34 revitalisasi implementasi pendidikan karakter berbasis daya

advertisement
REVITALISASI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS DAYA INOVASI GURU
DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA
MOHAMMAD HASIB*)
*)
Dosen Program Studi PPKn STKIP PGRI Tulungagung
ABSTRAK
Fenomena kehidupan global berupa Speed, Conectivity, Intangable, dan
Compatibility, telah menciptakan terjadinya persaingan antar bangsa yang
semakin ketat. Sedangkan kondisi obyektif sumberdaya manusia Indonesia dewasa
ini berada pada posisi yang cukup memprihatinkan jika dibandingkan dengan
negara lain. Kondisi ini mendorong dilaksanakannya pendidikan karakter yang
kuat bagi bangsa Indonesia sehingga mampu bersaing dalam kehidupan global.
Oleh karena itu kebijakan pendididikan diarahkan pada pembangunan manusia
seutuhnya untuk membentuk karakter bangsa kuat dan berdaya saing global.
Permasalahan dalam kajian ini adalah bagaimana implementasi pendidikan
karakter bangsa berbasis daya inovasi guru? Adapun tujuan dari pembahasan
permasalahan ini adalah untuk mendeskripsikan implementsi pendidikan karakter
bangsa bersasis daya inovasi guru. Hasil pembahasan menggambarkan bahwa
implementasi pendidikan karakter bangsa diarahkan pada tertanamnya nilai-nilai
luhur secara massive pada setiap individu bangsa Indonesia yang tercermin pada
cara berfikir, bersikap dan berperilaku. Setrategi pendidikan karakter bangsa
dilaksanakan melalui jalur pendidikan keluarga, jalur pendidikan luar sekolah dan
jalur sekolah. Guru menjadi kunci utama dalam implementasi pendidikan karakter
bangsa melalui jalur sekolah. Implementasi pendidikan karakter bangsa dilakukan
secara terintergrasi dalam proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran baik
bersifat intra kurikuler maupun ekstra kurikuler. Revitalisasi implementasi
pendidikan karakter bangsa oleh guru dilakukan dengan meningkatkan daya
inovasi yang berbasis teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi dalam
implementasi pendidikan karakter bangsa akan meningkatkan wawasan dan
kompetensi global dan pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan lulusan
berdaya saing global. Kesimpulan bahwa implementasi pendidikan karakter
bangsa diarahkan untuk menanamkan nilai-nilai luhur bangsa secara massive,
oleh guru dengan daya inovasi tinggi dengan berbasis pada teknologi informasi.
Kata Kunci: Implementasi, Inovasi, Pendidikan, Karakter
A. PENDAHULUAN
bersifat multi dimensional, karena terkait
Latar Belakang Masalah
dengan
Rencana
Pembangunan
pengembangan
multi
aspek
Jangka
potensi-potensi keunggulan bangsa dan
Panjang Nasional Tahun 2005-2025, yang
bersifat multi dimensional yang men-
menempatkan pendidikan karakter se-
cakup dimensi-dimensi kebangsaan yang
bagai misi pertama dari delapan misi
hingga
guna mewujudkan visi pembangunan
Sementara
nasional. Pendidikan karakter bangsa
global berupa Speed, Conectivity, In-
memiliki urgensi yang sangat luas dan
tangable, dan Compatibility, telah men-
saat
itu
ini
terus
berproses.
fenomena
kehidupan
34
ciptakan
terjadinya
persaingan
antar
bangsa yang semakin ketat.
Realita,
hidupan
situasi
bangsa
dan
kondisi
Indonesia
ke-
tersebut
Realitas kehidupan berbangsa dan
sangat bertolak belakang dengan cita-
bernegara Indonesia dewasa ini cukup
cita dan harapan sebagai bangsa yang
memprihatinkan, hal ini akan sangat
berkarakter tangguh, kompetitif, ber-
tampak beberapa fenomena telah dan
akhlak mulia, dan bermoral berdasarkan
sedang terjadi antara lain
falsafah Pancasila yang dicirikan dengan
hasil survei
persepsi masyarakat terhadap integritas
watak
pemilu yang dilakukan Komisi Pem-
masyarakat Indonesia yang beragam,
berantaaan Korupsi (KPK) pada 2013
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
menunjukkan
Yang
bahwa:
Sebanyak
71
dan
perilaku
Maha
Esa,
manusia
berbudi
dan
luhur,
persen responden mengaku “mafhum”
bertoleran, bergotong royong, berjiwa
praktik politik uang dalam pemilu sudah
patriotik,
menjadi hal yang lumrah terjadi di
berorientasi IPTEK.
Indonesia. Bahkan, 92 persen responden
manyatakan
bahwa
Dalam
upaya
dinamis,
dan
memperbaiki
tata
dan
kehidupan dan mencapai cita-cita dan
politisi yang tersangkut kasus korupsi
harapan bangsa dan negara, maka salah
“sudah
satu yang utama dan pertama dilakukan
umum”
pemimpin
berkembang
terjadi
di
Indonesia.
(Republika.co.id). Kasus-kasus kourpsi di
dengan
Indonesai terus bergulir bahkan Calon
karakter
Pejabat KAPOLRI yang sudah jelas telah
komponen masyarakat yang mencakup
ditetapkan sebagai tersangka korupsi
berbagai
oleh
implementasi
Komisi
Pemberantasan
Korupsi
melaksanakan
bangsa
aspek
pembangunan
untuk
segenap
kehidupan.
Strategi
pembangunan
karakter
(KPK) tetapi juga tetap dinyatakan lolos
bangsa
dalam fit and proper test oleh DPR RI.
dilaksanakan melalui jalur pendidikan
(news.detik.com) Kondisi semacam ini
formal maupun jalur pendidikan non
mencerminkan
bahwa masyarakat dan
formal, namun belum menunjukkan hasil
pemerintahan Indonesia telah meng-
yang optimal. Oleh karena itu dalam
anggap bahkan melegitimasi terjadinya
pembahasan pendidikan karakter bangsa
penyimpangan atas norma moral dan
ini akan difokuskan pada bagaimanana
norma hukum adalah suatu realitas
merevitalisasi implementasi pendidikan
kehidupan
karakater bangsa secara masive sehingga
yang
biasa
terjadi
di
Indonesia. Sementara itu Index Pembangunan
Manusia
Indonesia
(IPM)
secara
konvensional
telah
dapat mencapai hasil yang optimal.
