Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 STUDY TENTANG PELAKSANAA LESSON STUDI DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG SEMESTER GENAP 2010-2011 Hayuni Retno Widarti Kimia FMIPA UM ABSTRAK Kecakapan seorang guru dalam menyampaikan materi yang dapat menggugah semangat/motivasi siswa untuk mempelajarinya adalah suatu prestasi tersendiri yang menunjukkan tingkat keprofesionalan guru yang bersangkutan. Lesson study merupakan salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Lesson study dilakukan sebagai upaya untuk mengkaji kegiatan pembelajaran melalui kegiatan perencanaan (plan), pelaksanaan (do), melihat/refleksi (see) bersama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas dengan sampel kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3 di SMA Brawijaya Smart School Malang. Data penelitian diperoleh dengan memberikan lembar observasi kegiatan pembelajaran, lesson learned report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kegiatan Lesson Study di SMA BSS berlangsung dengan baik, 2) Pola pembelajaran guru sudah baik sehingga sebagian besar siswa telah aktif mengikuti pembelajaran, 3) Hasil observasi yang intensif kepada siswa dapat mengukur kadar pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran, 4) Tahap refleksi sangat membantu guru memperbaiki cara mengajar dan memilih metode pembelajaran yang tepat dalam memahami suatu materi pelajaran. PENDAHULUAN Langkah awal yang perlu diperhatikan untuk dapat menghasilkan siswa yang berkualitas tinggi adalah bagaimana siswa dapat menyukai materi yang akan dibawakan oleh guru. Sebaik apapun pendekatan atau metode pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dalam membawakan materi pembelajarannya akan kurang bermakna dan akan banyak menemui hambatan bila siswa tidak menyenangi materi yang disampaikan. Kecakapan seorang guru dalam mengetengahkan materi yang dapat menggugah semangat/motivasi siswa untuk mempelajarinya adalah suatu prestasi tersendiri yang menunjukkan tingkat keprofesionalan guru yang bersangkutan. Lesson study merupakan salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Sebagai calon guru, mahasiswa kependidikan juga harus berlatih untuk membentuk profesionalitasnya. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang berbasis Lesson Study. Demikian juga yang dilakukan oleh UPT PPL Universitas B - 229 Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 Negeri Malang. UPT PPL Universitas Negeri Malang melakukan banyak upaya untuk mencetak lulusan tenaga kependidikan yang benar-benar professional. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah berupaya membentuk tenaga kependidikan yang professional sejak dini, yaitu masa PPL. Dalam hal ini UPT PPL UM melaksanakan program peningkatan kualitas/profesionalitas mahasiswa PPL dengan melaksanakan PPL berbasis Lesson Study. Lesson Study akan membiasakan guru, dalam hal ini mahasiswa PPL bekerja secara kolaboratif baik dengan mahasiswa dalam satu bidang studi maupun mahasiswa di luar bidang studi, bahkan dengan masyarakat. Dengan Lesson Study para guru dapat leluasa meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan menghasilkan siswa yang berkualitas tinggi. Lesson Study sangat bermanfaat bagi mahasiswa PPL yang masih sebagai guru pemula. Hal ini akan sangat membantu mahasiswa PPL untuk lebih bisa melihat kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya sendiri, sehingga bisa dilakukan perbaikan dan bisa meningkatkan kualitas mengajar mahasiswa PPL. Pada kegiatan Lesson Study ini, semua peserta Lesson Study tidak memiliki perbedaan status, yang ada hanyalah teman sejawat yang saling belajar, saling bertukar ide dan pengalaman yang tujuannya untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, dalam Lesson Study diperlukan dorongan dari dalam diri peserta perlunya “belajar” dan perlunya “keterbukaan”. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan menerapkan Lesson study di SMA BSS. