1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan
dengan melalui peningkatan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang
saham (Brigham dan Gapenski 1996). Semakin tinggi nilai perusahaan
semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan
atau para penanam modal (Fama, 1987 ; Wright dan Farris, 1997 ; Walker,
2000). Untuk mencapai tujuan tersebut, peningkatan nilai perusahaan ini
dapat tercapai apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan
pihak lain yang meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat
keputusan-keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal
kerja yang dimiliki. Apabila tindakan antara manajer dengan pihak lain
tersebut berjalan sesuai, maka masalah diantara kedua belah pihak tersebut
tidak akan terjadi. Dalam kenyataannya penyatuan kedua pihak tersebut
sering kali menimbulkan masalah. Adanya masalah di antara manajer dan
pemegang saham disebut masalah agensi (agency problem). Dalam konsep
theory of thee frim (Jensen & Mackling, 1976), adannya agecy problem
tersebut akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan perusahaan, yaitu
meningkatkan nilai perusahaan dengan cara memaksimumkan kekayaan
pemegang saham. Untuk itu diperlukan sebuah kontrol dari pihak luar
1
2
dimana peran monitor orang dan pengawasan yang baik akan mengarahkan
sebagaimana mestinya.
Moh’d (1998) menjelaskan bahwa pihak luar atau lebih di kenal
sabagai institutional investor merupakan bentuk distribusi saham antara
pemegang saham dari luar yaitu institutional investor dan shareholders
dispersion yang dapat mengontrol konflik kepentingan. Karena kepemilikan
mewakili sumber kekuasaan (source of power) yang dapat digunakan untuk
mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Adanya
kepemilikan oleh investor institutional seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain, akan mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
Sehingga bisa dikatakan bahwa struktur kepemilikan dipercaya mampu
mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada
kinerja perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan, hal ini
disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki. Selain itu
perusahaan yang go public berarti telah menjalankan proses penyaringan
yang ketat melalui auditor publik dan Badan pengawasan Pasar Modal
(BAPEPAM), serta investor publik dari luar perusahaan yang dapat
membantu mengawasi manajer demi kepentingan pemilik saham diluar
manajemen (Putu Anom dan Jogi yanto, 2002).
Konflik antara manajer dan pemegang saham atau yang sering
disebut dengan masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu
mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan
3
tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost). Ada beberapa
alternatif untuk mengurangi agency cost, diantaranya dengan adanya
kepemilikan saham oleh manajemen dan kepemilikan saham oleh
institusional (Tendi Haruman, 2008).
Dengan kepemilikan saham oleh manajerial, diharapkan manajer
akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan
termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan nantinya dapat meningkatkan
nilai perusahaan (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Menurut Ross et al
(dikutip dari Siallagan dan Machfoedz, 2006) menyatakan bahwa semakin
besar kepemilikan manjemen dalam perusahaan maka manajemen akan
cenderung
untuk
berusaha
untuk
meningkatkan
kinerjanya
untuk
kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri.
Kepemilikan saham manajemen adalah proporsi saham biasa yang
dimiliki oleh para manajemen (Suranta dan Midiastuty, 2003). Dengan
meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen akan mensejajarkan
kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga manajemen akan
termotivasi untuk meningkatkan nilai perusahaan. Adanya kepemilikan
manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakankebijakan yang akan diambil oleh manajemen perusahaan.
Penelitian oleh Wahyudi dan Pawestri (2006) menemukan
bahwa
kepemilikan
manajerial
memiliki
pengaruh
terhadap
nilai
perusahaan. Hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai
perusahaan adalah hubungan non-monotonic yang muncul karena adanya
4
insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka berusaha melakukan
pensejajaran kepentingan dengan outsider
ownership dengan cara
meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan meningkat.
Sementara itu hasil penelitian dari Tendi Haruman (2008)
menyimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial memiliki pengaruh
dengan arah hubungan negatif. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi
proporsi kepemilikan manajerial, akan menurunkan market value. Hasil ini
konsisten dengan penelitian Lemons & Lins (2001), Lins (2002) dan
Siallagan dan Machfoedz (2006). Penurunan market value ini diakibatkan
karena tindakan opportunistic yang dilakukan oleh para pemegang saham
managerial. Meskipun
ada
banyak penelitian mengenai struktur
kepemilikan tetapi hasil-hasil dari penelitian tersebut banyak yang saling
bertentangan
satu sama lain. Dalam kenyataannya banyak literatur
penelitian telah
menyimpulkan hubungan yang positif antara struktur
kepemilikan manajerial dengan penciptaan nilai perusahaan (Suranta dan
Midiastuty, 2003).
