Manajemen Strategik dan Strategi Pengembangan - AIFIS

advertisement
Manajemen Strategik dan Strategi Pengembangan
Sumber Daya Manusia menuju Keunggulan Bersaing
Tita Meirina Djuwita∗
Abstrak
Manajemen strategik dalam strategi pengembangan sumber daya manusia
dalam pengelolaan organisasi merupakan alternatif yang sesuai dalam menghadapi
tantangan dan peluang kebutuhan yang dihadapi. Salah satu aspek yang penting
dalam strategi pengembangan sumber daya manusia adalah kondisi keunggulan
kompetitif bagi anggota organisasi (pegawai) yang diwujudkan dalam pekerjaannya,
pimpinan organisasi harus secara teliti mengelola keunggulan kompetitif yang dimiliki
dari organisasi lainnya.
Kata kunci: manajemen strategik, pengembangan, sumber daya manusia,
keunggulan, bersaing.
A. Pendahuluan
Konsep pengembangan yang terus menerus merupakan suatu cara
untuk menjadikan sumber daya manusia sebagai sumber keunggulan
kompetitif. Berdasarkan pengalaman, pengembangan yang efektif dapat
meningkatkan produktivitas kerja, moral serta potensi–potensi dari
organisasi. Pengembangan (development) menyangkut antisipasi kemampuan
dan keahlian individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan bukan
saja terbatas untuk jabatan sekarang tetapi untuk yang akan datang.
Sasaran progam pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas, yaitu
peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipasi perubahan yang
mungkin terjadi tanpa direncanakan (unplaned change) atau perubahan yang
direncanakan (planed change).
Sering dikatakan bahwa pengembangan lebih terarah pada karir dan
adanya antisipasi terhadap perubahan yang mungkin dihadapi oleh
organisasi (perusahaan) di masa yang akan datang. Pengembangan sumber
daya manusia diharapkan mampu menjadikan para pegawai sebagai
anggota organisasi mempunyai pengetahuan dan keahlian. Proses ini
berjalan dalam jangka panjang sesuai atau sejalan dengan implementasi
strategi yang dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan. Pengembangan
bertujuan mempersiapkan kompetensi/kemampuan pegawai yang
diperlukan bagi posisi jabatan dalam jangka panjang sebagai antisipasi
∗
Universitas Nurtanio Bandung.
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
1014
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
kemungkinan perubahan pengetahuan, teknologi dan wawasan baik tanpa
direncanakan atau direncanakan sesuai dengan pencapaian misi lembaga.
Suatu lembaga yang berada pada posisi persaingan yang kompetitif
akan selalu mengadakan perubahan sebagai suatu konsekuensi dari adanya
inovasi, karena berusaha untuk dapat menjaga eksistensinya. Konsep
mengenai keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing merupakan
salah satu fokus perhatian yang penting dari manajemen sebagai suatu
upaya meletakkan lembaga pada posisi persaingan pasar yang lebih kuat
melalui kompetensi lembaga yang khas (distinctive competence) dibandingkan
dengan kompetensi yang dimiliki lembaga-lembaga lain. Dalam kaitan
dengan keunggulan bersaing melalui utilisasi SDM, menciptakan
keunggulan bersaing adalah proses meningkatkan kualitas semua orang
dalam organisasi dan memberikan sumber-sumber dukungan (fasilitas,
kompensasi) kepada mereka sebagai perwujudan respon lembaga terhadap
perubahan tuntutan pasar yang efektif.
Tidak mudah menjadikan SDM sebagai sumber keunggulan
kompetitif lembaga karena hal itu berkaitan dengan bukan saja faktor
kemampuan dan keahlian melainkan berkaitan pula dengan faktor–faktor
personal seperti nilai yang dianut, persepsi, sikap, personality dan kemauan
individu untuk maju. Sumber daya manusia dikatakan memiliki
keunggulan kompetitif jika SDM memiliki kemampuan keahlian yang khas
dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan company personality di mana
mereka bekerja.
