BAB II KAJIAN PUSTAKA

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kebugaran Fisik
2.1.1 Pengertian Kebugaran Fisik
Kebugaran fisik adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas atau
tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti (Nuada, 2013).
Kebugaran fisik diartikan kemampuan tubuh untuk melakukan suatu tugas rutin
dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan
masih memiliki cadangan untuk melakukan aktivitas yang bersifat mendadak (Suta,
2010). Kebugaran fisik adalah kecocokan keadaan fisik berupa kesesuaian struktur
dan komponen jasmani yang harus dilaksanakan dan kesesuaian jasmani secara
fungsional terhadap tugas fisik yang harus dilaksanakan (Nuada, 2013).
Penurunan kebugaran fisik dikarenakan kurangnya menggunakan aktivitas fisik
atau kurang gerak. Kurangnya aktivitas fisik dapat mengalami overweight/obesitas
dan banyak peningkatan resiko penyakit-penyakit kronis, termasuk penyakit jantung,
dan juga penyakit kanker. Perubahan gaya hidup yang menjurus pada penurunan
aktivitas fisik terutama pada anak, seperti ke sekolah di antar maupun di jemput orang
tua, kurangnya aktivitas bermain dengan teman dan lingkungan rumah yang tidak
memungkinkan anak-anak bermain di luar rumah akan berpengaruh terhadap
kesehatan jasmani dan kondisi tubuh seseorang terutama anak dan remaja di masa
pertumbuhannya. Rata-rata remaja saat ini menghabiskan waktunya berjam-jam
dalam berbagai media, termasuk menonton televisi, mendengarkan musik, bermain
9
10
game playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game
online yang banyak menyita waktu seharian duduk di depan komputer, sehingga
remaja saat ini tidak mempunya waktu untuk berolahraga.
Seseorang yang menghabiskan sedikit waktunya untuk melakukan aktivitas fisik
dalam sehari dibanding dengan orang yang aktif memiliki tingkat METs yang rendah
dan memiliki lebih banyak lemak tubuh. Aktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot skeletal dan menghasilkan peningkatan
resting energy expenditure yang bermakna. Aktivitas fisik juga dapat didefinisikan
sebagai suatu gerakan fisik yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot. Aktivitas
fisik juga merupakan parameter tingkat kesehatan seseorang agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari (Berbudi, 2014). Aktivitas fisik yang dimaksud seperti berjalan
kaki, berkebun, dan menari. Aktivitas fisik juga dapat berasal dari olahraga atau
rekreasi yang terencana seperti jogging, bersepeda dan berenang (Sharkey, 2011).
Manfaat aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur memiliki efek positif
terhadap kesehatan, yaitu : meningkatkan pengeluaran energi, terhindar dari penyakit
kronik (seperti penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi,
kencing manis, dan lain-lain), fleksibilitas otot meningkat dan tulang lebih kuat, berat
badan terkendali, memperbaiki fungsi psikologis yang berhubungan dengan obesitas,
bentuk tubuh proposional dan ideal, kebugaran terjaga dan lebih bertenaga,
meningkatkan rasa percaya diri dan secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi
lebih baik (Anggraini, 2014).
11
2.1.2 Komponen Kebugaran Fisik
Kebugaran fisik ini melibatkan beberapa kompenen biomotorik termasuk
komponen sistem peredaran berupa sistem jantung dan pembuluh darah serta sistem
pernapasan berupa paru-paru, kemampuan jantung, pembuluh darah serta paru dalam
menyediakan oksigen bagi kelangsungan kerja otot disebut daya tahan umum. Daya
tahan umum inilah kerapkali pengertiannya disamakan dengan daya tahan aerobik,
kesegaran jasmani, atau kebugaran fisik (Suta, 2010).
Seseorang yang memiliki sistem jantung, paru dan pembuluh darah yang baik
akan lebih efisien daripada orang yang tidak terlatih. Dengan melakukan aktivitas
gerak dan olahraga secara teratur dan sistematis akan dapat meningkatkan kualitas
sistem jantung paru dan pembuluh darah. Peningkatan denyut jantung setiap orang
disebabkan oleh peningkatan kerja yang dilakukan. Peningkatan tersebut relatif
berbeda-beda untuk setiap orang. Bagi kondisi fisik yang tidak prima, maka
peningkatan tersebut akan lebih cepat daripada orang yang memiliki kondisi fisik
yang prima. Bagi orang yang terlatih pada saat melakukan kerja, maka kenaikan
frekuensi denyut jantung akan lebih lama dibantingkan pada orang yang tidak terlatih.
Sedangka setelah melakukan pekerjaan (aktivitas fisik), denyut jantung, pernapasan
dan pembuluh darah akan lebih cepat kembali keadaan normal daripada orang yang
tidak terlatih (Wirata, 2012).
Tingkat kebugaran fisik yang berbeda akan mempengaruhi kemampuan setiap
orang. Baik buruk kebugaran fisik seseorang ditentukan oleh sepuluh komponen
biomotorik yang meliputi : kekuatan, daya tahan , daya ledak, kelenturan, ketepatan,
kecepatan, kelincahan, keseimbangan, kecepatan reaksi dan koordinasi. Status
12
kebugaran fisik seseorang dijadikan dasar untuk menentukan tingkat beban kinerja
yang boleh dilakukan sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Ada
lima komponen kebugaran fisik yang erat hubungannya dengan kesehatan dan
diperlukan dalam menunjang kehidupan sehari-hari 1) Kardio respirasi (jantung dan
paru), 2) Daya tahan otot, 3) Kekuatan, 4) Kelenturan, 5) Komposisi tubuh (Wirata,
2012).
