PENGARUH PERDAGANGAN INTRA-INDUSTRI DAN IMPORT CONTENT OF EXPORT TERHADAP SENSITIVITAS NERACA PERDAGANGAN PADA NILAI TUKAR RIIL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Vicky Rachim 2012110035 UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013 BANDUNG 2017 THE EFFECT OF INTRA-INDUSTRY TRADE AND IMPORT CONTENT OF EXPORT ON SENSITIVITY OF TRADE BALANCE TOWARDS REAL EXCHANGE RATE UNDERGRADUATE THESIS Submitted to complete part of the requirements for Bachelor’s Degree in Economics By Vicky Rachim 2012110035 PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY FACULTY OF ECONOMICS PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS Accredited by BAN – PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013 BANDUNG 2017 ABSTRAK Kebijakan nilai tukar dinilai dapat mengatasi permasalahan neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Cina yang mengalami defisit selama periode 2006 sampai 2015. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pergerakan nilai tukar riil efektif (REER) terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia-Cina dan melihat seberapa besar variabel intra-industry trade (IIT) dan import content of export (ICE) mempengaruhi sensitivitas neraca perdagangan terhadap nilai tukar riil. Pengukuran sensitivitas neraca perdagangan dilakukan dengan menggunakan variabel interaksi REER dengan IIT dan REER dengan ICE. Penelitian ini menggunakan teknik regresi ordinary least square (OLS) dengan menggunakan data time series Indonesia dan Cina pada periode 1995-2015. Berdasarkan hasil penelitian, REER memberikan pengaruh negatif terhadap neraca perdagangan bilateral di Indonesia sedangkan di Cina memberikan pengaruh positif. Selain itu, variabel interaksi REER dan IIT di kedua negara memberikan pengaruh signifikan sedangkan variabel interaksi REER dan ICE tidak memberikan pengaruh terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia-Cina. Kata Kunci: nilai tukar riil, depresiasi, intra-industry trade, import content of export, neraca perdagangan bilateral v ABSTRACT Exchange rate policy is often recommended to be a solution for Indonesia and China bilateral trade balance, which has been experiencing deficit from 2006 to 2015. This research aims to observe the effect of real effective exchange rate (REER) movement on Indonesia-China bilateral trade balance and also to examine how significant intraindustry trade (IIT) and import content of export (ICE) variables effect trade balance sensitivity on real exchange rate. The assessment of trade balance sensitivity is done by using interaction variable between REER and IIT, and between REER and ICE. This research applies ordinary least square (OLS) regression technique on time series data of Indonesia and China in 1995 – 2015. The results show that REER has negative effect on Indonesia’s bilateral trade balance, while in China’s it gives positive effect. Moreover, interaction variable between REER and IIT in both countries has significant effect, while REER and ICE does not affect Indonesia-China bilateral trade balance. Keywords: real exchange rate, depreciation, intra-industry trade, import content of export, bilateral trade balance vi KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat anugerahNya, skripsi berjudul PENGARUH PERDAGANGAN INTRA-INDUSTRI DAN IMPORT CONTENT OF EXPORT TERHADAP SENSITIVITAS NERACA PERDAGANGAN PADA NILAI TUKAR RIIL dapat terselesaikan dengan lancar. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Selama pembuatan skripsi pun penulis mendapat banyak dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis haturkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Budhi Rachmat dan Ibu Aisya Hudaya selaku orang tua kesayangan penulis yang selalu memberikan doa, kasih sayang, semangat, teguran, dan perhatian yang selalu diberikan dari dulu hingga sekarang penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan kepada kalian berdua agar dapat melihat penulis sukses dan membahagiakan kalian di masa yang akan datang. 2. Vidya Rachman selaku kakak kandung penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa serta menemani selama penyusunan skripsi ini. Terima kasih sudah menjadi sahabat dari kecil, baik di rumah maupun di luar rumah. 