perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGENAI ZAT BESI DENGAN TINGKAT
KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET BESI PADA IBU HAMIL DI
PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Dwi Tiara Septiani
G0009066
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,13 november 2012
Dwi Tiara Septiani
NIM.G0009066
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Dwi Tiara Septiani, G.0009066, 2012. Hubungan Pengetahuan Mengenai Zat Besi
terhadap Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi pada Ibu Hamil di
Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Latar Belakang: Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi
kehamilan dan persalinan. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab
utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Program
penanggulangan anemia besi, khususnya untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui
pemberian zat besi secara cuma-cuma melalui Puskesmas atau Posyandu. Akan tetapi
karena masih rendahnya pengetahuan sebagian besar ibu-ibu hamil maka program ini
tampak berjalan lambat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya
hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai zat besi dengan tingkat kepatuhan
mengkonsumsi tablet besi.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Subjek penelitian adalah ibu hamil di Puskesmas Sibela Mojosongo
Surakarta. Sampel yaitu ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi. Sampel diambil
secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner
tingkat pengetahuan mengenai zat besi, kuisioner tingkat pengetahuan mengkonsumsi
tablet besi dan skala inventori LMMPI. Data skor pengetahuan mengenai zat besi
dan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi
Square.
Hasil: Didapatkan 30 sampel ibu hamil. Hasil analisis Chi square menunjukkan
bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pengetahuan mengenai zat besi
dengan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Sibela Mojosongo
Surakarta. yaitu pasien dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki kepatuhan 35 kali
lebih tinggi dibanding dengan yang berpengetahuan dengan p = < 0.001 (OR = 35 ;
Cl 95% 2,977 s.d. 411,466).
Simpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan mengenai zat besi dengan tingkat kepatuhan
mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu
terhadap zat besi, semakin tinggi pula tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet
besi
Kata kunci: Ibu hamil, pengetahuan mengenai zat besi, kepatuhan mengkonsumsi
tablet besi.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Dwi Tiara Septiani, G.0009066, 2012. The Relation of Knowledge about Iron with
Compliance Consuming Iron Tablets in Pregnant Women in Sibela Mojosongo
Health Centre Surakarta. Mini Thesis, Faculty of Medicine, Sebelas Maret
University, Surakarta.
Background : Anemia in pregnant women increases the frequency of complications
of pregnancy and childbirth. Anemia due to iron deficiency is a major cause of
anemia in pregnant women compared with deficiencies of other nutrients. Iron
anemia prevention programs, especially for pregnant women has been done through
the provision of iron for free through the health center or Posyandu. However,
because of the limited knowledge of most of the pregnant women then this program
seem to run slow. This study aims to demonstrate a link between the level of
knowledge about the level of compliance with the iron taking iron tablets.
Methods: This study was an observational analytic cross-sectional approach.
Subjects were pregnant women Sibela Mojosongo the Surakarta Health Center.
Sample of pregnant women who took iron tablets. Samples were taken by purposive
sampling. The data collection technique using a questionnaire concerning the
knowledge level of iron, the level of knowledge questionnaires and scales consuming
iron tablets LMMPI inventory. Data score of knowledge about iron with Compliance
Consuming Iron Tablets in pregnant women were analyzed with Chi Square test.
Result : Obtained 30 samples of pregnant women. The results of Chi-Square analysis
showed that there is a positive relationship between the level of knowledge regarding
iron with adherence consuming iron tablets at the health center Mojosongo Sibela
Surakarta. that patients with a high level of knowledge has compliance 35 times
higher than those knowledge able with p = < 0.001 (OR = 35; 95% Cl 2.977 411.466
sd).
Conclusion : Based on this study it can be concluded that there is a correlation
between the level of knowledge about the level of compliance with the iron taking
iron tablets to pregnant women. The higher the mother's level of knowledge of the
iron, the higher the level of compliance in consuming iron tablets
Keywords :
Pregnant women, knowledge of iron, compliance consuming iron
tablets.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil’alamin, atas ridho Allah SWT, meksipun dengan
segala keterbatasan, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Mengenai Zat Besi dengan Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi
Tablet Besi pada Ibu Hamil di Puskesmas Mojosongo Surakarta”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini tidak lepas dari kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Erick Edwin, dr., Sp. OG, selaku pembimbing utama yang telah berkenan
meluangkan waktu memberikan bimbingan, saran, serta motivasi bagi penulis.
4. FX. Bambang Sukilarso S., dr., M.Sc. Sp. ParK, selaku pembimbing pendamping
atas segala bimbingan, arahan, dan waktu yang telah beliau luangkan bagi
penulis.
5. Tri Budi W, dr., Sp.OG (K), selaku penguji utama yang telah berkenan menguji
serta memberikan saran untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.
6. Ruben D., dr., Ir, Sp. ParK., Ph.D, selaku anggota penguji yang telah berkenan
menguji sehingga ketidaksempurnaan skripsi ini dapat diminimalisir.
7. Kepala beserta Staf Puskesmas Sibela Mojosongo atas ijin dan segala
bantuannya.
8. Bagian SMF Kedokteran Obsgyn RSUD Dr. Moewardi Surakarta, para dosen
beserta segenap staf.
9. Tim Skripsi, Perpustakaan FK UNS yang banyak membantu dalam penyelesaian
skripsi.
10. Bapak, Ibu, kakak, adik serta seluruh keluarga yang telah memberi dukungan
moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini.
11. Faiz Yunanto, Asri Sukawati, Calista Giovani, Francine Roselind serta pihakpihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang turut membantu
terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian dan penyusunan
skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Surakarta, 13 November 2012
Dwi Tiara Septiani
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
................................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................
ix
DAFTAR TABEL dan GAMBAR .....................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
xi
BAB 1
PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
7
B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 28
C. Hipotesis ..................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 34
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 30
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................... 30
C. Subjek Penelitian ........................................................................ 30
D. Besar Sampel .............................................................................. 31
E. Teknik Sampling ......................................................................... 31
F. Rancangan Penelitian..................................................................... 32
G. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 32
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. Definisi Operasional Variabel .................................................... 33
I.
Instrumen Penelitian ................................................................... 34
J.
Cara Kerja ................................................................................... 35
K. Teknik Analisis Data .................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 37
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 44
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 46
A. Simpulan ..................................................................................... 46
B. Saran ........................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 47
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
HB
: Hemoglobin
PH
: Power of Hydrogen
Fe
: Ferum
L-MMPI
: Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory
ASI
: Air Susu Ibu
SPSS
: Statistic Program for Social Science
WHO
: World Health Organization
PT
: Perguruan Tinggi
OR
: Odd Ratio
CI
: Confidence Interval
KEK
: Kekurangan Energi Kronis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
Gambar 4.1 Distribusi sampel berdasarkan pendidikan terakhir responden
Tabel 4.1.
