Layanan Bimbingan Belajar .... (Dita Widya Utami) 2.587 LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK RETARDASI MENTAL DI KELAS IV SD KALINEGORO 6 MAGELANG GUIDANCE LEARNING SERVICE FOR CHILD WITH MENTALLY RETARDED Oleh: Dita Widya Utami, PGSD / PSD, [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan layanan bimbingan belajar bagi anak retardasi mental di SD Negeri Kalinegoro 6 Magelang. Penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian meliputi guru di kelas IV dan siswa retardasi mental. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data diketahui dengan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan belajar meliputi, 1) mengingatkan rajin mengerjakan tugas, memberi pujian, menunjukkan perhatian, dan menyemangati; 2) mengenal pribadi, sumber dan desain pembelajaran belum menyesuaikan kebutuhan; 3) tidak khusus merumuskan tujuan dan menentukan strategi pembelajaran; 4) ada interaksi siswa retardasi mental dengan guru, teman dan lingkungan; 5) pembelajaran praktek pelajaran tertentu dan materi yang diterapkan dalam kehidupan; 6) guru mengetahui kemampuan, karakteristik, dan hambatan belajar; 7) melibatkan aktif dalam pembelajaran sesuai kemampuan; 8) guru menanya dan mendekati saat mengalami kesulitan, memberi penjelasan ulang, memotivasi, dan memberi waktu bermain sepakbola. Kata kunci: layanan bimbingan belajar, siswa retardasi mental Abstract This research aims at describing the implementation of guidance learning service for child with mentally retarded in SD Kalinegoro 6 Magelang. This was a descriptive research. The data were collected through observation, interview, and documentation. The data were analyzed through data reduction, data display, and conclusion. The data validation used source and technique triangulation. The research result show that guidance learning service there are 1) to remind diligently to finish the task, give praise, give attention, and give support. 2) recognize personal, learning source and design not appropriate special need 3) not special formulate purpose and strategic learning 4) there is interaction child with mentally retarded with teacher, friend, and circle 5) practice learning and applied the theory for daily activity 6) teacher knew skill, characteristic, and obstacle of learn 7) to participate active appropriate skill 8) teachers are giving question and approaching when find the difficulties, give more explanation, motivation, and time to football. Keywords: guidance learn service, child with mentally retarded PENDAHULUAN Semua warga Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan. Sehingga pendidikan mendewasakan manusia. Hasil dari pendidikan menjadi hak semua orang tanpa ada pembedaan berupa perubahan tingkah laku manusia. Hal ini perlakuan, termasuk hak mendapat pendidikan sesuai dengan pernyataan Sugihartono (2012: 3) bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Sesuai bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dengan pasal 31 UUD 1945 (amandemen) bahwa dilakukan secara sadar dan sengaja untuk “Setiap mengubah tingkah laku manusia baik secara pendidikan”, individu maupun kelompok untuk mendewasakan Khusus manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. pendidikan di sekolah. Pendidikan merupakan usaha warga Negara sehingga (ABK) juga berhak mendapat Anak Berkebutuhan berhak mendapatkan 2.588 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016 Saat ini ABK masih belum mendapatkan rekor MURI pada Rabu 3 Juni 2003. Saat pelayanan yang memadai dalam pendidikan pemecahan seperti anak normal lainnya. Masih terdapat ABK terperanjat menyaksikan kemampuan Bambang. yang mendapatkan