layanan bimbingan belajar bagi anak retardasi mental di kelas iv sd

advertisement
Layanan Bimbingan Belajar .... (Dita Widya Utami) 2.587
LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK RETARDASI MENTAL DI
KELAS IV SD KALINEGORO 6 MAGELANG
GUIDANCE LEARNING SERVICE FOR CHILD WITH MENTALLY RETARDED
Oleh: Dita Widya Utami, PGSD / PSD, [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan layanan bimbingan belajar bagi anak retardasi mental di SD
Negeri Kalinegoro 6 Magelang. Penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian meliputi
guru di kelas IV dan siswa retardasi mental. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Analisis data diketahui dengan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan belajar
meliputi, 1) mengingatkan rajin mengerjakan tugas, memberi pujian, menunjukkan perhatian, dan menyemangati;
2) mengenal pribadi, sumber dan desain pembelajaran belum menyesuaikan kebutuhan; 3) tidak khusus
merumuskan tujuan dan menentukan strategi pembelajaran; 4) ada interaksi siswa retardasi mental dengan guru,
teman dan lingkungan; 5) pembelajaran praktek pelajaran tertentu dan materi yang diterapkan dalam kehidupan; 6)
guru mengetahui kemampuan, karakteristik, dan hambatan belajar; 7) melibatkan aktif dalam pembelajaran sesuai
kemampuan; 8) guru menanya dan mendekati saat mengalami kesulitan, memberi penjelasan ulang, memotivasi,
dan memberi waktu bermain sepakbola.
Kata kunci: layanan bimbingan belajar, siswa retardasi mental
Abstract
This research aims at describing the implementation of guidance learning service for child with mentally
retarded in SD Kalinegoro 6 Magelang. This was a descriptive research. The data were collected through
observation, interview, and documentation. The data were analyzed through data reduction, data display, and
conclusion. The data validation used source and technique triangulation. The research result show that guidance
learning service there are 1) to remind diligently to finish the task, give praise, give attention, and give support. 2)
recognize personal, learning source and design not appropriate special need 3) not special formulate purpose and
strategic learning 4) there is interaction child with mentally retarded with teacher, friend, and circle 5) practice
learning and applied the theory for daily activity 6) teacher knew skill, characteristic, and obstacle of learn 7) to
participate active appropriate skill 8) teachers are giving question and approaching when find the difficulties, give
more explanation, motivation, and time to football.
Keywords: guidance learn service, child with mentally retarded
PENDAHULUAN
Semua
warga
Indonesia
berhak
untuk
mendapatkan pendidikan. Sehingga pendidikan
mendewasakan manusia. Hasil dari pendidikan
menjadi hak semua orang tanpa ada pembedaan
berupa perubahan tingkah laku manusia. Hal ini
perlakuan, termasuk hak mendapat pendidikan
sesuai dengan pernyataan Sugihartono (2012: 3)
bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Sesuai
bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang
dengan pasal 31 UUD 1945 (amandemen) bahwa
dilakukan secara sadar dan sengaja untuk
“Setiap
mengubah tingkah laku manusia baik secara
pendidikan”,
individu maupun kelompok untuk mendewasakan
Khusus
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
pendidikan di sekolah.
Pendidikan
merupakan
usaha
warga
Negara
sehingga
(ABK)
juga
berhak
mendapat
Anak
Berkebutuhan
berhak
mendapatkan
2.588 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016
Saat ini ABK masih belum mendapatkan
rekor MURI
pada Rabu 3 Juni 2003. Saat
pelayanan yang memadai dalam pendidikan
pemecahan
seperti anak normal lainnya. Masih terdapat ABK
terperanjat menyaksikan kemampuan Bambang.
yang
mendapatkan
Sebagai anak tunagrahita yang memiliki IQ di
pendidikan. Keberadaan sekolah inklusi di tingkat
bawah rata-rata anak normal, Bambang telah
sekolah dasar dan SLB masih kurang jumlahnya.
membuktikan bahwa kekurangannya bukan akhir
Kepala Bidang Pendidikan Luar Biasa Jawa Barat
segalanya.
belum
bersekolah
dan
rekor
tersebut,
semua
orang
Dadang Rahman Munandar menghimbau seluruh
Kisah Bambang Purwanto menunjukkan
orangtua yang memiliki anak berkebutuhan
bahwa anak tunagrahita dengan IQ di bawah rata-
khusus segera menyekolahkannya ke sekolah-
rata anak normal memiliki potensi yang dapat
sekolah terdekat. Saat ini hampir di setiap
dikembangkan. Potensi ABK dapat ditemukan
wilayah telah tersedia sekolah untuk anak
oleh guru pada kegiatan pendidikan yang
berkebutuhan khusus (Tati Purnawati, 2016).
didapatnya di SLB maupun sekolah inklusi.