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus untuk melihat keterterapan model pembelajaran Student Team Achievment Divisions (STAD) terhadap materi larutan penyangga pada siklus pertama, serta mengetahui keterterapan pembelajaran problem posing dan problem solving pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan (KSP) pada siklus kedua, dan faktorfaktor yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan Lesson Study yang diterapkan di SMA BSS. Pada siklus 1 observer dalam penerapan Lesson study mencakup bidang kimia saja, tetapi pada siklus 2 diterapkan Lesson study serumpun dimana observer meliputi praktikan dan guru se-MIPA di sekolah BSS. Subjek yang dijadikan penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 yang terdiri 25 siswa dan XI IPA 3 yang terdiri dari 23 siswa. Untuk memantau aktifitas belajar siswa selama kegiatan Lesson Study digunakan lembar observasi. Kegiatan selama pembelajaran diobservasi oleh praktikan PPL, guru pamong, dosen pembimbing, serta kepala sekolah. Masing-masing pengamat diberi lembar observasi. Hal-hal yang perlu dicatat dalam lembar observasi berupa aktivitas guru, aktivitas siswa secara detail ketika pembelajaran berlangsung mulai dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti sampai kegiatan penutupan pelajaran. Dalam lembar observasi juga disediakan B - 230 Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 kolom untuk masukan-masukan dari observer. Pada tahap plan siklus 2 para guru (dalam hal ini guru praktikan kimia, matematika, dan fisika) secara kolaboratif melakukan pengkajian terhadap: kurikulum (KTSP), Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar dan menentukan indikator. Selanjutnya guru menetapkan metode dan media pembelajaran. Hasilnya berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), satu model format observasi pembelajaran, dan kesepakatan jadwal pelaksanaan pembelajaran dan refleksi. Pada tahap ini para praktikan sepakat untuk menggunakan model pembelajaran problem posing dan problem solving pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan untuk meningkatkan pemahaman siswa. Hasil dari kegiatan plan tersebut adalah tersusunnya draf untuk open class kimia beserta perangkat pembelajarannya. PEMBAHASAN Pelaksanaan Lesson Study di SMA BSS seperti biasanya meliputi tahap plan (perencanaan), do (pelaksanaan), see (melihat/refleksi). Open class pertama dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2011 sedangkan open class kedua dilaksanakan pada tanggal 13 April 2011. Pelaksanaan Lesson Studi di SMA BSS pada saat Do dan See juga dihadiri olek Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, yang mana hal ini dapat menjadi semangat para guru dan mahasiswa PPL. Tahaptahap tersebut dapat dijelaskan pada uraian di bawah ini. Plan (Perencanaan) Siklus 1 Pada tahap plan siklus 1 para guru (dalam hal ini guru praktikan kimia) secara kolaboratif melakukan pengkajian terhadap: kurikulum (KTSP), Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar dan menentukan indikator. Selanjutnya guru menetapkan metode dan media pembelajaran. Hasilnya berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), satu model format observasi pembelajaran, dan kesepakatan jadwal pelaksanaan pembelajaran dan refleksi. Pada tahap ini para praktikan sepakat untuk menggunakan model pembelajaran STAD pada materi larutan penyangga untuk meningkatkan motivasi siswa. Hasil dari kegiatan plan tersebut adalah tersusunnya draf untuk open class kimia beserta perangkat pembelajarannya. Do (Pelaksanaan) Pelaksanaan Do and See pada siklus 1 terdiri dari 1 orang sebagai guru model dan 5 orang sebagai observer, serta dosen pembimbing. Pada siklus 2 ada tambahan observer dari guru pamong matematika dan fisika. Siklus 1 1. Kegiatan awal pembelajaran Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa daftar hadir siswa. Selanjutnya guru model memberikan kuis mengenai prinsip kerja larutan penyangga dan perhitungan pH larutan penyangga. Guru kemudian mengingatkan kembali kepada siswa tentang pengertian larutan penyangga. Sikuls 2 B - 231 Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 Kegiatan awal diakhiri dengan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses, dan keterampilan sosial. 2. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti, siswa diorganisasikan pada kelompok-kelompok kerja kooperatif STAD (3-4 orang per kelompok) dan dibagikan LKS untuk setiap kelompok. Setiap kelompok terdiri dari siswa dengan tingkat kemampuan heterogen. Siswa diminta berdiskusi dengan kelompok kooperatifnya untuk menyelesaikan soal pada LKS dan membaca literature, hand out, dan/atau browsing melalui internet. Para observer melakukan tugasnya untuk mengamati tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, diantaranya interaksi guru-siswa, interaksi siswa-siswa, dan lain-lain sesuai dengan format observasi. Selama siswa berdiskusi, guru berkeliling untuk memantau kegiatan masing-masing siswa. Selesai melakukan diskusi, guru meminta masing-masing kelompok mengkomunikasikan hasil diskusinya kemudian guru membimbing siswa untuk mengevaluasi hasil-hasil karya yang telah dikembangkan dengan mempertimbangkan dan mengacu pada hasil diskusi, presentasi, dan pembahasan. Guru mengumumkan skor tiap kelompok dan memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. 