Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE Kekerasan Terhadap Perempuan=Pelanggaran HAM=Tindak Pidana Kekerasan terhadap perempuan menjadi teror yang terus mengancam perempuan sepanjang masa. Untuk mengingatkan umat manusia di seluruh dunia, maka setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Peringatan ini bermula tahun 1960, ketika tiga orang kakak beradik Mirabel bersaudara (Mirabel, Patricia, dan Maria) dari Dominica, disiksa dan dibunuh oleh penguasa diktator Rafael Trujillo. Mirabel bersaudara dibunuh tepat pada 25 November. Tiga perempuan bersaudara itu merupakan aktivis yang tiada henti memperjuangkan keadilan dan melawan kediktatoran yang menindas rakyat, termasuk perempuan. Untuk mengenang dan menghormati mereka, maka hari kematiannya yang jatuh pada 25 November dikenang sebagai hari Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan bagi seluruh perempuan di dunia. Peringatan ini sekaligus mengingatkan warga dunia, bahwa kekerasan terhadap perempuan wajib bersama-sama dihapuskan. Tanggal 25 November sekaligus dimulai kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Kampanye ini digagas oleh Women’s Global Leadership Institute tahun 1991 yang disponsori Center for Women’s Global Leadership. Di Indonesia kampanye diinisiasi oleh Komnas Perempuan bersama mitra-mitranya sejak tahun 2001, atau sepuluh tahun setelah Women’s Global Leadership Institute melakukan kampanye tersebut. Dibutuhkan waktu 1 dekade untuk mengadopsi kampanye tersebut, karena Komnas Perempuan baru berdiri tanggal 15 Oktober 1998, berdasarkan Keputusan Presiden No. 181/1998 dan diperbaharui dengan Peraturan Presiden No.65/2005. Komnas Perempuan lahir dari tuntutan masyarakat sipil, terutama kaum perempuan, kepada pemerintah untuk mewujudkan tanggung jawab negara dalam menanggapi dan menangani persoalan kekerasan terhadap perempuan. Tuntutan itu berakar dari tragedi kekerasan seksual yang dialami perempuan etnis Tionghoa dalam kerusuhan Mei 1998 di berbagai kota besar di Indonesia. Komnas Perempuan memaknai ‘Kekerasan terhadap Perempuan’ sesuai dengan definisi dalam deklarasi yang dikeluarkan Konferensi HAM di Wina tahun 1993 dan merupakan hasil konsensus internasional. Definisi ini mencakup kekerasan yang dialami perempuan dalam keluarga, dalam komunitas maupun kekerasan oleh negara. Pada konferensi internasional itu, juga ditegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah pelanggaran HAM, dan bahwa pemenuhan hak-hak perempuan adalah pemenuhan hak-hak asasi manusia. Fokus perhatian Komnas Perempuan saat ini adalah perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga; perempuan pekerja rumah tangga yang bekerja di dalam negeri Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE maupun di luar negeri sebagai buruh migran; perempuan korban kekerasan seksual yang menjalankan proses peradilan; perempuan yang hidup di daerah konflik bersenjata; dan, perempuan kepala keluarga yang hidup di tengah kemiskinan di daerah pedesaan. Sejak berdiri hingga sekarang, Komnas Perempuan selalu mengeluarkan catatan tahunan tentang kekerasan terhadap perempuan. Dari catatan Komnas Perempuan tersebut, kekerasan terhadap perempuan selalu mengalami peningkatan cukup signifikan. Berdasarkan data Komnas Perempuan tahun 2011 tercatat 119.107 kasus kekerasan terhadap perempuan. Data ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yang berjumlah 105.103 kasus. Dan jika dibandingkan data tahun 2007 misalnya, kasus tersebut mengalami peningkatan lebih dari 400%, karena tahun itu Komnas Perempuan melaporkan kasus kekerasan terhadap perempuan masih sekitar 25.522 kasus. Data yang dihimpun Komnas Perempuan tentu bukan data keseluruhan kasus, karena hanya kasus yang terlaporkan, tidak termasuk kasus yang dicabut laporannya. Sementara masih banyak perempuan lain yang tidak berani melaporkan kekerasan yang dialaminya, karena terkendala banyak hal, misalnya aib, tidak tahu kemana harus melaporkan, engan melapokan kasusnya, dan sebagainya. Maka tak heran data yang jumlahnya ratusan ribu tersebut hanya di permukaan es, belum mencakup semua kekerasan yang terjadi pada perempuan. Berdasarkan data Komnas Perempuan tahun 2011, Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih menjadi kasus yang paling banyak ditangani lembaga pengada layanan, yakni 113.878 kasus (95,61%). Sebanyak 5.187 kasus (4,35%) terjadi di ranah publik, dan sisanya 42 kasus (0,03%) terjadi di ranah negara. Perempuan dalam rentang usia 25 hingga 