Permasalahan
yang
akan
dikaji
meski mengalami kenaikan, peringkat
dalam pembahasan ini adalah:
IPM Indonesia tetap bertengger di urutan
a. Bagaiamana implementasi pendidikan
108 dari 287 negara. Indonesia juga
belum beranjak dari kelompok medium
dalam
soal
pembangunan
(Kompasiana.com)
manusia.
karakter bangsa?
b. Bagaimana
pengembangan
daya
inovasi guru dalam pembelajaran?
c. Bagaimana revitalisasi implementasi
pendidikan karakter bangsa berbasis
35
pengembangan daya inovasi guru
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
dalam pembelajaran?
pengendalian
Sementara
tujuan
dan
manfaat
Im-
cerdasan,
diri,
akhlak
kepribadian,
mulia,
serta
keke-
plementasi Pendidikan Karakter Bangsa
terampilan yang diperlukan dirinya dan
adalah:
masyarakat”.
a. Mendeskripsikan akan implementasi
pendidikan
karakter
dan
dipertukarkan dengan istilah etika, ahlak,
mendeskripsikan pengembangan daya
dan atau nilai dan berkaitan dengan
inovasi guru dalam pembelajaran.
kekuatan moral, berkonotasi “positif”
b. Mendeskripsikan
bangsa,
Istilah karakter dihubungkan dan
revitalisasi
bukan netral. Sedangkan Karakter me-
karakter
nurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
bangsa, melalui pengembangan daya
(2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan,
inovasi guru dalam pembelajaran.
akhlak atau budi pekerti yang mem-
implementasi
akan
pendidikan
c. Urgensi dari pembahasan ini adalah
memberikan
sumbangsih
bedakan
seseorang
dari
yang
lain.
dalam
Dengan demikian Karakter adalah nilai-
mendorong daya inovasi guru untuk
nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan,
efektifitas implementasi pendidikan
mau berbuat baik, nyata berkehidupan
karakter bangsa.
baik, dan berdampak baik terhadap
d. Pembahasan ini juga menjadi penting
lingkungan) yang terpateri dalam diri dan
dikarenakan selama ini telah muncul
terejawantahkan dalam perilaku. Karakter
kehidupan sehari-hari penerapan ICT
secara koheren memancar dari hasil olah
(information computer & technogy)
pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa
dalam dunia pendidikan namun masih
dan karsa seseorang atau sekelompok
sering diabaikan.
orang. Karakter merupakan ciri khas
e. Jika inovasi memiliki sumbangan yang
seseorang atau sekelompok orang yang
cukup efektif terhadap implementasi
mengandung
pendidikan karakter bangsa, maka
kapasitas moral, dan ketegaran dalam
dapat dimanfaatkan sebagai bahan
menghadapi kesulitan dan tantangan.
pertimbangan dalam menyusun ke-
Salah
bijakan pendidikan karakter bangsa.
sebagaimana disebutkan oleh Hill (2002)
satu
nilai,
definisi
kemampuan,
karakter
adalah
yang menyatakan: “Character determines
B.
KAJIAN TEORI
Pada
someone’s private thoughts and some-
dasarnya
pen-
one’s actions done. Good characteris the
didikan pada undang-undang Nomor 20
inward motivation to do what is right,
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
according to the highest standard of
Nasional
behaviour, in every situation”.
telah
pengertian
dirumuskan
bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar dan
Enam jenis karakter yang menjadi
terencana untuk mewujudkan suasana
acuan seperti yang terdapat dalam The
belajar dan proses pembelajaran agar
Six Pillars of Character yang dikeluarkan
peserta
didik
ngembangkan
secara
potensi
aktif
me-
oleh Character Counts Coalition (a project
dirinya
untuk
of The Joseph Institute of Ethics) dalam
36
(Wanda Chrisiana, 2005) Enam jenis
mencintai atau menginginkan kebaikan
karakter yang dimaksud adalah sebagai
(loving
berikut:
(1)
bentuk
melakukan kebaikan (acting the good)
karakter
yang
seseorang
oleh karena itu, cara membentuk karakter
menjadi: berintegritas, jujur, dan loyal. (2)
yang efektif adalah dengan melibatkan
Fairness, bentuk karakter yang membuat
ketiga aspek tersebut. Oleh karena itu
seseorang memiliki pemikiran terbuka
dapat dijelaskan bahwa dalam pen-
serta tidak suka memanfaatkan orang
didikan karakter ada tiga hal yang harus
lain. (3) Caring, bentuk karakter yang
ditekankan, yaitu: Pertama, knowing the
membuat
good.
Trustworthiness,
membuat
seseorang
memiliki
sikap
or
dering
Dalam
the
good),
membentuk
dan
karakter,
peduli dan perhatian terhadap orang lain
peserta didik tidak hanya sekedar tahu
maupun
lingkungan
mengenai hal-hal yang baik, akan tetapi
sekitar. (4) Respect, bentuk karakter yang
mereka harus dapat memahami apa
membuat seseorang selalu menghargai
makna dari perbuatan baik itu. Kedua,
dan
feeling
kondisi
menghormati
Citizenship,
sosial
orang
bentuk
lain.
karakter
(5)
the
good.
Konsep
ini
lebih
yang
menekankan bagaimana membangkitkan
membuat seseorang sadar hukum dan
rasa cinta peserta didik untuk melakukan
peraturan
serta
peduli
terhadap
perbuatan baik. Ketiga, acting the good.
lingkungan
alam.
(6)
Responsibility,
Pada aspek ini, peserta didik dilatih untuk
bentuk karakter yang membuat se-
melakukan perbuatan baik.
seorang bertanggung jawab, disiplin,
danselalu melakukan sesuatu dengan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebaik mungkin.
