Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kawasan

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, akan dijelaskan beberapa pustaka yang mendukung
penelitian. Beberapa pustaka tersebut antara lain: integrasi ekonomi; pertumbuhan
ekonomi dan beberapa faktor-faktor yang memengaruhinya; pengukuran
pertumbuhan ekonomi; data panel; dan penelitian terdahulu yang menjadi acuan
penelitian ini. Pada bagian terakhir bab ini juga akan dijelaskan kerangka
pemikiran dari penelitian.
2.1.
Integrasi Ekonomi
Integrasi ekonomi adalah suatu kebijakan dalam perdagangan yang
mengurangi atau menghapuskan beragam hambatan perdagangan. Kebijakan
tersebut dilakukan secara diskriminatif, yakni hanya berlaku pada negara yang
memiliki kesepakatan bersama untuk membentuk integrasi ekonomi. Integrasi
ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan negara anggota dan
menciptakan stabilitas yang tinggi (Salvatore, 1997).
Menurut Bella Balassa dalam Hamdy (2004), tahapan integrasi ekonomi
dapat dibedakan menjadi lima bagian. Tahapan integrasi ekonomi tersebut antara
lain:
1.
Preferential Trading Area (PTA)
Negara yang tergabung dalam integrasi ini, memiliki kesepakatan untuk
menurunkan berbagai macam hambatan perdagangan antar anggota. Selain
itu, dalam PTA juga memberikan perlakuan khusus terhadap barang tertentu
dari negara tertentu dengan mengurangi tingkat tarif.
9
2.
Free Trade Area (FTA)
Negara yang bersepakat untuk memberlakukan FTA, harus menghilangkan
semua hambatan perdagangan baik hambatan tarif maupun non-tarif. Akan
tetapi,
negara dalam FTA masih dapat
memberlakukan hambatan
perdagangan bagi negara lain diluar anggota.
3.
Customs Union
Negara
anggota
dalam
kesatuan
ini
dapat
mempertahankan
atau
menghilangkan kebijakan perdagangan antar anggota. Selain itu, negara
dapat menyeragamkan kebijakan perdagangan internasional di luar negara
anggota.
4.
Economic Union
Economic Union merupakan bentuk kerjasama regional yang memiliki
kesatuan kebijakan dalaam hal perpajakan, tenaga kerja, jaminan sosial, dan
lain-lain.
5.
Monetary Union
Monetary Union merupakan bentuk kerjasama regional, dimana antara negara
anggota memiliki kesamaan dalam hal kebijakan moneter (penyatuan mata
uang), kebijakan fiskal, dan kebijakan sosial.
Selanjutnya,
integrasi
ekonomi
menurut
Salvatore
(1997)
akan
dapat
meningkatkan kesejahteraan apabila memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
1.
Hambatan perdagangan antar negara anggota sebelum terbentuknya integrasi
ekonomi relatif tinggi.
10
2.
Hambatan perdagangan yang terjadi antara negara anggota dengan negara di
luar anggota relatif rendah.
3.
Memiliki negara partisipan dalam integrasi ekonomi yang relatif banyak dan
memiliki ukuran perekonomian negara anggota yang besar.
4.
Antar negara anggota memiliki tingkat kompetitif yang semakin tinggi dan
ragam perekonomian memiliki unsur komplementaris yang semakin kecil.
Integrasi ekonomi akan meningkatkan kesejahteraan apabila dibentuk oleh
negara anggota yang memiliki stuktur perekonomian saling bersaing, bukan
saling melengkapi.
5.
Memiliki kedekatan dalam aspek geografis.
6.
Antara negara anggota dan negara di luar anggota memiliki hubungan dagang
yang luas.
Integrasi ekonomi yang telah dibentuk oleh Uni Eropa lebih berhasil dari pada
Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa. Hal ini dikarenakan negara anggota Uni
Eropa lebih bersifat kompetitif, memiliki kedekatan geografis, dan sebelum
terbentuk Uni Eropa, negara anggotanya memiliki hubungan dagang yang luas
dengan negara lain diluar anggota .
