REVITALISASI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS DAYA INOVASI GURU DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA MOHAMMAD HASIB*) *) Dosen Program Studi PPKn STKIP PGRI Tulungagung ABSTRAK Fenomena kehidupan global berupa Speed, Conectivity, Intangable, dan Compatibility, telah menciptakan terjadinya persaingan antar bangsa yang semakin ketat. Sedangkan kondisi obyektif sumberdaya manusia Indonesia dewasa ini berada pada posisi yang cukup memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara lain. Kondisi ini mendorong dilaksanakannya pendidikan karakter yang kuat bagi bangsa Indonesia sehingga mampu bersaing dalam kehidupan global. Oleh karena itu kebijakan pendididikan diarahkan pada pembangunan manusia seutuhnya untuk membentuk karakter bangsa kuat dan berdaya saing global. Permasalahan dalam kajian ini adalah bagaimana implementasi pendidikan karakter bangsa berbasis daya inovasi guru? Adapun tujuan dari pembahasan permasalahan ini adalah untuk mendeskripsikan implementsi pendidikan karakter bangsa bersasis daya inovasi guru. Hasil pembahasan menggambarkan bahwa implementasi pendidikan karakter bangsa diarahkan pada tertanamnya nilai-nilai luhur secara massive pada setiap individu bangsa Indonesia yang tercermin pada cara berfikir, bersikap dan berperilaku. Setrategi pendidikan karakter bangsa dilaksanakan melalui jalur pendidikan keluarga, jalur pendidikan luar sekolah dan jalur sekolah. Guru menjadi kunci utama dalam implementasi pendidikan karakter bangsa melalui jalur sekolah. Implementasi pendidikan karakter bangsa dilakukan secara terintergrasi dalam proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran baik bersifat intra kurikuler maupun ekstra kurikuler. Revitalisasi implementasi pendidikan karakter bangsa oleh guru dilakukan dengan meningkatkan daya inovasi yang berbasis teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi dalam implementasi pendidikan karakter bangsa akan meningkatkan wawasan dan kompetensi global dan pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan lulusan berdaya saing global. Kesimpulan bahwa implementasi pendidikan karakter bangsa diarahkan untuk menanamkan nilai-nilai luhur bangsa secara massive, oleh guru dengan daya inovasi tinggi dengan berbasis pada teknologi informasi. Kata Kunci: Implementasi, Inovasi, Pendidikan, Karakter A. PENDAHULUAN bersifat multi dimensional, karena terkait Latar Belakang Masalah dengan Rencana Pembangunan pengembangan multi aspek Jangka potensi-potensi keunggulan bangsa dan Panjang Nasional Tahun 2005-2025, yang bersifat multi dimensional yang men- menempatkan pendidikan karakter se- cakup dimensi-dimensi kebangsaan yang bagai misi pertama dari delapan misi hingga guna mewujudkan visi pembangunan Sementara nasional. Pendidikan karakter bangsa global berupa Speed, Conectivity, In- memiliki urgensi yang sangat luas dan tangable, dan Compatibility, telah men- saat itu ini terus berproses. fenomena kehidupan 34 ciptakan terjadinya persaingan antar bangsa yang semakin ketat. Realita, hidupan situasi bangsa dan kondisi Indonesia ke- tersebut Realitas kehidupan berbangsa dan sangat bertolak belakang dengan cita- bernegara Indonesia dewasa ini cukup cita dan harapan sebagai bangsa yang memprihatinkan, hal ini akan sangat berkarakter tangguh, kompetitif, ber- tampak beberapa fenomena telah dan akhlak mulia, dan bermoral berdasarkan sedang terjadi antara lain falsafah Pancasila yang dicirikan dengan hasil survei persepsi masyarakat terhadap integritas watak pemilu yang dilakukan Komisi Pem- masyarakat Indonesia yang beragam, berantaaan Korupsi (KPK) pada 2013 beriman dan bertaqwa kepada Tuhan menunjukkan Yang bahwa: Sebanyak 71 dan perilaku Maha Esa, manusia berbudi dan luhur, persen responden mengaku “mafhum” bertoleran, bergotong royong, berjiwa praktik politik uang dalam pemilu sudah patriotik, menjadi hal yang lumrah terjadi di berorientasi IPTEK. Indonesia. Bahkan, 92 persen responden manyatakan bahwa Dalam upaya dinamis, dan memperbaiki tata dan kehidupan dan mencapai cita-cita dan politisi yang tersangkut kasus korupsi harapan bangsa dan negara, maka salah “sudah satu yang utama dan pertama dilakukan umum” pemimpin berkembang terjadi di Indonesia. (Republika.co.id). Kasus-kasus kourpsi di dengan Indonesai terus bergulir bahkan Calon karakter Pejabat KAPOLRI yang sudah jelas telah komponen masyarakat yang mencakup ditetapkan sebagai tersangka korupsi berbagai oleh implementasi Komisi Pemberantasan Korupsi melaksanakan bangsa aspek pembangunan untuk segenap kehidupan. Strategi pembangunan karakter (KPK) tetapi juga tetap dinyatakan lolos bangsa dalam fit and proper test oleh DPR RI. dilaksanakan melalui jalur pendidikan (news.detik.com) Kondisi semacam ini formal maupun jalur pendidikan non mencerminkan bahwa masyarakat dan formal, namun belum menunjukkan hasil pemerintahan