PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKTUAL MODEL BASED LEARNING DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN PKn PERAN AKTIF INDONESIA DI ASEAN BAGI SISWA KELAS VI SEMESTER II SDN 2 DOROAMPEL SUMBERGEMPOL TAHUN 2014/2015 SUDARWATI, S.Pd.*) NIP. 19630306 198303 2 010 *) Guru SDN 2 Doroampel Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung ABSTRAK Dalam rangka memahami sesuatu dengan baik kita perlu mndengar, melihat, mengajukan pertanyaan sesuatu tersebut dengan membahasnya dengan orang lain. Bukan hanya itu, tapi perlu mengerjakannya yakni penggambaran sesuatu dngan cara mreka sendiri, menunjukkan contohnya, mempraktekkan keterampilan dan mengerjakan tugas mnuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) Untuk mengetahui pembelajaran kontekstual model problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi PKn pada siswa Kelas VI SD Negeri 2 Doroampel Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015. (2) Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual model problem Based Learning dalam meningkatkan motivasi, minat, perhatian dan partisipasi belajar PKn pada siswa Kelas VI SD Negeri 2 Doroampel Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015. Hipotesis penelitian ini adalah jika metode pembelajaran kontekstual model problem Based Learning diterapkan dalam proses pembelajaran maka hasil belajar PKn Kerja Sama Negara Asia Tenggara siswa Kelas V SDN 2 Doroampel Kec. Sumbergempol Kab. Tulungagung akan meningkat. Penelitian ini menggunakan tindakan sebaanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan, pengamatan, refleksi dan refisi. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VI SDN 2 Doroampel Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun 2014/2015. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, angket dan tes. Dari hasil tersebut diperoleh nilai ketuntasan tes awal 63,83 %, tes siklus I 78,72 %, dan tes Siklus II 93,62 %. Terjadinya peningkatan nilai dari tes awal, Siklus I dan Siklus II karena penerapan pendekatan kontekstual model based learning dalam pembelajaran. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan dengan model pembelajaran based learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn peran aktif Indonesia di ASEAN bagi siswa Kelas VI SDN 2 Doroampel Sumbergempol Tulungagung. Kata Kunci: Peningkatan, Pemahaman, Kontekstual Model Based Learning A. PENDAHULUAN perumusan tujuan instruksional khusus, Latar Belakang Masalah sebab dalam kegiatan belajar mengajar Metode mengajar yang guru bukan semata persoalan menceritakan. gunakan dalam setiap kali pertemuan Belajar bukanlah konsekuensi otomatis bukanlah asal pakai, tetapi setelah me- dari perenungan informasi ke dalam lalui seleksi yang berkesesuaian dengan benak siswa. Belajar memerlukan ke1 terlibatan mental dan kerja siswa sendiri. cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya” Penjelasan dan pemeragaan semata tidak yakni menggambarkan sesuatu dengan akan membuahkan hasil kerja yang cara langgeng. Yang bisa membuahkan hasil contohnya, belajar yang langgeng hanyalah kegiatan keterampilan dan mengerjakan tugas belajar aktif. yang menuntut pengetahuan yang telah Tiap peserta didik khususnya siswa mereka sendiri, mencoba menunjukkan mempraktekkan atau harus mereka dapatkan. Kelas VI SDN 2 Doroampel mempunyai Dengan menyadari gejala-gejala tingkat kematangan yang berbeda. Ke- atau kenyatan tersebut di atas, maka matangan sangat mempengaruhi daya dalam penelitian ini penulis mengambil tangkap siswa dalam menerima pelajaran judul khususnya PKn. Dalam memilih metode Kontekstual Model Based Learning dapat pembelajaran, mem- Meningkatkan Pemahaman PKn Peran perhatikan mental, kecerdasan, situasi Aktif Indonesia di ASEAN bagi Siswa Kelas dan kondisi siswa. Oleh karena itu guru VI memilih pendekatan Sumbergempol Tahun 2014/2015”. dengan menggunakan guru harus pembelajaran kenyataannya Semester II SDN Pembelajaran 2 Doroampel pendekatan metode diskusi dan tanya jawab. Namun pada “Penerapan dalam Rumusan