Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf MODUL PLASMASITOMA 1. DEFINISI Plasmasitoma intrakranial adalah mieloma sel plasma yang mengenai tulang tengkorak, meningen dan parenkim otak. Plasmasitoma termasuk varian dari mieloma multiple yang jarang ditemukan. Plasmasitoma kranioserebral terdiri atas dua kelompok, yaitu : 1. Plasmasitoma ekstrameduler yang berasal dari dura 2. Plasmasitoma yang berasal dari kranial 2. WAKTU PENDIDIKAN TAHAP I TAHAP II S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKS S8 TAHAP III S9 S10 S11 Program Magister Neurologi Tesis Program Profesi Bedah Saraf Pogram Bedah Dasar Program Bedah Saraf Dasar KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi) PROGRAM GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI Kranial KONGENITAL ICD 10 - Bab XVII Spinal INFEKSI ICD 10 - Bab I Kranium Supratentorial NEOPLASMA ICD 10 - Bab II Infratentorial Spinal Saraf Tepi TRAUMA ICD 10 - Bab XIX Kranial Spinal Saraf Tepi DEGENERASI ICD 10 - Bab VI & XIII VASKULER ICD 10 - Bab IX Spinal Saraf Tepi Intrakranial Spinal FUNGSIONAL ICD 10 - Bab VI & XXI 1 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1. Tahap Pengayaan (tahap I): a. Lama pendidikan 4 semester yaitu semester 1 sampai semester 4, peserta didik diberi ilmu-ilmu dasar maupun bedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapat dipergunakan untuk mengambil program magister. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di akhir masa pendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I. Residen sudah harus mengenal kelainan bedah saraf, khususnya semua jenis neoplasma dan 10 jenis kasus penyakit terbanyak. 2. Tahap Magang (tahap II) : a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu dari semester 5 s/d 6. Peserta didik mulai dilatih melakukan tindakan bedah saraf. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II, yaitu di akhir masa pendidikan tahap II residen telah mencapai Kompetensi tingkat II. Residen sudah harus mampu menangani secara mandiri kasus-kasus plasmasitoma, minimal 3 kasus. 3. Tahap Mandiri (tahap III) : a. Lama pendidikan 5 semester, yaitu dari semester 7 s/d 11. Peserta didik menyelesaikan pendidikan sampai kompetensi bedah saraf dasar. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen III, yaitu di akhir masa pendidikan tahap III residen telah mencapai kompetensi tingkat III. Residen sudah harus mampu menangani kasus plasmasitoma yang tergolong kompetensi bedah saraf dasar, minimal 5 kasus. Kompetensi bedah saraf dasar : 1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampai mencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri, dengan tetap dalam pengawasan konsulen) 2. Tehnik operasi yang diajarkan sebagai target akhir pendidikan adalah terbatas pada tindakan operasi konvensional yang termasuk dalam Indeks Kesulitan 1 dan 2; tehnik operasi sulit yang membutuhkan kemampuan motoris lebih tinggi dan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih, termasuk dalam Indeks Kesulitan 3 dan 4, diajarkan hanya maksimal sampai tingkat magang. Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakan kelanjutan pendidikan yang masuk dalam CPD. JENIS PENYAKIT ICD 10 TAHAP TAHAP II TAHAP III I IK 1 IK 2 IK IK 3 4 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G P NEOPLASMA Kranium Granuloma eosinofilik Plasmositoma Osteoma Fibrous dysplasia Hamartoma Tumor metastatik Neurofibrosarkoma /osteosarkoma Supratentorial Glioma D 76.0 C 90.2 D 16 3 5 M 85.0 Q 85.9 C 79.5 C41.0 2 2 C 71.9 2 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf JENIS PENYAKIT Glioma simpel Glioma kompleks Ependimoma Pleksus papiloma Meningioma (simpel) Meningioma (kompleks) Pituitary adenoma /t. sella (simpel) Pituitary adenoma/t. sella (kompleks) Kraniofaringioma Pinealoma /t. korpus pineal Tumor metastatik (simpel) Tumor metastatik (kompleks) Angioma (simpel) Angioma (kompleks) Infratentorial Glioma Simpel Kompleks Acoustic neuroma Meningioma (simpel) Meningioma (kompleks) Medulloblastoma Kolesteatoma Ependimoma Pleksus papiloma Angioma (simpel) Angioma (kompleks) Tumor Spinal Glioma Meningioma Ependimoma Schwannoma Angioma ICD 10 TAHAP TAHAP II TAHAP III I IK 1 IK 2 3 3 M 93.92 C 71.9 C 70 D 26.7 D.35.3 C 79.5 C 79.5 D 18.0 D 18.0 C 71.9 C 71.9 D 33.3 C 70 C 70 C 71.6 4 4 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 . . . D 36.1 D 18.5 3 2 2 2 2 2 2 2 1 D.18.5 D 33.4 2 1 C 71.9 D 18.5 2 2 M 9392, C 71.9 D 36.1 KETERANGAN 3 H 71 D 33.4 Schwannoma 3 2 C 75.3, D 35.4 D 32.1 Tumor Saraf Tepi IK IK 3 4 . . . 