Karakter akan
terbentuk
sebagai
hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti
C. METODE PENELITIAN
dialami
setiap
manusia
(triangle
“Pendidikan karakter adalah pen-
relationship), yaitu hubungan dengan diri
didikan untuk membentuk kepribadian
sendiri (intrapersonal), dengan lingkung-
seseorang
an (hubungan sosial dan alam sekitar),
melalui
pendidikan
budi
pekeri, yang hasilnya terlihat dalam
dan
tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah
(spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut
laku yang baik, jujur, bertanggung jawab,
akan
menghormati hak orang lain, kerja keras
mahaman yang pada akhirnya menjadi
dan sebagainya” (Thomas Lickona, 1991).
nilai
Selanjutnya Thomas Lickona menyatakan
Wibowo, 2011).
bahwa pendidikan karakter terdiri dari 3
bagian
yang
pengetahuan
saling
tentang
terkait,
moral
yaitu
(moral
hubungan
dengan
memberikan
dan
keyakinan
Tuhan
YME
pemaknaan/peanak
(Timothy
Ada beberapa alasan mendasar yang
melatari
pentingnya
pembangunan
karakter bangsa, baik secara filosofis,
knowing), perasaan (moral feeling), dan
ideologis, normatif, historis
perilaku
behavior).
sosiokultural. Hal ini menunjukkan bahwa
Karakter yang baik terdiri dari me-
jati diri dan karakter bangsa menjadi
ngetahui kebaikan (knowing the good),
landasan yang harus terus menerus
bermoral
(moral
maupun
37
diperkuat
melalui
jalur
pendidikan.
merupakan
wahana
pembangunan
Fungsi dan peran karakter bangsa bahwa:
karakter bangsa melalui keteladanan
(1)
sangat
penyelenggara negara, elite pemerintah,
esensial dalam berbangsa dan bernegara,
dan elite politik. (3) Lingkup Masyarakat
hilangnya karakter akan menyebabkan
Sipil, merupakan wahana pembinaan dan
hilangnya generasi penerus bangsa; (2)
pengembangan
karakter berperan sebagai “kemudi” dan
teladanan
kekuatan sehingga bangsa ini tidak
masyarakat serta berbagai kelompok
terombang-ambing; (3) karakter tidak
masyarakat
datang dengan sendirinya, tetapi harus
organisasi
dibangun dan dibentuk untuk menjadi
hingga nilai-nilai karakter dapat di-
bangsa yang bermartabat. Selanjutnya,
internalisasi menjadi perilaku dan budaya
pembangunan
akan
dalam kehidupan sehari-hari. (4) Lingkup
mengerucut pada tiga tataran besar,
Masyarakat Politik, merupakan wahana
yaitu
dan
yang melibatkan warga negara dalam
memperkuat jati diri bangsa, (2) untuk
penyaluran aspirasi dalam politik. (5)
menjaga
Lingkup
karakter
(1)
merupakan
karakter
untuk
hal
bangsa
menumbuhkan
keutuhan
Negara
Kesatuan
karakter
tokoh
yang
sosial
melalui
dan
pemimpin
tergabung
dalam
kemasyarakatan
Dunia
Usaha
ke-
dan
se-
Industri,
Republik Indonesia (NKRI), dan (3) untuk
merupakan wahana interaksi para pelaku
membentuk manusia dan masyarakat
sektor
Indonesia yang berakhlak mulia dan
perekonomian
bangsa yang bermartabat.
Media Massa, merupakan sebuah fungsi
Ruang lingkup dan sasaran pem-
riil
yang
menopang
nasional.
(6)
bidang
Lingkup
dan sistem yang memberi pengaruh
bangunan karakter bangsa meliputi: (1)
sangat
signifikan
terhadap
publik,
Lingkup Keluarga, merupakan wahana
khususnya terkait dengan pembentukan
pembelajaran dan pembiasaan karakter
nilai-nilai kehidupan, sikap, perilaku, dan
yang dilakukan oleh orang tua dan orang
kepribadian atau jati diri bangsa.
dewasa lain dalam keluarga terhadap
Kebijakan Nasional Pembangunan
anak sebagai anggota keluarga sehingga
Karakter Bangsa (2010) tersebut secara
diharapkan
keluarga
fungsional memiliki tiga fungsi utama
berkarakter mulia yang tecermin dalam
sebagai berikut: (1) Fungsi Pembentukan
perilaku keseharian. (2) Lingkup Satuan
dan
Pendidikan, merupakan wahana pem-
pembangunan karakter bangsa berfungsi
binaan
membentuk
dan
dapat
terwujud
pengembangan
karakter
Pengembangan
dan
Potensi,
bahwa
mengembangkan
yang dilakukan dengan menggunakan (a)
potensi manusia atau warga negara
pendekatan terintegrasi dalam semua
Indonesia agar berpikiran baik, berhati
mata
baik, dan berperilaku baik sesuai dengan
pelajaran,
(b)
pengembangan
budaya satuan pendidikan, (c) pelaksana-
falsafah
an
ekstra
Perbaikan dan Penguatan, bahwa Pem-
kurikuler, serta (d) pembiasaan perilaku
bangunan karakter bangsa berfungsi
dalam kehidupan di lingkungan satuan
memperbaiki dan memperkuat peran
pendidikan. (3) Lingkup Pemerintahan,
keluarga, satuan pendidikan, masyarakat,
kegiatan
kokurikuler
dan
hidup
Pancasila.
