INTISARI ANALISIS KUALITATIF FORMALIN PADA IKAN TONGKOL YANG DIJUAL DI PASAR LAMA BANJARMASIN Reni Maylina Sari1 ; Dwi Rizki Febrianti2 ; Rakhmadhan Niah3 Ikan merupakan sumber protein atau nutrisi yang unggul di bandingkan produk hewani lain. Salah satu nya yaitu ikan tongkol yang memiliki kandungan protein tinggi yaitu 26,2 mg/100g dan sangat cocok dikonsumsi oleh anak – anak dalam masa pertumbuhan, selain itu ikan tongkol juga sangat kaya akan kandungan asam lemak omega 3. Umumnya ikan dan produk perikanan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable food) karena mengandung air cukup tinggi (80 %), oleh karena itu hanya dalam waktu beberapa jam saja setelah ditangkap dan didaratkan akan timbul kerusakan. Oleh karena itu lah Penggunaan formalin pada ikan bertujuan untuk pengawetan dan membuat ikan terlihat segar saat dibeli . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan formalin pada ikan tongkol yang dijual di Pasar Lama Banjarmasin. Sampel yang diteliti berjumlah 5 sampel yang diambil secara teknik accidental sampling. Jenis penelitian deskriptif,analisis kualitatif formalin pada Ikan tongkol dilakukan dengan metode konvensional menggunakan pereaksi Ag(NH3)2NO3 dan KMnO40,1N. Hasil penelitian dari 5 sampel ikan tongkol yang berasal dari Pasar Lama Banjarmasin menunjukkan positif dengan pereaksi Ag(NH3)2NO3 menunjukkan terbentuknya cermin perak dan dengan pereaksi KMnO40,1N hasil positif menunjukkan perubahan warna dari ungu tua menjadi pudar. Kata Kunci : Analisis Kualitatif, Ikan Tongkol, Formalin 1Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin ABSTRACT QUALITATIVE ANALYSIS OF FORMALDEHYDE COD IN PASAR LAMA BANJARMASIN Reni Maylina Sari1 ; Dwi Rizki Febrianti2 ; Rakhmadhan Niah3 Fish is a source of protein or nutrients that are superior compared to other animal products.One of them , namely swordfish have high protein content is 26.2 mg / 100g and is very suitable to be consumed by childrens in infancy, besides tuna is also very rich in omega 3 fatty acids. Generally, fish and fishery products are perishable foodstuffs ( perishable food ) because it contains high water ( 80 % ), therefore it is only within a few hours after being caught and landed there will be damage. Therefore, it was the use of formalin in fish preservation and aims to make the fish look fresh when purchased. The purpose of this study was to determine whether or not the content of formaldehyde in the cod sold in pasar lama banjarmasin. The samples studied amounted to 5 samples taken accidental sampling. Descriptive research , qualitative analysis of formaldehyde in cod is done with conventional methods using reagents Ag ( NH3 )2NO3 and KMnO4 0,1N .The results of the 5 samples of cod that comes from Pasar Lama Banjarmasin showed positive with the reagent Ag( NH3 )2NO3 shows the formation of a silver mirror and reagents KMnO4 0,1N positive result indicates a color change from purple to fade Keyword : Qualitative Analysis,Cod, Formaldehyde 1Academy Of Pharmaceutical ISFI Banjarmasin ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan sumber energi satu – satunya bagi manusia. Makanan dapat berasal dari tumbuhan maupun hewan yang memiliki kandungan gizi yang berbeda – beda. Kualitas gizi makanan dapat berkurang karena makanan tidak dapat bertahan lama (soemirat, 2011). Bahan pangan yang mengandung air dan protein tinggi merupakan produk yang mudah sekali rusak. Hal ini terjadi adanya pertumbuhan mikroba, aktivas enzim pada makanan, reaksi kimia ataupun reaksi fisik. Oleh karena itu ,untuk meningkatkan kualitas makanan dapat pula diupayakan pengolahannya dengan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) (Depkes RI, 2004). Ikan merupakan sumber pangan hewani yang mempunyai berbagai keunggulan karena dapat diterima semua agama dan tidak memerlukan cara penyembelihan khusus. Dari aspek nutrisi, ikan juga unggul karena merupakan sumber alami asam lemak omega 3 tertinggi (Direktorat pengelolaan hasil perikanan, 2007). Umumnya ikan dan produk perikanan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable food) karena mengandung air cukup tinggi (80 %), oleh karena itu hanya dalam waktu beberapa jam saja setelah ditangkap dan didaratkan akan timbul kerusakan. Pembusukan ikan laut merupakan suatu kerugian bagi nelayan sehingga diperlukan suatu pengawetan yang dapat menjaga kualitas ikan (Adwyah, 2007). Pengawetan dengan bahan kimia berbahaya seperti formalin sering dilakukan dengan alasan harga formalin yang relatif lebih murah deibandingkan dengan bahan pengawet yang aman (Hastuti, 2010). 3 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PerMenKes) Nomor 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, formalin merupakan bahan kimia yang penggunaannya dilarang untuk produk makanan. Bahaya formalin bagi kesehatan apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi.Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat dan ginjal.Bahaya utama formalin bila tertelan dan akibat yang ditimbulkan dapat berupa bahaya kanker pada manusia karena bersifat karsinogenik (Aprilianti, dkk. 2007). Pada peneltian ini digunakan Ikan Tongkol yang ada di Pasar Lama Banjarmasin, karena ikan tongkol banyak dikonsumsi masyarakat. Di Pasar lama bahan – bahan yang dijual lebih lengkap, selain itu daya beli masyarakat lebih besar dan transaksi jual beli relatif lebih lama dibandingkan pasar – pasar lainnya yang ada di Banjarmasin. Umumnya masyarakat menginginkan ikan dalam bentuk yang segar sehingga pedagang membuat ikan dengan berbagai macam cara salah satu nya menggunakan formalin, agar ikan terlihat lebih segar dan tahan lama. Sehingga perlu dilakukan penelitian analisis kualitatif formalin khusunya pada ikan tongkol yang ada di Pasar Lama Banjarmasin. 4