Distribusi sampel berdasarkan pendidikan terakhir responden
Gambar 4.2 Distribusi sampel berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.2.
Distribusi sampel berdasarkan pekerjaan
Gambar 4.3 Distribusi sampel berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai zat
besi
Tabel 4.3.
Distribusi sampel berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai zat
besi
Gambar 4.4 Distribusi sampel berdasarkan tingkat kepatuhan mengkonsumsi
tablet besi
Tabel 4.4.
Distribusi sampel berdasarkan tingkat kepatuhan mengkonsumsi
tablet besi
Tabel 4.5
Analisis bivariat tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan
kepatuhan mengkonsumsi tablet besi
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Identitas Responden
Lampiran 2 Kuisioner Tingkat Pengetahuan Mengenai Zat Besi
Lampiran 3 Kuisioner Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi pada Ibu
Hamil
Lampiran 4 Skala L-MMPI
Lampiran 5 Data Primer
Lampiran 6 Hasil Analisis Statistik
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan
setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah
lahirnya bayi yang sehat sempurna secara jasmaniah dengan berat badan
yang cukup. Masa kehamilan adalah salah satu fase penting dalam
pertumbuhan anak karena calon ibu dan bayi yang dikandungnya
membutuhkan gizi yang cukup banyak (Depkes RI, 2004). Simarmata
(2008) menyebutkan bahwa
seseorang dipastikan hamil jika pada
pemeriksaan ditemukan tanda hamil pasti, yaitu mendengar suara detak
jantung janin dan meraba bentuk janin.
Kehamilan menyebabkan peningkatan metabolisme energi. Kebutuhan
energi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan
besarnya organ kandungan, perubahan posisi dan metabolisme tubuh ibu.
Sehingga kekurangan zat gizi tertentu menyebabkan janin tidak tumbuh
sempurna (Lubis, 2003). Ibu hamil memerlukan tambahan gizi untuk
pertumbuhan janin, placenta dan organ/jaringan lainnya. Ibu hamil
memerlukan tambahan energi rata-rata 220 kkl perhari (Khumaidi, 1994)
Kurang gizi pada saat hamil apabila tidak mendapatkan penanganan
dengan baik secara intensif akan mengakibatkan anemia. Kebanyakan ibu
commit
to user
hamil mengalami anemia gizi
(Depkes
RI, 2003).
1
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
Sohimah (2006) menyebutkan bahwa tingginya angka anemia pada ibu
hamil mempunyai kontribusi pula terhadap tingginya angka bayi lahir
dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia yang diperkirakan
mencapai 350.000 bayi setiap tahunnya. Oleh karena itu penanggulangan
anemia gizi menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang telah dilaksanakan pemerintah sejak
pembangunan jangka panjang I.
Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi
kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas,
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan angka kematian perinatal
meningkat. Di samping itu, pendarahan antepartum dan postpartum lebih
sering dijumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal,
sebab wanita yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak
anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga
terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan, partus imatur/prematur,
gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis),
gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, produksi ASI rendah), dan
gangguan janin seperti abortus, dismaturitas, mikrosomia, Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), kematian perinatal dan lain sebagainya. (Ulfah ,2009).
Prevalensi anemia pada ibu hamil di indonesia berkisar 20 – 80 %,
tetapi banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada ibu
hamil yang lebih besar dari 50%. Prevalensi anemia pada trimester III
berkisar 50 – 79%. Prevalensi anemia pada kehamilan secara bermakna
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
tinggi pada trimester ketiga atau kehamilan aterm dibanding dengan
trimester pertama dan kedua kehamilan (Ulfah, 2009).
Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia
pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Sehingga
anemia gizi pada kehamilan sering diidentikan dengan anemia besi (Ulfah,
2009). Hal ini disebabkan kurangnya asupan zat besi dalam makanan karena
gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan atau perdarahan (Prawiroharjo,
2002).
Pada saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi,
yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan, 2003). Jika
dibandingkan dengan negara-negara lain maka kematian ibu di Indonesia
adalah 15 kali angka kematian ibu di Malaysia, 10 kali lebih tinggi dari pada
Thailand, atau 5 kali lebih tinggi dari pada Philipina (Dandriani, 2007).
Sekitar 50% dari kematian di negara-negara berkembang dilatarbelakangi
oleh anemia defisiensi besi (Sofyan, 2006).
Untuk menanggulangi masalah anemia gizi besi pada ibu hamil maka
pemerintah melalui Departemen Kesehatan (Depkes) RI melaksanakan suatu
program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil. Menurut Manuaba (1998),
suplementasi tablet zat besi dan peningkatan gizi merupakan upaya penting
dalam pencegahan dan penanggulangan anemia.
Meskipun program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil sudah
dijalankan sejak tahun 1970, namun masih terdapat beberapa kasus yang
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disebabkan karena anemia pada masa
kehamilan. Hanya sedikit wanita
hamil di negara berkembang seperti di Indonesia yang dapat memenuhi
kebutuhan zat besi selama kehamilan melalui makanan sehari-hari, karena
sumber utama zat besi yang mudah diserap oleh tubuh (besi heme) yaitu
protein hewani seperti ikan dan daging relatif mahal harganya dan belum
sepenuhnya terjangkau oleh masyarakat (Beard, 2000)
Walaupun terdapat sumber makanan nabati yang kaya zat besi seperti
sayuran hijau dan kacang-kacangan, namun zat besi dalam makanan tersebut
lebih sulit penyerapannya. Oleh karena itu program pemberian suplementasi
tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu alternatif untuk
mengatasi anemia (Departemen Kesehatan, 2000).
Program penanggulangan anemia besi, khususnya untuk ibu hamil
sudah dilakukan melalui pemberian zat besi secara cuma-cuma melalui
Puskesmas atau Posyandu. Akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan
sebagian besar ibu-ibu hamil maka program ini tampak berjalan lambat
(Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan hasil di atas dan didukung pula dengan banyaknya kasuskasus kekurangan zat besi pada ibu hamil yang berkaitan dengan
pengetahuan ibu tentang zat besi dan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi,
penulis melakukan penelitian dengan judul hubungan pengetahuan zat besi
dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil di Puskesmas
Sibela Mojosongo Surakarta mengingat besarnya dampak buruk dari
commit
user
defisiensi zat besi pada wanita
hamiltodan
janin.
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian: Adakah hubungan pengetahuan zat besi
dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil di Puskesmas
Sibela Mojosongo Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan zat
besi dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil di
Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta
D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan akan dapat menambah wawasan
mengenai hubungan tingkat pengetahuan zat besi dengan kepatuhan
mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil.
2.