Masalah proses Bertitik tolak dari latar belakang di pembelajaran di kelas khususnya di Kelas atas maka penulis merumuskan per- VI SDN 2 Doroampel, banyak siswa yang masalahannya sebagai berikut: prestasi hasil belajarnya menurun karena 1. Apakah penerapan siswa merasa jenuh, kurang berminat kontekstual dalam kegiatan pembelajaran dan siswa Learning dapat meningkatkan prestasi merasa kurang diperhatikan oleh guru dan motivasi belajar siswa terhadap karena materi pelajaran PKn pada siswa Kelas guru lebih terfokus pada beberapa siswa yang aktif saja. harus mengerjakan banyak tugas. Mereka menggunakan gagasan, Based mengkaji pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimanakah pengaruh pem- belajaran kontekstual model problem menerapkan apa yang mereka pelajari. Based Learning dalam meningkatkan Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, motivasi, bersemangat dan penuh gairah. partisipasi belajar PKn pada siswa bisa masalah Sumbergempol Tulungagung tahun dan Untuk memecahkan otak, problem VI SD Negeri 2 Doroampel Kecamatan Agar belajar menjadi aktif siswa harus model pembelajaran mempelajari minat, perhatian dan sesuatu Kelas VI SD Negeri 2 Doroampel yang baik, kita perlu mendengar, melihat, Kecamatan Sumbergempol Kabupaten mengajukan pertanyaan tentangnya dan Tulungagung membahasnya dengan orang lain. Bukan 2014/2015? tahun pelajaran 2 Tujuan Penelitian model Berdasarkan permasalahan seperti pembelajaran meningkatkan yang dapat penguasaan materi tersebut di atas maka tujuan penelitian kegiatan PKn kepada siswa. Dari pe- ini adalah sebagai berikut ngalaman tersebut diharapkan guru 1. Untuk mengetahui kontekstual model pembelajaran mengembangkan prestasi Based siswanya untuk menerapkan pada Learning dapat meningkatkan prestasi pokok bahasa lain. Selain itu juga PKn pada siswa Kelas VI SD Negeri 2 dapat menularkan pengalaman yang Doroampel diperolehnya ini kepada guru yang Kec. Tulungagung problem dapat Sumbergempol tahun pelajaran 2014/2015. 2. Untuk lain. 2. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian mengetahui pembelajaran pengaruh kontekstual ini model dapat dipergunakan masukan dalam perumusan kebijakan problem Based Learning dalam me- dalam upaya ningkatkan motivasi, minat, perhatian didikan di dan partisipasi belajar PKn pada siswa Kewarganegaraan. Kelas VI SD Negeri 2 Doroampel Kec. sebagai 3. Bagi siswa, meningkatkan bidang pen- Pendidikan penggunaan metode Sumbergempol Tulungagung tahun kontekstual model based learning ini pelajaran 2014/2015. dapat lebih menyenangkan, men- dorong, siswa Hipotesis Penelitian dan membiasakan untuk belajar mandiri, tidak ber- Hipotesis dalam penelitian ini adalah gantung kepada guru, dan siswa jika metode pembelajaran kontekstual dapat mengembangkan daya nalar model dan kreativitas dalam belajar. problem Based Learning diterapkan dalam proses pembelajaran maka hasil belajar PKn Peran Aktif B. Indonesia di ASEAN bagi siswa Kelas V Sekitar Motivasi SDN 2 Doroampel Kec. Sumbergempol 1. Pengertian Motivasi Kab. Tulungagung akan meningkat KAJIAN PUSTAKA Motivasi adalah salah satu faktor penting Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini yang dapat mempengaruhi proses belajar seseorang. Mc. Donald diharapkan dalam A.Tabrani Rusyan, mengatakan: “ dapat memberikan kontribusi pada pem- Motivasion is an energy change whitin the belajaran Pendidikan Kewarganegaraan. person caraterized by affective arousal Kontribusi yang diberikan dalam hal ini and adalah sebagai berikut: (Motivasi adalah perubahan energi dalam 1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat diri seseorang yang ditandai dengan dipergunakan untuk mengembangkan timbulnya perasaan dan reaksi untuk anticipatory goal reactions.” 