hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH
ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID
MITRA HUSADA KARANGANYAR
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
N. Kadek Sri Eka Putri
S540809017
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH
ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID
MITRA HUSADA KARANGANYAR
Disusun Oleh :
N. Kadek Sri Eka Putri
S540809017
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan
Pembimbing I
Pembimbing II
Nama
Tanda Tangan
Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd
NIP. 130345741
……………….
Jarot Subandono, dr, M.Kes
NIP. 19680704 199903 1 002
……………….
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes
NIP. 19480313 197610 1 001
commit to user
Tanggal
14 Oktober 2010
19 Oktober 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH
ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID
MITRA HUSADA KARANGANYAR
Disusun Oleh :
N. Kadek Sri Eka Putri
S540809017
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Pada tanggal:
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua
: Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes
NIP. 19480313 197610 1 001
Sekretaris
: Dr. Nunuk Suryani, M.pd
NIP. 19661108 199003 2 001
Anggota Penguji
: 1. Prof. Dr. Sri Anitah, M.pd
NIP. 130345741
2. Jarot Subandono, dr, M.Kes
NIP. 19680704 199903 1 002
Surakarta,
Mengetahui
Direktur PPs UNS
Prof. Suranto, Drs, M.Sc.PhD
NIP. 19570820 198503 1 004
Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes
NIP. 19480313 197610 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan
judul “Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar
pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra
Husada Karanganyar”.
Pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan bimbingan selama proses pendidikan maupun dalam menyelesaikan tesis ini.
1. Prof. Dr. HM. Syamsulhadi, dr, SpKJ (K), selaku Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Prof. Suranto, Drs, M.Sc.PhD, selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian ini.
3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M. Kes, selaku Ketua Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. P. Murdani, dr, M.HPEd, selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan,
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd, selaku Pembimbing I Terimakasih ibu atas
bantuan dan bimbingannya dengan penuh kesabaran dan mengijinkan penulis
untuk melakukan penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Jarot Subandono, dr, M. Kes selaku Pembimbing II Terimakasih bapak atas
segala waktu yang telah diberikan serta kesabarannya untuk membimbing
penulis dalam penelitian ini.
7. Cucuk Herukusumo, dr, M. Kes dan Suwarnisih, SST, M. Kes selaku Ketua
Yayasan dan Direktur AKBID Mitra Husada Karanganyar, seluruh temanteman sejawat, sahabat seperjuangan di Akbid Mitra Husada Karanganyar.
8. Seluruh dosen Pascasarjana yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya
untuk kemajuan penulis.
9. Mas Gedhe Aris, terima kasih telah memberi motivasi dan semangat untuk
menyelesaikan kuliahku.
10. Adik Khaila permata kecilku penghapus laraku, membuat hidup lebih
berharga dan ceria, terima kasih atas doanya.
11. Keluargaku tercinta yang berada di Bali, Sragen dan Karanganyar terimakasih
atas semua doa dan dukungannya selama ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan tesis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Surakarta,
Nopember 2010
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
N. Kadek Sri Eka Putri, S 540809017. 2010. Hubungan Kecerdasan Emosi dan
Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar.
Program Studi: Magister Kedokteran Keluarga. Minat: Pendidikan Profesi
Kesehatan, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan : Menganalisa hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada
mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada
Karanganyar, menganalisa hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar
pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada
Karanganyar, menganalisa hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar
dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di
AKBID Mitra Husada Karanganyar.
Metode : Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive, menentukan
ukuran sampel dengan rumus Isaac dan Michael diperoleh jumlah sampel 89
responden dari 119 mahasiswa semester II tahun akademik 2009/2010 di Akademi
Kebidanan Mitra Husada Karanganyar. Teknik analisis data adalah teknik korelasi
sederhana, korelasi ganda dan regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05.
Hasil Penelitian : Terdapat hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar
sebesar 0.457, terdapat hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar sebesar
0.360, sedangkan hasil analisis dengan korelasi ganda didapatkan bahwa
kecerdasan emosi dan kesiapan belajar secara bersama-sama mempengaruhi
prestasi belajar sebesar 0.533.
Simpulan : 1) Terdapat hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosi dengan
prestasi belajar, 2) Terdapat hubungan positif dan signifikan kesiapan belajar
dengan prestasi belajar, 3) Terdapat hubungan positif dan signifikan kecerdasan
emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar.
Kata Kunci: Hubungan, Prestasi Belajar, Kecerdasan Emosi, Kesiapan Belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
N. Kadek Sri Eka Putri, S 540809017. 2010. The Relationship between
Emotional Intelligent and Learning Readiness through Learning
Achievement in the Subject of Midwifery Rearing I of the Second Semester
Students of Mitra Husada Midwifery academy Karanganyar. Study
Program: Master’s Degree of Family Medication. Interest: Health Profession
Education, Graduate Program. Sebelas Maret University Surakarta.
Objective: Analyzing the relationship between emotional intelligent and learning
achievement in the subject of Midwifery Rearing I of the second semester
students in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar, analyzing the
relationship between learning readiness and learning achievement in the subject of
Midwifery Rearing I of the second semester students in Midwifery Academy of
Mitra Husada Karanganyar, analyzing the relationship between emotional
intelligent and learning readiness through learning achievement in the subject of
Midwifery Rearing I of the second semester students in Midwifery Academy of
Mitra Husada Karanganyar.
Research Type: This research applies analytical observation technique and cross
sectional approach. The sampling used is purposive sampling, determine sample
size using Isaac and Michael formula which is 89 respondents of 119 second
semester students academic year 2009/2010 in Midwifery Academy of Mitra
Husada Karanganyar. The techniques of analysis data are single correlation,
multiple correlation and multiple regressions with the level of significance α =
0.05.
Result of the Study: There is relationship between emotional intelligent and
learning achievement which is 0.457, there is relationship between learning
readiness and learning achievement which is 0.360, while the multiplication
correlation analysis shows that emotional intelligent and learning readiness
simultaneously influence learning achievement which is 0.533.
Conclusion: 1) There is positive significance relationship between emotional
intelligent and learning achievement, 2) There is positive significance relationship
between learning readiness and learning achievement, 3) There is positive
significance relationship between emotional intelligent and learning readiness
through learning achievement.
Key Words: Relationship, Learning Achievement, Emotional Intelligent,
Learning Readiness
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................ vi
ABSTRACT............................................................................................. vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A.Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. LANDASAN TEORI ............................................................... 8
1. Kecerdasan Emosi ........................................................... 8
2. Kesiapan Belajar ........................................................... 18
3. Prestasi Belajar .............................................................. 23
4. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar
dengan Prestasi Belajar ................................................. 25
B. PENELITIAN YANG RELEVAN......................................... 26
C. KERANGKA PEMIKIRAN .................................................. 28
D. HIPOTESIS ............................................................................ 29
BAB III METODOLOGI .................................................................... 30
A. Jenis Penelitian .................................................................... 30
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 30
C. Populasi dan Sampel ........................................................... 30
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..................... 31
E. Instrumen Penelitian ............................................................ 33
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 39
G. Teknik analisis data ............................................................ 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 46
A. Hasil Penelitian ................................................................... 46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Deskripsi Data ................................................................ 46
2. Pengujian Prasyaratan Analisis ...................................... 50
3. Pengujian Hipotesis Penelitian ....................................... 53
4. Sumbangan Efektif dan Relatif ...................................... 57
B. Pembahasan......................................................................... 58
1. Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar .. 58
2. Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar .... 59
3. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar
dengan Prestasi Belajar................................................... 61
BAB V
PENUTUP ............................................................................... 62
A. Simpulan ............................................................................. 62
B. Implikasi ............................................................................. 63
C. Saran ................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 65
LAMPIRAN ............................................................................................ 67
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rentang Nilai Konversi .............................................................. 33
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner kecerdasan emosi ........................................ 34
Tabel 3. Penskoran kuesioner kecerdasan emosi ...................................... 35
Tabel 4. Kisi-kisi kuesioner kesiapan belajar ........................................... 36
Tabel 5. Distribusi Kecerdasan Emosi...................................................... 46
Tabel 6. Distribusi Kesiapan Belajar ........................................................ 47
Tabel 7. Distribusi Prestasi Belajar .......................................................... 47
Tabel 8. Distribusi Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar ............... 48
Tabel 9. Distribusi Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar.................. 49
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ................................................................. 50
Tabel 11. Hasil Uji Linearitas ................................................................... 51
Tabel 7. Hasil uji keberartian regresi ........................................................ 52
Tabel 8. Hasil penghitungan sumbangan relatif dan efektif ..................... 57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jadual Pelaksanaan Penelitian .............................................. 67
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian ......................................... 68
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian .............................................................. 69
Lampiran 4. Surat Pengantar Kuesioner Penelitian .................................. 70
Lampiran 5. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ............................. 71
Lampiran 6. Kuesioner Kecerdasan Emosi............................................... 72
Lampiran 7. Kuesioner Kesiapan Belajar ................................................. 75
Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kecerdasan Emosi ....... 79
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kesiapan Belajar ......... 98
Lampiran 10. Data Penelitian ................................................................. 108
Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas ........................................................ 122
Lampiran 12. Hasil Uji Liniaritas ........................................................... 125
Lampiran 13. Hasil Uji Korelasi dan Regresi ......................................... 127
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 14. Tabel Nilai r Product Moment ......................................... 130
Lampiran 15. Tabel Distribusi Chi-kuadrat ............................................ 131
Lampiran 16. Tabel Distribusi F ............................................................. 132
Lampiran 17. Tabel Distribusi t .............................................................. 134
Lampiran 18. Kartu Konsultasi............................................................... 135
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan dan kemajuan suatu bangsa terletak pada sumber daya
manusia yang berkualitas. Upaya penciptaan sumber daya manusia yang
berkualitas yaitu dengan pendidikan yang berkualitas juga. Hal ini sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang tercantum dalam Tap.
MPR No IV/MPR/1999 yang menyatakan pendidikan nasional merupakan
upaya pemerintah Indonesia untuk mencerdaskan bangsa dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia guna mewujudkan masyarakat yang maju, adil
dan
makmur,
serta
memungkinkan
semua
warga
negaranya
untuk
mengembangkan diri sebagai manusia yang kreatif, inovatif, memiliki
kecerdasan dan bertanggung jawab. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan
mengembangkan pendidikan yang tidak hanya memperhatikan aspek
intelektualnya saja tapi juga kemampuan emosinya. Pendidikan harus dapat
menyeimbangkan antara kecerdasan kognitif dengan kecerdasan emosi.
