bab ii lanadasan teori

advertisement
 BAB II
LANADASAN TEORI
2.1
SCADA
2.1.1. Pengertian SCADA
SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control And Data
Acquisition
yang berarti sebuah sistem yang berfungsi untuk memonitor
mengendalikan
dan melakukan proses akuisisi data (mengumpulkan data) secara
terpadu dalam satuan waktu tertentu pada sistem (plant) yang luas untuk
kemudian diterjemahkan dan diproses secara simultan ke pusat kendali yaitu
Master Terminal Unit, setelah itu data akan diproses sedemikian rupa kemudian
dilakukan sebuah tindakan oleh MTU dari hasil akuisisi data tersebut, yaitu
berupa control terhadap Plant yang di pantau secara otomatis dan dihubungkan
juga dengan perangkat Human Machine Interface nya . Jadi secara singkatnya
sistem SCADA ini merupakan suatu sistem pengendalian alat secara jarak jauh,
dengan kemampuan memantau data-data dari alat yang dikendalikan.
Dalam industri ketenagalistrikan sistem SCADA tidak hanya digunakan
dalam proses distribusi tenaga listrik saja akan tetapi sistem SCADA juga dapat
digunakan pada proses-proses pembangkitan tenaga listrik juga. Sistem
pemantauan dan kontrol terhadap plant biasanya terdiri dari sebuah host pusat
atau master yang biasa dinamakan sebagai Master Station, Master Terminal Unit
(MTU) yang terletak di sebuah Master Control Unit (MCU), sedangkan satu atau
lebih unit-unit pengumpul dan kontrol data lapangan biasa dinamakan remote
station, remoter terminal unit (RTU) dan sekumpulan perangkat lunak standar
yang digunakan untuk memantau dan mengontrol elemen-elemen data-data di
lapangan.
Sebagian besar sistem SCADA banyak menggunakan komunikasi jarak
jauh, walaupun demikian ada beberapa elemen yang menggunakan komunikasi
jarak dekat.Dengan sistem SCADA maka dispatcher dapat mendapatkan data
dengan cepat setiap saat (real time) bila diperlukan, disamping itu SCADA dapat
5
6
dengan cepat memberikan peringatan pada dispatcher bila terjadi gangguan pada
sistem, sehingga gangguan dapat dengan mudah dan cepat dinormalkan.
Gambar 2.1 Diagram Blok Sistem SCADA
2.1.2. Fungsi SCADA
Sistem SCADA dalam aplikasinya secara umum memiliki tiga fungsi
pokok, yang pertama yaitu sebagai telesignaling yaitu berfungsi untuk
mengumpulkan seluruh status dari plant atau kondisi yang terjadi pada plant yang
dikontrol di lapangan yang sekaligus dipantau secara aktual, kedua yaitu sebagai
telemetering yaitu untuk mengetahui besaran-besaran yang hendak diukur dari
plant seperti tegangan, arus, frekuensi, daya dan lain-lain, dan yang ketiga adalah
sebagai telecontrolling atau telecomando yaitu memberikan perintah secara
remote atau jarak jauh terhadap plant untuk melakukan sebuah tindakan seperti
membuka atau menutup kontak yang perintah ini dikirim dari pusat kendali atau
Master Terminal Unit. Secara spesifik fungsi SCADA dapat diperinci sebagai
berikut :
a. Supervisory Control, yaitu fungsi pengendalian jarak jauh suatu peralatan
Sistem Tenaga Listrik misal mengoperasikan CB atau DS, mengatur
bukaan Governor pada Pembangkit Tenaga Air, proses sinkronisasi antar
pembangkit dan lain-lain.
7
b. Pemrosesan Data atau informasi, yaitu proses perhitungan, analisa data
atau informasi yang didapat dari hasil pengumpulan data yang terjadi
dilapangan kemudian ditampilkan dalam bentuk, laporan, grafik ataupun
hasil perhitungan.
c. Akuisisi Data atau Informasi, yaitu proses penerimaan atau pengumpulan
datadari berbagai peralatan di lapangan, data atau informasi dapat berupa;

Status indikasi, seperti posisi Circuit Breaker (CB) atau
Disconnecting Switch (DS).

Besaran-besaran pengukuran, seperti daya reaktif, frekuensi,
tegangan, arus, kecepatan putaran, dan lain-lain.