3. Ibu Dr. Miryam B. L. Wijaya selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan yang sudah membentuk pola pikir dan karakter penulis sehingga penulis siap untuk menghadapi tantangan yang ada di dunia kerja. Terima kasih atas segala bimbingannya. 4. Ibu Januarita Hendrani, Dra MA, Ph.D. selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih atas segala bentuk pengorbanan dan kesabaran Ibu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kesehatan sehingga Ibu dapat terus membimbing mahasiswa IESP agar menjadi manusia yang berguna di masa yang akan datang. 5. Ibu Anna F. Poerbonegoro selaku dosen wali penulis. Terima kasih selalu mendengarkan keluh kesah penulis selama menemui kesulitan dan memberikan arahan selama penulis menempuh pendidikan di Ekonomi Pembangunan. Semoga Ibu cepat menyelesaikan studi S3-nya ya, Bu vii 6. Ibu Noknik dan Bapak Aswin selaku dosen mata kuliah EIP. Ibu Iva, Ibu Masni, Ibu Siwi, Pak Suroso, Pak Haryanto, Pak (Ka) Charvin dan Pak Chandra selaku dosen Ekonomi Pembangunan yang sudah memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan di Ekonomi Pembangunan. Pak Eko selaku staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi yang selalu mempermudah segala urusan di kampus. 7. Amanda Meilany, Dira Dharmawan dan Hadyan Riyadhi selaku sahabat penulis selama 7 tahun terakhir. Akhirnya kita semua lulus. See you on top guys. 8. Karin Diandra, terima kasih atas segala dukungan, bantuan dan pengorbanan sejak pertama kali kenal hingga sekarang penulis dapat menyelesaikan studi di Ekonomi Pembangunan. Terima kasih atas kesabarannya dalam menghadapi sikap penulis yang kadang-kadang menyebalkan. Semoga kita bisa sukses bareng di masa depan 9. Pasukan IPK 3.50 Ije, Atyasa, Rendra, Faishal, Gaya Bayu, Meddy, Bowo, Ijul, Rawa, Gema, Ferdy, Ivan dan Ghassan, terima kasih selalu menemani, menghibur, memberikan keceriaan saat suka maupun duka sejak menjadi mahasiswa baru sampai menjadi mahasiswa lama di kampus. 10. Keluarga IESP 2012, Annisa Dewi, Andhara, Nurul, Vania, Dana Mukti, Jessica, Thesa, Monica, Karina, Chris, Dary dan seluruh keluarga 2012 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. 11. Keluarga besar IESP Lukman, Singgih, Ebet, Aldo, Windura, Gerry, Adot, Edwin, Dana, Amira, Tasya, Dewo, Keyne, Geraldi, Pandu, Danny, Pepen, Priansya, Arthur, Jojo, Gakeng, Gereon, Radit, Bagas, Agung, Rizfa, Fikry, Purwadi, Aji, Dwi, Ruth, Soraya, Karliana, Mariska, Dikcit, Faza, Nurkhandika, Icul, Jodi, Faisal, Aurel, Momo, Tari, Imun, Ifara, Ajeng, Fiat, Trisfian, Galih, Rania, Marbun, Henk, Miun, Fikran, Barata, Kemal, Andrew, Tri, Radhit, Rey, Mika, Redinal, Audi, Raisa, Tama, Sisi, Iman dan lainnya. 12. Abah, Ikhsan, Ega, Khrisna, Christopulpolous, Radi selaku penghuni Student Center Ekonomi. viii Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memberikan acuan kepada yang berkenan melanjutkan penelitian dengan topik yang serupa. Saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan penelitian ini kedepannya. Bandung, 27 Juli 2017 Vicky Rachim ix DAFTAR ISI ABSTRAK .........................................................................................................................v ABSTRACT ..................................................................................................................... vi KATA PENGANTAR..................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiii 1. PENDAHULUAN ...............................................................................................1 1.1. Latar Belakang .............................