Manfaat praktis
Bagi praktisi, khususnya di bidang obstetri ginekologi penelitian
ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan penanganan
kasus-kasus mengenai
kekurangan gizi besi pada ibu hamil
berdasarkan pengetahuan mengenai zat besi dan kepatuhan terhadap
konsumsi tablet besi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil
dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni:
1) indera penglihatan
2) indera pendengaran
3) indera penciuman
4) indera perasa
5) indera peraba
Pengetahuan seseorang individu terhadap sesuatu dapat berubah dan
berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi
rendahnya mobilitas informasi tentang sesuatu dilingkungannya.
Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) dalam
diri orang tersebut menjadi proses berurutan yakni :
1) Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2) Interest (merasa tertarik) terhadap atau objek tersebut, di sini sikap
subjek sudah mulai timbul.
3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik atau tidaknya stimulus
commit
to usersikap responden sudah lebih baik
tersebut bagi dirinya. Hal
ini berarti
6
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lagi.
4) Trial (mencoba), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.
5) Adoption (beradaptasi), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadarann, dan sikapnya terhadap stimulus.
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan.
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu itu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan,
menyatakan,
dan
sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8
digilib.uns.ac.id
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9
digilib.uns.ac.id
c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Umur
Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat
ini dalam satuan tahun. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap
pola kehidupan yang baru dan harapan baru, semakin bertambah umur
semakin banyak seseorang menerima respon suatu objek, sehingga
pengetahuan semakin bertambah (Notoatmodjo, 2003).
2) Pendidikan
Pendidikan adalah proses pertumbuhan seluruh kemampuan dan
perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam pendidikan perlu
dipertimbangkan umur (proses perkembangan) dan hubungannya dengan
proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan
teknologi yang baru (Arikunto, 1997).
Menurut Notoatmodjo (2003), lewat pendidikan manusia akan
dianggap memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuannya manusia
diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik.
Semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan semakin berkualitas. Jika
wanita berpendidikan, wanita tersebut akan membuat keputusan yang
benar dalam memperhatikan kesehatannya.
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Jenis
pekerjaan dapat diketagorikan adalah Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta,
Pegawai Negri Sipil (PNS). Dalam bidang pekerjaan, pada umumnya
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diperlukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang.
Pekerjaan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia,
pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan
praktek yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan
berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoatmodjo,
2003).
4) Sumber Informasi
Informasi
mempengaruhi
memperoleh
yang
diperoleh
tingkat
dari
pengetahuan
informasi,
maka
berbagai
seseorang.
seseorang
sumber
Bila
cenderung
akan
seseorang
memperoleh
pengetahuan yang lebih luas. (Notoatmodjo, 2003). Sumber informasi
adalah sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi,
merangsang pikiran dan kemampuan.
2. Kepatuhan
a. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan adalah derajat di mana pasien mengikuti anjuran klinis dari
dokter yang mengobatinya (Kaplan dkk, 1997). Menurut Bart (1994)
mengutip dari Sackett bahwa mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai
sejauh mana perilaku individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
profesional kesehatan. Kepatuhan sulit diukur karena tergantung pada
banyak faktor, di antaranya pasien seringkali tidak mengakui bahwa dirinya
tidak melakukan apa yang dianjurkan dokter. Untuk itu diperlukan
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat mengetahui kepatuhan
pasiennya dalam melakukan pengobatan tersebut.
Bart (1994) mengutip pendapat Taylor, ketidakpatuhan sebagai suatu
masalah medis yang berat. Derajat ketidak patuhan bervariasi sesuai dengan
apakah pengobatan tersebut kuratif atau preventif jangka panjang atau
jangka pendek.
Menurut Nivven (2002) yang mengutip pendapat dari Dinicola dan
Dimatteo bahwa cara meningkatkan kepatuhan di antaranya melalui
perilaku sehat dan pengontrolan perilaku dengan faktor kognitif, dukungan
sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga lainnya,
teman, waktu dan uang merupakan faktor yang penting dalam kepatuhan
terhadap pelaksanaan program-program medis dan tentunya ada juga
dukungan dari profesional kesehatan.
Tablet zat besi sebagai suplemen yang diberikan pada ibu hamil
menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan
misalnya pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil yang kurang baik, efek
samping tablet yang ditimbulkan tablet tersebut dapat memicu seseorang
untuk kurang mematuhi konsumsi tablet zat besi secara benar sehingga
tujuan dari pemberian tablet tersebut tidak tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12
digilib.uns.ac.id
b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu manusia, dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
(Notoatmodjo, 2003).
2) Sikap
Menurut Berkowitz yang dikutip Notoatmodjo (2003) sikap adalah
suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau (Favorable) maupun
perasaan yang tidak mendukung atau memihak (Unfavorable) pada objek
tersebut.
Sikap adalah merupakan suatu reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek, manifestasi
sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan
(Notoatmodjo, 2003). Dengan kata lain sikap adalah tanggapan atau
persepsi seseorang terhadap apa yang diketahui. Jadi sikap tidak dapat
dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku
tertutup. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas tetapi
merupakan predisposisi tindakan.
Notoatmodjo (2003) mengutip dari Allport bahwa sikap terdiri dari
tiga komponen yaitu:
a) Komponen Kognitif (kepercayaan suatu objek)
b) Komponen emosional (perasaan)
c) Komponen perilaku kecenderungan untuk bertindak.
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude).
3) Tindakan
Menurut Notoatmodjo (2003) tindakan adalah realisasi dari
pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan nyata. Tindakan juga
merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat diamati oleh orang lain.
Empat tingkatan tindakan adalah sebagai berikut:
a) Persepsi (Perception)
Mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang diambil
b) Respon terpimpin (Guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar
c) Mekanisme (Mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan.
d) Adaptasi (Adaptation)
Adalah suatu praktek yang sudah berkembang dengan baik artinya
tindakan sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
14
digilib.uns.ac.id
3. Zat Besi
a. Definisi Zat Besi
Zat besi (Fe) merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, zat
ini terutama diperlukan dalam hemopoiesis (pembentukan darah) yaitu
dalam sintesa haemoglobin (Hb) (Moehji, 1993)
Zat Besi adalah komponen penting bagi tubuh. Hemoglobin (Hb)
dalam eritrosit berfungsi penting bagi tubuh yaitu mengantarkan oksigen ke
seluruh tubuh. Hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan
globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe) (Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat FKM UI, 2007).
b. Fungsi Zat Besi
Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh
yaitu
sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat
angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi
enzim di dalam jaringan tubuh (Almatsier, 2009).
c. Komposisi Zat Besi di dalam Tubuh
Jumlah zat besi di dalam tubuh orang normal berkisar antara 3 – 5 gr
tergantung dari jenis kelamin, berat badan dan haemoglobin. Besi di dalam
tubuh terdapat dalam hemoglobin sebanyak 1,5 – 3,0 gr dan sisa lainnya
terdapat di dalam plasma dan jaringan. Di dalam plasma besi terikat dengan
protein yang disebut “transferin” yaitu sebanyak 3 – 4 gr. Sedangkan dalam
jaringan berada dalam suatu status esensial dan bukan esensial. Disebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15
digilib.uns.ac.id
esensial karena tidak dapat dipakai untuk pembentukan Hb maupun
keperluan lainnya (Soeparman, 1990).