Sebagai
contoh
belum
meratanya
Melalui pendidikan, anak berkebutuhan khusus
pendidikan bagi ABK, yakni di Jawa Barat, masih
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya
banyak anak berkebutuhan khusus yang belum
meskipun
bersekolah dan pada tahun 2015, jumlah peserta
Yustinus Semiun (2006: 265) berpendapat bahwa
didik berkebutuhan khusus mencapai 20.000 anak
retardasi mental adalah tingkat fungsi intelektual
yang bersekolah di SLB dan 5.000 anak
yang secara signifikan berada di bawah rata-rata
bersekolah di penyelenggara pendidikan inklusif.
sebagaimana diukur oleh tes intelegensi yang
Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik
dilaksanakan secara individual.
memiliki
keterbatasan
tertentu.
(BPS) Jawa Barat, anak berkebutuhan khusus
Berdasarkan observasi yang dilakukan di
usia sekolah mencapai 189 ribu anak (Arie
kelas IV SD Kalinegoro 6 serta wawancara
Lukihardiyanti, 2016).
dengan guru kelas IV diketahui terdapat anak
Sudah selayaknya ABK mendapatkan
pendidikan
serta
dengan
Hasil pemeriksaan psikologi di Rumah Sakit Jiwa
kekhususannya. Sejalan dengan UU Nomor 4
Prof. Dr. Soerojo Magelang, kapasitas intelektual
Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat bahwa
anak tersebut berada pada taraf mental retardasi
“Setiap penyandang cacat mempunyai hak yang
dengan IQ 65-70. Anak tersebut memiliki
sama
keterbatasan dalam memahami dan mengingat
dalam
layanan
segala
aspek
sesuai
retardasi mental. Usia anak tersebut 15 tahun.
kehidupan
dan
penghidupan”. ABK yang mendapat perlakuan
dan
hak
pendidikan,
yang
sama
dapat
dalam
memperoleh
membantunya
suatu tugas.
Anak
tersebut
bersekolah
di
SD
untuk
Kalinegoro 6 Magelang. SD tersebut bukan
mengembangkan potensi yang dimiliki. Ciptono
termasuk sekolah inklusi, namun memiliki siswa
dan Ganjar Triadi (2010), terdapat kisah tentang
berkebutuhan khusus yang termasuk kategori
anak tunagrahita yang hafal 200 lagu bernama
anak retardasi mental. Sekolah tetap menerima
Bambang Purwanto yang mampu memecahkan
anak tersebut untuk mendapatkan pendidikan.
Layanan Bimbingan Belajar .... (Dita Widya Utami) 2.589
Sekolah juga tidak memiliki Guru Pembimbing
membuat guru memberikan apresiasi yang tinggi.
Khusus (GPK) seperti di sekolah inklusi,
Sehingga guru kelas selalu mengupayakan agar
sehingga guru kelas mengajar sekaligus menjadi
siswa
pendamping guna memberikan bantuan kepada
mendapatkan
anak tersebut.
lainnya
Selama observasi dan wawancara pada
berkebutuhan
yang
diantaranya
memiliki
berkebutuhan
untuk
menerima
siswa
pendidikan
tidak
tersebut
seperti
memiliki
bisa
anak-anak
keterbatasan
intelektual. Upaya yang ditunjukkan guru kelas
studi pendahuluan diketahui bahwa guru kelas
kemauan
khusus
mengikutsertakan
khusus
pada
semua
siswa
kegiatan
kelasnya.
pembelajaran. Dilibatkan secara langsung pada
Hambatan siswa tersebut dalam kognitif memang
pembelajaran yang bersifat praktek maupun
terbatas namun tidak dibiarkan saja oleh guru
keterampilan.