Adapun tujuan yang strategik pengembangan SDM mempunyai
karakteristik adanya kejelasan, dapat diterima, fleksibel, kemudahan dan
berorientasi kepada tindakan. Jika tujuan strategi pengembangan SDM
telah memiliki karakteristik seperti tersebut di atas, maka akan
memudahkan dalam menentukan strategi perencanaan SDM. Aktivitas
dari strategi perencanaan SDM melalui “pelatihan-pelatihan dan
pengembangan pegawai untuk employees to boost performance in current job”.
Konsep pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu cara
yang ingin menjadikan sumber daya manusia sebagai sumber keunggulan
kompetitif. Pengembangan SDM yang efektif dapat meningkatkan
produktivitas kerja, moral, dan potensi–potensi yang ada dalam lembaga.
Program pengembangan sumber daya manusia bukan hanya terkait
dengan jabatan atau pekerjaan, tetapi juga peningkatan wawasan, cara
berfikir, kemampuan bekerjasama serta sikap menghadapi perubahan
lingkungan.
Tujuan
pengembangan
sumber
daya
manusia
adalah
mempersiapkan kompetesi yang diperlukan bagi perubahan posisi atau
jabatan dalam jangka panjang sebagai antisipasi dari kemungkinan
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
1015
perubahan dalam masyarakat atau lingkungan dari lembaga yang
bersangkutan. Pengembangan SDM bagi lembaga yang menempatkan
sumber daya manusia sebagai salah satu sumber tersebut berkaitan erat
dengan kebutuhan organisasi akan pegawai yang mempunyai kompetensi
yang tinggi.
Kebutuhan lembaga menyangkut peningkatan kualitas kemampuan
dan keahlian pegawai melalui proram pengembangan. Program
pengembangan harus terkait dengan misi, tujuan dan strategi lembaga,
melalui analisis ini dapat dirumuskan tujuan dari pengembangan sumber
daya manusia. Analisis kebutuhan tugas adalah analisis mengenai
kompetensi (kemampuan, keahlian, pengetahuan) dan perilaku yang
diperlukan bagi keberhasilan pegawai dalam menjalankan tanggung
jawabnya berdasarkan analisa itu dalam hal apa pegawai dilatih, sedangkan
analisis kebutuhan individu pegawai menyangkut penaksiran (assesment)
terhadap kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Hasil dari assesment dapat
dilihat siapa yang dilatih.
B. Teori Starategi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Investasi yang paling penting bagi institusi adalah sumber daya
manusia di mana sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan
institusi agar tetap bertahan dan berkembang dengan baik. Agar sumber
daya manusia yang dimiliki insitutisi dapat memberikan kontribusi yang
maksimal, maka sumber daya manusia itu diperlukan, baik melalui
pendidikan dan pelatihan. Ada lima definisi strategi yang perlu
dikemukakan ialah strategi sebagai rencana, siasat, atau taktik. Pola, posisi
dan perspektif.
Bentuk strategi itu dapat dijelaskan sebagai berikut:1
1. Strategi sebagai suatu rencana, merupakan serangkaian tindakan dan
pedoman berkaitan dengan situasi yang digunakan pada definisi ini ada
dua ciri yang penting dari strategi, yaitu: melakukan tindakan terlebih
dahulu dalam penerapannya serta melakukan pengembangan secara
sadar dan terarah.
2. Strategi sebagai suatu siasat atau taktik dalam rangka untuk
memperdayakan pesaing. Strategi dilakuan untuk mengantisipasi
ancaman yang datang.
3. Strategi sebagai suatu pola merupakan suatu cara dalam melokalisasi
suatu organisasi yang dapat diartikan dalam suatu lingkungan. Strategi
sebagai suatu perspektif akan berusaha untuk menggerakkan organisasi
dalam lingkungan eksternalal dan menuju posisi yang konkret. Pada
1
Mintzberg H. Quinn J.B, Strategy Process, (Toronto: Prentice Hall, 1986), p. 15.
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
1016
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
definisi tersebut strategi dapat diartikan sebagai suatu konsep yang
menyatukan para individu dengan perilaku organisasi.
