BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perdagangan Internasional Pada

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Perdagangan Internasional
Pada dasarnya, terdapat tiga teori yang menjelaskan terjadinya perdagangan
internasional, yaitu teori merkantilisme, klasik dan juga teori modern. Teori klasik
terbagi menjadi dua teori besar:
1. Absolute Advantage (Adam Smith), yang mengatakan bahwa terjadinya
perdagangan internasional disebabkan karena masing-masing negara
memiliki produk unggulannya yang tidak bisa diciptakan oleh negara
lain. Sehingga untuk bisa saling melengkapi sekaligus mendapatkan
produk
yang
terbaik,
negara-negara
melakukan
perdangan
internasional. Adam Smith berpendapat bahwa kekayaan suatu negara
akan dicapai melalui surplus ekspor. Hal ini sejalan dengan teori
merkantilisme.
2. Comparative Advantage (J.S Mill), yang mengatakan bahwa terjadinya
perdagangan internsaional disebabkan karena masing-masing negara
memiliki produk unggulan dan untuk menekan biaya negara-negara
tersebut lebih baik melakukan perdagangan tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dibanding suatu negara memproduksi sendiri
barang yang mereka butuhkan dengan pertimbangan biaya yang lebih
besar dan hasil yang belum tentu memuaskan, lebih baik melakukan
impor (menekan biaya).
Sedangkan berdasarkan teori merkantilisme, kemajuan perekonomian suatu
negara ditentukan melalui perdagangan internasionalnya. Untuk bisa mencapai
kesejahteraan perlu dilakukannya ekspor sebanyak-banyaknya dan mengurangi
impor. Lalu dari keuntungan ekspor tersebut dijadikan simpanan dalam bentuk
cadangan emas dan logam mulia. Oleh karena itulah, pemerintah seringkali menekan
impor dan terus berfokus dalam menggenjot ekspor.
Berdasarkan teori modern (H-O), suatu negara akan melakukan perdagangan
internasional disebabkan karena adanya keunggulan komparatif dari sisi teknologi
dan faktor produksi.
2.2
Pengertian Ekspor Dan Impor
Ekspor menurut Tandjung (2011) adalah pengeluaran barang dari daerah
pabean Indonesia untuk dikirim ke luar negeri dengan mengikuti ketentuan yang
berlaku terutama mengenai peraturan kepabeanan dan dilakukan oleh seorang
eksportir yang mendapat ijin khusus dari Dirjen Perdagangan Luar Negeri
Departemen Perdagangan. Sedangkan impor adalah kegiatan perdagangan suatu
perusahaan untuk memasukan barang ke wilayah pabean, untuk diperdagangkan di
negara sendiri.
Impor menurut UU nomor 17 tahun 2006, adalah kegiatan memasukan barang
ke dalam daerah pabean.
Ekspor menurut Apridar (2009:81) adalah proses transportasi barang atau
komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses
perdagangan.
Ekspor menurut UU nomor 17 tahun 2006, ekspor adalah kegiatan
mengeluarkan barang dari daerah pabean.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ekspor
adalah kegiatan perdagangan untuk mengeluarkan barang dari wilayah pabean, untuk
diperjualbelikan atau diperdagangkan di wilayah pabean negara lain. Sebalikya
impor merupakan kegiatan memasukan barang dari luar pabean ke dalam pabean.
2.3
Modal Asing
Menurut Bambang Riyanto (2008), modal asing adalah modal yang berasal
dari kreditur, yang merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan.
Menurut pasal 1 UU nomor 1 tahun 1967 hanya meliputi penanaman modal
asing secara langsung, yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia
dalam arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal
asing tersebut. Modal asing (baik dalam bentuk modal asing atau kredit) memegang
peranan yang cukup penting dalam proses pembangunan negara yaitu sebagai
katalisator untuk bisa mendukung peningkatan mutu di segala bidang.
2.4
Pengertian Investasi Dan FDI
Investasi adalah suatu kegiatan penanaman modal pada berbagai kegiatan
ekonomi dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.
FDI (investasi asing langsung) merupakan partisipasi jangka panjang oleh suatu
negara pada negara lain yang biasanya melibatkan partisipasi dalam bidang
manajemen, joint venture dan transfer teknologi. Ada tiga tipe dari FDI, yaitu:
investasi langsung ke dalam, investasi asing ke luar, dan Stock of foreign direct
investment, yang merupkan jumlah kumulatif dalam suatu periode. Investasi
langsung tidak meliputi investasi langsung dari pembelian saham (Charles W.L.Hill,
2010).