d. Sumber Zat Besi
Ada dua jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari
hem dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan
hanya antara 5 – 10% tetapi penyerapannya mencapai 20-30%. Makanan
hewani seperti daging, ikan dan ayam merupakan sumber utama zat besi
hem. Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti sayur-sayuran,
biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan (Wirakusumah, 1999)
Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet
zat besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat
besi yaitu balita, anak sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil. Pemberian
suplemen tablet zat besi pada golongan tersebut dilakukan karena kebutuhan
akan zat besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari makan saja tidak
dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Makanan yang banyak mengandung
zat besi antara lain daging, terutama hati dan jeroan, apricot, prem kering,
telur, polong kering, kacang tanah dan sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes,
2003).
e. Bentuk zat besi dalam tubuh
Terdapat empat bentuk zat besi dalam tubuh yaitu:
1) Zat besi dalam hemoglobin.
2) Zat besi dalam depot (cadangan) terutama sebagai feritin dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16
digilib.uns.ac.id
hemosiderin.
3) Zat besi yang ditranspor dalam transferin.
4) Zat besi parenkhim atau zat besi dalam jaringan seperti mioglobin dan
beberapa enzim antara lain sitokrom, katalase, dan peroksidase
(Allen, 2012)
f. Penyerapan Zat Besi
Diperkirakan hanya 5-15 % besi makanan diabsorbsi oleh orang
dewasa yang berada dalam status besi baik. Dalam keadaan defisiensi besi
absorbsi dapat mencapai 50%. Banyak faktor berpengaruh terhadap absorbsi
besi (Almatsier, 2009) :
1) Bentuk besi di dalam makanan berpengaruh terhadap penyerapannya.
Besi-hem, yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang
terdapat di dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi
nonhem. Kurang lebih 40% dari besi di dalam daging, ayam dan ikan
terdapat besi-hem dan selebihnya sebagai non-hem. Besi-nonhem juga
terdapat di dalam telur, serealia, kacang-kacangan, sayuran hijau dan
beberapa jenis buah-buahan. Makan besi-hem dan non-hem secara
bersama dapat meningkatkan penyerapan besi-nonhem. Daging, ayam
dan ikan mengandung suatu faktor yang membantu penyerapan besi.
Faktor ini terdiri atas asam amino yang mengikat besi dan membantu
penyerapannya. Susu sapi, keju, telur tidak mengandung faktor ini hingga
tidak dapat membantu penyerapan besi.
2) Asam organik, seperti vitamin C sangat membantu penyerapan besi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17
digilib.uns.ac.id
nonhem dengan merubah bentuk feri menjadi bentuk fero. Seperti telah
dijelaskan, bentuk fero lebih mudah diserap. Vitamin C di samping itu
membentuk gugus besi-askorbat yang tetap larut pada pH tinggi dalam
duodenum. Oleh karena itu sangat dianjurkan memakan makanan sumber
vitamin C tiap kali makan. Asam organik lain adalah asam sitrat.
3) Asam fitat dan faktor lain di dalam serat serelia dan asam oksalat di
dalam sayuran menghambat penyerapan besi. Faktor-faktor ini mengikat
besi, sehingga mempersulit penyerapannya. Protein kedelai menurunkan
absorbsi besi yang mungkin disebabkan oleh nilai fitatnya yang tinggi.
Karena kedelai dan hasil olahnya mempunyai kandungan besi yang
tinggi, pengaruh akhir terhadap absorbsi besi biasanya positif. Vitamin C
dalam jumlah cukup dapat melawan sebagian pengaruh faktor-faktor
yang menghambat penyerapan besi ini.
4) Tanin yang merupakan polifenol dan terdapat di dalam teh, kopi dan
beberapa jenis sayuran dan buah juga menghambat absorbsi besi dengan
cara mengikatnya. Bila besi tubuh tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidak
minum teh atau kopi waktu makan. Kalsium dosis tinggi berupa
suplemen menghambat absorbsi besi, namun mekanismenya belum
diketahui dengan pasti.
5) Tingkat keasaman lambung meningkatkan daya larut besi. Kekurangan
asam klorida di dalam lambung atau penggunaan obat-obatan yang
bersifat basa seperti antasid menghalangi absorbsi besi.
6) Faktor intrinsik di dalam lambung membantu penyerapan besi, diduga
karena hem mempunyai struktur yang sama dengan vitamin B12.
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7) Kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh terhadap absorbsi besi. Bila
tubuh kekurangan besi atau kebutuhan meningkat pada kondisi tertentu,
absobsi besi-nonhem dapat meningkat sampai sepuluh kali, sedangkan
besi-hem dua kali.
g. Eksresi Zat Besi
Berbeda dengan mineral lainnya, tubuh tidak dapat mengatur
keseimbangan besi melalui ekskresi. Besi dikeluarkan dari tubuh relatif
konstan berkisar antara 1,0 – 1,5 mg setiap hari melalui rambut, kuku,
keringat, air kemih dan terbanyak melalui deskuamasi sel epitel saluran
pencernaan.
Lain halnya dengan wanita yang sedang menstruasi dan wanita hamil
setiap hari kehilangan besi 0,5 – 1,0 mg atau 40 – 80 ml darah dan wanita
yang sedang menyusui sebanyak 1,0 mg sehari. Wanita yang melahirkan
dengan pendarahan normal akan kehilangan besi 500-550 mg (Soeparman,
1990).
h. Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil
Saat kehamilan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak
dibandingkan saat tidak hamil. Zat besi pada wanita hamil dibutuhkan selain
untuk memenuhi kehilangan basal, juga untuk pembentukan sel-sel darah
merah yang semakin banyak pada tubuh wanita hamil, serta janin dan
plasentanya. Seiring dengan bertambahnya umur kehamilan, zat besi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19
digilib.uns.ac.id
dibutuhkan semakin banyak. Dengan demikian risiko anemia zat besi
semakin besar (Wirakusumah, 1998).
Pada setiap kehamilan kebutuhan zat besi yang diperlukan sebanyak
900 mg Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam
plasenta 300 mg Fe dan untuk darah janin sebesar 100
mg Fe. Jika
persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan menguras
persediaan Fe tubuh dan akhirnya akan menimbulkan anemia pada
kehamilan (Manuaba, 1998).