Menurut Thompson dan Strickland seperti dikutip Hani Handoko,
strategi sebenarnya merupakan rencana percaturan manajemen untuk
memperkuat posisi organisasi, memuaskan pengguna produk atau jasa
dan mencapai target-target kineja.2 Menurut Nisjar, tujuan suatu strategi
adalah untuk mempertahankan atau mencapai suatu posisi keunggulan
dibanding dengan pihak pesaing.3
Dengan demikian, strategi adalah suatu pola keputusan dalam suatu
organisasi yang menentukan dan mengungkapkan tujuan dan menentukan
prinsip kebijakan dan rencana dalam mencapai tujuan tersebut. Adapun
strategi menurut pengertian manajemen strategik adalah upaya untuk
memaksimalkan keunggulan kompetitif dan ketidakunggulan kompetitif
suatu organisasi termasuk produk dan layanannya serta konsumen
(pelanggan) yang dilayani. Strategi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah
usaha unggulan guna mencapai misi atau tujuan tertentu seefektif dan
seefisien mungkin dengan memperhitungkan sumber yang dimiliki serta
seluruh keadaan lingkungan yang dihadapi.
Sumber daya manusia merupakan sumber daya atau investasi yang
terpenting yang mungkin dilakukan oleh suatu organisasi. Dalam upaya
pengembangan sumber daya manusia, yang harus ditelaah adalah
bagaimana dan melalui penggunaan cara pengembangan apa dalam
pelaksaannya.
Para pegawai dalam organisasi memerlukan peningkatan
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk memperoleh cara yang
tepat dalam meningkatkan priduktivitasnya. Flippo berpendapat bahwa
pengembangan terdiri atas pelatihan (training) yang berguna untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan
tertentu dan pendidikan adalah yang berhubungan dengan peningkatan
pengetahuan, pengertian dan latar belakang umum.4
Kemudian, Siagian mengatakan bahwa pelatihan dimaksud
membantu meningkatkan kemampuan para pegawai melaksanakan tugas
sekarang, investasi jangka pendek. Pengembangan lebih berorientasi pada
2 Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:
BPFE, 1995).
3 Karkhi Winardi Nisyar, Manajemen Stratejik, (Bandung: Mandar Maju, 1997), p.
79.
4 Edwin B. Flippo, Personnel Management, (Singapore: Mc. Graw Hill Book
Company, 1984), p. 215.
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
1017
peningkatan produktivitas kerja para pekerja dimasa depan, investasi
jangka panjang.5
Pengembangan sumber daya manusia dimaksudkan untuk membina
sumber daya manusia, sehingga sumber daya manusia dapat digunakan
secara efektif dan efisien dalam mencapai kesatuan organisasi. Pengaturan
atau pembinaan sumber daya manusia hendaknya mengacu pada
tercapainya tujuan organisasi dan mengacu pada tujuan terpenuhinya
kebutuhan pegawai, sehingga mencapai kepuasan pegawai dalam
melakukan fungsi dan tugasnya. Menurut Martoyo, tujuan pengembangan
sumber daya manusia adalah untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi
kerja pegawai dalam melaksanakan dan mencapai sasaran program–
progam kerja yang telah ditetapkan.6
Menurut Flippo, nilai–nilai yang terkandung dalam pengembangan
pegawai adalah:7
1. Increased Productivity in term of both quantity dan quality
2. Reduce Accidents
3. Reduce Supervision
4. Increased organizational stability and flexibility
5. Heightened moralel.
Secara umum, manfaat dari pengembangan sumber daya manusia
terutama sangat berguna bagi peningkatan produktivitas kerja organisasi
secara keseluruhan, baik untuk organisasi, pegawai, maupun situasi dan
kondisi kerja organisasi. Pengembangan sumber daya manusia yang
direncanakan dengan baik akan dapat menghasilkan output yang bermutu,
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan dapat
mempersiapkan pegawai yang efektif dan efisien dalam melaksanakan
pekerjannya. Oleh sebab itu, perencanaan pengembangan sumber daya
manusia yang merencanakan program pengembangan harus
memperhatikan identifikasi dan analisis kebutuhan, mengatasi persaingan
pemasaran global semakin diperlukan pada suatu organisasi.
Pengembangan sumber daya manusia mempunyai ruang lingkup yang
lebih luas dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian.
Handoko menyatakan bahwa tujuan utama program pengembangan
sumber daya manusia , yaitu:
5 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,
1992), p. 182.