Besaran energi
d. Tagging, yaitu fungsi peletakan informasi (penandaan) pada peralatan
tertentu missal CB/DS yang tidak boleh dioperasikan karena adanya
pemeliharaan atau aktifitas secara manual di lokasi.
e. Pemrosesan alarm atau event, yaitu memberikan informasi kepada
operator jika terdapat perubahan atau kejadian pada sistem tenaga listrik.
f. Post Mortem Review, yaitu menganalisa akibat gangguan sistem dan
mengembalikannya ke kondisi semula.
2.1.3. Komponen SCADA
Dalam menjalankan sistemnya sebuah sistem SCADA mempunyai bagianbagian penting yang menyusun sebuah sistem tersebut. Bagian yang terpenting
pada sistem SCADA terdapat 3 bagian yaitu :
a. Master Terminal Unit (MTU)
MTU atau biasa yang disebut dengan master station, merupakan unit
komputer yang digunakan sebagai pengolah data pusat dari sistem
SCADA. Unit master ini menyediakan Human Machine Interface (HMI)
yang berfungsi sebagai perantara antara dispatcher dengan sistem
komputer. Perangkat keras yang ada pada master unit, antara lain
a. Server : SCADA server (mengolah & menyimpan semua data),
Historical Server, EMS/DMS Server, DTS server (menjalankan
8
aplikasi
training), Sub-sistem komnunikasi server, dan Offline
database server.
b. Workstasion : Workstasion Dispatcher, Engineer, DTS, di luar
kontrol sistem.
c. Monitor.
d. Printer.
e. Static Diplay : menampilkan besaran-besaran listrik.
f. GPS sistem : sinkronisasi waktu.
g. Layar Tayang : menampilkan topologi jaringan, one line diagram,
status peralatan dan warna jaringan sesuai standart.
h. Switch : perangkat lunak firewall untuk keamanan jaringan.
i. Router : komunikasi antar control.
j. LAN.
k. Storage
Pada MTU terdapat suatu komponen yang dinamakan Front End
Processor (FEP) berfungsi sebagai media penyalur yang mengatur setiap system
komunikasi yang ada dalam system SCADA tersebut.FEP pada MTU merupakan
sebuah jembatan penghubung antara RTU pada plant yang ada dilapangan dengan
komputer yang berfungsi sebagai kendali dan pemantauan secara remote (HMI).
Data-data yang diperoleh dari masing-msing RTU yang ada di setiap plant yang
adan dilapangan diatampung di MTU dan kemudian MTU memberikan data yang
diminta oleh computer mengenai kondisi plant yang ada dilapangan, baik itu
hanya sekedar untuk mengetahui parameter-parameter yang ada sampai
melakukan perintah pengontrolan pada plant sesuai perintah yang diterima dari
computer.
b. Remote Terminal Unit (RTU)
RTU merupakan unit-unit komputer kecil yang dilengkapi dengan sistem
mandiri yang ditempatkan pada lokasi dan tempat-tempat tertentu di lapangan.
RTU bertindak sebagai pengumpul data lokal yang didapatkan dari sensor-sensor
dan mengirimkan perintah ke peralatan di lapangan. Pada sistem tenaga listrik,
9
RTU terletak pada Gardu Induk, Gardu Distribusi, dan Gardu Hubung yang
bertugas mengeksekusi semua perintah dari MTU dan untuk mengetahui setiap
kondisi peralatan yang ada pada gardu melalui pengumpulan data besaran-besaran
listrik,
status peralatan, dan sinyal alarm yang kemudian diteruskan ke MTU
melalui jaringan komunikasi data.
c. Media Komunikasi Data
Media komunikasi yaitu perangkat/sarana fisik yang menghubungkan
antara
pusat kontrol dengan RTU di gardu distribusi. Pengiriman data dari pusat
kontrol ke RTU atau sebaliknya dari RTU ke pusat kontrol.Sistem komunikasi ini
adalah bagaimana dua perangkat komputer di pusat kontrol dan RTU dapat saling
dihubungkan dan dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
d. Peralatan lapangan
Peralatan laangan disini bisa berupa peralatan instrumentasi di lapangan
pada sebuah plant berupa sensor yang digunakan untuk membaca sinyal analog
atau digital yang diukur, sedangkan aktuator digunakan untuk mengendalikan
peralatan seperti motor, generator, exiter, sakelar, katup, dan sebagainya.
2.1.4 Aplikasi Sistem SCADA
SCADA bukanlah teknologi khusus, tapi lebih merupakan sebuah aplikasi,
SCADA digunakan untuk melakukan proses industri yang kompleks secara
otomatis, menggantikan tenaga manusia, dan biasanya merupakan proses-proses
yang melibatkan faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-faktor kontrol
gerakan-cepat yang lebih banyak, dan lain sebagainya, dimana pengontrolan oleh
manusia menjadi tidak nyaman lagi. Sebagai contoh, SCADA digunakan di
seluruh dunia misalnya antara lain :
a) Pembangkit, transmisi dan distribusi listrik, SCADA digunakan untuk
mendeteksi besarnya arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit
breaker, dan untuk mematikan atau menghidupkan the power grid.
10
b) Penampungan dan distribusi air, SCADA digunakan untuk pemantauan
dan pengaturan laju aliran air, tinggi
reservoir, tekanan pipa dan
berbagai macam faktor lainnya.
c) Bangunan, fasilitas dan lingkungan, manajer fasilitas menggunakan
SCADA untuk mengontrol unit-unit pendingin, penerangan, dan sistem
keamanan.
d) Produksi, Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen,
mengatur otomasi alat atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas.
e) Transportasi
KA listrik, menggunakan SCADA bisa dilakukan
pemantauan dan pengontrolan distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA,
melacak dan menemukan lokasi KA, mengontrol palang KA dan lain
sebagainya.
f) Lampu lalu-lintas, SCADA memantau lampu lalu-lintas, mengontrollaju
lalu lintas, dan mendeteksi sinyal-sinyal yang salah.
Masih banyak lagi aplikasi-aplikasi potensial untuk sistem SCADA.SCADA
saat ini digunakan hampir di seluruh proyek-proyek industri, manufaktur, dan
infrastruktur lainnya.
2.1.5. SCADA pada Sistem Tenaga Listrik
Fasilitas SCADA diperlukan untuk melaksanakan pengusahaan tenaga
listrik terutama pengendalian operasi secara realtime. Suatu sistem SCADA terdiri
dari sejumlah RTU, sebuah Master Station / Region Control Center (RCC), dan
jaringan telekomunikasi data antara RTU dan Master Station. RTU dipasang di
setiap gardu induk atau pusat pembangkit yang hendak dipantau. RTU ini
bertugas untuk mengetahui setiap kondisi peralatan tegangan tinggi melalui
pengumpulan besaran-besaran listrik, status peralatan, dan sinyal alarm yang
kemudian diteruskan ke Master Station melalui jaringan telekomunikasi data.
RTU juga dapat menerima dan melaksanakan perintah untuk merubah status
peralatan tegangan tinggi melalui sinyal-sinyal perintah yang dikirim dari Master
Station.
11
Dengan sistem SCADA maka dispatcher dapat mendapatkan data dengan
cepat setiap saat (realtime) bila diperlukan, disamping itu SCADA dapat dengan
cepat memberikan peringatan pada dispatcher bila terjadi gangguan pada sistem,
sehingga
gangguan dapat dengan mudah dan cepat diatasi/dinormalkan. Data yang