Seseorang pasti ingin memperoleh keberhasilan didalam hidupnya, baik
itu disekolah, karier pekerjaan, kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan
sosialnya. Untuk dapat mencapai keberhasilan seperti yang diinginkannya,
seseorang harus dapat mengenali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
keberhasilannya (Goleman, 1999).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selama ini banyak yang beranggapan bahwa jika seseorang memiliki
tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang itu memiliki
peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar, dibanding orang yang
memiliki kecerdasan intelektual rata-rata. Pada kenyataannya ada banyak
kasus dimana seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi
tersisih oleh orang yang mempunyai IQ lebih rendah. Ternyata IQ tidak
menjamin seseorang untuk memperoleh kesuksesan baik itu dalam lingkup
sekolah terlebih lagi dalam karier pekerjaan (Goleman, 1999).
Keberhasilan seseorang selain ditentukan oleh kecerdasan rasional (IQ),
juga sangat ditentukan oleh kecerdasan emosional karena IQ tidak akan dapat
berfungsi maksimal apabila EQ tidak dapat berfungsi maksimal. Pendapat
seperti ini diungkapkan oleh Goleman (1999), bahwa keberhasilan kita dalam
kehidupan ditentukan oleh keduanya, tidak hanya oleh IQ tetapi kecerdasan
emosional-lah yang memegang peranan. Sungguh, intelektualitas tak dapat
bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional merupakan faktor penting yang mempengaruhi
hasil belajar, jika kecerdasan emosi berkembang baik akan sangat
meningkatkan prestasi belajar akademik. Kemampuan akademis yang tinggi
ditunjang dengan kecerdasan emosi dapat membuka banyak pintu kesuksesan
bagi seseorang baik dalam dunia kerja, pribadi maupun proses belajar
mengajar (Mu’tadin, 2002 ; Goleman, 2000).
Pembelajaran yang memperhatikan emosi dapat membantu mempercepat
siswa dalam memahami materi pelajaran. Memahami emosi siswa juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membuat pelajaran lebih berarti dan permanen, karena siswa akan hadir baik
secara fisik maupun secara psikis. Kecerdasan emosi juga mampu
memaksimalkan
fungsi
kecerdasan
intelektualnya
sehingga
mampu
menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik memiliki
kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan untuk
menghadapi rintangan, tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati
dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan
berfikir serta mampu berempati dan berharap (Goleman, 2005).
Faktor lain yang menentukan prestasi belajar seseorang adalah kesiapan
belajar. Sebagai mahasiswa tidak dapat dilepaskan dari aktivitas belajar, dan
untuk menunjang hal tersebut diperlukan kesiapan belajar yaitu kondisi awal
suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberi respon atau
jawaban yang ada pada diri mahasiswa dalam mencapai tujuan pengajaran
tertentu (Djamarah dan Aswan, 2006).
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa
diantaranya adalah kondisi fisik (mental dan emosional); kebutuhankebutuhan (motif dan tujuan), keterampilan, pengetahuan yang telah
dipelajari, sehingga jelaslah bahwa jika seseorang ingin mempunyai prestasi
belajar atau kemampuan akademis yang baik maka ia harus mempersiapkan
kondisi dirinya yaitu baik fisik maupun psikologis sebelum melaksanakan
suatu kegiatan belajar (Slameto, 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prestasi belajar merupakan penampakan dari hasil belajar. Prestasi belajar
dapat diukur dengan evaluasi belajar antara lain tes sumatif yang dapat
menentukan indeks prestasi (IP) (Winkel, 1999).
Setiap orang melakukan suatu aktifitas untuk mencapai tujuan tertentu,
pada akhirnya mereka ingin mengetahui hasil yang dicapai dalam hal ini
kegiatan belajar, yang salah satu bentuknya yaitu prestasi belajar. Bagi siswa
disekolah prestasi merupakan faktor penting bagi siswa untuk mengetahui
sejauh mana ia telah berhasil menguasai materi yang dipelajarinya. Prestasi
juga berfungsi sebagai alat untuk mengungkapkan kebanggaan dan
kepuasannya terhadap prestasi yang diraihnya. Sejauh manakah ia telah
berhasil mencapai kesuksesan dari hasil usahanya (Winkel, 1999).
Penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di Akademi Kebidanan
Mitra Husada Karanganyar pada mahasiswa semester II tahun akademik
2008/2009 ada 120 mahasiswa, dari hasil evaluasi mahasiswa semester II
didapatkan mahasiswa yang mempunyai Indeks Prestasi (IP) untuk mata
kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan) antara 3,51 – 4,00 ada 20 mahasiswa
(16,67 %), Indeks Prestasi antara 2,75 – 3,50 ada 61 Mahasiswa (50,83%),
Indeks Prestasi antara 2,00 – 2,75 ada 39 mahasiswa (32,50 %).
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan prestasi yang dicapai
mahasiswa sebagian besar sudah baik, namun demikian masih ada sebagian
mahasiswa yang menunjukkan prestasi yang masih kurang maksimal.
Prestasi belajar pada sebagian mahasiswa yang kurang memuaskan pada
mata kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan) ini kemungkinan dipengaruhi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh kemampuan mengatur emosi dan kesiapan belajar mereka yang kurang,
karena aspek kesiapan antara lain kondisi fisik, mental, kebutuhan, motif dan
tujuan, keterampilan dan aspek emosional walaupun pada penelitian ini
emosional ditinjau dari kecerdasan emosi (Slameto, 2003). Hasil wawancara
yang dilakukan oleh penulis terhadap beberapa dosen menyatakan bahwa pada
mata kuliah asuhan kebidanan I masih ada mahasiswa yang menampakkan
perhatian yang kurang terhadap perkuliahan karena tidak ada kesiapan belajar
sebelumnya, kurangnya semangat, motivasi, keuletan untuk belajar, hal ini
mencerminkan kurangnya kecerdasan emosi mahasiswa. Ini didukung oleh
pernyataan beberapa mahasiswa bahwa kurangnya kesiapan mereka dalam
belajar sehingga banyak diantara mereka yang dalam mengikuti perkuliahan
belum maksimal.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan
Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra Husada
Karanganyar”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari uraian dalam latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu:
1. Adakah hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata
kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada
Karanganyar?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Adakah hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata
kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada
Karanganyar?
3. Adakah hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi
belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra
Husada Karanganyar?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kecerdasan
emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah
Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada
mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada
Karanganyar.
b. Menganalisa hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada
mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada
Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan tentang hubungan kecerdasan emosi dan
kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I
mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.
2. Manfaat praktis
a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada bidang pendidikan
akan pentingnya kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar khususnya
pada mata kuliah Askeb I.
b. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada bidang pendidikan
akan pentingnya kesiapan belajar dengan prestasi belajar khususnya
pada mata kuliah Askeb I.
c. Memberi masukan kepada pebelajar mengenai hubungan kecerdasan
emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah
Askeb I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Kecerdasan emosi
Kecerdasan menurut Anderson (1990) merupakan hasil interaksi
antara himpunan pengetahuan dengan kemampuan khusus dalam
mengolah sejumlah informasi tertentu. Kecerdasan seseorang tidak hanya
ditentukan oleh potensi dasar atau pembawaannya saja tetapi juga oleh
seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki sebagai hasil pengalaman
belajar (Muhibbin, 2004). Kecerdasan erat kaitannya dengan masalah
penyesuaian diri terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh
seorang individu dalam kehidupannya. Hal tersebut juga dikemukan oleh
Gardner dalam Adi (2004) bahwa kecerdasan sebagai suatu kemampuan
untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah
baru untuk dipecahkan dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau
menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan
masyarakat.
Gardner membagi kecerdasan pada diri manusia menjadi:
a. Kecerdasan linguistik yaitu kecerdasan yang tidak hanya meliputi
kemampuan menulis atau membaca tetapi juga mencakup kemampuan
berkomunikasi. Komunikasi yang baik tidak hanya berbicara tetapi
juga keahlian mendengar, untuk bisa berkomunikasi dengan maksimal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
indra dipergunakan sesuai porsinya, yaitu lebih banyak mendengar
daripada berbicara.
b. Kecerdasan logika-matematika meliputi kemampuan melakukan
perhitungan matematis, kemampuan berpikir logis, kemampuan
memecahkan masalah, pola pikir deduksi dan induksi, dan kemampuan
mengenali pola dan hubungan.
c. Kecerdasan intrapersonal meliputi pikiran dan perasaan, semakin
sering seseorang mampu membawa pikiran dan perasaan kita ke level
sadar maka akan semakin mampu kita menghubungkan dunia di luar
kita dengan dunia dalam diri kita.
d. Kecerdasan
interpersonal
memungkinkan
seseorang
untuk
berkomunikasi dan memahami orang lain, mengerti kondisi pikiran
atau suasana hati yang berbeda, sikap atau temperamen, motivasi dan
kepribadian. Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk membentuk
dan mempertahankan suatu hubungan. Murid dengan kecerdasan
interpersonal yang baik suka sekali berinteraksi dengan murid lain
seusianya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kawannya dan
biasanya sangat menonjol dalam melakukan kerja kelompok.
e. Kecerdasan musical adalah jenis kecerdasan yang paling awal
berkembang. Konfusius mengatakan bahwa pengaruh musik terhadap
manusia mempunyai efek personal dan politik.
f. Kecerdasan visual-spasial meliputi kumpulan dari berbagai keahlian
yang sangat terkait. Keahlian ini meliputi kemampuan membedakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara visual, mengenali bentuk dan warna, gambaran mental, daya
piker ruang, manipulasi gambar, dan duplikasi gambar baik yang
berasal dari dalam diri (secara mental) maupun yang berasal dari luar.
g. Kecerdasan kinestetik merupakan dasar dari pengetahuan manusia
karena pengalaman hidup yang kita rasakan dan dialami melalui
pengalaman yang berhubungan dengan gerakan dan sensasi pada tubuh
fisik.
h. Kecerdasan naturalis yaitu kecerdasan untuk mengamati, mengenali,
berinteraksi atau peduli dengan objek, tanaman, atau hewan.
