Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Dasar / Umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Dalam skripsi yang berjudul ”Hubungan Peranan Public Relation dalam Menggunakan Facebook Page Terhadap Brand Image Batavianet, Penulis memulainya dengan membahas tentang ilmu Komunikasi terlebih dahulu. Menurut Everett M. Rogers (Mulyana, 2007:69) ”Komunikasi adalah prosess dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Dan menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (Mulyana, 2007:76) ”Komunikasi adalah proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih”. Masih dalam buku yang sama peneliti akan menjelaskan sedikit mengenai, apa itu komunikasi massa yaitu : komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan – pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk saran – saran yang sering tertunda), proses komunikasi didominasi oleh 9 10 lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini. (Mulyana, 2007:80-85) Dari beberapa definisi yang dikemukakan tersebut, maka penulis menyimpulkan komunikasi adalah suatu proses penyampaian isi pernyataan oleh individu atau kelompok baik secara verbal maupun nonverbal dan diterima juga dimengerti agar dapat mengubah tingkah laku komunikan sehingga mampu menciptakan kebersamaan bagi yang terlibat. 2.1.2 Model Komunikasi X A B Model ABX Newcomb Model ini menggambarkan bahwa seseorang (A) menyampaikan sebuah inforrmasi kepada seorang lainnya (B), mengenai sesuatu (X) adalah saling bergantung, dan ketiganya merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat orientasi. 1. Orientasi A terhadap X, yang meliputi sikap terhadap X sebagai objek yang harus didekati atau dihindari dan atribut kognitif (kepercayaan dan tatanan kognitif). 2. Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama. 11 3. Orientasi B terhadap X. 4. Orientasi terhadap A. Didalam model Newcomb, komunikasi adalah cara lazim dan efektif yang memungkinkan orang – orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah suatu model tindakan komunikasi antara dua orang atau lebih yang disengaja (Mulyana, 2007:154-155). 2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi Unsur – unsur pokok dalam proses berkomunikasi yaitu sebagai berikut (Ruslan, 2010:83) 1. Source: individu yang berinisiatif sebagai sumber untuk menyampaikan pesan. 2. Message: suatu gagasan, dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan bersifat pendidikan emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu 3. Channel: berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan – pesan kepada khalayaknya 4. Effect: dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan – pesan tersebut 12 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Teori Public Relations Menurut The British Institute of Public Relations (Ruslan, 2010:15-16) yaitu: dalam buku Management Public Relations dan Media Komunikasi 1. “Public relations activity is management of communications between an organization and its publics” (Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya) 2. “Public Relations practice is deliberate planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public.” (Praktik Public relations adalah memikirkan merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya) 2.2.1.1 Peranan Public Relations Namun peran utama Public Relations pada intinya yang disebutkan (Ruslan, 2010:26) sebagai berikut: 1. Communicator Kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung atau tidak langsung, melalui media cetak atau media elektronik dan lisan (mediator). 13 2. Relationship Membangun hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya, yakni internal ataupun eksternal. 3. Back up management yakni sebagai pendukung dalam kegiatan lain : manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia, dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama. 4. Good image maker Menciptakan citra yang positif merupakan prestasi, reputasi, sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas Public Relations dalam membangun citra atau nama baik lembaga organisasi organisasi atau lembaganya Sebagai Public Relations harus memiliki beberapa keterampilan khusus, diantaranya adalah (Ruslan,2010:14) 1. Sebagai creator : memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan, ide – ide atau buah pemikiran yang cemerlang. 2. Conceptor: mempunyai kemampuan (skill) sebagai konseptor dalam penyusunan program kerja kehumasan, dan rencana program lainnya. 3. Mediator: kemampuan menguasai teknik komunikas, baik melalui media secara lisan maupun tertulis dalam penyampaian pesan atau menyalurkan informasi dari lembaga atau organisasi yang diwakilinya kepada publik 14 4. Problem solver: mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapinya, baik secara proaktif, antisipatif, inovatif, dinamis, dan solutif. 2.2.2 Brand Image 2.2.2.1 Definisi Brand Image (citra merek) Penulis akan memberikan beberapa definisi – definisi brand image menurut, Keller (Sitinjak dan Tumapal, 2005:172), brand image adalah sebagai persepsi atau kesan tentang suatu merek yang direfleksikan oleh sekumpulan asosiasi yang menghubungkan pelanggan dengan merek dalam ingatannya. Sedangkan definisi brand image menurut Aaker dan Joachimsthaler (Sitinjak dan Tumapal, 2005:172) “brand image adalah identitas (termasuk personality, symbol, proposal nilai, brand essence dan posisi merek). 