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 Tingkat Pengayaan. Dalam periode ini, tingkat Kognisi harus dapat mencapai 6 (K6) Tingkap Magang. Dalam periode ini, di samping K6, Psikomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3 (A3) Tingkat Mandiri. Semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5 S : Semester G : Magang M : Mandiri K : Kognitif : A : Afektif P : Psikomotor 3. TUJUAN UMUM Setelah menyelesaikan modul plasmasitoma susunan saraf peserta didik diharapkan mampu mengenali plasmasitoma susunan saraf, mampu mengobati plasmasitoma yang diajarkan sampai level mandiri serta mampu mengatasi kegawatan akut plasmasitoma susunan saraf. 3 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf 4. TUJUAN KHUSUS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Mampu menerangkan insidens, patogenesis, dan mikrobiologi dari plasmasitoma. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi dan mikrobiologi) dalam menegakkan diagnosis plasmasitoma. Mengetahui pengobatan pada berbagai jenis plasmasitoma. Mampu menentukan perubahan neurofisiologi yang disebabkan oleh plasmasitoma. Mampu menentukan lokasi plasmasitoma. Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosis plasmasitoma. Mampu menegakkan diagnosis banding dari plasmasitoma. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan diagnosis plasmasitoma. Mampu melakukan pengobatan medikamentosa pada plasmasitoma. Mampu melakukan tindakan operasi pada plasmasitoma. Mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada kasus kegawatan akut plasmasitoma. Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus plasmasitoma. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan Mampu memberi informed consent 5. STRATEGI PEMBELAJARAN a Pengajaran dan Kuliah Pengantar Kuliah tatap muka, 50 menit b Tinjauan Pustaka Presentasi ilmu dasar: 1 kali tiap submodul Telaah kepustakaan, 1 kali penyakit Presentasi kasus: submodul penyakit b Diskusi Kelompok 1 kali tiap jenis Presentasi kasus, 1 kali 2 x 50 menit diskusi kasus tiap submodul penyakit menyangkut diagnosis, operasi Diskusi kasus, 2 x 50 menit dan penyulit d Bed-side Teaching Bed-side teaching minimum 3 kali setiap Ronde diikuti bed-side teaching submodul penyakit e Bimbingan Operasi Operasi magang memenuhi minimal 3 kasus plasmasitoma sebagai prasyarat untuk instruksi/evaluasi operasi sampai dinyatakan lulus 4 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf melakukan operasi mandiri minimal 5 kasus plasmasitoma sebagai prasyarat untuk maju ke ujian kompetensi tingkat nasional Operasi mandiri 6. PERSIAPAN SESI 1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup a. Insidens, patogenesis, dan sitogenesis plasmasitoma susunan saraf b. Neuroanatomi, dan neurofisiologisusunan saraf dan pembungkusnya. c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dan patologi anatomi dalam menegakkan plasmasitoma susunan saraf pusat d. Pengobatan berbagai jenis plasmasitoma susunan saraf e. pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosis plasmasitoma susunan saraf f. Diagnosis banding plasmasitoma susunan saraf g. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan plasmasitoma susunan saraf h. Pengobatan medikamentosa plasmasitoma susunan saraf i. Tindakan operasi plasmasitoma susunan saraf j. Penyulit tindakan bedah pada kasus plasmasitoma susunan saraf k. Kegawatdaruratan plasmasitoma susunan saraf l. Tindak lanjut yang diperlukan m. Informed consent 2. Audio visual 3. Lampu baca X-ray 7. REFERENSI a.Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004 b.Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996 c. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994 d.Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994 8. KOMPETENSI Tingkat Kompetensi K P A JENIS KOMPETENSI a. b Mampu menerangkan plasmasitoma insidens, patogenesis, dan sitogenesis TAHAP P E N G A Y A A N 6 Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan 6 pembungkusnya. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan c tambahan (neuroradiologi) dan patologi anatomi dalam menegakkan 6 plasmasitoma d Mengetahui pengobatan berbagai jenis plasmasitoma 6 5 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf e Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena plasmasitoma f Mampu menentukan lokasi plasmasitoma g 6 Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan 6 diagnosis plasmasitoma h Mampu mengetahui diagnosis banding plasmasitoma i 6 6 Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam 6 menegakkan plasmasitoma j Mampu melakukan pengobatan medikamentosa terhadap plasmasitoma 6 k Mampu melakukan tindakan operasi plasmasitoma 6 n Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan 6 l Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama pada plasmasitoma m Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus plasmasitoma o Mampu memberi informed consent 9. GAMBARAN UMUM 6 6 6 2 3 2 3 2 2 5 5 5 5 5 5 5 M A G A N G 3 3 5 M A N D I R I 5 5 5 5 5 5 Plasmositoma adalah lesi neoplasma kranium; tidak ada lesi di tempat lain pada pemeriksaan menyeluruh dan dari aspirasi susmsum tulang, tidak ditemukan bukti adanya mieloma. Sel tumor pada tulang tengkorak umumnya tidak memberikan gejala neurologis. Gejala neurologis dapat disebabkan oleh keterlibatan spinal atau tengkorak sehingga menyebabkan kompresi, deposisi amiloid atau hiperkalsemia. Diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan penunjang berupa laboratorium, imajing, radionuklir dan aspirasi sumsum tulang. Tatalaksana plasmasitoma umumnya untuk menghilangkan gejala klinis, hal ini dapat dilakukan dengan XRT lokal. Dalam 10 tahun, kelainan ini akan berkembang menjadi multiple mieloma. 10. CONTOH KASUS Contoh kasus dibuat sesuai dengan jenis penyakit pada submodul. 11. TUJUAN PEMBELAJARAN Proses, materi dan metode pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk alih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian kompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali dan menatalaksana kelainan plasmasitoma susunan saraf 12. METODE Metode Pembelajaran 1. 2. 3. 4. Tinjauan Pustaka Diskusi Kelompok Bed side teaching Tindakan Operasi Mandiri a. Peserta didik harus terlebih dahulu melakukan asistensi operasi (magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudian 6 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf melakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakan lulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri. b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisor yang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan oleh asisten terhadap pasien secara mandiri. c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harus membuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik, selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporan operasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkan kelengkapan yang ditetapkan daam daftar tilik. Metode Diagnostik 1. Pemeriksaan klinis neurologik 2. Alat bantu diagnostik a. Pemeriksaan X-ray, b. EMG / EEG c. Alat neuroradiologi lain : CT Scan, MRI, MRS, Angiografi 3. Metode diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostik konvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak semata-mata berorientasi pada alat-alat diagnostik canggih. 13. RANGKUMAN Plasmasitoma kranioserbral terdiri atas dua kelompok, yaitu : 1. Plasmasitoma ekstrameduler yang berasal dari dura 2. Plasmasitoma yang berasal dari kranial Plasmositoma adalah lesi neoplasma kranium dimana tidak ada lesi di tempat lain pada pemeriksan menyeluruh dan dari aspirasi susmsum tulang, tidak ditemukan bukti adanya myeloma. Sel tumor pada tulang tengkorak pada umumnya tidak memberikan gejala neurologis. Gejala neurologis dapat disebabkan oleh keterlibatan spinal atau tengkorak sehingga menyebabkan kompresi, deposisi amiloid atau hiperkalsemia. Diagnosis dapat ditegakan melalui pemeriksaan klinis dan penunjang berupa laboratorium, imajing, radionuklir dan aspirasi sumsum tulang. Tatalaksana palsmasitoma umumnya untuk menghilangkan gejala klinis, hal ini dapat dilakukan dengan XRT lokal. Dalam 10 tahun, kelainan ini akan berkembang menjadi multiple mieloma. 14. EVALUASI Organisasi Evaluasi 1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf 2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf 3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahir setiap semester b. Kemampuan menegakkan diagnosis c. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap akan dilakukan tindakan / operasi. 4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modul bedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalam 7 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf program CPD, waktu disesuaikan pada kodisi yang ada dari modul ini, dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi sama ketentuan yang berlaku. Tahap Evaluasi 5. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didik menyelesaikan aspek kognitif di tahap pengayaan. 6. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukan sejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasi sesuai dengan jenis penyakit pada submodul 7. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukan sejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuai dengan jenis penyakit pada submodul Metode dan Materi Evaluasi 1. 2. 3. 4. Ujian Tulis dan Lisan Kemampuan menegakkan diagnosis di poliklinik maupun ruang rawat Penilaian kemampuan melakukan tindakan Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh Hasil Penilaian IPDS 1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah ditetapkan 2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai pada setiap sum modul ( pengayaan, magang, mandiri ) 3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di Bagian/Departemen Badah Saraf. 15. INSTRUMEN PENILAIAN 1 Kemampuan informed consent Instruksi & Bimbingan 2 Penilaian Ilmiah a. Teori & Penyakit b. Instrument & Penyakit 3 Penilaian Kecakapan 4 Penilaian Rehabilitasi 16. PENUNTUN BELAJAR Diskusi dan Ujian Diskusi dan Ujian Poliklinik, Bedside teaching & Kamar Operasi Instruksi & Bimbingan 1. Kisi-kisi materi dan buku referensi 2. Kisi-kisi materi Neoplasma susunan saraf : a. Insidens, patogenesis, dan sitogenesis plasmasitoma susunan saraf b. Neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya. c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan plasmasitoma susunan saraf pusat d. Pengobatan berbagai jenis plasmasitoma susunan saraf e. Perubahan neurofisiologikarena plasmasitoma susunan saraf f. Lokasi plasmasitoma susunan saraf g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosis plasmasitoma susunan saraf 8 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf h. Diagnosis banding plasmasitoma susunan saraf i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan plasmasitoma susunan saraf j. Pengobatan medikamentosa plasmasitoma susunan saraf k. Tindakan operasi plasmasitoma susunan saraf l. Penyulit tindakan bedah pada kasus plasmasitoma susunan saraf m. Tindak lanjut yang diperlukan n. Informed consent 17. DAFTAR TILIK RINCIAN DAFTAR TILIK ADA TA TL L Menentukan indikasi bedah saraf 1 2 Uraian atau keluhan tentang gejala utama Cara datang (sendiri/rujukan) Kelengkapan riwayat penyakit 1 2 Alasan pertama kali (bila pernah berobat) dan sekarang membawa ke dokter Edit Pengobatan dan tindakan yang pernah diberikan(tempat, waktu, oleh, siapa), serta hasilnya Deskripsi keadaan kulit 1 2 Bekas luka operasi (bila pernah operasi) dan lokalisasi Daerah yang akan dioperasi Deskripsi kelainan saraf yang dijumpai Pemeriksaan penunjang 1 2 X-Ray, CT scan, MRI Laboratorium darah Hasil konsultasi persiapan operasi Catatan status gizi Obat-obatan yang masih diberikan Inform consent 1 Kelainan yang dijumpai 3 Peraturan rumah sakit untuk pasien maupun keluarga / penunggu 2 4 Apa yang dilakukan, lama perawatan, biaya yang dibutuhkan Prognose penyakit dan apa yang perlu dilakukan setelah pulang Surat pengantar rawat inap 1 Lampiran daftar tilik 3 Nama konsulen dan asisten 2 Instruksi untuk perawat 9 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf Admission 1 2 Kelengkapan administrasi Kelengkapan dokumen sesuai daftar tilik poliklinik * Status poliklinik * Hasil pemeriksaan neuroradiologi * Hasil pemeriksaan laboratorium * Hasil konsultasi persiapan operasi Buat status Medical Record Cek ulang hasil pemeriksaan di poliklinik 1 Riwayat penyakit 3 Hasil pemeriksaan klinis neurologis 2 4 Deskripsi keadaan kulit Status gizi Buat rencana perawatan 1 Instruksi perawatan dan pengobatan 1 Assesment rencana tindakan, operator dan asisten 3 Konsul toleransi operasi Persiapan Operasi 2 4 Persiapan alat Buat daftar operasi Pra bedah 1 Konsul