PERAN AGEN SOSIAL DALAM MEMBENTUK PERILAKU ANAK PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DILINGKUNGAN LOKALISASI BUKIT INDAH KELURAHAN TOAPAYA ASRI KM. 24 KABUPATEN BINTAN Naskah Publikasi Oleh RANGGI MENTALIA ABAS NIM: 100569201162 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015 1 SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut dibawah ini: Nama : RANGGI MENTALIA ABAS NIM : 100569201162 Jurusan/Prodi : SOSIOLOGI Alamat : Perm. Pinang Mas Blok A4 No.08 Pinang Mas Bt.8 Nomor TELP : 085271115295 Email : [email protected] Judul Naskah : Peran Agen Sosial dalam Membentuk Perilaku Anak Pekerja Seks Komersial (PSK) dilingkungan Lokalisasi Bukit Indah Kelurahan Toapaya Asri Km.24 Kabupaten Bintan Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan. Tanjungpinang, 02 September 2015 Yang menyatakan, Dosen Pembimbing I Sri Wahyuni NIDN. 1016047701 Dosen Pembimbing II Emmy Solina NIDN.1020118401 2 PERAN AGEN SOSIAL DALAM MEMBENTUK PERILAKU ANAK PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DILINGKUNGAN LOKALISASI BUKIT INDAH KELURAHAN TOAPAYA ASRI KM.24 KABUPATEN BINTAN Ranggi Mentalia Abas [email protected] Sri Wahyuni,M.Si [email protected] Emmy Solina,M.Si [email protected] ABSTRAK Anak usia sekolah yang tinggal di daerah lokalisasi secara tidak langsung terpengaruh dengan lingkungan tempat mereka tinggal. Hal ini tidak dapat dielakkan, sebab orang tua anak tersebut tinggal di daerah lokalisasi karena harus mencari nafkah, membuka warung menjual berbagai kebutuhan dan keperluan para tamu dan wanita yang menghuni lokasi tersebut. tentu salah satu tujuannya adalah untuk membiayai sekolah anaknya. Karena dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka tinggal, akhirnya anak tersebut memiliki kebiasaan-kebiasaan buruk. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui perilaku Anak Pekerja Seks Komersial (PSK) Dilingkungan Lokalisasi Bukit Indah Kelurahan Toapaya Asri KM.24 Kabupaten Bintan. Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan mengacu kepada empat agen sosial yaitu keluarga, teman bermain, pendidikan sekolah dan media massa. Adapun yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 7 orang. Setelah data yang terkumpul maka data dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Bahwa Perilaku Anak Pekerja Seks Komersial (PSK) Dilingkungan Lokalisasi Bukit Indah Kelurahan Toapaya Asri Km.24 Kabupaten Bintan membutuhkan banyak perhatian karena akan masuk dalam perilaku yang menyimpang, anakanak tersebut terpengaruh terhadap lingkungannya, mereka mengenal apa yang seharusnya belum boleh mereka ketahui. Kontak anak dengan lokalisasi membuat anak berperilaku tidak wajar mereka telah berperilaku seksual tidak wajar seperti berkata jorok, melihat dengan sengaja sesuatu yang berbau seks, sengaja berfantasi seksual, berciuman, berpelukan dan mengintip. Besar pengaruh motivasi perilaku seksual eksternal terhadap perilaku seksual ekstenal akan berprilaku seksual tidak wajar. Kata Kunci : Peran Agen sosial, Perilaku Anak, Pekerja Seks Komersial 3 PERAN AGEN SOSIAL DALAM MEMBENTUK PERILAKU ANAK PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DILINGKUNGAN LOKALISASI BUKIT INDAH KELURAHAN TOAPA ASRI KM.24 KABUPATEN BINTAN Ranggi Mentalia Abas [email protected] Sri Wahyuni,M.Si [email protected] Emmy Solina,M.Si [email protected] ABSTRACK School-age children living in areas of localization are indirectly affected by the environment in which they live. This is inevitable, because the child's parents live in the localization of having to earn a living, open stalls selling a wide range of needs and requirements of the guests and women who inhabit the area. certainly one of its goals is to finance their children's school. Because it is influenced by the environment in which they live, the children finally have bad habits. The purpose of this research is to determine the behavior of the Son of commercial sex workers (PSK) Bukit Indah village's environment localization KM.24 Toapaya Asri Bintan regency. The discussion in this paper uses qualitative descriptive technique with reference to the four social agents, namely family, playmates, school education and the mass media. As for who serve as informants in this study as many as seven people. Once the data is collected, the data in this study were analyzed with descriptive qualitative data analysis techniques. The conclusion of this study is that the Child Behavior commercial sex workers (PSK) Localization Bukit Indah village's environment Toapaya Asri Km.24 Bintan regency requires a lot of attention because it will be included in deviant behavior, children are affected to the environment, they know what it should be they may not know. Contacts children with localization make children behave unnaturally they had unnatural sexual behavior such as saying a slob, look knowingly something that smells of sex, deliberate sexual fantasies, kissing, hugging and peek. Large external motivation influence sexual behavior towards sexual behavior ekstenal will behave unnatural sexual. Keywords: Role of Social Agencies, Child Behavior, Commercial Sex Worke 4 Salah