2.2 Daya Tahan Kardiovaskular
2.2.1 Pengertian Daya Tahan Kardiovaskular
Daya tahan adalah suatu aktivitas yang menetukan pada kemampuan tubuh
dalam waktu yang agak lama dan terus menerus tanpa menimbulkan kelelahan
berlebih setelah menyelesaikan suatu kegiatan. Daya tahan ada dua macam, daya
tahan umum dan daya tahan otot. Daya tahan umum adalah meliputi kerja jantung,
paru-paru dan pembuluh darah dalam melakukan aktivitas dalam jangka waktu yang
lama, sedangkan daya tahan otot adalah kemampua otot melakukan gerakan secara
berulang-ulang dalam waktu yang lama (Wirata, 2012).
Daya tahan otot merupakan kemampuan otot skeletal untuk melakukan kontraksi
atau gerakan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama dan beban tertentu (Suta,
2010). Bagi seorang olahragawan atau atlet yang berprestasi perlu memiliki daya
tahan yang tinggi. Bagaimanapun tingginya ketrampilan yang dimiliki oleh seorang
olahragawan atau atlet tanpa didukung oleh daya tahan yang baik semuanya itu tidak
ada artinya. Untuk mengetahui daya tahan seseorang pengukuran mempergunakan
13
cara lari aerobik yang pengukurannya menitik beratkan pada banyaknya oksigen yang
dikonsumsi selama mengikuti aktivitas (Wirata, 2012).
Daya tahan kardiovaskular merupakan kemampuan paru, jantung dan pembuluh
darah dalam menyediakan oksigen bagi kelangsungan kerja otot (Suta, 2010). Daya
tahan kardiovaskular adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas dengan
waktu yang lama dan melibatkan otot-otot besar dengan intensitas sedang hingga
intensitas tinggi. Daya tahan kardiovaskular berarti kemampuan melepaskan energi
metabolisme yang ditujukan dengan kemampuan kerja fisiologis tubuh relatif untuk
menghasilkan efisiensi dari pembuluh darah, jantung dan paru dalam periode waktu
lama (Battinelli, 2000). Daya tahan kardiovaskuler atau kebugaran aerobik juga
didefinisikan sebagai kemampuan sistem respirasi dan sirkulasi untuk menyediakan
oksigen untuk kerja otot selama melakukan aktivitas yang ritmik dan kontinyu
dengan melibatkan kelompok besar otot (Nieman, 2001).
Daya tahan kardiovaskular yang tinggi menunjukkan kemampuan untuk bekerja
yang tinggi, yang berarti kemampuan untuk mengeluarkan sejumlah energi yang
cukup besar dalam periode waktu yang lama (Sharkey, 2011). Daya tahan
kardiovaskular yang baik akan meningkatkan kemampuan kerja manusia dengan
intensitas lebih besar dan waktu yang lebih lama. Daya tahan kardiovaskular yang
baik juga akan memungkinkan untuk membangun ketahanan yang lebih besar
terhadap kelelahan sehingga dapat melakukan aktivitas untuk jangka waktu yang
lebih lama. Besarnya kemampuan kardiovaskular ditentukan dengan pengukuran
oksigen yang digunakan maksimal (ambilan oksigen maksimal) atau VO2 maks secara
langsung untuk beraktivitas.
14
2.2.2 Volume Oksigen Maksimal (VO2 maks)
Vo2 maks yaitu suatu ukuran kapasitas tubuh dalam menggunakan oksigen. VO2
maks merupakan jumlah oksigen maksimal yang dikonsumsi permenit ketika
seseorang telah mencapai usaha maksimal. VO2 maks merupakan faktor utama untuk
menentukan intensitas latihan atau kecepatan langkah yang dapat dilakukan secara
terus-menerus. VO2 maks dinyatakan dalam berat badan dalam milliliter oksigen yang
dikonsumsi perkilogram permenit (ml/kg permenit). VO2 maks bergantung pada
transportasi oksigen, kapasitas ikatan oksigen dalam darah, fungsi jantung,
kapabilitas difusi oksigen dan oksidatif potensial di otot. (Wiwin, 2008).
Kapasitas aerobik menggambarkan besarnya kemampuan motorik dari proses
aerobik seseorang. Semakin besar kapasitas VO2 maks seseorang maka semakin besar
pula kemampuan untuk melakukan beban kerja yang berat dan proses pemulihan
kebugaran fisik lebih cepat. VO2 maks yang besar berbanding lurus dengan
kemampuan seseorang melakukan beban kerja yang berat dalam waktu yang relatif
lama. Hal ini disebabkan kapasitas anaerobik yang dimiliki seseorang sangat terbatas,
sehingga sulit untuk bertahan dalam melakukan beban kerja/latihan yang berat. Oleh
sebab itu sistem aerobik yang bekerja hanya dengan pemakaian oksigen merupakan
kunci penentu keberhasilan dalam olahraga ketahanan. VO2 maks yang besar juga
mempercepat pemulihan setelah beraktivitas. VO2 maks yang tinggi memungkinkan
untuk melakukan pengulangan gerakan yang berat dan lebih lama. Untuk dosis
aktivitas fisik yang sama maka VO2 maks yang lebih tinggi akan menghasilkan kadar
asam laktat yang rendah sehingga mempercepat proses pemulihan.