Kecerdasan ini berkembang untuk mempertahankan hidup dialam
bebas.
i. Kecerdasan eksistensial adalah kecerdasan yang berhubungan dengan
kapasitas atau kemampuan untuk berfikir kosmis atau hal-hal yang
berhubungan dengan keberadaan; mulai dari keberadaan dan tujuan
manusia di alam semesta hingga pada sifat kehidupan itu sendiri
seperti kebahagiaan, tragedi, penderitaan, hidup dan mati.
Kesembilan pembagian kecerdasan menurut Gardner diatas
terdapat kecerdasan yang berhubungan erat dengan aspek-aspek dari
kecerdasan emosi yaitu kecerdasan intrapersonal yang meliputi pikiran dan
perasaan
dalam
diri
kita
dan
kecerdasan
interpersonal
yang
memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dan memahami orang lain.
Kehidupan seseorang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh emosi,
baik itu emosi yang bernilai positif seperti senang, gembira, bersemangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun emosi yang bernilai negatif seperti marah, benci, cemas, gelisah
dan sebagainya.
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana
seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara
berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movera kata kerja
bahasa latin yang artinya “bergerak menjauh” yang menyiratkan bahwa
kecenderungan untuk bertindak merupakan hal yang mutlak dalam emosi,
lebih lanjut dijelaskan emosi adalah perasaan yang intensitasnya lebih kuat
atau merupakan perasaan yang bergejolak karena begitu kuatnya intensitas
perasaan tersebut sehingga akan mewarnai perilaku individu dan juga
menghambat fungsi kendali rasio (Goleman, 2000).
Emosi sangat berperan penting dalam keberhasilan seseorang baik
ditempat kerja, tempat belajar, rumah dan hubungan antar sesama maupun
diri sendiri. Emosi adalah kekuatan tanpa batas yang dapat dimanfaatkan
untuk meraih sukses dalam hidup (Goleman, 2000).
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengenali emosi
diri sendiri dan emosi orang lain, serta menggunakan perasaan itu untuk
memandu pikiran dan tindakan yang dilakukan. Seperti yang diungkapkan
oleh Goleman (1999) bahwa kecerdasan emosi atau emotional intelligence
merujuk pada kemampuan memotivasi diri, dan kemampuan mengelola
emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
Cooper dan Sawaf (2002), menyatakan kecerdasan emosi adalah
kemampuan merasakan memahami dan secara aktif menerapkan daya dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh
yang manusiawi.
Solvey dan Mayer dalam Goleman (2000) menggunakan istilah
kecerdasan emosi untuk menggambarkan sejumlah keterampilan yang
berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri dan orang
lain
serta
kemampuan
mengelola
perasaan
untuk
memotivasi,
merencanakan dan meraih tujuan kehidupan.
Goleman (2005), mendefenisikan kecerdasan emosi adalah
kecakapan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri
sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu
mengendalikan impuls dan merasa tidak cepat puas, mampu mengatur
suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak menggangu
kemampuan berfikir serta mampu berempati serta berharap.
Kecerdasan emosi juga mengandung aspek kemampuan mengatur
emosi, kemampuan menenangkan diri, memusatkan perhatian dan untuk
berhubungan lebih baik dengan orang lain sehingga dapat memberikan
reaksi yang tepat ketika berhadapan dengan situasi-situasi yang sulit dan
yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikannya
dengan baik (Gottman, 1999). Berbagai pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan emosi mengandung aspek pengenalan diri,
pengelolaan emosi diri dan emosi orang lain, kemampuan memotivasi diri,
dan kemampuan berhubungan dengan orang lain secara efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keberhasilan seseorang selain ditentukan oleh kecerdasan rasional
(IQ), juga sangat ditentukan oleh kecerdasan emosional karena IQ tidak
akan bekerja sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional (Goleman,
2007).
Gardner dalam Goleman (2000), membedakan kecerdasan emosi
dalam dua bentuk:
a. Kecerdasan interpribadi, yaitu suatu kemampuan untuk mengerti
keadaan dirinya. Misalnya bila seorang sedang sedih maka ia tidak
terlarut dalam kesedihannya apalagi jika kesedihannya itu dapat
menghambat aktifitasnya untuk menuju kearah yang lebih baik.
b. Kecerdasan antarpribadi, yaitu berisi mengenai kemampuan untuk
memahami orang lain membedakan, menanggapi dengan cepat suasana
hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain di luar dirinya. Untuk
dapat memanifestasikan kecerdasan antarpribadi seseorang harus
terlebih dahulu mencapai tingkat pengendalian diri tertentu yaitu
dimulainya kemampuan untuk menyimpan kemarahan, beban stress,
dorongan hati serta kegairahannya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang
menurut Goleman ( 2000), antara lain sebagai berikut:
a. Lingkungan keluarga. Keluarga merupakan sekolah yang pertama kali
dalam mempelajari emosi. Dalam hal ini peran orang tua sangatlah
dibutuhkan. Orang tua adalah subjek pertama yang perilakunya
diidentifikasikan oleh anak dan kemudian diinternalisasikan yang pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akhirnya akan menjadi bagian kepribadian anak. Orang tua mampu
memberikan contoh-contoh yang baik mengenai bagaimana mereka
mereaksi perasaan orang lain, cara terbaik menanggapi perasaan orang
lain, cara terbaik menanggapi perasaan dengan tepat adalah bagaimana
perilakunya dalam menghadapi masalah.
b. Lingkungan non keluarga. Dalam hal ini lingkungan non keluarga
adalah masyarakat, dan lingkungan pendidikan. Kecerdasan emosi
berjalan sesuai dengan perkembangan fisik dan mental anak.
Pembelajar emosi dapat dilakukan dengan memberi peran anak sebagai
seseorang diluar dirinya sehingga anak dapat belajar mengenai
bagaimana perasaan orang lain ketika menghadapi suatu masalah.
Kecerdasan emosional anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan
sosial. Dimana seorang anak hidup ditengah-tengah lingkungan yang
banyak memberikan warna bagi kehidupan emosional. Lingkungan
keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan emosional anak,
orang tua yang mempunyai keterampilan emosi baik akan mempunyai
anak-anak yang memiliki kemampuan emosi yang baik pula (Gottman,
1999).
Solvey dan Meyer dalam Goleman (2005) menyatakan aspek-aspek
kecerdasan emosi sebagai berikut :
a. Mengenali emosi diri (Knowing one’s emotions). Inti dari mengenali
emosi diri adalah kesadaran akan perasaan diri sendiri sewaktu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
perasaan
digilib.uns.ac.id
itu
timbul.
Ahli-ahli
psikologi
mengunakan
istilah
metakognisi untuk menyebut kesadaran seseorang akan emosinya
sendiri.
Goleman
menggunakan
istilah
kesadaran
diri
ini
membutuhkan neokorteks yang aktif, terutama diwilayah bahasa yang
terpasang untuk mengidentifikasi dan menamai emosi-emosi yang
sedang timbul.
b. Mengelola emosi (Managing emotion). Usaha mengenali emosi diri
sendiri sebenarnya sudah dijalankan sejak awal kehidupanya agar
manusia
mampu
mengontrol
emosi,
menjaga
agar
tindakan-
tindakannya tidak dikendalikan oleh emosi semata. Harus memahami
apa-apa yang diharapkan dirinya dan juga harus membawa
konsekuensi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.
c. Memotivasi diri sendiri (Motivating one self). Mengatur emosi sebagai
alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang mendasar untuk dapat
memberikan perhatian, memotivasi diri dan menguasai diri serta
mengembangkan kreatifitas. Kendali diri emosi yang berarti menahan
dorongan terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah
landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Orang-orang yang
memiliki ketrampilan ini cenderung lebih produktif dan efektif dalam
melakukan berbagai aktivitas. Emosi yang terlibat dalam kemampuan
memotivasi diri adalah rasa antusias, gairah dan keyakinan diri serta
menciptakan iklim yang positif dalam mencapai prestasi. Kemampuan
memotivasi diri erat hubungannya dengan ketekunan, karena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ketekunan bergantung pada sifat emosi yaitu antusiasme serta
keinginan untuk menghadapi tantangan. Bagian emosi seseorang
menentukan batas kemampuan untuk memanfaatkan kemampuan
mental bawaan dan menentukan keberhasilan dalam kehidupan, serta
bagaimana individu termotivasi oleh perasaan antusiasme dan
kepuasan pada apa yang dikerjakan sehingga mendorong untuk
berprestasi, maka disinilah arti kecerdasan emosi, suatu kemampuan
untuk mempengaruhi atau menghambat kemampuan-kemampuan
lainnya.
d. Mengenali emosi orang lain (Recognizing emotions in others).
Seseorang yang mampu berempati adalah seseorang yang mampu
membaca perasaan dan isyarat non verbal mereka lebih mampu
menyesuaikan diri secara emosi, lebih popular, lebih mudah bergaul
dan lebih mudah peka. Kemajuan teknologi membuat hubungan antar
manusia menjadi lebih rumit dan kerumitan ini menyebabkan stress
dan aneh. Globalisasi dan kemajuan teknologi yang hebat ini harus
dibayar mahal dengan ketumpulan atau kedunguan perasaan personal,
orang menjadi cepat marah, individualistis, serta tergesa-gesa semakin
tidak peka, tidak mampu mendengarkan dan berempati terhadap
perasaan sendiri apalagi orang lain. Semua itu disebabkan karena
kurangnya kemampuan mengendalikan emosi, setelah, oleh karena itu
tidak heran bila kecerdasan emosi dianggap menyumbang banyak
kesuksesan hidup seseorang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Membina hubungan (Handling relation ship). Seni membina hubungan
dengan orang lain erat hubungannya dengan ketrampilan emosi yang
lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah saat-saat kritis perkembangan
kemampuan anak. Intinya adalah mampu menangani emosi orang lain
yang membutuhkan kematangan-kematangan ketrampilan emosi lain
yaitu manajemen diri dan empati, yang perlu dicermati adalah
ketrampilan membina hubungan yang lebih aplikatif dan melibatkan
kehadiran orang lain.
