analisis strategi bersaing sebuah perusahaan kemasan

advertisement
AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)
ANALISIS STRATEGI BERSAING
SEBUAH PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DI PROVINSI JAWA TIMUR
Levina Tan Antandi Puteri dan Ronny H. Mustamu
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: [email protected];[email protected]
Abstrak-Saat ini lingkungan bisnis mengalami
perubahan yang begitu cepat, pendekatan kapabilitas
dinamik (Dynamic Capability) dalam mencapai keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan (Sustainable Competitive
Advantage) memiliki peran sangat penting. Penerapan
strategi kapabilitas dinamik (Dynamic Capability) adalah
pendekatan yang paling sesuai digunakan perusahaan
dalam menghadapi persaingan dan perubahan lingkungan
yang cepat (Teece et al., 1997; Wang dan Ahmed, 2007;
Helfat et al. 2007; Barreto, 2010). Pendekatan Dynamic
Capability View melihat bahwa Dynamic Capability
menekankan pada tiga aspek yaitu mengerti bentuk
peluang dan ancaman (Sense), menangkap peluang (Seize),
dan merekonfigurasi (Reconfiguration) dalam menghadapi
perubahan lingkungan (Teece et al., 2007).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan
strategi bersaing perusahaan subjek penelitian dalam
mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
(Sustainable Competitive Advantage) dengan menggunakan
kapabilitas dinamik (Dynamic Capability). Peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif di
mana informasi diperoleh secara langsung melalui
wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan sudah
memiliki kemampuan dalam memahami bentuk dan
ancaman (Sense), menangkap peluang (Seize), dan
merekonfigurasi ulang aset (Reconfiguration) demi
menghadapi perubahan lingkungan. Perusahaan sudah
menggunakan kapabilitas dinamik sebagai strategi
bersaing perusahaan dalam mencapai keunggulan
kompetitif berkelanjutan.
Kata kunci : Sustainable Competitive Advantage, Dynamic
Capability, Dynamic Capability View
I. PENDAHULUAN
Setiap negara memiliki tugas untuk menciptakan
kesejahteraan bagi rakyatnya. Salah satu syarat yang dapat
memenuhinya adalah melalui pertumbuhan ekonomi. Ibarat
kue, semakin besar kuenya akan semakin banyak rakyat yang
dapat menikmatinya. Wajar pertumbuhan ekonomi menjadi
penentu tingkat kesejahteraan, keamanan serta kemajuan
sebuah negara. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan, semakin
tinggi tingkat stabilitas politik, ekonomi dan keamanan
(Martasidarta, 2011). Perekonomian Indonesia pada tahun
2012 sanggup mempertahankan momentum pertumbuhan di
tengah kinerja perekonomian global yang melambat.
Perekonomian Indonesia tumbuh 6,2% pada tahun 2012, lebih
tinggi dibandingkan dengan rata- rata sepuluh tahun terakhir,
yaitu 5,5%.
Fenomena pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah yang
mengalami peningkatan yang sangat signifikan jelas membuat
persaingan usaha di setiap daerah semakin dinamis dan tentu
saja persaingan usaha yang terjadi semakin ketat
(Financedetik, 2013). Persaingan usaha pada masa-masa
sebelumnya memicu minat terhadap Sustainable Competitive
Advantage ( keunggulan kompetitif yang berkelanjutan).
Manajemen strategis terdiri dari analisis, keputusan, dan
tindakan organisasi dalam rangka menciptakan dan
mempertahankan keunggulan kompetitif (Dess, 2005). Dalam
keadaan saat ini, manajemen strategis harus mengikuti
pergeseran kompetisi yang semakin dinamis, untuk itu perlu
adanya pencapaian keunggulan kompetitif berkelanjutan.
Dalam mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan
(Sustainable Competitive Advantage) terdapat empat
perspektif yang dapat digunakan (Ma, 2003) yaitu struktural
berdasarkan organisasi industri (IO) ekonomi (porter, 1980,
1985), Resource Base view (RBV) dari perusahaan (Barney,
1991, 2001): teori permainan (Gua, 1984)(Ghemawat, 1991),
dan Schumpeter ekonomi (Schumpeter, 1934, 1950; Foster
dan Kaplan, 2001) dan dua tambahan terbaru adalah Dynamic
Capability View dan Blue Ocean Strategy.” (Vinayan et al.,
2012).