berkebutuhan
khusus
tersebut
di
kelas. Siswa tersebut tetap diikutsertakan dalam
Anak tersebut mengalami kesulitan untuk
mengikuti pembelajaran seperti siswa lainnya di
memahami pelajaran di sekolah. Kemampuan
kelas. Guru kelas membantu secara individu
menulis dan membacanya tidak seperti anak
setiap kesulitan dalam pelajaran selama di kelas
normal. Membutuhkan waktu yang lebih lama
saat
dalam
pembelajaran berlangsung. Guru mata
membaca
maupun
menulis.
pelajaran PJOK juga memberikan perhatiannya
Kemampuannya berada di bawah rata-rata anak
pada
seusia dengannya. Seperti pendapat dari Bob
siswa
berkebutuhan
khusus
tersebut.
Perhatiannya dengan memberi alokasi bermain
Algozzine dan Jim Ysseldyke (2006: 9), yakni:
sepakbola yang merupakan olahraga kesukaan
children with mental retardation may take a
siswa berkebutuhan khusus tersebut.
longer to learn to speak, walk, and take care
Keterbatasan
pengetahuan
tentang
of personal needs (such as dressing or
menangani anak berkebutuhan khusus menjadi
eating). In terms of schoolwork, they are able
kendala guru dalam pembelajaran. Kendala
to learn, but they may take longer to master
tersebut tidak menjadi penghalang bagi guru
specific skills. Most people with mental
untuk tetap memperhatikan siswa tersebut dalam
retardation learn to do many, many things. It
pembelajaran. Pada pembelajaran saat observasi
just take them more time and effort than
di kelas, guru terlihat memberikan perhatian
others.
dengan menegur siswa berkebutuhan khusus
tersebut.
Guru
dengan
anak retardasi mental membutuhkan waktu lama
siswa
untuk belajar berbicara, berjalan, dan memenuhi
berkebutuhan khusus tersebut dapat memberikan
kebutuhan pribadi (seperti memakai pakaian atau
semangat dalam mengikuti pembelajaran.
makan). Dalam tugas sekolah, mampu belajar,
menampakkan
kelas
mengaku
Maksud penjelasan di atas adalah bahwa
perhatiannya
kepada
Harapan dari guru kelas supaya siswa
tapi membutuhkan waktu lama untuk ahli pada
berkebutuhan khusus tersebut dapat lulus dari SD
suatu keahlian khusus. Kebanyakan orang dengan
Negeri Kalinegoro 6 Magelang. Semangat belajar
retardasi mental belajar untuk mengerjakan
dari
siswa
berkebutuhan
khusus
tersebut
2.590 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016
banyak hal. Hanya membutuhkan waktu lebih dan
sehingga dapat mengatasi hambatan dalam
usaha yang lebih dibanding orang lain.
belajarnya.
Anak tersebut bisa membaca meskipun
Kemampuan menghitungnya juga masih
mengalami
masih sedikit mengeja di semester genap saat
kesulitan menghitung untuk perkalian. Pada
kelas III. Guru kelas mengaku prosesnya lumayan
penjumlahan sederhana, anak tersebut dapat
lama dalam membimbing dan mengajari anak
menghitung
menggunakan
tersebut membaca. Guru kelas meluangkan
jarinya. Hal ini disebabkan sulit berpikir secara
sedikit waktu ketika proses pembelajaran di kelas
abstrak.
masih
berlangsung,
dengan
menggunakan jari. Pada materi perkalian, anak
membimbing
membaca materi atau pun soal
tersebut
untuk
yang sedang dibahas. Saat kelas III guru
merupakan
menggunakan jam tambahan di luar jam sekolah
terbatas
pada
penjumlahan
walaupun
Sehingga
masih
memahami
dan
masih
menghitung
mengalami
bahwa
pun
kesulitan
perkalian
guru
mendekati
dan
untuk memberikan bimbingan membaca. Namun,
penjumlahan berulang.
Anak tersebut selalu mendapat bantuan
bimbingan membaca ini tidak rutin dilakukan
guru secara individu dalam belajar membaca,
oleh guru dikarenakan kesibukan guru. Sehingga
menulis, dan berhitung ketika pembelajaran di
layanan bimbingan belajar bagi anak dirasa
dalam kelas. Seperti pendapat Wardani dkk
belum optimal.