2.2.
Pertumbuhan Ekonomi
Setiap negara di seluruh dunia menomorsatukan pada kemajuan
pertumbuhan ekonomi. Setiap ekonom di dunia memusatkan perhatian tentang
kaidah-kaidah untuk meningkatkan pendapatan dengan tujuan peningkatan
11
pertumbuhan ekonomi. Pemusatan perhatian pada pertumbuhan ekonomi
dilakukan oleh penganut sistem ekonomi sosialis, kapitalis maupun campuran. Hal
ini terjadi karena konsep pertumbuhan ekonomi telah diyakini sebagai ukuran
nilai pertumbuhan ekonomi nasional (Todaro dan Smith, 2004).
Pergerakan pertumbuhan ekonomi di setiap negara berbeda-beda.
Beberapa negara di Asia Timur memiliki laju pertumbuhan yang tinggi selama
tiga tahun terakhir ini, sementara itu beberapa negara Afrika mengalami
pertumbuhan yang relatif stagnan. Hal ini terjadi karena perbedaan produktivitas
yang dapat dilihat dari perbedaan standart kualitas hidup. Negara maju memiliki
pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena negara maju lebih produktif dari pada
negara miskin. Sehingga tingkat pertumbuhan ekonommi berkorelasi positif
dengan produktivitas dan standart kualitas hidup. Menurut Lipsey et all (1997)
tiga faktor penting dari produktivitas yang memengaruhi tingkat pertumbuhan
ekonomi. tersebut adalah:
1. Akumulasi modal
Akumulasi modal dapat berupa modal fisik maupun modal manusia.
Modal manusia
Investasi dalam modal manusia dapat dilakukan melalui pendidikan formal
maupun peningkatan pengalaman kerja.
Modal fisik
Investasi dalam modal fisik dapat berupa semua bentuk investasi, sarana
prasarana transportasi dan komunikasi, pembangunan pabrik serta fasilitas lain
penunjang perekonomian.
2. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja
12
Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk, akan terjadi pula peningkatan
jumlah angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi dapat dilakukan dengan adanya inovasi, cara baru untuk
menghasilkan suatu produk maupun bentuk-bentuk organisasi bisnis modern.
Pendekatan pertumbuhan ekonomi berdasarkan produktivitas mengacu
pada model pertumbuhan yang paling terkenal yakni model pertumbuhan
Neoklasik Solow. Model ini menyatakan bahwa secara kondisional perekonomian
antar bergai negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi beragam akan
konvergen apabila memiliki tingkat tabungan, pertumbuhan angkatan kerja,
pertumbuhan produktivitas dan tingkat depresi yang sama. Dengan demikian
model pertumbuhan neoklasik Solow dapat dijadikan sebagai kerangka dasar
penelitian konvergensi berbagai negara. Teori pertumbuhan Solow mampu
menggambarkan pertumbuhan negara maju lebih baik dari pada menggambarkan
pertumbuhan ekonomi negara berkembang (Todaro dan Smith, 2004). Model
pertumbuhan ekonomi Solow menggunakan fungsi Cobb-Douglas. Fungsi
produksi model Solow:
Y = AKα (hL)1-α
Keterangan:
Y = produk domestik bruto
K = persediaan modal fisik
L= persediaan tenaga kerja
A = total faktor produktivitas, yang tumbuh pada tingkat eksogen
h = modal manusia per tenaga kerja
13
Dengan y = Y/L, maka persamaan di atas menjadi:
Y = Akα h1-α
Persamaan tersebut dapat ditransformasi menjadi fungsi produksi Cobb-Douglas:
Berdasarkan fungsi di atas, persmaan fungsi output per tenaga kerja adalah:
Dengan demikian, tingkat output per tenaga kerja dipengaruhi oleh total faktor
produktivitas, kapital per tenaga kerja dan modal manusia per tenaga kerja.
Tingkat output per pekerja merupakan sebuah ukuran dari produktivitas.