satu tempat yang ada di BAB I Provinsi PENDAHULUAN Kepulauan Riau adalah Lokalisasi yang cukup terkenal adalah A. Latar Belakang Lokalisasi Bukit Indah Kelurahan Toapaya Anak adalah seorang laki-laki atau Asri Km.24 (Batu Dua Empat), perempuan yang belum dewasa atau belum Kabupaten Bintan. Lokalisasi ini berjarak mengalami masa pubertas. Anak adalah dua puluh empat Kilometer dari pusat periode perkembangan yang merentang dari Kota Tanjungpinang. masa bayi hingga usia lima atau enam Menurut informasi yang tahun, periode ini biasanya disebut dengan didapatkan dari salah satu warga lokalisasi periode prasekolah, kemudian berkembang bukit indah (Sr) pada tanggal Rabu 7 setara dengan tahun-tahun sekolah dasar. Januari (Azis, 2005:13). Anak merupakan penerus lokalisasi generasi dimasa mendatang. Dalam siklus pengunjung dan penghuni dilokalisasi kehidupan, masa anak-anak merupakan diketahui tampak begitu bebas. Mereka fase dimana anak mengalami tumbuh bebas kembang keras, berjudi dan tentu saja berperilaku depannya. yang menentukan masa 2015 bahwa diketahui melakukan dilingkungan gaya hidup minuman-minuman lepas dari aturan-aturan normatif. 5 Permasalahan yang timbul di lingkungan Adapun dalam permasalahan ini lokalisasi ini salah satunya adalah adanya penulis merumuskan pengaruh terhadap tumbuh kembang anak masalah ini di lingkungan lokalisasi, terutama bagi pertanyaan “ Bagaimana Peran Agen anak-anak yang memasuki usia 6-14 Sosial Dalam Membentuk Perilaku Anak tahun. Pada umumnya anak memasuki Pekerja usia tersebut tingkat kemampuan anak Dilingkungan dalam meniru atau mencontoh sangatlah Kelurahan tinggi. Pengaruh lingkungan terhadap Kabupaten Bintan?” tingkah laku anak sangat tinggi. Berdasarkan latar belakang diatas, anak usia 6-14 tahun mempunyai sikap yang cenderung ingin tahu dan mudah terpengaruh hal-hal negatif. Atas dasar inilah peneliti tertarik mengkaji lebih dalam tentang “PERAN AGEN SOSIAL DALAM MEMBENTUK PERILAKU C. permasalahan dengan Seks merangkum Komersial Lokalisasi Toapaya (PSK) Bukit Asri Indah Km. 24 a. Tujuan dan Kegunaan Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Agen Sosial Dalam Membentuk Perilaku Anak Pekerja Seks Komersial (PSK) Dilingkungan Lokalisasi Bukit Indah Kelurahan Toapaya Asri Km. 24 Kabupaten Bintan? ANAK PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK)DILINGKUNGAN LOKALISASI KELURHAN TOAPAYA ASRI KM.24 KABUPATEN BINTAN”. B. Perumusan Masalah b. Kegunaan Penelitian 1. Secara Akademis : Sebagai bahan refrensi bagi penelitian yang sama khususnya bidang sosiologi dalam 6 melihat peran agen sosial pada pihak-pihak perilaku anak. sosialisasi 2. Secara Teoritis yang yang melakukan membantu proses seseorang : Sebagai bahan membentuk pandangannya sendiri tentang informasi dan acuan bagi orang tua dunianya dan membuat persepsi tentang akan pentingnya pola asuh bagi anak. tindakan-tindakan yang pantas dan tidak Diharapkan pantas dilakukan. Antara lain: dapat memberikan manfaat serta acuan bagi semua pihak terhadap Pola Asuh Orang Tua Pekerja Seks Komersial 1. (PSK) Keluarga, keluarga tempat pertama dan utama terjadinya Dilingkungan Lokalisasi Bukit Indah sosialisasi pada Kelurahan Toapaya Asri Km.24 paling besar selama perkembangan Kabupaten Bintan. anak pada lima tahun pertama kehidupannya D. merupakan Rancangan yang digunakan dalam 2. dalam ini Teman bermain, dari teman seangkatan atau pun teman yang penelitian ini adalah rancangan deskriptif, penelitian terjadi Pengaruh keluarga. Konsep Operasional karena anak. berbeda satu tingkat pun dalam bertujuan lingkungan itu memberikan pengarus mendeskripsikan kondisi atau fenomena yang positif dan negatif dalam apa adanya. melakukan suatu aktivitas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep operasional yaitu menurut Soerjono Soekanto yang 3. Sekolah, tempat mereka menimba ilmu dan mendapatkan pendidikan dari orang yang memberikan menjelaskan agen sosialisasi merupakan 7 pengetahuan yang dapat mereka cermati 4. Media Lokasi Penelitian ini dilakukan di Bukit Indah Kelurahan Toapa Asri Km. 24 massa, suatu pendidikan Kabupaten Bintan. Alasan peneliti ataupun hiburan seseorang anak yang memilih lokasi dimana dalam lingkungan dapat ataupun ini para pekerja seks komersial tidak mendengar yang harus didampingi hanya bekerja tetapi juga berdomisili atau dibimbing oleh orang tua. ditempat tersebut, termasuk anak-anak mereka lihat yang tinggal di lingkungan lokalisasi. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian 3. Penelitian yang dilakukan ini adalah Jenis Data Dalam melakukan penelitian kualitatif dengan pendekan deskriptif. tentunya dipergunakan metode penelitian Penelitian Kualitatif adalah penelitian guna memperoleh data yang akurat dan tentang riset yang bersifat deskriptif dan relevan cenderung menggunakan analisis. Proses penelitian. dan makna (Perpektif subyek) lebih tersebut ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. pengumpulan data melalui: Landasan teori dimanfaatkan Untuk maka maksud dan memperoleh penulis tujuan data melakukan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan. dengan a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan guna 2. Lokasi Penelitian memperoleh data yang berhubungan dengan topik penelitian yaitu Peran Agen Sosial Dalam Membentuk Perilaku Anak Pekerja 8 Seks Komersial (PSK) Dilingkungan Km.24 Kabupaten Bintan adalah sebanyak Lokalisasi Bukit Indah Kelurahan Toapaya 25 Asri Km.24 Kabupaten Bintan. informan yang diambil dalam penelitian ini b. Data Sekunder diperoleh dari literature-literatur dan bukubuku bacaan yang erat hubungannya objek sedangkan berjumlah 7 yang menjadi orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini Data sekunder adalah data yang dengan orang penelitian. Data ini adalah purposive sampling . Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2011:68). menggunakan teknik pengumpulan data melalui. Studi mengumpulkan dokumen data yang yaitu diperlukan 5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Untuk melalui dokumen-dokumen dan literature. Serta tulisan-tulisan dengan Peran Agen yang Sosial berkaitan Dalam mendapatkan data dalam penelitian ini, digunakan beberapa metode yang sesuai dan tepat. Metode Membentuk Perilaku Anak PekerjaSeks pengumpulan data yang penulis gunakan Komersial (PSK) Dilingkungan Lokalisasi adalah: Bukit Indah Kelurahan Toapaya Asri Km.24 a. Observasi Kabupaten Bintan. 4. Populasi dan Sampel Penulis seorang “Mami” Jumlah Anak PSK yang ada dilingkungan Lokalisasi Bukit Indah pengamatan terhadap perilaku anak usia 6-14 tahun di Dari sumber yang didapatkan dari melakukan wilayah lokalisasi bukit indah Kelurahan Toapaya Asri Km.24 karena pada usia tersebut anak memiliki tingkat kemampuan dalam meniru dan 9 mencontoh apa yang dilakukan oleh arsip yang berkaitan dengan permasalahan. orangtuanya. Metode observasi yang Selain berfungsi dokumen tertulis yang dilakukan dibutuhkan. dalam menggunakan penelitian observasi ini partisipan, dengan cara melihat kondisi secara F. langsung. Observasi dilakukan untuk melihat perilaku anak dalam kesehariannya dan cara ia bergaul di lingkungan sekitarnya. Teknik Analisis Data Data yang telah didapatkan selanjutnya akan dianalisa dengan teknikteknik sebagai berikut dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, menurut Bogdan dan Biklen b. Wawancara Pengambilan (Moleong, 2012:248) teknik analisis data data melalui wawancara secara langsung dengan key informan dengan menggunakan pedoman wawancara sebagai interview guide. c. jalan bekerja dengan mengorganisasikan milahnya dalam data, satuan data, memilah- yang dapat dikelola,mensistesiskannya, mencari dan Dokumentasi Pengambilan data melalui dokumen tertulis merupakan upaya yang dilakukan dengan maupun elektronik. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. data yang lain. Dalam penelitian ini dapat BAB II mengambil data-data yang bersumber dari LANDASAN TEORITIS buku-buku, dokumen-dokumen, dan arsipA. Perilaku Anak 10 Perilaku anak dipengaruhi oleh mempunyai bentangan yang sangat luas bebrapa faktor komplek seperti kondisi antara lain : berjalan, berbicara, menangis, lingkungan, biologis, dan genetik. Anak- tertawa, anak yang tinggal di lingkungan yang membaca, dan sebagainya. tidak aman, seperti lingkungan dengan bekerja, Ada empat kuliah, uraian menulis, teori yang tingkat kejahatan dan kekerasan yang tergabung kedalam paradigma fakta sosial tinggi obat yakni teori fungsionalisme struktural, teori terlarang dapat menunjukkan perilaku konflik, teori sistem dan teori sosiologi cemas, khawatir atau perilaku anti sosial. makro. serta tingginya aktivitas Fungsionalisme Strukturalisme George Herbert Mead menjelaskan awal memusatkan perhatian dan fungsi bahwa perkembangan manusia melalui satu struktur sosial atau pada fungsi satu tiga tahap yaitu (Ihromi, 2004: 34):1) Play institusi sosial tertentu saja. Menurut teori Stage : tahan dimana seorang anak mulai ini masyarakat merupakan suatu sistem mengambil peranan orang disekitarnya. 2) sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau Game stage: tahap dimana seorang anak elemen-elemen yang saling berkaitan dan mulai mengetahui peranan yang harus saling menyatu dalam keseimbangan. dijalankan dan peranan yang dijalankan orang lain. 3) Generalized Other: tahap dimana seseorang mengambil telah mampu peranan-peranan yang dijalankan oleh orang lain. Perilaku adalah B. Agen Sosial Agen Sosialisasi memiliki peran yang sangat pembentukan tindakan signifikan kepribadian dalam seorang atau individu. Menurut Soekanto (2013:391) aktivitas dari manusia itu sendiri yang ada 4 agen sosialisasi yang utama yaitu 11 keluarga, kelompok bermain, media massa sekolah, maka dan lembaga pendidikan sekolah. Pesan- menjadi bagian pesan yang disampaikan agen sosialisasi formal yang terikat dengan aturan- barlainan dan tidak selamanya sejalan satu aturan resmi dihadapkan pada norma- sama lain. Apa yang diajarkan keluarga norma yang diikuti secara teratur dengan mungkin saja berbeda dan bisa jadi sanksi tertentu. bertentangan dengan apa yang diajarkan secara dari resmi ia kelompok 4. Lingkungan Sekolah. Apabila seorang anak memasuki lingkungan sekolah, oleh agen sosialisasi yang lain. maka secara resmi ia menjadi bagian dari kelompok formal yang terikat Agen sosialisasi Menurut Soekanto dengan aturan-aturan resmi dihadapkan (2013:391) terdiri dari: pada 1. Keluarga. Bagi keluarga inti (nuclear norma-norma yang diikuti secara teratur dengan sanksi tertentu. family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah 2. Teman Peranan berasal dari kata peran. Peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. 