Anak
(dalam Nunung Apriyanto, 2012: 36) bahwa
retardasi
mental
memiliki
karakteristik anak tunagrahita ringan dengan IQ
keterbatasan dalam belajar karena kapasitas
di bawah rata-rata anak normal dapat belajar
tingkat kecerdasan yang di bawah rata-rata anak
membaca, menulis, dan berhitung sederhana
normal. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan
meskipun tidak menyamai anak normal yang
dalam pembelajaran yang menyesuaikan dengan
seusia.
kemampuan maupun keterbatasan anak retardasi
Anak tersebut mengalami kesulitan untuk
mental.
memahami instruksi ataupun perintah yang
METODE PENELITIAN
disampaikan guru. Guru kelas menjelaskan
Jenis Penelitian
kembali
kepada
anak
tersebut
setelah
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
menyampaikan instruksi tugas kepada siswa yang
deskriptif.
lainnya.
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Guru
kelas
memberikan
layanan
bimbingan di kelas terhadap anak tersebut berupa
pendampingan membaca dan memahami perintah
tugas yang diberikan. Dedy Kustawan (2013: 93)
mengatakan bahwa layanan bimbingan belajar
yaitu
layanan
berkebutuhan
yang
khusus
memungkinkan
anak
mengembangkan
diri
dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Pendekatan
yang
digunakan
dalam
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
Kalinegoro 6 Magelang. Pengambilan data dilakukan
pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2016.
Target/Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang
mengampu di kelas IV dan satu siswa retardasi
mental.
Layanan Bimbingan Belajar .... (Dita Widya Utami) 2.591
Aspek pertama memberikan motivasi kepada
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
siswa sebelum, selama, dan setelah kegiatan belajar.
dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara,
SYB dalam mengikuti pembelajaran sering diam bila
catatan lapangan dan dokumentasi.
tidak
Instrumen Penelitian
menunjukkan bahwa SYB membutuhkan dukungan
Instrumen penelitian ini adalah peneliti yang
dibantu
dengan
oleh
guru.
Hal
tersebut
maupun motivasi saat di dalam kelas selama
pembelajaran. Motivasi yang diberikan oleh guru,
dokumentasi yang
mempengaruhi keterlibatan SYB dalam pembelajaran.
berhubungan dengan layanan bimbingan belajar bagi
Semakin dibiarkan tanpa adanya kontrol guru, SYB
siswa retardasi mental di kelas IV SD Kalinegoro 6
hanya akan sekedar mengikuti pembelajaran tanpa ada
Magelang.
hal baru yang dia dapat. SYB membutuhkan perhatian
Teknik Analisis Data
yang ditunjukkan oleh guru secara langsung selama
dan
observasi,
bicara
pedoman
wawancara,
pedoman
diajak
pedoman
Analisis data penelitian kualitatif menggunakan
reduksi
data,
penyajian
data,
dan
penarikan
kesimpulan.
pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Astati dalam
Nunung Apriyanto (2012: 34-35) bahwa anak yang
sangat
terbelakang
hampir-hampir
tidak
memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dirinya. Kehidupan dan penghayatannya terbatas. Dari
Pembelajaran bagi anak retardasi mental perlu
pendapat Astati tersebut, diketahui bahwa SYB yang
memperhatikan prinsip pembelajaran khusus supaya
merupakan siswa retardasi mental membutuhkan
tercapai layanan bimbingan belajar yang sesuai oleh
dorongan
guru kepada siswa berkebutuhan khusus. Melalui
semangatnya dalam belajar.
prinsip pembelajaran yang perlu diterapkan pada
berupa
motivasi
untuk memunculkan
Wujud motivasi yang guru berikan kepada
pengajaran terhadap anak retardasi mental dapat
SYB,
membantunya untuk mengembangkan potensi diri
menasehati untuk menjadi anak rajin, memberikan
yang dimiliki. Kemis dan Ati Rosnawati (2013: 84-
pujian, memberi kesempatan melakukan hal yang
85) mengemukakan ada beberapa prinsip secara
disukai,
umum anak tunagrahita didalam proses pembelajaran
pembelajaran.
