pengaruh perdagangan intra-industri dan import content of export

advertisement
PENGARUH PERDAGANGAN INTRA-INDUSTRI DAN IMPORT
CONTENT OF EXPORT TERHADAP SENSITIVITAS NERACA
PERDAGANGAN PADA NILAI TUKAR RIIL
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Oleh:
Vicky Rachim
2012110035
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN
Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013
BANDUNG
2017
THE EFFECT OF INTRA-INDUSTRY TRADE AND IMPORT
CONTENT OF EXPORT ON SENSITIVITY OF TRADE
BALANCE TOWARDS REAL EXCHANGE RATE
UNDERGRADUATE THESIS
Submitted to complete part of the requirements
for Bachelor’s Degree in Economics
By
Vicky Rachim
2012110035
PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY
FACULTY OF ECONOMICS
PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS
Accredited by BAN – PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013
BANDUNG
2017
ABSTRAK
Kebijakan nilai tukar dinilai dapat mengatasi permasalahan neraca perdagangan
bilateral Indonesia dengan Cina yang mengalami defisit selama periode 2006 sampai
2015. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pergerakan nilai tukar riil efektif
(REER) terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia-Cina dan melihat seberapa
besar variabel intra-industry trade (IIT) dan import content of export (ICE)
mempengaruhi sensitivitas neraca perdagangan terhadap nilai tukar riil. Pengukuran
sensitivitas neraca perdagangan dilakukan dengan menggunakan variabel interaksi
REER dengan IIT dan REER dengan ICE. Penelitian ini menggunakan teknik regresi
ordinary least square (OLS) dengan menggunakan data time series Indonesia dan Cina
pada periode 1995-2015. Berdasarkan hasil penelitian, REER memberikan pengaruh
negatif terhadap neraca perdagangan bilateral di Indonesia sedangkan di Cina
memberikan pengaruh positif. Selain itu, variabel interaksi REER dan IIT di kedua negara
memberikan pengaruh signifikan sedangkan variabel interaksi REER dan ICE tidak
memberikan pengaruh terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia-Cina.
Kata Kunci: nilai tukar riil, depresiasi, intra-industry trade, import content of export,
neraca perdagangan bilateral
v
ABSTRACT
Exchange rate policy is often recommended to be a solution for Indonesia and China
bilateral trade balance, which has been experiencing deficit from 2006 to 2015. This
research aims to observe the effect of real effective exchange rate (REER) movement on
Indonesia-China bilateral trade balance and also to examine how significant intraindustry trade (IIT) and import content of export (ICE) variables effect trade balance
sensitivity on real exchange rate. The assessment of trade balance sensitivity is done by
using interaction variable between REER and IIT, and between REER and ICE. This
research applies ordinary least square (OLS) regression technique on time series data of
Indonesia and China in 1995 – 2015. The results show that REER has negative effect on
Indonesia’s bilateral trade balance, while in China’s it gives positive effect. Moreover,
interaction variable between REER and IIT in both countries has significant effect, while
REER and ICE does not affect Indonesia-China bilateral trade balance.
Keywords: real exchange rate, depreciation, intra-industry trade, import content of
export, bilateral trade balance
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat anugerahNya, skripsi berjudul PENGARUH PERDAGANGAN INTRA-INDUSTRI DAN
IMPORT CONTENT OF EXPORT TERHADAP SENSITIVITAS NERACA
PERDAGANGAN PADA NILAI TUKAR RIIL dapat terselesaikan dengan lancar.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Selama pembuatan skripsi pun penulis
mendapat banyak dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis
haturkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Budhi Rachmat dan Ibu Aisya Hudaya selaku orang tua kesayangan penulis
yang selalu memberikan doa, kasih sayang, semangat, teguran, dan perhatian yang
selalu diberikan dari dulu hingga sekarang penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan kepada kalian berdua agar dapat
melihat penulis sukses dan membahagiakan kalian di masa yang akan datang.
2. Vidya Rachman selaku kakak kandung penulis yang selalu memberikan dukungan
dan doa serta menemani selama penyusunan skripsi ini. Terima kasih sudah
menjadi sahabat dari kecil, baik di rumah maupun di luar rumah.