Menurut Teece et al., 1997; Wang dan Ahmed, 2007; Helfat
et al., 2007; Barreto, 2010 dalam Dynamis Capability View
(DCV), kemampuan dinamis (DC) memainkan peran penting
dalam pembaruan organisasi terutama di lingkungan yang
sangat dinamis saat ini. Dynamic Capability (kapabilitas
dinamik) didefinisikan sebagai kemampuan tingkat yang lebih
tinggi yang memungkinkan untuk mengatasi "sumber daya
gap" antara sumber daya saat ini dan sumber daya baru yang
diinginkan. Dynamic Capability memfasilitasi penciptaan
kemampuan baru dan pembelajaran (dalam MaijanenKyläheiko et al., 2012). Oleh karena itu Dynamic Capability
menjadi pendekatan yang paling sesuai dengan lingkungan
persaingan yang semakin dinamis sekarang ini.
Dari sisi kajian industri, perkembangan industri kemasan
juga menunjukkan perkembangan positif. Industri kemasan
menjadi industri yang memiliki potensi besar di Indonesia.
Industri kemasan di Indonesia mencatat tingkat pertumbuhan
tahunan gabungan sebesar 4,4% selama periode tahun 20072011. Dan plastic packaging memiliki potensi yang terbesar
dimana plastik akan terus menggantikan kaca dan logam dan
kemasan fleksibel akan terus menggantikan kemasan
berstuktur (Dupont, 2012).
Dalam penelitian ini penulis memilih untuk menganalisis
startegi bersaing dari sebuah perusahaan kemasan plasrik di
Jawa Timur. Sebagai catatan di Jawa Timur terdapat lebih dari
40 perusahaan yang bergerak di industri kemasan plastik.
AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)
Perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
di industri kemasan plastik yang didirikan pada tahun 2001.
Saat ini perusahaan telah memproduksi beberapa produk
kemasan plastik seperti adhesive tape, polycell dan injection.
Berdasarkan serangkaian latar belakang diatas, penulis
melihat penelitian ini penting dan menarik untuk dilakukan
karena perusahaan kemasan plastik dengan skala nasional
yang sedang berkembang dan membutuhkan penerapan
strategi bersaing yang tepat dalam mencapai Sustainable
Competitive Advantage atau keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan dalam menghadapi persaingan dalam industri
yang semakin ketat dan lingkungan yang semakin dinamis.
Peneliti merasa penting dan perlu untuk membahas mengenai
kapabilitas dinamik di perusahaan dalam proses mengerti
pasar dan peluang teknologi (sense), keterampilan
pengambilan keputusan strategis (seize) serta kombinasi,
rekonfigurasi dan keterampilan perlindungan assets
(reconfiguration) (Teece et al, 2007) dalam mencapai
Sustainable Competitive Advantage di perusahaan. Hal ini
tidak juga terlepas dari potensi industri kemasan plastik yang
tinggi dan memimpin pada industri kemasan di Indonesia
mengalahkan kemasan dari kayu, kaca dan kertas.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan, apakah strategi bersaing PT. Masterindo
Jayaglobal Indonesia menggunakan kapabilitas dinamik
(Dynamic Capability)? Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui strategi bersaing PT. Masterindo Jayaglobal
Indonesia dalam memahami peluang pasar dan teknologi
(sense), untuk mengetahui strategi bersaing PT. Masterindo
Jayaglobal Indonesia dalam keterampilan pengambilan
keputusan strategis (seize),untuk mengetahui strategi bersaing
PT. Masterindo Jayaglobal Indonesia dalam mengkombinasi,
merekonfigurasi dan ketrampilan perlindungan asset
(reconfiguration) serta untuk mengetahui apakah strategi
bersaing PT. Masterindo Jayaglobal Indonesia menggunakan
kapabilitas dinamik dalam mencapai keunggulan kompetitif
berkelanjutan.
Mempertimbangkan segala keterbatasan yang ada dalam
melakukan penelitian, penulis membatasi permasalahan
menggunakan data dalam kurun waktu 2010-2013 pada
perusahaan kemasan plastik di Jawa Timur, serta penggunaan
kerangka kapabilitas dinamik yang dirumuskan oleh Teece et
al. (2007).
Penetapan pendekatan dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan Dynamic Capability Framework yaitu
sense, seize dan reconfiguration (Teece et al., 2007) dalam
mencapai Sustainable Competitive Advantage. Peneliti
menetapkan menggunakan pendekatan ini karena pendekatan
ini sangat sesuai dalam menganalisis strategi bersaing dalam
lingkungan bisnis yang terus berubah dan bergerak dinamis.
Mengerti bentuk peluang dan ancaman (Sense) dapat
dianalisis dengan menganalisis proses Research &
Development (R&D) internal dan pemilihan teknologi baru,
Proses memanfaatkan pemasok dan inovasi komplementor
dalam perusahaan, proses mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan eksogen dan teknologi eksogen dalam
perusahaan, dan proses mengidentifikasi target segmen pasar,
perubahan kebutuhan pelanggan dan inovasi pelanggan dalam
perusahaan
Gambar 1. Mengerti bentuk peluang dan ancaman (Sense)
Sumber: Teece et al (2007)
Menangkap peluang (Sense) dapat dianalisis dengan
mendeskripsikan solusi pelanggan dan model bisnis
perusahaan, memilih batas pengelolahan komplemen dan
kontrol perusahaan, memilih protocol pengambilan keputusan
dan membangun loyalitas dan komitmen perusahaan.