Sebagai anak tunagrahita yang memiliki IQ di pendidikan. Keberadaan sekolah inklusi di tingkat bawah rata-rata anak normal, Bambang telah sekolah dasar dan SLB masih kurang jumlahnya. membuktikan bahwa kekurangannya bukan akhir Kepala Bidang Pendidikan Luar Biasa Jawa Barat segalanya. belum bersekolah dan rekor tersebut, semua orang Dadang Rahman Munandar menghimbau seluruh Kisah Bambang Purwanto menunjukkan orangtua yang memiliki anak berkebutuhan bahwa anak tunagrahita dengan IQ di bawah rata- khusus segera menyekolahkannya ke sekolah- rata anak normal memiliki potensi yang dapat sekolah terdekat. Saat ini hampir di setiap dikembangkan. Potensi ABK dapat ditemukan wilayah telah tersedia sekolah untuk anak oleh guru pada kegiatan pendidikan yang berkebutuhan khusus (Tati Purnawati, 2016). didapatnya di SLB maupun sekolah inklusi. Sebagai contoh belum meratanya Melalui pendidikan, anak berkebutuhan khusus pendidikan bagi ABK, yakni di Jawa Barat, masih dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya banyak anak berkebutuhan khusus yang belum meskipun bersekolah dan pada tahun 2015, jumlah peserta Yustinus Semiun (2006: 265) berpendapat bahwa didik berkebutuhan khusus mencapai 20.000 anak retardasi mental adalah tingkat fungsi intelektual yang bersekolah di SLB dan 5.000 anak yang secara signifikan berada di bawah rata-rata bersekolah di penyelenggara pendidikan inklusif. sebagaimana diukur oleh tes intelegensi yang Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik dilaksanakan secara individual. memiliki keterbatasan tertentu. (BPS) Jawa Barat, anak berkebutuhan khusus Berdasarkan observasi yang dilakukan di usia sekolah mencapai 189 ribu anak (Arie kelas IV SD Kalinegoro 6 serta wawancara Lukihardiyanti, 2016). dengan guru kelas IV diketahui terdapat anak Sudah selayaknya ABK mendapatkan pendidikan serta dengan Hasil pemeriksaan psikologi di Rumah Sakit Jiwa kekhususannya. Sejalan dengan UU Nomor 4 Prof. Dr. Soerojo Magelang, kapasitas intelektual Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat bahwa anak tersebut berada pada taraf mental retardasi “Setiap penyandang cacat mempunyai hak yang dengan IQ 65-70. Anak tersebut memiliki sama keterbatasan dalam memahami dan mengingat dalam layanan segala aspek sesuai retardasi mental. Usia anak tersebut 15 tahun. kehidupan dan penghidupan”. ABK yang mendapat perlakuan dan hak pendidikan, yang sama dapat dalam memperoleh membantunya suatu tugas. Anak tersebut bersekolah di SD untuk Kalinegoro 6 Magelang. SD tersebut bukan mengembangkan potensi yang dimiliki. Ciptono termasuk sekolah inklusi, namun memiliki siswa dan Ganjar Triadi (2010), terdapat kisah tentang berkebutuhan khusus yang termasuk kategori anak tunagrahita yang hafal 200 lagu bernama anak retardasi mental. Sekolah tetap menerima Bambang Purwanto yang mampu memecahkan anak tersebut untuk mendapatkan pendidikan. Layanan Bimbingan Belajar .... (Dita Widya Utami) 2.589 Sekolah juga tidak memiliki Guru Pembimbing membuat guru memberikan apresiasi yang tinggi. Khusus (GPK) seperti di sekolah inklusi, Sehingga guru kelas selalu mengupayakan agar sehingga guru kelas mengajar sekaligus menjadi siswa pendamping guna memberikan bantuan kepada mendapatkan anak tersebut. lainnya Selama observasi dan wawancara pada berkebutuhan yang diantaranya memiliki berkebutuhan untuk menerima siswa pendidikan tidak tersebut seperti memiliki bisa anak-anak keterbatasan intelektual. Upaya yang ditunjukkan guru kelas studi pendahuluan diketahui bahwa guru kelas kemauan khusus mengikutsertakan khusus pada semua siswa kegiatan kelasnya. pembelajaran. Dilibatkan secara langsung pada Hambatan siswa tersebut