3 mencapai tujuan). tidak dapat ditawar lagi bagi setiap Menurut Winkel (Hardianto:1987) “ Motivasi belajar adalah keseluruhan daya individu untuk memberikan dorongan dalam beraktifitas. penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan yang yang penting maupun yang kurang menimbulkan kelangsungan ke- penting, yang berbahaya maupun yang giatan belajar dan memberikan arah tidak mengandung resiko, selalu ada kegiatan belajar itu”. Motivasi adalah motivasinya. Juga dalam soal belajar, penggerak tingkah laku kearah suatu motivasi itu sangat penting. Motivasi tujuan dengan didasari adanya suatu adalah syarat mutlak untuk belajar. Di kebutuhan. Melihat beberapa pendapat sekolah sering kali terdapat anak malas, dari para pakar tersebut dapatlah ditarik tidak menyenangkan, suka membolos, kesimpulan dan sebagainya. Dalam hal demikian bahwa belajar, Jadi apa yang diperbuat manusia, dari pada dasarnya motivasi adalah dorongan dasar yang berarti menggerakkan seseorang dalam ber- memberikan motivasi yang tepat untuk tingkah laku untuk mewujudkan sesuatu mendorong agar ia bekerja dengan secara nyata dari apa yang telah menjadi segenap tenaga dan pikirannya. dorongan dalam kata batinnya yang sangat kuat ataupun guru tidak berhasil Dalam hubungan ini perlu diingat, lemah bahwa nilai buruk pada mata pelajaran sekalipun. Oleh karena itu perbuatan tertentu belum tentu berarti anak itu seseorang yang didasari atas motivasi bodoh terhadap suatu pelajaran itu. tertentu Sering kali terjadi seseorang anak malas mengandung yang bahwa tema sesuai dengan dorongan yang timbul karena terhadap tingkah laku dan kegiatannya. sangat giat dalam mata pelajaran yang Sering dalam kegiatan belajar di mata pelajaran itu, tetapi lain. Banyak bakat anak tidak ber- kelas kita ditemukan suatu reaksi yang kembang karena tidak diperolehnya berbeda terhadap berbagai tugas dan motivasi yang tepat. Jika seseorang materi pelajaran yang diberikan kepada mendapat motivasi yang tepat, maka siswa, ada yang tertarik dan menyenangi lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga topik pelajaran yang dikenalnya, ada juga tercapai hasil-hasil yang semula tiada yang menerima dengan perasaan pasrah terduga. dan terpaksa, tetapi juga ada yang ingin 2. Motivasi Belajar unggul dalam seluruh kegiatan yang Kegiatan dapat terlaksana pertama- bercorak intelektual maupun ketrampilan tama harus ada dorongan untuk me- yang menuntut daya abstrak atau daya laksanakan kegiatan itu. Dengan kata lain analisis yang tinggi dan ini merupakan untuk dapat melakukan sesuatu harus variasi hasil motivasi secara utuh.Motivasi ada motivasi. Begitu juga keadaan dalam hendaknya merupakan kebutuhan yang proses belajar atau pendidikan. Peserta 4 didik harus mempunyai motivasi untuk rupakan beban dari siswa sendiri akan mengikuti kegiatan belajar atau pen- menimbulkan minat yang lebih besar didikan yang sedang berlangsung. Hanya untuk melaksanakan tugas-tugas yang apabila mempunyai motivasi yang kuat, dipaksakan dari luar. Jadi motivasi peserta menunjukkan instrinksik itu timbul tanpa adanya minatnya, aktivitasnya dan partisipasinya pengaruh dari diri siswa. Motivasi ini dalam mengikuti kegiatan belajar atau ada dalam diri anak sendiri yang pendidikan yang dilaksanakan. dapat didik akan berguna bagi kegiatan Ada dua motivasi yang harus dimiliki belajarnya. Motivasi ini dapat timbul peserta didik, yaitu motivasi internal dan karena adanya suatu kebutuhan. Hal motivasi motivasi ini dapat menjadi pendorong bagi internal berarti bahwa peserta didik anak untuk berbuat dan berusaha menyadari bahwa kegiatan pendidikan memenuhi kebutuhan itu. Misalnya yang anak eksternal. sedang baginya Adanya diikutinya karena sejalan bermanfaat dengan ke- berkeinginan membuat data yang dapat menimbulkan keinginan butuhannya. yang kuat untuk membuat tabel data 3. Bagian-bagian Motivasi sehingga dapat menjadi pendorong Ada dua bagian, yaitu dalam (inter bagi anak untuk lebih giat belajar. component) dan luar (outer component). Selain itu juga ada pengaruh tentang Yang dalam ialah perubahan di dalam kemajuannya diri seseorang, keadaan mereka tidak hasil prestasinya, anak akan tahu puas, ketegangan psikologis. Yang luar apakah ada kemajuan atau sebaliknya adalah apa yang diinginkan seseorang, akan mengalami kemunduran, se- tujuan yang menjadi arah kelakuannya. hingga hal