dapat diamati berupa kondisi On/Off peralatan transmisi daya, kondisi sistem
SCADA sendiri, dan juga kondisi tegangan dan arus pada setiap bagian di
komponen transmisi. Setiap kondisi memiliki indikator berbeda, bahkan apabila
terdapat indikasi yang tidak valid maka dispatcher akan dapat mengetahui dengan
mudah.
Fungsi kendali pengawasan mengacu pada operasi peralatan dari jarak
jauh, seperti switching circuit breaker, proses sinkronisasi dan pengoperasian
peralatan pada pembangkit, pengiriman sinyal balik untuk menunjukkan atau
mengindikasikan kalau operasi yang diinginkan telah berjalan efektif. Sebagai
contoh pengawasan dilakukan dengan menggunakan indikasi lampu, jika lampu
hijau menyala menunjukkan peralatan yang beroperasi (on), sedangkan lampu
merah menunjukkan bahwa peralatan berhenti operasi (off), atau dapat
menampilkan kondisi tidak valid yaitu kondisi yang tidak diketahui apakah on
atau off. Saat RTU melakukan operasi kendali seperti membuka circuit breaker,
perubahan dari lampu merah menjadi hijau pada pusat kendali menunjukkan
bahwa operasi berjalan dengan sukses.
Operasi pengawasan disini memakai metode pemindaian (scanning) secara
berurutan dari RTU-RTU yang terdapat pada subsistem yang ada pada
pembangkit misalnya pada turbin dan generatornya. Sistem ini mampu
mengontrol beberapa RTU dengan banyak peralatan pada tiap RTU hanya dengan
satu Master Station. Lebih lanjut, sistem ini juga mampu mengirim dari jarak jauh
data-data hasil pengukuran oleh RTU ke Master Station, seperti data analog
frekuensi, tegangan, daya dan besaran-besaran lain yang dibutuhkan untuk
keseluruhan operasi pengawasan .
Keuntungan sistem SCADA lainnya ialah kemampuan dalam membatasi
jumlah data yang ditransfer antar Master Station dan RTU. Hal ini dilakukan
melalui prosedur yang dikenal sebagai exception reporting dimana hanya data
12
tertentu yang dikirim pada saat data tersebut mengalami perubahan yang melebihi
batas setting.Master Station secara berurutan memindai (scanning) RTU-RTU
dengan mengirimkan pesan pendek pada tiap RTU untuk mengetahui jika RTU
mempunyai
informasi yang perlu dilaporkan.Apabila alamat pesan yang
dikirimkan oleh MTU sama dengan alamat di RTU yang ada di lapangan maka
RTU akan mengirim pesan balik pada Master Station, jika RTU mempunyai
sesuatu yang perlu dilaporkan, dan data akan diterima dan dimasukkan ke dalam
memori komputer. Jika diperlukan, pesan akan dicetak pada mesin printer di
Master
Station dan ditampilkan pada layar monitor.
Selain dengan sistem pemindaian, pertukaran data juga dapat terjadi secara
incidental (segera setelah aksi manuver terjadi) misalnya terjadi proses penyalaan
generator pada plant yang ada di lapangan, maka RTU secara otomatis akan
segera mengirimkan status dari keadaan generator tersebut ke Master Station.
Dispatcher akan segera mengetahui bahwa generator sudah berputar atau bekerja.
Ketika operasi dilakukan dari Master Station, pertama yang dilakukan adalah
memastikan peralatan yang dipilih adalah tepat, kemudian diikuti dengan
pemilihan operasi yang akan dilakukan. Operator pada Master Station melakukan
tindakan tersebut berdasar pada prosedur yang disebut metode “select before
execute” (SBXC), seperti di bawah ini:
1. Dispatcher di Master Station memilih RTU.
2. Dispatcher memilih peralatan yang akan dioperasikan.
3. Dispatcher mengirim perintah.
4. RTU mengetahui peralatan yang hendak dioperasikan.
5. RTU melakukan operasi dan mengirim sinyal balik pada Master Station
ditunjukkan dengan perubahan warna pada layar monitor dan cetakan
pesan pada printer logging.
Prosedur diatas meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan
operasi.Jika terjadi gangguan pada RTU, pesan akan dikirim dari RTU yang
mengalami gangguan tadi ke Master Station, dan pemindaian yang normal akan
mengalami penundaan yang cukup lama karena Master Station mendahulukan
pesan gangguan dan menyalakan alarm agar operator dapat mengambil tindakan
13
yang diperlukan secepatnya. Pada saat yang lain, pada kebanyakan kasus, status
semua peralatan pada RTU dapat dimonitor setiap 2 detik, memberikan informasi
kondisi sistem yang sedang terjadi pada operator di Pusat Kendali (RCC).
Hampir semua sistem kendali pengawasan modern berbasis pada
komputer, yang memungkinkan Master Station terdiri dari komputer digital
dengan peralatan masukan keluaran yang dibutuhkan untuk mengirimkan pesanpesan kendali ke RTU serta menerima informasi balik. Informasi yang diterima
akan ditampilkan pada layar LCD dan/atau dicetak pada printer sebagai
permanent records. LCD juga dapat menampilkan informasi grafis seperti
diagram satu garis. Pada pusat kendali (RCC), seluruh status sistem juga
ditampilkan pada Diagram Dinding (mimic board), yang memuat data mengenai
aliran daya pada kondisi saat itu dari RTU.
2.2
Master Station
Master station merupakan kumpulan perangkat keras dan lunak yang ada
di control center. Biasanya desain untuk sebuah master station tidak sama.
Konfigurasi master station secara umum dapat dilihat pada gambar 1.2.
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
PROLIANT
8000
ESC
SD
PROLIANT
8000
SD
8000
PROLIANT
ESC
ESC
SD
DLT
SD
SD
DLT
DLT
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
SELECTED
ON-LINE
SELECTED
ON-LINE
SD
CONSOLE
SD
DSU
CPU
S3
LP
B1
B2
OK
LOOP
BRI
S/T
CONSOLE
FDX
OK
FDX
100
LNK
BRI
S/T
100
LNK
AUX
LOOP
LP
B1
B2
WIC 0 OK
Cisco 1720
WIC 0 OK
AUX
WIC 1 OK
DSU
CPU
S3
WIC 1 OK
Cisco 1720
A
B
C
D
E
F
G
H
SELECTED
ON-LINE
A
B
C
D
E
F
G
H
SELECTED
ON-LINE
SD
PROLIANT
8000
ESC
SD
DLT
Gambar 2.2. Konfigurasi Master Station
14
Keterangan:
1.
2.
Workstation dispatcher (2 set) dan Workstation supervisor (1 set)
3. Workstation DTS (2 set)
4.
Server SCADA (1 set redundant)
5.
GPS (1 set redundant)
6.
7.
Workstation engineer & update database (2 set)
Server EMS (1 set redundant)
Server data historikal dan update database (1 set redundant)
8. Server DTS (1 set redundant)
9.
Projection multimedia (2 set)
10.
Server kontroller (1 set)
11.
Layar tayang
12.
Switch Gigabit Ethernet LAN
13.
Server sub sistem komunikasi (1 set redundant)
14.
Switch 100 Megabit Ethernet LAN
15.
Workstation di luar control center
16.
Static display
17.
Printer laser hitam putih (1 buah)
18.
Printer laser berwarna (1 buah)
19.
Gateway atau Router + Firewall (1 set)
20.
Server frekuensi (1 set)
21.
Monitoring frekuensi (2 set)
22.
Kinerja SCADA, Operasi (1 set)
23.
Offline database server (1 set)
Master Station dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian besar utama,
adapun bagian-bagian utama Master Station adalah:

Server

Workstation

LAN (Local Area Network)

Aplikasi

Peripheral Penunjang
15
2.2.1. Server
Menurut definisi umum Server (Indonesia: peladen) adalah sebuah sistem
komputer yang menyediakan jenis layanan (service) tertentu dalam sebuah
jaringan
komputer. Server didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan
RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem operasi khusus, yang disebut
sebagai sistem operasi jaringan (network operating system). Server juga
menjalankan perangkat lunak administratif yang mengontrol akses terhadap
jaringan dan sumber daya yang terdapat di dalamnya, seperti halnya berkas atau
alat pencetak (printer), dan memberikan akses kepada workstation anggota
jaringan.
Di dalam operasi SCADA, beberapa fungsi dari kerja sistemnya ditangani
oleh beberapa server yang berbeda, dengan ini data dapat diolah sedemikian rupa,
dan diakses sesuai dengan kepentingan pengguna data. Adapun beberapa server
yang terdapat di SCADA diantaranya,
a. Server SCADA
Server SCADA berfungsi sebagai pengolah dan penyimpan semua data
informasi yang diperoleh dari sub sistem komunikasi untuk dikirimkan
kepada server yang lain sesuai dengan kebutuhan.
b. Server Sub Sistem Komunikasi
Server Sub Sistem Komunikasi adalah server yang berfungsi sebagai
kontrol komunikasi ke RTU/remote station dengan model polling serta
sinkronisasi yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan.
c. Server Historikal
Server Historikal berfungsi sebagai penyimpan semua data dan informasi
baik yang dinamis maupun statis serta semua perubahan informasi yang
didapat dari server SCADA maupun server EMS/DMS.
2.2.2. Workstation
Workstation adalah komputer yang dirancang untuk high-end aplikasi
ilmiah dan teknis. Terutama ditujukan untuk digunakan oleh satu orang pada suatu
waktu, mereka biasanya terhubung ke LAN dan menjalankan sistem operasi
16
multi-user. Istilah workstation juga digunakan untuk merujuk ke terminal
komputer pusat atau PC yang terhubung ke jaringan, beberapa workstation
a. Workstation Dispatcher
Workstation yang digunakan oleh dispatcher untuk memonitor sistem
kelistrikan.
b. Workstation Engineer
Workstation yang digunakan oleh engineer Master Station untuk
melakukan modifikasi database.
c. Workstation Update Database
Workstation yang digunakan untuk melakukan update database.
2.2.3. Peripheral
Periferal atau perangkat tambahan atau perangkat saja (Inggris:
peripheral device) adalah perangkat keras yang dihubungkan ke sebuah sistem
(umumnya komputer) untuk meningkatkan kegunaannya.
Beberapa Periferal yang terdapat di SCADA adalah sebagai berikut,
a. Power Supply
Power supply berfungsi mensuplai daya listrik ke peralatan.
b. Storage
Storage berfungsi sebagai media penyimpan data, backup operating
system, backup program, dan backup database. Storage terdiri dari tape,
optical disk, dan media penyimpan lainnya.
c. Mimic atau Layar Tayang
Tampilan pada layar tayang memiliki fungsi yang sama dengan tampilan
pada monitor dispatcher.
d. Projector
Menampilkan informasi jaringan atau kondisi komponen jaringan yang
ada di ruang rapat atau ruang operasi kondisi darurat.
e. Printer
Mencetak setiap event, alarm, dan mencetak gambar bila diperlukan.
17
2.2.4. Aplikasi
Bagian utama dari sistem manajemen jaringan SCADA adalah fungsi
dasar sistem, sistem manajemen sumber data, Human Machine Interface dan sub
komunikasi. Dengan aplikasi SCADA, semua fungsi secara bersamaan
sistem
yang diperlukan digolongkan untuk supervisi dan pengendalian sistem tenaga
listrik.
a. Aplikasi SCADA
Menampilkan fungsi SCADA (telemetering, telesignaling, remote
control).
b. Aplikasi Historikal Data
Menyimpan data dalam waktu tertentu.
c. Aplikasi Update Database
Fasilitas bagi pengguna untuk melakukan update database SCADA dan
atau EMS.
2.3.
PLTMH
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada dasarnya
memanfaatkan energi potensial jatuhan air. Semakin tinggi jatuhan air maka
semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di
samping faktor geografis yang memungkinkan, tinggi jatuhan air dapat pula
diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi.
Secara umum tata letak sistem PLTMH merupakan pembangkit jenis run off
river, memanfaatkan aliran air permukaan (sungai). Komponen sistem PLTMH
tersebut terdiri dari banaunan intake (penyadap) bendungan, saluran pembavia,
bak pengendap dan penenang, saluran pelimpah, pipa pesat, rumah pembangkit
dan saluran pembuangan. Dasar tata letak perencanaan pengembangan PLTMH
dimulai dari penentuan lokasi intake, bagaimana aliran air akan dibawa ke turbin
dan penentuan tempat rumah pembangkit untuk rnendapatkan tinggi jatuhan
optimum dan aman dari banjir.
Indonesia sendiri secara tidak resmi sudah menjadi salah pusat
pembelajaran dan pengembangan teknologi PLTMH di Asia Tenggara. Indonesia
18
memiliki populasi PLTMH untuk penyediaan listrik pedesaan (isolated grid) yang
paling banyak di Asia Tenggara. Lebih dari 85 persen mikro maupun mini hidro
yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia sistem pembangkitnya diproduksi di
Indonesia
dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 85 persen.
Sedangkan di Jawa Barat, PLTMH tersebar di dataran tinggi Bandung
Selatan dan wilayah Priangan. Pada survey yang dilakukan pada tahun 1995-1996
teridentifikasi PLTMH yang dibangun semasa Kolonial sebanyak 44 lokasi, yang
mana pada saat itu 18 pembangkit diantaranya masih beroperasi. PLTMH yang
dibangun tahun 1885 PLTMH di Nagara Kanaan.
tertua
Secara umum tata letak sistem PLTMH merupakan pembangkit jenis run
