Matematika dan Statistika Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah

advertisement
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
Matematika dan Statistika Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah
Dilaksanakan oleh :
Imam Amirrulah ( 2011-31-014 )
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
MATEMATIKA SAN STATISTIKA SEBAGAI SARANA
BERFIKIR ILMIAH
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah yang baik perlu ditunjang dengan sarana
berpikir ilmiah berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Bahasa merupakan alat
komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan
alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
Ditinjau dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan
induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri kepada proses logika deduktif dan
logika induktif. Matematika mempunyai peran yang penting dalam berpikir deduktif ini,
sedangkan statistika berperan penting dalam pola berpikir induktif. Proses pengujian dalam
kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakikatnya
adalah pengumpulan fakta untuk mendukung hipotesis yang kita ajukan. Kemampuan berpikir
ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula. Salah
satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peran masing-masing
sarana berpikir dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah tersebut. Dalam tulisan ini secara
khusus dibahas mengenai matematika dan statistika sebagai bahasa universal dan dalam
konteksnya sebagai sarana berpikir ilmiah.
PEMBAHASAN
Pengertian matematika sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang
awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmatika atau ilmu
hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang
bisa langsung diperoleh melalui beberapa operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi.
Kata “matematika” berasal dari kata máthema dalam bahasa Yunani yang diartikan
sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga mathematikós yang diartikan sebagai
“suka belajar”.
Disiplin utama dalam matematika didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam
perdagangan, pengukuran tanah dan memprediksi peristiwa dalam astronomi. Ketiga kebutuhan
ini secara umum berkaitan dengan ketiga pembagian umum bidang matematika: studi tentang
struktur, ruang dan perubahan.
Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah yang menggunakan pola penalaran deduktif.
Sarana berpikir ilmiah ini dalam proses pendidikan kita, merupakan bidang studi tersendiri.
Artinya kita mempelajari sarana berpikir ilmiah ini seperti mempelajari berbagai cabang ilmu.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan dua hal. Pertama, sarana ilmiah bukan merupakan ilmu
dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan
berdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui bahwa salah satu karakterisitk dari ilmu
umpamanya adalah penggunaan berpikir deduktif dan induktif dalam mendapatkan pengetahuan.
Sarana berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya.
Secara lebih tuntas dapat dikatakan bahwa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri
dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda dengan metode ilmiah.
Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan
penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mepelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah
sehari-hari. Dalam hal ini sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang
pengetahuan dalam mengembangkan materi pengetahuannya berdsaarkan metode ilmiah. Atau
sederhananya, sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan
fungsinya secara baik. Jelaslah mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode yang
tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya, sebab
fungsi sarana ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu
tersendiri.
Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya
sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat.
Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperative bagi seorang
ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini, maka kegiatan ilmiah yang baik tak dapat dilakukan.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana
berupa bahasa, logika, matematika dan statistik.
A. Matematika
1. Matematika sebagai bahasa
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat
“artificial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya.
Tanpa itu matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.
Alfred North Whitehead mengatakan bahwa “x itu sama sekali tidak berarti”
Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan, untuk mengatasi
kekurangan yang terdapat pada bahasa verbal, kita berpaling kepada matematika.
Dalam hal ini, kita katakan bahwa matematika adalah bahasa yang berusaha untuk
menghilangkan sifat majemuk dan emosional dari bahasa verbal. Bahasa verbal
hanya mampu mengatakan pernyataan yang bersifat kualitatif. Sedangkan sifat
kuantitatif dari matematika merupakan daya prediktif dan control dari ilmu. Ilmu
memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang memungkinkan pemecahan
masalah secara tepat dan cermat.
2. Matematika sebagai sarana berpikir deduktif
Nama ilmu deduktif diperoleh karena penyelesaian masalah-masalah yang
dihadapi tidak didasari atas pengalaman seperti halnya yang terdapat didalam
ilmu-ilmu empiric, melainkan didasarkan atas deduksi (penjabaran).
Secara deduktif, matematika menemukan pengetahuan yang baru
berdasarkan premis-premis tertentu, walaupun pengetahuan yang ditemukan ini
sebenarnya bukanlah konsekuensi dari pernyataan-pernyataan ilmiah yang kita
telah temukan sebelumnya. Meskipun “tak pernah ada kejutan dalam logika”
(Ludwig Wittgenstein), namun pengetahuan yang didapatkan secara deduktif
sangat berguna dan memberikan kejutan yang sangat menyenangkan. Dari
beberapa premis yang kita telah ketahui, kebenarannya dapat diketemukan
pengetahuan-pengetahuan lainnya yang memperkaya perbendaharaan ilmiah kita.