ini akan menjadi pen- Jadi yang dalam adalah kebutuhan- dorong bagi anak untuk lebih giat kebutuhan belajar, contoh: Seorang siswa men- yang hendak dipuaskan, dari mengetahui sedangkan yang luar adalah tujuan yang dapat hendak dicapai. pelajarannya dengan nilai kurang baik, 4. hal ini akan mendorong siswa untuk Sifat Motivasi. nilai dengan salah satu Ada 2 (dua) sifat motivasi, yaitu: belajar lebih giat lagi agar dapat a. Intrinksik. memperoleh nilai yang lebih tinggi, Yaitu suatu motivasi yang berasal dari selain itu juga adanya aspirasi untuk dalam diri siswa atau individu lebih mencapai cita-cita. Anak yang mem- efektif dibandingkan dengan motivasi punyai cita-cita akan menjadi tujuan yang dilaksanakan dari luar, karena hidupnya, sehingga dengan demikian kepuasan individu sesuai dengan porsi akan menjadi pendorong yang kuat atau ukuran yang terdapat dalam diri untuk kegiatan belajarnya. siswa itu sendiri. Tugas yang me- 5 b. Ekstrinksik. menurut Sesuatu yang sifatnya dapat mem- Sardiman, dalam Hardianto (1987) menyebutkan hukuman adalah besarkan hati sangatlah efektif, misalnya sebagai adalah suatu pujian. Pujian lebih bagus Tetapi dari pada hukuman, karena hukuman bijaksana akan menjadi alat motivasi. merupakan Oleh aktifitas yang bersifat reinforcement bila diberikan karena itu memahami perbuatan. untuk menerapkannya. yang datang negatif. secara guru menghakimi atau meng-hentikan suatu Pujian yang prinsip-rinsip tepat seharusnya yang tepat sebenarnya sangat dibutuhkan untuk memotivasi belajar siswa. Misalnya saja Project-Based untuk Berbasis Proyek/Tugas) memperoleh nilai yang lebih tinggi, karena dorongan orang lain maka Learning Pengajaran (Pengajaran Berbasis proyek/tugas minat untuk mem-peroleh nilai yang terstruktur membutuhkan suatu pen- lebih tinggi ter-sebut sangat menentukan dekatan pengajaran komprehensif di- semangat dari diri siswa. Jadi motivasi ini mana lingkungan belajar siswa didesain disebabkan oleh faktor-faktor dari luar agar siswa dapat melakukan penyelidikan situasi belajar, seperti bentuk pujian, terhadap msalah-masalah autentik ter- pemberian tanda penghormatan dan masuk pendalaman materi suatu topik suatu hukuman pada siswa. Hal-hal yang mata pelajaran dan melaksanakan tugas mempengaruhi motivasi bernama lainnya. Pendekatan ini mem- ganjaran. perkenalkan siswa untuk secara mandiri timbulnya ekstrinsik misalnya Ganjaran adalah representative adalah alat yang pendidikan me-nyenangkan, dalam mengkonstruksikannya produk nyata (Buck institute Education, motivasi yang dapat menjadi pendorong tugas/proyek bagi anak untuk belajar lebih baik. Pada lengkap, dasarnya ganjaran kemudian diberikan bantuan secukupnya menjadi 4 macam, penghormatan, dibedakan yaitu hadiah dan Siswa for bersifat positif dan juga merupakan alat dapat 2001) dalam yang tetapi diberikan kompleks, sulit, realistis/autentik dan pujian, agar mereka dapat menyelesaikan tugas tanda mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit penghargaan. Pemberian penghormatan komponen-komponen merupakan kompleks yang padu suatu diharapkan suatu hal yang sangat agar dan meraih mampuan untuk menyelesaikan tugas kemajuan diri sendiri maupun diri orang kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan lain. untuk Jadi penghormatan untuk pemberian merupakan tanda alat menjadi tugas penting bagi perkembangan pendidikan per-tumbuhan terwujud suatu menunjang kelas suatu pemberian seperti ke- tugas kompleks di proyek, pendorong yang sangat baik untuk simulasi, penyelidikan mencapai tujuan. Sedangkan hukuman menulis untuk disajikan kepada forum masyarakat, 6 mendengar tugas-tugas yang sesungguhnya autentik lainnya. dan umumnya, keanekaragaman menambah Istilah daya tarik tugas pekerjaan kelas dan situated learning (Prawat, 1992) di- pekerjaan rumah siswa kemungkinan gunakan untuk menggambarkan pem- besar tetap terlibat dan mengerjakan belajaran yang terjadi di dalam ke- pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih hidupan nyata, tugas-tugas outentik/asli bervariasi dan manarik dari