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................4 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................................................................4 1.4. Kerangka Pemikiran .....................................................................................5 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................8 2.1. Konsep Neraca Perdagangan ........................................................................8 2.2. Intra-Industry Trade ...................................................................................10 2.3. Keterkaitan Nilai Tukar Riil dengan Neraca Perdagangan ........................14 2.4. Keterkaitan Intra-Industry Trade (IIT) dengan Neraca Perdagangan ........15 2.5. Keterkaitan Import Content of Export dengan Neraca Perdagangan .........17 2.6. Keterkaitan GDP Growth dengan Neraca Perdagangan. ...........................17 3. METODE DAN OBJEK PENELITIAN ...........................................................19 3.1. Metode Penelitian .......................................................................................19 3.2. Data dan Sumber Data................................................................................19 3.3. Model Penelitian dan Teknik Analisis .......................................................20 3.4. Objek Penelitian .........................................................................................22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................27 4.1. Hasil Pengolahan Data ...............................................................................27 x 5. 4.2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................29 4.3. Uji Signifikansi ..........................................................................................31 4.4. Koefisien Determinasi ................................................................................34 4.5. Pembahasan ................................................................................................34 PENUTUP .........................................................................................................42 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................46 LAMPIRAN .................................................................................................................. A-1 RIWAYAT HIDUP PENULIS ..................................................................................... A-1 xi DAFTAR TABEL Tabel 1. Variabel dan Sumber Data ................................................................................19 Tabel 2. Kategori Produk Manufaktur (SITC Rev. 2) ....................................................20 Tabel 3. Hasil Regresi dengan TB Indonesia (Neraca Perdagangan Bilateral IndonesiaCina) Sebagai Variabel Dependen ................................................................... 27 Tabel 4. Hasil Regresi dengan TB Cina (Neraca Perdagangan Bilateral Indonesia-Cina) Sebagai Variabel Dependen ..............................................................................28 Tabel 5. Correlation Matrix Model 1 ..............................................................................29 Tabel 6. Correlation Matrix Model 2.............................................................................. 29 Tabel 7. Hasil Uji White Model 1 .................................................................................. 30 Tabel 8. Hasil Uji White Model 2 ..................................................................................30 Tabel 9. Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test Model 1 ...................................31 Tabel 10. Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test Model 2 ................................. 31 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Neraca Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Cina (Miliar US$) ............ 2 Gambar 2. Kerangka Pikir Pengaruh Pergerakan Nilai Tukar Riil terhadap Neraca Perdagangan .................................................................................................. 5 Gambar 3. Perdagangan Internasional dan Economies of Scale .................................. 11 Gambar 4. Neraca Perdagangan Bilateral Indonesia-Cina Tahun 1996-2016, dalam miliar USD ............................................................................................................. 22 Gambar 5. Nilai Tukar Riil Indonesia dan Cina Tahun 1996-2015 .............................. 23 Gambar 6. Tingkat Intra-Industry Trade Indonesia dan Cina Tahun 1996-2015, dalam persen ........................................................................................................... 