40 tahun adalah yang rentan mengalami kekerasan, meskipun data yang dihimpun menunjukkan ada korban berusia 13 hingga 40 tahun. Sementara kasus kekerasan seksual adalah bentuk kekerasan yang paling mencuat dalam Catatan Tahunan 2011, terutama di ranah domestik dan publik. Dari 113.878 kasus di ranah domestik, lebih dari 97% (110.468 kasus) adalah kekerasan terhadap istri, dan ada 1.405 kasus kekerasan dalam pacaran. Teridentifikasi bahwa dalam ranah domestik, kekerasan psikis paling banyak dialami (103.691 kasus), dan berturut-turut jenis kekerasan ekonomi (3.222 kasus), kekerasan fisik (2.790 kasus), serta kekerasan seksual (1.398 kasus). Sementara jenis kekerasan terhadap perempuan di ranah negara mencakup kekerasan yang dilakukan oleh aparat (31 kasus), pengambilalihan lahan (6 kasus), pelayanan publik berkaitan dengan kewarganegaraan (2 kasus), penahanan (2 kasus), dan penembakan (1 kasus). Lantas, apa sebenarnya kekerasan terhadap perempuan di Indonesia? Berbagai peristiwa kekerasan yang dialami perempuan sepanjang bulan November 2012 yang dihimpun dari dunia media online (www.kompas.com) dan (www.detik.com) memberikan gambaran seperti apa kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi. Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE a. Perkosaan dan Pencabulan (Sexual violence and harassment) Media massa Indonesia masih mencampur-adukan antara perkosaan dan pencabulan. Sering peristiwa perkosaan ditulis perbuatan pencabulan, karena dalam KUHP perkosaan masuk pada pasal kesusilaan (pencabulan). Kata pencabulan sendiri memiliki berbagai definisi. Bila melihat pencabulan yang diambil dari pandangan Amerika Serikat, maka definisi pencabulan oleh The National Center on Child Abuse and Neglect US ialah: “sexual assault”, artinya “Kontak atau interaksi antara anak dan orang dewasa di mana anak tersebut dipergunakan untuk stimulasi seksual oleh pelaku atau orang lain yang berada dalam posisi memiliki kekuatan atau kendali atas korban”. Dalam hal ini, termasuk kontak fisik yang tidak pantas, yang membuat anak melihat tindakan seksual atau pornografi, menggunakan seorang anak untuk membuat pornografi atau memerlihatkan alat genital orang dewasa kepada anak-anak. Di Belanda, pengertian yang lebih umum untuk pencabulan, yakni “persetubuhan di luar perwakinan yang dilarang yang diancam pidana”. Di Indonesia tidak memiliki pengertian kata “pencabulan” yang cukup jelas. Bila mengambil rumusan buku Kejahatan Seks dan Aspek Medikolegal Gangguan Psikoseksual maka pencabulan adalah “semua perbuatan yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan seksual sekaligus mengganggu kehormatan kesusilaan”. Namun tidak ada definisi hukum yang jelas mengenai istilah pencabulan itu sendiri, baik dalam KUHP, UU Perlindungan Anak maupun UU anti KDRT. Karena tidak ada definisi yang jelas, maka media sering mencampur istilah pencabulan dengan perkosaan, karena bisa jadi pencabulan yang dialami korban dalam bentuk perkosaan. Perkosaan adalah tindakan kriminal yang berwatak seksual yang terjadi ketika seorang manusia (atau lebih) memaksa seseorang atau manusia lain untuk melakukan hubungan seksual dalam bentuk penetrasi penis ke vagina atau penis ke anus atau menggunakan anggota tubuh lainnya, seperti tangan atau dengan bendabenda tertentu, secara paksa baik dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. Definisi lain perkosaan adalah kejahatan seksual yang berupa hubungan seksual paksa yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan dengan kondisi: (1) tidak atas kehendak dan persetujuan perempuan, (2) dengan “persetujuan” perempuan namun di bawah ancaman/tekanan, (3) dengan “persetujuan” perempuan namun melalui penipuan/muslihat. Dalam KUHP (Pasal 285) disebutkan bahwa “perkosaan adalah kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa seseorang perempuan bersetubuh dengan dia (laki-laki) di luar pernikahan”. Apabila ada perempuan yang mengalami tindak kekerasan seksual, namun tidak memenuhi isi pasal 285 KUHP, tetap bisa melaporkannya dan menuntut si pelaku dengan mempergunakan pasalpasal lain yang berkaitan dengan kejahatan kesusilaan lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengartikan pemerkosaan sebagai "penetrasi vagina atau anus dengan menggunakan penis, anggota-anggota tubuh lain atau Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE suatu benda--bahkan jika dangkal--dengan cara pemaksaan baik fisik atau non-fisik." Mahkamah Kejahatan Internasional untuk Rwanda