off river, memanfaatkan aliran air permukaan (sungai). Komponen sistern
PLTMH tersebut terdiri dari banaunan intake (penyadap) bendungan, saluran
pembavia, bak pengendap dan penenang, saluran pelimpah, pipa pesat, rumah
pembangkit dan saluran pembuangan. Dasar tata letak pada perencanaan
pengembangan PLTMH dimulai dari penentuan lokasi intake, bagaimana aliran
air akan dibawa ke turbin dan penentuan tempat rumah pembangkit untuk
rnendapatkan tinggi jatuhan optimum dan aman dari banjir.
2.3.1. Lokasi Bangunan Intake
Pada umumnya instalasi PLTMH merupakan pembangkit listrik tenaga air
jenis aliran sungai langsung, jarang yang merupakan jenis waduk (bendungan
besar). Konstruksi bangunan intake untuk mengambil air langsung dari sungai
dapat berupa bendungan (intake dam) yang melintang sepanjang lebar sungai atau
langsung membagi aliran air sungai tanpa dilengkapi bangunan bendungan.
Lokasi intake harus dipilih secara cermat untuk menghindarkan masalah di
kemudian hari.
2.3.2. Kondisi Dasar Sungai
Lokasi intake harus memiliki dasar sungai yang relatif stabil, apalagi bila
bangunan intake tersebut tanpa bendungan (intake dam). Dasar sungai yang tidak
stabil inudah mengalami erosi sehingga permukaan dasar sungai lebih rendah
19
dibandingkan dasar bangunan intake, hal ini akan menghambat aliran air
memasuki intake.
Dasar sungai berupa lapisan lempeng batuan merupakan tempat yang
Tempat di mana kemiringan sungainya kecil, umumnya memiliki dasar
stabil.
sungai yang relatif stabil. Pada kondisi yang tidak memungkinkan diperoleh
lokasi intake dengan dasar sungai yang relatif stabil dan erosi pada dasar sungai
memungkinkan teladi, maka konstruksi bangunan intake dilengkapi dengan
bendungan untuk menjaga ketinggian dasar sungai di sekitar intake.
2.3.3. Bentuk Aliran Sungai
Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada instalasi PLTMH adalah
kerusakan pada bangunan intake yang disebabkan oleh banjir. Hal tersebut sering
terjadi pada intake yang ditempatkan pada sisi luar sungai. Pada bagian sisi luar
sungai mudah erosi serta rawan terhadap banjir. Batti-batuan, batang pohon serta
berbagai material yang terbawa banjir akan mengarah pada bagian tersebut.
Sementara itu bagian sisi dalam sungai merupakan tempat terjadinya pengendapan
lumpur dan sedimentasi, schingga tidak cocok untuk lokasi intake. Lokasi intake
yang baik terletak sepanjang bagian sungai yang relatif lurus, di mana aliran akan
terdorong memasuki intake secara alami dengan membawa beban (bed load) yang
kecil.
2.3.4. Lokasi rumah pembangkit
Pada
dasarnya
setiap
pembangunan
mikrohidro
berusaha
untuk
mendapatkan head yang maksimum. Konsekuensinya lokasi rumah pembangkit
(power house) berada pada tempat yang serendah mungkin. Karena alasan
keamanan dan konstruksi, lantai rumah pembangkit harus selalu lebih tinggi
dibandingkan permukaan air sungai. Data dan informasi ketinggian permukaan
sungai pada waktu banjir sangat diperlukan dalam menentukan lokasi rumah
pembangkit.
Selain lokasi rumah pembangkit berada pada ketinggian yang aman,
saluran pembuangan air ( tail race ) harus terlindung oleh kondisi alam, seperti
20
batu-batuan besar. Disarankan ujung saluran tail race tidak terletak pada bagian
sisi luar sungai karena akan mendapat beban yang besar pada saat banjir, serta
memungkinkan masuknya aliran air menuju ke rumah pembangkit.
2.3.5. Lay-out Sistem PLTMH
Lay out sebuah sistem PLTMH merupakan rencana dasar untuk
pembangunan PLTMH. Pada tata letak dasar digambarkan rencana untuk
mengalirkan air dari intake sampai ke saluran pembuangan akhir.
Air dari intake dialirkan ke turbin menggunakan saluran pembawa air
berupa kanal dan pipa pesat (penstock). Penggunaan pipa pesat memerlukan biaya
yang iebih besar dibandingkan pembuatan kanal terbuka, sehingga dalam
membuat lay out perlu diusahakan agar menggunakan pipa pesat sependek
mungkin. Pada lokasi. tertentu yang tidak memungkinkan pembuatan saluran
pembawa, penggunaan pipa pesat yang panjang tidak dapat dihindari.
Perlu diketahui, latar belakang dikembangkannya pembangkit listrik
tenaga air disebabkan oleh faktor-faktor diantaranya tuntutan akan kebutuhan
tenaga listrik dan mencegah krisis tenaga listrik (byar pet). Disamping itu,
sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia merupakan pembangkit berbahan
bakar fosil seperti batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), gas
(PLTGU) serta diesel (PLTD). Mengingat kondisi seperti itu, tidak ada salah nya
mengembangkan pembangkit listrik dengan tenaga air apalagi dengan potensi air
yang begitu besar yaitu 75.000 MW, tetapi jumlah PLTA yang ada baru sebesar
13,69 persen dari total pembangkitan PLN. Alasan lain, air merupakan sumber
energi terbarukan (renewable) sehingga persediaannya tak terbatas dan tidak
mencemari lingkungan (ferial).
2.4.
Human Machine Interface
Human Machine Interface adalah sebuah interface atau tampilan
penghubung antara manusia dengan mesin. HMI memvisualisasikan kejadian,
peristiwa, atau pun proses yang sedang terjadi di plant secara nyata sehingga
dengan HMI operator lebih mudah dalam melakukan pekerjaan fisik (Irvine,
21
2001). Biasanya HMI digunakan juga untuk menunjukkan kesalahan mesin, status
mesin, memudahkan operator untuk memulai dan menghentikan operasi, serta
memonitor beberapa part pada lantai produksi. HMI mempunyai jenis yang
beragam,
dari mulai panel kendali untuk misal sebuah pembangkit listrik tenaga
nuklir, atau bahkan tombol input dalam telepon genggam.
HMI mempunyai fungsi sebagai berikut :