6 Martoyo Susilo, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE, 1994), p.
54.
7 Edwin B. Flippo, Personel, pp. 227-228.
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
1018
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
1. Untuk menutup gap antara kecakapan/kemampuan pegawai dengan
permintaan jabatan
2. Diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja atau
produktivitas kerja pegawai dalam mencapai sasaran kerja yang telah
ditetapkan.8
Menurut Siagian, ada enam manfaat dalam pengembangan sumber
daya manusia, yaitu:
1. Membantu para pegawai membuat keputusa lebih baik
2. Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapinya.
3. Terjadinya
internalalisasi
dan operasionalisasi
faktor-faktor
motivasional.
4. Timbulnya dorongan dalam
diri para pekerja untuk terus
meningkatkan kemampuan kerjanya
5. Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stress, frustasi dan
konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya pada diri
sendiri.
6. Tersedianya informasi tentang berbagai program.9
Pengembangan sumber daya manusia bertujuan untuk memperbaiki
unjuk kerja (performance) pegawai, mengembangkan kecakapan dan
keterampilannya sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan meningkatkan
karier atau promosi sehingga dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan
lembaga. Selain itu, pengembangan dapat diartikan
pemberian
keterampilan, pengetahuan pegawai yang lebih mengutamakan pada
pemberian pengetahuam, konsep dan sikap untuk menerima tanggung
jawab yang lebih besar.10
Pengembangan sumber daya manusia dapat difokuskan pada
peningkatan ketahanan dan kompetensi setiap individu atau yang akan
terlibat dalam proses organisasi. Peningkatan tersebut dapat melalui
pendidikan, karena dengan pendidikan merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kompetensi dengan tujuan agar pesertanya dapat
menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan dan tunjangan yang
dihadapi.
Pengembangan dapat diartikan sebagai berikut:
a. Proses pendidikan untuk jangka waktu yang lebih lama
b. Penggunaan metode sitematis dan terorganisir
c. Diajarkan pengetahuan teori dan konseptual
8 T. Hani Hadoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:
BPFE, 1995), p. 103.
9 Sondang P. Siagian, Manajemen, p. 84.
10 Hadoko, Manajemen, p. 200.
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
1019
d. Pesertanya merupakan para pemimpin
e. Tujuan bersifat umum
f. Kebutuhan: lebih mengutamakan keterampilan konseptual yaitu
kemampuan mengkoordinasikan, merumuskan masalah dan keterkaitan
antara yang satu dengan yang lain.
Untuk mengembangkan sumber daya manusia, manajemen
organisasi hari melakukan berbagai perubahan fundamental terhadap
kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik konvensional. Menurut Handoko,
manajemen perlu mempunyai horison jangka panjang, manajemen
mengembangkan filosofi, menetapkan sasaran dan merumuskan strategi
untuk mencapai sasaran tersebut.11
Keunggulan kompetitif merupakan posisi unik yang dikembangkan
organisasi dalam menghadapai para pesaing dan mungkin hal ini
diterapkan pada suatu lembaga pendidikan tinggi. Penekanannya yaitu
bahwa keunggulan hanya dapat dicapai dengan pengembangan
deferensiasi yang jelas dan favorable dari para pesaing. Adapun kondisi yang
paling penting
untuk mempertahankan keunggulan kompetitif
(sustainability) adalah bahwa para pesaing yang ada dan potensial tidakakan
mengambil tindakan untuk menutup pengembangan organisasi.
Dengan demikian, dapat dikemukakan empat kondisi yang harus
dipenuhi sebelum suatu sumber daya dapat disebut sebagai sumber
keunggulan kompetitif yaitu:
1. Merupakan sumber daya organisasional yang sangat berharga (valuable)
2. Relatif untuk dikembangkan dan sehingga menjadi langka di
lingkungan kompetitif.
3. Sangat sulit ditiru atau diimitasi
4. Tidak dapat dengan mudah digantikan substitut yang secara strategik
signifikan.