(2)
Fungsi
38
dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi
ngalaman belajar (learning experiences)
dan
pe-
yang dibangun melalui dua pendekatan
ngembangan potensi warga negara dan
yakni intervensi dan habituasi. Dalam
pembangunan bangsa menuju bangsa
intervensi dikembangkan suasana inter-
yang maju, mandiri, dan sejahtera. (3)
aksi belajar dan pembelajaran yang
Fungsi Penyaring, bahwa pembangunan
sengaja
karakter
memilah
tujuan pembentulkan karakter dengan
budaya bangsa sendiri dan menyaring
me-nerapkan kegiatan yang terstruktur
budaya bangsa lain yang tidak sesuai
(structured learning experiences). Agar
dengan nilai-nilai budaya dan karakter
proses pembelajaran tersebut ber-hasil
bangsa yang bermartabat
guna peran guru sebagai sosok panutan
bertanggung
bangsa
Adapun
jawab
dalam
berfungsi
mencapai
(role model) sangat penting dan me-
ditanamkan dalam pendidikan karakter di
nentukan. Sementara itu dalam habituasi
Indonesia dan sekaligus sebagai in-
diciptakan situasi dan kondisi (persistent-
dikator keberhasilan pendidikan ber-
life situation), dan penguatan (reinforce-
karakter yang tercermin dari cara berfikir,
ment) yang memungkinkan peserta didik
bersikap dan berperilaku siswa selama
pada satuan pendidikannya, di rumah-
dan setelah proses pendidikannya, yang
nya, di lingkungan masyarakatnya mem-
meliputi:
biasakan diri berprilaku sesuai nilai dan
Religius,
yang
untuk
harus
(1)
nilai-nilai
dirancang
(2)
Jujur,
(3)
Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja Keras, (6)
menjadi
Kreatif, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin
internalisasi dan dipersonalisai dari dan
Tahu,
(10) Semangat Kebangsaan, (11)
melalui proses intervensi. Proses pem-
Cinta
Tanah
Menghargai
budayaan
dan
Bersahabat/Komunikatif,
mencakup
pemberian
Prestasi,
(13).
Air,
(12)
karakter
yang
telah
pemberdayaan
contoh,
di-
yang
pem-
(14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca,
belajaran, pembiasaan, dan pe-nguatan
(16)
harus dikembangkan secara sistemik,
Peduli Lingkungan, (17) Peduli
Sosial, (18) Tanggung Jawab.
Pada
tahap
implementasi
holistik, dan dinamis.
Pen-
Implementasi pendidikan karakter
didikan Karakter Bangsa dikembang-kan
pada jalur pendidkan (Kemdiknas, 2010)
pengalaman belajar (learning experien-
dalam Winataputra (2010) dinyatakan
ces) dan proses pembelajaran yang
bahwa:
bermuara pada pembentukan karakter
1) Secara mikro pengembangan nilai
dalam diri individu peserta didik. Proses
/karakter dapat dibagi dalam empat
ini
proses
pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar
pem-berdayaan
di kelas, kegiatan keseharian dalam
sebagaimana digariskan sebagai salah
bentuk budaya satuan pendidikan
satu prinsip penyelenggaraan pendidik-
(school culture); kegiatan ko-kurikuler
an nasional. Proses ini berlangsung
dan/atau
dalam tiga pilar pen-didikan yakni dalam
kegiatan keseharian di rumah, dan
satuan
dalam masyarakat.
dilaksanakan
pembudayaan
dan
pendidikan,
masyarakat.
Dengan
melalui
keluarga,
dan
memberi
pe-
ekstra
kurikuler,
serta
39
2) Dalam kegiatan belajar-mengajar di
kelas
pengembangan
bersifat
umum
dan
tidak
terkait
nilai/karakter
langsung pada suatu mata pelajaran,
dilaksanakan dengan menggunakan
seperti kegiatan Dokter Kecil, Palang
pendekatan terintegrasi dalam semua
Merah Remaja, Pecinta Alam dll, perlu
mata pelajaran (embeded approach).
dikembangkan
Khusus,
dan penguatan (reinforcement) dalam
untuk
mata
pelajaran
Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan,
karena
memang
proses
pembiasaan
rangka pengembangan nilai/karakter.
5) Dalam
lingkungan
keluarga
dan
misinya adalah mengembangkan nilai
masyarakat diupayakan agar terjadi
dan
pengembangan
proses penguatan dari orang tua/wali
nilai/karakter harus menjadi fokus
serta tokoh-tokoh masyarakat ter-
utama
menggunakan
hadap prilaku berkarakter mulia yang
berbagai strategi/metode pendidikan
dikembangkan di satuan pendidikan
nilai
menjadi kegiatan keseharian di rumah
sikap
maka
yang
dapat
(value/character
education).
Untuk kedua mata pelajaran tersebut
dan
di
lingkungan
nilai/karakter dikembangkan sebagai
masing-masing.
masyarakat
dampak pembelajaran (instructional
Definisi inovasi sebagai suatu ide,
effects) dan juga dampak pengiring
objek, atau praktik yang dipandang baru
(nurturant
oleh individu untuk memenuhi tujuan
effects).
Sementara
itu
untuk mata pelajaran lainnya, yang
yang
secara formal memiliki misi utama
disengaja.
selain pengembangan nilai/karakter,
membedakan inovasi dan perubahan: (1)
wajib dikembangkan kegiatan yang
Perubahan melibatkan penataan kembali
memiliki dampak pengiring (nurturant
pola
effects) berkembangnya nilai/karakter
berkaitan dengan kebaruan; (2) Per-
dalam diri peserta didik.
ubahan
3) Dalam lingkungan satuan pendidikan
diinginkan,
Ada
yang
peningkatan
sosial-kultural
positif,
pendidikan
dan
memungkinkan para peserta didik
direncanakan
bersama
rencanakan,
dengan
warga
satuan
pendidikan lainnya terbiasa membangun kegiatan keseharian di satuan
pendidikan
yang
mencerminkan
perwujudan karakter.
aspek
sedangkan
bersifat
dan
yang
inovasi
positif
atau
negatif, sedangkan inovasi merujuk pada
dikondisikan agar lingkungan fisik dan
satuan
tiga
ada,
dapat
direncanakan
yang
(3)
secara
mendasar
Perubahan
dapat
maupun
tidak
di-
sedangkan
inovasi
me-
rupakan hasil dari perencanaan.