dalam kognitif memang pembelajaran yang bersifat praktek maupun terbatas namun tidak dibiarkan saja oleh guru keterampilan. berkebutuhan khusus tersebut di kelas. Siswa tersebut tetap diikutsertakan dalam Anak tersebut mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran seperti siswa lainnya di memahami pelajaran di sekolah. Kemampuan kelas. Guru kelas membantu secara individu menulis dan membacanya tidak seperti anak setiap kesulitan dalam pelajaran selama di kelas normal. Membutuhkan waktu yang lebih lama saat dalam pembelajaran berlangsung. Guru mata membaca maupun menulis. pelajaran PJOK juga memberikan perhatiannya Kemampuannya berada di bawah rata-rata anak pada seusia dengannya. Seperti pendapat dari Bob siswa berkebutuhan khusus tersebut. Perhatiannya dengan memberi alokasi bermain Algozzine dan Jim Ysseldyke (2006: 9), yakni: sepakbola yang merupakan olahraga kesukaan children with mental retardation may take a siswa berkebutuhan khusus tersebut. longer to learn to speak, walk, and take care Keterbatasan pengetahuan tentang of personal needs (such as dressing or menangani anak berkebutuhan khusus menjadi eating). In terms of schoolwork, they are able kendala guru dalam pembelajaran. Kendala to learn, but they may take longer to master tersebut tidak menjadi penghalang bagi guru specific skills. Most people with mental untuk tetap memperhatikan siswa tersebut dalam retardation learn to do many, many things. It pembelajaran. Pada pembelajaran saat observasi just take them more time and effort than di kelas, guru terlihat memberikan perhatian others. dengan menegur siswa berkebutuhan khusus tersebut. Guru dengan anak retardasi mental membutuhkan waktu lama siswa untuk belajar berbicara, berjalan, dan memenuhi berkebutuhan khusus tersebut dapat memberikan kebutuhan pribadi (seperti memakai pakaian atau semangat dalam mengikuti pembelajaran. makan). Dalam tugas sekolah, mampu belajar, menampakkan kelas mengaku Maksud penjelasan di atas adalah bahwa perhatiannya kepada Harapan dari guru kelas supaya siswa tapi membutuhkan waktu lama untuk ahli pada berkebutuhan khusus tersebut dapat lulus dari SD suatu keahlian khusus. Kebanyakan orang dengan Negeri Kalinegoro 6 Magelang. Semangat belajar retardasi mental belajar untuk mengerjakan dari siswa berkebutuhan khusus tersebut 2.590 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016 banyak hal. Hanya membutuhkan waktu lebih dan sehingga dapat mengatasi hambatan dalam usaha yang lebih dibanding orang lain. belajarnya. Anak tersebut bisa membaca meskipun Kemampuan menghitungnya juga masih mengalami masih sedikit mengeja di semester genap saat kesulitan menghitung untuk perkalian. Pada kelas III. Guru kelas mengaku prosesnya lumayan penjumlahan sederhana, anak tersebut dapat lama dalam membimbing dan mengajari anak menghitung menggunakan tersebut membaca. Guru kelas meluangkan jarinya. Hal ini disebabkan sulit berpikir secara sedikit waktu ketika proses pembelajaran di kelas abstrak. masih berlangsung, dengan menggunakan jari. Pada materi perkalian, anak membimbing membaca materi atau pun soal tersebut untuk yang sedang dibahas. Saat kelas III guru merupakan menggunakan jam tambahan di luar jam sekolah terbatas pada penjumlahan walaupun Sehingga masih memahami dan masih menghitung mengalami bahwa pun kesulitan perkalian guru mendekati dan untuk memberikan bimbingan membaca. Namun, penjumlahan berulang. Anak tersebut selalu mendapat bantuan bimbingan membaca ini tidak rutin dilakukan guru secara individu dalam belajar membaca, oleh guru dikarenakan kesibukan guru. Sehingga menulis, dan berhitung ketika pembelajaran di layanan bimbingan belajar bagi anak dirasa dalam kelas. Seperti pendapat Wardani dkk belum optimal. Anak (dalam Nunung Apriyanto, 2012: 36) bahwa retardasi mental memiliki karakteristik anak tunagrahita ringan dengan IQ keterbatasan dalam belajar karena kapasitas di bawah rata-rata anak normal dapat belajar tingkat kecerdasan yang di bawah rata-rata anak membaca, menulis, dan berhitung sederhana normal. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan meskipun tidak menyamai anak normal yang dalam pembelajaran yang menyesuaikan dengan seusia. kemampuan maupun keterbatasan anak retardasi Anak tersebut mengalami kesulitan untuk mental. memahami instruksi ataupun perintah yang METODE PENELITIAN disampaikan guru. Guru kelas menjelaskan Jenis Penelitian kembali kepada anak tersebut setelah Penelitian ini menggunakan jenis penelitian menyampaikan instruksi tugas kepada siswa yang deskriptif. lainnya. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Guru kelas memberikan layanan bimbingan di kelas terhadap anak tersebut berupa pendampingan membaca dan memahami perintah tugas yang diberikan. Dedy Kustawan (2013: 93) mengatakan bahwa layanan bimbingan belajar yaitu layanan berkebutuhan yang khusus memungkinkan anak mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik Pendekatan yang digunakan dalam Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalinegoro 6 Magelang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2016. Target/Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang mengampu di kelas IV dan satu siswa retardasi mental. Layanan Bimbingan Belajar .... (Dita Widya Utami) 2.591 Aspek pertama memberikan motivasi kepada Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan siswa sebelum, selama, dan setelah kegiatan belajar. dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, SYB dalam mengikuti pembelajaran sering diam bila catatan lapangan dan dokumentasi. tidak Instrumen Penelitian menunjukkan bahwa SYB membutuhkan dukungan Instrumen penelitian ini adalah peneliti yang dibantu dengan oleh guru. Hal tersebut maupun motivasi saat di dalam kelas selama pembelajaran. Motivasi yang diberikan oleh guru, dokumentasi yang mempengaruhi keterlibatan SYB dalam pembelajaran. berhubungan dengan layanan bimbingan belajar bagi Semakin dibiarkan tanpa adanya kontrol guru, SYB siswa retardasi mental di kelas IV SD Kalinegoro 6 hanya akan sekedar mengikuti pembelajaran tanpa ada Magelang. hal baru yang dia dapat. SYB membutuhkan perhatian Teknik Analisis Data yang ditunjukkan oleh guru secara langsung selama dan observasi, bicara pedoman wawancara, pedoman diajak pedoman Analisis data penelitian kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Astati dalam Nunung Apriyanto (2012: 34-35) bahwa anak yang sangat terbelakang hampir-hampir tidak memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dirinya. Kehidupan dan penghayatannya terbatas. Dari Pembelajaran bagi anak retardasi mental perlu pendapat Astati tersebut, diketahui bahwa SYB yang memperhatikan prinsip pembelajaran khusus supaya merupakan siswa retardasi mental membutuhkan tercapai layanan bimbingan belajar yang sesuai oleh dorongan guru kepada siswa berkebutuhan khusus. Melalui semangatnya dalam belajar. prinsip pembelajaran yang perlu diterapkan pada berupa motivasi untuk memunculkan Wujud motivasi yang guru berikan kepada pengajaran terhadap anak retardasi mental dapat SYB, membantunya untuk mengembangkan potensi diri menasehati untuk menjadi anak rajin, memberikan yang dimiliki. Kemis dan Ati Rosnawati (2013: 84- pujian, memberi kesempatan melakukan hal yang 85) mengemukakan ada beberapa prinsip secara disukai, umum anak tunagrahita didalam proses