Indonesia telah meng- yang optimal. Oleh karena itu dalam anggap bahkan melegitimasi terjadinya pembahasan pendidikan karakter bangsa penyimpangan atas norma moral dan ini akan difokuskan pada bagaimanana norma hukum adalah suatu realitas merevitalisasi implementasi pendidikan kehidupan karakater bangsa secara masive sehingga yang biasa terjadi di Indonesia. Sementara itu Index Pembangunan Manusia Indonesia (IPM) secara konvensional telah dapat mencapai hasil yang optimal. Permasalahan yang akan dikaji meski mengalami kenaikan, peringkat dalam pembahasan ini adalah: IPM Indonesia tetap bertengger di urutan a. Bagaiamana implementasi pendidikan 108 dari 287 negara. Indonesia juga belum beranjak dari kelompok medium dalam soal pembangunan (Kompasiana.com) manusia. karakter bangsa? b. Bagaimana pengembangan daya inovasi guru dalam pembelajaran? c. Bagaimana revitalisasi implementasi pendidikan karakter bangsa berbasis 35 pengembangan daya inovasi guru memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dalam pembelajaran? pengendalian Sementara tujuan dan manfaat Im- cerdasan, diri, akhlak kepribadian, mulia, serta keke- plementasi Pendidikan Karakter Bangsa terampilan yang diperlukan dirinya dan adalah: masyarakat”. a. Mendeskripsikan akan implementasi pendidikan karakter dan dipertukarkan dengan istilah etika, ahlak, mendeskripsikan pengembangan daya dan atau nilai dan berkaitan dengan inovasi guru dalam pembelajaran. kekuatan moral, berkonotasi “positif” b. Mendeskripsikan bangsa, Istilah karakter dihubungkan dan revitalisasi bukan netral. Sedangkan Karakter me- karakter nurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bangsa, melalui pengembangan daya (2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan, inovasi guru dalam pembelajaran. akhlak atau budi pekerti yang mem- implementasi akan pendidikan c. Urgensi dari pembahasan ini adalah memberikan sumbangsih bedakan seseorang dari yang lain. dalam Dengan demikian Karakter adalah nilai- mendorong daya inovasi guru untuk nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, efektifitas implementasi pendidikan mau berbuat baik, nyata berkehidupan karakter bangsa. baik, dan berdampak baik terhadap d. Pembahasan ini juga menjadi penting lingkungan) yang terpateri dalam diri dan dikarenakan selama ini telah muncul terejawantahkan dalam perilaku. Karakter kehidupan sehari-hari penerapan ICT secara koheren memancar dari hasil olah (information computer & technogy) pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dalam dunia pendidikan namun masih dan karsa seseorang atau sekelompok sering diabaikan. orang. Karakter merupakan ciri khas e. Jika inovasi memiliki sumbangan yang seseorang atau sekelompok orang yang cukup efektif terhadap implementasi mengandung pendidikan karakter bangsa, maka kapasitas moral, dan ketegaran dalam dapat dimanfaatkan sebagai bahan menghadapi kesulitan dan tantangan. pertimbangan dalam menyusun ke- Salah bijakan pendidikan karakter bangsa. sebagaimana disebutkan oleh Hill (2002) satu nilai, definisi kemampuan, karakter adalah yang menyatakan: “Character determines B. KAJIAN TEORI Pada someone’s private thoughts and some- dasarnya pen- one’s actions done. Good characteris the didikan pada undang-undang Nomor 20 inward motivation to do what is right, tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan according to the highest standard of Nasional behaviour, in every situation”. telah pengertian dirumuskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan Enam jenis karakter yang menjadi terencana untuk mewujudkan suasana acuan seperti yang terdapat dalam The belajar dan proses pembelajaran agar Six Pillars of Character yang dikeluarkan peserta didik ngembangkan secara potensi aktif me- oleh Character Counts Coalition (a project dirinya untuk of The Joseph Institute of Ethics) dalam 36 (Wanda Chrisiana, 2005) Enam jenis mencintai atau menginginkan kebaikan karakter yang dimaksud adalah sebagai (loving berikut: (1) bentuk melakukan kebaikan (acting the good) karakter yang seseorang oleh karena itu, cara membentuk karakter menjadi: berintegritas, jujur, dan loyal. (2) yang efektif adalah dengan melibatkan Fairness, bentuk karakter yang membuat ketiga aspek tersebut. Oleh karena itu seseorang memiliki pemikiran terbuka dapat dijelaskan bahwa dalam pen- serta tidak suka memanfaatkan orang didikan karakter ada tiga hal yang harus lain. (3) Caring, bentuk karakter yang ditekankan, yaitu: Pertama, knowing the membuat good. Trustworthiness, membuat seseorang memiliki sikap or dering Dalam the good), membentuk dan karakter, peduli dan perhatian terhadap orang lain peserta didik tidak hanya sekedar tahu maupun lingkungan mengenai hal-hal yang baik, akan tetapi sekitar. (4) Respect, bentuk karakter yang mereka harus dapat memahami apa membuat seseorang selalu menghargai makna dari perbuatan baik itu. Kedua, dan feeling kondisi menghormati Citizenship, sosial orang bentuk lain. karakter (5) the good. Konsep ini lebih yang menekankan bagaimana membangkitkan membuat seseorang sadar hukum dan rasa cinta peserta didik untuk melakukan peraturan serta peduli terhadap perbuatan baik. Ketiga, acting the good. lingkungan alam. (6) Responsibility, Pada aspek ini, peserta didik dilatih untuk bentuk karakter yang membuat se- melakukan perbuatan baik. seorang bertanggung jawab, disiplin, danselalu melakukan sesuatu dengan D. HASIL DAN PEMBAHASAN sebaik mungkin. Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti C. METODE PENELITIAN dialami setiap manusia (triangle “Pendidikan karakter adalah pen- relationship), yaitu hubungan dengan diri didikan untuk membentuk kepribadian sendiri (intrapersonal), dengan lingkung- seseorang an (hubungan sosial dan alam sekitar), melalui pendidikan budi pekeri, yang hasilnya terlihat dalam dan tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, akan menghormati hak orang lain, kerja keras mahaman yang pada akhirnya menjadi dan sebagainya” (Thomas Lickona, 1991). nilai Selanjutnya Thomas Lickona menyatakan Wibowo, 2011). bahwa pendidikan karakter terdiri dari 3 bagian yang pengetahuan saling tentang terkait, moral yaitu (moral hubungan dengan memberikan dan keyakinan Tuhan YME pemaknaan/peanak (Timothy Ada beberapa alasan mendasar yang melatari pentingnya pembangunan karakter bangsa, baik secara filosofis, knowing), perasaan (moral feeling), dan ideologis, normatif, historis perilaku behavior). sosiokultural. Hal ini menunjukkan bahwa Karakter yang baik terdiri dari me- jati diri dan karakter bangsa menjadi ngetahui kebaikan (knowing the good), landasan yang harus terus menerus bermoral (moral maupun 37 diperkuat melalui jalur pendidikan. merupakan wahana pembangunan Fungsi dan peran karakter bangsa bahwa: karakter bangsa melalui keteladanan (1) sangat penyelenggara negara, elite pemerintah, esensial dalam berbangsa dan bernegara, dan elite politik. (3) Lingkup Masyarakat hilangnya karakter akan menyebabkan Sipil, merupakan wahana pembinaan dan hilangnya generasi penerus bangsa; (2) pengembangan karakter berperan sebagai “kemudi” dan teladanan kekuatan sehingga bangsa ini tidak masyarakat serta berbagai kelompok terombang-ambing; (3) karakter tidak masyarakat datang dengan sendirinya, tetapi harus organisasi dibangun dan dibentuk untuk menjadi hingga nilai-nilai karakter dapat di- bangsa yang bermartabat. Selanjutnya, internalisasi menjadi perilaku dan budaya pembangunan akan dalam kehidupan sehari-hari. (4) Lingkup mengerucut pada tiga tataran besar, Masyarakat Politik, merupakan wahana yaitu dan yang melibatkan warga negara dalam memperkuat jati diri bangsa, (2) untuk penyaluran aspirasi dalam politik. (5) menjaga Lingkup karakter (1) merupakan karakter untuk hal bangsa menumbuhkan keutuhan Negara Kesatuan karakter tokoh yang sosial melalui dan pemimpin tergabung dalam kemasyarakatan Dunia Usaha ke- dan se- Industri, Republik Indonesia (NKRI), dan (3) untuk merupakan wahana interaksi para pelaku membentuk manusia dan masyarakat sektor Indonesia yang berakhlak mulia dan perekonomian bangsa yang bermartabat. Media Massa, merupakan sebuah fungsi Ruang lingkup dan sasaran pem- riil yang menopang nasional. (6) bidang Lingkup dan sistem yang memberi pengaruh bangunan karakter bangsa meliputi: (1) sangat signifikan terhadap publik, Lingkup Keluarga, merupakan wahana khususnya terkait dengan pembentukan pembelajaran dan pembiasaan karakter nilai-nilai kehidupan, sikap, perilaku, dan yang dilakukan oleh orang tua dan orang kepribadian atau jati diri bangsa. dewasa lain dalam keluarga terhadap Kebijakan Nasional Pembangunan anak sebagai anggota keluarga sehingga Karakter Bangsa (2010) tersebut secara diharapkan keluarga fungsional memiliki tiga fungsi utama berkarakter mulia yang tecermin dalam sebagai berikut: (1) Fungsi Pembentukan perilaku keseharian. (2) Lingkup Satuan dan Pendidikan, merupakan wahana pem- pembangunan karakter bangsa berfungsi binaan membentuk dan dapat terwujud pengembangan karakter Pengembangan dan Potensi, bahwa mengembangkan yang dilakukan dengan menggunakan (a) potensi manusia atau warga negara pendekatan terintegrasi dalam semua Indonesia agar berpikiran baik, berhati mata baik, dan berperilaku baik sesuai dengan pelajaran, (b) pengembangan budaya satuan pendidikan, (c) pelaksana- falsafah an ekstra Perbaikan dan Penguatan, bahwa Pem- kurikuler, serta (d) pembiasaan perilaku bangunan karakter bangsa berfungsi dalam kehidupan di lingkungan satuan memperbaiki dan memperkuat peran pendidikan. (3) Lingkup Pemerintahan, keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, kegiatan kokurikuler dan hidup Pancasila. (2) Fungsi 38 dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi ngalaman belajar (learning experiences) dan