Terdapat berbagai kritik mengenai kinerja teori neoklasik. Teori neoklasik
tidak mampu menjelaskan apabila terjadi guncangan dalam perekonomian
maupun perubahan teknologi. Pertumbuhan ekonomi menurut teori neoklasik
merupakan proses yang bebas dari pengaruh kemajuan teknologi. Hal ini memicu
adanya konsep pertumbuhan ekonomi baru atau teori pertumbuhan endogen. Teori
pertumbuhan endogen pemberikan kerangka teoritis pertumbuhan ekonomi yang
persisten yakni pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh sistem proses produksi,
bukan dari kekuatan lain di luar sistem. Teori pertumbuhan endogen mampu
menjelaskan perbedaan pertumbuhan ekonomi antar negara, menjelaskan faktorfaktor dominan yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, menjelaskan peluang
terjadinya skala hasil yang semakin meningkat; dan menjelaskan pola
pertumbuhan jangka panjang yang berbeda-beda antar negara. Persamaan
sederhana dari teori pertumbuhan endogen adalah Y = AK. A mewakili semua
faktor yang terdapat dalam teknologi serta K mewakili modal fisik dan modal
14
manusia. Persamaan tersebut tidak mencerminkan adanya hasil yang semakin
menurun atas modal.
Tingkat pendapatan suatu negara, selain dipengaruhi dari faktor
produktivitas, dapat pula dipengaruhi oleh beberapa komponen. Komponen lain
yang memengaruhi pendapatan antara lain konsumsi, pengeluaran pemerintah,
nilai tukar, FDI, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, defisit anggaran
pemerintah, dan keterbukaan ekonomi. Komponen ini diambil dari penelitian yang
dilakukan oleh Barro (1996) dan pendekatan pengeluaran dari pendapatan
nasional. Barro (1996) mengadopsi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan
ekonomi berdasarkan teori pertumbuhan endogen.
2.2.1. Konsumsi
Konsumsi adalah keseluruhan barang maupun jasa yang dibeli oleh
konsumen. Rumah tangga mengalokasikan pendapatannya untuk konsumsi output
perekonomian yang mereka butuhkan. Konsumsi dapat dilakukan oleh rumah
tangga maupun perusahaan. Konsumsi terdiri dari tiga bagian, yakni barang tidak
tahan lama, barang tahan lama, dan jasa. Barang tidak tahan lama merupakan
barang yang habis dalam sekali pemakaian atau dapat juga diartikan barang yang
habis dalam jangka pendek. Barang tahan lama adalah barang yang memiliki usia
pemakaian dalam jangka panjang. Sedangkan jasa adalah usaha pelayanan yang
dilakukan oleh perusahaan ataupun individu untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, seperti perusahaan antar barang, salon kecantikan, dan lain sebagainya
(Mankiw, 2002).
15
2.2.2. Pengeluaran Pemerintah
Salah satu instrumen kebijakan fiskal adalah pengeluaran pemerintah.
Pemerintah mengeluarkan belanja negara dengan membeli output perekonomian
untuk keperluan negara dan penyediaan barang publik. Bentuk belanja pemerintah
anatara lain adalah gaji pegawai, pembangunan infrastuktur, transfer payment ke
masyarakat, pembelian persenjataan untuk pertahanan negara, dan lain
sebagainya. Jenis-jenis pengeluaran tersebut membentuk permintaan barang dan
jasa perekonomian oleh pemerintah (Mankiw, 2002).
2.2.3.
Foreign Direct Investment (FDI)
FDI adalah aliran salah satu bentuk modal asing dari investor asing ke
negara tujuan. Arus investasi luar negeri ke negara-negara di Asia telah meningkat
sejak awal tahun 1990-an. Arus investasi luar negeri datang dari Amerika Serikat,
Inggris, Jerman, Spanyol, Belanda dan Perancis. FDI termasuk modal asing yang
tidak rentan menimbulkan guncangan perekonomian karena bersifat jangka
panjang.