15
2.2.3 Manfaat Latihan Daya Tahan Kardiovaskular
Latihan daya tahan kardiovaskuler membantu tubuh menjadi lebih efisien dan
lebih mampu mengatasi tantangan fisik. Hal ini juga menurunkan risiko berbagai
penyakit kronis (Anonim, 2003). Adapun manfaat latihan daya tahan kardiovaskuler
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatan fungsi kardiovaskuler
Olahraga menyebabkan terjadinya peningkatan detak jantung dan tekanan
darah, laju pernapasan, aliran darah ke otot rangka, dan keringat. Dalam
jangka pendek, perubahan tersebut membantu respon tubuh terhadap
tantangan latihan. Dengan melakukan latihan daya tahan secara teratur akan
menyebabkan sistem kardiovaskuler beradaptasi secara permanen sehingga
menjadi fisik yang kuat. Latihan daya tahan kardiovaskuler meningkatkan
fungsi kardiovaskuler dengan :
a. Mempertahankan atau meningkatkan suplai oksigen.
b. Meningkatkan fungsi otot jantung, sehingga dapat memompa lebih
banyak darah per menit. Peningkatan fungsi otot jantung membuat denyut
jantung lebih rendah pada saat istirahat dan latihan. Denyut jantung orang
yang normal 10-20 denyut per menit lebih rendah dari seorang yang tidak
normal.
c. Memperkuat kontraksi jantung.
d. Meningkatkan ukuran rongga jantung (pada orang dewasa muda).
e. Meningkatkan volume darah.
f. Mengurangi tekanan darah.
16
2. Peningkatan metabolisme seluler
Latihan daya tahan secara teratur dapat meningkatkan metabolisme tubuh,
sampai ke tingkat sel serta meningkatkan kemampuan untuk memproduksi
dan menggunakan energi secara efisien. Latihan daya tahan kardiovaskuler
meningkatkan metabolisme yaitu dengan :
a. Meningkatkan jumlah kapiler di otot.
Penambahan jumlah kapiler di otot mempercepat proses metabolisme
tubuh.
Kapiler
yang
lebih
besar
juga
membantu
mempercepat
penyembuhkan cedera dan mengurangi nyeri otot.
b. Melatihan otot untuk menghasilkan lebih banyak oksigen dan sumber
energi sehingga dapat bekerja lebih efisien.
c. Meningkatkan ukuran dan jumlah mitokondria dalam sel otot,
meningkatkan kapasitas energi sel.
d. Mencegah deplesi glikogen dan meningkatkan kemampuan otot untuk
menggunakan asam laktat dan lemak sebagai sumber energi. Olahraga
teratur juga dapat membantu melindungi sel-sel dari kerusakan kimia yang
disebabkan oleh agen yang disebut radikal bebas.
3. Mengurangi Risiko Penyakit Kronis
Latihan daya tahan secara rutin menurunkan risiko penyakit kronis seperti:
a. Penyakit kardiovaskular
Pola hidup yang sedentary merupakan kontributor utama penyakit
kardiovaskular (CVD). CVD adalah kategori umum yang mencakup
beberapa penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit
17
jantung koroner (yang dapat menyebabkan serangan jantung), stroke, dan
hipertensi. Latihan daya tahan kardiovaskuler menurunkan risiko CVD
dengan :
1) Latihan
meningkatkan
kadar
"kolesterol
baik"
high-density
lipoprotein, atau (HDL) dan dapat menurunkan kadar "kolesterol
jahat" (low-density ipoprotein, atau LDL).
2) Mengurangi tekanan darah tinggi.
3) Meningkatkan fungsi sel-sel yang melapisi arteri (sel endotel).
4) Mengurangi inflamasi.
5) Mencegah obesitas dan diabetes tipe 2, yang berkontribusi terhadap
CVD.
b. Kanker
Latihan daya tahan mengurangi risiko kanker usus besar pada wanita,
dan mengurangi risiko kanker payudara dan organ reproduksi. Aktivitas
fisik yang tinggi pada sekolah dan perguruan tinggi sangat penting untuk
mencegah kanker payudara di kemudian hari. Latihan juga mengurangi
risiko kanker pankreas dan kanker prostat.
c. Diabetes tipe 2
Olahraga teratur membantu mencegah terjadinya diabetes tipe 2.
Kegemukan merupakan faktor risiko utama untuk diabetes, dan olahraga
membantu menjaga lemak tubuh pada tingkat yang sehat.
18
d. Osteoporosis
Sebuah keuntungan latihan daya tahan terutama bagi perempuan
adalah perlindungan terhadap osteoporosis. Osteoporosis merupakan
penyakit yang mengakibatkan hilangnya kepadatan tulang dan kekuatan
tulang.
4. Kontrol lemak yang baik
Terlalu banyak lemak tubuh dikaitkan dengan berbagai masalah
kesehatan, termasuk CVD, kanker, dan diabetes tipe 2. Kelebihan kalori
disimpan dalam tubuh sebagai lemak. Olahraga yang teratur dapat
meningkatkan pengeluaran kalori harian. Latihan daya tahan membakar kalori
secara langsung sehingga mencegah peningkatan lemak dalam tubuh.
5. Peningkatan fungsi imun
Latihan dapat memberikan efek positif atau negatif pada sistem kekebalan
tubuh, proses fisiologis yang melindungi kita dari penyakit. Latihan ketahanan
moderat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, sedangkan overtraining
(training yang berlebihan). Selain olahraga ringan teratur, sistem kekebalan
tubuh dapat diperkuat dengan makan nutrisi seimbang, menghindari stres, dan
tidur 7-8 jam setiap malam (Anonim, 2003).
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiovaskular
Daya tahan kardiovaskular dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu sebagai berikut:
1. Indeks Massa Tubuh
IMT merupakan hasil dari berat badan (kilogram) dibagi kuadrat dari
tinggi badan (meter). IMT menggambarkan adiposa pada tubuh seseorang.
19
Dengan pengukuran IMT diperoleh kategori sebagai berikut underweight,
normal, overweight dan obesitas.
2. Umur
Umur mempengaruhi hampir semua komponen dalam kebugaran fisik.