pada tindak yang sebenarnya. menonton. Guru yang efektif mengubah Tidak memandang apakah suatu panjang dan cara tugas yang diberikan di tugas harus dikerjakan sebagai pekerjaan samping hakikat kelas atau sebagai pekerjaan rumah, strategi-strategi kognitif yang terlibat. empat prinsip berikut ini membantu Membaca dalam hati, laporan proyek- siswa dalam perjalanan mereka menjadi proyek pembelajaran mandiri yang efektif. multimedia 1. Membuat tugas bermakna, jelas dan macam menantang pekerjaan mandiri. Pilihan kemungkinan Salah satu tantangan yang paling tidak terbatas dan tidak ada alasan bagi sukar yang dihadapi guru pada saat guru untuk membuat jenis tugas yang mereka menggunakan pekerjaan kelas sama dari hari ke hari. atau pekerjaan rumah adalah menjaga 3. khusus tugas dan belajar bahan-bahan menawarkan cara untuk dan berbagai menyelesaikan Menaruh perhatian pada tingkat siswa tetap terlibat. Pada saat bekerja kesulitan sendiri, sangat mudah bagi siswa untuk Menetapkan tingkat kesulitan yang kehilangan minat melakukan cocok atas tugas-tugas yang diberikan tindakan yang tidak relevan khususnya kepada siswa merupakan suatu bahan apabila tugas-tugas itu rutin. baku Kebanyakan dan guru setuju bahwa penting untuk keterlibatan berkelanjutan yang dibutuhkan untuk pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah penyesuaian mandiri dapat dipertahankan ketertiban Apabila siswa diharapkan untuk bekerja siswa memiliki tujuan yang jelas. Siswa secara perlu mengetahui dengan tepat apa yang harusnya memiliki tingkat kesulitan yang harus mereka kerjakan, mengapa mereka menjamin kemungkinan berhasil tinggi. mengerjakan pekerjaan itu. Siswa-siswa Siswa tidak akan tertantang ketika tugas- itu tetap berada dalam tugas selama tugas seperti sebagai pekerjaan yang pekerjaan kelas tidak menantang. Pada umumnya tugas pekerjaan rumah dan menyelesaika apabila mereka tugas-tugas mandiri, tugas tersebut. tersebut se- yang baik perlu memiliki tingkat kesulitan menyikapi tugas-tugas tersebut secara cukup bermakna. memandangnya sebagai sesuatu yang 2. Menganekaragamkan tugas-tugas menantang namun cukup mudah se- Sama hingga dengan kehidupan pada sehingga kebanyakan kebanyakan siswa siswa akan 7 menemukan pemecahannya dan karena berusaha mengungkapkan gejala mengerjakannya tugas tersebut atas jerih secara keseluruhan sesuai dengan kontek payah sendiri. melalui 4. Monitoring Kemajuan siswa alami. Dengan peneliti sebagai instrumen Akhirnya merupakan hal penting utama serta lebih menonjolkan proses bagi guru untuk memonitoring tugas- dan makna dari sudut pandang subyek tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan yang diteliti. pengumpulan data berlatar rumah. Monitoring hendaknya meliputi Alasan menggunakan pendekatan pengecekan untuk mengetahui apakah kualitatif sebab penulis ingin meng- siswa memahami tugas mereka dan ungkapkan secara langsung dan lengkap proses-proses tentang masalah yang sedang diteliti. Monitoring ngecekan kognitif ini juga pekerjaan yang terlibat. termasuk siswa dan pe- Dengan penjelasan melalui kata-kata pe- akan mudah dipahami dari pada ngembalian tugas dengan umpan balik. penjelasan dengan angka-angka yang Pada saat beberapa siswa diberikan terjadi pada penelitian kuantitatif. pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja Pengungkapan permasalahan dengan siswa lain dianjurkan agar guru dengan kata-kata akan menjadikan pe- menyediakan waktu 5 atau 10 menit mahaman untuk berkeliling diantara siswa yang terhadap suatu masalah. Dalam masalah bekerja untuk penggunaan metode mengulang ucapan mereka memahami memastikan tugas apakah tersebut yang kata-kata sulit lebih dalam menyeluruh pembelajaran sebelum menangani siswa-siswa lain. misalnya akan dapat dijelaskan secara Apabila siswa bekerja dalam kelompok- rinci untuk beberapa hal misalnya : kelompok, maka guru hendaknya berada 1. Peneliti bertindak sebagai instrumen dalam kelompok-kelompok secara bergantian diantara siswa dan yang tersebut berkeliling bekerja secara mandiri. Meskipun mengoreksi tugas