FDI
diharapkan
mampu
menguatkan
struktur
investasi
yang
berkesinambungan. Keberadaan investasi yang sustainable akan menyebabkan
pertumbuhan perekonomian semakin kuat (Kurniati dkk, 2007).
Kurniati dkk (2007) membagi FDI menjadi dua kategori yakni FDI
horizontal dan FDI vertikal. FDI horizontal bertujuan untuk mencari pasar baru.
FDI ini dilakukan dengan memproduksi barang yang sejenis antara suatu negara
dengan negara yang lainnya. Sedangkan FDI vertikal dilakukan untuk
mendesentralisasikan secara geografis aliran produksi, dimana perusahaan asing
16
melakukan proses produksi di suatu negara dengan biaya produksi yang rendah,
kemudian menyalurkan hasil produksi ke negara asal.
2.2.4. Tingkat Kesehatan
Menurut
teori
lingkaran kemiskinan Myrdal,
negara
mengalami
keterbelakangan atau kemiskinan diakibatkan pada minimumnya pemenuhan
kebutuhan gizi, kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar serta tingkat
pendidikan yang rendah (Damanhuri, 2010). Kualitas kesehatan yang tidak
memadai di suatu negara, akan menyebabkan tingkat pendapatan yang minimum.
Tingkat kesehatan dapat memengaruhi tingkat harapan hidup. Tingkat kesehatan
yang rendah dapat meningkatkan angka kematian. Tingkat kesehatan dapat diukur
melalui tingkat harapan hidup pada saat kelahiran serta tingkat kematian.
2.2.5. Tingkat Pendidikan
Pembinaan sumber daya manusia akan menciptakan tenaga kerja yang
terdidik, terampil dan berkompeten (Todaro dan Smith, 2004). Pengetahuan dan
keahlian yang dimiliki oleh seorang pekerja dan didapatkan melalui pedidikan,
pelatihan, pengalaman, dan lain sebagainya. Dengan peningkatan sumber daya
manusia, akan meningkatkan produktivitas. Pertumbuhan angkatan kerja diyakini
sebagai faktor yang positif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan jumlah angkatan kerja akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang
produktif. Tingkat pendidikan dapat dicerminkan melalui tingkat partisipasi
sekolah.
17
2.2.6. Defisit Anggaran Pemerintah (Budget Deficit)
Defisit anggaran terkait erat dengan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran
pemerintah dapat menyebabkan defisit anggaran apabila melakukan kebijakan
fiskal yang ekspansif. Defisit anggaran secara konvensional dapat diartikan
sebagai suatu keadaan dimana total belanja pemerintah lebih besar dari pada total
pendapatan termasuk didalamnya adalah hibah (Wahyuningtyas, 2010).
2.2.7. Keterbukaan Ekonomi (Openness of the Economy)
Openness of the economy atau keterbukaan ekonomi merupakan indikator
untuk memperlihatkan seberapa besar tingkat ekspor impor suatu negara.
Keterbukaan ekonomi dapat diartiakan pula sebagai volume perdagangan
internasional. Keterbukaan ekonomi dapat dijelaskan dengan penjumlahan nilai
ekspor dan impor. Perdagangan internasional memiliki sejumlah argumen yang
mendukung serta menolaknya, dengan beragam alasan yang mendasarinya.
Namun argumen yang mendukung ataupun menolak tidak ada yang memiliki
kebenaran yang absolut. Manfaat yang diperoleh suatu negara dengan adanya
perdagangan internasional bergantung pada struktur perekonomian negara itu
sendiri (Lindert dan Kindleberger, 1986).
2.3.
Pengukuran Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi
diukur
berdasarkan
tingkat
pertumbuhan
pendapatan nasional atau GDP (Gross Domestic Product). GDP merupakan
indikator yang penting dalam mengukur kinerja perekonomian suatu negara. GDP
adalah jumlah nilai tambah (jumlah dari keseluruhan barang dan jasa akhir) yang
18
dihasilkan dari keseluruhan unit usaha ekonomi suatu negara dalam periode waktu
tertentu (Badan Pusat Statistik, 2010). GDP dapat menggambarkan keseluruhan
aktivitas ekonomi para pelaku ekonomi suatu negara. Kemampuan finansial suatu
negara dapat terlihat melalui tingkat GDP. GDP juga dipergunakan oleh investor
asing untuk merencanakan investasinya ke negara lain dengan melihat tingkat
GDP negara tujuan.