Gambar 2. Menangkap peluang (Seize)
Sumber: Teece et al (2007)
Merekonfigurasi ulang (Reconfiguration) dapat dianalisis
dengan menganalisis struktur desentralisasi perusahaan, tata
kelola dalam perusahaan, Cospecialization dalam perusahaan,
dan Knowledge management dalam perusahaan.
Gambar 3. Reconfiguration
Sumber: Teece et al (2007)
AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)
II. METODE PENELITIAN
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
kualitatif deskriptif untuk mendapatkan temuan dan
pemahaman mendalam dari penelitian yang dilakukan
(Moleong, 2007).
Ada pun objek penelitian yang ditetapkan oleh penulis
adalah strategi bersaing dengan subjek penelitian sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang kemasan plastik di Jawa
Timur. Perusahaan ini merupakan perusahaan dengan bentuk
badan usaha Perseroan Terbatas, dengan pendapatan lebih dari
Rp. 600.000.000 (enam ratus juta rupiah) per tahun dan
jumlah karyawan lebih dari 25 orang.
Penetapan narasumber dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling dengan kriteria narasumber
mengerti dan memahami tentang perusahaan (Sugiyono,
2012).
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara dan
observasi di perusahaan, sedangkan data sekunder didapat
melalui situs resmi dan dokumen profil perusahaan
(Sekaran,2007). Dalam melakukan pengumpulan data, penulis
menggunakan metode wawancara terbuka serta melakukan
pengamatan tanpa berperan untuk mendapatkan data yang
dapat digunakan untuk mengkonfirmasi hasil temuan pada
proses wawancara (Moleong, 2007).
Teknik analisis data yang digunakan di bagi ke dalam
tahapan, yaitu menelaah data dari berbagai sumber, reduksi
data, kategorisasi, keabsahan data dan proses penafsiran data.
Selanjutnya, penulis akan melakukan triangulasi sumber untuk
menguji keabsahan data, serta membandingkan data hasil
wawancara dengan hasil observasi lapangan. Data ini
selanjutnya akan disajikan dalam bentuk deskripsi untuk
menjelaskan hasil analisis penulis terhadap temuan dalam
penelitian (Moleong, 2009).
Profil Perusahaan
Perusahaan kemasan plastik dalam penelitian ini berdiri
sejak tahun 2001. Pada mulanya perusahaan
hanya
memproduksi isolasi (adhesive tape) saja. Namun, seiring
dengan berkembangnya pasar dan permintaan, perusahaan
mulai memproduksi PE foam dan polycell. Saat ini memiliki
karyawan sebanyak 140 karyawan dimana terbagi menjadi 30
karyawan staff kantor perusahaan dan 110 karyawan lapangan
dengan kapasitas produksi mencapai 20.000 roll isolasi
dengan jenis dan ukuran yang berbeda-beda per hari.
Perusahaan telah jauh berkembang dan telah berdiri selama 10
tahun yang telah menghadapi berbagai macam tantangan dan
persaingan dalam industri kemasan plastik yang saat ini
menjadi salah satu industi yang sangat berkembang dan
menjanjikan.
Kerangka Kerja Penelitian
Struktur Organisasi
Gambar 5. Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber : Hasil wawancara penulis (2013)
Struktur organisasi ini tentu dibuat agar wewenang dan
tanggung jawab yang ada di dalam perusahaan lebih nyata dan
dapat menunjukkan rentang kendali yang ada dalam
perusahaan.
Secara keseluruhan perusahaan memiliki 140 orang
karyawan yang terdiri dari 30 orang staff kantor dan 110 orang
staff lapangan. Di setiap divisi terdapat kepala divisi atau
supervisor yang membawahi divisinya masing-masing. Dari
tiap divisi tersebut dikepalai oleh Plant Manager yang
selanjutnya dikepalao oleh Operation Director.
Gambar 4. Strategi Bersaing Sebuah Perusahaan Kemasan
Plastik di Jawa Timur dalam mencapai Sustainable
Competitive Advantage
Sumber: Hasil olahan penulis (2013)
Deskripsi Narasumber
Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara kepada
narasumber dengan kriteria bahwa narasumber mengerti dan
mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan oleh penulis
tentang perusahaan. Terdapat tiga orang narasumber yang
mewakili perusahaan yaitu Chief Executive Operation (CEO),
Chief Operation Officer (COO) dan Plan Manager dari
perusahaan.
AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)
Triangulasi Data
Tabel 1. Uji Triangulasi
AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)
AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)
Sumber : Hasil olahan penulis dari hasil wawancara dengan
narasumber dan observasi lapangan (2013)
Dynamic Capability
Menurut Teece et al.(2007) Untuk tujuan analitis,
kemampuan dinamis dapat dipilah ke dalam kapasitas untuk
mengerti bentuk peluang dan ancaman, kapasitas untuk
menangkap peluang, dan kapasitas untuk mempertahankan
daya saing melalui peningkatan, menggabungkan, melindungi,
dan, bila perlu, mengkonfigurasi ulang asset perusahaan yang
berwujud dan nyata.
Mengerti Bentuk Peluang pasar dan teknologi (Sense):
Proses Research and Development (R&D) Internal dan
Pemilihan Teknologi Baru
Penulis menemukan bahwa perusahaan telah mennjalankan
peran R&D dengan baik. dan sesuai dengan teori Dynamic
Capability yang menekankan pada pemanfaatan kompetensi
internal dan eksternal dalam perusahaan untuk menangani
perubahan lingkungan yang terjadi, dimana menekankan pada
pembangunan kemampuan perusahaan dan teknologi(Teece et
al., 2007)
Proses memanfaatkan pemasok dan inovasi komplemeter
dalam perusahaan
Dalam inovasinya, penulis menemukan bahwa terdapat
inovasi komplementer dalam perusahaan. Hal tersebut
ditunjukan dari proses terjadinya inovasi dalam perusahaan,
perusahaan melibatkan konsumen sebagai awal dari
terbentuknya pemikiran untuk inovasi serta melibatkan
pemasok dengan inovasi produk dari pemasok yang
mendukung terjadinya inovasi dari produk perusahaan (Teece
et al., 2007).
AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)
Proses mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
eksogen dan teknologi eksogen dalam perusahaan
Perusahaan berpartisipasi dalam seminar-seminar dan
pameran mesin-mesin yang mendorong perusahaan untuk
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkembang di luar perusahaan yang nantinya menjadi
masukan bagi perusahaan untuk mengembangkan dan
berinovasi dalam teknologi yang digunakan.
Proses mengidentifikasi target segmen pasar, perubahan
kebutuhan pelanggan dan inovasi pelanggan dalam
perusahaan
Penulis menemukan bahwa dalam mengidentifikasi target
segmen pasar, perubahan kebutuhan dan inovasi pelanggan,
perusahaan melihat kebutuhan dan respon pasar, serta respon
pemasok dalam mendukung inovasi. Perusahaan bergerak
dengan dinamis dan fleksibel mengikuti apa yang konsumen
inginkan (Teece et al., 2007).
Menangkap Peluang (Seize):
Mendeskripsikan solusi pelanggan dan model bisnis
perusahaan, meliputi:
Teknologi baik dalam produksi dan sistem operasional
dalam perusahaan mendukung untuk terciptanya produk yang
memiliki nilai yang nantinya nilai tersebut akan diberikan
kepada konsumen yang tertanam dalam produk tersebut
Dimana nilai tersebut harus tertanam dalam produk dan jasa
yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan (Teece et
al., 2007).
Merancang arsitektur pendapatan
Pendapatan yang diperoleh perusahaan sesuai dengan biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi produk
tersebut dan nilai yang didapatkan konsumen dari produk yang
diberikan oleh perusahaan. Hal itu menjadi patokan dalam
menetapkan pendapatan dari apa yang diberikan oleh
perushaan karena perusahaan tidak semata-mata bertujuan
untuk memperoleh keuntungan saja tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan dari konsumennya (Chesbrough dan
Rosenbloom, 2008).
Menentukan target konsumen
Gambar 6. Segmentasi Pasar Perusahaan
Sumber: Diolah oleh peneliti (2013)
Mekanisme menangkap nilai dalam perusahaan
Dalam teori dynamic capability menekankan pada proses
menangkap nilai (Teece et al., 2007). Penulis menemukan
bahwa perusahaan menanamkan nilai yang dibutuhkan oleh
konsumen kedalam produknya baik dari nilai kualitas, fungsi
dan harga dari produk yang diberikan kepada konsumen
Memilih batas pengelolahan komplemen dan kontrol
perusahaan, meliputi:
Mengkalibrasi aset khusus (Spesific Asset) perusahaan
SDM sebagai aset khusus yang dimiliki dalam menentukan
keunggulan kompetitif dari perusahaannya. Perusahaan telah
mengkalibrasi aset khusus yang dimilikinya yaitu SDMnya
dengan membandingkannya dengan SDM yang dimiliki oleh
kompetitornya. Salah satu hal yang dilakukan perusahaan
dalam mengkalibrasi aset khususnya tersebut adalah
membandingkan standart yang dimiliki perusahaannya dengan
perusahaan kompetitornya. perusahaan menyadari bahwa
merupakan merk kemasan plastik nomor 3 (tiga) di Surabaya
sehingga dalam membandingkan standart pemasarannya hanya
mematok 60-70% standart pemasaran merk “A”. Dari
mengkalibrasi SDM yang dimilikinya maka perusahaan dapat
menentukan standart yang menjadi standart acuan dari
perusahaan.