utama, peneliti bertindak sebagai pengumpul data, penganalisis data dan terlibat langsung dalam proses penelitian. menghabiskan waktu, hendaknya guru 2. Data yang diperoleh akan dipaparkan mengoreksi pekerjaan yang dibua siswa sesuai apa yang terjadi di lapangan. dan Penulis tidak perlu mengemas data mengembalikan kepada mereka dengan umpan balik. secara rumit, data kasar yang dialami lebih mudah untuk dianalisis secara C. METODOLOGI PENELITIAN kualitatif. Pendekatan Penelitian 3. Hasil penelitian bersifat diskriptif, data Dalam penelitian tindakan kelas ini pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif. Dikatakan kualitatif yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka tetapi berupa kata-kata yang menguraikan data secara 8 lengkap. belajar mengajar. 4. Lebih mementingkan proses dari pada c. hasil, dalam penelitian ini yang di- Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja ini yang dipergunakan utamakan ialah bagaimana agar guru siswa dapat ngumpulan data hasil eksperimen. menyampaikan pelajaran dengan mudah dan siswa menerima pelajaran dengan jelas d. sehingga untuk membantu proses pe- Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar prestasi belajarnya meningkat. Jika hal a) Lembar observasi aktivitas guru ini telah dilaksanakan maka penelitian untuk mengamati aktivitas guru dapat dinyatakan berhasil. dalam pembelajaran. 5. Batas permasalahan ditentukan dalam b) Lembar observasi aktivitas siswa fokus penelitian, permasalahan tidak untuk mengamati aktivitas siswa terlalu luas, dan dapat dibahas dalam pem-belajaran. waktu yang relatif singkat misalnya c) Persentase cukup dalam dua siklus penelitian observasi aktivitas guru dan siswa adalah: saja. 6. Analisis data bersifat induktif, yakni dari kesimpulan yang bersifat khusus digeneralisasikan pada kesimpulan yang bersifat umum. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam e. Angket ini digunakan untuk me- penelitian ini terdiri dari: a. ngetahui apakah siswa-siswa tersebut Silabus Yaitu seperangkat pengaturan belajaran Angket tentang pengelolaan rencana dan kegiatan pem- kelas, serta menyenangi model pembelajaran yang ditawarkan penulis. penilaian hasil belajar. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Yaitu merupakan perangkat pem- belajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masingmasing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan f. Tes Formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan 9 pemahaman konsep Bahasa Indonesia. 2. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Tes formatif ini diberikan setiap akhir Dalam Pembelajaran putaran. Berdasarkan analisa data, diperoleh aktivitas Penyiapan Partisipan siswa pembelajaran Untuk menyamakan persepsi perihal dalam dalam model setiap proses based siklus learning mengalami penelitian, RPP, soal-soal tes, pemberian peningkatan. Hal ini berdampak positif skor atau nilai dan tentang persiapan terhadap prestasi belajar siswa yaitu kategorisasi bersama dapat ditunjukkan dengan meningkatnya partisipan melakukan diskusi. Partisipan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus dalam penelitian ini yaitu : yang terus mengalami peningkatan. Hasil 1) Guru kelas yang mengajar kelas yang observasi aktivitas guru siklus I 70,83% maka peneliti diteliti dan siklus II 87,50%. Pada akhirnya 2) Guru sukarelawan sebagai pengamat dan penilai dalam penelitian aktivitas D. HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran siswa dalam proses pem- belajaran dengan model based learning pembelajaran yang paling dominan adalah bekerja model based learning memiliki dampak dengan menggunakan alat atau media, positif mendengarkan dalam penelitian aktivitas ini menunjukkan hasil pembelajaran Berdasarkan analisa data, diperoleh Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui dalam tergolong sangat baik. 3. 