tahun 1998 merumuskan pemerkosaan sebagai "invasi fisik berwatak seksual yang dilakukan kepada seorang manusia dalam keadaan atau lingkungan yang koersif". Perkosaan dan pencabulan menjadi salah satu bentuk kekerasan yang terus mengancam perempuan dan anak perempuan di ruang privat dan juga terjadi di ruang publik. Pelakunya pun makin beragam, tidak lagi orang-orang yang tidak kenal tapi yang dekat dengan korban, seperti saudara, pacar, paman, kakek, bapak, tetangga, saudara laki-laki, ayah tiri, dan sebagainya. Demikian dengan korbannya, tidak hanya perempuan dewasa, tetapi juga dialami anak balita dan juga neneknenek. Sepanjang November 2012, (www.detik.com) dan (www.kompas.com) mencatat kasus pencabulan dan perkosaan terhadap perempuan dan anak perempuan: - - - Di Cengkareng, anak perempuan berusia 7 tahun diperkosa oleh ayah tirinya. Pemerkosaan dilakukan sebanyak empat kali. Pelaku melakukan aksinya ketika ibu anak tersebut sedang tidak ada. Korban juga mendapatkan ancaman akan dipukul, jika mengadu. Saat melakukan aksinya yang keempat, ibu korban memergokinya, lantas membawanya ke Puskesmas, namun alihalih menolong korban, mengetahui anaknya diperkosa oleh suaminya, ibu korban justru mengajak pelaku untuk kabur dan meninggalkan anaknya di Puskesmas. Di Singkil, Aceh, seorang ayah tiri berusia 52 tahun tega mencabuli dua anak gadisnya yang masih berusia 15 tahun dan 16 tahun. Di Menado, seorang anak berusia 12 tahun diperkosa oleh ayahnya sejak usia 8 tahun. Di Deli Serdang, Medan, seorang anak perempuan kelas 4 SD menjadi korban perkosaan. Untuk memperdayai korban, pelaku mengaku orang suruhan orang tuanya untuk menjemput korban dari sekolah. Di Depok, Jawa Barat, anak perempuan berusia 6 tahun dicabuli oleh lelaki berusia 45 tahun. Pelaku melancarkan aksinya dengan mengiming-imingi korban imbalan permen dan uang tiga ribu rupiah. Menurut ibu korban, dalam dua minggu terakhir pelaku diduga sudah tiga kali melakukan perbuatannya tersebut. Di Madiun, Jawa Timur, siswi SMP kelas IX mengalami perkosaan oleh pemalsu identitas hingga hamil satu bulan. Mengetahui korban hamil atas perbuatannya, pelaku bukan menikahinya, justru menikahi orang lain. Di Ambon, Maluku, seorang guru sekolah dasar memperkosa muridnya yang masih berusia 11 tahun sebanyak 2 kali. Korban mengakui bahwa pencabulan tersebut berawal dari korban sering curhat dengan pelaku, tentang kehidupan kesehariannya di rumah maupun di sekolah. Dari kedekatan itulah, pelaku lalu mengirim pesan singkat kepada korban untuk mengajak jalan ke Pantai Natsepa dengan menggunakan sepeda motor. Tawaran dari pelaku disetujui korban yang bertempat tinggal di kawasan Kapaha, Ambon. Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE - - - - - - - - Di Situbondo, Jawa Timur, laki-laki berusia 19 tahun yang tengah pisah ranjang dengan istrinya, mengaku bujangan, memperkosa remaja perempuan berusia 15 tahun. Perbuatan tersebut sudah dilakukan pelaku sebanyak 3 kali di rumahnya. Di Gowa, Makassar, seorang guru sekolah dasar ditangkap aparat penegak hukum karena melakukan pencabulan terhadap salah seorang muridnya yang duduk di bangku kelas V. Akibat dugaan pencabulan itu, sang murid dua hari tidak masuk sekolah karena malu Seorang anak baru gede (ABG) berumur 13 tahun asal Awipari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, diduga dicabuli seorang kakek berumur 80 tahun sekaligus tetangganya berinisial Sar. Korban diiming-imingi uang Rp 5.000 oleh pelaku untuk menuruti permintaan pelaku. Setelah berada di rumah pelaku, korban dibekap dengan lakban. Saat tak berdaya itulah, pelaku mencabuli korban beberapa kali. Di Cirebon, Jawa Barat, polisi menangkap seorang karyawan sebuah toko mainan karena telah memperkosa seorang anak dibawah umur. Pelaku mengaku sudah melakukan perbuatannya sebanyak 3 kali dan mengaku perbuatan itu dilakukan atas dasar suka sama suka. Di Medan, elaki berusia 25 tahun dituding melakukan pencurian dan sempat mencoba memperkosa seorang perempuan. Aksi tersebut dapat digagalkan oleh korban, karena ia melakukan perlawanan dengan menepis tangan pelaku. Mengetahui korban melawan, pelaku menempelkan pisau belatinya ke tubuh putrinya sambil memaksa korban agar membuka pakaiannya, kalau tidak, anaknya akan dibunuh. Walaupun mendapat ancaman, ternyata korban tak takut malah sempat bergumul dengan pelaku. Dalam pergumulan itu, sebo yang menutupi wajah terbuka sehingga korban mengenali wajahnya. Pelaku langsung melarikan diri, sedangkan