WIDYA CIPTA Vol I No.1 Maret 2010 PENGARUH KEPRIBADIAN DALAM PROFESIONALISME SEKRETARIS Indriana Staff Pengajar Akademi Sekretari Manajemen Bina Sarana Informatika Jln. Kramat Raya No.168 Jakarta Pusat [email protected] Abstract A secretary is a competent figure, active and intelligent. Not only in carrying out the duties and responsibilities, also in the role of secretary in the work environment. Being a professional secretary is not only competent in the role, duty and personal responsibility but also a secretary in one of the important factors. As a secretary, someone was expected to appear, speak the word and be pleasant both for superiors, subordinates and to those around him. In the meantime, here's personality is a unique essential nature as a result of reciprocal interactions between themselves a secretary with the environment is reflected in the attitudes and personal secretary to tell other people. Professional attitudes developed and applied to form a superior worker. Secretary of professionals able to perform the task well and able to anticipate the circumstances that obtain optimal results.. Keywords: Personality, Professionalism Seorang sekretaris adalah sesosok pribadi yang cakap, aktif dan pandai. Tidak hanya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya namun termasuk peran sekretaris dalam lingkungan pekerjaan. Menjadi sekretaris profesional tidak hanya cakap dalam peran, tugas dan tanggung jawab namun pribadi dalam diri sekretaris juga salah satu faktor yang penting. Sebagai sekretaris, seseorang diharapkan mampu tampil, bertutur kata dan bersikap menyenangkan baik bagi atasan, bawahan maupun kepada orang sekitarnya. Sementara itu, kepribadian disini adalah sifat hakiki yang unik sebagai hasil interaksi timbal balik antara diri seorang sekretaris dengan lingkungan yang tercermin pada sikap dan membedakan pribadi sekretaris dengan orang lain. Sikap profesional yang dikembangkan dan diterapkan akan membentuk pekerja unggulan. Sekretaris yang profesional mampu melaksanakan tugas dengan baik dan mampu mengantisipasi keadaan sehingga diperoleh hasil yang optimal. Kata Kunci: Kepribadian, Profesionalisme I. PENDAHULUAN Dalam pengembangan pribadi menuju taraf yang optimal, manusia memerlukan manusia lain baik sebagai partner maupun sebagai pembimbing. Orang yang ingin mengembangkan kepribadian dituntut untuk dapat bergaul ditengah-tengah masyarakat dari berbagai lapisan, golongan, pangkat maupun ideologi. Segala situasi yang dimiliki dan dirintis dapat menjadi gagal akibat ketidakmampuan membaca situasi. Hal tersebut dapat berakibat salah dalam membawa diri dan pada akhirnya dalam menentukan sikap. Syarat penting penyesuaian diri seorang sekretaris adalah kemampuan membawa diri, kemampuan membaca diri dan kepandaian dalam mengatur sikap. Sikap yang baik dan tepat dapat membuat orang simpati. Pengembangan kepribadian adalah pengembangan sifat hakiki sesorang ke arah yang lebih baik demi terwujudnya suatu bentuk kepribadian diri yang dapat diterima oleh lingkungan dalam segala situasi kehidupan. Demi keberhasilan pengembangan kepribadian, diperlukan tekad dan kesadaran akan manfaatnya. Kunci keberhasilannya terletak pada usaha dan berdoa. Sekretaris profesional adalah sekretaris yang bangga pada pekerjaannya, memiliki komitmen pada kualitas, memiliki dedikasi pada kepentingan klien dan memiliki keinginan yang tulus dalam membantu. II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepribadian Banyak pengertian mengenai kepribadian yang diungkapkan oleh beberapa ahli, salah satunya adalah Olija (2008:1) kepribadian secara umum adalah ”seorang tersusun atas dasar vitalitas 34 WIDYA CIPTA Vol I No.1 Maret 2010 jasmani dan rohani, disamping ada faktor temperamen, karakter dan bakat vitalitas jasmani seseorang bergantunng pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh faktor-faktor hereditas sehingga keaadaanya dapat dikatakan tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmania”. Menurut Defathya (2006:1) ”kepribadian adalah wujud perilaku manusia sebagai respon terhadap lingkungannya sebagai sebuah usaha untuk beradaptasi secara khusus dan unik dalam bentuk gerak fisik dan gerakan perasaan”. Tujuan Mempelajari Pengembangan Kepribadian Menurut Triwidodo dan Kristanto (2004:3) seorang sekretaris wajib mempelajari pengembangan kepribadian dengan tujuan: 1. Memperoleh Simpati Orang Sekitar Dalam hubungan sehari-hari sering ditemui karakter manusia yang berbedabeda. Menghadapi perbedaan karakter tadi memang menjadi masalah tersendiri, namun demikian bukan hal yang tidak mungkin untuk dilaksanakan. Kenyataan membuktikan bahwa orang yang mampu untuk dilaksanakan. Kenyataan membuktikan bahwa orang yang mampu bergaul akan mendapatkan simpati orang lain dan dengan senang hati dapat diterima kehadirannnya. Memperoleh simpati orang lain cukup penting. Tidak jarang kenerhasilan seseorang turut dipengaruhi oleh rasa simpati. Simpati orang lain dapat diperoleh dengan cara menerapkan tata krama dalam pergaulan. Memperoleh simpati penting artinya bagi seorang sekretaris. Dengan memperoleh simpati dari atasan maupun bawahan membuktikan bahwa sekretaris dapat tampil menarik dan mempesona. Simpati dari atasan mengisyaratkan kepercayaan dan penghargaan. Sementara simpati dari bawahan mengisyaratkan kecintaan dan kesengganan. Hal tersebut akan menciptakan atmosfer kerja yang kondusif, baik bagi dirinya sendiri maupun rekan kerjanya. Atmosfer kerja yang yang kondusif memungkinkan terselesaikannya tugas-tugas keseharian di kantor. Untuk itu sekretaris dituntut untuk menerapkan tata krama dengan tepat dalam pergaulan terutama di kantor. 2. Mampu Mengenal Diri Sendiri Semakin banyak yang diketahui oleh manusia maka semakin banyak pula pertayaan yang mengisi benaknya. Suatu kelebihan manusia dari ciptaan lain ialah kemampuan menelaah diri sendiri. Pengenalan diri sendiri menimbulkan rasa menghargai menghargai diri sendiri lebih lanjut pada rasa menyenangi diri sendiri. Sementara hal yang dapat ditimbulkan dari menghargai dan menyenangi diri yaitu terbentuknya citra diri yang positif. Citra diri akan menentukan bagaimana orang lain bersikap terhadap seseorang. Selain itu, pencapaian pengenalan diri juga mempengaruhi kualitas interaksi seseorang dengan orang lain. Interaksi dengan orang lain yang berkualitas baik dan selanjutnya citra diri yang baik pula. 3. Peka Terhadap Lingkungan Interaksi individu dengan lingkungannya membangun konsep kepribadian pada individu yang bersangkutan. Pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh interaksi timbal balik antara lingkungan dengan individu yang bersifat unik sehingga tipa orang memiliki kepibadian yang berbedabeda. Seorang sekretaris ysng berkepribadian harus mampu bermasyarakat dengan baik sehingga kehadiran sekretaris dapat menyenangkan hati masyarakat sekitar dan pada akhirnya sekretaris mempunyai kepuasan batin. Di dalam kantor seorang sekretaris juga dituntut untuk mampu menumbuhkan rasa peduli terhadap rekan sekerja agar tercipta suasana kerja yang kondusif . 4. Tampil Mempesona Penampilan mempesona merupakan pembuka jalan bagi kesuksesan hidup. Percaya diri dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik, enak dipandang juga enak diajak bicara merupakan ciri dari penampilan ini. Berpenampilan mempesona bukan berarti berpenampilan yang tidak wajar dan dibuat-buat agar menarik simpati orang di sekitarnya. Penampilan yang mempesona didukung oleh pribadi yang mempesona. Penampilan yang mempesona merupakan penampilan seseorang yang bukan hanya dapat memanfaatkan kelebihannya secara optimal, melainkan juga mau menghadapi akibat dari kekurangan yang ada pada dirinya sehingga padanya terdapat ketenangan, lebih lanjut ada kemauan untuk memperbaikinya. 5. Disiplin Dalam Hidup Sehari-hari Disiplin adalah keadaan yang menyebabkan atau memberikan dorongan kepada pegawai untuk berbuat dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturan-aturan yang 35 WIDYA CIPTA Vol I No.1 Maret 2010 telah ditetapkan. Tujuan disiplin yaitu melatih kepatuhan dengan jalan melatih cara-cara berprilaku yang legal dan beraturan. Kepatuhan pada aturan yang ditetapkan sendiri ataupun aturan yang tidak ditetapkan sendiri. Didalam disiplin ini terkandung masalah-masalah kebebasan dan keterbatasan. Kebebasan seseorang dibatasi oleh kepentingan sendiri dan kepentingan orang lain. Makna disiplin bagi seorang sekretaris adalah mengembangkan perilaku terkendali dan terarah yang dapat dipertanggungjawabkan. Sekretaris yang berkompetensi adalah sekretaris yang mampu menerapkan disiplin pada dirinya sendiri dan disiplin pada pekerjaannya. 