pembelajaran pembelajaran. yaitu dan mengingatkan menunjukkan mengerjakan perhatian tugas, selama yaitu prinsip motivasi, prinsip latar/konteks, prinsip Aspek kedua memberikan kata penyemangat keterarahan,prinsip hubungan sosial, prinsip belajar kepada siswa dalam kegiatan belajar. Setiap SYB sambil bermain sepakbola, guru PJOK memberikan kata bekerja, prinsip individualisasi, prinsip menemukan, dan prinsip pemecahan masalah. penyemangat supaya SYB bisa mencetak gol. Guru Guru berperan sebagai pemberi motivasi kepada siswa sebelum, selama, dan sesudah Pendidikan Agama Islam memberikan penyemangat dalam wujud menceritakan sebuah cerita tentang anak pembelajaran. Motivasi diberikann supaya siswa dapat yang terlibat aktif dengan semangat. Prinsip motivasi memberikan penyemangat agar SYB terlibat dalam dipecah menjadi dua dua aspek pengamatan. Aspek kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir. Hal ini yang pertama, yaitu memberikan motivasi kepada sesuai dengan pendapat Elly Sari Melinda (2013: 85) siswa sebelum, selama, dan setelah kegiatan belajar. bahwa guru harus senantiasa memberikan motivasi Aspek kepada siswa agar tetap memiliki gairah dan semangat yang kedua, yaitu memberikan kata penyemangat kepada siswa dalam kegiatan belajar. berprestasi. Selama pembelajaran guru 2.592 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016 yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. melaksanakan pembelajaran seperti pendapat Elly Sari Melinda (2013: 85) bahwa guru perlu mengenal Guru mengenal pribadi SYB sebagai siswa peserta didik secara mendalam, menggunakan contoh, yang pendiam di kelas, malu-malu, bila ditanya memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan menjawab dengan suara lirih, mengerjakan tugas sekitar dengan semaksimal mungkin, kemudian membutuhkan waktu lebih lama, dan mulai bisa hindari pengulangan materi yang tidak signifikan/ bergaul tidak penting. dengan teman. Walaupun guru sudah mengenal pribadi SYB, pembelajaran yang dilakukan belum terlihat sepenuhnya Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memperhatikan jelas dan strategi pembelajaran yang sesuai kebutuhan kebutuhannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan siswa retardasi mental menjadi aspek yang perlu pengetahuan guru tentang pembelajaran untuk siswa dipenuhi pada prinsip ketearahan. Aspek pertama berkebutuhan khusus. Namun, guru tetap berusaha yaitu, tujuan pembelajaran. Guru merumuskan sesuai menstimulus dengan indikator setiap mata pelajaran dan bukan SYB supaya tertarik mengikuti pembelajaran di kelas. berdasarkan kebutuhan untuk SYB. Maka dapat Pembelajaran yang dikhususkan untuk SYB diperlukan untuk belum merumuskan tujuan pembelajaran secara khusus yang sesuai dengan dimiliki. Selain itu, sumber belajar yang digunakan kemampuan SYB. Selanjutnya aspek yang kedua juga hendaknya menyesuaikan kebutuhan SYB. Pada tentang strategi pembelajaran bagi SYB, belum menyesuaikan dengan kebutuhan SYB. Strategi pembelajaran yang guru kebutuhannya karena yang sering digunakan untuk gunakan belum menyesuaikan kebutuhan siswa. Guru sumber Namun, menggunakan berbagai jenis metode pembelajaran penggunaan buku pelajaran sebagai sumber belajar menyesuaikan materi yang akan diajarkan. Hal sesuai dengan tujuan pelayanan bimbingan belajar tersebut menunjukkan bahwa prinsip keterarahan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: belum terlaksana dalam pembelajaran sesuai pendapat 111) menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan Elly Sari Melinda (2013: 85) bahwa dalam setiap menggunakan buku pelajaran. Terkadang guru juga kegiatan pembelajaran harus memiliki arah