Memonitor keadaan yang ada di plant

Mengatur nilai pada parameter yang ada di plant

Mengambil tindakan yang sesuai dengan keadaan yang terjadi

Memunculkan tanda peringatan dengan menggunakan alarm jika terjadi
sesuatu yang tidak normal

Menampilkan pola data kejadian yang ada di plant baik secara real time
maupun historikal (Trending history atau real time).
Mendesain sebuah interface adalah sebuah tantangan tersendiri, dimana si
perancang mesti memikirkan cara kerja dari interface tersebut, secara menyeluruh,
memperhatikan setiap detail dari keseluruhan fungsi dari interface tersebut dan
membuatnya logis dalam berkomunikasi dengan mesin yang dikendalikan.
2.5.
Microsoft Visual Basic
Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa
pemrograman adalah perintah- perintah yang dimengerti oleh komputer untuk
melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic, yang
dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan
dari pendahulunya yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner’s All-purpose
Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual Basic
merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai
macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem operasi
Windows. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer
yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP)
22
Microsoft Visual Basic sering disingkat sebagai VB saja merupakan
sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development
Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis
sistem
operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman
(COM).
Visual Basic adalah pengembangan dari bahasa komputer Beginner’s All-
purpose Symbolic Instruction Code (BASIC). Bahasa program tersebut tersusun
mirip dengan bahasa Inggris yang biasa digunakan oleh para programer untuk
menulis
program-program
komputer
sederhana
yang
berfungsi
sebagai
pembelajaran bagi konsep dasar pemrograman komputer.
Popularitas dan pemakaian BASIC yang luas dengan berbagai jenis
komputer turut berperan dalam mengembangkan dan memperbaiki bahasa itu
sendiri, dan akhirnya berujung pada lahirnya Visual Basic yang berbasis Graphic
User Interface (GUI) bersamaan dengan Microsoft Windows.
Gambar 2.3. Tampilan muka Visual Basic 6.0 Professional
Hingga akhirnya Visual Basic berkembang menjadi beberapa versi,
sampai yang terbaru, yaitu Visual Basic 2010. Namun bagaimanapun juga Visual
Basic 6.0 tetap menjadi versi yang paling populer karena mudah dalam membuat
23
programnya dan ia tidak menghabiskan banyak memori. Itulah mengapa penulis
lebih memilih menggunakan Visual Basic 6.0 dibanding versi terbarunya.
Dalam proses programming VB memiliki setidaknya dua buah form
utama,
satu sebagai form interface yang berbasis grafik, dan yang lain sebagai
form source codenya.
Gambar 2.4. Tampilan form grafik Visual Basic 6.0 Professional
Gambar 2.5. Tampilan form source code Visual Basic 6.0 Professional
Berikut ini adalah source code program sederhana yang menampilkan
message box yang bertuliskan “Hello, World!”, tampilannya sebagai berikut,
Private Sub Form_Load()
' Execute a simple message box that will say "Hello, World!"
MsgBox "Hello, World!"
End Sub
24
Source code berikut ini akan menampilkan program, dengan tampilan
dalam sebuah label yang menuliskan angka dengan nama variable count, dan
berubah bertambah seiring dengan perubahan waktu yang di set pada properti
dengan interval tiap 1000 ms atau 1 detik. Dalam form gambar diperlukan
timer
properti Timer untuk dapat menjalankan program berikut dengan benar.
Option Explicit
Dim Count As Integer
Private
Sub Form_Load()
Count = 0
Timer1.Interval = 1000 ' units of milliseconds
End Sub
Private Sub Timer1_Timer()
Count = Count + 1
lblCount.Caption = Count
End Sub
Kemudian beberapa properti penting yang akan digunakan pada
pembahasan bab berikutnya diantaranya adalah.
a. MSComm
Gambar 2.6. Icon Properti MSComm
Properti ini digunakan untuk menjalin komunikasi antara PC (Personal
Computer) dengan menggunakan fasilitas VB6, dengan peralatan diluar baik itu
melalui Hub RJ45, DB15, DB25 (di komputer konvensional) ataupun melalui
USB. Dengan mengatur nomor port yang ingin disambungkan dan menset dimana
divais yang ingin dihubung ke PC dipasang, maka akan terjalin komunikasi
setelah Properti MSComm (ke-n). Portopen di program sama dengan True.
25
b. MSFlexGrid
Gambar 2.7. Icon Properti MSFlexGrid
Properti ini digunakan sebagai fasilitas record data yang masuk melalui
port input MSComm, sehingga data yang masuk akan dikelompokkan setelah
melalui beberapa fasilitas properti lain dan menempati grid-grid yang telah diberi
sesuai dengan urutannya.
label
c. ImageList
Gambar 2.8. Icon Properti ImageList
Properti ini penggunaannya lebih kearah visualisasi, ImageList ini dapat
memanggil gambar dalam jumlah yang ditentukan dan menampilkannya secara
berurutan. Adapun setting dari interval penampilan gambarnya diatur oleh
properti lain.