6. Dapat Mengatasi Stress Teknologi yang berkembang pesat membuat pola pikir masyarakat telah menjadi demikian rasional sehingga pada zaman ini segala sesuatu yang bukan merupakan penjelasan faktual atau logis disingkirkan ke imajinasi adikodrati atau ke pasaran dan penilaian secara subjektif. Bahkan nilai-nilai etis dan lainnya direduksi menjadi fakta analisis statistik serta penjelasan sosiologis. Sebagai efek samping dari perkembangan teknologi tadi adalah terbentuknya manusia-manusia yang mengalami kekosongan batin yang luar biasa dan mengidap penyakit psikologis lainnya. Pada umunya, penyakit tersebut diakibatkan oleh masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan. Sebagai manusia yang hidup di zaman modern ini wajar apabila seorang sekretaris mendapat masalah baik di dalam maupun di luar kantor. Setiap masalah hendaknya diselesaikan dengan tuntas. Dengan menyelesaikan setiap masalah dengan tuntas, hidup menjadi bersemangat dan penuh suka cita dalam segala keberadaan. 7. Mampu Mengemukakan Ide dan Menghargai Pendapat Orang Lain Pikiran manusia dan proses-proses berpikirnya selalu tampak sama misterius dan menunjukkannya seperti alam semesta. Pikiran manusia adalah alam semesta mini, pikiran manusia terdiri dari budi, imajinasi dan pengindraan, ketigatiganya bergabung dalam kepala dan membentuk berbagai pikiran. Keengganan untuk melatih saraf-saraf otak membuat kemalasan berfikir. Hal ini berakibat pada terhentinya perkembangan kepribadian dan monotonnya hidup yang dialami. Pada gilirannya akan menjerumuskan individu yang bersangkutan pada dasar kompetisi. Pada abad ini manusia mengalami ledakan pengetahuan yang merombak struktur pemikirannya yaitu rasionalisasi dalam segala bidang Seorang sekretaris tidak boleh enggan berfikir. Dengan berfikir didalam hidup kesehariannya dapat mendorong perkembangan kepribadian sekretaris tersebut pada taraf optimal. Dalam berfikir tadi tersirat kemauan menimbang dan selanjutnya dapat menerima pendapat orang lain walaupun bertentangan. Manfaat berfikir yang lain adalah hidup yang bergairah dan menarik karena penuh inovasi-inovasi segar. 8. Memiliki Motivasi Dalam Mencapai Tujuan Manusia mempunyai sumber dasar motivasi dalam melakukan tindakantindakannya. Tiga sumber dasar manusia harus memiliki motivasi yaitu: a. Untuk bertahan hidup b. Memiliki perasaan untuk hidup, mempunyai tujuan dan hidup yang berarti c. Dorongan yang sangat kuat untuk melakukan hal-hal terbaik untuk dirinya sendiri. Motivasi adalah suatu usaha yang disadari yang mendorong, mengarahkan dan menjalankan roda organisasiorganisasi sosial mulai dari bangsa kepada keluarga sampai kepada pribadi-pribadi untuk bertindak demi mencapai tujuan. Motivasi merupakan sumber tenaga bagi manusia untuk bergerak. Dengan motivasi menusia memiliki alasan untuk tetap gigih dalam memperjuangkan harapannya hingga terwujud. Seorang sekretaris dalam tugasnya harus memiliki motivasi dan mampu memotivasi orang lain. Langkah awal untuk memiliki motivasi adalah berpikir tentang sisi positif yang dimiliki, mengkorelasikannya dengan tujuan serta menerapkannya dalam tindakan. Sekretaris yang memiliki motivasi adalah sekretaris yang menghendaki agar suatu pekerjaan dapat selesai dengan tepat waktu, disiplin dalam kerja, rendah hati, memiliki kesediaan memberikan yang terbaik dan tidak suka menggerutu. Faktor-faktor Penghambat Pengembangan Kepribadian Menurut Triwidodo dan Kristanto (2004:18) ”faktor penghambat kepribadian 36 WIDYA CIPTA Vol I No.1 Maret 2010 berasal dari dalam atau luar diri orang tersebut dan kedua faktor penghambat tadi dapat secara satu per satu ataupun bergabung mempengaruhi kepribadian seseorang”. Faktor-faktor itu adalah: 1. Fiksasi Banyak sekali tindakan manusia yang dilakukan berdasarkan kebiasaan. Kebiasaan adalah bentuk tingkah laku yang tetap dari usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif perasaan karena sifatnya yang menetap, kebiasaan yang salah akan dapat menghambat pengembangan kepribadian. Salah satu kebaisaan yang menghambat pengembangan adalah fiksasi. Fiksasi adalah usaha seseorang untuk menghadapi kegagalan-kegagalannya dengan ulangan tingkah laku yang begitubegitu juga sehingga tidak dapat sampai pada pemecahan masalah yang dihadapinya. Fiksasi dapat muncul akibat frustasi. Fiksasi biasanya berupa kebiasaan-kebiasaan salah yang sulit diubah. 