yang jelas menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber ada tujuan yang akan dicapai, sasaran, bagaimana belajar bagi SYB. Misalnya saat pelajaran IPA, semua cara, mekanisme kegiatannya seperti apa. berupa kemampuan guru yang belajar menunjang diketahui buku paket. pembelajaran yang disesuaikan siswa termasuk SYB diajak keluar kelas untuk Prinsip hubungan sosial dalam pembelajaran melakukan pengamatan tentang manfaat angin dan juga perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran bagi matahari. siswa retardasi mental. Aspek yang diperhatikan, yaitu Hal ini berarti pembelajaran yang guru munculnya interaksi antara guru dengan siswa rancang belum sepenuhnya memperhatikan latar retardasi mental, interaksi siswa retardasi mental belakang SYB. Pembelajaran tidak didesain secara dengan siswa lainnya, dan interaksi siswa retardasi khusus untuk SYB melainkan sama dengan siswa mental dengan lingkungan sekolah. yang lain di pembelajaran kelas. SYB mengikuti sama seperti lainnya Interaksi antara guru dengan SYB terlihat saat dan guru bertanya tentang tugas yang sudah dikerjakan, mendapat bantuan dari guru saat terlihat kesulitan. Hal kesulitan yang dihadapi, memberi motivasi, dan tersebut menunjukkan bahwa belum sepenuhnya guru menyampaikan saran yang membangun untuk SYB melaksanakan dalam pembelajaran. Interaksi antara siswa retardasi prinsip siswa kegiatan latar/konteks dalam Layanan Bimbingan Belajar .... (Dita Widya Utami) 2.593 mental dengan siswa lain sudah terbangun ditunjukkan dengan obrolan antara SYB dengan Fito dan Arda saat jam istirahat Interaksi SYB dengan Fito dan Arda selama istirahat Prinsip individualisasi perlu dilaksanakan guru pada pembelajaran bagi siswa retardasi mental. pembelajaran berupa bantuan untuk SYB dan interaksi Aspek yang diperhatikan, yaitu mengenal kemampuan dengan Zidan saat pelajaran PJOK sebagai teman siswa, mengetahui karakteristik siswa, dan memahami bermain di hambatan belajar yang dihadapi siswa. Menurut Elly lingkungan sekolah terlihat pada jam istirahat, SYB Sari Melinda (2013: 85) guru perlu mengenal menuju ke kantin bersama teman maupun sendiri kemampuan awal dan karakteristik setiap anak secara untuk membeli makanan. Interaksi yang sudah mendalam baik dari segi kemampuan maupun ditunjukkan SYB selama di lingkungan kelas secara ketidakmampuannya khusus dan sekolah secara umum menunjukkan guru pelajaran, kecepatan maupun keterlambatannya dalam sudah belajar, dan perilakunya, sehingga setiap kegiatan Interaksi mengoptimalkan maupun dengan learning to do atau learning by doing. saat sepakbola. jam untuk learning to know hanya tahu saja namun harus SYB selama pembelajaran untuk dalam menyerap menstimulus SYB berinteraksi. Seperti pendapat dari pembelajaran Elly Sari Melinda (2013: 85) dalam kegiatan belajar perhatian dan perlakuan yang sesuai. mengajar, guru mendapat Kemampuan yang dimiliki SYB dalam mata pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi pelajaran bahasa Indonesia yaitu menulis pantun dan antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan membuat cerita dengan jumlah kalimat yang masih peserta didik, peserta didik dengan lingkungan dimana sedikit. Pada mata pelajaran PKn, SYB mampu interaksi akan melibatkan banyak arah. presentasi sebagai duta Indonesia menyampaikan perlu tentang alat musik tradisional dengan bantuan guru. dilaksanakan guru pada pembelajaran bagi siswa Kemampuan yang menonjol yakni bermain sepakbola retardasi mental. Aspek yang diperhatikan, yaitu karena SYB mempunyai stamina tubuh yang bagus merancang kegiatan pembelajaran berupa praktek dan dan kekuatan kaki saat berlari. Sedangkan hambatan materi