Mengontrol aset bottleneck perusahaan
Perusahaan telah memperlihatkan kemampuan perusahaan
dalam mengontrol aset macet (bottleneck asset) perusahaan.
Dengan mengantisipasi aset bottleneck tersebut maka
perusahaan dapat meminimalkan dan mengendalikan masalah
tersebut (Teece, 2006).
Menilai Appropriability dalam perusahaan
Perusahaan memiliki kemampuan dalam menilai
appropriability perusahaan. Peneliti menemukan bahwa
perusahaan memiliki appropriability yang tinggi. Hal tersebut
terlihat dari kemudahan memperoleh mesin produksi dan hak
paten yang hanya merupakan hak paten merk dan bukan
produk sehingga memberikan kemudahan untuk terjadinya
imitasi. Namun perusahaan memiliki nilai tambah yang
diberikan kepada konsumennya yaitu harga yang lebih
ekonomis dengan kualitas baik, keefisienan perusahaan dalam
produksi, serta kefleksibelan perusahaan dalam memenuhi apa
yang konsumen inginkan. (Teece et al., 1997).
Menyadari, Mengolah dan menangkap Cospecialization
ekonomi dalam perusahaan.
Dalam penggabungan teknologi dengan aset yang
dimilikinya, perusahaan memberikan pelatihan kepada setiap
karyawan yang bekerja sesuai dengan divisi dari pekerjaan
karyawan masing-masing. Perusahaan memiliki kemampuan
dalam menggabungkan kemampuan, kapabilitas dan
sumberdaya bersama sama dalam menciptakan nilai yang
lebih efektif melalui pelatihan yang diberikan dan penggunaan
sistem operasional yang terkomputerisasi (Doz and
Hannel,1998).
Memilih protokol pengambilan keputusan, meliputi:
Menyadari inflexion poin dan saling melengkapi dalam
perusahaan
Perusahaan menyadari inflexion poin dengan bantuan dari
marketing yang memantau perubahan yang terjadi dalam
pasar. Dan nantinya titik perubahan tersebut akan menjadi
peluang perusahaan untuk mmengikuti perubahan tersebut dan
memberikan apa yang menjadi keinginan pasar selanjutnya
(Teece, 2006).
Cara menghindari kesalahan dalam keputusan
Dalam menghindari kesalahan dalam pengambilan
keputusan, perusahaan mempertimbangkan masukan dan
pendapat-pendapat dari banyak pihak.
AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)
Membangun loyalitas dan komitmen dalam perusahaan,
meliputi:
Menunjukan kepemimpinan dalam perusahaan
Penerapan kepemimpinan yang demokratis dan terbuka,
membuat perusahaan memiliki kemampuan dalam menjaga
kepercayaan dan kerjasama antara pemimpin dan karyawan
yang nantinya akan membangun loyalitas dan komitmen dari
seluruh karyawan kepada perusahaan (Teece et all., 2007)
Berkomunikasi secara efektif dalam perusahaan
Penulis menemukan bahwa perusahaan memiliki
kemampuan komunikasi yang efektif dalam perusahaan,
dimana dalam perusahaan telah dibuat alur penyampaian
suara, meeting mingguan dan liburan bersama. Dari berbagai
macam program yang diadakan tersebut menunjukan
penerapan komunikasi yang efektif untuk mengumpulkan
loyalitas dan membentuk komitmen kepada perusahaan yang
sesuai dengan teori Dynamic Capability tentang komunikasi
yang efektif (Teece et al., 2007).
Mengenali faktor non-ekonomi, nilai dan budaya dalam
perusahaan
perusahaan memiliki visi dan misi yag menjadi nilai yang
ditanamkan kepada para karyawan. Serta menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman untuk
menciptakan nilai tambah dalam perusahaan.