2. Frustasi Kegagalan dan keberhasilan silih berganti menghampiri hidup seseorang. Kegagalan dapat membuat orang rustasi. Frustasi adalah keadaan batin seseorang yang kelewat kecewa dengan hidup akibat ketidakseimbangan dalam jiwa, yakni perasaan tidak puas karena hasrat atau dorongan yang tidak dapat terpenuhi. Orang yang frustasi dapat menampakkkan reaksi menarik diri dari pergaulan atau bersikap sombong sebagai upaya menutupi kekurangannya. Orang yang sedang frustasi dapat saja bersikap apatis dalam kehidupan dan tidak mempuyai harapan untuk hari esok. 3. Kurang pergaulan dan wawasan Kurang pergaulan dan wawasan dapat disebabkan oleh keterasingan tempat tinggal atau kemalasan menambah wawasan dan pergaulan. Kurang pergaulan dan wawasan akibat kesombongan yakni suatu sikap yang selalu menganggap diri paling hebat dan paling tahu sehingga memandang tidak perlu mengembangkan pergaulan dan wawasan. Orang yang cepat puas pada apa yang telah dicapai dan tak mau mengembangkannya adalah orang yang tidak suka dengan tantangan maka tidak mempunyai niat untuk hidup lebih maju. Akibatnya adalah selalu tertinggal oleh gerak dinamisnya zaman. 4. Sombong Kesombongan ada yang disebabkan oleh alasan nyata namun juga ada yang disebabkan oleh alasan palsu. Kesombongan yang disebabkan alasan nyata umunya dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai kelebihan. Sementara itu kesombongan yang disebabkan oleh alasan palsu biasanya dimiliki oleh orangorang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan yang kurang luas. Kesombongan merupakan wujud dari ketidakmampuan menangani keberhasilan yang telah dicapai bahkan menutup jalan perkembangan sendiri. 5. Rendah diri Sejak kecil manusia telah dipengaruhi dan dibentuk oleh berbagai pengalaman baik yang diperoleh dari hubungan dengan manusia lain ataupun peristiwa– peristiwa kehidupan. Hal ini dapat saja membuat seseorang memandang dirinya lebih rendah dari sebenarnya. Pandangan ini keliru ini jelas merugikan diri sendiri. Rendah diri sebagai suatu keadaan yang meragukan dengan serius dan terus memenrus tentang diri sendiri. Orang yang rendah diri sering membandingkan dirinya dengan orang lain dan tidak menyadari bahwa setiap manusia diciptakan unik lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Pengertian Profesionalisme Abad modern ini ditandai dengan kompetisi antar pekeerja yang demikian ketat. Dengan alasan ketrampilan ataupun mutu, tenaga-tenaga profesional menduduki berbagai kedudukan pentng. Hal tersebut mengisyaratkan akan tuntutan zaman yaitu orientasi mutu. Tuntutan pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan telah menjadi motto di setiap bidang usaha. Dengan demikian sumber daya manusia yang profesional dicari secara terus menerus karena terbukti mampu mendukung kegiatan usaha menjadi lebih optimal. Sekretaris yang profesional adalah sekretaris yang bangga pada pekerjaannya, memiliki komitmen pada kualitas, memiliki dedikasi pada kepentingan klien dan memiliki keinginan yang tulus untuk membantu. Menurut Kadarmo (2001:271) ”Dengan keprofesionalannya seorang sekretaris tentu saja telah memiliki kemampuan secara profesional yaitu kemampuan keahlian dalam bidangnya yang selalu menjaga agar kantornya dapat berfungsi dengan baik dan lancar, yang memiliki wawasan yang luas 37 WIDYA CIPTA Vol I No.1 Maret 2010 sehingga mampu memprediksi tindakantindakan apa yang harus didahulukan daripada tindakan yang lain dan yang tidak boleh dilupakan adalah harus selalu cermat menjaga wibawa pimpinannya”. Sikap profesional yang dikembangkan dan diterapkan akan membentuk pekeerja unggulan. Demi meningkatkan mutu layanan yang lebih baik dan mendukung kegiatan kantor lebih optimal maka seorang sekretaris hendaknya juga yang profesional dalam kerjanya. Sekretaris yang profesional mampu melaksanakan tugas dengan baik dan mampu mengatntisipasi keadaan sehingga diperoleh hasil yang optimal. Ciri-ciri Seorang Profesional Menurut Triwidodo dan Kristanto (2004:176) ciri-ciri seorang sekretaris yang profesional adalah: 1. Mampu Bergaul dengan Baik Manusia dilahirkan, dibesarkan dan hidup selalu dalam pergaulan dengan sesamanya. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan hubungan dengan manusia lain, jadi pada zaman modern ini jaringan hubungan yang luas menentukan kesuksesan seseorang. Dengan demikian mengetahui etiket bergaul sangat penting terutama bagi seorang sekretaris yang dalam kesehariannya selalu berhubungan dengan orang lain di kantor. Hubungan sekretaris kantor dibagi menjadi hubungan intern dan ekstern. Hubungan intern kantor meliputi hubungan dengan bawahan, hubungan dengan rekan juga hubungan dengan atasan. Sementara itu hubungan ektern kantor meliputi hubungan kantor dengan lingkungan, hubungan kantor dengan pribadi lain di luar kantor dan hubungan kantor dengan kolega. Ragam hubungan tadi tentu saja menuntut penanganan yang berbeda-beda pula. Penanganan yang tepat pada ragam hubungan tadi akan membawa kesuksesan tersendiri dan berakibat membawa kemajuan karirer sekretaris. 2. Berkepribadian Seorang sekretaris harus memiliki kepribadian yang baik agar bisa menjadi profesioanal dalam pekerjaannya. 3. Penampilan yang mempesona Hal pertama yang akan dilihat orang lain pada diri seseorang adalah bagaimana orang itu tampak. Sekretaris merupakan gerbang orang lain untuk bertemu dengan pimpinannya, oleh karena itu penampilan seorang sekretaris harus mampu mempesona orang lain agar tidak menjatuhkan wibawa pimpinannya. Penampilan mempesona merupakan pembuka jalan bagi kesuksesan hidup. Penampilan yang mempesona merupakan penampilan seseorang yang enak dipandang dan enak diajak bicara. Berpenampilan mempesona bukan berarti berpenampilan yang tidak wajar dan dibuat-buat agar menarik simpati orang disekelilingnya. Penampilan yang mempesona selain bersumber pada kepribadian yang mempesona juga bersumber pada penampilan fisik yang mempesona. Penampilan fisik yang mempesona meliputi kerapihan, kebersihan dan keserasian sekretaris dalam berbusana. 4. Sehat Sehat merupakan ukuran kondisi seseorang untuk mampu melakukan kegiatan secara normal agar diperoleh hasil yang baik. Dengan tubuh yang sehat seseorang dapat melaksanakan tugasnya dengan prima. Tugas sekretaris anatar lain dengan terampil dan lincah menyelesaikan tugas-tugasnya serta membantu atasan dalam mencapai tujuan, maka seorang sekretaris yang profesional adalah sekretaris yang sehat. 5. Memiliki disiplin diri Tujuan disiplin yaitu melatih kepatuhan dengan jalan melatih cara-cara berprilaku yang legal dan beraturan. Kepatuhan pada atauran yang ditetapkan sendiri ataupun aturan yang tidak ditetapkan sendiri. Disiplin yang dilaksanakan secara sukarela menghasilkan pengembangan karakter dan pengendalian diri ke arah penumbuhan sikap menyukai kedisipinan. Dengan disiplin diri maka tenaga, pikiran dan waktu menjadi efisien. Sekretaris profesional merupakan sekretaris yang mampu mendisiplinkan dirinya. Dengan kemampuan mendisiplinkan diri sendiri maka bawahan akan menghormatinya, selanjutkannya menjadikan sebagai teladan. Sekretais yang profesional adalah sekretaris yang mampu menerapkan disiplin pada dirinya sendiri dan disiplin pada pekerjaannya. 6. Mempunyai wawasan yang luas dan ide yang membawa ke arah kemajuan Rasanya belum layak disebut sekretaris profesional jika setiap menemui kesulitan seorang sekretaris langsung bertanya kepada pimpinannya tanpa terlebih dahulu berusaha sendiri untuk memecahkannya. Hal itulah yang membuat sekretaris profesional harus mampu membuka 38 WIDYA CIPTA Vol I No.1 Maret 2010 pikiran dan semangat baru demi hasil yang lebih baik dan inovatif. Seseorang yang memiliki wawasan yang cukup luas tentu saja mendongkrak rasa percaya dirinya hingga mendukung penampilan seseorang. Keluasan wawasan membuat sekretaris mempunyai kesungguhan dan daya kreativiras dala bekerja. Integrasi rasa percaya diri dan adanya kesanggupan serta daya kreativitas dalam bekerja merupakan ciri sekretaris profesional. Seorang sekretaris dituntut untuk mampu memanfaatkan wawasa serta menggunakan pikrannya sehingga tugastugas yang rumit dapat selesai dengan baik. Upaya memperluas wawasan antara lain memalui membaca, pengalaman dan mendengarkan dari orang lain. 7. Iman yang kuat Iman adalah suatu sikap percaya seseorang terhadap sesuatu yang belum terjadi atau terlihat. Iman biasanya diperoleh dan dipupuk dari ajaran agama masing-masing. Iman ini mampu membentengi diri dari setiap kehendak untuk bertindak salah. Dengan iman yang kuat maka seorang sekretaris akan bersikap jujur dan tidak akan tergiur untuk menyalahkan jabatannya demi kepentingan pribadi. 