3. Ibu Dr. Miryam B. L. Wijaya selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
yang sudah membentuk pola pikir dan karakter penulis sehingga penulis siap untuk
menghadapi tantangan yang ada di dunia kerja. Terima kasih atas segala
bimbingannya.
4. Ibu Januarita Hendrani, Dra MA, Ph.D. selaku dosen pembimbing penulis. Terima
kasih atas segala bentuk pengorbanan dan kesabaran Ibu sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kesehatan
sehingga Ibu dapat terus membimbing mahasiswa IESP agar menjadi manusia
yang berguna di masa yang akan datang.
5. Ibu Anna F. Poerbonegoro selaku dosen wali penulis. Terima kasih selalu
mendengarkan keluh kesah penulis selama menemui kesulitan dan memberikan
arahan selama penulis menempuh pendidikan di Ekonomi Pembangunan. Semoga
Ibu cepat menyelesaikan studi S3-nya ya, Bu 
vii
6. Ibu Noknik dan Bapak Aswin selaku dosen mata kuliah EIP. Ibu Iva, Ibu Masni,
Ibu Siwi, Pak Suroso, Pak Haryanto, Pak (Ka) Charvin dan Pak Chandra selaku
dosen Ekonomi Pembangunan yang sudah memberikan ilmu selama penulis
menempuh pendidikan di Ekonomi Pembangunan. Pak Eko selaku staf Tata Usaha
Fakultas Ekonomi yang selalu mempermudah segala urusan di kampus.
7. Amanda Meilany, Dira Dharmawan dan Hadyan Riyadhi selaku sahabat penulis
selama 7 tahun terakhir. Akhirnya kita semua lulus. See you on top guys.
8. Karin Diandra, terima kasih atas segala dukungan, bantuan dan pengorbanan sejak
pertama kali kenal hingga sekarang penulis dapat menyelesaikan studi di Ekonomi
Pembangunan. Terima kasih atas kesabarannya dalam menghadapi sikap penulis
yang kadang-kadang menyebalkan. Semoga kita bisa sukses bareng di masa depan

9. Pasukan IPK 3.50 Ije, Atyasa, Rendra, Faishal, Gaya Bayu, Meddy, Bowo, Ijul,
Rawa, Gema, Ferdy, Ivan dan Ghassan, terima kasih selalu menemani, menghibur,
memberikan keceriaan saat suka maupun duka sejak menjadi mahasiswa baru
sampai menjadi mahasiswa lama di kampus.
10. Keluarga IESP 2012, Annisa Dewi, Andhara, Nurul, Vania, Dana Mukti, Jessica,
Thesa, Monica, Karina, Chris, Dary dan seluruh keluarga 2012 yang tidak bisa
disebutkan satu per satu.
11. Keluarga besar IESP Lukman, Singgih, Ebet, Aldo, Windura, Gerry, Adot, Edwin,
Dana, Amira, Tasya, Dewo, Keyne, Geraldi, Pandu, Danny, Pepen, Priansya,
Arthur, Jojo, Gakeng, Gereon, Radit, Bagas, Agung, Rizfa, Fikry, Purwadi, Aji,
Dwi, Ruth, Soraya, Karliana, Mariska, Dikcit, Faza, Nurkhandika, Icul, Jodi,
Faisal, Aurel, Momo, Tari, Imun, Ifara, Ajeng, Fiat, Trisfian, Galih, Rania,
Marbun, Henk, Miun, Fikran, Barata, Kemal, Andrew, Tri, Radhit, Rey, Mika,
Redinal, Audi, Raisa, Tama, Sisi, Iman dan lainnya.
12. Abah, Ikhsan, Ega, Khrisna, Christopulpolous, Radi selaku penghuni Student
Center Ekonomi.
viii
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memberikan
acuan kepada yang berkenan melanjutkan penelitian dengan topik yang serupa. Saran dan
kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan penelitian ini
kedepannya.
Bandung, 27 Juli 2017
Vicky Rachim
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................................v
ABSTRACT ..................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiii
1.
PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1.
Latar Belakang .............................................................................................1
1.2.
Rumusan Masalah ........................................................................................4
1.3.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................................................................4
1.4.