pe- yang dibangun melalui dua pendekatan ngembangan potensi warga negara dan yakni intervensi dan habituasi. Dalam pembangunan bangsa menuju bangsa intervensi dikembangkan suasana inter- yang maju, mandiri, dan sejahtera. (3) aksi belajar dan pembelajaran yang Fungsi Penyaring, bahwa pembangunan sengaja karakter memilah tujuan pembentulkan karakter dengan budaya bangsa sendiri dan menyaring me-nerapkan kegiatan yang terstruktur budaya bangsa lain yang tidak sesuai (structured learning experiences). Agar dengan nilai-nilai budaya dan karakter proses pembelajaran tersebut ber-hasil bangsa yang bermartabat guna peran guru sebagai sosok panutan bertanggung bangsa Adapun jawab dalam berfungsi mencapai (role model) sangat penting dan me- ditanamkan dalam pendidikan karakter di nentukan. Sementara itu dalam habituasi Indonesia dan sekaligus sebagai in- diciptakan situasi dan kondisi (persistent- dikator keberhasilan pendidikan ber- life situation), dan penguatan (reinforce- karakter yang tercermin dari cara berfikir, ment) yang memungkinkan peserta didik bersikap dan berperilaku siswa selama pada satuan pendidikannya, di rumah- dan setelah proses pendidikannya, yang nya, di lingkungan masyarakatnya mem- meliputi: biasakan diri berprilaku sesuai nilai dan Religius, yang untuk harus (1) nilai-nilai dirancang (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja Keras, (6) menjadi Kreatif, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin internalisasi dan dipersonalisai dari dan Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) melalui proses intervensi. Proses pem- Cinta Tanah Menghargai budayaan dan Bersahabat/Komunikatif, mencakup pemberian Prestasi, (13). Air, (12) karakter yang telah pemberdayaan contoh, di- yang pem- (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, belajaran, pembiasaan, dan pe-nguatan (16) harus dikembangkan secara sistemik, Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, (18) Tanggung Jawab. Pada tahap implementasi holistik, dan dinamis. Pen- Implementasi pendidikan karakter didikan Karakter Bangsa dikembang-kan pada jalur pendidkan (Kemdiknas, 2010) pengalaman belajar (learning experien- dalam Winataputra (2010) dinyatakan ces) dan proses pembelajaran yang bahwa: bermuara pada pembentukan karakter 1) Secara mikro pengembangan nilai dalam diri individu peserta didik. Proses /karakter dapat dibagi dalam empat ini proses pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar pem-berdayaan di kelas, kegiatan keseharian dalam sebagaimana digariskan sebagai salah bentuk budaya satuan pendidikan satu prinsip penyelenggaraan pendidik- (school culture); kegiatan ko-kurikuler an nasional. Proses ini berlangsung dan/atau dalam tiga pilar pen-didikan yakni dalam kegiatan keseharian di rumah, dan satuan dalam masyarakat. dilaksanakan pembudayaan dan pendidikan, masyarakat. Dengan melalui keluarga, dan memberi pe- ekstra kurikuler, serta 39 2) Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas pengembangan bersifat umum dan tidak terkait nilai/karakter langsung pada suatu mata pelajaran, dilaksanakan dengan menggunakan seperti kegiatan Dokter Kecil, Palang pendekatan terintegrasi dalam semua Merah Remaja, Pecinta Alam dll, perlu mata pelajaran (embeded approach). dikembangkan Khusus, dan penguatan (reinforcement) dalam untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan, karena memang proses pembiasaan rangka pengembangan nilai/karakter. 5) Dalam lingkungan keluarga dan misinya adalah mengembangkan nilai masyarakat diupayakan agar terjadi dan pengembangan proses penguatan dari orang tua/wali nilai/karakter harus menjadi fokus serta tokoh-tokoh masyarakat ter- utama menggunakan hadap prilaku berkarakter mulia yang berbagai strategi/metode pendidikan dikembangkan di satuan pendidikan nilai menjadi kegiatan keseharian di rumah sikap maka yang dapat (value/character education). Untuk kedua mata pelajaran tersebut dan di lingkungan nilai/karakter dikembangkan sebagai masing-masing. masyarakat dampak pembelajaran (instructional Definisi inovasi sebagai suatu ide, effects) dan juga dampak pengiring objek, atau praktik yang dipandang baru (nurturant oleh individu untuk memenuhi tujuan effects). Sementara itu untuk mata pelajaran lainnya, yang yang secara formal memiliki misi utama disengaja. selain pengembangan nilai/karakter, membedakan inovasi dan perubahan: (1) wajib dikembangkan kegiatan yang Perubahan melibatkan penataan kembali memiliki dampak pengiring (nurturant pola effects) berkembangnya nilai/karakter berkaitan dengan kebaruan; (2) Per- dalam diri peserta didik. ubahan 3) Dalam lingkungan satuan pendidikan diinginkan, Ada yang peningkatan sosial-kultural positif, pendidikan dan memungkinkan para peserta didik direncanakan bersama rencanakan, dengan warga satuan pendidikan lainnya terbiasa membangun kegiatan keseharian di satuan pendidikan yang