Umur dapat mempengaruhi daya tahan kardiovaskular seseorang. Ketahanan
kardiovaskular mencapai puncaknya pada usia 10-20 tahun dengan nilai
indeks jantung normal kira-kira 4 L/menit/m2. Ketahanan kardiovaskular
menurun secara perlahan seiring dengan bertambahnya usia, dan pada usia 80
tahun nilai normal indeks jantung hanya tinggal 50%. Ini dikarenakan
penurunan kekuatan kontraksi jantung, massa otot jantung, kapasitan vital
paru dan kapasitas oksidasi otot skeletal.
3. Jenis kelamin
Daya tahan kardiovaskular antara pria dan wanita berbeda pada masa
pubertas. Hal ini karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyak
dibandingkan pria. Selain itu juga terdapat perbedaan kekuatan otot antara
pria dan wanita yang disebabkan oleh perbedaan ukuran otot dan proporsinya
dalam tubuh.
4. Aktivitas fisik (kebiasaan olahraga)
Kebiasaan olahraga yang dilakukan oleh seseorang akan berpengaruh
terhadap daya tahan kardiovaskuler. Orang yang terlatih akan memiliki otot
yang lebih kuat, lebih lentur, dan memiliki ketahanan kardiorespirasi yang
lebih baik. Latihan yang bersifat aerobik yang dilakukan secara teratur akan
meningkatkan daya tahan kardiovaskular dan mangurangi lemak tubuh.
20
Aktivitas fisik yang baik dapat meningkatkan daya tahan kardiovaskular, yaitu
penurunan denyut nadi, pernafasan semakin membaik, penurunan risiko,
penyakit jantung dan hipertensi.
5. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok dapat mengakibatkan penuruan performa pernafasan.
Hal ini disebabkan oleh zat nikotin yang terkandung didalam rokok yang
menyebabkan kontriksi bronkiolus terminalis paru sehingga menyebabkan
peningkatan tahanan aliran udara ke dalam dan keluar paru. Selain itu nikotin
dapat melumpuhkan silia pada permukaan epitel pernafasan secara normal
terus bergerak untuk memindahkan kelebihan cairan dan partikel asing dari
saluran pernapasan, ini mengakibatnya lebih banyak debris berakumulasi
dalam jalan napas dan menambah kesukaran bernapas. Efek iritasi asap rokok
juga menyebabkan kenaikan sekresi cairan dalam cabang-cabang bronkus dan
pembengkakan lapisan epitel. Kebiasan merokok digolongkan menjadi :
a. Tidak pernah merokok.
b. Perokok, jika saat dianamnesis masih merokok.
c. Perokok berat indeks brinkman = jumlah rokok perhari dikali lama
merokok (tahun) lebih dari 400 batang.
d. Bekas perokok jika saat dianamnesis telah berhenti 3 tahun yang lalu dan
tidak pernah merokok lagi.
21
2.3 Cara Mengukur Tingkat Kebugaran Fisik
Cara mengukur tingkat kebugaran fisik adalah dengan cara International atau
Asian Committee for The Standardization of The Physical Fitness Test (ICSPFT atau
ACSPFT). Tes ini di Indonesia telah di modifikasi menjadi Tes Kesegaran Jasmani
Indonesia. Dalam tes ini yang dinilai adalah kemampuan lari (daya tahan aerobik)
kelentulan, daya tahan otot, kekuatan otot, dan kelincahan atau yang dinilai daya
tahan kardiovaskuler, daya tahan otot, kekuatan otot, kelenturan dan komposisi tubuh.
Hasil akhir dari pengukuran kebugaran fisik adalah indeks kesegaran, yang
merupakan penjumlahan skoring dibagi dengan jumlah yang di ukur (Suta, 2010).
Sedangkan daya tahan kardiovaskular
yang diukur hanyalah kemampuan
konsumsi oksigen (VO2 maks), dengan mempergunakan tes lari aerobik 2,4 km, lari
12 menit, naik turun bangku harvard, jantera berjalan (tredmill), sepeda ergometer,
dan sebagainya, sebab daya tahan umumnya hanyalah merupakan salah satu
komponen biomotorik saja. Agar mudah dan murah untuk melakukan praktis di
lapangan, dimana hasilnya tidak jauh, dilakukan dengan cara tes lari aerobik 2,4 km
atau tes naik turun bangku harvard. Tes ini sudah dianggap mewakili unsur Tes
Kesegaran Jasmani Indonesia lainnya (Suta, 2010).
Tes lari 2,4 km yang dirancang oleh Cooper adalah salah satu bentuk tes lapangan
untuk mengukur tingkat kebugaran fisik seseorang (Kleden, 2013). Mengetahui
kebugaran fisik dan pada penelitian ini untuk mengetahui daya tahan umum Pelajar
SMP di Yayasan Perguruan Kristen Harapan Denpasar, dipilih tes lari 2,4 km karena
mudah dan murah dalam pelaksanaannya untuk kegiatan praktis di lapangan, dimana
hasilnya tidak jauh menyimpang dari keadaan sebenarnya (Nuada, 2013). Klasifikasi
22
tingkat kebugaran fisik berdasarkan waktu tempuh lari 2,4 km pada perempuan
relevan disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Klasifikasi kebugaran fisik (tes lari 2,4 km) untuk golongan umur 13-19 tahun,
perempuan (Cooper : 1,5 mil/ 2400 meter)
Waktu Tempuh
Katagori Kebugaran Fisik
> 18,31
Sangat kurang
16,55-18,30
Kurang
14,31-16,54
Sedang
12,30-14,30
Baik
11,50-12,29
Baik sekali
< -11,50
Baik sekali dan terlatih
Sumber : Cooper, 1982a
Keuntungan dan kerugian test lari 2,4 km menurut Kleden (2013) sebagai berikut:
1. Keuntungan
a. Hanya memerlukan jam atau stopwatch.
b. Jarak tempuh dapat digunakan jalan raya dan lapangan atau stadion.
c. Sekaligus dapat diukur banyak orang.