Kerangka Pemikiran .....................................................................................5
2.
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................8
2.1.
Konsep Neraca Perdagangan ........................................................................8
2.2.
Intra-Industry Trade ...................................................................................10
2.3.
Keterkaitan Nilai Tukar Riil dengan Neraca Perdagangan ........................14
2.4.
Keterkaitan Intra-Industry Trade (IIT) dengan Neraca Perdagangan ........15
2.5.
Keterkaitan Import Content of Export dengan Neraca Perdagangan .........17
2.6.
Keterkaitan GDP Growth dengan Neraca Perdagangan. ...........................17
3.
METODE DAN OBJEK PENELITIAN ...........................................................19
3.1.
Metode Penelitian .......................................................................................19
3.2.
Data dan Sumber Data................................................................................19
3.3.
Model Penelitian dan Teknik Analisis .......................................................20
3.4.
Objek Penelitian .........................................................................................22
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................27
4.1.
Hasil Pengolahan Data ...............................................................................27
x
5.
4.2.
Uji Asumsi Klasik ......................................................................................29
4.3.
Uji Signifikansi ..........................................................................................31
4.4.
Koefisien Determinasi ................................................................................34
4.5.
Pembahasan ................................................................................................34
PENUTUP .........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................46
LAMPIRAN .................................................................................................................. A-1
RIWAYAT HIDUP PENULIS ..................................................................................... A-1
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Variabel dan Sumber Data ................................................................................19
Tabel 2. Kategori Produk Manufaktur (SITC Rev. 2) ....................................................20
Tabel 3. Hasil Regresi dengan TB Indonesia (Neraca Perdagangan Bilateral IndonesiaCina) Sebagai Variabel Dependen ................................................................... 27
Tabel 4. Hasil Regresi dengan TB Cina (Neraca Perdagangan Bilateral Indonesia-Cina)
Sebagai Variabel Dependen ..............................................................................28
Tabel 5. Correlation Matrix Model 1 ..............................................................................29
Tabel 6. Correlation Matrix Model 2.............................................................................. 29
Tabel 7. Hasil Uji White Model 1 .................................................................................. 30
Tabel 8. Hasil Uji White Model 2 ..................................................................................30
Tabel 9. Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test Model 1 ...................................31
Tabel 10. Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test Model 2 ................................. 31
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Neraca Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Cina (Miliar US$) ............ 2
Gambar 2. Kerangka Pikir Pengaruh Pergerakan Nilai Tukar Riil terhadap Neraca
Perdagangan .................................................................................................. 5
Gambar 3. Perdagangan Internasional dan Economies of Scale .................................. 11
Gambar 4. Neraca Perdagangan Bilateral Indonesia-Cina Tahun 1996-2016, dalam miliar
USD ............................................................................................................. 22
Gambar 5. Nilai Tukar Riil Indonesia dan Cina Tahun 1996-2015 .............................. 23
Gambar 6. Tingkat Intra-Industry Trade Indonesia dan Cina Tahun 1996-2015, dalam
persen ........................................................................................................... 24
Gambar 7. Tingkat Import Content of Export Indonesia dan Cina Tahun 1996-2015,
dalam persen ................................................................................................ 25
Gambar 8. Pertumbuhan PDB Indonesia dan Cina Tahun 1996-2015, dalam persen .. 26
xiii
1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada saat ini setiap negara hampir tidak bisa mengabaikan interaksi ekonominya
dengan negara lain. Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya kebutuhan
masyarakat suatu negara yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negerinya saja
dan semakin banyak kebutuhan masyarakat yang ada. Setiap negara memiliki keterbatasan
dalam memenuhi kapasitas produksi barang dan jasanya karena terbatasnya sumber daya
yang dimiliki. Oleh karena itu, keadaan seperti itulah yang mendorong terjadinya
perdagangan internasional baik berupa barang maupun jasa (Ginting, 2013).
Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekspor dan impor yang
memungkinkan terjadinya perpindahan barang dari negara eksportir ke negara importir
yang disebabkan oleh perbedaan biaya dalam proses produksi (Safitriani, 2014). Dalam
melakukan perdagangan internasional, suatu negara memerlukan mata uang asing agar
dapat memenuhi kebutuhan yang tidak bisa didapatkan oleh perdagangan dalam negerinya
saja. Daya beli mata uang suatu negara ditentukan oleh nilai tukar mata uang domestik
terhadap mata uang asing. Nilai tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya
inflasi, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar (JUB), dan neraca pembayaran (Muchlas
& Alamsyah, 2015). Perubahan nilai tukar dapat merubah harga relatif produk domestik
menjadi lebih mahal atau murah terhadap produk negara lain, sehingga perubahan nilai
tukar inilah yang berguna untuk memperbaiki posisi neraca perdagangan suatu negara
(Zuhroh & Kaluge, 2007). Kebijakan tersebut dinilai sangat berguna, terutama melihat
neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Cina yang mengalami defisit sejak tahun
2006 sampai dengan 2015.
Cina merupakan salah satu kekuatan ekonomi dunia dan merupakan salah satu
mitra dagang utama bagi Indonesia maupun negara-negara ASEAN lainnya dari tahun ke
tahun. Untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan Cina, ASEAN telah
menyepakati kerjasama perdagangan bebas dalam kerangka ASEAN-China Free Trade
Area (ACFTA). Dalam kerangka perjanjian tersebut, negara-negara yang menjadi
anggota, termasuk Indonesia, saling memberikan keuntungan dalam perdagangan dengan
memacu percepatan aliran barang, jasa dan investasi sehingga dapat terbentuk kawasan
1
perdagangan bebas (Setiawan, 2012). Data perdagangan IMF menunjukkan bahwa
Indonesia memiliki hubungan perdagangan yang erat dengan Cina. Total nilai
perdagangan Indonesia dengan Cina mencapai US$ 36,2 miliar pada tahun 2010 dan
jumlah tersebut merupakan 12,4% dari total perdagangan Indonesia.
Gambar 1 Neraca Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Cina (Miliar US$)
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
-1
-2
-3
-4
-5
-6
Sumber : UN Comtrade (2016), diolah
Menurut data dari UN Comtrade di atas, Indonesia selama sepuluh tahun sejak
periode 2006 sampai dengan 2015 mengalami defisit neraca perdagangan bilateral dengan
Cina. Setiap tahun pada periode tersebut, defisit neraca perdagangan Indonesia semakin
besar. Pada tahun 2015, defisit neraca perdagangan Indonesia mencapai lima miliar USD
atau yang paling parah sepanjang periode tersebut. Menurut penelitian Setiawan (2012),
Cina berhasil meningkatkan ekspornya ke pasar Indonesia terutama karena menggunakan
strategi harga murah, walaupun dalam kenyataannya banyak produk dari Cina yang
memiliki kualitas rendah. Hal tersebut menyebabkan produk dari Indonesia kalah bersaing
dari produk Cina dan menjadi penyebab utama terjadinya defisit neraca perdagangan
bilateral dengan Cina.
Nilai tukar sudah menjadi perhatian utama di dalam kebijakan agar dapat
mencapai neraca perdagangan yang stabil. Menurut Kharroubi (2011), pergerakan nilai
tukar dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah tidak seimbangnya neraca
perdagangan berdasarkan dua asumsi. Asumsi yang pertama yaitu pergerakan nilai tukar
2
tersebut tidak terlalu jauh dari batasan-batasan yang sudah ditentukan. Contohnya ketika
suatu negara melakukan kebijakan capital control nilai tukar tidak akan terlalu
berfluktuatif. Kebijakan capital control yaitu pengendalian aliran modal oleh pemerintah,
baik yang masuk maupun keluar sehingga pada akhirnya dapat mengendalikan fluktuasi
nilai tukar. Asumsi kedua yaitu neraca perdagangan di suatu negara sensitif terhadap
perubahan nilai tukar riil. Apabila tingkat sensitivitas neraca perdagangan terhadap
perubahan nilai tukar riil rendah, maka perubahan nilai tukar riil tersebut hanya
memberikan dampak yang sangat kecil dalam mengurangi trade gaps dan sebaliknya.