Enam unsur utama kemampuan yang sangat penting yang berkaitan
dengan kecerdasan emosi menurut Goleman (2000) adalah:
a. Keyakinan. Perasan kendali dan penguasaan seseorang terhadap tubuh,
perilaku dan dunia, perasaan anak bahwa dirinya akan cenderung lebih
berhasil daripada tidak dalam apa yang dikerjakannya, dan bahwa
orang-orang dewasa akan bersedia menolong
b. Rasa ingin tahu. Perasaan bahwa menyelidiki segala sesuatu ini
bersifat positif dan menimbulkan kesenangan.
c. Niat. Hasrat dan kemampuan untuk berhasil dan untuk bertindak
dengan tekun berdasarkan niat tersebut. Hal ini berkaitan dengan
perasaan terampil dan perasaan efektif.
d. Kendali diri. Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain
berdasarkan pada perasaan saling memahami.
e. Kecakapan berkomunikasi. Keyakinan dan kemampuan verbal untuk
bertukar gagasan, perasaan dan konsep dengan orang lain. Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berkaitan dengan rasa percaya pada orang lain dan kenikmatan terlibat
dengan orang lain termasuk orang dewasa.
f. Kooperatif. Kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya
sendiri dengan kebutuhan orang lain dalam kegiatan kelompok.
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas dapat
disimpulkan
bahwa
kecerdasan
emosi
merupakan
kemampuan
membedakan, memahami dan menanggapi dengan tepat suasana hati,
temperamen, motivasi dan hasrat diri sendiri dan orang lain dalam
merencanakan dan meraih tujuan kehidupan dengan kata lain kecerdasan
emosi adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan kemampuan
untuk memahami orang lain.
2. Kesiapan Belajar
Menjalani kuliah merupakan bagian yang amat penting dalam
kegiatan belajar di perguruan tinggi. Semua materi pokok kuliah harus
dikuasai oleh mahasiswa, kegiatan lain yang diselenggarakan dalam kuliah
antara lain melatih berbagai macam keterampilan, mengerjakan berbagai
tugas sehingga memungkinkan mahasiswa memahami dan menguasai
materi pokok pada mata kuliah yang telah diberikan. Agar kegiatan
tersebut berjalan lancar maka dibutuhkan kesiapan belajar yang baik.
Sebelum melakukan aktivitas belajar anda harus benar-benar dalam
kondisi fresh (segar) untuk belajar. Untuk siap melakukan aktivitas belajar
ada dua hal yang harus diperhatikan , yaitu kondisi fisik dan psikis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi fisik harus bebas dari gangguan penyakit, kurang gizi dan rasa
lapar. Kondisi psikis harus steril dari gangguan konflik kejiwaan, tekanan
masalah atau ketegangan emosional, seperti gelisah, takut, cemas, kecewa,
marah, benci, patah hati, iri dan dendam. Masalah konflik kejiwaan atau
perasaan negative ini harus diselesaikan terlebih dahulu. Pikiran harus
benar-benar jernih, jika hendak melakukan kegiatan belajar. Pikiran yang
terus menerus dikuasai oleh letupan-letupan emosional akan menimbulkan
perasaan tidak enak. Perasaan tak enak yang bersemayam dihati
menyebabkan anda tak mampu berbuat apa-apa secara maksimal, apalagi
belajar (Hendra, 2009).
Apabila kesiapan belajar mahasiswa baik maka kemungkinan akan
diperoleh pencapaian hasil belajar yang diinginkan. Faktor kesiapan, baik
fisik maupun psikologis adalah merupakan kondisi awal suatu kegiatan
belajar.
Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya
siap untuk memberi respons atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap
suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau
kecenderungan untuk memberi respons (Slameto, 2003).
Djamarah dan Aswan (2006), menyatakan kesiapan untuk belajar
merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar.
Berdasarkan teori-teori yang telah diutarakan diatas dapat
disimpulkan bahwa kesiapan belajar adalah kondisi awal dari suatu
kegiatan belajar yang membuat seseorang siap untuk memberi respons
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atau jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran
tertentu.
Prinsip kesiapan yang dikemukakan oleh Thorndike adalah sebagai
berikut:
a. Kalau suatu unit tindakan sudah siap untuk dilakukan, maka tindakan
dengan unit tersebut akan menimbulkan kepuasan, dan tidak akan ada
tindakan-tindakan yang lainnya lagi untuk mengubah tindakan tadi.
b. Kalau suatu unit tindakan sudah siap untuk dilakukan akan tetapi tidak
dilakukan maka akan mengakibatkan ketidakpuasan dan akan
menimbulkan respons-respons apapun yang bersifat alamiah untuk
mengurangi atau meniadakan ketidakpuasan tertentu.
c. Kalau suatu unit tindakan tidak siap dilakukan kemudian dipaksa
untuk melakukannya, maka tindakan tersebut akan mengakibatkan
ketidakpuasan.
(L. Crow dan A. Crow, 2005)
Kondisi kesiapan menurut Slameto (2003), mencakup 3 aspek,
yaitu:
a. Kondisi fisik, mental dan emosional
b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah
dipelajari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Djamarah dan Aswan (2006), faktor-faktor kesiapan
meliputi:
a. Kesiapan fisik
Orang yang belajar tidak terlepas dari kondisi fisiknya. Menurut
penyelidikan yang telah dilakukan oleh salah seorang mahasiswa dari
Universitas Gajah Mada Yogyakarta ternyata bahwa kondisi fisik
mempengaruhi prestasi belajar anak. Maka adanya anak yang sering
sakit prestasinya menurun.
Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan seperti mengantuk,
lesu, atau gangguan fisik lainnya).
b. Kesiapan psikis
Selain kondisi fisik kondisi psikis harus pula diperhatikan.
Misalnya ada hasrat untuk belajar, bisa berkonsentrasi dengan baik,
ada motivasi instrinsik.
c. Kesiapan materiil
Misalnya ada bahan yang harus dipelajari atau dikerjakan, dapat
berupa buku bacaan, catatan, dan sebagainya.
Selain hal diatas ada faktor lain yang mempengaruhi kesiapan belajar,
antara lain:
a. Kesiapan fasilitas; termasuk didalamnya fasilitas untuk menunjang
belajar seperti alat tulis.
b. Kesiapan lingkungan; lingkungan tempat belajar yang kondusif.
c. Kesiapan perilaku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prinsip-prinsip kesiapan belajar menurut Slameto (2003), diantaranya
meliputi:
a. Semua
aspek
perkembangan
berinteraksi
(saling
berpengaruh
mempengaruhi.
b. Kematangan
Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan
jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari
pengalaman.
c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap
kesiapan belajar.
d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode
tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
atau indikator dari kesiapan belajar adalah kesiapan fisik, mental, fasilitas,
lingkungan dan perilaku.
3. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah
mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu
(Winkel, 1999). Sedangkan menurut Hilgard dan Bower (1975) belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
atau dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaankeadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan
sebagainya).
Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu kearah
sudah mampu yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang karena pengalaman yang berulang-ulang dengan jangka waktu
tertentu.
4. Prestasi Belajar
Kamus besar Bahasa Indonesia (2001) menjelaskan prestasi adalah
hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya). Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai terhadap bahan
pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu, yang
biasa dilaksanakan setiap akhir semester atau juga disebut tes sumatif.
Nilai hasil tes sumatif digunakan untuk menentukan nilai raport atau
Ijazah atau Kartu Hasil Studi mahasiswa (Ngalim, 2002).
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan mencapai
standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran, dengan
kompetensi ini dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peserta didik dalam berbagai mata pelajaran secara keseluruhan, baik yang
menyangkut aspek intelektual, sosial, emosional, spiritual, kreatifitas dan
moral.
5. Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan)
Mata kuliah dasar kebidanan yang diberikan pada semester II
dengan beban studi 4 sks ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan bantuan,
didasari konsep-konsep sikap dan keterampilan serta hasil evidence based
dalam praktik antenatal yang menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan dengan pokok-pokok bahasan konsep terjadinya kehamilan,
adaptasi fisiologi dan psikologi ibu hamil pada kunjungan awal dan ulang,
deteksi terhadap komplikasi ibu dan janin serta pendokumentasiannya
(Depkes, 2002).
6. Hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar
Kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh faktor
psikologis siswa. Setiap kegiatan selalu disertai dengan emosi yang positif
maupun yang negatif, perasaan senang maupun tidak senang. Untuk itu
harus dimiliki kecerdasan emosi agar dapat mengelola emosi tersebut
dengan baik ketika emosi itu timbul. Kecerdasan emosi mencakup
pengendalian diri, semangat dan ketekunan, kemampuan memotivasi diri,
dan keterampilan untuk membina hubungan dengan orang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kecerdasan emosi merupakan faktor penting untuk mencapai
puncak prestasi. Kemampuan mengelola emosi berarti siswa telah siap
secara fisik dan psikis untuk menerima pelajaran. Semangat dan ketekunan
serta motivasi untuk belajar merupakan faktor penting yang mendorong
seseorang untuk mencapai puncak prestasi.
Kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk
mencapai kesuksesan di sekolah, maupun dalam berkomunikasi di
lingkungan masyarakat. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang
berbeda-beda, tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik
(academic intelligence) yaitu kemampuan kognitif murni yang diukur
dengan IQ (Goleman, 2000).
7. Hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar
Aktifitas belajar yaitu proses yang melibatkan baik fisik maupun
psikis yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku subyek yang
melakukan aktifitas belajar. Berhasil atau tidaknya kegiatan belajar
termasuk hasil belajar sangat tergantung oleh berbagai faktor yang
mempengaruhinya, diantaranya kesiapan belajar (Winkel, 1999).
8. Hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar
Kecerdasan emosi merupakan faktor penting yang menentukan
prestasi belajar siswa, dengan mempunyai kecerdasan emosi seseorang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akan lebih mempunyai kesiapan dan motivasi untuk belajar (Gottman,
1999).
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Purnomo Sidi (2002) yang berjudul “ Hubungan antara Kecerdasan
Emosi dan Minat Baca dengan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan pada
Siswa Kelas II Semester IV Program Keahlian Akuntansi SMK N 6
Surakarta”. Berdasarkan hasil penelitian hasil analisa korelasi dan regresi
ganda diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,6499, dan penghitungan uji F
sebesar 78,882. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi
keuangan yang diperoleh siswa sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dan
minat baca siswa. Sumbangan efektif kedua variabel secara bersama-sama
sebesar 64,98 % ini berarti pencapaian prestasi belajar akuntansi keuangan
siswa ditentukan oleh kecerdasan emosi (EQ) dan minat baca sebesar 64,98 %,
sedangkan yang 38,02 % ditentukan oleh faktor lain.