Kebutuhan zat besi selama triwulan pertama relatif kecil yaitu 0,8
mg/hari, namun meningkat dengan pesat selama triwulan kedua dan ketiga
hingga 6,3 mg/hari. Sebagian dari peningkatan dapat dipenuhi oleh
simpanan zat besi dan peningkatan aditif persentase Fe yang diserap, tetapi
bila zat besi rendah atau tidak sama sekali dan zat besi yang diserap dari
makanan sangat sedikit, makanya suplemen zat besi sangat dibutuhkan pada
masa kehamilan (Demaeyer, 1993). Menurut Galloway (2002) selama
kehamilan, penyerapan besi meningkat menjadi 4 mg/dl, hampir tiga kali
lipat dibandingkan dengan keadaan tidak hamil.
i. Akibat Kekurangan Zat Besi pada masa Kehamilan
Kurangnya zat besi dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Proses
kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap.
Awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi, bila tidak dipenuhi
masukan zat besi lama-kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan
kadar Hb. Kadar normal haemoglobin dalam darah yaitu pada anak Balita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20
digilib.uns.ac.id
11 gr%, anak usia sekolah 12 gr%, wanita dewasa 12 gr%, ibu hamil 11
gr%, laki-laki 13 gr%, ibu menyusui 12 gr% (Departemen Kesehatan,
1992).
Ciri-ciri gejala anemia tidak khas dan sulit ditemukan tetapi dapat
terlihat dari kulit dan konjungtiva yang pucat, tubuh lemah, nafas pendek
dan nafsu makan hilang. Penentuan anemia klinis dipengaruhi oleh banyak
variabel seperti ketebalan kulit dan pigmantasi yang tidak dapat diandalkan
kecuali pada anemia berat. Oleh karena itu, pemeriksaan
laboratorium
sebaiknya digunakan untuk mendiagnosis dan menentukan beratnya anemia
(Daemeyer, 1995).
j. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Zat Besi pada Ibu
Hamil
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi
kurang zat besi pada ibu hamil menurut Departemen Kesehatan (1999)
adalah:
1) Meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan
sumber hewani (hem iron) yang mudah diserap seperti hati, daging, ikan.
Selain itu perlu ditingkatkan juga, makanan yang banyak mengandung
Vitamin C dan Vitamin A (buah-buahan dan sayuran) untuk membantu
penyerapan zat besi dan membantu proses pembentukan Hb.
2) Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan zat besi, asam folat,
vitamin A dan asam amino esensial pada bahan makanan yang dimakan
secara luas oleh kelompok sasaran. Penambahan zat besi ini umumnya
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan pada bahan makanan hasil produksi industri pangan.
3) Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu,
bertujuan untuk meningkatkan kadar Hb secara cepat. Dengan demikian
suplementasi zat besi hanya merupakan salah satu upaya pencegahan dan
penanggulangan kurang zat besi yang perlu diikuti dengan cara lainnya.
Menurut Lutsey dkk (2006) tables besi adalah strategi yang paling
banyak digunakan untuk meringankan defisiensi besi.
4. Suplementasi Zat Besi pada Ibu Hamil
a. Pengertian Suplementasi Tablet Zat Besi
Suplementasi tablet zat besi adalah pemberian zat besi folat yang
berbentuk tablet. Tiap tablet 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat,
yang diberikan oleh pemerintah pada ibu hamil untuk mengatasi masalah
anemia gizi besi (Departemen Kesehatan, 1999).
Pemberian suplementasi zat
besi menguntungkan karena dapat
memperbaiki status Hb dalam tubuh dalam waktu relatif singkat. Sampai
sekarang cara ini masih merupakan salah satu cara yang dilakukan pada ibu
hamil dan kelompok yang berisiko tinggi lainnya. Di Indonesia tablet besi
yang digunakan Ferrous Sulfat senyawa ini tergolong murah dan dapat
diabsorbsi sampai 20% (Wirakusumah, 1999).
Suplemen dengan tablet besi adalah pendekatan yang paling banyak
digunakan untuk mengendalikan masalah anemia defisiensi besi global.
(Allen, 2012)
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Dosis dan Cara Pemberian Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil
Menurut Depkes RI (1999), tablet zat besi diberikan pada ibu hamil
sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan yaitu:
1) Dosis pencegahan
Diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb. Dosisnya yaitu
1 tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat) berturut-turut
selama minimal 90 hari masa kehamilan mulai pemberian pada waktu
pertama kali ibu memeriksa kehamilannya (K1).
2) Dosis Pengobatan Diberikan pada sasaran (Hb < ambang batas) yaitu bila
kadar Hb < 11gr% pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari
kehamilannya.
c. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi
pada Ibu Hamil
Anemia defisiensi besi
mempengaruhi lebih dari 2 miliar orang.
Risiko utama adalah wanita hamil dan anak-anak muda. Meskipun distribusi
tablet besi diamalkan dalam banyak program antenatal perawatan di negara
berkembang, diduga bahwa wanita hamil tidak mengkonsumsinya.
Rendahnya
kepatuhan mengakibatkan sulitnya program tablet besi ini
berkembang (Galloway, 2002)
Menurut Bart (1994) mengutip dari Sackett bahwa mendefinisikan
kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku individu sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Kepatuhan sulit diukur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23
digilib.uns.ac.id
karena tergantung pada banyak faktor, di antaranya pasien seringkali tidak
mengakui bahwa dirinya tidak melakukan apa yang dianjurkan dokter.
Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat
mengetahui kepatuhan pasiennya dalam melakukan pengobatan tersebut.
Bart (1994) mengutip pendapat Taylor, ketidakpatuhan sebagai suatu
masalah medis yang berat. Derajat ketidak patuhan bervariasi sesuai dengan
apakah pengobatan tersebut kuratif atau preventif jangka panjang atau
jangka pendek.
Menurut Nivven (2002) yang mengutip pendapat dari Dinicola dan
Dimatteo bahwa cara meningkatkan kepatuhan di antaranya melalui
perilaku sehat dan pengontrolan perilaku dengan faktor kognitif, dukungan
sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga lainnya,
teman, waktu dan uang merupakan faktor yang penting dalam kepatuhan
terhadap pelaksanaan program-program medis dan tentunya ada juga
dukungan dari profesional kesehatan.
Faktor faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam mengkonsumsi
tablet besi pada ibu hamil yaitu :
1) Umur
Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator
dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang mengacu
pada setiap pengalamannya. Karakteristik pada ibu hamil berdasarkan
umur sangat berpengauh terhadap status berat badan ibu, kepatuhan ibu
dalam mengkonsumsi tablet besi, dimana semakin muda umur ibu hamil
maka ketidaksiapan ibu dalam menerima sebuah kehamilan, yang
commit to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berdampak tidak baik yang berisiko terjadi gangguan selama kehamilan,
yang salah satunya adalah anemia.