1. guru bahwa meningkatkan prestasi atau guru, belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan semakin mantapnya pemahaman siswa siswa/antara siswa dengan guru. Hasil terhadap materi yang disampaikan guru observasi aktivitas siswa tes akhir adalah (ketuntasan belajar meningkat dari tes 96,25% jadi dapat dikatakan bahwa awal, siklus I dan siklus II ) yaitu masing- aktivitas masing 59,46%, 75,68%, dan 91,89%. sangat baik. Pada Siklus II ketuntasan belajar siswa 4. secara klasikal telah tercapai, terlihat I 1,28, dan siklus II 1,80, hal ini seperti grafik di bawah ini. menunjukkan dari tes awal hingga tes siswa dan memperhatikan dapat diskusi antar dikategorikan Data hasil angket respon siswa siklus akhir mengalami peningkatan respon siswa. Pada akhirnya respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran adalah sangat positif. 10 PENUTUP Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang Data hasil kegiatan pembelajaran diperoleh dari uraian sebelumnya agar yang telah dilakukan selama awal, siklus I, proses belajar mengajar PKn lebih efektif siklus II dan seluruh pembahasan serta dan lebih memberikan hasil yang optimal analisis bagi siswa, maka disampaikan saran yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan sebagai berikut : menerapkan 1. Diharapkan untuk melaksanakan pendekatan pembelajaran kontekstual pembelajaran dengan menerapkan model guru pendekatan strategi pembelajaran memiliki dapat meningkatkan prestasi kontekstual model based learning, belajar siswa yang ditandai dengan untuk peningkatan ketuntasan belajar siswa pembelajaran dalam setiap siklus, yaitu tes awal ningkatkan 59,46%, Siklus I 75,68% , Siklus II kegiatan PKn kepada siswa. Dari 91,89%. Data tersebut menunjukkan pengalaman bahwa guru based learning oleh secara klasikal siswa di- nyatakan tuntas dalam pembelajaran. mengembangkan yang model dapat penguasaan tersebut dapat memateri diharapkan mengembangkan prestasi siswanya untuk menerapkan 2. Data hasil observasi aktivitas guru pada pokok bahasa lain. Selain itu dalam pembelajaran yaitu siklus I juga dapat menularkan pengalaman 70,83%, dan siklus II 87,50%. Pada yang diperolehnya ini kepada guru siklus II aktivitas guru dalam pem- yang lain. belajaran tergolong sangat baik. 2. 3. Hasil observasi aktivitas siswa mulai awal hingga siklus II Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih mengalami sering melatih siswa dengan peningkatan yaitu 72,50%, 96,25%. Hal kegiatan penemuan, walau dalam ini pada akhirnya guru tergolong taraf yang sederhana, dimana siswa sangat menerapkan nantinya dapat menemukan pen- pendekatan pembelajaran kontekstual getahuan baru, memperoleh konsep model based learning dan ketrampilan, sehingga siswa baik dalam B. Nilai rata-rata siswa secara klasikal berhasil atau mampu memecahkan dari tes awal 64,32, tes siklus I 74,46, dan tes siklus menunjukkan hasil dari II 80,54. adanya nilai Hal ini peningkatan rata-rata masalah-masalah yang dihadapi. 3. Diharapkan siswa ningkatkan prestasi dapat me- belajar dan kelas. melatih sikap sosial untuk saling Sedangkan hasil nilai rata-rata tes peduli terhadap keberhasilan siswa awal, siklus I, dan siklus II adalah lain dalam mencapai tujuan belajar. 73,11. Penggunaan metode kontekstual 11 model based learning ini dapat lebih menyenangkan, mendorong, dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru, dan ngembangkan siswa dapat me- nalar dan daya kreativitas dalam belajar. F. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineksa Margono, 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta Nur, Moh, 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya University press. Universitas Negeri Surabaya. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning/CTL) dan penerapan Dalam KBK: Universitas Negeri Malang (UM Press). Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Bina Aksara PAU-PPAL, Universitas Terbuka. Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAUPPAL, Universitas Terbuka. Sudikin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Insan Cendikia. Surakhmad, winarto, 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung : Jemmars. Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung. Remaja Rosdakarya. 12