GDP digolongkan menjadi dua bagian yaitu GDP nominal dan GDP riil.
GDP nominal adalah pengukuran keseluruhan barang dan jasa dengan harga yang
berlaku. Sedangkan GDP riil adalah pengukuran keseluruhan barang dan jasa
dengan harga konstan pada tahun dasar. Pengukuran dengan menggunakan GDP
riil lebih mencerminkan kesejahteraan masyarakat dari pada GDP nominal. Hal
tersebut dikarenakan GDP riil tidak dipengaruhi faktor inflasi serta kemampuan
masyarakat memenuhi kebutuhannya berdasarkan jumlah barang dan jasa yang
diproduksi (Mankiw, 2002). GDP nominal dapat digunakan untuk melihat
pergeseran struktur ekonomi, sedangkan GDP riil dapat digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun (Badan Pusat Statistik,
2010). Selain GDP, pengukuran pendapatan lain dapat menggunakan produk
nasional bruto (gross national product/GNP) dan produk nasional netto (net
national product/NNP). Perbedaan antara GDP dengan GNP adalah nilai GNP
sebagian diperoleh dari luar negeri (Dornbusch dan Fischer 1997). Misalnya,
perusahaan Honda yang berproduksi di Indonesia, keuntungan dari bisnis Honda
masuk sebagai GNP Jepang dan tidak masuk sebagai GDP Jepang melainkan
masuk dalam GDP Indonesia.
19
Menurut
Badan Pusat
Statistik (2010)
perhitungan GDP
dapat
menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan
serta pendekatan pengeluaran. Dengan ketiga pendekatan ini, dapat diketahui
secara jelas cerminan aktivitas ekonomi suatu negara. Pendekatan produksi
menghitung GDP melalui penjumlahan keseluruhan produksi akhir dari semua
unit produksi suatu negara dalam kurun waktu tertentu.
Pendekatan
pendapatan
menghitung
GDP
dengan
menjumlahkan
keseluruhan pendapatan yang diterima faktor produksi sebagai imbalan balas jasa.
Pendapatan tersebut mencangkup nilai gaji, upah, sewa, bunga modal dan
keuntungan namun belum termasuk pajak penghasilan serta pajak langsung yang
terkait. Pendekatan pengeluaran menghitung GDP dengan menjumlahkan
keseluruhan komponen permintaan. Komponen permintaan tersebut antara lain:
pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba
pengeluaran konsumsi pemerintah
pembentukan modal tetap domestik bruto
investasi, dan
ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor).
Terdapat permasalahan dalam pengukuran GDP yakni adanya kegiatan
ekonomi bawah tanah (underground economic). Kegiatan ekonomi bawah tanah
terdiri dari : pekerjaan sampingan yang tidak terdaftar, perjudian yang illegal,
bekerja sebagai imigran illegal, perdagangan obat-obatan terlarang, prostitusi
illegal, dan lain sebagainya. Ada dua jenis kegiatan ekonomi bawah tanah, yang
pertama adalah kegiatan yang tidak melanggar hukum dengan alasan untuk
menghindari pajak, dan yang kedua adalah kegiatan yang benar-benar melanggar
20
hukum, seperti perdagangan obat-obatan terlarang dan sebagainya (Dornbusch
dan Fischer, 1997).
2.4.
Data Panel
Data panel atau yang disebut juga longitudinal data adalah data yang yang
memiliki keterkaitan antara dimensi ruang (cross section) dan dimensi waktu
(time series). Data cross section dalam data panel diobservasi menurut waktu.