korban segera melapor ke Mapolsekta. Di Bikomi Selatan, Timor Tengah Utara Nusa Tenggara Timur, pemuda berusia 24 tahun yang tengah mabuk memperkosa seorang nenek yang telah memiliki 5 orang cucu. Korban berhasil meloloskan diri setelah lebih dari satu jam dicabuli. Di Purworejo, Kotagajah, Lampung Tengah, seorang lelai yang telah memiliki tiga orang anak, tega menyetubuhi salah satu anak kandungnya. Perbuatan tercela tersebut terungkap setelah korban melapor ke polisi. Di Rangkui, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka-Belitung (Babel), perempuan berusia 32 tahun, pekerja pijat refleksi tak kuasa melawan seorang pria bugil mengenakan penutup kepala masuk ke kamarnya. Di Palopo, Sulawesi Selatan, polisi meringkus dua pria, Knd dan Mt karena diduga telah memperkosa R, gadis belia yang masih duduk di bangku SMP. Belakangan diketahui, Knd dan Mt memerkosa R bersama dengan 6 rekannya secara bergiliran. Sementara itu, R mengaku diperkosa 8 pria di sebuah rumah kosong, Jalan Sungai Rongkong pada Jumat, 23 November 2012. Di Medan, remaja berusia 17 tahun mengalami perkosaan yang dilakukan oleh seorang polisi. Pelaku melancarkan aksinya seusai memberhentikan kendaraan korban saat melintas tanpa helm dan melanggar lampu merah di persimpangan Jalan AR Hakim-Panglima Denai, kawasan Pasar Sukaramai, Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE - Sabtu (17/11) lalu. Saat itu, korban berboncengan dengan temannya mengendarai Honda Scoopy dan dimintai "uang damai" oleh RC. Karena tak punya uang, korban minta izin untuk pulang ke rumahnya di Jalan Selamat Ketaren, Kecamatan Percut Sei Tuan. Namun, RC malah menawarkan diri mengantarkan korban ke rumahnya. Korban kemudian pindah tumpangan ke mobil Honda Jazz milik RC. Dalam perjalanan tersebut, pelaku melancarkan aksinya. Di Ambon, seorang kakek berusia 64 tahun, harus berurusan dengan pihak kepolisian karena mencabuli seorang gadis di bawah umur. Di Malang, jawa Timur, seorang remaja yang masih duduk di bangku SMP diperkosa hingga pingsan oleh 6 orang laki-laki. Korban diperkosa di rumah teman korban, saat dia sedang bermain di rumah temannya. Korban dan keluarganya kemudian melaporkan hal itu ke polisi. Tak lama setelah menerima laporan, polisi meringkus keenam pelaku. Perkosaan tak hanya dialami perempuan Indonesia di dalam negeri, tetapi juga oleh mereka yang sedang mengadu nasib di negeri jiran sebagai buruh migran. Selama November 2012 ada dua kasus perkosaan yang dialami oleh buruh migran perempuan di Malaysia. Kasus pertama, TKW berusia sekitar 25 tahun diperkosa oleh 3 polisi di kantor polisi, di Bukit Mertajam, Penang, Malaysia. Setelah mencuat kasusnya, kasus serupa juga terjadi di Negeri Sembilan. Seorang TKW diperkosa majikannya. Sang majikan kini buron dan diburu polisi negara bagian itu. Pemerkosaan terjadi pada 5 November 2012 lalu. Pihak KBRI baru dilaporkan Polisi Negeri Sembilan pada 12 November 2012 malam. b. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Domestic violence) Kekerasan dalam rumah tangga terus dialami perempuan dan juga-anak-anak. Beberapa kasus perkosaan dan pencabulan yang dipaparkan di atas ada juga yang merupakan kasus kekerasan dalam rumah tangga, yang pelakunya adalah orang tuanya sendiri, baik ayah kandung atau ayah tiri. Selain dialami perempuan, kekerasan dalam rumah tangga juga dialami oleh laki-laki. Hal tersebut menunjukkan bahwa siapapun dapat melakukan kekerasan tidak tergantung jenis kelaminnya, hanya sampai kini perempuan menjadi korban paling banyak mengalami kekerasan itu. Beberapa kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi sepanjang November 2012 antara lain: - Di Duren Sawit, Jakarta Timur, seorang suami membakar tubuh istrinya. Api tidak hanya membakar tubuh korban, namun juga menyebabkan kebakaran dan malahap puluhan rumah lainnya. Akibat kejadian itu, korban dan anaknya mengalami luka bakar, sementara pelaku langsung melarikan diri. Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE - - Di Kupang, seorang suami tega membunuh istrinya dengan memukul leher bagian kanan korban dan kemudian dibuang ke WC. Peristiwa itu berlangsung pada 29 Oktober 2012 namun korban baru diketemukan tanggal 20 November 2012. Di Polimandar, Sulawesi Barat, seorang suami tega menghajar istrinya karena kepergok sedang selingkuh. Di Denpasar, Bali, seorang istri yang menusuk suaminya karena selingkuh terancam 5 tahun penjara. Di Pondok Aren, Tangerang Selatan, seorang ibu tiri tega menyiksa anaknya hingga meninggal dunia. c. Kekerasan Dalam Pacaran (Dating violence) Demikian pun kasus kekerasan dalam pacaran. Perempuan selalu menjadi korban tak hanya kekerasan psikis, tetapi juga kekerasan fisik bahkan harus kehilangan nyawa. Dalam bulan November 2012 ini bentuk kekerasan lain yang dialami perempuan dalam hubungan berpacaran ialah ingkar janji, karena sering dijanjikan akan dinikahi sehingga mau diajak berhubungan seks. Tetapi kerap pula mereka dibohongi dan sang pacar tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya, bahkan setelah si perempuan mengandung. Beberapa persoalan ingkar janji dalam relasi berpacaran yang terjadi sepanjang November 2012 di antaranya: - - - - Di Pangkal Pinang, Riau, seorang remaja berumur 18 tahun diamankan jajaran Polres Pangkal Pinang karena telah menghamili anak dibawah umur. Saat ditangkap, pelaku mengaku siap menikahi korban yang masih duduk di kelas satu SMA, tetapi terkendala uang. Di Lampung, seorang pelajar SMA, DK (16) dituntut lima tahun penjara karena melakukan hubungan intim dengan pacarnya, Bunga (15). Tuntutan itu disampaikan jaksa penuntut umum (JPU) Desi Dyah pada sidang di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Bandar Lampung, Kamis, 29/11/2012. Desi meyatakan terdakwa DK terbukti melakukan tindak pidana dengan tipu muslihat, kebohongan, dan bujuk rayu sehingga memperdayai anak di bawah umur agar mau melakukan hubungan badan. Gara-gara menghamili dua gadis, seorang oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) berinisial RAA (25) yang bekerja di kantor Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanan Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), terancam sanksi berat dari pemerintah daerah setempat. Di Medan, seorang mahasiswa dberusia 21 tahun dilaporkan ke polisi karena telah menghamili pacarnya. Di Bogor, seorang remaja perempuan berusia 16 tahun dicabuli hingga hamil oleh tetangganya, seorang pria yang telah memiliki istri. Karena seringnya bertemu, korban berhasil menerima pelaku sebagai pacarnya. Korban sendiri sempat bertanya tentang status pelaku yang telah memiliki istri. Namun, atas tipu daya dan rayuan si pelaku, korban akhirnya percaya jika pelaku belum Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE memiliki istri dan mau menjadi pacarnya. Pelaku kemudian mengajak korban ke rumah temannya untuk berkunjung. Karena keadaan rumah sepi, pelaku menyetubuhi korban di rumah temannya itu, hingga beberapa kali. Atas perbuatannya, kini korban hamil 5 bulan. Korban yang mengetahui dirinya tengah hamil, mencoba menutupi kehamilanya dari keluarganya hingga 5 bulan. Karena ibu korban melihat ada keanehan dengan korban, akhirnya ibu korban mengetahui bahwa anaknya tengah mengandung 5 bulan. Beberapa kasus ingkar janji tersebut memang ada yang dibawa ke ranah hukum untuk diproses, namun sering aparat penegak hukum tidak mau memprosesnya. Solusi yang diberikan ialah dengan menikahkan kedua pasangan tersebut, padahal sebuah pernikahan yang tidak direncanakan sebenarnya membawa persoalan baru bagi pasangan itu sendiri. Sementara bentuk kekerasan fisik yang dialami perempuan dalam relasi ini ialah sebagai berikut: - - - Di Palembang, lantaran tidak mampu menahan rasa cemburu, seorang calon pendeta Jesayas Hutapea (25) membunuh Rizka Manurung (27) dengan pisau sangkur. Dua di dada, dua di perut, dan satu di punggung. Pembunuhan yang menggemparkan para pendeta di Palembang itu terjadi di mess penginapan sebuah gereja di kawasan Kecamatan Sako Palembang, Kamis (08/11/2012), sekitar pukul 07.30 WIB. Di Baguala Ambon, seorang gadis dirampok dan dianiaya oleh mantan pacarnya. Kejadian tersebut berawal saat korban bertemu dengan pelaku, N (20), warga Galunggung, Desa Batu Merah, Sirimau Ambon, di atas kapal feri penyeberangan dari Galala menuju Poko pada Rabu (31/10/2012) sekitar pukul 22.00 WIT. Ketika itu, pelaku lalu menghampiri korban, lalu menodongkan sebilah pisau dari arah belakang. Korban langsung disuruh masuk ke mobil Toyota Avanza yang dibawanya. Di dalam mobil, pelaku mengikat kedua kaki dan tangan korban. Di Kendal, seorang perempuan warga Desa Banyuringin RT 03/VI, Kecamatan Singorojo, dijadikan umpan oleh kekasihnya Riko, warga Singorojo, Kendal, Jawa Tengah. Rubaikah diancam. Jika menolak, maka aib keluarganya akan dibeberkan kepada orang banyak. Akibatnya, Rubaikah mau melakukan apa yang diingini oleh kekasihnya tersebut d. Perdagangan manusia (Human trafficking) Tubuh dan seksualitas perempuan