Hal ini berdampak pada kejadian keguguran pada ibu yang kurang
gizi. Pada ibu yang hamil dengan keadaan yang seperti ini akan
mengakibatkan kondisi bayi yang dilahirkan akan terganggu, misalnya
pada bayi prematur dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) (Nasoetion
dkk, 1998)
2) Pendidikan
Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Dari
kepentingan keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang
lebih tanggap adanya masalah defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil dan
bisa mengambil tindakan secepatnya (Kodyat, 1993)
Tingkat rendahnya pendidikan erat kaitannya dengan tingkat
pengertian tentang zat besi (Fe) serta kesadarannya terhadap konsumsi
tablet zat besi (Fe) untuk ibu hamil. Tingkat pendidikan turut pula
menentukan rendah tidaknya seseorang menyerap dan memakai
pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang diperoleh. Keadaan defisiensi zat
besi (Fe) pada ibu hamil sangat ditentukan oleh banyak faktor antara lain
tingkat pendidikan ibu hamil. Tingkat pendidikan ibu hamil yang rendah
mempengaruhi penerimaan informasi sehingga pengetahuan tentang zat
besi (Fe) menjadi terbatas dan berdampak pada terjadi defisiensi zat besi
(Fe) (Suhardjo, 1990).
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Semakin baik pendidikan ibu hamil, maka dalam menyerap
informasi yang diterima semakin baik khususnya tentang manfaat zat
besi (Fe), hal ini berdampak pada kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi zat besi (Fe) karena ibu hamil mengetahui manfaat dari
konsumsi zat besi (Fe) bagi ibu hamil.
3) Pekerjaan
Banyak ibu-ibu berkerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan
sendiri maupun keluarga. Faktor berkerja saja nampak belum berperan
sebagai timbulnya suatu masalah pada ibu hamil, tetapi kondisi kerja
yang sangat menonjol sebagai faktor yang mempengaruhi konsumsi
tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil (Depkes, 2000)
4) Pendapatan
Pendapatan biasanya berupa uang yang mempengaruhi daya beli
seseorang untuk membeli sesuatu. Pendapatan merupakan faktor yang
peling menentukan kuantitas maupun kualitas makanan sehingga ada
hubungan yang erat antara pendapatan dengan kepatuham mengkonsumsi
tablet besi pada ibu hamil. Namun Pedapatan yang meningkat tidak
merupakan kondisi yang menunjang bagi keadaan defisiensi zat besi (Fe)
pada ibu hamil yang memadai, terutama dimana kepercayaan atau
takhayul mengenai jenis makanan dan praktek pengolahan masakan
membawa akibat merusak pada keadaan gizi (Berg, 1986). Akibatnya
dalam pemilihan makanan yang mengandung zat besi (Fe), tidak bisa
dibeli atau dikonsumsi oleh ibu hamil.
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Efek Samping Pemberian Suplementasi Zat Besi
Pemberian zat besi secara oral dapat menimbulkan efek samping
pada saluran gastrointestinal pada sebagian orang, seperti rasa tidak enak
di ulu hati, mual, muntah dan diare. Frekuensi efek samping ini berkaitan
langsung dengan dosis zat besi. Tidak tergantung senyawa zat besi yang
digunakan, tak satupun senyawa yang ditolelir lebih baik daripada
senyawa yang lain. Zat besi yang dikonsumsi bersamaan dengan
makanan akan ditolerir lebih baik meskipun jumlah zat besi yang diserap
berkurang (Demaeyer, 1993). Pemberian suplementasi Preparat Fe pada
sebagian wanita menyebabkan sembelit. Penyulit ini dapat diredakan
dengan cara memperbanyak minum, menambah konsumsi makanan yang
kaya akan serat seperti roti, serealia, dan agar-agar (Arisman, 2009).
5. Hubungan
pengetahuan
mengenai
zat
besi
dengan
kepatuhan
mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil
Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap ibu hamil dan menimbulkan
suatu prilaku pada ibu hamil dalam mematuhi dan mengkonsumsi tablet zat
besi (Fe). Tanpa adanya pengetahuan tentang zat besi (Fe), maka ibu sulit
menanamkan kebiasaan dalam menggunakan bahan makanan sumber zat besi
yang penting bagi kesehatan (Soekirman, 1990)
Pengetahuan tentang zat besi (Fe) akan berdampak pada sikap terhadap
pangan yang akan terlihat dari praktek dalam penyediaan makanan sumber zat
besi (Fe) yaitu kemampuan untuk menerapkan informasi yang dimiliki dalam
kehidupan sehari-harinya. Pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) yang
commit to user
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
baik diharapkan dapat menerapkan, khususnya dalam pemilihan bahan
makanan sumber zat besi (Fe) (Soekirman, 1990)
Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting
dalam masalah defisiensi zat besi (Fe). Hal ini dapat terjadi karena masyarakat
kurang mampu dalam menerapkan informasi tentang zat besi (Fe) dalam
kehidupan sehari-hari (Khumaidi, 1994).
commit to user
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Tingkat
Pendidikan
Tingkat SosialEkonomi
Penyuluhan oleh
Institusi Kesehatan
Bacaan/
publikasi
Informasi yang diterima
Kecerdasan
Tingkat Pengetahuan
mengenai Zat Besi
Kesadaran pentingnya
zat besi
Keinginan memenuhi
kebutuhah zat besi
Kepatuhan
mengkonsumsi tablet
besi
Mempengaruhi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
commit to user
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka diajukan
hipotesis sebagai berikut: adanya hubungan antara pengetahuan mengenai zat besi
dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hami di Puskesmas
Mojosongo Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Yang dimaksud dengan penelitian analitik, yaitu penelitian
yang hasilnya tidak hanya berhenti pada taraf pendeskripsian, akan tetapi
dilanjutkan sampai taraf pengambilan simpulan yang dilakukan dengan
menggunakan uji statistik untuk menganalisis data yang diperoleh (Arief,
2004). Yang dimaksud dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian
dengan pengumpulan data yang dinilai secara simultan pada satu saat, sehingga
dalam studi ini tidak ada follow up (Pratiknya, 2001).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Ibu Hamil di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta
2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Subjek dalam penelitian ini adalah pasien di Puskesmas Sibela Mojosongo
Surakarta yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a. Kriteria inklusi:
ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi
b. Kriteria eksklusi, yaitu:
Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet besi
commit to user
30
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Besar Sampel
Penentuan besar sampel pada analisis bivariat yang melibatkan sebuah
variabel dependen dan sebuah variabel independen, diambil berdasarkan
teori “rule of thumb” menggunakan ukuran sampel sebesar minimal 45
subjek penelitian (Bhisma, 2010).