mencerminkan perwujudan karakter. aspek sedangkan bersifat dan yang inovasi positif atau negatif, sedangkan inovasi merujuk pada dikondisikan agar lingkungan fisik dan satuan tiga ada, dapat direncanakan yang (3) secara mendasar Perubahan dapat maupun tidak di- sedangkan inovasi me- rupakan hasil dari perencanaan. Sedangkan Huberman mengatakan ”Innovation.....the creative selection, organization, and utilization of human 4) Dalam kegiatan ko-kurikuler, yakni and material resources in new and unique kegiatan belajar di luar kelas yang ways which wil result in the attainment of terkait langsung pada suatu materi a higher level of achievement for the dari atau defined goal and objectives”. Tujuan suatu mata pelajaran, kegiatan ekstra kurikuler, yakni dilakukan inovasi adalah untuk mencapai kegiatan satuan pendidikan yang tujuan tertentu atau untuk memecahkan 40 masalah tertentu. Inovasi dapat diartikan organisasi, yaitu suatu proses inovasi sebagai suatu usaha perubahan, inovasi yang bertumpu pada organisasi. Model tidak proses inovasi yang berorientasi pada sama (excellence). dengan keunggulan Hamilton, (1996), me- individu diawali dari penguasaan nyatakan guru yang unggul mungkin pengetahuan yang didasari oleh karak- tanpa perlu bersikap inovatif, mungkin teristik sosial ekonomi, kepribadian dan orang akan bertanya mengapa perlu ada perilaku komunikasi, kemudian adanya inovasi menciptakan persuasi antara untungan bila keunggulan? tidak Perbedaan guru melalui pertimbangan kerelatif, perbandingan, yang inovatif dan guru yang unggul akan kompleksitas, terlihat jelas dalam jangka panjang. amatan dan selanjutnya pengambilan Hamilton menyatakan bahwa guru yang keputusan. Dalam keputusan ini ada dua inovatif nilainya melebihi guru yang kemungkinan, unggul (adoption) karena inovasi merupakan percobaan dan pertama; dengan peng- menerima keberlanjutan kekuatan pendorong yang meningkatkan (continued) atau menerima kemudian karier berhenti (discontinued) dan kemungkinan dan membuat hal itu terus diperbarui dan bermakna, sedangkan kedua keunggulan mungkin menghadapi jalan (Rejection) atau menolak tapi kemudian buntu dan tidak berkembang. menerima (later adoption) yang se- Inovasi pendidikan merupakan adalah lanjutnya tersebut. Sebuah sadar, terencana, berpola dan bertujuan melakukan untuk organisasi sesuai dengan selamanya mengimplementasi perubahan yang didasarkan atas usaha mengarahkan, menolak inovasi organisasi dikatakan suatu inovasi menciptakan dan apabila me- kebutuhan yang dihadapi sesuai tuntutan nggunakan sesuatu yang baru, atau idea jaman. generation and use. Sekolah yang inovatif Inovasi pendidikan yang dimaksud adalah idea, teknologi, atau adalah mungkin juga metodologi baru yang ciptakan diusulkan untuk digunakan di sekolah. mentasikan sesuatu yang baru. Menurut Tujuan Bafadal, (2003), inovasi pembelajaran inovasi perbaiki adalah performansi untuk sekolah memdan pada sekolah sendiri hakikatnya yang dan mampu men- mengimple- merupakan sesuatu performansi guru khususnya sehingga yang baru, bisa berupa ide, program, mampu menjadi sekolah yang lebih baik layanan, metode, teknologi dan proses atau lebih efektif dan efisien. Menurut pembelajaran. Sa’ud, (2010) untuk melaksanakan proses Pelaksanaan inovasi dapat terbagi inovasi pendidikan ada dua model yang menjadi dua yakni pelaksanaan inovasi perlu Model Top–Down Inovation dan pelaksanaan proses inovasi yang berorientasi pada Bottom–Up Inovation. Top-Down Inovati- individu, adalah suatu proses inovasi on adalah yang bertumpu pada manusianya atau ciptakan oleh atasan sebagai usaha individu-individu yang ada, (2) Model untuk meningkatkan mutu pendidikan proses inovasi yang berorientasi pada atau diperhatikan yakni: (1) inovasi yang sengaja di- pemerataan kesempatan untuk 41 memperoleh pendidikan, ataupun sebagai efisiensi usaha untuk dan meningkatkan sebagainya, Berdasarkan penjelasan tersebut menunjukkan betapa besar peran guru sedangkan dalam proses pembelajaran sehingga bawahan tidak punya otoritas untuk daya inovasi dan sikap professional menolak sangat diperlukan. pelaksanaannya. Sedangkan model inovasi Bottom Up Inovation yakni Pengembangan daya inovasi guru inovasi yang diciptakan berdasarkan ide, mempersyaratkan adanya iklim organi- pikiran, kreasi, dan inisiatif dari sekolah, sasi guru dan atau masyarakat, atau model selenggaranya proses pembelajaran yang inovasi berasal dari bawah. berkualitas Lingkungan dan organisasi Guru adalah pendidik profesional sekolah yang yang merupakan mendukung pendorong ter- inovasi dengan tugas utama mendidik, me- merupakan sumber daya yang unik yang ngajar, membimbing, mengarahkan, dapat menciptakan keunggulan kom- melatih, menilai, mengevaluasi petitif, dan selanjutnya (2010) iklim organisasi peserta didik pada pendidikan anak usia menyatakan dini jalur pendidikan formal, pendidikan sekolah merupakan