anestesi 3 Persiapan menjelang operasi 2 Asisten lapor pada operator * Pasang infuse * Cukur gundul * Cuci daerah yang akan dioperasi dengan sabun * Puasa * Klisma menjelang ke kamar operasi * Cek kelengkapan status * Cek dokumen pendukung * Sediakan alat Kamar operasi 1 2 Dokumen yang disertakan bersama pasien Keadaan pasien * Terpasang infuse * Cukur gundul 10 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf 3 Persiapan pasien 5 Dipasang kateter 4 6 7 Dilakukan narkose umum Posisi pasien diatur sesuai standard Persiapan daerah operasi * Cuci ulang dengan sabun * Dibuat marking * Dilakukan tindakan a dan antiseptik 8 9 * Dilakukan penyuntikan anestesi lokal Dipasang plat diatermi Persiapan alat Tindakan operasi 1 Memasang Head Frame Dan Navigasi Intra Operatif 3 Kraniotomi dan drilling tulang 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 12 13 14 15 Insisi kulit kepala Gantung duramater Membuka Duramater Identifikasi tumor Removal Tumor secara makroskopis dan mikroskopis Ambil spesimen tumor untuk pemeriksaan histopatologis Hemostasis Tutup Dura, duraraph, duraplasy Pasang drain bila perlu Fiksasi tulang Jahit otot, Fasia dan kulit Dressing luka Jumlah perdarahan tercatat Jumlah urin tercatat Jumlah kassa yang dipakai tercatat Jumlah dan jenis instrumen sesuai prosedur Pasca Bedah 1 Dokumentasi * Status dan hasil pemeriksaan penunjang dari OK diterima lengkap * Laporan operasi * Laporan Anestesi 11 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf 2 Catatan perawatan * Pemantauan luka operasi * Pemantauan efek samping * Pemantauan KU rutin * Catatan pengobatan Pemulangan 1 Catatan keadaan pasien 3 Jadwal kontrol dan konsultasi 2 4 5 Inform concernt pada yang merawat Kelengkapan status dan diagnosis Catatan administrasi & keuangan 18. MATERI BAKU Definisi Plasmasitoma adalah tumor sel plasma ganas yang tumbuh dalam jaringan lunak atau dalam tulang. Jika tumbuh didalam tulang akan menyababkan destruksi tulang. Plasmasitoma kranioserebral termasuk tumor sel plasma yang jarang ditemukan, tumor ini dapat memproduksi imunoglobulin monoklonal meskipun tanpa kelainan radiologi, klinis ataupun laboratorium. Ada 2 jenis plasmasitoma kranioserebral, yaitu plasmasitoma skull (tulang tengkorak) dan plasmasitoma intrakranial ekstramedular yang berasal dari dura atau dari jaringan otak sendiri. Epidemiologi Umur rata-rata pasien yang mengalami plasmasitoma adalah 60 tahun, dengan rentang usia 20-80 tahun. Semua tulang dapat terkena, tetapi yang paling sering adalah tulang korpus vertebra, iga, tulang pelvis, dan skull (tengkorak). Gejala Klinis Plasmasitoma soliter adalah varian multiple mieloma yang jarang ditemukan yang mengandung massa neoplastik sel plasma tanpa gejala dan tanda klinis, radiologi atau penyakit sistemik. Lesi yang ditimbulkan umumnya tidak nyeri dan kulit diatasnya normal meskipun ada pelebaran pembuluh darah. Tumor menyebar subperiosteal tanpa menginvasi galea dan dapat menyebabkan destruksi tulang. Tumor ini memiliki banyak vaskularisasi yang berasal dari pembuluh darah kulit kepala. Diagnosis Diagnosis ditegakan berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah foto polos kepala yang dapat menunjukan adanya lesi litik pada tabula interna, tabula eksterna dan diploe disertai dnegan pelebaran vena. Selain itu dapat pula dilakukan CT Scan yang menunjukkan gambaran lesi hiperdense ekstradural dengan enhancement setelah penyuntikan kontras. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium berupa elektroforesis imunoglobulin dan histokimia dari hasil biopsi. Tatalaksana Tatalaksana tumor ini adalah dnegan radiasi, operasi, atau kombinasi keduanya. Pasien juga harus dimonitoring dalam jangka panjang untuk mendeteksi dini jika 12 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf terjadi plasma cell dyscrasia. 19. ALGORITME 20. KEPUSTAKAAN a.Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004 b.Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996 c. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994 d.Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994 21. PRESENTASI Materi presentasi menggunakan materi dalam bentuk Power Point sesuai dengan materi modul plasmasitoma. 22. MODEL Model pembelajaran dapat menggunakan diseksi kadaver. 13 Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf 14