Mengetahui hal apa saja yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan maupun
sensitivitas neraca perdagangan terhadap perubahan nilai tukar riil menjadi hal yang
sangat penting karena neraca perdagangan yang positif (surplus) mencerminkan adanya
pemulihan bahkan peningkatan perekonomian di suatu negara (Mangeswuri, 2014)
Berdasarkan penelitian Kharroubi (2011), terdapat dua jalur yang dapat
mempengaruhi sensitivitas neraca perdagangan terhadap pergerakan nilai tukar riil.
Pertama, perkembangan perdagangan antar industri (intra-industry trade) dimana negaranegara melakukan perdagangan dengan jenis barang yang sama. Intra-industry trade
dapat membuat barang impor menjadi lebih elastis sehingga dapat membuat neraca
perdagangan semakin sensitif terhadap perubahan nilai tukar. Dengan berkembangnya
perdagangan antar industri yang sama, perubahan nilai tukar riil dapat memperbaiki
neraca perdagangan secara signifikan.
Kedua, semakin berkembangnya industri yang menggunakan barang impor
sebagai bahan baku untuk diolah menjadi barang ekspor (import content of export)
membuat barang impor menjadi semakin inelastis sehingga membuat sensitivitas neraca
perdagangan terhadap perubahan nilai tukar semakin rendah. Hal tersebut menyebabkan
perubahan nilai tukar tidak akan memperbaiki neraca perdagangan terlalu signifikan.
3
1.2.
Rumusan Masalah
Sejak tahun 2006 sampai dengan 2015 Indonesia mengalami defisit neraca
perdaganan bilateral dengan Cina. Alasan utama terjadinya defisit neraca perdagangan
adalah rendahnya daya saing ekspor produk Indonesia sehingga perdagangan antara
Indonesia dengan Cina didominasi oleh ekspor Cina ke Indonesia (Setiawan, 2012).
Pergerakan nilai tukar dinilai dapat memperbaiki kondisi neraca perdagangan suatu
negara, namun pada kenyataannya neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit terus
menerus pada periode 2006-2015. Hubungan nilai tukar riil dan neraca perdagangan
Indonesia dan Cina menjadi hal yang menarik untuk dibahas mengingat terjadi
ketidakseimbangan neraca perdagangan di kedua negara tersebut. Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan di atas, pertanyaan penelitian yang penulis ajukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah pergerakan nilai tukar riil dapat memberikan pengaruh positif terhadap neraca
perdagangan Indonesia dan Cina sehingga dapat menyeimbangkan posisi neraca
perdagangan diantara kedua negara tersebut?
2. Seberapa besar pengaruh variable intra-industry trade dan import content of export
terhadap sensitivitas neraca perdagangan terhadap nilai tukar riil di Indonesia dan
Cina?
1.3.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Pergerakan nilai tukar riil dinilai dapat mengatasi defisit neraca perdagangan di
suatu negara. Menjaga nilai tukar riil dalam keadaan stabil dapat meningkatkan ekspor
bahkan mengurangi impor sehingga dapat mengurangi defisit neraca perdagangan. Hal
tersebut mendorong setiap negara untuk menjaga posisi nilai tukar riil dalam keadaan
stabil agar dapat mengatasi defisit neraca perdagangan. Selain itu, tingkat intra-industry
trade dan import content of export dapat menentukan dampak dari pergerakan nilai tukar
riil terhadap neraca perdagangan di suatu negara. Mempertimbangkan hal-hal di atas,
melalui penelitian ini penulis bermaksud untuk melihat pengaruh pergerakan nilai tukar
riil terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Cina pada periode 1996
sampai dengan 2015 dan melihat seberapa besar variabel intra-industry trade dan import
content of export mempengaruhi sensitivitas neraca perdagangan terhadap nilai tukar riil.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan memberikan manfaat bagi yang
4
berkenan meneruskan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pergerakan nilai tukar
riil terhadap neraca perdagangan.
1.4.