8. Mau menerima kritikan yang membangun Alasan mengapa manusia sangat mudah memberi kritik adalah dunia ini tidak sempurna dan banyak hal yang perlu dikritik. Alasan berikutnya manusia cenderung memproyeksikan kekurangan kepada orang lain Untuk itu kritik tidak untuk dihindari tetapi untuk dihadapi. Kritik yang dilontarkan dengan alasan yang kuat disebut kritik yang membangun. Kritik ini dilontarkan oleh orang yang menginginkan kemajuan pada orang yang dikritik. Kritik yang membangun sangat besar manfaatnya mengingat setiap manusia pasti mempunyai kelemahan. Seorang sekretaris harus mau mendengarkan kritik yang membangun demi bertambahnya wawasan dan pengetahuan. Kritikan ini dapat dijadikan sebagai cermin untuk intropeksi melalui versi orang lain. Seorang sekretaris yang profesional mau mendengarkan kitik orang lain. 9. Dapat menghargai pendapat orang lain Bila seseorang sadar akan keterbatasannya maka dia akan menghargai setiap pendapat. Pendapat-pendapat tadi digunakan sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan. Sekretaris yang profesional tahu akan kelemahankelemahan dirinya, maka seorang sekretaris akan menghargai pendapat orang lain sebagai masukan pendukung demi pengambilan keputusan yang hendak dilakukannya. Sekretaris profesional mampu menimbang dan selanjutnya dapat menghargai pendapat orang lain. Pengertian Sekretaris Sebelum membahas keterkaitan antara keepribadian dan profesioanalisme, sebaiknya pengertian mengenai sekretaris. Menurut Louis C. Nahassy dan William Selden dalam Nuraeni (2008:2) ”Sekretaris adalah pegawai kantor yang karena kedudukannya memiliki tanggung jawab yang lebih daripada tanggung jawab seorang stenografer. Tugas-tugasnya biasanya meliputi pengabilan dan penyalinan dikte (menyalin apa yang disampaikan oleh pimpinan ke dalam bentuk tulisan, biasanya yang didiktekan adalah konsep surat) yang berurusan dengan publik, menjawab telpon, mengundang pertemuan, membuat perjanjian serta memelihara atau mengarsip warkat-warkat dan surat-surat. Seorang sekretaris sering bertindak sebagai seorang pembantu administrasi atau pimpinan muda”. Sedangkan menurut M. Braum dan Roman dalam Nuraeni (2008:3) ”sekretaris adalah pembantu dari seorang pimpinan yang menerima pendiktean, menyiapkan surat-menyurat, menerima tamu, memeriksa atau mengingatkan pimpinan nya mengenai kewajiban yang sudah dijanjikan dan melakukan banyak kewajiban lain yang bertujuan meningkatkan efektivitas dari pimpinannya tersebut”. Syarat Menjadi Sekretaris Sebagai pembantu pimpinan, seorang sekretaris harus memiliki sayaratsayarat tertentu agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Menurut Nuraeni (2008:6) syarat-syarat menjadi sekretaris adalah: 1. Syarat Kepribadian Banyak orang mempunyai bakat untuk menjadi sekretaris, namun bakat saja tidak cukup untuk mnjadikan seorang sekretaris yang baik. Diperlukan juga kepribadian yang prima untuk dapat mendukung pribadi tersebut. Syarat tersebut antara lain: a. Mawas diri b. Ramah c. Sabar 39 WIDYA CIPTA Vol I No.1 Maret 2010 d. Simpatik e. Penampilan diri yang baik f. Pandai bergaul g. Dapat dipercaya dan memegang teguh rahasia h. Bijaksana terhadap orang lain i. Mempunyai perhatian atas pekerjaan 2. Syarat Penegetahuan Pengetahuan merupakan salah satu modal atau syarat lain yang harus dimiliki sekretaris. Dalam situasi apapun, pengetahuan yang dimiliki oleh seorang sekretaris dapat menunjang kinerja profesionalnya. Berikut adalah syarat pengetahuan: a. Syarat pengetahuan umum b. Syarat pengetahuan khusus c. Syarat keahlian Jenis-jenis Sekretaris Menurut Nuraeni (2008:4), jenisjenis sekretaris adalah: 1. Berdasarkan Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab. Berdasarkan ruang lingkup dan tanggung jawabnya, sekretaris dapat dibedakan menjadi dua jenis: a. Sekretaris Eksekutif Sekretaris eksekutif adalah sekretaris yang juga berfungsi sebagai manajer karena secara langsung menjalankan fungsi manajer eksekutif yang memiliki bawahan. Sekretaris ini pada umunya merupakan sekretaris untuk satu unit organisasi. b. Sekretaris Pribadi Sekretaris pribadi adalah seorang yang mengerjakan kegiatan perkantoran untuk membantu orang tertentu dan bersifat pribadi. Sekretaris pribadi bukan pegawai atau staf dari suatu organisasi atau perusahaan tetapi diangkat dan digaji oleh perorangan. Walaupun begitu, tidak berarti bahwa sekretaris pribadi tidak bertanggung jawab kepada unit kerjanya, tetapi tetap terikat pada status kepegawaiannya. 