3. Kegiatan akhir Guru memberikan umpan balik, kritik, saran, masukan, dan kesimpulan makro konseptual sesuai dengan tujuan pembelajaran serta penghargaan kepada individu dan kelompok yang berkinerja baik dan amat baik dalam pembelajaran ini. Selanjutnya guru memotivasi siswa agar siswa belajar dirumah terlebih dahulu untuk materi pelajaran selanjutnya. Siklus 2 1. Kegiatan awal pembelajaran Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam. Selanjutnya guru model meminta siswa untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya (yang berkaitan dengan hubungan Ksp dengan kelarutan). Kegiatan awal diakhiri dengan penjelasan guru tentang topik pembelajaran, tujuan pembelajaran, indikator pencapaian belajar, penggunaan metode pembelajaran problem posing dan problem solving yang akan digunakan. 2. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti, guru menyampaikan materi sebagai pengantar, memberikan contoh soal dan membahas penyelesaian soalnya. Siswa diberi penjelasan tentang model soal yang baik dan tidak baik, kemudian siswa B - 232 Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 diminta secara kelompok untuk membuat soal yang baik dengan ketentuan yang diberikan guru. Selesai membuat soal, guru meminta siswa untuk mengumpulkan soal yang telah dibuat, kemudian guru mengacak soal untuk diserahkan kepada kelompok lain untuk didiskusikan. Para observer melakukan tugasnya untuk mengamati tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, diantaranya interaksi guru-siswa, interaksi siswa-siswa, dan lain-lain sesuai dengan format observasi. Selama siswa berdiskusi, guru berkeliling untuk memantau kegiatan masing-masing siswa. Guru meminta perwakilan kelompok untuk menjelaskan soal yang telah didiskusikan di depan kelas dan meminta siswa dari kelompok lain dan pembuat soal untuk menanggapi soal yang telah di presentasikan. 3. Kegiatan akhir Kegiatan akhir diawali dengan meminta siswa untuk menyimpulkan kembali hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian guru memberikan penguatan konsep untuk menyempurnakan kesimpulan yang diungkapkan siswa. Selanjutnya guru memotivasi siswa agar siswa belajar dirumah terlebih dahulu untuk materi pelajaran selanjutnya dan memberikan pesan-pesan yang mendidik, kemudian ditutup dengan salam. See (Refleksi) Tahap refleksi harus segera dilaksanakan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Tahap refleksi adalah tahap dimana guru model melaporkan kegiatan pembelajaran yang baru berlangsung apakah kegiatan pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan plan yang telah dibuat atau tidak, serta perasaan yang dialaminya selama mengajar. Pada refleksi juga disampaikan hasil pengamatan para observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi dari beberapa observer, pelaksanaan Lesson Study di SMA Brawijaya Smart School berjalan lancar. Pelaksanaan kegiatan di sekolah ini berjalan sesuai dengan plan yang sebelumnya sudah dibuat oleh para guru praktikan. Pada siklus 1 secara keseluruhan siswa telah aktif dalam mengikuti pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa sudah baik. Kerjasama antar kelompok sudah bagus dan tidak ada siswa yang individualis, misalnya kelompok 1 bersedia berdiskusi dengan anggota kelompoknya dan aktif menjawab pertanyaan dari kelompok lain, dan pada saat persentasi semua anggota kelompok 2 memperhatikan dan mencatat halhal yang penting, namun anggota kelompok 5 banyak yang mengobrol dengan temannya dan kurang memperhatikan pada saat presentasi. Adapun hasil temuan para observer dalam kegiatan Lesson study ini adalah: 1. Guru terlihat agak sedikit grogi dan belum mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, serta di akhir presentasi guru tidak menyimpulkan presentasi siswa tersebut. B - 233 Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 2. Sebagian siswa kurang memahami materi. Hal ini tercermin dari akhir presentasi ada beberapa siswa yang masih bingung dengan hasil presentasi, sehingga sebaiknya guru menjelaskan materinya terlebih dahulu agar siswa mempunyai gambaran topik yang akan dibahas. 