ABSTRAK POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RUANG AGGREK RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE JULI-DESEMBER 2011 Reisya Royani1,Muhammad Arsyad2,Rachmawati3 Peranan antibiotik dalam dunia kesehatan khususnya sebagai terapi pengobatan sangatlah berperan, khususnya terhadap infeksi yang sangat menonjol di Indonesia, antibiotik selain digunakan untuk infeksi yang menduduki peringkat tertinggi antibiotik juga digunakan untuk penyakit lain, di samping itu juga masalah resistensi bakteri akibat penggunaan antibiotik yang salah penggunaannya melatar belakangi penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap di Ruang Anggrek RSUD Ulin Banjarmasin Periode Juli-Desember 2011. Penelitian ini bersifat non eksperimen dengan menggunakan catatan Lembar Analisis Farmasi Klinis sebagai bahan penelitian. Pengumpulan data dilakukan secara restrospektif yang mengikuti rancangan deskriptif, dari Lembar Analisis Farmasi Klinis pasien rawat inap, maka dapat diketahui bahwa golongan dan jenis antibiotik yang paling banyak digunakan di Ruang Anggrek RSUD Ulin Banjarmasin adalah golongan sefalosporin generasi ke-3 dengan jenis ceftriaxone sebanyak (50%). Antibiotik yang digunakan di Ruang Anggrek RSUD Ulin Banjarmasin ini kebanyakan digunakan secara tunggal dengan persentase sebanyak (77,42%). Diagnosis yang paling banyak ditemukan pada pasien yang menjalani rawat inap di Ruang Anggrek RSUD Ulin Banjarmasin Periode Juli-Desember 2011 adalah Observasi Vomitus (17,74%). Hasil dapat diketahui bahwa jenis antibiotik yang paling banyak dalam terapi pengobatan Observasi Vomitus adalah golongan sefalosporin generasi ke-3 dengan jenis antibiotik ceftriaxon injeksi dan cefotaxime injeksi. Pilihan pemberian antibiotik pada penyakit Observasi Vomitus yang digunakan di Ruang Anggrek RSUD Ulin Banjarmasin yang diberikan secara injeksi. Frekuensi pemakaian antibiotik perhari umumnya 2 x 1 gram sehari atau per 12 jam. Lama pemakaian antibiotik yang digunakan untuk terapi di Ruang Anggrek RSUD Ulin Banjarmasin sebanyak 1-3 hari (53,23%), yang diberikan dengan jalur parenteral secara intravena maupun peroral. Hasil penelitian maka didapatkan pemakaian terapi antibiotik di Ruang Anggrek RSUD Ulin Banjarmasin dapat diketahui bahwa antibiotik di gunakan secara tepat sebanyak (82,26%) dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat sebanyak (17,74%). Kata Kunci : Antibiotik,Pasien Rawat Inap, Ruang Anggrek RSUD Ulin ABSTRACT THE PATTERN OF USE OF ANTIBIOTICS IN HOSPITALS ANGGREK ROOM ULIN BANJARMASIN PERIODE JULY TO DECEMBER 2011 Reisya Royani1,Muhammad Arsyad2,Rachmawati3 The role of antibiotics in medicine, especially as a therapeutic treatment is a role, especially against an infection that is very prominent in Indonesia, an antibiotic used for infections other than the highest ranks of antibiotics are also used for other diseases, in addition, it is also the problem of bacterial resistance caused by the incorrect use of antibiotics use background for this study. This study aims to determine patterns of antibiotic use in hospitalized patients in hospitals Anggrek Room Ulin Banjarmasin Period July to December 2011. This was a non-experimental analysis using a record sheet of Clinical Pharmacy as research material. Retrospective data collection conducted in the following descriptive design, Spreadsheet Analysis of Clinical Pharmacy hospitalized patients, it is known that the group and the type most widely used antibiotics in hospitals Ulin Banjarmasin Anggrek Room is a class of third-generation cephalosporin with as many types of ceftriaxone (50 %). Antibiotics are used in the Anggrek Room Banjarmasin Ulin Hospital is mostly used as a single percentage (77.42%). Diagnosis is most commonly found in patients undergoing inpatient hospitals Anggrek room Ulin Banjarmasin Period July to December 2011 is the observation vomiting (17.74%). The results can be seen that most types of antibiotics in the therapeutic treatment of vomiting is a class of observations the 3rd generation