yaitu
dan
mengingatkan
menunjukkan
mengerjakan
perhatian
tugas,
selama
yaitu prinsip motivasi, prinsip latar/konteks, prinsip
Aspek kedua memberikan kata penyemangat
keterarahan,prinsip hubungan sosial, prinsip belajar
kepada siswa dalam kegiatan belajar. Setiap SYB
sambil
bermain sepakbola, guru PJOK memberikan kata
bekerja,
prinsip
individualisasi,
prinsip
menemukan, dan prinsip pemecahan masalah.
penyemangat supaya SYB bisa mencetak gol. Guru
Guru berperan sebagai pemberi motivasi
kepada
siswa
sebelum,
selama,
dan
sesudah
Pendidikan Agama Islam memberikan penyemangat
dalam wujud menceritakan sebuah cerita tentang anak
pembelajaran. Motivasi diberikann supaya siswa dapat
yang
terlibat aktif dengan semangat. Prinsip motivasi
memberikan penyemangat agar SYB terlibat dalam
dipecah menjadi dua dua aspek pengamatan. Aspek
kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir. Hal ini
yang pertama, yaitu memberikan motivasi kepada
sesuai dengan pendapat Elly Sari Melinda (2013: 85)
siswa sebelum, selama, dan setelah kegiatan belajar.
bahwa guru harus senantiasa memberikan motivasi
Aspek
kepada siswa agar tetap memiliki gairah dan semangat
yang
kedua,
yaitu
memberikan
kata
penyemangat kepada siswa dalam kegiatan belajar.
berprestasi.
Selama
pembelajaran
guru
2.592 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016
yang tinggi
dalam mengikuti
kegiatan
belajar
mengajar.
melaksanakan pembelajaran seperti pendapat Elly Sari
Melinda (2013: 85) bahwa guru perlu mengenal
Guru mengenal pribadi SYB sebagai siswa
peserta didik secara mendalam, menggunakan contoh,
yang pendiam di kelas, malu-malu, bila ditanya
memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan
menjawab dengan suara lirih, mengerjakan tugas
sekitar dengan semaksimal mungkin, kemudian
membutuhkan waktu lebih lama, dan mulai bisa
hindari pengulangan materi yang tidak signifikan/
bergaul
tidak penting.
dengan
teman.
Walaupun
guru sudah
mengenal pribadi SYB, pembelajaran yang dilakukan
belum
terlihat
sepenuhnya
Merumuskan tujuan pembelajaran dengan
memperhatikan
jelas dan strategi pembelajaran yang sesuai kebutuhan
kebutuhannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan
siswa retardasi mental menjadi aspek yang perlu
pengetahuan guru tentang pembelajaran untuk siswa
dipenuhi pada prinsip ketearahan. Aspek pertama
berkebutuhan khusus. Namun, guru tetap berusaha
yaitu, tujuan pembelajaran. Guru merumuskan sesuai
menstimulus
dengan indikator setiap mata pelajaran dan bukan
SYB
supaya
tertarik
mengikuti
pembelajaran di kelas.
berdasarkan kebutuhan untuk SYB. Maka dapat
Pembelajaran yang dikhususkan untuk SYB
diperlukan
untuk
belum
merumuskan
tujuan
pembelajaran secara khusus yang sesuai dengan
dimiliki. Selain itu, sumber belajar yang digunakan
kemampuan SYB. Selanjutnya aspek yang kedua
juga hendaknya menyesuaikan kebutuhan SYB. Pada
tentang strategi
pembelajaran bagi SYB, belum menyesuaikan dengan
kebutuhan SYB. Strategi pembelajaran yang guru
kebutuhannya karena yang sering digunakan untuk
gunakan belum menyesuaikan kebutuhan siswa. Guru
sumber
Namun,
menggunakan berbagai jenis metode pembelajaran
penggunaan buku pelajaran sebagai sumber belajar
menyesuaikan materi yang akan diajarkan. Hal
sesuai dengan tujuan pelayanan bimbingan belajar
tersebut menunjukkan bahwa prinsip keterarahan
menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:
belum terlaksana dalam pembelajaran sesuai pendapat
111) menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan
Elly Sari Melinda (2013: 85) bahwa dalam setiap
menggunakan buku pelajaran. Terkadang guru juga
kegiatan pembelajaran harus memiliki arah yang jelas
menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber
ada tujuan yang akan dicapai, sasaran, bagaimana
belajar bagi SYB. Misalnya saat pelajaran IPA, semua
cara, mekanisme kegiatannya seperti apa.