3. Lingkungan 5. Peran/Peranan Sekolah. seorang anak memasuki lingkungan yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan Menurut Apabila perilaku-perilaku Soekanto (2002:243:244): “ Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang 12 melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia barangkali juga amat mempengaruhi bagaimana peranan harus dijalankan. menjalankan suatu peranan”. C. Perilaku Suatu peranan diarahkan kepada Perilaku adalah tindakan atau kepentingan dan kekuasaan pada rakyat. aktivitas dari manusia itu sendiri yang Alasan seperti ini teori administrasi publik mempunyai bentangan yang sangat luas lebih menekankan pada peranan publik antara lain : berjalan, berbicara, menangis, untuk mencapai tujuan. Miftah Thohah tertawa, bekerja, kuliah, menulis, (dalam buku harbani pasolong, 2005:53) membaca, dan sebaginya. Dari uraian ini peranan diartikan sebagai perilaku yang dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud diatur dan diharapkan dari seseorang perilaku manusia adalah semua kegiatan dalam posisi tertentu, artinya tindakan atau atau aktivitas manusia, baik diamati perilaku yang dijalankan oleh pemerintah langsung, maupun yang tidak diamati oleh pihak dapat sebagai aparatur pelaksanaan penegak luar ( peraturan dalam bidang pemerintahan Notoatmodjo,2007). daerah haruslah menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan aturan yang BAB III berlaku (Rivai, 2004:148). GAMBARAN UMUM Peranan adalah suatu rangkaian perilaku yang teratur, yang ditimbulkan A. Gambaran Umum Lokalisasi karena suatu jabatan tertentu, atau Berdasarkan penelusuran disejumlah karena adanya suatu kantor yang mudah tempat lokalisasi di Kota Tanjungpinang dikenal. adalah KM. 24. Tenpat tersebut, memang Kepribadian seseorang 13 sejak lama dikenal sebagai daerah lokalisasi dengan komoditi perempuan produk lokal. Pada umumnya perempuan tersebut merupakan “impor” dari Pulau Jawa dan Bandung disebut-sebut mendominasi. Semua PSK yang ada di Km. 24 berasal dari Bandung dan pekerja seks. Meskipin tarif seks di Km.24 lebih tinggi disebanding dibandung karena termurah dipatok Rp300.000, Tapi uang hasil menjual diri itu hanya Rp.50.000 yang masuk kantongnya dan sisanya menjadi milik majikan.(Wawancara kepribadian anak-anak yang hidup di lingkungan sosial sehari-harinya. B. Perilaku anak di lokalisasi Perilaku remaja yang ada di lingkungan lokalisasi mayoritas mereka pernah berbicara kotor atau kurang sopan, merokok, keluar rumah tanpa ijin selama masih terdekat. Selain itu mereka juga mempunyai sifat individual dengan kata lain tidak ikut campur, tidak peduli urusan masalah pribadi tetangganya, tetapi saling menghormati dan menghargainya cukup tinggi, rasa sosialnya juga cukup baik. dengan seorang PSK, minggu 24 Mei BAB IV 2015) Lokalisasi yang cukup terkenal adalah Lokalisasi Bukit Indah Km.24 (Batu Dua Empat), Kabupaten Bintan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Informan Karakteristik responden yang Dalam penjelasan diatas dapat kita tarik dijadikan informan dalam penelitian ini kesimpulan proses berdasarkan jenis kelamin yaitu 4 orang sosialisasi yang dialami oleh anak perempuan dan 2 orang laki-laki beserta dipengaruhi oleh lingkungan tempat seorang wanita psk tinggalnya. dilingkungan lokalisasi Km.24. Alasan awal Dan bahwa perilaku serta yang tinggal 14 peneliti mengambil infoman berdasarkan terhadap perubahan situasi yang terjadi jenis kelamin karena untuk memberikan dalam dirinya. Konfliks ini berlanjut gambaran terhadap permasalahan yang dengan munculnya rasa ketidakpercayaan akan diteliti. Hal ini dikarenakan adanya yang mengarahkan pada pembentukan rasa kecenderungan pergaulan yang semakin sedih dan kecewa terhadap orangtua, bebas antar laki-laki dan perempuan menyebabkab perilaku anak semakin bebas dalam masyarakat yang mengakibatkan bertindak.dalam hal terlihat jelas kehidupan kedudukan perempuan menjadi setara pekerkja seks komersial dalam konfliks psikis dengan laki-laki sehingga baik laki-laki mengalami tekanan kehidupan yang berat maupun perempuan mempunyai peluang yang sama. Karakter seorang anak terbentuk sejak dini, dalam hal ini peran kelurga tentu B. PERILAKU SEKS ANAK KOMERSIAL PEKERJA berpengaruh. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam DI masyarakat. Untuk mengetahui hal peran LINGKUNGAN LOKALISASI keluarga dalam membentuk perilaku anak, BUKIT KELURAHAN maka TOAPAYA INDAH (PSK) sangat ASRI KM.24 KABUPATEN BINTAN wawancara seorang anak dilakukan berinisial SR, kepada berikut wawancarayang dilakukan: Masalah yang dihadapi dalam “perasaan saya berada disini biasa lingkungan keluarga dapat ditarik sebuah saja, saya kan memang sudah dari kecil esensi bahwa pada dasarnya anak yang disini ikut mamak dan bapak saya, berada dalam keluarga yang kurang kasih orangtua saya juga selalu pesan supaya saying akan mengalami konfliks psikologi saya tidak mencontoh yang buruk disini, 15 saya diberikan batasan bermain, tidak Dari hasil wawancara dengan boleh main ditempat yang banyak orang informan diatas maka dapat dianalisa datang, katanya itu tempat orang besar bahwa tidak anak-anak boleh kesana” anak-anak yang tinggal dilingkungan lokalisasi pada dasarnya sudah terbiasa dengan apa yang mereka (Wawancara, minggu, 24 Mei 2015) lihat, namun sebagian dari orang tua tentu “ saja tidak mau anaknya ikut masuk dalam Wawancara kemudian kembali dilakukan kepada seorang anak yang berinisial BG dilingkungan yang PSK, masih berikut berada petikan wawancara yang dilakukan: “Saya senang tinggal disini banyak kawan, bapak ibu saya juga selalu kasih tau yang mana yang baik, yang mana yang boleh saya lakukan yang mana tidak. Saya pernah Tanya sama ibu saya boleh tidak merokok, mereka mengatakan tidak boleh, padahal kawan saya banyak yang merokok disini, karena orang tuanya merokok juga” (Wawancara, minggu 24 Mei 2015) keadaan tersebut dengan memberikan pengetahuan terhadap norma dan nilai dalam kehidupan anaknya sekalipun ia seorang PSK. “wawancara kembali dilakukan kepada TR yang juga seorang anak dari seorang PSK di KM 24, ia mengatakan: “ Saya suka tinggal disini, mama saya bekerja disini, tapi saya tidak tau kerja apa, mama saya Cuma bilang saya harus sekolah tinggitinggi biar kerja yang bagus dan jadi sarjana. Kalau mau main boleh saja kemana, mama saya tidak melarang, tapi tidak boleh dekat dia kerja” (Wawancara, Minggu, 24 Mei 2015) 16 Dari hasil wawancara dapat dianalisa walaupunibunya adalah seorang PSK, tapi ibu tidak ingin anaknya menjalankan profesi seperti dirinya. diatas, yang berinisial mengatakan hal yang berbeda, DN berikut wawancara yang dilakukan: Dari hasil wawancara dengan juga, saya sudah lama disini, orang disini baik-baik. Tapi kalau orang tua saya kerja saya senang karena bisa main terus gak belajar karena kan kerjanya bahwa tidak semua PSK dapatmembawa pengaruhbaik pada anaknya. Wawancara kembali dilakukan kepada CH, yang juga seorang anak PSK “ ibu saya cari duit disini, ayah saya mereka 2015) informan diatas maka dapat dianalisa Lain halnya dengan seorang anak PSK juga” (Wawancara, Minggu, 24 Mei malam” (Wawancara, Minggu 24Mei 2015) yang saat ini sudah tidak bersekolah lagi, berikut hasil wawancara yang dilakukan: “Saya tidak sekolah lagi karena jarang masuk, saya suka bangun siang, kata orang tua saya berenti saja, saya tinggal disini sudah lama, sekarang bantu ayah sama ibu saya berjualan. Kayak jual rook atau Begitu juga dengan tanggapan seorang anak PSK yaitu TW yang mengatakan: “disini enak banyak kawan, ramai minuman untuk oom-oom yang dating kadang saya juga disuruh mengantar ke tempat-tempat tamu juga orang dating. Mamak bapak saya kerja saya suka main dirumah kawan. Kadang saya ketempat kerja bapak juga. Bapak jualan, banyak yang cari tante-tante, nanti saya dapat duit. Orang tua saya ga marah kok. Kanduitnya nanti sya kasi ke minuman gitu, kadang saya bantu 17 mereka juga. Saya senang disini” ( yang boleh dan yang tidak boleh dia Wawancar, Minggu 24 Mei 2015) lakukan”. Anak usia sekolah yang tinggal didaerah lokalisasi secara tidak langsung Dari hasil wawancara dengan terpengaruh dengan lingkungan tempat informan dapat diketahui bahwa memang mereka tinggal. tidak semua orang tua khususnya bagi Wawancara dilakukan kepada PSK anak dari seorang menginginkan dan tinggal di lingkungan lokalisasi, dunianya, masih ada keluarga yang peduli berikut terhadap wawancara yang dilakukan: tumbuh ikut yang yang berinisial SR yang mempunyai anak petikan anaknya PSK kembang kedalam anaknya. Terhadap perilaku anaknya kelak. “sebenarnya saya pun tidak mau anak saya tinggal disini, tapi mau 2. Teman bermain wawancara dilakukan kepada SR yang bagaimana lagi keluarga saya semua mengatakan: di jawa, saya selalu berusaha untuk “ kalau teman saya tau saya tinggal memberikan pengintaian kepada dilokalisasi tapi gak tau juga saya anak saya kalau dia tetap harus mereka tau atau tidak kalau ibu saya bersekolah agar tidak seperti saya, PSK, ada yang boleh main dengan tapi untuk anak saya kan umurnya saya katanya orangtuanya marah. masih 6 tahun susah saya Saya suka teman yang ada disini saja memberikan pemahaman, paling mereka kan sudah tahu. Disini saya Cuma memberitahukan apa banyak kok yang seumuran saya. Ada kawan saya yang tidak boleh 18 main sama saya katanya saya suka saya tidak kecewa sudah biasa” ( ngomong kasar, soalnya disini sudah Wawancar, Minggu, 24 Mei 2015) biasanya, padahal saya gak jahat” ( Dari hasil wawancara dengan Wawancara, Minggu, 24 Mei 2015) informan diketahui bahwa anak-anak PSK Dari biasanya hasil wawancara dengan lebih senang bermain informan maka dapat dianalisa bahwa dilingkungan yang menurutnya memahami sulitnya seorang anak PSK diterima tentang dirinya, walaupun diakui beberapa lingkungannya, informan mendapatkan mereka teman kesulitan bermain diluar lingkungannya. Wawancara mereka kerap mendapatkan perlakuan kasar dari anak-anak seusianya dilingkungan lokalisasi, namun hal ini