Dwi Wahyuni (2004) yang berjudul “Pengaruh Kesiapan Belajar,
Motivasi Belajar dan Pengulangan Materi Pembelajaran Terhadap Hasil
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas II MA Al-Asror
Universitas Negeri Semarang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel kesiapan belajar, motivasi
belajar dan pengulangan materi pelajaran terhadap hasil belajar secara
simultan adalah 66,1 % dan secara parsial untuk kesiapan belajar sebesar
11,36 % motivasi belajar sebesar 18,23 %. Hasil analisis menunjukkan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
motivasi belajar memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian hasil
belajar siswa diikuti oleh kesiapan belajar.
Luluk Nur Fakhidah (2007) yang berjudul “ Hubungan antara
Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III Akademi
Kebidanan Mitra Husada Karanganyar”. Perbedaan penelitian yang pernah
dilakukan adalah terletak pada waktu pelaksanaan, variabel, subyek, populasi,
sampel yang diteliti dan cara analisis data. Hasil penelitian didapatkan ada
hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar,
berdasarkan penghitungan analisa data dengan uji korelasi product moment
sebesar 7.680.
Riza Arisandi dan Melly Latifah (2008) yang berjudul “ Analisis
Persepsi Anak terhadap Gaya Pengasuhan Orang Tua, Kecerdasan Emosional,
Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 3 Sukabumi”.
Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 60 % kecerdasan emosi pelajar
dipengaruhi oleh gaya pengasuhan orang tua. Orang tua yang menerapkan
gaya pengasuhan melatih emosi mempengaruhi penggelolaan emosi anak
remaja dalam membina hubungan, berdasarkan prestasi belajar anak
ditemukan adanya hubungan yang nyata dan positif antara kecerdasan emosi
dengan aktivitas ekstrakulikuler dan prestasi belajar dengan menggunakan
statistik korelasi Spearman (p < 0.01).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Kecerdasan emosi yang disertai dengan kesiapan belajar siswa
dimungkinkan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar baik disekolah maupun diluar sekolah sehingga
akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pada mata kuliah asuhan
kebidanan. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada bagan
sebagai berikut:
Kecerdasan Emosi
Kesiapan Belajar
1. Memotivasi diri
1. Kesiapan fisik
2. Mengenali emosi diri
2. Kesiapan mental
3. Mengelola emosi
3. Kesiapan fasilitas
4. Mengenali emosi orang lain 4. Kesiapan lingkungan
5. Membina hubungan dengan
orang lain
5. Kesiapan perilaku
6. Keyakinan
7. Niat
Prestasi Belajar
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. HIPOTESIS
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang dikemukakan
diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata kuliah
Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.
2. Ada hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah
Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.
3. Ada hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi
belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra
Husada Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Variabel yang diteliti hanya diukur satu kali
pengukuran saja dalam waktu tertentu (Soekidjo, 2002).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
dilaksanakan
di
Akademi
Kebidanan
Mitra
Husada
Karanganyar yang terletak di Papahan, Tasikmadu, Karanganyar pada bulan
Juni sampai Nopember 2010.
C. Populasi dan Sampel
Penelitian ini penulis menggunakan semua subjek yang terdapat di dalam
populasi pada mahasiswa semester II tahun akademik 2009/2010 yang
berjumlah 119 orang, yang terbagi dalam kelas A dan kelas B di Akademi
Kebidanan Mitra Husada Karanganyar.
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah
sampling purposive. Penetapan jumlah sampel dilakukan dengan
menggunakan perhitungan rumus besar sampel dari Isaac dan Michael sebagai
berikut (Sugiyono, 2008):
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
s=
digilib.uns.ac.id
λ2 .N .P.Q
d 2 ( N − 1) + λ2 .P.Q
Keterangan:
λ2 : dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5
d
: 0,05
s
: jumlah sampel
Hasil penghitungan dengan rumus diatas didapatkan besar sampel yang
akan digunakan dalam penelitian ini untuk taraf kesalahan 5% adalah 89
responden.
D. Kriteria Retriksi
1. Kriteria Inklusi
Semua mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar
dan yang mengikuti Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I.
2. Kriteria Eksklusi
Semua mahasiswa yang dijadikan responden untuk uji validitas dan
reliabilitas.
E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
1.
Variabel Bebas
Pada penelitian ini variabel bebas adalah kecerdasan emosi dan
kesiapan belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Kecerdasan emosi adalah kecakapan emosi yang meliputi kemampuan
untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika
menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan merasa
tidak cepat puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu
mengelola kecemasan agar tidak menggangu kemampuan berfikir
serta
mampu
berempati
serta
berharap.
Kecerdasan
emosi
mengandung aspek yaitu; memotivasi diri, mengenali emosi diri,
mengelola emosi, mengenali emosi orang lain, membina hubungan
dengan orang lain, keyakinan, dan niat (Goleman, 2005; Cooper dan
Sawaf, 2002). Hasil evaluasi ini dapat berupa skor nilai, skala
pengukurannya adalah skala interval dengan rentang: Sangat baik:
76% - 100%, Baik: 56% - 75%, Kurang baik: 40% - 55%, Buruk: <
40%.
b. Kesiapan belajar adalah kesiapan mahasiswa untuk belajar merupakan
kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kesiapan belajar dalam penelitian
ini adalah mengandung aspek sikap mahasiswa terhadap kesiapan
fisik, kesiapan mental, kesiapan fasilitas, kesiapan lingkungan,
kesiapan perilaku (Djamarah, 2002). Hasil evaluasi ini dapat berupa
skor nilai, skala pengukurannya adalah skala interval dengan rentang:
Sangat baik: 76% - 100%, Baik: 56% - 75%, Kurang baik: 40% 55%, Buruk: < 40%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar. Prestasi
belajar menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2001) prestasi adalah
hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya). Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Penelitian ini prestasi belajar dilihat dengan nilai absolut. Hasil
pengukurannya berskala interval yang dikategorikan dengan skala
ordinal, yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, kurang sekali.
Tabel 1. Rentang Nilai Konversi
No Skala
1 Baik sekali
Nilai absolut
79-100
2
Baik
68-78
3
Cukup
56-67
4
Kurang
41-55
5
Kurang sekali
0-40
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah (2005).
F. Instrumen Penelitian
1. Kecerdasan Emosi
Data diambil melalui kuesioner, skala yang dipakai skala likert yang
berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan objek yang hendak
diungkap. Alternatif jawaban yang diberikan adalah sangat setuju, setuju,
tidak setuju, sangat tidak setuju.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian kecerdasan emosi diukur dengan menggunakan kuesioner
kecerdasan emosi yang dikutip dari Cooper dan Sawaf (2002) dan Davis
(2006) yang didesain berdasarkan skala rating scale yang berisi sejumlah
pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap.
Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner kecerdasan emosi
Variabel
Indikator
Banyaknya
penelitian
Nomor butir
butir
Kecerdasan
1. Memotivasi diri
emosi
2. Mengenali
5
emosi 3
1,2,3,4,5
6,7,8
diri
3. Mengelola emosi
3
9,10,11
a. Kendali diri
2
25,31
24,32,34
b. Rasa
ingin 3
tahu
6
12,13,14,15,16,17
4
18,19,20,21
1
28
2
27,29
1
26
3
22,23,35
2
30,33
4. Mengenali
emosi
orang lain
5. Membina
hubungan dengan
orang lain
a. Keterkaitan
b. Kecakapan
komunikasi
c. Kooperatif
6. Keyakinan
7. Niat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penskoran skala model rating scale yang digunakan dalam
penelitian ini merujuk pada empat alternatif jawaban, sebagaimana
terlihat dibawah ini:
Tabel 3. Penskoran kuesioner kecerdasan emosi
Alternatif jawaban
Nilai
Nilai
pernyataan
pernyataan
positif
negatif
a. Sangat setuju
4
1
b. Setuju
3
2
c. Tidak setuju
2
3
d. Sangat tidak setuju
1
4
Variabel kecerdasan emosi diukur dengan pernyataan tertutup
sebanyak 47 item. Penilaian diberikan dengan skor 4, 3, 2, 1, pada
pernyataan favorable diberikan nilai 4 untuk jawaban sangat setuju, nilai
3 untuk jawaban setuju, nilai 2 untuk jawaban tidak setuju, nilai 1 untuk
jawaban sangat tidak setuju. Pada pernyataan unfavorable diberikan nilai
1 untuk jawaban sangat setuju, nilai 2 untuk jawaban setuju, nilai 3 untuk
jawaban tidak setuju, nilai 4 untuk jawaban sangat tidak setuju.
2. Kesiapan Belajar
Penilaian kesiapan belajar diambil melalui kuesioner dengan
alternative jawaban yang diberikan adalah selalu, sering, kadang-kadang,
dan tidak pernah sesuai dengan kondisi anda. Dalam penelitian
kecerdasan emosi diukur dengan menggunakan kuesioner kecerdasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
emosi yang didesain berdasarkan skala rating scale yang berisi sejumlah
pernyataan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap.
Tabel 4. Kisi-kisi kuesioner kesiapan belajar
Variabel
Indikator
penelitian
Banyaknya Nomor butir
butir
5
Kesiapan
1. Kesiapan fisik
belajar
2. Kesiapan mental 5
3. Kesiapan
1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
5
11,12,13,14,15
5
16,17,18,19,20
5
21,22,23,24,25
fasilitas
4. Kesiapan
lingkungan
5. Kesiapan
perilaku
Variabel kesiapan belajar diukur dengan pernyataan tertutup
sebanyak 25 item. Penilaian diberikan dengan skor 4, 3, 2, 1, pada
pernyataan diberikan nilai 4 untuk jawaban selalu, nilai 3 untuk jawaban
sering, nilai 2 untuk jawaban kadang-kadang, nilai 1 untuk jawaban tidak
pernah.
Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh datadata penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh
instrumen yang valid dan reliabel. Uji validitas ini akan dilakukan pada
mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar
tahun akademik 2009/2010 sebanyak 30 orang.