Kerangka Pemikiran
Gambar 2. Kerangka Pikir Pengaruh Pergerakan Nilai Tukar Riil terhadap Neraca
Perdagangan
INTERAKSI (NILAI
TUKAR RIIL X
INTRA-INDUSTRY
TRADE)
REAL EFFECTIVE
EXCHANGE RATE
(Nilai Tukar Riil)
NERACA
PERDAGANGAN
PERTUMBUHAN
PDB MITRA
DAGANG
INTERAKSI (NILAI
TUKAR RIIL X
IMPORT CONTENT
OF EXPORT)
Real effective exchange rate atau nilai tukar riil efektif adalah indikator untuk
menjelaskan nilai mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain yang
sudah disesuaikan dengan tingkat inflasi (Simorangkir & Suseno, 2004). Menurut
penelitian Kandil (2008), meningkatnya nilai mata uang riil domestik terhadap mata uang
asing atau terjadinya depresiasi akan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor suatu
negara karena harga barang domestik menjadi lebih murah dibandingkan harga barang
dari mitra dagang negara tersebut. Sebaliknya, apabila mata uang riil domestik terapresiasi
terhadap mata uang asing maka ekspor akan berkurang dan impor akan bertambah karena
harga barang domestik menjadi lebih mahal dari pada harga barang dari negara mitra
dagang. Kedua hal tersebut akan menentukan neraca perdagangan suatu negara apakah
5
mengalami defisit atau surplus. Oleh karena itu, nilai tukar riil efektif diharapkan
mempunyai hubungan yang positif terhadap neraca perdagangan.
Pertumbuhan PDB mitra dagang merupakan salah satu indikator yang dapat
mempengaruhi neraca perdagangan suatu negara. Menurut penelitian Ray (2012), salah
satu faktor yang menjadi determinan neraca perdagangan di suatu negara yaitu PDB mitra
dagang. Meningkatnya PDB suatu negara dinilai dapat meningkatkan daya beli
masyarakat negara tersebut sehingga konsumsi akan barang impor akan semakin
meningkat (Falk, 2008). Tey dan Brindal (2013) mengatakan bahwa konsumsi barang
impor diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi
dalam negeri dan bisa menjadi strategi untuk mendiversifikasi ketersediaan sumber daya.
Oleh karena itu, meningkatnya pertumbuhan PDB mitra dagang diharapkan memiliki
hubungan yang positif terhadap neraca perdagangan.
Variabel interaksi nilai tukar riil dengan intra-industry trade digunakan untuk
melihat pengaruh variabel intra-industry trade terhadap sensitivitas neraca perdagangan.
Semakin besar tingkat intra-industry trade suatu negara dengan negara lain, berarti kedua
negara tersebut akan lebih banyak melakukan perdagangan dengan jenis barang yang
sama. Hal tersebut dapat menyebabkan barang impornya menjadi semakin elastis karena
ketika terjadi depresiasi nilai tukar masyarakat cenderung akan mengurangi impor dan
menggantinya dengan mengkonsumsi barang dalam negeri. Ketika tingkat intra-industry
trade-nya rendah maka barang impor akan semakin inelastis dan ketika terjadi depresiasi
nilai tukar maka impornya cenderung tidak akan berkurang. Oleh karena itu, variabel
interaksi nilai tukar riil dengan intra-industry trade dapat memberikan pengaruh yang
positif terhadap trade balance.
Variabel interaksi nilai tukar riil dengan import content of export dapat
memberikan pengaruh negatif terhadap neraca perdagangan. Semakin kecil tingkat import
content of export yang dimiliki, maka suatu negara tidak tergantung kepada barang impor
sehingga sensitivitas nilai tukar terhadap neraca perdagangannya akan semakin besar. Hal
tersebut disebabkan apabila suatu negara tidak tergantung kepada barang impor, ketika
terjadi depresiasi nilai tukar harga barang impor tersebut akan semakin mahal dan
masyarakat pun akan meninggalkan barang impor tersebut. Akan tetapi, apabila tingkat
import content of export-nya tinggi maka negara tersebut akan tergantung kepada barang
6
impor. Oleh karena itu, semakin kecil tingkat import content of export yang dimiliki, maka
variabel interaksi nilai tukar riil dengan import content of export akan memberikan
pengaruh negatif terhadap neraca perdagangan. Dengan demikian terdapat hubungan
negatif antara variabel interaksi nilai tukar dengan import content of export terhadap
neraca perdagangan.
7
Download