Struktur kepemilikan lain yaitu kepemilikan institusional, dimana
umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan.
Menurut Faizal (2004), perusahaan dengan kepemilikan institusional yang
besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen.
Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan
aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan
terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Semakin tinggi
5
kepemilikan institusional maka akan mengurangi perilaku opportunistic
manajer yang dapat mengurangi agency cost yang diharapkan akan
meningkatkan nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Menurut
Shleifer dan Vishny
saham
(dalam Tendi Haruman, 2008), jumlah pemegang
yang besar (large shareholders) mempunyai arti penting dalam
memonitor perilaku manajer dalam perusahaan. Dengan adanya konsentrasi
kepemilikan, maka para pemegang saham besar seperti kepemilikan oleh
institusional akan dapat memonitor tim manajemen secara lebih efektif dan
nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Tingginya kepemilikan oleh
institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan
yang
tinggi
ini
akan
meminimalisasi
tingkat
penyelewengan-
penyelewengan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang akan
menurunkan nilai perusahaan. Selain itu, pemilik institusional akan
berusaha melakukan usaha-usaha positif guna meningkatkan nilai
perusahaan miliknya.
Farshid dan Naiker (2006) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh positif dengan nilai perusahaan pada tingkat
kepemilikan yang rendah. Sedangkan menurut Wening (2009) Semakin
besar
kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula
kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
Adanya berbagai pendapat dan artikel yang berbeda mengenai
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap nilai
perusahaan dan belum adanya penelitian yang lebih terfokus kepada
6
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap nilai
perusahaan. Membuat penulis merasa tertantang untuk meneliti lebih jauh,
oleh karena itu maka penellitian ini berjudul “ Analisis Pengaruh
Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai
Perusahaan “
1.2. Ruang Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup permasalahan dalam penelitian adalah berikut
ini :
1.2.1. Objek penelitian pada perusahaan food and baverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
1.2.2. Periode pengamatan dilakukan mulai dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2011.
1.2.3. Faktor
yang mempengaruhi nilai perusahaan dibatasi pada
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.3.1. Apakah pengaruh kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
1.3.2. Apakah pengaruh kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
nilai perusahaan?
7
1.3.3. Apakah
pengaruh
kepemilikan
manajerial
dan
kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris :
1.4.1. Pengujian
pengaruh
kepemilikan
manajerial
terhadap
nilai
perusahaan.
1.4.2. Pengujian pengaruh kepemilikan institusional
terhadap nilai
perusahaan.
1.4.3. Pengujian pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan.
1.5. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan
kegunaan dan kontribusi sebagai berikut :
Secara teoritis :
1.5.1. Bagi pihak perusahaan, Bagi manajemen perusahaan dapat dijadikan
pertimbangan dalam penentuan struktur modal yang optimal.
1.5.2. Bagi pihak investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar
investor untuk memahami beberapa faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan.
Secara praktis :
8
1.5.3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
referensi serta dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan
penelitian selanjutnya tentang nilai perusahaan.
1.5.4. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan membantu untuk
mengembangkan, mengubah, menjelaskan standar yang berlaku
guna mencapai pasar modal yang efisien dan perlunya informasi
yang diungkap dalam laporan tahunan.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai skripsi akan
penulis jelaskan sistematika secara singkat.
BAB I : Bab ini merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar
belakang masalah, ruang lingkup masalah, perumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : Bab ini memuat tentang tinjauan pustaka yang membahas
mengenai teori yang relevan dengan topik, yaitu pengertian
tentang nilai perusahaan, teori agensi, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, hasil penelitian terdahulu, kerangka
pemikiran dan hipotesis.
BAB III : Dalam bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian
yang dipakai penulis, yang mencakup variabel penelitian dan
definisi operasional, jenis dan sumber data, populasi dan sampel,
9
metode pengumpulan data, pengolahan data dan metode analisis
data.
BAB IV : Merupakan hasil dan pembahasan, dalam bab ini akan dibahas
mengenai hasil penelitian yang diperoleh penulis baik secara
deskriptif yang bersifat umum maupun yang data hasil penelitian
khusus yaitu gambaran umum obyek penelitian, penyajian data,
analisis data dan pembahasan.
BAB V : Bab ini merupakan bab penutup dari penulisan skripsi yang
berisi kesimpulan dan saran yang dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi perusahaan.
Download