2.2.2.2 Manfaat Brand Image Manfaat brand image menurut Park dan Srinivasan dalam buku Measuring Customer Satisfaction (Rangkuti, 2002:37), yaitu: 1. Keuntungan yang berkaitan dengan penampilan serta keuntungan yang didapat saat ini, merek yang positif dapat meningkatkan keuntungan yang diraih, dapat membuat konsumen menerima kenaikan harga dari 15 suatu produk, meningkatkan keefektifan marketing komunikasi dan peningkatan dalam kerjasama perdagangan. 2. Keuntungan berkaitan pendapatan jangka panjang kesetiaan konsumen terhadap suatu merek sehingga perusahaan lebih kuat dalam menanggapi serangan dari para pesaing, dan lebih kuat dalam menanggapi krisis pemasaran. 3. Keuntungan berkaitan dengan potensi perusahaan untuk berkembang, kesempatan untuk memberikan surat ijin untuk membuka cabang, memberikan kekuatan yang positif dalam pemasaran melalui mulut ke mulut, kemampuan merek dalam mempermudah pengenalan produk baru sebagai perluasan merek. 2.2.2.3 Faktor pembentuk brand image Adapun faktor tertentu yang membentuk suatu brand image menurut David A. Aaker yang dikutip dalam jurnal Analisis Penilaian Konsumen terhadap Ekuitas Merek Coffee Shop di Surabaya (2007:90): 1. Brand Awareness (kesadaran terhadap merek produk) Brand awareness terjadi ketika masyarakat mengenal suatu produk sebagai milik perusahaan tertentu. Penjelasan mengenai piramida 16 brand awareness dari tingkat terendah sampai dengan tingkat yang tertinggi adalah sebagai berikut: - Unaware the brand (tidak menyadari merek) Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek. - Brand recognition (pengenalan merek) Tingkat minimal dari kesadran merek. Hal ini penting pada saat seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. - Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek) Pengingatan kembali terhadap suatu merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut. - Top of mind (puncak pikiran) Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran (top of mind) dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek yang ada dalam benak konsumen (Rangkuti, 2002:39). 17 2. Brand Association Hal yang lain pula yang perlu diperhatikan adalah asosiasi dari suatu merek tersebut. Brand association adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan para pelanggan, karena ia dapat membantu proses penyusunan informasi untuk membedakan merek yang satu dengan merek dari merk yang lainnya. Terdapat lima keuntungan menurut Aaker (Rangkuti,2002:43): - Dapat membantu proses penyusunan informasi. Asosiasi – asosiasi yang terdapat pada suatu merek, dapat membantu mengikhsiarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dengan mudah dikenal oleh pelanggan. - Adanya perbedaan suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat penting bagi usaha pembedaan. Asosiasi – asosiasi merek dapat memainkan peran yang sangat penting dalam membedakan satu merek dari merek yang lain. - Adanya alasan untuk membeli. Pada umumnya asosiasi merek sangat membantu para konsumen untuk mengambil keputusan utnuk membeli produk tersebut atau tidak. - Penciptaan sikap atau perasaan positif. Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap produk yang bersangkutan. 18 - Adanya landasan untuk perluasan. Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian antara merek dengan suatu produk. 3. Perceived Quality Menurut Susanto yang dikutip dalam jurnal Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Ekuitas Merek Coffee Shop di Surabaya (2007:90) kesan kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Lebih lanjut, menurut Aaker, apabila kesan kualitas adalah untuk dimengerti dan diatur, maka penting untuk mengetahui dimensi-dimensi yang mempengaruhi kesan kualitas produk dan kualitas jasa, yaitu: 1. Kualitas produk, terbagi menjadi: - Performance, karakteristik operasional produk yang utama - Features, elemen sekunder dari produk atau bagian tambahan dari produk - Conformance with specifications, tidak ada produk yang cacat - Reliability, konsistensi kinerja produk - Durability, daya tahan sebuah produk - Servicebility, kemampuan memberikan pelayanan sehubungan dengan produk - Fit and finish, menunjukkan saat munculnya atau dirasakannya kualitas produk 19 2. Sedangkan dimensi kualitas jasa menurut jasa menurut Zeithml dan Bitner, terbagi menjadi 5 aspek , antara lain: - Reliability, kemampuan menampilkan pelayanan yang diandalkan dan akurat - Responsiveness, kesediaan membantu dan menyediakan layanan yang cepat - Assurance, pengetahuan dan kemampuan karyawan untuk menumbuhkan keyakinan konsumen terhadap pelayanan penyedia jasa - Empathy, menunjukkan perhatian perusahaan terhadap konsumennya - Tangibles, tampilan dari fasilitas fisik, peralatan, personil/karyawan. 