Sedangkan Huberman mengatakan
”Innovation.....the
creative
selection,
organization, and utilization of human
4) Dalam kegiatan ko-kurikuler, yakni
and material resources in new and unique
kegiatan belajar di luar kelas yang
ways which wil result in the attainment of
terkait langsung pada suatu materi
a higher level of achievement for the
dari
atau
defined goal and objectives”. Tujuan
suatu
mata
pelajaran,
kegiatan
ekstra
kurikuler,
yakni
dilakukan inovasi adalah untuk mencapai
kegiatan
satuan
pendidikan
yang
tujuan tertentu atau untuk memecahkan
40
masalah tertentu. Inovasi dapat diartikan
organisasi, yaitu suatu proses inovasi
sebagai suatu usaha perubahan, inovasi
yang bertumpu pada organisasi. Model
tidak
proses inovasi yang berorientasi pada
sama
(excellence).
dengan
keunggulan
Hamilton,
(1996),
me-
individu
diawali
dari
penguasaan
nyatakan guru yang unggul mungkin
pengetahuan yang didasari oleh karak-
tanpa perlu bersikap inovatif, mungkin
teristik sosial ekonomi, kepribadian dan
orang akan bertanya mengapa perlu ada
perilaku komunikasi, kemudian adanya
inovasi
menciptakan
persuasi
antara
untungan
bila
keunggulan?
tidak
Perbedaan
guru
melalui pertimbangan kerelatif,
perbandingan,
yang inovatif dan guru yang unggul akan
kompleksitas,
terlihat jelas dalam jangka panjang.
amatan dan selanjutnya pengambilan
Hamilton menyatakan bahwa guru yang
keputusan. Dalam keputusan ini ada dua
inovatif nilainya melebihi guru yang
kemungkinan,
unggul
(adoption)
karena
inovasi
merupakan
percobaan
dan
pertama;
dengan
peng-
menerima
keberlanjutan
kekuatan pendorong yang meningkatkan
(continued) atau menerima kemudian
karier
berhenti (discontinued) dan kemungkinan
dan
membuat
hal
itu
terus
diperbarui dan bermakna, sedangkan
kedua
keunggulan mungkin menghadapi jalan
(Rejection) atau menolak tapi kemudian
buntu dan tidak berkembang.
menerima (later adoption) yang se-
Inovasi
pendidikan
merupakan
adalah
lanjutnya
tersebut. Sebuah
sadar, terencana, berpola dan bertujuan
melakukan
untuk
organisasi
sesuai
dengan
selamanya
mengimplementasi
perubahan yang didasarkan atas usaha
mengarahkan,
menolak
inovasi
organisasi dikatakan
suatu
inovasi
menciptakan
dan
apabila
me-
kebutuhan yang dihadapi sesuai tuntutan
nggunakan sesuatu yang baru, atau idea
jaman.
generation and use. Sekolah yang inovatif
Inovasi
pendidikan
yang
dimaksud adalah idea, teknologi, atau
adalah
mungkin juga metodologi baru yang
ciptakan
diusulkan untuk digunakan di sekolah.
mentasikan sesuatu yang baru. Menurut
Tujuan
Bafadal, (2003), inovasi pembelajaran
inovasi
perbaiki
adalah
performansi
untuk
sekolah
memdan
pada
sekolah
sendiri
hakikatnya
yang
dan
mampu
men-
mengimple-
merupakan
sesuatu
performansi guru khususnya sehingga
yang baru, bisa berupa ide, program,
mampu menjadi sekolah yang lebih baik
layanan, metode, teknologi dan proses
atau lebih efektif dan efisien. Menurut
pembelajaran.
Sa’ud, (2010) untuk melaksanakan proses
Pelaksanaan inovasi dapat terbagi
inovasi pendidikan ada dua model yang
menjadi dua yakni pelaksanaan inovasi
perlu
Model
Top–Down Inovation dan pelaksanaan
proses inovasi yang berorientasi pada
Bottom–Up Inovation. Top-Down Inovati-
individu, adalah suatu proses inovasi
on adalah
yang bertumpu pada manusianya atau
ciptakan oleh atasan sebagai usaha
individu-individu yang ada, (2) Model
untuk meningkatkan mutu pendidikan
proses inovasi yang berorientasi pada
atau
diperhatikan yakni:
(1)
inovasi yang sengaja di-
pemerataan
kesempatan
untuk
41
memperoleh pendidikan, ataupun sebagai
efisiensi
usaha
untuk
dan
meningkatkan
sebagainya,
Berdasarkan
penjelasan
tersebut
menunjukkan betapa besar peran guru
sedangkan
dalam proses pembelajaran sehingga
bawahan tidak punya otoritas untuk
daya inovasi dan sikap professional
menolak
sangat diperlukan.
pelaksanaannya.
Sedangkan
model inovasi Bottom Up Inovation yakni
Pengembangan daya
inovasi guru
inovasi yang diciptakan berdasarkan ide,
mempersyaratkan adanya iklim organi-
pikiran, kreasi, dan inisiatif dari sekolah,
sasi
guru dan atau masyarakat, atau model
selenggaranya proses pembelajaran yang
inovasi berasal dari bawah.
berkualitas Lingkungan dan organisasi
Guru adalah pendidik profesional
sekolah
yang
yang
merupakan
mendukung
pendorong
ter-
inovasi
dengan tugas utama mendidik, me-
merupakan sumber daya yang unik yang
ngajar,
membimbing,
mengarahkan,
dapat menciptakan keunggulan kom-
melatih,
menilai,
mengevaluasi
petitif,
dan
selanjutnya
(2010)
iklim
organisasi
peserta didik pada pendidikan anak usia
menyatakan
dini jalur pendidikan formal, pendidikan
sekolah merupakan hasil timbal balik dari
dasar,
pola
Adapun
dan
pendidikan
peran
menurut
yang
Abin
menengah.
diemban
Syamsuddin
bahwa
Raza,
perilaku
guru-guru
sebagai
guru
kelompok dan pola perilaku kepala
dalam
sekolah sebagai pemimpin organisasi..