2. Berdasarkan Kemampuan dan Pengalaman Kerja Berdasarkan kemampuan dan pengalaman kerjanya, sekretaris dapat dibedakan menjadi dua: a. Sekretaris Senior Sekretaris senior adalah sekretaris yang sudah memiliki banyak pengalaman dan dapat menyelesaikan sendiri masalah yang timbul saat melakukan pekerjaannya. b. Sekretaris Yunior Sekretaris yunior adalah sekretaris yang baru memulai kariernya atau baru bekerja dan belum mempunyai banyak pengalaman. Sekretaris yunior perlu banyak belajar dan bimbingan dari seorang sekretaris senior untuk memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman. Peran Sekretaris Pada dasarnya setiap sekretaris mempunyai peran yang sama yaitu membantu kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, sekretaris tidak hanya berhubungan dengan pimpinannya saja melainkan juga dengan klien perusahaan, karyawan lain bahkan juga dengan pekerjaan yang ditekuninya. Menurut Nuraeni (2008:21) tugas-tugas sekretaris dibagi menjadi: 1. Sekretaris sebagai duta Sebagai duta, seorang sekretaris bertindak sebagai wakil dari perusahaan. Dengan begitu, penampilan dan sikap seorang sekretaris harus baik dan profesional, baik dalam berhubungan dengan klien perusahaan maupun dengan masyarak umum yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan. Dalam kondisi psikologis apapun seorang sekretaris harus bisa mengontrol emosinya saat bertemu klien. 2. Sekretarsi sebagai pintu gerbang Sebagai pintu gerbang, salah satu fungsi sekretaris sebagai penerima tamu. Untuk itu letak meja dan kursi sekretaris berdekatan dengan pintu masuk ruangan pimpinan agar para tamu, relasi, karyawan yang ingin bertemu dengan pimpinan bisa melapor atau meminta izin kepada sekretaris terlebih dahulu. Dengan wewenangnya, sekretaris harus bisa memanajemen dengan baik pertemuan klien dengan pimpinan. Bahkan, dengan wewenangnya juga, sekretaris bisa menolak tamu yang dianggap tidak layak atau sebaiknya tidak bertemu dengan pimpinan. 3. Sekretaris sebagai ibu rumah tangga perusahaan Sebagai ibu rumah tangga perusahaan, seorang sekretaris harus dapat menaungi perusahaan dan menjadi contoh yang baik dalam mengurus kantornya. Dalam melakukan pekerjaaan sebagai ibu rumah tangga perusahaan, seorang sekretaris dituntut bekerja dengan rapi, sehingga setiap orang yang masuk ke ruangan sekretaris dan pimpinan akan merasa nyaman. 4. Sekretaris sebagai humas 40 WIDYA CIPTA Vol I No.1 Maret 2010 Sebagai humas, seorang sekretaris menjadi penghubung antara perusahaan dan lingkungan kerja atau lingkungan masyarakat, baik bertatap muka secara langsung, melalui telepon maupun melalui media lain. Dalam peranannya sebagai humas, sekretaris harus mengerti bagaimana menghadapi setiap orang yang tidak sama sifat dan prilakunya. Tugas-tugas Sekretaris Menurut Nuraeni (2008:24), tugas-tugas sekretaris terbagi atas: 1. Tugas Rutin Tugas rutin merupakan tugas yang biasa dikerjakan oleh sekretaris setiap harinya. 2. Tugas Khusus Tugas khusus merupakan tugas yang diperintahkan langsung oleh pimpinan kepada sekretaris. 3. Tugas Istimewa Tugas Istimewa merupakan tugas sekretaris yang menyangkut keperluan pimpinan 4. Tugas Sosial Tugas sosial adalah tugas-tugas lain selain tugas rutin dan utama sebagai pembantu pimpinan yang sifatnya teknis. 5. Tugas Keuangan Tiugas keuangan seorang sekretaris biasanya berkaitan dengan urusan uang cadangan atau kas kecil. 6. Tugas Resepsionis Tugas resepsionis adalah tugas sekretaris yang berhubungan dengan kegiatan menerima atau menyambut klien, baik yang datang langsung maupun menghubungi melalui telepon. 7. Tugas Insidental Tugas Insidental adalah tugas yang tidak rutin dilakukan. 