Jumlah sampel yang dibutuhkan untuk tiap variabel independen antara 15-20
pengamatan (Hair dkk, 1998).
n = 2 * (15 – 20 ) subjek penelitian
= 30 – 45 subjek penelitian
Dan peneliti menetapkan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini
sebesar 30 subjek penelitian
4. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan purposive sampling, yaitu peralihan subyek berdasarkan ciriciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi
(Taufiqurrohman, 2003). Dan selanjutnya pemilihan besar sampel dari total
populasi yang ada dilakukan dengan cara random sampling.
commit to user
31
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Rancangan Penelitian
Sampel : Ibu Hamil yang menkonsumsi tablet besi
Pemberian kuisioner pengetahuan mengenai zat besi dan LMMPI
patuh
tinggi
sedang
buruk
kepatuhan
mengkonsumsi
tablet besi
kepatuhan
mengkonsumsi
tablet besi
kepatuhan
mengkonsumsi
tablet besi
Tidak patuh
patuh
Tidak patuh
patuh
Tidak patuh
Analisis Statistik Data
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
E. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
: Pengetahuan mengenai zat besi pada ibu hamil
2. Variabel terikat
: Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu
hamil
commit to user
32
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Variabel luar
a. Dapat dikendalikan : Usia, faktor genetik, sosial ekonomi
b. Tidak dapat dikendalikan : Ras, kondisi stres psikososial, aktivitas
sehari-hari
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel bebas :
a. Tingkat pengetahuan adalah skor yang didapatkan dari jawaban
kuesioner responden yang menggambarkan kemampuan kognitif:
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, sintesis, dan
evaluasi responden mengenai zat besi
b. Skala : Ordinal
c. Kategori :
1) Tingkat pengetahuan baik, bila skor responden >50% dari skor seluruh
pertanyaan tentang pengetahuan.
2) Tingkat pengetahuan buruk, bila skor responden ≤50% dari skor
seluruh pertanyaan tentang pengetahuan
d. Cara Pengukuran : Pengisian kuesioner
2. Variabel terikat :
a. Definisi: Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil yaitu
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi selama kehamilan
b. Skala : Ordinal
c. Kategori :
1) Patuh, bila skor responden >50% dari skor seluruh pertanyaan tentang
kepatuhan.
commit to user
33
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Tidak patuh, bila skor responden ≤50% dari skor seluruh pertanyaan
tentang kepatuhan
d. Cara Pengukuran : Pengisian kuesioner
G. Instrumen penelitian
Alat yang digunakan untuk mengukur masing-masing variabel dalam
penelitian ini adalah kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup yaitu:
1. Formulir Biodata
2. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Mengenai Zat Besi
Kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan
mengenai zat besi pada ibu hamil, yang terdiri dari 10 petanyaan nilai item
maksimal 1 yaitu :
1 : ibu hamil menjawab benar pada pertanyaan
0 : ibu hamil menjawab salah pada pertanyaan
Kuesioner ini meliputi proses untuk mengetahui atau mengingat kembali
apakah ibu hamil tahu atau mengerti tentang zat besi (Fe), yang terdiri dari
pengertian, cara mengkonsumsi, pelaksanaan dan akibat dari defisiensi zat
besi (Fe).
3. Kuesioner Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet besi
kuesioner
untuk
mengetahui
kepatuhan
ibu
hamil
dalam
mengkonsumsi tablet besi adalah menggunakan kuesioner dengan bentuk
pertanyaan tertutup yang terdiri dari 10 pertanyaan yang terdiri dari
pertanyaan favourabel dengan nilai item maksimal 1 yaitu:
1: ibu hamil menjawab ya dalam pertanyaan
0: ibu hamil tidak dalam menjawab pertanyaan
commit to user
34
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Yaitu terdapat pada soal nomor 1,2,3,6,7,8,9
Sedangkan unfavourabel :
0: ibu hamil tidak dalam menjawab pertanyaan
1: ibu hamil ya dalam pertanyaan
Yaitu pada soal nomor 4,5,7,10
Kuesioner terdiri dari kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
selama kehamilan dan dapat dinilai dengan skor penelitian.
Kedua kuesioner ini telah divalidasi oleh Muhammad Hadi Subhan
dengan judul hubungan karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang zat besi (Fe) dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi di Desa
Sowan Lor Wilayah Kerja Puskesmas Kedung I Kabupaten Jepara.
4. Skala inventori Lie Scale Minnesota Multiphasic Personality Inventory
(L-MMPI)
Tes ini berfungsi sebagai skala validitas untuk mengidentifikasi hasil
yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek
penelitian. Tes terdiri dari 15 soal dengan jawaban “ya” atau “tidak” dengan
nilai batas skala adalah ≥ 10, artinya apabila responden mempunyai nilai 10
maka responden tersebut dinyatakan invalid (Graham, 2005).
H. Cara kerja
1. Mencari referensi yang berhubungan dan mendukung penelitian yang akan
dilaksanakan, agar memberi bekal saat melakukan penelitian.
2. Peneliti memperlengkapi perijinan untuk pelaksanaan penelitian.
commit to user
35
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Melakukan informed consent kepada pasien atau keluarga pasien untuk
dapat melakukan penelitian.
4. Responden mengisi kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien
dan keteraturan pengobatan
5. Hasil kuesioner dikumpulkan lalu dianalisis menggunakan analisis regresi
logistik ganda.
I. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai zat
besi dengan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil, data
yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan Uji Chi Square
dengan bantuan software SPSS for Windows, dikarenakan masalah penelitian
adalah kategorik dan data tidak berpasangan (Dahlan, 2011).
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan kepada ibu hamil di Puskesmas Mojosongo Surakarta
pada bulan April - Mei 2012. Penelitian menggunakan responden sebanyak 30
orang. Responden adalah Setiap ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas
Sibela Mojosongo Surakarta. Setelah itu dilakukan pemilahan dari kelengkapan
pengisian kuisioner yang mencakup biodata, kuesioner tingkat pengetahuan
mengenai zat besi, dan kuesioner tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi.
Didapatkan 47 responden yang mengisi lengkap kuesioner. Kemudian dilakukan
random sampling dengan menggunakan undian untuk mengambil 30 sampel
sesuai dengan jumlah sampel minimal yang dibutuhkan pada penelitian.
A. Karakteristik Responden
1. Pendidikan Terakhir Ibu Responden
Dari hasil penelitian diperoleh data karakteristik pendidikan terakhir ibu
responden sebagai berikut:
commit to user
37
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Ibu Responden
pendidikan terakhir ibu frekuensi
persentase
Tidak Sekolah
0
0%
Tamat SD
6
20%
Tamat SMP
5
17%
Tamat SMA
14
47%
5
17%
30
100%
Tamat PT
Jumlah
Atau dapat dilihat pada diagram berikut:
17%
20%
Tamat SD
17%
Tamat SMP
Tamat SMA
46%
Tamat PT
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Ibu Responden
Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir
ibu paling banyak adalah Tamat SMA sebanyak 14 responden (46%) dan
paling sedikit adalah SMP dan PT sebanyak 5 responden (17 %).
commit to user
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pekerjaan Ibu Responden
Sesuai hasil penelitian, diperoleh karakteristik usia responden sebagai
berikut
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Responden
Pekerjaan
Frekuensi
Ibu Rumah Tangga
Persentase
17
57%
Buruh
3
10%
Petani
0
0%
PNS
1
3%
Swasta
9
30%
Jumlah
30
100%
Atau dapat dilihat pada diagram berikut:
30%
Ibu Rumah Tangga
57%
10%
3%
Buruh
Petani
PNS
Swasta
0%
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Responden
commit to user
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pekerjaan ibu
paling banyak adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 17 responden (57%) dan
paling sedikit adalah petani sebanyak 0 responden (0%).