Menurut Soekidjo (2002), uji validitas dilakukan untuk melihat
sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ukurnya melalui uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan
dengan skor kuesioner tersebut. Untuk menguji validitas kuesioner
kecerdasan emosi dan kesiapan belajar penulis melakukan validitas isi
(content validity). Pengukuran ini melalui penyusunan kisi-kisi kuesioner
yang dibandingkan pada teori, setelah itu penulis melakukan analisis item
menggunakan rumus statistika koefisien korelasi product moment dari
pearson dengan rumus sebagai berikut:
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
[N ∑ X − (∑ X )]
2
2
[N ∑Y
2
− (∑ Y )
2
]
(Arikunto, 2002)
Keterangan :
N
: Jumlah subjek
X
: Skor setiap item
Y
: Skor total
(∑ X )
: Kuadrat jumlah skor item
∑X
: Jumlah kuadrat skor item
2
2
(∑ Y )
2
: Kuadrat jumlah skor total
Hasil penggunaan rumus tersebut kemudian dianalisis, bila
hasil penghitungan (r
hitung)
lebih besar dari r
tabel
maka instrumen
dinyatakan valid. Uji coba instrumen penelitian kecerdasan emosi dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesiapan belajar yang dilakukan terhadap 30 responden diluar sampel
penelitian, dikonsultasikan dengan r tabel untuk taraf signifikansi 5%
adalah 0,361. Berdasarkan hasil uji coba instrumen, didapatkan hasil
untuk instrumen kecerdasan emosi sebanyak 35 butir dinyatakan valid,
sedangkan untuk instrumen kesiapan belajar sebanyak 25 butir terdapat 3
butir soal yang tidak valid, sehingga yang digunakan untuk penelitian
sebanyak 22 butir.
Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk meihat sejauh mana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subjek memang belum berubah. Formula statistika yang dapat digunakan
untuk menguji reliabilitas instrumen yang berupa kuesioner dengan rating
scale adalah Cronbach Alpha, dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2
⎧
k
⎪ ∑σ b
r11 =
1 −
(k − 1) ⎨⎪
σ 12
⎩
⎫
⎪
⎬ (Arikunto, 2002)
⎪⎭
Hasil hitungan rumus ini kemudian dianalisis. Bila hasil
penghitungan semakin mendekati angka 1 maka instrumen dikatakan
reliabel. Hasil penghitungan untuk instrumen kecerdasan emosi
didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,957 dan untuk instrumen kesiapan
belajar sebesar 0,907. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen
kecerdasan emosi dan kesiapan belajar mempunyai nilai reliabilitas yang
tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Prestasi Belajar
Penelitian ini prestasi belajar dapat dilihat dari dokumentasi yang
berupa nilai mata kuliah Askeb I pada mahasiswa semester II Akbid Mitra
Husada Karanganyar tahun akademik 2009/2010.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data untuk kecerdasan emosi dan kesiapan belajar mahasiswa diperoleh
dengan cara menyebar kuesioner yang telah disusun dengan, kemudian untuk
prestasi belajar diperoleh dengan cara melihat nilai Ujian Akhir Semester
(UAS) pada mata kuliah Asuhan Kebidanan I.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat analisis
a. Uji Normalitas
Untuk menguji hipotesis dengan statistik parametris (t-test
untuk satu sampel, korelasi dan regresi, analisis varian dan t-tes untuk
dua sampel)
mensyaratkan data yang akan dianalisis harus
berdistribusi normal. Sebaran data yang normal adalah sebaran data
variabel yang dianalisis adalah simetris sehingga luas di bawah
lengkungan kurve normal rata-rata ke kanan dan ke kiri masing-masing
50%. Pada penelitian ini uji normalitasnya menggunakan uji Chi
kuadrat. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
X
2
h
( f0 − fh )2
=
fh
Sebaran data memenuhi persyaratan normalitas jika harga Chi
kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi kuadrat tabel (
2
2
2
2
X h ≤ X t ) dan apabila lebih besar ( X h > X t ) dinyatakan tidak
normal.
b. Uji Linearitas dan Keberartian
Uji linearitas dan keberartian diperlukan sebelum analisis regresi.
1) Uji Linearitas
Hubungan yang bersifat linear antara variabel bebas dan
variabel terikat merupakan persyaratan mutlak untuk analisis
regresi. Adapun rumus uji linearitas adalah sebagai berikut:
JK (T ) = ∑ Y 2
JK ( A ) =
(∑ Y )
2
n
⎧⎪
(∑ X )(∑Y ) ⎫⎪
JK (bIa) = b⎨∑ XY −
⎬
n
⎪⎩
⎪⎭
=
[n ∑ XY
n [n ∑
− ( ∑ X )(
X
2
∑
Y )
− (∑ X ) 2
]
]
JK ( S ) = JK (T ) − JK ( A) − JK (bIa)
⎧⎪
(∑ Y )2 ⎫⎪
JK (TC ) = ∑ ⎨ ∑ Y 2 −
⎬
ni ⎪
xi ⎪
⎩
⎭
JK ( G ) = JK ( S ) − JK ( TC )
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F =
2
S TC
S G2
Keterangan :
JK (T )
= Jumlah kuadrat total
JK ( A)
= Jumlah kuadrat koefisien a
JK (bIa)
= Jumlah kuadrat regresi (bIa)
JK (S )
= Jumlah kuadrat sisa
JK (TC )
= Jumlah kuadrat tuna cocok
JK (G )
= Jumlah kuadrat galat
Jika nilai Fhitung < Ftabel dengan dk pembilang (k-2) dan dk penyebut
(n-k), untuk taraf kesalahan 5%, atau taraf kesalahan 1%, maka
hubungan variabel bebas dengan terikat berbentuk linier. Jika nilai
Fhitung > Ftabel maka hubungan variabel bebas dengan terikat tidak
berbentuk linier (Sugiyono, 2008).
2) Uji Keberartian
F=
2
Sreg
2
Ssis
Jika F hitung > Ftabel pada dk pembilang =1 dan dk penyebut =
n-2, baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%, kesimpulannya
koefisien itu berarti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis pertama
Penghitungan korelasi dapat menggunakan rumus:
Rxy =
∑xy
(∑x )(∑y )
2
Bila r
2
hitung
<r
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak tetapi jika
rhitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima.
Untuk uji signifikansinya dapat juga digunakan dengan rumus t
sebagai berikut:
t=
r n−2
1− r2
Harga t
hitung
selanjutnya dibandingkan dengan harga t
dengan taraf kesalahan 5%, uji dua fihak dan dk = n-2. Jika t
tabel
hitung
>
ttabel maka Ha diterima.
Analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung persamaan
regresinya, hal ini digunakan untuk melakukan prediksi seberapa
tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen
dimanipulasi (diubah-ubah). Adapun persamaan regresi sederhananya
adalah sebagai berikut:
Y
= a + bX
Keterangan:
Y = Nilai yang diprediksikan
a
= konstanta atau bila harga X=0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b = koefisien regresi
X = Nilai variabel independen
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus
dihitung terlebih dahulu harga a dan b.
Harga b = r
sy
sx
Harga a = y − bx
Keterangan:
r
= Koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan
varibel Y
Sy = Simpangan baku variabel Y
Sx = Simpangan baku variabel X
b. Pengujian hipotesis kedua
Untuk pengujian hipotesis kedua sama dengan pengujian
hipotesis pertama.
c. Pengujian hipotesis ketiga
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan korelasi ganda (
R yx 1 x 2
) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
R yx 1 x 2 =
ryx2 1 + ryx2 2 − 2 ryx 1 ryx 2 rx1 x 2
1 − rx21 x 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan:
R yx 1 x 2
= Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama
dengan variabel Y
R yx1
= Korelasi product moment antara X1 dengan Y
R yx 2
= Korelasi product moment antara X2 dengan Y
R x1 x2
= Korelasi product moment antara X1 dengan X2
Untuk
mengetahui
apakah
koefisien
korelasi
dapat
digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan
rumus:
Fhitung =
R2 / k
(1 − R 2 )(n − k −1)
Keterangan:
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah anggota sampel
Harga F hitung selanjutnya dikorelasikan dengan F
tabel
dengan dk
pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%, bila
F
hitung
> F
tabel
maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah
signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.
Pada korelasi ganda dapat dilanjutkan dengan regresi ganda.
Analisis regresi ganda digunakan bila peneliti bermaksud meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bila dua variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi
(dinaik turunkan nilainya). Serta digunakan untuk mengetahui besar
hubungan antara variabel X1, dan X2, terhadap variabel Y.
Rumus : Y = a + bX1 + bX2
Keterangan:
X1 = Kecerdasan Emosi
X2 = Kesiapan Belajar
Y = Prestasi Belajar
a = konstanta
b = koefisien regresi
3. Mencari sumbangan relatif (SR) dan sumbangan efektif (SE)
a) Sumbangan relatif
SR (X) % =
SE (X) %
x100%
R2
b) Sumbangan efektif
SE (X) % = βX1... n • ryx1... n x100%
Keterangan:
β X 1 ... n = standar koefisien beta
ryx1... n = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor
R2 = nilai R square
(Setiaji, 2004)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
a. Variabel Kecerdasan Emosi (X1)
Data ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi kecerdasan
emosi mahasiswa semester II pada mata kuliah asuhan kebidanan I.
berikut hasil penghitungannya:
Tabel 5. Distribusi Kecerdasan Emosi
Kecerdasan Emosi
Frekuensi
Persentase
Sangat Baik
12
13.48
Baik
77
86.52
Jumlah
89
100.00
Sumber: Data Primer, 2010
Hasil distribusi data responden tentang kecerdasan emosi diketahui
bahwa 13.48% atau 12 responden mempunyai kecerdasan emosi
sangat baik, 86.52% atau 77 responden mempunyai kecerdasan emosi
baik, sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar
responden mempunyai kecerdasan emosi baik.
b. Variabel Kesiapan Belajar (X2)
Distribusi
kesiapan
belajar
penghitungan pada tabel berikut:
commit to user
mahasiswa
didapatkan
hasil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 6. Distribusi Kesiapan Belajar
Kesiapan Belajar
Frekuensi
Persentase
Sangat Baik
66
74.16
Baik
23
25.84
Jumlah
89
100.00
Sumber: Data Primer, 2010
Hasil distribusi data responden tentang kesiapan belajar diketahui
bahwa 74.16% atau 66 responden mempunyai kesiapan belajar sangat
baik, 25.84% atau 23 responden mempunyai kesiapan belajar baik,
sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar
responden mempunyai kesiapan belajar sangat baik.