Akhmad Sudrajad (2008) mengemukakan
Sejalan
dengan
Raza,
bahwa
Nestra
(2011)
menyatakan
dalam
pengertian
pendidikan
maka
bahwa
secara luas, seorang guru yang ideal
terdapat
kontribusi
seyogyanya dapat berperan sebagai: (1)
supervisi
kepala
Konservator
guru dan kesejahteraan guru terhadap
(pemelihara)
sistem
nilai
yang merupakan sumber norma kedewasaan; (2) Inovator (pengembang)
sistem
nilai
ilmu
pengetahuan;
(3)
yang
Wayan
sekolah,
signifikan
profesional
kinerja guru
Terselenggaranya
pengembangan
daya inovasi guru yang berorientasi pada
Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai
individu
tersebut
kelembagaan akan berpengaruh pada
kepada
Transformator
peserta
didik;
(penterjemah)
(4)
sistem-
sistem nilai tersebut melalui penjelmaan
dalam pribadinya dan perilakunya, dalam
dan
pembentukan
berorientasi
kualitas
pada
proses
pem-
Pengembangan
daya
belajaran.
Aktualisasi
proses interaksi dengan sasaran didik; (5)
inovasi yang berorientasi pada individu
Organisator (penyelenggara) terciptanya
ditujukan
proses
di-
mampuan berinovasi bagi guru. Armour
secara
Yelling &, (2004) menyatakan bahwa CPD
edukatif
yang
pertanggungjawabkan,
dapat
baik
untuk
pengembangan
professional
ke-
formal (kepada pihak yang mengangkat
(continuing
dan menugaskannya) maupun secara
memberikan cara-cara dalam bekerja
moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan
(mengajar)
yang menciptakannya).
ningkatkan
bagi
development)
guru
pengalaman
untuk
me-
kualitas
profesional mereka, yang juga berarti
42
bahwa guru perlu untuk menempatkan
penciptaan kondisi, implementasi inovasi,
dirinya secara berbeda dalam kerangka
perbaikan
CPD, dan bahwa guru harus memberikan
suksesan inovasi dipengaruhi oleh tiga
kontribusi
pen-getahuan
ngalaman
didikan
untuk
dan
institusionalisasi
Ke-
dan
pe-
variabel yaitu ketepatan persepsi person
merevitalisasi
pen-
terhadap inovasi pendidikan, motivasi
Sementara
Per-
dan kreatifitas dalam operasional yang
karakter.
menegpan & RB No 17 tahun 2009
menyatakan bahwa guru professional
ada, Bafadal (2006).
Prorofesionalitas guru, adalah ke-
berkewajiban untuk: (a) Merencanakan
mampuan
pembelajaran/bimbingan, melaksanakan
dalam melaksanakan tugas sehari-hari,
pembelajaran/bimbingan yang bermutu,
dimana
menilai
hasil
kemampuan
me-
motivasi kerja, dan memiliki tingkat
laksanakan pembelajaran/perbaikan dan
komitmen serta abstraksi yang tinggi.
pengayaan;
Sikap profesional guru dapat terbentuk
dan
mengevaluasi
pembelajaran/bimbingan,
(b)
serta
Meningkatkan
mengembangkan
kualifikasi
dan
akademik
mengelola
guru
bersangkutan
(ability)
dikarenakan
adanya
dan kompetensi secara berkelanjutan
norma
sejalan
undang-undang
dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;
&
dirinya
yang
sendiri
memiliki
yang
tinggi,
standar
profesi,
serta
tuntutan
berlaku
guru dan dosen. Oleh
karena itu aktualisasi sikap professional
Sejalan dengan pandangan Armour
guru dalam model ini adalah dalam
Yelling
bentuk:
di
atas
dan
kebijakan
pemerintah dalam Permenegpan & RB
1) Penguasaan
Kompetensi
Keguruan,
No 17 tahun 2009, maka pengembangan
Undang-undang Nomor 14
daya inovasi yang berorientasi pada
2015
individu
dan
Dosen,
menyebutkan
kompetensi
adalah
atau
seperangkat
pengetahuan,
Ber-
terampilan, dan perilaku yang harus
pe-
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
ngembangan kompetensi Guru yang
guru atau dosen dalam melaksanakan
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan,
tugas
bertahap,
Kompetensi Guru sebagaimana di-
adalah
Professional
dengan
Development
Pengembangan
kelanjutan
(PKB)
Continuing
(CPD)
Keprofesian
merupakan
berkelanjutan
untuk
me-
tentang
guru
tahun
keprofesionalan.
ke-
Selanjutnya
ningkatkan profesionalitasnya, 1) Pen-
maksud
meliputi kompetensi peda-
didikan dan Latihan Keprofesian; 2)
gogik,
kompetensi
Penelitian dan Publikasi Ilmiah, dan
kompetensi sosial, dan kompetensi
3)
Karya Inovasi.
Sekolah tidak akan menjadi baik
kepribadian,
profesional
dicerminkan
Kompetensi
Pedagogik,
oleh:
b)
a)
Kom-
dengan sendirinya melainkan melalui
petensi Kepribadian, c) Kompetensi
proses
Sosial, dan d) Kompetensi Profesional.
pengimplementasian
innovasi
pendidikan yang baik dalam bentuk
siklus
yang
ngenalan
meliputi
inovasi
kegiatan:
melalui
pe-
sosialisasi,
2) Penguasaan IPTEKS Sesuai Bidangnya,
Penguasaan
ilmu
pengetahuan,
teknologi dan seni (IPTEKS) bersifat
43
perangkat keras (hardware) maupun
4) Kemampuan
Jejaring
(Networking),
perangkat lunak (software merupakan
Guru
perlu
memilik
kemampuan
salah satu penggerak maupun alat
membangun
jejaring
(Networking)
ukur standar kemajuan suatu bangsa.
dengan alasan: Pertama, dalam era
Tingkat.