yang dipelajari dapat diterapkan dalam belajar yang dihadapi SYB diantaranya kosakata yang kehidupan. Kegiatan pembelajaran berupa praktek terbatas, kesulitan pada mata pelajaran matematika, dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, kesulitan memahami materi yang teoritis, mudah lupa IPA, untuk pada materi yang diajarkan, dan komunikasi yang membiasakan berbahasa Jawa dapat diterapkan dalam kurang. Beberapa kemampuan yang dimiliki SYB bisa keseharian. Ada materi pelajaran SBK, Bahasa Jawa, ditingkatkan dengan penguatan dari PJOK, dan Pendidikan Agama Islam yang dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki SYB. SBK, belajar mengembangkan anak strategi Prinsip perlu masing-masing materi dan sambil PJOK. bekerja Mengajarkan guru untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari SYB meliputi Guru mengetahui karakteristik SYB sebagai keterampilan menggambar, sopan santun dalam siswa yang pendiam dan berbicara dengan suara lirih berbahasa Jawa dengan orangtua, dan mengaji. Hal selama pembelajaran di kelas, namun aktif dalam diatas menunjukkan bahwa pembelajaran yang guru pembelajaran PJOK khususnya bermain sepakbola. lakukan sudah sesuai prinsip belajar sambil bekerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PJOK, Prinsip belajar sambil bekerja sudah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki SYB, yaitu stamina tubuh pendapat Elly Sari Melinda (2013: 85) bahwa agar yang bagus, kekuatan kaki dalam berlari, dan kurang peserta didik memiliki pengalaman yang bermakna dalam memahami instruksi. Hal tersebut sesuai dalam pembelajaran maka pembelajaran bukan hanya dengan pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2.594 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016 (2004: 115) bahwa guru sebagai pembimbing dalam siswa retardasi mental perlu selalu dilakukan untuk belajar untuk menunjukkan kedekatan dengan siswa. Memberikan memberikan kesempatan yang memadai agar setiap pujian merupakan salah satu penguatan verbal dari murid dapat belajar sesuai dengan karakteristik guru untuk siswa retardasi mental. Guru telah pribadinya. mengenal pribadi siswa retardasi mental yang mengajar Prinsip diharapkan menemukan mampu pembelajaran cenderung diam di kelas. Hal tersebut sudah berupa melibatkan siswa secara aktif. SYB dilibatkan menggerakkan guru untuk memberi penguatan yang aktif mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan dari lebih supaya lebih aktif dan tidak malu untuk awal hingga akhir pembelajaran bahkan mendapat berbicara. Tujuan pembelajaran yang disesuaikan tambahan waktu untuk bermain sepakbola. Pada dengan kebutuhan siswa retardasi mental akan semua kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, guru membantunya selalu sesuai Interaksi yang terbangun antara guru dengan siswa kemampuan yang dimiliki. Dapat dikatakan bahwa retardasi mental maupun dengan teman sekelas perlu guru dibina terus-menerus supaya dapat meningkatkan rasa melibatkan sudah SYB dalam secara melakukan penuh pembelajaran dengan memperhatikan prinsip menemukan. Prinsip mengikuti pembelajaran. percaya diri untuk berada di lingkungan sekolah. dalam Kegiatan sepakbola yang disukai siswa retardasi pembelajaran bagi siswa retardasi mental meliputi mental sudah mendapat dukungan dari guru PJOK melaksanakan pembelajaran dengan masalah memberi dan pemecahan untuk masalah berbasis bantuan pemecahan selama proses memberikan tambahan waktu bermain sepakbola saat pembelajaran PJOK. Hal tersebut pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah belum menunjukkan dilakukan secara optimal karena belum semua mata kesempatan siswa retardasi mental mengoptimalkan