24 Gambar 7. Tingkat Import Content of Export Indonesia dan Cina Tahun 1996-2015, dalam persen ................................................................................................ 25 Gambar 8. Pertumbuhan PDB Indonesia dan Cina Tahun 1996-2015, dalam persen .. 26 xiii 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini setiap negara hampir tidak bisa mengabaikan interaksi ekonominya dengan negara lain. Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya kebutuhan masyarakat suatu negara yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negerinya saja dan semakin banyak kebutuhan masyarakat yang ada. Setiap negara memiliki keterbatasan dalam memenuhi kapasitas produksi barang dan jasanya karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu, keadaan seperti itulah yang mendorong terjadinya perdagangan internasional baik berupa barang maupun jasa (Ginting, 2013). Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekspor dan impor yang memungkinkan terjadinya perpindahan barang dari negara eksportir ke negara importir yang disebabkan oleh perbedaan biaya dalam proses produksi (Safitriani, 2014). Dalam melakukan perdagangan internasional, suatu negara memerlukan mata uang asing agar dapat memenuhi kebutuhan yang tidak bisa didapatkan oleh perdagangan dalam negerinya saja. Daya beli mata uang suatu negara ditentukan oleh nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Nilai tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya inflasi, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar (JUB), dan neraca pembayaran (Muchlas & Alamsyah, 2015). Perubahan nilai tukar dapat merubah harga relatif produk domestik menjadi lebih mahal atau murah terhadap produk negara lain, sehingga perubahan nilai tukar inilah yang berguna untuk memperbaiki posisi neraca perdagangan suatu negara (Zuhroh & Kaluge, 2007). Kebijakan tersebut dinilai sangat berguna, terutama melihat neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Cina yang mengalami defisit sejak tahun 2006 sampai dengan 2015. Cina merupakan salah satu kekuatan ekonomi dunia dan merupakan salah satu mitra dagang utama bagi Indonesia maupun negara-negara ASEAN lainnya dari tahun ke tahun. Untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan Cina, ASEAN telah menyepakati kerjasama perdagangan bebas dalam kerangka ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). Dalam kerangka perjanjian tersebut, negara-negara yang menjadi anggota, termasuk Indonesia, saling memberikan keuntungan dalam perdagangan dengan memacu percepatan aliran barang, jasa dan investasi sehingga dapat terbentuk kawasan 1 perdagangan bebas (Setiawan, 2012). Data perdagangan IMF menunjukkan bahwa Indonesia memiliki hubungan perdagangan yang erat dengan Cina. Total nilai perdagangan Indonesia dengan Cina mencapai US$ 36,2 miliar pada tahun 2010 dan jumlah tersebut merupakan 12,4% dari total perdagangan Indonesia. Gambar 1 Neraca Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Cina (Miliar US$) 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 -1 -2 -3 -4 -5 -6 Sumber : UN Comtrade (2016), diolah Menurut data dari UN Comtrade di atas, Indonesia selama sepuluh tahun sejak periode 2006 sampai dengan 2015 mengalami defisit neraca perdagangan bilateral dengan Cina. Setiap tahun pada periode tersebut, defisit neraca perdagangan Indonesia semakin besar. Pada tahun 2015, defisit neraca perdagangan Indonesia mencapai lima miliar USD atau yang paling parah sepanjang periode tersebut. Menurut penelitian Setiawan (2012), Cina berhasil meningkatkan ekspornya ke pasar Indonesia terutama karena menggunakan strategi harga murah, walaupun dalam kenyataannya banyak produk dari Cina yang memiliki kualitas rendah. Hal tersebut menyebabkan produk dari Indonesia kalah bersaing dari produk Cina dan menjadi penyebab utama terjadinya defisit neraca perdagangan bilateral dengan Cina. Nilai tukar sudah menjadi perhatian utama di dalam kebijakan agar dapat mencapai neraca perdagangan yang stabil. Menurut Kharroubi (2011), pergerakan nilai tukar dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah tidak seimbangnya neraca perdagangan berdasarkan dua asumsi. Asumsi yang pertama yaitu pergerakan nilai tukar 2 tersebut tidak terlalu jauh dari