pengaruh strategi sdm terhadap kinerja Menyadari

advertisement
pengaruh strategi sdm terhadap kinerja
Menyadari pentingnya peran sumber daya manusia dalam kegiatan perusahaan, maka hendaknya
perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin, karena kunci sukses suatu
perusahaan bukan hanya pada keunggulan teknologi dan tersedianya dana, tapi sektor
manusianya. Segala tindakan dan keputusan yang dibuat dalam perusahaan adalah semata-mata
untuk mencapai tujuan perusahaan, untuk itu diperlukan manusia-manusia yang handal yang
mampu menjalankan tindakan dan kemudi perusahaan agar dapat selalu survive. Berdasarkan hal
tersebut, maka diperlukan perencanaan dan pengelolaan yang efektif atas sumber daya manusia
yang ada pada perusahaan, sehingga segala keahlian dan tenaga yang diperlukan perusahaan
dapat digunakan sepenuhnya dengan hasil yang efektif dalam peranan tenaga kerja saat ini dan
dapat fleksibel terhadap tanggung jawab yang lain di luar peran utama tenaga kerja tersebut
dalam perusahaan.
Perusahaan beroperasi dengan menggunakan seluruh sumber dayanya untuk dapat menghasilkan
produk baik barang/jasa yang bisa dipasarkan. Pengelolaan sumber daya yang dimiliki
perusahaan meliputi sumber daya finansial, fisik, SDM, serta kemampuan teknologi dan sistem.
Oleh karena sumber-sumber yang dimiliki perusahaan bersifat terbatas sehingga perusahaan
dituntut mampu memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaannya untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan.
Berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan, SDM menempati posisi strategis di antara
sumber daya lainnya, tanpa SDM sumber daya yang lain tidak bisa dimanfaatkan apalagi
dikelola untuk menghasilkan suatu produk, tetapi dalam kenyataanya masih banyak perusahaan
tidak menyadari pentingnya SDM bagi kelangsungan hidup perusahaan. Banyak perusahaan
yang menganggap SDM adalah aset organisasi yang paling penting, karena SDM yang
menggerakkan dan membuat sumber daya lainnya bekerja.
Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan sangat menguntungkan bagi perusahaan,
karena akan menghemat biaya, memperbaiki kinerja, mempercepat pencapaian tujuan, dan
sekaligus akan menciptakan hubungan yang baik antara tenaga kerja dengan perusahaan.
Perusahaan untuk dapat mencapai keuntungan seperti di atas, maka harus ada hubungan timbal
balik antara tenaga kerja dan perusahaan, hubungan itu dapat berupa pemenuhan harapan dan
kebutuhan tenaga kerja serta pemenuhan standar kinerja yang diharapkan oleh perusahaan.
Sumber daya manusia perlu dikelola melalui strategi-strategi sumber daya manusia yang tepat,
agar perusahaan dapat memaksimalkan pertumbuhannya dan mencapai tujuan dalam jangka
pendek dan jangka panjang secara optimal. Perusahaan dapat memaksimalkan keunggulan
bersaingnya dengan berpusat pada sumber daya manusianya, melalui efisiensi dari para
karyawan.
Palinggi (2008) menyatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan kegiatan
yang berkaitan dengan perencanaan, pengambilan keputusan, pengimplementasian, dan
pengendalian sumber daya manusia yang meliputi strategi, kiat, dan tindakan serta penerapan
dari keputusan-keputusan tersebut yang langsung menyangkut atau mempengaruhi sumber daya
manusia yang bekerja di dalam perusahaan . Keputusan-keputusan manajemen tersebut
merupakan pelaksanaan fungsi sumber daya manusia.
Nawawi (2006:305) menyatakan bahwa, Sumber daya manusia adalah faktor sentral di
lingkungan organisasi mencari laba (perusahaan dan industri), nir laba (instansi pemerintah) dan
volentir (organisasi/perkumpulan berdasarkan kemanusiaan dan pengabdian) . Berarti bahwa
sumber daya manusia di lingkungan sebuah organisasi harus dikelola secara efektif dan efisien,
agar menjadi organisasi yang efektif dan efisien pula dalam mencapai tujuannya. Pengelolaan
atau memanajemen sumber daya manusia dibutuhkan oleh semua organisasi, baik berskala besar,
menengah maupun kecil dan dilakukan secara professional agar dapat diwujudkan pemberdayaan
(empowerment) manusia secara maksimal.