Setiap data cross section memiliki unit observasi time series yang sama, maka
disebut balanced panel. Sebaliknya, setiap data cross section memiliki unit
observasi time series yang berbeda, maka disebut unbalanced panel. Aplikasi
metode estimasi menggunakan data panel bertujuan untuk mengatasi kelemahan
yang tidak mampu dijawab oleh metode cross section dan time series murni.
Dengan menggunakan data panel, banyak keuntungan yang akan didapatkan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Mampu mengontrol heterogenitas individu.
Data panel secara eksplisit mampu memasukkan unsur heterogenitas yang
dimiliki antar individu. Data panel memberikan peluang perlakuan setiap
unit-unit individu yang dianalisis adalah heterogen.
2. Memberikan data informatif, mengurangi adanya kolinearitas antar
peubah, meningkatkan derajat kebebasan serta panggunaannya lebih
efisien.
Data time series memiliki tingkat kolineritas yang tinggi. Data panel yang
memasukkan dimensi waktu dapat menambah informasi pada variabel.
21
Dengan demikian, data panel mampu menghasilkan estimasi yang lebih
akurat.
3. Lebih baik untuk studi dynamics of adjustment.
Dalam data panel, setiap unit cross section memiliki dimensi waktu.
Sehingga membuat data panel mampu mempelajari perubahan dinamis
terhadap waktu.
4. Mampu lebih baik dalam mengatasi dan mengukur efek yang secara
sederhana tidak dapat diatasi oleh metode estimasi data cross section saja
ataupun time series saja.
Pada kenyataannya, indikator-indikator dalam perekonomian sebagian
besar bersifat dinamis. Hubungan dinamis dapat diketahui dengan adanya lag
variabel endogen yang terdapat pada variabel eksogen. Dalam panel dinamis yit
adalah fungsi dari µi, maka yi,t-1 juga merupakan fungsi dari µi. Untuk
mengestimasi panel dinamis, digunakan pendekatan Generalized method of
moment (GMM). Alasan yang melatarbelakangi digunakannya pendekatan GMM
diantaranya, GMM merupakan common estimator yang akan memberikan manfaat
baik dalam penilaian maupun perbandingan, serta GMM menawarkan alternatif
yang lebih sederhana terutama untuk maximum likelihood. Pada umumnya, dalam
pendekatan GMM terdapat dua jenis metode, yaitu:
1. First-difference GMM (FD-GMM) atau Arrellano-Bond GMM (ABGMM).
Penduga yang dihasilkan dari FD-GMM dapat mengandung bias apabila
memiliki ukuran contoh yang terbatas, terutama ketika
periode
pengamatan yang digunakan relatif kecil. Dengan demikian diperlukan
22
pertimbangan sebelum mengestimasi model autoregresif dengan periode
waktu yang relatif kecil. Selain itu, dalam model AR(1) yang
menggunakan pendekatan least square akan menghasilkan estimasi yang
bias ke atas dan fix effect akan menghasilkan estimasi yang bias ke bawah.
2. System GMM (SYS-GMM)
Pendekatan SYS-GMM digunakan untuk menjawab kelemahan dari
pendekatan FD-GMM, yang mendasari penggunaan metode ini adalah
untuk mengestimasi persamaan baik dalam level maupun dalam firstdifferences. Instrumen yang digunakan dalam level adalah lag firstdifferences dari deret.
2.5.
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Penelitian Jesus Crespo Cuaresma, Gernot Depplelhofer dan Martin
Feldkircher (2009) dengan judul: ”Economic Growth Determinants for European
Regions: Is Central and Eastern Europe Different?”. Penelitian ini mengukur
faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Eropa periode 1995 –
2005 dengan memfokuskan pada daerah Eropa Pusat dan Eropa Timur. Penelitian
ini menggunakan metode Spatial Autoregressive Model (SAR) dengan pendekatan
Bayesian Model Averaging (BMA). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat konvergensi di kedua wilayah Eropa antar Negara yang berbeda
dengan negara individu. Kecepatan konvergensi sekitar 1,3 persen, dan ketepatan
dari kecepatan konvergensi didominasi oleh pertumbuhan ekonomi negara Eropa
23
Pusat. Proses konvergensi antar wilayah didominasi oleh proses perkembangan di
wilayah Eropa Pusat. Tingkat pertumbuhan ekonomi di negara kapital lebih tinggi
dari pada di negara non – kapital. Terdapat tambahan pendapatan yang diterima
oleh negara kapital di wilayah Eropa Pusat. Positif spatial spillover ditemukan
dalam wilayah Kesatuan Eropa. Sehubungan dengan faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan ekonomi, konvergensi pendapatan, infrasruktur,
menjadi kekuatan dalam penentuan pertumbuhan ekonomi di wilayah Eropa.