Reconfiguration
Setelah perusahaan telah memiliki kemampuan dalam
mengidentifikasi dan menangkap peluang teknologi dan pasar
yang merupakan pemilihan yang bijaksana terhadap teknologi
dan atribut produk, model bisnis, dan komitmen dari sumber
daya dalam perusahaan untuk menangkap peluang investasi
yang dapat mendorong pertumbuhan perusahaan dan
profitabiltas perusahaan. Untuk itu selanjutnya perusahaan
harus memiliki kemampuan untuk mengkombinasi,
merekonfigurasi dan perlindungan aset dalam penataan
kembali aset dalam perusahaan yang dapat dianalisis dengan:
Desentralisasi
Mengadopsi struktur Loosely coupled
Dalam struktur organisasinya, penulis menemukan bahwa
perusahaan telah menerapkan desentralisasi yang terlihat dari
cara pemimpin yang memberikan kekuasaan kepada kepalakepala bagian dalam membuat dan mengambil keputusan. Hal
tersebut sesuai dengan teori Struktur loosely coupled yang
memberikan anggota perusahaan kewenangan untuk membuat
keputusan dan tindakan meski terkadang masih berkomunikasi
terlebih dahulu dengan pemimpin (Holmstrom dan
Boudreau,2006).
Menganut inovasi terbuka
Inovasi dilakukan sebagai respon perusahaan terhadap apa
yang konsumen ingin dan butuhkan dan inovasi yang
dilakukan dalam perusahaan juga merupakan hasil dari respon
pemasok terhadap apa yang perusahaan ingin kembangkan
(Chesbrough, 2003.
Mengembangkan keterampilan integrasi dan koordinasi
Penulis menemukan bahwa pembagian job describtion yang
jelas disetiap jabatan diterapkan oleh perusahaan untuk
mengkoordinasi seluruh jabatan agar dapat bekerja maksimal
dengan pekerjananya.
Tata kelola dalam perusahaan, meliputi:
Mencapai keselarasan insentif
Penulis menemukan bahwa perusahaan dalam mencapai
keselarasan insentifnya mendesain insentifnya dengan
mempertimbangkan dari apa yang karyawan berikan pada
perusahaan. Untuk itu pencapaian keselarasan insentif menjadi
kunci terciptanya tata kelola yang baik dalam perusahaan.
(Gottschalg dan Zollo, 2007), yang menyatakan bahwa
kapasitas untuk terus mencapai keselarasan insentif adalah
kinerja yang penting dalam meningkatkan kemampuan
dinamis
Meminimalkan masalah agensi
Penulis menemukan bahwa perusahaan telah menerapkan
adanya aturan serta visi misi perusahaan untuk menyatukan
kepentingan dalam perusahaan yang dapat meminimalkan
perbedaan kepentingan. (Prasentyatoko, 2008).
Memeriksa penyimpangan strategi
Evaluasi kinerja rutin yang dibahas dalam rapat mingguan
menjadi kunci dalam meminimalkan terjadinya penyimpangan
strategi dalam perusahaan.
Menghalangi rent dissipation
Dalam meminimalkan kehilangan keuntungan (rent
dissipation), perusahaan selalu fleksibel dan dinamis
mengikuti perubahan keinginan dan kebutuhan konsumennya
(Teece et al., 1986).
Cospecialization dalam perusahaan
Penulis menemukan bahwa perusahaan memiliki
kemampuan dalam menggabungkan kemampuan, kapabilitas
dan sumberdaya bersama sama dalam menciptakan nilai yang
lebih efektif melalui pelatihan yang diberikan dan penggunaan
sistem operasional yang terkomputerisasi (Doz and Hamel,
1998).
Knowledge management dalam perusahaan, meliputi:
Pembelajaran dalam perusahaan
Perusahaaan menerapkan pembelajaran dalam lingkungan
dan teknologi baru. R&D beperan dalam meneliti dan
memantau lingkungan dan teknologi baik dari konsumen dan
kompetitor. (Doz dan Shuen, 1990).
Mentransfer pengetahuan dalam perusahaan
Peneliti menemukan bahwa dalam mentransfer pengetahuan
dalam perusahaan, perusahaan mengadakan pelatihan dan
masa percobaan bagi karryawan baru yang akan menjadi
karyawan dalam perusahaannya.
Know-how integration
Perusahaan memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan
dan menggabungkan aset yang dimiliki perusahaan (Kogut
dan Zander, 1992; Grant, 1996). Pelatihan karyawan menjadi
hal penting dalam menggabungkan teknologi dengan aset yang
dimiliki perusahaan sehingga dapat berjalan dengan baik.
Mencapai know-how dan perlindungan kekayaan
intelektual
Penulis menemukan bahwa perusahaan melindungi
kekayaan intelektualnya dengan mendaftarkan hak paten atas
merk dagangnya (Teece et al., 2007).
Temuan Penelitian
Industri kemasan plastik menjadi salah satu industri yang
sangat berkembang saat ini. Dalam mencapai sustainability
competitive advantage, perusahaan memiliki strategi dalam
persaingannya. Peneliti menggunakan kerangka dynamic
capability untuk menganalisis dan meneliti keunggulan
bersaing dari perusahaan kemasan plastik di Jawa Timur.
AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)
Perusahaan telah memiliki kemampuan yang dinamis dalam
kemampuannya mengidentifikasi peluang, ancaman dan
teknologi yang dihadapi perusahaan. Perusahaan
telah
memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya dalam
memahami peluang yang ada di pasar. Hal tersebut dapat
ditunjukan dari kemampuan perusahaan dalam proses R&D
dan pemilihan teknologi, kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan pemasok dan inovasi komplementor,
kemampuan perusahaan mengikuti ilmu pengetahuan dan
teknologi
eksogen
serta
kemampuan
perusahaan
mengidentifikasi target pasar, perubahan kebutuhan pelanggan
dan inovasi pelanggan dalam perusahaan yang sudah dinamis
mengikuti lingkungan yang terus berubah dan persaingan yang
semakin ketat
Perusahaan memiliki kemampuan yang dinamis dalam
kemampuannya menangkap peluang yang ada. Hal tersebut
dapat dilihat dari kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam
mendeskripsikan model bisnis perusahaanya, kemampuan
perusahaan dalam mengelola aset dan kontrol perusahaan,
kemampuan perusahaan dalam mengambil keputusan dan
kemampuan perusahaan dalam membangun loyalitas dan
komitmen dalam perusahaan.
Perusahaan sudah memiliki kemampuan yang dinamis
dalam mengkombinasikan, merekonfigurasi dan perlindungan
aset dalam perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dari
kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan,
Cospecialization (menggabungkan kemampuan, kapabilitas
dan sumber daya) dalam perusahaan, serta kemampuan dalam
memanajemen pengetahuan dalam perusahaan yang sudah
baik dalam merekonfigurasi dan mengkombinasikan aset yang
dimiliki perusahaan untuk menghadapi persaingan.
Dalam mencapai sustainable competitive advantagenya,
perusahaan telah menggunakan Dynamic Capability sebagai
strategi bersaing dalam perusahaan.
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada subjek
penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan dan saran yang
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi kemajuan
kinerja perusahaan.
Pertama, perusahaan telah bergerak dinamis dalam
kemampuannya mengidentifikasi peluang, ancaman dan
teknologi yang dihadapi perusahaan.
Kedua, perusahaan sudah memiliki kapabilitas dinamik
dalam menangkap dan merebut peluang yang ada.
Ketiga, perusahaan sudah memiliki kapabilitas dinamik
dalam mengkombinasikan, merekonfigurasi dan perlindungan
aset dalam perusahaan.
Keempat, perusahaan telah memiliki kapabilitas dinamik
dalam mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan sebagai
strategi bersaing dalam menghadapi persaingan di industri
kemasan plastik.
Hasil penelitian merekomendasikan tiga saran, yaitu: (1)
perusahaan dapat meningkatkan kemampuan dalam
memahami peluang pasar yang dapat ditangkap; (2)
perusahaan dapat meningkatkan kemampuan dalam
menggabungkan teknologi dan kemampuan meningkatkan
inovasi produk dan proses dalam perusahaan; (3) perusahaan
dapat meminimalkan imitasi demi meningkatkan nilai tambah
produk bagi konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Afuah, A. (2009). Strategic Innovation: New Game Strategies
for Competitive Advantage. UK: Routledge.
Bank Indonesia. (2012). Laporan Perekonomian Indonesia
2012. Retrieved September 21, 2013 from
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/EA0E9CE7-48EE4C1B-A326
Bollingtoft, A. (Eds.). (2009). New Approaches to
Organization Design: Theory and Practice of
Adaptive Enterprises. New York:Springer.
Cavusgil, S. T., & Knight, G. (2009). Born global firms: A
new international enterprise. New York: Business
Expert Press.
Ceccagnoli, M., & Rothaermel, F. T. (2008). Appropriating
the returns from innovation. Advances in the Study of
Entrepreneurship, Innovation & Economic Growth,
18, 11-34.
Chang, H. J., Hou, J. J., & Lin, S. J. (Apr 2013). A Multi-cases
Comparative Approach on Forming Elements of
Dynamic Capability. The International Journal of
Organizational Innovation, p52.
Chesbrough, H., & Rosenbloom, R. S. (2002). The role of the
business model in capturing value from innovation:
evidence from Xerox Corporation's technology
spin‐off companies. Industrial and corporate change,
11(3), 529-555.
Dagnino, G. B. (Eds). (2012). Handbook of Research on
Competitive Strategy. UK: Edward Elgar Publishing
Limited.
Dar, I. R., Yusoff, R. B., & Azam, K. (2011). Managing
Human Capital for Sustainable Competitive
Advantage: A Case of Ufone GSM Pakistan.
Interdisciplinary Journal of Contemporary Research
in Business, 2(11), 498-510.