Menurut Daniels, Radebaugh, & Sullivan (2013) dalam bukunya International
Business Environment and Operations, FDI didefinisikan sebagai sumber teknologi
dan sumber skill jangka panjang. FDI merupakan salah satu faktor penting dalam
proses perkembangan ekonomi. Setelah krisis keuangan, FDI menjadi salah satu hal
penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Walaupun pada
kenyataannya
banyak
investor
yang
ragu
karena
ketidakpastian
dalam
menginvestasikan dananya di Indonesia karena alasan pajak yang tinggi. Selain itu
juga sering muncul masalah antara pemerintah dan negara-negara yang terlibat FDI.
FDI bisa berupa terbagi menjadi dua macam, yaitu portfolio investment dan
direct investment. Adapun portfolio investment merupakan investasi yang dilakukan
dalam bentuk aset (tanah, mesin, gedung, dan lain lain) sementara itu direct
investment merupakan investasi dalam bentuk surat-surat berharga berupa saham,
obligasi, dan lain-lain (Sharpe W, Alexander G, Jeffrey, Ordon & Bailey, 1999)
2.5
Dampak Foreign Direct Investment
Menurut Pramudita (2012), dampak keterbukaan perdangan pada tingkat
investasi swasta dalam perekonomian, dalam jangka panjang berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung. Jika dibutuhkan waktu untuk melihat
dampak liberlaisasi perdagangan dalam mempengaruhi perilaku investasi pasar,
maka ada alasan untuk percaya bahwa ada lag antara liberalisasi perdangan dan
tingkat investasi swasta dalam perekonomian.
Menurut Charles W.L. Hill (2010, p.242, 249-250) dalam bukunya yang
berjudul International Business Competing in the Global Marketplace, ada beberapa
dampak positif dari foreign direct investment:
1. Perusahaan pada akhirnya lebih memilih melakukan FDI ketika aktivitas
ekspor seringkali terhambat dengan masalah biaya transportasi dan tarif.
Dengan kata lain, FDI merupakan cara lain perusahaan dalam melakukan
ekspansi pasar agar bisa menghindari masalah yang berkaitan dengan biaya
transportasi yang tinggi dan kebijakan tarif yang tinggi juga. Selain itu FDI
memungkinkan untuk suatu perusahaan dapat mengontrol lebih mudah operasi
perusahaannya baik strategi, operasional, ataupun teknologi.
2. Dengan adanya FDI, akan terjadi perpindahan sumber-sumber daya baik itu
tenaga kerja, teknologi, modal, dan sebagainya yang akan membantu dalam
proses bisnis suatu perusahaan dan tentunya akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
3. FDI juga membawa dampak bagi ketenagakerjaan didalam suatu negara baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Dengan adanya FDI, lapangan
pekerjaan akan lebih luas dan pada akhirnya akan lebih membuka lapangan
pekerjaan bagi sumber daya manusia yang ada di host country.
4. FDI mampu juga membawa dampak bagi keseimbangan neraca pembayaran
dalam suatu negara. Dengan sering melakukan impor barang misalnya, hal
tersebut bisa menyebabkan defisit keuangan negara. Namun dengan adanya
FDI, memungkinkan juga untuk setiap negara melakukan ekspor dalam rangka
meningkatkan surplus, sehingga terjadi keseimbangan dalam pemasukan dan
pengeluaran.
2.6
Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Prasetyo (2009:237) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas
produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun waktu tertentu. Dengan kata lain
pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu
yang ditandai dengan kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Adanya
pertumbuhan
ekonomi
merupakan
indikasi
keberhasilan
pembangunan ekonomi. Secara umum, pertumbuhan ekonomi dilihat berdasarka
empat teori, yaitu: teori klasik, neo klasik, merkantilisme dan historis.
Menurut Adam Smith dan David Ricardo dalam teori ekonomi klasik,
pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jumlah
penduduk, jumlah barang modal yang dimiliki, luas tanah, dan kekayaan sumber
daya alam (Andrew Button, 2014).
Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh pertumbuhan
penduduk dan pertumbuhan jumlah output. Adapun output tersebut dipengaruhi lagi
oleh tiga faktor, yaitu: sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia, dan
ketersediaan bahan baku.