Penelitian B. Bhaskara Rao dan Maheshwar Rao (2005) dengan judul:
”Determinants of Growth Rate: Some Methodological Issues with Data from Fiji”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan model pertumbuhan Solow untuk
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi partumbuhan ekonomi Pasifik
Selatan, Sufa (Fiji). Variabel yang digunakan mengacu pada pendekatan model
Solow, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor ketersediaan modal, tenaga
kerja serta tekhnologi. Analisis yang digunakan lebih memperhatikan keterkaitan
antara keterbukaan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi. Menurut penelitian
ini, semakin terbukanya suatu negara, pertumbuhan ekonomi akan semakin
meningkat.
Penelitian Jong-Wha Lee dan Kiseok Hong (2010) dengan judul:
“Economic Growth in Asia: Determinant and Prospect”. Pada penelitian ini
membahas tentang faktor-faktor yang memengaruhi dan prospek pertumbuhan
ekonomi di Asia. Negara yang dianalisis adalah PRC, Hongkong, Korea,
Malaysia, Pakistan, Filipina, Singgapura, Taipei, Thailand dan Vietnam. Analisis
faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Lee dan Hong (2010)
menggunakan pendekatan model pertumbuhan ekonomi Robert Solow dengan
24
variabel eksogennya adalah total faktor produktivity, modal fisik pertenaga kerja
dan modal manusia pertenaga kerja. Berdasarkan hasil analisis didapatkan
kesimpulan
bahwa
ketiga
variabel
ekogen
memengaruhi
konvergensi
pertumbuhan ekonomi serta proyeksi pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan
secara signifikan melalui peningkatan pendidikan, RND dan property right.
Penelitian Catanet Dan Nicolae dan Catanet Alina (2008) dengan judul:
“Facts About Determinants of Economic Growth”. Pada penelitian ini
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi 150 negara
selama tahun 1961-2000 dengan menggunakan pendekatan data panel. Penelitian
ini menghasilkan kesimpulan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat
didorong oleh pendidikan, kesehatan, tingkat tabungan, sistem keuangan, FDI,
keterbukaan ekonomi, permodalan dan tingkat suku bunga riil. Namun
pertumbuhan ekonomi dapat mengalami perlambatan dengan tingginya tingkat
pengangguran, pengeluaran pemerintah, inflasi, pertumbuhan populasi, defisit
anggaran serta defisit neraca pembayaran.
Penelitian Mori Kogid, Dullah Mulok, Lim Fui Yee Beatrice dan Kasim
Mansur (2010) dengan judul: “Determinant Factors of Economic Growth in
Malaysia: Multivariate Cointegration and Causality Analysis”. Penelitian ini
mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Malaysia
dalam periode tahun 1970 sampai 2007. Metode yang digunakan adalah Error
Corection Model. Variabel yang menjadi faktor-faktor yang memengaruhi
pertumbuhan ekonomi pada penelitian mereka antara lain: consumtion
expenditure (CE), goverment expenditure (GE), expor (X), exchange rate(ER) dan
inflow Foreign Direct Investment (FDI). Berdasarkan hasil estimasi dihasilkan
25
kesimpulan bahwa konsumsi dan eksport menjadi variabel yang signifikan dalam
memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat
dengan adanya pengeluaran pemerintah, nilai tukar dan FDI.