Menurut Usmara, ada beberapa cara peningkatan keterampilan dan
kemampuan suatu organisasi dalam rangka pengembangan sumber daya
manusia, yaitu:
1. Mengidentifikasi skill dan kualitas sumber daya manusia yang serasi
dengan tuntutan lingkungan
2. Memilih sumber daya manusia yang memiliki kinerja tinggi dan
potensial
3. Berusaha memenuhi kebutuhan organisasi dan individu
4. Menilai kinerja dan keahlian sumber daya manusia
11
Usmara, Paradigma Baru Managemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Amara
Books, 2002), p. 102.
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
1020
5. Memberi kompensasi yang memadai kepada tenaga yang terampil dan
memiliki keahlian
6. Membangun lingkungan kerja yang baik
7. Meningkatkan motivasi untuk perbaikan kinerja.12
Menurut Tilaar, ada enam komponen yang menentukan
pengembangan, perubahan dan keberhasilan kegiatan organisasi dalam
proses globalisasi yaitu:
1. Adanya suatu misi yang jelas. Visi adalah awal dari berbagai perubahan
besar
2. Misi adalah rumusan langkah-langkah yang merupakan kunci untuk
mulai melakukan bentuk-bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam visi.
3. Rancangan kerja merupakan action plan untuk mewujudkan misi yang
telah dirumuskan
4. Sumber daya, berupa sumber daya manusia dan modal untuk
mendukung perwujudan rancangan kerja.
5. Keterampilan profesional, untuk merealisasikan rancangan kerja agar
dapat dihasilkan kinerja dan kualitas yang tinggi.
6. Motivasi dan inisiatif, yang menjadi pendorong kegairahan kerja para
pelaku (dalam organisasi) untuk terus menerus meningkatkan
perubahan yang berkelanjutan.13
Sumber daya manusia adalah kunci keberhasilan negara kemajuan
suatu bangsa banyak ditentukan oleh mutu sumber daya manusia yang
berpendidikan, berketerampilan tinggi dan menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan demikian, pendidikan merupakan kebutuhan
mendasar dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia bermutu
tinggi dan pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas nasional dan
kemajuan bangsa. Pendidikan bermakna untuk mengembangkan manusia
dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa. Menghadapi arus globalisasi
pengembangan sumber daya manusia harus direncanakan dan dirancang
dengan seksama. Saling tergantung satu sama lain (interdepedensi)
merupakan salah satu ciri dalam era globalisasi. Pengembangan sumber
daya manusia melalui pendidikan mampu membawa hasil yang
memuaskan.
1. Konsep Proses Manajemen Strategik
Manajemen strategik sebagai suatu konsep telah dikembangkan
sejak lama, namun tampaknya belum ada kesepakatan tentang apa arti
12
Ibid., p. 105.
HAR. Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, (Magelang: Tera,
1999), p. 13.
13
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
1021
yang tepat dan komprehensif untuk istilah tersebut.14 Certo dan Petter
mendefinisinikan manajemen strategik”…as continous, iterative process animed
at keeping an organization as a whole appropriately mached to its environment“.15
Definisi tersebut mengisyaratkan empat hal. Pertama, dalam
manajemen strategik, manajer senantiasa terlibat dalam serangkaian
tahapan proses manajemen, yakni melakukan analisis lingkungan,
menetapkan tujuan organisasi, dan menjalankan kontrol strategi. Kedua,
sebagai proses yang berkesinambungan, manajemen strategik tidak
pernah berhenti. Walaupun berbagai aktivitas manajemen strategik
mendapatkan penekanan yang berbeda dan dicapai dengan intensitas dan
waktu yang berbeda pula, namun manajemen sebetulnya selalu fokus dan
merefleksikan aspek-aspek manajemen strategik. Ketiga, sebagai proses
iterative mengandung indikasi bahwa proses manajemen strategik “start with
the first step, ends with last step–and then begins with the first step”. Tegasnya,
manajemen strategik mengandung serangkaian tahapan yang berulang
dalam model siklus. Keempat tujuan manajemen strategik adalah menjamin
bahwa suatu organisasi bersesuaian secara tepat dengan lingkungan
sekitarnya karena lingkungan senantiasa berubah secara konstan, maka
organisasi perlu dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dipastikan dapat
mencapai tujuan.