pelajaran kemampuan yang dimiliki. Sedangkan hambatan menggunakan pembelajaran berbasis masalah yang sesuai dengan kebutuhan SYB. kepedulian guru untuk memberi belajar yang dimiliki siswa retardasi mental menjadi Bantuan yang guru berikan kepada SYB evaluasi untuk guru agar dapat memfasilitasi dengan selama pembelajaran menggunakan berbagai cara, bimbingan belajar tambahan. Siswa retardasi mental yaitu bertanya saat SYB mengerjakan soal latihan atau sudah dilibatkan aktif dalam mengikuti setiap tugas yang sedang diberikan, guru mendekati bila pembelajaran namun untuk pembelajaran berbasis SYB terlihat kesulitan, memberikan bimbingan berupa masalah belum terlaksana secara optimal. Meskipun penjelasan ulang secara individu saat pembelajaran, demikian, guru tetap berusaha memberikan bantuan memberikan semangat dan meyakinkan kemampuan untuk siswa retardasi mental bila mengalami kesulitan SYB, dan memberikan porsi waktu untuk melakukan dalam pembelajaran di kelas. sepakbola sebagai olahraga yang disukai. Mengajukan SIMPULAN DAN SARAN pertanyaan kepada SYB merupakan wujud penguatan dari guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kemis Simpulan dan Ati Rosnawati (2013: 87) penguatan adalah Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, bentuk respon guru dengan menggunakan ucapan dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan (verbal atau gerakan isyarat/non verbal) terhadap bimbingan belajar bagi anak retardasi mental perilaku yang ditunjukkan siswa. Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan, diketahui bahwa motivasi yang guru berikan kepada sebagai berikut, 1) Guru di SD Negeri Kalinegoro 6 Magelang telah melaksanakan layanan bimbingan belajar sesuai tiga tahapan layanan Layanan Bimbingan Belajar .... (Dita Widya Utami) 2.595 bimbingan belajar berikut, a) pengenalan anak DAFTAR PUSTAKA berkebutuhan khusus yang mengalami masalah Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. belajar: menggunakan mengamati kebiasaan tes hasil belajar, belajar, mengungkap kesalahan belajar dan memeriksa karya; b) mengetahui belajar: sebab-sebab sebab timbulnya masalah belajar diketahui masalah menggunakan tes psikologi; dan c) pemberian Bob Algozzine dan Jim Ysseldyke. (2006). Teaching Students With Mental Retardation A Practical Guide for Every Teacher. California: Corwin Press. Ciptono dan Ganjar Triadi. (2010). Guru Luar Biasa. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka. bantuan dalam pengentasan masalah belajar: pemberian pengajaran perbaikan, memberikan kata penyemangat dan perhatian khusus, menasehati untuk belajar dengan rajin. 2) Guru telah memberikan bantuan kepada siswa retardasi mental selama pembelajaran dalam bentuk bertanya saat SYB mengerjakan soal latihan atau tugas yang sedang diberikan, guru mendekati bila Dedy Kustawan. (2013). Bimbingan dan Konseling Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: PT. Luxima Metro Media. Elly Sari Melinda. (2013). Pembelajaran Adaptif Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: PT. Luxima Metro Media. Kemis dan Ati Rosnawati. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita. Jakarta: Luxima Metro Media. SYB terlihat kesulitan, memberikan bimbingan berupa penjelasan ulang secara individu saat pembelajaran, memberikan semangat dan Nunung Apriyanto. (2012). Seluk-Beluk Tunagrahita dan Strategi Pembelajarannya. Yogyakarta: Java Litera. meyakinkan kemampuan SYB, dan memberikan porsi waktu untuk melakukan sepakbola sebagai olahraga yang disukai. Prayitno dan Erman Amti, (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Yustinus Semiun. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.