B. Tingkat pengetahuan mengenai zat besi
Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik tingkat pengetahuan responden
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mengenai Zat Besi
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
persentase
tinggi
22
73%
rendah
8
27%
jumlah
30
100%
Atau dapat dilihat pada diagram berikut:
27%
tinggi
73%
rendah
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi
Tingkat
Pengetahuan Mengenai Zat Besi
commit
to user
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel dan gambar di atas, tingkat pengetahuan responden terbanyak
adalah tinggi sebanyak 22 responden (73%), dan tingkat pengetahuan
responden dengan jumlah paling sedikit adalah tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 8 responden (27%).
C. Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi
Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik tingkat kepatuhan responden
mengkonsusi tablet besi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi
Tingkat Kepatuhan
Frekuensi Peresentase
Patuh
24
80%
Tidak Patuh
6
20%
Jumlah
30
100%
Atau dapat dilihat pada diagram berikut:
12%
Patuh
Tidak Patuh
88%
commit to user
Gambar 4.4 Distribusi frekuensi tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet besi
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel dan gambar di atas, didapatkan bahwa sebagian besar
responden patuh mengkonsumsi tablet besi yaitu sebanyak 26 responden (88%)
dan yang tidak patuh mengkonsumsi tablet besi adalah sebanyak 6 responden
(12%).
D. Analisis statistik
Pada tahap ini dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan
dengan variabel bebas (tingkat pengetahuan) terhadap variabel terikat (tingkat
kepatuhan) serta arah hubungannya. Uji statistik menggunakan Chi-Square
Test dengan Confidence Interval (CI) = 95%.
Hubungan pengetahuan mengenai zat besi dengan tingkat kepatuhan
mengkonsumsi tablet besi
Tabel 4.5 Analisis Bivariat tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi
Tingkat kepatuhan
Variabel
Patuh
n(%)
Tidak patuh
n(%)
Total
OR
p
n(%)
Tingkat pengetahuan:
Tinggi
21 (95)
Rendah
3 (37)
1 (5)
22 (100)
5 (63)
8 (100)
35
<0,001
Dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.5 didapatkan 22 orang yang memiliki
pengetahuan tinggi, 21 orang (95%) tergolong patuh dan 1 orang (5%)
commit to user
tergolong tidak patuh. Sedangkan untuk 8 sampel yang berpengetahuan rendah
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didapatkan 3 orang (37%) yang tergolong patuh dan 5 orang (63%) tergolong
tidak patuh. Analisis bivariat terhadap hubungan antara tingkat pengetahuan
mengenai zat besi dan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi menunjukkan
hubungan yang signifikan (p = 0,00). Pasien dengan tingkat pengetahuan tinggi
memiliki
kepatuhan
35
kali
lebih
tinggi
dibanding
dengan
yang
berpengetahuan rendah. (OR=35 ; Cl 95% 2,977 s.d. 411,466), tetapi hasil ini
belum mengontrol pengaruh dari variabel perancu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Zat
Besi
dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi pada Ibu Hamil di
Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta” dilakukan pada bulan April - Mei 2012
di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta dan didapatkan 47 responden yang
mengisi lengkap kuesioner. Kemudian dilakukan random sampling dengan
menggunakan undian untuk mengambil 30 sampel sesuai dengan jumlah sampel
minimal yang dibutuhkan pada penelitian.
Responden terdiri dari Setiap ibu hamil yang memeriksakan diri di
Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. Pendidikan terakhir responden adalah,
tidak sekolah, tamat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Sumber pengetahuan
dari responden berasal dari media masa, buku, sekolah atau kuliah, orangtua, dan
teman. Sedangkan pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga, buruh, petani,
PNS dan pegawai swasta.
Dari hasil penelitian, dapat dilihat tingkat pengetahuan zat besi responden
yang berpengetahuan tinggi sebanyak 22 responden (73%), dan yang tingkat
pengetahuan zat
besi
rendah sebanyak
8
responden
(27%).
Menurut
(Notoatmodjo, 2003) tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh umur,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Dengan adanya perbedaan
umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi, maka didapatkan pula
tingkat pengetahuan yang berbeda sari sampel.
Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi dari sampel adalah bahwa sebagian
besar responden patuh mengkonsumsi tablet besi yaitu sebanyak 26 responden
commit to user
44
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(88%) dan yang tidak patuh mengkonsumsi tablet besi adalah sebanyak 6
responden (12%). Sesuai dengan yang diungkapkan Soekirman (1990)
Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap ibu hamil dan menimbulkan suatu
prilaku pada ibu hamil dalam mematuhi dan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).
Tanpa adanya pengetahuan tentang zat besi (Fe), maka ibu sulit menanamkan
kebiasaan dalam menggunakan bahan makanan sumber zat besi yang penting bagi
kesehatan.
Dari data tingkat pengetahuan zat besi dan kepatuhan mengkonsumsi tablet
besi kemudian dilakukan analisis statistik menggunakan Chi Square untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai zat
besi dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis statistik,
didapatkan expected count >5.0, maka data tersebut dapat dianalisis menggunakan
uji Chi Square dan dinilai ukuran kekuatan hubungan dengan Odds Ratio.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan mengenai zat besi dengan tingkat kepatuhan mengkonsumsi
tablet besi, yaitu pasien dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki kepatuhan 35
kali lebih tinggi dibanding dengan yang berpengetahuan rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang positif antara
tingkat pengetahuan mengenai zat besi dengan tingkat kepatuhan
mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil di Puskesmas Sibela Mojosongo.
Ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki kepatuhan 35 kali
lebih tinggi dibanding dengan yang berpengetahuan rendah (OR=35)
B. Saran
1. Petugas kesehatan hendaknya lebih banyak melakukan edukasi terhadap
ibu hamil mengenai pentingnya zat besi dan dampak yang diakibatkan
oleh defisiensi zat besi untuk mengurangi kejadian anemia defisiensi zat
besi pada ibu hamil
2. Mengadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan jumlah sampel
yang lebih banyak dan kriteria inklusi yang lebih lengkap, serta dalam
lingkup wilayah yang lebih luas
3. Mengadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode lain
dengan
mengendalikan
faktor-faktor
luar
lain
yang
turut
mempengaruhi, seperti kepribadian, pendidikan, pekerjaan dan sosial
ekonomi yang belum dapat dikendalikan dalam penelitian ini
commit to user
46
Download