d. Command Button
Gambar 2.9. Icon Properti CommandButton
Properti Command Button ini adalah salah satu objek yang paling vital
dalam melakukan fungsi komunikasi secara interface, cara kerajanya adalah
dengan meng-klik CommandButton tersebut pada saat program dalam keadaan
running. Adapun follow up dari meng-klik tombol ini bergantung pada source
code yang tuliskan ke dalamnya.
26
e. Timer
Gambar 2.10. Icon Properti Timer
Properti timer ini sangat penting dalam melaksanakan fungsi timing,
terutama untuk kerja program yang ingin dibuat bekerja otomatis. Dengan
meletakkan
source code kerja dari properti lain, di dalam properti Timer ini, dan
mengatur
interval kerja Timer, dalam tenggang waktu (interval) yang diatur
sebelumnya, maka kerja properti yang disimpan di dalam properti Timer ini akan
bekerja dan berulang secara otomatis sesuai setting interval kerja.
2.6.
Komunikasi Data UART
Komunikasi data merupakan bentuk komunikasi yang secara khusus
berkaitan dengan transmisi atau pemindahan data antara komputer-komputer,
komputer dengan piranti-piranti yang lain dalam bentuk data digital yang
dikirimkan melalui media Komunikasi data.
Gambar 2.11. Komunikasi data
Komunikasi data saat ini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,
karena telah diterapkan dalam berbagai bentuk aplikasi misal: komunikasi antar
komputer yang populer dengan istilah internet, Handphone ke komputer,
Handphone ke Handphone, komputer atau handphone ke perangkat lain misalnya
printer, fax, telepon, camera video dan lain-lain.
27
Model Komunikasi data:
a.
Komunikasi data Simplex: satu arah
Gambar 2.12. Komunikasi data Simplex
b.
Komunikasi data Half Duplex: Dua arah bergantian
Gambar 2.13. Komunikasi data Half Duplex
c.
Komunikasi data Full Duplex: Dua arah bersamaan
Gambar 2.14. Komunikasi data Full Duplex
Ada 2 macam cara komunikasi data serial yaitu Sinkron dan Asinkron.
Pada komunikasi data serial sinkron, clock dikirimkan bersama sama dengan data
serial, tetapi clock tersebut dibangkitkan sendiri – sendiri baik pada sisi pengirim
maupun penerima. Sedangkan pada komunikasi serial asinkron tidak diperlukan
clock karena data dikirimkan dengan kecepatan tertentu yang sama baik pada
pengirim maupun penerima.
28
Pada IBM PC kompatibel port serialnya termasuk jenis asinkron.
Komunikasi data serial ini dikerjakan oleh Universal Asynchronous Receiver
Transmitter (UART). IC UART dibuat khusus untuk mengubah data parallel
menjadi
data serial dan menerima data serial yang kemudian dirubah lagi menjadi
data parallel. IC UART 8250 merupakan salah satunya. Selain berbentuk IC
mandiri berbagai macam mikrokontroller juga ada yang dilengkapi dengan
UART, misalnya AT89S51/52/53 atau PIC16F877.
Pada UART, kecepatan pengiriman data (atau yang sering disebut
dengan
Baud Rate) dan fase clock pada sisi transmitter dan sisi receiver harus
sinkron. Untuk itu diperlukan sinkronisasi antara Transmitter dan Receiver. Hal
ini dilakukan oleh bit “Start” dan bit “Stop”. Ketika saluran transmisi dalam
keadaan idle, output UART adalah dalam keadaan logika “1”.
Ketika Transmitter ingin mengirimkan data, output UART akan diset dulu
ke logika “0” untuk waktu satu bit. Sinyal ini pada receiver akan dikenali sebagai
sinyal “Start” yang digunakan untuk menyinkronkan fase clocknya sehingga
sinkron dengan fase clock transmitter. Selanjutnya data akan dikirimkan secara
serial dari bit yang paling rendah (bit0) sampai bit tertinggi. Selanjutnya akan
dikirimkan sinyal “Stop” sebagai akhir dari pengiriman data serial.
Sebagai contoh misalnya akan dikirimkan data huruf “A” dalam format
ASCII (atau sama dengan 41 heksa atau 0100 0001.
Gambar 2.15. Contoh Pengiriman 1 byte
Kecepatan transmisi (baud rate) dapat dipilih bebas dalam rentang
tertentu. Baud rate yang umum dipakai adalah 110, 135, 150, 300, 600, 1200,
2400, dan 9600 (bit/perdertik). Dalam komunikasi data serial, baud rate dari
kedua alat yang berhubungan harus diatur pada kecepatan yang sama. Selanjutnya
harus ditentukan panjang data (6,7 atau 8 bit), paritas (genap, ganjil, atau tanpa
paritas), dan jumlah bit “Stop” (1, 1 ½ , atau 2 bit).
29
Untuk dapat menggunakan port serial harus diketahui dahulu alamat dari
port serial tersebut. Biasanya tersedia dua port serial pada CPU, yaitu COM1 dan
COM2. Base Address COM1 biasanya 1016 (3F8h) dan COM2 biasanya 760
(2F8h).
Alamat tersebut adalah alamat yang biasa digunakan, tergantung
komputer yang digunakan. Tepatnya kita bisa melihat pada peta memori tempat
menyimpan alamat tersebut, yaitu memori 0000.0400h untuk COM1 dan
0000.0402h untuk COM2.
Gambar 2.16. Nama Register – Register UART
2.6.1. Keterangan Register

RX Buffer , digunakan untuk menampung dan menyimpan data dari DCE.

TX Buffer , digunakan untuk menampung dan menyimpan data yang akan
dikirim ke port serial.

Baud Rate Divisor Latch LSB , digunakan untuk menampung byte bobot
rendah untuk pembagi clock pada IC UART agar didapat baud rate yang
tepat.