Sementara itu, Jauch dan Glueck mengartikan manajemen strategik
sebagai suatu keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan
suatu atau sejumlah strategik yang efektif untuk membantu mencapai
sasaran perusahaan.16 Proses manejemen strategik ialah cara bagaimana
para perencanaan strategik menentukan sasaran dan mengambil keputusan
serta tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka
mencapai tujuan, manajemen strategik pada hakekatnya merupakan suatu
rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa depan serta
ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan terarah kepada
pengoptimalan pencapaian tujuan. Oleh karena itu, manajemen strategik
sering pula disebut perencanaan strategik yang di dalamnya melibatkan
proses analisis, perumusan, dan evaluasi strategi–strategi yang
dikembangkan untuk mengatasi ancaman eksternalal dan merebut peluang
yang ada. Rencana ini bertujuan agar organisasi dapat melihat secara
14 SC Certo and Petter J.P., Strategic Management: Concept and Application, (New
York: Mc Graw-Hill, International Edition, 1991).
15 Ibid., p. 5.
16 Jauch L.R. and Glueck W.F., Strategic Management and Business Policy, (New York:
Mc.Braw-Hill Inc., 1988), p. 28.
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
1022
obyektif kondisi internalal dan eksternalal sehingga dapat mengantisipasi
perubahan yang terjadi pada lingkungan. Perencanaan startejik pada
hakekatnya sangat penting untuk memperoleh keunggulan bersaing,
sebagai respon yang kontinyu dan adaptif terhadap kekuatan dan
kelemahan internalal serta ancaman dan peluang eksternalal, dan yang
terpenting adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi.
Khusus berkaitan dengan perencanaan strategik untuk organisasi
kemasyarakat dan nirlaba (public and unprofit organizations), Bryson
mengemukakan pengertian dan pentingnya perencanana strategik sebagai
berikut:
“Strategic planning has been defined as a disipline effort to produce
fundamental decisions and actions that shape and guide that an organization
stems from its ability to help public and nonprofit organization and communities
respond effectively to the dramatically change circumtances that now confront
them”.17
Lebih lanjut, Jauch and Glueck menelaah manajemen strategik dari
dimensi unsur dan proses. Manajemen strategik memiliki dua unsur, yaitu
rencana organisasi dan misi serta tujuan. Prosesnya meliputi empat
langkah. Pertama, analisis dan diagnosis yaitu mengidentifikasi ancaman
serta peluang lingkungan dan menentukan kekuatan serta peluang serta
mencari informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah dan
menggunakan pemikiran logis untuk menilai informasi itu. Untuk menilai
informasi itu. Kedua, mempertimbangkan berbagai alternatif
penyelesaiannya dan memilih yang terbaik, Ketiga, pelaksanaan yaitu
membuat agar strategi yang telah dipilih itu berjalan dengan baik dengan
membangun struktur organisasi untuk mendukung strategi itu dan
mengembangkan rencana serta kebijakan pengalokasian sumber daya yang
tepat. Keempat, umpan baik yaitu menentukan apakah strategi itu berjalan
dengan baik dan apakah tujuan yang diharapkan itu sudah tercapai atau
belum. Umpan balik itu didasarkan atas evaluasi dan pengendalian pada
setiap langkah proses manajemen strategik. Hasil evaluasi juga merupakan
umpan balik untuk mengambil langkah-langkah agar strategi itu berjalan. 18
2. Keterkaitan Proses Manajemen Strategik dan Pengembangan
SDM
Strategi pembangunan sumber daya manusia dalam tulisan ini
diartikan sebagai sejumlah kegiatan dan serangkaian tindakan mendasar
yang dibuat oleh manajer yang mengarah pada penyusunan sejumlah
17
J.M. Bryson, Strategic Planning for Public and Non Profit Organization, (San
Fransisco: Jossey-Bass Publishers, 1988), p. 20.
18 Jauch L.R. and Glueck W.F., Strategic, p. 29.
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
1023
strategi yang efektif untuk diimplementasikan oleh seluruh jajaran
manajemen dalam rangka mencapai tingkat keunggulan bersaing yang
tinggi. Strategi pengembangan sumber daya manusia diambil dari prinsip
manajemen strategik yang mempunyai unsur dan empat langkah proses
yang meliputi perencanaan yang terlibat dalam perencanaan strategik, misi
dan tujuan.