merupakan sasaran empuk yang kerap diperjualbelikan. Modusnya berbagai cara, ada yang dijanjikan mendapatkan pekerjaan kemudian rela dibawa ke suatu tempat dan akhirnya apa yang dijanjikan tidak sesuai, atau terang-terangan menjual tubuh perempuan dengan ancaman, misalnya jerat hutang dan lainnya. Ada pula yang mengabdi kepada orang tua. Pelakunya pun berbagai macam, bisa teman sendiri, tetangga, bahkan orang tua sendiri. Seperti Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE yang dialami seorang gadis berusia 12 tahun di Cengkareng, ia mengaku dijual ayah kandungnya sendiri untuk melayani pria hidung belang. Korban kemudian berhasil kabur dan melaporkan kasusnya kepada Komnas Perlindungan Anak. Namun dalam perjalanannya, korban dianggap membuat laporan palsu karena kemudian kedua orang tuanya yang melihat berita tersebut tidak merasa menjual anaknya dan anak tersebut dianggap membuat laporan palsu. Demikian dengan Komnas Perlindungan Anak, melihat kasus tersebut juga merasa si anak membuat laporan palsu. Namun terlepas dari itu, perdagangan perempuan dan anak terus mengancam perempuan Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis International Organization for Migration (IOM) tahun 2011, Indonesia menempati peringkat teratas dengan jumlah 4.067 korban perdagangan manusia. Maraknya perdagangan manusia (human trafficking) salah satu sebabnya ialah masih dominannya kultur patriakhal yang membuat perempuan sebagai korban perdagangan tak dapat berbuat banyak melawan dominasi laki-laki. Faktor lainnya, yakni rendahnya pendidikan korban sehingga mereka mudah ditipu pelaku perdagangan orang. Banyak korban yang enggan melapor karena malu atau takut. Mereka takut karena memiliki ketergantungan ekonomi pada para pelaku. Beberapa kasus perdagangan perempuan yang terjadi selama november 2012 antara lain: - - - Di Cengkareng, seorang anak usia 12 tahun dipaksa melayani nafsu bejat pria hidung belang atas perintah ayah kandungnya. Sementara sang ibu sudah meninggal dunia, sejak korban duduk di kelas 1 SD. Di Malang, seorang ABG berusia 15 tahun yang dilaporkan hilang ditemukan di sebuah lokalisasi di Kutai Kartanegara, Kaltim. Polisi telah mengamankan seorang yang diduga menjerumuskannya ke tempat tersebut. Dari korban, diperoleh keterangan kepergiannya dari Malang, dengan iming-iming mendapatkan pekerjaan di Kalimantan. Setelah berada di lokalisasi di Tenggarong Seberang, korban kemudian sadar telah dijebak pelaku. Di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, dua siswi diperdagangkan oleh teman sekolahnya. Sebut saja Bunga (16) dan saudaranya Mawar (15), pelajar salah satu SMP ternama di Kota Palopo. Mereka sudah merelakan tubuhnya dinikmati lelaki hidung belang yang mau membayarnya. Jika ingin berkencan dengan kedua gadis belia ini, maka calon pelanggan terlebih dulu harus menghubungi teman Bunga yang menjadi mucikari, sebut saja Melati (16). Fitri (23), seorang pembantu rumah tangga (PRT) yang ditemukan tewas di pinggir Jalan Lingkungan Kampung Baru, Kelurahan Bulutempe, Taneriattang Barat, ternyata merupakan korban pembunuhan oleh kekasihnya sendiri. Awalnya, korban tewas diduga akibat kecelakaan lalu lintas pada Selasa pagi. Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE Analisa Masalah Perkosaan, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan dalam pacaran, perdagangan perempuan dan sebagainya adalah kekerasan yang sering dialami perempuan. Berbagai undang-undang yang ada, seperti UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga No. 23 tahun 2004, UU Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002, UU PTPPO No. 21 tahun 2007, dan lainnya ternyata belum mampu memberikan perlindungan maksimal kepada perempuan. Bahkan undang-undang tersebut tidak digunakan oleh aparat penegak hukum untuk menindak pelaku kekerasan. Naasnya banyak aparat penegak hukum yang tidak tahu bahwa Indonesia telah memiliki banyak undang-undang yang dapat menjerat pelaku kekerasan terhadap perempuan, misalnya kasus kekerasan dalam rumah tangga. Akhirnya, kerap aparat penegak hukum menggunakan KUHP yang notabene tidak tegas dan kadaluwarwa. Alhasil, keadilan pun tak pernah diperoleh perempuan yang menjadi korban kekerasan. Bahkan aparat penegak hukum itu sendiri juga menjadi pelaku kekerasan terhadap perempuan. Dalam kasus perkosaan, Indonesia belum memiliki undang-undang yang tegas yang dapat menjerat pelaku, sehingga kasus perkosaan sering dijerat dengan pasal melanggar kesusilaan. Demikian