4. Brand Loyalty (kesetiaan merek) Menurut Ford yang dikutip dalam jurnal Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Ekuisitas Merek Coffee Shop di Surabaya (2007:91), loyalitas merek dapat dilihat dari seberapa sering orang membeli merek itu dibandingkan dengan merek lainnya. Berikut penjelasan Susanto, tentang tingkatan loyalitas terhadap merek yaitu: 1. Tingkatan yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal, yang sama sekali tidak tertarik pada merek tersebut dan bagi mereka merek apapun dianggap memadai sehingga merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian. 20 2. Tingkat kedua adalah para pembeli yang puas dengan produk atau setidaknya tidak mengalami kepuasan tipe ini bisa disebut sebagai pembeli kebiasaan (habitual buyer). 3. Tingkat ketiga berisi orang – orang yang puas, namun mereka memikul biaya peralihan (switching cost) serta biaya berupa waktu, uang, atau resiko kinerja berkenaan dengan tindakan beralih merek, kelompok ini bisa disebut pelanggan yang loyal terhadap biaya peralihan. 4. Tingkat keempat adalah mereka yang sungguh – sungguh menyukai merek tersebut, preferensinya mungkin dilandasi oleh suatu asosiasi seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakan atau persepsi kualitas yang tinggi. 5. Tingkat teratas adalah pelanggan yang setia, mereka mempunyai kebanggaan menjadi pengguna suatu merek – merek tersebut sangat penting. 2.2.3 Definisi Facebook Page Social media adalah Menurut Solis dan Breakenridge (2009: preface), “Social media is the democratization of content and the shift in the role people play in the process of reading and disseminating information (and thus creating ad sharing content). Social media represents a shift from a broadcast mechanism to a many-to-many model, rooted in a conversational format between authors and peers within their social channels. Social media is, quite simply, anything that uses the Internet to facilitate conversations. People now have the 21 opportunity to broadcast their thoughts, opinion, and expertise on a global scale. In many cases, these voices are as influential as many of the most widely renowned journalists and industry experts.” Facebook Page sangat cocok untuk digunakan kedalam komunikasi yang bersifat sangat massal. Kelebihan yang ditawarkan dari Facebook Page adalah: (Juju, 2010:179-180) 1. Jumlah fans yang tidak terbatas, tidak seperti pada kapasitas Facebook yang hanya cukup menampung 5000 saja. 2. Bisa menambahkan HTML, flash, aplikasi dan fitur menarik kedalamnya. 3. Penambahan fans bisa dilakukan secara otomatis, tanpa harus menunggu untuk di approve. 4. Bisa mengirimkan pesan massal 5. Dapat mengirimkan berita terbaru melalui “news update” 6. Dapat melihat statistic pengunjung dari pages yang anda buat 7. Bisa dipromosikan menjadi Facebook Adv. 8. Cocok untuk promosi. 2.2.3.1 Komunikasi Efektif di dalam Social Media Agar komunikasi berjalan efektif didalam media sosial (social media) menurut majalah MIX Marketing Communication yaitu: 1. Giving : dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan followers atau friends menggunakan prinsip ”giving”, memberi – memberi – memberi. ”The more you give, the more you get”. 22 2. Conversation : Komunikasi yang dilakukan haruslah dua arah, dimana setiap komentar, masukan, dan curhat direspons secara efektif. 3. Listening : Fungsi penting selain berbicara (conversation) adalah mendengarkan listening. 4. Passing : Harus mengerti gaya obrolan pada masing – masing media. Misalnya di Kaskus gaya obrolannya cenderung santai, dan lain – lain. 2.2.3.2 Social Media Analytics Tools Beberapa social media analytics tools menurut majalah MIX Marketing Communications adalah : 1. Google analytics (http ://www.google.com/analytics/) tools gratis ini dapat melacak link yang masuk dan apa saja yang dikirimkan penggunanya. 2. Omniture menyediakan layanan seperti pelacakan apa saja yang terjadi di Facebook dan Twitter. Dengan mengimpor data Twitter ke Site Catalyst, pelanggan dapat mengidentifikasi siapa yang mendukung dan mengkritik merek mereka. 3. TweetMeme Analytics anatara lain sangat berguna untuk mengetahui berapa banyak orang yang mentweet pesan anda. Layanan ini mirip google analytics, namun lebih fokus. 4. Hootsuite melalui aplikasi ini dapat melihat data klik diterjemahkan ke dalam transaksi atau tayangan di situs anda yang lain. 5. Bit.ly aplikasi ini dapat melacak informasi sejumlah klik, sumber lalu lintas dan bahkan kapan suatu klik dilakukan. 6. Post Rank sebelumnya dikenal sebagai aideRSS, post rank memberikan informasi rinci social engagement pada platform dan layanan lain. Dengan 23 layanan ini anda dapat melihat pesan dan komentar dari situs lain tentang anda. 7. Social tool alat yang komperehensif untuk melakukan survei sosial dan pelacakan statisitik sosial. Perangkat ini juga mengirimkan email harian tentang follow dan unfollow di Twitter. 2.3 Kerangka Pemikiran Peranan Public Relations dalam menggunakan facebook page (X) Communicator, Relationship, Back up Management, Good Image Maker Brand Image (Y) Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Loyalty Apakah ada hubungan antara variabel X dan Y Didapatkan hasil 0.370 (korelasi lemah) Hasil Kesimpulan dan Saran pengembangan Menguji dgn mnggunakan uji korelasional, apakah memiliki hubungan atau tidak Korelasi yang rendah menyarankan untuk menggunakan social media yg lainnya