hasil timbal balik dari dasar, pola Adapun dan pendidikan peran menurut yang Abin menengah. diemban Syamsuddin bahwa Raza, perilaku guru-guru sebagai guru kelompok dan pola perilaku kepala dalam sekolah sebagai pemimpin organisasi.. Akhmad Sudrajad (2008) mengemukakan Sejalan dengan Raza, bahwa Nestra (2011) menyatakan dalam pengertian pendidikan maka bahwa secara luas, seorang guru yang ideal terdapat kontribusi seyogyanya dapat berperan sebagai: (1) supervisi kepala Konservator guru dan kesejahteraan guru terhadap (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan; (2) Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan; (3) yang Wayan sekolah, signifikan profesional kinerja guru Terselenggaranya pengembangan daya inovasi guru yang berorientasi pada Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai individu tersebut kelembagaan akan berpengaruh pada kepada Transformator peserta didik; (penterjemah) (4) sistem- sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya, dalam dan pembentukan berorientasi kualitas pada proses pem- Pengembangan daya belajaran. Aktualisasi proses interaksi dengan sasaran didik; (5) inovasi yang berorientasi pada individu Organisator (penyelenggara) terciptanya ditujukan proses di- mampuan berinovasi bagi guru. Armour secara Yelling &, (2004) menyatakan bahwa CPD edukatif yang pertanggungjawabkan, dapat baik untuk pengembangan professional ke- formal (kepada pihak yang mengangkat (continuing dan menugaskannya) maupun secara memberikan cara-cara dalam bekerja moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan (mengajar) yang menciptakannya). ningkatkan bagi development) guru pengalaman untuk me- kualitas profesional mereka, yang juga berarti 42 bahwa guru perlu untuk menempatkan penciptaan kondisi, implementasi inovasi, dirinya secara berbeda dalam kerangka perbaikan CPD, dan bahwa guru harus memberikan suksesan inovasi dipengaruhi oleh tiga kontribusi pen-getahuan ngalaman didikan untuk dan institusionalisasi Ke- dan pe- variabel yaitu ketepatan persepsi person merevitalisasi pen- terhadap inovasi pendidikan, motivasi Sementara Per- dan kreatifitas dalam operasional yang karakter. menegpan & RB No 17 tahun 2009 menyatakan bahwa guru professional ada, Bafadal (2006). Prorofesionalitas guru, adalah ke- berkewajiban untuk: (a) Merencanakan mampuan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan dalam melaksanakan tugas sehari-hari, pembelajaran/bimbingan yang bermutu, dimana menilai hasil kemampuan me- motivasi kerja, dan memiliki tingkat laksanakan pembelajaran/perbaikan dan komitmen serta abstraksi yang tinggi. pengayaan; Sikap profesional guru dapat terbentuk dan mengevaluasi pembelajaran/bimbingan, (b) serta Meningkatkan mengembangkan kualifikasi dan akademik mengelola guru bersangkutan (ability) dikarenakan adanya dan kompetensi secara berkelanjutan norma sejalan undang-undang dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; & dirinya yang sendiri memiliki yang tinggi, standar profesi, serta tuntutan berlaku guru dan dosen. Oleh karena itu aktualisasi sikap professional Sejalan dengan pandangan Armour guru dalam model ini adalah dalam Yelling bentuk: di atas dan kebijakan pemerintah dalam Permenegpan & RB 1) Penguasaan Kompetensi Keguruan, No 17 tahun 2009, maka pengembangan Undang-undang Nomor 14 daya inovasi yang berorientasi pada 2015 individu dan Dosen, menyebutkan kompetensi adalah atau seperangkat pengetahuan, Ber- terampilan, dan perilaku yang harus pe- dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh ngembangan kompetensi Guru yang guru atau dosen dalam melaksanakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, tugas bertahap, Kompetensi Guru sebagaimana di- adalah Professional dengan Development Pengembangan kelanjutan (PKB) Continuing (CPD) Keprofesian merupakan berkelanjutan untuk me- tentang guru tahun keprofesionalan. ke- Selanjutnya ningkatkan profesionalitasnya, 1) Pen- maksud meliputi kompetensi peda- didikan dan Latihan Keprofesian; 2) gogik, kompetensi Penelitian dan Publikasi Ilmiah, dan kompetensi sosial, dan kompetensi 3) Karya Inovasi. Sekolah tidak akan menjadi baik kepribadian, profesional dicerminkan Kompetensi Pedagogik, oleh: b) a) Kom- dengan sendirinya melainkan melalui petensi Kepribadian, c) Kompetensi proses Sosial, dan d) Kompetensi Profesional. pengimplementasian innovasi pendidikan yang baik dalam bentuk siklus yang ngenalan meliputi inovasi kegiatan: melalui pe- sosialisasi, 2) Penguasaan IPTEKS Sesuai Bidangnya, Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) bersifat 43 perangkat keras (hardware) maupun 4) Kemampuan Jejaring (Networking), perangkat lunak (software merupakan Guru perlu memilik kemampuan salah satu penggerak maupun alat membangun jejaring (Networking) ukur standar kemajuan suatu bangsa. dengan alasan: Pertama, dalam era Tingkat. Oleh itu, upaya