download