batasan-batasan yang sudah ditentukan. Contohnya ketika suatu negara melakukan kebijakan capital control nilai tukar tidak akan terlalu berfluktuatif. Kebijakan capital control yaitu pengendalian aliran modal oleh pemerintah, baik yang masuk maupun keluar sehingga pada akhirnya dapat mengendalikan fluktuasi nilai tukar. Asumsi kedua yaitu neraca perdagangan di suatu negara sensitif terhadap perubahan nilai tukar riil. Apabila tingkat sensitivitas neraca perdagangan terhadap perubahan nilai tukar riil rendah, maka perubahan nilai tukar riil tersebut hanya memberikan dampak yang sangat kecil dalam mengurangi trade gaps dan sebaliknya. Mengetahui hal apa saja yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan maupun sensitivitas neraca perdagangan terhadap perubahan nilai tukar riil menjadi hal yang sangat penting karena neraca perdagangan yang positif (surplus) mencerminkan adanya pemulihan bahkan peningkatan perekonomian di suatu negara (Mangeswuri, 2014) Berdasarkan penelitian Kharroubi (2011), terdapat dua jalur yang dapat mempengaruhi sensitivitas neraca perdagangan terhadap pergerakan nilai tukar riil. Pertama, perkembangan perdagangan antar industri (intra-industry trade) dimana negaranegara melakukan perdagangan dengan jenis barang yang sama. Intra-industry trade dapat membuat barang impor menjadi lebih elastis sehingga dapat membuat neraca perdagangan semakin sensitif terhadap perubahan nilai tukar. Dengan berkembangnya perdagangan antar industri yang sama, perubahan nilai tukar riil dapat memperbaiki neraca perdagangan secara signifikan. Kedua, semakin berkembangnya industri yang menggunakan barang impor sebagai bahan baku untuk diolah menjadi barang ekspor (import content of export) membuat barang impor menjadi semakin inelastis sehingga membuat sensitivitas neraca perdagangan terhadap perubahan nilai tukar semakin rendah. Hal tersebut menyebabkan perubahan nilai tukar tidak akan memperbaiki neraca perdagangan terlalu signifikan. 3 1.2. Rumusan Masalah Sejak tahun 2006 sampai dengan 2015 Indonesia mengalami defisit neraca perdaganan bilateral dengan Cina. Alasan utama terjadinya defisit neraca perdagangan adalah rendahnya daya saing ekspor produk Indonesia sehingga perdagangan antara Indonesia dengan Cina didominasi oleh ekspor Cina ke Indonesia (Setiawan, 2012). Pergerakan nilai tukar dinilai dapat memperbaiki kondisi neraca perdagangan suatu negara, namun pada kenyataannya neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit terus menerus pada periode 2006-2015. Hubungan nilai tukar riil dan neraca perdagangan Indonesia dan Cina menjadi hal yang menarik untuk dibahas mengingat terjadi ketidakseimbangan neraca perdagangan di kedua negara tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, pertanyaan penelitian yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pergerakan nilai tukar riil dapat memberikan pengaruh positif terhadap neraca perdagangan Indonesia dan Cina sehingga dapat menyeimbangkan posisi neraca perdagangan diantara kedua negara tersebut? 2. Seberapa besar pengaruh variable intra-industry trade dan import content of export terhadap sensitivitas neraca perdagangan terhadap nilai tukar riil di Indonesia dan Cina? 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Pergerakan nilai tukar riil dinilai dapat mengatasi defisit neraca perdagangan di suatu negara. Menjaga nilai tukar riil dalam keadaan stabil dapat meningkatkan ekspor bahkan mengurangi impor sehingga dapat mengurangi defisit neraca perdagangan. Hal tersebut mendorong setiap negara untuk menjaga posisi nilai tukar riil dalam keadaan stabil agar dapat mengatasi defisit neraca perdagangan. Selain itu, tingkat intra-industry trade dan import content of export dapat menentukan dampak dari pergerakan nilai tukar riil terhadap neraca perdagangan di suatu negara. Mempertimbangkan hal-hal di atas, melalui penelitian ini penulis bermaksud untuk melihat pengaruh pergerakan nilai tukar riil terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Cina pada periode 1996 sampai dengan 2015 dan melihat seberapa besar variabel intra-industry trade dan import content of export mempengaruhi sensitivitas neraca perdagangan terhadap nilai tukar riil. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan memberikan manfaat bagi yang 4 berkenan meneruskan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pergerakan nilai tukar riil terhadap neraca perdagangan. 1.4. Kerangka Pemikiran Gambar 2. Kerangka Pikir Pengaruh Pergerakan Nilai Tukar Riil terhadap Neraca Perdagangan INTERAKSI (NILAI TUKAR RIIL X INTRA-INDUSTRY TRADE) REAL EFFECTIVE EXCHANGE RATE (Nilai Tukar Riil) NERACA PERDAGANGAN PERTUMBUHAN PDB MITRA DAGANG INTERAKSI (NILAI TUKAR RIIL X IMPORT CONTENT OF EXPORT) Real effective exchange rate atau nilai tukar riil efektif adalah indikator untuk menjelaskan nilai mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain yang sudah disesuaikan dengan tingkat inflasi (Simorangkir & Suseno, 2004). Menurut penelitian Kandil (2008), meningkatnya nilai mata uang riil domestik terhadap mata uang asing atau terjadinya depresiasi akan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor suatu negara karena harga barang domestik menjadi lebih murah dibandingkan harga barang dari mitra dagang negara tersebut. Sebaliknya, apabila mata uang riil domestik terapresiasi terhadap mata uang asing maka ekspor akan berkurang dan impor akan bertambah karena harga barang domestik menjadi lebih mahal dari pada harga barang dari negara mitra dagang. Kedua hal tersebut akan menentukan neraca perdagangan suatu negara apakah 5 mengalami defisit atau surplus. Oleh karena itu, nilai tukar riil efektif diharapkan mempunyai hubungan yang positif terhadap neraca perdagangan. Pertumbuhan PDB mitra dagang merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan suatu negara. Menurut penelitian Ray (2012), salah satu faktor yang menjadi determinan neraca perdagangan di suatu negara yaitu PDB mitra dagang. Meningkatnya PDB suatu negara dinilai dapat meningkatkan daya beli masyarakat negara tersebut sehingga konsumsi akan barang impor akan semakin meningkat (Falk, 2008). Tey dan Brindal (2013) mengatakan bahwa konsumsi barang impor diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri dan bisa menjadi strategi untuk mendiversifikasi ketersediaan sumber daya. Oleh karena itu, meningkatnya pertumbuhan PDB mitra dagang diharapkan memiliki hubungan yang positif terhadap neraca perdagangan. Variabel interaksi nilai tukar riil dengan intra-industry trade digunakan untuk melihat pengaruh variabel intra-industry trade terhadap sensitivitas neraca perdagangan. Semakin besar tingkat intra-industry trade suatu negara dengan negara lain, berarti kedua negara tersebut akan lebih banyak melakukan perdagangan dengan jenis barang yang sama. Hal tersebut dapat menyebabkan barang impornya menjadi semakin elastis karena ketika terjadi depresiasi nilai tukar masyarakat cenderung akan mengurangi impor dan menggantinya dengan mengkonsumsi barang dalam negeri. Ketika tingkat intra-industry trade-nya rendah maka barang impor akan semakin inelastis dan ketika terjadi depresiasi nilai tukar maka impornya cenderung tidak akan berkurang. Oleh karena itu, variabel interaksi nilai tukar riil dengan intra-industry trade dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap trade balance. Variabel interaksi nilai tukar riil dengan import content of export dapat memberikan pengaruh negatif terhadap neraca perdagangan. Semakin kecil tingkat import content of export yang dimiliki, maka suatu negara tidak tergantung kepada barang impor sehingga sensitivitas nilai tukar terhadap neraca perdagangannya akan semakin besar. Hal tersebut disebabkan apabila suatu negara tidak tergantung kepada barang impor, ketika terjadi depresiasi nilai tukar harga barang impor tersebut akan semakin mahal dan masyarakat pun akan meninggalkan barang impor tersebut. Akan tetapi, apabila tingkat import content of export-nya tinggi maka negara tersebut akan tergantung kepada barang 6 impor. Oleh karena itu, semakin kecil tingkat import content of export yang dimiliki, maka variabel interaksi nilai tukar riil dengan import content of export akan memberikan pengaruh negatif terhadap neraca perdagangan. Dengan demikian terdapat hubungan negatif antara variabel interaksi nilai tukar dengan import content of export terhadap neraca perdagangan. 7