2. Kerugian
a. Faktor cuaca yang tidak mendukung.
b. Motivasi para pengikut tes yang tidak dapat ditetapkan, dalam arti tidak
dilakuakan dengan kemampuan optimal/maksimal.
23
2.4 Pelatihan Kebugaran Fisik
Pelatihan adalah merupakan suatu gerakan fisik dan atau aktivitas mental yang
dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang (repetitif) dalam jangku waktu
(durasi) lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif dan indivudual,
yang bertujuan untuk memperbaiki sistem serta fungsi fisiologis dan psikologis tubuh
agar pada waktu melakukan aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan yang
optimal. Pelatihan kebugaran fisik mempunyai beberapa ciri atau kreteria antara lain:
jenis atau tipe pelatihan, takaran pelatihan dan frekuensi pelatihan. Hal ini
mempengaruhi hasil atau keberhasilan dari pelatihan yang dilakukan (Nuada, 2013).
2.4.1 Jenis atau tipe pelatihan
Sebelum melaksanakan pelatihan yang akan dipilih serta ditetapkan, maka
tindakan selanjutnya menentukan takaran pelatihan dan sebelum takaran ditentukan
harus dilakukan tes awal sebelum dilaksanakn perlakuan untuk mengetahui secara
tepat kemampuan seseorang (Nuada, 2013). Pada usulan penelitian ini dipilih jenis
pelatihan berupa Tari Galang Bulan. Jenis latihan ini dipilih karena gerakannya
melibatkan sebagaian otot-otot tubuh, gerakannya dinamis, terdapat gerakan jaipong
di akhir tarian, di iringan musik yang ceria, murah karena peralatannya sangat sedikit
dan meriah karena membangkitkan kegembiraan serta aman untuk dilaksanakan.
2.4.2 Takaran pelatihan
Menurut
Sudibjo
(2009)
latihan
aerobik
berdasarkan
intensitasnya
diklasifikasikan menjadi latihan aerobik intensitas ringan, sedang dan tinggi. Pada
latihan aerobik intensitas ringan, sumber energi diperoleh dari oksidasi lemak,
sedangkan latihan aerobik intensitas tinggi diperoleh dari oksidasi karbohidrat. Dalam
24
takaran pelatihan, latihan aerobik dapat memberikan hasil yang diinginkan apabila
dilakukan dengan intensitas, durasi serta frekuensi yang cukup.
1. Intensitas pelatihan : adalah menunjukan komponen kualitatif bukan
kuantitatif seperti volume dan kualitas suatu intensitas yang menyangkut
kecepatan atau kekuatan dari suatu aktivitas ditentukan oleh besar kecilnya
persentase (%) dari kemampuan maksimalnya. Tingkat intensitas ini mulai
terendah sampai tertinggi, (rendah : 30-50%, intermedium : 50-70%, medium
: 70-80%, submaksimal : 80-90%, maksimal : 80-100%, supermaksimal : 100105% dari kemampuan maksimal). Sedangkan membagi intensitas ringan
120-150 denyut permenit, sedang 150-170 denyut per-menit, tinggi 170-185
denyut per-menit dan maksimal lebih dari 185 denuyut per-menit yang
dipergunakan sebagai. Pada pelatihan Tari Galang Bulan akan dipergunakan
intesitas sedang (medium) 70-80% dengan denyut nadi intensitas rendah 120150 denyut per-menit. Volume pelatihan adalah intensitas sedang, karena
termasuk pelatihan low impact.
2. Durasi : adalah bagian dari volume (durasi : lama waktu, jarak tempuh dan
repetisi atau set. Pelatihan selama 10 menit lebih secara teratur akan
meningkatkan kebugaran fisik. Pelatihan Tari Galang Bulan dengan durasi 10
menit 59 detik. Penelitian ini menggunakan 3 set dalam pelatihan inti yang di
berikan dengan melakukan gerakan terus menerus tanpa ada istirahat aktif
dengan durasi total pelatihan 44 menit 57 detik, dengan gerakan pemanasan
dilakukan selama 6 menit , latihan inti dilakukan selama 32 menit 57 detik
dan pendinginan dilakukan selama 6 menit.
25
3. Frekuensi : adalah kekerapan atau kerapnya pelatihan per-minggu.
Menetapkan frekuensi pelatihan tergantung pada tipe olahraganya dan .jenis
komponen biomotorik yang akan dikembangkan . Latihan aerobik sebaiknya
dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali perminggu, dengan durasi latihan 20-30
menit setiap kali latihan atau durasi latihan 15-30 menit sudah dinilai cukup,
dengan syarat didahului 3-5 menit pemanasan dan diakhiri dengan 3-5 menit
pendinginan, serta dilakukan secara kontinu (Sudibjo, 2009). Latihan Tari
Galang Bulan dilakukan 3 kali perminggu selama 8 minggu diharapkan dapat
meningkatkan kebugaran fisik pada remaja, yang di mana nantinya diukur
dengan lari 2,4 km (pre dan post).
2.5 Pelatihan Tari Galang Bulan
Kesenian adalah bagian dari kebudayaan . Seni tari adalah salah satu bagian dari
kesenian. Arti seni tari adalah keindahan gerak anggota-anggota badan manusia yang
bergerak, berirama dan berjiwa atau dapat juga diberi arti bahwa seni tari adalah
keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak berirama dan berjiwa
harmonis. Seni tari Bali pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok,
yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk
upacara dan juga untuk pengunjung, dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan
pengunjung (Rohayani, 2012). Seni tari juga merupakan pelajaran praktek yang lebih
menitikberatkan pada aspek psikomotorik. Tari di Bali sangatlah unik dan dinamis
karena memiliki beragam gerakan, macam-macam gerakan tari bali antara lain :
gerakan kaki, gerakan tangan, gerakan jari, gerakan badan, gerakan leher dan mimik.