David, F. R. (2011). Strategic Management:Concepts and
Cases (13th ed.). New Jersey: Pearson Education,
Inc.
Den Hertog, P., Van der Aa, W., & de Jong, M. W. (2010).
Capabilities for managing service innovation:
towards a conceptual framework. Journal of Service
Management, 21(4), 490-514.
Dess, G. G., Lumpkin, G. T., & Eisner, A. B. (2005). Strategic
management: Creating competitive advantages.
McGraw-Hill/Irwin.
Erbs, D. M. (2010). Stuff for Money: The New Initiative that
Could. CPA Prac. Mgmt. F., 6, 14 .
Fayolle, A., & Kyro, P. (Eds). 2008. The Dynamics Between
Entrepreneurship, Environment and Education. UK:
Edward Elgar Publishing Limited.
Helfat, C. E., & Peteraf, M. A. (2003). The dynamic
resource‐based view: capability lifecycles. Strategic
management journal, 24(10), 997-1010.
Holmstrom, J., & Boudreau, M. C. (2006). Communicating
and coordinating: Occasions for information
technology in loosely coupled organizations.
AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)
Information Resources Management Journal (IRMJ),
19(4), 23-38.
Jain, A. (2007). Towards A Systemic View Of Organizational
Dynamic IT Capability: An Empirical Assessment
Kementerian Perindutrian Republik Indonesia. (2013).
Directori Perusahaan Industi Kemasan dari Plastik
di Jawa Timur. Retrieved September 21, 2013 from
http://kemenperin.go.id/direktoriperusahaan?what=isolasi&prov=35
Kementerian Perindutrian Republik Indonesia. (2013). Kinerja
Industri Indonesia Tahun 2010. Retrieved September
21, 2013 from http://kemenperin.go.id/statistik
Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2013).
Prospek Perekonomian Indonesia Tahun 2013.
Retrieved
September
23,
2013
from
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_cont
ent&task=view&id=6765&Itemid=29
Komisi Pengawas Persaingan Usaha. (2011). Pertumbuhan
Ekonomi dan Kebjikan Persaingan. Retrieved
September
21,
2013
from
http://www.kppu.go.id/id/2011/08/pertumbuhanekonomi-dan-kebijakan-persaingan/
Maijanen-Kyläheiko, P., Jantunen, A., & Hujala, M. (2012).
Dominant Logic and Dynamic Capabilities as
Determinants of Strategic Renewal - Case of Public
Broadcasting. ISPIM Conference Proceedings, p1.
Masterindo
Indonesia
(2011).
Retrieved
from
http://masterindoindonesia.com.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi
revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Packaging Industry Outlook in Indonesia: Market Size, Key
Trends, Drivers, and Challenges to 2016 (2011).
Rauf, S. (2013, June 24). Sejatinya Pertumbuhan Harus juga
Didukung oleh Persaingan Usaha yang Sehat. Detik
Finance.
Reepmeyer, G. (2006). Risk-sharing in the pharmaceutical
industry: the case of out-licensing. Germany:
Springer.
Ridder, A. K. (2011). Sensing and seizing open innovation: A
capability-based approach. Ann-Kristin Ridder, 20,
22.
Sekaran, Uma. (2007). Metodologi Penelitian untuk Bisnis
(4th ed., Vol. 2). (Kwan Men Yon, Trans.). Jakarta:
Salemba Empat.
Shalhoub, Z. K., & Al Qasimi, S. L. (2007). The diffusion of ecommerce in developing economies: a resourcebased approach. UK:Edward Elgar Publishing
Limited.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV.
Alfabeta
Survey of Future Packaging Trends .A Study by Packaging
World magazine and DuPont Packaging & Industrial
Polymers (n,d). Retrieved September 21, 2013 from
http://www2.dupont.com/Packaging_Resins/en_US/a
ssets/downloads/Survey_of_Future_Packaging_Tren
ds.pdf.
Teece, D. J., Pisano, G., & Shuen, A. (1997). Dynamic
capabilities and strategic management. Strategic
management journal, 18(7), 509-533.
Teece, D. J. (2007). Explicating dynamic capabilities: the
nature and microfoundations of (sustainable)
enterprise performance. Strategic management
journal, 28(13), 1319-1350.
Vinayan, G., Jayashree, S., & Marthandan, G. (2012). Critical
Success Factors of Sustainable Competitive
Advantage: A Study in Malaysian Manufacturing
Industries. International Journal of Business and
Management, 7(22), p29.
Wu, I. L., & Hu, Y. P. (2012). Examining Knowledge
Management Enabled Performance for Hospital
Professionals: A Dynamic Capability View and the
Mediating Role of Process Capability. Journal of the
Association for Information Systems, 13(12), 3.
Download