B. Statistika
Statistik diartikan sebagai keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh negara
dan berguna bagi negara .
Secara etimologi, kata Statistik berasal dari kata “status” (latin) yang punya
persamaan arti dengan “state” (bahasa inggris) dan diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia adalah Negara. Pada mulanya Statistik diartikan sebagai kumpulan bahan
keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak
berwujud (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi
suatu Negara. Perkembangannya, arti kata Statistik hanya dibatasi pada kumpulan bahan
keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) saja.
Secara terminologi, dewasa ini istilah Statistik terkandung berbagai macam
pengertian :
1. Statistik kadang diberi pengertian sebagai data Statistik yaitu kumpulan bahan
keterangan berupa angka atau bilangan
2. Kegiatan Statistik atau kegiatan perstatistikan atau kegiatan penstatistikan;
3. Metode Statistik yaitu cara-cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka
mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan menganalisis dan
memberikan interpretasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa
angka itu dapat berbicara atau dapat memberikan pengertian makna tertentu.
4. Ilmu
statistik
adalah
ilmu
pengetahuan
yang
mempelajari
dan
memperkembangkan secara ilmiah tahap-tahap yang ada dalam kegiatan
Statistik. Adapun metode dan prodesur yang perlu ditempuh atau
dipergunakan dalam rangka :
a. Pengumpulan data angka;
b. Penyusunan atau pengaturan data angka;
c. Penyajian atau penggambaran atau pelukisan data angka;
d. Penganalisaan terhadap data angka;
e. Penarikan kesimpulan (conclusion);
f. Pembuatan perkiraan (estimation);
g. Penyusunan ramalan (prediction) secara ilmiah.
Dalam kamus ilmiah popular, kata Statistik berarti table, grafik, data informasi, angkaangka, informasi. Sedangkan kata statistika berarti ilmu pengumpulan, analisis dan klarifikasi
data, angka sebagai dasar untuk induksi. Jadi statistika merupakan sekumpulan metode untuk
membuat keputusan yang bijaksana dalam keadaan yang tidak menentu.
Peranan Statistika
Statiska bukan merupakan sekumpulan pengetahuan mengenai objek tertentu melainkan
merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan. Metode keilmuan, sejauh apa
yang menyangkut metode, sebenarnya tak lebih dari apa yang dilakukan seseorang dalam
mempergunakan pikiran-pikiran tanpa ada sesuatu pun yang membatasinya.
Penguasaan statistika mutlak diperlukan untuk dapat berpikir ilmiah dengan sah sering
kali dilupakan orang. Berpikir logis secara deduktif sering sekali dikacaukan dengan berpikir
logis secara induktif. Kekacauan logika inilah yang menyebabkan kurang berkembangnya ilmu
dinegara kita. Kita cenderung untuk berpikir logis cara deduktif dan menerapkan prosedur yang
sama untuk kesimpulan induktif.
Statistika merupakan sarana berpikir yang diperluaskan untuk memproses pengetahuan
secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah, maka statistika membantu kita
untuk mengeneralisasikan dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan
bukan terjadi secara kebetulan.
Statistika harus mendapat tempat yang sejajar dengan matematika agar keseimbangan
berpikir deduktif dan induktif yang merupakan cara dan berpikir ilmiah dapat dilakukan dengan
baik.
Kesimpulan
Matematika dan Statistika merupakan sarana berpikir ilmiah. Untuk dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah yang baik perlu ditunjang dengan sarana berpikir ilmiah berupa bahasa,
logika, matematika, dan statistika. Matematika mempunyai peran yang penting dalam berpikir
deduktif, sedangkan statistika berperan penting dalam pola berpikir induktif. Proses pengujian
dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada
hakikatnya adalah pengumpulan fakta untuk mendukung hipotesis yang kita ajukan. Kemampuan
berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula.
Salah satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peran masingmasing sarana berpikir dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah tersebut. Dalam tulisan ini
secara khusus dibahas mengenai matematika dan statistika sebagai bahasa universal dan dalam
konteksnya sebagai sarana berpikir ilmiah.
Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan
penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mepelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah
sehari-hari. Dalam hal ini sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang
pengetahuan dalam mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah. Atau
sederhananya, sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan
fungsinya secara baik. Jelaslah mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode yang
tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya, sebab
fungsi sarana ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu
tersendiri.
Download