kembali dilakukan dianggap biasa, karena mereka pun kepada BG, berikut petikan wawancara mengakui mereka melakukan hal yang yang dilakukan: sama. Wawancara kembali dilakukankepada TR “ Kalau untuk disini kawan bermain saya biasa saja tidak ada beda mereka kan juga sama ibunya PSK juga, kalau mereka terima dengan baik, saya pilih kawan yang mau main sama saya, kalau orang luar nanti saya takut diejek, disini banyak yang seusia saya kami biasanya mereka suka ngomong kasar, tapi yang megatakan: “bisa saja kawan saya semua sudah tahu saya anak PSK, tapi kan memang rata-rata mereka juga sama ibunya PSK. Kalau ada teman saya diluar sini saya ga suka main sama mereka, orangtuanya marah, saya juga suka diejek jadi lebih enak berteman dengan anak di sini mereka 19 tahu jadi tidak ada masalah” (wawaancara ,Minggu, 24 Mei 2015) Hal senada juga disampaikan oleh DN yang mengatakan: menerima”(Wawancara, Minggu, 24 Mei 2015) Wawancara dilakukan kepada salah satu perempuan PSK yang berinisial SR “teman bermain saya ya kebanyakan yang memiliki anak dan tinggal di anak sini juga, mereka juga anak lokalisasi, berikut petikan wawancara yang PSK. Kami banyak menghabiskan dilakukan: waktu main sama-sama” ( Wawancara, Minggu, 24 Mei 2015) “ disini banyak anak-anak yang terpengaruh lingkungan sekitar, tapi Dari hasil wawancara dengan informan bagi saya anak harus sekolah, dapat dianalisa bahwa teman bermain walaupun kebanyakan anak disini adalah salah satu agen dalam membentuk tidak sekolah karena sekola jauh dari kepribadian seorang anak. orang tua tidak mau mengantar, saya Wawancara dilakukan kepada TW juga berpesan dengan anak saya yang memberikan informasi yang berbeda, jangan ikut kawan, apalagi untuk hal ia mengatakan: yang “saya berenti sekolah karena lihat kawan- Mingu, 24 Mei 2015) kawan saya disini banyak yang tidak Dari tidak hasil baik”(Wawancara, wawancara dengan sekolah, kayaknya lihat mereka itu enak informan dengan informan diatas maka tidak perlu bangun pagi, buat PR, Cuma dapat dianalisa bahwa main-main aja. Jadi saya ikutlah. Kawan merupakan salah saya tahu keadaan saya dan mereka bisa penting dalam pembentukan perilaku anak. teman bermain satu agen sosial yang 3. Sekolah 20 Tempat mereka menimba ilmu dan “kalau teman sekolah ada yang mau mendapat pendidikan dari orang yang berteman ada yang tidak, kata mereka memberikan orang tuanya bilang tidak boleh main sma pengetahuan yang dapat mereka cermati. saya, tapi guru saya selalu kasih tahu saya Untuk mengetahui peran sekolah bahwa saya harus belajar biar tolong orang dalam pembentukan perilaku anak PSK tua jadi orang tua saya tidak bekerja yang tinggal dilingkungan lokalisasi maka sebagai PSK lagi.” (Wawancara, Minggu, wawancara dilakukan kepada SR, berikut 24 Mei 2015) petikan wawancara yang dilakukan: “teman sekolah saya suka mengejek Dari hasil wawancara dengan informan saya, ada juga yang suka Tanya- diatas maka dapat dianalisa bahwa sekolah tanya tentang tempat tinggal saya, merupakan tapi kalu guru saya biasa saja malah membawa dampak baik bagi ank-anak. saya sering kali dinasehati, ibu guru saya sering satu agen yang Untuk mengetahui kembali tentang saya anak dan lingkungan sekolahnya maka bahwa saya harus tahu belajar agama wawancara dilakukan kepada TR berikut jadi saya tahu apa yang telah saya petikan wawancara yang dilakukan: lakukan memperingati salah apa yang tidak” “Disekolah saya biasa saja tidak ada (Wawancara, Minggu 24 Mei 2015) yang berbeda, guru-guru juga sama Hampir sama dengan apa yang mereka tidak pernah bilang kalau diungkapkan oleh informasi diatas, BG saya anak PSK, kalau disekolah saya juga mengatakan: belajar banyak sekali agama, pendidikan pancasila kata guru saya 21 itu penting untuk kehidupan sehari- "saya tidak sekolah lagi, dulu saya hari”(Wawancara, Minggu, 24 Mei berenti juga karena banyak yang 2015) ngejek saya, mereka bilang saya Ditambahkan pulak oleh informan anak PSK tinggal dilokalisasi, guru yang bersekolah sama dengan informan saya juga diam saja, makanya saya diatas, DN juga mengatakan: malas “Guru saya juga baik kadang-kadang sekolah” (Wawancara, Minggu 24 Mei 2015) saya dipanggil ditanya ngapain saja dirumah, saya main apa saja, terus ibu Hal ini juga terjadi dengan informan guru kasi tahu saya banyak hal, saya yaitu CH yang senang sekali” (Wawancara, Minggu, perlakuan 24 Mei 2015) wawancara dilakukan: yang juga sama, mendapatkan berikut hasil dengan “saya sudah lama berenti sekolah, informan diatas maka dapat dianalisa kalau saya lihat guru dulu juga tidak bahwa di sekolah anak-anak PSK ini begitu peduli dengan saya dari mana, mendapatkan perlakuan yang sama oleh saya guru, guru juga memiliki pengaruh yang perlakuan yang istimewa, sama saja, baik anak Cuma memang waktu saya berenti didiknya tanpa melihat latar belakang guru saya semua mencegah, Cuma keluarganya. itukah Dari hasil terhadap wawancara perkembangan kembali dilakukan kepada seorang anak PSK yang berinisial TW juga mengatakan: tidak pernah sudah mendapatkan kemauan saya” (Wawancara, Minggu 24 Mei 2015) Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan maka dapat dianalisa 22 bahwa salah satu agen sosial