c. Variabel Prestasi Belajar (Y)
Distribusi
kesiapan
belajar
mahasiswa
didapatkan
hasil
penghitungan pada tabel berikut:
Tabel 7. Distribusi Prestasi Belajar
Prestasi Belajar
Frekuensi
Persentase
Baik Sekali
9
10.11
Baik
53
59.55
Cukup
27
30.34
Jumlah
89
100.00
Sumber: Data Primer, 2010
Hasil distribusi data responden tentang prestasi belajar diketahui
bahwa 10.11% atau 9 responden mempunyai prestasi belajar baik
sekali, 59.55% atau 53 responden mempunyai prestasi belajar baik,
30.34% atau 27 responden mempunyai prestasi belajar cukup,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar
responden mempunyai prestasi belajar baik.
d. Variabel Kecerdasan Emosi (X1) dengan Prestasi Belajar (Y)
Distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa
didapatkan hasil penghitungan pada tabel berikut:
Tabel 8. Distribusi Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar
Prestasi Belajar
Baik Sekali
F
Kecerdasan Emosi
%
Baik
F
%
Cukup
F
0
%
0
Jumlah
F
%
12
13.50
Sangat Baik
8
9.00
4
4.50
Baik
1
1.13
49
55.02 27
30.35 77
86.50
Jumlah
9
10.13 53
59.52 27
30.35 89
100.00
Sumber: Data Primer, 2010
Hasil distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar diketahui
bahwa 9.00% atau 8 responden mempunyai kecerdasan emosi sangat
baik dengan prestasi belajar baik sekali, 4.50% atau 4 responden
mempunyai kecerdasan emosi sangat baik dengan prestasi belajar baik,
1.13% atau 1 responden mempunyai kecerdasan emosi baik dengan
prestasi belajar baik sekali, 55.02% atau 49 responden mempunyai
kecerdasan emosi baik dengan prestasi belajar baik, 30.35% atau 27
responden mempunyai kecerdasan emosi baik dengan prestasi belajar
cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi terbanyak berada
pada mahasiswa yang mempunyai kecerdasan emosi baik dengan
prestasi belajar baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Variabel Kesiapan Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y)
Distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa
didapatkan hasil penghitungan pada tabel berikut:
Tabel 9. Distribusi Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar
Prestasi Belajar
Baik Sekali
F
Kesiapan Belajar
Baik
%
F
%
Cukup
F
%
Jumlah
F
%
Sangat Baik
6
6.74
39
43.82 21
23.60 66
74.16
Baik
3
3.37
14
15.73 6
6.74
23
25.84
Jumlah
9
10.11 53
59.55 27
30.34 89
Sumber: Data Primer, 2010
Hasil distribusi kesiapan belajar dengan prestasi belajar diketahui
bahwa 6.74% atau 6 responden mempunyai kesiapan belajar sangat
baik dengan prestasi belajar baik sekali, 43.82% atau 39 responden
mempunyai kesiapan belajar sangat baik dengan prestasi belajar baik,
23.60% atau 21 responden mempunyai kesiapan belajar sangat baik
dengan prestasi belajar cukup, 3.37% atau 3 responden mempunyai
kesiapan belajar baik dengan prestasi belajar baik sekali, 15.73% atau
14 responden mempunyai kesiapan belajar baik dengan prestasi
belajar baik, 6.74% atau 6 responden mempunyai kesiapan belajar
baik dengan prestasi belajar cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa
frekuensi terbanyak berada pada mahasiswa yang mempunyai
kesiapan belajar sangat baik dengan prestasi belajar baik.
commit to user
100.00
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pengujian Prasyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis data untuk mengetahui hipotesis yang
diajukan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis
sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kecerdasan
emosi, kesiapan belajar dan prestasi belajar berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi
Kuadrat maka diperoleh hasil masing-masing variabel sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas
Variabel
X2hit
X2tabel
Keterangan
X1
24.494
31.410
Normal
X2
32.629
36.415
Normal
Y
33.191
36.415
Normal
Sumber; Data Primer, 2010
1) Data Kecerdasan Emosi (X1)
Hasil penghitungan diperoleh X2h 24.494, nilai ini lebih kecil
dari X2t (df = 20, a = 0,05) = 31.410. Ini berarti X2h < X2t , nilai
signifikansi 0.221 dan ini lebih besar dari 0.05 maka data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
2) Data Kesiapan Belajar (X2)
Hasil penghitungan diperoleh X2h 32.629, nilai ini lebih kecil
dari X2t (df = 24, a = 0,05) = 36.415. Ini berarti X2h < X2t , nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
signifikansi 0.112 dan ini lebih besar dari 0.05 maka data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
3) Data Prestasi Belajar (Y)
Hasil penghitungan diperoleh X2h 33.191, nilai ini lebih
kecil dari X2t (df = 24, a = 0,05) = 36.415. Ini berarti X2h < X2t ,
nilai signifikansi 0.100 dan ini lebih besar dari 0.05 maka data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas X dengan variabel terikat Y linier atau tidak.
Berdasarkan hasil uji linearitas, maka diperoleh hasil masing-masing
variabel sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Uji Linieritas
Variabel
Fhit
Ftabel
Keterangan
Y atas X1
1.086
3.92
Linier
Y atas X2
1.081
3.92
Linier
Sumber; Data Primer, 2010
1) Data linieritas kecerdasan emosi dengan prestasi belajar
Hasil penghitungan diperoleh nilai Fhitung (1.086) < Ftabel
(3.92) dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 87, untuk taraf
kesalahan 5%, maka hubungan variabel bebas dengan terikat
berbentuk linier.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Data linieritas kesiapan belajar dengan prestasi belajar
Hasil penghitungan diperoleh nilai Fhitung (1.081) < Ftabel
(3.92) dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 87, untuk taraf
kesalahan 5%, maka hubungan variabel bebas dengan terikat
berbentuk linier.
c. Uji Keberartian Regresi
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas X dengan variabel terikat Y berarti atau tidak. Berikut
hasil penghitungannya:
Tabel 12. Hasil Uji Keberartian Regresi
Variabel
Fhit
Ftabel
Keterangan
Y atas X1
23.411
3.92
Berarti
Y atas X2
13.257
3.92
Berarti
Y atas X1 dan X2
17.096
3.92
Berarti
Sumber; Data Primer, 2010
1) Data Keberartian regresi prestasi belajar atas kecerdasan emosi
Hasil penghitungan diperoleh Fhitung (23.411) > Ftabel (3.92)
pada dk pembilang =1 dan dk penyebut = 87, untuk taraf kesalahan
5%, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan tersebut berarti.
2) Data Keberartian regresi prestasi belajar atas kesiapan belajar
Hasil penghitungan diperoleh Fhitung (13.257) > Ftabel (3.92)
pada dk pembilang =1 dan dk penyebut = 87, untuk taraf kesalahan
5%, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan tersebut berarti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Data Keberartian regresi prestasi belajar atas kecerdasan emosi dan
kesiapan belajar
Hasil penghitungan diperoleh Fhitung (17.096) > Ftabel (3.92)
pada dk pembilang =1 dan dk penyebut = 87, untuk taraf kesalahan
5%, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan tersebut berarti.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dilakukan untuk
menguji apakah data yang
diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan mendukung atau tidak
terhadap hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini terdapat tiga
hipotesis yang akan dilakukan pengujian karena telah memenuhi
persyaratan analisis. Berikut hasil pengujian terhadap tiga hipotesis:
a. Pengujian hipotesis pertama
Pengujian
yang
dilakukan
untuk
mengetahui
hubungan
kecerdasan emosi (X1) dengan prestasi belajar (Y) menggunakan
rumus korelasi product moment. Besar hubungan yang diperoleh
adalah Rhitung 0.457 sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan
yang positif sebesar 0.457 antara kecerdasan emosi dan prestasi belajar
berarti semakin baik kecerdasan emosi maka prestasi belajar juga
semakin baik.. Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan
dengan menggunakan statistik uji t, diperoleh nilai t hitung sebesar 4.794
pada taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan t tabel dengan dk = 87
diperoleh ttabel sebesar 1.980. karena t
commit to user
hitung
> t
tabel
maka dinyatakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai probabilitas lebih kecil
dari tingkat kesalahan alpha (0.000 < 0.05), yang berarti terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan
prestasi belajar sebesar 0.457.
Koefisien determinasi sebesar 20.90%, hal ini berarti varian yang
terjadi pada prestasi belajar 20.90% ditentukan oleh varian yang terjadi
pada varian kecerdasan emosi atau dapat diartikan pengaruh
kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar sebesar 20.90% dan sisanya
79.10% ditentukan oleh faktor lain diantaranya minat, bakat, motivasi,
kebiasaan belajar mahasiswa.
Analisis dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya
didapatkan hasil Y = 24.084 + 0.428X1, artinya konstanta sebesar
24.084 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kecerdasan emosi
maka prestasi belajar mahasiswa adalah 24.084. koefisien
regresi
sebesar 0.428 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan
kecerdasan emosi maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa
sebesar 0.428.
b. Pengujian hipotesis kedua
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan kesiapan
belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) menggunakan rumus korelasi
product moment. Besar hubungan yang diperoleh adalah Rhitung 0.360
sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif
sebesar 0.360 antara kesiapan belajar dan prestasi belajar berarti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semakin baik kesiapan belajar maka prestasi belajar juga semakin baik,
selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan dengan
menggunakan statistik uji t, diperoleh nilai t
hitung
sebesar 3.603 pada
taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan ttabel dengan dk = 87
diperoleh ttabel sebesar 1.980. karena thitung > ttabel maka dinyatakan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai probabilitas lebih kecil
dari tingkat kesalahan alpha (0.001 < 0.05), yang berarti terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dan
prestasi belajar sebesar 0.360.
Koefisien determinasi sebesar 13.00%, hal ini berarti varian yang
terjadi pada prestasi belajar 13.00% ditentukan oleh varian yang terjadi
pada varian kesiapan belajar atau dapat diartikan pengaruh kesiapan
belajar terhadap prestasi belajar sebesar 13.00% dan sisanya 87.00%
ditentukan oleh faktor lain diantaranya minat, bakat, motivasi,
kebiasaan belajar mahasiswa.