Beberapa penelitian yang menjelaskan bahwa Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia sangat
menentukan Keunggulan Bersaing perusahaan. Berdasarkan penelitian Kurniawati (2002)
menyatakan bahwa Keunggulan bersaing sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia
yang ada pada perusahaan . Sementara Barney (1991 dan 1995) memusatkan perhatiannya pada
sumber dan proses untuk meningkatkan keunggulan bersaing, Chandler (1990, dalam Mahoney,
1995) menekankan pentingnya peran stratejik dari kapabilitas organisasional untuk mencipta,
memelihara dan memperluas keunggulan bersaing. Hal ini merupakan peran manajemen
sebagaimana diketahui bahwa proses-proses mengakumulasi sumber daya yang diharapkan
memiliki potensi untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Aaker (1989) menulis bahwa
mengelola sumber daya dan keterampilan-kompetensi adalah kunci bagi pencapaian sebuah
keunggulan bersaing .
Prestasi organisasi hanya akan tercapai bila kinerja karyawan organisasi tersebut baik. Pemberian
tekanan pada pemuasan kebutuhan pribadi bukan berarti menghapuskan kepentingan perusahaan,
malah sebaliknya bila kepentingan pribadi karyawan terpenuhi, akan mendatangkan kepuasan
kerja untuk dapat berbuat lebih baik bagi perusahaan. Di samping itu, motivasi juga dapat
menjadi pendorong terciptanya kinerja karyawan yang baik dan pada akhirnya prestasi kerja
karyawan akan meningkat.
Menyadari pentingnya kinerja yang baik, maka menurut Mangkunegara (2000:67) menyatakan
bahwa istilah kinerja memiliki arti hasil yang dicapai secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya . Faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan
(ability) dan faktor motivasi (motivation). Di satu sisi perusahaan sebagai lembaga bisnis yang
profit oriented, senantiasa mengharapkan tercapainya tingkat kinerja yang tinggi.
Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila kepuasan dapat diperoleh dari
pekerjaannya dan kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan
prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan (Hasibuan,
2003:203). Kepuasan kerja yang tinggi atau baik akan membuat karyawan semakin loyal kepada
perusahaan atau organisasi. Karyawan yang tidak merasa puas terhadap pekerjaannya, cenderung
akan melakukan penarikan atau penghindaran diri dari situasi-situasi pekerjaan baik yang
bersifat fisik maupun psikologis.
Semakin termotivasi dalam bekerja, bekerja dengan rasa tenang, dan yang lebih penting lagi
kepuasan kerja yang tinggi akan memperbesar kemungkinan tercapainya kinerja yang tinggi
pula. Bila seseorang termotivasi, orang tersebut akan berusaha berbuat sekuat tenaga untuk
mewujudkan apa yang diinginkannya, namun belum tentu upaya yang keras itu akan
menghasilkan kinerja yang diharapkan, apabila tidak disalurkan dalam arah yang dikehendaki
organisasi. Oleh karena itu, upaya harus diarahkan dan lebih konsisten dengan tujuan ke dalam
sasaran organisasi, sehingga penentuan strategi manajemen sumber daya manusia dapat
menciptakan kepuasan kerja, motivasi, dan kinerja karyawan.
Beberapa penelitian yang menjelaskan bahwa Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia sangat
menentukan Keunggulan Bersaing perusahaan. Berdasarkan penelitian Kurniawati (2002)
menyatakan bahwa Keunggulan bersaing sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia
yang ada pada perusahaan. Sementara itu Barney (1991 dan 1995) memusatkan perhatiannya
pada sumber dan proses untuk meningkatkan keunggulan bersaing, Chandler (1990, dalam
Mahoney, 1995) menekankan pentingnya peran stratejik dari kapabilitas organisasional untuk
menciptakan, memelihara dan memperluas keunggulan bersaing. Hal ini merupakan peran
manajemen sebagaimana diketahui bahwa proses-proses mengakumulasi sumber daya yang
diharapkan memiliki potensi untuk meningkatkan keunggulan bersaing.
Download