Oleh
itu,
upaya
global ini memungkinkan terjadinya
perlu
terus
mobilitas guru baik secara vertikal
ditumbuhkembangkan dan didukung,
maupun. Kedua, sebagai profesional
baik
maupun
seorang
masyarakat secara bersamaan. Lem-
tuntutan
baga pendidikan yang mem-punyai
secara
sumberdaya
harus
masyarakat yang menghendaki pe-
mempunyai kepekaan yang tinggi
layanan yang lebih baik. Dengan
dalam menghadapi IPTEKS yang terus
membangun
berkembang Kedudukan guru sebagai
akan meningkatkan kualitas hubungan
tenaga profesional berfungsi untuk
kesejawatan secara profesional.
meningkatkan martabat dan peran
Melalui networking inilah guru akan
guru
pembelajaran
memperoleh akses terhadap inovasi-
berfungsi untuk meningkatkan mutu
inovasi di bidang profesinya. Jaringan
pendidikan nasional.
kerja guru bisa dimulai dengan dari
penguasaan
karena
(IPTEKS
oleh
pemerintah
dan
sebagai
potensi
agen
3) Kemampuan Akses Teknologi Infor-
skala
guru
harus
mengikuti
perkembangan
global,
kecil,
profesi
dan
jejraing
dengan
tuntutan
(Networking)
mengadakan
masi dan Komunikasi, Pe-nguasaan
pertemuan formal maupun informal,
teknologi komunikasi dan informasi
kelompok kerja guru, forum organisasi
bersifat sangat strategis bagi guru
profesi,
agar
penggunaan media social.
dapat
mengikuti
ngembangan
IPTEKS
laju
internet
maupun
mampu
5) Peningkatan Kualitas Pembelajaran, PP
berperan dengan lebih efisien dan
32 tahun 2013 mengatur bahwa setiap
efektif dalam melaksanakan tugas
satuan
professional
Proses
perencanaan
proses
pembelajaran,
akses
pelaksanaan
proses
pembelajaran,
sebagai
pengembangan
dan
pe-
jaringan
guru.
kemampuan
pendidikan
teknologi informasi dan teknologi
penilaian
meliputi: (1) Memahami teknologi
pengawasan
informasi
untuk
dan
komunikasi.
(2)
hasil
melakukan
pembelajaran,
proses
terlaksananya
dan
pembelajaran
proses
Pem-
Mengembangkan keterampilan untuk
belajaran yang efektif dan efisien.
memanfaatkan
Proses
teknologi
informasi
Pembelajaran
pada
satuan
diselenggarakan
secara
dan komunikasi dalam menunjang
pendidikan
tugas profesi. (3) Mengembangkan
interaktif, inspiratif, menyenangkan,
sikap kritis, kreatif, apresiatif dan
menantang, memotivasi peserta didik
mandiri dalam penggunaan teknologi
untuk
informasi dan komunikasi. (4) Meng-
memberikan ruang yang cukup bagi
hargai karya cipta di bidang teknologi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
informasi dan komunikasi.
sesuai dengan bakat, minat, dan
berpartisipasi
aktif,
serta
44
perkembangan fisik serta psikologis
dan kinerja yang kompleks. Ketiga,
Peserta Didik. Proses Pembelajaaran
analisis proses yang digunakan untuk
yang diharapkan merupakan cerminan
menghasilkan respon peserta didik
dari sikap
atas perolehan sikap, keterampilan,
professional guru dan
sekaligus
sebagai
laksanakannya
wujud
tugas
terguru
6) Lulusan yang Kompeten dan Ber-
sebagai pendidik professional yang
karater, Standar Kompetensi Lulusan
meliputi:
digunakan
(1)
utama
dan pengetahuan yang ada.
Perencanaan
Pem-
sebagai
pedoman
pe-
belajaran, berdasarkan kerangka dasar
nilaian dalam penentuan kelulusan
dan
struktur
kurikulum
maka
Peserta Didik dari satuan pendidikan.
pembelajaran
yang
Kompetensi Lulusan) meliputi Kom-
disusun guru mencakup: a) Silabus, b)
petensi untuk seluruh mata pelajaran
Rencan
pembalajaran
yang mencakup sikap, pengetahuan,
(RPP). (2) Pelaksanaan Pembelajaran,
dan keterampilan Standar kompetensi
dengan
kurikulum
lulusan men-cakup tiga domain yang
2013 dalam pelaksanan pembalajaran
meliputi: (1) Domain sikap, mencakup:
hendaknya
pribadi
perencanan
Pelaksanaan
mengacu
pada
guru
menggunakan
yang
beriman,
berakhlak
pendekatan saintifik (Scientific) yang
mulia, percaya diri, dan bertanggung
mencakup
jawab
Observing
Questioning
(mengamati),
(menanya),
dalam
berinteraksi
secara
Associating
efektif dengan lingkungan sosial, alam
(menalar), Experimenting (mencoba),
sekitar, serta dunia dan peradabannya,
Networking (membentuk Jejaring). (3)
(2) Domain ketrampilan, mencakup:
Penilaian
mencakup
pribadi yang berkemampuan pikir dan
tiga domain yaitu sikap, ketrampilan
tindak yang efektif dan kreatif dalam
dan
dilakukan
ranah abstrak dan konkret. (3) Domain
pada proses dan hasl pembelajaran.
pengetahuan, mencakup: pribadi yang
Pendekatan
digunakan
menguasai
(Authentic
teknologi, seni, budaya dan ber-
Assessment) adalah pengukuran yang
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
bermakna
kenegaraan, dan peradaban.
Pembelajaran,
pengetahuan
penilaian
yang
penilaian
autentik
secara
signifikan
atas
ilmu
pengetahuan,
proses dan hasil belajar peserta didik
untuk ranah sikap, keterampilan, dan
E.
pengetahuan. Penilaian autentik ter-
Kesimpulan
diri dari berbagai teknik penilaian.
PENUTUP
Kebijakan Nasional Pembangunan
Pertama, pengukuran langsung ke-
Karakter
terampilan
memiliki fungsi utama yaitu: (1) Fungsi
peserta
didik
yang
Bangsa
berhubungan dengan hasil jangka
Pembentukan
panjang
Potensi,
pendidikan
seperti
ke-
(2)
secara
dan
Fungsi
fungsional
Pengembangan
Perbaikan
dan
suksesan di tempat kerja. Kedua,
Penguatan, dan (3) Fungsi Penyaring.
penilaian
Dalam
atas
tugas-tugas
yang
memerlukan keterlibatan yang luas
implementasi
kebijakan
pem-
bangunan karakter bangsa dilaksanakan
45
melalui jalur pendidikan secara terintegrasi dengan menanamkan nilai-nilai
F.
karakter
Armour, K. & Yelling, M. 2004.