Proses meliputi: (1) analisis dan diagnosis yaitu mengidentifikasikan
ancaman serta peluang lingkungan dan menentukan kekuatan serta
kelemahan internal; (2) mempertimbangkan berbagai alternatif dan
memastikan pilihan strategi untuk menyelesaikan masalah, menilai
alternatif penyelesaiannya, dan memilih yang terbaik; (3) pelaksanaan yaitu
membuat agar strategi yang dipilih itu berjalan dengan baik dengan
membangun struktur organisasi untuk mendukung strategi itu dan
mengembangkan rencana serta kebijakan pengalokasian sumber daya
yang tepat; (4) umpan balik (feed back) yaitu menentukan apakah strategi itu
berjalan dengan baik dan apakah tujuan yang diharapkan itu sudah
tercapai atau belum. Umpan balik ini didasarkan pada hasil evaluasi dan
pengendalian pada setiap langkah proses menejemen strategik.
Penentuan strategi pengembangan sumber daya manusia yang
terarah dan tepat harus mempertimbangkan ancaman, peluang lingkungan
kekuatan serta kelemahannya. Hal ini akan sangat membantu pada
pencapaian dari misi, tujuan, sasaran dan nilai dari pengembangan SDM,
sehingga dapat tercapai kebutuhan dari pengembangan SDM menuju pada
tingkat keunggulan bersaing yang tingi.
Strategi pembangunan sumber daya manusia dapat diarahkan pada
peningkatan kemampuan individu. Peningkatan tersebut melalui
pendidikan dan pelatihan, karena pendidikan dan pelatihan merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dengan tujuan supaya
dapat beradaptasi terhadap berbagai perubahan dan tantangan yang
dihadapi. Penerapan proses manajemen strategik dalam pengembangan
sumber daya manusia merupakan hal yang cocok dengan kondisi
organisasi dalam menghadapi peluang, tantangan menghadapi kebutuhan
di masa yang akan datang.
Misi suatu lembaga merupakan tujuan yang fundamental yang
membedakan dengan lembaga lain dan yang mengidentifikasikan scope
lembaga tersebut yang berkaiatan dengan hasil pelaksanaan. Misi dan
strategi pengembangan sumber daya manusia adalah strategi
pengembangan sumber daya manusia berfungsi untuk mengembangkan
potensi, kemampuan dan keterampilan para pegawai dalam upaya
meningkatkan produktivitas kerja serta keungulan bersaing dengan
lingkungan.
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
1024
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
Tujuan adalah suatu komitmen ke mana arah tercapai. Adapun
tujuan dan strategi pengembangan sumber daya manusia adalah dengan
strategi pengembangan SDM yang tepat dan terarah akan dapat
meningkatkan produktivitas kerja, sehingga keunggulan bersaing
meningkat untuk mencapai profesionalisme.
Sasaran suatu keadaan yang diinginkan dan realisasinya menjadi
tanggungjawab lembaga yang bersangkutan, sehingga sasaran dari suatu
lembaga menjadi arah dan tujuan lembaga tersebut. Nilai menjadi suatu
kualitas yang mendorong untuk menentukan tujuan dan merumuskan
kebijakan sebagai cara ke arah tercapainya tujuan strategi pengembangan
SDM.
Perencana strategi pengembangan SDM memiliki kesempatan untuk
mengantisipasi peluang dan membuat rencana untuk melakukan pilihan
peluang tersebut dan mengahindari ancaman menjadi keuntungan dalam
organisasi. Program strategi pengembangan SDM dalam implementasinya
dapat menggunakan beberapa metode yang akan dipilih dengan
mempertimbangkan cost effectiveness, materi program yang diinginkan,
kesesuaian fasilitas, harapan dan kemampuan peserta, harapan dan
kemampuan lembaga serta prinsip belajar. Implementasi program
pengembangan SDM harus dilakukan lebih terprogram yang dilakukan
khususnya oleh organisasi atau lembaga lain untuk lebih meningkatkan
produktivitasnya kerja pegawai.