26
Tari Galang Bulan adalah tarian kreasi yang berkembang di Bali yang di ciptakan
oleh I Ketut Rena, SST.,M.Si pada tahun 2006. Tari Galang Bulan dapat ditarikan
oleh laki-laki maupun perempuan karena merupakan tarian berpasangan dan tarian ini
termasuk kelompok tarian balih-baliahan. Tari Galang Bulan bertemakan tentang
pergaulan yang di mana ide dari tarian ini tentang keindahan saat bulan purnama. Tari
Galang Bulan menceritakan tentang para muda mudi berkumpul, bersenda gurau
saling menyatakan perasaan di bawah sinar rembulan yang sangat indah. Karena
terbuai perasaan suka cita yang mendalam, malampun semakin larut akhirnya mereka
sepakat pulang dan berharap bisa berjumpa pada galang bulan yang akan dating.
Menurut Griadhi & Primayanti (2014) dalam penelitiannya tarian tradisional Bali
dapat memenuhi kriteria aktivitas. Karakteristik denyut nadi kerja dan jumlah
pemakaian energi pada tarian tradisional Bali memenuhi kriteria aktivitas fisik
aerobik intensitas ringan – sedang. Dengan demikian, tari tradisional Bali dapat
digunakan sebagai alternatif pilihan aktivitas fisik untuk meningkatkan kebugaran
jasmani dan menjaga kesehatan tubuh.
Tari Galang Bulan termasuk latihan aerobik low impact. Dengan intensitas
sedang (medium) 70-80% di mana gerakannya dinamis dalam membantu
meningkatkan otot-otot tubuh, meningkatkan kebugaran dan kesehatan dengan durasi
10 menit 59 detik. Penelitian ini menggunakan 3 set dalam pelatihan inti yang di
berikan dengan melakukan gerakan terus menerus tanpa ada istirahat aktif dengan
durasi total pelatihan 44 menit 57 detik, dengan gerakan pemanasan dilakukan selama
6 menit , latihan inti dilakukan selama 32 menit 57 detik dan pendinginan dilakukan
27
selama 6 menit, dengan frekuensi pelatihan selama tiga kali perminggu selama 8
minggu.
Struktur latihan Tari Galang Bulan ini terdiri gerakan dinamis pada Tari Galang
Bulan berdurasi 7 menit 8 detik dan gerakan statis 3 menit 51 detik.
1. Gerakan dinamis : Jalan menyilang pelan-pelan sebanyak 7 langkah, trisik ke
depan, gerakan goyang pantat (ngegol), jalan samping kanan-kiri, jalan berputar,
mundur kanan, maju kanan-kiri, jalan putar ngegol pegang selendang ke atas
hadap ke depan dan jalan seblak sampur kedepan 2 kali.
Tujuan :
a. Menaikan suhu tubuh, memicu denyut jantung agar meningkatkan secara
perlahan untuk persipkan melakukan gerakan berikutnya dan menghilangkan
kekakuan pada otot persendian.
b. Melatih otot-otot lengan atas bawah, bahu, leher, pergelangan tangan, dada,
perut, punggung dan kaki.
c. Koordinasi gerakan lengan dan kaki.
d. Mengatur napas, memacu denyut nadi dan penyesuaian ke irama yang lebih
cepat
e. Meningkatkan stamina daya tahan.
2. Gerakan statis : Gerakan tangan memegang selendang dan lepas selendang dan
agem kanan-kiri.
Tujuan :
a. Mengulur otot-otot lengan atas bawah, bahu, leher, pergelangan tangan, dada,
perut, punggung dan kaki dalam persendian.
28
2.6 Pengaruh Latihan AerobikTerhadap Fungsi Fisiologi Organ Tubuh.
Seseorang yang tingkat kebugaran fisiknya baik maka dengan sendirinya organorgan yang ada juga mempunyai kebugaran yang maksimal. Organ tubuh yang
dimaksud adalah organ tubuh yang ada hubungannya langsung dengan aktivitas fisik
seperti sistem peredaran berupa jantung dan pembuluh darah, sistem pernapasan
berupa paru-paru dan sistem otot (Suta, 2010).
2.6.1 Pengaruh latihan aerobik terhadap jantung dan pembuluh darah
Secara fisiologi jantung akan memompa darah dari ke dua bilik ke seluruh tubuh
dan paru-paru. Begitu pula jantung akan menerima darah balik dari seluruh tubuh
maupun dari paru-paru ke sarambi kanan dan kiri. Jumlah darah yang dipompa ke
seluruh tubuh dan paru-paru tergantung pada jumlah isi sekuncup dan juga jantung
dalam satu menit. Sekali denyut jantung akan memompa darah sekitar 70-80 ml dari
ke dua bilik jantung (Suta, 2010) dan ferkuensi denyut jantung rata-rata 70 kali satu
menit, dengan demikian darah yang dipompakan oleh jantung baik dari bilik kanan
dan kiri sebesar lebih kurang 5 liter (Nuada, 2013).
Penyebaran curah jantung saat istirahat, dimana paru-paru menerima semua
darah yang dipompa keluar dari sisi kanan jantung, organ-organ sistemik masingmasing menerima sebagian darah yang dipompa oleh sisi kiri jantung dengan
perbandingan saluran pencernaan 21%, hati 6%, ginjal 20%, ginjal 20%, kulit 9%,
otak 13%, otot jantung 13%, otot rangka 15% dan organ-organ lainya 5% (Suta,
2010).