3. Kerjasama antar kelompok cukup bagus dan siswa aktif menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Usaha guru untuk membuat siswanya aktif yaitu dengan mendatangi masing-masing kelompok dan memberikan kesempatan tiap siswa untuk bertanya. 4. Sebagian siswa ada yang sibuk dengan tugas kelompoknya sehingga tidak konsentrasi saat mengerjakan tugas. 5. Pemberian door prize dapat membantu siswa untuk aktif menjawab pertanyaan. Pada siklus 2 secara keseluruhan kegiatan pembelajaran sudah cukup berhasil dari pada siklus 1, namun banyak permasalahan yang timbul selama kegiatan pembelajaran. Hal ini mungkin disebabkan karena siswa kurang memahami konsep yang dipelajari, mengingat materi kelarutan dan hasil kelarutan cukup sulit dan sangat abstrak. Adapun hasil temuan para observer dalam kegiatan Lesson study pada siklus 2 antara lain: 1. Pada awal pembelajaran terlihat siswa memperhatikan keterangan dan penjelasan guru dengan serius, tetapi pada saat diskusi banyak yang mengobrol dengan anggota kelompoknya dan kurang aktif pada saat diskusi. Sebaiknya guru lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran, lebih sering berkeliling dalam diskusi 2. 3. 4. 5. kelompok dan bertanya kemajuannya, lebih cermat dan teliti mengamati siswa di kelas. Kelompok 4 kurang konsentrasi saat menerima pelajaran dan ada siswa yang menggantungkan kepada temannya untuk membuat soal, namun kelompok 1 dan 2 aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Belum ada post test yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. Guru belum memberitahukan tentang kriteria soal yang harus dibuat siswa, sehingga sebaiknya diberikan penjelasan tentang soal yang baik dan soal yang tidak baik. Sebagian siswa ada yang sibuk denga menjawab pertanyaan kelompok lain sehingga tidak konsentrasi ketika kelompok lain sedang mempresentasikan jawabannya. KESIMPULAN Dari uraian sebelumnya, dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Kegiatan Lesson Study di SMA BSS berlangsung dengan baik. 2. Pola pembelajaran guru sudah baik sehingga sebagian besar siswa telah aktif mengikuti pembelajaran. 3. Hasil observasi yang intensif kepada siswa dapat mengukur kadar pemahaman siswa dalam memahami materi tersebut. 4. Tahap refleksi sangat membantu guru memperbaiki cara mengajar dan memilih metode pembelajaran yang tepat B - 234 Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 dalam memahami materi pelajaran. suatu dalam Pembelajaran Kimia. Jurnal Kajian Teori dan Praktik Kependidikan. 34(2)135-143. Safrudiannur dan Suriaty. 2008. Penerapan Belajar Kelompok dalam Tahapan Lesson Study pada Materi Teknik Integral. Didaktika (Jurnal Pendidikan Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran, 9(3): 258-268. Sudrajat. Akhmad. 2008. Lesson Study Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran, (online), (http://ridwanjoharmawan.word press.com diakses 4 April 2009). Sumari dan Muhammad Su’ aidy. 2006. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Piloting dan Lesson Study Mata Pelajaran Kimia di SMPN 4 dan SMA Lab UM Malang. Prosiding Seminar Nasional, 1(1): 214225. Syamsuri,Istamar dan Ibrohim. 2008. Lesson Study(Studi Pembelajaran). Malang:FMIPA Universitas Negeri Malang. Widhiarta, Putu Ashintya dkk. 2008. Lesson Study(Sebuah Upaya Peningkatan Mutu Pendidik Pendidikan Nonformal. Surabaya: Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Balai PNFI Regional IV Surabaya. SARAN 1. Sebaiknya masing-masing observer mempunyai RPP dan LKS sehingga dapat memantau jalannya pembelajaran secara maksimal. 2. Dalam Lesson Study yang diamati seharusnya adalah siswa. 3. Sebaiknya siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, misalnya siswa diajak mengoreksi jawaban temannya sendiri dan jawaban yang salah diperbaiki oleh siswa sendiri. DAFTAR PUSTAKA Ibrohim. 2009. Apa, Mengapa dan Bagaimana Lesson Study: Suatu Pendekatan untuk Meningkatkan Efektivitas Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Calon Guru. Makalah disajikan dalam Workshop Pengembangan PPL Berbasis Lesson Study, FMIPA Universitas Negeri Malang, Malang 19-20 Januari. Joharmawan, Ridwan. 2009. Pengalaman Lesson Study di Malang. (online), (http://djejakpro.blogspot.com diakses tanggal 4 April 2009). Joharmawan, Ridwan. 2006. Reformasi Sekolah melalui Kegiatan Lesson Study Kasus SMA Laboratorium UM. Prosiding Seminar Nasional, 1(1): 235-244. Mahmudi, Ali. 2009. Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study. Forum Kependidikan. 28(2)8489. Rukmini, Elisabeth. 2007. Pendekatan Metode Kolaboratif B - 235