Evaluasi strategi pengembangan SDM adalah menilai apakah
strategi pengembangan SDM yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan atau
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah selanjutnya adalah
memberikan pertimbangan untuk kemungkinan merubah strategi yang
paling cocok dengan tujuan. Strategi pengembangan SDM dapat ditelaah
melalui proses manajemen strategik yang mempunyai pengaruh yang
positif terhadap efektivitas dan efesiensi organisasi dan keunggulan
bersaing berbasis SDM seperti pada gambar di bawah ini:
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
1025
Model Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kaitannya dengan Proses Manajemen Strategik19
Strategi
Pengembangan SDM
-
Proses Manajemen
Strategi
Misi
Tujuan
Sasaran
Nilai
Perencanaan dan
Analisis Lingkungan
Implementasi
Evaluasi
- Efektivitas dan
efsiensi
Organisasi/Lem
baga
- Keunggulan
bersaing berbasis
SDM
Umpan Balik
C. Penutup
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: pertama,
pengembangan sumber daya manusia dapat difokuskan pada peningkatan
ketahanan dan kompetensi setiap individu yang terlibat. Peningkatan
tersebut dapat melalui pendidikan dan pelatihan karena pendidikan dan
pelatihan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat
kompetensi dengan tujuan supaya dapat beradaptasi dengan berbagai
perubahan dan tantangan yang dihadapi.
Kedua, penerapan proses manajemen strategik dalam strategi
pengembangan sumber daya manusia dalam pengelolaan organisasi
merupakan alternatif yang sesuai dalam menghadapi tantangan dan
peluang kebutuhan yang dihadapi. Ketiga, salah satu aspek yang penting
dalam strategi pengembangan sumber daya manusia adalah kondisi
keunggulan bersaing bagi pegawai yang diwujudkan dalam pekerjaannya,
dalam hal ini pimpinan organisasi harus secara teliti menghadapi
keunggulan bersaing dengan organisasi lainnya.
Keempat, upaya peningkatan daya saing dan perbaikan mutu
berkelanjutan dalam merencanakan masa depan organisasi dan
19 Tita Meirina Djuwita, "Pengaruh Strategi Pengembangan Dosen dan Motif
Berprestasi terhadap Produktivitas Kerjanya. (Studi pada Tenaga Edukatif Kopertis
Wilayah IV)", Disertasi, (Bandung, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, 2004).
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
1026
Tita Meirina Djuwita: Proses Manajemen Strategis Kaitannya…
imelementasinya perlu adanya pemilihan strategi yang tepat dalam
menentukan bentuk pengembangan sumber daya manusia sehingga akan
memberikan kontribusi pada peningkatan keunggulan bersaing organisasi.
Daftar Pustaka
Anshoff, H. Igor, Edward. Mc Donnel, Implanting Strategic Management,
London: Prentice Hall, 1990.
Bryson, J.M., Strategic Planning for Public and Non Profit Organization, San
Fransisco: Jossey-Bass Publishers, 1988.
Certo, Sc and Petter J.P., Strategic Management: Concept and Application, New
York: Mc Graw-Hill, Internalational Edition, 1991.
Djuwita, Tita Meirina, "Pengaruh Strategi Pengembangan Dosen dan
Motif Berprestasi terhadap Produktivitas Kerjanya. (Studi pada
Tenaga Edukatif Kopertis Wilayah IV)", Disertasi, Bandung,
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2004.
Flippo, Edwin B., Personnel Management, Singapore: Mc. Graw Hill Book
Company, 1984.
Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: BPFE, 1995.
L.R., Jauch and Glueck W.F., Strategic Management and Business Policy, New
York: Mc.Braw-Hill Inc., 1988.
Susilo, Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE,
1994.
Quinn J.B, Mintzberg H., Strategy Process, Toronto: Prentice Hall, 1986.
Nisyar, Karkhi Winardi, Manajemen Strategik, Bandung: Mandar Maju,
1997.
Siagian, Sondang P., Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi
Aksara, 1992.
Siagian, Sondang P., Manajemen Strategik, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Tilaar, HAR., Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, Magelang:
Tera, 1999.
Usmara, Paradigma Baru Managemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
Amara Books, 2002.
SOSIO-RELIGIA, Vol. 9, No. 3, Mei 2010
Download