Baud Rate Divisor Latch MSB , digunakan untuk menampung byte bobot
tinggi untuk pembagi clock pada IC UART sehingga total angka pembagi
adalah 4 byte yang dapat dipilih dari 0001h sampai FFFFh.
30
Berikut adalah tabel angka pembagi yang sering digunakan :
Gambar 2.17. Konfigurasi Baud Rate
Sebagai catatan, register Baud Rate Divisor Latch ini bisa diisi jika bit 7 pada
register Line Control Register diisi 1.
2.6.2. Pemrograman Port Serial Komputer
Port
serial
sering
digunakan
untuk
interfacing
komputer
dan
mikrokontroler, karena kemampuan jarak pengiriman data dibandingkan port
paralel. Berikut contoh program assembly untuk komunikasi serial antara 2 PC.
Untuk komunikasi ini, yang perlu dihubungkan :
1. Pin TxD ke pin RxD komputer lain
2. Pin RXD dihubungkan ke pin TxD komputer lain
3. RTS dan CTS dihubung singkat
4. DSR dan DTR dihubung singkat
5. GND dihubungkan ke GND komputer lain
Bila dibandingkan cara komunikasi yang dilakukan secara paralel dengan
cara komunikasi yang dilakukan secara serial, maka masing-masing akan
memiliki keuntungan dan kelebihan yang tersendiri. Komunikasi yang dilakukan
secara serial mempunyai keuntungan dari sisi pengkabelan, karena hanya
memerlukan tiga buah kabel TX, RX dan Ground.
2.6.3. Alasan Penggunaan Port Serial
Dibandingkan dengan menggunakan port parallel penggunaan port serial
terkesan lebih rumit. Berikut adalah keuntungan penggunaan port serial
dibandingkan penggunaan port parallel.
31
1. Pada komunikasi dengan kabel yang panjang, masalah cable loss tidak
akan menjadi masalah besar daripada menggunakan kabel parallel. Port
serial mentransmisikan “1” pada level tegangan -3 Volt sampai -25 Volt
dan “0” pada level tegangan +3 Volt sampai +25 Volt, sedangkan port
parallel mentransmisikan “0” pada level tegangan 0 Volt dan “1” pada
level tegangan 5 Volt.
2. Dubutuhkan jumlah kabel yang sedikit, bisa hanya menggunakan 3 kabel
yaitu saluran Transmit Data, saluran Receive Data, dan saluran Ground
(Konfigurasi Null Modem)
3. Saat ini penggunaan mikrokontroler semakin populer. Kebanyakan
mikrokontroler sudah dilengkapi dengan Serial Communication Interface
(SCI) yang dapat digunakan untuk komunikasi dengan port serial
komputer.
2.7.
Media Pengiriman Data
2.7.1. Media yang Terpandu

Kabel Twisted Pair : Kabel berpasangan, ada yang pasangan
tunggal dan banyak pasangan.

Kabel Coaxial : Kabel yang terdiri dari 2 konduktor: 1 konduktor
didalam, konduktor diluar melingkupi yang di dalam. Kedua
dipisahkan oleh isolator, dan terbungkus karet pembungkus.

Optical fiber : Kabel yang terbuat dari kaca yang menyalurkan
cahaya sebagai pembawa sinyal.
2.7.2. Media yang Tidak Terpandu

Wireless : Media pengiriman data menggunakan medium udara
sebagai media penyaluran sinyal elektromagnetik.
2.8.
Protokol
Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang
ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi
dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi penerima agar
32
komunikasi dapat berlangsung dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam
jaringan tersebut berbeda sama sekali. Protokol ini mengurusi perbedaan format
data pada kedua sistem hingga pada masalah koneksi listrik. Standar protokol
terkenal yaitu Open System Interconnecting (OSI) yang ditentukan oleh
yang
International Standart Organization (ISO).
2.8.1. Komponen Protokol
1) Aturan atau prosedur
- Mengatur pembentukan/pemutusan hubungan
- Mengatur proses transfer data.
2) Format atau bentuk representasi pesan
3) Kosakata (vocabulary) Jenis pesan dan makna masing-masing pesan.
2.8.2. Fungsi Protokol
Secara umum fungsi dari protokol adalah untuk menghubungkan sisi
pengirim dan sisi penerima dalam berkomunikasi serta dalam bertukar informasi
agar dapat berjalan dengan baik dan benar. Sedangkan fungsi protokol secara
detail dapat dijelaskan berikut:

Fragmentasi dan reassembly:
Fungsi dari fragmentasi dan reassembly adalah membagi informasi yang
dikirim menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim mengirimkan
informasi dan setelah diterima maka sisi penerima akan menggabungkan
lagi menjadi paket informasi yang lengkap.

Encaptulation:
Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan
dengan address, kode-kode koreksi dan lain-lain.

Connection control:
Fungsi dari Connection control adalah membangun hubungan komunikasi
dari sisi pengirim dan sisi penerima, dimana dalam membangun hubungan
ini juga termasuk dalam hal pengiriman data dan mengakhiri hubungan.
33

Flow control:
Berfungsi sebagai pengatur perjalanan datadari sisi pengirim ke sisi

penerima.
Error control:
Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses
pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error

control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu
data dikirimkan.
Transmission service:
Fungsi dari transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi
data khususnya yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan serta
perlindungan data.
2.8.3. Protokol Modbus
Protokol Modbus merupakan aturan-aturan komunikasi data dengan teknik
Master-Slave. Dalam komunikasi tersebut hanya terdapat satu Master dan satu
atau beberapa Slave yang membentuk sebuah jaringan. Komunikasi Modbus
selalu diawali dengan query dari Master, dan Slave memberikan respon dengan
mengirimkan data atau melakukan aksi sesuai perintah dari Master. Master hanya
melakukan satu komunikasi dalam satu waktu. Slave hanya akan melakukan
komunikasi jika ada perintah (query) dari Master dan tidak bisa melakukan
komunikasi dengan Slave yang lain. Pada saat mengirimkan query ke Slave,
Master menggunakan 2 mode pengalamatan, yaitu:
a)
Unicast mode.
Master mengirimkan
query kepada satu Slave. Setelah menerima dan
memproses query, Slave akan memberikan jawaban berupa respon kepada Master.
b)
Broadcast mode.
Master mengirimkan perintah (query) kepada semua Slave. Pada mode
pengalamatan ini Slave tidak mengirimkan respon kepada Master. Protokol
Modbus membentuk sebuah format pesan untuk query Master dan respon Slave.
Download