yang berpengaruh adalah lingkungan sekolah. Wawancara dilakukan kepada salah seorang PSK yang berinisial SR yang memiliki anak kemudian tinggal dilingkungan lokalisasi, berikut petikan “disekolah saya menyerahkan semua kegurunya, saya rasa guru juga tahu anak sekolah lah saya yang bagaimana, selama ini membantu saya untuk memberikan pengetahuan agama Suatu pendidikan ataupun hiburan seseorang anak yang dapat mereka lihat ataupun mendengar yang harus didampingi atau dibimbing oleh orang tua, yang termasuk kelompok ini adalah media cetak ( seperti Koran, majalh, tabloid, wawancara yang dilakukan: kondisi 4. Media massa dan moral surat kabar,) dan media elektronik (seperti TV, internet, radio, video, film), besarnya pengaruh media sangat tergantung pada frekuensi dan kualitas pesan-pesan yang disampaikan oleh media tersebut. Untuk mengetahui pengaruh media kepadaanaksaya”(Wawancara,Mingg masa terhadap perilaku anak PSK yang u,24 Mei 2015)” tinggal Berdasarkan wawancara diketahui bahwa sekolah merupakan salah satu agen yang dapat membentuk perilaku anak, anak-anak yang tinggal di lingkungan lokalisasi akan mendapatkan pendidikan agama dan moral yang mungkin saja tidak diajarkan orangtuanya di rumah. dilingkungan lokalisasi maka wawancara dilakukan kepada SR, berikut petikan wawancara yang dilakukan: “ saya sering lihat internet sama kawan-kawan saya, saya lihat film atau game, kalau Koran sama majalah jarang, terus kalau nonton TV bisa dibilang setiap hari, tapi orang tua saya selalu mengawasi saya, saya tidak boleh nonton film 23 orang besar katanya” (Wawancara, Minggu, 24 Mei 2015) Seperti hasil wawancara yang dilakukan kepada DN, berikut petikan Sama halnya dengan informan diatas, BG wawancara yang dilakukan: “ kalau saya jarang main internet juga mengatakan: “ internet tu bagus, semua lengkap, karena tak paham, saya suka nonton saya sering main ke warnet buat TV, nonton film barat kalau malam, gambar-gambar, atau game gitu. kan orang tua tidak ada, jadi saya Kalau majalah saya jarang lah beli suka filmnya bagus” (Wawancara, gak suka bacanya, saya sering Minggu,24 Mei 2015) nonton TV kalau malam saya suka Hal senada kemudian diungkapkan nonton pas orang tua saya kerja, oleh infoman diatas, ditambahkan oleh kalau informan CH juga sebagai seorang anak tidak saya kena marah” (Wawancara, Minggu 24 Mei 2015) PSK, ia mengatakan: dengan “ saya nonton TV aja yang sering informan maka dapat dianalisa bahwa kalau lain gak pernah, karena mau media merupakan salah satu agen sosial main internet harus ke warnet, orang yang bisa membawa dampak positif tua saya gak kasih, jadi nonton TV maupun dampak negatif bagi masyarakat, aja, nonton sinetron gitu, orang tua tapi saya Dari saat hasil ini wawancara kebanyakan anak jangankan dia temankan mendapatkan dampak negatif dari orang nonton,mungkin ga pernah tua karena lepas dari pengawasan orang nonton TV karena kerjanya di luar” tua (Wawancara, Minggu 24 Mei 2015) 24 Dari hasil wawancara dengan atau film barat bagus-bagus. Kalau informan maka dapat dianalisa bahwa orang tua juga tidak pernah melarang anak-anak yang ibunya bekerja sebagai saya PSK cenderung kurang mendapatkan Minggu, 24 Mei 2015) kasih saying karena terbatasnya waktu Dari nonton hasil apa” (Wawancara, wawancara dengan kebersamaan, ibu atau orangtua bahkan informan diketahui bahwa media massa tidak memiliki waktu untuk mendampingi membawa banyak pengaruh kepada anak- anaknya menonton TV atau mengenalkan anak, apalagi untuk anak yang tinggal di apa yang boleh atau tidak ia tonton. lingkungan lokalisasi yang orang tuanya Wawancara kepada kembali informan yaitu dilakukan TW yang mengatakan: sibuk bekerja dan mengabaikan pengawasan kepada anak-anaknya. Wawancara dilakukan kepada “ saya sering buka internet, memang seorang perempuan PSK yang berinisial kalau salah tekan aja banyak gambar SR yang memiliki anak dan tinggal di yang tak lingkungan lokalisasi, berikut petikan boleh kira lihat, kadang saya juga nonton TV, tapi tanpa wawancara yang dilakukan: orang tua, orang tua saya kan kerja” “ saya tidak memfasilitas anak-anak (Wawancara ,Minggu, 24 Mei 2015) saya dengan media, Cuma kadang Sama halnya dengan informasi yang mereka ikut-ikutan kewarnet, kadang didapatkan sebelumnya DN juga mengatakan: “kalau internet jarang saya sering tahu ini itu dari warnet” Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa media merupakan salah nonton film, banyak nonton sinetron 25 satu yang membawa dampak perubahan perilaku pada anak. Kemudian sekolah merupakan salah satu agen yang membawa dampak baik bagi anak-anak. Walaupun terkadang BAB V lingkungan sekolah yang tidak nyaman PENUTUP membuat anak-anak berperilaku negative, Kesimpulan namun dalam hal ini para guru selalu Kesimpulan dalam penelitian ini menjadi teladan bagi siswanya, khususnya adalah Bahwa Perilaku Anak Pekerja Seks untuk anak-anak yang tinggal diwilayah Komersial (PSK) Dilingkungan Lokalisasi lokalisasi selalu dinasehati, menurut Bukit Indah Kelurahan Toapaya Asri sebagian guru anak-anak tersebut KM.24 Kabupaten Bintan membutuhkan memerlukan pembinaan khusus sehingga banyak perhatian karena akan masuk bisa meningkatkan percaya dirinya. kedalam B. A. perilaku tersebut menyimpang, terpengaruh anak terhadap Saran Adapun saran yang dapat disampaikan lingkungannya, mereka mengenal apa dalam penelitian ini adalah : yang seharusnya belum boleh mereka 1. Sebaiknya orang tua lebih dapat ketahui. memperhatikan Bagi anak seorang PSK yang meninginkan anaknya walaupun dengan alas an sesibuk dalam bekerja. Orang tua harus mengenalkan dunianya, masih ada keluarga yang peduli nilai-nilai norma yang baik kepada terhadap anaknya tumbuh ikut anak-anaknya kembang terhadap perilaku anaknya kelak. anaknya, agar anak tidak ikut terjurumus seperti dirinya. 