Berdasarkan teori neo klasik (Schumpeter, 1934) dalam bukunya yang berjudul
The Theory of Economic Development, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi dari peran
pengusaha dalam berinovasi dan berinvestasi serta banyaknya faktor produksi yang
ada. Pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk serta
kecenderungan dalam menabung dan berinvestasi (Sollow – Swan, 1995) dalam
bukunya yang berjudul Teori Pertumbuhan Neo Klasik.
Dari
penjelasan-penjelasan
diatas,
secara
umum
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu:
1. Kondisi perdagangan internasional, ini berhubungan dengan tingkat ekspor,
impor maupun investasi yang terjadi dalam suatu negara. Jika ekspor lebih
besar dar impor maka ekonomi surplus, namun jika impor lebih besar dari
ekspor maka ekonomi defisit.
2. Kualitas sumber daya, sumber daya yang dibahas disini ada dua yaitu sumber
daya alam dan sumber daya manusia. Sumber daya manusia sebaai pelaku
ekonomi tentunya juga harus memiliki kualitas, terutama dari segi pengetahuan
agar mampu bersaing. Sumber daya alam juga berpengaruh pada pertumbuhan
ekonomi. Keadaan alam yang mendukung tentu secara tidak langsung akan
sangat membantu kondisi perekonomian suatu Negara.
3. Teknologi, tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi membawa
pengaruh besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Negara yang tidak
bisa mengikuti perkembangan teknologi dan beradaptasi dengannya tentu akan
sulit untuk berkembang.
2.7
Alasan Dilakukan FDI
Ada beberapa alasan dilakukannya FDI, diantaranya (Dr.N.J. C.F.G. Hartono
dan Sunarjati S.H, 1972):
1. Kegagalan pasar, salah satu akibat dilakukannya FDI adalah kegagalan pasar
domestik. Oleh karena itu perusahaan memutuskan untuk bisa memperluas
pasarnya ke luar dan mencoba peruntungannya. Secara tidak langsung, tentu
perusahaan harus bisa mengontrol aktivitas operasinya di luar negaranya.
2. Internalisasi, berdasarkan transaction cost theory perusahaan harus bisa
mencari biaya serendah mungkin untuk bisa menjalankan operasionalnya.
Konsep ini bisa diwujudkan dengan internalisasi tersebut.
2.8
Metode Ordinary Least Square (OLS)
Metode OLS atau biasa disebut metode kuadrat terkecil merupakan metode
regresi yang sering dipakai dalam penelitian karena metode ini dianggap lebih
sederhana secara perhitugannya. Metode OLS merupakan metode untuk bisa
menghasilkan kuadrat terkecil. Metode OLS bisa mengahasilkan nilai residual yang
sekecil mungkin sekaligus dapat meminimalkan jumlah kesalahan kuadrat. Metode
ini bisa dilakukan dengan memenuhi uji asumsi klasik terlebih dahulu. (Gujarati,
2004)
2.9
Metode Vector Autoregression (VAR)
Metode VAR digunakan untuk bisa menjelaskan kedinamisan dan keterkaitan
dari variabel yang akan diamati, yang akan dijelaskan lewat fungsinya yang sering
disebut dengan Impulse Response dan Variance Decompotion. Secara umum, VAR
memiliki dua model, yaitu: UnVAR dan VECM. Metode VAR biasa digunakan
untuk menjawab penelitian yang cenderung bersifat makroekonomi. Selain itu data
yang digunakan biasanya time series yang menggambarkan fluktuasi ekonomi.
Keunggulan dalam menggunakan VAR adalah tidak perlu dipisahkannya varabel
bebas dan terikatnya. Metode ini biasa digunakan untuk data yang terbilang besar,
biasanya >50. Untuk melakukan uji ini perlu melalui uji lag terlebih dahulu
(Gujarati, 2004).
2.10 Metode Pooled Least Square
Metode ini digunakan untuk data yang bersifat panel. Artinya digunakan untuk
data yang memang gabungan antara time series dan cross sectional. PLS memiliki
tiga model yaitu fix effect, random effect dan common effect. Dimana fix effect
adalah model dengan intercept yang berbeda-beda setiap subjek, namun slope nya
tetap sama. Kelemahan model ini dapat disempurnakan dengan random effect,
namun random effect mempersyaratkan bahwa jumlah cross section harus lebih besar
dari jumlah penelitian (Gujarati, 2012). Sementara common effect memiliki intercept
yang tetap sehingga tidak bisa membedakan varians silang. Metode fix effect ini
sering disebut juga dengan Least Square Dummy Variable.
Download