Aktivitas kerja termasuk pelatihan aerobik dapat menyebabkan penyebaran curah
jantung ke sistem organ. Terjadi penambahan aliran darah ke jantung 4 kali lebih
29
besar dan penambahan aliran darah ke otot-otot yang sedang aktif mencapai 32 kali
lebih besar, sebaliknya aliran darah ke organ-organ seperti ginjal, hati, sistem
pencernaan turun sebesar 5 kali (Suta, 2010).
Pengaruh latihan aerobik pada jantung akan meningkatkan volume secukupnya
yaitu jumlah darah yang dipompa pada sekali denyut jantung dan mengurangi
frekuensi denyut jantung, meningkatkan ukuran bilik kiri jantung, penambahan
penebalan otot jantung serta perbaikan kapasitas oksigen enzim. Kontribusi lain dari
isi sekuncup dan curah jantung adalah distribusi ulang darah dari pencernaan dan
organ lainnya ke otot yang bekerja. Pelatihan aerobik berupa tari galang bulan secara
teratur akan mempengaruhi fungsi fisiologi jantung dimana jantung akan mampu
memompa lebih baik dengan demikian dapat memompa lebih banyak darah dan lebih
banyak oksigen sehingga dapat menurunkan frekuensi denyut jantung baik pada
kondisi istirahat maupun kondisi pelatihan. Pemulihan kondisi jantung ke kondisi
jantung sebelum pelatihan lebih cepat. Secara umum dapat dikatakan bahwa lebih
untung dipertahankan suatu curah jantung dengan denyut jantung yang rendah dan
volume sekuncup yang lebih besar (Suta, 2010).
2.6.2 Pengaruh latihan aerobik terhadap paru-paru
Paru-paru merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai sistem pernapasan
baik pernapasan luar yaitu penyerapan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dari
tubuh secara keseluruhan maupun pernapasan dalam adalah penggunaan oksigen dan
pembentukan karbodioksida oleh sel-sel serta pertukaran gas antara sel-sel tubuh
dengan media cair sekitarnya (Nuada, 2013).
30
Frekuensi pernapasan manusia normal berkisar 12-15 kali dalam satu menit.
Satu kali pernapasan sekitar 500 ml udara di masukan dan di keluarkan dari paruparu. Udara ini akan bercampur dengan gas yang terdapat dalam alveoli dan
selanjutnya oksigen masuk ke dalam darah di kapiler paru sedangkan karbondioksida
masuk ke dalam alveoli melalui proses difusi sederhana. Efektifitasnya pernapasan
tergantung dari organ pernapasan itu sendiri yaitu paru-paru dan pompa ventilasi
paru-paru seperti dinding dada, otot-otot pernapasan yang memperbesar dan
memperkecil ukuran rongga dada (Suta, 2010).
Kemampuan kebugaran tubuh untuk menghirup, menyalurkan dan menggukan
oksigen sebaik-baiknya dinyatakan dalam VO2 Maks. VO2 Maks salah satu indikator
menentukan kebugaran fisik seseorang. Pelatihan aerobik dapat meningkatkan
efisiensi sistem pernapasan dan tidak merubah merubah ukuran paru-paru tetapi
meningkatkan kondisi dan efisiensi otot-otot pernapasan, mengurangi volume udara
residu. Pelatiahan aerobik juga memantapkan efisiensi pernapasan dengan
mengurangi frekuensi pernapasan untuk menggerakan volume udara yang sama
(Suta, 2010).
Individu yang terlatih mengeluarkan lebih banyak udara dengan pernapasan yang
lebih sedikit yaitu sekitar 150 liter dalam satu menit dibandingkan yang tidak terlatih
sebesar 120 liter dalam satu menit. Pernapasan yang lebih lambat dan dalam lebih
efisien karena memungkinkan lebih banyak pernapasan mencapai porsi paru-paru
dimana oksigen dan karbondioksida di pertukarkan. Meningkatkan defusi oksigen
dari paru-paru ke dalam darah tergantung pada ventilasi yang baik dan aliran darah
yang memadai dalam pembuluh kapiler (Suta, 2010).
31
Ada suatu keseimbangan antara dalamnya pernapasan dan kecepatan pernapasan
yang memungkinkan seseorang melakukan pernapasan dengan efisiensi yang optimal
dengan menggunakan energi yang minimal oleh otot-otot pernapasan. Frekuensi
pernapasan dalam keadaan istirahat 10-20 kali semenit dan meningkat pada aktivitas
maksimal yaitu 70 kali semenit pada umur 5 tahun, 55 kali semenit pada umur 12
tahun, 40-45 semenit pada umur 25 tahun (Suta, 2010).
Pelatihan aerobik meningkatkan kekuatan otot-otot pernapasan, meningkatkan
jumlah dan besar alveoli dan merangsang pembentukan pembuluh darah di sekitar
alveoli yang akan mempercepat suplai oksigen ke dalam sel-sel. Pada pelatihan
aerobik terjadi peningkatan jumlah oksigen maksimal yang dibutuhkan seseorang
untuk dapat digunakan. Hal ini dapat tercapai bila seseorang mampu menghirup,
menyalurkan dan menggunakan oksigen secara optimal. Pelatihan aerobik
meningkatkan nilai VO2 maks (Suta, 2010).
2.6.3 Pengaruh latihan aerobik terhadap sistem otot
Otot memiliki mekanisme kontraksi yang digerakan oleh potensial aksi. Protein
kontraksi berupa aktin dan miosin selanjutnya menghasilkan kontraksi dengan jumlah
yang sangat banyak di otot. Protein aktin dan protein miosin ditemukan diberbagai
jenis sel dan protein miosin pengikat protein aktin adalah salah satu penggerak
molekuler yang mengubah energi hasil hidrolisis ATP menjadi gerakan suatu
komponen seluler. Tersedianya ATP sangat tergantung 21 pada pemecahan sumbersumber energi seperti glikogen, lemak baik secara anaerob maupun aerob dimana
tersedia cukup oksigen untuk melakukan oksidasi. Pengaruh pelatihan aerobik
terhadap otot berkaitan dengan kemampuan otot berkontraksi dengan pemanfaatan
32
oksigen. Metabolisme dengan pemanfaatan oksigen untuk penguraian karbohidrat dan
lemak oleh enzim dan enzim ini merupakan enzim rantai pernapasan yang ada di
mitokondria. Mitokondria merupakan organela sel yang banyak mengandung enzim
untuk rantai pernapasan (Nuada, 2013).