Analisis dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya
didapatkan hasil Y = 45.782 + 0.353X2, artinya konstanta sebesar
45.782 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kesiapan belajar
maka prestasi belajar mahasiswa adalah 45.782. koefisien
regresi
sebesar 0.353 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan kesiapan
belajar maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sebesar
0.353.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Pengujian hipotesis ketiga
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan hubungan
kecerdasan emosi (X1) dan kesiapan belajar (X2) dengan prestasi
belajar (Y) menggunakan rumus korelasi ganda. Besar hubungan yang
diperoleh adalah Rhitung 0.533 sehingga dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang positif sebesar 0.533 antara kecerdasan emosi dan
kesiapan belajar dengan prestasi belajar berarti semakin baik
kecerdasan emosi dan kesiapan belajar maka prestasi belajar juga
semakin baik. Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan
dengan menggunakan statistik uji F, diperoleh nilai F
hitung
17.096 pada taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan F
tabel
sebesar
dengan
dk pembilang = 2, dan dk penyebut = 86 diperoleh F tabel sebesar 3.07,
karena F
hitung
> F
tabel
maka dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan
alpha (0.000 < 0.05), yang berarti terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan
prestasi belajar sebesar 0.533.
Koefisien determinasi sebesar 28.40%, hal ini berarti varian yang
terjadi pada prestasi belajar 28.40% ditentukan oleh varian yang terjadi
pada varian kecerdasan emosi dan kesiapan belajar atau dapat diartikan
pengaruh kecerdasan emosi dan kesiapan belajar terhadap prestasi
belajar sebesar 28.40% dan sisanya 71.60% ditentukan oleh faktor lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresi ganda
didapatkan hasil Y = 10.273 + 0.376X1 + 0.275X2, artinya konstanta
sebesar 10.273 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kecerdasan
emosi dan kesiapan belajar maka prestasi belajar mahasiswa adalah
10.273.
4. Menentukan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Untuk mengetahui berapa besar sumbangan dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat, maka perlu dihitung berapa
sumbangan relatif dan sumbangan efektif kedua variabel bebas tersebut
terhadap variabel terikat, hasil penghitungan sebagai berikut:
Tabel 13. Hasil penghitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif
Variabel
Sumbangan Relatif
Sumbangan Efektif
(%)
(%)
X1
82.20
17.18
X2
76.15
9.9
Sumber; Data Primer, 2010
Data diatas menunjukkan besar pengaruh kecerdasan emosi (X1) terhadap
prestasi belajar mahasiswa (Y) ditunjukkan dengan diperoleh sumbangan
efektif sebesar 17.18% dan sumbangan relatif sebesar 82.20%. Besar pengaruh
kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar mahasiswa (Y) ditunjukkan
dengan diperoleh sumbangan efektif sebesar 9.9% dan sumbangan relatif
sebesar 76.15%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pembahasan
Penelitian ini ingin mengetahui hubungan kecerdasan emosi dan
kesiapan belajar dengan prestasi beajar, berdasarkan data yang terkumpul dan
dianalisis kemudian dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa
Penelitian ini memperoleh data yang menunjukkan bahwa
koefisien korelasi antara kecerdasan emosi (X1) dengan prestasi belajar
mahasiswa (Y) sebesar 0.457. uji keberartian koefisien korelasi dilakukan
dengan uji t didapatkan harga thitung sebesar 4.794 pada taraf signifikansi
5% dibandingkan dengan t
tabel
dengan dk = 87 diperoleh t
tabel
sebesar
1.980 ini berarti hasilnya signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis
Ho ditolak yang sehingga ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kecerdasan emosi dengan prestasi belajar dan dapat diartikan semakin baik
kecerdasan emosi maka prestasi belajar mahasiswa semakin baik juga.
Besar pengaruh kecerdasan emosi (X1) terhadap prestasi belajar
mahasiswa (Y) ditunjukkan dengan diperoleh sumbangan efektif sebesar
17.18%. Hal ini sesuai dengan teori Goleman (2000) yang mengatakan
Kecerdasan emosi merupakan faktor penting untuk mencapai puncak
prestasi. Kemampuan mengelola emosi berarti siswa telah siap secara fisik
dan psikis untuk menerima pelajaran. Semangat dan ketekunan serta
motivasi untuk belajar merupakan faktor penting yang mendorong
seseorang untuk mencapai puncak prestasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk
mencapai kesuksesan di sekolah, maupun dalam berkomunikasi di
lingkungan masyarakat. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang
berbeda-beda, tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik
(academic intelligence) yaitu kemampuan kognitif murni yang diukur
dengan IQ.
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai terhadap bahan
pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu, yang
biasa dilaksanakan setiap akhir semester atau juga disebut tes sumatif.
Nilai hasil tes sumatif digunakan untuk menentukan nilai raport atau
Ijazah atau Kartu Hasil Studi mahasiswa (Ngalim, 2002).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Luluk Nur
Fakhidah (2007) yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara
kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa. Penelitian Riza
Arisandi dan Melly Latifah (2008) juga menyatakan terdapat hubungan
yang nyata dan positif antara kecerdasan emosi dengan aktivitas
ekstrakulikuler dan prestasi belajar
2. Hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa
Penelitian ini memperoleh data yang menunjukkan bahwa
koefisien korelasi antara kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar
mahasiswa (Y) sebesar 0.360. uji keberartian koefisien korelasi dilakukan
dengan uji t didapatkan harga thitung sebesar 3.603 pada taraf signifikansi
5% dibandingkan dengan t
tabel
dengan dk = 87 diperoleh t
commit to user
tabel
sebesar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.980 ini berarti hasilnya signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis
Ho ditolak yang sehingga ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kesiapan belajar dengan prestasi belajar dan dapat diartikan semakin baik
kesiapan belajar maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Besar pengaruh kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar mahasiswa
(Y) ditunjukkan dengan diperoleh sumbangan efektif sebesar 9.9%. Hal ini
sesuai dengan teori Winkel (1999), yang menyatakan bahwa berhasil atau
tidaknya kegiatan belajar termasuk hasil belajar sangat tergantung oleh
berbagai faktor yang mempengaruhinya, diantaranya kesiapan belajar.
Apabila kesiapan belajar mahasiswa baik maka kemungkinan akan
diperoleh pencapaian hasil belajar yang diinginkan. Faktor kesiapan, baik
fisik maupun psikologis adalah merupakan kondisi awal suatu kegiatan
belajar. Sebelum melakukan aktivitas belajar anda harus benar-benar
dalam kondisi fresh (segar) untuk belajar. Untuk siap melakukan aktivitas
belajar ada dua hal yang harus diperhatikan , yaitu kondisi fisik dan psikis
(Surya, 2009).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dwi Wahyuni
(2004) yang menyatakan motivasi belajar memberikan kontribusi yang
tinggi terhadap pencapaian hasil belajar siswa diikuti oleh kesiapan
belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan belajar dengan Prestasi
Belajar
Hasil pengujian korelasi ganda didapatkan koefisien korelasi
kecerdasan emosi (X1) dan kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar
(Y) sebesar 0.533. Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan
dengan menggunakan statistik uji F, diperoleh nilai F
hitung
sebesar 17.096
pada taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan F tabel dengan dk penyebut
= 2 dan dk pembilang = 86 diperoleh F
tabel
sebesar 3.07, hasilnya
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak yang
sehingga ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan
emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar, dimana yang paling
besar hubungannya dengan prestasi belajar adalah kecerdasan emosi
kemudian disusul oleh variabel kesiapan belajar. Hal tersebut didukung
oleh teori Gottman (1999) yang menyatakan kecerdasan emosi merupakan
faktor penting yang menentukan prestasi belajar siswa, dengan mempunyai
kecerdasan emosi seseorang akan lebih mempunyai kesiapan dan motivasi
untuk belajar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosi lebih
besar hubungannya dengan prestasi belajar baru disusul kesiapan belajar,
yang berarti kecerdasan emosi dan kesiapan belajar yang baik akan
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dijabarkan pada Bab IV,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi
dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Askeb I mahasiswa
semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Hal ini berarti mahasiswa
yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik maka akan semakin baik
juga prestasi belajarnya.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Askeb I mahasiswa
semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Hal ini berarti mahasiswa
yang mempunyai kesiapan belajar yang baik maka akan semakin baik juga
prestasi belajarnya.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi
dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah
Askeb I mahasiswa semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Hal ini
berarti mahasiswa yang mempunyai kecerdasan emosi dan kesiapan
belajar yang baik maka akan semakin baik juga prestasi belajarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. IMPLIKASI
Implikasi ini dapat dijadikan sebagai tambahan wacana dan masukan
mengenai hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi
belajar, bahwa dengan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar yang baik
prestasi belajar akan menjadi baik.
C. SARAN
Sesuai dengan apa yang telah disimpulkan dari hasil penelitian ini, maka
penulis mempunyai beberapa saran yang mungkin dapat dilaksanakan untuk
meningkatkan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar mahasiswa agar prestasi
belajar mahasiswa menjadi lebih baik adalah sebagai berikut:
1. Perlu meningkatkan kecerdasan emosi mahasiswa yang dapat dimulai dari
lingkungan keluarga, orangtua diajak untuk berperan serta dalam
meningkatkan kecerdasan emosi mahasiswa, dilingkungan sekolah
pembelajaran yang memperhatikan emosi dapat membantu mempercepat
siswa dalam memahami materi pelajaran.
2. Pengajar atau dosen juga harus mempersiapkan emosi dengan baik dalam
proses belajar mengajar sehingga dapat memberikan materi belajar secara
baik dan lebih maksimal serta dapat memahami emosi siswa yang
membuat pelajaran lebih berarti dan permanen, karena siswa akan hadir
baik secara fisik maupun secara psikis, dan dapat memaksimalkan fungsi
kecerdasan intelektualnya sehingga prestasi belajar lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada mahasiswa agar dapat
meningkatkan kesiapan belajar yang lebih baik sehingga proses belajar
mengajar menjadi lancar dan prestasi belajar menjadi baik.
4. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa selain kecerdasan emosi dan
kesiapan belajar sehingga prestasi belajar mahasiswa menjadi lebih baik.
commit to user
Download