juga kasus pelecehan seksual, hingga hari ini Indonesia belum memiliki undang-undang yang melindungi perempuan dari pelecehan seksual, terutama di ruang publik. Padahal, hampir setiap hari perempuan mengalami pelecehan seksual, terutama di ruang publik, khususnya di transportasi umum. Untuk mengantisipasi pelecehan seksual di transportasi umum, di Jakarta kemudian dibuat ruang khusus buat perempuan di bis Transjakarta, yakni tempat paling depan atau di kereta api ada dua gerbong khusus yang disediakan untuk perempuan. Tindakan tersebut diambil pemerintah karena banyak kasus pelecehan seksual di dalam transportasi tersebut. Pemisahan ini sebenarnya bukan solusi karena akhirnya menimbulkan persoalan baru bagi perempuan itu sendiri. Sering perempuan yang berjalan dengan pasangannya entah suami atau pacarnya akan terpisah dengan keadaan itu, walaupun mereka bisa memilih untuk memasuki ke wilayah laki-laki maupun perempuan. Menyediakan transportasi yang aman dan nyaman, sebenarnya harus menjadi perioritas bagi pemerintah, karena pelecehan seksual ditransportasi umum terjadi akibat tidak memenuhi standar layanan, di mana dalam jam-jam sibuk kedua moda transportasi ini sangat penuh. Dalam situasi demikian segala sesuatu bisa terjadi, tidak hanya pelecehan seksual, tetapi juga pencopetan dan sebagainya. Akhirnya, masyarakat pun tidak nyaman naik transportasi umum dan memutuskan untuk naik mobil pribadi. Dalam kampanye 16 hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yang diperingati setiap 25 November hingga tanggal 10 Desember, tema pelecehan seksual masih diangkat oleh Komnas Perempuan. Tema “Kekerasan Seksual: Kenali dan Tangani” pada Kampanye 16 Hari Anti kekerasan terhadap Perempuan berlangsung selama lima tahun hingga tahun 2014, sebagai pernyataan sikap Komnas Perempuan Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE beserta mitranya untuk memperkenalkan isu kekerasan seksual kepada masyarakat luas, dan komitmen menangani kekerasan itu serta memperjuangkan hak atas kebenaran, keadilan dan pemulihan para perempuan korban kekerasan seksual. Kekerasan seksual merupakan isu penting dan rumit dalam peta kekerasan terhadap perempuan, karena memiliki dimensi yang sangat khas perempuan karena sering dikaitkan dengan isu moral. Pemantauan Komnas Perempuan sejak tahun 1998 hingga tahun 2010 menunjukkan hampir sepertiga kasus kekerasan terhadap perempuan ialah kasus kekerasan seksual, atau ada 91.311 kasus kekerasan seksual dari 295.836 total kasus kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan seksual terjadi di semua ranah, yakni di ranah personal, publik dan negara. Perempuan pembela HAM, perempuan penyandang cacat, yang hidup dengan HIV/AIDs dan pekerja migran memiliki kerentanan khusus terhadap kekerasan seksual. Perkosaan, perdagangan perempuan untuk tujuan seksual, pelecehan seksual dan penyiksaan seksual adalah empat jenis kekerasan seksual terbanyak yang dicatat Komnas Perempuan. Berulangnya kekerasan seksual dan penanganannya yang tidak tuntas membuat perempuan terampas hak konstitusionalnya atas jaminan rasa aman, perlindungan hukum, dan bebas dari kekerasan dan diskriminasi. Kekerasan terhadap perempuan terjadi karena hingga kini perempuan dianggap sebagai mahkluk yang lemah. Selain budaya patriarkhal yang selalu menomorsatukan laki-laki. Ada keyakinan di masyarakat yang selalu diajarkan selama berabad-abad lamanya, bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Akibat pemahaman ini, berkembang budaya laki-laki yang pantas mengatur kehidupan perempuan. Bahkan di tiap agama diajarkan, bahwa perempuan boleh dipukul dan sebagainya. Tafsir agama yang keliru ini menjadi salah satu akar persoalan yang melanggengkan kekerasan terhadap perempuan. Dalam Islam banyak sekali ayatayat Al-Quran yang disalah-tafsirrkan untuk membenarkan kontrol bahkan tindak kekerasan terhadap perempuan. Padahal Al-Quran secara jelas menerangkan bagaimana laki-laki dan perempuan harus saling mendukung: “Orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong, pendukung, teman atau pelindung bagi sebagian yang lain” (Quran: 9:71). Namun ada ayat-ayat tertentu yang terus disalah-gunakan untuk membenarkan perlakuan tak setara terhadap perempuan, seperti ayat: “Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datanglah ke ladangmu kapan saja, atau dengan cara bagaimana saja, yang kamu suka” (Qur’an 2.223). Ayat itu disalah-tafsirkan oleh sebagian orang sebagai dalil sahnya kontrol laki-laki terhadap tubuh perempuan. Dalam agama Yahudi, posisi perempuan tak kalah meyedihkan, karena mereka dipandang tidak berhak atas harta warisan. Jika umurnya sudah dewasa, sang ayah berhak menjualnya. Ketika menikah, harta perempuan menjadi milik suami seutuhnya. Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE Untuk melindungi perempuan, tahun 1993 Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memuat Deklarasi tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Dalam deklarasi tersebut, PBB juga menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan mendasar perempuan dan melemahkan atau meniadakan penikmatan hak-hak dan kebebasankebebasan tersebut oleh mereka, dan mengkhawatirkan kegagalan yang telah berlangsung lama dalam melindungi dan memajukan hak-hak dan kebebasankebebasan tersebut dalam hal kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap perempuan adalah wujud ketimpangan historis hubunganhubungan kekuasaan kaum laki-laki dan perempuan yang mengakibatkan dominasi dan diskriminasi sehingga menghambat kemajuan. Kekerasan terhadap perempuan juga salah satu mekanisme sosial yang krusial yang menempatkan perempuan dalam posisi subordinasi terhadap laki-laki. Dalam dekalarasi itu yang dimaksud dengan “kekerasan terhadap perempuan” adalah tiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual, atau psikologis, termasuk ancaman tindakan-tindakan semacam itu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi. Dalam pasal 2 dikatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan harus dipahami mencakup (tak hanya terbatas pada hal sebagai berikut): Tindak kekerasan secara fisik, seksual, dan psikologis terjadi dalam keluarga, termasuk pemukulan, penyalahgunaan seksual atas perempuan kanak-kanak dalam rumah tangga, kekerasan yang berhubungan dengan mas kawin, perkosaan dalam perkawinan, pengrusakan alat kelamin perempuan, dan praktik-praktik tradisional lain yang berbahaya terhadap perempuan, kekerasan di luar hubungan suami istri, dan kekerasan yang berhubungan dengan eksploitasi; Kekerasan secara fisik, seksual, dan psikologis yang terjadi dalam masyarakat luas, termasuk perkosaan, penyalahgunaan seksual, pelecehan dan ancaman seksual di tempat kerja, dalam lembaga-lembaga pendidikan dan sebagainya, perdagangan perempuan dan pelacuran paksa; Kekerasan secara fisik, seksual, dan psikologis yang dilakukan atau dibenarkan oleh negara, di mana pun terjadinya. Sebelumnya dalam Sidang Komite CEDAW Sesi 11 tahun 1992, Komite mengeluarkan Rekomendasi Umum No 19 tentang Kekerasan Terhadap Perempuan. Dalam rekomendasi ini Komite mengatakan bahwa kekerasan berbasis gender adalah bentuk diskriminasi serius yang menghalangi kesempatan perempuan menikmati hak-hak dan kebebasannya atas dasar persamaan hak dengan laki-laki. Komite juga memberikan saran kepada negara-negara peserta untuk melakukan peninjauan atas hukum dan kebijakan mereka. Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id Analisa Media Edisi Kesebelas, November 2012 EdEEEEEE Indonesia sebagai negara pihak yang telah meratifikasi konvensi CEDAW melalui Undang-Undang No 7 tahun 1984 tentang Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan harus menaati aturan yang direkomendasi Komite CEDAW. Dengan demikian, negara dapat memberikan perlindungan yang maksimal terhadap perempuan serta menjamin agar perempuan memperoleh hak-haknya untuk bebas dari kekerasan. Jika ditelisik lebih jauh, kasus kekerasan dalam realitas sosial bukanlah hal yang mengejutkan. Dengan kata lain, kasus kekerasan telah menjadi mata rantai yang entah kapan akan terputus. Istri yang menjadi korban kekerasan oleh suami biasanya melakukan konpensasi dengan berlaku keras terhadap anak-anaknya. Anak dijadikan korban pelampiasan si ibu yang mungkin tak bisa menandingi perlakuan keras si suami. Untuk itu diperlukan peran laki-laki untuk menghapuskan kekerasan terhadap suami. Pihak laki-laki harus berani introspeksi diri bahkan perlu mendekonstruksi pemikiran terhadap eksistensi perempuan. Namun juga membuka kesadaran baru bahwa perempuan juga manusia yang harus dihormati dan dilindungi. Membangun kesadaran di pihak laki-laki sangat penting untuk memutus mata rantai kekerasan di ranah publik dan privat. Perempuan adalah kawan sejajar setara laki-laki dalam mengarungi kehidupan di muka bumi ini nan indah ini. ***** Jl. SMA 14 No. 17, RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email: [email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id