Pengaruh latihan aerobik terhadap otot berupa meningkatkan enzim aerobik yang
dibutuhkan untuk menguraikan metabolisme karbohidrat dan lemak untuk
menghasilkan energi dalam bentuk ATP, meningkatkan ukuran dan jumlah
mitokondria pembangkit tenaga energi sel yang menghasilkan energi secara aerobik ,
meningkatkan kemampuan otot untuk menggunakan lemak sebagai sumber tenaga,
meningkatkan ukuran serat otot yang digunakan dalam latihan –latihan yang lama dan
lambat, meningkatkan kapabilitas oksidari dari serat oksidasi lambat, meningkatkan
kandungan mioglobin dalam serat otot, meningkatkan jumlah pembuluh kapiler yang
melayani serat otot (Suta, 2010).
2.6.4 Pengaruh latihan aerobik terhadap sistem metabolisme energi
Pada aktivitas olahraga yang lama atau aktivitas olahraga yang membutuhkan
daya tahan pembentukan ATP sebagai sumber energi terjadi dengan metabolisme
aerobik. Metabolisme aerobik jauh lebih aefisien dari metabolisme anaerobik. Bila
oksigen mencukupi untuk pembakaran maka 1 melekul glikogen dipecah secara
sempurna menjadi karbondiosida dan air menghasilkan 38 ATP dibandingakan
dengan metabolisme anaerobik yang hanya mengahasilkan 2 ATP (Suta, 2010).
Pada metabolisme aerobik energi didapat terutama dari karbohidrat dan lemak
dan oksigen dari aliran darah. Pada proses aerobik energi mula-mula berasal dari
penguraian glikogen otot, glukosa dan cadangan glikogen hati, lemak dan terakhir
33
protein. Peningkatan intesitas pelatihan mengakibatkan otot akan mulai menghasilkan
energi secara anaerobik yang mengakibatkan akumulasi asam laktat dalam otot dan
darah. Asam laktat ini merupakan tanda bahwa penggunaan energi lebih cepat dari
yang dapat dihasilkan secara aerobik. Asam laktat yang berlebihan mengganggu
kontraksi otot dan kapabilitas metabolisme (Suta, 2010).
Pelatihan aerobik akan meningkatkan fungsi fisiologi jantung dan pembuluh
darah sebagai sistem peredaran, meningkatkan meningkatkan fungsi fisiologi paruparu sebagai sistem pernapasan dan sistem otot. Peningkatan fungsi fisiologi sistem
organ tesebut memungkinkan tersedianya oksigen yang cukup dalam metabolisme
energi secara aerobik. Dengan tersedianya cukup oksigen maka oksidasi terjadi secara
sempurna sehingga menghasilkan banyak molekul ATP sebagai sumber energi
kontrasi otot disamping itu oksidari secara sempurna dapat mengurangi terbentuknya
asam laktat. Pelatihan aerobik meningkatkan daya tahan secara umum karena
terbentuknya banyak molekul ATP sebagai sumber energi dan sedikit menghasilkan
asam laktat sehingga dapat memperpanjang periode latihan (Suta, 2010).
2.7 Analisis Pelatihan Tari Galang Bulan
Tujuan dari pelatihan aktivitas aerobik ini adalah untuk mencapai kebugaran
fisik yang maksimal. Gerakan pelatihan aerobik ini kaya akan variasi dan melibatkan
hampir semua komponen biomotorik di dalamnya, dalam hal ini latihan aktivitas
aerobik berupa olahraga yang di gunakan penulis sebagai bahan penelitian yaitu Tari
Galang Bulan.
34
Pengaruh pelatihan aerobik pada Tari Galang Bulan yaitu jatung akan terlatih
menerima beban latihan fisik yang dapat merangsang jantung yaitu memompa darah
lebih banyak, menurunkan denyut nadi, meningkatkan pengambilan oksigen serta
mendistribusikan oksigen melalui ikatan hemoglobin. Peningkatakan fungsi fisiologi
jantung dan pernapasan terjadi peningakat kebugaran fisik bila diberikan dengan
frekuensi, intensitas,time dan tipe pelatiahan yang sesuai.
Tari Galang Bulan memiliki gerakan yang melibatkan semua unsur pergerakan
otot, terutama otot-otot besar. Beban latihan yang ada cukup merangsang sistem
kardiovaskular dan respirasi. Untuk prinsip pembebanan, beban latihan untuk
masing-masing otot tidak terlalu tinggi sehingga kelelahan tidak terjadi secara primer
pada otot-otot karena otot-otot tidak bekerja secara berlebihan, tetapi secara sekunder
oleh karena kurang mempunyai mekanisme penyediaan O2 dan menyingkirkan sisasisa metabolisme pada saat itu.
Secara anatomi hiperthopy yaitu banyaknya terbentuk kapiler darah yang baru
dan bertambahnya jumlah dan ukuran mitrokodria. Secara biokimia terjadinya
peningkatan pada jumlah mioglobin dan enzim oksidasi dan secara fisiologi pelatihan
aerobik dapat meningkatkan daya tahan dinamis yaitu kemampuan otot untuk
mengulang kontraksi dengan frekuensi yang maksimal dan mempertahankan dalam
waktu yang maksimal sehingga membantu peningkatan sistem kardiovaskular.
Download