“Continuing
Professional
Development
For
Experienced
Physical
Education
Teachers”:
Towards effective provision. Sport,
Education and Society, 9(1), 95-114.
Bafadal, I. 2003. Manajemen Peningkatan
Mutu
Sekolah
Dasar,
dari
Sentralisasi Menuju Desentralisasi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Bafadal,
I.
2006.
Peningkatan
Profesionalisme Guru SD. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Detik News, Mabes Polri Komjen Budi
Gunawan Masih dalam Jabatan
Kalemdikpol,http://news.detik.com/
read/2015/10/19/050753/2806681/
10 /mabes- polri- komjen-budi
gunawan-masih-jabat kalemdikpol?
n992204fksberita
DetikNews. Komisi-III Setuju Komjen Budi
Jadi Kapolri DPR Gelar ParipurnaBesok,http://news.detik.com/read/2
015/10/14/151802/2803253/10/ko
misi-iii-setuju-komjen-budi-jadikapolri-dpr-gelar-paripurna-besok
Hamilton,
Judith.
1996.
Inspiring
Innovations in Language Teaching.
British Library Cataloguing in
Publication Data. ISBN 1-85359284-6 (hbk) ISBN 1-85359-283-8
(pbk)
Hill, T.A., 2005. Character First Kimray
Inc.,http://www.charactercities.org/
downloads/publications/Whatischa
racter.pdf. Li, L., 2005. Education for
1.3 Billion. Pearson Education
Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
2009.
Kementerian Pendidikan Nasional, 2010,
Kerangka
Acuan
Pendidikan
Karakter Tahun Anggaran 2010,
Direktorat Ketenagaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta
Kementerian Pendidikan Nasional, 2011,
Panduan Pelaksanaan Pendidikan
bangsa,
proses
pendidikan
karakter berlangsung dalam tiga pilar
pendidikan
yakni
dalam
satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat
dengan memberikan pengalaman belajar
(learning experiences) yang dibangun
melalui
pendekatan
intervensi
dan
habituasi.
Dengan
rujukan
menggunakan
maka
disusun
berbagi
model
pe-
ngembangan daya inovasi guru yang
mencakup Model Inovasi Berorientasi
pada Individu, dan
Model Inovasi
Berorientasi pada Organisasi dengan
menggunakan Metode: Pengembangan
Keprofesian
Berkelanjutan
(Continuing
Professional
atau
PKB
Development
(CPD) dan metode Pengembangan Kelembagaan (Institutional Development)
Terselenggaranya pengembangan daya
inovasi guru yang berorientasi pada
individu
dan
lembagaan
berorientasi
akan
pembentukan
pada
berpengaruh
kualitas
proses
kepada
pem-
belajaran.
Revitalisasi implementasi pendidikan
karakter berbasis daya inovasi guru akan
mendukung
pendidikan
dalam:
proses
karakter
penguasaan
dan
efektifitas
yang
tercermin
kom-petensi
keguruan, penguasaan IPTEKS sesuai
bidangnya, kemampuan akses teknologi
informasi dan komunikasi, kemampuan
jejaring (networking) peningkatan kualitas pembelajaran dan pada akhirnya
dapat
menghasilkan
lulusan
yang
kompeten dan berkarater secara masif.
DAFTAR PUSTAKA
46
Karakter, Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pusat Kurikulum
Dan Perbukuan, Jakarta
Pemerintah Republik Indonesia, 2010,
Kebijakan Nasional Pembangunan
Karakter
Bangsa
2010-2025,
http://www.puskurbuk.net/downloa
ds/viewing/Produk
Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2009
tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan
Atas
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang
Standar
Nasional
Pendidikan
Republik Indonesia,
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka
Republik Indonesia,
Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen.
http://www.dikti.go.id/?page_id=50
9&lang=id (diunduh Oktober 2015)
Republika On Line, CPI Indonesia 2014
Naik
Tujuh
Peringkat,
http://nasional.republika.co.id/berit
a/nasional/daerah/15/12/04/ng2en
z-cpi-indonesia-2014-naik-tujuhperingkat
Sutarum, 2014, Prosiding Seminar
Nasional
&
Call
Paper
“Pengembangan Sikap Profesional
Guru Berbasis Inovasi Dalam
Rangka Ilmplementasi Kurikulum
2013” Jurusan Pendidikan Pancasila
dan
Kewarganegaraan
(PPKn)
Sekolah Ekonmi, Universitas Negeri
Semarang
Thomas Lickona , 1991, Educating for
Character: How Our Schools Can
Teach Respect and Responsibility,
New York: Bantam Books,
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
2008, Kamus Bahasa Indonesia,
Pusat
Bahasa
Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta
UNDP, Peringkat Pembangunan Manusia
Indonesia
Jalan
di
Tempat
http://ekonomi.kompasiana.com/bi
snis/2015/10/25/rilis-undpperingkat-pembangunan-manusiaindonesia-jalan-di-tempat676455.html
Wanda Crisiana (2005). Upaya Penerapan
Pendidikan
Karakter
Bagi
Mahasiswa (Studi Kasus di Jurusan
Teknik Industri Uk Petra). Jurnal
Teknik Industri Vol. 7 No. 1, Juni
2005, 83-90
Wibowo, Timothy. 2013. “Membangun
Karakter Sejak Pendidikan Anak
Usia
Dini”,
diunduh
dari
http://www.pendidikankarakter.co
m/membangun-karakter-sejakpendidikan-anak-usia-dini/
Wiki Pedia, DMEAr negara Menurut
Indeks
Pembanguan
Manusia,
http://id.wikipedia.org/wiki/DMEAr
_negara_menurut_Indeks_Pembang
unan_Manusia
Winataputra Udin Saripudin, (2010)
Implementasi Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa
(Konsep, Kebijakan, dan Kerangka
Programatik)
Tim
Pendidikan
Karakter Diknas.
47
Download