berupa
kemampuan
guru
yang
belajar
menunjang
diketahui
buku
paket.
pembelajaran
yang disesuaikan
siswa termasuk SYB diajak keluar kelas untuk
Prinsip hubungan sosial dalam pembelajaran
melakukan pengamatan tentang manfaat angin dan
juga perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran bagi
matahari.
siswa retardasi mental. Aspek yang diperhatikan, yaitu
Hal ini berarti pembelajaran yang guru
munculnya interaksi antara guru dengan siswa
rancang belum sepenuhnya memperhatikan latar
retardasi mental, interaksi siswa retardasi mental
belakang SYB. Pembelajaran tidak didesain secara
dengan siswa lainnya, dan interaksi siswa retardasi
khusus untuk SYB melainkan sama dengan siswa
mental dengan lingkungan sekolah.
yang lain di
pembelajaran
kelas. SYB mengikuti
sama
seperti
lainnya
Interaksi antara guru dengan SYB terlihat saat
dan
guru bertanya tentang tugas yang sudah dikerjakan,
mendapat bantuan dari guru saat terlihat kesulitan. Hal
kesulitan yang dihadapi, memberi motivasi, dan
tersebut menunjukkan bahwa belum sepenuhnya guru
menyampaikan saran yang membangun untuk SYB
melaksanakan
dalam pembelajaran. Interaksi antara siswa retardasi
prinsip
siswa
kegiatan
latar/konteks
dalam
Layanan Bimbingan Belajar .... (Dita Widya Utami) 2.593
mental
dengan
siswa
lain
sudah
terbangun
ditunjukkan dengan obrolan antara SYB dengan Fito
dan Arda saat jam istirahat Interaksi SYB dengan Fito
dan
Arda
selama
istirahat
Prinsip individualisasi perlu dilaksanakan
guru pada pembelajaran bagi siswa retardasi mental.
pembelajaran berupa bantuan untuk SYB dan interaksi
Aspek yang diperhatikan, yaitu mengenal kemampuan
dengan Zidan saat pelajaran PJOK sebagai teman
siswa, mengetahui karakteristik siswa, dan memahami
bermain
di
hambatan belajar yang dihadapi siswa. Menurut Elly
lingkungan sekolah terlihat pada jam istirahat, SYB
Sari Melinda (2013: 85) guru perlu mengenal
menuju ke kantin bersama teman maupun sendiri
kemampuan awal dan karakteristik setiap anak secara
untuk membeli makanan. Interaksi yang sudah
mendalam baik dari segi kemampuan maupun
ditunjukkan SYB selama di lingkungan kelas secara
ketidakmampuannya
khusus dan sekolah secara umum menunjukkan guru
pelajaran, kecepatan maupun keterlambatannya dalam
sudah
belajar, dan perilakunya, sehingga setiap kegiatan
Interaksi
mengoptimalkan
maupun
dengan learning to do atau learning by doing.
saat
sepakbola.
jam
untuk learning to know hanya tahu saja namun harus
SYB
selama
pembelajaran
untuk
dalam
menyerap
menstimulus SYB berinteraksi. Seperti pendapat dari
pembelajaran
Elly Sari Melinda (2013: 85) dalam kegiatan belajar
perhatian dan perlakuan yang sesuai.
mengajar,
guru
mendapat
Kemampuan yang dimiliki SYB dalam mata
pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi
pelajaran bahasa Indonesia yaitu menulis pantun dan
antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
membuat cerita dengan jumlah kalimat yang masih
peserta didik, peserta didik dengan lingkungan dimana
sedikit. Pada mata pelajaran PKn, SYB mampu
interaksi akan melibatkan banyak arah.
presentasi sebagai duta Indonesia menyampaikan
perlu
tentang alat musik tradisional dengan bantuan guru.