global ini memungkinkan terjadinya perlu terus mobilitas guru baik secara vertikal ditumbuhkembangkan dan didukung, maupun. Kedua, sebagai profesional baik maupun seorang masyarakat secara bersamaan. Lem- tuntutan baga pendidikan yang mem-punyai secara sumberdaya harus masyarakat yang menghendaki pe- mempunyai kepekaan yang tinggi layanan yang lebih baik. Dengan dalam menghadapi IPTEKS yang terus membangun berkembang Kedudukan guru sebagai akan meningkatkan kualitas hubungan tenaga profesional berfungsi untuk kesejawatan secara profesional. meningkatkan martabat dan peran Melalui networking inilah guru akan guru pembelajaran memperoleh akses terhadap inovasi- berfungsi untuk meningkatkan mutu inovasi di bidang profesinya. Jaringan pendidikan nasional. kerja guru bisa dimulai dengan dari penguasaan karena (IPTEKS oleh pemerintah dan sebagai potensi agen 3) Kemampuan Akses Teknologi Infor- skala guru harus mengikuti perkembangan global, kecil, profesi dan jejraing dengan tuntutan (Networking) mengadakan masi dan Komunikasi, Pe-nguasaan pertemuan formal maupun informal, teknologi komunikasi dan informasi kelompok kerja guru, forum organisasi bersifat sangat strategis bagi guru profesi, agar penggunaan media social. dapat mengikuti ngembangan IPTEKS laju internet maupun mampu 5) Peningkatan Kualitas Pembelajaran, PP berperan dengan lebih efisien dan 32 tahun 2013 mengatur bahwa setiap efektif dalam melaksanakan tugas satuan professional Proses perencanaan proses pembelajaran, akses pelaksanaan proses pembelajaran, sebagai pengembangan dan pe- jaringan guru. kemampuan pendidikan teknologi informasi dan teknologi penilaian meliputi: (1) Memahami teknologi pengawasan informasi untuk dan komunikasi. (2) hasil melakukan pembelajaran, proses terlaksananya dan pembelajaran proses Pem- Mengembangkan keterampilan untuk belajaran yang efektif dan efisien. memanfaatkan Proses teknologi informasi Pembelajaran pada satuan diselenggarakan secara dan komunikasi dalam menunjang pendidikan tugas profesi. (3) Mengembangkan interaktif, inspiratif, menyenangkan, sikap kritis, kreatif, apresiatif dan menantang, memotivasi peserta didik mandiri dalam penggunaan teknologi untuk informasi dan komunikasi. (4) Meng- memberikan ruang yang cukup bagi hargai karya cipta di bidang teknologi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian informasi dan komunikasi. sesuai dengan bakat, minat, dan berpartisipasi aktif, serta 44 perkembangan fisik serta psikologis dan kinerja yang kompleks. Ketiga, Peserta Didik. Proses Pembelajaaran analisis proses yang digunakan untuk yang diharapkan merupakan cerminan menghasilkan respon peserta didik dari sikap atas perolehan sikap, keterampilan, professional guru dan sekaligus sebagai laksanakannya wujud tugas terguru 6) Lulusan yang Kompeten dan Ber- sebagai pendidik professional yang karater, Standar Kompetensi Lulusan meliputi: digunakan (1) utama dan pengetahuan yang ada. Perencanaan Pem- sebagai pedoman pe- belajaran, berdasarkan kerangka dasar nilaian dalam penentuan kelulusan dan struktur kurikulum maka Peserta Didik dari satuan pendidikan. pembelajaran yang Kompetensi Lulusan) meliputi Kom- disusun guru mencakup: a) Silabus, b) petensi untuk seluruh mata pelajaran Rencan pembalajaran yang mencakup sikap, pengetahuan, (RPP). (2) Pelaksanaan Pembelajaran, dan keterampilan Standar kompetensi dengan kurikulum lulusan men-cakup tiga domain yang 2013 dalam pelaksanan pembalajaran meliputi: (1) Domain sikap, mencakup: hendaknya pribadi perencanan Pelaksanaan mengacu pada guru menggunakan yang beriman, berakhlak pendekatan saintifik (Scientific) yang mulia, percaya diri, dan bertanggung mencakup jawab Observing Questioning (mengamati), (menanya), dalam berinteraksi secara Associating efektif dengan lingkungan sosial, alam (menalar), Experimenting (mencoba), sekitar, serta dunia dan peradabannya, Networking (membentuk Jejaring). (3) (2) Domain ketrampilan, mencakup: Penilaian mencakup pribadi yang berkemampuan pikir dan tiga domain yaitu sikap, ketrampilan tindak yang efektif dan kreatif dalam dan dilakukan ranah abstrak dan konkret. (3) Domain pada proses dan hasl pembelajaran. pengetahuan, mencakup: pribadi yang Pendekatan digunakan menguasai (Authentic teknologi, seni, budaya dan ber- Assessment) adalah pengukuran yang wawasan kemanusiaan, kebangsaan, bermakna kenegaraan, dan peradaban. Pembelajaran, pengetahuan penilaian yang penilaian autentik secara signifikan atas ilmu pengetahuan, proses dan hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan E. pengetahuan. Penilaian autentik ter- Kesimpulan diri dari berbagai teknik penilaian. PENUTUP Kebijakan Nasional Pembangunan Pertama, pengukuran langsung ke- Karakter terampilan memiliki fungsi utama yaitu: (1) Fungsi peserta didik yang Bangsa berhubungan dengan hasil jangka Pembentukan panjang Potensi, pendidikan seperti ke- (2) secara dan Fungsi fungsional Pengembangan Perbaikan dan suksesan di tempat kerja. Kedua, Penguatan, dan (3) Fungsi Penyaring. penilaian Dalam atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas implementasi kebijakan pem- bangunan karakter bangsa dilaksanakan 45 melalui jalur pendidikan secara terintegrasi dengan menanamkan nilai-nilai F. karakter Armour, K. & Yelling, M. 2004. “Continuing Professional Development For Experienced Physical Education Teachers”: Towards effective provision. Sport, Education and Society, 9(1), 95-114. Bafadal, I. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Bafadal, I. 2006. Peningkatan Profesionalisme Guru SD. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Detik News, Mabes Polri Komjen Budi Gunawan Masih dalam Jabatan Kalemdikpol,http://news.detik.com/ read/2015/10/19/050753/2806681/ 10 /mabes- polri- komjen-budi gunawan-masih-jabat kalemdikpol? n992204fksberita DetikNews. Komisi-III Setuju Komjen Budi Jadi Kapolri DPR Gelar ParipurnaBesok,http://news.detik.com/read/2 015/10/14/151802/2803253/10/ko misi-iii-setuju-komjen-budi-jadikapolri-dpr-gelar-paripurna-besok Hamilton, Judith. 1996. Inspiring Innovations in Language Teaching. British Library Cataloguing in Publication Data. ISBN 1-85359284-6 (hbk) ISBN 1-85359-283-8 (pbk) Hill, T.A., 2005. Character First Kimray Inc.,http://www.charactercities.org/ downloads/publications/Whatischa racter.pdf. Li, L., 2005. Education for 1.3 Billion. Pearson Education Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2009. Kementerian Pendidikan Nasional, 2010, Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010, Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta Kementerian Pendidikan Nasional, 2011, Panduan Pelaksanaan Pendidikan bangsa, proses pendidikan karakter berlangsung dalam tiga pilar pendidikan yakni dalam satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat dengan memberikan pengalaman belajar (learning experiences) yang dibangun melalui pendekatan intervensi dan habituasi. Dengan rujukan menggunakan maka disusun berbagi model pe- ngembangan daya inovasi guru yang mencakup Model Inovasi Berorientasi pada Individu, dan Model Inovasi Berorientasi pada Organisasi dengan menggunakan Metode: Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Continuing Professional atau PKB Development (CPD) dan metode Pengembangan Kelembagaan (Institutional Development) Terselenggaranya pengembangan daya inovasi guru yang berorientasi pada individu dan lembagaan berorientasi akan pembentukan pada berpengaruh kualitas proses kepada pem- belajaran. Revitalisasi implementasi pendidikan karakter berbasis daya inovasi guru akan mendukung pendidikan dalam: proses karakter penguasaan dan efektifitas yang tercermin kom-petensi keguruan, penguasaan IPTEKS sesuai bidangnya, kemampuan akses teknologi informasi dan komunikasi, kemampuan jejaring (networking) peningkatan kualitas pembelajaran dan pada akhirnya dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan berkarater secara masif. DAFTAR PUSTAKA 46 Karakter, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, Jakarta Pemerintah Republik Indonesia, 2010, Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025, http://www.puskurbuk.net/downloa ds/viewing/Produk Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. http://www.dikti.go.id/?page_id=50 9&lang=id (diunduh Oktober 2015) Republika On Line, CPI Indonesia 2014 Naik Tujuh Peringkat, http://nasional.republika.co.id/berit a/nasional/daerah/15/12/04/ng2en z-cpi-indonesia-2014-naik-tujuhperingkat Sutarum, 2014, Prosiding Seminar Nasional & Call Paper “Pengembangan Sikap Profesional Guru Berbasis Inovasi Dalam Rangka Ilmplementasi Kurikulum 2013” Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Sekolah Ekonmi, Universitas Negeri Semarang Thomas Lickona , 1991, Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility, New York: Bantam Books, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta UNDP, Peringkat Pembangunan Manusia Indonesia Jalan di Tempat http://ekonomi.kompasiana.com/bi snis/2015/10/25/rilis-undpperingkat-pembangunan-manusiaindonesia-jalan-di-tempat676455.html Wanda Crisiana (2005). Upaya Penerapan Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa (Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri Uk Petra). Jurnal Teknik Industri Vol. 7 No. 1, Juni 2005, 83-90 Wibowo, Timothy. 2013. “Membangun Karakter Sejak Pendidikan Anak Usia Dini”, diunduh dari http://www.pendidikankarakter.co m/membangun-karakter-sejakpendidikan-anak-usia-dini/ Wiki Pedia, DMEAr negara Menurut Indeks Pembanguan Manusia, http://id.wikipedia.org/wiki/DMEAr _negara_menurut_Indeks_Pembang unan_Manusia Winataputra Udin Saripudin, (2010) Implementasi Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa (Konsep, Kebijakan, dan Kerangka Programatik) Tim Pendidikan Karakter Diknas. 47