Penelitian Robert J. Barro (1996) dengan judul: “Determinan of Economic
Growth: A Cross-Country Empirical Study”. Penelitian ini menggunakan subjek
analisis 100 negara selama selang waktu 1960 hingga 1990 dan menggunakan
pendekatan data panel. Hasil penelitian ini mengungkapkan bukti empiris adanya
konvergensi pertumbuhan ekonomi yang kuat di negara yang dianalisis.
Pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan dengan kenaikkan life expectancy dan
tingkat pendidikan; penurunan kesuburan kelahiran; penurunan pengeluaran
pemerintah; peningkatan maintenance sistem hukum dan undang-undang;
penurunan tingkat inflasi; dan peningkatan term of trade.
Perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah ruang lingkup penelitian serta metode penelitian. Pada penelitian ini akan
menganalisis perbedaan karakteristik pertumbuhan ekonomi negara maju dan
negara berkembang di ASEAN+6, faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan
ekonomi negara maju di ASEAN+6, serta faktor-faktor yang memengaruhi
pertumbuhan ekonomi negara berkembang di ASEAN+6. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan panel dinamis dengan beberapa
variabel eksogen, antara lain: lag pertumbuhan ekonomi, pengeluaran konsumsi
(consumtion expenditure), pengeluaran pemerintah (goverment expenditure),
Foreign Direct Investment inflow (FDI), tingkat harapan hidup (life expectacy),
defisit anggaran pemerintah (budget deficit), dan keterbukaan ekonomi (openness
of the economy).
26
2.6.
Kerangka Pemikiran
Salah satu syarat untuk mewujudkan integrasi ekonomi seperti yang
diharapkan negara ASEAN+6 adalah konvergensi dalam hal nominal dan riil
(Ningsih,
2010).
Integrasi ekonomi
dan keuangan akan
memengaruhi
pertumbuhan ekonomi negara kawasan ASEAN+6. Integrasi ekonomi dapat
membuat pertumbuhan ekonomi menjadi konvergen maupun divergen. Divergensi
akan terjadi apabila suatu negara tidak mampu bersaing dengan negara lain dalam
integrasi ekonomi. Negara yang tidak mampu bersaing tersebut hanya akan
menjadi konsumen di negara sendiri dan mengalami kemunduran pertumbuhan
ekonomi.
Kawasan integrasi ekonomi ASEAN+6 terdiri dari negara maju dan negara
berkembang. Negara maju dan negara berkembang memiliki perbedaan
karakteristik yang mendasar dan tidak dapat diterapkan perlakuan yang sama
antara keduanya. Selanjutnya, analisis pertumbuhan ekonomi ASEAN+6 akan
dilakukan dengan memisahkan antara negara maju dan negara berkembang agar
tidak menghasilkan regresi yang bias. Adapun variabel independen dari model
faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara maju di
ASEAN+6 serta faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara
berkembang di ASEAN+6 adalah lag variabel dependen, pengeluaran konsumsi,
tingkat harapan hidup, dan Foreign Direct Investment inflow. Variabel sebagai
faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini
adalah lag
pertumbuhan ekonomi, pengeluaran konsumsi, pengeluaran
pemerintah, tingkat partisipasi sekolah sekunder, tingkat harapan hidup, Foreign
27
Direct Investment inflow, defisit anggaran pemerintah, dan keterbukaan ekonomi.
Analisis yang digunakan untuk mengestimasi adalah pendekatan panel dinamis
(GMM). Gambar 2.1 akan memperlihatkan kerangka pemikiran dari penelitian.
Cina, Jepang, Korea, Australia,
ASEAN
India, New Zealand
Integrasi Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
ASEAN+6
Karakteristik Pertumbuhan
Faktor-faktor yang Memengaruhi
Ekonomi ASEAN+6
Pertumbuhan Ekonomi
ASEAN+6
Negara
Maju
Negara
Berkembang
Metode Deskriptif
Negara
Maju
Negara
Berkembang
Menggunakan Pendekatan
Panel Dinamis
Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di
ASEAN+6: Pendekatan Data Panel
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Download