dilaksanakan guru pada pembelajaran bagi siswa
Kemampuan yang menonjol yakni bermain sepakbola
retardasi mental. Aspek yang diperhatikan, yaitu
karena SYB mempunyai stamina tubuh yang bagus
merancang kegiatan pembelajaran berupa praktek dan
dan kekuatan kaki saat berlari. Sedangkan hambatan
materi yang dipelajari dapat diterapkan dalam
belajar yang dihadapi SYB diantaranya kosakata yang
kehidupan. Kegiatan pembelajaran berupa praktek
terbatas, kesulitan pada mata pelajaran matematika,
dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
kesulitan memahami materi yang teoritis, mudah lupa
IPA,
untuk
pada materi yang diajarkan, dan komunikasi yang
membiasakan berbahasa Jawa dapat diterapkan dalam
kurang. Beberapa kemampuan yang dimiliki SYB bisa
keseharian. Ada materi pelajaran SBK, Bahasa Jawa,
ditingkatkan dengan penguatan dari
PJOK, dan Pendidikan Agama Islam yang dapat
memaksimalkan potensi yang dimiliki SYB.
SBK,
belajar
mengembangkan
anak
strategi
Prinsip
perlu
masing-masing
materi
dan
sambil
PJOK.
bekerja
Mengajarkan
guru untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari SYB meliputi
Guru mengetahui karakteristik SYB sebagai
keterampilan menggambar, sopan santun dalam
siswa yang pendiam dan berbicara dengan suara lirih
berbahasa Jawa dengan orangtua, dan mengaji. Hal
selama pembelajaran di kelas, namun aktif dalam
diatas menunjukkan bahwa pembelajaran yang guru
pembelajaran PJOK khususnya bermain sepakbola.
lakukan sudah sesuai prinsip belajar sambil bekerja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PJOK,
Prinsip belajar sambil bekerja sudah sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki SYB, yaitu stamina tubuh
pendapat Elly Sari Melinda (2013: 85) bahwa agar
yang bagus, kekuatan kaki dalam berlari, dan kurang
peserta didik memiliki pengalaman yang bermakna
dalam memahami instruksi. Hal tersebut sesuai
dalam pembelajaran maka pembelajaran bukan hanya
dengan pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono
2.594 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016
(2004: 115) bahwa guru sebagai pembimbing dalam
siswa retardasi mental perlu selalu dilakukan untuk
belajar
untuk
menunjukkan kedekatan dengan siswa. Memberikan
memberikan kesempatan yang memadai agar setiap
pujian merupakan salah satu penguatan verbal dari
murid dapat belajar sesuai dengan karakteristik
guru untuk siswa retardasi mental. Guru telah
pribadinya.
mengenal pribadi siswa retardasi mental yang
mengajar
Prinsip
diharapkan
menemukan
mampu
pembelajaran
cenderung diam di kelas. Hal tersebut sudah
berupa melibatkan siswa secara aktif. SYB dilibatkan
menggerakkan guru untuk memberi penguatan yang
aktif mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan dari
lebih supaya lebih aktif dan tidak malu untuk
awal hingga akhir pembelajaran bahkan mendapat
berbicara. Tujuan pembelajaran yang disesuaikan
tambahan waktu untuk bermain sepakbola. Pada
dengan kebutuhan siswa retardasi mental akan
semua kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, guru
membantunya
selalu
sesuai
Interaksi yang terbangun antara guru dengan siswa
kemampuan yang dimiliki. Dapat dikatakan bahwa
retardasi mental maupun dengan teman sekelas perlu
guru
dibina terus-menerus supaya dapat meningkatkan rasa
melibatkan
sudah
SYB
dalam
secara
melakukan
penuh
pembelajaran
dengan
memperhatikan prinsip menemukan.