26 2. Sebaiknya lingkungan sekitar juga 2. Deswita.2006. mendukung tumbuh kembang anak PsikologiPerkembangan. Bandung. dengan tidak mempertontonkan hal-hal Remaja Rosdakarya.Edition.USA: yang tidak wajar untuk dilihat anak- Thomson Wadsworth . anak yang tinggal di lokalisasi 3. Edward. 2006. Ketika anak sulit diatur tersebut. 3. Adanya : panduan orang tua mengubah peran sekolah untuk masalah memberikan pengetahuan yang benar tentang nilai-nilai kepada Bandung : PT. Mizan Pustaka anak 4. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu sehingga dimanapun mereka berada Komunikasi Teori dan Praktek. mereka dapat mengetahui posisi yang Cetakan kesembilanbelas. Bandung : baik untuk mereka. PT Remaja Rosdakarya. 4. Untuk LSM sebaiknya lebih perhatian terhadap perilaku perkembangan anak, tidak anak 5. dan Gunung Mulia: Jakarta. 6. saja. DAFTAR PUSTAKA Gunarsa, Dr Singgih D, 2002. Psikologi Perkembangan, PT BPK hanya mengadakan sosialisasi kepada PSK 5. perilaku anak. Goode, J, W. 1985.Sosiologi Keluarga. Jakarta: PT. BinaAksara 7. Hull, h.T. 1997. Pelacuran di Indonesia: Sejarah dan 1. Aziz.2005.Pengantar ilmu perkembangannya. Jakarta: Pustaka keperawatan anak 1.jakarta: Salemba Sinar Harapan Medika 27 8. Hurlock, B.E. 1999. Psikologi Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Perkembangan: Suatu Perkembangan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Sepanjang Rentang Kehidupan. Rineka Cipta Jakarta: Penerbit Erlangga. 9. Hurlock, Elizabeth, B. 1978. Child Development, Sixth Edition. New York 10. Ihromi. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, Edisi Kedua. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 11. 15. 16. Mardiya, 2000. Kiat-kiat Khusus Membangun Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN 17. Moleong, Lexy J. 2005. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 18. Ritzer, George, 2003. Contemporary Irmawati. 2000. Pola pengasuhan dan Sociologal Theory and Its Classical motivasi berprestasi pada Suku Bangsa Roots: Thee Basics. New York: Batak Toba dan Melayu. (Tesis). McGraw-Hill. Jakarta: Fakultas Pasca sarjana UI. 12. Latifah, Melly. 2008. Karakteristik 19. Ritzer, George. Dan Goodman, Douglas J. 2006. Teori Sosiologi remaja. Available: http // www. Child Modern. Diterjemahkan oleh Tim Development.com Penerjemah. Jakarta: Rajawali 13. Kartono, kartini.2006. Patologi Sosial II: Kenakalan remaja. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. 14. Khairuddin H. 1985. Sosiologi Keluarga. Cetakan Pertama. Grafindo Persada 20. Sarwono, S. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta:CV. Rajawali 21. Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Yogyakarta: Nur Cahaya. 28 22. Sigelman, C. K., & Rider, E. A. 29. Thoha, M. Chabib. 1996. Teknik (2003). Life-Span Human Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Development, Fourth Grafindo Persada Jakarta. 23. Silalahi, Ulber. 2009. Metode 30. Wahyuning, W. 2003. Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Mengkomunikasikan Moral Kepada Aditama. anak. Jakarta: PT. Elex Media 24. Sitepu ,Abdi. 2004. Dampak Lokalisasi Prostitusi Terhadap Perilaku Anak Di sekitarnya. PKM- Komputindo. 31. Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: Penerbit Andi September 2004 Hasil Penelitian: 25. Soekanto, Sarjono. 2004. Sosiologi Firdaus, A. Pola asuh anak Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, dikawasan Dolly. Surabaya: Fakultas Remaja dan Anak. Jakarta: PT Ilmu Sosial dan Politik Universitas Rineka Cipta airlangga. Skripsi. Tidak diterbitkan 26. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta/; PT Raja Grafindo Persada Jurnal : 27. Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi 1. Nida Issabela, Wiwin Hendriani. Universitas Indonesia. Resiliensi pada keluarga yang 28. Tenas Effendy, 2000. Pemimpin dalam tinggal di Lingkungan Lokalisasi ungkapan Melayu. Kuala Lumpur: Dupak, Bangunsari Fakultas Dewan Bahasa dan Pustaka Psikologi Universitas Airlangga. 29 Surabaya. INSAN Vol. 12 No. 03, Desember 2010. 2. Yulita A. Nunik P. 2008. Perilaku Seksual anak Usia Pra remaja di Sekitar Lokalisasi Vol.7. 3. Jarvis. 2010. Anaemia in pregnancy: associations with parity, abortions and child apacing in primary healthcare clinic attendes in Trinidad and Tobago. Makerere Medical School, Uganda. Internet: www. News.detik.com diakses pada tanggal 7 Desember 2014 Qym. 2009. Metode pengukuran minat. Available http: // qym 7882. Blogspot.com/ 2009/03/ metodepengukuran-minat.html. 30 31