8. Tugas dalam Pertemuan Bisnis Pertemuan bisnis terjadi ketika dua orang atau lebih saling menerima dan memberi informasi, menyimak kembali kemajuan, memecahkan masalah dan menciptakan ide-ide baru bagi kemajuan perusahaan. Tugas inilah yang cukup berat dan melelahkan bagi sekretaris untuk mengorganisir pertemuan-pertemuan tersebut. Tanggung Jawab Sekretaris Menurut Nuraeni (2008:28) selain bertanggung jawab atas pekerjannya, tanggung jawab lain yang harus dilaksanakan oleh seorang sekretaris adalah: 1. Tanggung Jawab Individu (Personal Responsibility) Sekretaris bertanggung jawab terhadap performansi diri sendiri dan upaya pengembangan kea rah yang lebih berkualitas. Berikut adalah tugas pokok sehari-hari dalam tanggung jawab seharihari: a. Mempermudah dan memperlancar kerja pimpinan melalui pengaturan waktu dan distribusi informasi yang efisien. b. Mendistribusikan informasi dari pimpinan secara jelas dan akurat c. Mendukung kelancaran alur kerja pimpinan dengan bagian lain d. Memberikan peluang kepada pimpinan untuk lebih fokus kepada hal strategis dan memiliki pengaruh jangka panjang. e. Memberikan masukan positif dan inisiatif untuk perbaikan perusahaan 2. Tanggung Jawab dalam (Internal Responsibility) Tanggung jawab ini terwujud melalui aktivitas sebagai berikut: a. Mengelola sumber daya dan keuangan kantor b. Menciptakan suasana yang mendukung kelancaran kerja c. Mendukung penciptaan budaya kerja yang positif d. Membantu menciptakan kelompok informal positif e. Mengelola anak buah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi 3. Tanggung jawab cabang perusahaan (Networking Responsibility) 4. Tanggung jawab atas keberhasilan perusahaan 5. Tanggung jawab hukum III. METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka (library research). IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Integrasi dari rasa percaya diri, kemampuan yang tinggi dan pendekatan berorientasi global merupakan indikator tenaga kerja yang profesional. Profesionalisme lebih mengacu kepada sikap daripada sekedar uruaian pekerjaan, yaitu suatu sikap yang mampu melaksanakan tugas dengan baik dan 41 WIDYA CIPTA Vol I No.1 Maret 2010 mampu mengantisipasi keadaan sehingga diperoleh hasil yang optimal. Seorang profesional mencintai pekerjaannya dan cukup peduli untuk menganalisis suatu cara agar tugas-tugas diselesaikan dengan lebih baik walaupun itu berarti mengadakan perubahan. Seorang profesional harus sadar dan mau menginsafi bahwa sebagai manusia memiliki keterbatasan-keternatasan dalam melaksanakan pekerjaan. Seorang profesional berpeluang besar untuk menapaki jenjang karir Sebagai seorang sekretaris diharapkan mampu tampil, bertutur kata dan bersikap menyenangkan serta mantap baik terhadap atasan, bawahan bahkan kepada seluruh orang di sekitarnya. Untuk mencapai hal tersebut, seorang sekretaris harus mampu mengembangkan kepribadiannya. Kepribadian seseorang antar lain dapat dilihat pada kemampuannya membaca situasi, kemampuannya membawa diri dan cara menentukan sikap terhadap orang lain serta lingkungannya. Dapat dikatakan bahwa orang yang profesional pastilah orang yang berkepribadian. Dengan kepribadian ini memungkinkan dirinya untuk bersikap dewasa dan mantap sehingga tidak mudah terbawa arus. Dengan kepribadiannya itu juga akan terpancarnya sosok profesional yang berwibawa. V. KESIMPULAN Dari uraian mengenai kepribadian dan profesionalisme diatas dapat disimpulkan bahwa seorang sekretaris selain cakap, aktif dan pandai juga harus bersikap profesional dalam bekerja. Keprofesionalan itu didukung oleh kepribadian yang baik. Demi keberhasilan pengembangan kepribadian, diperlukan tekad dan kesadaran akan manfaatnya. Kunci keberhasilannya terletak pada usaha dan doa. VI. SARAN Selalu belajar dan belajar adalah kunci sukses menjadi seoarang sekretaris. Belajar tentang kepribadian adalah harga mati untuk menjadi sekretaris yang baik, dimana apapun hasil dari pekerjaan seorang sekretaris jika kepribadiannya kurang, semuanya akan menjadi sia – sia belaka. DAFTAR PUSTAKA Defathya. Mengenal Arti Kepribadian. http://defathya.multiply.com (diambil 16 Februari 2010). Kadarmo, Siwi. 2001. Sekretaris dan Tugas-tugasnya. Jakarta: Nina Dinamika. Nuraeni, Neni. 2008. Panduan Menjadi Sekretaris Profesional. Jakarta: Visi Media Pustaka. Olija. Pengertian Kepribadian Secara Umum. http://putra-tatiheru.blogspot.com (diambil 16 Februari 2010). Triwidodo, Titiek dan Djoko Kristanto. 2004. Pengembangan Kepribadian Sekretaris. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 42