Prinsip
mengikuti
pembelajaran.
percaya diri untuk berada di lingkungan sekolah.
dalam
Kegiatan sepakbola yang disukai siswa retardasi
pembelajaran bagi siswa retardasi mental meliputi
mental sudah mendapat dukungan dari guru PJOK
melaksanakan
pembelajaran
dengan
masalah
memberi
dan
pemecahan
untuk
masalah
berbasis
bantuan
pemecahan
selama
proses
memberikan
tambahan
waktu
bermain
sepakbola saat pembelajaran PJOK. Hal tersebut
pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah belum
menunjukkan
dilakukan secara optimal karena belum semua mata
kesempatan siswa retardasi mental mengoptimalkan
pelajaran
kemampuan yang dimiliki. Sedangkan hambatan
menggunakan
pembelajaran
berbasis
masalah yang sesuai dengan kebutuhan SYB.
kepedulian
guru
untuk
memberi
belajar yang dimiliki siswa retardasi mental menjadi
Bantuan yang guru berikan kepada SYB
evaluasi untuk guru agar dapat memfasilitasi dengan
selama pembelajaran menggunakan berbagai cara,
bimbingan belajar tambahan. Siswa retardasi mental
yaitu bertanya saat SYB mengerjakan soal latihan atau
sudah dilibatkan aktif dalam mengikuti setiap
tugas yang sedang diberikan, guru mendekati bila
pembelajaran namun untuk pembelajaran berbasis
SYB terlihat kesulitan, memberikan bimbingan berupa
masalah belum terlaksana secara optimal. Meskipun
penjelasan ulang secara individu saat pembelajaran,
demikian, guru tetap berusaha memberikan bantuan
memberikan semangat dan meyakinkan kemampuan
untuk siswa retardasi mental bila mengalami kesulitan
SYB, dan memberikan porsi waktu untuk melakukan
dalam pembelajaran di kelas.
sepakbola sebagai olahraga yang disukai. Mengajukan
SIMPULAN DAN SARAN
pertanyaan kepada SYB merupakan wujud penguatan
dari guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kemis
Simpulan
dan Ati Rosnawati (2013: 87) penguatan adalah
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
bentuk respon guru dengan menggunakan ucapan
dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan
(verbal atau gerakan isyarat/non verbal) terhadap
bimbingan belajar bagi anak retardasi mental
perilaku yang ditunjukkan siswa.
Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan,
diketahui bahwa motivasi yang guru berikan kepada
sebagai berikut, 1) Guru di SD Negeri Kalinegoro
6
Magelang
telah
melaksanakan
layanan
bimbingan belajar sesuai tiga tahapan layanan
Layanan Bimbingan Belajar .... (Dita Widya Utami) 2.595
bimbingan belajar berikut, a) pengenalan anak
DAFTAR PUSTAKA
berkebutuhan khusus yang mengalami masalah
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. (2004).
Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
belajar:
menggunakan
mengamati
kebiasaan
tes
hasil
belajar,
belajar,
mengungkap
kesalahan belajar dan memeriksa karya; b)
mengetahui
belajar:
sebab-sebab
sebab
timbulnya
masalah
belajar
diketahui
masalah
menggunakan tes psikologi; dan c) pemberian
Bob Algozzine dan Jim Ysseldyke. (2006). Teaching
Students With Mental Retardation A Practical
Guide for Every Teacher. California: Corwin
Press.
Ciptono dan Ganjar Triadi. (2010). Guru Luar
Biasa. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.
bantuan dalam pengentasan masalah belajar:
pemberian pengajaran perbaikan, memberikan
kata
penyemangat
dan
perhatian
khusus,
menasehati untuk belajar dengan rajin. 2) Guru
telah memberikan bantuan kepada siswa retardasi
mental
selama
pembelajaran
dalam
bentuk
bertanya saat SYB mengerjakan soal latihan atau
tugas yang sedang diberikan, guru mendekati bila
Dedy Kustawan. (2013). Bimbingan dan Konseling
Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: PT.
Luxima Metro Media.
Elly Sari Melinda. (2013). Pembelajaran Adaptif
Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: PT.
Luxima Metro Media.
Kemis dan Ati Rosnawati. (2013). Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus Tunagrahita. Jakarta:
Luxima Metro Media.
SYB terlihat kesulitan, memberikan bimbingan
berupa penjelasan ulang secara individu saat
pembelajaran,
memberikan
semangat
dan
Nunung Apriyanto. (2012). Seluk-Beluk Tunagrahita
dan Strategi Pembelajarannya. Yogyakarta:
Java Litera.
meyakinkan kemampuan SYB, dan memberikan
porsi waktu untuk melakukan sepakbola sebagai
olahraga yang disukai.
Prayitno dan Erman Amti, (2004). Dasar-dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Yustinus Semiun. (2006). Kesehatan Mental 2.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Download