cephalosporin antibiotic with ceftriaxon injection and cefotaxime injection. Choice of antibiotic treatment on the disease vomiting observations used in the Orchid Room Banjarmasin Ulin Hospital is given by injection. The frequency of antibiotic use per day is generally 2 x 1 gram per day or per 12 hours. Duration of use of antibiotics used for therapy in the Anggrek Room hospitals as much as 1-3 days Banjarmasin Ulin (53.23%), which is given by intravenous or parenteral pathway peroral. The results then obtained the use of antibiotic therapy in Ulin Hospital Banjarmasin Anggrek Room can be seen that proper use of antibiotics in total (82.26%) and inappropriate antibiotic use as much(17.74%). Key Word : Antibiotics, Patients, Hospitals Anggrek Room Ulin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pengobatan dewasa ini sangat berkembang pesat, hadirnya para teknisi kesehatan yang profesional menghadirkan penemuan- penemuan terbaru dalam dunia kesehatan khususnya obat-obatan. Hadirnya berbagai macam jenis obat baik yang sentetis maupun yang non sintetis menambah daftar nama obat- obat baru dan menambah alternatif dalam menentukan obat yang akan digunakan. Dalam memilih obat yang tepat tentu saja berdasarkan diagnosis dokter. Dokter harus benar- benar selektif dalam menentukan obat agar efek terapi obat dapat maksimal bagi tubuh pasien. Penyakit dalam pengobatannya tentu saja tidak terlepas dari penggunaan antibiotik guna mempercepat proses penyembuhan bagi tubuh. Dewasa ini, berbagai macam antibiotik banyak tersedia di Pasaran. Begitu banyak macamnya sehingga kadang -kadang membingungkan bagi dokter yang ingin menggunakannya. Apalagi dengan adanya tekanan promosi yang sangat gencar, tidak jarang memicu pemakaian antibiotik yang menjurus ke arah ketidakrasionalan (Anonim, 2009). Banyaknya macam-macam, jenis dan golongan antibiotik sekarang ini membuat dokter harus selektif dalam memilih antibiotik untuk pasien. Ketepatan penggunaan antibiotik haruslah sesuai dengan diagnosis, agar penggunaan antibiotik tepat dan sesuai dengan penyakit infeksi yang dialami oleh pasien. Pemilihan antibiotik yang tepat dalam menangani infeksi sangatlah diperlukan dalam pengobatan, karena apabila terjadi penggunaan antibiotik yang tidak tepat sesuai dengan penyakitnya maka akan membuat bakteri resisten terhadap antibiotik tersebut, dengan kata lain akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat maka akan dapat memungkinkan kelangsungan hidup mikroorganisme yang secara tidak sengaja telah mengembangkan mekanisme untuk mikroorganisme menghindari kehancurannya (Stephen, 2009; 21) Penggunaan antibiotik yang tepat sangat mempengaruhi dalam penyembuhan penyakit pasien khususnya penyakit infeksi. Rumah Sakit merupakan tempat penggunaan antibiotik paling banyak ditemukan. Negara yang sudah maju ada 13-37% dari seluruh penderita yang dirawat di Rumah Sakit mendapatkan terapi antibiotik baik secara tunggal maupuan kombinasi, sedangkan di negara berkembang 3080% penderita yang dirawat di Rumah Sakit mendapatkan antibiotik (Anonim, 2009). Penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap mencapai 23-28% (Anonim, 2008). Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40- 62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit- penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik diberbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada indikasi (Permenkes, 2011). Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin di Kalimantan Selatan, khususnya di Ruang Anggrek rawat inap dalam mengobati infeksi tentu saja tidak terlepas dari penggunaan antibiotik, hasil diagnosis dokter yang langsung menentukan antibiotik yang dipilih tanpa menunggu uji kultur terlebih dahulu terhadap pasien sangatlah mengkhawatirkan, terutama dalam penggunaan antibiotik. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian melalui Lembar Analisis Farmasi Klinis pasien untuk mengetahui Pola Penggunaan Antibiotik pada pasien rawat inap di Ruang Anggrek RSUD Ulin Banjarmasin Periode Juli-Desember 2011.